YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU DENGAN BAYI

USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERSARI

KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2018

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan

Pendidikan Program Studi D III Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung

Oleh :

YANNI HANDAYANI

NIM : CK.1.15.080

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA

PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN

B A N D U N G

2 0 1 8

Page 2: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

ABSTRAK

ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman apapun

sampai usia bayi 6 bulan. Cakupan ASI eksklusif di Indonesia sekitar 55,7%. Data

Dinkes Kabupaten Bandung didapatkan cakupan ASI eksklusif di Puskesmas

Sumbersari dengan jumlah bayi sebanyak 590 orang, yang tidak ASI eksklusif yaitu

sebanyak 95,08% (561 bayi) dan yang diberikan ASI eksklusif hanya 4,02% (29

orang).

Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan

dengan rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu dengan bayi 6-12 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung tahun 2018.

Penelitian yang digunakan adalah deksiptif. Populasi penelitian sebanyak 561

orang. Sampel sebanyak 85 orang dengan teknik stratified random sampling dan

analisis data menggunakan univariat.

Hasil penelitian diketahui bahwa usia ibu dengan bayi usia 6-12 bulan lebih dari

setengahnya usia <20 tahun dan >30 tahun sebanyak 55,3% (47 orang),

berpendidikan SMP 45,9% (39 orang), ibu bekerja 77,6% (66 orang),

berpengetahuan kurang 54,1% (46 orang), bersikap tidak mendukung 54,1% (46

orang).

Simpulan didapatkan bahwa rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif

dikarenakan usia ibu <20 tahun dan 30 tahun, pendidikan SMP, ibu yang bekerja,

pengetahuan yang kurang dan sikap yang tidak mendukung terhadap pemberian

ASI eksklusif. Saran bagi tempat penelitian yaitu mengadakan penyuluhan

mengenai pemberian ASI eksklusif.

Kata kunci : ASI eksklusif, Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap

Daftar Pustaka : 32 sumber (tahun 2010-2017)

Page 3: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

ABSTRACT

Exclusive breast milk mother is give breast milk without any food or drink until the

baby get 6 months old. Coverage exclusive breast milk mother in Indonesia

approximately is 55.7%. Data from the Bandung District Health Office obtained

exclusive breast milk mother coverage at Sumbersari Health Center with a total of

590 babies, 95.08% who were not gived exclusive breast milk mother (561 babies)

and only 4.02% (29 babies) who were gived exclusive breast milk mother.

The purpose of this research was to know description the factors related to the low

coverage of exclusive breast milk for mothers with 6-12 months of infants in the

work area of Sumbersari Health Center at Bandung District in 2018.

The research used is Descriptive. The research population was 561 peoples. The

sample was 85 peoples with stratified random sampling technique and data analysis

using univariate.

The results of the research is knowed that the mother's age with infants aged 6-12

months was more than half of the age of <20 years and> 30 years as many as 47

peoples (55.3%), junior high school educated as many as 45.9% (39 peoples),

working mother 77.6% as many as (66 peoples), low knowledge as many as 54.1%

(46 peoples), and behave with not supporting as many as 54.1% (46 peoples).

Conclusions were obtained that the low coverage of exclusive breast milk mother

becaused the maternal age <20 years and 30 years, junior high school education,

mother worker, low knowledge and attitude with did not support exclusive breast

milk mother. Suggestions for research place are making counseling about exclusive

breast milk mother.

Keywords: exclusive breast milk mother, age, education, work, knowledge,

Bibliography: 32 sources (2010-2017)

Page 4: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

PERNYATAAN PENULIS

Dengan ini saya:

Nama : Yanni Handayani

NIM : CK.1.15.080

Program Studi : DIII Kebidanan

Judul Laporan Tugas Akhir : Gambaran Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Rendahnya Cakupan ASI Eksklusif pada

Ibu dengan Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung

Tahun 2018

Menyatakan:

1. Laporan Tugas Akhir saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung

maupun di Perguruan Tinggi lainnya.

2. Laporan Tugas Akhir saya ini adalah karya tulis yang murni dan bukan hasil

plagiat atau jiplakan, serta asli dari ide dan gagasan saya sendiri tanpa bantuan

pihak lain kecuali arahan dari pembimbing.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila kemudian

hari terdapat penyimpangan yang tidak etis, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleh serta sanksi lainnya sesuai

dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi.

Page 5: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA

IBU DENGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN BANDUNG

TAHUN 2018

Nama : YANNI HANDAYANI

NIM : CK.1.15.080

Telah disetujui untuk mengikuti Sidang Laporan Tugas Akhir

Program Studi D-III Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung

Page 6: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA

IBU DENGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN BANDUNG

TAHUN 2018

Nama : YANNI HANDAYANI

NIM : CK.1.15.080

Telah diujikan didepan Tim Penguji

STIKes Bhakti Kencana Bandung, pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 23 Agustus 2018

Page 7: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

Hidayah Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan laporan tugas

akhir guna menyelesaikan studi DIII kebidanan di STIKes Bhakti Kencana

Bandung. Sholawat beserta salam Penulis tunjukan kepada Junjungan kita Nabi

Muhammad SAW beserta para keluarga dan para sahabatnya.

Pada kesempatan ini pula, Penulis ingin mengucapakan terimakasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan yang sangat berarti

kepada:

1. H. Mulyana, SH., MPd., MH.Kes selaku Ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana Bandung.

2. R. Siti Jundiah, M.Kep, selaku Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung;

3. Dewi Nurlaela Sari, M.Keb. selaku Ketua Program Studi Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung.

4. Ina Sugiharti, S.ST., M.Kes. selaku pembimbing yang telah memberikan

arahan dan meluangkan waktu serta tenaganya.

5. Dr.Rikmasari. selaku kepala puskesmas Sumbersari yang telah memberikan

ijin penelitian.

6. Bapa Jajang yang telah memberikan ijin uji Validitas Di puskesmas

Pakutandang.

7. Orang tua tercinta yang senantiasa mendo’akan dan mendukung secara

moril dan materil dengan penuh sabar dan penuh kasih sayang.

Page 8: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

8. Seluruh mahasiswa DIII Kebidanan Bhakti Kencana Bandung

Penulis menyadari dalam laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan,

untuk itu Penulis mengharapkan masukan baik kritik maupun saran yang sifatnya

membangun untuk kesempurnaan laporan tugas akhir.

Besar harapan Penulis, semoga penyusunan laporan tugas akhir ini dapat

bermanfaat khususnya bagi Penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, 06 Agustus 2018

Page 9: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................... viii

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI ...................................................................................... 7

2.1.1 Pengertian ASI ................................................................. 7

2.1.2 Alasan Pemberian ASI .................................................... 10

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI ........... 13

2.1.4 Usaha Memperbanyak ASI .............................................. 16

2.2 ASI Eksklusif ...................................................................... 18

2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif ................................................. 18

Page 10: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

2.2.2 Manfaat ASI Eksklusif .................................................... 19

2.2.3 Syarat ASI Eksklusif ........................................................ 22

2.2.4 Dampak tidak diberikan ASI Eksklusif .......................... 23

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan ASI

Eksklusif ......................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ................................................................ 30

3.2 Populasi Penelitian ............................................................. 30

3.3 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ............................... 30

3.4 Kerangka Pemikiran dan Kerangka Konsep ...................... 34

3.5 Definisi Operasional ............................................................ 37

3.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 38

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................. 38

3.8 Pengolahan dan Analisa Data .............................................. 40

3.9 Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................. 45

4.2 Pembahasan ........................................................................ 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................ 57

5.2 1Saran ................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Pengambilan Sampel .................................................................................... 32

3.2 Definisi Operasional..................................................................................... 37

3.3 Kategori Pertanyaan Berdasarkan Skala Likert ........................................... 43

4.1 Distribusi Frekuensi Usia pada Ibu dengan Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung Tahun 2018 .......................... 45

4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan pada Ibu dengan Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung Tahun 2018 ................ 46

4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan pada Ibu dengan Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung Tahun 2018 ................ 46

4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada Ibu dengan Bayi Usia 6-12 Bulan di

Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung Tahun 2018 . 47

4.5 Distribusi Frekuensi Sikap pada Ibu dengan Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung Tahun 2018 .......................... 47

Page 12: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 36

Page 13: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Informed Consent

Lampiran 2 : Kisi-kisi Kuesioner Validitas

Lampiran 3 Kuesioner Validitas

Lampiran 4 : Perhitungan Uji Validitas

Lampiran 5 : Kisi-kisi Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 Kuesioner Penelitian

Lampiran 7 : Perhitungan Hasil Penelitian

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi

Page 14: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, bersifat

ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa

tambahan makanan cairan maupun makanan padat (Prasetyono, 2009).

Berdasarkan data badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2014

menunjukkan rata-rata angka pemberian ASI eksklusif di dunia hanya sekitar

38 persen dari target minimal 50% hal ini membuktikan bahwa masih

rendahnya pemerintah ASI eksklusif dengan berbagai faktor yang

menyebabkan tidak tercapainya target minimal tersebut. Rendahnya pemberian

ASI eksklusif ini dikarenakan pengetahuan dan sikap yang merasa kurang

penting diberikannya ASI sampai umur bayi 6 bulan (Carmen, 2014).

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2015 cakupan ASI

eksklusif di Indonesia mencapai 55,7%. Dengan target renstra 2015 sebesar

39%. Di Jawa Barat tercatat jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif hanya

sebanyak 35,3% (Kemenkes RI, 2016).

Data Dinkes Provinsi Jawa Barat tahun 2016 yang termasuk cakupan

ASI eksklusif yang paling rendah yaitu di Kabupaten Bandung yaitu hanya

sebanyak 5.271 bayi dari total 30.631 bayi (17,2%) dari target 75%. Selanjutnya

berdasarkan Dinkes Kabupaten Bandung didapatkan bahwa salah satu wilayah

Page 15: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

yang paling rendah cakupan ASI eksklusif yaitu wilayah Puskesmas

Sumbersari Ciparay (Dinkes Kabupaten Bandung, 2016).

Berbagai faktor yang menyebabkan target pemberian ASI eksklusif

tidak tercapai diantaranya faktor usia yang masih rendah, pendidikan rendah,

ibu yang bekerja, pengetahuan kurang dan sikap yang tidak mendukung

(Fikawati, 2014; Mamonto, 2015; Meiyana, 2016; dan Fitriyani, 2017).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 disebutkan

bahwa tempat kerja (perusahaan, kantor pemerintah, pemerintah desa dan

swasta) harus mendukung program ASI eksklusif dengan memberikan fasilitas

ruang laktasi dan memberikan kesempatan ibu bekerja unutk menyusui atau

memerah ASI. Apabila tidak menjalani peraturan tersebut dapat terkena saksi

sesuai Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 dalam pasal 200 dan 201 yaitu

ancaman pidana kurangan paling berat selama 1 tahun dan denda maksimal Rp.

100 juta. Untuk perusahaan, denda menjadi maksimal 3 kali lipat atau Rp. 300

juta dan ancaman pencabutan badan izin usaha.

Kondisi yang sama berlaku pada sarana umum seperti pusat

perbelanjaan, terminal dan stasiun kereta api. Keberhasilan dalam program

tersebut hanya tercapai 16,9% dari target 75%. Pencapaian keberhasilan hanya

sampai pada usia bayi tiga bulan saja, sedangkan pencapaian menurun setelah

bayi lebih dari tiga bulan, hal ini salah satunya dikarenakan pengetahuan ibu

yang kurang dan ibu yang bekerja (Dinkes Kabupaten Bandung, 2016).

Dampak bayi tidak diberikan ASI eksklusif diantaranya bayi lebih

sering menderita diare, bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu,

Page 16: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

terjadinya malnutrisi, menurunnya daya tahan tubuh bayi sehingga bayi cepat

terkena penyakit infeksi, terjadi obstruksi usus karena usus bayi belum mampu

melakukan gerak peristaltik secara sempurna (Narendra, 2012).

Puskesmas Sumbersari dengan alamat lengkap Jl. Sumbersari Desa

Sumbersari Kecamatan Ciparay kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.

Puskesmas Sumbersari memiliki wilayah kerja di 4 desa diantaranya desa

Sumbersari, desa Serangmekar, desa Ciheulang dan Desa Bumiwangi. Jarak

tempuh terjauh sekitar 10 km dan bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat

maupun roda dua. Cakupan ASI eksklusif terendah (4,91%) dibandingkan

dengan Puskesmas di Ciparay yaitu Puskesmas Ciparay DTP (11,73%) dan

Pueksmas Pakutandang (10,21%).

Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sumbersari Ciparay

Kabupaten Bandung didapatkan cakupan ASI eksklusif pada tahun 2017

sebesar 4,91% sesuai dengan data dari Dinkes Kabupaten Bandung dengan data

jumlah bayi sebanyak 590 orang yang tidak ASI eksklusif yaitu sebanyak 561

bayi (95,08%) dan yang diberikan ASI eksklusif hanya 29 orang (4,02%), peran

tenaga kesehatan selama ini memberikan informasi kepada ibu tentang ASI

eksklusif pada saat ibu datang memeriksakan bayi namun belum pernah ada

evaluasi mengenai informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

Keberhasilan Ibu menyusui memerlukan peran petugas kesehatan

terutama petugas pelayanan perinatal seperti bidan yang terlatih dan mengerti

akan proses menyusui.Oleh karena itu, pada trimester III adalah waktu yang

tepat pula untuk mempersiapkan ibu untuk menyusiu ASI eksklusif, untuk

Page 17: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

meningkatkan pengetahuan ibu hamil pada trimester III tentang ASI eksklusif

perlu dilakukan konseling dan pemberian informasi lebih mendalam sehingga

memberikan pengetahuan yang baik mengenai ASI eksklusif. Pengetahuan,

sikap dan tindakan petugas kesehatan seperti bidan adalah faktor penentu

kesiapan petugas dalam mengelola Ibu menyusui dengan tata laksana laktasi

(manajemen laktasi) sehingga pelaksanaan ASI Eksklusif meningkat

(Soetjiningsih, 2010).

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara terhadap lima orang ibu

dengan bayi usia 6-12 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif didapatkan

4 orang ibu tidak mengetahui tentang bayi yang harus diberikan ASI saja

sampai 6 bulan, 5 orang ibu mengatakan bahwa mereka sudah memberikan MP

ASI dikarenakan bayi tampak lapar. Didapatkan dari 5 orang ibu tersebut

mengatakan bayinya sering mengalami diare setidaknya 3 bulan sekali. Studi

pembanding di wilayah kerja Pukesmas Pakutandang dengan cakupan ASI

eksklusif yang rendah dan masih dalam satu kecamatan Ciparay merupakan

urutan kedua terendah setelah Puskesmas Sumbersari sehingga dijadikan

tempat untuk uji validitas.

Dengan latar belakang di atas, yaitu masih rendahnya cakupan

pemberian ASI eksklusif dikarenakan berbagai faktor penyebab, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran faktor-faktor

yang berhubungan dengan rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu dengan

Page 18: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten

Bandung tahun 2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: bagaimana gambaran

faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya cakupan ASI eksklusif pada

ibu dengan bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari

Kabupaten Bandung tahun 2018?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan

dengan rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu dengan bayi usia 6-

12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung

tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu dengan bayi

usia 6-12 bulan berdasarkan usia ibu di wilayah kerja Puskesmas

Sumbersari Kabupaten Bandung tahun 2018.

2. Mengetahui rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu dengan bayi

usia 6-12 bulan berdasarkan pendidikan ibu di wilayah kerja

Puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung tahun 2018.

Page 19: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

3. Mengetahui rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu dengan bayi

usia 6-12 bulan berdasarkan pekerjaan ibu di wilayah kerja

Puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung tahun 2018.

4. Mengetahui rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu dengan bayi

usia 6-12 bulan berdasarkan pengetahuan ibu di wilayah kerja

Puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung tahun 2018.

5. Mengetahui rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu dengan bayi

usia 6-12 bulan berdasarkan sikap ibu di wilayah kerja Puskesmas

Sumbersari Kabupaten Bandung tahun 2018.

6. Mengetahui gambaran pengetahuan berdasarkan usia, pendidikan,

pekerjaan dan sikap ibu di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari

Kabupaten Bandung tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Diharapkan dapat memperoleh pengalaman dari hasil studi

penelitian tentang gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan

rendahnya cakupan ASI eksklusif.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

lembaga pendidikan sebagai tambahan kepustakaan dan bahan bacaan

serta memberikan motivasi untuk peneliti selanjutnya untuk

meneruskan penelitian ini ke tahap yang lebih seperti mencari faktor-

faktor lain yang mempengaruhi cakupan ASI eksklusif.

Page 20: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian

Sebagai sumber informasi untuk dijadikan bahan masukan yang

dapat digunakan untuk melakukan pelayanan secara tepat dalam

meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di Puskesmas maupun di

bidan praktek swasta. Dan hasil penelitian bisa dijadikan suatu

identifikasi masalah dalam upaya meningkatkan cakupan ASI eksklusif.

Page 21: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI

2.1.1 Pengertian ASI

ASI adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi yang

bersifat alamiah, dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan

dalam proses pertumbuhan dan pengembangan bayi (Marmi, 2012).

ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara

ibu melalui proses menyusui. ASI merupkan makanan yang disiapkan

untuk bayi mulai masa kehamilan payudara sudah mengalami perubahan

untuk memproduksi ASI. Makanan-makanan yang diramu menggunakan

teknologi modern tidak bisa menandingi keunggulan ASI karena ASI

mempunyai nilai gizi yang tinggi dibandingkan dengan makanan buatan

manusia ataupun susu yang berasal dari hewan sapi, kerbau atau kambing

(Soetjiningsih, 2012).

Berdasarkan waktu diproduksi atau stadium laktasi, ASI dapat

dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh

kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material

yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum

dan segera sesudah melahirkan anak. Tentang kolostrum :

a. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari

ketiga atau hari keempat dari masa laktasi.

b. Komposisi kolostrum dari hari kehari berubah.

c. Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-

kuningan lebih kuning dibandingkan ASI Mature.

d. Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan

meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran

pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.

Page 22: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

e. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature,

tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama

adalah casein pada kolostrum protein yang utama adalah globulin,

sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap

infeksi.

f. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature

yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan

pertama.

g. Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan

dengan ASI Mature.

h. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58

kalori/100ml kolostrum.

i. Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam

air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.

j. Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.

k. PH lebih akalis dibandingkan ASI Mature.

l. Lemaknya lebih banyak mengandung cholestrol dan lecitin

dibandingkan ASI Mature.

m. Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein didalam

usus bayi menjadi kurang sempurna, yang akan menambah kadar

antibodi pada bayi.

n. Volumenya berkisar 150/300 ml/24 jam.

2. Air Susu Peralihan (Masa Transisi)

Page 23: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

a. Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI Mature.

b. Disekresi dari hari ke-4 hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada

pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada

minggu ke3 sampai ke-5.

c. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan

karbohidrat semakin tinggi.

d. Volume semakin meningkat.

3. Air Susu Mature

a. ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, yang

dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang

mengatakan bahwa minggu ke-3 sampai ke-5 ASI komposisinya

baru konstan.

b. Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada

yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan

satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.

c. ASI merupakan makanan yang mudah didapat, selalu bersedia,

siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan

temperatur yang sesuai untuk bayi.

d. Merupakan cairan putih kuning-kuningan, karena mengandung

casienat, riboflaum dan karotin.

e. Tidak menggumpal bila dipanaskan.

f. Volume : 300-850ml/24 jam.

Page 24: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

g. Terdapat anti microbaterial faktor, yaitu : antibodi terhadap

bekteri dan virus, cell (phagocyle, granulocyle, macrophag,

lymhocyle type T), enzim (lyzosime, lactoperoxidese), protein

(lactoferrin, B12 Ginding Protein), faktor resisten terhadap

staphylococcus, dan complecement (C3 dan C4) (Marmi, 2012).

2.1.2 Alasan Pemberian ASI

ASI diberikan kepala bayi keren mengandung banyak manfaat

dan kelebihan antara lain menurunkan resiko penyakit infeksi misalnya

: diare, infeksi saluran nafas dan infeksi telinga. Disamping itu ASI juga

bisa mencegah penyakit non infeksi misalnya alergi, obesitas, kurang

gizi, asma dan eksem. ASI dapat pula meningkatkan kecerdasan anak

(Sunardi, 2013).

ASI telah terbukti sangat bermanfaat dalam mencegah berbagai

penyakit seperti :

1. Infeksi saluran cerna baik akut maupun kronik

2. Infeksi saluran cerna lainnya

3. Infeksi saluran nafas

4. Mengandung anti virus dan anti bakteri

5. Faktor anti parasit

Faktor propektif yang meliputi :

1. Epidermal Growth Faktor (EGF)

EGF merupakan komponen terbanyak dari faktor

pertumbuhan yang terdapat dalam ASI yang mempunyai efek

terhadap poliferasi dan diferensiasi dari epitel sel usus.

2. Faktor-faktor kekebalan untuk tubuh bayi

Page 25: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

a. Lactobacillus Bifidus cepat tumbuh dan berkembang biak dalam

saluran pencernaan bayi mendapat ASI. Hal ini dikarenakan ASI

mengandung polisakarida yang berkaitan dengan nitrogen, tidak

terdapat dalam susu formula. Kuman ini akan mengubah laktosa

yang banyak terdapat dalam ASI menjdai asam laktat dan asam

asetat dan situasi yang asam daripada cairan susu ini akan

menghambat pertumbuhan E.Colli jenis kuman yang paling

sering menyebabkan diare pada bayi.

b. Anti-stafilokok berkhasiat menghambat pertumbuhan

staphylokok

c. IgA sekresi dan IG lainnya berkhasiat melindungi tubuh

terhadap infeksi saluran makanan dan saluran pencernaan. IgA

dan IgE merupakan imunitas humoral. Secara elektrofetik,

kromatografik dan radio immuno assay telah terbukti bahwa ASI

terutama kolostrum mengandung immunoglobulin SigA, SigA

ini tahan terhadap enzym protelitik dalam saluran cerna dan

membentuk lapisan dipermukaan mukosa usus sehingga

mencegah bakteri patogen dan enterovirus untuk masuk

d. Komplemen C43 dan C4 berkhasiat sebagai daya opsonik,

kemotaktik dan anafilaktik. Walaupun jumlahnya kecil di dalam

ASI. Komplemen diaktifkan oleh IgA dan IgE yang terdapat di

dalam ASI.

e. Lisozyim berkhasiat menghancurkan sel dinding bakteri kadar

lysozym dalam ASI adalah 300kali kadar dalam susu sapi.

Page 26: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

f. Laktoperoksidase berkhasiat membunuh streptokok.

g. Sel darah putih (leukosit) berkhasiat sebagai fagositosis,

menghasilkan Sig A, C3, C4 dan laktoferin, leukosit sebagai

imunitas seluler, sembilan puluh persen dalam ASI terdiri dari

makrofag yang berfungsi untuk membunuh dan memfatogenesis

mikroorganisme, membentuk C3, dan C4 serta lisozym dan

laktoferin. Sepuluh persen lagi terdiri dari limfosit T dan B.

h. Laktoferin berkhasiat membunuh kuman dengan jalan merubah

ion zat besi (Fe). Laktoferin adalah protein yang terkait dengan

zat besi. laktoferin ini dapat mengahambat pertumbuhan

stapilokok dan E.Colli. Dengan cara mengikat zat besi sehingga

kuman tidak mendapat zat besi yang sangat dibutuhkan untuk

pertumbuhannya. Selain itu, laktoferin juga terbukti dapat

menghambat pertumbuhan jamur kandida (Marmi, 2012).

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI,

meliputi beberapa faktor sebagai berikut:

1. Makanan

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang

dimakan ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup

mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi

ASI, karena kelenjar pembuat ASI dapat bekerja dengan sempurna

tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang

baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak,

dan vitamin serta mineral yang cukup. Bahan makanan yang

dibatasi untuk ibu menyusui :

Page 27: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

a. Yang merangsang seperti : cabe, merica, jahe, kopi, alkohol.

b. Yang membuat kembung, seperti : ubi, singkong, kol, sawi, dan

daun bawang.

c. Bahan makanan yang banyak yang mengandung gula dan

lemak.

2. Emosi dan keadaan psikis

Emosi dan keadaan psikis ibu sangat mempengaruhi refleks

pengaliran susu. Karena refleks ini mengontrol perintah yang

dikirim oleh hipotalamus pada kelenjar bawah otak. Bila

dipengaruhi ketegangan, cemas, takut, dan kebingungan, air susu

pun tidak akan turun dari alveoli menuju puting, hal ini sering

terjadi pada hari-hari pertama menyusui, saat refleks pengaliran

susu belum sepenuhnya berfungsi. Refleks pengaliran susu dapat

berfungsi baik hanya jika ibu merasa rileks dan tenang, tidak tegang

ataupun cemas. Suasana ini bisa dicapai bila ibu punya kepercayaan

diri dan istirahat cukup, serta tidak kelelahan. Mendengar suara

tangis bayi atau bahkan memikirkan bayi bisa menyebabkan refleks

pengaliran susu bekerja, sehingga susu pun tidak bisa memancar.

3. Penggunaan alat kontrasepsi

Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat

kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi

yang tidak tepat dapat mempengaruhi jumlah produksi ASI.

4. Perawatan payudara

Perawatan payudara bisa dilakukan saat masih dalam masa

kehamilan. Karena perawatan yang benar akan memperlancar

produksi ASI. Dengan merangsang payudara akan mempengaruhi

hypopise untuk mengeluarkan hormon progesteron, estrogen dan

oksitosinlebih banyak lagi. Hormon oksitosin akan menimbulkan

kontraksi pada sel-sel lain sekitar alveoli (lubang-lubang kecil di

paru-paru) mengakibatkan susu mengalir turun kearah puting,

sehingga bisa diisap bayi.

5. Anatomis payudara

Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobulus pun

berkurang. Dengan demikian produksi ASI juga berkurang karena

Page 28: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

sel-sel acini yang menghisap zat-zat makan dari pembuluh darah

akan berkurang.

6. Fisiologis

Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin

ini merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal

pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu.

7. Istirahat cukup

Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam

menjalankan fungsinya dengan demikian pembentukan dan

pengeluaran ASI berkurang.

8. Faktor isapan anak

Bila ibu jarang menyusui anak dan berlangsung sebentar

maka isapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI

berkurang karena bila mulut bayi menyentuh puting ibu, refleks

mengisapnya segera bekerja. Semakin anda sering menyusui bayi

anda, maka produksi ASI anda juga semakin banyak.

9. Faktor obat-obatan

Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon

mempengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin yang berfungsi

dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila hormon-

hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi

pembentukan dan pengeluaran ASI (wordpress id, 2014).

2.1.4 Usaha Memperbanyak ASI

1. Tingkatan frekuensi menyusui atau memompa atau memeras ASI

Jika anak belum mau menyusui karena masih kenyang,

perahlah atau pompa lah ASI. Produksi ASI prinsipnya based on

demand sama seperti prinsip pabrik, yaitu jika makin sering diminta

disusui atau diperas atau di pompa maka makin banyak ASI yang di

produksi.

2. Ibu harus dalam keadaan rileks

Kondisi ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI

eksklusif menurut penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu

menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor

psikologis ibu menyusui. Maka pada saat bersamaan ratusan sensor

Page 29: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI)

untuk bekerja lambat, dan akhirnya produksi ASI menurun, disini

juga memerlukan peraan dan dukungan suami agar menciptakan

suasana yang nyaman bagi ibu sehingga ibu dapat lebih rileks dan

bisa menerapkan ASI eksklusif.

3. Ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi khususnya yang dapat

meningkatkan produksi ASI seperti sayur katuk.

Semua ASI yang dihasilkan oleh ibu berasal dari makanan

apa yang dikonsumsi ibu itu sendiri. Banyak mengkonsumsi buah-

buahan segar, makanan bergizi, minum susu serta yang

mengandung banyak cairan bisa membantu proses laktasi.

4. Lakukan perawatan payudara

Merawat payudara selama kehamilan adalah salah satu

bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk

menyusui nantinya. Saat hamil, payudara akan membesar dan

daerah sekitar puting akan lebih gelap warnanya dan juga lebih

sensitif. Semua ini terjadi untuk persiapan tubuh ibu hamil untuk

memberikan makanan pada bayinya.

5. Istirahat yang cukup untuk ibu menyusui

Kelelahan bisa menjadi penyebab turunnya produksi ASI.

Oleh karena itu ibu yang sedang menyusui juga harus istirahat yang

cukup. Tak ada salahnya untuk ikut tidur sejenak ketika si kecil

sedang tidur siang, keuntungan lain dari istirahat yang cukup adalah

membantu mempercepat kembali pulihnya alat reproduksi.

6. Hindari pemberian susu formula

Terkadang karena banyak orang tua merasa bahwa ASI nya

masih sedikit atau takut anak tidak kenyang, banyak yang segera

memberikan susu formula. Padahal pemberian susu formula itu

justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak relatif

malas menyusu atau malah bingung puting terutama pemberian

susu formula dot, begitu bayi diberikan susu formula, maka saat dia

menyusu pada ibunya akan merasa kekenyangan. Sehingga volume

ASI makin berkurang, makin sering susu formula diberikan, maka

makin sedikit ASI yang di produksi (Marmi, 2012).

Page 30: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

2.2 ASI Eksklusif

2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah (menyusui dengan ASI saja sampai bayi

berumur 6 bulan) merupakan nutrisi bagi bayi berupa air susu ibu tanpa

memberikan makanan tambahan, cairan, ataupun makanan lainnya,

hingga berumur 6 bulan (Marmi, 2012).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini

ungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi

makanan lain, walaupun haya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan.

Setelah 6 bulan bayi mulai diberikan dengan makanan lain dan tetap

diberi ASI sampai bayi berumur 2 tahun (Pamekasan, 2014).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan

seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur, biskuit, bubur nasi dan

tim (Roesli, 2014).

2.2.2 Manfaat ASI Eksklusif

1. Manfaat ASI terhadap kelangsungan hidup dan kesehatan bayi

a. Menyelamatkan nyawa, ASI eksklusif adala sumber paling

efektif untuk mencegah kematian anak namun hanya kurang

dari 40 persen bayi dibawah 6 bulan menerima manfaat

pemberian ASI. Bayi di bawah usia 2 bulan yang tidak disusui

adalah enam kali lebih mungkin untuk meninggal akibat diare

atau infeksi saluran pernapasan akut daripada mereka yang

disusui. Sekitar 1,3 juta kematian dapat di cegah setiap tahun

ketika pemberian ASI eksklusif meningkat menjadi 90 persen.

b. Melindungi terhadap penyakit, ASI kolostrum mengandung

agen anti bakteri dan anti virus mempunyai komposisi vitamin

A yang tinggi yang melindungi bayi terhadap penyakit.

Page 31: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

c. Mempercepat permulihan anak yang sakit, ASI berguna selama

diare untuk mengurangi tingkat keparahan dan lamanya diare

dan resiko kekurangan gizi, karena ASI merupakan sumber

makanan yang higienis dengan komposisi yang sempurna dari

energi, protein, lemak,vitamin dan nutrisi lain untuk bayi dalam

enam bulan pertama. ASI adalah satu-satunya sumber yang

aman dan dapat diandalkan makanan untuk bayi bahkan

sewaktu dia sakit.

d. Memenuhi semua kebutuhan air, ASI mengandung 88% air

studi menunjukan bahwa anak yang mengkonsumsi ASI

Eksklusif di bawah 6 bulan tidak mambutuhkan cairan

tambahan, bahkan di negara-negara dengan suhu yang sangat

tinggi dan kelembaban rendah.

e. Mengoptimalkan perkembangan fisik dan mental anak. Bayi

yang di beri ASI menunjukan perkembangan yang lebih baik

dengan IQ yang lebih tinggi dari pada anak-anak yang tidak

diberi ASI Eksklusif. Nutrisi kunci yang sangat penting untuk

kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan anak.

f. Beberapa penelitian mengatakan bhwa anak yang diberikan ASI

akan lebih cenderung mengurangi kemungkinan obesitas,

pemberian susu formula 20-30 persen akan kemungkinan anak

akan lebih gemuk.

Page 32: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

g. Rata-rata bayi yang diberikan ASI eksklusif akan memiliki

tekanan darah tinggi yang lebih rendah, ini akan membantu bayi

terhindar dari penyakit jantung juga.

2. Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu

a. Menyusui ASI membantu wanita menurunkan berat badan

setelah melahirkan, wanita akan membakar banyak kalori

selama menyusui karena tubuh mereka memproduksi susu.

b. Menyusui akan membuat hormon (oxytocin) yang

menyebabkan rahim kembali ke ukuran normal lebih cepat.

c. Ketika seorang wanita melahirkan dan menyusui bayinya,

manfaat ASI untuk wanita iyalah melindungi dirinya dari

menjdai hamil lagi terlalu cepat, suatu bentuk kontrol kelahiran

yang 98% lebih efektif daripada menggunakan kontrasepsi.

d. Menyusui tampaknya mengurangi risiko ibu terkena

osteoporosis, meskipun ibu pasti akan mengalami proses

pengeroposan tulang, kepadatan mineral mereka di isi kembali

dan bahkan meningkat setelah menyusui.

e. Wanita yang menyusui ASI selama dua tahun atau lebih akan

mengurangi kemungkinan mereka terkena kanker payudara

sebesar 24%.

f. Ibu dapat semakin intim selama menyusui dengan bayinya,

sehingga perasaan yang lebih kuat dari dengan bayinya. Para

peneliti telah menunjukan bahwa ikatan ibu menyusui dan anak

Page 33: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

lebih kuat daripada hubungan dengan manusia lain, memegang

anak kedalamnya menyediakan sebagai besar ibu dengan

pengalaman psikologis lebih kuat daripada membawa janin

kedalam rahimnya, perasaan ini menetapkan dasar kesehatan

dan psikologis selama bertahun-tahun yang akan datang.

g. Menghemat uang formula bayi, peralatan sterilisasi dan

makanan bayi bisa mengeluarkan banyak uang. Belum lagi

banyak keluarga harus mengeluarkan banyak uang untuk

mengobati penyakit akibat tidak mengkonsumsi ASI

(Wishingbaby, 2014).

h. Manfaat ASI Eksklusif adalah memberikan perlindungan yang

diperlukan oleh bayi. Sebaiknya kita ibunya yang

mengusahakan produksi ASI bisa meningkat dan mencukupi si

bayi (Marmi, 2012).

2.2.3 Syarat ASI Eksklusif

ASI Eksklusif syaratnya adalah :

1. Hanya memberikan ASI saja sampai 6 bulan

2. Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir

3. Tidak memberikan cairan atau makanan lain selain ASI, kepada bayi

baru lahir

4. Menyusui sesuai kebutuhan bayi

Page 34: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

5. Berikan kolostrum ASI yang keluar pada hari pertama yang

mempunyai nilai gizi tinggi

6. Cairan lain yang boleh diberikan hanya vitamin, mineral, obat dalam

bentuk drop atau sirup (Marmi, 2012).

2.2.4 Dampak tidak diberikan ASI Eksklusif

1. Bayi lebih sering menderita diare karena pembentukan zat anti oleh

susu bayi yang belum sempurna.

2. Bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu. Keadaan ini

terjadi akibat usus bayi masih permeabel, sehingga mudah dilalui

oleh protein asing.

3. Terjadi malnutrisi/gangguan pertumbuhan anak karena zat essensial

yang diberikan secara berlebihan untuk jangka waktu yang panjang

akan mengakibatkan penimbunan zat gizi tersebut sehingga

menimbulkan keadaan obesitas dan dapat merupakan racun bagi

tubuh.

4. Produksi ASI menurun. Karena bayi sudah kenyang dengan

makanan tambahan tadi, maka frekuensi menyusu menjadi lebih

jarang, akibatnya dapat menurunkan produksi ASI dan bayi

kekurangan zat – zat yang dibutuhkan sebelum usia 4 bulan atau 6

bulan yang tidak dapat diberikan oleh makanan lain.

Page 35: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

5. Tingginya solute load dari makanan tambahan yang diberikan,

sehingga dapat menimbulkan hiperosmolaritas yang meningkatkan

beban ginjal

6. Menurunkan daya tahan tubuh bayi karena bayi kekurangan protein

yang sangat dibutuhkan selama masa pertumbuhan.

7. Terjadi obstruksi usus karena usus bayi belum mampu melakukan

gerak peristaltik secara sempurna (Ratih, 2013).

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan ASI

Eksklusif

1. Usia

Usia mempengaruhi bagaimana ibu mengambil keputusan

dalam pemeliharaan kesehatan dirinya, semakin bertambah usia

maka pengalaman dan pengetahuan semakin bertambah atau dengan

usia yang bertambah pengalaman terhadap pengetahuan dan sumber

informasi yang didapat lebih baik. Semakin bertambah usia (tua)

maka pengalaman dan pengetahuan semakin bertambah

(Notoatmodjo, 2010).

Pengeluaran ASI yang terlambat akan mengakibatkan

kegagalan pemberian ASI secara eksklusif pada bayi. Usia

berhubungan dengan pengeluaran ASI (onset ASI). Menurut River

(2010) dalam Novitasari (2015) umur yang dapat mempercepat

terjadinya pengeluaran ASI adalah antara 20-30 tahun, pada umur

tersebut pengeluaran ASI keluar secara sempurna dan mengalami

penurunan setelah lebih dari 30 tahun.

Pengkategorian usia menggunakan pembagian sebagai

berikut:

1) < 20 tahun dan > 30 tahun

Page 36: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

2) 20-30 tahun (Novitasari, 2015)

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima

ide-ide dan teknologi yang baru (Notoatmodjo, 2010). Domain

pengetahuan erat kaitanya dengan usia dan tingkat pendidikan

seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah atau sedang akan

mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman responden tentang

pemberian ASI eksklusif rendah dan sebaliknya tingkat pendidikan

tinggi akan menjadikan pengetahuan dan pemahaman responden

tentang pemberian ASI eksklusif lebih baik (Sunaryo, 2014).

Pengkategorian pendidikan dibagi menjadi: SD, SMP, SMA

dan Perguruan Tinggi (Sunaryo, 2014).

3. Pekerjaan

Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan

maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau

keuntungan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat pekerja

memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai

pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya

IPTEK dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang

Page 37: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

berkualitas dan mempunyai produktifitas yang tinggi sehingga

mampu meningkatkan kesejahteraan (Siregar, 2014). Praktek

pemberian makan pada bayi dari ibu bekerja di rumah sama dengan

pada ibu yang tidak bekerja (Pernanda, 2014).

Ibu yang bekerja dengan meninggalkan rumah, 2 kali lebih

besar kemungkinannya memperkenalkan susu botol pada bayinya

dalam waktu dini dibanding yang bekerja tanpa meninggalkan

rumah dan 4 kali dibanding ibu yang tidak bekerja. Pertukaran jam

kerja yang kaku, tidak tersedianya tempat penitipan anak, jarak

lokasi bekerja yang jauh dan kebijakan cuti melahirkan yang kurang

mendukung menyebabkan ibu harus meninggalkan bayinya selama

beberapa jam sehingga sulit untuk menyusui on demand (Pernanda,

2014). Status pekerjaan juga menjadi salah satu alasan pemberian

MP ASI dini. Status pekerjaan yang semakin baik dan sosial

ekonomi keluarga yang meningkat inilah yang menyebabkan dan

memudahkan ibu untuk memberikan susu formula dan MP ASI pada

anak dibandingkan dengan pemberian ASI eksklusif (Sunaryo,

2014).

Hasil ukur untuk pekerjaan dibagi menjadi dua kategori

yaitu:

1) Bekerja

2) Tidak Bekerja (Notoatmodjo, 2010).

Page 38: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

4. Pengetahuan

Pengetahuan para ibu juga berhubungan dengan sumber

informasi yang ibu dapatkan dari mitos dan media massa. Ibu

menyatakan bahwa penyebab ASI tidak diberikan secara eksklusif

yakni pemberian MP ASI dini pada bayi mereka dikarenakan

adanya kebiasaan ibu dalam memberikan MP ASI turun temurun

dari orang tuanya seperti pemberian bubur nasi dan bubur pisang

pada saat upacara bayi (aqiqah) yang telah mencapai usia tiga

bulanan. Tidak hanya itu saja, ibu menyatakan juga tertarik akan

iklan susu formula yang sekarang ini sedang gencar-gencarnya

dilakukan oleh produsen susu (Sukandar, 2013).

Hasil ukur untuk variabel pengetahuan dibagi menjadi tiga

kategori diantaranya yaitu:

1) ≤ 56% Kurang

2) >56-<75% Cukup

3) ≥ 75% Baik (Notoatmodjo, 2010)

5. Sikap

Sikap merupakan proses evaluatif dari dalam diri seseorang.

Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan

dalam sikap timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri

individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk

baik-buruk, mendukung-tidak mendukung, positif-negatif,

menyenangkan-tidak menyenangkan yang kemudian mengkristal

sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 2010).

Pengambilan data skala sikap menggunakan instrumen

berupa skala likert. Skala likert yang digunakan menggunakan

Page 39: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

alternatif jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak

setuju. Dengan penilaian sebagai berikut:

1) Unfavorable (Tidak mendukung, Negatif) apabila skor di bawah

nilai mean/median

2) Favorable (Mendukung, Positif) apabila skor di atas nilai

mean/median

Penentukan nilai batas tengah mean atau median dengan

menggunakan hasil uji normalitas, apabila hasil uji normalitas

berdistribusi normal maka menggunakan mean dan apabila hasil uji

normalitas berdistribusi tidak normal maka mengunakan median

(Sugiyono, 2009).

Terdapat 3 komponen yang mendasar suatu sikap (Azwar,

2013), yaitu:

a. Kognitif, merupakan kepercayaan (keyakinan), ide dan

konsep terhadap suatu objek tentang objek atau orang tersebut.

b. Afektif merupakan kehidupan emosional atau evaluasi

terhadap suatu objek yang didalamnya termasuk perasaan suka

tidak suka terhadap suatu objek atau orang.

c. Konatif/tindakan yaitu kecenderungan untuk bereaksi

terhadap objek atau orang tersebut.

Ketiga komponen tersebut secara kesatuan membentuk

sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh

ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang

peranan penting.

Sikap dapat mempengaruhi terhadap pemberian ASI

eksklusif, sikap berhubungan dengan pendapat ibu tentang

pemberian makanan selain ASI, pendapat mengenai anak dengan

usia kurang dari 6 bulan dengan kondisi aktif dikatakan apabila

MP ASI tidak diberikan maka anak akan cepat sakit. Hal tersebut

Page 40: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

memberikan kontribusi yang kurang baik terhadap pelaksanaan

ASI eksklusif (Sunaryo, 2014).

6. Faktor pendorong dan pndukung gagalnya pemberian ASI

ekslusif yang diketahui dari penelitian Afifah (2010) ini adalah

kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI ekslusif dan kurangnya

motivasi dari ibu untuk memberikan ASI ekslusif kepada

bayinya. Dalam penelitian ini diketahui bahwa hanya 50% ibu

yang mengetahui tentang ASI ekslusif. Pada umumnya ibu

penelitian pernah mendengar tentang ASI ekslusif tetapi tidak

mengetahui maksudnya. Selain itu, pengetahuan yang dimiliki

ibu tentang ASI Eksklusif sebatas pada tingkat ”tahu bahwa”

sehingga tidak begitu mendalam dan tidak memiliki keterampilan

untuk mempraktekkannya. Jika pengatahuan ibu lebih luas dan

mempunyai pengalaman tentang ASI Eksklusif baik yang dialami

sendiri maupun dilihat dari teman, tetangga atau keluarga, maka

ibu akan lebih terinspirasi untuk mempraktekkannya. Kurangnya

pengetahuan tentang manfaat ASI ekslusif, menyebabkan

motivasi ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayinya juga

menjadi kurang.

Dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif, Ada

hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI

eksklusif, ibu yang suaminya mendukung pemberian ASI

Page 41: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

eksklusif berpeluang memberikan ASI eksklusif 2 kali daripada

ibu yang suaminya kurang mendukung pemberian ASI eksklusif

setelah dikontrol oleh pekerjaan suami, dukungan petugas

kesehatan, dan pekerjaan ibu. Oleh karena peran suami penting

dalam pemberian ASI eksklusif, maka suami harus dijadikan

sasaran penyuluhan ASI dan didorong untuk lebih aktif mencari

informasi serta aktif belajar mengenai ASI, sehingga lebih paham

dalam memberikan dukungan kepada ibu untuk menyusui secara

eksklusif. Dukungan informasional dan dukungan emosi suami

mempunyai pengaruh signifikan dengan pemberian ASI

Eksklusif. (Simbolon, 2011). Hal ini diperkuat dengan hasil

penelitian Manaf (2010) yang menunjukkan variable dukungan

informasional mempunyai hubungan signifikan dengan

pemberian ASI Eksklusif Suami dengan memberikan dukungan

informasional maka ibu akan terpapar informasi mengenai ASI

Eksklusif. Adanya dukungan informasional suami diharapkan ibu

lebih dapat melaksanakan pemberian ASI secara

Eksklusif.Caplan (2010) dalam Friedman (1998) menjelaskan

Dukungan informasional, keluarga berfungsi sebagai sebuah

kolektor dan disseminator (penyebar) informasi tentang dunia.

Suami sebagai kepala keluarga memberikan penjelasan tentang

pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan

Page 42: B A N D U N G 2 0 1 8 - repository.bku.ac.id

mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini

adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi

yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus

pada individu. Aspekaspek dalam dukungan ini adalah nasehat,

usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.


Related Documents