YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Dispersi & Daya Prisma Tenny

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN 1

MODUL-2

DISPERSI DAN DAYA PRISMA

TENNY OCTAVIANI (140310080040)

Jurusan Fisika,FMIPA Universitas Padjadjaran

Senin, 8 Maret 2010

ABSTRAK

Suatu jenis gelombang, kecepatan rambatnya bergantung pada beberapa

sifat fisis medium yang dilalui. Ketergantungan kecepatan rambat gelombang

pada sifat-sifat medium menimbulkan gejala pemantulan dan pembiasan yang

terjadi jika suatu gelombang melintasi permukaan yang memisahkan dua media,

dimana gelombang merambat dengan kecepatan yang berbeda. Jika pada

permukaan sebuah prisma kita lewatkan cahaya sebagai suatu bentuk gelombang

maka akan terjadi suatu peristiwa pembiasan dan pemantulan.

Pembiasan (refraksi) adalah peristiwa pembelokan arah cahaya ketika

melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Indeks bias merupakan

perbandingan laju cahaya di ruang hampa terhadap laju cahaya di dalam

medium. Pembiasan cahaya polikromatik pada prisma menghasilkan spektrum

warna monokromatik yang disebut dengan peristiwa dispersi. Pada percobaan ini

digunakan spektrometer, cahaya polikromatik akan dilewatkan melalui prisma

dan setelah keluar prisma cahaya tersebut akan terurai menjadi spektrum warna

penyusunnya. Dari Sudut deviasi minimum untuk tiap spektrum warna yang

teramati akan didapatkan indeks bias dari berbagai jenis prisma.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cahaya mempunyai sifat dualisme. Yaitu cahaya sebagai partikel dan cahaya

sebagai gelombang. Sebagai gelombang, cahaya dapat dipantulkan, menembus

benda bening, dan dapat dibiaskan. Pembiasan cahaya atau refraksi adalah

Page 2: Dispersi & Daya Prisma Tenny

peristiwa pembelokan cahaya karena melalui dua buah medium yang berbeda

kecepatan rambatnya.

Sedangkan dispersi merupakan proses penguraian cahaya polikromatik

(putih) pada prisma dengan cara pembiasan cahaya. Peristiwa ini terjadi karena

adanya perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Bidang prisma adalah salah satu

bidang yang dilalui cahaya. Sebuah prisma jika dilalui cahaya akan menghasilkan

spektrum warna cahaya.

1.2 Identifikasi Masalah

Pada praktikum ini, objek percobaan adalah prisma. Kemudian kita akan

menentukan indeks relatif suatu prisma. Ada tiga buah prisma yang digunakan,

yaitu : prisma kaca, prisma berongga yang diisi dengan cairan ethanol dan cairan

gliserin. Dalam praktikum kali ini kita juga akan menggunakan spektrometer-

goneometer. Pada prisma ini akan terjadi proses refraksi dan dispersi sehingga

akan diketahui indeks bias prisma. Cahaya yang digunakan adalah cahaya

polikromatik (cahaya natrium). Sehingga hubungan antara indeks bias dan

panjang gelombang akan diketahui.

1.3 Tujuan Percobaan

1. Mengatur spektrometer-goniometer

2. Menentukan refraktif indeks bias dari berbagai cairan dalam prisma berongga

3. Menentukan indeks bias berbagai prisma gelas

4. Menentukan garis spektrum air raksa

5. Menunjukkan hubungan antara indeks bias dengan panjang gelombang

1.4 Metoda Percobaan

Goneometer dilakukan pada prisma untuk mengukur indeks bias medium

tersebut yaitu dengan cara meletakkan posisi prisma sejajar dengan teropong pada

jarak yang telah ditentukan. Seberkas sinar dilewatkan melalui prisma dengan

memposisikan sumber sinar segaris dengan prisma dan teropong, kemudian

teropong digerakkan ke kanan dan ke kiri sampai diperoleh kedudukan teropong

dan besar sudut deviasinya. Dengan demikian nilai indeks bias prisma bisa

diketahui.

Page 3: Dispersi & Daya Prisma Tenny

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Berisi tentang Latar Belakang permasalahan, Identifikasi Masalah, tujuan

melakukan percobaan, metode apa yang digunakan dalam percobaan,

sistematika penulisan, serta tempat dan waktu melaksanakan percobaan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan praktikum dan dapat

menunjang kaidah-kaidah pelaksanaan praktikum.

BAB III Metodologi Percobaan

Berisi tentang alat-alat yang dipergunakan pada saat praktikum serta

prosedur atau langkah langkah melakukan praktikum.

BAB IV Data dan Pembahasan

Berisi tentang data pengamatan praktikum, perhitungan dan pengolahan

data, analisis data, grafik dan analisis grafik.

BAB V Kesimpulan

Berisi tentang kesimpulan praktikum yang mengacu pada tujuan percobaan.

1.6 Waktu dan Tempat Percobaan

Praktikum percobaan M-2 DISPERSI DAN DAYA PRISMA dilaksanakan

pada hari Senin, 1 dan 8 Maret 20010 pukul 10.00-12.00 WIB dan bertempat di

Laboratorium Fisika Menengah Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Jatinangor.

Page 4: Dispersi & Daya Prisma Tenny

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan dualisme cahaya, cahaya bersifat sebagai gelombang. Hal ini

dikemukakan oleh Maxwell “Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik”.

Sebagai gelombang, cahaya mengalami pembiasan (refraksi), pematulan (refleksi),

polarisasi dan dispersi (penguraian cahaya).

Pembiasan Cahaya (Refraksi)

Apabila terdapat cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya,

sebagian cahaya datang dipantulkan pada perbatasan. Sisanya lewat ke medium yang

baru. Jika seberkas cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan ( bukan

hanya tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium yang

baru. Pembelokan ini disebut Pembiasan. Gambar dibawah menunjukkan sebuah

berkas yang merambat dari udara ke air. Sudut Ө1 adalah sudut datang dan Ө2 adalah

sudut bias. Perhatikan bahwa berkas dibelokkan menuju normal ketika memasuki air

dimana lajunya lebih kecil. Jika cahaya merambat dari suatu medium ke medium

kedua dimana lajunya lebih besar, berkas dibelokkan menjauhi normal.

normal normal

sinar datang sinar pantul sinar bias

θ1 udara (n1) θ2 udara (n2)

air (n2) sinar pantul θ1 air (n1)

θ2 sinar bias sinar datang

Gambar n2 > n1 Gambar n2 < n1

Page 5: Dispersi & Daya Prisma Tenny

Pembiasan menyebabkan terjadinya ilusi optik. Sebagai contoh, orang yang berdiri di

air yang dalamnya sepinggang tampak memiliki kaki yang lebih pendek. Seperti yang

ditunjukkan pada gambar bahwa berkas yang meninggalkan telapak kaki orang

tersebut dibelokkan di permukaan.

Sudut bias bergantung pada laju cahaya kedua media dan pada sudut datang

hubungan analits antar sudut datang dan sudut bias ditemukan secara eksperimential

oleh Willebrord Snell.

Ө1 adalah sudut datang dan Ө2 adalah sudut bias ( keduanya diukur terhadap

garis yang tegak lurus permukaan antara kedua media, seperti pada gambar diatas, n1

dan n2 adalah indeks – indeks bias materi tersebut. Berkas – berkas datang dan bias

berada pada bidang yang sama yang juga termasuk garis tegak lurus terhadap

permukaan. Hukum snell didasarkan pada Hukum pembiasan

Jelas dari hukum snellius bahwa jika n2 > n1,maka Ө2 < Ө1,artinya jika

cahaya memasuki medium dimana n lebih besar ( dan lajunya lebih kecil ),maka

berkas cahaya dibelokkan menuju normal. Dan jika n2 < n1,maka Ө2 > Ө1,sehingga

berkas dibelokkan menjauhi normal.

Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Snell dan dituliskan

n1 sin θ1=n2 sin θ2

Pembiasan cahaya pada prisma

Penggunaan prisma dilakukan pertama kali oleh Sir Issac Newton untuk

menganalisa pancaran cahaya berdasarkan warna-warna pembentuknya dan besar

panjang gelombangnya. Newton menggunakan prisma untuk menguraikan cahaya

sinar matahari. Cahaya putih dari cahaya matahari merupakan cahaya polikromatis

yang diuraikan menjadi warna-warna monokromatis, yaitu merah, jingga, kuning,

hijau, biru dan ungu. Prisma adalah suatu benda tembus Cahaya ( bening ) terbuat

dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang datar yang membentuk sudut tertentu satu

sama lain. Bidang datar ini disebut bidang pembias dan sudut yang dibentuk oleh

Page 6: Dispersi & Daya Prisma Tenny

kedua prisma disebut bidang pembias atau sudut pembias atau puncak prisma yang

diberi notasi β.

Sudut deviasi

Untuk menentukkan sudut deviasi adalah dengan gambar dibawah ini. Sinar datang

mula – mula dan sinar bias yang keluar dari prisma berpotongan di titik R dan

membentuk sudut yang dinamakan sudut deviasi.

T

β

N2

N1 D

P R

.θ1 θ2 θ3 Q θ4

S

Perhatikan segiempat PSQT

β + < PSQ = 180 °

Sedangkan pada segitiga PSQ tampak bahwa :

θ2 + θ3 + < PSQ = 180 °

Sehingga diperoleh β + < PSQ = θ2 + θ3 + <PSQ, atau

β = θ2 + θ3

Page 7: Dispersi & Daya Prisma Tenny

Pada segitiga PQR, sudut alas di P = θ1 - θ2 dam sudut alas di Q = θ4 – θ3. Dan

menurut sifat sudut luar segitiga dapat situliskan

D = ( θ1 – θ2) + (θ4 – θ3) = (θ1 – θ4) – (θ2 + θ3)

D = (θ1 – θ4) – β

Dengan

D = sudut deviasi

Β = sudut pembias ( sudut puncak prisma )

θ1 = sudut datang pertama

θ4 = sudut bias kedua

Deviasi minimum pada prisma

Jika arah sinar datang diubah – ubah sehingga besar sudut datang berubah – ubah ,

maka sudut deviasi pun berubah. Hasil percobaan menunjukkan bahwa hubungan

besar sudut deviasi terhadap besar sudut datang sesuai dengan grafik berikut ini :

D

Dm

.θ1

θ4

Deviasi terkecil atau deviasi minimum ( Dm) terjadi pada saat sinar masuk simetris

dengan sinar yang keluar dari prisma membagi prisma menjadi segitiga sama kaki

sehingga sudut datang sama dengan sudut bias terakhir. Dengan demiikan terjadi

deviasi minimum dimana syarat agar terjadi deviasi minimum adakah :

θ1 = θ4 dan θ2 = θ3

Maka :

Dm = 2.θ1 - β

Selahjutnya diperoleh bahwa θ1 = ½ .(β + Dm) dengan β = 2.θ2 = 2.θ3, Jika indeks

bias prisma adakah np dan indeks bias medium adalah nm ,maka menurut hukum

snellius didapat bahwa :

nm.sin θ1 = np. Sin θ2

nm.sin ½.(β + Dm) = np.sin ½.β

Page 8: Dispersi & Daya Prisma Tenny

Karena indeks bias di udara adakah 1, maka :

n p=sin. 1/2 .( β+Dm )sin. 1/2 .β

Khusus untuk sudut pembias prisma yang kecil ( β << 15 ° ), persamaannya menjadi :

Dm=( np

nm

−1)β

Page 9: Dispersi & Daya Prisma Tenny

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 ALAT DAN BAHAN

1. Spektrometer/ goniometer w. vernier

2. Pemegang lampu, pico 9, f. spectr.lamps

3. Lampu hg spektral 100, pico 9 base

4. Power supply untuk spectral lamps

5. Prisma, 60 derajat, h 30 mm, crown

6. Prisma berongga

7. Difraksi grating, 600 garis/mm

8. Glycerol 250 ml

9. Methanol 500 ml

10. Cyclohexene for synth 500 ml

11. Wash bottle, plastic 250 ml

12. Bench clamp, -PASS-

13. Stand tube

3.2 METODE EKSPERIMEN

1. Mensetting alat percobaan seperti pada gambar dalam modul.

2. Mengatur spektrometer-goniometer sesuai dengan instruksi operasi.

3. Memproyeksikan apertur atau celah kedalam bidang dari kawat menyilang

dengan pengesetan teleskop tak hingga dan mengamatinya dengan lensa

mata yang digunakan sebagai pembesar.

4. Mengatur prisma agar menghasilkan deviasi minimum dengan posisi

anguler f1 dari teleskop dan membaca off pada vernier untuk masing-

masing garis spektra.

5. Memutar prisma sehingga cahaya jatuh pada permukaan terdekat dan

cahaya dideviasikan kearah sebaliknya. sudut f2 tidak membaca off pada

masing-masing garis spektral pada deviasi minimum.

Page 10: Dispersi & Daya Prisma Tenny

6. Memberikan sebuah grating ruled yang diamankan didalam sebuah holder

sejajar terhadap sumbu kolimator, dan cocok dengan tempat prisma untuk

menyatakan panjang gelombang garis spektrum merkuri.

7. Mengukur sudut dari garis yang terdifraksi orde pertama terhadap bagian

kanan dan kiri gambar dari celah yang tidak terdeviasi. Lampu spektral

mencapai maksimum luminositas setelah kira – kira dinyalakan 5 menit.

8. Memastikan saat mensetting lampu bahwa udara dapat bersikulasi melalui

celah ventilasi pada housing lampu tanpa hambatan.

Page 11: Dispersi & Daya Prisma Tenny
Page 12: Dispersi & Daya Prisma Tenny

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1 DATA PERCOBAAN

A. Prisma gelas

Percobaan I

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimu

m (δm)

Setelah

Dikonversi (o)

Kuning 8o 23' 8,383

Hijau 8o 50' 8,833

Biru 8o 55' 8,917

Ungu 9o 08' 9,133

Percobaan II

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimu

m (δm)

Setelah

Dikonversi (o)

Kuning 3o 10' 3,167

Hijau 3o 20' 3,333

Biru 3o 55' 3,917

Ungu 3o 45' 3,75

Page 13: Dispersi & Daya Prisma Tenny

B. Prisma berongga (cairan Methanol)

Percobaan I

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimu

m (δm)

Setelah

Dikonversi (o)

Merah 23o 25' 23,417

Kuning 23o 04' 23,067

Hijau 23o 05' 23,083

Ungu 23o 30' 23,5

Percobaan II

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimu

m (δm)

Setelah

Dikonversi (o)

Merah 25o 40' 25,667

Kuning 23o 20' 23,333

Hijau 23o 25' 23,417

Ungu 23o50' 23,833

C. Prisma berongga (cairan Gliserin)

Percobaan I

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimu

m (δm)

Setelah

Dikonversi (o)

Merah 34o 33' 34,55

Kuning 35o 35' 35,583

Hijau 37o 50' 37,833

Biru 38o 15' 38,25

Ungu 43o 40' 43,667

Page 14: Dispersi & Daya Prisma Tenny

Percobaan II

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimum

(δm)

Setelah

Dikonversi (o)

Merah 35o 35

Kuning 35o 57' 35,95

Hijau 35o 50' 35,833

Biru 35o 25' 35,417

Ungu 36o 27' 36,45

4.2 PERHITUNGAN

a. Menghitung indeks bias prisma gelas

Dengan menggunakan persamaan, maka akan didapatkan indeks bias

medium prisma gelas:

; 1’ =

Contoh perhitungan : untuk warna kuning pada percobaan I

δmin =8,3830 ; θ = 60o

n=sin

θ+δm

2

sinθ2

=sin

60+8.3832

sin602

=1,124

Hasil perhitungan diberikan dalam tabel berikut ini :

Percobaan I

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimum (o)

Indeks

Bias (n)

Kuning 8,383 1,124

Hijau 8,833 1,13

Biru 8,917 1,132

Page 15: Dispersi & Daya Prisma Tenny

Ungu 9,133 1,135

n rata-rata1 1,13025

Percobaan II

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimum

(derajat)

Indeks

Bias (n)

Kuning 3,167 1,047

Hijau 3,333 1,05

Biru 3,917 1,059

Ungu 3,75 1,056

n rata-rata2 1,053

Dari percobaan I dan II, didapatkan n rata:

n rata = (n rata-rata1+n rata-rata2)/2= (1,13025 + 1,053)/2 = 1,091625

Maka, indeks bias prisma gelas adalah 1,091625

n literatur prisma gelas = 1,55

KSR = (n lit- n perc) x 100% / n lit

KSR = (1,55-1,091625)/1,55x100% = 29,57 %

b. Menghitung indeks bias prisma berongga (cairan Methanol)

Menghitung nilai indeks bias menggunakan persamaan :

; 1’ =

Contoh perhitungan : untuk warna kuning pada percobaan I

δmin = 23,4170 ; θ = 60o

n=sin

θ+δm

2

sinθ2

=sin

60+23,4172

sin602

=1.333

Page 16: Dispersi & Daya Prisma Tenny

Hasil perhitungan diberikan dalam tabel berikut ini :

Percobaan I

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimum

(derajat)

Indeks

Bias (n)

Merah 23,417 1,333

Kuning 23,067 1,326

Hijau 23,083 1,326

Ungu 23,5 1,332

n rata-rata1 1,32925

Percobaan II

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimum

(derajat)

Indeks

Bias (n)

Merah 25,667 1,33

Kuning 23,333 1,33

Hijau 23,417 1,331

Ungu 23,833 1,336

n rata-rata2 1,33175

Dari percobaan I dan II, didapatkan n rata:

n rata = (n rata-rata1+n rata-rata2)/2= (1,32925 + 1,33175)/2 = 1,3305

Maka, indeks bias prisma rongga cairan methanol adalah 1,3305

n literatur prisma rongga cairan methanol = 1,33

KSR = (n perc - n lit) x 100% / n lit

KSR = (1,3305-1,33)/1,33x100% =0,05 %

c. Menghitung indeks bias prisma berongga (cairan methanol)

Menghitung nilai indeks bias menggunakan persamaan :

Page 17: Dispersi & Daya Prisma Tenny

; 1’ =

Contoh perhitungan : untuk data warna kuning

δmin = 34.550 ; θ = 60o

n=sin

θ+δm

2

sinθ2

=sin

60+34.552

sin602

=1,469

Hasil perhitungan diberikan dalam tabel berikut ini :

Percobaan I

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimum

(derajat)

Indeks

Bias (n)

Merah 34,55 1,469

Kuning 35,583 1,481

Hijau 37,833 1,507

Biru 38,25 1,512

Ungu 43,667 1,572

n rata-rata1 1,5082

Percobaan II

Warna

Cahaya

Deviasi

Minimum (δm)

Indeks

Bias (n)

Merah 35 1,474

Kuning 35,95 1,486

Hijau 35,833 1,484

Biru 35,417 1,479

Ungu 36,45 1,491

n rata-rata2 1,4828

Page 18: Dispersi & Daya Prisma Tenny

Dari percobaan I dan II, didapatkan n rata:

n rata = (n rata-rata1+n rata-rata2)/2= (1,5082 + 1,4828)/2 = 1,4955

Maka, indeks bias prisma rongga cairan gliserin adalah 1,4955

n literatur prisma rongga cairan methanol = 1,469

KSR = (n perc - n lit) x 100% / n lit

KSR = (1,4955-1,469)/1,469x100% =2,65%

4.3 GRAFIK indeks bias terhadap panjang gelombang

1.084 1.086 1.088 1.09 1.092 1.094 1.096 1.0980

100

200

300

400

500

600

700

Grafik indeks bias dengan panjang gelombang (prisma gelas)

Series2

indeks bias n

panj

ang

gelo

mba

ng (n

m)

1.327 1.328 1.329 1.33 1.331 1.332 1.333 1.334 1.3350

100

200

300

400

500

600

700

Grafik indeks bias dengan panjang gelombang (prisma rongga cairan methanol)

Series2

indeks bias n

panj

ang

gelo

mba

ng w

arna

(nm

)

Page 19: Dispersi & Daya Prisma Tenny

1.46 1.47 1.48 1.49 1.5 1.51 1.52 1.53 1.540

100

200

300

400

500

600

700

Grafik indeks bias dengan panjang gelombang (prisma rongga cairan gliserin)

Series2

indeks bias n

panj

ang

gelo

mba

ng w

arna

(nm

)

4.4 ANALISA

Pada praktikum ini bertujuan menentukan refraktif indeks bias dari berbagai

cairan dalam prisma berongga, indeks bias berbagai prisma gelas, garis spektrum

air raksa dan menunjukkan hubungan antara indeks bias dengan panjang

gelombang. Dari praktikum ini kita dapat mengamati proses terjadi pembiasan dan

dispersi serta spektrum warna yang dihasilkannya. Dalam percobaan ini, kita

menggunakan tiga buah prisma, yaitu : prisma gelas, prisma rongga yang berisi

cairan gliserin, prisma rongga yang berisi cairan methanol.

Pada percobaan prisma gelas spektrum warna yang dapat terlihat adalah

kuning, hijau, biru, dan ungu. Pada prisma rongga berisi cairan methanol terlihat

spektrum warna merah, kuning, hijau dan ungu. Sedangkan pada prisma rongga

yang berisi cairan gliserin terlihat spektrum warna merah, kuning, hijau, biru, dan

ungu. Jadi, hanya beberapa warna saja yang terlihat disebabkan tiap spektrum

warna saling berimpitan bahkan tidak terlihat. Tiap spektrum warna mempunyai

sudut deviasi yang berbeda-beda dan akan mencapai sudut dimana pada sudut

tersebut akan kembali ke posisi awal yang disebut sudut deviasi minimum. Karena

pada praktikum ini kita menggunakan prisma segitiga sama sisi, maka sudut bias

prisma nya sebesar 60o.

Page 20: Dispersi & Daya Prisma Tenny

Dari data deviasi minimum yang didapatkan, kita dapat mengetahui indeks

bias suatu medium dengan menggunakan persamaan: . Maka

didapatkan rentang indeks bias medium prisma gelas 1,047<n<1,135. Sedangkan

prisma rongga yang berisi cairan methanol mempunyai indeks bias

1,326<n<1,336. Dan prisma rongga yang berisi cairan gliserin mempunyai indeks

bias 1,469<n<1,572. Dari hasil percobaan gliserin mempunyai indeks bias paling

tinggi dan prisma gelas mempunyai indeks bias paling kecil.

Tetapi, jika dibandingkan dengan indeks bias literatur maka terjadi

ketidaksesuaian dengan hasil percobaan yang telah dilakukan. Prisma gelas

mempunyai indeks bias paling tinggi disusul dengan gliserin dan methanol. KSR

indeks bias prisma gelas sebesar 29,57% , prisma rongga berisi cairan methanol

sebesar 0,05% dan prisma rongga berisi cairan gliserin sebesar 2,65%.

Dapat dianalisa bahwa terjadi kesalahan pada saat praktikum. Besarnya KSR

disebabkan karena praktikan kurang teliti dalam mengamati spektrum warna yang

keluar karena antara satu warna dengan warna lain letaknya sangat berhimpitan.

Sehingga yang terlihat hanya beberapa warna saja. Dan juga disebabkan kesulitan

dalam menentukan sudut deviasi minimum tiap spektrum warna.

Setelah mendapatkan harga indeks bias untuk tiap medium, maka didapatkan

hubungan antara indeks bias dan panjang gelombang yang divisualisasikan dalam

grafik di atas. Dengan panjang gelombang tiap spektrum warna yang didapatkan

dari literatur dan diplotkan dengan indeks bias yang didapatkan. Dari grafik

hubungan indeks bias dengan panjang gelombang didapatkan bahwa semakin

besar nilai panjang gelombangnya maka indeks biasnya makin kecil, begitu juga

sebaliknya semakin kecil nilai panjang gelombangnya maka semakin besar nilai

indeks biasnya. n ~ 1/λ.

Page 21: Dispersi & Daya Prisma Tenny

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

Cahaya bersifat sebagai gelombang karena dapat mengalami refraksi (pembiasan),

refleksi (pemantulan).

Pembiasan atau refraksi merupaka pembelokan cahaya karena cahaya melewati

dua buah medium yang berbeda cepat rambatnya.

Pembiasan cahaya polikromatik pada prisma menghasilkan spektrum warna

merah,jingga,kuning, hijau,biru, dan ungu. Penguraian cahaya putih menjadi

spektrum warna monokromatik disebut dengan pristiwa dispersi.

Indeks bias medium didefinisikan sebagai perbandingan antara cepat rambat

cahaya di udara dengan cepat rambat cahaya di medium tersebut.

n = c/v

Semakin panjang gelombang semakin kecil indeks bias, dan semakin pendek

gelombang semakin besar indeks bias.

Indeks bias prisma gelas berdasarkan literatur berkisar 1,55. Tetapi berdasarkan

percobaan 1,091625. Dengan KSR sebesar 29,57%.

Indeks bias prisma gelas berisi cairan methanol berdasarkan literatur sebesar 1,33.

Tetapi berdasarkan percobaan yang telah dilakukan berkisar n= 1,3305. Dengan

KSR sebesar 0,05%.

Indeks bias prisma gelas berisi cairan gliserin berdasarkan literatur sebesar 1,469.

Tetapi berdasarkan percobaan yang telah dilakukan n= 1,4955. Dengan KSR

sebesar 2,65%.

Warna merah memiliki panjang gelombang yang besar dan ungu memiliki panjang

gelombang yang paling pendek.

Page 22: Dispersi & Daya Prisma Tenny

DAFTAR PUSTAKA

1. Halliday, Resnick, Fisika Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997.

2. Sutrisno, Seri Fisika Dasar Edisi Gelombang dan Optik, Penerbit ITB, Bandung

1979.

3. Sears, Zemansky, Fisika untuk Universitas III (Optika dan Fisika Modern),

Penerbit Bina Cipta, Bandung, 1987.

Page 23: Dispersi & Daya Prisma Tenny

LAPORAN AKHIR FISIKA EKPERIMEN 1-B

MODUL 2

DISPERSI dan DAYA PRISMA

Nama : TENNY OCTAVIANI

NPM : 140310080040

Nama Partner : Evan Mulyana

NPM Partner : 140310080054

Hari / Tanggal :Senin / 1Maret 2010

Waktu : 10.00 - 12.00 WIB

Assisten : Faisal

LABORATORIUM FISIKA MENENGAH

JURUSAN FISIKA

Page 24: Dispersi & Daya Prisma Tenny

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2010

Page 25: Dispersi & Daya Prisma Tenny

NILAI

LEMBAR PENGESAHAN

MODUL 2

DISPERSI dan DAYA PRISMA

Nama : TENNY OCTAVIANI

NPM : 140310080040

Nama Partner : Evan Mulyana

NPM Partner : 140310080054

Hari / Tanggal :Senin / 1 Maret 2010

Waktu : 10.00 - 12.00 WIB

Assisten : Faisal

Jatinangor, 08 Maret 2010

Asisten

Asisten

Page 26: Dispersi & Daya Prisma Tenny

Loog Book

Fisika Eksperimen IB

Nama : TENNY OCTAVIANI

NPM : 140310080040

Nama Partner : Evan Mulyana

NPM Partner : 140310080054

Jadwal Praktikum : Senin / 10.00 - 12.00 WIB

LABORATORIUM FISIKA MENENGAH

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2010


Related Documents