YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Buletin Jum'at KMI-S Edisi 15 April 2016

BULETIN JUM’AT http://kmi-s.ppisendai.org/ KELUARGA MUSLIM INDONESIA DI SENDAI

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah هلالج لج yang atas limpahan rahmat-Nya-lah Buletin Jum’at KMIS edisi ke-39 ini dapat hadir di hadapan pembaca, semoga penerbitannya bisa istiqomah. Orang-orang yang mengaku beriman kepada Allah tentu berharap untuk mendapatkan ridha-Nya. Bahwa untuk mendapatkan ridha-Nya, kita harus ridha kepada-Nya terlebih dahulu. Pada edisi ini disajikan sebuah pelajaran mengenai tata cara menggapai keridhaan Allah dan berbagai tingkatannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa semua orang yang beriman mengharapkan ridha Allah. Bagaimana cara menggapai ridha Allah? Bagaimana mengetahui Allah ridha pada kita? Maka perhatikanlah keridhaan kita kepada Allah!

عهنم ورضوا عنه الله رضي “Allah ridha terhadap mereka dan

merekapun ridha kepadanya.” [QS. Al-Bayyinah: 8] R idha manusia kepada Al lah me mp u ny a i t i g a t i ng k a t a n . Tingkatan yang pertama adalah ridha kepada Allah sebagai Rabb. Allah sebagai Rabb adalah Allah sebagai pengatur alam semesta, pemberi rezeki, penentu takdir baik dan buruk, semua adalah perbuatan Allah. Seberapa besar keridhaan kita kepada Rabb kita?

2016/4/15 BULJUM KMIS 1

Menggapai Ridha Allah

15 April 2016

8 Rajab 1437

Page 2: Buletin Jum'at KMI-S Edisi 15 April 2016

Apakah kita ridha pada rezeki yang Allah berikan? Apakah kita ridha kepada musibah yang Allah timpakan kepada kita? Rasulullah ,bersabda ملسو هيلع هللا ىلص

ض عني العبدي أ ن يأ ك األكة ، نه هللا لي ا

بة ، فيحمده ب الشه فيحمده عليا ، أو يش

عليا “Sesungguhnya Allah sangat ridho kepada seorang hamba yang memakan makanan lalu memuji Allah karena makanan tersebut, atau meminum suatu minuman lalu memuji Allah karenanya” [HR. Muslim]

ن تشكروا يرضه لك وا

“Dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu” [QS. Az-Zumar: 7] Tingkatan yang kedua adalah ridha kepada Allah sebagai Ilah, sebagai satu-satunya sesembahan yang hak untuk disembah. Mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah. Jika kita ridha kepada Allah bahwa hanya Dia-lah sesembahan yang hak (benar) maka kita harus mematuhi segala

perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Ridha dengan syariat-Nya, semua halal dan haram yang ditetapkan-Nya, dan menjauhi dosa-dosa besar, juga tidak meremehkan dosa-dosa kecil. Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص bersabda,

ك عزه وجله ي ترك شهوته : قال رب عبدي

وم لي ، والصه ابه ابتيغاء مرضاتي وطعامه وش

وأن أجزيي بيهي “Rabb kalian ‘azza wajalla berkata: Hamba-Ku meninggalkan syahwatnya, makanannya, dan minumannya karena mencari keridhoan-Ku, dan puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberi ganjarannya.” [HR. Ahmad di Musnadnya dengan sanad yang shahih] Yang ketiga adalah ridha terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allah, yaitu nama-nama dan sifat-sifat yang telah Allah tetapkan bagi diri-Nya dalam kitab-Nya atau Sunnah Rasul-Nya ملسو هيلع هللا ىلص dengan tanpa melakukan tahrif, ta’thil, takyif, tamtsil dan tafwidh. Allah هلالج لج berfirman dalam surat Al-A’raaf,

ين ا وذروا اله ي األسامء احلس ىن فادعوه بي ه وللي

2016/4/15 BULJUM KMIS 2

Page 3: Buletin Jum'at KMI-S Edisi 15 April 2016

يجزون ما اكنوا يعملون دون يف أسامئيهي س يلحي “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” [QS. Al-A’raaf: 180] Tahukah kita siapa yang Allah telah ridhai ketika mereka masih hidup? Allah meridhai mereka selagi mereka masih hidup dunia! Mari kita perhatikan baik-baik Firman Allah berikut,

رين واألنصاري ن املهاجي لون مي والسابيقون األوه

عهنم الله حسان رضيهبعوه بي ين ات واله

ورضوا عنه وأعده لهم جنات تري تتا

الفوز العظي ين فيا أبدا ذلي األهنار خالي “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi

mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” [QS. At-taubah: 100] Allah telah ridha kepada para sahabat dari muhajirin dan anshar, dan bagi yang mengikuti para muhajirin dan anshar yaitu para ulama di masa setelah sahabat dan setelahnya. Sebagaimana sabda Nabi ملسو هيلع هللا ىلص “Sebaik-baik dari kalian adalah yang hidup di genarasiku, kemudian setelahnya, kemudian setelah mereka.” Jika kita menginginkan ridha Allah sudah seharusnya bagi kita mengikuti mereka yang sudah Allah beri rekomendasi, para pendahulu (salaf) yang shaleh. Untuk mengikuti mereka dibutuhkan akan 4 perkara, yang pertama adalah mengilmui manhaj (metode) salaf dalam beragama, yang kedua berpegang teguh atau komitmen dengan manhaj salaf, berdakwah, bersabar di atas ketiga hal tersebut hingga berjumpa dengan Rabb-nya. Langkah pertama yang paling kita butuhkan adalah mencari ilmu mengenai cara beragama yang benar, cara beragama Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص dan para sahabatnya.

2016/4/15 BULJUM KMIS 3

Page 4: Buletin Jum'at KMI-S Edisi 15 April 2016

Buletin ini diterbitkan oleh:

Keluarga Muslim Indonesia di Sendai, Jepang

http://kmi-s.ppisendai.org/

Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص bersabda menjelang hari-hari wafatnya, “Aku wasiatkan kalian agar bertaqwa kepada Allah. Lalu mendengar dan taat kepada pemimpin, walaupun ia dari kalangan budak Habasyah. Sungguh orang yang hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk mengikuti sunnnahku dan sunnah khulafa-ar-raasyidin yang mereka telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dan gigitlah ia dengan gigi geraham. Serta jauhilah perkara yang diada-adakan, karena ia adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat” [HR. Abu Daud no.4609, Al Hakim no.304, Ibnu Hibban no.5]

ين أنعمت اط اله اط املس تقي صي ن الصي اهدي

م ول الضالي م غيي املغضوبي عليي عليي “Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-

orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka” [QS. Al Fatihah: 6-7] Seorang ahli tafsir dari kalangan tabi’ut tabi’in, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, menafsirkan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah Nabi ملسو هيلع هللا ىلص dan para sahabatnya. Jalan yang Allah ridhai adalah jalan para sahabat, semoga Allah memudahkan kita menempuhnya. Terakhir, mari kita biasakan membaca dzikir petang berikut dan menghayatinya.

د محمه ينا ، وبي سلمي ديل ي ربا ، وبي لله يت بي رضي

رسول “Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad ملسو هيلع هللا ىلص sebagai nabi.” [HR. Abu Daud no. 5072, Tirmidzi no. 3389]

Penulis: Nailul

***