YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peristiwa kejang adalah hal yang sangat menakutkan bagi sebagian besar orang terutama jika hal ini terjadi pada anak kecil. Kejang yang sebelumnya diawali dengan adanya kenaikan suhu (suhu rectal diatas 38oC) yang disebabkan oleh proses di ekstrakranial sering ditemukan pada anak usia kurang dari lima tahun dan dikenal sebagai kejang demam. Kejang demam merupakan kelainan neurologis. Angka kejadian kejang demam pada anak berumur 6 bulan 5 tahun sebanyak 24% dan paling sering pada usia 17-23 bulan. Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat, misalnya tonsilitis, otitis media akut, gostroenteritis, bronkhitis dan lain-lain. Selain proses infeksi gangguan kardiovaskuler, respirasi dan metabolisme dapat juga mengakibatkan terjadinya kejang. Beberapa hal yang harus dievaluasi adalah mortalitas, perkembangan mental dan neurologis, berulangnya kejang demam, dan risiko terjadinya epilepsi di kemudian hari 1.

Tonsilofaringitis akut adalah peradangan akut pada tonsil dan faring yang sering ditemukan pada anak-anak dan ditandai dengan adanya hiperemi, vaskuler injeksi dan eksudat peradangan. Dapat disebabkan oleh virus dari saluran nafas atas, kuman yang ikut makanan atau minuman dan juga lewat udara pernafasan. Paling sering disebabkan oleh Beta Streptococcus hemolyticus. Dapat juga disebabkan Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridans maupun virus.(2,3)

Diare akut tanpa tanda dehidrasi Amoebiasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel satu yang disebut Entamoeba histolytica 2. Angka prevalensi infeksi E. histolytica bervariasi sekali tetapi penyebarannya terjadi di seluruh dunia. Insiden penyakit ini bertambah sesuai dengan pertambahan usia namun dapat menyerang pada semua umur, dan pada semua musim. Secara langsung, E histolytica menular lewat fecal-oral atau pada orang dewasa dapat melalui hubungan seksual. Secara tidak langsung, melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi E. histolytica. E histolytica merupakan parasit yang tersebar luas di seluruh dunia, dengan prevalensi tertinggi berada di negara tropis dan sub tropis. Di Indonesia yang termasuk negara tropis angka kejadian amoebiasis cukup tinggi selain Giardia lambdia dan Cryptosporidium 3.Berdasarkan latar belakang tersebut kasus seorang anak dengan kejang demam, tonsilofaringitis akut, diare akut tanpa tanda-tanda dehidrasi dan gizi baik yang dirawat di ruang perawatan inap CILII RSUP Dr. Kariadi Semarang menjadi satu topik yang menarik untuk diketahui. B. Tujuan

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui cara mendiagnosis dan mengelola pasien kejang demam, tonsilofaringitis akut dan gizi baik sekaligus untuk mengevaluasi tindakan yang telah diberikan dengan kepustakaan yang ada, sehingga dapat dijadikan media belajar yang baik bagi mahasiswa.

C. Manfaat

Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa kedokteran untuk belajar menegakkan diagnosis, melakukan pengelolaan dan mengetahui komplikasi yang terjadi pada penderita kejang demam, tonsilofaringitis akut dan gizi baik.

BAB II

PENYAJIAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama: An. AAUmur: 2 tahun 6 bulan

Jenis kelamin: PerempuanAlamat:Jln Ngesrep Barat III/34 Semarang Selatan, Semarang

Agama: Islam

No. CM: 51465893Bangsal : CI LIITanggal Masuk: 31 Agustus 2005

Tanggal Keluar: 08 September 2005

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah: Tn. Su

Umur

: 45 tahun

Pekerjaan

: PNS Honorer

Pendidikan: SLTA

Nama Ibu

: Ny. Sr

Umur

: 26 tahun

Pekerjaan

: ibu rumah tangga

Pendidikan: SLTA

B. DATA DASAR

1. Anamnesis ( Alloanamnesis)Alloanamnesis dengan ibu penderita tanggal 31 Agustus 2005 pukul 13.00 WIB

a. Keluhan Utama : Rujukan BP Soegyopranoto dengan Kejang Demam Simplekb. Riwayat Penyakit Sekarang : Tiga hari anak, batuk berdahak (+), nyeri telan (+) pilek (+), panas (-), sesak napas (-), mencret (-), muntah (-), kencing tidak ada keluhan, baik jumlah dan frekuensi cukup. Tidak menangis saat kencing. Nafsu makan anak menurun. Anak belum diberi obat

Satu hari anak batuk (+), pilek (+), panas tinggi (+) terus menerus, menggigil (-), bintik-bintik seperti digigit nyamuk (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), berak seperti petis (-), muntah (-), mencret (+) lebih dari 2x dalam sehari sebanyak 3-4 sendok makan, cair kuning, ampas (+), lendir (+), darah(-) tidak nyemprot. Enam jam yang lalu anak panas tinggi tanpa menggigil, mencret 3x sebanyak gelas belimbing, cair kuning, ampas (+), lendir (+), darah(+), tidak nyemprot, anak rewel, tampak kehausan tetapi tidak mau minum, kaki dan tangan dingin, selanjutnya orang tuanya membawa ke BP Soegyopranoto. Tiga jam yang lalu, anak kejang 1x (saat menungu obat di BP Soegyopranoto) selama 1-2 menit. Kejang seluruh tubuh kaki tangan klojotan, mata mendelik ke atas. Pada saat kejang anak tidak sadar, sebelum dan sesudah kejang sadar. Panas tinggi saat kejang (+), menggigil(-). Oleh dokter BP Soegyopranoto merujuk penderita ke RSDK karena kejang. Kencing terakhir 15 menit yang lalu, jumlah cukup, kuning jernih.

Riwayat makan makanan basi (-), riwayat perubahan pola makan (-)

c. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat kejang sebelumnya disangkal

Riwayat trauma (-).

Riwayat sakit pada telinga (-)

Riwayat sering batuk pilek (+)

d. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat kejang dalam keluarga disangkal.

Keluarga saat ini tidak ada yang sakit.

Pohon Keluarga

e. Riwayat Sosial EkonomiPenderita adalah anak tunggal. Ayah penderita bekerja sebagai PNS honorer di kantor lurah dengan penghasilan rata-rata Rp. 350.000/bulan, sedangkan ibu penderita bekerja sebagai buruh di pabrik rokok dengan penghasilan rata-rata Rp. 300.000/bulan. Tinggal bersama 1 orang mertua dan 4 orang adik ipar. Keluarga menanggung 1 orang anak dan ayah mertua. Biaya pengobatan anak ditanggung JPS.

Kesan sosial ekonomi : kurang.

f. Riwayat pemeliharaan prenatal :

Pemeliharaan prenatal di praktek dokter lebih 4x, mendapat imunisasi TT 2x. Selama hamil ibu penderita tidak pernah sakit, obat yang diminum selama kehamilan adalah vitamin dan tablet penambah darah.

g. Riwayat kelahiranNoKehamilan dan PersalinanTgl lahir/umur

1Perempuan, aterm, spontan, dokter, BBL: 3000 gram.

14 Februari 2003 (2 tahun 6 bulan)

Penderita lahir di RSDK dan ditolong oleh dokter, umur kehamilan 9 bulan 7 hari, lahir spontan, berat badan lahir 3000 gram, panjang badan lahir ibu lupah. Riwayat Pemeliharaan Postnatal :

Pemeliharaan postnatal di bidan, keadaan anak sehat.i. Riwayat kontrasepsiIbu penderita mengikuti KB suntik. Sikap terhadap KB yang dipilih yakin dan percaya.j. Riwayat ImunisasiBCG

: 1 x ( 0 bulan ) , scar (+)

DPT

: 3 x ( 2,3,4 bulan )

Polio

: 4 x ( 0,2,3,6 bulan )

Hepatitis B

: 3 x ( 0,1,6 bulan)

Campak

: 9 bulan

Kesan : Imunisasi dasar lengkap, sesuai umur. k. Riwayat Makan dan Minum anak Jenis makanan dan minumanDiberikan sejak usiaPenjelasan pemberian makanan

ASI

Sejak lahir 2tahunAnak mau minum ASI dan ASI ibu lancar, tidak ada masalah selam ibu menyusui.

Buah dan sayuran 6 bulanPisang, 1 x sehari @ 1 potong, dikerok, dimakan habis

Makanan Padat dan Lauknya8 bulan

1 tahunDiberikan nasi tim saring dengan telur, tahu, tempe, wortel/bayam 3x sehari @ 1 mangkuk kecil, habis

Diberikan makanan padat seperti yang dimakan anggota keluarga yang lain, lauknya sayur/ wortel/ oseng-oseng/ tahu/ tempe/ telur/ ikan/ daging ayam 3x sehari @ 1 piring kecil kadang tidak habis.

Disamping itu juga diberi susu SGM 2x perhari @ 5 sendok takar+150 cc air hangat, habis.

Kesan : Kuantitas cukup, kualitas cukup l. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan anak Pertumbuhan :

Berat badan lahir 3000 gram, panjang badan lahir ibu lupa, berat badan sekarang 12,5 kg, tinggi badan sekarang 86 cm, lingkar kepala 48 cm (mesosefal).

Perkembangan :

- tersenyum 2 bulan - gigi keluar 9 bulan

- miring 3 bulan - merangkak 9 bulan

- tengkurap 4 bulan - berdiri 9 bulan

- duduk 6 bulan

- berjalan 12 bulan Kesan : pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur.

2. Pemeriksaan Fisik

Tanggal 31 Agustus 2005 pukul 13.30 WIB

Seorang anak perempuan, umur 2 tahun 6 bulan, Berat Badan (BB): 12,5 kg, Panjang Badan (PB): 86 cm

Kesan umum : Sadar, kurang aktif, tidak kejang, tidak sesak, tidak ada tanda-tanda dehidrasi.Keluhan : batuk, panas, mencret (-)Tanda vital :

Nadi : 128 x / menit, isi dan tegangan cukup

Frekuensi nafas: 28x / menit

Suhu: 39C (rectal).

Kepala:Mesosefal, lingkar kepala : 47cm.

Ubun-ubun besar datar

Rambut: Hitam, tidak mudah dicabut.

Mata:Conjungtiva palpebra anemis -/-, pupil isokor ( 3 mm, reflek cahaya +/+, reflek kornea +/+, reflek bulu mata +/+Telinga: discharge -/-, nyeri tekan tragus (-)

Hidung: nafas cuping (-), sekret (-), epistaksis (-).

Mulut: sianosis (-), bibir dan selaput lendir kering (-), lidah tidak kotor, tidak ada karies gigi, gusi berdarah (-).

Tenggorok: T 2-2, detritus +/+, kripte tidak melebar, jaringan granulasi (-), faring hiperemis +/+, vaskuler injeksi (+) Leher:pembesaran kelenjar limfe (-), kaku kuduk (-)

Dada:

Pulmo:

Inspeksi: Simetris statis dinamis, tak ada bagian yang tertinggal waktu bernafas, retraksi (-).

Palpasi: Stem fremitus kanan = kiri.

Perkusi :Sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi : Suara dasar vesikuler

Suara tambahan: wheezing -/-, ronkhi -/-, hantaran -/-. Paru depan Paru belakang

Jantung :

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Palpasi:Iktus kordis teraba di sela iga V linea medioclavikula sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar.

Perkusi:Sulit dinilai

Auskultasi: Suara jantung I dan II normal, gallop (-), bising (-).

M1>M2, A1