KATA PENGANTAR
Assalamua'alaikum, Wr.Wb
Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan terselesainya
laporan Diagnosis & Intervensi Komunitas yang kami susun tentang mjudul :
“EVALUASI PROGRAM GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN
SENEN PERIODE JANUARI – DESEMBER 2013”
Tujuan kami menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan
bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rifda Wulansari SP, M.Kes selaku Dosen Pembimbing dan koordinator Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
2. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Kepala Dekan Universitas Yarsi dan staf
pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
3. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku kepala bagian Ilmu Kesehatan Masarakat dan
staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
4. Dr. Dini selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
5. Prof. Dr. Hj. Qomariyah RS, MS, PKK, DK, AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. Dr. Dian Mardiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
1
8. dr. Citra Dewi, M.Kes staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
9. Serta seluruh staf Puskesmas Kecamatan Senen yang telah memberikan bimbingan dan
data kepada kami untuk kelancaran pembuatan Lingkaran Pemecahan Masalah ini.
10. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga
tersusun laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan diagnosis
dan intervensi komunitas ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran membangun
sebagai perbaikan. Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang terkait.
Wassalamu'alaikum, Wr.Wb
Jakarta, Januari 2014
Tim penulis
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Lingkaran Pemecahan Masalah dengan Judul “EVALUASI PROGRAM GIZI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN SENEN PERIODE JANUARI –
DESEMBER 2013”. Penerapan metode Lingkaran Pemecahan Masalah Program Kesehatan
Dasar telah disetujui untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas kedokteran Universitas YARSI.
Jakarta, Januari 2014
Pembimbing
Rifda Wulansari SP,Mkes
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………………… ..i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………. vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………......... xi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1. LATAR BELAKANG ………………………………………………..1
1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Senen…………..……… 1
1.1.1 Keadaan Geografis dan Demografi ….………….…………....1
1.1.2 Gambaran Umum puskesmas …..……..…...............................11
1.1.3 Pengertian……………………………………….…………….12
1.1.4 Visi Puskesmas………………………………………..............13
1.1.5 Misi Puskesmas…………………..…………………….…..13
1.1.6 Tujuan Puskesmas……….…………..……….......................14
1.1.7 Fungsi Puskesmas……….……………………………….….14
1.1.8 Azas Puskesmas.............………...……………………….….16
1.1.9 Upaya Penyelenggaraan.....................………………….……19
1.2 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Senen............................23
1.2.1 Puskesmas Unit Swadaya.................…………………….…..23
1.2.2 Sarana dan Prasarana ……………………………..………....25
1.2.3 Sumber Daya ………………………………………………..28
1.2.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen……....….29
1.2.5 Program Kesehatan Dasar Puskesmas Kecamatan
Senen………………………………………..……..…….…..31
1.3 Identifikasi Masalah……………………………………………..……...41
1.4 Rumusan Masalah ……………………………………………………...43
4
BAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB
MASALAH…………………………………………………………...........45
2.1 Menetapan Prioritas Masalah…………………………………………..45
2.1.1 Emergency ………………………………….…………………....50
2.1.2 Greetes Members ………………………………………………...54
2.1.3 Expanding Scope…………………………………………………57
2.1.4 Feasibility ………………………………………………………..61
2.1.5 Policy……………………………………………………………..67
2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah………………………...75
2.3 Mencari Penyebab Masalah Yang Dominan…………………………....77
BAB III MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
………………………………………………………………………….......80
3.1 Menetapkan Alternatif Cara Pemecahan Masalah …………………....80
3.1.1Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) pada Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan
balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Juni
2013 yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan
Januari-Juni 2013 sebesar 33,54 % dari target
75%..........................................81
3.1.2 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) pada Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah
kerja Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2013 yang
memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-
Desember 2013 sebesar
52,19%daritarget80%...................................................................84 BAB IV
RENCANAPELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH…….
….............................................................…..85
4.1 Menyusun Rencana Pemecahan Masalah …….…………………….....85
5
4.1.1 Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang
memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Juni
2013 sebesar 33,54 % dari target 75%. ……86
4.1.2 Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah kerja Puskesmas se-
Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2013 yang memenuhi syarat di
puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Juni 2013 sebesar 52,19 %
dari target 80%...................87
4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan……………………………………….88
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………………………………………………91
5.1 Simpulan………………………………….. …….……………………92
5.2 Saran…………………………………………………………………..93
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….94
6
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Kelurahan Di Wilayah kecamatan Senen …………........................... 2
Tabel 1.2 Daftar Alamat Puskesmas Di Kecamatan Senen Jakarta Pusat…….............5
Tabel 1.3 Data Kependudukan di Wilayah Kecamatan Senen tahun 2012…………...7
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia di Wilayah Kecamatan Senen tahun
2012…………..………………………………………………………8
Tabel 1.5 Jumlah Kematian Ibu Dan Balita di Wilayah Kecamatan Senen tahun
2012……………………………….……..…………………………………8
Tabel 1.6 Keadaan Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah Kecamatan Senen Tahun
2012………………….………………………………………9
Tabel 1.7 Fasilitas umum yang menyangkut Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kecamatan Senen
Tahun 2013......................................................................9
Tabel 1.8 Sarana Tempat-tempat Umum di Wilayah Kecamatan Senen Tahun
2013………………………………………………………………………..10
Tabel 1.9 Sarana Ibadah di Wilayah Kecamatan Senen Tahun 2013………………. 11
Tabel 1.10 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas …………………………...21
Tabel 1.11 Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas ............................22
Tabel 1.12 Sarana Transportasi se-Kecamatan Senen ……………………………......26
Tabel 1.13 Pemakaian obat terbanyak se-Kecamatan Senen Januari
2013……………………………………………………………………….27
Tabel 1.14 Ketenagaan di Puskesmas se-Kecamatan Senen sebagai berikut:PNS / Honor.....
……………………………………………………….………….28
7
Tabel 1.15 Kunjungan Klinik Gizi Kecamatan Senen (2013)……………..………….31
Tabel 1.16 Cakupan Kinerja Pemantauan dan Pertumbuhan Balita di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Januari-Desember
2013………………………………………………………….………….. 35
Tabel 1.17 Hasil evaluasi Cakupan Kinerja Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-
Desember2013.................................................................................36
Tabel 1.18 Cakupan Pemberian Vitamin A Biru Pada Bayi (6-11 bulan) Kecamatan
SenenPeriodeJanuari–Desember..................................................................37
Tabel 1.19 Cakupan Pemberian Vitamin A merah pada Balita (1-5 tahun) di Wilayah
KecamatanSenenPeriodeJanuari-Desember................................................37
Tabel1.20 Pemberian Makanan Pendamping ASI MP-ASI untuk Baduta dari Keluarga
Miskin……………………………………………………..……………....38
Tabel1.21BalitayangmendapatPMT-Pemulihan.............................................................39
Tabel 1.22 Pemantauan Garam Beryodium di tingkat Rumah Tangga Melalui
PosyanduPeriodeJanuri-Desember2013......................................................40
Tabel 2.1 Penentuan Score Emergency Berdasarkan skala/1000 Kelahiran Hidup......52
Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Gizi yang Terdapat di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Desember
2013............................................................................................................53
Tabel 2.3 Skala pada Score Greatest Memberst ...........................................................55
Tabel 2.4 Daftar masalah program Gizi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periodeJanuari–
DesemberTahun 2013.......................................................56
Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk……..58
Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah
Balita…………………………………………………………..………….58
8
Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas
Sektoral……………………………………………………………………59
Tabel 2.8 Penentuan Score Expanding Scope program gizi BALITA periode Januari –
Desember.....................................................................................................60
Tabel 2.9 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Wilayah
Kecamatan/Kelurahan Senen Periode Januari – Desember
2013………………………………………………………………………..60
Tabel 2.10 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Senen Periode Januari – Desember..........................................63
Tabel 2.11 Scoring ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
Periode Januari – Desember 2013..................................63
Tabel 2.12 Penentuan Score Feasibility Program Gizi Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Januari-Desember
2013…………………………………………………………………..........64
Tabel 2.13 Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Gizi pada Puskesmas di Wilayah
Kecamatan Senen Periode Januari-Desember
2013……………….............................................................................……67
Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
periode Januari - Desember 2013……….…………...................................................................
……….68
Tabel 2.15 Penentuan Score Policy Program Gizi pada Puskesmas di Wilayah Kecamatan Senen
Periode Januari – Desember 2013…………..
………….................................................................…….68
Tabel 2.16 Penentuan Masalah Program GIZI Menurut Metode MCUA MS-1 s/d MS-4 di Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Januari – Desember
2013………...........................................................................................…..71
9
Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program Gzi Menurut Metode MCUA MS 4-MS 6 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Desember 2013...................72
Tabel 2.18 : Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 7-MS 8 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari –Desember 2013.................73
Tabel 2.19: Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 10-MS 12 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari - Desember 2013....................74
Tabel 3.1 MCUA Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S)
di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2013 yang
memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Juni 2013 sebesar
33,54 % Tabel 2.18 Penentuan Masalah Program GIZI Menurut Metode MCUA MS-11
s/d MS-15 di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Desember
2013……………………………………….....................................................................82
Tabel 3.2 MCUA Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah kerja
Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2013 yang memenuhi syarat di
puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 52,19
%…………………….……………...................……………………………...........…..84
Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Masalah Cakupan efektivitas program pemantauan
berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari –
Desember 2013 yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan
Januari-Juni 2013 sebesar 33,54 % daritarget75%.……………………………………..
………………………86
Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Masalah Cakupan program Program Penimbangan
Balita (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember
2013 yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Juni
2013 sebesar 52,19 % dari target 80%.………………………………………………………………………87
10
Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Masalah Cakupan Program (N/S) di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2013
……………………………………………………………….……..89
11
Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Masalah Cakupan Program (N/D) di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013
……………………………………………………………………………..90
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Wilayah Jakarta Pusat……………..................................................2
Gambar 2 Peta Kecamatan Senen…….....................................................................3
Gambar 3 Skema Puskesmas di wilayah Kecamatan Senen…………………….....4
Gambar 4 Denah Lantai Dua Puskesmas Kecamatan Senen …...……………...…25
Gambar 5 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2012 ………29
13
BAB 1
PENDAHULUAN
II. LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Umum Wilayah
A. Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa “Kota Administrasi”.
Berbeda dengan kota otonom yang dilengkapi dengan DPRD tingkat II, maka kota-kota
administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD tingkat II yang mendampingi Walikota.
Berdasarkan lembaran daerah No. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota administratif di
DKI Jakarta, yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta
Utara, yang dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan
Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan pada azas teritorial dengan mengacu pada jumlah
penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan,
dan 10.000 jiwa untuk Kelurahan pinggiran
Kecamatan Senen merupakansalah satu dari delapan kecamatanyangada
diwilayahKotamadya Jakarta Pusat. Kecamatan Senen secara administrasi
mempunyailuaswilayah 422,31Ha. Teritorial wilayah Senen terdiridari enamkelurahan,
47 RW (RukunWarga) dan 511RT (RukunTetangga), dengan perincian sebagai berikut :
Batas wilayah Kecamatan Senen adalah sebagai berikut :
Utara : Jalan Pejambon, Jalan Abdurrahman Saleh,Jalan Kalilio
Senen, Kepu Selatan,GunungSahari I dan II dan Jalan
Kalibaru Timur Raya
Timur : Jalan Kereta Api dan Kali Sentiong
Selatan : JalanPramuka, Matraman,JalanLetjen Suprapto(Tanah
TinggiBarat / Poncol)
Barat : Kali Ciliwung
14
Tabel 1.1 Data Kelurahan Di Wilayah Kecamatan Senen : 422,31 Ha
KELURAHAN LUAS WILAYAH
(Ha)
JUMLAH
RW
JUMLAH
RT
SENEN
KWITANG
KENARI
KRAMAT
PASEBAN
BUNGUR
80,90
46,61
91,00
70,87
71,41
62,64
4
9
8
8
8
10
34
81
54
96
115
130
JUMLAH 422,31 47 510
Sumber : Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Jak-pus Tahun 2013
B. Batas Wilayah
Utara : Jl. Pejambon; Abdurahman Saleh; Kalilio Senen, Kepu Selatan,
Gunung Sahari I dan Jl. Kalibaru Timur Raya.
Barat : Kali Ciliwung
Timur : Jl. Kereta Api dan Kali Sentiong.
Selatan : Jl. Pramuka, Matraman dan Jl. Letjen Suprapto
(Tanah Tinggi Barat / Poncol).
Gambar 1. Peta Wilayah Jakarta Pusat
15
Gambar 2. Peta Kecamatan Senen
C. Wilayah Kerja
Wilayah Kecamatan Senen terdiri dari enam kelurahan, mempunyai satu unit
Puskesmas tingkat Kecamatan dan lima unit Puskesmas tingkat kelurahan, yaitu :
1. Puskesmas Kecamatan Senen
Puskesmas Kecamatan Senen merupakan Puskesmas dengan luas bangunan 1400 m2
terdiri dari tiga lantai yang baru selesai dibangun tahun 2000 dan dioperasionalkan
16
sebagai Puskesmas Kecamatan pada bulan juli 2000, dilengkapi dengan unit rawat
inap Rumah bersalin
2. Puskesmas Kelurahan Kwitang
Dibangun di atas tanah seluas 592 m2 dengan luas bangunan 1000 m2.
3. Puskesmas Kelurahan Kenari
Dibangun di atas tanah seluas 300 m2 dengan luas bangunan 500 m2.
4. Puskesmas Kelurahan Paseban
Dibangun di atas tanah seluas 300 m2 dengan luas bangunan 500 m2.
5. Puskesmas Kelurahan Kramat
Dibangun di atas tanah seluas 300 m2 dengan luas bangunan 1050 m2.
6. Puskesmas Kelurahan Bungur
Dibangun di atas tanah seluas 500 m2 dengan luas bangunan 800 m2
Gambar 3. Skema Puskesmas di wilayah Kecamatan Senen
Keterangan :
: Puskesmas Kecamatan Senen : Puskesmas
17
Kelurahan
Di dalam wilayah kecamatan Senen, terdapat lima puskesmas kelurahan dari enam
kelurahan Senen. Dan satu puskesmas kecamatan yang berada di kelurahan Kenari.
Tabel 1.2 Daftar alamat puskesmas di kecamatan senen jakarta pusat
Puskesmas Alamat
Puskesmas Kelurahan Kramat Jl. Kramat sentiong I/33 jakarta Pusat
Puskesmas Kelurahan Bungur Jl. Bungur Besar XI Jakarta Pusat
Puskesmas Kelurahan Paseban Jl. Kramat Sawah Jakarta Pusat
Puskesmas Kelurahan Kwitang Jl. Kwitang Raya I c Jakarta Pusat
Puskesmas Kelurahan Kenari Jl. Jamrut No. 22 Jakarta Pusat
Puskesamas Kecamatan Senen Jl. Kramat 7 no 31 Jakarta Pusat
18
19
D. Keadaan Demografis
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
Nomor : 3192, jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Senen Kota Administrasi
Jakarta Pusat Tahun 2012 berjumlah : 91.082 Jiwa (data dari Dinas Kesehatan),
terdiri dari laki-laki 45.562 Jiwa dan perempuan : 45.530 Jiwa, sedangkan jumlah
Kepala Keluarga : 39.607 KK.
Tabel 1. 3. Data Kependudukan di Wilayah Kecamatan Senen tahun 2013
WILAYAHJUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-
LAKI
PEREMPUAN
Kel. Senen 5.507 2.537 2.970
Kel.Kwitang 14.306 7.088 7.218
Kel. Kenari 7.868 3.817 4.051
Kel. Kramat 25.664 14.236 12.428
Kel. Paseban 21.157 10.463 10.694
Kel. Bungur 16.580 8.411 8.169
Jumlah 45.552 45.530 91.082
( Sumber : Sumber data Dinas Kesehatan)
Berdasarkan data-data tersebut, dapat dilihat bahwa :
1. Kelurahan terbanyak penduduknya : Kelurahan Paseban
2. Kelurahan terpadat penduduknya : Kelurahan Bungur
20
Tabel 1. 4. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia di Wilayah Kecamatan Senen
tahun 2013
Puskesmas
Balita Anak & Remaja
Remaja WUS Usia Produktif
Lansia
Ibu Hamil0-4
thn5-14 thn
7-12 thn
10-18 thn
15-49 thn
15-64 thn 45-59 thn
≥ 60 thn
≥ 70 thn
Senen 385 668 394 704 3590 4222 892 237 146 124
Kwitang 1126 2055 1241 1912 8550 10379 2352 695 460 241
Kenari 755 1058 619 1007 4729 5692 1282 374 213 124
Kramat 2003 3903 2353 3589 9087 18619 3857 1114 650 365
Paseban 1443 2993 1815 2794 9518 15820 3476 894 538 323
Bungur 1282 2375 1440 2689 7425 12186 2541 770 414 381
Total 6994 12117 7862 12695 42899 66918 14400 4084 2421 1558
( Sumber : Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2012)
Tabel 1.5 Jumlah Kematian Ibu Dan Balita di Wilayah Kecamatan Senen tahun 2013
PuskesmasJumlah Kematian
Ibu Balita
Senen 20 174
Kwitang 15 136
Kenari 17 290
Kramat 49 803
Paseban 21 704
Bungur 11 811
Total 133 2918
Sumber : Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2013)
21
Tabel 1.6. Keadaan Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah
Kecamatan Senen Tahun 2013
Wilayah
(KEL)
TK SD SLTP SLTA SLB
Senen 2 2 1 1 0
Kwitang 3 3 0 0 0
Kenari 2 15 3 6 1
Kramat 5 13 3 4 0
Paseban 5 15 3 3 0
Bungur 4 7 3 2 0
Jumlah 21 55 13 16 0
Sumber: Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Jak-Pus Tahun 2012
Tabel 1.7 Fasilitas Umum yang Menyangkut Kesehatan Lingkungan di Wilayah
Kecamatan Senen Tahun 2013
URAIAN
Kel.
Senen
Kel.
Kwitang
Kel.
Kenari
Kel.
Paseban
Kel.
Kramat
Kel.
Bungur
Rumah
Permanen
802 715 1285 712 2084 1569
Rumah
semiPermanen
150 3607 253 1834 1736 1129
Non
Permanen
303 194 0 974 0 0
22
Jamban
Keluarga
745 2900 1468 2279 3918 2304
SPAL 745 2900 1468 2279 3918 2304
PAM1790 1566 4608 1102 1469 4664
MCK 7 4 14 19 5 2
SPT DK/DL 12 27 127 23 320 4886
SGL 102 5 10 - - 12
Sumber : Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Jak-Pus 2012
Tabel 1.8. Sarana Tempat-tempat Umum di Wilayah Kecamatan Senen Tahun 2013
Wilayah
(Kel)
Sarana
Pendidikan
Restoran/
Rumah
Makan
Sarana
Ibadah
Pasar Trad/
Swalayan
Hotel/Bioskop
Kel.
Senen
7 25 16 2/1 2/1
Kel.
Kwitang
6 15 19 1 1/-
Kel.
Kenari
27 25 23 1 2/-
Kel.
Paseban
24 14 38 1 1/-
Kel.
Kramat
25 20 29 1 4/-
Kel.
Bungur
16 11 14 1 1/-
TOTAL 105 110 136 7/1 11/2
Sumber: Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Jak-pus 2013
23
Tabel 1.9. Sarana Ibadah di Wilayah Kecamatan Senen Tahun 2013
Wilayah
(Kel)
Masjid Mushola Gereja Wihar Jumlah
Senen 6 8 2 0 16
Kwitang 5 13 1 0 19
Kenari 6 15 2 0 23
Kramat 5 18 5 1 29
Paseban 10 14 14 0 38
Bungur 8 3 3 0 14
(Sumber: Kantor Kecamatan Senen Jak-pus 2013)
E. Gambaran Umum Puskesmas
Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia. Puskesmas
dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat
maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik Indonesia
mencoba berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
telah mengembangkan berbagai inovasi strategi peningkatan pelayanan kesehatan
yang lebih efektif, efisien dan terpadu. Gagasan–gagasan baru untuk menyelesaikan
berbagai persoalan pelayanan kesehatan dicoba namun demikian faktanya adalah
kualitas pelayanan kesehatan di negara Indonesia masih jauh dari memuaskan bila
dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
24
Pengertian
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas
kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung
tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan
di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan
yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab
wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep
wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga
pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan
saran teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas 30.000 – 50.000
penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka
puskesmas perlu ditinjau dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang
disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar
25
dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja puskesmas bisa meliputi 1
kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa
atau lebih, merupakan “Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan
bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi. (Hatmoko, 2006)
Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator utama,
yaitu : (1) lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang
bermutu serta, (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat, yang harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.
Misi
Untuk mewujudkan “Indonesia Sehat 2015”, ditetapkan empat misi pembangunan
kesehatan, yaitu:
1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
lingkungannya.
Salah satu upaya untuk mendukung misi tersebut adalah dengan penyediaan berbagai
sarana pelayanan kesehatan. Sesuai dengan UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU Nomor 23
tahun 1992 kesehatan merupakan hak asasi sekaligus investasi. Sehingga, kesehatan perlu
26
diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu serta seluruh komponen
bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat yang pada akhirnya dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena
kesehatan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat, termasuk
swasta, tidak hanya tanggung jawab pemerintah saja. Pembahasan tentang puskesmas telah
tertuang dalam SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004
tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat.
Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang tinggal di wilayah
kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia sehat 2015.
Fungsi
Ada tiga fungsi puskesmas , yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping
itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan,mempunyai indikator:
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang sehat
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan
27
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan, dan memantau upaya kesehatan. Pemberdayaan
perorangan, warga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi
dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. Mempunyai indikator
kegiatan :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat)
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Kegiatan pada pusat
pelayanan kesehatan strata pertama adalah:
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
g. Pengobatan dasar
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :
a) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (Private
Goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambah rawat inap.
b) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (Public
Goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
28
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pengendalian
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan
lainya.
Azas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan
tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan
setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan
berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai
potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas
(BPP).
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain :
29
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal,
penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
2) UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,
promosi kesehatan, & Kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan jiwa &
promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program
dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatn dan
dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :
30
1) UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian.
3) KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) & Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).
4) Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha & organisasi
kemsyarakatan.
5) Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah epala desa, tenaga kerja & dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki
oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat
dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam
arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan
lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan
yang sama
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka
puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan
dibedakan atas :
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis
(contoh : operasi) dan lain-lain.
31
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar
biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan
kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu.
Upaya penyelenggaraan
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat pengembangan,
pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan garda terdepan
dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk tujuan tersebut, Puskesmas berfungsi
melayani tugas teknis dan administratif.
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni
terwujudnya Kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dan
keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni:
1. Upaya kesehatan wajib
32
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.Upaya kesehatan
wajib tersebut adalah:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi mayarakat
e. Upaya pencehagan dan pengendalian penyakit menular
f. Upaya pengobatan
2. Upaya kesehatan pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari upaya
kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya kesehatan olahraga
c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
d. Upaya kesehatan kerja
e. Upaya kesehatan gigi dan mulut
f. Upaya kesehatan jiwa
g. Upaya kesehatan mata
h. Upaya kesehatan usia lanjut
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya
pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan, karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan
penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan
33
masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebutm, maka dapat dijadikan
sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,
yakni upaya lain diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan
wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan
pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan
tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai
penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan
kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Tabel 1.10. Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
34
( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan, Arrimes)
Tabel 1.11. Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
35
Upaya Kesehatan Wajib
Kegiatan Indikator
Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih dan sehat
Tatanan sehat Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Cakupan air bersihCakupan jamban keluargaCakupan SPALCakupan rumah sehat
Kesehatan ibu dan anak ANC Cakupan K1, K4Pertolongan persalinan Cakupan linakesMTBS Cakupan MTBSImunisasi Cakupan imunisasi
Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB Cakupan MKET
Pengendalian penyakit menular
Diare Cakupan kasus diareISPA Cakupan kasus ISPAMalaria Cakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasiTuberkulosis Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhanDHF Cakupan penemuan kasus
Angka kesakitanGizi Distribusi vit A/ Fe / cap
yodiumCakupan vit A /Fe / cap yodium
Pemantauan Status Gizi % gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % keluarga sadar giziPengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan
UGD Jumlah kasus yang ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan, Arrimes,ed.)
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan infrastruktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang
oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu
atau Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau
lebih, wilayah kerja Puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Pelayanan kesehatan
menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :
2. Promotif ( peningkatan kesehatan )
3. Preventif ( upaya pencegahan )
36
Upaya kesehatan pengembangan
Kegiatan Indikator
Upaya kesehatan sekolah UKS/UKGS Jml. Sekolah dg UKS/UKGS
% sekolah sehatUpaya Kesehatan olah
ragaMemasyarakatkan
olah raga untuk kesehatan
Jumlah kelompok senamJumlah klub jantung sehat
Upaya perawatan kesehatan masyarakat
Kunjungan rumah konseling
% keluarga rawan yang dikunjungi
Upaya kesehatan kerja Memasyarakatkan masker (norma
sehat dalam bekerja)
% pos UKKTingkat perkembangan
pos UKK
Upaya kesehatan gigi dan mulut
Poliklinik gigi Jumlah kasus gigi
Upaya kesehatan jiwa Konseling Jumlah kasus penyakit jiwa
Upaya kesehatan mata Mencegah kebutaan Jml pend. Katarak yg dioperasi
Jml kelainanvisus yang dikoreksi
Upaya kesehatan usia lanjut
Memasyarakatkan perilaku sehat di
usia lanjut
% posyandu usilaTingkat perkembangan
posyandu usilaUsaha pembinaan
pengobatan tradisionalMembina
pengobatan tradisional yang
rasional
Jumlah sarasehan battraJumlah battra yang dibina
4. Kuratif ( pengobatan )
5. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis
kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
F. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Senen
1. Puskesmas Unit Swadaya
Tahapan
Dengan surat keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No
15 Tahun 2001 tentang uji coba puskesmas Kecamatan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
sebagai unit Swadana daerah maka puskesmas Kecamatan Senen resmi menjadi
“Puskesmas Unit Swadana Kecamatan Senen” terhitung mulai tanggal 14 Februari 2001.
Pengertian
Puskesmas Unit Swadana merupakan Puskesmas yang diberi wewenang
mengelola sendiri penerimaan fungsionalnya untuk keperluan operasional secara
langsung dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Visi
Puskesmas dengan pelayanan prima dan rujukan deteksi dini kanker rahim di Jakarta
Pusat pada tahun 2015.
Misi
1. Mengembangkan mutu Pelayanan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesional.
3. Mengembangkan efektifitas sistem manajemen mutu.
4. Mengembangkan kemandirian masyarakat didalam bidang Kesehatan.
5. Mengembangkan SDM dan prasarana untuk pelayanan deteksi dini kanker leher
rahim.
Kebijakan Mutu
37
Memberikan pelayanan Kesehatan profesional yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan serta terus menerus melakukan peningkatan mutu pelayanan melalui
penerapan sistem manajemen mutu.
Sasaran
Indeks kepuasaan pelanggan/masyrakat : Minimal 3,3 (Indeks sangat baik) Keluhan pelanggan di tindak lanjuti : 100 %
Tugas pokok
Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan yang
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian, Puskesmas
Kelurahan, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan, dan pelatihan tenaga kesehatan di
wilayah kerjanya.
Fungsi
1. Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian Puskesmas
Kelurahan, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan di wilayah kerjanya
2. Melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian terhadap pengelolaan dan
pelayanan Puskesmas Kelurahan
3. Memberikan pelayanan kesehatan klinis meliputi: loket, rekam medis, klinik
Umum, ibu anak, KB, gigi, spesialis, konsultasi remaja, gizi, geriatri, klinik 24 jam
4. Rawat inap, laboratorium klinik, apotik, farmasi komunikasi, radiologi, optik,serta
klinik lainnya sesuai kebutuhan
5. Mengkoordinasi temu lintas batas, lintas sektoral dalam penanggulangan masalah
kesehatan.Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang
meliputi kesehatan kader, posyandu, karang weda, dan lain-lain.
Upaya kesehatan wajib yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Senen antara lain :
Promosi kesehatan
Kesehatan lingkungan
Kesehatan ibu dan anak
Keluarga berencana
38
Perbaikan gizi
Pemberantasan penyakit menular (P2M)
Pengobatan dasar.
Puskesmas Kecamatan Senen merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang dalam kegiatannya membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di Wilayah Kecamatan Senen.
2. Sarana dan Prasarana
Puskesmas Kecamatan Senen terdiri dari tiga lantai, pada lantai satu terdapat
Rumah Bersalin (RB) yang dilengkapi dengan kamar rawat inap dan kamar mandi,
Instalasi Gawat Darurat (IGD), serta satu poliklinik dokter spesialis obstetri dan
ginekologi yang dilengkapi dengan pemeriksaan USG. Di lantai dua terdapat loket
pendaftaran, apotik, laboratorium, pelayanan KIA, KB, Imunisasi, Gizi, poli anak, poli
penyakit dalam, poli khusus asuransi & rujukan (Jamsostek, Askes, dan Gakin), poli gigi,
poli spesialis, ruang tindakan dan kamar mandi. Lantai tiga terdapat kantor kepala
puskesmas, tata usaha, staff program puskesmas, ruang arsip dan aula.
Gambar 4. Denah lantai dua Puskesmas Kecamatan Senen
Toilet RUANG TUNGGU Apotik
Poli
Umum
Ruang
Tindakan
Poli
Anak
Ruang
medical
record
Loket
Pendaftaran
Labo-
ratorium
Ruang Poli Pelayanan Pelayanan
39
Poli
Gigi
Dokter
gigi
Asuransi
/ Rujukan
Ruang Periksa Gizi P2M
Pelayanan
KIA / KBRUANG TUNGGU
(Sumber : Arsip Profil Puskesmas Kecamatan Senen)
Transportasi
Tabel 1.12. Sarana Transportasi se-KecamatanSenen
NoJenis Kendaraan
LokasiMobil Roda Tiga Sepeda Motor
1 4 Senen
2 1 Kwitang
3 1 Kenari
4 1 Paseban
5 1 Kramat
6 1 Bungur
Alat Medis dan Non Medis
a. Laboratorium :
Kimia Klinik (Humalyzer 2000)
Hematologi (Sysmex Poch- 100 I)
d. Obat-obatan
Sesuai dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas dengan melihat jumlah
kunjungan masing-masing puskesmas. Disediakan terutama obat-obat
Generik/Esensial
Tabel 1.13. Pemakaian obat terbanyak se-Kecamatan Senen Januari 2013
40
3. Sumber Daya Manusia
Tabel 1.14. Ketenagaan di Puskesmas se-Kecamatan Senen sebagai berikut : PNS /
Honor
NO PENDIDIKAN KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH
41
NAMA OBAT JUMLAH
CTM
Parasetamol 500 mg tablet
Amoxicillin 500 mg tablet
Vitamin B komplek tablet
Glyseril guayakolat 100mg tablet
Antasida doen tablet
Antalgin 500 mg tablet
Piridoksin tablet
Amoxicillin 250 mg tablet
Prednison tablet
Dexamethason 0,5mg tablet
Thiamin (Vit.B1) 50mg tablet
Vitamin B12 50 mcg tablet
Dextrometrophan
Tablet tambah darah
Kotrimoksazole dws tablet
Asam askorbat (Vit. C) 50 mg tablet
Papaverin 40 mg tablet
Kloramfenicol 250 mg tablet
Vit B Kompleks tablet
Kalsium Laktat 500 mg tablet
287.093
351.274
327.330
185.192
150.045
181.091
117.877
116.016
52.798
24022
140.885
115.655
97.937
51.846
148.546
58.832
202.133
29.158
37.606
185.192
135.055
1 Dr. M. Kes 0 0 0
2 Dr.Spesialis 1 0 1
3. Dr. Umum 8 5 13
4. Dr. Gigi 3 4 7
5 Apoteker 2 0 2
6. SI-Kesmas 1 0 1
7. AKPER 0 0 0
8. AKBID 0 0 0
9. AKL 2 0 2
10. AKZI 1 2 3
11. APRO 0 0 0
12. ATEM 0 0 0
13. Perawat 0 0 0
14. Perawat Bidan 0 0 0
15. Bidan 0 0 0
16. Perawat Gigi 1 0 1
17. Tehniker Gigi 0 0 0
18. Asisten Apoteker 0 1 1
19. SPAG 0 0 0
20. SPPH 0 0 0
21. Analis Kimia 0 0 0
22. Sarjana Administrasi 0 0 0
23. SLTA 0 0 0
NO. PENDIDIKAN KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH
42
24 SLTP 0 0 0
25. Pekarya Kesehatan 0 0 0
26. SD 0 0 0
27 Lain-lain 0 0 0
Jumlah 19 10 29
1.2 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen
Stuktur organisasi Puskesmas Kecamatan Senen tahun 2013, terdiri atas Kepala
Puskesmas Kecamatan Senen yang dibantu oleh Tata Usaha,dan bagian Mutu. Seksi
kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap bagian P2M, PTM, Gizi/PSM,
Jiwa/NAPZA, Kesehatan Lingkungan dan Pomosi Kesehatan. Seksi Pelayanan Kesehatan
bertanggung jawab terhadap pelayanan dasar yang membawahi BPU, BPG, KIA/KB,
Jamsostek, MTBS, bagian penunjang bertanggungjawab dalam Tindakan, Laboratorium,
Rontgen, Loket, apotik.
Gambar 1.5Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan SenenTahun 2013
43
Kepala Puskesmas Kecamatan
Sub Bagian TUSub Bagian Mutu
Ko. Puskesmas Kelurahan
Ko. kesehatan masyarakat
Ko. Pelayanan Ko. Penunjang
P2M
PTM
Gizi
Jiwa/NAPZA
Kesehatan Lingkungan
Promosi Kesehatan
Kel. Senen
Kel. Kenari
Kel. Kwitang
Kel. Kramat
Kel. Paseban
Kel. Bungur
Satuan Pelayanan Penunjang
Satuan Pelayanan Kesehatan
44
Poli anak
Poli umum
Poli askes
Poli geriatri
Poli Imunisasi
Poli KIA&KB
Poli Gizi
Poli Gigi
Tindakan
Laboratorium
Rontgen
Loket
apotik
1.3 Program Kesehatan Dasar Puskesmas Kecamatan Senen
Program yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia
dan mempunyai daya ungkit yang tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan (kesakitan,
kecacatan, kematian). Terdiri dari:
a). Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)
b).Kesehatan Lingkungan
c). KIA dan KB
d). Perbaikan Gizi
e). Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
f). Pengobatan dasar
1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Di Puskesmas Kecamatan Senen
a. Kunjungan Klinik Gizi (2013)
Tabel 1.15. Kunjungan Klinik Gizi Kecamatan Senen (2013)
45
b. Kunj
Jumlah Pasien Klinik gizi dalam 1 tahun sebanyak 426 orang, kunjungan
tertinggi pada bulan Januari sebanyak 57 orang, sedangkan kunjungan terendah
pada bulan Juli sebanyak 10 orang. berdasarkan Jenis penyakitnya terdiri dari DM
28 orang, Hipertensi 42 orang, Asam Urat 10 orang, Anemia 164 orang,
Kolesterol 4 orang dan KEP Ringan 154 orang.
1.5 Program Perbaikan Gizi di Puskesmas Kecamatan Senen:
Pada program perbaikan gizi di Puskesmas Kecamatan Senen memiliki beberapa
indikator diantaranya :
46
NO BULAN DM HT ASAM URAT
ANEMIA KOLESTEROL KEP RINGAN
LAIN-LAIN
TOTAL
1 JAN 3 15 2 20 2 14 1 57
2 FEB 3 10 4 19 0 11 2 49
3 MAR 2 4 3 22 0 23 2 56
4 APR 4 0 0 18 1 8 0 31
5 MEI 0 2 0 16 0 7 1 26
6 JUNI 8 4 0 8 0 7 2 29
7 JULI 0 3 0 1 0 6 0 10
8 AGUS 1 1 0 9 0 15 0 26
9 SEP 0 1 0 6 1 28 6 42
10 OKT 2 1 0 20 0 22 5 50
NO BULAN DM HT ASAM URAT
ANEMIA KOLESTEROL KEP RINGAN
LAIN-LAIN
TOTAL
11 NOV 4 1 1 12 0 12 5 35
12 DES 1 0 0 13 0 1 0 15
JUMLAH 28 42 10 164 4 154 24 426
1. Pemantauan Pertumbuhan dan perkembangan balita melalui program penimbangan
balita oleh posyandu.
2. Intervensi gizi dalam program pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan
pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P)
3. Pemberin tablet Fe pada ibu hamil
4. Pemberian Vitamin A biru pada bayi dan vit A merah pada balita
5. Pemantuan penggunaan garam beryodium
6. Pemantauan Asi Ekslusif pada bayi
7. Pemantauan status gizi
Dari indikator-indikator yang telah disebutkan di atas, Puskesmas Senen hanya
menjalankan 4 program kegiatan diantaranya :
1. Pemantauan Pertumbuhan dan
perkembangan Balita melalui program penimbangan balita oleh posyandu
2. Pemberian Vitamin A biru pada
Bayi dan Vitamin A merah pada Balita
3. Pemantauan Garam Beryodium
ditingkat Rumah Tangga
4. Pemberian MP-ASI pada balita
dengan keluarga miskin dan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan
Adapun program kegiatan yang tidak dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan Senen
dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang dapat dikerahkan untuk melaksanakan
program-program kegiatan gizi lainya.
1.6 Pencapaian Hasil Kegiatan Gizi (2013)
a. Pemantauan Perkembangan dan Pertumbuhan
Balita
Program pemantauan perkembangan dan pertumbuhan balita ialah program
sebagai upaya untuk menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita.
Program ini dilakukan melalui kegiatan penimbangan balita di posyandu secara rutin
47
tiap bulan dan mencatat hasilnya pada Kartu Menuju Sehat. Pemantauan pertumbuhan
balita melalui penimbangan berat badan di posyandu mempunyai tujuan, yaitu:
a. Mengetahui status pertumbuhan balita dari bulan ke bulan,
b. Mengetahui secara lebih dini (awal) terjadinya gangguan pertumbuhan pada balita
sebagai upaya deteksi dini balita gizi buruk.
c. Memberikan tindakan penanggulangan (intervensi) segera pada anak yang
mengalami gangguan pertumbuhan agar dapat dikembalikan ke jalur
pertumbuhan normal.
d. Memberikan konseling pada ibu/pengasuh anak dalam upaya mempertahankan
atau meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan anak.
Hasil Penimbangan Balita di Posyandu yang dilakukan setiap bulan menghasilkan
data penimbangan, yaitu:
1. Jumlah balita (S) yang ada di wilayah kerja
2. Jumlah balita yang memiliki KMS (K)
3. Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan
4. Jumlah balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan
5. Jumlah anak balita Bawah Garis Merah (BGM)
6. Jumlah balita yang tidak naik berat badannya (T)
7. Jumlah balita yang datang bulan ini, tetapi bulan lalu tidak datang (O)
8. Jumlah balita baru yang datang (B)
Dari data hasil penimbangan tersebut dapat dihasilkan cakupan kinerja program gizi, yaitu:
a. Cakupan Program (K/S)
Cakupan program adalah jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat dibagi
dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian dikali 100 %.
48
Persentase dari cakupan program menggambarkan berapa jumlah balita di wilayah
tersebut yang telah memiliki KMS atau berapa besar cakupan program di daerah tersebut
yang telah tercapai. Target dari K/S ialah 80 %.
b. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)
Cakupan partisipasi masyarakat adalah jumlah balita yang ditimbang di wilayah kerja
dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian dikali 100 %. Persentase
cakupan partisipasi masyarakat ini menggambarkan berapa besar jumlah partisipasi
masyarakat di daerah tersebut untuk menimbang balitanya ke Posyandu. Target dari D/S
ialah 80 %.
c. Cakupan kelangsungan penimbangan (D/K)
Cakupan kelangsungan penimbangan adalah jumlah balita yang ditimbang dibagi
dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS kemudian dikali 100 %.
Persentase menggambarkan berapa besar kelangsungan penimbangan didaerah
tersebut yang telah tercapai dan untuk memantau balita yang memiliki KMS dan
ditimbang di posyandu. Target dari D/K ialah 60%.
d. Cakupan hasil penimbangan (N/D)
Cakupan hasil penimbangan adalah rata-rata jumlah balita yang naik berat badannya dibagi
dengan jumlah balita yang ditimbang kemudian dikali 100 %.
Persentase ini menggambarkan berapa besar hasil penimbangan di daerah tersebut yang telah
tercapai. Memantau efektifitas perbaikan gizi dengan melihat jumlah balita yang naik berat
badannya selama 2 kali berturut-turut datang ke posyandu. Target dari N/D ialah 80 %.
e. Cakupan Keefektifan Kegiatan (N/S)
49
Cakupan keefektifan kegiatan adalah jumlah balita yang naik berat badannya dibagi dengan
jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas kemudian dikali 100 %. Target dari D/S
ialah 75 %.
Tabel 1.16 Cakupan Kinerja Pemantauan Pertumbuhan Balita di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013
KELURAHAN S K D N D/S K/S N/D D/K N/S
Senen 2168 1958 1626 695 75 90,31 42,74 83,04 32,05
Kenari 2736 2280 1716 1156 62,71 83,33 67,36 75,26 42,25
Kwitang 5513 5298 3832 2014 69,50 96,10 52,55 72,39 36,53
Kramat 10682 9760 7600 4109 71,14 91,36 54,06 77,86 38,46
Paseban 5994 5382 3406 1717 56,82 89,78 50,41 63,28 28,64
Bungur 6312 4947 3197 1473 50,64 78,37 46,07 64,62 23,33
Dari tabel cakupan kinerja pemantauan pertumbuhan balita di wilayah Puskesmas Senen
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Tabel 1.17 Hasil Evaluasi Cakupan Kinerja Pemantauan Pertumbuhan Balita di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013
Kec.
Senen
Kel.
Kenari
Kel.
Kwitang
Kel.
kramat
Kel
Paseban
Kel.
Bungur
Target
D/S 75 % 62,71% 69,5% 71,14% 56,82% 50,64% 80%
K/S 90,31% 83,33% 96,10% 91,36% 89,78% 78,37% 80%
50
N/D 42,74% 67,36% 52,55% 54,06% 50,41% 46,07% 80%
D/K 83,04% 75,26% 72,39% 77,86% 63,28% 64,62% 60%
N/S 32.05% 42,25% 36,53% 38,46% 28,64% 23,33% 75%
Dari tabel diatas diperlihatkan bahwa cakupan D/S dan N/D se-Kecamatan Senen
dibawah target dimana target sebesar 80% dan cakupan N/S se-Kecamatan Senen dibawah
target dimana target sebesar 75%. Sedangkan cakupan K/S sudah mencapai target dimana
target sebesar 80% begitu juga cakupan N/S sudah mencapai target dimana target sebesar
75%.
b. Pemberian vitamin A
Program penanggulangan kekurangan vitamin A ialah kegiatan untuk
menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A melalui upaya peningkatan konsumsi
vitamin A dengan makan makanan sumber vitamin A dan suplementasi kapsul vitamin
A dosis tinggi.
Kegiatan dari program penanggulangan kekurangan vitamin A di Puskesmas
Kecamatan Senen ialah pemberian vitamin A yang dilaksanakan serentak di posyandu
dan puskesmas pada bulan vitamin A yaitu bulan Agustus dan September untuk anak
balita umur 6-59 bulan. Adapun hasil pelaksanaan kegiatan pemberian vitamin A di
Kecamatan Senin Bulan Januari-Desember 2013 Puskesmas Senen ialah sebagai
berikut :
Tabel 1.18 Cakupan Pemberian Vitamin A Biru Pada Bayi (6-11 bulan) di
Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013
PUSKESMAS Cakupan Vitamin A Biru Target
Sasaran Ags Sept %(Ags+Sep)
KEC.SENEN 24 19 5 100 100%
51
KEL.KENARI 39 33 8 105,12 100%
KEL.KWITANG 137 111 26 100 100%
KEL.KRAMAT 34 195 32 97,01 100%
KEL.PASEBAN 75 63 12 100 100%
KEL.BUNGUR 150 134 16 100 100%
TOTAL 659 555 99 99 100%
Tabel 1.9 Cakupan Pemberian Vitamin A Merah Pada Balita (1-5 tahun) di
Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013
PUSKESMAS Cakupan Vitamin A Merah Target
Sasaran Ags Sept %
(Ags+Sep)
KEC.SENEN 263 197 48 93,15 100%
KEL.KENARI 425 397 31 100,70 100%
KEL.KWITANG 758 682 54 97,09 100%
KEL.KRAMAT 1454 1296 76 94,36 100%
KEL.PASEBAN 636 538 65 95,11 100%
BUNGUR 899 745 84 92,21 100%
TOTAL 4435 3855 358 94,99 100%
c. Pemberian Makanan Pendamping ASI untuk baduta dari Kelurga Miskin
(Gakin) dan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan
52
Intervensi gizi merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan memperbaiki
status gizi, baik gizi buruk maupun gizi kurang. Kegiatan yang berkaitan dengan
intervensi gizi yang dilakukan Puskesmas Senen adalah Pemberian Makanan
Pendamping ASI untuk baduta dari keluarga miskin (Gakin).Pemberian Makanan
Pendamping ASI ditujukkan pada baduta dari keluarga miskin (Gakin) berusia 6-24
bulan.
Tabel 1.20 Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Untuk Baduta Dari Keluarga Miskin (Gakin) 6-24 bulan
Wilayah Kota/ Kabupaten : Jakarta Pusat
2013
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P)
PMT-P ditujukan kepada balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM) sesuai KMS untuk balita umur 1-5 tahun yang diberikan selama tiga bulan dengan pemantauan berat badan setiap bulan.
53
No Puskesmas Sasaran Baduta Gakin 6-24
bulan
Baduta mendapat MP-
ASI
%Mp-ASI Baduta gakin
1 Kec. Senen 3 3 100%
2 Kel. Kenari 5 4 80%
3 Kel. Paseban 10 10 100%
4 Kel. Bungur 10 9 90%
5 Kel. Kwitang 10 10 100%
Tabel 1.21 Balita Yang Mendapat PMT-Pemulihan
NO PUSKESMASJUMLAH BGM
JUMLAH BGM YANG MENDAPAT PMT-P
%
1 Kec. Senen 5 5 100
2 Kel. Kenari 5 5 100
3 Kel. Paseban 10 10 100
4 Kel. Bungur 5 5 100
5 Kel. Kwitang 5 5 100
6 Kel. Kramat 10 10 100
TOTAL 35 35 100
d. Pemantuan Garam Beryodium di Tingkat Rumah Tangga Melalui
Posyandu
Salah satu masalah gizi adalah masalah kekurangan yodium atau yang biasa dikenal
dengan istilah GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium). Dampak dari GAKY
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang terkait erat
dengan perkembangan kecerdasan, untuk itu salah satu upaya penanggungannya dengan
mengkonsumsi garam beryodium. Salah satu indikator yang ingin dicapai adalah 100 %
rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium dengan kandungan yodium yang cukup.
Oleh karena itu Puskesmas Kecamatan Senen melakukan pemantauan garam beryodium
ditingkat rumah tangga. Berikut adalah hasil pemantauan garam beryodium ditingkat rumah
tangga.
54
Tabel 1.22 Pemantuan Garam Beryodium di Tingkat Rumah Tangga Melalui Posyandu
Periode September 2013.
Kelurahan Jumlah
Rumah
Tangga
Yang Ada
Jumlah
Rumah
Tangga
Yang
Diperiksa
Jumlah
Rumah
Tangga Yang
Menggunakan
Garam
Beryodium
Target % Cakupan
Senen 136 40 33 100% 82,5%
Kwitang 729 100 66 100% 66%
Kenari 432 70 32 100% 53%
Kramat 768 140 105 100% 75%
Paseban 920 100 76 100% 76%
Bungur 1300 100 57 100% 57%
Total 4285 550 369 100% 67,09%
II. Identifikasi Masalah
Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di Puskesmas
Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013, terdapat satu program yang dipilih
dalam identifikasi masalah yaitu Program Gizi. Program ini dipilih karena merupakan salah
satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas dalam hal ini berfungsi sebagai
pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas.
Sasaran program Gizi adalah kelompok-kelompok masyarakat yang berada di wilayah
Kecamatan Senen dan secara khusus adalah kelompok – kelompok bayi dan balita.
55
Penyuluhan ini diberikan secara terpadu bersamaan dengan program wajib dan
pengembangan lainnya termasuk didalamnya tokoh masyarakat, masyarakat umum, dan
masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian program dan target sebagai berikut :
A. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)
Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-
KecamatanSenenperiode Januari – Desember2013 sebesar 64,30 %.
B. Cakupan Efektivitas Program Pemantauan Berat Badan Balita (N/S)
Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 sebesar 33,54 %
C. Cakupan Keberhasilan Program Penimbangan Balita (N/D)
Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-
Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 sebesar 52,19%.
D. Cakupan Pemberian Vitamin A Biru Pada Bayi dan Vitamin A Merah pada
Balita
Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,01 %.
Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
periode Januari-Desember 2013 sebesar 105 % .
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan
Senen periode Januari-Desember 2013 sebesar 93,15 %.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kenari periode Januari-Desember 2013 sebesar 100,70%.
56
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kwitang periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,09%.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 94,36%.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Paseban periode Januari-Desember 2013 sebesar 95,11% .
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Bungur periode Januari-Desember 2013 sebesar 92,21%.
E. Cakupan Pemantauan Garam Beryodium di Tingkat Rumah Tangga Melalui
Posyandu
Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode September 2013 sebesar 67,09 %.
F. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping Asia untuk Balita Keluarga Miskin
(Gakin)
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk balita dari keluarga miskin
(Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen pada tahun 2013
sebesar 86%
III. Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas di Kecamatan Senen
maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat
57
perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari
Program Gizi di puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-KecamatanSenen
periode Januari – Desember 2013 sebesar 64,30 % kurang dari target 80%.
2. Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita
(N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
sebesar 33,54 % kurang dari target 75%
3. Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-
Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 sebesar 52,19% kurang dari target
80 %.
4. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,01 %kurang dari target 100%.
5. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
periode Januari-Desember 2013 sebesar 105 % lebih dari target 100%.
6. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan
Senen periode Januari-Desember 2013 sebesar 93,15 %kurang dari target 100%.
7. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kenari periode Januari-Desember 2013 sebesar 100,70% lebih dari 100%
8. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kwitang periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,09% kurang dari target 100%.
9. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 94,36% kurang dari target 100%.
10. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Paseban periode Januari-Desember 2013 sebesar 95,11% kurang dari target 100%.
11. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Bungur periode Januari-Desember 2013 sebesar 92,21% kurang dari target 100%.
12. Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu
di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Agustus-September 2013 sebesar
67,09 % kurang dari target 100%.
58
13. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk balita dari keluarga miskin
(Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode Agustus –
September 2013 sebesar 86% kurang dari target 100%.
59
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
DAN PENYEBAB MASALAH
2.1 Penetapan Prioritas Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan
apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan
jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan
tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus, untuk itu perlu ditentukan masalah
yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan
dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan
dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya
pengetahuan yang cukup.
Penetapan prioritas dinilai oleh sebagian besar manager sebagai inti proses
perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini, dapat dikatakan sebagai suatu persiapan
untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas. Sekali prioritas ditetapkan, langkah
berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan progresif menuju pelaksanaan. Dalam
penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak diperlukan bersama-sama
dengan kecakapan unik untuk mensintesis berbagai rincian yang relevan. Hal ini merupakan
bagian dari proses perencanaan yang biasanya dikatakan paling naluriah. Namun, penetapan
prioritas mungkin dapat jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila
dibuat eksplisit dan menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas.
Perencanaan kesehatan harus mengembangkan keterampilan dalam semua disiplin
ilmu yang diperlukan agar dapat melakukan pendekatan perencanaan yang seimbang. Yang
terutama diperlukan adalah indeks-indeks tertentu yang valid di dalam informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif yang digunakan dalam penilaian ini. Tanpa mengindahkan
semua usaha pada pengukuran dan pengelompokkan khusus, si perencana pada akhirnya
harus bersandar pada elemen-elemen kebijaksanaan yang tak pasti berdasarkan pengalaman
atau evaluasi rencana-rencana sebelumnya dalam membuat keputusan akhir.
60
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan,
yakni :
1. Melakukan pengumpulan data.
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia data yang cukup.
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data. Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan,
termasuk keadaan geografis, keadan pemerintahan, kependudukan, pendidikan,
pekerjaan, mata pencaharian, sosial budaya, dan keadaan kesehatan.
2. Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut harus diolah,
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut. Cara pengolahan data yang dikenal
ada tiga macam, secara manual, elektrikal dan mekanik.
3. Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikal.
4. Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah. Tidak semua masalah dapat
diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah, dalam arti masalah yang
paling penting untuk diselesaikan.
Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan, yakni:
1. Besarnya masalah yang terjadi
2. Pertimbangan politik
3. Persepsi masyarakat
4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.
Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program perbaikan gizi
buruk yang merupakan salah satu dari 7 program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan
Senen. Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari
61
semua masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk
diselesaikan.
Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
Berdasarkan hasil analisis program Gizi Puskesmas Kecamatan Senen yang diangkat,
maka didapatkan 13 permasalahan. Adapun masalah tersebut meliputi:
1. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
periode Januari-Desember 2013 sebesar 105 % lebih dari target 100%.
2. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kenari periode Januari-Desember 2013 sebesar 100,70% lebih dari 100%
3. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kwitang periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,09% kurang dari target 100%.
4. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,01 % kurang dari target 100%.
5. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Paseban periode Januari-Desember 2013 sebesar 95,11% kurang dari target 100%.
6. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 94,36% kurang dari target 100%.
7. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan
Senen periode Januari-Desember 2013 sebesar 93,15 % kurang dari target 100%.
8. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Bungur periode Januari-Desember 2013 sebesar 92,21% kurang dari target 100%.
62
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk balita dari keluarga miskin
(Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode Agustus
– September 2013 sebesar 86% kurang dari target 100%.
10. Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Agustus-September 2013 sebesar
67,09 % kurang dari target 100%
11. Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen
periode Januari – Desember 2013 sebesar 64,30 % kurang dari target 80%.
12. Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-
Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 sebesar 52,19% kurang dari target
80 %.
13. Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 sebesar 33,54 %
kurang dari target 75%
Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode MCUA (Multiple Criteria
Utility Assessment). Keuntungan metode MCUA yaitu hasil perhitungan setiap masalah lebih
objektif, sedangkan kerugiannya proses untuk mendapatkan hasil dibutuhkan waktu yang
lebih lama karena harus menggunakan perhitungan bobot.
63
2.1.1 Metode MCUA
Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah
adalah :
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan
kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah IR
(Incidence Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai
adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka
kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan
tersebut.
2. Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah
kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter
yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest
member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada
sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
3. Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar
sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah
yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta
berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah
tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah
tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya
manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan
64
bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan
tersebut.
5. Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat
memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah
mendukung terselesaikannya masalah tersebut.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian masalah dan
masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian
masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih obyektif. Pada metode ini harus ada
kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan
yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang lebih tinggi.
Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang
lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah
kriteria yang mempunyai bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat penting
Bobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting
1. EMERGENCY
Emergency menunjukkan besar kerugian yang ditimbulkan oleh masalah. Ini ditujukan
dengan Case Fatality Rate (CFR) masing-msing penyakit. Sedangkan untuk masalah-masalah
yang tidak berhubungan dengan penyakit digunakan proxy AKB. Nilai proxy AKB
65
didapatkan dari berbagai sumber, sedangkan sistem scoring proxy AKB ditentukan
berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.
Berdasarkan program kesehatan dasar yang dievaluasi, berikut adalah indikator yang
digunakan :
Angka Kematian Bayi (0-11 bulan) : 34/1000 kelahiran hidup
Angka Kematian Balita (0-59 bulan) : 44/1000 kelahiran hidup
Tahap-tahap melakukan penghitungan skor emergency:
1. Mengidentifikasi besarnya target dari tiap indikator program kesehatan lingkungan
2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil) yang tercapai dari tiap-tiap
program kesehatan lingkungan
3. Hitung selisih dari target dan cakupan, lalu kemudian hasil tersebut dijumlahkan
dengan angka proxy yang telah ditetapkan
4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan skor emergency
yang telah ditetapkan
66
Tabel 2.1 Penentuan Score Emergency Berdasarkan Skala/1000 Kelahiran Hidup
67
Skala Score
0-50/1000 1
51-100/1000 2
101-150/1000 3
151-200/1000 4
201-250/1000 5
251-300/1000 6
301-350/1000 7
351-400/1000 8
401-450/1000 9
451-500/1000 10
Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Gizi yang Terdapat di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013
N
No.MASALAH Proxy
Per 1000
Kelahiran hidupSCORE
1
1.
Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013
Angka
Kematian Bayi84 2
2
2.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013
Angka
Kematian Bayi41 1
3
3.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Desember 2013
Angka
Kematian
Balita
73,9 2
4
4.
Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013
Angka
Kematian Bayi82,9 2
5
5.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Desember 2013
Angka
Kematian
Balita
92,9 2
6
6.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013
Angka
Kematian
Balita
100,4 2
7
7.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013
Angka
Kematian
Balita
112,5 3
8
8.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Desember 2013
Angka
Kematian
Balita
121,9 3
68
9
9.
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk baduta dari keluarga miskin (Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode Agustus – September 2013
Angka
Kematian
Balita
184 4
1
10.
Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Agustus-September 2013
Angka Kematian balita
53 2
1
11.
Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
Angka Kematian Balita
201 5
1
12.
Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
Angka Kematian Balita
322,1 7
1
13.
Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
Angka Kematian Balita
458,6 10
Pada emergency, daftar masalah program perbaikan gizi didapatkan skor terbesar yaitu
10 pada cakupan efektifitas Pematauan Berat Badan Balita dan cakupan keberhasilan program
penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen 2013.
2. GREATEST MEMBER
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. Semakin besar selisih antara target dan
cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.
Tahap-tahap melakukan penghitungan skor Greatest member:
1. Mengidentifikasi besarnya target dari tiap indikator program Gizi
69
2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil) yang tercapai dari tiap-tiap
program gizi
3. Hitung selisih dari target dan cakupan
4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan skor Greatest member
yang telah ditetapkan
Tabel 2.3 Skala pada Score Greatest Memberst
No Range (%) Score
1 0-8,15 1
2 8,16-16,31 2
3 16,32-24,47 3
4 24,48-32,63 4
5 32,64-40,79 5
6 40,80-48,95 6
Keterangan:
Untuk menentukan score pada greatest member digunakan range. Range didapatkan
dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu sampai 6
dengan jarak tiap range sebesar delapan koma satu lima agar mendapatkan nilai greatest
member yang bervariasi.
70
Tabel 2.4 Daftar masalah program Gizi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
periode Januari – Desember Tahun 2013
N
No.MASALAH Cakupan Target Selisih
Score
1
1.
Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013
105 100 51
2
2.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013
100,70 100 0,71
3
3.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Desember 2013
97,09 100 2,911
4
4.
Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013
97,01 100 2,991
5
5.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Desember 2013
95,11 100 4,891
6
6.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013
94,36 100 5,641
7
7.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013
93,15 100 6,851
8
8.
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Desember 2013
92,21 100 7,791
9
9.
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk baduta dari keluarga miskin (Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode Januari-Desember 2013
86 100 14
2
1 Cakupan pemantauan garam 67,09 80 12,9 2
71
10.
beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013
1
11.
Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
64,3080 15,7
2
1
12.
Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
52,1980 27,81
3
1
13.
Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
33,5475 41,46
6
Skor Greates Member terbesar didapatkan pada masalah cakupan efektivitas program
pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan periode Januari –
Desember 2013, yakni 6 .
3. EXPANDING SCOPE
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain di luar kesehatan. berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada
tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
Jumlah balita terbanyak kelurahan di Kecamatan Senen adalah 2074, maka diputuskan
bahwa masalah yang berada di wilayah dengan jumlah balita lebih dari 2.000 mendapat nilai
yang lebih besar yaitu 10, sedangkan untuk yang jumlah balitanya kurang dari sama dengan
2.000 diberikan nilai 5.
Untuk keterpaduan lintas sektor diberikan nilai 2 karena masalah pada suatu program
memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada sektor lainnya yang berhubungan
langsung, sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor lain diberikan nilai 1.
Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk
72
No.Jumlah Penduduk
N
ilai
1.Kelurahan Kramat = 45.540 Orang 6
2.Kelurahan Paseban = 39.614 Orang 5
3
3Kelurahan Bungur = 31.122 Orang 4
4
4.Kelurahan Kwitang = 29.011 Orang 3
5
5.Kelurahan Kenari = 15.853 Orang 2
6
6.Kelurahan Senen = 11.362 Orang 1
Total Kecamatan Senen = 143.491 Orang 7
Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Balita
Nilai Jumlah Penduduk
50 Jumlah penduduk > 2.000
40 Jumlah penduduk 1501-2000
30 Jumlah penduduk 1001-1500
20 Jumlah penduduk 501-1000
10 Jumlah penduduk 0-500
73
Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektoral
Nilai Lintas Sektor
1Tidak ada keterpaduan lintas
sektor
5 Ada keterpaduan lintas sector
Tabel 2.8 Penentuan Score Expanding Scope program gizi BALITA periode Januari –
Desember 2013
JUMLAH BALITA JUMLAH
74
DAFTAR MASALAH≥ 2.000 1501-
2000
1001-
1500
501-
1000
0-500
Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013
10 10
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013
10 10
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Desember 2013
10 10
Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013
10 10
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Desember 2013
20 20
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013
3030
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013
10 10
Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Desember 2013
20 20
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk baduta dari keluarga miskin (Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode Januari-Desember 2013
10 10
Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Desember
10 10
75
2013Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
50
50
Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
50
50
Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
50
50
Nilai expanding scope terbesar pada program gizi periode Januari - Desember 2013
adalah cakupan efektifitas Pematauan Berat Badan Balita, cakupan partisipasi masyarakat,
cakupan keberhasilan program penimbangan balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
sebesar 50.
4. FEASIBILITY
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin suatu
masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria kualitatif, oleh karena
itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi
obyektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi:
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin banyak
jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu
permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan
penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah
penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing – masing wilayah
Puskesmas.
76
Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah penduduk
sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :
Tabel 2.9 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari - Desember 2013
No Puskesmas
Jumlah
Tenaga
Kesehatan
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Perbandingan Score
1. Kelurahan Senen 4 5.507 1 : 1.376 7
2. Kelurahan Kwitang 4 14.306 1 : 3.576 2
3. Kelurahan Kenari 4 7.868 1 : 1.967 5
4. Kelurahan Kramat 6 25.664 1 : 4.277 1
5. Kelurahan Paseban 6 21.157 1 : 3526 3
6. Kelurahan Bungur 5 16.580 1 : 3.316 4
7. Total Kecamatan
Senen 29
45.5521 : 1.570 6
2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk
menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan kegiatan
tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh
karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan
tersebut.
Kategori fasilitas digolongkan menjadi ketersediaan alat/obat Penilaian berdasarkan ada
dalam jumlah menukupi, ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali.
Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu
selalu tersedia dan diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah
77
kurang, atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu.
Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.
Tabel 2.10 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Januari - Desember 2013
Kategori Ketersediaan Score
Alat/Obat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan Puskesmas
penilaian dibagi tiga yaitu “cukup”, “kurang”, dan “tidak ada”. Penilaian berdasarkan
wawancara dengan pemegang program dan kepala Puskesmas terkait.
Tabel 2.11 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di Puskesmas Kecamatan
Senen Periode Januari- Desember 2013
No. Dana Score
1. Tidak ada 0
2. Ada tetapi kurang 1
3. Ada dan cukup 2
Tabel 2.12
Penentuan Score Feasibility Program Gizi Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Januari- Desember 2013
78
MASALAH SDM
FASILITAS
DANA JUMLAH
N0. ALAT/OBAT
1.
Cakupan pemberian
vitamin A biru pada bayi di
wilayah Puskesmas
Kelurahan Kenari periode
Januari-Desember 2013
5 2 2 9
2.
Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada bayi
di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kenari periode
Januari-Desember 2013
5 2 2 9
3.
Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada
balita di wilayah
Puskesmas Kelurahan
Kwitang periode Januari-
Desember 2013
2 2 2 6
4.
Cakupan pemberian
vitamin A biru pada bayi di
wilayah Puskesmas
Kelurahan Kramat periode
Januari-Desember 2013
1 2 2 5
5. Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada
balita di wilayah
Puskesmas Kelurahan
3 2 2 7
79
Paseban periode Januari-
Desember 2013
6.
Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada
balita di wilayah
Puskesmas Kelurahan
Kramat periode Januari-
Desember 2013
1 2 1 4
7.
Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada
balita di wilayah
Puskesmas Kecamatan
Senen periode Januari-
Desember 2013
7 1 1 9
8.
Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada
balita di wilayah
Puskesmas Kelurahan
Bungur periode Januari-
Desember 2013
4 2 2 8
9.
Cakupan pemberian
makanan pendamping ASI
untuk baduta dari keluarga
miskin (Gakin) usia 6-25
bulan di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan
Senen Periode Agustus –
September 2013
6 2 2 10
10. Cakupan pemantauan 6 2 1 9
80
garam beryodium di
tingkat rumah tangga
melalaui posyandu di
wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Senen periode
Agustus-September 2013
11.
Cakupan partisipasi
masyarakat (D/S) di
wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Senen periode
Januari – Desember 2013
6 2 2 10
12.
Cakupan keberhasilan
program penimbangan
balita (N/D) di wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan
Senen periode Januari –
Desember 2013
6 2 2 10
13.
Cakupan efektivitas
program pemantauan berat
badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Senen periode
Januari – Desember 2013
6 2 2 10
Feasibility tertinggi pada program Perbaikan Gizi jatuh pada cakupan efektifitas
Pematauan Berat Badan Balita, cakupan partisipasi masyarakat, dan cakupan keberhasilan
program penimbangan balita di wilayah kerja puskesmas kecamatan Senen pada bulan
Januari- Desember 2013, yakni dengan jumlah 10.
5. POLICY
81
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah
kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah tersebut.
Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah adalah kebijakan
pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut
terpublikasi di berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin sampai
ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak memiliki jangkauan yang
lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor untuk penyuluhan diberikan 1,
sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai 2. Begitu pun dengan media
elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan media cetak.
Maka untuk adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media elektronik diberikan
nilai 3.
Tabel 2.13 Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Gizi pada Puskesmas di
Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari-Desember 2013
No. Parameter Score
1. Tidak ada kebijakan 1
2. Ada kebijakan 2
Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas di Kecamatan Senen
Periode Januari-Desember 2013
No. Parameter Score
1. Penyuluhan 1
2. Media Cetak (Poster, Majalah, Koran) 2
82
3. Media Elektronik (TV, radio, internet) 3
Tabel 2.15 Penentuan Score Policy Program Gizi pada Puskesmas di Wilayah
Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013
N0. MASALAHKebijakan
Pemerintah
Penyul
uhan
Media
Cetak
Media
ElektronikJumlah
1.
Cakupan pemberian
vitamin A biru pada bayi di
wilayah Puskesmas
Kelurahan Kenari periode
Januari-Desember 2013
2 1 2 3 8
2.
Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada bayi
di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kenari periode
Januari-Desember 2013
2 1 2 3 8
3.
Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada
balita di wilayah
Puskesmas Kelurahan
Kwitang periode Januari-
Desember 2013
2 1 2 3 8
4. Cakupan pemberian
vitamin A biru pada bayi di
wilayah Puskesmas
2 1 2 3 8
83
Kelurahan Kramat periode
Januari-Desember 2013
5.
Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada
balita di wilayah
Puskesmas Kelurahan
Paseban periode Januari-
Desember 2013
2 1 2 3 8
6.
Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada
balita di wilayah
Puskesmas Kelurahan
Kramat Januari-Desember
2013
2 1 2 3 8
7.
Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada
balita di wilayah
Puskesmas Kecamatan
Senen periode Januari-
Desember 2013
2 1 2 3 8
8.
Cakupan pemberian
vitamin A Merah pada
balita di wilayah
Puskesmas Kelurahan
Bungur periode Januari-
Desember 2013
2 1 2 3 8
9. Cakupan pemberian
makanan pendamping ASI
untuk baduta dari keluarga
2 1 2 3 8
84
miskin (Gakin) usia 6-25
bulan di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan
Senen Periode Agustus –
September 2013
10.
Cakupan pemantauan
garam beryodium di
tingkat rumah tangga
melalaui posyandu di
wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Senen periode
Agustus-September 2013
2 1 2 3 8
11.
Cakupan partisipasi
masyarakat (D/S) di
wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Senen periode
Januari – Desember 2013
2 1 2 3 8
12.
Cakupan keberhasilan
program penimbangan
balita (N/D) di wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan
Senen periode Januari –
Desember 2013
2 1 2 3 8
13.
Cakupan efektivitas
program pemantauan berat
badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Senen periode
Januari – Desember 2013
2 1 2 3 8
85
Pada skor policy tidak ditemukan masalah, karena pada semua wilayah kerja
puskesmas Kecamatan Senen didapatkan jumlah yang merata yaitu 8.
Setelah diklasifikasikan berdasarkan kriteria-kriteria di atas, keseluruhan hasil
penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan masalah
program Kesehatan Lingkungan menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot
masing-masing kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.
Tabel 2.16: Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 1-MS 3 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari - Desember 2013
No Kriteria BobotMS-1 MS-2 MS-3
N BN N BN N BN
1 Emergency 2 2 4 1 2 2 4
2 Greetest member 4 1 4 1 4 1 4
3 Expanding Scope 3 10 30 10 30 10 30
4 Feasibility 5 9 45 9 45 6 30
5 Policy 1 8 8 8 8 8 8
Jumlah 91 89 76
MS-1. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
periode Januari-Desember 2013
MS-2. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
periode Januari-Desember 2013
MS-3. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
periode Januari- Desember 2013
86
Tabel 2.17: Penentuan Masalah Program Gzi Menurut Metode MCUA MS 4-MS 6 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Desember 2013
No Kriteria BobotMS-4 MS-5 MS-6
N BN N BN N BN
1 Emergency 2 2 4 2 4 2 4
2 Greetest member 4 1 4 1 4 1 4
3 Expanding Scope 3 10 30 20 60 30 90
4 Feasibility 5 5 25 7 35 4 20
5 Policy 1 8 8 8 8 8 8
Jumlah 71 111 126
MS-4 Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kramat periode Januari- Desember 2013
MS-5Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas
Kelurahan Paseban periode Januari- Desember 2013
MS-6 Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kramat periode Januari- Desember 2013
87
Tabel 2.18 : Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 7-MS 8 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari –Desember 2013
No Kriteria BobotMS-7 MS-8 MS-9
N BN N BN N BN
1 Emergency 2 3 6 3 6 3 6
2 Greetest member 4 1 4 1 4 2 8
3 Expanding Scope 3 10 30 20 60 10 30
4 Feasibility 5 9 45 8 40 10 50
5 Policy 1 8 8 8 8 8 8
Jumlah 93 118 102
MS-7 Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013
MS-8 Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas
Kelurahan Bungur periode januari-desember 2013
MS-9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk balita dari keluarga
miskin (Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode
Januari-Desember 2013
Tabel 2.19: Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 10-MS 12 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari - Desember 2013
88
No Kriteria BobotMS-10 MS-11 MS-12 MS-13
N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 2 2 4 5 10 7 14 10 20
2 Greetest member 4 1 4 2 8 3 12 6 24
3 Expanding Scope 3 10 30 50 150 50 150 50 150
4 Feasibility 5 9 45 10 50 10 50 10 50
5 Policy 1 8 8 8 8 8 8 8 8
Jumlah 91 226 235 252
MS-10 Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari- Desember 2013
MS-11 Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen
periode Januari – Desember 2013.
MS-12 Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-
Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013.
MS-13 Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013.
89
2.1.2 Prioritas masalah terpilih
Berdasarkan skoring MCUA, maka dipilih prioritas masalah antara lain :
A. Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-
Desember 2013 sebesar 33,54% (MS-13) dengan jumlah skor 252.
B. Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang
memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-
Desember 2013 sebesar 52,19% (MS-12) dengan jumlah skor 235.
2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada
terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar
permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan
diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau
diagram ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang
tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber
daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya
manusia), money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan
kegiatan sistem. Melalui proses, input akan diubah menjadi output, yang terdiri dari:
a. Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan
menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
b. Organizing (pengorganisasian)
90
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki
dan dukungan sumber daya yang tersedia.
d. Controlling (monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi
penyimpangan.
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya
dengan menggunakan diagram fishbone:
A. Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013
yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-
Desember 2013 sebesar 33,54 % (MS-13) dengan jumlah skor 252.
B. Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang
memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-
Desember 2013 sebesar 52,19% (MS-12) dengan jumlah skor 235.
2.3 Mencari Penyebab Masalah Yang Paling Dominan
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang paling dominan.
Dari dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau
lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan
data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar
91
penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan.
Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila
diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang lainnya dapat
dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan cara
diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di bawah ini
adalah penyebab masalah yang dominan dalam program gizi di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Senen:
2.3.1 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) pada Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S)
di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang
memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013
sebesar 33,54 % (MS-13) dengan jumlah skor 252.
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
1. Man
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang bertugas untuk melakukan penimbangan
balita di wilayah kelurahan Bungur.
2. Money
Kurangnya jumlah dana yang disediakan untuk kepentingan berlangsungnya
program pemantauan berat badan balita di wilayah puskesmas se-kecamatan.
3. Material
Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan alat dan bahan.
4. Method
Kurangnya perhatian petugas kesehatan terhadap program pemantauan berat badan
balita di wilayah puskesmas se-kecamatan.
92
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
1. Planning
Perencanaan program pembinaan yang kurang intensif.
2. Organizing
Adanya ketetapan yang menentukan bahwa tiap puskesmas hanya memiliki tiga
petugas untuk program pembinaan.
3. Actuating
Tidak adanya pelatihan khusus bagi petugas kesehatan untuk penyampaian materi
edukasi pada kegiatan penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas se-kecamatan
4. Controlling
Tidak adanya format yang tepat untuk menjadi acuan bagi penyusunan laporan
evaluasi program penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas se-Kecamatan
Senen.
a. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:
1. Environment :
Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang.Dari sembilan akar penyebab
masalah di atas maka ditetapkan tiga akar penyebab masalah yang paling dominan,
berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Kedua
akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:
1. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang bertugas untuk melakukan penimbangan
balita di wilayah puskesmas se-kecmatan
93
2. Kurangnya jumlah dana yang disediakan untuk kepentingan berlangsungnya program
pemantauan berat badan balita di wilayah puskesmas se-kecamatan.
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
3.1 Menetapkan Alternatif Cara Pemecahan Masalah
Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, Untuk mengurangi atau
bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut maka
ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif pemecahan masalah
dengan menggunakan metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan
94
memberikan skoring 1 – 3 pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi
kelompok.
Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada kolom.
Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan sehingga hasil
yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria dengan skor dari setiap alternatif
masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap kriteria berdasarkan masing – masing
alternatif masalah tersebut.
Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :
1. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna.
Diberi nilai 1 – 4, di mana nilai 4 merupakan masalah yang paling mungkin diselesaikan
dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit diselesaikan.
2. Mudah dilaksanakan.
Diberi nilai 1 – 4, di mana nilai 4 merupakan masalah yang paling mudah dilaksanakan
dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.
3. Murah biayanya.
Diberi nilai 1 – 4, di mana nilai 4 adalah masalah yang paling murah biaya pelaksanaannya
dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal pelaksanaannya.
4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.
Diberi nilai 1 – 4, di mana nilai 4 adalah masalah yang paling dapat diselesaikan dengan
cepat dan nilai 1 merupakan masalah yang memerlukan waktu paling lama dalam
penyelesaiannya.
3.1.1 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) pada Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan
balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari –
Desember 2013 yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada
bulan Januari-Desember 2013 sebesar 33,54 % dari target 75%.
Dari akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah
sebagai berikut :
95
3. Kurangnya petugas di Puskesmas Kecamatan Senen.(man)
Alternative pemecahan masalah : menambah petugas kesehatan untuk melakukan tugas penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.
4. Ketersediaan dana operasional tidak sesuai dengan jadwal program yang telah dibuat.(money)
Alternatif Pemecahan Masalah : menambah anggaran dana untuk kepentingan program penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.
96
Tabel 3.1 MCUA Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang
memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 33,54 %
No. Parameter BobotAL-1 AL-2
N BN N BN
1. Mudah dilaksanakan 4 3 12 1 4
2. Murah biayanya 3 3 9 1 3
3.
Waktu penerapannya
sampai masalah
terpecahkan tidak
terlalu lama
2 3 6 1 2
4.
Dapat
menyelesaikan
dengan sempurna
1 3 3 1 1
Jumlah 30 10
Keterangan :
1. AL-1 : Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas.
2. AL-2 : Menyesuaikan cairnya dana operasional dari pemerintah dengan jadwal program yang akan dijalankan.
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode
MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas.
2. Menyesuaikan cairnya dana operasional dari pemerintah dengan jadwal program yang akan dijalankan.
97
3.1.2 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) pada Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah
kerja Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 yang
memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-
Desember 2013 sebesar 52,19 % dari target 80%.
Dari akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan bagian gizi di wilayah kecamatan Senen.(man)
Alternative pemecahan masalah : menambah petugas kesehatan untuk melakukan tugas penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.
2. Penyuluhan pentingnya penimbangan balita hanya di berikan kepada Ibu yang pergi ke puskesmas di wilayah kecamatan Senen.(material)
Alternatif Pemecahan Masalah : mengadakan pnyuluhan di luar puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.
98
Tabel 3.2 MCUA Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah kerja Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 yang memenuhi syarat
di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 52,19 %
No. Parameter BobotAL-1 AL-2
N BN N BN
1. Mudah dilaksanakan 4 3 12 2 8
2. Murah biayanya 3 3 9 2 6
3.
Waktu penerapannya
sampai masalah
terpecahkan tidak
terlalu lama
2 3 6 2 4
4.
Dapat
menyelesaikan
dengan sempurna
1 3 3 2 2
Jumlah 30 20
Keterangan :
1. AL-1 : Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas.
2. AL-2 : Mengadakan penyuluhan di luar puskesmas.
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode
MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas.
2. Mengadakan penyuluhan di luar puskesmas.
99
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH
4.1 Menyusun Rencana Pemecahan Masalah
Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada tahap
penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat mengambil
keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap paling dominan.
Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang
paling penting dan akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan masalah.
4.1.1. Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang
memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-
Desember 2013 sebesar 33,54 % dari target 75%.
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan
meningkatkan cakupan penimbangan balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
periode Januari- Desember 2013 adalah sebesar 33,54 % kurang dari target 75%,
yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai
berikut:
100
Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Masalah Cakupan efektivitas program
pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Senen periode Januari – Desember 2013 yang memenuhi syarat di puskesmas
kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 33,54 % dari
target 75%.
NO KEPUTUSAN
RENCANA
KEGIATAN TARGET
VOLUME
KEGIATAN BIAYA
1. Mencari sumber dana
lain.
Mengirim
proposal ke
dinas
kesehatan
mengenai
tambahan
alokasi dana.
Terpenuhinya
kebutuhan
dana untuk
program
puskesmas
1x/tahun Transport
Rp. 500.000
Fotokopi
Rp.20.000 =
@rp. 520.000
2. Perlunya dilakukan
pemberian reward
untuk petugas yang
berprestasi.
Memberikan
penghargaan
kepada petugas
yang
berprestasi
dalam
menunjang
kegiatan
program ini.
Tercapainya
produktivitas
petugas yang
optimal
2x/tahun Makan
Rp.500.000
Penghargaan
Rp. 5.000.000
Transport
Rp. 600.000
@Rp. 6.100.000
101
4.1.2. Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah kerja Puskesmas se-
Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 yang memenuhi syarat di
puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Juni 2013 sebesar 52,19 % dari
target 80%.
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan meningkatkan
cakupan penimbangan balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode
Januari- Juni 2013 adalah sebesar 52,19 % kurang dari target 80%, yang didapatkan
dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Masalah Cakupan program Program
Penimbangan Balita (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode
Januari – Juni 2013 yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen
pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 52,19 % dari target 80%.
NO KEPUTUSAN
RENCANA
KEGIATAN TARGET
VOLUME
KEGIATAN BIAYA
1. Mengadakan
penyuluhan di luar
puskesmas
Memberikan
penyuluhan di
luar
puskesmas.
Tercapainya
penyuluhan
untuk program
puskesmas
2x/tahun Snack
Rp.300.000
Transport Rp.
600.000
Fotokopi leaflet
Rp.200.000 =
@rp. 1.100.000
2. Perlunya dilakukan
pemberian reward
untuk petugas yang
berprestasi.
Memberikan
penghargaan
kepada petugas
yang
berprestasi
dalam
menunjang
Tercapainya
produktivitas
petugas yang
optimal
2x/tahun Makan
Rp.500.000
Penghargaan
Rp. 5.000.000
Transport
Rp. 600.000
@Rp. 6.100.000
102
kegiatan
program ini.
4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana
pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan.
Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gan chart
berikut ini:
103
Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Masalah Cakupan
Program (N/S) di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen periode
Januari-Desember 2013
No Kegiatan
Bulan
Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1
Mengirim proposal ke
dinas kesehatan
mengenai tambahan
alokasi dana.
X x
2
Memberikan
penghargaan kepada
petugas yang
berprestasi dalam
menunjang kegiatan.
X
X
104
Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Masalah Cakupan
Program (N/D) di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen periode
Januari-Desember 2013
No Kegiatan
Bulan
Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1
Mengadakan
penyuluhan di luar
puskesmas
X
X
2
Memberikan
penghargaan kepada
petugas yang
berprestasi dalam
menunjang kegiatan.
X
X
105
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah melewati berbagai proses maka didapatkan satu program kesehatan
dasar Puskesmas Kecamatan Senen yang dievaluasi yaitu program kesehatan gizi dan
didapatkan 13 masalah yang teridentifikasi melewati diskusi dan justifikasi sehingga
didapatkan dua prioritas masalah selama bulan Januari – Desember 2013, yaitu :
a. Cakupan Efektivitas Program Pemantauan Berat Badan Balita (N/S) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang
memenuhi syarat di Puskesmas Kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember
2013 sebesar 33,54 %.
b. Cakupan Keberhasilan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang
memenuhi syarat di Puskesmas Kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember
2013 sebesar 52,19%.
Selanjutnya prioritas masalah di atas dicari akar penyebab masalah yang paling
dominan dan setelah dilakukan diskusi, argumentasi dan justifikasi maka dapat
disimpulkan akar penyebab masalah yang dominan dari prioritas masalah sebagai
berikut:
1. Cakupan Efektivitas Program Pemantauan Berat Badan Balita (N/S) di wilayah
kerja Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 yang
memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember
2013 sebesar 33,54 %.
Akar penyebab masalah dominan :
5. Kurangnya petugas di Puskesmas Kecamatan Senen.(man)
6. Ketersediaan dana operasional tidak sesuai dengan jadwal program yang telah dibuat.(money)
106
2. Cakupan Keberhasilan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang memenuhi syarat di
Puskesmas Kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 52,19%.
Akar penyebab masalah dominan :
1. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan bagian gizi di wilayah kecamatan Senen.(man)
2. Penyuluhan pentingnya penimbangan balita hanya di berikan kepada Ibu yang pergi ke puskesmas di wilayah kecamatan Senen.(material)
107
5.2 Saran
Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau
direkomendasikan beberapa hal kepada Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai
berikut:
1. Alternatif pemecahan masalah Cakupan Program (N/S) di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 :
a. Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas
1) Memberikan penghargaan kepada petugas yang berprestasi dalam
menunjang kegiatan.
b. Tidak ada alokasi dana khusus untuk kepentingan berlangsungnya program
penimbangan balita di wilayah kecamatan Senen.
1) Mengirim proposal ke dinas kesehatan mengenai tambahan alokasi dana.
2. Alternatif pemecahan masalah Cakupan Program (N/D) di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 :
a. Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas
1) Memberikan penghargaan kepada petugas yang berprestasi dalam
menunjang kegiatan.
b. Memberikan informasi pada ibu tentang pentingnya penimbangan balita di
wilayah kecamatan Senen.
1) Mengadakan penyuluhan di dalam dan di luar puskesmas.
108
DAFTAR PUSTAKA
Puskesmas Kecamatan Senen, 2013. Laporan Kegiatan Program Gizi tahun 2013.
Jakarta: Puskesmas Kecamatan Senen.
Puskesmas Kecamatan Senen. 2013. Laporan Bulanan Program Gizi Periode Januari-
Desember 2013. Jakarta: Puskesmas Kecamatan Senen.
Puskesmas Kecamatan Senen. 2013. Cakupan Vitamin A Puskesmas Kecamatan Senen
Bulan Januari - Desember Tahun 2013.
Puskesmas Kecamatan Senen. 2013. Profil Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2013.
Jakarta : Puskesmas Kecamatan Senen.
Trihono, Arrimes. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta :
Sagung Seto.
109