YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Asset Based Communities Development (ABCD)digilib.uin-suka.ac.id/8282/1/MUNAWAR AHMAD ASSET... · tidak terjebak dalam rutinitas pengajaran dan penelitian belaka, ... Jurnal Aplikasi

ASSET BASED COMMUNITIES DEVELOPMENT(ABCD): TIPOLOGIKKN PARTISIPATIF

UIN SUNAN KALIJAGAStudi Kasus Pelaksanaan KKN ke-61 di DusunNgreco Surocolo, Selohardjo,Pundong, Bantul

Tahun Akademik 2007

Munawar Ahmad

Abstrak

Asset Based Communities Development (ABCD) merupakan modelpendekatan dalam pengembangan masyarakat. Pendekatan inimenekankan pada inventarisasi asset yang terdapat di dalammasyarakat yang dipandang mendukung pada kegiatanpemberdayaan masyarakat. Pendekatan ABCD menggunakan7 tahap kegiatan serial. Penekanan pada asset reinventingmenjadi ciri khas pendekatan ini, karena di dalam assetreinventing tersebut, para mahasiswa diharuskanmengeksplorasi ketersediaan social assets yang dimilikimasyarakat. Bagi KKN UIN, social assets lebih diarahkan unrukidentifikasi asset masyarakat dalam kehidupan beragamamereka. Sinkronisasi antara ketersediaan social assets danprogram kerja KKN menjadi penentu keberhasilan A B C D .

I. Pendahuluan

Strategi pengembangan masyarakat saat ini telah berkembang denganpesat seiring dengan tumbuhnya berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat,salah satunya adalah model partisipatori. Model Partisipatori yakni polapengembangan masyarakat yang berasumsi bahwa masyarakat merupakankomunitas aktif, mandiri dan kreatif memberdayakan dirinya sendiri.Asumsi ini berbeda dengan model advokasi yang memandang masyarakatsebagai komunitas pasif, lemah dan ridak kreatif.

104 Aplikasia, JurnalAplikasillmu-ilmuAgama, Vol. VIII, No. 2 Desember 2007:104-113

Page 2: Asset Based Communities Development (ABCD)digilib.uin-suka.ac.id/8282/1/MUNAWAR AHMAD ASSET... · tidak terjebak dalam rutinitas pengajaran dan penelitian belaka, ... Jurnal Aplikasi

Kesadaran membangun masyarakat telah lama menjadi dharma muliadari perguruan tinggi di Indonesia. Perguruan tinggi sebagai institusipendidikan, menyadari bahwa dirinya tidak berada dalam ruang hampa,tetapi perguruan tinggi selalu bersentuhan dengan dinamika masyarakatbaik pada level mikro hingga makro. Dengan demikian, perguruan tinggitidak terjebak dalam rutinitas pengajaran dan penelitian belaka, namunperguruan tinggi harus menunjukkan kepeduliannya kepada masyaraktmelalui program pengabdian masyarakat. Secara ringkas, ditemukanpengertian dasar Community Development (CD) dari encyclopedia maya,yakni

"the process of developing active and sustainable communities based onsocial justice and mutual respect. It is about influencing power structures toremove the barriers that prevent people from participating in the issues thataffect their lives.

"Community workers (officers) facilitate the participation of people in thisprocess. They enable connections to be made between communities andwith the development of wider policies and programmes. CommunityDevelopment expresses values of fairness, equality, accountability,opportunity, choice, participation, mutuality, reciprocity and continuouslearning. Educating, enabling and empowering are at the core of CommunityDevelopment."

Beberapa istilah dari literatur Barat yang bersinggtmgan dengan prosesCD, yang dikembang oleh Northwestern University antara lain1. Community economic development (CED)2. Community capacity building3. Social capital formation4. Political participatory development5. Nonviolent direct action6. Ecologically sustainable development7. Asset-based community development8. Faith-based community development9. Community practice social work10. Community-based participatory research (CBPR)11. Community Led Plans12. Community mobilization13. community empowerment14. Community participation15. Asset Based Community Development (ABCD)

Asset Based Communities Development (ABCD): Tipologi KKN... (Munawar Ahmad) 105

Page 3: Asset Based Communities Development (ABCD)digilib.uin-suka.ac.id/8282/1/MUNAWAR AHMAD ASSET... · tidak terjebak dalam rutinitas pengajaran dan penelitian belaka, ... Jurnal Aplikasi

16. Community organizing3 7. Participatory rural appraisal (PRA)

Salah satu bentuk dari pengabdian kepada masyarakat dari perguruantinggi yakni pelakasanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Hingga akhir tahun1995, hampir sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia masihmelaksanakan KKN, namun semenjak diterapkannya kebijakan Link andMatch, banyak perguruan tinggi meninggalkan KKN dan menggantikannyadengan program yang lebih Match dengan dunia pekerjaan, yakni KuliahKerja Lapangan (KKL), Kuliah Kerja Praktek (KKP), dll. Meskipun demikian,UGM dan UIN Sunan Kalijaga masih mempertahankan program KKNsebagai sarana pengabdian masyarakat, selain juga memberikan peluangkepada beberapa f akultas untuk melaksanakan KKL maupun KKP, berbedadengan perguruan tinggi besar lainnnya, yang mulai meninggalkan KKN.

Lepas dari kontroversi KKN atau tidak, dalam strategi pemberdayaanmasyarakat, program KKN dipandang memberi kontribusi positif terhadapupaya pemberdayaan masyarakat desa dan pendidikan itu sendiri, karenamelalui program KKN akan tampak sisi pengabdian lembaga perguruantinggi terhadap masyarakat secara konkrit. Pemberdayaan dilakukan tidakhanya pada level kognisi belaka, namun jauh menyentuh pembenahanlingkungan budaya dan fisik masyarakat. Masyarakat akan merasakanpendidikan minimal dari mahasiswa KKN sekaligus dibantu pembenahantata sarana fisik ke arah tata lingkungan yang lebih beradab dan berbudaya.Di sisi lain, mahasiswa selaku pelaksana tugas KKN juga diberi kesempatanuntuk belajar memahami masyarakat, kebutuhan masyarakat dan tata kerjamasyarakat secara partisipatif. Situasi ini akan mampu mendorongpenajaman intelektulitas-sosial mahasiswa secara optimal, karena pada saatKKN mahasiswa diperlakukan secara utuh oleh masyarakat dalam tigaperan utuh, yakni sebagai pelopor, intelektual dan motivator.

Tulisan ini akan berupaya menjelaskan pendekatan ABCD menjadimodel yang dilakukan selama pelaksanaan KKN di dusun Ngreco RT 3dan 4, Selohardjo 26, Pundong, Bantul periode Juni- Agustus 2007

II. Pelaksanaan KKN

1. PreparingMahasiswa peserta KKN untuk lokasi Selohardjo 26, terdiri dari 9

orang. Pada umumnya mereka telah menempuh 8 semester ke atas. Adapun

106 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VIII, No. 2 Desember 2007:104-113

Page 4: Asset Based Communities Development (ABCD)digilib.uin-suka.ac.id/8282/1/MUNAWAR AHMAD ASSET... · tidak terjebak dalam rutinitas pengajaran dan penelitian belaka, ... Jurnal Aplikasi

koordinator Selohardjo 26 adalah Pago Hardian, mahasiswa fakultasDakwah. Sebelum penerjunan ke lokasi, seluruh mahasiswa peserta KKNdiberikan pembekalan berkaitan dengan berbagai persiapan melaksanakanKKN di lapangan.

Proses pembekalan sendiri dilakukan 1 bulan menjelangpemberangkatan ke lokasi. Mulai dari pengenalan tata cara pembuatanproposal, pengisian buku kerja harian, hingga kondisi masyarakat dilapangan. Seiring dengan hal tersebut, LPM telah menyiapkan tim dosenpembimbing lapangan (DPL) yang bertanggungjawab sebagai pembina atauCoach selama pelaksanaan KKN. Para DPL tersebut ditugasi untuk menjadikonsultan peserta KKN dalam hal penyusuan program, pelaksanaanprogram, hingga pembuatan laporan administatif setelah KKN berakhir.

2. Participatory Program:Bulan Juli - September 2007 seluruh peserta KKN diterjunkan ke

lapangan. Meraka pada umumnya bertempat tinggal di lokasi, seperti dirumah miliki kepala dusun, tokoh masyarakat ataupun masyarakatumumnya. Untuk KKN Selohardjo 26, ke sembilan mahasiswa tersebutditempatkan di rumah seorang warga yang sederhana, namun cukup sehatuntuk tempat tinggal.

Lokasi Selohardjo 26 tergolong lokasi yang terpencil, meskipun beradakurang lebih 2 km dari jalan utama desa. Untuk menuju ke lokasi, hanyaada satu akses jalan dengan kondisi berbatu, licin dan menanjak cukupterjal. Wilayah Selohardjo 26 masuk ke dalam wilayah pedukuhan Ngreco,dengan jumlah KK hanya 50 keluarga atau 200 orang warga.Perkampungan mereka yang terdiri dari 2 RT tersebut, seakan terpisahdengan wilayah Ngreco lainnya. Wilayah RT 3 dan 4 berada di lokasiperbukitan yang dipisahkan oleh sungai kecil.. Jadi, wilayah RT 3 dan 4cenderung berkelompok di atas, terpisah dengan RT 1 dan 2, yang beradadi tempat datar dan berkelompok di sekitar jalan raya. Dalam kondisidemikian, kelompok KKN Ngreco 26 harus tinggal selama 2 bulan penuh.

3. Asset ReinventingPada saat penerjunan I, pihak DPL melakukan koordinasi antara

mahasiswa KKN dengan induk semang, sekaligus memberikan pengarahanmengenai jadwal kerja pada minggu-minggu pertama. Koordinasi singkattersebut, pada intinya meminta bantuan kepada induk semang untukmenjadi mediator mempertemukan peserta KKN dengan seluruh warga.

Asset Based Communities Development (ABCD): Tipologi KKN... (Munawar Ahmad) 107

Page 5: Asset Based Communities Development (ABCD)digilib.uin-suka.ac.id/8282/1/MUNAWAR AHMAD ASSET... · tidak terjebak dalam rutinitas pengajaran dan penelitian belaka, ... Jurnal Aplikasi

Akhirnya, malam ke dua di lokasi, peserta KKN telah dipertemukandengan seluruh warga. Pada intinya acara tersebut dimaksudan untukmemperkenalkan diri sekaligus asset reinventing (penelaahan asset dankebutuhan). Pada kesempatan tersebut koordinator mahasiswa, menjadikunci utama melakukan proses asset reinventing dengan cara bertanya danmempertanyakan kegiatan-kegiatan masyarakat yang telah dan akandilakukan oleh warga.

Hasil pertemuan tersebut, akhirnya menjadi masukan tirn KKN untukmenyusun program kerja yang akan dituangkan dalam bentuk proposalRencana Program Kerja (RPK KKN). Mereka mencatat setiap penjelasanwarga sebagai informasi yang akan diolah.

4. Designing

Proses selanjutnya, adalah designing. Masukan dari warga kemudiandiolah sebagai masukan program kerja yang akan dikerjakan selamat 2bulan. Program kerja dibagi menjadi dua, yakni program kelompok danindividu.

Masukan dari warga dikategorikan ke dalam proses analisis SWOT,sebagai upaya memudahkan mahasiswa menentukan aset-aset mana yanglayak difungsikan untuk membantu pemberdayaan masyarakat. Sedangkanfaktor-faktor kelemahan masyarakat menjadi faktor yang hams diperhati-kan, apakah akan menjadi kendala atau kah menjadi kontributor bagipelaksanaan program. Pada proses designing tersebut, mahasiswa dituntutuntuk menselaraskan program kerja dengan latarbelakang pendidikanmereka.

Meskipun mereka berasal dari 6 fakultas, (Ay, Ty, Uy, Sy, Dy, Soshumdan Saintek), namun core program mereka adalah sama, yaknipengembangan bidang Agama. Inilah yang membedakan antara misiprogram KKN UIN dengan perguruan tinggi lainnya. Maka, setelah merekamengumpulkan alasan dan persoalan yang inherent terjadi di dalammasyarakat, akhirnya, mereka akan menyusun Rencana Program Kerjasecara pribadi dan kelompok. Berkaitan dengan hal tersebut, pihak LPMtelah membekali peserta KKN suatu pedoman untuk menyusun programkerja yang sesuai dengan karakter latar belakang keilmuan mereka.

Identifikasi ditekankan pada ketersediaan asset yang dimilikimasyarakat, seperti ketersediaan SDM, ketersediaan sumber daya finansial,dan juga ketersediaan akses. Khusus untuk KKN UIN, identifikasi diarahkanmengeksplorasi asset masyarakat dalam bidang kehidupan keagamaan

108 Aplikasia, JurnalAplikasillmu-ilmu Agama, Vol. VIII, No. 2 Desember 2007:104-113

Page 6: Asset Based Communities Development (ABCD)digilib.uin-suka.ac.id/8282/1/MUNAWAR AHMAD ASSET... · tidak terjebak dalam rutinitas pengajaran dan penelitian belaka, ... Jurnal Aplikasi

mereka, seperti ketersediaan ustadz, masjid, proses dan sarana pendidikankeagamaan dan pola philantropik yang dimiliki oleh masyarakat setempat.

5. Communicating

Setelah mereka menyusun Rencana Program Kerja kelompok danindividu, selanjutnya mereka harus menyampaikan program-programtersebut kembali kepada masyarakat dan aparat Desa terkait. Proseskomunikasi ini mereka lakukan dengan cara groups discussion kepadakelompok sasaran. Misalnya, program pembinaan TPA, yang merupakanprogram wajib KKN UIN Sunan Kalijaga, di sampaikan kepada kelompokremaja Masjid atau takmir Masjid, juga pemberdayaan perempuan, jugadisampaikan kepada kelompok sasaran dalam acara khusus yang diadakanoleh remaja atau ibu-ibu setempat, seperti pengajian atau arisan.

Proses communicating ini merupakan langkah sosialisasi atas rencanaprogram kerja perorangan dan kelompok kepada masyarakat. Dalamkesempatan tersebut, biasanya terjadi dialogi dan kompirasi atasketersediaan asset dan kebutuhan masyarakat. Jika ternyata dikemudianhari terhadap dukungan yang minimal, maka sangat dimungkinkan sekalipenanggung jawab program melakukan revisi. Beberapa forum formalmaupun informal masyarakat dijadikan sarana untuk communicating ini.

Proses communicating juga terjadi pada internal kelompok, yangbertujuang untuk melakukan sinkronisasi tempat dan waktu, serta SDM.Adapun hasil sinkronisasi tersebut adalah terpampangnya jadwal kerjaselama waktu efektif KKN, yakni kurang lebih 40 hari kerja.

6. ImplementingSetelah dipandang beberapa sarana dan asset minimal terpenuhi, maka

selanjutnya proses implementing. Tahap ini biasanya akan dimulai padaminggu ke 2-3. upaya penggalian dana dari luar masyarakat pun mulaidilakukan dengan cara memasarkan proposal kerja kepada beberapainstansi pemerintah dan swasta. Misalnya, program pengadaan buku untukperpustakaan masjid, proposal proyek ini disampaikan kepada DepartemenAgama, Yayasan Iqra, dan beberapa penerbit buku Islami. Sedangkanprogram kelompok lain yang dianggap memerlukan dana besar, yaknipembenahan mushola. Pembenahan mushola ini dijadikan program KKNkarena saat itu masyarakat sedang membangun mushola kecil di tengahkampong, yang masih memerlukan bantuan. Melihat situasi demikian,mahasiswa KKN memandang pembangunan mushola layak diajukan

Asset Based Communities Development (ABCD): Tipologi KKN... (Munawar Ahmad) 109

Page 7: Asset Based Communities Development (ABCD)digilib.uin-suka.ac.id/8282/1/MUNAWAR AHMAD ASSET... · tidak terjebak dalam rutinitas pengajaran dan penelitian belaka, ... Jurnal Aplikasi

sebagai program. Namun dikarenakan kehadiran mereka hanya 2 bulan,sedangkan pembangunan mushola memakan waktu yang relatif lama,maka mahasiswa hanya membantu proses penyusunan administasi danpenyebaran proposal kepada pihak-pihak terkait seperti Pemda Bantul danbeberapa lembaga lainnya.

Sedangkan program besar lainnya yang berkaitan dengan pembinaankeagamaan masyarakat, yakni Perayaan Hari Besar Islam, Isra Mi'raj.Untuk mempersiapkan acara besar tersebut, seluruh mahasiswa KKNterlibat secara aktif mempersiapkan materi dan format acara agar PHBItersebut mampu menjadi sarana penyegaran keimanan msyarakat secaraberkesan, khususnya bagi anak-anak dan remaja.

Implementasi PHBI yang dipadukan dengan perayaan 17 Agustusandi Ngreco Surocolo tersebut dirasakan oleh masyarakat sebagai perayaanyang unik dan berkesan. Karena pada kesempatan tersebut segenap warga,tua muda, semuanya hadir dan bergembira dalam mengikuti acara tersebut.Hal tersebut terjadi karena kelompok KKN Selohardjo 26 mampu menyusunformat acara yang sederhana tetapi menarik. Seluruh pengisi acaradipercayakan kepada anak-anak dan pemudanya, sementara para orangtua yang laki-laki dilibatkan dalam penyiapan tempat dan para ibu terlibataktif mempersiapkan konsumsi berupa lemper, emping dan kacang rebus.Sungguh suatu pemandangan yang menarik menyaksikan kegembiraanmasyarakat di dalam mendukung pelaksanaan PHBI tersebut.

Animo dan dukungan masyarakat tersebut tidak hanya pada PHBIsaja, namun juga seluruh aktivitas program kerja perorangan pun selalumendapat respon tinggi dari masyarakat. Dukungan ini terjadi hingga KKNberakhir.

7. EvaluatingSelanjutnya, menginjak minggu ke 7, mahasiswa sudah mempersiap-

kan evalasi terhadap seluruh proses program KKN mereka. proses evaluasiditekankan pada pemberdayaan asset masyarakat yang digali, manf aat yangdiberikan serta keterlibatan masyarakat di dalam setiap kegiatan. Dari hasilyang diperoleh, tampak sekali jika perimbangan antara dana supportingdengan dana operasional berimbang 10 % : 90 %. Ini artinya dukungandana supporting yang digali mahasiswa dengan dana operasional yangdiberikan masyarakat terhadap seluruh program KKN di Ngreco tersebutsangat rendah. Meskipun demikian pada kenyataannya mampu menggalidana masyarakat yang sangat tinggi. Dana operasional masyarakat tersebut

Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmii-ilmu Agama, Vol. VIII, No. 2 Desember 2007:104-113

Page 8: Asset Based Communities Development (ABCD)digilib.uin-suka.ac.id/8282/1/MUNAWAR AHMAD ASSET... · tidak terjebak dalam rutinitas pengajaran dan penelitian belaka, ... Jurnal Aplikasi

memang tidak diwujudkan dalam bentuk uang cash, namun dalamberbentuk dukungan tenaga, natura dan materi.

Dalam proses evaluasi tersebut mahasiswa diarahkan untuk mampumelakukan penilaian secara proporsional terhadap kinerja mereka, baikperoangan dan kelompok. Hasil evaluasi ini kemudian diserahkan dalambentuk Laporan Pelaksanaan Program Kerja KKN.

Demikian garis besar rangkaian kerja selama KKN dari kelompok 26.apabila dicermati, kinerja dari kelompok 26 ini dipandang sukses karenaproses pemberdayaan masyarakat terlihat berjalan dengan optimal. Haltersebut dapat diamati terjadinya peningkatan dalam kehidupankeberagamaan mereka, aktifnya kembali pengajian-pengajian danmeningkatnya pengetahuan masyarakat tentang masalah-masalahamaliyah mereka dalam kehidupan sehari-harinya.

Setelah diamati, ada beberapa penyebab keberhasilan program KKNdi Ngreco Suracolo tersebut, yakni1. Totalitas Induksi: enjoy live-in. Kehadiran mereka berada di lokasi secara

kontinyu menyebabkan mudahnya terjalin emosional diantaramasyarakat dan mahasiswa KKN. Kehadiran sosok Sutrisno, yangsupel bergaul dengan masyarakat desa, menjadi sarana yang efektifmenghubungkan emosi mahasiswa dengan perasaan masyarakat.Karena diakui juga dari sembilan anggota kelompok 26, tidak semuanyasupel dalam bergaul dengan masyarakat desa. Selanjutnya, kehadiranPago, ketua kelompok yang terbuka dan lucu, semakin memudahkankelompok ini masuk ke dalam emosi komunitas masyarakat.

2. Paralelitas program kerja. Sedangkan dari sisi program kerja, tampaksekali adanya paraleelitas program kerja yang disusun mahasiswadengan program kerja masyarakat. Misalnya pembangunan masjid,pemberdayaan TPA, dan pengajian ibu-ibu, merupakan program kerjayang memerlukan dukungan motivator dari mahasiswa.

3. Use-full program, Program yang tepat guna bagi masyarakat merupakanalasan kedua mengapa program KKN di Ngreco didukung olehmasyarakat. Adanya kesenjangan antara harapan masyarakat dengankemampuan masyarakat untuk mengelolanya, menjadi peluang bagimahasiswa untuk hadir sebagai motivator atau penggiat masyarakat,seperti vakumnya kegiatan TPA dikarenakan tidak adanya tenagaUstadah yang mumpuni dalam bidang agama, dapat diisi olehmahasiswa-mahasiswa untuk mengisinya. Seperti, bidang qiraatulQuran, diisi oleh Neli, mahasiswa Fakultas Adab yang juga santriwari

Asset Based Communities Development (ABCD): Tipologi KKN... (Munawar Ahmad) 111

Page 9: Asset Based Communities Development (ABCD)digilib.uin-suka.ac.id/8282/1/MUNAWAR AHMAD ASSET... · tidak terjebak dalam rutinitas pengajaran dan penelitian belaka, ... Jurnal Aplikasi

di sebuah pondok pesantren, mengisi ketrampilan tartilul Qurankepada anak-anak dan remaja.

4. Asset Based Programs. Sedangkan untuk pemberdayaan program fisikmasyarakat, kelompok Ngreco 26 mampu mensinkronkan dukunganmereka dengan ketersediaan Asset yang dimiliki masyarakat. Asset dimaksud, bukan hanya ketersediaan materi dan financial belaka tetapijuga ketersediaan SDM dan networking. Kekosongan asset demikianmampu diisi oleh mahasiswa KKN, seperti penyusunan proposal yangbaik dan benar, sebagai sarana untuk mencari dana kepada donatotor,dikerjakan oleh mahasiswa. Selanjutkan, dengan keluasan networkingyang dimiliki oleh mahasiswa, proposal kegiatan tersebut mampudisebarkan keluar daerah mereka. apalagi, ketika mahasiswa mendapatdana bantuan, hampir 70 % dana tersebut diberikan kepada programutama yang diperlukan masyarakat. Sehingga, masyarakat merasasenang karena mereka mendapat bantuan asset bagi pemberdayaanprogram-program mereka.

5. Komposisi internal: Mature-Complementary. Variatifnya tingkatkedewasaan mereka menyababkan terjadinya kesimbangan kelompok.Ada beberapa individu dalam kelompok tersebut yang dapatmelakukan perannya sebagai "ibu" dan "ayah" ketika terjadiperselisihan. Meskipun demikian, peran tersebut tidak kaku dilakukan,karena pada situasi tertentu, peran tersebut akan mencair kembalikepada posisinya sebagai ternan dan sahabat yang sejajar dan seusia.Pertukaran peran yang demikian, dipandang sebagai rahasia suksesnyakehidupan KKN selama di lokasi.

III. KesimpulanDemikianlah penjelasan tentang program ABCD yang dilakukan oleh

Kelompok KKN Selohardjo 26 yang berlokasi di Dusun Ngreco Surocolo.Upaya Asset Based Community Development terlihat jelas dijadikanpertimbangan oleh mereka, karena mereka menyadari 2 hal, yakni (1).Program KKN bukanlah program sinterklas yang datang dari kota dengansetumpuk uang {funding), tetapi mereka datang dalam upay a belajar (learningprocess). (2). Waktu KKN yang relatif singkat tidak memungkinkan merekauntuk sustainabk secara megaproyek. Kesadaran ini selalu ditanamkan olehLPM sendiri juga oleh para Dosen Pembimbing Lapang yang intensmembina mereka di lokasi. Akhirnya, tidak dipungkiri kini masyarakatNgreco Surocolo telah lebih maju dalam bidang keagamaanya dibandingsebelum adanya program KKN UIN ke 61..

112 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VIII, No. 2 Desember 2007:104-113

Page 10: Asset Based Communities Development (ABCD)digilib.uin-suka.ac.id/8282/1/MUNAWAR AHMAD ASSET... · tidak terjebak dalam rutinitas pengajaran dan penelitian belaka, ... Jurnal Aplikasi

Daftar Pustaka

en.wikipedia.org/ wiki/ Community_developmentwww.northwestern.edu / ipr / abcd.htmlwww.sfu.ca/ cscd /www.rurdev.usda.gov

* Munawar Ahmad, M.Si. Dosen Jurusan Sosiologi Agama FakultasUshuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Aktif Menjadi Dosen PembimbingLapangan bagi Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Asset Based Communities Development (ABCD): Tipologi KKN... (Munawar Ahmad) 113


Related Documents