YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: D E W E' ^ , E K^ E W >

JUDUL : Era Normal Baru (Menerapkan Strategi Dalam Masa Disrupsi)RUMPUN : ManajemenDOSEN PELAKSANAA. NAMA LENGKAP (GELAR) : Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, M.M.B. NIDN/NIP : 0614096601 / 1120043C. JJA/PANGKAT : ProfesorD. PROGRAM STUDI : KewirausahaanJENIS KARYA ILMIAH : Buku

(Dr. Wisnu Sakti Dewoboroto) (Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, M.M.)

Kepala LPPM

HALAMAN PENGESAHAN HASIL KARYA ILMIAH DOSEN UNTUK DISERAHKAN KE PERPUSTAKAAN (UNPUBLISHED)

Ketua Program Studi

Diusulkan oleh:Dosen Pelaksana

Diketahui oleh:

(Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, M.M.)

Jakarta, 4 Maret 2021

Page 2: D E W E' ^ , E K^ E W >
Page 3: D E W E' ^ , E K^ E W >

ERA NORMAL BARU

(MENERAPKAN STRATEGI DALAM MASA DISRUPSI)

Penulis:

Prof. Dr. Jony Oktavian Haryanto, SE, MM. MSi.

Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM.

Page 4: D E W E' ^ , E K^ E W >

ERA NORMAL BARU

(MENERAPKAN STRATEGI DALAM MASA DISRUPSI)

ii

Penulis:

Prof. Dr. Jony Oktavian Haryanto, SE, MM. MSi.

Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM.

Desain cover/ lay out: Griya Media

Griya Media, 2020

vi +80 hlm, 15 x 23 cm

Cetakan pertama, Agustus 2020

ISBN: 978-623-7528-34-0

Penerbit:

Jl. Sonotirto No. 654 Salatiga

Telp./Fax: 0298-328933 email:

[email protected]

Page 5: D E W E' ^ , E K^ E W >

iii

KATA PENGANTAR

Kami mengucap syukur pada Tuhan atas terbitnya buku ini. Buku

ini merupakan bunga rampai pemikiran dari penulis untuk

menggambarkan kondisi lingkungan akibat bertumbuh dan

berkembangnya teknologi informasi, yang sebagian besar diambil

dari artikel yang telah dimuat di majalah atau koran.

Perkembagan teknologi informasi telah membawa dampak pada

tatanan dunia, menuju tatanan dunia baru. Perubahan yang dahsyat

terjadi pada dunia, baik dunia industri maupun non industri, menuju

era normal yang baru. Dari normal yang lama menuju normal yang

baru.

Tentu saja buku ini tidak terlepas dari beberapa kesalahan dan

kelemahan. Oleh karena itu kritik dan masukan sangat berharga

bagi kami, dan sangat kami nantikan itu guna perbaikan dari buku

ini.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak

yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu atas terbitnya arikel dan

buku ini. Kiranya buku ini bisa bermanfaat dan bermakna bagi

beberapa pihak.

Cikarang, Juli 2020

Penulis

Page 6: D E W E' ^ , E K^ E W >

iv

Page 7: D E W E' ^ , E K^ E W >

5

Sony Heru Priyanto ...........................................................................

MENDIKBUD 4.0

11

Jony Oktavian Haryanto ................................................................... 21

EUFORIA START-UP

Sony Heru Priyanto ...........................................................................

25

BISNIS START UP DAN GELEMBUNG EKONOMI

Jony Oktavian Haryanto ................................................................... 29

DETERMINAN UTAMA MENJADI START UP DI ERA DISRUPSI

Sony Heru Priyanto & Jony Oktavian Haryanto .......................... 33

DAFTAR ISI

WAJAH INDUSTRIALISASI KITA

Jony Oktavian Haryanto ...................................................................

1

SELAMAT DATANG ERA NORMAL BARU

Jony Oktavian Haryanto ................................................................... 5

ENTREPRENEUR DALAM KABINET

Jony Oktavian Haryanto ...................................................................

9

TEKNOLOGI 4.0:

HARAPAN BARU PENINGKATAN KINERJA SEKTOR INDUSTRI

INDONESIA

Page 8: D E W E' ^ , E K^ E W >

6

PRESIDENT UNIVERSITY DI ERA DISRUPSI

Jony Oktavian Haryanto ..............................................................

37

DARI TEACHING KE INVENTING:

MENUJU UNIVERSITAS RISET

Jony Oktavian Haryanto ..............................................................

43

MERAJUT ERA BARU PENGEMBANGAN PERTANIAN

Sony Heru Priyanto .....................................................................

47

HIDUP BARU PETANI DENGAN KARTU TANI………………….

59

Sony Heru Priyanto

ERA NORMAL BARU KOPERASI DI INDONESIA

Sony Heru Priyanto .....................................................................

65

REPOSISI DAN REAKTUALISASI KOPERASI INDONESIA

Sony Heru Priyanto ……………………………………………..…………………

73

Page 9: D E W E' ^ , E K^ E W >

1

WAJAH INDUSTRIALISASI KITA1

Jony Oktavian Haryanto

Industri di negara kita dibangun oleh para pedagang, bukan

kalangan industrialis. Maka, tak heran kalau arah dan

kebijakannya kental dengan nuansa transaksional ketimbang visi

bisnis yang jauh ke depan. Akibatnya imbasnya mengena ke mana-

mana.

Saya punya contohnya. Ketika awal Oktober 2016 mencuat

berita tentang Indonesia mengimpor cangkul dari China, kita

semua tersentak. Apa betul begitu? Sebagai negara agraris,

rasanya tidak pantas kalau kita sampai harus mengimpor cangkul.

Memalukan!

Kenyataan begitu. Setiap tahun kita sebetulnya

membutuhkan sekitar 10 juta mata cangkul, dan tak semuanya

bisa dipasok oleh produsen di dalam negeri. Ada kekurangan

sekitar 1,5 juta. Itulah yang harus diimpor—meski untuk tahun

2016 realisasinya tak sampai 6%.

Mengapa kita harus mengimpor mata cangkul? Untuk

memproduksi 10 juta mata cangkul, dibutuhkan 15 ton high

carbon steel. PT Krakatau Steel, BUMN produsen baja, tak mampu

memproduksi sebanyak itu. Penyebabnya adalah mahalnya harga

gas. Alhasil, Krakatau Steel terpaksa mengurangi aktivitas

peleburan bajanya. Mahalnya harga gas memang menjadi masalah

serius di negeri ini. Sebagai perbandingan, harga gas di negara-

negara tetangga hanya berkisar US$4-5 per MMBTU (Million

Metric British Thermal Unit). Sementara, di dalam negeri harga gas

bisa menembus US$10 per MMBTU.

1 Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Industrycoid 13 Januari 2017

Page 10: D E W E' ^ , E K^ E W >

2

Bagaimana bisa? Selain karena masalah infrastruktur gas,

terutama di midstream (pipanisasi dan terminal gas), masih

banyak trader yang mengambil keuntungan terlalu tinggi. Ada di

antara mereka yang membeli gas dari produsen dalam negeri

seharga US$5 per MMBTU dan menjualnya dengan harga US$9

per MMBTU.

Kondisi semacam ini tak hanya berlangsung dalam setahun

atau dua tahun belakangan, tetapi sudah puluhan tahun. Maka,

tak heran kalau para trader ini akhirnya punya bargaining power

yang kuat, sehingga tidak mudah untuk membongkar tatanannya.

Potret yang sama bisa kita jumpai pada industri mineral.

Sampai sekarang PT Freeport Indonesia dan beberapa perusahaan

tambang lainnya masih menjual produk mentah, bukan hasil

olahannya. Pemerintah kita belum berhasil “memaksa”

perusahaan-perusahaan tersebut untuk membangun industri hilir

di negeri ini.

Pukulan Balik

Begitu juga dengan industri-industri yang berbasis sumber

daya alam lainnya. Dalam bisnis minyak sawit, misalnya,

perusahaan-perusahaan kita masih lebih banyak menjual produk

mentahnya (crude palm oil, CPO), bukan hasil olahannya, seperti

fatty acid, fatty alcohol, glycerin atau biodiesel. Padahal, sekarang

ini kita sudah menjadi produsen CPO terbesar di dunia,

mengalahkan Malaysia.

Sementara, Malaysia sudah berhasil melangkah lebih maju.

Negara itu kini tak banyak lagi mengekspor CPO, tetapi sudah

menjual hasil olahannya. Ada sekitar 100 produk turun CPO yang

sudah dijual oleh Malaysia, sementara kita baru 47 produk.

Kondisi ini sekaligus mencerminkan lambatnya hilirisasi industri

Page 11: D E W E' ^ , E K^ E W >

3

minyak sawit. Kita terlalu asyik berdagang ketimbang membangun

industrinya.

Kini, kondisi semacam ini memukul balik kita. Contohnya,

akibat mahalnya harga gas, industri baja, keramik, pulp & paper,

tekstil, dan pupuk adalah beberapa industri lainnya yang terkena

dampaknya. Daya saing industri-industri tersebut menurun.

Begitu pula dengan industri komoditi kita yang berbasis

sumber daya alam. Melorotnya harga sejumlah komoditi di pasar

internasional menyeret turun harga-harga komoditi yang menjadi

andalan ekspor kita, seperti CPO, batubara dan beberapa produk

mineral lainnya.

Itu potret di satu sisi. Potret lainnya adalah selama

bertahun-tahun kita terlalu asyik mengembangkan industri

berskala luas dan berbasis teknologi tinggi. Bukan industri yang

berbasis pada sumber daya alam. Alhasil industri kita menjadi

tergantung pada bahan baku impor. Data Kementerian

Perindustrian menyebutkan bahwa 64% bergantung pada bahan

baku impor. Akibatnya ketika nilai Rupiah melemah terhadap

dollar AS, banyak industri kita yang terpukul dan langsung

kehilangan daya saingnya.

Langkah Koreksi

Jelas ada yang keliru dalam tata kelola industri kita. Lalu,

apa yang mesti kita lakukan?

Pertama, pemerintah kita tak boleh lemah lagi dalam

menerapkan kebijakan hilirisasi industri yang berbasis sumber

daya alam. Sebab ada begitu banyak nilai tambah yang bisa

diperoleh jika kita konsisten menerapkan kebijakan hilirisasi. Ada

banyak lapangan kerja yang tercipta.

Kedua, banyak negara sukses menerapkan industrialisasi

karena memulai dengan industri yang berbasis substitusi impor.

Page 12: D E W E' ^ , E K^ E W >

4

Kita dulu juga mempunyai kebijakan seperti itu, tetapi kurang

konsisten menerapkannya. Itu, antara lain, karena banyak

kebijakan yang transaksional ala pedagang tadi. Sekarang ini tak

boleh lagi terjadi.

Ketiga, kesiapan SDM. Ada banyak potensi masalah di sini.

Misalnya, mental pedagang membuat banyak universitas

berlomba-lomba membuka Program Studi yang favorit seperti

manajemen, akuntansi, dlsb. Sementara fakultas teknik dengan

berbagai program studinya cenderung dihindari karena

peminatnya sedikit. Akibatnya ke depan kita bakal kesulitan

mencari sarjana teknik. Ini tentu harus diantisipasi agar tidak

mengganggu program industrialisasi yang kita lakukan. Atau,

akhirnya peluang ini malah direbut oleh SDM dari luar negeri. Saya

banyak bertemu dengan para CEO perusahaan besar yang

kesulitan mencari tenaga kerja berkompeten karena kebanyakan

sarjana yang ada hanyalah sarjana teori dan tidak mengerti

praktik.

Selebihnya adalah kita mesti mengejar ketertinggalan

dalam membangun infrastruktur, membangun roadmap industri

yang jelas, dan menerapkan kebijakan secara konsisten. Dan, yang

tak kalah penting adalah menegakkan supremasi hukum.

Page 13: D E W E' ^ , E K^ E W >

5

SELAMAT DATANG ERA NORMAL BARU2

Jony Haryanto

Sudah selama beberapa tahun belakangan kita sebetulnya

hidup dalam Jaman Normal Baru (New Normal). Jaman ini ditandai

setidak-tidaknya oleh beberapa hal.

Pertama, munculnya platform transportasi berbasis online,

yang membuat orang malas ke rumah dan menggantungkan

hidupnya kepada ojek online, baik untuk mengirim barang atau

membeli sesuatu.

Kedua, masih disebabkan kemajuan teknologi, platform jual beli

online juga telah merubah perilaku belanja seseorang.

Jika dulu membeli sesuatu harus ke toko atau supermarket,

sekarang semua sudah berbasis daring dan tinggal dengan satu jari

maka barang akan diantar sampai ke depan rumah kita.

Semua masih ditambah dengan cara pesannya yang kian

praktis. Hanya beberapa kali klik dan semuanya beres. Thanks to

technology.

Pada skala yang lebih luas, pandemi virus corona ini juga

menciptakan ketidakpastian baru.

Ketidakpastian semacam ini, dalam banyak bidang, seperti

ekonomi, bisnis, dan politik, adalah pertanda masuknya kita ke

jaman normal baru.

Virus yang belum pernah terdengar sebelumnya tahu-tahu

telah menghantam tatanan global, bahkan Negara besar seperti

Amerika, Inggris, Italia, dan Spanyol juga kelihatan kedodoran

menghadapi virus corona ini.

2 Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Industrycoid 10 April 2020

Page 14: D E W E' ^ , E K^ E W >

6

Jangan dikata, Negara berkembang seperti Ekuador, Iran,

dan masih banyak lagi yang sampai menggunakan kardus sebagai

pengganti peti mati.

Faktor Penggerak Perubahan

Berbagai pertanda itulah yang merupakan awal dari jaman

Normal Baru. Penyebab terutama adalah, yakni menurunnya

kinerja ekonomi dunia, entah karena perang dagang ataupun

munculnya virus baru serta peran teknologi, terutama teknologi

yang berbasis teknologi informasi. Merosotnya kinerja ekonomi

dunia dipicu oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi China.

Ketika virus Corona pertama kali muncul di Wuhan

kemudian di Hubei, maka China dengan cepat dan tegas

menerapkan kebijakan lockdown total. Sebagai akibatnya

perekonomian China terkontraksi dan akibatnya langsung

dirasakan ke seluruh dunia. China adalah kekuatan ekonomi ke-2

terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat (AS).

Sudah sejak beberapa tahun belakangan pertumbuhan

ekonomi China turun dari semula mencapai dua digit menjadi

tinggal satu digit.

Ini semua masih ditambah melemahnya pertumbuhan ekonomi di

Amerika Serikat, dan sejumlah negara Eropa yang mencatatkan

pertumbuhan ekonomi minus bahkan masuk kategori resesi.

Ketika krisis ini berlanjut, maka imbasnya langsung

dirasakan seluruh dunia, yaitu menurunnya permintaan global,

termasuk permintaan akan sejumlah komoditi, seperti minyak,

batubara, serta kelapa sawit dan karet.

Lalu, yang tak kalah penting adalah perkembangan

teknologi digital yang semakin masif dan tak terbendung lagi,

seperti Eric Yuan (pendiri Zoom), Wiliam Tanuwijaya (Tokopedia),

dan juga termasuk Tani Hub yang didirikan oleh William Setiawan,

Page 15: D E W E' ^ , E K^ E W >

7

dkk. Para anak muda ini dengan teknologi terkini telah mengubah

lanskap bisnis.

Kini, masyarakat bisa berinteraksi langsung dengan

produsen, tanpa perantara. Dahulu masyarakat begitu bangga

dengan kepemilikan pribadi namun kini telah berganti ke jaman

sharing.

Bisnis saat ini bukan lagi mandiri dengan modal yang besar namun

hanya mempertemukan produsen dan konsumen melalui platform

yang ada dan semuanya menjadi win-win-win.

Produsen bisa menjual dengan harga tinggi, pembeli

membeli dengan harga murah karena tidak ada perantara, dan

pemilik platform mendapatkan keuntungan dari komisi ataupun

potongan yang diperoleh.

Zona Nyaman

Apa implikasinya? Dari sisi makro, kita harus menerima

kenyataan baru bahwa tidak mudah untuk menggenjot tingkat

pertumbuhan ekonomi menjadi 5%-6%.

Jangankan 5%, bahkan untuk mempertahankan

pertumbuhan ekonomi masih positif pada tingkat 2.3% saja butuh

upaya yang habis-habisan. Tidak menutup kemungkinan skenario

terburuk seperti yang diungkapkan oleh banyak pengamat

ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi kita tahun 2020 ini bisa

minus.

Rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi tentu berimbas

ke mana-mana. Bisnis menjadi semakin sulit. Cobalah tanya ke

eksekutif yang menangani urusan sales & marketing tentang

betapa sulitnya menggenjot penjualan dan meningkatkan pangsa

pasar.

Pengusaha sudah banyak yang menjerit bahwa mereka

hanya kuat bertahan sampai Bulan Juni saja. Bahkan THR pun

Page 16: D E W E' ^ , E K^ E W >

8

belum tentu dapat dibayarkan. Pesaing hadir di mana-mana dan

dalam wajud yang tidak disangka-sangka. Siapa sangka pesaing

bisnis taksi justru perusahaan aplikasi, seperti Go Car atau Grab

Car. Maka, Jaman Normal Baru membuat kita tak bisa lagi

mengelola bisnis dengan cara-cara lama. Kita harus lincah dan

gesit menghadapi perubahan ini.

Kita harus berani membongkar zona nyaman kita. Bahkan

kita harus berani meninggalkan bisnis-bisnis lama dan masuk ke

bisnis-bisnis baru. Anda gamang? Pasti. Takut? Pasti. Itu kenyataan

yang harus kita hadapi. Harus, karena kita tak punya pilihan untuk

menghindar.

Selamat datang di Jaman Normal Baru!

Page 17: D E W E' ^ , E K^ E W >

9

ENTREPRENEUR DALAM KABINET

Jony Oktavian Haryanto

Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Jokowi-JK memiliki

beberapa catatan menarik. Selain Jokowi-JK yang memang

berlatar belakang pengusaha, Kabinet Kerja ini ternyata juga

memiliki banyak menteri yang berlatar belakang dari dunia usaha.

Baik sebagai pemilik bisnis maupun sebagai eksekutif profesional

di suatu korporasi.

Mereka adalah Menteri Perdagangan Rahmat Gobel,

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri BUMN

Rini M. Soemarno, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri

Pariwisata Arief Yahya, Menteri Komunikasi dan Informatika

Rudiantara, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Lalu, Menteri

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan

Jafar juga pernah menjadi direktur di beberapa perusahaan. Hanya

belakangan nama Marwan memang lebih dikenal sebagai politisi

dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Jadi, ada delapan dari 34 menteri yang datang atau

setidak-tidaknya pernah berkarier di dunia bisnis. Kita tentu

berharap banyaknya “menteri bisnis” ini akan mempunyai daya

ungkit yang signifikan terhadap kinerja Kabinet Kerja Jokowi-JK.

Apalagi banyak masalah yang dihadapi para pebisnis di negeri ini.

Mulai dari prosedur perizinan yang berbelit-belit, biaya tinggi di

sana-sini, mahalnya ongkos logistik, tidak menentunya kepastian

bisnis, dan masih banyak lagi.

Kalau mau disimpulkan, intinya adalah pemerintahan kita

selama ini, baik di pusat maupun di daerah, belum business

friendly. Mereka masih menganggap dunia bisnis sebagai “sapi

perah”. Baik sebagai salah satu sumber dana bagi peningkatan

Page 18: D E W E' ^ , E K^ E W >

10

Penerimaan Asli Daerah (PAD) maupun bagi semua aktivitas para

pejabat pemerintahan, politisi dan keluarganya, dan kroni-

kroninya.

Perspektif Thinking and Acting Like An Entrepreneurial Leader

Daya ungkit apa yang bisa dimainkan para “menteri bisnis”

yang ada dalam kabinet Jokowi-JK? Dari kaca mata kewirausahaan,

maka seorang entrepreneur akan berani melakukan terobosan.

Mereka berpikir secara cepat, kemudian mewujudkan idenya

dalam bentuk kegiatan bisnis yang nyata. Apabila hal ini dijalankan

juga di pemerintahan dan birokrasi, maka tentunya kita akan

melihat banyak inovasi baru yang mendorong peningkatan

investasi. Kemampuan berpikir dan bertindak cepat inilah yang

membedakan seorang wirausaha dengan birokrat. Jika seorang

birokrat membuat perencanaan dahulu, kemudian mengujinya ke

pasar, lalu perlahan-lahan menciptakan produk dan ketika

dilempar ke pasar ternyata tidak laku. Kenapa hal ini dapat

terjadi? Jawabannya adalah karena terlalu lama membuat

perencanaan sehingga momentumnya sudah lewat. Di lain pihak,

seorang wirausaha langsung bertindak berdasarkan intuisi dan

kemampuannya melihat peluang. Seringkali mereka juga

mengalami kegagalan, namun mereka belajar dari kegagalan

tersebut dan akhirnya menuai keberhasilan.

Alasan itulah yang mungkin mendorong Jokowi-JK memilih

banyak menteri dari pengusaha. Kemampuan berpikir dan

bertindak cepat serta melakukan terobosan sangat dibutuhkan

saat ini supaya bisa keluar dari negara yang berada di middle-trap

economy.

Page 19: D E W E' ^ , E K^ E W >

11

Terobosan, Bukan Terabasan

Namun, banyaknya menteri dari kalangan bisnis juga

menimbulkan sejumlah kekhawatiran. Misalnya, bagaimana

menjaga agar kebijakan menteri yang bersangkutan tidak

ditujukan untuk menguntungkan kelompok tertentu.

Kalangan bisnis juga dikenal dengan kepiawaiannya dalam

melakukan terobosan. Ini tentu hal yang positif. Hanya yang perlu

dijaga adalah jangan sampai terobosan tersebut dilakukan dengan

“main terabas”. Terobosan yang dilakukan haruslah atas nama

kepentingan rakyat dan sesuai dengan hukum dan konstitusi yang

berlaku. Untuk itu, peran rakyat maupun LSM sangat penting

sebagai kontrol terhadap terobosan-terobosan tersebut.

Presiden dan wakilnya serta menteri yang terdiri dari

banyak pengusaha baru bekerja selama empat hari. Marilah kita

tunggu terobosan-terobosan mereka untuk kemajuan negeri ini.

Dukungan dan kontrol dari kita semua akan membuat mereka

bertindak cepat namun semuanya dilakukan atas nama rakyat.

Page 20: D E W E' ^ , E K^ E W >

12

Page 21: D E W E' ^ , E K^ E W >

13

TEKNOLOGI 4.0:

HARAPAN BARU PENINGKATAN KINERJA SEKTOR

INDUSTRI INDONESIA3

Sony Heru Priyanto

Sektor Industri dan PDB

Salah satu sektor yang memberikan kontribusi terhadap

PDB Indonesia adalah sektor industri. Per tahun 2019, meski

semakin menurun dalam 10 tahun terakhir, sumbangannya masih

sekitar 20% terhadap PDB. Meski masih besar – bahkan no 4

terbesar di dunia sumbangannya terhadap PDB setelah Korea

Selatan, Tiongkok dan Jerman, dan nomor 1 di ASEAN – namun

jika tidak ditangani secara sungguh-sungguh dan tepat,

sumbangannya akan semakin turun, dikhawatirkan perannya bisa

digantikan oleh sektor jasa.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ada tiga

sektor yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi

Indonesia pada kuartal pertama 2019, industri dengan kontribusi

sebesar 20,07%, perdagangan 12,20%, dan pertanian 12,65%.

Namun, sektor industri hanya melaju 3,86% per tahun, terendah

dibandingkan pertanian dan pertambangan. Angka ini juga lebih

rendah dibanding kuartal sebelumnya yang berada di level 4,25%

(katadata.co.id).

Tidak bisa dipungkiri, pertumbuhan ekonomi yang

melambat berdampak juga pada kinerja sektor industri.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2019 hanya

mencapai 5,02%. Ditinjau berdasarkan lapangan usaha,

3 Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Industrycoid 18 Oktober

2019

Page 22: D E W E' ^ , E K^ E W >

14

pertumbuhan industri pengolahan kian menciut. Badan Pusat

Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan industri pengolahan

kuartal IV-2019 turun menjadi hanya 3,66% secara year-on-year

(yoy), dibandingkan kuartal III-2019 yang menyentuh 4,14% yoy.

Secara kumulatif sepanjang tahun lalu, industri pengolahan hanya

tumbuh 3,8% yoy, juga turun dibandingkan pertumbuhan pada

tahun sebelumnya sebesar 4,27% (kontan.co.id)

Peranan Industri 4.0

Dalam teori produksi, teknologi menjadi faktor produksi

penting, tak terkecuali untuk sektor industri. Sampai saat ini,

teknologi industri telah berkembang pesat, mulai dari tahap

mekanisasi, massalisasi dan perakitan, computer dan otomatisasi,

sampai sistem siber, IoT maupun teknologi jaringan. Telah terjadi

revolusi industri, dari 1.0 sampai 4.0, telah membawa perubahan

yang dahsyat pada model bisnis baru di sektor industri

manufaktur. Menurut menteri perindustrian RI, revolusi industri

4.0 mampu meningkatkan kinerja hingga 50 persen dari

sebelumnya terkait dengan pemanfaatan teknologi digital secara

terintegrasi. Penerapan industri 4.0 diyakini akan memacu

produktivitas dan kualitas sehingga produk yang dihasilkan lebih

inovatif dan kompetitif,

Menurut Haseep et al (2019), dimungkinkan untuk

mengatasi semua masalah industri dengan bantuan Industry 4.0.

Industry 4.0 memiliki peran positif dalam menyelesaikan masalah

manajemen data dan masalah teknologi lainnya. Karena fitur-

fiturnya, Industry 4.0 memiliki efek positif yang signifikan pada

peningkatan produk dan layanan (Imran et al. 2018). Berbagai

faktor Industri 4.0 seperti big data, Internet of Things (IoT) dan

smart factory memiliki peran positif dalam meningkatkan kinerja

yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penerapan Industri 4.0 dapat

Page 23: D E W E' ^ , E K^ E W >

15

meningkatkan kinerja bisnis yang berkelanjutan dengan

menyelesaikan berbagai masalah teknologi.

Teknologi 4.0

Adapun lima teknologi utama yang menopang

pembangunan sistem industri 4.0, yaitu Artificial Intelligence,

Internet of Things, Human–Machine Interface, teknologi robotik

dan sensor, serta teknologi 3D Printing. Dengan adanya teknologi-

teknologi tersebut, bisa mendorong pengembangan pabrik masa

depan di era industri 4.0 atau Future Factory 4.0. Ini menjadi

inisiatif yang bertujuan membantu perusahaan-perusahaan

manufaktur, termasuk industri kecil dan menengah (IKM), untuk

beradaptasi dengan tekanan persaingan global dan perkembangan

teknologi terbaru. Inisiatif ini akan membantu industri untuk

memenuhi permintaan konsumen global. Dalam konteks ini,

pemerintah Singapura telah berinvestasi besar dalam subsidi

inovasi dan produktivitas untuk membantu produsen

mengoptimalkan operasi bisnis. Itu berarti teknologi dianggap

sebagai unsur penting yang perlu diterapkan produsen agar bisnis

mereka berhasil.

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia tidak bisa tidak

juga harus berhadapan dan menyesuaikan dengan teknologi 4.0.

Beberapa teknologi yang diperkirakan akan berkembang dalam

tahun-tahun kedepan dan perlu diantisipasi oleh industri seperti:

Artificial Intelegence. Inteligensi Buatan (AI) tidak lagi hanya frase

tangkapan industri. Secara sederhana AI memiliki peran

bagaimana membuat machine atau software yang memiliki

kecerdasan seperti kecerdasan manusia. Kecerdasan disini bisa

meliputi penalaran (reasoning), pengetahuan (knowledge),

perencanaan (planning), pembelajaran (learning), komunikasi

Page 24: D E W E' ^ , E K^ E W >

16

(communication), persepsi (perception) dan lainnya. Kita selama

ini telah menikmati layanan AI melalui analisis keadaan di

lapangan dan memberikan rekomendasi jalur berdasarkan data

yang telah dihimpun, yang memudahkan kita menelusuri jalan

melalui google map; melaui keberadaan AI, kita bisa berbelanja

online (https://esqbs.ac.id/).

Meskpun masih banyak yang meragukan kehebatan AI,

namun peran dalam industri semakin nyata. Dengan adanya AI,

interaksi dengan pelanggan akan beralih dari model transaksional

langsung ke percakapan multi-dimensi yang mencakup berbagai

saluran pelengkap. Di dalam sektor manufaktur, ini bisa berbentuk

chatbot AI. Akan muncul realitas augmentasi (augmented reality)

kemampuan manusia dalam membuat produk dan layanan.

Chatbots atau 'warga digital' telah memungkinkan atau

menambah kemampuan manusia dengan memungkinkan bisnis

manufaktur membuat keputusan lebih cepat. Yang penting adalah

kenyataan bahwa chatbot tidak menggantikan elemen manusia

dalam layanan pelanggan, melainkan menambahkan nilai dengan

menawarkan sentuhan terhadap keinginan pelanggan. selain

produk manufaktur, AI juga bisa digunakan untuk mendeteksi

produk komoditas pertanian dalam hal jenis, kualitas, kapan

panen dan berapa jumlahnya.

Internet of Thinks (IoT). IoT erat kaitannya dengan Revolusi

Industri 4.0 karena menjadi salah satu unsur utamanya yang

berpengaruh dalam banyak proses perindustrian terutama

fungsinya sebagai data miner. IoT bekerja dalam mencari dan

mengumpulkan berbagai data dari lapangan yang akan diolah

menjadi data baru yang lebih bermanfaat. Berbagai macam bidang

industri dalam era revolusi industri 4.0 terpengaruh akan IoT. Hal

tersebut tentu berdampak baik karena industri bisa menjadi lebih

Page 25: D E W E' ^ , E K^ E W >

17

efektif dalam menjalankan kegiatan produksinya. Seperti dalam

beberapa contoh industri berikut dari mulai industri manufaktur,

kesehatan, pertanian, otomotif, hingga tata kota. Bagi industri

manufaktur, IoT digunakan sebagai penghubung antar mesin

produksi agar berjalan secara efisien. Pemantauan akan alur

produksi hingga alur barang juga bisa memanfaatkan IoT agar

manajemennya berjalan baik (https://ukirama.com/).

Dalam prinsip kerjanya, IoT menjadi tempat yang

mengumpulkan informasi. Sementara AI berperan sebagai mesin

yang menganalisa dan memutuskan sesuatu yang berhubungan

dengan informasi tersebut. Itu semua berati, IoT tak akan berjalan

dengan baik jika tidak diiringi dengan AI. Karena AI lah yang bisa

menyelesaikan masalahnya dengan cerdas

(https://medium.com/). Guna mengoptimalkan manfaat teknologi,

ada teknologi HMI (human machine interface), suatu sistem yang

menghubungkan antara manusia dan teknologi mesin. Semua

layout pabrik dan atau proses produksi bisa dikontrol

melalui HMI, berupa komputer dengan display di

Monitor CRT/LCD dimana kita bisa melihat keseluruhan sistem dari

layar tersebut.

Selain itu telah dan akan berkembang penggunaan 3D

Printing dalam bidang industri. Banyak industri termasuk bidang

otomotif telah memanfaatkan 3D Printing untuk mempermudah

proses produksi. Biasanya 3D Printing digunakan pada saat

pembuatan prototipe produk yang membutuhkan biaya yang

relatif sedikit namun dengan bentuk yang mirip, yang akan

memungkinkan produsen memperoleh produk standar dalam

jumlah masal.

Teknologi berbasis sensor yang diaktifkan oleh IoT (Internet

of Things) kini berkembang pesat di semua sektor. Teknologi

sensor menghasilkan data real time yang dapat dipantau dan

Page 26: D E W E' ^ , E K^ E W >

18

dikontrol dari jarak jauh dengan jaringan internet, sehingga data

dapat dipertanggungjawabkan dan mempermudah pekerjaan para

pelaku industri. Sensor ini memungkin produsen untuk mengenali,

memetakan kondisi alat, input, proses produksi dan produk, yang

hasilnya bisa digunakan untuk tindak lajut dan perbaikan.

Industri 5.0

Industri 4.0 ditahun-tahun mendatang akan bergeser ke

industri 5.0, dari masalisasi produk menjadi produk yang custom

sesuai keinginan pelanggan; dari standardisasi dan efisensi menuju

keunikan dan inovasi. Pada tahun 2023, International Data

Corporation (IDC) memperkirakan bahwa ekonomi global pada

akhirnya akan mencapai "supremasi digital" dengan lebih dari

setengah dari seluruh PDB di seluruh dunia didorong oleh produk

dan layanan dari perusahaan yang berubah secara digital. Revolusi

digital ini akan tetap memerlukan sentuhan manusia supaya bisa

memenuhi harapan pelanggan milenia yang menginginkan produk

unik, spesifik dan adjustable sebagai cerminan diri yang percaya

diri, harga diri tinggi serta terbuka terhadap inovasi. Revolusi

digital tidak bisa dihindari, industri perlu menangkap peluang

digital atau menghadapi risiko redundansi dalam dunia yang

sangat kompetitif, dengan tetap mengandalkan SDM handal untuk

menambah nilai produk industri.

Ekonomi Zero Waste

Ekonomi zero waste atau ekonomi sirkular merupakan

konsep yang sudah lama, namun akhirakhir ini mendapat

penguatan dari masyarakat. Produk ramah lingkungan dari

berbagai proses produksi mulai dari input sampai output nya

menjadi perhatian konsumen.

Page 27: D E W E' ^ , E K^ E W >

19

Ekonomi melingkar adalah konsep sederhana, yang mendasarkan

pada penggunaan kembali sumber daya dan pengurangan limbah.

Setiap produk di akhir usia menjadi sumber daya baru dan bukan

hanya dibuang. Tidak ada limbah dari sistem ekonomi ini karena

limbah bisa menjadi bahan baku alternatif yang dapat digunakan

berulang kali dalam siklus produk sirkular.

Oli bekas bisa menjadi bahan baku untuk produk lain,

Produsen plastik dapat memasukkan lebih banyak konten daur

ulang di setiap unit kemasan yang dijualnya. Ban bekas, bisa diolah

kembali menjadi produk lain yang tidak menyisakan limbah pada

lingkungan. Pengurangan energi adalah produk sampingan lain

dari ekonomi sirkular dan dengan mengurangi penggunaan energy

dan memanfaatkan energi alam (matahari, angin, air) sehingga

lingkungan mendapat manfaat dari berkurangnya polusi udara.

Untuk merealisasikan, kedepan akan tersedia teknologi yang

ramah lingkungan, yang memungkinkan produsen menyediakan

barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen.

Customer Focus

Dari uraian diatas tampak bahawa teknologi semakin

memainkan peran penting dalam industri, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan dan deteksi risiko. Adalah Rob Stummer (2020) yang

menyatakan bahwa telah, sedang dan akan berkembang teknologi

ketertelusuran (traceability), dimana teknologi seperti ERP

memungkinkan produsen memenuhi tuntutan konsumen akan

transparansi makanan sambil meningkatkan kemampuan untuk

mengidentifikasi, merespons, dan bahkan mencegah masalah

keamanan pangan. Meskipun terjadi perubahan teknologi secara

massif dan terus menerus, namun satu elemen yang tetap sama

yaitu fokus kepada pelanggan. Bagian penting dari memberikan

pengalaman pelanggan yang baik adalah ketergantungan pada

Page 28: D E W E' ^ , E K^ E W >

20

interkonektivitas dan alur kerja terintegrasi. Pada akhirnya, sektor

manufaktur telah mengalami pertumbuhan dan perubahan yang

konstan dengan diperkenalkannya teknologi baru mulai dari AI

hingga IoT. Dengan teknologi ini produsesn perlu melakukan

layanan kepada pelanggan yang menginginkan inovasi, kecepatan

waktu respons yang lebih cepat, efisiensi dan tingkat layanan yang

terus meningkat. Untuk itu, perkembangan teknologi di tahun

2020 dan seterusnya akan memampukan produsen mengambil

keputusan bisnis sangat memanjakan pelanggan.

Page 29: D E W E' ^ , E K^ E W >

21

MENDIKBUD 4.04

Jony Oktavian Haryanto

Publik dikejutkan ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi)

menetapkan susunan Kabinet Indonesia maju, terutama ketika

ditetapkan Nadiem Anwar Makarim (Nadiem) sebagai Mendikbud

yang membawahi pendidikan dasar dan menengah serta

pendidikan tinggi. Publik terkejut melihat keberanian Jokowi

dalam memilih menteri dari jalur non dosen atau non guru

struktural. Selama ini menteri pendidikan selalu dijabat oleh

Profesor dan dosen. Ketika tiba-tiba Nadiem yang merupakan

menteri termuda di Kabinet dan “hanya” S2 menjadi Mendikbud

maka dapat dibayangkan betapa hebohnya para profesor dan para

doktor yang seringkali merasa superior.

Keberanian Jokowi ini tentunya bukan tanpa perhitungan

dan kemungkinan karena beliau merasa gemas dengan lambannya

kemajuan Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia. Menurut

Quacquarelly Symonds (QS) yang saya ambil dari Katadata, ranking

(UI) sejak 2014 hingga 2018 diantara 309-277. ITB ada di peringkat

331 di 2018, sementara UGM pada 2018 di kisaran 401-410.

Sedangkan di Asia juga tidak ada satupun Universitas di Indonesia

yang masuk ke 10 besar. Data ini tentu tidak menggembirakan

mengingat Universitas di Singapura, Malaysia dan Thailand

rangkingnya jauh di atas kita. Belum lagi jika menggunakan data

dari Times Higher Education maka peringkat Universitas kita

semakin terperosok lagi. Memang rangking dan ukuran ini bukan

segalanya tapi sebelum ada ukuran yang jelas tentang kualitas

4 Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Sindonews.com 29 Oktober

2019

Page 30: D E W E' ^ , E K^ E W >

22

sebuah PT maka rangking ini bisa dijadikan proxy tentang kualitas

pendidikan kita. Secara nasional, Badan Akreditasi Nasional

Perguruan Tinggi (BAN PT) juga sudah melakukan klasifikasi dan

hasilnya hanya sekitar 100 PT dari lebih 4000 PT di Indonesia yang

terakreditasi A atau Unggul sedangkan lainnya berada di Baik

Sekali (B), atau Baik (C) dan masih banyak juga yang belum

teakreditasi. Melihat hasil ini, tidak heran jika Presiden Jokowi

geregetan padahal 20% anggaran dari APBN sudah dialokasikan

untuk pendidikan.

Jokowi menitipkan pesan khusus kepada Nadiem untuk

menyiapkan SDM-SDM yang siap kerja, siap berusaha, dan ada

link-match antara pendidkan dan industri. JIka itu pesan khusus

Presiden, saya yakin Nadiem akan mampu membuat pesan

tersebut delivered jika mengutip pidato Presiden. Dengan

pengalaman sebagai karyawan, konsultan, eksekutif dan

wirausaha, saya percaya Nadiem akan mampu mewujudkan hal

tersebut.

Jika Jokowi sudah menetapkan pembenahan SDM akan

menjadi prioritas dalam pemerintahannya periode kedua ini, yaitu

masifnya akan sama dengan pembangunan infrastruktur di

periode pemerintahan periode pertama, maka saya

membayangkan Indonesia sedang masuk ke babak baru, yaitu

reformasi besar-besaran dalam dunia pendidikan.

Pro dan kontra tentu terjadi, dan saya ada di kelompok yang pro

terhadap keberanian Jokowi ini. Saya tergabung dalam Grup WA

yang berisi banyak Rektor dan praktisi pendidikan yang banyak

diantaranya kontra karena menganggap Nadiem terlalu muda,

belum punya pengalaman di bidang pendidikan, dlsb namun saya

pro karena jika kita ingin mencapai loncatan katak maka

diperlukan cara-cara diluar kebiasaan dan pilihan ke Nadiem saya

rasa perlu diapresiasi.

Page 31: D E W E' ^ , E K^ E W >

23

Namun hambatan akan banyak menghadang. Belum-belum

sudah ada serangan terhadap pribadi Nadiem. Serangan ini akan

semakin dahsyat sampai ada bukti nyata keberhasilan Nadiem

dalam melakukan reformasi di bidang pendidikan. Saya prediksi

Nadiem membutuhkan waktu 6 bulan untuk belajar sistem

pendidikan kita sambil merancang program-programnya ke depan.

Untuk itu semoga Tuhan YME memberikan kekuatan kepada

Nadiem karena para pemangku kepentingan di bidang pendidikan

ini sangat kritis dan “merasa” pintar sehingga sulit diatur. Belum

lagi dari para ormas yang selama ini menikmati posisi khusus

sebagai Menteri Pendidikan tentu kecewa kali ini Menterinya tidak

dari ormas tersebut.

Demikian juga riset-riset kita perlu direformasi menjadi

riset yang tidak hanya berhenti di tumpukan kertas namun

membawa manfaat baik di bidang riset dasar atau riset terapan.

Selama ini, ada idiom bahwa jika semua hasil penelitian di

Indonesia ditumpuk akan membawa kita ke Surga karena saking

banyaknya. Namun jika kita jujur, berapa banyak riset kita yang

benar-benar kita rasakan manfaatnya secara langsung? Bahkan

Nobel Ekonomi tahun 2019 ini juga diperoleh dari penelitian

tentang SD Inpres di Indonesia dan luput dari perhatian peneliti-

peneliti kita.

Tentu saja, Nadiem tidak mampu mengerjakan semuanya

sendirian dan perlu didukung oleh para pejabat di tingkat kedua

maupun tingkat berikutnya yang akan menerjemahkan arah dan

kebijakan Nadiem menjadi kebijakan kementerian. Hal ini akan

menjadi tantangan besar beliau mengingat merubah cara pikir

tidaklah mudah. Perasaan lebih senior, baik karena segi usia atau

pendidikan akan membuat para pejabat tersebut pada awalnya

tidak akan begitu saja melakukan perintah Pak Menteri. Disinilah

kepemimpinan Nadiem diuji dan jika lulus, maka saya yakin ada

Page 32: D E W E' ^ , E K^ E W >

24

perbaikan mendasar di pendidikan kita yang saat ini masih

tertinggal di dunia. Akhir kata, selamat bekerja Pak Menteri

semoga pendidikan kita akan semakin baik di bawah

kepemimpinan anda dan bonus SDM Indonesia tidak menjadi

kutukan jika tidak dikelola dengan baik.

Page 33: D E W E' ^ , E K^ E W >

25

EUFORIA START UP

Jony Oktavian Haryanto

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menetapkan bahwa

pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan prioritas

beliau di periode kedua pemerintahannya. Salah satu fokus di

bidang pengembangan SDM ini adalah penguatan kewirausahaan.

Data menunjukkan bahwa untuk tahun 2018, jumlah wirausaha di

Amerika Serikat adalah sebesar 12% dari seluruh jumlah

penduduknya, Jepang 11% dan China 10%.

Di Asia Tenggara, Singapura memiliki jumlah wirausahawan

terbanyak dengan mencapai 7% dari total penduduknya, Malaysia

5% dan Thailand yang sudah di atas 4%. Bagaimana dengan

Indonesia? Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah, jumlah wirausaha di Indonesia pada tahun 2018 sudah

mencapai 3,1% dari seluruh penduduknya. Angka ini meningkat

tajam ketimbang tahun 2014 yang baru mencapai 1,55%.

Pemerintahan Presiden Jokowi pada periode pertama

sebenarnya sudah memberikan banyak fasilitas dan kemudahan

bagi para wirausaha baru yang bermunculan, terutama di bidang

Information Technology (IT), sehingga munculah GoJek, yang

waktu itu sebenarnya tidak ada payung hukumnya atau bahkan

melanggar hukum. Menurut UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan, kendaraan roda dua sebenarnya tidak

diperbolehkan sebagai serana angkutan umum. Pada

kenyataannya GoJek, yang memanfaatkan kendaraan roda dua

sebagai layanan transportasi online, tetap diiperbolehkan

beroperasi. Ini tak lepas dari keinginan Presiden Jokowi untuk

terus mendorong lahirnya pengusaha-pengusaha, termasuk yang

Page 34: D E W E' ^ , E K^ E W >

26

berbasis teknologi. Bahkan kini GoJek telah menjadi satu-satunya

decacorn di Indonesia.

Decacorn merujuk kepada startup yang valuasi bisnisnya

sudah mencapai US$10 miliar (atau setara Rp140 triliun).

Sementara, empat startup Indonesia lainnya yang juga sudah

menjadi unicorn (valuasi bisnisnya mencapai US$1 miliar atau

lebih) yakni Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan yang terbaru

adalah Ovo.

Pesatnya perkembangan startup ini akhir-akhir ini

membuat jumlah wirausahawan di Indonesia meningkat tajam

dalam tiga tahun terakhir (bandingkan data tiga tahun terakhir).

Dalam pertemuan dengan para mahasiswa, kebanyakan dari

mereka juga menyatakan keinginannya untuk mendirikan startup

ketika sedang kuliah atau nanti sesudah lulus. Hal ini tentunya

merupakan kabar gembira mengingat setiap usaha baru yang

sukses tentu akan menambah jumlah wirausaha seraya sekaligus

membuka peluang kerja baru bagi orang lain.

Namun, perlu juga digarisbawahi bahwa sukses tidak

datang dengan tiba-tiba. Semua harus diperjuangkan melalui kerja

keras, hidup hemat, serta mental yang tahan banting. Kebanyakan

mahasiswa ingin menjadi wirausaha, mendirikan startup, dengan

alasan supaya cepat kaya dan kerjanya tidak perlu terikat jam

kantor. Mereka lupa bahwa wirausahawan yang sukses adalah

mereka yang mau bekerja keras, pantang menyerah, ulet, tahan

banting dan memiliki disiplin kerja yang tinggi. Euforia startup

yang berlebihan dan tidak realistis akan menjadi kontra produktif

dengan esensi kewirausahaan itu sendiri dan jika tidak dikelola

dengan bijak akan mampu menciptakan bumerang bagi para

startup tersebut. Bisnis yang tidak dipikirkan dengan matang dan

hanya karena ingin mencari jalan pintas untuk menjadi kaya

adalah cara pikir yang keliru dan untuk itu Kampus perlu menjadi

Page 35: D E W E' ^ , E K^ E W >

27

garda terdepan dalam memberikan pendidikan dan pemahaman

yang benar tentang kewirausahaan.

Untuk itu, ke depan kampus dituntut perannya untuk bisa

menjadi mediator dan katalisator. Kampus hendaknya tidak terus

memberikan mimpi kepada para mahasiswa, namun juga

menjelaskan secara imbang tentang dunia kewirausahaan.

Menjadi pertanyaan, bagaimana mungkin para dosen mampu

memberikan penjelasan, jika mereka yang entah lulusan S2 atau

S3, tetapi belum pernah bekerja di perusahaan atau bahkan

menjadi wirausahawan. Alhasil, yang diajarkan adalah

kewirausahaan sebagai suatu pelajaran. Hanya teori dan bukan

dari sisi praktik. Untuk itu perlu bagi kampus untuk mengirimkan

dosen-dosennya magang selama beberapa bulan, baik di

perusahaan ataupun membantu start up yang ada. Dengan cara

seperti itu, para dosen akan memiliki kemampuan dan

pengalaman praktis. Selain memberikan pengalaman kepada para

dosen, kegiatan magang ini bagi perusahaan juga akan

memberikan pemahaman state of the art dari bidang yang digeluti

dosen tersebut.

Selain menjadi wirausaha, kepada mahasiswa perlu juga

diajarkan tentang corporatepreneurship, yaitu semangat

kewirausahaan meskipun bekerja sebagai profesional di

perusahaan. Ini kerap disebut juga dengan istilah

intrapreneurship. Semangat ini juga perlu dibangun semasa

mereka belajar di kampus, sehingga setelah lulus kuliah dan

bekerja, mereka akan memiliki sense of belonging. Mereka akan

mampu bekerja secara maksimal di perusahaan dan mengelolanya

dengan penuh cinta, seakan perusahaan tersebut miliknya sendiri.

Jika hal ini terjadi, maka perusahaan akan mampu tumbuh dan

berkembang secara berkesinambungan, serta seluruh

karyawannya menjadi semakin sejahtera.

Page 36: D E W E' ^ , E K^ E W >

28

Semoga dua hal tersebut menjadi catatan kecil bagi

Presiden Jokowi yang hendak membangun dan memperkuat

kewirausahaan di Indonesia untuk membuat Tanah Air kita ini

menjadi negara yang lebih baik lagi. Adil, makmur dan sejahtera.

Page 37: D E W E' ^ , E K^ E W >

29

BISNIS START UP DAN GELEMBUNG EKONOMI

Jony Oktavian Haryanto

"Terus bakar uang, bagaimana kita kuat?" tutur Mochtar

Riyadi, Pendiri sekaligus Chairman Grup Lippo dalam acara

Indonesia Digital Conference (IDC), Kamis (28/11/2019), dikutip

dari CNBC Indonesia. Keadaan itu membuat Lippo menjual

sebagian saham OVO yang dikendalikan oleh PT Visionet

International. Menurut Mochtar, alasannya karena Lippo sudah

nggak kuat lagi bakar uang akibat praktik diskon jor-joran.

"Bukan melepas, adalah kita menjual sebagian. Sekarang

kita tinggal sekitar 30-an persen atau satu pertiga. jadi dua pertiga

kita jual,"

Fenomena ini menambah deretan Startup dan bisnis digital yang

terus merugi. Tercatat WeWork, perusahaan terbesar di bidang

coworking space asal Amerika Serikat (AS), melakukan pemutusan

hubungan kerja (PHK) kepada 2.400 karyawannya di seluruh dunia

dan mencatatkan kerugian hampir $ 1,3 miliar pada kuartal ketiga

tahun 2019 ini. Kerugian tersebut meningkat lebih dari dua kali

lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Masih dari Negeri Paman Sam, Uber juga telah memangkas

sekitar 1.185 karyawan dan mencatatkan kerugian tahun ini US$

5,2 miliar dalam tiga bulan terakhir. Kembali ke tanah air,

beberapa waktu yang lalu muncul juga berita bahwa Bukalapak

merumahkan ratusan karyawan untuk efisiensi.

Berita-berita diatas seperti hujan yang menyedihkan

mengingat akhir-akhir ini di seluruh dunia, termasuk Indonesia,

anak-anak muda terbakar dengan semangat dan euforia bisnis

startup. Tanyalah kepada para mahasiswa, apa tujuan mereka

kalau lulus nanti? Survey yang kami lakukan menunjukkan bahwa

Page 38: D E W E' ^ , E K^ E W >

30

lebih dari 50% mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

di Bali ingin menjadi entrepreneur dengan membuka startup

bisnis. Data yang hampir sama juga ditemukan di PTS di Pulau

Jawa.

Fenomena bisnis startup yang terbukti menerapkan praktik

diskon jor-joran ini berpotensi menciptakan gelembung ekonomi

(economic bubble) dalam perkembangan ekonomi. Masyarakat

didorong untuk menjadi konsumtif dengan membeli produk yang

mungkin sebenarnya mereka masih punya persediaan dan tidak

terlalu mereka butuhkan yang dikenal dengan forward buying

(Desai et al., 2010) atau membeli untuk kemudian disimpan

sebagai persediaan yang dikenal dengan stock pilling (Zeelenberg

& Van Puten &, 2005). Dalam jangka pendek, strategi diskon

besar-besaran ini akan mampu meningkatkan penjualan dan

tentunya berakibat kepada meningkatnya konsumsi dan

perekonomian kita yang masih sebagian besar ditunjang oleh

konsumsi masyarakat.

Namun ke depan, hal ini bisa berbahaya karena akan

menurunkan ekonomi dan menciptakan buble bagi perekonomian

kita. Konsumen yang sudah membeli baik karena forward buying

atau stock pilling, artinya selama beberapa saat ke depan tidak

akan melakukan pembelian lagi karena masih punya persediaan.

Jika ini terus terjadi, maka perekonomian akan stagnan bahkan

bisa mengalami ledakan bubble seperti yang terjadi di masa lalu.

Di lain pihak, selain dari penyedia platfom seperti OVO

atau GOJEK melalui GOFOOD, dsb maka biasanya pihak yang

berani jor-joran memberikan diskon adalah Vendor Asing dengan

dana yang besar. Jika hal itu yang terjadi, maka akan

memperbesar defisit current account kita. Data menunjukkan

bahwa defisit current account kita sebesar 7.68 miliar dolar.

Secara umum memang ekonomi kita masih ditopang oleh

Page 39: D E W E' ^ , E K^ E W >

31

konsumsi, yaitu dari konsumsi Rumah Tangga sebesar 56,82%;

konsumsi pemerintah 6,35% dan konsumsi lembaga swasta non

profit 1,36% dengan total sebesar 64,53%. Idealnya adalah bahwa

seharusnya investasi asing dan ekspor juga ikut menopang namun

bertahun-tahun kita kesulitan menarik investasi asing dan

meningkatkan ekspor.

Sebenarnya, jika konsumsi yang menjadi tulang punggung

penggerak perekonomian juga tidak masalah selama produk yang

dibeli adalah produk dalam negeri. Jika produk yang dibeli adalah

produk impor seperti dugaan jor-joran diskon di atas, maka hal itu

akan memperbesar defisit current account kita dan di masa depan

berpotensi untuk menciptakan kontraksi ekonomi.

Untuk itu, Pemerintah mau tidak mau harus turun tangan

mengatur supaya bisnis startup ini tidak liar. Komisi Pemantau

Persaingan Usaha (KPPU) perlu secara aktif memantau apakah

bisnis startup yang jor-joran duit tersebut sehat model bisnisnya

atau berpotensi merugikan pelaku bisnis lainnya.

Page 40: D E W E' ^ , E K^ E W >

32

Page 41: D E W E' ^ , E K^ E W >

33

DETERMINAN UTAMA MENJADI START UP

DI ERA DISRUPSI5

Sony Heru Priyanto dan Jony Oktavian Haryanto

Jika mahasiswa President University ditanya tentang masa

depannya ingin menjadi apa, mereka sebagiam besar menjawab

ingin menjadi pengusaha. Jika mereka ditanya, apa kendalanya jika

menjalankan usahanya, mereka pasti menjawab adalah modal.

Apakah memang demikian adanya? Riset secara etnometodologis

yang dilakukan penulis bersamaan dengan menjalankan

pendidikan kewirausahaan di Kampus, tampak bahwa ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan jika

seorang mahasiswa ingin menjadi pengusaha.

Meminjam pemikirannya Shane (2003), aspek pertama

yang perlu dilakukan adalah entrepreneurial motivation yang

terdiri dari need for achievement, risk taking, innovative, desire for

independence, goal setting, self-efficacy. Dalam aspek ini saja,

tidak semua bisa dipenuhi oleh mahasiswa. Aspek yang kedua

adalah menyangkut faktor kognisi, yang berupa pengetahuan

pentingnya membuat visi hidup akan mempengaruhi

kewirausahaan seseorang. Mahasiswa yang paham akan penting

dan peranan visi, akan berusaha membuat dan mencatat visi

hidupnya. Ketika dia membuat visi itulah, akan memunculkan

keinginan dibawah sadar, bahwa dia akan mencapai visi tersebut.

Pengetahuan menjadi sumber penting bagi kewirausahaan.

Mahasiswa yang mengetahui sesuatu, akan lebih mampu

merangkai struktur, sistem dan ide baru dari pada mahasiswa yang

5 Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Industrycoid 18 Oktober 2019

Page 42: D E W E' ^ , E K^ E W >

34

tidak banyak pengetahuannya. Mahasiswa yang full knowledge

akan dengan mudah mencari jalan lain ketika dia mengalami

kesulitan sesuatu. Atau dia mampu melihat peluang atau muncul

ide-ide baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Mahasiswa

yang memiliki keahlian, akan juga mampu mencipta ide dan

inovasi dengan mendasarkan pada skill yang telah dimilikinya.

Dengan skill yang telah dimilikinya, dia akan lebih bisa berkreasi

untuk menambah, menyempurnakan bahkan mengganti idenya

tersebut. Mahasiswa yang memiliki keahlian membuat aplikasi

berbasis web, akan lebih mudah menyesuaikan diri jika ada

perubahan dalam teknologi dan lingkungan bisnisnya, ketimbang

mahasiswa yang tidak ahli. Ini menandakan bahwa penting bagi

kita untuk menjadi ahli dibidang yang kita tekuni sehingga

memungkinkan kita lebih kreatif dan inovatif dari sebelumnnya.

Ketika mahasiswa telah memiliki motivasi berwirausaha,

telah ikut dan dididik menjadi wirausaha secara kognisi, itupun

belum cukup untuk kemudian menjadi pengusaha secara cepat.

Untuk meningkatkan akselerasinya, mereka harus diberi atau

mendapat kesempatan berwirausaha dari kampusnya atau

lingkungannya. Dalam hal ini, pendidikan kewirausahaan di

kampus, jangan hanya fokus pada pengajaran terstuktur di kelas

dengan aspek kognisinya, namun perlu diperkaya dengan

memberi kesempatan kepada mereka untuk mencoba langsung,

membuat usaha start up, sehingga pada tahap ini, terjadi dialek

antara pengehatuan kognisi dan pengetahuan yang bersifat

behavioral. Pembelajaran kewirausahaan justru efektif ketika

mereka merasakan langsung menjadi pengusaha. Untuk mencapai

hal ini, pembelajaran kewirausahaan di President University

menerapkan entrepreneurial learning model dengan 3 basis

utama pembelajaran yaitu training and education, experience dan

mentoring.

Page 43: D E W E' ^ , E K^ E W >

35

Aspek berikutnya yang perlu diberikan kepada mahasiswa

yang akan menjadi start up adalah kemampuan mereka dalam

melihat peluang. Kemampuan otak orang berbeba-beda, dengan

lingkungan yang samapun belum tentu ditangkap yang sama dari

orang. Untuk itu, dalam pembelajaran kewirausahaan perlu

diberikan materi beruba gagasan-gagasan bisnis yang layak

dijalankan, berulang-ulang agar akhirnya mahasiswa memperoleh

pola bagaimana mengenali peluang.

Orang yang telah mengenali peluang, belum tentu memiliki ide

bisnis. Untuk memiliki kemampuan kewirausahaan seperti ini,

mahasiswa atau masyarakat perlu dilatih atau dibimbing

mengenai ide-ide tertentu yang bisa menjadi bisnis. Mengerucut

dalam hal kelayakan usaha secara ekonomi seperti profit, omset,

pasar dan keberlanjutan.

Setelah itu, yang perlu diberikan kepada mahasiswa atau

masyarakat agar bisa menjadi pengusaha adalah merakit

sumberdaya. Ide bisnis batik online atau ide bisnis aplikasi fintech,

harus dilanjutkan dengan keahlian mengenai bagaimana

mengetahui pasarnya, siapa saja yang mau membeli, bagaimana

agar mereka mau membeli barang dan jasa kita, perlu memahami

dananya dari mana, berapa besar, biayanya untuk

mendapatkannya berapa, berapa tahun kalau mau meminjam,

termasuk bagaimana mengembangkan dana tersebut. Setelah itu

semua, siap, perlu dibuat rancang bangun produknya, mulai dari

volume, jenis, dan karakteritik barang dan jasanya. Aspek tempat

baik itu online atau offline juga harus dipahami dan dijalankan

untuk mendapatkannya.

Ketika semua diberikan ke mahasiswa atau masyarakat,

akhirnya, yang menentukan berhasil atau tidaknya menjadi start

up adalah mahasiswa atau masyarakat itu sendiri. Pada prinsipnya,

menjadi pengusaha adalah proses belajar yang tidak pernah

Page 44: D E W E' ^ , E K^ E W >

36

selesai. Siapa yang mau belajar dari usaha yang dilakukan serta

merealisaikannya, dialah yang akan menjadi pengusaha. Menjadi

pengusaha adalah proses internal dan individual, sangat subyektif.

Berbasis pada realitas subyektif seperti itulah, seorang pengusaha

baru bisa lahir ke dunia ini.

Page 45: D E W E' ^ , E K^ E W >

37

PRESIDENT UNIVERSITY DI ERA DISRUPSI

JONY OKTAVIAN HARYANTO

President University (PU) semula lahir dari keprihatinan SD

Darmono, Chairman Grup Jababeka, terhadap kualitas lulusan

perguruan tinggi yang tidak langsung siap kerja, tidak sesuai

dengan kebutuhan industri dan tidak sesuai dengan permintaan

pasar. Konsepnya link & match, tetapi pada prakteknnya tidak link

dan tidak match. Inilah yang memicu tingginya lulusan perguruan

tinggi yang kemudian menjadi penganggur.

Keprihatinan inilah yang mendorongnya untuk mendirikan

perguruan tinggi yang mampu menjawab kebutuhan industri.

Mampu menjadi benchmark bagi dunia pendidikan tinggi di

Indonesia. Perguruan tinggi yang lulusannya memiliki visi jauh ke

depan, tetapi sekaligus juga membumi dengan terampil dan

langsung siap kerja.

Dalam perjalanannya, oleh karena lokasi strategis President

University yang berada tepat di tengah-tengah kawasan industri,

dengan ribuan perusahaan nasional dan multinasional yang ada di

dalamnya, SD Darmono mengembangkan visi agar President

University mampu menjadi research university, terutama riset-

riset yang bersifat terapan.

Keterkaitan dengan bisnis

President University saat ini memiliki empat fakultas dan 16

program studi untuk program Sarjana (S1) dan satu program studi

untuk jenjang Magister. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Page 46: D E W E' ^ , E K^ E W >

38

Fakultas Bisnis dengan Prodi:

1. Akuntansi

2. Administrasi Bisnis

3. Manajemen

4. Aktuaria

Fakulas Humaniora dengan Prodi:

5. Hubungan Internasional

6. Hukum

7. Komunikasi

8. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Teknik dengan Prodi:

9. Teknik Industri

10. Teknik Mesin

11. Teknik Elektro

12. Teknik Lingkungan

13. Teknik Sipil

Fakultas Komputer dengan Prodi:

14. Information Technology

15. Information System

16. Desain Komunikasi Visual untuk program Magister (S2):

17. Prodi Information Technology.

Sementara bisnis Grup Jababeka mencakup kawasan

industri—termasuk kawasan ekonomi khusus, kawasan

perumahan, life style & leisure, pembangkit listrik, pengelolaan

limbah, dan bisnis pergudangan. Jadi, prodi-prodi yang ada di

President University tidak ada yang secara langsung berkaitan

dengan bisnis-bisnis grup Jababeka. Namun, secara tidak langsung

Page 47: D E W E' ^ , E K^ E W >

39

tentu saja ada. Misalnya, Jababeka tentu membutuhkan tenaga

akuntan, tenaga-tenaga yang mengerti tentang pengelolaan

lingkungan, termasuk mereka yang memahami aplikasi IT/IS atau

teknik sipil. Demikian juga Prodi Teknik Elektro sangat berkaitan

dengan pembangkit listrik (Power Plant – Bekasi Power), Prodi

Teknik Lingkungan berkaitan erat dengan Water Treatment Plant –

Jababeka Infrastruktur, dlsb.

Positioning President University

Positioning dan diferensiasi President University yaitu

kegiatan perkuliahannya menggunakan bahasa Inggris dan Satu-

satunya universitas di tengah-tengah kawasan industri.

Saat ini di Cikarang ada tujuh kawasan industri, seperti Kawasan

Industri Jababeka, MM2100, Delta Silicon I dan Delta Silicon II,

East Jakarta Industrial Park, Bekasi International Industrial Estate,

dan Delta Mas. Di dalamnya terdapat puluhan ribu perusahaan

dari puluhan negara. Sebagai contoh, di Kawasan Industri

Jababeka saja terdapat lebih dari 1.750 perusahaan nasional dan

multinasional yang berasal dari 30 negara. Dengan kondisi

tersebut, Cikarang saat ini mampu menyumbang sebesar 34,46%

dari seluruh PMA di Indonesia, serta 22%-45% volume ekspor

nasional.

Saat ini President University aktif menjalin kerja sama

dengan perusahaan-perusahaan tersebut melalui skema yang

saling menguntungkan (simbiosa mutualisme). Misalnya,

perusahaan-perusahaan tersebut membuka diri untuk menjadi

laboratorium hidup (organic lab) bagi segenap dosen dan

mahasiswa President University. Dengan cara ini, President

University selalu mendapat up date teknologi-teknologi baru yang

diterapkan perusahaan. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan

Page 48: D E W E' ^ , E K^ E W >

40

tersebut juga memperoleh masukan dari dosen-dosen dan

mahasiswa yang melakukan riset di sana.

Kerja sama lainnya dalam bentuk penelitian bersama, para

eksekutif di perusahaan PU undang untuk memberikan kuliah

tamu (guest lecture), company visit, magang, dan berbagai skema

lainnya.

Magang ini bertujuan menyiapkan mahasiswa agar kelak setelah

lulus mereka tidak gagap lagi, tetapi langsung siap kerja. Melalui

skema ini pula banyak mahasiswa President University yang

langsung direkrut untuk menjadi karyawan dari perusahaan

tempat magangnya.

Lingkungan yang multietnis dan multikultural.

Mahasiswa PU berasal dari seluruh provinsi yang ada di

Indonesia. Ini sejalan dengan visi pendiri President University, SD

Darmono, yang ingin memberikan akses pendidikan dan

pemerataan pendidikan yang seluas-luasnya bagi anak-anak muda

dari seluruh Indonesia. Melalui cara tersebut diharapkan jika kelak

kembali ke tempat asalnya, putra daerah yang telah menjadi

lulusan President University bisa memberikan kontribusinya bagi

pembangunan di daerahnya masing-masing.

Kemudian, sekitar 10% dari seluruh mahasiswa di President

University berasal dari 16 negara di seluruh dunia. Dengan jumlah

tersebut, President University adalah kampus swasta dengan

jumlah mahasiswa asing terbanyak di seluruh Indonesia.

Adanya mahasiswa-mahasiswa dari seluruh Indonesia dan dari

luar negeri menciptakan lingkungan kampus yang multietnis dan

multikultural. Ini membuat mahasiswa-mahasiswa President

University menjadi lebih terbuka terhadap keberagaman etnis dan

budaya.

Page 49: D E W E' ^ , E K^ E W >

41

Kualitas Lulusan

Untuk pertanyaan no. 5 dan no. 6, jumlah lulusan yang

diserap perusahaan induk, Grup Jababeka, tidak sampai 10%.

Jababeka memang tidak mewajibkan lulusan President University

untuk bekerja di perusahaan itu. Itu semua diserahkan pada

mekanisme pasar tenaga kerja biasa.

Jadi, sebagian besar lulusan President University malah

bekerja di berbagai perusahaan yang ada di kawasan industri

Jababeka maupun kawasan industri lainnya, termasuk di Jakarta,

atau provinsi lainnya. Bahkan ada sebagian lulusan yang bekerja di

luar negeri. Ini membuktikan bahwa lulusan President University

memang sangat kompetitif di pasar tenaga kerja.

Jumlah mahasiswa baru PU setiap tahun mencapai 1.250 –

1.500 mahasiswa. Lulusan PU per tahun mencapai lebih dari 1.000

wisudawan. Mengapa tidak 100%? Sebab dalam perjalanan

perkuliahan, ada saja mahasiswa yang mengundurkan diri atau

tidak dapat menuntaskan kegiatan perkuliahannya karena

berbagai sebab.

Link & match memang menjadi fokus PU. Apalagi lokasi

kampus PU yang tepat berada di kawasan industri. Melalui kerja

sama dengan perusahaan-perusahaan yang ada di sana, PU

bekerja sama dengan 41 universitas di luar negeri, namun belum

sampai taraf double degree. PU sedang berupaya untuk mengarah

ke sana.

Arah ke depan

Ke depan, kami berharap President University mampu menjadi

pusat research & development (R&D) dari berbagai industri dan

perusahaan yang ada baik di Kawasan Industri Jababeka maupun

kawasan industri lainnya di Kabupaten Bekasi, di Provinsi Jawa

Barat, dan di seluruh Indonesia, melalui skema kerja sama yang

Page 50: D E W E' ^ , E K^ E W >

42

saling menguntungkan (simbiosa mutualisme). Ini terutama riset-

riset yang bersifat terapan.

Target ke depan, PU bisa mempertahankan akreditasi A, jumlah

mahasiswa bisa tumbuh 15% per tahun, dan jumlah mahasiswa

asing meningkat 10% per tahun.

Page 51: D E W E' ^ , E K^ E W >

43

DARI TEACHING KE INVENTING:

MENUJU UNIVERSITAS RISET

Jony Oktavian Haryanto

Akhir-akhir ini di dunia pendidikan kita sering terdengar

istilah Research University atau universitas yang berbasis riset.

Untuk merealisasikan gagasan tersebut, Kementerian Pendidikan

Tinggi - Riset dan Teknologi (Kemendikti Ristek) bahkan siap

menggelontorkan dana penelitian dalam jumlah yang cukup besar.

Langkah ini ditempuh untuk membangun budaya riset di

Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia, seraya sekaligus menaikkan

peringkat universitas-universitas Indonesia di tingkat dunia.

Bicara soal peringkat, posisi perguruan-perguruan tinggi

kita memang masih tertinggal jauh dibandingkan dengan

universitas-universitas di luar negeri. Kita punya tiga universitas

top, tapi di tingkat dunia ternyata masih menempati peringkat

ratusan. Sebagai contoh, pada peringkat Webometrics yang

memakai tolok ukurnya dari kinerja website dan implikasi bagi

pendidikan, Universitas Gadjah Mada (UGM) masih menempati

ranking ke-518, Universitas Indonesia berada (UI) ranking ke-660,

dan Institut Teknologi Bandung (ITB) malah ranking 704.

Sedang untuk peringkat QS (yang memakai indikator reputasi

akademik, reputasi pekerja, reputasi mahasiswa setiap fakultas,

banyaknya fakultas internasional, jumlah mahasiswa internasional,

dan predikat setiap fakultas), UI masih menempati peringkat ke-

310 dunia dan 71 ditingkat Asia, ITB ranking ke-461 (dunia) dan

125 (Asia), serta UGM peringkat 551 (dunia) dan 145 (Asia).

Webometrics dan QS adalah dua ukuran yang paling umum

digunakan untuk menilai peringkat universitas di seluruh dunia.

Page 52: D E W E' ^ , E K^ E W >

44

Kalau tiga universitas top di Indonesia saja rankingnya

masih berada di kelompok ratusan, bagaimana dengan yang

lainnya. Untuk itu muncul dorongan mengembangkan universitas

riset dengan tujuan akhir meningkatkan peringkat perguruan

tinggi kita di level dunia.

Infrastruktur dan Suprastruktur

Upaya Kemendikti Ristek untuk mengembangkan

universitas berbasis riset menghadapi tantangan yang tidak

ringan. Persoalan pertama adalah cocokkah mengembangkan

universitas berbasis riset bagi perguruan-perguruan tinggi di

Indonesia?

Untuk menjadi universitas riset jelas diperlukan dukungan

infrastruktur dan suprastruktur yang lengkap dan saling bersinergi.

Lalu, juga dibutuhkan komitmen riset yang kuat dari para

dosennya. Jika suatu perguruan tinggi ingin menjadi universitas

riset, jelas diperlukan laboratorium yang memadai, dana riset yang

cukup besar, dan komitmen kuat dari para dosennya untuk

melakukan riset. Bukan hanya sibuk melakukan pengajaran.

Bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Saat ini sistem

pendidikan Indonesia masih lebih menekankan pada pengajaran

dan minim penelitian. Dosen-dosen kita masih lebih suka

mengajar dibandingkan melakukan penelitian. Mengapa?

Sudah menjadi rahasia umum bahwa gaji dosen di

Indonesia terbilang kecil. Sebagai informasi, saat ini gaji dosen

lulusan S-2 adalah Rp15 juta per bulan. Angka ini pun sudah

terbilang lumayan tinggi. Masih banyak perguruan tinggi yang

belum mampu membayar dosen S-2-nya dengan gaji sebesar itu.

Dengan gaji sebesar itu, bagaimana mungkin dosen

tersebut mampu membayar cicilan rumah atau apartemen di

Jakarta, Surabaya atau kota-kota besar lainnya yang harganya

Page 53: D E W E' ^ , E K^ E W >

45

mungkin sudah di atas Rp500 juta atau bahkan sampai miliaran

rupiah. Maka, terpaksa dosen tersebut mengajar di sana-sini untuk

mendapatkan penghasilan tambahan. Kalau sudah begini, hampir

mustahil mengharapkan dosen tersebut mampunyai waktu yang

cukup untuk melakukan penelitian.

Pengadaan laboratorium saat ini masih dipandang sebelah

mata dan hanya dianggap sebagai pelengkap bagi perguruan

tinggi. Soal riset, banyak perguruan tinggi yang hanya

mengalokasikan sedikit dana. Pokoknya yang penting ada. Riset

dilakukan dengan setengah hati dan hanya untuk memenuhi

syarat minimal akreditasi.

Dengan kondisi yang semacam itu, masih cocokkah

gagasan mengembangkan untuk research university sebagaimana

digagas Kemendikti Ristek? Menurut saya, daripada berlelah-lelah

mengejar target research university, di antaranya untuk

meningkatkan peringkat di tingkat dunia, lebih baik kita benahi

dulu sistem pendidikan nasional.

Menata Perguruan Tinggi

Saat ini kita memiliki lebih dari 3.000 perguruan tinggi dan

sebagian besar berada di Jawa, khususnya di Jakarta. Ini membuat

persaingan antar-universitas dalam merebut mahasiswa menjadi

sangat ketat. Ketatnya persaingan inilah yang memunculkan

fenomena jual beli ijazah bodong, yang celakanya ternyata bisa

menjadi salah satu sumber pendapatan bagi perguruan tinggi atau

sekolah tinggi, yang juga bodong. Perguruan tinggi semacam ini

biasanya nilai akreditasinya juga jelek.

Kemendikti Ristek, khususnya Ditjen Dikti, perlu melakukan

investigasi dan memantau perguruan tinggi atau sekolah tinggi

yang nilai akreditasinya jelek. Keberanian menutup perguruan

Page 54: D E W E' ^ , E K^ E W >

46

tinggi yang ecek-ecek semacam ini akan menjadi modal awal bagi

kita untuk menata kehidupan kampus di Indonesia.

Perbaikan kehidupan kampus juga akan mendorong

perbaikan kesejahteraan dosen. Alhasil, mereka akan mempunyai

cukup waktu untuk melakukan riset, karena tidak sibuk mengajar

di sana-sini guna mencari penghasilan tambahan. Malaysia atau

Singapura saja menyediakan akomodasi bagi para dosen dengan

harga subsidi dengan biaya sewa yang sangat murah. Jadi dosen-

dosen di sana tidak pusing mengajar kesana kemari demi supaya

mampu menyicil rumah atau apartemen sehingga mereka bisa

fokus mengajar. Semuanya disediakan kampus.

Pertanyaan mendasar, haruskah semua perguruan tinggi

atau sekolah tinggi kita berbasis riset? Babson College yang

berlokasi di Boston, Amerika Serikat, selama 19 tahun berturut-

turut berhasil menempati peringkat ke-1 untuk kategori

Entrepreneurship University. Babson bisa menempati peringkat

tersebut karena menekankan kepada universitas yang berbasis

pengajaran. Mereka memberikan porsi yang sama besar antara

riset dengan pengajaran.

Seorang dosen seharusnya memang mampu mengajar,

memberi inspirasi dan mendorong para mahasiswanya untuk terus

berpikir. Oleh karenanya hampir semua dosen di Babson College

dituntut untuk bisa mengajar. Pengertian bisa mengajar disini

adalah bahwa mereka mampu memotivasi mahasiswanya untuk

berpikir kritis dan memberikan pemahaman baru bagi

mahasiswanya. Meski begitu penelitian tetap mendapatkan

jatahnya, begitu pula dengan pengabdian kepada masyarakat.

Maka, jika kita ingin mengembangkan research university,

itu tidak berarti riset adalah segala-galanya. Bahkan mengalahkan

pengajaran yang menjadi inti dari kegiatan belajar mengajar.

Untuk itu infrastruktur dan suprastruktur perlu ditata, sehingga

Page 55: D E W E' ^ , E K^ E W >

47

kita benar-benar siap mengejar ketertinggalan dengan perguruan-

perguruan tingi lain di luar negeri. Universitas top di Indonesia

seperti UI, UGM dan ITB serta Universitas bagus lainnya silahkan

jika akan mengembangkan risetnya. Universitas level menengah

apalagi bawah perlu membenahi sistemnya terlebih dahulu

sebelum akhirnya melangkah lebih maju lagi menuju ke research

University.

Page 56: D E W E' ^ , E K^ E W >

48

Page 57: D E W E' ^ , E K^ E W >

49

MERAJUT ERA BARU PENGEMBANGAN PERTANIAN

Sony Heru Priyanto

Ketika kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional,

ingatlah bahwa kita sampai hari ini belum berdaulat dalam

berbagai hal, terutama juga belum berdaulat secara ekonomi.

Dalam konteks ini sebenarnya potensi pertanian Indonesia sangat

luar biasa. Peranannnya juga sangat penting. Namun sampai hari

ini sektor pertanian belum menjadi andalan pembangunan.

Memperingati Hari Kebangkitan Nasional kali ini kita perlu

bulatkan tekad untuk bangkit dengan cara membangun dan

mengembangkan sektor pertanian. Saatnya kita kembali ke

pertanian.

Pentingnya Sektor Pertanian

Salah satu sektor riel yang benar-benar riel dibutuhkan

oleh manusia adalah sektor pertanian. Bayangkan jika kita tidak

ada bahan pangan hasil dari sektor pertanian, kita akan mati.

Jikalau tidak ada kapas untuk bahan pakaian yang merupakan

produk pertanian, tidak mungkin kita akan memakai pakaian dari

besi. Sektor pertanian sangat penting karena sektor pertanian

memiliki banyak peranan. Sektor pertanian merupakan daya

ungkit perekonomian. Sumberdaya alam telah memungkinkan

tumbuhkan tanaman dan hidupnya hewan dan ikan yang

memungkinkan bisa ditransaksikan dan diusahakan menjadi

kegiatan pertukaran barang dan jasa. Jika ada pertukaran barang

dan jasa berarti ada pertumbuhan ekonomi sehingga berarti ada

pembangunan. Indonesia akan maju, jika sektor pertanian menjadi

soko guru perekonomian Indonesia. Banyak ahli, termasuk Timmer

(2005) yang mengatakan bahwa saatnya kita kembali ke pertanian

Page 58: D E W E' ^ , E K^ E W >

50

untuk pembangunan ekonomi suatu bangsa mengingat

pentingnya sektor pertanian, bahkan untuk mengatasi kemiskinan.

Sektor pertanian bisa dijadikan sektor utama untuk

dibangun dan dikembangkan di desa yang memiliki sumberdaya

yang sangat memadai untuk itu. Sektor pertanian primer bisa

dikembangkan untuk mendukung sektor lain seperti sektor

pengolahan (industri) maupun sektor jasa (perdagangan) bahkan

sektor pariwisata (nilai=value)

Sektor pertanian sangat menjanjikan untuk dijadikan usaha

atau bisnis. Potensi sumberdaya alam yang luar biasa, jumlah

permintaan yang sangat banyak dan terus meningkat baik

digunakan untuk pangan, pakan, energi maupun untuk industri

lainnya, merupakan peluang usaha yang sangat menggiurkan,

mulai dari produk pertanian pangan, peternakan, perikanan,

kehutanan dan perkebunan.

Namun demikian, walaupun penting, sampai saat inipun

masih banyak persoalan yang masih muncul dan banyak potensi

yang belum dimanfaatkan. Dalam konteks global, harga pangan

terus meningkat yang menjadi masalah bagi masyarakat namun

disisi lain diharapkan oleh para petani, produksi yang sangat

fluktuatif tergantung musim bahkan untuk wilayah tertentu

produksinya terbatas, semakin hari semakin meningkat tuntutan

kualitas dan keamanan pangan, terjadi alih fungsi lahan dari sektor

pertanian ke non pertanian dan food ke non food atau ke

bioenergi. Dalam konteks lokal, terjadi harga rendah untuk sektor

pertania, pertanian yang tidak efisien dan tidak kompetitif karena

penguasaan lahan yang kecil dan terpencar, sulit memenuhi aspek

kualitas, kuantitas, kontinuitas dan konformitas, tidak

menguntungkan, beresiko tinggi, masih sangat tradisional

teknologinya, tidak menarik sehingga terjadi alih fungsi lahan yang

cepat dan luas.

Page 59: D E W E' ^ , E K^ E W >

51

Permasalahan dan Tantangan Sektor Pertanian

Sektor pertanian tidak bisa dipungkiri memiliki potensi

yang sangat besar untuk dikembankan menjadi peluang usaha.

Mulai dari sumberdaya alamnya maupun kebutuhannya, sangat

menjanjikan untuk dikembangkan. Namun, sampai saat ini

pengembangan dan perkembangan sektor pertanian masih

banyak menemui kendala. Masalah terkait dengan petani dan

usahanya atau terkait dengan aspek internal petani/produsen.

Tantangan terkait dengan aspek eksternal petani/produsen.

Nilai tukar petani (NTP) masih rendah dan cenderung

turun. NTP sebagai ukuran kesejahteraan petani makin hari makin

menurun. Ini artinya kesejahteraan petani semakin hari semakin

menurun. Sebagai contoh, dulu 1 kilogram beras bisa ditukar

dengan 1 gram emas. Sekarang ini, sangat jauh perbedaaannya.

Harga beras hanya Rp10.000,- dipasaran, harga emas sudah

Rp400.000,- akibatnya aset petani terus menurun bahkan

tanahnya seringkali dijual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Harga produk pertanian sangat fluktuatif dan tidak pasti.

Tidak ada yang pasti terkait dengan harga disektor pertanian. Ini

yang menyebabkan tidak ada kepastian usaha disektor pertanian.

Kadang harga naik, tetapi seringkali pula harga jatuh.

Pengelolaan usaha pertanian masih belum efisien.

Pengelola usaha pertanian biasanya skala usahanya kecil-kecil dan

terpencar sehingga pengelolaan usaha tidak efisien, harga menjadi

mahal sehingga produknya tidak bisa bersaing dengan produk luar

negeri. Salah satu penyebabnya adalah sistem sosial tentang

warisan, yang akan membagi tanahnya kepada anak-anak dan

keturunannya.

Kualitas produk pertanian belum tinggi. Banyak produk

pertanian yang belum diproduksi secara profesional dan serius

Page 60: D E W E' ^ , E K^ E W >

52

sehingga acapkali didapai kualitas produk pertanian rendah.

Akibatnya harga juga rendah mengingat kualitasnya rendah.

Biasanya petani akan melakukan sortasi-grading-labeling untuk

melakukan diferensiasi harga supaya tidak terlalu rugi.

Hasil produksi pertanian masih sangat bergantung dengan

alam. Penerapan teknologi belum maksimal. Penerapan teknologi

masih minim, aktivitas usaha masih belum terkoneksi dengan

lembaga-lembaga riset. Penerapan teknologi masih sangat

sederhana dan tradisional serta turun temurun. Akibatnya produk

sangat tergantung alam. Jika alam bersahabat, hasilnya akan baik.

Namun jika tidak, hasilnya akan merugikan petani. Berbeda

dengan India dan Thailand, para petani dikoneksikan dengan

lembaga riset sehingga hasil produksinya tidak terkait langsung

dengan alam. Kegiatan penyuluhan yang diharapkan ada adopsi

dan transfer teknologi tidak berjalan bahkan mengalami

kemunduran.

Kelembagaan petani lemah. Usaha atau bisnis disektor

pertania tidak terlepas dari manajemen dan organisasi. Dalam hal

ini, petani masih sangat lemah. Mereka susah berkelompok dalam

menjalankan usahanya. Kepemimpinan dalam kelompok juga

lemah, padahal aspek ini sangat penting untuk mengelola

sumberdaya alam dan konsumen yang ada. Pengelolaan usaha

bersama seperti farmer’s entreprise sangat sulit dijalankan oleh

mereka.

Orientasi usaha masih pada production oriented, belum

market oriented. Pada umumnya produsen memproduksi apa

yang bisa diproduksi, bukan apa yang harus diproduksi. Orietansi

demikian disebut orientasi produksi. Produksi dulu, jual kemudian.

Kelemahannya adalah seringkali produk tidak laku, kalaupun laku

biasanya harganya rendah. Dalam pertanian modern, sebaiknya

dikedepankan siapa yang mau beli dan mau beli apa, seperti apa

Page 61: D E W E' ^ , E K^ E W >

53

yang mau dibeli. Ini menyebabkan produk diproduksi sesuai

kebutuhan.

Infrastruktur dasar dan infrastruktur pertanian belum

mendukung. Ini masalah klasik yang terjadi di Indonesia.

Infrastruktur yang buruk membuat produk pertanian mudah

rusak, berharga rendah dan tidak laku. Sebenarnya, jika

infrastruktur bagus, produsen akan merespon secara mandiri

terhadap usaha apa yang akan dikembangkan. Infrastruktur

pertanian seperti irigasi dan pasar pertanian menjadi masalah juga

dalam sektor pertanian. Irigasi yang buruk dan tiadanya pasar

pertanian membuat produsen enggan untuk menginvestasikan

modalnya disektor pertanian.

Dukungan pemerintah belum tinggi. Komitmen pemerintah

dalam pertanian masih kurang. Dalam teori campur tangan

pemerintah, pemerintah akan campur tanga atau intervensi

manakala ada kegagalan pasar (market failure) dan kegagalan

pemerintahan (governance failure). Namun demikian, pemerintah

Indonesia seringkali absen dalam dua situasi tersebut. Akibatnya

petani sering dirugikan pada saat panen. Berbeda dengan Thailand

dimana rajanya turun langsung untuk menopang sektor pertanian.

Tidak heran jika Thailand maju dalan sektor pertaniannya padahal

jika dibanding dengan sumberdaya di Indonesia, masih kalah jauh

dengan Indonesia. Pemerintah India, Vietnam sangat fokus dalam

mengembangkan pertanian dengan program-programnya yang

efektif.

Produk pertanian Indonesia banyak yang kalah bersaing

dengan produk impor (harga murah, kualitas tinggi, tersedia

sepanjang musim). Serbuan produk impor sangat deras membuat

produk pertanian terpuruk. Produk impor menang dalam

persaingan karena harganya lebih murah dengan kualitas yang

lebih baik. Dari sisi ketersediaan, produk impor hampir tersedia

Page 62: D E W E' ^ , E K^ E W >

54

sepanjang musim. Padahal jika dilihat sumberdaya alamnya,

Indonesia sangat subur sehingga tidak ada alasan untuk kalah

dengan produk impor. Teknologi dan manajemen menjadi

pembedanya.

Non tariff barrier. Persoalan hambatan non tarif menjadi

masalah bagi produk pertanian di Indonesia. Jika produk Indonesia

akan masuk negara lain, biasanya persyaratannya sangat ketat

terkait berbagai aspek seperti keamanan, kesehatan dan

prosedural lainnya sehingga produk Indonesia sangat sulit masuk

ke suatu negara.

Kebutuhan konsumen bermacam-macam dan berubah

terus. Salah satu daya tarik sektor pertanian adalah jumlan yang

membutuhkan sangat banyak dan terus meningkat. Namun yang

menjadi tantangan adalah selere mereka terus berubah dan

valuenya terus meningkat. Ini membutuhkan penerapan teknologi

yang memungkinkan produsen pertanian mampu mengikuti selera

dan kebutuhan dari konsumen.

Mulai dari Mana?

Setelah memahami pentingnya, potensinya serta

permasalahan yang ada, ketika akan membangun dan

mengembangkan pertanian, mau dimulai dari mana? Pertama,

seperti yang terjadi di Thailand, ada kemauan dan komitmen

untuk membangun pertanian. Kemauan dan komitmen ini harus

konsekuen dilaksanakan dan menjadi Blue Print pengembangan

ekonomi, dengan dukungan penuh dari negara (political will),

melalui dukungan kebijakan, program dan anggaran yang

memadai. Anggaran untuk sektor pertanian yang selama ini hanya

sekitar 1% dari total anggaran, harus dinaikkan minimal 10%.

Bahkan bila perlu dibalik. Anggaran pertanian yang 20%, anggaran

pendidikan yang diturunkan dengan arti bahwa jika anggaran

Page 63: D E W E' ^ , E K^ E W >

55

dinaikkan, potensi pertanian akan dikembangkan, terjadi

peningkatan pendapatan dan tabungan, nah peningkatan

pendapatan dan tabungan ini yang kemudian digunakan oleh

masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Sektor pertanian yang selama ini disebut sebagai sektor

pilihan, harus dihapuskan. Istilah wajib dan pilihan harus dihapus

karena dalam prakteknya istilah pilihan diversuskan dengan wajib

sehingga pilihan dianggap tidak wajib dan runyamnya dianggap

tidak penting meskipun daerah itu memiliki potensi yang besar di

sektor pertanian. Padahal yang dimaksudkan bukanlah seperti itu.

Pilihan sebenarnya hanya berlaku pada daerah perkotaan dan

atau daerah yang tidak memiliki potensi pertanian. Tapi

sebenarnya, bagi daerah potensi pertanian adalah WAJIB. Sudah

terjadi salah kaprah dalam menterjemahkan peraturan. Dari pada

membuat salah, aturan mengenai hal ini harus diubah.

Kedua, perlu ada kepastian usaha dalam arti ada kepastian

harga dan kepastian dibeli di sektor pertanian. PASTIKAN

HARGANYA -PASTIKAN DIBELI, itu slogan yang pas untuk

membangun dan mengembangkan pertanian. Jika ini bisa

dilakukan, masyarakat akan merespon dengan menanamkan

investasinya di sektor pertanian secara masif. Mereka akan

menggerakkan aset yang ada untuk berusaha di sektor pertanian.

Negara harus menjamin dan melakukan ini. UU no 19 tahun 2013

mengenai Pemberdayaan dan Perlindungan Petani telah

mengamanatkan mengenai hal ini.

Ketiga, untuk menjamin kepastian usaha tersebut,

pemerintah perlu membangun wholeseller yang akan

memampukan negara membeli produk petani terutama pada saat

panen raya. Seluruh produk petani dibeli oleh negara, kemudian

negaralah yang menjual produk tersebut ke konsumen. Mata

rantai usaha akan terpotong banyak sehingga usaha menjadi lebih

Page 64: D E W E' ^ , E K^ E W >

56

efisien. Margin keuntungan menjadi lebih besar. Pertanyaannya

pasti negara atau pemerintah tidak memiliki uang yang banyak

untuk melakukan itu. Uangnya dari mana? Simpel saja sebenarnya.

Negara memiliki perbankan yang bisa mengalokasikan kredit

untuk badan usaha milik pemerintah (BUMP) melalui skema

pinjaman rekening koran. Kredit ini dipakai jika dibutuhkan saja.

kemudian kredit ini akan dikembalikan pada saat terjadi penjualan

dari produk yang telah dibeli dari petani. Jika pandai dalam

mengelolanya, perusahaan ini justru akan untung. Uang akan

berputar terus dan bisa dimulai dari beberapa produk yang

menjadi prioritas negara. Saya yakin bisa.

Infrastruktur dasar yang terkait dengan delivery system

perlu diperbaiki. Ini menjadi langkah yang keempat untuk menuju

Indonesia bangkit. Mulai dari jalan, jembatan, pelabuhan,

bandara, pasar, sarana transportasi, energi dan lainnya yang

mendukung perlu dibangun dan disediakan oleh negara. Di

Thailand, Vietnam, Cina dan negara lainnya, infrastruktur

dibangun dan disediakan oleh negara untuk menggerakkan

perekonomian masyarakatnya. Ini penting dilakukan mengingat

dalam hal ini, Indonesia masih banyak tertinggal.

Bangkit bisa dimaknai berubah dari yang sebelumnya

tergantung pada pihak lain, sekarang menjadi warga yang

independen, berdaulat. Dalam konteks seperti ini petani didorong

untuk menjadi mandiri, independen dan berdaulat. Dua hal yang

selama ini menjadi ketegantungan petani adalah bibit dan pupuk.

Selama ini bibit disediakan oleh perusahaan, petani sulit masuk

dalam bisnis ini karena aturannya rumit. Pupuk selama ini juga

disediakan oleh perusahaan juga. Bahkan subsidi dfberikan kepada

perusahaan pupuk, bukan kepada petani secara langsung.

Kedepan, untuk memandirikan petani dan petani menjadi

berdaulat, petani diberi ruang seluas-luasnya untuk menjadi

Page 65: D E W E' ^ , E K^ E W >

57

penangkar benih bahkan menjadi pengusaha benih. Bantuan benih

untuk petani dihapus saja, lebih baik petani didorong untuk

menghasilkan benih sendiri. Petani harus didorong untuk menjadi

produsen pupuk. Dengan pola ini, subsidi pupuk tidak diperlukan

lagi. Petani bisa menyediakan sendiri pupuk yang dibutuhkan. Era

subsidi berakhir. Kalaupun ada subsidi, subsidi diberikan langsung

kepada petani dalam bentuk pendampingan petani untuk menjadi

mandiri dalam benih dan pupuk.

Petani harus memiliki identitas hukum yang pasti. Untuk

itu, perlu dibuat database petani yang nantinya bisa berfungsi

sebagai identitas hukum dan kartu profesi petani. Nantinya untuk

menjadi petani harus ada seleksinya, tidak seperti sekarang ini,

jika sudah “kalah” di sektor yang lain, orang kemudian masuk ke

sektor pertanian. Melalui identitas hukum ini, banyak hal yang bisa

dilakukan oleh dan untuk petani. Mudah-mudahan

Page 66: D E W E' ^ , E K^ E W >

58

Page 67: D E W E' ^ , E K^ E W >

59

HIDUP BARU PETANI DENGAN KARTU TANI

Sony Heru Priyanto

Tingkat kesejahteraan petani di Jateng termasuk rendah di

Pulau Jawa. Hal ini bisa dilihat dari rendahnya NTP di Jawa Tengah

dibanding propinsi yang lain. Bahkan tidak hanya itu saja, NTP

pertahun sekarang ini sudah dibawah 100, dengan kecenderungan

menurun setiap tahunnya.

Disamping tingkat kesejahteraannya rendah dan semakin rendah,

petani di Jateng juga termasuk petani yang miskis, dengan jumlah

yang relative besar. Kemiskinan di Jateng masih sekitar 13.57%,

dimana 60% merupakan petani. Ketika program-program untuk

membantu petani, sering kali terhambat dan atau salah sasaran

karena ketiadaan data mengenai petani.

Salah satu program Pemerintah yang sampai saat ini

berlaku ada subsidi pupuk. Hampir setiap musim tanaman, dimana

dibutuhkan banyak pupuk, pupuk sering langka dan sulit

diperoleh, padahal pupuk ini disubsidi oleh Pemerintah. Ada

indikasi bahwa pupuk bersubsidi dibeli oleh konsumen yang bukan

petani yang berhak menerima subdisi tersebut. Bahkan ada isu,

pupuk diekspor keluar negeri karena harganya yang murah.

Penyebab utamanya adalah ketiadaan data yang akurat siapa itu

petani, dimana mereka berada dan berapa jumlahnya, kapan

membutuhkannya.

Isu utama terkait dengan persoalan non usahatani bagi

petani adalah pendataan tentang petani tersebut. Sampai 2-3

tahun yang lalu, pendataan petani tidak ada. Padahal pendataan

petani penting terkait dengan subsidi dan program bantuan

lainnya.

Berkaitan dengan hal itulah, kemudian Pemerintah Propinsi

Jawa Tengah merencanakan untuk menerbitkan kartu tani, dengan

Page 68: D E W E' ^ , E K^ E W >

60

taget pada tahun 2017 ini seluruh petani di Jawa Tengah telah

memiliki kartu tani. Ini berarti seluruh petani (Kepala Keluarga)

sudah tercatat sebagai petani. Dengan kerjasama dengan BRI yang

menyiapkan sistem dan kartunya, pemerintah kemudian

melakukan pendataan dengan melibatkan penyuluh di seluruh

Kabupaten/Kota. Dengan berbagai hambatan dan rintangan, telah

terdata sekitar 2 juta lebih petani.

Dengan adanya kartu tani tersebut, diharapkan akan ada

manfaat yang sangat bermanfaat bagi petani dan pemerintah

dalam meningkatkan kemakmuran petani. Manfaat tersebut

diantara adalah:

1. Kartu Tani sebagai Database Petani (Informasi). Dengan

adanya kartu tani, manfaat yang pertama yang bisa dirasakan

adalah terdatanya seluruh petani di Jawa Tengah. Meski baru

sebatas data kepala keluarga petani, data ini sudah bisa

menggambarkan database keluarga petani. Dari kartu tani, kita

bisa melihat jumlah petani, umur petani, lokasi petani, jenis

usaha, luas usaha dan kebutuhan pupuk, baik jumlah, jenis dan

penggunaannya. Kartu tani ini bisa menjadi pusat informasi

mengenai petani

2. Kartu Tani sebagai bukti Profesi. Keberadaan kartu tani

sebagai sebagai penanda profesi petani. Seperti dosen, guru,

pegawai, kartu tani bukti petani memiliki profesi, punya hak

dan kewajiban professional

3. Kartu Tani sebagai alat edukasi. Dengan adanya kartu tani,

penyuluh bisa melakukan edukasi atau kegiatan pembelajaran

(penyuluhan) kepada petani. Beberapa materi penyuluhan,

penyampaian informasi usaha dan bisnis bisa dilakukan oleh

penyuluh guna meningkatkan perilaku petani dalam berusaha.

Penyuluhan bisa dilakukan melalui kartu tani ini sehingga

Page 69: D E W E' ^ , E K^ E W >

61

pengetahuan bisa bertambah, sikap bisa berubah dan keahlian

bisa meningkat.

4. Kartu Tani sebagai alat transaksi. Kartu tani bisa digunakan

melakukan transaksi bisnis dan transaksi lainnya. Petani bisa

mengambil uang, membayar pembelian yang dia lakukan.

Kartu tani bisa berfungsi seperti ATM, yang bisa digunakan

untuk mengambil uang, membayar dan mengirim uang.

5. Kartu Tani untuk menyalurkan bantuan kepada

Petani/fasilitasi. Dengan adanya kartu tani ini, pemerintah

bisa memberikan bantuan-bantuan yang diperlukan seperti

subsidi pupuk, subsidi harga, asuransi maupun bantuan sosial

lainnya, dengan akurasi data yang lebih tinggi dibanding

dengan sumber data lainnya

6. Kartu Tani sebagai identitas hukum petani. Begitu mendapat

kartu tani, sebenarnya secara legal formal telah diakui adanya

petani. Petani mendapatkan legalitas formalnya sebagai petani

yang memiliki profesi. Sama seperti pegawai atau karyawan

atau buruh yang memiliki kartu pegawai, petani bisa

mendapatkan pengakuan yang bisa meningkatkan status

hukum petani dengan profesinya. Oleh karena itu,

rekomendasi KP3K adalah menjadikan kartu tani sebagai status

dan identitas hukum petani, sebagai bukti profesinya

7. Kartu Tani sebagai keuangan inklusi dan literasi. Melalui

program kartu tani, penyuluh bisa membantu petani agar

terbiasa dengan berbagai macam sumber pendanaan dan

investasi. Penyuluh bisa membantu Petani bisa mengenal lebih

banyak sumber keuangan dan fasilitas keuangan yang bisa

dimanfaatkan untuk usaha dan dirinya Penyuluh bisa

membantu Petani agar bisa memanfaatkan berbagai macam

sumber keuangan yang murah dan ramah

Page 70: D E W E' ^ , E K^ E W >

62

8. Kartu Tani sebagai keuangan inklusi dan literasi. Kartu tani

bisa digunakanuUntuk perlindungan petani, pemerintah bisa

mengeluarkan kebijakan asuransi. Program ini bisa

dipermudah dengan adanya kartu tani, dan menjamin

pemberiannya tidak salah sasaran

9. Kartu Tani sebagai investasi. Dengan kartu tani, penyuluh bisa

mengarahkan petani untuk mulai berinvestasi, baik secara

sendiri, berkelompok maupun bergabung atau joint dengan

pihak lain

Kalau selama ini petani hanya diarahkan untuk

berproduksi, petani bisa dibantu bagaimana caranya berinvestasi.

Bisa berproduksi, bisa memanfaatkan aset, misalnya sewa dan bisa

memiliki saham di perusahaan

Karakteristik Kartu Tani

1. Kartu tani bukan hanya untuk kepala keluarga saja, namun

untuk setiap penduduk yang berprofesi sebagai petani

2. Harusnya dibedakan antar kartu tani sebagai database

petani dan kartu tani sebagai profesi petani. Sebagai

profesi, profesi lain tidak boleh memegang kartu ini.

Namun sebagai database, kartu tani bisa dimiliki oleh

siapapun dengan kriteria tertentu, melakukan kegiatan

usaha dibidang pertanian. Kartu profesi petani ini yang

nantinya digunakan oleh pemerintah untuk membantu

petani dalam usahanya maupun kehidupan sosialnya.

Setiap tahun, data ini terus diupdate.

3. Untuk mendapatkan kartu tani sebagai profesi, harus

melalui uji kelayakan sebagai profesi. Bagi yang lolos, akan

diberikan kartu profesi petani, yang nantinya berhak

mendapatkan bantuan dan layanan dari pemerintah

Page 71: D E W E' ^ , E K^ E W >

63

4. Kartu tani akan semakin bermakna tatkala nantinya

digunakan untuk subsidi harga, misalnya kebijakan dua

harga dan harga kompensasi

5. Kartu tani juga bisa dipakai oleh petani untuk mencari

informasi usahanya baik untuk kegiatan produksi maupun

penjualan. Oleh karena itu, kartu tani bisa dilinkan dengan

layanan lain yang bermanfaat bagi petani

Data yang ada di kartu tani harus real time. Oleh karena

itu, perlu ditetapkan orang atau pihak yang harus mengupdate

setiap hari dari data tersebut. Usulan dari KP3K, pihak tersebut

adalah penyuluh yang ada di masing-masing desa. Untuk itu,

setiap penyuluh didesa perlu dibekali untuk melaksanakan tugas

ini.

Page 72: D E W E' ^ , E K^ E W >

64

Page 73: D E W E' ^ , E K^ E W >

65

ERA NORMAL BARU KOPERASI DI INDONESIA

Sony Heru Priyanto

Ketika didirikan pertama kali, koperasi memiliki cita-cita

mulia yaitu untuk memenuhi kebutuhan anggotanya, baik untuk

kebutuhan konsumsi maupun kebutuhan untuk berproduksi.

Koperasi sendiri didefinisikan sebagai lembaga ekonomi yang

melakukan aktivitas secara mandiri atas dasar kebutuhan dan

kepentingan bersama dengan tujuan efisiensi usaha berdasarkan

prinsip-prinsip: keanggotaannya yang terbuka (open membership),

setiap anggota memiliki hak atau suara yang sama, dan usaha

koperasi sebesar-besarnya untuk kepentingan anggota.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah kinerja

koperasi di Indonesia telah mampu mencapai idealisasinya sebaga

sokoguru perekonomian Indonesia? Dengan usia lembaga yang

semakin tua, ternyata banyak data yang menunjukkan bahwa

koperasi di Indonesia belum mampu berperan secara signifikan

dalam pengembangan ekonomi dan pengembangan usaha di

Indonesia. Koperasi masih memiliki citranya yang negatif di

masyarakat, pengelolaan usahanya masih kalah jauh dibanding

usaha dalam bentuk non koperasi, manajemenya belum

profesional, dan belum mampu mandiri karena tidak memiliki jiwa

kewirausahaan.

Secara teoritis, koperasi memiliki keunggulan yang tidak

dimiliki lembaga usaha lainnya, seperti dikemukakan Roger Spear

(2000) dalam artikelnya, "The cooperative advantage." Pertama,

koperasi efektif dalam mengatasi distorsi pasar (market failures),

termasuk krisis ekonomi. Kedua, koperasi merupakan lembaga

usaha yang transparan melalui mekanisme rapat anggotanya.

Ketiga, koperasi memungkinkan anggotanya yang berekonomi

Page 74: D E W E' ^ , E K^ E W >

66

lemah untuk juga dapat berusaha. Keempat, koperasi dijamin

kelestariannya karena setiap anggota mempunyai komitmen dan

tanggung jawab yang sama. Kelima, koperasi memiliki keuntungan

dalam memanfaatkan sumber dayanya secara efektif dan efisien.

Keenam, koperasi memiliki kemampuan membangun masyarakat,

khususnya dalam hal penyediakan fasilitas ekonomi dan sosial

yang secara sendiri-sendiri sulit untuk dipenuhi (Siagian, 2002).

Namun, menghadapi lingkungan usaha yang sangat dinamis saat

ini, koperasi tidak bisa hanya mengandalkan pada prinsip-prinsip

dan keunggulan-keunggulannya semata. Pada masa lalu, koperasi

mungkin saja bisa bertahan dengan kelebihannya itu karena

pemerintah sangat mendukung perkembangan koperasi. Namun,

sekarang ini pemerintah mempunyai pekerjaan yang banyak

sehingga tak bisa diandalkan lagi untuk mendorong dan

mengembangkan koperasi. Satu-satunya jalan adalah koperasi

harus mampu mandiri dan mengembangkan bisnisnya secara

independen sehingga mampu bersaing dengan pemain bisnis non

koperasi.

Persoalan

Sebenatnya persoalan utama koperasi di Indonesia adalah

ketidak-percayaan anggotanya sendiri. Kegagalan koperasi

dibanyak tempat salah satunya disebabkan oleh pengelolaan yang

salah oleh pengurus dimana anggota tidak pernah dilibatkan

dalam pengambilan keputusan. Banyak anggota koperasi justru

merasa lebih hemat dan efisien jika berbelanja ditempat lain

seperti Supermarket dan Pasar Swalayan. Bahkan beberapa

anggota malah menginginkan lembaganya dibubarkan saja karena

mereka (anggota) tidak merasakan manfaat apa-apa dari

kehadiran koperasi. Padahal, jika mendasarkan pada diktum

Page 75: D E W E' ^ , E K^ E W >

67

pendirian koperasi, koperasi didirikan dari, oleh dan untuk

sebesar-besarnya bagi kesejahteraan anggota koperasi.

Ketidak-percayaan anggota koperasi pada pengurusnya ini

disebabkan pengurus koperasinya tidak memiliki “trust” dan tidak

mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengelola koperasi.

Sebagian pengurus koperasi tidak memiliki pengetahuan yang

memadai untuk mengelola dan menjalankan bisnis koperasi.

Mereka tidak memiliki dan tidak mampu mengembangkan

jaringan bisnis dengan pihak lain, karena pihak lainpun belum

menaruh kepercayaan yang tinggi pada organisasi koperasi.

Pengurus koperasi juga banyak yang tidak jujur dan transparan

dalam mengelola organisasinya. Mereka juga terjebak dalam

“bisnis yang rutin”, tidak kreatif dan inovatif sehingga kinerja

organisasinya seperti “hidup segan mati tak mau”. Tidak ada

perkembangan yang menggembirakan. Mereka juga tidak memiliki

orietasi bisnis yang jelas, orientasi pasarnya juga jarang yang

memiliki sehingga tidak heran jika koperasi tidak dipercaya,

bahkan oleh anggotanya sendiri. Oleh karena itu, koperasi –

supaya dapat bersaing dengan lembaga lain dan meningkatkan

daya saingnya – perlu melakukan reorientasi peranya dalam

memenuhi kebutuhan anggota dan revitalisasi kegiatan dengan

mendasarkan diri pada resourse based yang dimilikinya.

Apa yang harus dilakukan?

Melihat persoalan diatas, langkah pertama yang harus

dilakukan koperasi adalah melakukan reorientasi peran yaitu

mengembalikan kepercayaan anggotanya dahulu. Brand belief dari

koperasi perlu diperbaiki dan ditingkatkan dengan cara

memperbaiki kinerja organisasi dan kinerja kegiatan bisnisnya.

Oleh karena itu, koperasi perlu mengembalikan jalannya roda

organisasi koperasi kepada anggotanya dan menjalankan koperasi

Page 76: D E W E' ^ , E K^ E W >

68

sesui dengan prinsip-prinsip koperasi yang tertuang dalam

Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 pasal 5 dan pasal 17

ayat 1 (Mahkamah Agung telah menganulir Undang-undang (UU)

No 17 Tahun 2012 dan kembali ke UU No. 25 Tahun 1992). Itu

artinya pengelolaan koperasi dikembalikan pada anggotanya sejak

dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengendaliannya.

Upaya ini baik sebagai langkah awal untuk membenahi

organisasi koperasi yang berasaskan kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi. Disamping itu, untuk mengoptimalkan perannya,

langkah tersebut harus segera diikuti oleh langkah lain yaitu

penguatan nilai-nilai yang dimiliki anggota yang selama ini

tersembunyi (hidden value) untuk bersama-sama

mengembangkan koperasi sebagai entitas bisnis yang efisien dan

profesional. Apalagi menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992,

fungsi dan peran koperasi tidak hanya untuk membangun dan

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggotanya,

namun juga membangun dan mengembangkan masyarakat pada

umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan

sosialnya serta berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi

kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

Kemudian dalam demokrasi ekonomi, setiap anggota

memiliki kebebasan untuk memberikan penilaian dan mengambil

keputusan secara individual jika koperasi dinilai tidak produktif

dan efisien serta dikelola secara tidak profesional. Demokrasi

ekonomi yang menjadi dasar pendirian koperasi jika dijalankan

dengan baik akan memandirikan koperasi, melalui efisiensi

pelaksanaan organisasinya.

Agar supaya dipercaya, pengurus koperasi perlu

meningkatkan kapasitas managemennya dalam hal

merencanakan, menjalankan dan mengendalikan kegiatan

bisnisnya. Kegagalan yang sering terjadi adalah pengurus koperasi

Page 77: D E W E' ^ , E K^ E W >

69

tidak memiliki arah yang jelas dalam menjalankan kegiatan

usahanya. Mereka hanya secara rutin menjalankan usahanya,

tidak ada inovasi dan tidak mau mencoba hal-hal yang baru. Oleh

karena itu, peningkatan kapasitas manajemen harus dibarengi

dengan peningkatan kewirausahaan pengurus sehingga terjadi

peningkatan kinerja koperasi.

Menurut Siagian, koperasi perlu juga mengembangkan

Resource-based view Pandangan ini menjelaskan bahwa setiap

lembaga usaha memiliki sumber daya sendiri-sendiri. Misalnya,

koperasi memiliki sumber daya berupa anggota, sumber daya

alam, kemampuan manajemen, kredibilitas (pengakuan), aset,

termasuk juga jaringan kerja. Sumber daya (SD) yang dimaksud

harus benar-benar critical dan valuable dengan menganut prinsip-

prinsip rare, inimitable, dan nonsubstitutable. SD yang rare,

artinya SD tersebut, selain langka atau jarang, unik. Semakin rare

suatu sumber daya bagi koperasi tersebut semakin tinggi

keunggulan kompetitifnya. Melalui sumber daya yang rare ini,

koperasi dapat memunculkan strategi-strategi usaha yang dijamin

tingkat keberhasilannya. SD yang inimitable artinya, koperasi

memiliki SD yang tak tertirukan pesaing-pesaingnya. Kalaupun

para pesaing dapat meniru SD sebuah koperasi yang inimitable,

akan memakan biaya sangat mahal sehingga menjadi tak

ekonomis. SD koperasi yang non-substitutable artinya, SD tersebut

tidak tergantikan atau disubstitusi dengan SD lainnya oleh para

pesaing Koperasi. SD yang tak tergantikan mungkin juga dapat

ditiru tapi hasilnya memiliki nilai yang lebih rendah.

Pengurus perlu memiliki dan mengarahkan koperasi untuk

senantiasa melihat kebutuhan anggota atau konsumen serta

memenuhinya secara konsisten. Misalnya, mengutamakan

kepuasan anggota/pelanggan, mengerti kebutuhan anggota/

pelanggan, menilai kepuasan anggota/pelanggan, memberikan

Page 78: D E W E' ^ , E K^ E W >

70

perhatian penuh terhadap pelayanan purna jual, mencari cara

untuk menguntungkan anggota/pelanggan, mengumpulkan

informasi tentang kebutuhan anggota/pelanggan pada masa kini

dan masa datang, memberikan penghargaan kepada manajemen

dan karyawan yang menyajikan pelayanan terbaik kepada

pelanggan, dan menjadikan pelanggan sebagai referensi utama

dalam meningkatkan pelayanan.

Dalam persaingan yang ketat dewasa ini, koperasi perlu

juga memperluas kegiatannya ke konsumen atau calon pelanggan

lain di luar koperasi. Koperasi-koperasi di Amerika juga telah

melakukan perluasan jangkauan pasarnya di luar anggota untuk

meningkatkan kinerja usahanya. Hanya, anggota yang menjadi

pelanggan utama harus diperhatikan dahulu, baru memperluas ke

non anggota.

Pengurus harus pula mencipatakan aliansi strategis dan

portfolio dengan sesama koperasi maupun dengan pesaing

sekalipun. Koperasi tidak hanya mengamati perilaku pesaing,

untuk memperoleh informasi dan perbandingan, mendistribusikan

informasi perihal keberadaan pesaing kepada

manajemen/karyawan, tanggap terhadap aktivitas pesaing yang

mengancam aktivitas koperasi, secara reguler pihak

manajemen/karyawan mendiskusikan kekuatan dan strategi

pesaing, serta mempertahankan anggota/pelanggan yang sudah

ada atau yang berpotensi menjadi pelanggan agar tidak beralih

kepada pesaingnya, namun jika perlu, koperasi bisa bekerjasama

dengan menciptakan aliansi strategis dan portfolio dengan

pesaingnya. Penggunaan kesepakatan kerjasama dengan pihak

lain dapat membantu melawan ketidakpastian yang mengitarinya.

Kegiatan ini akan memampukan koperasi menggali peluang

dengan mengkombinasikan penambahan asset, pembagian resiko

dan biaya, serta diperolehnya akses pada pengetahuan dan

Page 79: D E W E' ^ , E K^ E W >

71

keterampilan yang mengikuti pengorganisasiannya. Koperasi

dapat juga menambah aksesnya pada sumber daya yang kritis

dengan memperluas wilayah jangkauan aliansinya dengan

meningkatkan jumlah dan ragam kesepakatan dalam portofolio

dan membangun bermacam jalur ke sumberdaya tersebut.

Jika memperhatikan perkembangan koperasi di masa

mendatang, maka upaya-upaya diatas haru dilakukan oleh

koperasi jika ingin tetap menjadi soko guru perekonimian di

Indonesia. Kehadiran teknologi informasi 4.0 bisa bisa menjadi

salah satu sumber inovasi pengembangan kelembagaan dan

usahanya. Kalau tidak, penulis khawatir hari lahir koperasi tidak

akan diperingati lagi karena sudah bubar. Semoga tidak.

Page 80: D E W E' ^ , E K^ E W >

72

Page 81: D E W E' ^ , E K^ E W >

73

REPOSISI DAN REAKTUALISASI KOPERASI INDONESIA

Sony Heru Priyanto

Setelah reformasi ekonomi tahun 1998 dan otonomi

daerah, koperasi menjadi pilihan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan dan pengembangan usahanya. Dalam kerangka yang

demikian ini, koperasi mendapatkan banyak bantuan kredit

program dari pemerintah karena sektor perbankan – yang pada

waktu itu banyak dapat kucuran dana – tak mampu menjadi soko

guru perekonomian Indonesia. Dengan situasi yang demikian ini,

koperasi lambat laun menjadi lembaga yang diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat. Seperti diketahui, saat ini,

koperasi simpan pinjam banyak tumbuh di masyarakat karena

pada umumnya ada kebutuhan masyarakat akan dana cepat dan

mudah, disamping memang ada bantuan dari pemerintah.

Dukungan kuat program pemerintah ini telah berjalan

dalam waktu lama, dan ternyata koperasi tidak mudah ke luar dari

kungkungan pengalaman tersebut. Jika semula ketergantungan

terhadap captive market program menjadi sumber pertumbuhan,

maka pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru

bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama KSP.

Jika melihat posisi koperasi pada hari ini sebenarnya masih

cukup besar harapan kita kepada koperasi. Koperasi sebenarnya

sesuai dengan struktur usaha masyarakat. Memasuki tahun 2020

posisi koperasi Indonesia masih didominasi oleh koperasi kredit

yang menguasai antara 55-60 persen dari keseluruhan aset

koperasi dan dilihat dari populasi koperasi yang terkait dengan

program pemerintah hanya sekitar 25% dari populasi koperasi

atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Yang cukup

menggembirakan, akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar

Page 82: D E W E' ^ , E K^ E W >

74

perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa

dengan pangsa sekitar 31%. Walaupun program pemerintah cukup

gencar dan menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian

koperasi, tetapi hanya menyentuh sebagian dari populasi koperasi

yang ada. Pada dasarnya masih besar elemen untuk tumbuhnya

kemandirian koperasi (Soetrisno, 2003).

Dlihat dari organisasinya, struktur organisasi koperasi

Indonesia mirip organisasi pemerintah/lembaga kemasyarakatan

yang terstruktur dari primer sampai tingkat nasional. Hal ini telah

menunjukkan kurang efektif nya peran organisasi sekunder dalam

membantu koperasi primer. Tidak jarang menjadi instrumen

eksploitasi sumberdaya dari daerah pengumpulan. Fenomena ini

dimasa datang harus diubah karena adanya perubahan orientasi

bisnis yang berkembang dengan globalisasi.

Pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya Inpres 18/1998

membuat peluang pendirian koperasi menjadi semakin besar.

Orang bebas mendirikan koperasi pada basis pengembangan dan

pada saat ini sudah lebih dari 35 basis pengorganisasian koperasi.

Kesulitannya pengorganisasian koperasi tidak lagi taat pada

penjenisan koperasi sesuai prinsip dasar pendirian koperasi atau

insentif terhadap koperasi. Keadaan ini menimbulkan kesulitan

pada pengembangan aliansi bisnis maupun pengembangan usaha

koperasi kearah penyatuan vertikal maupun horisontal.

Pentingnya Koperasi

Koperasi menempati kedudukan yang sangat penting

dalam peta pemikiran ekonomi Bung Hatta. Sebagaimana

diketahui, sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta tidak

hanya memandang koperasi sebagai bangun perusahaan yang

ideal pada dataran mikro, tetapi sekaligus memandangnya sebagai

sumber inspirasi dalam mengembangkan sistem perekonomian

Page 83: D E W E' ^ , E K^ E W >

75

Indonesia pada dataran makro. Pertanyaan yang kemudian

muncul setelah lebih dari 59 tahun dicanangkan, apakah kinerja

koperasi di Indonesia sudah mampu menjadi organisasi sepeti

yang dicitakan Bung Hatta?

Banyak data yang menunjukkan bahwa koperasi di

Indonesia belum mampu berperan secara signifikan dalam

pengembangan ekonomi dan pengembangan usaha di Indonesia.

Koperasi masih memiliki citra yang negatif di masyarakat,

pengelolaan usahanya masih kalah jauh dibanding usaha dalam

bentuk non koperasi, manajemenya belum profesional, dan belum

mampu mandiri dan pada umumnya masih tergantung dari

bantuan pemerintah.

Secara teoritis, koperasi memiliki keunggulan yang tidak

dimiliki lembaga usaha lainnya, seperti dikemukakan Roger Spear

(2000) dalam artikelnya, "The cooperative advantage." Pertama,

koperasi efektif dalam mengatasi distorsi pasar (market failures),

termasuk krisis ekonomi. Kedua, koperasi merupakan lembaga

usaha yang transparan melalui mekanisme rapat anggotanya.

Ketiga, koperasi memungkinkan anggotanya yang berekonomi

lemah untuk juga dapat berusaha. Keempat, koperasi dijamin

kelestariannya karena setiap anggota mempunyai komitmen dan

tanggung jawab yang sama. Kelima, koperasi memiliki keuntungan

dalam memanfaatkan sumber dayanya secara efektif dan efisien.

Keenam, koperasi memiliki kemampuan membangun masyarakat,

khususnya dalam hal penyediakan fasilitas ekonomi dan sosial

yang secara sendiri-sendiri sulit untuk dipenuhi (Siagian, 2002).

Namun, menghadapi lingkungan usaha yang sangat

dinamis saat ini, koperasi tidak bisa hanya mengandalkan pada

prinsip-prinsip dan keunggulan-keunggulannya semata. Pada masa

lalu, koperasi mungkin saja bisa bertahan dengan kelebihannya itu

karena pemerintah sangat mendukung perkembangan koperasi.

Page 84: D E W E' ^ , E K^ E W >

76

Namun, sekarang ini pemerintah mempunyai pekerjaan yang

banyak sehingga tak bisa diandalkan lagi untuk mendorong dan

mengembangkan koperasi. Satu-satunya jalan adalah koperasi

harus mampu mandiri dan mengembangkan bisnisnya secara

independen sehingga mampu bersaing dengan pemain bisnis non

koperasi.

Reposisi dan Reaktualisasi Koperasi

Bila dicermati perkembangan koperasi Indonesia dalam

tiga dekade belakangan ini, boleh dikatakan tidak ada satu

koperasi pun yang menjadikan tekad untuk mewujudkan

masyarakat tanpa kelas yang demokratik dan egaliter itu sebagai

acuan moralnya. Oleh karena itu koperasi perlu diposisikan

kembali menjadi koperasi yang mampu memenuhi kebutuhan

anggotanya dan mampu menjadi sokoguru perekonomian

Indonesia.

Beberapa cara bisa dilakukan untuk mengembalikan

posisinya ini. Pertama, koperasi perlu dikembalikan pada

kedaulatan anggotanya. koperasi perlu mengembalikan jalannya

roda organisasi koperasi kepada anggotanya dan menjalankan

koperasi sesui dengan prinsip-prinsip koperasi yang tertuang

dalam Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 pasal 5 dan

pasal 17 ayat 1. Itu artinya pengelolaan koperasi dikembalikan

pada anggotanya sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai

dengan pengendaliannya.

Kondisi inilah yang menyebabkan koperasi belum sesuai

yang dicitakan Bung Hatta. Disamping itu, koperasi belum berhasil

dalam membangun dan meningkatkan kinerja ekonomi Indonesia.

Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan koperasi dibanyak

tempat salah satunya disebabkan oleh pengelolaan yang salah

oleh pengurus dimana anggota tidak pernah dilibatkan dalam

Page 85: D E W E' ^ , E K^ E W >

77

pengambilan keputusan. Banyak anggota koperasi justru merasa

lebih hemat dan efisien jika berbelanja ditempat lain seperti

Supermarket dan Pasar Swalayan. Bahkan beberapa anggota

malah menginginkan lembaganya dibubarkan saja.

Fenomena ini tidak akan terjadi jikalau para anggota

koperasi termasuk pengurusnya mengerti benar untuk apa

koperasi didirikan dan bagaimana mengelolanya. Berkaitan

dengan hal itulah, perlu upaya untuk mengembalikan jalannya

roda organisasi koperasi kepada anggotanya dan menjalankan

koperasi sesui dengan prinsip-prinsip koperasi yang tertuang

dalam Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 pasal 5 dan

pasal 17 ayat 1. Itu artinya pengelolaan koperasi dikembalikan

pada anggotanya sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai

dengan pengendaliannya.

Kemudian dalam demokrasi ekonomi, setiap anggota

memiliki kebebasan untuk memberikan penilaian dan mengambil

keputusan secara individual jika koperasi dinilai tidak produktif

dan efisien serta dikelola secara tidak profesional. Demokrasi

ekonomi yang menjadi dasar pendirian koperasi jika dijalankan

dengan baik akan memandirikan koperasi, melalui efisiensi

pelaksanaan organisasinya.

Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri koperasi

(co-operative identity) yang antara lain dicitrakan oleh

pengetahuan mereka terhadap ‘tigaserangkai’ koperasi, yaitu

pengertian koperasi (definition of co-operative), nilai-nilai koperasi

( values ofco-operative) dan prinsip-prinsip gerakan koperasi

(principles of co-operative) perlu terus ditingkatkan. Pemahaman

ini akan membawa posisi baru koperasi bagi anggotanya

(International Co-operative Information Centre, 1996).

Pemahaman akan jati diri koperasi merupakan entry point dan

Page 86: D E W E' ^ , E K^ E W >

78

sekaligus juga crucial point dalam mengimplementasikan jati diri

tersebut pada segala aktivitas koperasi (Mulyo, 2004).

Untuk meningkatkan posisi koperasi pada anggotanya,

pengurus perlu memiliki dan mengarahkan koperasi untuk

senantiasa melihat kebutuhan anggota atau konsumen serta

memenuhinya secara konsisten. Pengurus koperasi perlu

menerapkan prinsip stick to the member. Misalnya,

mengutamakan kepuasan anggota/pelanggan, mengerti

kebutuhan anggota/pelanggan, menilai kepuasan

anggota/pelanggan, memberikan perhatian penuh terhadap

pelayanan purna jual, mencari cara untuk menguntungkan

anggota/pelanggan, mengumpulkan informasi tentang kebutuhan

anggota/pelanggan pada masa kini dan masa datang, memberikan

penghargaan kepada manajemen dan karyawan yang menyajikan

pelayanan terbaik kepada pelanggan, dan menjadikan pelanggan

sebagai referensi utama dalam meningkatkan pelayanan.

Menurut Mulyo (2004), dalam menjalankan usahanya,

pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan

kolektif anggotanya (collective need of the member) dan

memenuhi kebutuhan tersebut. Proses untuk menemukan

kebutuhan kolektif anggota sifatnya kondisional dan lokal spesifik.

Dengan mempertimbangkan aspirasi anggota-anggotanya, sangat

dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi berbeda-beda.

Misalnya di suatu kawasan sentra produksi komoditas pertanian

(buah-buahan) bisa saja didirikan koperasi. Kehadiran lembaga

koperasi yang didirikan oleh dan untuk anggota akan

memperlancar proses produksinya, misalnya dengan menyediakan

input produksi, memberikan bimbingan teknis produksi,

pembukuan usaha, pengemasan dan pemasaran produk.

Page 87: D E W E' ^ , E K^ E W >

79

Kegagalan koperasi dalam mengembangkan usahanya

tidak terlepas dari tidak adanya kepercayaan dari anggotanya

sendiri terhadap pola dan sistem yang dijalankan pengurus

koperasi. Mereka pada umumnya kecewa terhadap koperasi

karena koperasi yang didirikan tidak mensejahterakan anggotanya.

Harga lebih mahal, tidak cepat dan tepat, tidak transparan dan

tidak stick to customer dalam hal ini adalah anggotanya. Artinya

atribut pelayanan yang ditawarkan kepada anggotanya masih

kalah baik dari pesaing-pesaing koperasi walaupun dikelola secara

perorangan. Anggota melihat bahwa yang banyak diuntungkan

oleh berdirinya koperasi adalah pengurusnya saja, tidak

anggotanya. Oleh karena itu, pengurus koperasi perlu

meningkatkan kapasitas manajemennya agar mampu

merencanakan kebutuhan anggotanya, memenuhinya dan

melakukan evaluasi untuk memperbaiki pelayanan koperasi pada

anggotanya.

Koperasi, sebagian besar masih dijalankan kalau ada

dorongan dari faktor luar atau kalau ada bantuan dari pemerintah

dan pihak lain. Mereka masih terpola dengan pengelolaan top

down bertahun-tahun sehingga tidak mandiri dan sangat

tergantung (Sri Edi Swasono, 2002). Oleh karena itu, koperasi

harus diupayakan menjadi entrepreneurial institution dengan cara

meningkatkan entrepreneurship pengurus dan anggotanya.

Langkah ini bisa memposisikan koperasi menjadi lembaga

independen, mandiri dan kreatif dalam menjalankan bisnisnya

seperti koperasi di Belanda, Jepang, Jerman dan Amerika Serikat.

Upaya ini bisa dilakukan dengan meningkatkan training and

education, experience dan mentoring pengurusnya.

Pengembangan empat hal-hal diatas terasa penting manakala

koperasi diposisikan sebagai entitas bisnis biasa yang disandingan

dengan pemain bisnis lainnya.

Page 88: D E W E' ^ , E K^ E W >

80

Selain upaya-upaya diatas, untuk melakukan reposisi dan

reaktualisasi koperasi, perlu dilakukan langkah-langkah seperti

mendorong koperasi menjadi koperasi usaha tunggal (single

purpose dengan multicommodity merupakan upaya untuk menuju

efisiensi biaya rendah. Koperasi tunggal usaha seperti koperasi

pertanian, koperasi peternakan telah terbukti lebih efisien karena

memusatkan kepada usaha tertentu. Fokus usaha kepada usaha

inti atau core business yang layak dan kuat, yaitu misalnya

memusatkan usaha koperasi kepada pemenuhan kebutuhan

anggota yang relatif belum dapat dipenuhi dengan baik dari pasar

dengan menciptakan pelayanan yang istimewa kepada anggota.

Dengan memiliki core business yang demikian usaha koperasi akan

terhindar dari persaingan yang keras.

Menurut Wirasasmita (2005), Koperasi perlu di merger.

Kebijakan merger/amalgamasi adalah untuk mencapai skala

ekonomis sehingga tercapai ukuran minimum yang efisien

(minimum efficient size) dengan merger atau amalgamasi akan

terhindar dari duplikasi baik peran maupun jenis-jenis koperasi.

Amalgamasi selain menciptakan skala ekonomi (internal

economies) juga memperkuat posisi tawar (bargaining position)

dalam berhadapan dengan perusahaan-perusahaan lain.


Related Documents