YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Keseimbangan

2.1.1 Pengertian Keseimbangan

Keseimbangan diartikan sebagai kemampuan relative untuk mengontrol

pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap

bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di

setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem musculoskeletal dan bidang

tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu

akan membuat manusia mampu untuk beraktifitas secara efektif dan efesien

(Indriaf, 2010).

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan

postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan

sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan tubuh

mempertahankan keseimbangan adalah menyangga tubuh melawan gravitasi dan

faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar sejajar dan

seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian

tubuh lain bergerak (Irfan, 2010).

Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan

didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

10

menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia

mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.

Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dan integrasi/interaksi

sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk propioceptor) dan

muskuloskeletal (otot, sendi dan jaringan lunak lain) yang dimodifikasi/diatur

dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, dan area asosiasi)

sebagai respon terhadap perubahan kondisi ekternal dan internal. Serta dipengaruhi

oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh

obat dan pengalaman terdahulu (Ma’mun & Saputra, 2000).

Kemampuan manusia untuk mempertahankan posisi tegak berdiri

tergantung pada integritas sistem visual, vestibular, propioseptif, taktil dan juga

sensory integration, sistem saraf pusat, tonus otot yang efektif yang mengadaptasi

secara cepat perubahan kekuatan otot dan fleksibilitas sendi. Berdiri adalah posisi

tak stabil yang membutuhkan regulasi yang konstan dari kontraksi antara anggota

gerak atas dan bawah (Jalalin, 2000).

Aktivitas somatis motorik sangat tergantung pada tingkat keluarnya motor

neuron di tulang belakang yang bercabang juga ke nervus kranial. Jalur akhir saraf

ini secara umum berakhir di otot rangka, impuls akan masuk melalui serabut

afferent perifer dan juga pada spinal neuron lainnya. Beberapa impuls berakhir

langsung di motor neuron, tetapi banyak juga yang mengerahkan melalui

interneuron atau melalui motor neuron ke otot spindle dan kembali melalui serat

afferent ke sumsum tulang belakang. Kegiatan pada saraf sangat terintegrasi,

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

11

impuls dapat masuk dari tulang belakang, medula, otak tengah, dan tingkat kortikal

yang mengatur postur tubuh dan membuat gerakan terkoordinasi (Ganong, 2010).

Input yang masuk berkumpul di motor neuron kemudian di bagi menjadi

tiga fungsi: impuls membawa informasi tentang aktivitas yang disadari, postur

tubuh akan menyesuaikan impuls yang masuk guna memberikan gerakan yang

stabil, impuls dapat mengkoordinasikan tindakan dari berbagai otot untuk membuat

gerakan halus dan tepat. Pola aktivitas yang disadari dapat direncanakan dalam

otak, dan perintah dikirim ke otot-otot terutama melalui sistem kortikospinalis dan

kortikobulbar. Postur terus disesuaikan dan menyesuaikan impuls yang masuk dari

batang otak dan serabut afferent perifer selama dan sebelum gerakan itu di bentuk.

Gerakan dihaluskan dan dikoordinasikan oleh bagian otak tengah dan

spinocerebellum. Ganglia basal dan cerebrocerebellum merupakan bagian dari

rangkaian umpan balik ke pre-motor dan korteks motor yang berkaitan dengan

perencanaan dan pengorganisasian gerakan yang disadari (Ganong, 2010).

Terdapat dua macam keseimbangan menurut (Permana, 2012) yaitu :

a. Keseimbangan statis

Dalam keseimbangan statis, ruang geraknya sangat kecil, misalnya berdiri di

atas dasar yang sempit (balok keseimbangan, rel kereta api), melakukan hand stand,

mempertahankan keseimbangan setelah berputar – putar di tempat.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

12

b. Keseimbangan dinamis

Kemampuan orang untuk bergerak dari satu titik atau ruang ke lain titik dengan

mempertahankan keseimbangan, misalnya menari, berjalan, duduk ke berdiri,

mengambil benda di bawah dengan posisi berdiri dan sebagainya.

2.1.2 Fisiologi Keseimbangan

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan

postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan

sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari

tubuh mempertahankan keseimbangan adalah: menyanggah tubuh melawan

gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar

seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian

tubuh lain bergerak (Irfan, 2010).

Fisiologi keseimbangan dimulai sejak informasi keseimbangan tubuh akan

ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual dan propioseptik. Dari ketiga jenis

reseptor tersebut, reseptor vestibuler yang punya kontribusi paling besar (> 50%)

kemudian reseptor visual dan yang paling kecil konstibusinya adalah propioseptik.

Ketika terjadi gerakan atau perubahan dari kepala atau tubuh, cairan endolimfe pada

labirin akan berpindah sehingga hair cells menekuk. Terjadilah permeabilitas

membrane sel berubah sehingga ion kalsium menerobos masuk kedalam sel

(influx), Influx Ca menyebabkan depolarisasi dan juga merangsang pelepasan NT

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

13

eksitator (glutamat), saraf aferen (vestibularis) dan pusat – pusat keseimbangan di

otak (Rahayu, 2010).

Menurut (Sherwood, 2002) mekanisme fisiologi terjadinya keseimbangan

dimulai ketika reseptor di mata menerima masukan penglihatan, reseptor di kulit

menerima masukan kulit, reseptor di sendi dan otot menerima masukan

proprioseptif dan reseptor di kanalis semikularis dan organ otolit menerima

masukan vestibular. Seluruh masukan atau input sensoris yang diterima di salurkan

ke nuklus vestibularis yang ada di batang otak, kemudian terjadi pemrosesan untuk

koordinasi di serebelum, dari serebelum informasi disalurkan kembali ke nuklus

vestibularis. Terjadilah output atau keluaran ke neuron motoric otot ekstremitas dan

badan berupa pemeliharaan keseimbangan dan postur yang diinginkan, keluaran ke

neuron motorik otot mata ekternal berupa control gerakan mata, dan keluaran ke

sistem saraf pusat berupa persepsi gerakan dan orientasi. Mekanisme tersebut jika

berlangsung dengan optimal akan menghasilkan keseimbangan statis yang optimal.

Ada dua jenis motor ouput: disadari dan tidak disadari. Sebuah subdivisi

tanggapan refleks mencakup beberapa gerakan ritmis seperti menelan, mengunyah,

menggaruk, dan berjalan. Sebagian besar gerakan reflek tidak disadari namun dapat

menyesuaikan gerakan yang disadari dan terkontrol. Untuk memindahkan anggota

badan,otak harus merencanakan gerakan, mengatur gerakan yang sesuai di berbagai

sendi pada saat yang sama, dan menyesuaikan gerakan dengan membandingkan

rencana dengan kinerja. Sistem motor "learn by doing" dan meningkatkan kinerja

dengan pengulangan. Hal ini melibatkan plastisitas sinaptik (Ganong, 2010).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

14

Perintah untuk gerakan yang disadari berasal dari daerah asosiasi kortikal.

Mutasi yang direncanakan di korteks serta dalam ganglia basal dan bagian lateral

hemisfer cerebellar, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan aktivitas listrik

sebelum gerakan. Thalamus akan mengatur informasi yang diterima kemudian

diteruskan ke ganglia basal, saluran otak kecil lalu diteruskan ke pre-motor dan

korteks motor. Perintah motor dari korteks motorik diteruskan sebagian besar

melalui saluran kortikospinalis ke sumsum tulang belakang dan saluran

kortikobulbar yang sesuai untuk motor neuron di batang otak. Jalur collateral dan

koneksi langsung dari beberapa korteks motor berakhir pada batang otak. Jalur ini

juga dapat memediasi gerakan yang disadari. Perubahan gerakan adalah pengaruh

dari masukan sensorik melalui indera dan dari otot, tendon, sendi, dan kulit.

Informasi umpan balik ini dapat menyesuaikan dan menghaluskan gerakan. Jalur

batang otak yang berkaitan dengan postur tubuh dan koordinasi adalah saluran

rubrospinal, reticulospinal, tectospinal, dan vestibulospinal (Ganong, 2010).

Pada batang otak dan sumsum tulang belakang ada jalur dan neuron yang

berkaitan dengan kontrol otot trunk dan bagian proksimal dari extremitas atas,

sedangkan jalur neuron yang terhubung dengan kontrol otot rangka terdapat di

bagian distal extremitas atas. Otot - otot axial akan menyesuaikan postural dan

gerakan kasar, sedangkan otot - otot ekstremitas distal, akan membuat gerakan

menjadi terampil (Ganong, 2010).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

15

Gambar 2.1 Proses Fisiologi Terjadinya Keseimbangan

Sumber : (Watson & Black, 2008)

2.1.3 Komponen – Komponen Pengontrol Keseimbangan

1. Sistem Informasi Sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.

A. Sistem Vestibular

Sistem vestibular berperan penting dalam keseimbangan, gerakan kepala,

dan gerak bola mata. Sistem vestibular meliputi organ-organ di dalam telinga

bagian dalam. Berhubungan dengan sistem visual dan pendengaran untuk

merasakan arah dan kecepatan gerakan kepala. Sebuah cairan yang disebut

endolymph mengalir melalui tiga kanal telinga bagian dalam sebagai reseptor

saat kepala bergerak miring dan bergeser. Gangguan fungsi vestibular dapat

menyebabkan vertigo atau gangguan keseimbangan. Alergi makanan, dehidrasi,

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

16

dan trauma kepala / leher dapat menyebabkan disfungsi vestibular. Melalui

reflex vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika

melihat obyek yang bergerak. Kemudian pesan diteruskan melalui saraf

kranialis VIII ke nucleus vestibular yang berlokasi di batang otak (brain stem).

Beberapa stimulus tidak menuju langsung ke nucleus vestibular tetapi ke

serebelum, formation retikularis, thalamus dan korteks serebri (Watson &

Black, 2008)

Gambar 2.2 Sistem Vestibular

Sumber: (Komala, 2014)

Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth,

formasi (gabungan reticular), dan cerebelum. Hasil dari nucleus vestibular

menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron

yang menginervasi otot – otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot –

otot punggung (otot – otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat

sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol

otot – otot postural (Watson & Black, 2008).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

17

B. Sistem Visual

Sistem visual (penglihatan) yaitu mata mempunyai tugas penting bagi

kehidupan manusia yaitu memberi informasi kepada otak tentang posisi tubuh

terhadap lingkungan berdasarkan sudut dan jarak dengan obyek sekitarnya.

Dengan input visual, maka tubuh manusia dapat beradaptasi terhadap

perubahan yang terjadi dilingkungan sehingga sistem visual langsung

memberikan informasi ke otak, kemudian otak memerikan informasi agar

sistem musculoskeletal (otot & tulang) dapat bekerja secara sinergis untuk

mempertahankan keseimbangan tubuh. Pada gambar dibawah ini kita dapat

melihat sistem visualisasi pada tubuh manusia (Prasad, et al., 2011).

Gambar 2.3 Sistem Visual

Sumber: (Prasad, et al., 2011)

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

18

C. Sistem Somatosensori (Tactile & Proprioceptive).

Sistem Somatosensori mempunyai beberapa neuron yang panjang dan

saling berhubungan satu sama lainnya yang mana Sistem Somatosensori

memiliki tiga neuron yang panjang yaitu : primer, sekunder dan tersier

(Pertama, Kedua, dan Ketiga) (Hanes & McCollum, 2006)

a. Primer Neuron (Pertama) memiliki badan sel pada dorsal root ganglion

didalam saraf spinal (area sensasi berada pada daerah kepala dan leher),

dimana bagian ini akan menjadi suatu terminal dari ganglia saraf

trigeminal atau ganglia dari saraf sensorik kranial lainnya).

b. Second Neuron (kedua) dimana neuron ini berada di medulla spinalis

dan brain stem dan memiliki sel tubuh yang baik. Akson neuron ini naik

ke sisi berlawan di medulla spinalis dan brain stem, (Akson dari banyak

neuron berhenti pada bagian thalamus (Ventral Posterior nucleus,

VPN),dan yang lainnya pada sistem retikuler dan cerebellum.

c. Third neuron (ketiga) Dalam hal sentuhan dan rangsangan nyeri, neuron

ketiga memiliki tubuh sel dalam VPN dari thalamus dan berakhir di

gyrus postcentralis dari lobus parietal.

Sistem somatosensori tersebar melalui semua bagian utama tubuh mamalia

(dan vertebrata lainnya). Terdiri dari reseptor sensori dan motorik (aferen)

neuron di pinggiran (kulit, otot dan organ-organ misalnya), ke neuron yang

lebih dalam dari sistem saraf pusat (Hanes & McCollum, 2006).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

19

Sistem somatosensori adalah sistem sensorik yang beragam yang terdiri

dari reseptor dan pusat pengolahan untuk menghasilkan modalitas sensorik

seperti sentuhan, temperatur, proprioception (posisi tubuh), dan nociception

(nyeri). Reseptor sensorik menutupi kulit dan epitel,otot rangka, tulang dan

sendi, organ, dan sistem kardiovaskular.Informasi propriosepsi disalurkan ke

otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input)

proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri

melalui lemniskus medialis dan talamus (Willis, 2007).

Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian

bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi.

Alat indra tersebut adalah ujung – ujung saraf yang beradaptasi lambat di

sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan

jaringan lain, serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh

dalam ruang (Irfan, 2010).

Gambar 2.4 Sistem Somatosensori

Sumber: (Jensen & Eric, 2005)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

20

2. Central Processing

Central processing berfungsi untuk menentukan titik tumpu tubuh dan

alligment gravitasi pada tubuh serta mengorganisasikan respon sensorimotor

yang dibutuhkan oleh tubuh. Respon motorik yang dihasilkan oleh sistem saraf

pusat berguna untuk menjaga postur tubuh agar tetap seimbang. Sistem saraf

pusat menerima input sensorik, menginterpretasikan dan mengintegrasikan

kemudian menghubungkan pada sistem neuromuskular untuk memberikan

output motorik yang korektif sehingga mampu menciptakan keseimbangan

yang baik ketika dalam keadaan diam (statis) ataupun keadaan bergerak

(dinamis). Komponen sistem saraf pusat yang terlibat dalam proses kontrol

postural yaitu: corteks, thalamus, basal ganglia, nuckelus vestibular, dan

cerebellum (Suadnyana, 2013).

3. Efektor

A. Respon otot – otot postural yang sinergis (postural muscles response

synergies)

Respon otot – otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan

jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan

keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada

ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat

berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan.

Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan

dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

21

sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan

aligment tubuh (Nugroho, 2011).

Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat

(kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam

melakukan fungsi gerak tertentu. Gerak dengan pola normal berasal dari

adanya perencanaan gerak yang diimplementasikan dalam bentuk aktivasi

otot dengan kekuatan dan kecepatan yang sesuai (Irfan, 2012).

B. Kekuatan otot

Kekuatan otot diperlukan saat melakukan aktivitas.Semua gerakan

yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya suatu peningkatan tegangan

otot sebagai respon motorik. Kekuatan otot dapat dijabarkan sebagai

kemampuan otot menahan beban baik berupa beban internal (internal

force) maupun beban eksternal (external force). Kekuatan otot sangat

berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar

kemampuan sistem saraf mengaktivasi otot untuk melakukan kontraksi,

sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktivasi, maka semakin

besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut (Irfan, 2012).

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk

mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar.

Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot

untuk melawan gaya gravitasi serta beban eksternal lainnya yang secara

berkelanjutan mempengaruhi posisi tubuh. Kemampuan otot untuk

melakukan reaksi tegak dan stabil merupakan bentuk dari aktivitas otot

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

22

untuk menjaga keseimbangan baik saat statis maupun dinamis. Hal tersebut

dapat dilakukan apabila otot memiliki kekuatan dengan besaran tertentu

(Irfan, 2012).

C. Range of Motion

Range of motion merupakan luas lingkup gerak sendi yang bisa

dilakukan oleh sendi. ROM juga merupakan ruang gerak suatu kontraksi

otot dalam melakukan gerakan, apakah otot tersebut memendek atau

memanjang secara penuh atau tidak sehingga berpengaruh terhadap

keseimbangan. ROM menentukan kemampuan sendi dalam membantu

gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang

memerlukan keseimbangan yang tinggi, serta keterjangkauan lingkup

gerak sendi untuk memenuhi kebutuhan gerak yang memungkinkan untuk

seimbang (Suadnyana, 2013).

2.1.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan

1. Pusat Gravitasi (Center of Gravity-COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua objek, pada benda, pusat gravitasi

terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada

tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu

ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia,

pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat

gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara

depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

23

oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang

tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta

berat badan (Nugroho, 2011).

Semakin rendah atau dekat letak pusat gravitasi ini terhadap bidang

tumpuan akan semakin stabil posisi tubuh. Pada posisi berbaring pusat gravitasi

tubuh akan rendah, yakni letaknya dekat bidang tumpuan, dibandingkan dalam

posisi duduk, berdiri atau melompat ke atas, sehingga posisi tubuh berbaring

akan lebih stabil dibandingkan dengan posisi duduk atau berdiri (Nala, 2011).

Letak pusat gravitasi berbeda – beda, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

IMT, umur dan jenis kelamin (Soedarminto, 1992).

a. Indeks Massa Tubuh

Tinggi badan dan berat badan seseorang mencerminkan proporsi

tubuh orang yang bersangkutan. Keadaan ini berkaitan dengan dengan

keseimbangan dimana menurut (Pate, et al., 1993) benda dengan masa yang

lebih besar mempunyai keseimbangan yang lebih besar dari pada benda

berukuran sama yang lebih ringan. Benda – benda yang berat lebih kuat

menolak pengaruh gaya dari luar dari pada lawan yang lebih ringan. Terkait

dengan tinggi pendek dan berat ringan seseorang akan berbeda letak titik

gravitasi yang mempengaruhi keseimbangan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus

berikut (WHO, 2003) :

Berat Badan (Kg)

IMT = -------------------------------------------------------

Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

24

b. Umur

Letak titik gravitasi tubuh berkaitan dengan pertambahan usia pada

kanak – kanak letaknya lebih tinggi karena relatif kepalanya lebih besar dari

kakinya (Soedarminto, 1992). Keadaan ini akan berpengaruh pada

keseimbangan tubuh, semakin rendah letak titik berat terhadap bidang

tumpuan akan semakin mantap atau stabil posisi tubuh (Nala, 2011).

c. Jenis Kelamin

Perbedaan keseimbangan tubuh antara pria dan wanita disebabkan

oleh adanya perbedaan letak titik berat. Pada pria letaknya kira – kira 56%

dari tinggi badannya sedangkan pada wanita letaknya kira – kira 55% dari

tinggi badannya, pada wanita letaknya rendah karena panggul dan paha

relative lebih berat dan tungkainya pendek (Soedarminto, 1992).

2. Garis Gravitasi (Line of Gravity-LOG)

Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui

pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat

gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

Garis gravitasi didefinisikan sebagai garis imajiner yang melewati pusat objek

gravitasi. Garis gravitasi lewat pusat geometris dari base of support pada posisi

keseimbangan. Kontrol postur keseimbangan berdiri tegak membentuk garis

gravitasi berakhir pada base-nya (Piscopo & Baley, 1981).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

25

Gambar 2.5 Garis gravitasi

Sumber : (Army, 2012)

3. Bidang Tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan

permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh

dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area

bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya

berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki.

Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh

makin tinggi. Posisi keseimbangan statis memiliki base of support yang luas,

ketika tumpuan dipersempit cenderung sulit untuk menjaga garis gravitasi

selama hal tersebut dilakukan. Berdiri menggunakan satu kaki akan sulit jika

dibandingkan dengan berdiri dua kaki. Hal tersebut terjadi karena garis gravitasi

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

26

yang terkonsentrasi langsung di bawah satu kaki tersebut (Piscopo & Baley,

1981).

Gambar 2.6 Bidang Tumpu

Sumber : (William, et al., 2015)

2.1.5 Keseimbangan Statis Berdiri

Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga

pusat massa tubuh (center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang

tumpu tidak berubah kecuali tubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya:

melangkah). Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga

komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan

somatosensoris), central processing dan efektor.

Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity

(membedakan pola dan bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan

(input) visual berfungsi sebagai control keseimbangan, pemberi informasi, serta

memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi

informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

27

memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya.

Masukan (input) proprioseptor pada sendi, tendon dan otot dari kulit di telapak kaki

juga merupakan hal penting untuk mengatur keseimbangan saat berdiri statis

maupun dinamik (Army, 2012).

Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata

respon sikap, serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu,

efektor berfungsi sebagai perangkat biomekanik untuk merealisasikan renspon

yang telah terprogram di pusat, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi,

kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina (Army, 2012).

Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak

postur yang memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin.

Pada saat berdiri tegak, hanya terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang

biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan di ukur dari permukaan

tumpuan dengan menghitung gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang

di sebut pusat tekanan (center of pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh ketika

berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu

(Nugroho, 2011).

Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan: kaki

selebar sendi pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun

posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat

bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah

kelelahan (William, et al., 2015).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

28

2.2 Karakteristik Anak Usia 8 – 9 Tahun

Anak usia 8 – 9 tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan terjadi

pada aspek kognitif, kemampuan motorik, kemampuan sosial, kemampuan bahasa.

Perkembangan kognitif anak secara kronologis terjadi 4 tahap. Urutan tahap – tahap

kognitif tetap bagi setiap orang, akan tetapi adanya variasi terkait usia kronologis

masuk dalam tahap perkembangan kognitif pada setiap anak.

1. Tahap sensorimotor usia 0 – 2 tahun,

2. Tahap pra operasional usia 2 -7 tahun,

3. Tahap operasi kongkret usia 7 – 11/12 tahun,

4. Tahap operasi formal usia 11/12 ke atas.

Tahapan kognitif anak akan berpengaruhi kemampuan gerakan seperti

keseimbangan, koordinasi, kelincahan. Anak usia 8 – 9 tahun termasuk dalam

tahapan operasi konkret sehingga anak sudah mampu berpikir bagian per bagian.

Anak usia 8 – 9 tahun dapat mengikuti instruksi gerakan dan mengkoordinasikan

gerakan. Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara

berangsur-angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya piker anak masih bersifat

imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya piker anak sudah berkembang

kearah yang lebih kongkrit, rasional dan objektif. Daya ingat sangat kuat, sehingga

benar-benar berada pada stadium belajar (Cole, 2005).

Dinilai dari perkembangan sosial anak usia 8 – 9 tahun terdapat peningkatan

kemampuan sosialisasi terhadap lingkungan. Anak usia 8 – 9 tahun memiliki

keinginan melepaskan diri dari otoritas orang tua. Anak usia 8 – 9 tahun memiliki

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

29

dorongan kuat untuk bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebaya dan mulai

menyukai permainan sosial, bentuk permainan yang melibatkan banyak orang

dengan saling berinteraksi (Syamsu, 2007).

Perkembangan motorik anak usia 8 – 9 tahun mengarah gerak yang bersifat

lokomotor. Ditinjau dari kemampuan gerak anak usia 8 – 9 tahun sebagai berikut

(Ecless, 2008) :

1. Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan

berbagai kegiatan. Aktivitas fisik pada anak bermanfaat untuk

mengembangkan otot – otot kecil maupun besar. Aktivitas yang dapat

dilakukan anak 8 – 9 tahun adalah

a. Mampu melompat dan berjoget.

b. Berdiri satu kaki dalam waktu 5 – 10 detik.

c. Mampu berjalan di bidang miring.

d. Mampu melompat dengan satu kaki.

e. Meningkatnya koordinasi mata dan tangan.

f. Mampu bersisir sendiri

g. Mampu berjalan di garis lurus.

h. Menggambar bentuk orang dengan lengkap dan mampu

menggambar persegi atau segitiga.

i. Mewarnai gambar.

2. Perkembangan bahasa anak usia 8 – 9 tahun semakin baik. Anak mampu

memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikiran

dalam batas – batas tertentu.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

30

3. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan

rasa ingin tahu anak yang besar terhadap lingkungan sekitar. Anak

menanyakan segala sesuatu yang dilihat.

4. Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan

sosial. Walaupun aktivitas bermain dilakukan anak secara bersama.

Anak usia 8 – 9 tahun memiliki perkembangan motorik yang mulai

terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan yang sudah selaras dengan kebutuhan

atau minat namun belum memiliki keseimbangan statis yang baik (Budiman, 2010).

Anak laki – laki di bawah 10 tahun jauh lebih tidak stabil dibandingkan anak

perempuan pada usia yang sama, disebabkan postural anak laki – laki di usia

tersebut lebih tidak stabil dibandingkan anak perempuan (Permana, 2013).

Keseimbangan statis anak laki – laki pada usia 8 – 9 tahun dapat mengalami

peningkatan maupun penurunan tergantung pada aktifitas fisik yang dilakukan

sehari – hari. Sedangkan keseimbangan statis pada anak perempuan usia 8 – 9 tahun

akan mengalami kecenderungan lebih baik dari usia sebelumnya, dikarenakan pada

usia ini anak perempuan lebih cepat perkembangannya, dan berpengaruh terhadap

keseimbanganya (Permana, 2013).

2.3 Proprioceptive Exercise

2.3.1 Pengertian Proprioceptive Exercise

Proprioceptive exercise merangsang sistem saraf yang mendorong

terjadinya respon otot dalam mengontrol sistem neuromuskuler. Proprioceptive

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

31

umumnya didefinisikan sebagai kemampuan untuk menilai dimana masing –

masing posisi ekstremitas berada tanpa bantuan indera penglihatan. Proprioceptive

diatur oleh mekanisme saraf pusat dan saraf tepi yang datang terutama dari

reseptor otot, tendon, ligamen, persendiaan dan fascia (Lephart, et al., 2013).

Proprioceptive dapat juga diartikan sebagai keseluruhan kesadaran dari

posisi tubuh. Kesadaran posisi akan berpengaruh terhadap gerak yang akan

dilakukan, gerak yang timbul tersebut akibat impuls yang diberikan stimulus yang

diterima dari receptor yang selanjutnya informasi tersebut akan diolah di otak yang

kemudian informasi tersebut akan diteruskan oleh reseptor kembali ke bagian tubuh

yang bersangkutan. Proprioceptive merupakan rasa sentuhan atau tekanan pada

sendi yang disusun oleh komponen pembentuk sendi dari tulang, ligamen dan otot

serta jaringan spesifik lainnya (Ismaningsih, 2015).

2.3.2 Proprioceptive Exercise terhadap Keseimbangan Statis

Proprioceptive merupakan bagian dari somatosensoris dimana

proprioceptive bekerjasama dengan persepsi dan taktil untuk memberikan

informasi tentang daerah sekitar, kondisi permukaan sehingga dapat mengirimkan

sinyal ke otak untuk mengatur perintah kepada otot dan sendi seberapa

menggunakan kekuatan dan bagaimana menyikapi lingkungan. Proprioception

memberikan gambaran sama seperti sistem kerja visual, dimana memberikan

informasi tentang daerah sekitar, namun hal yang membedakannya adalah

proprioceptive bekerja saat sebuah sendi terjadi kontak langsung dengan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

32

permukaan sebuah benda. Pada kondisi tanpa cahaya (visual gelap) tidak dapat

memberikan banyak informasi untuk tubuh, maka proprioceptive bekerja lebih

dominan saat sendi menyentuh atau terjadi tekanan langsung dengan

permukaannya. Saat mata tertutup kaki masih bisa merasakan dimana kita berdiri

sekarang, tempat miring, berbatu kasar atau datar, dll. Dari informasi yang diterima

oleh golgi tendon dan muscle spindle terkumpul cukup baik selanjutnya neuron

akan meneruskan untuk dikirim ke sistem saraf pusat melalui ganglion basalis

hingga sampai ke sistem saraf pusat seperti perjalanan di gambar kemudian otak

menentukan bagaimana kita menyikapi terhadap permukaan tersebut (Kisner &

Allen, 2007).

Gambar 2.7 Lintasan Proprioceptive

Sumber: (Riemer, 2015)

Reseptor yang diterima neuron saat menerima rangsangan sendi dikirim ke

dua tempat yaitu ke korteks cerebri atau disebut dengan proprioceptive sadar karena

dapat dikontrol penuh oleh otak baik penerimaan maupun pengembaliaan impuls

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

33

ke afektor, dan kortek cerebellum biasa disebut dengan proprioceptive tak sadar

atau bekerja otomatis (Scholary, 2011). Neuron yang dikirim melalui lintasan ke

korteks cerebri memuat informasi lingkungan dikirim ke otak untuk mengatur

kontraksi dan sistem tubuh, sedangkan neuron yang melalui korteks cerebri memuat

informasi yang akan diberikan ke otak kecil untuk diolah sehingga hasil yang

didapat adalah menjaga keseimbangan tubuh. Cara penyampaian reseptor

proprioceptive ke cortex cerebri menggunakan tiga neuron berbeda, neuron I sel

berada di ganglion spinal akan dikirimkan melalui Proprioception dihasilkan

melalui respon secara simultan, visual, vestibular, dan sistem sensorimotor, yang

masing – masing memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas postural.

Paling diperhatikan dalam meningkatkan proprioception adalah fungsi dari sitem

sensorimotor, meliputi integrasi sensorik, motorik, dan komponen pengolahan yang

terlibat dalam mempertahankan homeostasis bersama selama tubuh bergerak,

sistem sensorimotor mencakup informasi yang diterima melalui reseptor saraf

yang terletak di ligamen, kapsul sendi, tulang rawan dan geometri tulang yang

terlibat dalam struktur setiap sendi. Mechanoreceptor sensorik khusus bertanggung

jawab secara kuantitatif terhadap peristiwa hantaran mekanis yang terjadi dalam

jaringan menjadi impuls saraf (Riemann & Lephart, 2002).

2.3.3 Prinsip Proprioceptive Exercise

Prinsip Proprioceptive exercise adalah untuk kontrol postural manusia yaitu

fungsi yang kompleks yang mencakup komponen seperti deteksi gerakan serta

respon otot bekerja menurut kesadaran untuk membangkitkan dan mengendalikan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

34

saat terjadinya gerakan. Reseptor proprioceptive berada di kulit, otot, sendi,

ligamen dan tendon. Mereka memberikan informasi kepada CNS berkaitan dengan

jaringan deformasi. Pada ujung ruffini terletak di kapsul sendi dan ligamen. Karena

mechanoreseptor ini maksimal di rangsang pada sudut sendi tertentu serta

menghubungkan sensasi posisi sendi dan perubahan posisi (Ismaningsih, 2015).

Proprioceptive berkaitan dengan dimana rasa posisi mekanoreseptor

berada. Hal tersebut meliputi dua aspek yaitu posisi statis dan dinamis. Dalam hal

ini statis di definisikan yaitu memberikan orientasi sadar pada satu bagian tubuh

yang lain sedangkan arti dinamis yaitu memberikan fasilitasi pada sebuah sistem

neuromuscular berkaitan dengan tingkat dan arah gerakan. Proprioceptive exercise

sangat dianjurkan untuk meningkatkan proprioception untuk meningkatkan

keseimbangan (Laskowski, et al., 1997).

Dalam hal ini penulis memilih latihan proprioceptive exercise dengan

wobble board berupa closed kinetic chain exercise dimana bahwa latihan closed

kinetic chain exercise memberikan umpan balik proprioceptive dan kinestetik lebih

besar dari pada open kinetic chain exercise. Menurut teori saat bergerak beberapa

kelompok otot yang dilintasi untuk menerima impuls, sendi akan diaktifkan selama

latihan closed kinetic chain exercise berlangsung sedangkan selama latihan open

kinetic chain exercise reseptor sensorik, otot, jaringan intra artikular dan ekstra

articular diaktifkan dalam mengendalikan gerak (Kisner & Allen, 2007).

Aktifitas closed kinetic chain exercise dilakukan untuk menumpu berat

badan, khusus untuk menstimulasi mechanoreseptor dan sekitar sendi maka latihan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

35

ini lebih efektif daripada open kinetic chain exercise. Dengan demikian akan

menstimulasi kontraksi otot, menambah stabilitas sendi dan meningkatkan

keseimbangan pada fungsional tubuh dengan menumpu berat badan. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan wobble board (papan keseimbangan).

Papan keseimbangan atau lebih dikenal di dunia fisioterapi dan olahraga

yang disebut wobble board yaitu sebuah alat yang digunakan untuk melatih

proprioceptive ekstremitas atas atau bawah (Kisner & Allen, 2007). Wobble board

dapat digunakan sebagai alat ukur atau treatment keseimbangan, stabilisasi, dan

koordinasi (Mattacola & Dwyer, 2002). Latihan ini meningkatkan fungsi saraf

proprioceptive dari sistem saraf pusat dan mengurangi waktu dalam merespon

sehingga dapat memiliki keseimbangan yang baik serta dapat melindungi diri dari

cedera (McKeon & Hertel, 2008). Pengertian yang lain tentang wobble board

adalah titik tumpu dari semua wobble board berbentuk setengah lingkaran atau semi

bola, hal ini dapat memungkinkan papan bergerak ke segala arah, maju – mundur,

kiri dan kanan berputar 360 derajat. Wobble board banyak digunakan untuk

perkembangan anak, gymnasium, latihan olah raga, mencegah terjadinya cidera

pada knee dan ankle, proses rehabilitasi setelah cedera hip, knee dan ankle serta

biasa digunakan sebagai salah satu alat fisioterapi (Waddington & Adams, 2004).

Prinsip latihan ini adalah meningkatkan fungsi dari pengontrol

keseimbangan tubuh yaitu sistem informasi sensoris, central processing, dan

affector untuk bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Fungsi dari latihan

ini meningkatkan proprioceptive, meningkatkan stabilitas tubuh, dan mengontrol

postur alligment (Ismaningsih, 2015).

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

36

2.4 Brain Gym

2.4.1 Pengertian Brain Gym

Brain Gym adalah serangkaian gerakan sederhana untuk merangsang area

otak berdasarkan fungsional otak masing-masing. Brain gym terdiri dari gerakan -

gerakan yang melibatkan komponen keseimbangan. Sistem somatosensori, sistem

vestibular teraktivasi secara mekanis sehingga mengaktifkan kedua hemisfer otak

melalui korteks motoric dan korteks sensoris. Aktivasi otak akan membuat otak

melakukan respon cepat terhadap situasi yang membutuhkan keseimbangan.

Kekuatan gerakan – gerakan brain gym mengaktifkan fungsi seluruh otak melalui

hubungan yang kompleks dengan gerakan-gerakan tubuh (Dennison & Gaul, 2006).

Pada awalnya brain gym dimanfaatkan untuk anak yang mengalami

gangguan hiperaktif, kerusakan otak, sulit konsentrasi dan depresi, namun seiring

berkembangnya zaman brain gym bermanfaat untuk kematangan pemrosesan otak

anak-anak dispraksia dan dapat berikan pada anak normal (Demuth, et al., 2005).

Rangkaian gerakan tubuh dalam brain gym, meningkatkan tingkat

konsentrasi anak. Brain gym membuat bagian – bagian otak dapat berfungsi

maksimal. Selain itu brain gym juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa

dan daya ingat, lebih konsentrasi, kreatif dan efisien (Tammasse, 2009).

2.4.2 Brain Gym terhadap Keseimbangan Statis

Brain gym ditujukan untuk meningkatkan input propioseptive, dengan cara

mengaktivasi sistem neuromuscular dengan cara reedukasi postural. Brain gym

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

37

merupakan latihan yang ditujukan untuk aktivasi neuromuscular dengan prinsip

gerakan yang dilakukan pada berbagai arah dan kecepatan gerak, sehingga

menimbulkan stimulus mekanoreseptor, dan dalam tempo yang lambat, sehingga

memberi kesempatan kepada nuclei subcortical kemudian membawa umpan balik

kepada CPG, dan pada akhirnya timbul pembelajaran pada sistem neuromuscular.

Brain gym akan meningkatkan kemampuan sensoris memproses respon terhadap

suatu kondisi (Lambourne, 2010).

Brain gym dapat mengaktivasi neuromuskular dengan konsep umpan maju

dan umpan balik yang dapat mempengaruhi sistem motorik postur dan gerakan.

Sistem umpan balik memonitor sinyal sensoris dan menggunakan informasi

tersebut untuk bergerak. Sistem umpan maju menggunakan berbagai sinyal

sensoris, seperti visual, pendengaran dan sentuhan untuk meninisiasi strategi

gerakan secara proaktif berdasarkan pengalaman. Sistem umpan balik maju disebut

juga sebagai sistem antisipator (Van der Wal, 2009).

Kontrol umpan maju bertindak sebelum adanya gangguan. Kontrol umpan

maju digunakan sistem motorik untuk mengontrol postur dan gerakan. Saat berdiri

otot tungkai selalu berkontraksi menyesuaikan diri sebagai kompensasi perubahan

pusat gravitasi yang terjadi saat gerakan trunk, dan pergerakan ekstremitas (Van der

Wal, 2009).

Gerakan dalam brain gym yang banyak menggunakan dual task,

menyebabkan adanya perbaikan dari proses yang terjadi di otak, dan prinsip

spesifikasi otak dan prinsip transfer dari otak. Menurut penelitian yang dilakukan

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

38

sebelumnya, latihan yang menggunakan dual task mengaktivasi bagian otak yang

terdiri dari tiga dimensi. Pemusatan mengkoordinasikan korteks dan batang otak

kemudian ke pusat gerak dan pusat nerves cranialis yang akan di respon di

cerebellum sehingga akan merangsang vestibular sistem (Thomas, 2012).

Dimensi pemfokusan mengkoordinasikan otak bagian depan dan otak

bagian belakang, serta dimensi lateralis mengkoordinasikan otak bagian kiri dan

otak bagian kanan, menyilang garis tengah pusat tubuh dan bekerja di visual,

auditori, sistem vestibular dan kinestetik. Sehingga pengulangan gerakan akan

memperbaiki sistem somatosensori, visual dan vestibular untuk merespon

keseimbangan. Input sensori yang baik akibat koordinasi multisensory akan

memudahkan penyeberangan garis tengah pusat tubuh sehingga koordinasi gerakan

menjadi lebih baik (Watson & Black, 2008).

Brain gym akan meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi yang akan

meningkatkan stimulasi keseimbangan vestibular dan koordinasi gerakan.

Keseimbangan diperoleh akibat adanya gerakan yang spesifik pada brain gym

sehingga akan terjadi requitment of motor unit dan memperbaiki koordinasi serabut

intrafusal dan serabut ekstrafusal dengan saraf afferent yang ada di muscle spindle

sehingga dapat meningkatkan fungsi proprioceptif (Dennison & Gaul, 2006).

Pada lintasan propioceptive yang menuju cortex cerebri melewati 3 bagian

diantaranya melewati serabut arcuatus externus dorsalis, tractus spinocerebralis

dorsalis dan tractus spinocerebellaris ventralis. Bagian pertama melewati serabut

arcuatus externus dorsalis, dimana pada neuron I terdapat sel di ganglion spinal

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

39

menuju funiculus posterior dan neuron II terdapat sel di nucleus cuneatus

lateralis ke serabut arcuatus externus dorsalis berjalan secara homolateral ke

corpus restiforme menuju cortex cerebelli (Noback, et al., 2005).

Pada bagian kedua melewati tractus spinocerebellaris dorsalis, dimana

pada neuron I terdapat sel di ganglion spinale menuju columna grisea posterior.

Sedangkan pada neuron II terdapat sel di nucleus dorsalis ke tractus

spinocerebellaris dorsalis berjalan homolateral ke corpus restiforme dan menuju

cortex cerebelli (Sherwood, 2012).

Pada bagian ketiga melewati tractus spinocerebellaris ventralis. Pada

neuron I terdapat sel di ganglion spinale ke columna grisea posterior. Sedangkan

pada neuron II terdapat sel di nucleus proprius ke tractus spinocerebellaris

ventralis (homolateral / kontralateral) ke brachium conjunctivum ke velum

medullare anterius menuju cortex cerebelli (Siegel, 2006).

Dengan meningkatkan propioceptiv maka akan meningkatkan input

sensoris yang ada di otak untuk mengorganisasikan respon sensorimotor yang

diperlukan tubuh. Selanjutnya, otak akan meneruskan impuls tersebut ke effector

agar tubuh mampu menciptakan keseimbangan yang baik ketika diam ataupun

dalam keadaan bergerak (Noback, et al., 2005).

2.4.3 Prinsip Brain Gym

Prinsip brain gym adalah aktivasi tiga dimensi, menggunakan konsep

lateralitas komunikasi, pemfokusan – pemahaman dan pemusatan – pengaturan.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

40

Gerakan – gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki

dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak.Gerakan yang menghasilkan

stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan,

konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, masalah dan kreatifitas),

menyelaraskan kemampuan beraktivitas dan berfikir pada saat yang bersamaan,

meningkatkan keseimbangan atau harmonisasi kontrol emosi dan logika,

mengoptimalkan fungsi kinerja panca indra, menjaga kelenturan dan keseimbangan

tubuh (Tammasse, 2009).

Brain gym dapat dilakukan dalam waktu singkat (kurang dari lima menit),

tidak memerluka bahan atau tempat khusus, kemungkinan belajar tanpa stress,

meningkatkan kepercayaan diri, memandirikan seseorang dalam hal belajar,

mengaktifkan potensi dan ketrampilan, menyenangkan dan menyehatkan, serta

hasilnya bisa segera dirasakan (Demuth, et al., 2005).

Menurut (Dennison & Gaul, 2006), ahli brain gym dari lembaga educational

kinesiology Amerika Serikat, bahasa tulis maupun lisan menjadi lebih jelas dan

lebih hidup ketika sisi kanan dan kiri dari tubuh dan otak bekerja bersama – sama.

Ketika integrasi kedua sisi kita menjadi lebih baik, komunikasi diantara kedua

hemisfer cerebral menjadi lebih spontan. Dengan brain gym, otak kanan dan otak

kiri dapat bekerja lebih sinergis.

Otak sebagai pusat kegiatan tubuh akan mengaktifkan seluruh organ dan

sistem tubuh melalui pesan yang disampaikan melewati serabut saraf secara sadar

maupun tidak sadar. Pada umumnya, otak bagian kiri bertanggung jawab untuk

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

41

pergerakan bagian kanan tubuh dan sebaliknya. Dengan brain gym, maka tiga

dimensi otak akan diaktifkan secara keseluruhan. Ada beberapa gerakan dalam

gerak latih otak yaitu: (Dennison & Gaul, 2006).

1. Lateralisasi – Komunikasi (Kanan – Kiri)

Gerakan untuk menyebrang garis tengah, menyangkut sikap positif,

mendengar, melihat, bergerak. Otak bagian kiri aktif jika sisi kanan tubuh

digerakkan dan bagian kanan aktif apabila sisi kiri tubuh digerakkan.

Gerakan menyeberang garis tengah, mengaktifkan kerjasama tersebut

sehingga kemampuan belajar akan meningkat akibat kedua belah otak

bekerjasama dengan baik.

2. Fokus Pemahaman (Muka – Belakang)

Gerakan meregangkan otot akan mempengaruhi konsentrasi,

pengertian, dan pemahaman. Gerakan pada fokus pemahaman akan

menunjang kesiapan untuk menerima hal baru dan mengekspresikan apa

yang sudah diketahui. Kalau sulit memahami inti keseluruhan pelajaran,

atau orang tidak dapat berkonsentrasi, sebaiknya gerakan ini dilakukan

agar otot rileks dan semangat belajar meningkat.

3. Pemusatan-Pengaturan (Atas – Bawah)

Gerakan untuk meningkatkan energi, menyangkut: mengorganisasi,

mengatur, berjalan, tes atau ujian. Otak terdiri dari milyaran sel saraf kecil

bernama neuron yang jalurnya dihubungkan seperti kabel. Bila gerakan

terjadi berarti hubungan elektrik jaringan dapat diaktifkan agar dapat

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

42

berfungsi baik dalam memberikan informasi dari badan ke otak dan

sebaliknya.

2.5 Standing Stork Test (SST)

Standing Stork Test atau yang biasa disebut one leg stand (berdiri dengan

satu kaki) adalah alat ukur untuk mengetest kemampuan keseimbangan statik saat

berdiri satu kaki dengan mata tertutup. Penentuan skor pada tes ini dengan

mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi berdiri satu kaki dengan mata

tertutup selama mungkin dan diukur menggunakan stopwatch dalam satuan detik.

Penentuan kategori skor pada standing stork test beragam tergantung pada usia dan

jenis kelamin (Sharkey & Gaskill, 2006).

a. Alat dan sarana yang diperlukan :

1. Lantai datar

2. Stopwatch

b. Prosedur pelaksanaan

1. Tidak menggunakan alas kaki dan berdiri pada laintai yang datar

2. Berdiri satu kaki dengan kaki yang dominan sebagai tumpuan

3. Letakan telapak kaki satunya pada lutut kaki yang dominan dengan

kedua tangan berada di pinggang dan mata dalam keadaan tertutup.

4. Saat diberikan perintah “siap” dan “go” sampel langsung

melakukan intruksi yang sudah dijelaskan pada point ke 3.

5. Kemudian dilakukan pencatatan lama kemampuan menjaga

keseimbangan dalam posisi tersebut menggunakan stopwatch.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf2.1.2 Fisiologi Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat

43

6. Tes dinyatakan berhenti jika sampel terjatuh, tidak dapat

mempertahankan posisi berdiri dengan satu kaki, berpegangan

serta membuka mata.

Gambar 2.8 Standing Stork Test

Sumber: (Sharkey & Gaskill, 2006)

Table 2.1 Skor Standing Stork Test pada laki – laki dalam satuan detik.

Sumber: (Sharkey & Gaskill, 2006)

Age Low Average High

Under 10 15 30 45

10 – 15 25 40 55

Over 15 35 50 65

Table 2.2 Skor Standing Stork Test pada perempuan dalam satuan detik.

Sumber: (Sharkey & Gaskill, 2006)

Age Low Average High

Under 10 10 20 35

10 – 15 15 30 45

Over 15 25 40 55


Related Documents