B U P A T I T E M A N G G U N G
S A M B U T A N
Assalamu „alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut
gembira atas terbitnya buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2013 yang
merupakan salah satu informasi perkembangan perekonomian Kabupaten Temanggung tahun 2013.
Hal ini merupakan satu sumbangan bahan pemikiran yang cukup berarti dalam menentukan arah
pembangunan yang akan datang.
Dari angka-angka PDRB dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan, perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, sehingga pembangunan yang dilaksanakan tepat sasaran dan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Temanggung.
Saya berharap agar buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat
diterbitkan secara berkala. Untuk itu kepada semua Dinas/Instansi/Lembaga baik pemerintah
maupun swasta di Kabupaten Temanggung diminta kesediaannya membantu penyusunan PDRB
dengan cara memberikan/menyediakan data pendukung penghitungan sebagaimana mestinya.
Semoga buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung
Tahun 2013 ini bermanfaat bagi pemerintah daerah maupun masyarakat yang memerlukannya.
Wassalamu „ alaikum Wr. Wb.
Temanggung, Juni 2014
B U P A T I T E M A N G G U N G
Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Pelaksanaan Pembangunan Daerah secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai
bagian integral dari Pembangunan Nasional merupakan komitmen dari Pemerintah Kabupaten
Temanggung, dengan tujuan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang bermuara kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Temanggung secara menyeluruh.
Untuk mengukur sejauh mana hasil-hasil pembangunan daerah tersebut secara luas dan
nyata mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maka disusun buku Gambaran Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2013, yang diharapkan dapat menjadi
salah satu parameter/alat ukur tingkat keberhasilan pembangunan daerah setiap tahunnya, sekaligus
sebagai bahan untuk mengevaluasi pelaksanaan pembangunan dalam satu tahun dan untuk
perencanaan pembangunan tahun mendatang.
Dengan diterbitkannya buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Temanggung Tahun 2013 ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunannya. Semoga buku ini bermanfaat bagi peningkatan keberhasilan
pembangunan daerah ke depan.
Wassalamu „ alaikum Wr. Wb.
Temanggung, Juni 2014
KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN TEMANGGUNG
Ir. BAMBANG DEWANTORO
NIP. 19581023 198503 1 005
DAFTAR ISI
Hal.
SAMBUTAN ................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Umum .................................................................................................................. 1
1.2 Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha ............................................................. 1
1.3 Analisa dan Kegunaan Data PDRB ...................................................................... 6
1.4 Sistematika Laporan ............................................................................................ 10
BAB II. KONSEP DAN DEFINISI .......................................................................................... 11
2.1 Domestik dan Regional ........................................................................................ 11
2.2 Produk Domestik dan Produk Regional ................................................................ 11
2.3 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ........................................................... 12
2.4 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan ........................................................... 15
BAB III. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL ............................... 20
3.1 Metode Pendekatan Produksi ............................................................................... 20
3.2 Pendekatan Pendapatan ........................................................................................ 21
3.3 Pendekatan Pengeluaran ....................................................................................... 21
3.4 Metode Alokasi ................................................................................................... 22
BAB IV. ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL
KABUPATEN TEMANGGUNG .............................................................................. 25 4.1 Pertumbuhan PDRB Tahun 2013 .......................................................................... 25
4.2 Distribusi PDRB / Struktur Ekonomi ................................................................... 29
4.3 PDRB Perkapita ................................................................................................... 33
4.4 Indeks Perkembangan .......................................................................................... 35
4.5 Indeks Berantai ..................................................................................................... 36
4.6 Inflasi .................................................................................................................... 37
4.7 Perkembangan PDRB Sektoral ............................................................................ 39
BAB V. PENUTUP ................................................................................................................... 60
LAMPIRAN :
TABEL-TABEL PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG
Tabel 1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Juta Rupiah) ........................................ 62
Tabel 2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Juta Rupiah) ........................................ 63
Tabel 3. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) ................................................. 64
Tabel 4. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) ................................................. 65
Tabel 5. Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) ........................... 66
Tabel 6. Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) .......................... 67
Tabel 7. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) ................................................. 68
Tabel 8. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) ................................................ 69
Tabel 9. Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2009 - 2013 ( Tahun sebelumnya = 100 ) ......................................................... 70
Tabe 10. Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas dasar harga Konstan
Tahun 2009 - 2013 ( Tahun sebelumnya = 100 ) ......................................................... 71
Tabel 11. Indeks Implisit PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
(Tahun 2000 = 100) ...................................................................................................... 72
Tabel 12. Inflasi PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ...................................... 73
Tabel 13. Beberapa Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ............................. 74
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Juta Rupiah) ........................................ 75
Tabel 15. Distribusi Persentase PDRB Menurut Kelompok Sektor
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Persen) ............................................... 76
Tabel 16. Indeks Perkembangan Menurut Kelompok Sektor
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) ........................... 77
Tabel 17. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Kelompok Sektor
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Persen) ............................................ 78
Tabel 18. Indeks Berantai PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013 ( Tahun Sebelumnya = 100 ) ......................................................... 79
Tabel 19. Indeks Implisit Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 ).. ..................... ............................................. 80
B A B I
P E N D A H U L U A N
1.1 Umum
Pembangunan pada hakekatnya dilaksanakan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat baik dari aspek kualitas maupun kuantitasnya. Demikian juga halnya dalam hal
pembangunan di bidang ekonomi. Dengan adanya pembangunan di bidang ekonomi, maka
diharapkan taraf kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, tingkat kemakmuran semakin
tinggi, ketimpangan pendapatan terus berkurang, kesempatan kerja semakin luas dan juga
kualitas sumber daya manusia terus membaik. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan
pembangunan di bidang ekonomi yang telah dilaksanakan maka diperlukan adanya alat bantu
statistik yang dapat memberikan gambaran tingkat keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi
tersebut.
Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi
yang sudah dilaksanakan adalah tersedianya data statistik Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Dengan menggunakan data tersebut akan dapat diketahui tingkat pertumbuhan
ekonomi, struktur perekonomian daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk. Selain itu
bagi para pengambil keputusan sebelum menentukan kebijakan lebih lanjut, data PDRB
dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya
akan bermanfaat untuk menentukan sasaran pembangunan di masa mendatang sehingga dapat
berdaya guna dan tepat guna bagi masyarakat luas .
1.2 Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha
1.2.1. Kelompok Sektor
Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan,
meratakan pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan
mengoptimalisasikan kegiatan ekonomi yang ada baik dari kelompok sektor, sektor dominan
maupun sektor produktif/potensial yang ada.
Sedangkan yang dimaksud kelompok sektor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kelompok Sektor Primer
a. Sektor pertanian
b. Sektor pertambangan dan penggalian
2. Kelompok Sektor Sekunder
a. Sektor industri pengolahan
b. Sektor listrik, gas dan air bersih
c. Sektor bangunan/konstruksi
3. Kelompok Sektor Tersier
a. Sektor perdagangan, hotel dan restoran
b. Sektor pengangkutan dan komunikasi
c. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
d. Sektor Jasa-jasa
1.2.2. Pengelompokan Lapangan Usaha (Sektor).
Dalam PDRB, sektor ekonomi dikelompokkan menjadi 9 sektor.
Pengelompokan sektor tersebut didasarkan pada :
1. Klasifikasi rekomendasi System of National Account (SNA)
Klasifikasi ini lebih umum dan bermanfaat membandingkan data PDRB dari suatu negara
dengan negara lainnya baik secara total maupun sektoral.
2. Klasifikasi baru dimana pada umumnya lebih terinci sektornya, dengan tujuan agar lebih
berorientasi pada kemudahan bagi pengguna data.
Pengelompokan sektor secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Sektor Pertanian, meliputi subsektor :
1.1. Pertanian Tanaman Bahan Makanan
Sub-sektor ini mencakup komoditi bahan makanan seperti padi, jagung,
ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah, kacang kedele,
kacang-kacangan lainnya; sayur-sayuran, buah-buahan, padi-padian serta bahan
makanan lainnya
1.2. Pertanian Tanaman Perkebunan
Sub-sektor ini mencakup semua jenis kegiatan tanaman perkebunan yang
diusahakan baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan yang
berbadan hukum. Komoditi yang dicakup antara lain cengkeh, jahe, jambu
mete, jarak, kakao, karet, kapas, kapok, kayu manis, kelapa, kelapa sawit,
kemiri, kina, kopi, lada, pala, panili, serat karung, tebu, tembakau, teh
serta tanaman perkebunan lainnya.
1.3. Peternakan dan Hasil-hasilnya
Sub-sektor ini mencakup semua kegiatan pembibitan dan budidaya segala jenis
ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan,
dipotong dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh
perusahaan peternakan. Jenis ternak yang dicakup adalah : sapi, kerbau,
kambing, babi, kuda, ayam, itik, telur dan susu sapi.
1.4. Kehutanan
Sub sektor kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu yang dilakukan di wilayah
hutan negara dan tanaman yang dikelola oleh rakyat serta pengambilan hasil hutan
lainnya. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan dan kayu bakar,
sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa getah pinus, telur
sutera alam dan sebagainya.
1.5. Perikanan
Komoditi yang dicakup adalah semua hasil kegiatan perikanan darat yang meliputi
perikanan kolam, mina padi, ikan sungai dan ikan waduk/cekdam.
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian, meliputi subsektor :
2.1. Pertambangan Migas
2.2. Pertambangan Bukan Migas
2.3. Penggalian
Sub sektor ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang
galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada
permukaan bumi.
3. Sektor Industri Pengolahan, terdiri dari sembilan sub sektor yaitu :
3.1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau.
3.2. Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki.
3.3. Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan.
3.4. Industri Kertas dan Barang Cetakan.
3.5. Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet.
3.6. Industri Semen dan Barang Galian Bukan Logam.
3.7. Industri Logam Dasar Besi dan Baja.
3.8. Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya.
3.9. Industri Barang Lainnya.
4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, meliputi subsektor :
4.1. Listrik
Sub sektor ini mencakup produksi dan distribusi listrik, baik yang diusahakan oleh PT
PLN (Persero), maupun listrik non PLN. Produksi listrik meliputi yang dijual, dipakai
sendiri, hilang dalam transmisi dan listrik yang dicuri.
4.2. Air Bersih
Sub sektor yang dicakup adalah kegiatan air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Air
Minum (PAM).
5. Sektor Bangunan / Konstruksi
Sektor Bangunan mencakup kegiatan pembangunan fisik konstruksi, berupa gedung, jembatan,
jalan, terminal, pelabuhan, dam, irigasi, jaringan listrik, air, telepon dan sebagainya. Kegiatan
bangunan/konstruksi mencakup kegiatan fisik yang dilakukan di Kabupaten Temanggung tanpa
melihat asal kontraktor.
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan meliputi subsektor :
6.1. Perdagangan Besar dan Eceran
Sub sektor Perdagangan mencakup kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang
baru maupun bekas, untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa merubah bentuk
barang tersebut. Sub sektor Perdagangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
Perdagangan Besar dan Perdagangan Eceran.
Perdagangan besar mencakup kegiatan pembelian dan penjualan kembali barang baru atau
bekas oleh pedagang dari produsen atau importir ke pedagang besar lainnya, pedagang
eceran, perusahaan, dan lembaga yang tidak mencari untung. Sedangkan perdagangan
eceran mencakup kegiatan pedagang yang umumnya melayani konsumen perorangan atau
rumah tangga tanpa merubah bentuk, baik barang baru maupun barang bekas.
6.2. Hotel
Sub sektor ini mencakup semua hotel, baik berbintang, maupun tidak berbintang serta
berbagai jenis penginapan lainnya.
6.3. Rumah Makan
Sub sektor ini mencakup semua rumah makan dan restoran serta warung /kedai yang
berusaha di wilayah Kabupaten Temanggung.
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, meliputi subsektor :
7.1. Angkutan
Sub sektor ini mencakup dua kegiatan yaitu angkutan jalan raya dan jasa penunjang
angkutan.
7.2. Komunikasi
Sub sektor ini mencakup dua kegiatan, yaitu : Pos & Giro dan Telekomunikasi
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, meliputi subsektor :
8.1. Bank
Cakupan sub sektor bank selain kegiatan bank umum baik pemerintah maupun swasta,
juga bank perkreditan rakyat (BPR) yang berusaha di wilayah Kabupaten Temanggung.
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
Sub sektor ini melakukan kegiatan di luar kegiatan bank, meliputi asuransi, koperasi
simpan pinjam dan pegadaian.
8.3. Persewaan Bangunan
Sub sektor ini meliputi usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut
bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan
serta usaha persewaan tanah persil.
Persewaan bangunan tempat tinggal mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan
rumah/bangunan sebagai tempat tinggal oleh rumah tangga tanpa memperhatikan apakah
rumah itu milik sendiri atau rumah yang disewa, dikontrak, sewa beli atau rumah dinas.
Persewaan bangunan bukan tempat tinggal mencakup kegiatan usaha persewaan jual beli
barang-barang tidak bergerak (bangunan dan tanah), termasuk agen real estate, broker dan
makelar yang mengurus persewaan, pembelian, penjualan dan penaksiran nilai
tanah/bangunan atas dasar balas jasa atau kontrak.
8.4. Jasa Perusahaan
Cakupan kegiatan jasa perusahaan meliputi : advokat, notaris, konsultan, persewaan alat-
alat pesta dan jasa perusahaan lainnya
9. Sektor Jasa-Jasa, meliputi subsektor :
9.1. Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan
Sub sektor ini mencakup kegiatan pemerintahan dan pertahanan dalam menyediakan jasa
pelayanan umum kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi, misalnya
dalam mengatur negara. Kegiatan pemerintah sebagian besar hasilnya digunakan oleh
pemerintah sendiri sebagai konsumen akhir.
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
Mencakup kegiatan jasa pendidikan dan jasa kesehatan swasta yang beroperasi di
Kabupaten Temanggung. Jasa pendidikan swasta mulai dari Taman Kanak-kanak(TK)
sampai Perguruan Tinggi.
9.3. Jasa Hiburan
Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini meliputi kegiatan perusahaan swasta yang
bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan, seperti pertunjukan pentas,
penyiaran radio, pemutaran film dan jasa hiburan lainnya.
9.4. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
Sub sektor ini meliputi kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan
rumah tangga seperti jasa perbengkelan/reparasi kendaraan, jasa reparasi lainnya, jasa
pembantu rumah tangga dan jasa perorangan lainnya.
1.3 Analisa dan Kegunaan Data PDRB
1.3.1. Analisa Data PDRB :
Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data
kuantitatif menjadi suatu bentuk penyajian yang lebih mudah untuk ditafsirkan, sehingga
analisa dapat diartikan sebagai berikut :
1. Menguraikan suatu masalah baik secara keseluruhan (general) ataupun secara sebagian
(parsial).
2. Memperhitungkan besarnya pengaruh perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya.
Dalam kaitannya dengan perhitungan PDRB, analisa dapat dilakukan dengan
menurunkan parameter yang merupakan beberapa indikator ekonomi makro, seperti:
- Laju pertumbuhan ekonomi
- Pendapatan per kapita
- Tingkat inflasi dan sebagainya.
Parameter-parameter tersebut dapat diturunkan melalui tabel agregasi PDRB yang berupa
nilai nominal. Untuk memperoleh informasi mengenai parameter yang akan dianalisa dapat
digunakan metode statistik seperti :
- Distribusi persentase
- Indeks perkembangan
- Indeks berantai, dan
- Indeks implisit.
Tujuan utama dari analisa ini adalah untuk menggambarkan hasil penghitungan PDRB
ke dalam bentuk yang relatif sederhana, dengan menggunakan pendekatan metode statistik
deskriptif. Selain dari tujuan tersebut, analisa data PDRB juga bertujuan untuk :
1. Mempelajari pola ekonomi daerah.
2. Menguraikan pengaruh dari suatu kejadian terhadap kejadian lainnya dalam suatu daerah dan
dalam waktu yang sama.
3. Melakukan perbandingan antar komponen dan relatifnya.
4. Dasar evaluasi hasil pembangunan serta menentukan penyusunan kebijakan di masa
mendatang.
1.3.2. Kegunaan Data PDRB
Data PDRB dapat digunakan untuk mengetahui berbagai kebutuhan, antara lain :
1. Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi baik regional maupun sektoral merupakan suatu indikator
makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk menghitung laju
pertumbuhan (Rate of growth) biasanya dipakai formula sebagai berikut :
Dimana :
G : Laju pertumbuhan
P t : PDRB Adhk tahun ke t
P t-1 : PDRB Adhk tahun sebelum t
2. Tingkat Produktivitas Penduduk Suatu Daerah
Tinggi rendahnya tingkat produktivitas penduduk suatu daerah biasanya diukur dengan
besar kecilnya angka PDRB per kapita yang diperoleh dari pembagian antara pendapatan
regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, formulasinya sebagai berikut :
3. Tingkat Perubahan Harga Agregat (Inflasi)
PDRB pada dasarnya merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
daerah dalam waktu (tahun) tertentu. PDRB ini dihitung atas dasar harga berlaku dan atas
dasar harga konstan. Sedangkan perbandingan antara harga berlaku dan harga konstan
merupakan angka indeks implisit, yang mana dapat digunakan untuk mengetahui adanya
perubahan harga barang dan jasa secara keseluruhan. Indeks harga implisit dapat
diperoleh/dihitung dengan formula sebagai berikut :
Sedangkan inflasi berdasarkan perhitungan dari PDRB dapat di formulasikan sebagai
berikut :
Dimana :
= Indeks implisit
= Indeks implisit tahun t
= Indeks implisit tahun t-1
Inflasi merupakan gambaran tentang terjadinya perubahan harga di pasaran. Jika terjadi
fluktuasi harga yang tinggi maka akan sangat berpengaruh terhadap daya beli konsumen dan
dengan demikian maka konsumen akan merasakan pengaruhnya dimana akan terjadi ketidak
seimbangan antara daya beli dengan pendapatan masyarakat.
4. Siklus Kegiatan Ekonomi.
Apabila diperhatikan secara seksama, transaksi ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari, secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar,
yaitu :
1. Kelompok produsen
2. Kelompok konsumen
Kelompok produsen menggunakan faktor produksi yang berasal dari kelompok konsumen
dan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebaliknya barang dan jasa yang dihasilkan
produsen dibeli oleh konsumen dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.
Transaksi dari kedua kelompok ini yang satu memakai barang dan jasa, dan satunya
mengadakan barang dan jasa, sehingga berkesinambungan dan saling membutuhkan yang
akhirnya membentuk suatu siklus perekonomian. Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai
berikut :
Skema Siklus Ekonomi Sederhana
a. Faktor Produksi
(Tanah, Tenaga, Modal, Skill)
b. Balas Jasa Faktor Produksi
(Sewa tanah, Upah/gaji, Bunga, Keuntungan)
c. Pembelian untuk konsumsi/investasi
(Arus uang)
d. Barang dan Jasa
Arus barang/jasa
Kelompok konsumen memiliki :
a. Faktor produksi berupa (tanah, tenaga, modal dan kewiraswastaan/skill) yang diberikan
kepada perusahaan
Perusahaan /
Produsen
Rumah Tangga/
Investor
b. Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa dari produsen untuk dikonsumsi.
Sedangkan dari pihak produsen
a. Memberikan balas jasa kepada faktor produksi yang dimiliki oleh konsumen, berupa
sewa tanah, upah/gaji, bunga dan keuntungan.
b. Pengadaan barang dan jasa hasil produksi yang dikonsumsi oleh pihak konsumen.
1.4. Sistematika Laporan
Untuk kemudahan bagi para pembaca, sistematika publikasi PDRB disajikan dengan tata
urutan sebagai berikut :
I. Pendahuluan
II. Konsep dan Definisi
III. Metode Penghitungan Pendapatan Regional
IV. Ulasan Singkat Pendapatan Regional Kabupaten Temanggung
V. Penutup
Lampiran :
Tabel-Tabel Pendapatan Regional Kabupaten Temanggung.
B A B I I
K O N S E P D A N D E F I N I S I
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda perlu disampaikan beberapa pengertian
dasar yang berkaitan dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Secara umum PDRB
dapat diartikan sebagai seluruh nilai produksi bruto/kotor atas barang dan jasa yang dihasilkan
oleh semua faktor produksi yang ada di suatu wilayah tertentu dan dihitung pada suatu
periode tertentu (biasanya satu tahun).
2.1. Domestik dan Regional
Wilayah perekonomian yang digunakan sebagai acuan untuk membuat suatu perhitungan
nasional adalah suatu negara, sedang untuk perhitungan suatu regional adalah suatu region dari
suatu negara. Pengertian Region disini dapat berupa propinsi, kabupaten/kota atau daerah
administrasi lain yang lebih rendah.
2.2. Produk Domestik dan Produk Regional
2.2.1. Produk Domestik
Adalah seluruh produk barang dan jasa dari hasil kegiatan ekonomi yang diproduksi di
suatu wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau
dimiliki oleh penduduk region tersebut atau tidak. Yang dimaksud wilayah Domestik suatu
region adalah meliputi wilayah yang berada di dalam batas geografis region tersebut
(propinsi, kabupaten/kota, ataupun kecamatan).
2.2.2. Produk Regional
Adalah merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh
penduduk suatu region atau produk domestik ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar
daerah/luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke luar daerah/luar negeri.
2.2.3. Penduduk Suatu Daerah
Yang dimaksud dengan penduduk adalah orang per orang atau anggota rumah tangga
yang bertempat tinggal secara menetap di wilayah domestik daerah tersebut.
Kecuali :
1. Wisatawan Asing (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang tinggal di wilayah
domestik daerah tersebut kurang dari 6 bulan atau yang bertujuan tidak menetap.
2. Awak dari kapal laut dan awak kapal udara luar negeri atau luar region yang sedang
masuk dok atau singgah di daerah region tersebut.
3. Pengusaha asing dan pengusaha daerah lain yang berada di daerah tersebut kurang dari
6 bulan.
4. Anggota Korps Diplomat, Konsulat, yang ditempatkan di wilayah domestik daerah tersebut.
5. Pekerja musiman yang bekerja di wilayah domestik, yang bekerja sebagai pekerja musiman saja.
6. Pegawai Badan Internasional/Nasional yang bukan penduduk daerah tersebut yang melakukan
misi kurang dari 6 bulan.
Orang-orang tersebut di atas dianggap sebagai penduduk dari negara atau daerah di mana dia
biasanya bertempat tinggal.
2.2.4. Penduduk Pertengahan Tahun
Yang dimaksud dengan penduduk pertengahan tahun adalah jumlah penduduk pada
akhir bulan Juni atau didekati dari jumlah penduduk awal tahun ditambah penduduk akhir tahun
dibagi dua.
Dalam menghitung Pendapatan perkapita, pembagi dari produk domestik atau produk
regional adalah jumlah penduduk pada pertengahan tahun, hal ini dilakukan sebab untuk
menghindari kejadian vital (lahir, mati, datang dan pergi) yang fluktuatif tidak menentu
sepanjang tahun, maka kita pakai penduduk pertengahan tahun dengan maksud agar jumlah
penduduk tersebut betul-betul mencerminkan keadaan tahun tersebut. Juga karena PDRB
dihitung dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang bersangkutan.
2.3. Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
2.3.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor
perekonomian di suatu wilayah (region). Yang dimaksud Nilai Tambah adalah nilai yang
ditambahkan kepada barang dan jasa yang dihasilkan atas sebuah proses produksi yang terjadi di
dalam suatu kegiatan ekonomi. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut
sertanya faktor produksi dalam proses produksi tersebut.
Nilai tambah Bruto (NTB) didapat dari Nilai Produksi (Output) dikurangi Biaya Antara (BA).
Dengan formulasi sebagai berikut :
NTB = Nilai Produksi (Output) – Biaya Antara
a) Komponen-komponen Nilai Tambah Bruto (NTB) antara lain :
1. Faktor pendapatan, terdiri dari :
- Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai.
- Bunga modal sebagai balas jasa modal.
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah.
- Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan.
2. Penyusutan barang modal tetap.
3. Pajak tidak langsung netto.
b) Nilai Produksi (Output) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode
waktu tertentu. Barang dan jasa yang dihasilkan meliputi :
1. Produksi Utama
2. Produksi Ikutan, maupun
3. Produksi Sampingan
c) Biaya Antara (BA) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang/jasa yang tidak
tahan lama dan barang/jasa yang habis digunakan dalam proses produksi. Barang tidak tahan
lama adalah barang yang mempunyai perkiraan umur penggunaan kurang dari 1 tahun.
Contoh :
- Barang baku dan penolong untuk menghasilkan output.
- Peralatan dan perlengkapan kerja karyawan.
- Pengeluaran jasa kesehatan, obat-obatan dan rekreasi.
- Perbaikan kecil dan penggantian suku cadang yang aus.
- Iklan, riset pemasaran dan hubungan masyarakat.
- Biaya administrasi.
2.3.2. Produk Domestik Regional Netto (PDRN Adhb)
Perbedaan antara konsep Netto ini dan konsep Bruto di atas, ialah karena konsep bruto
masih ada penyusutan di dalamnya, sedangkan untuk nettonya penyusutan harus dikeluarkan.
Formulasinya sebagai berikut :
PDRN Adhb = PDRB Adhb - Penyusutan
Sedangkan Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai atas susutnya (ausnya) barang-
barang modal yang terjadi selama barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi.
2.3.3. PDRN Atas Dasar Biaya Faktor (PDRN Adbf)
Adalah PDRN Adhb dikurangi pajak tidak langsung netto. Pajak tidak langsung berupa
pajak penjualan, bea ekspor/impor, cukai dan lain-lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak
perorangan. Biasanya pemerintah memberikan subsidi kepada unit-unit produksi, yang akhirnya
mengakibatkan penurunan harga (contoh subsidi Pupuk, BBM, Obat dan lain-lain). Karena ada
subsidi tersebut maka pajak tidak langsung netto merupakan pajak tidak langsung dikurangi
subsidi tersebut.
PDRN Adbf sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta
dalam proses produksi di suatu daerah. Jadi PDRN Adbf merupakan jumlah dari pendapatan yang
berupa :
- Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai
- Bunga modal sebagai balas jasa modal
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah
- Keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan
Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut di atas, tidak seluruhnya menjadi
milik/pendapatan penduduk region tersebut, sebab ada pendapatan yang diterima oleh penduduk
region lain atas kepemilikan faktor produksi di region tersebut.
2.3.4. Pendapatan Regional
Pendapatan Regional adalah PDRN Adbf dikurangi dengan pendapatan yang mengalir
keluar region dan ditambah dengan pendapatan yang masuk dari region lain (nett export).
Dengan kata lain bahwa Produk Regional Netto (Pendapatan Regional) adalah jumlah
pendapatan yang benar-benar diterima oleh seluruh penduduk yang tinggal di
region/wilayah/daerah di mana dia berdomisili.
2.3.5. Pendapatan Perkapita (Income Per Capita)
Bila pendapatan-pendapatan di atas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang
tinggal di daerah tersebut,maka akan diperoleh suatu pendapatan perkapita, di antaranya sebagai
berikut :
a.
b.
c.
2.4. Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB Adhk)
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Adhk dari tahun ke tahun menggambarkan
perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang
dihasilkan serta perubahan tingkat harganya. Sedangkan untuk dapat mengukur perubahan volume
produk atau perkembangan produktifitas secara nyata, faktor pengaruh perubahan harga perlu
dihilangkan yaitu dengan cara menghitung PDRB Atas Dasar Harga Konstan.
Penghitungan atas dasar harga konstan ini, hasilnya dapat dipergunakan untuk perencanaan
ekonomi, proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral.
Dalam penghitungan atas dasar harga konstan ini, selalu berkaitan dengan harga-harga pada
tahun dasar. Sebab harga-harga pada tahun dasar tersebut digunakan untuk menentukan angka
indeks dasar yang besarnya = 100%, dan difungsikan sebagai pembanding harga-harga pada
tahun-tahun tertentu yang akan diselidiki.
2.4.1. Perubahan Tahun Dasar 1993 Menjadi 2000
Tahun dasar merupakan perangkat penting yang secara spesifik digunakan untuk
penghitungan PDRB. Tekanan tahun dasar adalah dalam penggunaan harga, yang dalam
penghitungan PDRB diistilahkan PDRB atas dasar harga konstan (Adhk). PDRB atas dasar
harga konstan menggambarkan perubahan nilai PDRB yang hanya dipengaruhi oleh volume atau
kuantum. Secara total PDRB tersebut menggambarkan perubahan ekonomi secara “riil” di suatu
wilayah.
Menurut rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang dalam
buku Sistem Neraca Nasional dinyatakan bahwa estimasi PDRB/PDB atas dasar harga konstan
sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran
“0” atau “5”. Hal itu dimasudkan agar besaran angka-angka PDRB/PDB dapat saling
diperbandingkan antar negara, wilayah dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja
perekonomian nasional atau wilayah.
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan adalah dua hal yang saling
mempengaruhi dan mengakibatkan perubahan struktur ekonomi secara terus menerus. Perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat selama sepuluh tahun terakhir, telah memberikan dampak
yang besar terhadap cara pandang dan konversi harga dalam pembangunan ekonomi. Penggunaan
tahun dasar 1993 selama 10 tahun lebih dianggap tidak representatif lagi digunakan sebagai tahun
dasar penghitungan PDRB atas dasar harga konstan. Perlu dilakukan perubahan tahun dasar dari
tahun 1993 menjadi tahun dasar 2000.
Untuk itu, pemutakhiran tahun dasar penghitungan PDRB/PDB dari tahun 1993 ke
tahun dasar baru (tahun 2000) menjadi perlu dilakukan agar hasil estimasi PDRB/PDB akan
menjadi lebih realistis, dalam pengertian mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap
fenomena pergeseran struktur produksi lintas sektor.
Dalam penetapan tahun dasar penghitungan PDRB kondisinya haruslah representatif
dengan memenuhi beberapa pertimbangan/persyaratan antara lain :
- Kondisinya ekonomi relatif stabil (aspek riil dan moneter).
- Awal dari suatu peristiwa besar dimana semua hasil pembangunan ekonomi akan
dibandingkan dengan kondisi saat itu.
- Kelengkapan data dasar cukup memadai.
Tahun dasar yang dianggap representatif untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi
adalah tahun 2000 karena tahun tersebut dianggap sebagai tahun yang relatif stabil. Demikian
juga di tahun 2000 telah tersedia tabel I-O (input-Output) baik tingkat nasional maupun di tingkat
propinsi. Di samping itu ketersediaan data dasar baik cakupan, harga maupun volume tahun 2000
tersedia secara rinci pada setiap sektor ekonomi. Dengan dukungan data yang lebih lengkap dan
rinci diharapkan estimasi PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat disusun lebih akurat dan konsisten.
2.4.2. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan
Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga mencerminkan kuantum
Produksi pada tahun yang berjalan yang di nilai atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi metode
statistik , suatu nilai atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan beberapa cara, sedangkan
pemakaiannya sangat tergantung dari data yang tersedia di masing-masing sektor/sub sektornya.
Cara yang lazim digunakan antara lain :
a. Revaluasi
b. Ekstrapolasi
c. Deflasi
d. Deflasi berganda
a. Revaluasi
Revaluasi diartikan menilai kembali produksi (volume) tahun berjalan dikalikan dengan
harga tahun dasar, akan menghasilkan nilai produksi atas dasar harga konstan.
NILAI PRODUKSI ADHK = x
Dimana :
= Jumlah kuantum komoditi y pada tahun berjalan ( )
= Harga komoditi y pada tahun dasar ( )
b. Ekstrapolasi
Yang perlu diperhatikan dengan cara ini ialah penentuan ekstrapolatornya. Ekstrapolator
yang paling baik adalah jumlah produksi dari masing-masing sektor atau subsektor. Sedangkan
nilai tambah Adhk yang dihitung dengan ekstrapolasi diperoleh dengan cara mengalikan nilai
tambah pada tahun dasar dengan indeks kuantum dibagi 100. Indeks kuantum yang dipakai
adalah Indeks Laspeyres, yaitu :
IK LASPEYRES =
Nilai Tambah Bruto tahun berjalan ( ) Adhk adalah sebagai berikut :
NTB Adhky = NTBo
y X
Dimana :
NTB Adhky = NTB komoditi y pada tahun berjalan ( )
NTBoy = NTB komoditi y pada tahun dasar ( )
IKny = Indeks kuantum Laspeyres pada tahun berjalan ( )
Q n = Jumlah/Kuantum pada tahun berjalan ( )
Q o = Jumlah / Kuantum pada tahun berjalan ( )
c. Deflasi
NTB Adhk yang diperoleh dengan cara ini ialah dengan mendeflate NTB Adhb dengan
indeks harga dari barang yang bersangkutan.
Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan mendeflate adalah membagi nilai tambah
Adhb dengan indeks harga dari masing-masing sektor atau subsektor. Sehingga NTB Adhk tahun
berjalan komoditi y adalah :
NTB Adhky =
x 100
Dimana :
NTB Adhk y = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun
berjalan ( )
= Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga berlaku komoditi y pada tahun
berjalan ( )
= Indeks Harga komoditi y pada tahun berjalan ( )
d. Deflasi Berganda
Disebut ganda karena dilakukan deflasi dua kali, yaitu :
1. Membagi nilai produksi atas dasar harga berlaku dengan indeks harga produksi.
2. Membagi biaya antara atas dasar harga berlaku dengan indeks harga biaya antara.
Selisih antara nomor 1 dan 2 di atas merupakan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan.
Dengan formulasi sebagai berikut :
=[
x 100
Atau :
NTB Adhky
n =NPky – NBAk
y
Dimana :
NTB Adhkyn = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun
berjalan (tn).
NPky = Nilai produksi Atas dasar harga konstan komoditi y.
NBAky = Nilai Biaya Antara Atas dasar harga k onstan komoditi y.
B A B I I I
METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL
Di dalam penghitungan PDRB Kabupaten dapat dihitung melalui dua metode yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung. Yang dimaksud metode langsung adalah metode
penghitungan dengan menggunakan data yang ada baik yang bersumber dari daerah sendiri maupun
data dari wilayah yang lebih tinggi. Metode ini menggunakan 3 macam cara pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Produksi (Production Approach).
2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach).
3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach).
Penghitungan metode tidak langsung ini biasanya hanya ada satu metode yakni Metode
alokasi (Allocation Approach). Metode penghitungan dengan cara alokasi dilakukan dengan
mengalokasikan PDRB Propinsi untuk Kabupaten/Kota atau PDRB Kabupaten untuk Kecamatan
dengan menggunakan variabel yang cocok sebagai alokatornya, seperti data produksi, jumlah
penduduk, luas lahan, mata pencaharian, dan lain-lain.
3.1 Metode Pendekatan Produksi
Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa
yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari
masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap sektor atau subsektor.
Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh
unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama
dengan balas jasa faktor produksi atas keikutsertaannya dalam proses produksi.
Barang dan jasa yang diproduksi dengan harga produsen, yaitu yang belum termasuk
biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini bertujuan untuk
mengetahui nilai tambah yang benar-benar diterima oleh produsen sedang biaya transport akan
dihitung sebagai nilai tambah pada sektor transportasi dan keuntungan pemasaran akan
dihitung pada sektor perdagangan. Nilai barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan
nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang
dibeli dari sektor lain.
Formulasi Nilai Tambah Bruto dengan pendekatan produksi adalah
Nilai Tambah Bruto (NTB) = Nilai produksi bruto - Biaya antara
Pendekatan ini banyak digunakan pada produksi yang berbentuk barang, seperti sektor
pertanian, pertambangan penggalian dan industri pengolahan. Sedangkan jika penyusutan
dikeluarkan dari NTB maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto.
3.2. Pendekatan Pendapatan
Dalam pendekatan dari segi Pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi
dihitung dengan cara menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi, yang terdiri dari komponen-
komponen diantaranya :
1. Faktor pendapatan, terdiri dari :
- Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai.
- Bunga modal sebagai balas jasa modal.
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah.
- Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan.
2. Penyusutan barang modal tetap.
3. Pajak tidak langsung netto.
Untuk jasa pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari keuntungan, surplus
usaha tidak diperhitungkan. Yang termasuk surplus usaha disini adalah bunga, sewa tanah dan
keuntungan.
Dari hasil penjumlahan seluruh balas jasa faktor produksi tersebut akan diperoleh Nilai
Tambah Netto atas biaya faktor produksi. Sedangkan untuk memperoleh Produk Domestik
Regional Bruto Atas dasar harga pasar harus ditambah dengan nilai penyusutan dan pajak tak
langsung netto. Metode ini banyak dipakai pada sektor pemerintahan, bank/lembaga keuangan dan
sektor jasa-jasa.
3.3. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan
jasa yang diproduksi dalam wilayah kabupaten/kota. Jadi produk domestik regional dihitung
dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang berbentuk produk
domestik regional tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai
cara sebagai berikut :
1. Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang, metode penjualan
eceran dan metode penilaian eceran.
2. Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan
pengeluaran rumah tangga, metode anggaran rumah tangga, metode balance sheet dan
metode statistik perdagangan luar daerah/luar negeri.
Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan komponen-komponen
permintaan akhir seperti :
- Konsumsi rumah tangga.
- Konsumsi pemerintahan.
- Konsumsi lembaga swasta non profit.
- Perubahan stok.
- Pembentukan modal bruto.
- Perdagangan antar wilayah (termasuk eskpor dan impor).
Dengan menghitung komponen-komponen ini kemudian menjumlahkannya akan
diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku/pasar.
3.4. Metode Alokasi
Yang dimaksud dengan metode Alokasi PDRB adalah menghitung PDRB tingkat propinsi
atau tingkat kabupaten dengan cara mengalokir angka PDRB dari tingkat yang lebih tinggi ke
tingkat di bawahnya, dengan menggunakan alokator tertentu.
Alokator yang dapat dipergunakan dapat didasarkan atas :
1. Nilai produksi bruto dan netto.
2. Jumlah produksi/output.
3. Jumlah tenaga kerja.
4. Penduduk.
5. Alokator lain yang dianggap cocok untuk masing-masing daerah.
Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator tersebut dapat
diperhitungkan persentase bagian masing-masing daerah yang mendapat alokasi terhadap nilai
tambah setiap sektor atau subsektor.
Metode alokasi dipakai jika dari ketiga metode sebelumnya sudah tidak mungkin lagi
diterapkan. Suatu contoh bila suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor
cabang. Kantor pusat berlokasi di daerah lain, sedangkan kantor cabang ini tidak dapat
mengetahui nilai tambah yang diperolehnya, oleh karena perhitungan neraca rugi/laba dilakukan
oleh kantor pusat. Untuk mengatasi hal semacam itu, penghitungan nilai tambahnya terpaksa
dilakukan dengan alokasi menggunakan indikator-indikator yang dapat menunjukkan peranan
suatu cabang terhadap kantor pusat.
Dari keempat metode di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pengeluaran/permintaan
akhir akan sama dengan produk akhir dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen.
Demikian juga nilai tambah produk barang dan jasa akan sama pula dengan jumlah
pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang terlibat. Selanjutnya produk
domestik regional bruto seperti yang dimaksudkan diatas disebut Produk Domestik Regional
Bruto Atas dasar harga pasar.
Tabel 3.1 di bawah ini akan diperlihatkan metode yang dipakai dalam penghitungan PDRB
menurut sektor.
Tabel 3.1 Metode Pendekatan
Penghitungan PDRB Menurut Sektor
No. S e k t o r Metode Yang Dipakai
I.
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Pertanian
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Perkebunan
1.3. Peternakan
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan
Pertambangan / Penggalian
Industri Pengolahan
3.1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau.
3.2. Industri Tekstil, Barang dari Kayu.
3.3. Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan.
3.4. Industri Kertas dan Barang Cetakan.
3.5. Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet.
3.6. Industri Semen dan Barang Galian Bukan Logam.
3.7. Industri Logam Dasar Besi dan Baja.
3.8. Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya.
3.9. Industri Barang Lainnya.
Listrik dan Air Bersih
4.1. Listrik
4.2. Air Bersih
Bangunan / Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
6.1. Perdagangan Besar & Eceran
6.2. Hotel
6.3. Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
7.1. Pengangkutan
7.2. Komunikasi
Keuangan, Sewa Bangunan, Jasa Perusahaan
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa
9.1. Adm. Pemerintah & Pertahanan
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan & Rekreasi
9.4. Jasa Perorangan & rumah Tangga
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Pendapatan
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendapatan Produksi
Pendapatan Produksi
Pendekatan Pendapatan
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi
BAB IV
ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL
KABUPATEN TEMANGGUNG
Penghitungan dan penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten
Temanggung disajikan secara series sehingga diharapkan mampu memberikan gambaran kinerja
ekonomi secara makro dari waktu ke waktu. Berdasarkan kondisi tersebut selanjutnya akan
dijadikan sebagai bahan acuan oleh pengguna data untuk membuat alat monitoring, evaluasi, kajian,
perencanaan serta keputusan yang lebih bermanfaat dan tepat sasaran.
4.1 Pertumbuhan PDRB Tahun 2013
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah perbandingan pencapaian kinerja perekonomian
suatu daerah pada periode waktu tertentu terhadap periode waktu sebelumnya. Untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dapat diketahui dari besaran
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun baik menurut harga berlaku
maupun menurut harga konstan.
Di bawah ini akan diperlihatkan besarnya PDRB dan laju pertumbuhan Kabupaten Temanggung
baik Atas dasar harga berlaku maupun Atas dasar harga konstan dari tahun 2009 sampai dengan
tahun 2013.
Tabel 4.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Kabupaten Temanggung
Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013
Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Nilai (Juta Rp) Pertumbuhan % Nilai (Juta Rp) Pertumbuhan %
(1) (2) (3) (4) (5)
2009
2010
2011
2012
2013
4.502.652,25
5.069.020,30
5.603.983,71
6.198.351,81
6.915.876,33
9,13
12,58
10,55
10,61
11,58
2.309.841,53
2.409.386,40
2.521.439,02
2.648.488,46
2.781.320,87
4,09
4,31
4,65
5,04
5,02
Pada tahun 2013 besaran PDRB menurut harga berlaku di Kabupaten Temanggung secara agregat
sebesar 6.915.876,33 juta rupiah, menempati peringkat ke-28 dari 35 kabupaten/kota yang ada di
Propinsi Jawa Tengah. Dengan angka sebesar itu menunjukkan adanya peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 6.198.351,81 juta rupiah, sehingga terjadi
pertumbuhan sebesar 11,58 persen. Pertumbuhan PDRB Adhb sebesar 11,58 persen tersebut
sebenarnya belum mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya karena masih terpengaruh
adanya faktor kenaikan harga (inflasi).
Pertumbuhan ekonomi yang lebih mendekati keadaan riil atau telah menghilangkan pengaruh inflasi
diperoleh dari pertumbuhan PDRB Atas dasar harga konstan tahun 2000. Berdasarkan PDRB Atas
dasar harga konstan, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Temanggung untuk tahun 2013 sebesar
5,02 persen, lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang
tumbuh sebesar 5,04 persen.
Dari Tabel di atas tampak bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan tertinggi
menurut harga berlaku adalah tahun 2010 yang mencapai 12,58 persen, sedangkan pertumbuhan
terendah 9,13 persen terjadi pada tahun 2009. Sedangkan untuk PDRB Atas dasar harga konstan
tampak bahwa pertumbuhan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 terus mengalami kenaikan,
hanya pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung turun 0,02 persen dari tahun
sebelumnya.
Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Temanggung, Jawa Tengah dan Nasional
Tahun 2009 – 2013
Tahun Pertumbuhan Ekonomi (persen)
Temanggung Jawa Tengah Nasional
(1) (2) (3)
2009
2010
2011
2012
2013
4,09
4,31
4,65
5,04
5,02
5,14
5,84
6,01
6,34
5,81
4,58
6,10
6,46
6,23
5,78
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung pada tahun 2013 lebih rendah bila dibandingkan
dengan laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Tengah yang sebesar 5,81 persen. Demikian juga bila
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,78 persen pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Temangung masih lebih rendah. Hal ini terjadi karena perekonomian
Kabupaten Temanggung adalah perekonomian agraris. Sehingga jika kontribusi produksi
pertanian turun secara signifikan maka dimungkinkan pertumbuhan ekonominya juga akan
mempunyai kecenderungan untuk turun. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung, Propinsi
Jawa Tengah dan Nasional tahun 2009 – 2013 dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.3 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor di Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013 (persen)
Sektor Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan RM
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persw. dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
6,14
0,38
2,03
4,35
2,91
3,72
4,26
3,66
3,81
3,66
-5,76
3,78
8,86
2,80
3,74
6,20
4,10
7,29
0,70
-6,58
6,28
5,76
5,31
4,74
9,72
7,37
8,18
5,11
-9,44
4,36
9,14
8,21
4,50
4,92
5,75
5,61
2,48
2,09
6,36
7,42
5,23
7,03
5,61
9,75
4,41
PDRB 4,09 4,31 4,65 5,04 5,02
Pada tabel 4.3 di atas diperlihatkan laju pertumbuhan seluruh sektor ekonomi Atas dasar harga
konstan tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Pada tahun 2013 semua sektor tumbuh positif. Dari
sembilan sektor yang mengalami pertumbuhan positif, ada enam sektor yang mengalami
pertumbuhan diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung yang sebesar 5,02
Persen. Keenam sektor tersebut adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang
mencapai 9,75 persen, sektor Listrik dan Air Bersih sebesar 7,42 persen, sektor Perdagangan, Hotel
dan Rumah Makan sebesar 7,03 persen, Industri pengolahan sebesar 6,36 persen, sektor
Pengangkutan dan Komunikasi 5,61 persen dan sektor Bangunan sebesar 5,23 persen. Untuk tiga
sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan di bawah rata- rata pertumbuhan kabupaten adalah
sektor Jasa-jasa sebesar 4,41 persen, sektor Pertanian 2,48 persen dan sektor Pertambangan dan
Penggalian sebesar 2,09 persen.
Sektor Pertanian pada tahun 2013 tumbuh sebesar 2,48 persen lebih rendah daripada tahun 2012
yang tumbuh sebesar 5,11 persen. Turunnya pertumbuhan sektor Pertanian ini mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung, karena sektor ini memberikan kontribusi terbesar
sebanyak 32,03 persen. Di tahun 2013 semua sub sektor dalam sektor Pertanian mengalami
pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sub sektor Peternakan dan hasil-hasilnya
yang tumbuh sebesar 5,17 persen sedangkan pertumbuhan terendah dialami oleh sub sektor
Kehutanan yang hanya tumbuh sebesar 0,28 persen. Pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah sub
sektor Tanaman Perkebunan yang tumbuh sebesar 4,59 persen disusul kemudian sub sektor
Tanaman Bahan Makanan dan Perikanan masing-masing tumbuh sebesar 1,46 persen dan 1,13
persen.
Sektor Pertambangan dan Penggalian mampu tumbuh sebesar 2,09 persen selama tahun 2013 dan
meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan minus 9,44
persen.
Grafik 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung
Tahun 2009-2013
4.2 Distribusi PDRB/Struktur Ekonomi
9,13
12,58 10,55
10,61
11,58
4,09 4,31 4,65 5,04
5,02
0
2
4
6
8
10
12
14
2009 2010 2011 2012 2013
ADHB ADHK
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan struktur perekonomian
suatu daerah adalah distribusi sektoral terhadap PDRB secara keseluruhan. Distribusi sektoral ini
juga menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian.
Sektor yang dominan atau diandalkan mempunyai nilai yang paling besar dalam struktur tersebut,
dan dapat menjadikan ciri khas perekonomian di suatu daerah.
Angka agregat PDRB terbentuk dari berbagai kegiatan sektor ekonomi, mengikuti perjalanan
waktu dan adanya perubahan faktor internal maupun eksternal. Perubahan teknologi,
keberadaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, perubahan orientasi kebijakan
pemerintah maupun perubahan ekonomi nasional dan internasional akan sangat berpengaruh
terhadap kinerja tiap sektor ekonomi. Akibatnya, perkembangan output tiap sektor akan
berbeda satu dengan yang lainnya sehingga distribusi sektor ekonomi dalam komposisi PDRB
juga mengalami pergeseran atau perubahan.
Dalam periode waktu lima tahun terakhir, sektor Pertanian dan sektor Industri
Pengolahan masih merupakan sektor andalan bagi perekonomian Kabupaten Temanggung, karena
keduanya memberikan kontribusi terbesar dalam penyusunan PDRB. Hal ini dapat dilihat pada
persentase distribusi PDRB menurut sektor baik menurut harga berlaku maupun harga konstan,
dimana sektor Pertanian menyumbang di atas 30 persen dari nilai total PDRB dan sektor
Industri Pengolahan memberikan konstribusi lebih dari 17 persen. Tabel Struktur Ekonomi
Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 – 2013 (persen) dapat dilihat pada
tabel 4.4.
Pada tahun 2013, sumbangan terbesar untuk PDRB atas dasar harga berlaku adalah
dari sektor Pertanian sebesar 32,03 persen. Sehingga jika produksi Pertanian mengalami
kenaikan secara signifikan maka dimungkinkan besaran PDRB juga akan mengalami kenaikan
demikian juga apabila produksi sektor Pertanian mengalami penurunan maka besaran PDRB
mempunyai kecenderungan untuk turun. Di tahun 2013 peranan sektor Pertanian yang sebesar 32,03
persen mengalami penurunan jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya karena di tahun
2011 sektor Pertanian memberikan kontribusi sebesar 33,11 persen dan di tahun 2012 sebesar 32,75
persen. Perhatian yang besar pada sektor Pertanian ini sangat diperlukan demi kesejahteraan
dan kemakmuran, serta terjaminnya ketersediaan pangan bagi masyarakat Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.4 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2009 - 2013 (persen)
Sektor Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan,Persewaan dan Jasa Perush.
9. Jasa-Jasa
31,86
1,16
18,45
1,04
5,77
16,74
5,48
4,16
15,34
33,11
1,05
17,68
1,05
5,60
16,64
5,23
4,11
15,53
32,75
0,96
17,26
1,05
5,52
16,63
5,28
4,23
16,32
32,57
0,86
17,61
1,06
5,60
16,63
5,16
4,19
16,32
32,03
0,85
17,80
1,09
5,61
16,78
5,20
4,38
16,26
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kontribusi terbesar kedua diberikan oleh sektor Industri Pengolahan 17,80 persen dan diikuti
oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan dengan memberikan andil sebesar 16,78
persen. Sedangkan sumbangan terkecil adalah dari sektor Pertambangan dan Penggalian yakni
sebesar 0,85 persen.
Dari tabel 4.4 struktur ekonomi Kabupaten Temanggung di atas terlihat bahwa ke sembilan sektor
selama lima tahun terakhir memperlihatkan peranannya dari waktu ke waktu terhadap total
PDRB. Namun selama dua tahun terakhir kontribusi sektor Pertanian, sektor Pertambangan dan
Penggalian serta sektor Jasa-Jasa memiliki kecenderungan menurun sedangkan kontribusi sektor
Industri Pengolahan, sektor Listrik dan Air Bersih, sektor Bangunan, sektor Perdagangan, Hotel dan
Rumah Makan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan cenderung meningkat walaupun dengan peningkatan yang relatif kecil.
Secara keseluruhan dalam lima tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi yang berarti,
masing-masing sektor masih dalam posisi yang sama.
Grafik 4.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013
Menurut harga konstan, andil terbesar pada PDRB tahun 2013 adalah sektor Pertanian sebesar
29,13 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang memberikan sumbangan
sebesar 29,85 persen. Andil terbesar kedua adalah sektor Industri Pengolahan yang memberikan
sumbangan sebesar 20,21 persen lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2012 yang besarnya 19,96
persen. Berikutnya adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan yang memberikan
sumbangan sebesar 17,34 persen mengalami peningkatan 0,33 persen jika dibandingkan dengan
tahun 2012 yang memberikan andil sebesar 17,01 persen. Sedangkan andil terkecil diberikan oleh
sektor Pertambangan dan Penggalian yang hanya memberikan sumbangan sebesar 0,69 persen.
Struktur ekonomi Kabupaten Temanggung Atas dasar harga konstan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.5 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2009 - 2013 (persen)
Sektor Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
Pertanian; 32,03 %
Pertambangan & Penggalian; 0,85 %
Industri Pengolahan;
17,80 %
Listrik & Air Bersih; 1,09 %
Bangunan; 5,61 %
Perdagangan, Hotel & RM; 16,78 %
Pengangkutan & Komunikasi;
5,20 %
Keuangan, Persw & Js Perush.; 4,38 %
Jasa-jasa; 16,26%
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan,Persewaan dan Jasa Perush.
9. Jasa-jasa
31,19
0,98
19,88
0,91
5,32
17,18
5,61
3,94
14,99
31,00
0,89
19,78
0,95
5,24
17,08
5,71
3,94
15,41
29,83
0,79
20,09
0,96
5,27
17,10
5,98
4,04
15,94
29,85
0,68
19,96
1,00
5,43
17,01
5,98
4,06
16,03
29,13
0,66
20,21
1,03
5,44
17,34
6,01
4,25
15,93
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bila kesembilan sektor tersebut dibagi menurut kelompok sektor primer, sekunder dan tersier,
dengan rincian sebagai berikut :
1. Kelompok Primer : - Sektor Pertanian
- Sektor Pertambangan dan Penggalian
2. Kelompok Sekunder : - Sektor Industri Pengolahan
- Sektor Listrik dan Air Bersih,
- Sektor Bangunan
3. Kelompok Tersier : - Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan
- Sektor Pengankutan dan Komunikasi
- Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
- Sektor Jasa-jasa
maka tabel di bawah ini memperlihatkan distribusi persentase menurut kelompok sektor PDRB :
Tabel 4.6 Distribusi Persentase Kelompok Sektor PDRB
Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Sektor Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku
1. Kelompok Primer
2. Kelompok Sekunder
3. Kelompok Tersier
PDRB
II. Atas Dasar Harga Konstan
1. Kelompok Primer
2. Kelompok Sekunder
3. Kelompok Tersier
PDRB
33,02
25,26
41,72
100,00
32,17
26,11
41,72
100,00
34,16
24,33
41,51
100,00
31,89
25,97
42,14
100,00
33,71
23,83
42,46
100,00
30,62
26,32
43,06
100,00
33,43
24,27
42,30
100,00
30,53
26,39
43,08
100,00
32,88
24,50
42,62
100,00
29,79
26,68
43,53
100,00
Dari ketiga kelompok sektor pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa jika dibandingkan antara
tahun 2013 terhadap tahun 2012 baik menurut harga berlaku maupun harga konstan tidak terjadi
pergeseran kontribusi yang berarti. Berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan pada
kelompok primer terjadi penurunan kontribusi. Untuk harga berlaku kontribusi kelompok ini turun
sebesar 0,56 persen, dan untuk harga konstan turun sebesar 0,74 persen. Sedangkan kelompok
tersier dan kelompok sekunder kontribusinya mengalami peningkatan. Berdasarkan harga berlaku
kelompok sekunder meningkat sebesar 0,23 persen dan kelompok tersier meningkat sebesar 0,32
persen. Sedangkan berdasarkan harga konstan kelompok sekunder meningkat sebesar 0,29 persen
dan kelompok tersier meningkat sebesar 0,45 persen.
4.3 PDRB Perkapita
Meskipun belum dapat mencerminkan tingkat pemerataan, PDRB perkapita dapat dijadikan
salah satu tolok ukur guna melihat keberhasilan pembangunan perekonomian khususnya tingkat
kemakmuran penduduk pada suatu wilayah secara makro. PDRB perkapita menggambarkan
rata-rata besarnya output barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap penduduk pada suatu
daerah selama satu tahun. Semakin besar PDRB perkapita suatu daerah dapat menggambarkan
semakin tingginya tingkat kemakmuran penduduk daerah tersebut. Perkembangan PDRB per
kapita Kabupaten Temanggung dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.7 PDRB per Kapita Kabupaten Temanggung dan Pertumbuhannya
Tahun 2009 – 2013
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas dasar Harga Konstan
Nilai (Rp) Pertumbuhan (%) Nilai (Rp) Pertumbuhan (%)
(1) (2) (4) (3) (5)
2009
2010
2011
2012
2013
6.333.191,62
7.064.501,89
7.738.502,63
8.482.526,56
9.381.988,23
8,12
11,55
9,54
9,61
10,60
3.248.900,47
3.357.870,71
3.481.837,83
3.624.491,54
3.773.103,86
3,13
3,35
3,69
4,10
4,10
Menurut harga berlaku kenaikan harga dan output dari berbagai barang dan jasa dari beberapa sektor
ekonomi telah meningkatkan PDRB perkapita. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku selama ini
selalu menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 PDRB perkapita
Kabupaten Temanggung tercatat sebesar 9.381.988,23 rupiah. Angka ini mengalami pertumbuhan
sebesar 10,60 persen dibandingkan PDRB perkapita tahun 2012 yang sebesar 8.482.526,56 rupiah
dan menempati peringkat ke-24 dari 35 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Jawa Tengah.
Sedangkan menurut harga konstan, besarnya PDRB perkapita tahun 2013 tumbuh sebesar 4,10
persen sehingga mencapai 3.773.103,86 rupiah meningkat dari tahun 2012 yang tercatat sebesar
3.624.491,54 rupiah.
Jika memperhatikan tabel dan grafik perkembangan PDRB perkapita dapat diketahui bahwa nilai
PDRB perkapita selalu naik yang menandakan bahwa kemakmuran penduduk Kabupaten
Temanggung semakin meningkat. Namun demikian data tersebut belum dapat menggambarkan
keadaan yang sebenarnya, karena produk barang dan jasa yang dihasilkan di Kabupaten
Temanggung tidak hanya dimiliki/dinikmati oleh warga Temanggung saja, akan tetapi ada juga yang
dimiliki/dinikmati oleh penduduk dari luar Kabupaten Temanggung yang melakukan investasi di
Kabupaten Temanggung.
Grafik 4.3 PDRB Perkapita Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013
4.4 Indeks Perkembangan
PDRB Kabupaten Temanggung pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai 6.915.876,33
juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 2.781.320,87 juta rupiah. Nilai indeks
perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 415,92 persen dan atas dasar
harga konstan tercatat 167,27 persen. Nilai Indeks Perkembangan menggambarkan perkembangan
secara agregat PDRB tahun berjalan terhadap tahun dasar 2000.
Hal ini berarti selama kurun waktu tiga belas tahun terakhir nilai PDRB atas dasar harga berlaku
secara agregat telah meningkat sebesar 415,92 persen atau meningkat 4,15 kali lipat PDRB atas
dasar harga berlaku tahun 2000. Demikian juga nilai PDRB atas dasar harga konstan selama kurun
waktu tiga belas tahun terakhir telah meningkat 167,27 persen atau meningkat 1,67 kali lipat nilai
PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000. Untuk diketahui bahwa PDRB tahun 2000 baik Atas
dasar harga berlaku maupun Atas dasar harga konstan sebesar 1.662.794,54 juta rupiah.
3.248.900 3.357.871 3.481.838 3.624.492 3.773.104
6.333.192
7.064.502 7.738.503
8.482.527
9.381.988
2009 2010 2011 2012 2013
ADHK
ADHB
Tabel 4.8 Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013
Tahun
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Jumlah
(Juta Rupiah)
Perkembangan
(Persen)
Jumlah
(Juta Rupiah)
Perkembangan
(Persen)
(1) (2) (3) (4) (5)
2009
2010
2011
2012
2013
4.502.652,25
5.069.020,30
5.603.983,71
6.198.351,81
6.915.876,33
270,79
304,85
337,02
372,77
415,92
2.309.841,53
2.409.386,40
2.521.439,02
2.648.488,46
2.781.320,87
138,91
144,90
151,64
159,28
167,27
4.5 Indeks Berantai
Angka-angka PDRB juga dapat menunjukkan perkembangan per tahun baik secara agregat
maupun per sektor yaitu dengan membuat tabel turunan yang berupa tabel indeks berantai
baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. Secara umum nilai indeks
berantai diperoleh dari perbandingan nilai PDRB tahun berjalan dengan PDRB tahun
sebelumnya. Bila nilai indeks berantai ini dikurangi 100 akan diperoleh juga laju pertumbuhan.
Indeks berantai menurut harga berlaku diperoleh dengan cara membagi NTB Adhb tahun (t)
dengan NTB adhb tahun (t-1) dikalikan 100. Nilai indeks berantai menurut harga berlaku ini
menggambarkan besarnya perkembangan agregat atau sektoral yang dikarenakan oleh adanya
perkembangan harga dan produksi. Sedangkan Indeks berantai berdasarkan harga konstan
diperoleh dengan cara membagi NTB Adhk tahun (t) dengan NTB adhk tahun (t-1) dikalikan
100. Pergerakan indeks ini mencerminkan perkembangan nilai riil produksi masing-masing
sektor, dengan demikian indeks berantai adalah juga merupakan laju pertumbuhan PDRB
apabila indeks tersebut dikurangi 100.
Dari hasil pengolahan PDRB tahun 2013 indeks berantai yang terjadi di Kabupaten
Temanggung adalah sebesar 111,58 persen Adhb dan 105,02 persen Adhk. Indeks berantai
tertinggi Atas dasar harga berlaku menurut sektoral dicapai oleh sektor Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan yakni sebesar 116,91 persen dan terkecil adalah sektor Pertanian sebesar 109,69
persen. Sedangkan menurut harga konstan indeks berantai terkecil adalah sektor Pertambangan
dan Penggalian sebesar 102,09 persen dan tertinggi adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan yakni sebesar 109,75 persen.
Grafik 4.4 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013
4.6 Inflasi
Kondisi perekonomian makro suatu daerah dapat bergerak secara dinamis atau stagnan. Kondisi
tersebut dapat terlihat secara umum dari besaran inflasinya, hal ini sangat berpengaruh
terhadap perekonomian makro. Jika terjadi inflasi tinggi akan berpengaruh terhadap daya beli
konsumen, yakni turunnya tingkat daya beli masyarakat, sebaliknya jika tidak ada inflasi
bahkan terjadi deflasi, hal ini juga tidak menguntungkan bagi para pelaku ekonomi dan bila
terjadi deflasi terus menerus akan menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi dan bahkan bisa
menimbulkan resesi ekonomi.
Inflasi dapat dihitung dengan menggunakan dua metode, pertama metode Indeks Harga
Konsumen (IHK) dengan menggunakan sampel lebih kurang 322 komoditi, yang dihitung baik
setiap bulan maupun setiap tahun, seperti yang telah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik
Kabupaten Temanggung. Kedua, inflasi dihitung dengan memakai indek implisit PDRB.
104,09 104,31 104,65 105,04
105,02
109,13
112,58
110,55 110,61
111,58
98
100
102
104
106
108
110
112
114
2009 2010 2011 2012 2013
ADHK ADHB
Dari kedua metode tersebut hasilnya tidak akan sama, sebab komoditi yang diamati jumlahnya
berbeda serta metodologinya pun berlainan. Untuk penghitungan inflasi dengan metode implisit
dari PDRB dilakukan dengan rumus membagi indeks implisit tahun t dengan indeks implisit
tahun t-1 dikurangi satu dikalikan seratus persen.
Grafik 4.5 Inflasi PDRB Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013
Dari hasil pengolahan indeks implisit PDRB, selama kurun waktu lima tahun terakhir
perekonomian Kabupaten Temanggung terus mengalami inflasi dengan pergerakan yang cukup
berfluktuasi pada kisaran 4,85 persen sampai 7,93 persen. Seperti terlihat pada grafik 4.5 diatas.
Pada tahun 2009 inflasi tahunan tercatat sebesar 4,85 persen, kemudian naik menjadi 7,93
persen pada tahun 2010 kemudian turun menjadi 5,64 persen pada tahun 2011. Demikian juga
inflasi tahunan pada tahun 2013 yang sebesar 6,25 persen, lebih tinggi dibanding inflasi tahun
2012 yang sebesar 5,3 persen. Adanya inflasi yang besarannya masih satu digit selama kurun
waktu tersebut menandakan perekonomian Kabupaten Temanggung bergerak secara dinamis
dan memberikan ekspektasi yang mengembirakan bagi pelaku ekonomi, namun tidak
memberatkan bagi para konsumen
4,85
7,93
5,64 5,3
6,25
0
2
4
6
8
10
2009 2010 2011 2012 2013
Inflasi (%)
4.7 Perkembangan PDRB Sektoral
4.7.1 Sektor Pertanian
Sampai saat ini sektor pertanian masih merupakan faktor yang dominan dalam memberikan
sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Temanggung, terbukti dari cerminan persentase
distribusi pertanian yang paling besar. Sektor pertanian yang terdiri dari beberapa sub sektor,
yakni sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya,
kehutanan dan sub sektor perikanan. Pada tahun 2013 besarnya sumbangan sektor pertanian dalam
PDRB sebesar 32,03 persen Adhb dan 29,13 persen Adhk. Pertumbuhan sektor pertanian pada
tahun 2013 sebesar 9,69 persen Adhb dan 2,48 persen Adhk.
4.7.1.1 Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan
Data produksi padi, palawija, buah dan sayur diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Temanggung, sedangkan data harga bersumber pada data harga yang
dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tabel 4.9 berikut ini menyajikan produksi beberapa
komoditi yang mempunyai nilai produksi terbesar.
Tabel 4.9 Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Temanggung
Tahun 2009-2013 (Ton)
Jenis Tanaman 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Padi 137.027 176.389 161.086 159.689 150.288
2. Jagung 136.057 154.642 111.080 139.395 111.327
3. Ketela Pohon 95.371 96.470 85.164 56.521 61.554
4. Ketela Rambat 7.075 4.667 5.639 1.784 3.586
5. Kacang Tanah 1.560 1.749 1.401 936 699
Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku diperoleh dengan pendekatan produksi yaitu
dengan cara mengalikan kuantum produksi dari setiap jenis komoditi dengan harga masing-
masing komoditi, kemudian hasilnya dikurangi dengan nilai biaya antara atas dasar harga berlaku.
Rasio biaya antara diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang telah di update.
Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan
produksi pada tahun yang dihitung dengan harga pada tahun 2000. Kemudian dikurangi dengan
biaya antara atas dasar harga konstan 2000. Tabel 4.10 memperlihatkan nilai produksi padi dan
beberapa jenis palawija atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Output Padi dan Palawija Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Jenis Tanaman 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ADHB
1. Padi 458.696,20 530.998,98 510.149,79 586.682,61 619.097,16
2. Jagung 258.242,47 331.753,40 273.881,07 385.730,70 423.988,67
3. Ketela Pohon 78.764,04 76.043,43 70.127,23 72.843,68 82.365,60
4. Ketela Rambat 6.907,45 4.732,00 7.048,75 2.942,78 6.411,39
5. Kacang Tanah 19.458,90 16.492,00 16.531,80 13.572,03 13.110,21
ADHK
1. Padi 233.583,75 234.928,35 217.466,10 215.580,29 212.923,35
2. Jagung 115.922,18 146.212,77 107.703,17 135.157,10 134.050,11
3. Ketela Pohon 31.435,62 28.471,80 25.549,20 16.956,30 18.916,50
4. Ketela Rambat 3.271,95 2.129,40 2.537,55 802,58 1.614,06
5. Kacang Tanah 15.048,22 12.082,56 9.750,96 6.511,78 6.260,52
Sub sektor tanaman bahan makanan memberikan andil sebesar 21,62 persen Adhb dan 19,43
persen Adhk. Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2013 mengalami penurunan
jika dibanding dengan tahun 2012 baik Adhb maupun Adhk. Jika pada tahun 2012 sub sektor ini
mengalami pertumbuhan 4,93 persen, pada tahun 2013 sub sektor ini mengalami pertumbuhan
sebesar 1,46 persen Adhk. Menurut harga berlaku pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar
9,16 persen, sedangkan pada tahun 2012 pertumbuhannya sebesar 10,32 persen.
4.7.1.2 Sub Sektor Tanaman Perkebunan
Sub sektor Tanaman Perkebunan meliputi perkebunan rakyat dan perkebunan besar yang
diusahakan perusahaan berbadan hukum. Data produksi tanaman perkebunanan diperoleh dari
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung. Adapun data harga
produsen diperoleh dari survei harga yang dilaksanakan oleh BPS. Produksi beberapa jenis
tanaman perkebunan rakyat dapat dilihat pada tabel 4.11 .Nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi. Rasio biaya antara menggunakan rasio Tabel
I-O Jawa Tengah tahun 2000. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara
revaluasi.
Produksi dan Output beberapa jenis tanaman perkebunan rakyat atas dasar harga berlaku disajikan
dalam Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 di bawah ini :
Tabel 4.11 Produksi Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat
Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 (Ton)
Jenis Tanaman 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tembakau 6.786,64 6.373,99 9.126,38 9.978,50 7.146,12
2. Randu 4,46 3,60 1.94 4,83 1,70
3. Kelapa (000 bt) 4.593,00 5.030,00 1.046,53 1.150,85 1.193,23
4. Kopi 6.417,34 5.434,71 3.045,54 3.396,64 8.415,9
5. Cengkeh 156,27 163,11 67,38 74,21 167.14
6. Panili 28,07 28,28 11,93 13,68 6,39
7. Lada 9,84 7,87 8,33 9,14 8,54
8. Aren 1.037,28 1.044,04 730,63 922,06 877,62
9. Kayu Manis 13,24 28,39 14,73 23,30 21,42
10. Jahe 25,03 256,45 129,62 374,94 722,62
11. Kemukus 52,00 50,56 41,48 34,51 35,82
12. Kapulogo 273,44 274,24 256,89 167,80 49,11
13. Kakao 55,86 61,44 73,47 181,14 46,12
Tabel 4.12 Output Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat
Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
Jenis Tanaman 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tembakau 190.568,85 205.497,76 294.234,49 315.444,48 367.318,35
2. Randu 59,72 61,80 29,97 87,06 32,39
3. Kelapa 9.571,81 13.103,15 2.726,20 2.997,96 3.751,17
4. Kopi 89.997,89 81.126,92 59.387,97 67.117,52 83.833,25
5. Cengkeh 5.480,35 6.369,23 2.632,87 2.706,51 3.710,65
6. Panili 1.533,52 1.586,20 675,83 774,97 388,32
7. Lada 304,06 263,68 274,56 348,33 265,32
8. Aren 8.012,99 9.140,22 6.396,67 6.759,39 7.819,16
9. Kayu Manis 54,55 129,78 68,27 114,00 109,21
10. Jahe 116,01 131,84 852,23 2.465,18 4.116,91
11. Kemukus 1.124,76 1.050,60 854,49 710,91 725,01
12. Kapulogo 9.012,58 8.466,60 7.937,90 5.185,02 1.944,02
13. Kakao 805,50 942,45 1.135,11 3.265,05 2.986,97
Sub sektor tanaman perkebunan memberikan andil sebesar 4,21 persen Adhb dan 4,02 persen Adhk.
Pertumbuhan sub sektor tanaman perkebunan tahun 2013 menurut harga konstan lebih rendah bila
dibanding tahun 2012. Jika pada tahun 2012 sub sektor ini mengalami pertumbuhan 6,24 persen, di
tahun 2013 sub sektor ini pertumbuhannya sebesar 4,59 persen. Pertumbuhan menurut harga berlaku
pada tahun 2013 sebesar 10,98 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang
pertumbuhannya sebesar 10,97 persen.
4.7.1.3 Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya
Data ternak, produksi susu dan telur diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Temanggung, sedangkan data harga ternak diperoleh dari BPS. Nilai tambah atas dasar harga
berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara mengalikan nilai produksi dengan
rasio nilai tambah berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update.
Sub sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya memberikan andil sebesar 5,13 persen Adhb dan 4,92
persen Adhk. Pertumbuhan sub sektor ini berdasarkan Adhb mengalami kenaikan dibanding tahun
2012. Jika pada tahun 2012 sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 9,61 persen maka pada
tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 10,57 persen. Sedangkan menurut Adhk
pertumbuhannya mengalami penurunan dari 6,23 persen pada tahun 2012 menjadi 5,17 persen di
tahun 2013.
Tabel 4.13 dan 4.14 menyajikan data output atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan
2000.
Tabel 4.13 Output Peternakan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Kuda 11,00 0,00 0,00 60,00 571,05
2. Sapi 45.058,00 25.732,00 63.720,00 56.116,50 71.786,40
3. Kerbau 204,00 156,25 7.912,00 315,40 592,85
4. Kambing/Domba 36.501,50 16.416,00 17.815,20 35.346,78 46.667,70
5. Babi 0,00 4,50 14,80 5,55 13,00
6. Ayam 168.973,31 235.266,78 257.956,34 276.702,41 293.594,40
7. Itik 1.128,92 422,48 471,11 469,85 677,68
8. Telur 70.092,21 86.999,15 76.340,63 96.856,04 109.852,54
9. Susu 1.090,57 1.831,23 3.948,22 5.111,79 5.163,82
Tabel 4.14 Output Peternakan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Kuda 4,44 0,00 0,00 11,10 104,34
2. Sapi 16.810,10 8.914,30 19.315,13 16.494,85 20.724,05
3. Kerbau 69,70 51,25 2.027,45 77,90 145,55
4. Kambing/Domba 18.250,75 7.660,80 7.794,15 15.273,30 18.148,55
5. Babi 0,00 1,29 3.44 1,29 2,80
6. Ayam 80.526,34 102.509,10 112.395,26 112.525,65 111.932,87
7. Itik 318,92 113,67 141,96 137,91 191,44
8. Telur 36.059,49 42.975,03 36.490,38 45.147,01 46.435,20
9. Susu 369,12 601,30 1.240,87 1.606,56 1.622,91
4.1.7.4 Sub Sektor Kehutanan
Data produksi dan harga sub sektor ini diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Temanggung dan dari Perum Perhutani KPH Kedu Utara. Nilai tambah bruto dihitung
dengan menggunakan rasio yang diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update.
Beberapa produksi kehutanan tahun 2009- 2013 dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Produksi Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Rincian Sat 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Kayu Jati Pertukangan M3 2.909,79 749,57 0,00 6,80 0,45
2. Kayu Mahoni Pertukangan M3 8.846,36 390,39 3.992,67 2.359,60 2.626,28
3. Kayu Rimba Pertukangan M3 82.739,53 3.309,48 6.146,97 3.160,12 193,47
4. Kayu Bakar SM 11,80 0,00 0,00 127,50 0,00
5. Getah Pinus Ton 313,32 305,67 320,75 339,90 355,50
6. Telur Sutera Alam Box 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Output sub sektor kehutanan dihitung dengan mengalikan produksi dan harga setiap komoditi.
Output atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 diperlihatkan dalam Tabel 4.16 dan
Tabel 4.17.
Tabel 4.16 Output Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Kayu Jati Pertukangan 7.779,02 1.763,78 0,00 17,44 1,23
2. Kayu Mahoni Pertukangan 8.715,05 338,67 2.604,27 2.042,21 2.553,04
3. Kayu Rimba Pertukangan 41.850,10 1.031,23 1.374,72 1.143,02 67,95
4. Kayu Bakar 0,85 0,00 0,00 1.731,36 0,00
5. Getah Pinus 452,12 897,24 1.029,75 1.452,47 1.528,88
6. Telur Sutera Alam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tabel 4.17 Output Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Kayu Jati Pertukangan 3.204,24 876,72 0,00 5,75 0,39
2. Kayu Mahoni Pertukangan 3.930,74 197,90 2.051,12 1.049,64 1.268,75
3. Kayu Rimba Pertukangan 12.728,06 194,85 393,80 225,82 12,15
4. Kayu Bakar 0,13 0,00 0,00 1,26 0,00
5. Getah Pinus 206,79 184,46 211,70 224,34 234,63
6. Telur Sutera Alam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sub sektor Kehutanan memberikan andil sebesar 0,68 persen Adhb dan 0,40 persen Adhk.
Pertumbuhan sub sektor ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2012. Jika pada tahun 2012
sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 0,05 persen Adhb dan minus 8,24 persen Adhk,
pada tahun 2013 sub sektor ini pertumbuhannya sebesar 13,93 persen Adhb dan 0,28 persen Adhk.
4.1.7.5 Sub Sektor Perikanan
Data mengenai produksi diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung.
Perhitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah terhadap output,
rasio nilai tambah itu diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update.
Besarnya output dan NTB sub sektor Perikanan dapat dilihat pada Tabel 4.18 sampai dengan Tabel
4.21 berikut ini :
Tabel 4.18 Output Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Ikan Kolam 10.421,47 12.016,40 14.389,89 16.228,68 16.225,13
2. Ikan Mina Padi 10.635,78 11.454,16 13.737,79 14.092,41 16.196,90
3. Ikan Sungai 558,56 619,79 720,56 905,77 1.058,00
4. Ikan Waduk/Cekdam 80,12 89,06 110,62 142,92 164,65
Tabel 4.19 Output Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Ikan Kolam 5.174,23 5.706,76 6.191,94 6.914,03 6.831,06
2. Ikan Mina Padi 4.373,46 4.534,71 4.965,29 4.824,82 5.023,39
3. Ikan Sungai 271,33 288,19 312,32 367,37 385,72
4. Ikan Waduk/Cekdam 43,99 47,21 50,12 62,10 65,87
Tabel 4.20 NTB Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Ikan Kolam 8.306,95 9.578,27 11.470,18 12.935,88 12.933,06
2. Ikan Mina Padi 8.477,78 9.130,11 10.950,39 11.233,06 12.910.55
3. Ikan Sungai 445,23 494,03 574,36 721,99 843,33
4. Ikan Waduk/Cekdam 63,86 70,99 88,18 113,92 131,24
Tabel 4.21 NTB Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Ikan Kolam 4.124,38 4.548,85 4.935,59 5.511,17 5.445,04
2. Ikan Mina Padi 3.486,08 3.614,62 3.957,83 3.845,86 4.004,14
3. Ikan Sungai 216,27 229,71 248,94 292,83 307,47
4. Ikan Waduk/Cekdam 35,06 37,63 39,95 49,50 52,51
Sub sektor Perikanan memberikan andil sebesar 0,39 persen Adhb dan 0,36 persen Adhk.
Pertumbuhan sub sektor ini mengalami penurunan dibanding tahun 2012. Jika pada tahun 2012 sub
sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 8,33 persen Adhb dan 5,63 persen Adhk, di tahun 2013
sub sektor ini pertumbuhannya sebesar 7,25 persen Adhb dan 1,13 persen Adhk.
4.7.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Data produksi dan harga diperoleh dari laporan data penunjang pendapatan regional yang
dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan se Kabupaten Temanggung. Output diperoleh
dari perkalian antara produksi dengan harga masing-masing komoditi. Output Pertambangan dan
Penggalian Atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 disajikan pada tabel 4.22
Perkiraan output atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. Biaya antara masing-
masing komoditi diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output hasil
penyusunan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update.
Tabel 4.22 Output Penggalian Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ADHB
1. Tanah Liat 11.591,49 11.568,59 10.894,29 12.592,68 14.304,26
2. Batu 12.331,82 12.722,80 15.264,97 15.020,73 17.283,00
3. Kerikil 7.407,77 7.516,15 9.004,64 8.615,63 8.985,55
4. Pasir 21.121,88 20.690,14 21.114,28 21.065,18 23.642,31
5. Tanah Urug 9.606,49 10.498,94 7.540,78 7.540,78 6.745,78
ADHK
1. Tanah Liat 4.722,46 4.439,11 3.687,30 3.392,31 3.731,55
2. Batu 6.256,14 5.880,76 4.884,79 3.810,14 4.229,25
3. Kerikil 3.372,64 3.237,73 2.689,39 2.097,72 2.118,70
4. Pasir 8.046,90 7.161,75 5.948,83 4.640,08 5.104,09
5. Tanah Urug 4.545,13 4.672,35 6.510,29 7.540,78 6.745,78
Sektor Penggalian memberikan andil sebesar 0,85 persen Adhb dan 0,66 persen Adhk. Sektor ini
pertumbuhannya mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh negatif
dari minus 0,54 persen Adhb dan minus 9,44 pesen Adbk, tumbuh meningkat menjadi 9,92 persen
Adhb dan 2,09 persen Adhk.
4.7.3 Sektor Industri Pengolahan
Pengelompokan dari kegiatan industri dibuat berdasarkan jenis komoditi utama yang dihasilkan oleh
masing-masing perusahaan. Secara garis besarnya sektor Industri Pengolahan dikelompokkan
menjadi sembilan sub sektor.
Ruang lingkup dan metode penghitungan nilai tambah bruto industri pengolahan Atas dasar harga
berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu dengan mengalikan rata-rata output per
tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor Industri Pengolahan. Sedangkan nilai
tambah diperoleh dengan cara mengalikan persentase nilai tambah terhadap output berdasarkan
survei rutin dan khusus. Perhitungan Atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi. Khusus
sub sektor Industri Logam Dasar Besi dan Baja tidak ada penghitungannya karena di Kabupaten
Temanggung industri tersebut tidak ada.
Pada tahun 2013 sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Temanggung sebesar 17,80 persen Atas dasar harga berlaku, peranan sektor ini
meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 17,61 persen. Pada tahun 2013 sektor ini
mampu tumbuh sebesar 6,36 persen lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar
4,36 persen.
Grafik 4.6 Persentase Distribusi Sub Sektor Industri Pengolahan
Terhadap Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013
4.7.4 Sektor Listrik dan Air Bersih
4.7.4.1 Listrik
Makanan, Minuman &
Tembakau, 40,11%
Tekstil, Brg Kulit & Alas Kaki, 0,33%
Brg Kayu & Hasil Hutan Lainnya,
54,16%
Kertas & Brg Cetakan, 0,34%
Pupuk, Kimia & Brg dr Karet, 1,07%
Semen & Brg Galian Bukan Logam, 1,35%
Logam Dasar Besi & Baja, 0%
Alat Angkutan, Mesin &
Peralatannya, 0,45%
Barang Lainnya, 2,19%
Data produksi dan harga sub sektor Listrik diperoleh dari PT PLN Temanggung dan Parakan.
Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dan harga berlaku. Output Atas
dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan revaluasi. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
dan konstan 2000 menggunakan rasio Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang telah dilakukan up
date.
4.7.4.2 Air Minum
Data produksi dan harga sub sektor Air Minum diperoleh dari PDAM Kabupaten Temanggung.
Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dan harga berlaku. Perhitungan
nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan pendekatan revaluasi. Nilai tambah
bruto atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 menggunakan rasio Tabel I-O Jawa Tengah tahun
2000 yang telah di update.
Tabel 4.23 memperlihatkan kuantitas produksi dan tabel 4.24 memperlihatkan output atas dasar
harga berlaku dan konstan 2000.
Tabel 4.23 Produksi Listrik dan Air Minum Kabupaten Temanggung
Tahun 2009-2013
Rincian Sat 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Listrik Kwh 184.662.709 202.407.610 215.030.367 235.580.710 253.964.561
2. PDAM M3 10.516.828 10.748.198 10.880.101 11.423.018 11.808.859
Tabel 4.24 Output Listrik dan Air Minum (PDAM) Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ADHB
1. Listrik 97.381,92 104.387,98 118.391,97 131.654,48 169.270,76
2. PDAM 8.347,80 11.778,85 13.392,25 13.857,84 16.484,77
ADHK
1. Listrik 45.008,42 46.944,95 51.456,06 54.665,02 64.562,87
2. PDAM 5.026,74 5.268,93 5.384,85 5.450,93 5.916,24
Kontribusi sektor Listrik dan Air Minum terhadap PDRB Kabupaten Temanggung tahun 2013
mengalami sedikit peningkatan baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan.
Kontribusi sektor ini sebesar 1,09 persen Adhb dan 1,03 persen Adhk. Sedangkan untuk laju
pertumbuhannya pada tahun 2013 sebesar 7,42 persen mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
yang besarannya mencapai 9,14 persen Adhk. Namun bila dilihat menurut Adhb laju pertumbuhan
sektor ini meningkat dari 11,31 persen pada tahun 2012 menjadi 14,69 persen di tahun 2013.
4.7.5 Sektor Bangunan/Konstruksi
Nilai tambah bruto diperoleh dari perkalian suatu rasio dengan output tahun berjalan. Rasio tersebut
diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah atas dasar harga
konstan 2000 diperoleh dengan metode deflasi dan deflatornya adalah IHPB Bangunan. Output
bangunan atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 disajikan dalam tabel 4.25.
Tabel 4.25 Output Bangunan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ADHB
Output Bangunan 604.181,90 660.310,47 374.263,20 495.704,35 521.629,69
ADHK
Output Bangunan 285.857,20 293.858,47 309.452,37 334.855,02 352.367,64
Sektor Bangunan pada tahun 2013 pertumbuhannya mengalami penurunan bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Di tahun 2013 pertumbuhan sektor ini sebesar 11,67 persen Adhb dan 5,23
persen Adhk, sedangkan pada tahun 2012 tercatat sebesar 12,23 persen Adhb dan 8,21 persen Adhk.
Kontribusi sektor Bangunan pada tahun 2013 sebesar 5,61 persen Adhb dan 5,44 persen Adhk,
mengalami peningkatan sebesar 0,01 persen baik menurut Adhb maupun Adhk bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang sebesar 5,60 persen Adhb dan 5,43 persen Adhk.
4.7.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan
Sektor ini terdiri dari tiga sub sektor yaitu :
4.7.6.1 Perdagangan Besar dan Eceran
Penghitungan nilai tambah sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran dilakukan dengan pendekatan
arus barang yaitu dengan cara menghitung besarnya nilai komoditi pertanian, pertambangan dan
penggalian, industri dan impor yang diperdagangkan.
Berdasarkan nilai komoditi yang diperdagangkan dihitung nilai margin perdagangan. Margin
perdagangan ini merupakan output perdagangan dan dipakai untuk menghitung nilai tambahnya.
Rasio nilai barang-barang yang diperdagangkan, margin perdagangan, rasio nilai tambah
menggunakan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. NTB atas dasar harga konstan
2000 dihitung dengan mengalikan rasio-rasio di atas, dengan output perdagangan atas dasar harga
konstan 2000 dari barang-barang pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan barang-
barang impor.
4.7.6.2 Hotel
Data mengenai jumlah kamar dan taripnya diperoleh dari hasil pengolahan Survei Hotel baik
berbintang maupun non bintang di Kabupaten Temanggung.
Sedangkan rasio nilai tambah didasarkan pada Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update.
Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode revaluasi.
4.7.6.3 Rumah Makan
Data penghitungan sub sektor Rumah Makan/Restoran bersumber dari hasil inventarisasi data
penunjang yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan, cakupan data meliputi jumlah
tenaga kerja sub sektor Restoran/Rumah Makan.
Output tahun 2000 dihitung berdasarkan besarnya pemasukan Pajak Pembangunan I, apabila dibagi
dengan banyaknya tenaga kerja maka akan menghasilkan rata-rata output per tenaga kerja.
Penghitungan output digerakkan dengan IHK Kelompok Makanan. NTB diperoleh dengan cara
mengalikan rasio NTB (Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000) terhadap output. NTB atas dasar harga
konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode deflasi, sebagai deflatornya IHK Kelompok
Makanan. Output per sub sektor dari sektor perdagangan, hotel dan rumah makan Atas dasar harga
berlaku dan Atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel 4.26.
Tabel 4.26 Output Perdagangan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ADHB
1. Perd. Besar/Eceran 763.259,88 844.740,31 953.968,67 1.043.904,23 1.205.311,99
2. Hotel 3.817,35 4.306,59 7.090,41 7.731,90 8.757,24
3. Restoran/ RM 335.237,31 373.275,32 393.904,78 422.229,02 467.660,86
ADHK
1. Perd. Besar/Eceran 404.349,66 418.733,07 440.397,72 456.096,39 495.793,65
2. Hotel 1.722,46 1.770,49 1.809,28 1.845,68 1.924,49
3. Restoran/ RM 174.212,62 180.195,66 185.661,37 190.624,13 202.330,96
Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan merupakan sektor yang cukup potensial karena
kontribusi yang diberikan sektor ini menduduki peringkat ketiga setelah sektor Pertanian dan Industri
Pengolahan. Kontribusi dalam PDRB sebesar 16,78 persen Adhb dan 17,34 persen Adhk.
Pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan tahun 2013 adalah 12,59 persen Adhb
dan 7,03 persen Adhk.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang terdiri dari tiga sub sektor, berdasarkan Adhb
pertumbuhan sub sektor perdagangan sebesar 13,01 persen, sub sektor hotel sebesar 13,26 persen dan
sub sektor rumah makan sebesar 10,76 persen. Menurut harga konstan sub sektor perdagangan
mengalami pertumbuhan sebesar 7,26 persen, sub sektor hotel 4,27 persen sedangkan sub sektor
rumah makan mengalami pertumbuhan sebesar 6,14 persen.
4.7.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor ini terdiri dari 2 (dua) sub sektor, yaitu :
4.7.7.1 Sub Sektor Pengangkutan
Sub sektor ini mencakup dua kegiatan yaitu :
a. Angkutan Jalan Raya.
Kegiatan ini mencakup angkutan umum yang meliputi kendaraan bermotor dan tidak bermotor.
Sumber data dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Temanggung berupa
data banyaknya populasi kendaraan angkutan bermotor meliputi kendaraan bus, truck/pick up dan
mikrolet. Sedangkan data populasi ojek dan dokar didapat dari Data Penunjang Regional yang
dikumpulkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung.
Penghitungan nilai tambah bruto dengan Pendekatan Produksi, yaitu : pertama menghitung nilai
produksi dengan mengalikan banyaknya armada dengan rata-rata output per armada untuk masing-
masing jenis kendaraan. Rata-rata output per armada datanya diperoleh melalui Survei Khusus
Pendapatan Regional (SKPR). Setelah nilai produksi dikurangi biaya antara diperoleh nilai tambah
bruto. Rasio biaya antara dan penyusutan didasarkan pada Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang
di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode deflasi dengan
deflatornya IHK kelompok transport.
b. Jasa Penunjang Angkutan.
Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar usaha pengangkutan, yaitu :
pelayanan jasa terminal dan parkir. Sumber data diperoleh dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Temanggung berupa data hasil pelayanan jasa terminal dan parkir. Dari
pengolahan data diatas diperoleh output (nilai produksi) dari kegiatan jasa penunjang angkutan.
Dari nilai produksi setelah dikurangi biaya antara didapatkan nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku. Setelah dikurangi lagi dengan penyusutan maka akan diperoleh nilai tambah neto. Rasio
biaya antara dan penyusutan berdasarkan Tabel Input Output Jawa Tengah tahun 2000 yang di
update. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode
Deflasi dengan deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok transport.
4.7.7.2 Sub Sektor Komunikasi
Sub sektor ini mencakup dua kegiatan, yaitu :
a. Pos dan Giro
Kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel,
paket pos, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Penghitungan nilai tambah bruto dengan Metode
Produksi melalui Pendekatan Perusahaan. Output (nilai produksi) atas dasar harga berlaku
merupakan penjumlahan dari penerimaan atas kegiatan Pos dan Giro di wilayah Kabupaten
Temanggung. Setelah output dikurangi dengan biaya antara didapatkan nilai tambah bruto. Rasio
biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas
dasar harga konstan 2000 penghitungannya dengan Metode Deflasi sebagai deflatornya Indeks
Harga Konsumen (IHK) Umum.
b. Telekomunikasi
Jenis kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita
melalui telepon, telex dan telegram serta kegiatan lainnya yang diusahakan oleh Perusahaan
Telekomunikasi yang beroperasi di wilayah Kabupaten Temanggung. Penghitungan nilai tambah
bruto, menggunakan Metode Produksi dengan pendekatan Perusahaan. Dari perusahaan-perusahaan
komunikasi diperoleh data tentang jumlah penerimaan dari kegiatan telekomunikasi. Setelah
dijumlahkan dari masing-masing perusahaan maka akan diperoleh output (nilai produksi) sub sektor
telekomunikasi atas dasar harga berlaku.
Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000. Nilai tambah bruto atas dasar
harga konstan 2000 dihitung dengan Metode Deflasi sebagai deflatornya Indeks Harga Konsumen
(IHK) Umum.
Berikut ini disajikan Tabel 4.27 mengenai output Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten
Temanggung.
Tabel 4.27 Output Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Temanggung
Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ADHB
1. Angkutan Jalan Raya 290.687,54 311.235,40 351.172,83 379.465,94 430.945,84
2. Terminal dan Parkir 1.153,52 1.482,62 1.505,16 1.533,15 1.640,63
3. Pos dan Giro 8.415,56 9.066,92 11.696,33 12.113,89 12.579,06
4. Telkom 74.246,44 80.543,53 85.447,62 92.069,82 101.129,49
ADHK
1. Angkutan Jalan Raya 145.068,63 153.111,98 168.999,72 177.325,64 186.331,42
2. Terminal dan Parkir 648,46 821,49 825,93 841,29 865,56
3. Pos dan Giro 4.924,84 4.985,11 6.430,80 6.401,13 6.459,54
4. Telkom 49.638,14 48.505,59 51.458,97 54.333,21 58.509,41
Sub sektor pengangkutan pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan positif yaitu masing-masing
sebesar 13,54 persen Adhb dan 5,07 persen Adhk. Sedangkan kontribusinya terhadap PDRB
sebesar 3,98 persen Adhb dan 4,28 persen Adhk.
Sub sektor komunikasi pada tahun 2013 memberikan kontribusi sebesar 1,22 persen Adhb dan 1,73
persen Adhk. Sedangkan untuk pertumbuhannya sub sektor ini mengalami pertumbuhan positif
yaitu sebesar 9,14 persen Adhb dan 6,97 Adhk.
Meskipun sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi sebesar 5,20 persen Adhb
dan 6,01 persen Adhk terhadap total PDRB, namun berperan cukup penting dalam kelancaran
kegiatan perekonomian Kabupaten Temanggung untuk kelancaran distribusi barang dan jasa
produsen ke konsumen.
4.7.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor ini meliputi empat sub sektor, yaitu :
4.7.8.1 Sub Sektor Bank
Angka nilai tambah bruto sub sektor bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank Indonesia.
Cakupan sub sektor bank selain kegiatan bank umum baik pemerintah maupun swasta, juga bank
perkreditan rakyat (BPR) yang berusaha di wilayah Kabupaten Temanggung. Nilai tambah bruto
atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara Deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen
(IHK) Umum sebagai deflatornya.
4.7.8.2 Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank
Sub sektor ini melakukan kegiatan di luar kegiatan bank, meliputi asuransi, koperasi simpan pinjam
dan pegadaian.
a. Asuransi
Nilai tambah kegiatan Asuransi dihitung dengan Pendekatan Produksi. Penghitungan output asuransi
didapatkan dari jumlah premi yang masuk dikurangi klaim yang dibayarkan dari semua lembaga
asuransi di seluruh wilayah Kabupaten Temanggung. Besarnya biaya antara diambil dari Tabel I-O
Jawa Tengah tahun 2000. Setelah dikurangi biaya antara, didapatkan nilai tambah bruto. Nilai
tambah bruto asuransi atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan menggunakan Metode
Deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya.
b. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam adalah suatu bentuk usaha lembaga keuangan yang bergerak di bidang
perkreditan di luar bank. Untuk mendapatkan besarnya output diperoleh dari laporan Data
Penunjang Pendapatan Regional yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan se-
Kabupaten Temanggung dan dari Dinas Perindag, Koperasi dan UMKM Kabupaten Temanggung.
Struktur biaya diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Besarnya nilai
tambah atas dasar harga konstan 2000, dihitung dengan cara Deflasi dengan Indeks Harga
Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya.
c. Pegadaian
Data mengenai output pegadaian diperoleh dari seluruh Perum Pegadaian yang melakukan kegiatan
usahanya di Kabupaten Temanggung. Nilai tambah bruto diperkirakan dari hasil perkalian rasio nilai
tambah bruto terhadap output, sedangkan rasio tersebut diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun
2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara Deflasi
dengan deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum.
4.7.8.3 Sub Sektor Sewa Bangunan
Mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan bangunan/rumah sebagai tempat tinggal oleh rumah
tangga tanpa memperhatikan apakah rumah itu milik sendiri atau rumah yang disewa. Perkiraan
nilai tambah bruto didasarkan pada laporan Data Penunjang Pendapatan Regional yang dikumpulkan
oleh Koordinator Statistik Kecamatan se-Kabupaten Temanggung. Dari hasil pengolahan data
tersebut didapatkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku. Nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan 2000 diperkirakan dengan cara deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum
sebagai deflatornya.
4.7.8.4 Sub Sektor Jasa Perusahaan
Cakupan kegiatan jasa perusahaan meliputi : advokat, notaris, konsultan, persewaan alat-alat pesta
dan jasa perusahaan lainnya. Perkiraan output didasarkan dari tenaga kerja yang bersumber dari
laporan Data Penunjang, sedangkan output per tenaga kerja didapatkan dai Survei Khusus
Pendapatan Regional (SKPR). Besarnya biaya antara diambilkan dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun
2000 yang di update. Setelah biaya antara dikeluarkan dari output akan didapatkan nilai tambah
bruto. Nilai tambah atas dasar konstan 2000 diperkirakan dengan cara ekstrapolasi dengan
ekstrapolatornya Indeks Jumlah Tenaga Kerja.
Tabel 4.28 Output Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Temanggung
Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ADHB
1. Bank 108.722,56 121.879,03 136.748,27 160.547,94 185.088,79
2. LK. Bukan Bank 21.042,85 24.198,96 27.821,54 33.370,10 35.777,48
3. Sewa Bangunan 87.306,12 95.306,01 108.204,20 124.051,76 128.174,61
4. Jasa Perusahaan 10.014,61 11.200,55 14.464,05 16.462,22 19.084,35
ADHK
1. Bank 50.095,64 52.759,20 57.797,13 62.397,44 70.290,51
2. LK. Bukan Bank 10.637,37 11.492,67 12.900,91 13.892,80 14.640,30
3. Sewa Bangunan 44.952,75 45.792,05 47.696,22 48.584,10 52.759,17
4. Jasa Perusahaan 4.715,42 4.954,90 5.151,86 5.570,39 6.034,63
Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2013 sebesar 16,91 persen Adhb dan 9,75 persen Adhk,
dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatan karena pada tahun 2012 tercatat
sebesar 9,41 persen Adhb dan 5,75 persen Adhk.
Kontribusi sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan terhadap PDRB Kabupaten
Temanggung mengalami peningkatan baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Pada tahun
2012 kontribusi sektor ini tercatat 4,19 persen Adhb dan 4,06 persen Adhk meningkat menjadi
sebesar 4,38 persen Adhb dan 4,25 persen Adhk di tahun 2013.
4.7.9 Sektor Jasa-Jasa
Sektor Jasa-jasa terbagi menjadi empat sub sektor, yaitu :
4.7.9.1 Sub Sektor Jasa Pemerintahan
Sub sektor ini mencakup kegiatan pemerintahan dan pertahanan dalam menyediakan jasa pelayanan
umum kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi, misalnya dalam mengatur
negara. Kegiatan pemerintah sebagian besar hasilnya digunakan oleh pemerintah sendiri sebagai
konsumen akhir.
Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan menggunakan Pendekatan
Pendapatan, yaitu dengan cara menjumlahkan upah/gaji atau belanja pegawai Pemerintah Desa,
Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Pusat serta Hankam yang benar-benar
bekerja di wilayah Kabupaten Temanggung.
Sumber data diperoleh dari Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten
Temanggung serta survei lainnya. Dari penjumlahan belanja pegawai tersebut didapatkan nilai
tambah neto. Untuk menjadi nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku ditambahkan penyusutan.
Rasio penyusutan berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Sedangkan nilai
tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode Deflasi dengan Indeks Harga
Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya.
4.7.9.2 Sub Sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan
Mencakup kegiatan jasa pendidikan dan jasa kesehatan swasta yang beroperasi di Kabupaten
Temanggung. Jasa pendidikan swasta mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan
Tinggi.
Jasa Kesehatan mencakup segala macam lembaga kesahatan swasta seperti rumah sakit, rumah
bersalin, poliklinik, dokter praktek swasta dan jasa kesehatan lainnya. Menghitung nilai tambahnya
dengan Pendekatan Produksi.
Sumber data untuk jasa pendidikan adalah jumlah murid dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Temanggung dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung, sedangkan output per murid
diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Dari hasil perkalian jumlah murid
dengan output per murid didapatkan nilai produksi.
Sedangkan untuk jasa kesehatan, jumlah pasien yang menikmati jasa pelayanan kesehatan dan tarip
per pasien untuk masing-masing kegiatan. Sumbernya dari Data Penunjang dan Survei Khusus
Pendapatan Regional (SKPR). Dari hasil perkalian jumlah pasien dan tarip per pasien maka
diperoleh nilai produksi dari kegiatan jasa kesehatan. Setelah diperoleh nilai produksi kemudian
dikurangi dengan biaya antara akan didapatkan nilia tambah bruto atas dasar harga berlaku.
Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah
bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan Metode Ekstrapolasi dengan
ekstrapolatornya Indeks Jumlah Murid dan Pasien.
4.7.9.3 Sub Sektor Jasa Hiburan
Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini meliputi kegiatan perusahaan swasta yang bergerak
dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan, seperti pertunjukan pentas, penyiaran radio,
pemutaran film dan jasa hiburan lainnya. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
dengan Pendekatan Produksi, yaitu menghitung dahulu nilai produksi dengan cara mengalikan
banyaknya indikator produksi dengan output per indikator produksi. Data indikator produksi dan
rata-rata output per indikator produksi diperoleh dari Data Penunjang dan Survei Khusus
Pendapatan Regional (SKPR). Nilai tambah bruto diperoleh dengan mengurangkan biaya antara dari
nilai produksinya.
Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah
bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode deflasi dengan Indeks Harga
Konsumen (IHK) Kelompok Pendidikan, rekreasi dan olah raga sebagai deflatornya.
4.7.9.4 Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga.
Sub sektor ini meliputi kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumah tangga
seperti jasa perbengkelan/reparasi kendaraan, jasa reparasi lainnya, jasa pembantu rumah tangga dan
jasa perorangan lainnya. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun konstan
2000 seperti pada penghitungan nilai tambah sub sektor jasa hiburan.
Berikut ini disajikan Tabel 4.29 memuat NTB atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 untuk
setiap subsektor Jasa-jasa.
Tabel 4.29 NTB Jasa-jasa di Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga
Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ADHB
1. Pemerintahan 562.092,16 645.546,55 762.071,62 842.053,20 932.779,49
2. Sosial Kemasyarakatan 75.270,77 81.496,38 86.915,94 96.989,51 108.215,53
3. Hiburan 837,77 914,64 1.022,45 1.097,57 1.237,21
4. Perorangan & RT 52.463,80 58.611,91 64.584,31 71.481,91 82.451,44
ADHK
1. Pemerintahan 270.926,96 292.327,38 345.094,25 337.357,59 349.878,36
2. Sosial Kemasyarakatan 46.615,48 48.683,64 51.899,73 54.437,63 58.063,69
3. Hiburan 514,82 549,37 571,73 586,15 639,02
4. Perorangan & RT 28.148,84 29.885,74 30.436,37 32.022,10 34.550,50
Kontribusi yang diberikan oleh sektor Jasa-jasa pada tahun 2013 tercatat sebesar 16,26 persen Adhb
dan 15,93 persen Adhk. Sumbangan yang diberikan dari sektor ini terhadap PDRB Kabupaten
Temanggung tidak mengalami pergeseran yang berarti dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2013 sektor Jasa-jasa tumbuh sebesar 11,18 persen Adhb dan 4,41 persen Adhk.
Dibanding tahun sebelumnya pertumbuhan sektor ini meningkat menurut harga berlaku dan
mengalami penurunan menurut harga konstan karena pada tahun 2012 tercatat sebesar 10,61 persen
Adhb dan 5,61 persen Adhk.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil perhitungan Produk Domestik Kabupaten Temanggung tahun 2013, nilai tambah
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung tahun 2013 menurut harga berlaku
sebesar 6.915.876,33 juta rupiah naik dari 6.198.351,81 juta rupiah di tahun 2012. Menurut
harga konstan nilai tambah tersebut juga mengalami kenaikan dari 2.648.488,46 juta rupiah
pada tahun 2012 menjadi 2.781.320,87 juta rupiah.
2. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung Tahun 2013 sebesar 5,02 persen, lebih
rendah dari tahun 2012 yang tercatat sebesar 5,04 persen.
3. Potensi utama dari perekonomian Kabupaten Temanggung pada tahun 2013 masih
didominasi oleh sektor pertanian yaitu sebesar 32,03 persen dari total PDRB yang sebesar
6.915.876,33 juta rupiah.
4. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Temanggung tahun 2013 adalah
sebesar 9.381.988,23 rupiah naik dari 8.482.526,56 rupiah tahun 2012.
5. Pada tingkat Propinsi Jawa Tengah Kabupaten Temanggung memberikan kontribusi terhadap
total PDRB Jawa Tengah sebesar 1,29 persen dan menempati peringkat ke-28 dari 35
kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah.
B. Saran
Dari data dan informasi di atas sebenarnya Kabupaten Temanggung mempunyai potensi
yang masih dapat untuk dikembangkan dan bersaing dalam peningkatan kemajuan ekonomi baik
di tingkat lokal, regional maupun nasional.
1. Pada Sektor Pertanian yang menjadi sektor dominan dalam pembentukan PDRB Kabupaten
Temanggung perlu mendapatkan perhatian yang serius terutama sub sektor tanaman bahan
makanan dan sub sektor perkebunan demi kesejahteraan dan kemakmuran, serta
terjaminnya ketersediaan pangan bagi masyarakat Kabupaten Temanggung.
2. Sektor Industri Pengolahan agar lebih ditingkatkan dan dipertahankan keberadaannya di
Kabupaten Temanggung, karena dari sektor inilah dapat diketahui arah pengembangan
pembangunan yang akan dilaksanakan, karena sektor ini akan menggerakkan setiap sektor–
sektor ekonomi yang ada. Bila sektor industrinya maju dengan sendirinya sektor-sektor lain
akan mengikuti pergerakan sektor industri tersebut.
3. Potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Temanggung hendaknya dapat terus dikembangkan
lagi, karena dengan demikian maka sektor-sektor yang lain juga akan ikut berkembang seperti
hotel, restoran, perdagangan dan juga angkutan.
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009- 2013
( Juta Rupiah)
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan Besar & Eceran
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
1.434.561,54
934.792,83
205.634,03
226.578,66
50.262,19
17.293,83
52.210,61
830.775,87
336.774,89
3.182,35
446.707,38
3.136,30
8.831,74
11.018,02
0,00
3.772,51
17.352,68
46.977,87
42.214,50
4.763,37
259.677,38
753.667,95
598.777,37
2.357,60
152.532,98
246.832,04
185.496,84
61.335,20
187.284,49
86.412,69
17.652,85
74.655,46
8.563,49
690.664,50
562.092,16
75.270,77
837,77
52.463,80
1.678.614,52
1.160.442,02
213.125,38
250.371,29
35.402,42
19.273,41
52.999,07
896.500,93
356.598,92
3.327,40
488.768,81
3.317,05
9.592,56
12.119,96
0,00
4.004,96
18.771,27
53.293,54
47.877,71
5.415,83
283.801,44
843.836,89
671.336,87
2.659,75
169.840,27
265.160,71
198.669,76
66.490,95
208.243,72
96.869,45
20.300,50
81.496,17
9.577,60
786.569,48
645.546,55
81.496,38
914,64
58.611,91
1.835.196,48
1.241.890,91
236.136,44
292.506,75
41.579,28
23.083,10
53.690,89
967.196,48
376.376,82
3.574,07
534.640,89
3.490,22
10.431,20
13.338,78
0,00
4.299,15
21.045,35
58.845,18
53.241,07
5.604,11
309.408,43
931.994,14
748.388,42
4.379,04
179.226,68
296.137,14
224.056,33
72.080,81
236.920,64
108.687,53
23.339,49
92.525,41
12.368,21
914.594,33
762.071,62
86.915,94
1.022,45
64.584,32
2.019.365,08
1.370.093,00
262.038,66
320.629,95
41.598,62
25.004,85
53.398,79
1.091.582,71
434.335,94
3.880,39
593.957,79
3.964,50
11.943,83
15.094,59
0,00
4.626,62
23.779,05
65.497,66
59.302,95
6.194,71
347.255,69
1.031.025,07
834.135,65
4.775,22
192.114,20
319.388,28
242.083,97
77.304,31
259.216,34
119.995,38
27.212,98
97.931,14
14.076,84
1.011.622,19
842.053,20
96.989,51
1.097,57
71.481,91
2.215.117,40
1.495.577,74
290.816,18
354.513,79
47.391,51
26.818,18
58.697,76
1.231.387,90
493.475,31
4.427,16
666.542,16
4.405,14
13.191,51
16.820,09
0,00
5.216,25
27.310,28
75.119,54
68.453,10
6.666,44
387.782,34
1.160.812,65
942.618,49
5.408,47
212.785,69
359.231,64
274.859,90
84.371,74
303.043,43
147.108,57
30.013,73
109.602,10
16.319,03
1.124.683,67
932.779,49
108.215,53
1.237,21
82.451,44
PDRB 4.502.652,25 5.069.020,30 5.603.983,71 6.198.351,81 6.915.876,33
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013
( Juta Rupiah )
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
720.499,20
484.272,98
104.394,55
106.812,99
17.156,88
7.861,80
22.667,38
459.175,28
186.045,86
1.721,92
245.810,97
1.733,45
4.973,20
6.430,71
0,00
2.085,09
10.374,08
21.115,30
18.984,54
2.130,76
122.861,42
396.758,34
316.427,81
1.063,79
79.266,74
129.456,27
92.624,77
36.831,50
91.102,23
39.816,01
8.814,96
38.439,10
4.032,16
346.206,11
270.926,96
46.615,49
514,82
28.148,84
746.849,38
518.963,85
97.301,00
111.172,42
10.981,28
8.430,83
21.362,04
476.539,03
192.807,70
1.743,19
255.377,27
1.785,85
5.146,62
6.766,85
0,00
2.141,77
10.769,78
22.986,46
20.808,83
2.177,63
126.300,37
411.579,03
328.496,55
1.093,45
81.989,03
137.484,04
97.793,94
39.690,10
94.839,92
41.933,01
9.513,19
39.156,78
4.236,94
371.446,13
292.327,38
48.683,64
549,37
29.885,74
752.103,97
507.698,23
100.537,34
122.522,30
12.163,78
9.182,32
19.956,13
506.463,39
200.522,84
1.835,14
275.667,17
1.849,57
5.520,45
7.191,78
0,00
2.253,43
11.623,01
24.310,89
22.106,53
2.204,36
133.002,63
431.085,34
345.492,01
1.117,41
84.475,92
150.844,42
107.890,21
42.954,21
101.827,50
45.937,16
10.699,95
40.785,04
4.405,35
401.844,75
318.936,92
51.899,73
571,73
30.436,37
790.558,82
532.734,38
106.813,50
130.150,57
11.161,01
9.699,36
18.072,00
528.549,42
211.898,80
1.874,47
284.966,04
1.939,40
5.877,24
7.561,42
0,00
2.284,22
12.147,83
26.533,59
24.219,24
2.314,35
143.920,69
450.501,82
362.627,95
1.139,89
86.733,98
158.262,53
113.197,65
45.064,88
107.686,12
49.593,48
11.433,75
41.895,65
4.763,24
424.403,47
337.357,59
54.437,63
586,15
32.022,10
810.127,15
540.529,04
111.711,09
136.885,75
11.192,11
9.809,16
18.449,18
562.144,75
223.053,23
1.991,03
305.764,24
2.030,87
6.099,43
7.873,78
0,00
2.407,98
12.924,19
28.501,75
26.109,22
2.392,53
151.447,74
482.193,64
388.944,49
1.188,56
92.060,59
167.141,63
118.934,67
48.206,96
118.183,46
55.866,90
12.041,98
45.114,37
5.160,21
443.131,57
349.878,36
58.063,69
639,02
34.550,50
PDRB 2.309.841,53 2.409.386,40 2.521.439,02 2.648.488,46 2.781.320,87
Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
(Persen)
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
31,86
20,76
4,57
5,03
1,12
0,38
1,16
18,45
7,48
0,07
9,92
0,07
0,20
0,24
0,00
0,08
0,39
1,04
0,94
0,10
5,77
16,74
13,30
0,05
3,39
5,48
4,12
1,36
4,16
1,92
0,39
1,66
0,19
15,34
12,48
1,67
0,02
1,17
33,11
22,89
4,20
4,94
0,70
0,38
1,05
17,68
7,03
0,07
9,64
0,06
0,19
0,24
0,00
0,08
0,37
1,05
0,94
0,11
5,60
16,64
13,24
0,05
3,35
5,23
3,92
1,31
4,11
1,91
0,40
1,61
0,19
15,53
12,74
1,61
0,02
1,16
32,75
22,16
4,21
5,23
0,74
0,41
0,96
17,26
6,71
0,06
9,54
0,06
0,19
0,24
0,00
0,08
0,38
1,05
0,95
0,10
5,52
16,63
13,35
0,08
3,20
5,28
4,00
1,28
4,23
1,94
0,42
1,65
0,22
16,32
13,60
1,55
0,02
1,15
32,57
22,10
4,23
5,17
0,67
0,40
0,86
17,61
7,01
0,06
9,58
0,07
0,19
0,24
0,00
0,08
0,38
1,06
0,96
0,10
5,60
16,63
13,45
0,08
3,10
5,16
3,91
1,25
4,19
1,94
0,44
1,58
0,23
16,32
13,59
1,56
0,02
1,15
32,03
21,62
4,21
5,13
0,68
0,39
0,85
17,80
7,14
0,06
9,64
0,06
0,19
0,24
0,00
0,08
0,39
1,09
0,99
0,10
5,61
16,78
13,63
0,08
3,07
5,20
3,98
1,22
4,38
2,13
0,43
1,58
0,24
16,26
13,49
1,56
0,02
1,19
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
(Persen)
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
31,19
20,97
4,52
4,62
0,74
0,34
0,98
19,88
8,05
0,07
10,64
0,08
0,22
0,28
0,00
0,09
0,45
0,91
0,82
0,09
5,32
17,18
13,70
0,05
3,43
5,61
4,01
1,60
3,94
1,72
0,38
1,66
0,18
14,99
11,73
2,02
0,02
1,22
31,00
21,54
4,04
4,61
0,46
0,35
0,89
19,78
8,00
0,07
10,60
0,08
0,21
0,28
0,00
0,09
0,45
0,95
0,86
0,09
5,24
17,08
13,63
0,05
3,40
5,71
4,06
1,65
3,94
1,74
0,39
1,63
0,18
15,41
12,13
2,02
0,02
1,24
29,83
20,14
3,99
4,86
0,48
0,36
0,79
20,09
7,95
0,07
10,93
0,08
0,22
0,29
0,00
0,09
0,46
0,96
0,87
0,09
5,27
17,10
13,71
0,04
3,35
5,98
4,28
1,70
4,04
1,82
0,43
1,62
0,17
15,94
12,65
2,06
0,02
1,21
29,85
20,12
4,03
4,91
0,42
0,37
0,68
19,96
8,00
0,07
10,76
0,07
0,22
0,29
0,00
0,09
0,46
1,00
0,91
0,09
5,43
17,01
13,69
0,04
3,28
5,98
4,28
1,70
4,06
1,87
0,43
1,58
0,18
16,03
12,74
2,06
0,02
1,21
29,13
19,43
4,02
4,92
0,40
0,36
0,66
20,21
8,02
0,07
10,99
0,07
0,22
0,28
0,00
0,09
0,47
1,03
0,94
0,09
5,44
17,34
13,99
0,04
3,31
6,01
4,28
1,73
4,25
2,01
0,43
1,62
0,19
15,93
12,58
2,09
0,02
1,24
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tabel 5. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
( Tahun 2000 = 100 )
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
255,23
244,43
209,89
301,12
1.426,98
595,98
296,79
252,25
254,63
275,41
252,05
313,36
248,78
200,70
0,00
300,77
234,19
387,99
387,05
396,57
310,78
278,59
267,77
376,08
329,53
295,04
293,96
298,36
280,24
308,46
349,30
242,43
288,57
291,30
306,30
228,76
251,01
257,77
298,65
303,44
217,54
332,74
1.005,10
664,20
301,27
272,21
269,62
287,96
275,79
331,42
270,21
220,78
0,00
319,31
253,33
440,16
438,97
450,89
339,65
311,92
300,22
424,28
366,93
316,95
314,83
323,44
311,60
345,79
401,69
264,64
322,74
331,74
351,78
247,68
274,05
287,98
326,51
324,73
241,03
388,73
1.180,47
795,49
305,21
293,67
284,57
309,31
301,67
348,73
293,83
242,98
0,00
342,76
284,02
486,01
488,15
466,57
370,30
344,51
334,68
698,54
387,20
353,97
355,07
350,63
354,51
387,98
461,82
300,46
416,78
385,74
415,27
264,15
306,35
317,33
359,27
358,26
267,47
426,11
1.181,02
861,71
303,55
331,44
328,40
335,82
335,14
396,11
336,44
274,96
0,00
368,87
320,91
540,95
543,73
515,74
415,59
381,12
373,03
761,74
415,05
381,77
383,63
376,04
387,87
428,34
538,46
318,01
474,36
426,66
458,86
294,76
328,86
351,22
394,10
391,07
296,84
471,14
1.345,48
924,20
333,67
373,89
373,11
383,14
376,09
440,14
371,59
306,40
0,00
415,88
368,57
620,42
627,62
555,01
464,10
429,09
421,54
862,76
459,71
429,39
435,57
410,42
453,45
525,13
593,88
355,91
549,92
474,35
508,30
328,88
370,70
405,12
PDRB 270,79 304,85 337,02 372,77 415,92
Tabel 6. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
( Tahun 2000 = 100 )
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
128,19
126,63
106,56
141,95
487,10
270,93
128,85
139,42
140,67
149,02
138,70
173,20
140,09
117,14
0,00
166,24
140,01
174,39
174,06
177,40
147,04
146,66
141,51
169,70
171,25
154,74
146,78
179,16
136,32
142,13
174,42
124,82
135,87
146,02
147,64
141,67
154,25
138,31
132,87
135,70
99,32
147,74
311,77
290,54
121,43
144,69
145,78
150,86
144,10
178,43
144,97
123,27
0,00
170,76
145,35
189,85
190,79
181,30
151,16
152,14
146,90
174,43
177,13
164,34
154,98
193,07
141,91
149,69
188,24
127,15
142,78
156,66
159,30
147,96
164,60
146,84
133,81
132,76
102,62
162,83
345,34
316,44
113,44
153,78
151,61
158,82
155,54
184,80
155,50
131,01
0,00
179,66
156,86
200,79
202,69
183,52
159,18
159,35
154,50
178,25
182,50
180,31
170,98
208,95
152,37
163,98
211,72
132,44
148,45
169,48
173,80
157,73
171,30
149,55
140,65
139,30
109,03
172,97
316,87
334,26
102,73
160,48
160,21
162,22
160,79
193,78
165,55
137,74
0,00
182,12
163,94
219,14
222,06
192,68
172,24
166,53
162,17
181,84
187,38
189,17
179,39
219,21
161,13
177,03
226,24
136,05
160,51
179,00
183,84
165,44
175,63
157,34
144,13
141,34
114,03
181,92
317,75
338,04
104,87
170,68
168,65
172,31
172,53
202,91
171,81
143,43
0,00
191,98
174,42
235,40
239,39
199,19
181,25
178,24
173,94
189,60
198,89
199,79
188,48
234,50
176,84
199,43
238,27
146,50
173,89
186,90
190,66
176,46
191,47
169,76
PDRB 138,91 144,90 151,64 159,28 167,27
Tabel 7. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
(Persen)
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
12,82
10,82
16,43
11,78
47,34
17,90
6,32
5,34
6,50
6,19
4,44
5,67
7,10
6,03
0,00
3,99
5,42
9,87
7,19
41,10
8,33
8,83
8,77
9,82
9,07
5,59
5,03
7,30
6,89
8,73
9,68
3,97
9,27
9,17
9,35
8,53
13,96
8,06
17,01
24,14
3,64
10,50
-29,56
11,45
1,51
7,91
5,89
4,56
9,42
5,76
8,61
10,00
0,00
6,16
8,18
13,44
13,42
13,70
9,29
11,96
12,12
12,82
11,35
7,43
7,10
8,41
11,19
12,10
15,00
9,16
11,84
13,89
14,85
8,27
9,18
11,72
9,33
7,02
10,80
16,83
17,45
19,77
1.31
7,89
5,55
7,41
9,39
5,22
8,74
10,06
0,00
7,35
12,11
10,42
11,20
3,48
9,02
10,45
11,48
64,64
5,53
11,68
12,78
8,41
13,77
12,20
14,97
13,53
29,14
16,28
18,05
6,65
11,79
10,19
10,04
10,32
10,97
9,61
0,05
8,33
-0,54
12,86
15,40
8,57
11,09
13,59
14,50
13,16
0,00
7,62
12,99
11,31
11,39
10,54
12,23
10,63
11,46
9,05
7,19
7,85
8,05
7,25
9,41
10,40
16,60
5,84
13,81
10,61
10,50
11,59
7,35
10,68
9,69
9,16
10,98
10,57
13,93
7,25
9,92
12,81
13,62
14,09
12,22
11,11
10,45
11,43
0,00
12,74
14,85
14,69
15,43
7,62
11,67
12,59
13,01
13,26
10,76
12,47
13,54
9,14
16,91
22,60
10,29
11,92
15,93
11,18
10,77
11,57
12,72
15,35
PDRB 9,13 12,58 10,55 10,61 11,58
Tabel 8. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
(Persen)
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
6,14
5,51
7,50
3,45
36,96
12,81
0,38
2,03
3,15
0,69
1,30
1,37
2,32
0,63
0,00
0,72
1,11
4,35
4,30
4,82
2,91
3,72
3,89
5,80
3,03
4,26
3,55
6,08
3,66
3,26
4,13
3,95
3,77
3,81
3,85
3,49
10,17
3,80
3,66
7,16
-6,79
4,08
-35,99
7,24
-5,76
3,78
3,63
1,24
3,89
3,02
3,49
5,23
0,00
2,72
3,81
8,86
9,61
2,20
2,80
3,74
3,81
2,79
3,43
6,20
5,58
7,76
4,10
5,32
7,92
1,87
5,08
7,29
7,90
4,44
6,71
6,17
0,70
-2,17
3,33
10,21
10,77
8,91
-6,58
6,28
4,00
5,27
7,95
3,57
7,26
6,28
0,00
5,21
7,92
5,76
6,24
1,23
5,31
4,74
5,17
2,19
3,03
9,72
10,32
8,22
7,37
9,55
12,47
4,16
3,97
8,18
9,10
6,61
4,07
1,84
5,11
4,93
6,24
6,23
-8,24
5,63
-9,44
4,36
5,67
2,14
3,37
4,86
6,46
5,14
0,00
1,37
4,52
9,14
9,56
4,99
8,21
4,50
4,96
2,01
2,67
4,92
4,92
4,91
5,75
7,96
6,86
2,72
8,12
5,61
5,78
4,89
2,52
5,21
2,48
1,46
4,59
5,17
0,28
1,13
2,09
6,36
5,26
6,22
7,30
4,72
3,78
4,13
0,00
5,42
6,39
7,42
7,80
3,38
5,23
7,03
7,26
4,27
6,14
5,61
5,07
6,97
9,75
12,65
5,32
7,68
8,33
4,41
3,71
6,66
9,02
7,90
PDRB 4,09 4,31 4,65 5,04 5,02
Tabel 9. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 - 2013
( Tahun Sebelumnya = 100 )
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
112,82
110,82
116,43
111,78
147,34
117,90
106,32
105,34
106,50
106,19
104,44
105,67
107,10
106,03
0,00
103,99
105,42
109,87
107,19
141,10
108,33
108,83
108,77
109,82
109,07
105,59
105,03
107,30
106,89
108,73
109,68
103,97
109,27
109,17
109,35
108,53
113,96
108,06
117,01
124,14
103,64
110,50
70,44
111,45
101,51
107,91
105,89
104,56
109,42
105,76
108,61
110,00
0,00
106,16
108,18
113,44
113,42
113,70
109,29
111,96
112,12
112,82
111,35
107,43
107,10
108,41
111,19
112,10
115,00
109,16
111,84
113,89
114,85
108,27
109,18
111,72
109,33
107,02
110,80
116,83
117,45
119,77
101,31
107,89
105,55
107,41
109,39
105,22
108,74
110,06
0,00
107,35
112,11
110,42
111,20
103,48
109,02
110,45
111,48
164,64
105,53
111,68
112,78
108,41
113,77
112,20
114,97
113,53
129,14
116,28
118,05
106,65
111,79
110,19
110,04
110,32
110,97
109,61
100,05
108,33
99,46
112,86
115,40
108,57
111,09
113,59
114,50
113,16
0,00
107,62
112,99
111,31
111,39
110,54
112,23
110,63
111,46
109,05
107,19
107,85
108,05
107,25
109,41
110,40
116,60
105,84
113,81
110,61
110,50
111,59
107,35
110,68
109,69
109,16
110,98
110,57
113,93
107,25
109,92
112,81
113,62
114,09
112,22
111,11
110,45
111,43
0,00
112,74
114,85
114,69
115,43
107,62
111,67
112,59
113,01
113,26
110,76
112,47
113,54
109,14
116,91
122,60
110,29
111,92
115,93
111,18
110,77
111,57
112,72
115,35
PDRB 109,13 112,58 110,55 110,61 111,58
Tabel 10. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2012
( Tahun Sebelumnya = 100 )
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
106,14
105,51
107,50
103,45
136,96
112,81
100,38
102,03
103,15
100,69
101,30
101,37
102,32
100,63
0,00
100,72
101,11
104,35
104,30
104,82
102,91
103,72
103,89
105,80
103,03
104,26
103,55
106,08
103,66
103,26
104,13
103,95
103,77
103,81
103,85
103,49
110,17
103,80
103,66
107,16
93,21
104,08
64,01
107,24
94,24
103,78
103,63
101,24
103,89
103,02
103,49
105,23
0,00
102,72
103,81
108,86
109,61
102,20
102,80
103,74
103,81
102,79
103,43
106,20
105,58
107,76
104,10
105,32
107,92
101,87
105,08
107,29
107,90
104,44
106,71
106,17
100,70
97,83
103,33
100,21
100,77
108,91
93,42
106,28
104,00
105,27
107,95
103,57
107,26
106,28
0,00
105,21
107,92
105,76
106,24
101,23
105,31
104,74
105,17
102,19
103,03
109,72
110,32
108,22
107,37
109,55
112,47
104,16
103,97
108,18
109,10
106,61
104,07
101,84
105,11
104,93
106,24
106,23
91,76
105,63
90,56
104,36
105,67
102,14
103,37
104,86
106,46
105,14
0,00
101,37
104,52
109,14
109,56
104,99
108,21
104,50
104,96
102,01
102,67
104,92
104,92
104,91
105,75
107,96
106,86
102,72
108,12
105,61
105,78
104,89
102,52
105,21
102,48
101,46
104,59
105,17
100,28
101,13
102,09
106,36
105,26
106,22
107,30
104,72
103,78
104,13
0,00
105,42
106,39
107,42
107,80
103,38
105,23
107,03
107,26
104,27
106,14
105,61
105,07
106,97
109,75
112,65
105,32
107,68
108,33
104,41
103,71
106,66
109,02
107,90
PDRB 104,09 104,31 104,65 105,04 105,02
Tabel 11. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
( Tahun 2000 = 100 )
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
199,11
193,03
196,98
212,13
292,96
219,97
230,33
180,93
181,02
184,81
181,73
180,93
177,59
171,33
0,00
180,93
167,27
222,48
222,36
223,55
211,36
189,96
189,23
221,62
192,43
190,67
200,27
166,53
205,58
217,03
200,26
194,22
212,38
199,50
207,47
161,47
162,73
186,38
224,76
223,61
219,04
225,21
322,39
228,61
248,10
188,13
184,95
190,88
191,39
185,74
186,39
179,11
0,00
186,99
174,30
231,85
230,08
248,70
224,70
205,02
204,37
243,24
207,15
192,87
203,15
167,53
219,57
231,01
213,39
208,13
226,05
211,76
220,83
167,40
166,49
196,12
244,01
244,61
234,87
238,74
341,83
251,39
269,04
190,97
187,70
194,76
193,94
188,70
188,96
185,47
0,00
190,78
181,07
242,05
240,84
254,23
232,63
216,20
216,62
391,89
212,16
196,32
207,79
167,81
232,67
236,60
218,13
226,86
280,75
227,60
238,94
167,47
178,83
212,19
255,44
257,18
245,32
246,35
372,71
257,80
295,48
206,52
204,97
207,01
208,43
204,42
203,22
199,63
0,00
202,55
195,75
246,85
244,86
267,67
241,28
228,86
230,03
418,92
221,50
201,81
213,86
171,54
240,71
241,96
238,01
233,75
295,53
238,36
249,60
178,17
187,25
223,23
273,43
276,69
260,33
258,99
423,44
273,40
318,16
219,05
221,24
222,36
217,99
216,91
216,27
213,62
0,00
216,62
211,31
263,56
262,18
278,64
256,05
240,74
242,35
455,04
231,14
214,93
231,10
175,02
256,42
263,32
249,24
242,94
316,25
253,80
266,60
186,37
193,61
238,64
PDRB 194,93 210,39 222,25 234,03 248,65
Tabel 12. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian
- Tanaman Bahan Makanan
- Tanaman Perkebunan
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
- Kehutanan
- Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
- Makanan, Minuman & Tembakau
- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki
- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya
- Kertas & Barang Cetakan
- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet
- Semen & Brg Galian Bukan Logam
- Logam Dasar Besi & Baja
- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya
- Barang Lainnya
4. Listrik dan Air Bersih
- Listrik
- Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan
- Perdagangan
- Hotel
- Rumah Makan
7. Pengangkutan dan Komunikasi
- Pengangkutan
- Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
- Bank
- Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Persewaan Bangunan
- Jasa Perusahaan
9. Jasa
- Adm. Pemerintahan & Pertahanan
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan
- Jasa Perorangan & Ruta
6,29
5,03
8,31
8,05
7,58
4,51
5,92
3,25
3,25
5,46
3,09
4,25
4,67
5,37
0,00
3,24
4,27
5,29
2,77
34,61
5,26
4,93
4,70
3,80
5,86
1,28
1,44
1,15
3,12
5,30
5,33
0,02
5,30
5,17
5,30
4,87
3,44
4,10
12,88
15,84
11,20
6,17
10,05
3,93
7,72
3,98
2,17
3,28
5,32
2,66
4,95
4,54
0,00
3,35
4,20
4,21
3,47
11,25
6,31
7,93
8,00
9,76
7,65
1,15
1,44
0,60
6,81
6,44
6,56
7,16
6,44
6,15
6,44
3,67
2,31
5,23
8,56
9,39
7,23
6,01
6,03
9,96
8,44
1,51
1,49
2,03
1,33
1,60
1,38
3,55
0,00
2,03
3,88
4,40
4,68
2,22
3,53
5,45
5,99
61,11
2,42
1,79
2,28
0,17
5,97
2,42
2,22
9,00
24,20
7,48
8,20
0,04
7,41
8,19
4,68
5,14
4,45
3,19
9,03
2,55
9,83
8,14
9,20
6,29
7,47
8,33
7,55
7,63
0,00
6,17
8,11
1,98
1,67
5,29
3,72
5,86
6,19
6,90
4,40
2,80
2,92
2,22
3,46
2,27
9,11
3,04
5,26
4,73
4,46
6,39
4,71
5,20
7,04
7,58
6,12
5,13
13,61
6,05
7,68
6,07
7,93
7,41
4,59
6,11
6,42
7,01
0,00
6,95
7,95
6,77
7,07
4,10
6,12
5,19
5,36
8,62
4,35
6,50
8,06
2,03
6,52
8,83
4,72
3,93
7,01
6,48
6,81
4,61
3,40
6,90
PDRB 4,85 7,93 5,64 5,30 6,25
Tabel 13. Beberapa Agregat Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
Lapangan Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku
a. PDRB (Juta Rp.)
b. Penyusutan (Juta Rp.)
c. PDRN Harga Pasar (Juta Rp.)
d. Pajak Tak Langsung Netto (Juta Rp.)
e. PDRN adbf / Pendapatan Regional
(Juta Rp.)
f. Penduduk Pertengahan Tahun.
g. Pendapatan Regional Perkapita (Rp.)
h. PDRB Per kapita (Rp.)
II. Atas Dasar Harga Konstan
a. PDRB (Juta Rp.)
b. Penyusutan (Juta Rp.)
c. PDRN Harga Pasar (Juta Rp.)
d. Pajak Tak Langsung Netto (Juta Rp.)
e. PDRN adbf / Pendapatan Regional
(Juta Rp.)
f. Penduduk Pertengahan Tahun.
g. Pendapatan Regional Perkapita (Rp.)
h. PDRB Per kapita (Rp.)
4.502.652,25
319.698,51
4.182.953,74
305.730,09
3.877.223,65
710.961
5.453.496,96
6.333.191,62
2.309.841,53
165.627,43
2.144.214,10
146.303,34
1.997.910,76
710.961
2.810.155,21
3.248.900,47
5.069.020,30
349.583,18
4.719.437,12
325.938,01
4.393.499,11
717.534
6.123.053,56
7.064.501,89
2.409.386,40
172.475,71
2.236.910,69
145.293,99
2.091.616,70
717.534
2.915.007,09
3.357.870,71
5.603.983,71
381.630,44
5.222.353,27
368.742,13
4.853.611,14
724.169
6.702.318,30
7.738.502,63
2.521.439,02
184.159,96
2.337.279,06
177.005,02
2.160.274,04
724.169
2.983.107,59
3.481.837,83
6.198.351,81
447.987,06
5.750.364,75
406.877,95
5.343.486,80
730.720
7.312.632,47
8.482.526,56
2.648.488,46
205.929,04
2.442.559,42
181.686,31
2.260.873,11
730.720
3.094.034,80
3.624.491,54
6.915.876,33
501.763,77
6.414.112,56
453.978,36
5.960.134,20
737.144
8.085.440,84
9.381.988,23
2.781.320,87
218.639,85
2.562.681,02
190.798,61
2.371.882,41
737.144
3.217.664,94
3.773.103,86
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013
( Juta Rupiah )
Kelompok Sektor Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
II. Atas Dasar Harga Konstan
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
1.486.772,15
1.137.431,12
1.878.448,98
4.502.652,25
743.166,58
603.152,00
963.522,95
2.309.841,53
1.731.613,59
1.233.595,91
2.103.810,80
5.069.020,30
768.211,42
625.825,86
1.015.349,12
2.409.386,40
1.888.887,37
1.335.450,09
2.379.646,25
5.603.983,71
772.060,10
663.776,91
1.085.602,01
2.521.439,02
2.072.763,87
1.504.336,06
2.621.251,88
6.198.351,81
808.630,82
699.003,70
1.140.853,94
2.648.488,46
2.273.815,16
1.694.289,78
2.947.771,39
6.915.876,33
828.576,33
742.094,24
1.210.650,30
2.781.320,87
Keterangan :
Sektor Primer : Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor Sekunder : Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik dan Air Bersih, Sektor Bangunan
Sektor Tersier : Sektor Perdagangan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi,
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, Sektor Jasa-jasa
Tabel 15. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013 ( Persen )
Kelompok Sektor Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
II. Atas Dasar Harga Konstan
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
33,02
25,26
41,72
100,00
32,18
26,11
41,71
100,00
34,16
24,34
41,50
100,00
31,88
25,98
42,14
100,00
33,71
23,83
42,46
100,00
30,62
26,33
43,05
100,00
33,44
24,27
42,31
100,00
30,53
26,39
43,08
100,00
32,88
24,50
42,62
100,00
29,79
26,68
43,53
100,00
Tabel 16. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 )
Kelompok Sektor Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
II. Atas Dasar Harga Konstan
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
256,49
267,62
285,43
270,79
128,21
141,91
146,41
138,91
298,73
290,25
319,67
304,85
132,53
147,25
154,28
144,90
325,86
314,21
361,58
337,02
133,19
156,18
164,96
151,64
357,58
353,95
398,30
372,77
139,50
164,47
173,35
159,28
392,26
398,65
447,91
415,92
142,94
174,61
183,96
167,27
Tabel 17. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013 ( Persen )
Kelompok Sektor Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
II. Atas Dasar Harga Konstan
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
12,57
6,19
8,32
9,13
5,95
2,29
3,82
4,09
16,47
8,45
12,00
12,58
3,37
3,76
5,38
4,31
9,08
8,26
13,11
10,55
0,50
6,06
6,92
4,65
9,73
12,65
10,15
10,61
4,74
5,31
5,09
5,04
9,70
12,63
12,46
11,58
2,47
6,16
6,12
5,02
Tabel 18. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013 (Tahun Sebelumnya = 100)
Kelompok Sektor Tahun
2009 2010 2011 2012 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
II. Atas Dasar Harga Konstan
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
112,57
106,19
108,32
109,13
105,95
102,29
103,82
104,09
116,47
108,45
112,00
112,58
103,37
103,76
105,38
104,31
109,08
108,26
113,11
110,55
100,50
106,06
106,92
104,65
109,73
112,65
110,15
110,61
104,74
105,31
105,09
105,04
109,70
112,63
112,46
111,58
102,47
106,16
106,12
105,02
Tabel 19. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 )
Kelompok Sektor Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
200,06
188,58
194,96
194,93
225,41
197,11
207,20
210,39
244,66
201,19
219,20
222,25
256,33
215,21
229,76
234,03
274,42
228,31
243,49
248,65
Tabel 20. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung
Tahun 2009 – 2013
Kelompok Sektor Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto
6,25
3,81
4,34
4,85
12,67
4,53
6,28
7,93
8,54
2,07
5,79
5,64
4,77
6,97
4,82
5,30
7,06
6,09
5,97
6,25