YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
  • Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 1

    mei - juni 2015

    PMMCNewsM e d i a k o M u N i k a s i P e N j u a l & P e M b e l i f a r M a s i

    www.pmmc.or.id

    mei - juni 2015

    bersambung halaman 2

    Tanggal 24 April 2015 lalu, suasana kantor PT Dian Cipta Perkasa tampak beda. Sejumlah karangan bunga ucapan selamat menghiasi pelataran kantor yang berloksi di Puri Sentra Niaga, Blok B No. 25, JL. Wiraloka, Cipinang Melayu, Kalimalang, Jakarta Timur. Tata ruang kantor yang semula biasa saja, kini tampak lebih keren dan elegan.

    Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, impor dan distribusi bahan baku untuk makanan, pakan

    ternak, farmasi, dan kimia ini memang tengah merayakan hari jadinya yang ke 24. Hari jadi ini juga menjadi momen penting dalam sejarah PT Dian Cipta Perkasa.

    Pendiri sekaligus President Director PT Dian Cipta Perkasa, Rudy Ismanto, memberikan tongkat kepemimpinan jajaran direksi perusahaan ini kepada generasi penerusnya, yakni Cynthia Dian Ayuningtyas dan Pascal Sormin. Keduanya kini memegang peranan penting

    24 Tahun PT Dian CiPTa Perkasa

    MoMenTuM alih kePeMiMPinan Bisnis

    Dasar pertama yang dikenalkan adalah bidang penjualan dan administrasi. Dua bidang ini, menurutnya, merupakan dua bidang ujung tombak dalam

    bisnis. Dalam tataran lebih tinggi, penjualan adalah penguasaan pasar. sedangkan administrasi adalah manajemen perusahaan.

    TaJuk uTaMa

  • 2 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

    mei - juni 2015

    di perusahaan ini.Menurut Rudy, ada dua alasan pentingnya regenerasi

    dalam bisnisnya. Pertama, bisnis butuh kesinambungan. Sebagai pendiri, dia tidak ingin bisnisnya hanya bertahan satu generasi saja. Alasan kedua, bisnis yang dia jalani selama 24 tahun tersebut, ke depan masih memiliki prospek yang menjanjikan. Karena itu, sejak empat tahun lalu saya mengajak anak-anak saya untuk mencintai bisnis ini, ujarnya.

    Rudy bilang, saat awal melibatkan anak-anaknya dia tidak memberikan perlakuan khusus. Dia justru memberikan ruang agar anak bisa menguasai dasar bisnis secara langsung dari posisi paling bawah, yakni staf.

    Dasar pertama yang dikenalkan adalah bidang

    penjualan dan administrasi. Dua bidang ini, menurutnya, merupakan dua bidang ujung tombak dalam bisnis. Dalam tataran lebih tinggi, penjualan adalah penguasaan pasar. Sedangkan administrasi adalah manajemen perusahaan.

    Kepada PMMC News, Pascal menuturkan, di awal-awal bergabung dengan bisnis orang tua istrinya itu, dia menempatkan diri setara dengan karyawan lainnya. Dengan demikian, tak ada kecanggungan hubungan kerja antara dirinya dan karyawan lainnya.

    Secara bertahap, Pascal mempelajari semua divisi yang ada di perusahaan milik mertuanya itu. Mulai dari divisi legal, penjualan, divisi sumber daya manusia, sampai bagian gudang. Karena memiliki latar belakang hukum, ia memilih bidang kontrol peraturan perusahaan dan legalitas perusahaan. Saya belajar betul di setiap divisi ini. Hasilnya, saya sudah mulai menguasai seluk beluk setiap divisi, ujarnya.

    Dari nol Perjalanan bisnis PT Dian Cipta Perkasa bisa menjadi

    inspirasi bagi pebisnis lainnya di bidang apapun. Rudy mengaku, mendirikan bisnis ini berangkat dari modal hanya Rp 20 juta pada tahun 1991.

    Meski dengan kesederhaan, bersama tim, Rudy secara perlahan membangun kepercayaan kepada para konsumen dan mitra bisnisnya. Meski sudah berpengalaman bekerja di perusahaan sejenis dan jaringan pasar di tangannya, toh Rudy tetap melakukan pola marketing sistem acak pasar.

    Rupanya, pria berpembawaan tenang ini ingin membangun pasar yang lebih solid dari nol. Hasilnya, seiring perjalanan waktu, bisnis PT Dian Cipta Perkasa kian berkembang. Jaringan pasar lokal mulai dalam genggamannya. Dan yang lebih penting, hubungan dengan para produsen bahan baku dari luar negeri, khususnya China, kian kuat terjalin. Bisnisnya pun kian tangguh.

    Kini, PT Dian Cipta Perkasa menjadi salah satu perusahaan terkemuka dan dicari perusahaan kimia dalam pemasaran dan distribusi bahan makanan, aditif pakan, bahan baku farmasi, dan bahan kimia untuk berbagai industri manufaktur di Indonesia. Perusahan ini memiliki kemampuan lebih untuk menawarkan kepada pelanggan dalam konsep "One-Stop-Shop, Just in time deliveries", solusi untuk bahan kimia atau kebutuhan bahan baku. (A.Kholis)

    lanjutan halaman 1

  • Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 3

    mei - juni 2015

    Sehubungan dengan adanya kejadian tidak diinginkan yang serius pada penggunaan obat injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy (Bupivacaine HCl) produksi Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. di Siloam Hospital Lippo Village Karawaci, berikut ini penjelasan dari Badan POM terkait kasus tersebut:1. Bahwa Sabtu 14 Februari 2015, Badan

    POM menerima informasi dari Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan mengenai kejadian tidak diinginkan yang serius dan mengakibatkan meninggalnya pasien setelah penggunaan obat injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy (Bupivacaine HCl) produksi Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. di Siloam Hospital Lippo

    Village Karawaci;2. Bahwa guna melindungi kesehatan dan

    keselamatan masyarakat dari potensi risiko yang membahayakan, atas informasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1, Badan POM telah melakukan langkah-langkah regulatory actionssesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan, sebagai berikut:14 Februari 2015, Badan POM

    membentuk Tim Inspeksi Investigasi yang telah melakukan inspeksi pada sarana pelayanan kesehatan tempat terjadinya kejadian yang tidak diinginkan tersebut, yaitu Siloam Hospital Lippo Village Karawaci;

    15 dan 16 Februari 2015, Badan POM

    telah melakukan pemeriksaan terkait pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) terhadap produsen injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy, yaitu Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. dan jalur distribusinya, yaitu Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk. serta melakukan monitoring farmakovigilans ke Siloam Hospital Lippo Village Karawaci;

    3. Bahwa berdasarkan hasil inspeksi dan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam angka 2, dan dalam rangka kehati-hatian, Badan POM pada 16 Februari 2015 telah mengirimkan laporan, surat

    PenJelasan BaDan PoM TenTanG keJaDian TiDak DiinGinkan

    YanG serius TerkaiT inJeksi BuVanesT sPinal

    sum

    ber:

    htt

    p://

    ww

    w.p

    om.g

    o.id

    bersambung halaman 4

    mei - juni 2015

  • 4 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

    mei - juni 2015

    peringatan (safety alert letter), dan/atau surat perintah kepada:

    a. Menteri Kesehatan Republik Indonesia berupa laporan tindakan regulatory Badan POM terkait injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy produk Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk dan injeksi Asam Traneksamat produk Industri Farmasi PT Hexpharm Jaya Laboratories;

    b. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) untuk tidak menggunakan injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy produksi Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. sampai investigasi dan pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan POM selesai dilakukan;

    c. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan dan PB. Ikatan Dokter Indonesia (PB. IDI), untuk tidak menggunakan injeksi Asam Traneksamat, kemasan Dus 10 ampul @ 5 ml, nomor bets 629668 dan 630025 dari Industri Farmasi PT Hexpharm Jaya Laboratories yang diproduksi oleh PT Kalbe Farma, Tbk., sampai investigasi dan pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan POM selesai dilakukan;

    d. Pimpinan/Apoteker Penanggung Jawab Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. untuk melakukan penghentian distribusi dan melakukan penarikan kembali injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy seluruh bets serta melaporkan hasilnya kepada Badan POM;

    e. Pimpinan/Apoteker Penanggung Jawab Industri Farmasi PT Hexpharm Jaya Laboratories untuk melakukan penghentian distribusi dan melakukan penarikan kembali injeksi Asam Traneksamat, kemasan Dus 10 ampul @ 5 ml, Nomor bets 629668 dan 630025 serta melaporkan hasilnya kepada Badan POM; dan

    f. Kepala Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia untuk melakukan verifikasi dan monitoring pelaksanaan penarikan injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy produksi Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk dan injeksi Asam Traneksamat produk Industri Farmasi PT Hexpharm Jaya Laboratories, kemasan Dus 10 ampul @ 5 ml, Nomor bets

    629668 dan 630025.4. Bahwa pada 17 Februari 2015,

    berdasarkan hasil investigasi sebagaimana dimaksud dalam angka 2, Badan POM telah menetapkan sanksi administratif sebagai berikut:

    a. Menerbitkan surat Perintah Penghentian Sementara Kegiatan Fasilitas Produksi larutan injeksi Volume kecil nonbetalaktam industri Farmasi PT kalbe Farma, Tbk. hal ini berarti dilakukan penyegelan terhadap ruangan, peralatan di line 6 serta seluruh produk injeksi yang masih ada di pabrik. Selain itu, PT Kalbe Farma, Tbk., diwajibkan untuk:- Melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap dugaan terjadinya mix-up produk Buvanest Spinal 0,5% Heavy Injeksi dan Asam Traneksamat Injeksi yang kemungkinan terjadi pada kegiatan pembuatan obat untuk mendapatkan akar masalah dan menetapkan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan; dan- Membuat kajian dan manajemen risiko;

    b. Menerbitkan Surat Keputusan Kepala Badan POM tentang pembekuan izin edar Injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy produksi Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. Hal tersebut karena melanggar:

    - Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, khususnya ketentuan Pasal 3 Ayat 1 yang menyatakan bahwa Industri Farmasi dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan pembuatan obat dan/ atau bahan obat wajib menerapkan Pedoman CPOB.

    - Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.04.1.33.12.11.09938 Tahun 2011 tentang Kriteria dan Tata Cara Penarikan Obat yang Tidak Memenuhi Standar dan/atau Persyaratan, khususnya ketentuan Pasal 8 yang menyatakan bahwa "Penarikan obat yang tidak memenuh standar dan/atau persyaratan harus dilaporkan pelaksanaannya kepada Kepala Badan".

    5. Bahwa industri farmasi PT Kalbe Farma, Tbk., melalui surat nomor 010/QO/KF/II/2015 tanggal 25 Februari 2015 perihal

    Tanggapan terhadap Surat Penghentian Sementara Kegiatan Fasilitas Produksi Larutan Injeksi Volume Kecil Nonbetalaktam, telah menyampaikan hasil investigasi terhadap dugaan terjadinya mix-up produk Buvanest Spinal 0,5% Heavy Injeksi dan Asam Traneksamat Injeksi yang kemungkinan terjadi pada kegiatan pembuatan obat serta menyampaikan hasil kajian dan manajemen risiko;

    6. Bahwa Badan POM telah melakukan evaluasi atas hasil investigasi terhadap dugaan terjadinya mix-up produk Buvanest Spinal 0,5% Heavy Injeksi dan Asam Traneksamat Injeksi serta hasil kajian dan manajemen risiko PT Kalbe Farma, Tbk., sebagaimana dimaksud pada angka 5, dengan kesimpulan bahwa hasil investigasi internal dan kajian manajemen risiko tersebut belum menggambarkan akar masalah terjadinya dugaan mix-up produk Injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy, sehingga PT Kalbe Farma tidak dapat memberikan Corrective Action and Preventive Action (CAPA) yang tepat;

    7. Bahwa berdasarkan hal sebagaimana dimaksud dalam angka 6, pada tanggal 2 Maret 2015 Badan POM telah memberikan sanksi administratif dengan menerbitkan Surat Keputusan Kepala Badan POM tentang pembatalan izin edar Injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy produksi Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. dan diinstruksikan untuk memusnahkan semua persediaan obat yang ada dalam penguasaan dan hasil penarikan dengan disaksikan oleh Petugas Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia dengan membuat Berita Acara Pemusnahan, dengan catatan obat tersebut sudah tidak digunakan lagi sebagai barang bukti yang terkait dengan masalah hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun 2011 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 3 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 540) khususnya Pasal 57 ayat (2) huruf d

    lanj

    utan

    hal

    aman

    3

  • Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 5

    mei - juni 2015

    Dinamika kehidupan suatu organisasi juga akan terasa lebih bermakna ketika organisasi tersebut turut berperan serta menabur kebaikan dengan memberi bagi yang memerlukan. PMMC bukan hanya organisasi yang didirikan untuk kepentingan bisnis semata namun juga untuk memiliki peran sosial dalam membangun masyarakat dan berbagi untuk masyarakat yang tidak mampu.

    Pada kesempatan yang baik kali ini PMMC berbagi dengan anak-anak yang kurang beruntung yang berada di Panti Asuhan St. Yusup, Cipanas. Panti asuhan yang sudah berdiri sejak 68 tahun yang lalu tepatnya tanggal 30 Desember 1947 ini menampung 190 anak dari berbagai suku dan agama, dari usia TK, SD, SMP dan SMK. Mereka datang dari berbagai daerah di pelosok Indonesia : Bogor, pinggiran Cianjur, Sukabumi,

    Rangkasbitung, Serang, Tangerang, Jakarta, Jawa Tengah, bahkan dari Atambua, Flores, Manado dan Papua.

    Diperhadapkan dengan segala keterbatasan, situasi kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tuntutan lembaga pendidikan yang ada, para staff panti yang dipimpin oleh RP. Stanislaus Agus Suhariyanta, OFM selaku Direktur Panti Asuhan St. Yusup, berusaha sekuat tenaga untuk mencukupi kebutuhan sosial, kasih sayang, pendidikan dan kesehatan anak-anak asuh mereka. Hal inilah yang semakin menggerakan PMMC yang diwakili oleh Kendrariadi Suhanda selaku Ketua Umum, untuk memberikan sedikit bantuan donasi berupa suplemen dan multivitamin yang diharapkan akan dapat membantu menjaga kesehatan semua anak asuh yang ada di Panti Asuhan St. Yusup.

    Tentunya aksi sosial semacam ini

    akan terus dilakukan oleh PMMC dimanapun dan kapanpun tanpa memandang denominasi. Selama masih diberikan kesempatan untuk menabur kebaikan, PMMC dengan kemampuan yang ada akan berusaha menjadi jawaban bagi mereka yang membutuhkan.

    We make a living by what we get. We make a life by what we give. Sir Winston Leonard Spencer-Churchill, Kalimat mutiara yang pernah

    disampaikan oleh mantan Perdana Menteri inggris legendaris di era tahun 1940-an ini sangatlah benar adanya. kehidupan seseorang akan

    lebih bermakna pada saat kita berbagi dengan orang lain.

    MenaBur kasih, PanTi asuhan sT. YusuP,

    SinDangLaya-CiPanaS

  • 6 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

    mei - juni 2015

    keluhan,inDusTri FarMasi

    TerhaDaP nilai ruPiah

    Akibat dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar, biaya produksi membengkak. Dari 90-95 persen bahan baku obat masih diimpor dari sejumlah negara seperti Cina, India, Jepang dan beberapa negara di Eropa.

    Sejak awal bulan ini nilai tukar rupiah terus melemah, bahkan sempat menembus level Rp 13 ribu per dolar AS. Minggu ini, rupiah tercatat berada di level Rp 12.944 atau melemah 24 basis poin dari perdagangan kemarin. Pelaku industri farmasi berharap rupiah bisa kembali ke level Rp 12 ribu.

    Kendati demikian, pelemahan rupiah ini dapat diantisipasi dengan mencari produsen bahan baku farmasi ke negara-negara lain yang harganya lebih murah.

    Pembelian bahan baku dari India, China dan beberapa negara di Asia merupakan target industri farmasi .

    Dari dalam negeri belum mampu untuk memproduksi bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industri farmasi.

    Untuk mengatasi pelemahan rupiah yang dilakukan pelaku industri farmasi adalah dengan menerapkan sistem natural hedging. Salah satu industri farmasi terbesar di Indonesia menyiapkan cadangan dana valas sebesar 40 sampai 50 juta dolar yang cukup untuk digunakan membeli bahan baku, produksi untuk tiga sampai empat bulan kedepan. Untuk memenuhi kebutuhan impor bahan baku, perusahaan harus menyiapkan dana lebih dari US$ 200 juta.

    Turunnya rupiah, memukul industri farmasi dari sisi biaya produksi, tetapi kondisi ini juga di sisi lain masih menguntungkan untuk industri farmasi, kalau perusahaan farmasi berorientasi ekspor, tutur bapak Vidjontius Direktur PT. Kalbe Farma dalam wawancara dengan wartawan.

    PT. Kalbe Farma Tbk, kapasitas ekspor baru mencapai 5 persen dari total penjualan per tahun, tapi pertumbuhannya cukup tinggi. Kalbe memiliki sejumlah negara tujuan ekspor yang tersebar di wilayah Afrika bagian barat dan selatan serta Asia Tenggara.

    Nilai ekspor ke Afrika pertumbuhan penjualannya bisa lima belas sampai dua puluh persen per tahun. Sedangkan, untuk Asia Tenggara pertumbuhan penjualannya lebih besar yakni 20 sampai 25 persen. (tph/dbs)

    Pelemahan nilai rupiah membuat biaya produksi membengkak dan semua industri farmasi mengeluhkan

    hal tersebut.

    mei - juni 2015

  • Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 7

    mei - juni 2015

    ProDuk FarMasi TaK KhaWaTir

    TerGeser herBal

    Tak ada yang menyangkal, bahwa Indonesia merupakan lumbung herbal sejak dulu. Ragam tanaman obat tersedia di negeri yang dilintasi garis Katulistiwa ini. Pemanfaatannya pun sudah teruji sejak zaman nenek moyang kita.

    Namun sayangnya, pamor obat herbal kerap mengalami pasang surut. Di tengah gencarnya iklan produk-produk obat berbahan kimia, pamor obat herbal terus meredup. Konsumsinya pun hanya dilakukan secara sukarela dan ala kadarnya bagi yang mau.

    Kini, Pemerintah berencana mengangkat kembali derajat obat-obatan herbal. Melalui Kementerian Kesehatan, herbal akan diresmikan dalam resep dokter di rumah sakit-rumah sakit. Obat herbal akan menjadi pilihan bebas bagi pasien di setiap rumah sakit.

    Kebijakan ini tentu saja menjadi angin segar bagi para pelaku bisnis farmasi yang menjual produk herbal. Rudy Ismanto, misalnya, direktur PT Dian Cipta Perkasa ini mengaku gembira dengan rencana Pemerintah tersebut.

    Menurutnya, dengan diresepkannya obat herbal, pertanda Pemerintah memiliki keinginan untuk mengembangkan sektor yang selama ini terabaikan.

    Padahal, herbal di Indonesia masih sangat murah dan peluangnya sungguh sangat menakjubkan, ujar Rudy.

    Melimpahnya ragam tanaman herbal di Indonesia, menurut Rudy, sangat memungkinkan industri farmasi dalam negeri memproduksi ekstrak herbal dalam jumlah besar. Hanya saja, yang menjadi persoalan adalah teknologi dan infrastrukutur hingga saat ini belum

    menunjang. Teknologi ekstrak herbal masih harus bergantung dari asing.

    Teknologi untuk mengolah bahan dasar herbal agar menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah berupa ekstrak, hingga kini masih jauh dari harapan.

    Jadi, tanaman yang sudah dipanen harus diolah agar menjadi ekstrak. Teknologi ini yang di Indonesia masih minim, ujarnya.

    Akibatnya, banyak perusahaan bahan baku herbal masih mengandalkan impor dari asing untuk memenuhi pasar dalam negeri. Rudy mengaku, untuk memenuhi pasar lokal yang sangat besar, hingga saat ini perusahaannya masih mengimpor ekstrak herbal dari India dan China.

    Sekalipun demikian, Rudy tetap optimistis, dengan adanya kebijakan meresepkan herbal, ke depan kebutuhan teknologi pengolahan herbal akan dipikirkan oleh Pemerintah. Meski butuh waktu lama, ia yakin hal ini akan makin meningkatkan pamor herbal di masa mendatang.

    Tak Khawatir Rencana meresepkan obat herbal di

    rumah sakit-rumah sakit ternyata tak mengusik para pelaku bisnis industri farmsi yang berbahan baku kimia. Mereka mengaku tak khawatir porsi pasaranya akan terganggu.

    Saya yakin, tidak ada kekhawatiran akan tergusur secara pasar. Justru kami saling mendukung, ujar Adhi Nugroho, Deputy Director Business Development PT Mersifarma Tirmaku Mercusana, kepada varia.id, di Sukabumi, Jawa Barat, 27 Maret 2015.

    Adhi berpendapat, suplemen herbal

    hanyalah bersifat prefentif, bukan untuk menyembuhkan secara cepat. Secara fungsi, tidak sama antara obat berbahan baku kimia dengan herbal.

    PT Mersifarma Tirmaku Mercusana merupakan produsen obat-obat modern berbahan baku kimia. Perusahan farmasi ini memiliki 69 item produk dengan berbagai merek. Namun, menurut Adhi, seluruhnya merupakan obat resep dokter.

    Selain itu, perusahaan ini juga memproduksi obat generik. Dalam setahun kapasitas produksinya mencapai Rp4,2 miliar untuk produk tablet. Karena ini merupakan obat resep dokter, maka semuanya terserap di pasar.

    Untuk kebutuhan bahan baku, menurut Adhi, PT Mersifarma Tirmaku Mercusana masih mengandalkan impor. Hanya sebagian kecil saja yang menggunakan bahan baku lokal.

    Bahan baku lokal itu kami gunakan sorbitol. Bahan baku lokal ini terbuat dari singkong yang sudah diolah sedemikian rupa, ujar dia. (A.Kholis)

    Pemerintah segera meresepkan obat-obatan herbal di rumah sakit. Pamor herbal akan naik lagi seiring dengan kebijakan ini. Di sisi lain, industri farmasi

    berbahan baku kimia tidak merasa terusik pasarnya.

  • 8 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

    mei - juni 2015

    The quality compliance adalah tantangan untuk industri farmasi di seluruh dunia, perlu ditinjau terus menerus dan perbaikan mempertimbangkan tujuan penggunaan produk obat, yang menyelamatkan hidup, memulihkan kesehatan dan menjaga kesehatan serta meningkatkan kualitas hidup.

    Industri farmasi harus mematuhi

    peraturan dan prosedur yang buruk tidak dapat ditoleransi, sehingga tidak menempatkan pasien pada risiko dan bahkan fatal karena tidak memperhatikan keselamatan, kualitas atau efektivitas.

    Hal ini akan membutuhkan komitmen penuh dari manajemen teratas mengenai kepatuhan terhadap GMP dan regulasi, meninjau semua sistem dan pengukuran kepatuhan.

    Namun kepatuhan dan semua upaya untuk mencapai sub-sequence, selalu dianggap sebagai biaya operasi yang tinggi, terutama dalam era persaingan yang ketat dalam dekade ini. Oleh

    isPe inDonesia aFFiliaTe annual ConFerenCe 2015

    "Managing Compliance Through Effective And Efficient Operation

  • Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 9

    mei - juni 2015

    karena itu manajemen juga harus mampu untuk meninjau struktur biaya mereka dan melaksanakan prosedur yang efektif dan efisien tanpa mengorbankan kualitas, dan memahami bahwa sebenarnya upaya kepatuhan adalah pengurangan biaya kualitas.

    Beberapa cara untuk mencapai tujuan ini antara lain, dengan menerapkan konsep LEAN dengan proses yang handal & kuat dan meningkatkan produktivitas di seluruh perusahaan.

    acaraISPE Conference yang diadakan di hotel

    Holiday Iin, Kemayoran, 19 - 20 Mei 2015. Acara konferensi ini memberikan informasi untuk peserta dengan pengetahuan tentang langkah-langkah kepatuhan, review dan rencana perbaikan produktivitas dalam operasi serta pentingnya Tinjauan Manajemen. Konferensi ISPE 2015 ini mengusung tema "Managing Compliance Through Effective And Efficient Operation . Peserta yang mengikuti acara ini diikuti sekitar 250 peserta dan 30 perusahaan yang ikut berpartisipasi.

    Acara dibuka oleh Kementerian Kesehatan yang diwakili oleh ibu Dirjen Binfar Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D.,sekaligus memberikan presentasi mengenai "Improvement of Accessibility of Quality Medicine for Universal Health Coverage". Kepala BPOM RI diwakili oleh ibu Dra. Togi J. Hutadjulu MHA, memberikan presentasi dengan tema "Regulatory Control Perspective on Pharmaceutical Industry Compliance". Pembicara dari IMS Health Indonesia, mr. Wiwy Sasongko, membawakan tema "Current Indonesian Pharmaceutical Market Landscape". Mr. Shigehiro Tahara, Director of CM Plus Corporation, Japan, membawakan tema presentasi seputar "Lean Qualification".

    Dan acara terpenting di konferensi ISPE 2015 "Election of ISPE Indonesia Affiliate President" dan ibu Heny Prasetya terpilih kembali sebagai Ketua Umum ISPE Indonesia.

    isPe Conference 2015 Program1. Opening Ceremony & Keynote by Head of

    National Agency of Drug and Food Control of Republic of Indonesia, Tuesday, 19th May 2015

    2. Conference, Tuesday & Wednesday, 19th & 20th May 2015

    3. Exhibition, Tuesday & Wednesday, 19th 20th May 2015

    4. Election of ISPE Indonesia Affiliate President, Tuesday, 19th May 2015

  • 10 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

    mei - juni 2015

    isPe inDonesia aFFiliaTe annual ConFerenCe 201519 - 20 Mei 2015

  • Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 11

    mei - juni 2015

  • 12 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

    mei - juni 2015

    "Bhakti Sosial"Panti asuhan St. yusup

    Cipanas24 April 2015

    "HUT ke 24"PT. Dian Cipta Perkasa24 April 2015

  • Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 13

    mei - juni 2015

    "openingceremony"CPHI SEA 20158 - 10 April 2015

  • 14 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

    mei - juni 2015

    keBerhasilanCPhi sea 2015

    Di inDonesia

    Pada acara CPhl SEA 2015 Christopher Eve, selaku President Director PT UBM Pameran Niaga Indonesia mengatakan kami bangga dapat kembali mempersembahkan sebuah platform untuk badan pemerintah, asosiasi perdagangan, dan lembaga regulator dalam mendapatkan update mengenai pasar bahan baku farmasi,mensosialisasikan kebijakan baru, program mendatang untuk industri dan terhubung langsung dengan industry untuk memahami peluang nyata dan tantangan yang mereka hadapi di MEA.

    Event CPhl SEA 2015 tercatat lebih dari 260 peserta dari 25 negara di dunia serta 5 paviliun Negara dan grup termasuk Negara baru seperti Bahrain, Brazil, Kolombia, Lituania dan Yordania yang menampilkan produk bahan baku farmasi unggulan serta mesin-mesin, perlengkapan dan produk produk kemasan, pameran yang akan digelar tiga hari ini diharapkan akan mempertemukan para pengambil keputusan dari

    perusahaan menufaktur dan professional dibidang R&D dengan para supplier internasional dalam industri bahan baku, layanan, dan solusi outsourcing

    Selain bahan baku farmasi, CPhl SEA 2015 juaga menghadirkan pameran P-MEC dan InnoPack, P-MEC menghadirkan peralatan farmasi terbaik dari eropa, India dan China yang menyajikan teknologi terbaru dalam produk mesin farmasi dan proses manufaktur bahan baku farmasi guna meningkatkan control kualitas, keamanan dan efesiensi produksi, sedangkan InnoPack membawa penyedia solusi kemasan global dan inovasi terbaru mengenai pengemasan dan system pengiriman obat-obatan, labeling, serta track & trace pada masyarakat farmasi ASEAN dengan menawarkan pengembangan bisnis, networking, promosi brand, dan edukasi.

    Highlight lainnya dari CPhl SEA 2015 kali ini adalah CPhl Supplier Finder Desk dan peluncuran perdana Indonesia

    Pharmaceuticals 2015 Reports. Supplier Finder Desk memudahkan buyers menemukan produk dan layanan, sedangkan Indonesia Pharmaeuticals 2015 Reports adalah kolaborasi CPhl dan global Business Report untuk menerbitkan analisa, fakta, dan data komprehensif mengenai industry farmasi di Indonesia sehingga dapat memberikan perspektif mendalam mengenai isu dan tantangan dalam menghadapi sektor farmasi Indonesia dan pasar global.

    Harapan dengan adanya Indonesia Pharmaceuticals 2015 Reports, P-MEC, dan InnoPack di CPhl SEA 2015 dapat melengkapi semua kebutuhan industri farmasi dan menarik perhatian sekitar 6500 pengunjung, membawa semua rantai pasokan farmasi dalam satu atap pameran dan menjadikannya acara ini pemeran yang koperhensif untuk solusi pharma ASEAN dan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas industry farmasi Indonesia sehingga akan lebih siap menghadapi MEA tutup Christopher Eve

    mei - juni 2015

  • Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 15

    mei - juni 2015

    PT. MerinDo MakMurPerkantoran kencana niaga

    Jl. Taman aries Blok D1 - 2k & l, kembangan Jakarta 11620 indonesiaT +62 21 5858581 (hunting), 58906030, F +62 21 585 8570

    IS THE ONLY COMPANY IN THE BUSINESSTHAT OFFERS A FULL RANGE OF PRODUCTS, SERVICES

    AND TOTAL SOLUTIONS FOR PharMaCeuTiCal sToraGe sTaBiliTY TesTinG.

    NAGANO SCIENCE

    PT avesta Continental PackJl. Raya Bekasi, Km. 28,5PO. Box 152, Bekasi 17133Tel. (62-21) 884 1088Fax. (62-21) 884 1545, 889 3625

    Supplier of Raw Materials of Chemicals, Pharmaceutical,

    Food Additives and Feed Additives

    Puri sentra niaga, Blok B no. 25JL. Wiraloka, Cipinang Melayu,

    Kalimalang, Jakarta 13620Ph. +62 21 8660 7760 / 62

    F. +62 21 8660 7761

  • 16 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

    mei - juni 2015

    delivering the goodssupplying market ideas