YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    1/13

    Penindasan Orang

    Palestina di Dunia Arab :Mengapa Muslim Diam Saja ?

    Oleh: Khaled Abu Toameh20 Juli, 2010

    ernahkah Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat untuk

    mengecam sebuah pemerintah Arab karena menindas warga

    Palestina?

    Mengapa berbagai organisasi dan orang di seluruh dunia yang

    menyebut diri mereka pro-Palestina DIAM SAJA ketika Yordania

    mencabut kewarganegaraan ribuan orang Palestina?

    [Lihat artikel dibawah : Human Rights Watch mengatakan bahwa 2.700

    orang Yordania asal 'Palestina' tiba2 dicabut kewarganegaraan

    Yordania mereka dan kini terkatung2 karena tidak lagi berhak memiliki

    tanah, rumah, bantuan kesehatan, sekolah atau apapun.]

    P

  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    2/13

    CONTOH LAIN LAGI : nasib keluarga generasi ke-empat pengungsi

    Palestina di Lebanon (foto atas) yang hidup diantara reruntuhan kamp

    pengungsi Shatila di pinggir Beirut, yang sama sekali tidak dipedulikan

    oleh pemerintah Lebanon http://www.time.com/time/nation/article ...

    51,00.html

    Sementara itu sesama saudara Arab mereka tinggal di gedung2 mewah di

    Shomron, Yerusalem Utara! Lihat foto2 dibawah ini!!

    http://shilohmusings.blogspot.com/2007/ ... art-1.html

    [Jangankan orang Indonesia yang tertimpa musibah tsunami, bahkan

    antar sesama Arab saja enggan saling menolong.]

    Nasib orang Palestina yang hidup di negara Arab pada umumnya, dan

    Lebanon pada khususnya, tampak jelas tidak dipedulikan oleh media.

    Mengapa media membutakan mata pada fakta bahwa Mesir, Syria,

    Lebanon, Yordania, dan banyak negara Arab lainnya terus-menerus

    menerapkan larangan bepergian secara ketat terhadap warga Palestina?

    Dan mana yaahhh ... organisasi dan orang pro-Palestina tatkala

    Lebanon tidak juga memberikan hak azasi, termasuk lapangan kerja,keamanan sosial, perawatan medis, pada warga Palestina?

    http://www.time.com/time/nation/article/0,8599,1881651,00.htmlhttp://www.time.com/time/nation/article/0,8599,1881651,00.htmlhttp://shilohmusings.blogspot.com/2007/03/arab-mansions-part-1.htmlhttp://www.time.com/time/nation/article/0,8599,1881651,00.htmlhttp://www.time.com/time/nation/article/0,8599,1881651,00.htmlhttp://shilohmusings.blogspot.com/2007/03/arab-mansions-part-1.html
  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    3/13

    Apakah mereka pura tidak tahu akan masalah ini? Mungkin saja karena

    kasus ini tidak pernah dibahas di media dan pengamat utama Timur

    Tengah.

    Berita tentang warga Palestina yang tidak ada hubungannya dengan

    Israel sama sekali tidak menarik perhatian massa, sehingga tidak pernah

    tercantum di halaman depan koran.

    Penghancuran gedung liar milik warga Arab di Yerusalem tentunya lebih

    menarik bagi media daripada membahas berita tentang naasnya nasib

    ratusan ribu warga Palestina di Lebanon atau Yordania.

    Warga Palestina di Lebanon tidak hanya tak punya hak untuk memiliki

    kekayaan mereka sendiri, tapi juga dianggap tidak layak untuk

    mendapatkan perawatan kesehatan. Selain itu, mereka juga dilarang

    bekerja di berbagai lapangan pekerjaan.

    Bayangkan bagaimana reaksi dunia internasional jika Israel besok

    mengeluarkan Undang-Undang yang melarang warga Arab bekerja

    sebagai supir taxi, jurnalis, dokter, koki, pelayan restoran, insinyur, dan

    pengacara di Israel? Atau bayangkan andaikata Menteri PendidikanIsrael mengeluarkan peraturan yang melarang warga Arab belajar di

    perguruan tinggi dan sekolah Israel.

    Tapi siapa bilang Pemerintah Lebanon tidak melakukan apapun untuk

    memperbaiki keadaan? Malah sebenarnya, warga Palestina harus

    bersyukur pada Pemerintah Lebanon. Hal ini karena sejak tahun 2005,

    hukum Lebanon melarang warga Palestina bekerja di 72 jenis profesi dan

    sekarang daftar larangan hanya bagi 50 profesi saja. Meskipun begitu,

    warga Palestina tetap saja tidak boleh bekerja sebagai dokter,wartawan, farmasis, atau pengacara di Lebanon.

    Ironisnya, lebih mudah bagi seorang Palestina untuk mendapatkan

    kewarganegaraan AS dan Kanada daripada mendapatkan passport dari

    sebuah negara Arab. Di waktu lampau, warga Palestina yang hidup di

    Tepi Barat dan Jalur Gaza bisa otomatis mendapatkan kewarganegaraan

    Israel jika mereka menikah dengan warga Israel, atau jika mereka

    dipersatukan kembali dengan keluarga mereka yg hidup dan menjadi

    warga negara Israel.

  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    4/13

    Para politisi Lebanon sekarang lagi berdebat tentang UU baru tentang

    apakah akan memberikan hak dasar sipil bagi warga Palestina, untuk

    pertama kalinya dalam 62 tahun. UU baru termasuk hak untuk memiliki

    kekayaan, pembayaran keamanan sosial dan juga perawatan medis.

    Banyak masyarakat Lebanon yang menentang usulan UU ini karena takut

    hal ini akan membuka jalan untuk integrasi masyarakat Palestina ke

    dalam masyarakat Lebanon dan ini akhirnya akan jadi beban ekonomi.

    Perdebatan sengit terjadi di Parlemen Lebanon untuk menunda

    pemungutan suara sampai bulan depan.

    Nadim Khoury, direktur Human Rights Watch di Beirut, berkata,

    Lebanon telah membuat miskin para pengungsi Palestina terlalu lama.

    Parlemen seharusnya menggunakan kesempatan ini untuk mengakhiri

    diskriminasi terhadap warga Palestina.

    Rami Khouri, wartawan terkemuka Lebanon, menulis di koran The Daily

    Startbahwa semua negara Arab menindas jutaan pekerja asing Arab,

    Asia, dan Afrika, yang diperlakukan tak lebih daripada barang yang bisa

    dibuang kapan saja... Perlakuan semena-mena, kondisi kehidupan yang

    miskin, tiadanya pekerjaan keamanan sosial dan hak pemilikan yangmemadai bagi warga Palestina di Lebanon merupakan penindasan moral

    yang berlangsung terus-menerus.

    Wartawan asing seringkali beralasan bahwa mereka tidak melaporkan

    penderitaan warga Palestina di dunia Arab karena khawatir akan

    keamanan mereka dan ini bisa membuat mereka sukar mendapatkan

    visa untuk masuk negara Arab.

    Tapi ini hanyalah alasan lemah dan tak dapat diterima karena faktanyakebanyakan wartawan Barat tetap bisa menulis berita apapun di rumah

    atau kantor mereka yang aman di New York, London, atau Paris.

    Bukankah mereka juga berada di tempat itu saat mereka menulis

    keadaan di Tepi Barat dan Jalur Gaza?

    ----------------------------------------------------------

  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    5/13

    http://errwhateverz.com/2010/03/26/pale ... -own-good/

    ccording to Human Rights Watch over 2,700 Jordanians of Palestinian origin

    have had their Jordanian citizenship revoked. Imagine waking up one

    morning and suddenly you dont belong anywhere anymore. Sounds crazy,but thats how it went down. The report and ensuing stories have caused a stir and

    elicited official denials in Jordan.

    This is a touchy subject as relationships between Jordanians of Palestinian origin and

    the East Bank Jordanians (also calledTrans-Jordanians i.e. the original inhabitants of

    what is now Jordan) hasnt really been the same since Black September, when a

    bunch of revolutionary Palestinian upstarts (ie the PLO under Yasser Arafat)

    attempted to overthrow the Jordanian monarchy in 1970. Ahhh, the 70s

    http://scottthong.wordpress.com/2010/06 ... palestine/

    Anyway, according to Jordans nationality law, all Palestinians residing in the WestBank in 1949 or thereafter were to receive Jordanian citizenship. This has meant that

    all Palestinians fleeing the 1948 war were given Jordanian passports with the

    exception of those from Gaza (estimated at 120,000) that arrived later, in 1967. The

    influx of Palestinians into Jordan lead to great demographic changes, with the

    percentage of Jordanians of Palestinian origin estimated anywhere between 50 to 70

    percent today. In everyday life people are able to distinguish themselves by their last

    names or accents , and so questioning and re-questioning the national identity issues

    in every social interaction.

    Since Jordan rescinded control over the West Bank in 1988 to the PLO, there havebeen reports of random revoking of citizenship from Jordanians of Palestinian origin.

    A

    http://errwhateverz.com/2010/03/26/palestinians-in-jordan-denying-your-rights-for-your-own-good/http://scottthong.wordpress.com/2010/06/29/jordan-is-palestine/http://errwhateverz.com/2010/03/26/palestinians-in-jordan-denying-your-rights-for-your-own-good/http://scottthong.wordpress.com/2010/06/29/jordan-is-palestine/
  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    6/13

    This has been based on a vague interpretation of the severance agreement and

    unwritten conditions that state that Jordanians of Palestinian origin must first renew

    their West Bank residence permit (issued and renewed by Israel) so as to maintain

    their Jordanian nationality. This apparently also applies to Jordanians of Palestinian

    origin that have never been to the West Bank nor had a residence permit there to

    renew in the first place!

    To the average person or family this means, among other things:

    1. Denied access to free primary education (unless it is provided by UNRWA)

    2. Higher non-national university fees.

    3. More expensive health care services.

    4. Denial to work in an organised profession such as law, pharmacy and engineering

    (as you must be a Jordanian to belong to an association so that you can practice)

    5. Restricted ability to drive as renewing a drivers license is at a higher cost and

    shorter duration.

    6. Prohibited or restricted travel.------------------------------

    Stateless Again : Palestinian-Origin Jordanians Deprived of their Nationality

    February 1, 2010; This 60-page report details the arbitrary manner, with no clear

    basis in law, in which Jordan deprives its citizens who were originally from the West

    Bank of their nationality, thereby denying them basic citizenship rights such as

    access to education and health care.http://www.hrw.org/en/reports/2010/02/0 ...

    ss-again-0

    http://www.hrw.org/en/reports/2010/02/01/stateless-again-0http://www.hrw.org/en/reports/2010/02/01/stateless-again-0http://www.hrw.org/en/reports/2010/02/01/stateless-again-0http://www.hrw.org/en/reports/2010/02/01/stateless-again-0http://www.hrw.org/en/reports/2010/02/01/stateless-again-0
  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    7/13

    Sumber: http://indonesia.faithfreedom.org/forum/penindasan-orang-palestina-di-

    dunia-arab-t39613/

    Diterjemahkan dari: http://www.hudson-ny.org/1422/palestinians-in-arab-world

    http://indonesia.faithfreedom.org/forum/penindasan-orang-palestina-di-dunia-arab-t39613/http://indonesia.faithfreedom.org/forum/penindasan-orang-palestina-di-dunia-arab-t39613/http://www.hudson-ny.org/1422/palestinians-in-arab-worldhttp://www.hudson-ny.org/1422/palestinians-in-arab-worldhttp://indonesia.faithfreedom.org/forum/penindasan-orang-palestina-di-dunia-arab-t39613/http://indonesia.faithfreedom.org/forum/penindasan-orang-palestina-di-dunia-arab-t39613/
  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    8/13

    SURAT UNTUK GAZA

    Yang membuat saya berbeda adalah bahwa saya tidak hanya

    mengasihi orang Arab, tetapi saya juga mengasihi orang Yahudi.

    Oleh *Nonie Darwish

    aru-baru ini saya menerima sebuah surat elektronik (email) yang isinya

    menuduh saya membenci orang Arab dan ayah saya. Surat ini adalah tuduhan

    yang lazim dilakukan oleh media Arab terhadap pandangan-pandangan saya

    berkenaan dengan konflik Arab-Israel. Oleh karena pada umumnya orang Arab tidak

    mempunyai kesempatan untuk membaca buku saya, Now They Call Me Infidel, Why I

    Renounced Jihad for America, Israel and the War on Terror, yang menjelaskan posisi

    saya secara terperinci, maka saya akan menjawab surat elektronik tersebut melalui

    artikel ini.

    BPertama-tama, di bawah ini adalah terjemahan dari surat elektronik dalam bahasa

    Arab tanpa real ID dari si pengirim, yang saya terima.

    Salam bagimu,

    Dengan segala rasa hormat kami kepada ayah anda, kami berdoa agar Allah

    memberkatinya dengan kemudahan masuk surga yang merupakan harapan semua

    orang setelah menjalani hidup yang singkat, tidak bermakna dan angkuh ini. Saya

    ingin bertanya pada anda, apakah ayah anda telah menjadi musuh anda setelah ia

    wafat? Kami di kota Gaza bangga terhadap ayah anda dan saya tinggal di jalan

    yang dinamai Shahid Moustafa Hafez yang juga ,menjadi nama sebuah sekolah.

    Kami tidak pernah melupakan pengorbanannya, jadi bagaimana anda dapat

    menjadi musuh dari orang-orang Palestina yang teraniaya, dan yang masih

    menderita di tangan para Zionis Arab? Saya mohon kepada Allah agar anda diberi

    kesehatan dan kekuatan. Saya menantikan jawaban anda dan terima-kasihsebelumnya.

    Inilah jawaban saya:

    Penduduk Gaza yang terkasih,

    Surat elektronik (email) anda sangat menyentuh saya walaupun tuduhan anda itu

    salah.

    Saya bukanlah musuh orang Arab dan saya yakinkan anda bahwa saya mengasihi

    budaya asal dan bangsa saya (Arab). Yang membedakan saya adalah saya tidak

    hanya mengasihi orang Arab (bangsa saya sendiri), tapi saya juga mengasihi orang

    Yahudi. Saya mengatakan isi hati nurani saya. Saya menghormati hak mereka untukhidup dalam damai di negeri mereka yang sangat kecil, Israel. Saya mengerti

  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    9/13

    bagaimana mengasihi baik orang Yahudi maupun orang Arab dapat membingungkan

    dan tidak dapat dipercaya oleh banyak orang Arab.

    Indoktrinasi yang tidak alamiah

    Kita orang Arab telah menderita oleh karena indoktrinasi yang terus-menerus dan

    tidak alamiah mengenai supremasi Islam dan kebencian terhadap Yahudi selama

    lebih dari 1400 tahun. Maka hal itu telah terpatri dalam pikiran orang Arab, bahwa

    orang Arab tidak mungkin untuk mengasihi orang Arab dan sekaligus juga mengasihi

    orang Yahudi pada saat yang sama serta berharap agar kedua bangsa itu mengalami

    hal yang baik.

    Kebudayaan kita selama berabad-abad telah menghilangkan dari kita rasa kasih

    terhadap semua kemanusiaan dan memandang semua manusia setara, melalui

    indoktrinasi religius yang intens yang menghasilkan pengasingan diri sendiri dan non-

    integrasi dengan budaya-budaya lain. Isolasi dan jihad ini terhadap orang non-

    Muslim telah menjadi semakin sulit untuk dihadapi. Orang Muslim di berbagaitempat berusaha dengan keras untuk menyelamatkan muka mereka, mereformasi

    citra Islam dan menyangkali yang tidak dapat disangkali. Tapi mereka juga ingin

    mendapatkan potongan kue itu. Sementara mereka mengatakan pada dunia

    bahwa Islam adalah agama damai, mereka masih ingin meneruskan jihad terhadap

    negara-negara non-Muslim. Sementara seorang pemimpin Islam mengatakan, mari

    kita membunuh semua orang Yahudi dan mengambil-alih Roma, yang lainnya

    mengatakan kepada media Barat bahwa Islam adalah agama damai dan kami sangat

    terhina oleh retorika anti Islam. Untuk memainkan permainan yang memuakkan ini,

    kebudayaan Muslim harus menjalani kehidupan ganda yang disfungsionil dimana

    semua orang tertipu, termasuk orang Muslim sendiri.

    Penindas yang sebenarnya

    Maka untuk melakukan jihad seperti yang dilakukan oleh Bin Laden, Ahmadinejad,

    Hamas, Persaudaraan Muslim, Assad, Nasser, para jihadis Saudi dan lain-lain, dan

    yang diperintahkan oleh Syariah, maka orang Muslim mendapatkan kesulitan untuk

    bersikap jujur. Jadi, orang Muslim harus mengklaim diri sebagai korban agar dapat

    membenarkan jihad. Seluruh dunia Muslim sedang memanfaatkan bangsa anda,

    orang Arab di Tepi Barat dan Gaza, untuk membenarkan jihad mereka, bukan hanya

    terhadap Israel, tapi juga semua negara non-Muslim. Itu meliputi Iran, yang

    mendukung Hamas dan Hezbollah. Bangsa anda di Gaza mestinya telah menyadaripermainan ini sejak dahulu, tetapi anda menolak untuk melihatnya dan bersikap

    terbuka soal siapa yang menjadi penindas anda yang sebenarnya. Media Arab dan

    Muslim memanfaatkan dan melecehkan bangsa anda untuk membenarkan jihad

    Islam mereka di seluruh dunia. Itulah sebabnya mengapa mereka tidak pernah ingin

    menyelesaikan masalah anda dan ingin agar anda menderita dan terus hidup dalam

    teror yang konstan terhadap Israel.

    Di bawah hukum Islam, negara-negara non-Muslim tidak pernah setara dengan

    negara-negara Muslim dan sebenarnya kedaulatan mereka sebagai sebuah bangsa

    non-Muslim harus selalu ditantang oleh jihad Islam. Hukum Islam menyebutkan jihadsebagai sebuah perang permanen terhadap non-Muslim untuk menegakkan agama

  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    10/13

    Islam. Maka orang Muslim menggunakan Taqiyya, dusta, untuk melegitimasi agresi

    mereka terhadap Israel dan Barat. Itulah sebabnya mengapa negara-negara Muslim

    tidak pernah dapat meninggalkan propaganda kebencian, dusta dan kesalahan

    informasi mengenai Israel dan Barat. Jika hal itu berakhir, maka jihad mereka juga

    berakhir.

    Tuduhan-tuduhan tidak masuk akal

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pastilah terus-menerus dibombardir dengan

    keluhan-keluhan dari negara-negara Arab mengenai Israel. Jalanan di Arab terus-

    menerus dipenuhi dengan tuduhan-tuduhan yang tidak masuk akal dan konspirasi-

    konspirasi Zionis. Belum lama ini di TV Syria, seorang intelektual Syria menuduh

    Israel mencuri organ-organ tubuh manusia di Haiti ketika mereka sedang memberi

    bantuan setelah terjadi gempa bumi disana. Ini bukanlah sesuatu yang baru; ini telah

    dimulai pada abad ke-7, ketika Muhammad menuduh orang Yahudi sebagai

    pengkhianat untuk membenarkan tindakannya membunuhi dan mengusir mereka

    dari kampung halaman mereka dan merampas harta milik mereka. Untukmenjelaskan hal ini, ia menyatakan bahwa orang Yahudi pantas menerima perlakuan

    seperti ini oleh karena mereka adalah keturunan monyet dan babi dan musuh-

    musuh Allah. Orang Muslim masih menggunakan dinamika yang sama dan dunia

    setiap kali masih tertipu karenanya.

    Pikiran orang Arab telah dilatih untuk tidak pernah mengembara keluar dari kotak

    superioritas Islam, dan itu menghalangi kita untuk memperlakukan semua manusia

    dengan setara. Adalah hal yang asing bagi para penceramah Muslim dewasa ini

    untuk mengajarkan tentang kasih kepada semua umat manusia dan menghendaki

    agar non-Muslim mendapatkan hak azasi yang sama dengan orang Muslim. Sayatidak pernah mendengar hal itu dari seorang penceramah Muslim. Hanya setelah

    tragedi 9/11 dan dewasa ini di dunia Barat, kita dapat melihat beberapa penceramah

    Muslim berusaha untuk mengkhotbahkan beberapa nilai Barat dan terlibat dalam

    dialog antar agama, untuk merehabilitasi citra Islam di Barat dan menarik lebih

    banyak orang untuk memeluk Islam.

    Dilema Islam

    Saya sering mendapat surat dari orang Muslim sekuler yang bertanya pada saya:

    Saya dapat mengerti mengapa anda memilih untuk meninggalkan Islam, tapi

    mengapa anda mendukung orang Yahudi?. Saya mendapat surat seperti ini karena,dalam alam pikir Muslim, mengasihi, menerima dan mempunyai perasaan yang baik

    terhadap orang Yahudi dan orang Kristen dan memandang mereka dengan setara,

    adalah hal yang tidak terbayangkan dan merupakan tindakan pengkhianatan

    terhadap Islam itu sendiri dan bahkan lebih buruk lagi. Seakan-akan keseluruhan

    agama Islam telah didedikasikan untuk membenci dan membunuh orang Yahudi.

    Setelah berabad-abad mendapatkan pendidikan seperti ini, dunia Muslim

    menghasilkan sebuah masyarakat yang disfungsional, tidak mampu untuk berelasi

    dengan penduduk dunia lainnya. Sementara mereka ingin meyakinkan dunia bahwa

    Islam adalah agama damai, tidak perlu takut terhadap Islam, tetapi pada saat yang

    sama mereka tetap berkeras menaklukkan dunia bagi Islam. Itulah dilema (standarganda) yang dialami Islam dewasa ini.

  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    11/13

    Apa yang saya dan beberapa orang lainnya coba lakukan adalah membawa

    kebenaran, baik kepada orang Muslim dan juga non-Muslim supaya pada akhirnya

    mereka mau menghadapi dan mengakhiri permainan yang memuakkan ini. Kami

    ingin mendorong orang Arab untuk memandang orang Yahudi dan bangsa lainnya

    sebagai sesama umat manusia dan bukan sebagai musuh yang harus ditaklukkan.

    Tuhan seperti apa yang memerintahkan para pengikut-Nya untuk membunuh lebih

    dari separoh umat manusia jika mereka tidak mau tunduk kepada Islam? Dunia

    Muslim dewasa ini adalah sebuah musibah yang siap untuk melanda. Ahmadinejad,

    yang bukanlah seorang Arab, ingin meneruskan jihad Islam terhadap orang Yahudi

    dengan menghancurkan Israel. Saya mempunyai berita terutama untuk Eropa dan

    Amerika: jihad Islam tidak akan berhenti dengan Israel; kalian akan menjadi sasaran

    berikutnya. Kepada orang yang mengirimi saya surat elektronik: dalam surat anda

    kepada saya, saya perhatikan bahwa cara anda memandang hidup adalah

    menggambarkannya dengan pesimis sebagai sesuatu yang singkat dan

    kebanggaannya tidak berarti.

    Pandangan-pandangan anda lazim dalam budaya Muslim dan saya telah

    mendengarnya ribuan kali ketika saya masih tinggal di Timur Tengah. Saya ingat

    bahkan ketika kami tertawa cekikikan seperti yang biasa dilakukan gadis-gadis muda,

    kami langsung dibungkam dan dikatai tidak pantas dan bahwa Allah tidak suka jika

    kami tertawa tanpa alasan yang jelas atau di depan umum. Bahkan bagi seorang

    Muslim, tawa tidak akan mendatangkan teman, tetapi kritik. Pesan anda kepada

    saya dan kepada orang-orang Muslim adalah bahwa hidup di dunia tidak akan

    membawa kebahagiaan bagi kita dan satu-satunya jalan keluar dari penderitaan ini

    adalah kesenangan besar dalam surga milik Allah setelah mati karena menunaikanjihad.

    Tapi mengapa membawa-bawa orang Yahudi dengan kita? Mereka ingin hidup dan

    menikmati hidup ini dan menjadikan dunia ini, di sini dan sekarang ini, sebuah

    tempat yang lebih baik.

    Budaya kematian

    Penolakan kita terhadap kematian bukanlah sebuah kebetulan: oleh karena jihad

    tidak menghargai kehidupan, maka jihad mestilah menghargai kematian. Korban

    pertama dari prinsip jihad adalah kedamaian (peace) dan itulah sebabnya mengapasaya

    tidak pernah belajar mengenai damai sebagai sebuah nilai di Gaza. Saya belum

    pernah mendengar sebuah lagu yang mengandung nilai perdamaian dalam bahasa

    Arab. Memikirkan damai dengan orang Yahudi adalah sama dengan pengkhianatan

    kepada Islam. Penolakan terhadap damai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang

    merusak terhadap berfungsinya kepribadian, keluarga, masyarakat dan keseluruhan

    jazirah Arab secara sehat. Bukanlah sebuah kebetulan jika orang Saudi berdasarkan

    hukum menolak perayaan Hari Valentine, mengajarkan perdamaian dan belas

    kasihan terhadap orang lain dan kepada anak-anak mereka. Lihat saja buku-buku

    hukum Islam kita dan perhatikan hukuman-hukuman yang paling kejam dan tidaklazim yang pernah diciptakan dalam budaya apapun di dunia kita ini. Hanya budaya

  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    12/13

    yang menuntut adanya perang dan teror yang dapat menganjurkan kekejaman

    seperti itu. Ayah saya adalah korban budaya kematian yang haus darah di sekitarnya.

    Sedangkan untuk pertanyaan anda mengenai membenci ayah saya, sekali lagi saya

    ingin meyakinkan anda bahwa saya mengagumi dan menghormati ayah saya lebih

    dari semua orang di Gaza. Sesungguhnya saya mengasihinya dan mengharapkan

    surga baginya bukan karena ia telah membunuh orang-orang Yahudi, tapi karena ia

    adalah orang yang baik yang dihormati banyak orang termasuk tentara Israel yang

    membunuhnya. Ia dikenal bahkan oleh orang Israel sebagai orang yang melampaui

    siapapun dan mempunyai integritas dan kehormatan. Ayah saya adalah korban dari

    budaya kematian yang haus darah di sekitarnya. Ia adalah satu dari ribuan bahkan

    jutaan korban ideologi jihad, yang dipraktekkan selama 1400 tahun terakhir ini.

    Krisis yang menyakiti diri sendiri

    Penduduk Gaza yang kekasih, benar, saya tidak dapat menyalahkan orang Yahudi,

    atau pemerintah Israel, untuk apa yang anda sebut sebagai penderitaan bangsaPalestina. Saya hanya dapat menyalahkan orang Arab dan budaya Islam yang

    memanfaatkan dan melecehkan anda dan itu terjadi karena anda mengijinkannya.

    Saya percaya bahwa ini adalah krisis yang dibuat sendiri oleh Arab yang tidak ada

    hubungannya dengan Israel.

    Pendidikan Arab tidak pernah mengajarkan pada kita kebenaran mengenai orang

    Israel dan kisah mereka dan apa arti Yerusalem bagi mereka. Kita diberitahu bahwa

    Yerusalem adalah kota Muslim hanya karena Muhammad bermimpi suatu malam ia

    pergi ke mesjid yang terjauh tapi ia tidak pernah menyebutkan Yerusalem. Quran

    tidak pernah menyebut Yerusalem, yang ratusan kali disebutkan di dalam Alkitabsebagai jantung hati orang Yahudi. Kita sebagai orang Muslim tidak pernah

    menghormati tempat-tempat suci agama-agama lain dan selalu mengklaimnya untuk

    Islam; bahkan Spanyol dan India diklaim sebagai tanah Muslim. Sudah menjadi

    tradisi para penakluk Muslim untuk mengubah gereja-gereja dan kuil-kuil menjadi

    mesjid-mesjid dan itulah yang terjadi dengan Bait Suci orang Yahudi (Temple Mount)

    ketika 100 tahun setelah Muhammad meninggal dunia, para penakluk Muslim

    mendirikan mesjid tepat di atasnya. Coba bayangkan jika orang Yahudi atau orang

    Kristen membangun tempat ibadah mereka diatas Kabah di Mekkah. Beginilah cara

    Islam memperlakukan orang Yahudi. Sudah waktunya orang Muslim mengupayakan

    penebusan dan mencari pengampunan dan mengadakan rekonsiliasi danperdamaian dengan orang Yahudi.

    *Nonie Darwish

    Ny. Darwish, yang besar di Kota Gaza dan Kairo, adalah seorang penulis, yang baru-

    baru ini menerbitkan buku Cruel and Usual Punishment,(Thomas Nelson).

    (Sumber: Surat ini pertama-tama dimuat dalam Frontpagemag.com)

  • 7/31/2019 Arab Menindas Palestina

    13/13

    Sumber:

    http://www.buktisaksi.com/files/Resources/articles/A%20Letter%20To%20Gaza

    %20-%20Oleh%20Nonie%20Darwis.pdf

    Diselaraskan oleh Admin

    islamexpose.blogspot.com

    http://www.buktisaksi.com/files/Resources/articles/A%20Letter%20To%20Gaza%20-%20Oleh%20Nonie%20Darwis.pdfhttp://www.buktisaksi.com/files/Resources/articles/A%20Letter%20To%20Gaza%20-%20Oleh%20Nonie%20Darwis.pdfhttp://www.buktisaksi.com/files/Resources/articles/A%20Letter%20To%20Gaza%20-%20Oleh%20Nonie%20Darwis.pdfhttp://www.buktisaksi.com/files/Resources/articles/A%20Letter%20To%20Gaza%20-%20Oleh%20Nonie%20Darwis.pdf