17
BAB III
PERANCANGAN ALAT
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat
keras, serta perangkat lunak dari perancangan pengatur akses pintu masuk dan pencatat
presensi di Laboratorium Skripsi Elektronika Universitas Kristen Satya Wacana.
3.1. Blok Diagram
Gambaran sistem dan cara kerja sistem yang akan dikerjakan atau
dibangun secara terperinci akan dijelaskan oleh blok diagram di bawah ini.
Gambar 3.1. Blok Diagram Pengatur Akses Pintu Masuk dan Pencatat Presensi.
Rangkaian perangkat keras sistem pengatur akses pintu masuk dan pencatat
presensi digambarkan pada Gambar 3.1. Data yang diperoleh akan diproses oleh
Arduino Mega 2560 kemudian ditampilkan melalui LCD. Peringatan atau alarm
dikeluarkan menggunakan buzzer.
Untuk dapat login/masuk ke ruangan laboratorium skripsi, mahasiswa perlu
menekan sebuah tombol pada box di luar ruangan untuk mengaktifkan fingerprint
sensor yang berada diluar, tombol tersebut terhubung dengan pin analog Arduino
Mega 2560 sedangkan fingerprint sensor terhubung dengan serial data Arduino
Mega 2560. Hasil dari sensor fingerprint yang berupa nomor ID tersebut akan
18
dicari pada data yang sudah tersimpan pada SD-Card. SD-Card reader sudah
terdapat pada modul Ethernet Shield W 5100, modul ini menggunakan
komunikasi SPI (Serial Pheripheral Interface) pada Arduino Mega 2560. Untuk
memilih penggunaan Ethernet Shield W 5100 sebagai perangkat untuk
menghubungkan Arduino Mega 2560 dengan internet, pin digital nomor 4 pada
arduino dibuat berlogika 1 (high). Untuk mendapatkan koneksi internet melalui
USB Modem, Ethernet Shield membutuhkan wireless N Router TL-MR3020 yang
terhubung menggunakan kabel LAN.
Apabila sensor fingerprint tidak dapat mengenali sidik jari dari mahasiswa
yang sudah terdaftar dalam sistem tersebut setelah 3 kali percobaan, mahasiswa
tersebut dapat melakukan login menggunakan keypad yang tersedia untuk
menginput NIM dan password mahasiswa tersebut. Tombol-tombal keypad
tersebut dideteksi menggunakan metode scanning keypad. Apabila login berhasil,
data dari mahasiswa tersebut ditampilkan melalui LCD, kemudian data tersebut
dicatat pada SD-Card dan dikirim ke ruang obrolan pesan di aplikasi Telegram,
lalu electromagnetic lock dimatikan agar pintu dapat terbuka dan pada saat
tersebut sensor pintu diaktifkan untuk mengamati pintu tersebut sudah ditutup
kembali atau belum setelah mahasiswa tersebut keluar/masuk ruangan. Jika pintu
belum kembali ditutup setelah 10 detik maka buzzer diaktifkan sebagai
peringatan. Apabila setelah 5 detik peringatan diabaikan, sistem akan mencatat
kejadian tersebut dan mengirimkan pemberitahuan melalui telegram kepada
admin.
Untuk logout/keluar dari ruangan, proses kerja sistem sama dengan proses
login. Jika pengguna tidak dikenali atau tidak terdaftar pada sistem setelah
melakukan login/logout melalui keypad, sistem akan kembali menampilkan
waktu. Baterai digunakan sebagai catu daya cadangan pada sistem agar sistem
tetap dapat berjalan saat sumber daya listrik sedang padam.
19
3.2. Algoritma Sistem
Pada bagian ini akan dijelaskan algoritma yang digunakan pada sistem.
Algoritma dapat dilihat dalam bentuk diagram alir pada gambar
Gambar 3.2. Diagram Alir Keseluruhan Sistem.
20
Penjelasan Diagram Alir Keseluruhan Sistem
Terdapat pilihan menu, yaitu login, dan logout. Pada menu logout setelah
pengecekan sidik jari menggunakan sensor fingerprint ZFM60 V1.2, apabila
sidik jari tidak terbaca sebanyak 3 kali, maka sistem akan melakukan pengecekan
id menggunakan keypad melalui input NIM dan password. Id yang didapat
tersebut akan dicari pada data yang tersimpan apakah terdaftar pada sistem atau
tidak, kemudian akan dilakukan pengecekan kembali apakah id/akun tersebut
merupakan admin, jika merupakan admin maka tampilan menu untuk admin akan
ditampilkan LCD, yaitu untuk logout atau untuk mengatur sistem tersebut.
Untuk selain admin maka sistem akan berjalan untuk menyimpan data akun
tersebut ke SD-Card (logger), kemudian mengirim data akun tersebut ke admin
melalui aplikasi Telegram, kemudian mematikan Electromagnetic Lock agar
pintu dapat dibuka dan mengaktifkan sensor pintu untuk membaca apakah pintu
sudah kembali ditutup atau belum. Durasi untuk pintu tetap terbuka adalah 10
detik, apabila melebihi dari batas tersebut, alarm akan diaktifkan. Jika alarm yang
sudah diaktifkan selama lebih dari 5 detik dan diabaikan, sistem akan mencatat
kondisi yang terjadi pada notepad yang disimpan pada SD-Card dan juga
mengirim kondisi melalui Telegram.
Apabila dibutuhkan waktu yang lebih lama karena ada kepentingan
tertentu, admin dapat menambahkan waktu jeda maksimal 15 menit. Pilihan jeda
ini hanya dapat diakses oleh admin melalui menu admin pada sistem.
Pada saat login sistem berjalan seperti saat logout, tetapi pilihan menu
admin tidak ditampilkan saat admin melakukan login.
3.3. Realisasi Perangkat Keras
Berikut rancangan realisasi perangkat keras.
3.3.1. Box Alat
Perealisasian box untuk perangkat keras, terdiri dari 2 box. Box pertama
merupakan wadah/tempat diletakannya Arduino Mega2560, baterai, portable
wireless N-Router TL-MR 3020, switching power supply 12V 5A, LCD
20×4 yang pertama, sensor sidik jari yang pertama, tombol
darurat/emergency, tombol untuk melakukan logout, buzzer, usb modem,
rangkaian regulator, dan rangkaian penunjang sistem. Box pertama dipasang
21
didalam ruangan. Box kedua merupakan wadah/tempat diletakannya LCD
20×4 yang kedua, sensor sidik jari yang kedua, dan tombol untuk melakukan
login. Box kedua dipasang diluar dan dilengkapi penutup untuk melindungi
komponen sistem dari air hujan dan panas matahari.
3.3.1.1. Box Pertama
Berikut gambaran penempatan komponen dan gambaran dari box
pertama.
Gambar 3.3. Penempatan komponen di dalam box pertama.
22
Gambar 3.4. Penempatan komponen di dalam box pertama.
Keterangan Gambar 3.4 :
1. Stop Kontak listrik AC.
2. Battery / aki kering 12 V.
3. Switching Power Supply 12 V 5A.
4. USB modem.
5. Portable Wireless N-Router TP-Link TL-MR 3020.
6. Buzzer.
7. Rangkaian penunjang.
8. Arduino Mega2560 dan Ethernet-Shield W5100.
9. Rangkaian Regulator.
23
Gambar 3.5. Box pertama tampak dari atas.
Keterangan Gambar 3.5 :
1. LCD 20×4.
2. Keypad modul 4×4.
3. Sensor Fingerprint ZFM60 V1.2.
4. Tombol untuk Logout.
5. Tombol Emergency.
6. Dimensi panjang × lebar (300 mm × 300 mm).
Gambar 3.6. Dinding box pertama.
24
Keterangan Gambar 3.6 :
1. Dinding box berdimensi = tinggi × lebar (300 mm × 125 mm).
3.3.1.2. Box Kedua
Berikut gambaran penempatan komponen dan gambaran dari box
kedua.
Gambar 3.7. Box 2 tampak dari atas.
Keterangan Gambar 3.7 :
1. LCD 20×4.
2. Keypad modul 4×4.
3. Sensor Fingerprint ZFM60 V1.2.
4. Tombol untuk Logout.
5. Dimensi box panjang × lebar (120 mm × 120 mm).
Gambar 3.8. Box 2 tampak dari samping.
25
Keterangan Gambar 3.8 :
1. Tutup box dimensi Panjang × Lebar × Tinggi (120 mm ×
120 mm × 20 mm).
2. Dimensi dinding box Panjang × Lebar × Tinggi (120 mm ×
120 mm × 50 mm).
3.3.2. Penempatan Perangkat Keras
Berikut gambaran penempatan box, electromagnetic door-lock, sensor pintu
magnetik.
3.3.2.1. Tampak dari Luar Ruangan
Penempatan perangkat di luar ruangan.
Gambar 3.9. Penempatan perangkat di luar ruangan.
26
3.3.2.2. Tampak dari Dalam Ruangan
Penempatan perangkat di dalam ruangan.
Gambar 3.10. Penempatan perangkat di dalam ruangan.
3.4 Rangkaian
Rangkaian dibuat dengan menggunakan software Eagle karena memiliki
fitur pcb design.
Gambar 3.11. Rangkaian Regulator
27
Rangkain regulator menggunakan dua komponen utama, yaitu LM7805
dan LM7812. LM7805 berfungsi sebagai regulator tegangan 5V dan LM7809
berfungi sebagai regulator tegangan 9V.
Gambar 3.12. Rangkaian penunjang.
Rangkain relay untuk mengaktifkan/mematikan electromagnetic door lock,
port untuk SDA/SCL berfungsi untuk menghubungkan beberapa pin SDA/SCL
dengan arduino, dan deteksi sensor pintu berfungsi untuk menentukan kondisi
pintu agar lebih mudah dideteksi oleh arduino.
3.5 Modul Sensor Pintu
Modul sensor pintu MC-38 digunakan dalam system ini untuk
menggantikan rangkaian sensor pintu menggunakan photo-Transistor, karena
pada saat dilakukan uji coba di siang hari photo-Transistor 40% gagal membaca
kondisi dengan benar. Hal ini dapat disebabkan karena adanya cahaya matahari
yang kuat memantul dan mengenai phototransistor.
Modul sensor pintu MC-38 ini bekerja seperti saklar, menggunakan prinsip
medan magnet, ketika magnet berhimpit dengan sensor, sensor akan bekerja
sehingga aliran listrik pada masukkan sensor akan di hubungkan dengan keluaran
dari sensor.
28
Modul sensor pintu MC-38 ini memiliki spesifikasi berikut :
1. Mampu menghantarkan arus listrik maksimal 1 A.
2. Bersifat normally open (tidak terhubung saat magnet tidak
berhimpit).
3. Ukuran/dimensi panjang × lebar = 30 mm × 15 mm.
Gambar 3.13. Modul Sensor Pintu MC-38.
Sensor Pintu MC-38 memiliki 2 pin/kabel, berikut konfigurasi pin/kabel :
1. Salah satu kabel menjadi masukkan tegangan 5V dari rangkaian
regulator tegangan.
2. Selain masukkan, pin tersebut menjadi keluaran dari sensor dan
terhubung dengan rangkaian sensor.
3.6 Electromagnetic Door Lock
Electromagnetic door lock digunakan pada sistem ini untuk menggantikan
penggunaan Solenoid-Door Lock, karena saat dilakukan pengujian penguncian
pintu menggunakan solenoid yang bekerja ketika aliran listrik di alirkan agar
pintu tidak terkunci, solenoid tersebut terbakar ketika sistem memerintah pintu
tidak terkunci selama 8 detik.
Electromagnetic door lock menggunakan prinsip medan magnet yang dapat
menarik logam dengan kuat, electromagnet dipasang pada kusen akan menarik
besi yang dipasang pada pintu ketika dialiri aliran listrik.
Berikut spesifikasi dari Electromagnetic door lock :
1. Mampu menahan gaya hingga 180 kg.
2. Tegangan yang dibutuhkan 12 V hingga 24 V.
3. Berat 1,2 kg.
4. Tidak bekerja saat tidak di aliri arus listrik.
29
Gambar 3.14. Electromagnetic Door Lock.
Konfigurasi kabel/pin dari Electromagnetic Door-Lock adalah :
1. Kabel berwarna merah dihubungkan dengan power-supply/catu
daya 12 V.
2. Kabel berwarna hitam dihubungkan dengan rangkaian
pengatur/pengontrol Electromagnetic Door-Lock.
3.7 Perangkat Lunak
Berikut perangkat lunak yang digunakan dalam sistem :
3.7.1. Telegram
Dalam perancangan ini menggunakan aplikasi Telegram untuk
mengirim data/informasi ke pengguna melalui jaringan internet. Telegram
memiliki BOT (Build Operate and Transfer) merupakan suatu program
yang berjalan secara otomatis. Berikut langkah-langkah yang
Langkah pertama, membuat BOT pada aplikasi telegram. Setelah BOT
dibuat, penulis mendapat token/kode untuk BOT yang dibuat, berikut kode
yang penulis dapatkan :
48844xxx:AAGoE2GidKE48nximj7ABLhP5Hmxxxxxxx
Kode tersebut digunakan untuk memerintah BOT untuk mengirim pesan
pada Telegram.
Langkah kedua, penulis membuat grup pada Telegram dan
menambahkan BOT yang sudah dibuat, kemudian melakukan pengujian
apakah BOT sudah berhasil ditambahkan kedalam grup atau belum dan
untuk mendapatkan id chat/akun percakapan grup yang nantinya
digunakan agar BOT mengirim pesan pada alamat percakapan grup.
30
Pengujiannya menggunakan browser kemudian mengetikan
https://api.telegram.org/bot(kode bot)/getUpdates pada address bar
browser yang digunakan. Setelah berhasil penulis mendapat informasi chat
id group seperti ini :
Gambar 3.15. Kode group chat yang didapat.
Kode grup percakapan pada aplikasi Telegram yang penulis dapatkan
adalah : -19xxxxx.
3.7.2. Server Notifikasi PushingBox.
Dalam perancangan ini perangkat lunak yang digunakan adalah aplikasi
server IoT (Internet of Think) pushingBox. Aplikasi ini memudahkan
mengirim pesan/notifikasi dari perangkat IoT ke pengguna. Perangkat ini
menggunakan API (Application Programming Interface) yang dapat
dipakai untuk pemrograman Arduino. Berikut adalah langkah-langkah
penulis menggunakan pushingBox.
1. Membuat akun pada pushingBox (www.pushingbox.com).
2. Membuat services untuk memasukkan kode dari BOT telegram yang
sudah dibuat dan memberi perintah, seperti ini :
https://api.telegram.org/bot4884xxxxx:AAGoE2GidKE48nximj7ABLh
P5HmpHVxxxx/sendMessage
31
Gambar 3.16. Membuat service pada Pushing Box.
3. Membuat skenario peroses untuk mengirim data yang didapatkan
server dari arduino/perangkat IoT ke BOT Telegram, yang nanti akan
diteruskan/dikirim ke grup chat sesuai kode chat yang diterima.
Gambar 3.17. Membuat skenario pada pushingbox.
Gambar 3.18. Codding pada arduino untuk mengirim data.
Server : www.pushingbox.com.