YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript

TUGAS MANAJEMEN DAERAH ALIRAN SUNGAIPERMASALAHAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI KALIMAS SURABAYA

Anggota Kelompok :1. Fangga Ratama Camada1150402011110742. Anam Prasetiyo1150402011112243. Bagas Septya Pradana1150402011110434. Iffatur Rokhmaniyah1150402001110345. Filiyah1150402001110766. Serlly Hardianita1150402001111867. Nanik Yuliana1150402001110598. Ayu Aisah1150402011112219. Amelia Anggraini10504020011111310. Fina Lutfiyanah105040201111090Kelas : D

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014

I. KONDISI UMUM DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALIMAS SURABAYA SERTA PERMASALAHAN YANG TERJADIWilayah Sungai Kali Brantas mempunyai luas cacthment area sebesar 14.103 km2 yang secara administratif melintasi 15 Kabupaten/Kota dengan total panjang sungai + 320 km. Jumlah curah hujan rata-rata mencapai 2.000 mm/tahun dan dari jumlah tersebut sekitar 85% jatuh pada musim hujan. Potensi air permukaan per tahun rata-rata 11,7 milyar m3. Potensi yang termanfaatkan sebesar 2,6 - 3 milyar m3/tahun.Penduduk yang tinggal di wilayah sungai Kali Brantas mencapai 15,5 juta orang (2004) atau 42,8% dari penduduk Jawa Timur dan mempunyai kepadatan ratarata 989 orang/km2 atau 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata Jawa Timur. WS Kali Brantas mempunyai peran yang cukup besar dalam menunjang propinsi Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional. Pada tahun 1994 - 1997, propinsi Jawa Timur memberikan kontribusi lebih dari 2 juta ton beras/tahun atau sebesar 25% dari stok pangan nasional. Pengembangan Wilayah sungai Kali Brantas dimulai tahun 1961 yang dilakukan dengan pendekatan yang terencana, terpadu, menyeluruh, berkesinambungan dan berwawasan lingkungan serta dengan sistem pengelolaan terpadu berlandaskan pengertian bahwa WS merupakan satu kesatuan hidrologis (satu sungai, satu rencana, satu manajemen terpadu atau one river, one plan, one integrated management).Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Brantas berbentuk trapesium dengan jumlah sub DAS sebanyak 32 buah. Morfologi sungai Kali Brantas mulai sungai di pegunungan, sungai di daerah transisi, sampai sungai di pedataran atau daerah pasang surut, mempunyai perubahan morfologi. Morfologi sungai di daerah pegunungan memiliki tebing sungai yang tinggi dengan kemiringan dasar sungai besar (curam), untuk daerah transisi/tengah mempunyai kemiringan dasar agak lebar dengan tebing sungai agak rendah, sedangkan di daerah pedataran mempunyai kemiringan dasar yang landai serta tebing sungai yang rendah.Kali Brantas yang mengalir dari sumbernya menuju ke selatan kemudian ke barat dan ke utara menuju selat Madura, merupakan salah satu sumber air terbesar di Jawa Timur. Kali Brantas di bagian hilir terpecah menjadi dua sungai membentuk suatu delta yang dikenal sebagai Delta Brantas. Dua sungai tersebut adalah Kali Porong di sebelah selatan dan Kali Surabaya di sebelah utara. Untuk keperluan irigasi Delta Brantas telah di bangun dua saluran utama yaitu saluran Porong di sebelah selatan dan saluran Mangetan di sebelah utara.Kali Surabaya merupakan sumber air yang cukup penting bagi kota Surabaya dan sekitarnya. Air dari Kali Surabaya digunakan untuk berbagai keperluan seperti irigasi, air minum, air industri dan penggelontoran. Kali Surabaya di daerah Wonokromo kembali terpecah menjadi dua yaitu Kali Mas yang membelah kota Surabaya serta Kali Wonokromo.Sebagai salah satu sumber air minum, maka Kali Mas diharapkan memenuhi standar mutu kualitas air baku kelas B. Tetapi masalah utama yang timbul adalah rendahnya kualitas air Kali Mas diantaranya tingkat COD yang tinggi mencapai rata-rata 20 mg/l melebihi ambang batas kelas B ( 10 mg/l ). Hal ini disebabkan banyaknya industri di sepanjang sungai yang menbuang limbahnya ke Kali Mas, padatnya pemukiman penduduk, terbatasnya debit pada musim kemarau dan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai. Prosentasi terbesar kontribusi pencemar berasal dari limbah industri. Sekitar 70 buah industri berlokasi di daerah aliran Kali Mas dan sekitar 40 buah diantaranya dianggap potensial sebagai sumber pencemaran. Kali Mas merupakan sumber air yang sangat penting bagi kota Surabaya dan daerah di sepanjang Kali tersebut. Di musim hujan, banjir dari DAS Kali Surabaya sangat besar sehingga memasuki di Surabaya sungai ini di pecah menjadi dua untuk menghindari banjir di Surabaya. Sugai utama menuju ke utara dengan nama Kali Mas dan sungai yang mengalirkan banjir menuju ke pantai timur dinamakan Kali Wonokromo. Sesuai dengan peruntukanya, menurut SK Gubernur Kepala Daerah Jawa Timur N0.413 Th. 1997, Kali Mas salah satu sumber air minum, di harapkan memenuhi standar mutu kwalitas air baku kelas B. Tetapi air ini mengandung kontaminan alami yang berasal dari erosi dan suspense pada tanah dan sedimen, padatnya industri di sepanjang sungai yang membuang air limbahnya ke Kali Mas, padatnya permukiman penduduk, serta kurangnya kesadaran mastyarakat dalam menjaga kebersihan sungai menyebabkan kualitas air baku melebihi ambang batas yang telah di tentukan. Terutama pada musim kemarau dimana debit air terbatas, bendungan di hulu dapat mencapai debit terendah sebesar 4 m/s selama 1 bulan, kondisi ini menyebabkan semakin menurunnya kapasitas purifikasi dan pengenceran di Kali Mas.II. PROFIL MASALAH DAS KALIMASKOMPONEN DASMASALAHKEGIATAN UTAMA / SEKTORLOKASI DI DAS STAKEHOLDERS*

Konservasi biodiversitas dan ekowisata Akan di buat wisata penelusuran kota dengan menggunakan perahu/kapal kecilSungai Kalimas SurabayaPemerintah dan instansi terkait

Konservasi tanah dan air Air keruh dan adanya sedimentasiSungai Kalimas SurabayaPemerintah dan masyarakat

Tataguna lahan Banyak bangunan baru di sekitar sungaiSungai Kalimas SurabayaPemerintah dan instansi terkait

Pertanaman Kurangnya jenis tanaman di sekitar sungaiMenanami tanaman dengan jenis sedikitSungai Kalimas SurabayaPemerintah dan masyarakat

Kualitas air Air sungai keruh akibat pembuangan limbah cair Pinggiran sungai terdapat pabrik dan rumah wargaSungai Kalimas SurabayaMasyarakat setempat , juga pihak dari perusahaan, dan pemerintah.

Ketersediaan air Kurang tercukupi air bersihSaluran air mengalir air yang keruhSungai Kalimas SurabayaPemerintah , masyarakat, dan instansi terkait

Ternak dan Perikanan Variasi ikan yang sedikit dan ketersediaan terus di ambilBanyak pemancing dan nelayanSungai Kalimas SurabayaPemerintah, masyarakat, dan instansi terkait

Institusi / Kelembagaan Pemerintah kurang pengawasan dan juga permudahan perijinan institusi dalam pembangunan proyek.Sungai Kalimas SurabayaPemerintah dan instansi terkait

Sosekbud Kebudayaan masyarakat setempat berubah tidak mencintai lingkunganSungai Kalimas SurabayaMasyarakat dan pemerintah

III. ANALISIS PENYEBAB MASALAH SERTA SOLUSI DARI MASALAHPendirian bangunan disepanjang daerah aliran sungai, yang dampaknya menimbulkan pencemaran oleh aktifitas pembuangan limbah cair ke sungaiKali Mas atau biasa di sebut kali surabaya merupakan subdas bagian hilir dari Sungai Brantas yang secara langsung membelah kawasan kota Surabaya. Karena keadaannya yang membelah surabaya, kali mas ini menjadi sumber utama bagi beberapa instansi untuk memanfaatkannya antara lain PDAM Surabaya dan beberapa industri di sepanjang Kali Surabaya ini. Mengingat fungsi dan peranan yang penting, perlu dilakukan usaha untuk menjaga air kali mas ini dari pencemaran. Pada tahun 2000 yang lalu, Perum Jasa Tirta melakukan kajian terhadap kualitas dan tingkat pencemaran air kali mas ini. Hasil yang didapat, menunjukkan sumber pencemaran terbesar berasal dari limbah cair domestik dengan kontribusi 87%, sedangkan sisanya berasal dari limbah cair industri. Sementara data yang dipaparkan oleh BLH (Badan Lingkungan Hidup) tahun 2010, menjelaskan kandungan COD (chemical oxygen demand) yang ada pada kali mas sebesar 20ppm yang normalnya 10ppm, kandungan BOD (biochemical oxygen demand) normalnya 2ppm sedangkan dikali mas 5ppm serta kandungan DO berada dibawah angka 4 yang harusnya diatasnya. Data lain yang disampaikan BTKL (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan) Jatim menyebutkan kandungan deterjen air di Kali Mas kini mencapai 1,52 mg/liter dan zat kimia lain, seperti timbal (Pb) sebesar 3,005 ppm, dan logam berat (Hg) sebesar 0,518 ppm. Jika dibandingkan dengan standar WHO yakni 2,0 ppm (Pb) dan 0,5 ppm (Hg), maka tingkat pencemaran air di Kali Mas Surabaya sudah melebihi ambang batas Melihat permasalahan yang tinggi terkait pencemaran limbah domestik dan industri yang terjadi di kali mas, perlu dilakukan upaya pengendalian yang bersifat objektif. Beberapa pengendalian yang dapat dilakukan diantaranya, penerapan peraturan pemerintah terkait pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang dilakukan tegas dan nyata terhadap pelanggaran (pembuangan limbah kesungai, ijin mendirikan bangunan sekitar aliran sungai dan sebagainya) yang terjadi dilapangan. Langkah yang tidak kalah pentinyan perlu adanya sinergitas diantara Pemerintah Kota Surabaya dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur guna memperbaiki kualitas air sungai (terutama Kali Surabaya) agar kualitas air yang menjadi pasokan bahan baku air PDAM. Beberapa pilihan pemecahan masalah yang dapat dilakukan dan menjadi bahan pertimbangan diantaranya: Ada political will yang baik dari Pemerintah Daerah setempat untuk memulai merancang program Kali Bersih dengan segala sumber daya yang mampu digunakan; Menganggarkan dana yang relatif besar untuk mengawali program; Program ini tidak hanya menitik beratkan pada sisi fisiknya saja oleh karena itu handaknya dirancang dan dipersiapkan aspek sosialnya. Aspek sosial ini berupa penyuluhan dan pendekatan pada masyarakat sehingga kesadaran untuk membersihkan sungai dan menjaganya supaya tetap bersih. Pemasaran sosial dan menggerakkan kesadaran serta inisiatif warga sampai di Pemerintahan tingkat Kelurahan dan diteruskan oleh RW/RT ini cukup penting diupayakan. Secara historis sungai memiliki peranan yang penting karena terdapat kaitan yang erat antara masyarakat dengan sungai. Akan tetapi terdapat bias pada pemahaman akan manfaat sungai itu sendiri. Sungai memang digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, akan tetapi juga dipakai sebagai tempat membuang barang yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Prilaku masyarakat yang seperti inilah yang memerlukan waktu yang panjang untuk mengubahnya. Dalam mengubah prilaku ini diperlukan usaha untuk menyertakan masyarakat sekitar sungai pada khususnya dan Surabaya pada umumnya; Menyediakan berbagai peralatan yang memadai untuk pelaksanaan program; Menyediakan bahan terbuka yang dapat digunakan untuk kegiatan ekonomi produktif dan wisata sungai; Menjalin hubungan dengan pihak industriawan dan swasta untuk mendukung program kebersihan sungai; Menjalin hubungan dengan pihak akademisi dan lembaga swadaya masyarakat, khususnya yang berkecimpung di bidang penyehatan lingkungan dan teknik bangunan air; Kondisi alam mendukung dalam arti sungainya tidak begitu curam dan badan sungai yang sejajar dengan tanah disekitarnya; Agar tidak terjadi tumpang tindih antar bagian dalam pelaksanaan di lapangan, maka instansi terkait di dalamnya hendaknya tidak terlalu banyak, dan tugas serta kewenangan yang dibebankan tertulis dengan jelas.

IV. ANALISIS KUNCI ELEMEN LFA, PENENTUAN MATRIK GOAL, TUJUAN DAN KELUARAN KEGIATANNarrative Summary (NS)Objectively Verifiable Indicators (OVI)Means of Verification (MOV)Assumptions

Goal:Mengurangi beban pencemaran di Kali Mas (parameter BOD, COD)1. Membuat skala prioritas beban pencemaran yang akan diturunkan1. Meningkatkan kualitas air1. Meningkatkan ketersediaan air bersih bagi masyarakat1. Survei terhadap masyarakat1. Analisis air sungai1. Debit air normal dan kualitas air baik.

Purpose / Objective:1. Pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup serta pengelolaan Sumber Daya Alam1. Meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.1. Pengaturan tata ruang di sekitar daerah ruang yang lebih teratur.1. Meningkatkan keaktifan masyarakat dalam kegiatan pemeliharaan lingkungan serta pengelolaan sumber daya alam.1. 80% kesejahteraan masyarakat meningkat.1. 50% bangunan yang melanggar izin pembanguan dan pendirian bangunan ditertibkan.1. Survei lapang1. Pemberdayaan masyarakat1. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kali bersih meningkat1. Tata ruang wilayah lebih teratur

Output:1. Mengurangi atau menghindarkan timbulnya polutan1. Mengurangi resiko kesehatan1. Memajukan pengembagan teknologi pengurangan pada sumbernya1. Menghindarkan pembersihan yang mahal di masa mendatang1. Konservasi tanah dan air1. Mengurangi polutan di sungai kali mas sebesar 80%1. Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat sebesar 80%1. Meningkatkan lapangan pekerjaan sebesar 50% dengan pengembangan dan kemajuan teknologi.1. Mengurangi biaya pembersihan air sungai kalimas yang membutuhkan biaya yang besar.1. Survei terhadap masyarakat1. Survei lapang1. Akses penggunaan teknologi yang semestinya1. Tersedianya sumber kali bersih

Activities:1. Pemantauan Kualitas Air DAS Brantas yang dilakukan setiap bulan1. Pembinaan/Sosialisasi/Workshop Pengendalian Pencemaran Air terhadap industri, pengawas, dan masyarakat1. Pengawasan terhadap industri

Dokumentasi 1. Sub DAS Kalimas

Dokumentasi 2. Sub DAS Kalimas

V. AKSI UNTUK MANAJEMEN DAS KALIMASNama Kegiatan: Pemantauan, Pembinaan, dan Pengawasan Kualitas Air DAS Brantas (Kali Mas)1.Latar Belakang RasionalDAS (Daerah Aliran Sungai) menurut Asdak (1995) adalah daerah atau kawasan yang di batasi punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama. Pada kegiatan ini, lokasi yang dijadikan sebagai daerah atau kawasan DAS untuk percobaan perbaikan adalah Kali Mas atau biasa disebut kali surabaya yang merupaka subdas bagian hilir sari sungai Brantas yang secara langsung membelah kawasan kota Surabaya.Dengan predikat kota Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan dengan segala sesuatunya yang serba modern, tuntutan untuk memiliki kualitas air bersih terus meningkat. Namun, hal tersebut tidak sebanding dengan keadaan dan kualitas kali-kali yang berada di Surabaya termasuk salah satunya adalah Kali Mas. Berdasarakan fakta, Kali Mas memiliki beberapa permasalahan yang mendukung penurunannya kualitas air yaitu melalui limbah cair domestik degan kontribusi 87%, sedangkan sisanya berdasarkan dari limbah cair produksi.Berdasarakan permasalahan dan penyebab permasalahan tersebut, maka dapat dilakukan upaya pengendalian yang bersifat objektif. Upaya pengendalian tersebut yang dapat dilakukan diantaranya, penerapan peraturan pemerintah terkait pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang dilakukan tegas dan nyata terhadap pelanggar yang terjadi di lapangan. Dan juga peran serta dukungan aktif dari pemerintah Kota Surabaya dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur guna memperbaiki kualitas air sungai agar menjadi lebih baik dan sehat yang secara fungsinya digunakan sebagai pasokan bahan baku air PDAM.2.TujuanBerdasarkan latar belakang dari kegiatan tersebut, maka tujuan yang akan dicapai yaitu mengurangi beban dan atau tingkat pencemaran limbah domestik maupun limbah produksi.

3.Maksud kegiatanMaksud dari kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan permasalahn dan solusi yang diberikan adalah perbaikan kawasan Kali Mas dapat dijadikan objek wisata (misal : rafting) dan pemanfaatan sumber air yang maksimal oleh warga sekitar.4.Hasil KegiatanKetika permasalahan yang ada pada Subdas Kali Mas terselesaikan akibat pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang rirencanakan, maka harapan besar yang akan dihasilkan adalah kondisi kualitas Klai Mas yang baik dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari sehingga mempengaruhi kondisi perekonomian masyarakat itu sendiri. Kemudian, saat kualitas air di Kali Mas membaik dan sehat maka kesehatan masayarakat sekitar juga jauh dari serangan penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran limbah yang ada di sungai.5.Mekanisme dan Rancangan5.1Mekanisme KegiatanDalam proses perbaikan DAS Brantas dibutuhkan tiga sektor utama yang menjadi poin atau sasaran perbaikan, yaitu sektor kehutanan, sektor sumber daya air, dan sektor pertanian. Dimana ketiga sektor tersebut perbaikan harus dimulai dari bagian hulu, bagian tengah, sampai pada bagian hilir DAS Brantas. Pada Kali Mas ini yang berdada di bagian hilir, fokus perbaikan yang dilakukan ada pada sektor sumberdaya air dan sektor pertanian.5.2Rancangan KegiatanPada rancangan kegiatan ini, proses-proses yang akan dilakukan adalah perbaikan sektor hulu yaitu hutan dengan cara konservasi dan reboisasi yang didasarkan pada APBN Kehutanan. Dengan adanya konservasi dan reboisasu yang dilakukan, maka akan berdampak pada hasil produksi kayu yang dapat memperbaiki keadaan perekonomian masyarakat di bagian hulu. Kemudian untuk perbaikan sektor sumberdaya air di daerah hilir dilakukan dengan cara penekanan tatanan atau cara pembuangan berbagai limbah domestik maupun limbah produksi ke kawasan DAS Brantas khususnya di Kali Mas, Surabaya.

6.Sumberdaya yang Dibutuhkan Untuk mendukung tercapainya tujuan dari kegitan tersebut perlu adanya peran-peran aktif dari beberapa pihak yang terkait, yaitu : Pemerintah: yang fungsinya adalah memberikan dukungan secara financial maupun moral kepada lembaga dan maysarakat sekitar DAS Organisasi yang bergerak pada pengembalian fungsi DAS : yang memiliki fungsi untuk menarik secara langsung baik individu maupun kelompok masyarakat untuk terjun pada kegiatan perbaikan fungsi DAS Petani atau masyarakat : yang memliki fungsi penting dalam proses aplikasi dari kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan.

7.Jadwal PelaksanaanTahap 1 :Kegiatan ini akan dimulai dengan melakukan reboisasi kawasan hulu dengan menggunakan Dana Reboisasi dan melakukan konservasi yang berasal dari APBN Kehutanan. Selanjutnya akan dilakukan konservasi lahan perbaikan kondisi hutan. Kemudian dari kegiatan konservasi tersebut diperoleh hasil produksi kayu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sehingga dapat memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat.Tahap 2 :Kegiatan kedua adalah perbaikan pada sektor sumberdaya air yang didasari dari Dana Sumberdaya Air yang mengarah pada pengelolaan sumberdaya air kemudian perbaikan sarana sumberdaya air yang nantinya berdampak pada perbaikan tingkat fluktuasi air permukaan. Selanjutnya akan berdampak pada intensitas terjadinya banjir dan kekeringan yang semakin kecil dan memperbaiki sarana pengairan/irigasi pada sektor pertanian.Tahap 3 :Pada tahapan akhir ini, kegiatan pengelolaan pertanian yang bersumber dari APBN Pertanian akan memperbaiki produksi pertanian dan meningkatkan jumlah pendapatan.

8.KeberlanjutanBeberapa kegiatan yang telah direncanakan diatas akan dapat berlajut atau continoue dengan melibatka peran aktif pemerintah sebagai pengawas proses maupun hasil (output) kegitan tersebut. Kemudian, yang dimaksudkan dengan keberlanjutan adalah apa yang telah direncanakan dapat terlaksanakan dengan optimal dan berkesinambungan serta tidak berhenti saat kegiatan tersebut selesai dilaksanakan.9.Penanggung Jawab

DAFTAR PUSTAKAAbdurachman, A. dan F. Agus. 2000. Pengembangan teknologi konservasi tanah pasca- NWMCP. Prosiding Lokakarya Nasional Pembahasan Hasil Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Alternatif Teknologi Konservasi Tanah. Sekretariat Tim Pengendali Bantuan Biro Pusat Statistik. 1981. Statistik Indonesia 1980/81. Biro Pusat Statistik. Jakarta. 125 hlm.Biro Pusat Statistik. 1994. Statistik Indonesia 1994. Biro Pusat Statistik. Jakarta. 131 hlm. Current, D., E. Lutz, and S.J. Scherr. 1995. The cost and benefits of agro-forestry to farmers. The World Bank Research Observer 10(2): 151180.Departemen Pertanian. 1987. Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 175/Kpts/RC. 220/ 4/1987 Tentang Pedoman Pola Pembangunan Pertanian Di Daerah Aliran Sungai. Departemen Pertanian, Jakarta. 15 hlm.Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. 1985. Program pengelolaan DAS di Indonesia. Makalah disampaikan pada Lokakarya Pengembangan Program Studi Pengembangan DAS pada Fakultas Pascasarjana IPB, Bogor. hlm 121.DHV Consultants. 1990. Laporan Akhir Pengalaman Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Proyek Kali Konto Fase Ke-3 dan Perpanjangan Fase ke-3. Jilid I. Departemen Kehutanan Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri Kerajaan Belanda. 65 hlm.Fagi, A.M., I.G. Ismail, U. Kusnadi, Suwardjo, dan A.S. Bagyo. 1988. Penelitian sistem usaha tani di daerah aliran sungai. Risalah Lokakarya Penelitian Lahan Kering dan Konservasi. Proyek Penelitian Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air, Badan Litbang Pertanian, Jakarta. hlm. 114.Hardianto, R., T. Hendarto, E. Masbula, dan N.L. Nurida. 1992. Status dan prospek pengembangan sistem usaha tani konservasi di lahan kering berkapur DAS Brantas. Prosiding Seminar Penelitian dan Pengembangan Sistem Usaha Tani Konservasi di Lahan Kering DAS Jratunseluna dan Brantas. Proyek Penelitian Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air, Badan Litbang Pertanian, Jakarta. hlm. 99120.


Related Documents