YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Dynamic Routing - 2 Router

Nama : Pratiwi Putriyan

Dynamic Routing

(Topologi 1 dan 2)

Pembimbing : Antoni Budiman, SPd

Rudi Haryadi, ST

Kelas : XII TKJ A M. Pelajaran : Diagnosa WAN

No. Absen : 20 No. Experimen :

Senin, 14 Januari 2013 Nilai & Paraf :

I. Tujuan

- Siswa dapat memahami konsep dynamic routing pada router

- Siswa dapat memahami konfigurasi RIP beserta OSPF

- Siswa dapat melakukan konfigurasi dynamic routing pada router Mikrotik

II. Pendahuluan

Routing adalah proses dimana suatu router memforward paket ke jaringan yang dituju.

Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router

menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar

router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing

dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis,

seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju

secara manual Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara dinamis dapat

diberikan ke router yang lain.

Jenis-jenis routing berdasarkan cara pengisian tabel routingnya :

- Static Routing

Static routing adalah proses penambahan entry routing pada tabel routing yang

dilakukan secara manual dilakukan oleh seorang network administrator

Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:

1. Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router

2. Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing

3. Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data

- Dynamic Routing

Dynamic Routing merupakan metoda untuk pemberian entry routing secara otomatis

(dynamic) yang dilakukan oleh protokol routing.

IP routing protocol

Ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah dinamik routing yang

sering digunakan:

Page 2: Dynamic Routing - 2 Router

- Routing Information Protocol (RIP)

RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk

mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi

perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus

mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered

update)

Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup

dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan

Kekurangan dari RIP yaitu Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi

tentang subnet setiap route. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet

Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing

ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan

tempatnya berada

- Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)

Kelebihan: support = 255 hop count

Kekurangan: Jumlah Host terbatas

- Open Shortest Path First (OSPF)

Kelebihan. Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa

metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi

jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk

konvergen lebih cepat

Kekurangan. Membutuhkan basis data yang besar. Lebih rumit

- Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)

Kelebihan. melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.

Memerlukan lebih sedikit memori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance

Kekurangan. Hanya untuk Router Cisco

- Exiterior Gateway Protocol (EGP)

Kelebihan. Sangat sederhana dalam instalasi

Kekurangan. Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi

Page 3: Dynamic Routing - 2 Router

III. Alat & Bahan

- PC atau Notebook

- Software Virtual Box atau VMWare

- Virtual Machine Mikrotik

IV. Langkah Kerja

1. Siapkan alat & bahan yang digunakan untuk praktek tersebut.

2. Lalu buatlah virtual mesin dengan OS Mikrotik pada software virtual untuk

memulai praktikum kali ini.

3. Installasi Mikrotik

a. Ini adalah tampilan utama pada saat menginstall mikrotik, lalu pilih paket-

paket yang tersedia untuk diinstall pada mesin tersebut. Pada installasi ini

saya menginstall semua paket yang tersedia.

Page 4: Dynamic Routing - 2 Router

b. Setelah memilih semua paket, tekan Ctrl + I untuk memulai menginstall

mesin tersebut. Dan ketik Y.

c. Lalu system akan melakukan Restart.

d. Setelah melakukan installasi mesin mikrotik bisa digunakan. Untuk

login gunakan default user “admin” dan kosongkan password.

e. Lalu bisa memulai konfigurasi dengan tekan Enter.

Page 5: Dynamic Routing - 2 Router

4. Lalu memulai konfigurasi, Saya akan melakukan konfigurasi Dynamic Routing

pada 3 topologi berikut.

5. Topologi Pertama melakukan Minimal Routing karena hanya menggunakan 1

router saja.

5.1 Topologi sebagai berikut

5.2 Konfigurasi IP Address untuk Client 1

Saya memberikan IP Address 10.10.10.2/24 untuk Client 1 dan

memberikan gateway 10.10.10.1

Ip address print : menampilkan IP Address

Ip route print : digunakan untuk menampilkan gateway

Page 6: Dynamic Routing - 2 Router

5.4 Konfigurasi IP Address untuk Client 2

Memberikan IP Address 20.20.20.2/24 dan gateway 20.20.20.1

Interface print : digunakan untuk melihat interface yang ada.

Ip address add : digunakan untuk menamah ip address pada

interface yang dipilih

Ip route add gateway : digunakan untuk menambah gateway

pada host tersebut.

5.5 Konfigurasi IP Address pada Router.

Memberikan IP Address pada interface ether1 = 10.10.10.1/24 dan

interface ether2 = 20.20.20.1/24.

5.6 Lalu uji koneksi dengan ping antar client.

Page 7: Dynamic Routing - 2 Router

7. Lalu konfigurasi Dynamic Routing pada topologi kedua. Disini mulai

menggunakan protokol RIP dan OSPF.

7.1 Menggunakan RIP

A. Berikut topologi yang digunakan untuk praktikum.

B. Konfigurasi IP Address pada Client 1

Memberikan IP Address 10.10.10.2/24 dan gateway 10.10.10.1

C. Konfigurasi IP Address pada Client 2.

Memberikan IP Address 12.12.12.2/24 dan gateway 12.12.12.1

D. Memberikan IP Address untuk ether1= 10.10.10.1/24 dan

ether2=11.11.11.1/24

Page 8: Dynamic Routing - 2 Router

E. Konfigurasi RIP pada Router 1.

Routing rip interface add = digunakan untuk memilih

interface mana yang akan memakai RIP.

Routing rip neighbour add = digunakan untuk menambahkan

alamat ip router selanjutnya.

Routing rip network add = digunakan untuk menambahkan

network.

F. Konfigurasi IP Address untuk Router 2

Menambahkan IP Address ether1=11.11.11.2/24 dan ether2 =

12.12.12.1/24

G. Konfigurasi Dynamic Routing RIP pada router 2

H. Lalu lakukan uji koneksi antar client.

Page 9: Dynamic Routing - 2 Router

7.3 Menggunakan OSPF Dynamic Routing

A. Berikut topologi yang digunakan untuk praktikum.

A. Konfigurasi IP Address pada Client 1

Memberikan IP Address 10.10.10.2/24 dan gateway 10.10.10.1

B. Konfigurasi IP Address pada Client 2.

Memberikan IP Address 12.12.12.2/24 dan gateway 12.12.12.1

C. Memberikan IP Address untuk ether1= 10.10.10.1/24 dan

ether2=11.11.11.1/24

Page 10: Dynamic Routing - 2 Router

D. Lalu lakukan konfigurasi OSPF pada router 1.

Routing ospf area add : digunakan untuk menambah area

Routing ospf network add : digunakan untuk menambah

network pada area yang dibuat.

E. Konfigurasi IP Address untuk Router 2

Menambahkan IP Address ether1=11.11.11.2/24 dan ether2 =

12.12.12.1/24

F. Konfigurasi OSPF pada router 2.

G. Lalu lakukan uji koneksi antar client.

Page 11: Dynamic Routing - 2 Router

VI. Hasil Kerja

1. Topologi Pertama

A. Dari client 1 melakukan uji koneksi ping ke client 2

B. Client 2 melakukan uji koneksi ping ke client 1

Page 12: Dynamic Routing - 2 Router

2. Topologi Kedua

A. Dari client 1 melakukan uji koneksi ping ke client 2

B. Client 2 melakukan uji koneksi ping ke client 1

3. Topologi Pertama

A. Dari client 1 melakukan uji koneksi ping ke client 2

B. Client 2 melakukan uji koneksi ping ke client 1

Page 13: Dynamic Routing - 2 Router

VII. Kesimpulan

Routing adalah hal yang paling penting dalam penggunaan jaringan.

Dalam pengaturannya pun ada Static dan Dynamic. Dynamic Routing dalam

konfigurasi dibutuhkan ketelitian dalam memasukkan Alamat IP Network.

Dalam konfigurasi RIP atau OSPF hampir sama, hanya pada OSPF memakai

area.


Related Documents