YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript

PERKEMBANGAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA:Studi Kasus Pada Maskapai Penerbangan Air Asia Indonesia

Oleh:Alindra YanuardiArif Rahman HakimZezen Mukhammad Ansor

A. PENDAHULUANLatar BelakangPertumbuhan angkutan udara di Indonesia dalam satu decade memang menunjukan peningkatan yang pesat dengan memiliki pertumbuhan rata rata diatas 20% dan hal ini merupakan pangsa pasar terbesar bagi industri penerbangan di kawasan asia pasifik, bahkan jika kita mengamati tentang perkembangan industri penerbangan, menurut data dari kementerian perhubungan bahwa adanya potensi pasar trafik penumpang angkutan udara di Indonesia memang sangat besar dan di proyeksikan akan terus meningkat beberapa tahun kedepan.Perkembangan dan pertumbuhan trafik penumpang angkutan udara di Indonesia sudah mencapai 92,6 juta penumpang pada akhir tahun 2009, dalam pandangan pasar penerbangan, rasio jumlah penumpang angkutan udara dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia menurut data dari BPS + 5%, hal ini jelas dapat dilihat bahwa perbandingan tersebut memang sangat kecil jika dibandingkan dengan beberapa Negara di kawasan asia pasifik. Berangkat dari rasio tersebut, pasar angkutan udara di Indonesia masih menyisakan peluang pasar yang potensial yang cukup besar ((Airline Business). Pada sisi lain Indonesia yang merupakan Negara kepulauan tentunya sangat membutuhkan transportasi yang efektif dan efisien, sehingga jika kita melihat kondisi geografis Indonesia kita bisa mengetahu bahwa masih banyak rentang waktu (slot-time) terkait kapasitas air traffict di Bandar udara yang masih memungkinkan untuk dilakukan optimalisasi kapasitas terkait rute penerbangan antar pulau yang belum banyak dijangkau oleh airlines.

21

Lalu Lintas Penerbangan Dalam Negeri Indonesia Tahun 2003-2011

DeskripsiUnit200320042005200620072008200920102011

1. Pesawat

BerangkatUnit352,028444,346453,177475,728454,041424,118509,305576,200671,953

DatangUnit340,467446,651440,520470,956454,267430,961513,132574,423671,377

2. Penumpang

BerangkatOrang21,171,28127,852,75929,817,12632,687,07934,864,50736,114,03641,691,06848,872,36359,275,637

DatangOrang19,285,47329,150,50624,812,27633,816,34433,963,70736,388,50242,565,09950,519,02359,035,279

TransitOrang2,068,4602,742,6901,156,2492,856,2874,271,0622,763,8114,809,4225,682,8138,216,516

3. Barang

MuatTon175,627275,397260,354265,940297,683300,170288,651375,760463,507

BongkarTon194,878210,151235,575255,204274,392331,517311,428348,476450,218

4. Bagasi

MuatTon203,257248,179292,662323,346368,934352,245396,552461,884453,556

BongkarTon207,808277,406287,318216,440364,691357,494395,810440,330404,607

5. Pos/Paket

MuatTon7,8048,8838,4497,0397,88116,64011,33510,8839,809

BongkarTon6,6538,9377,9448,9317,80419,39810,63910,5339,871

Sumber : PT (Persero) Angkasa Pura I dan II, Kementerian Perhubungan

Didalam perkembangannya ada beberapa indikasi mengenai kinerja dari sebuah bisnis penerbangan dan beberapa tantangan dan peluang yang harus dihadapi oleh pelaku bisnis, dalam hal ini adalah para maskapai penerbangan baik lokal ataupun maskapai asing. Tantangan Menghadapi mindset masyarakat tentang buruknya kualitas pesawat Kompetitor Kualitas Pelayanan Rute Penerbangan Peluang Low cost career Banyaknya armada Ukuran pesawat Fasilitas yang diberikan (full service)

Dengan potensi dan peluang ini, seharusnya industri penerbangan di Indonesia harus lebih fokus pada pengembangan pasar domestik secara jangka pendek maupun jangka panjang, fokus domestik ini sesungguhnya dimaksudkan untuk mengoptimalisasi potensi pada rute yang sudah ada dan mengerahkan pengembangan angkutan udara pada rute domestik yang banyak dan belum terkelola dengan baik. PT. Indonesia AirAsia atau yang dahulu dikenal sebagai PT. AWAIR Internasional dibentuk pada September 1999 sebagai perusahaan swasta lokal di Indonesia. Setelah itu, PT. AWAIR International diambil alih oleh sekelompok investor swasta yang dikepalai oleh Unn Harris dan Pin Harris yang kemudian secara penuh mengelola seluruh perusahaan sejak Maret 2000. AWAIR mengadopsi model bisnis maskapai penerbangan dengan pelayanan penuh dengan beragam kelas dan pelayanan cabin yang lengkap. Pada 30 Agustus 2004, AAIL memasuki kerjasama penjualan dan pembayaran untuk pengambilalihan saham AWAIR. Pada September 2004, AWAIR memperoleh ijin dari Badan Koordinasi Penanam Modal untuk mempengaruhi rencana perubahan kepemilikan saham AWAIR. Para pemegang saham AWAIR menyetujui masuknya AAIL sebagai pemegang saham baru, begitu juga penunjukkan Tony Fernandes, Group Chief Executive Officer AirAsia dan Kamarudin Bin Meranun, Executive Director, Corporate Finance and Strategic Planning AirAsia, sebagai anggota baru dari dewan komisaris AWAIR. Pada bulan Desember 2004 dengan tim manajemen yang baru, AWAIR telah dibentuk ulang mengikuti model bisnis penerbangan berbiaya rendah dan diluncurkan kembali sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah dan tanpa embel-embel untuk melayani rute domestik di Indonesia. Kemudian pada tanggal 1 Desember 2005, PT. AWAIR International mengganti nama perusahaannya menjadi PT. Indonesia AirAsia.

VisiMenjadi maskapai penerbangan berbiaya hemat di Asia dan memperbaiki pelayanan terhadap 3 juta orang yang sekarang dilayani dengan konektivitas yang kurang baik dan tarif yang mahal.

Misi Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja, di mana para karyawan dianggap sebagai anggota keluarga besar Menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global Mencapai tarif terhemat sehingga semua orang bisa terbang dengan AirAsia Mempertahankan produk berkualitas tinggi, menggunakan teknologi untuk mengurangi pembiayaan dan meningkatkan kualitas layananSelama perkembangannya, maskapai Air Asia harus menghadapi berbagai tantangan dengan intensitas yang bervariasi, berjuang untuk mendapatkan terminal angkutan berbiaya rendah, bersaing dengan armada nasional yang dibiayai pemerintah, tetapi Air Asia telah membuktikan kerja kerasnya dan tetap mempunyai kekuatan yang mengagumkan, dan hal itu terbukti dengan perjalanannya yang hanya satu tahun ternyata sudah mampu menunjukan keuntungan (Sen Ze dan Jayne Eng, 2007).Banyaknya rintangan yang dialami dan bagimana perjuangan maskapai Air Asia ini khusunya Air Asia Indonesia yang sangat menarik untuk dibahas, karena didalam perjalanan bisnis yang dilalui maskapai penerbangan milik Malaysia ini merupakan sebuah bentuk akan sebuah pengalaman bisnis yang tidak terlahir dari sesuatu yang instant.

B. TINJAUAN PUSTAKAa. FinansialKinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator keuangan. Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakuan untuk menilai kinerja di masa lalu dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan yang mewakili realitas entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut, di perusahaan penerbangan juga memiliki kinerja keuangan yang sama pentingnya dengan perusahaan manufaktur. Menurut Halim (2001) analisis kinerja keuangan adalah usaha mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia.Laporan keuanganadalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan penerbangan pada suatu periode akuntansiyang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan penerbangan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari prosespelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi: Neraca Laporan laba rugi Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupalaporan arus kasatau laporan arus dana Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuanganUnsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalahaset, kewajiban, danekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalamlaporan laba rugiadalahpenghasilandanbeban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsurlaporan laba rugidan perubahan dalam berbagai unsur neraca.Jenis indikator kinerja keuangan ada 4, yaitu:1. Menurut (Francis, at al.,2005;Doganis, 2006) Operating Cost merupakan indikator pengukuran yang digunakan oleh perusahaan penerbangan. Dalam hal ini diukur/dihitung pendapatan perusahaan berdasarkan pembagian total biaya operasi dengan total jumlah seat yang siap dijual. Operating cost digunakan untuk mengukur efektifitas pembiayaan operasi penerbangan untuk setiap pesawat.2. Menurut (Francis, at al.,2005;Doganis, 2006) Cash Flow merupakan indikator pengukuran yang digunakan oleh perusahaan penerbangan. Cash Flow digunakan untuk mengukur kesehatan arus kas yang didasarkan pada perbandingan jumlah kas masuk dan keluar pada periode tertentu. Indikator Cash Flow sangat penting untuk menjamin efektifitas perputaran modal kerja dan menjamin operasional penerbangan.3. Menurut (Francis, at al.,2005;Doganis, 2006) Operating Revenue merupakan indikator pengukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh perusahaan penerbangan didunia, di mana mengukur perbandingan selisih antara jumlah pembayaran yang dibayarkan oleh konsumen dan jumlah total biaya operasional untuk setiap penerbangan. Pengukuran dinyatakan dalam bentuk persentase selisih antara jumlah pembayaran atau seat yang terjual dan biaya penerbangan untuk seluruh penerbangan.4. Menurut (Francis, at al.,2005;Doganis, 2006) Profit merupakan indikator pengukuran yang digunakan oleh perusahaan penerbangan di dunia, di mana kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan yang didasarkan pada persentase selisih antara seluruh pendapatan penjualan seat, kargo dan biaya bagasi dan seluruh biaya operasional penerbanagan baik secara bersifat fixed cost maupun variabel terhadap seluruh pendapatan. Profit merupakan indikator utama dari keseluruhan kinerja keuangan maupun dimensi kinerja lainnya, karena keberlanjutan dari bisnis penerbangan yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan sangat ditentukan oleh kemampuan profit.

Menurut PSAK(2004) pihak-pihak yg memanfaatkan laporan keuangan adalah (IAI 2004) :1. Investor. Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yg melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yg memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.2. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yangg memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan penerbangan dalam memberikan balas jasa manfaat pensiun dan kesempatan kerja.3. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yg memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo.4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lain tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan penerbangan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan penerbangan.5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.6. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaan pemerintah, berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan dengan aktivitas perusahaan penerbangan mereka menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.7. Masyarakat. Perusahaan penerbangan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misal, perusahaan penerbangan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan(trend)dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan penerbangan serta rangkaian aktivitasnya.b. Teori Manajemen Sumber Daya ManusiaAda dua teori penting dalam kaitan ketenagakerjaan. Pertama adalah Lewis (1959) yang mengemukakan bahwa kelebihan pekerja merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah. Kelebihan pekerja satu sektor akan memberikan andil terhadap pertumbuhan out put dan penyediaan pekerja di sektor lain.Kedua adalah Teori Fei-Ranis (1961) yang berkaitan dengan negara berkembang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum dapat diolah, sebagian besar penduduknya bergerak di sektor pertanian, banyak pengangguran, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi.Salah satu masalah yang biasa muncul dalam bidang ketenagakerjaan adalah ketidakseimbangan antara permintaan akan tenaga kerja (demand for labor) dan penawaran tenaga kerja (supply of labor), pada suatu tingkat upah (Kusumosuwidho, 1981). Ketidakseimbangan tersebut dapat berupa: (a) lebih besarnya penawaran dibandingkan permintaan terhadap tenaga kerja (adanya excess supply of labor) dan, (b) lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja (adanya excess demand for labor).

Gambar Ketidakseimbangan Permintaan dan Penawaran Tenaga kerja

SLEDNNe0WW1

SLExcessSLDLNN10W1W2N2

SLExcessDLDLNN30W2WN43

Keterangan:SL= Penawaran tenaga kerja (supply of labor)DL= Permintaan tenaga kerja (demand for labor)W= Upah riilN= Jumlah tenaga kerja

C. CASE STUDYPerkembangan industri penerbangan sebenarnya sangat membantu dalam pemenuhan dan pengembangan SDM dalam hal ini adalah kebutuhan akan tenaga kerja. Air Asia Indonesia merupakan maskapai penerbangan yang memiliki induk perusahaan di Malaysia, Air Asia Indonesia pada saat ini sedang mengalami pertumbuhan pasar dan perkembangan pasar penerbangan domestik di Indonesia, hal ini mengakibatkan maskapai Air Asia harus menambah armada pesawat terbang dimana hal ini menyebabkan Air Asia juga harus memenuhi kebutuhan tenaga kerja terutama pada sektor pilot, pramugari dan pramugara yang disebabkan karena penambahan armada di tahun 2013.AirAsia airlines memiliki target menambah armada pesawatnya untuk memenuhi peningkatan jumlah konsumen di Indonesia. AirAsia Indonesia sendiri ingin mempercepat penambahan jumlah armada pesawatnya mulai 2013 hingga tahun-tahun selanjutnya. Perseroan ini menargetkan pertumbuhan jumlah pesawat dalam kurun waktu lima tahun mendatang sekitar tiga kali lipat lebih. Armada yang diperlukan untuk mengakomodasi pertumbuhan penumpang dengan rata-rata sebesar 24% untuk pasar domestik dan 28% untuk pasar internasional. Dalam usaha untuk terus menjadi yang terdepan, AirAsia Indonesia juga akan meningkatkan sistem distribusi dan penjualan, menyediakan layanan yang berbeda sekaligus mengimplementasikan strategi harga low cost carrier yang dinamis.Tetapi permasalahan yang terjadi adalah pendapatan yang diterima oleh AirAsia sendiri di tahun 2010 ke 2011 semakin menurun. Padahal target selanjutnya AirAsia akan menambah jumlah armada di tahun 2013 dan tahun-tahun selanjutnya dan permasalahan lainnya adalah penerbangan yang dilakukan AirAsia untuk domestik lebih kecil daripada Internasionalnya.Pada kenyataannya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat 7 ribu pilot yang dimiliki maskapai di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 300 pilot adalah warga negara asing (WNA). Keberadaan pilot asing yang mendominasi di beberapa maskapai adalah sebuah cerminan dari minimnya output sekolah penerbang Indonesia. Beberapa sekolah penerbang saat ini pun bukan tidak berusaha. Namun, tingginya biaya pendidikan serta tingginya syarat akademis untuk menjadi pilot membuat sekolah-sekolah itu angkat tangan. Setiap tahun hanya ada 100 lulusan pilot dan sangat berbanding terbalik dengan kebutuhan pilot setiap tahunnya (Kepala Seksi Personil Pesawat Udara Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Faber Benyamin Sitorus).Terdengar sangat klise, tetapi itulah yang membuat lulusan sekolah penerbangan minim. Padahal, kebutuhan pilot baru setiap tahunnya berkisar antara 300 hingga 400 pilot baru. Namun, angka itu tiap tahun terkoreksi lebih tinggi karena bisnis penerbangan terus meningkat. Sebelumnya, Sekolah Tinggi Penerbang Indonesia (STPI) Curug yang menjadi langganan maskapai untuk mendapatkan pilot baru, untuk mendapatkan pasokan pilot, maskapai rela mengantri untuk mendapatkan lulusan pilot STPI Curug yang jumlahnya terbatas. "Jumlah lulusan tidak sebanding dengan pertumbuhan maskapai," semakin tumbuhnya penumpang yang menggunakan jasa angkutan udara membuat maskapai mau tidak mau harus menambah armada. Meski jumlah lulusan pilot terbatas, perusahaan tidak ingin terlalu banyak pertimbangan, maka maskpai mempekerjakan pilot asing agar bisnis mereka tetap berjalan .

D. PEMBAHASAN1. KeuanganLaporan Keuangan AirAsia di Indonesia tahun 2010 dan 2011

a. Operating Cost 2010 : 2.443.603 2011 : 3.555.641b. Operating Revenue 2010 : 312.616 2011 : 149.654c. Profit 2010 : 474.409 2011 : 62.089Dari financial performance AirAsia Indonesia pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan dari segi profit baik operating profit maupun laba bersih padahal pendapatan mengalami kenaikan. Ini dikarenakan pada tahun 2011 ada kenaikan bahan bakar dan harus mengembalikan sejumlah pesawat yang telah digunakan yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu perusahaan AirAsia Indonesia harus menanggung biaya yang lebih tinggi di Tahun 2011 dan otomatis mengurangi pendapatan lebih besar dan memperkecil nilai profit dibandingkan tahun sebelumnya (2010).

Laporan Keuangan AirAsia di Malaysia tahun 2010 dan 2011

a. Operating Cost 2010: 2.803.842 2011: 3.283.100b. Cash Flow 2010: 1.592.443 2011: 1.309.241

c. Operating Revenue 2010:1.060.617 2011:1.166.833d. Profit 2010: 1.053.713 2011: 465.313

Dari financial performance AirAsia Malaysia (induk maskapai penerbangan AirAsia) pada tahun 2010-2011 operating cost-nya mengalami kenaikan sehingga itu menyebabkan profit yang didapat mengalami penurunan. Tetapi revenue yang didapat ditahun 2011 lebih tinggi sehingga itu sedikit menutupi besarnya nilai operating cost meski masih mengalami penurunan untuk profitnya. Operating cost tinggi ini dikarenakan pada tahun 2011 ada kenaikan bahan bakar yang nilainya cukup tinggi. Oleh karena itu perusahaan AirAsia Indonesia harus menanggung biaya yang lebih tinggi di Tahun 2011 dan otomatis mengurangi pendapatan lebih besar dan memperkecil nilai profit dibandingkan tahun sebelumnya (2010).Dengan adanya permasalah keuangan yang dialami oleh perusahaan Air Asia baik di Indonesia maupun di Malaysia, maka perusahaan terancam untuk tidak bisa menambah armada maupun SDM. Oleh karena itu bisa dilakukan cara seperti mencari pinjaman dari pihak luar atau menambah ekuitas oleh para pemilik saham perusahaan.

2. Sumber Daya ManusiaDi bagian lain, Corporate Communication Manager AirAsia Indonesia Audrey Progastama Petriny mengungkapkan, AirAsia memiliki 180 pilot. Dari jumlah tersebut, sekitar 4 persen atau sekitar 7 orang adalah pilot asing. "Tidak semua kebutuhan pilot bisa dipenuhi pilot lokal, mau tidak mau kami harus menggunakan tenaga asing. Untuk memenui tenaga pilot, AirAsia mengambil dari lulusan STPI Curug dan AirAsia juga menggandeng Bali International Flight Academy (BIFA). Beberapa siswa diberikan sebuah kontrak kerja agar saat lulus dari BIFA mereka langsung bergabung dengan AirAsia. Dalam kontrak tersebut, AirAsia bersedia membayar separuh biaya pendidikan pilot sampai mereka lulus. Pilot harus mengembalikan setengah biaya pendidikan itu dengan mencicil dari gaji mereka di AirAsia. Audrey mengakui, kebutuhan terhadap pilot begitu tinggi. Apalagi, semua maskapai sedang gencar membuka pasar. Setiap kali mendatangkan pesawat baru, mereka harus menambah tenaga pilot. Dia mengklaim bahwa AirAsia tak pernah merasa kekurangan pilot. "Kami selalu melakukan planning yang matang. Sebelum pesawat datang, pilot sudah harus siap.Sebagai wujud kerja sama dengan AirAsia Indonesia yang telah dijalin dengan BIFA sejak tahun 2011 seluruh pilot lulusan BIFA Angkatan VIII ini telah diterima langsung dan dapat bekerja di AirAsia Indonesia. Untuk itu, acara wisuda ini juga sekaligus merupakan serah terima dari pihak BIFA kepada AirAsia Indonesia. PT Indonesia AirAsia dewasa ini juga tengah membangun generasi baru untuk semakin memperkuat citra dan dedikasinya terhadap dunia penerbangan Indonesia dan kami dari BIFA sangat bangga telah menjadi bagian dari niat ini ujar bapak Robby Djohan selaku Chairman BIFA. Sementara itu, Dharmadi, Presiden Direktur AirAsia Indonesia menyambut dengan antusias kelulusan 20 pilot BIFA yang nantinya akan menjadi bagian dari keluarga besar AirAsia Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada BIFA atas kerjasama yang baik selama ini. BIFA telah melahirkan lulusan yang profesional, disiplin dan berkualitas tinggi sebagaimana yang dibutuhkan oleh maskapai di Indonesia. Kami harap kerjasama ini akan terus berlanjut dan kedua belah pihak dapat bersama-sama memajukan industri penerbangan di Tanah Air. Pendidikan terintegrasi BIFA dikelola melalui serangkaian aktivitas belajar mengajar dan pelatihan yang memiliki tiga program kekhususan. Diawali dengan Private Pilot License (PPL) merupakan sertifikasi pilot penerbangan pribadi sebagai tanda bahwa wisudawan program ini telah siap secara profesional sebagai pilot penerbangan pribadi. Program PPL memiliki durasi 14-16 minggu pendidikan dan pelatihan terbang yang terintegrasi sesuai standar Directorate General of Civil Aviation (DCGA) yaitu standar yang diaplikasikan pada implementasi, pengontrolan, dan pengawasan operasional penerbangan. Dilanjutkan dengan program Commercial Pilot License (CPL) merupakan program pendidikan yang akan memberikan sertifikat layak terbang untuk pesawat komersial kepada lulusannya. Calon siswa yang mengikuti program ini harus mengikuti serangkaian tes penempatan sesuai standar International Civil Aviation Organization atau ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional) sebagai upaya pembentukan profesional aviasi yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan penumpangan. Program pendidikan dan pelatihan yang dilengkapi dengan simulasi berstandar internasional ini, akan dilaksanakan selama 46-48 minggu. Lulusan program CPL adalah Pilot handal yang siap menjawab kebutuhan industri aviasi internasional. Program pendidikan lainnya adalah program Instrument Rating yang menjawab kebutuhan sertifikasi pilot profesional baik Private Pilot License maupun Commercial Pilot License.Sebagian besar pilot Indonesia bekerja di luar negeri memilih bekerja di perusahaan penerbangan Malaysia. Di Air Asia (Malaysia), jumlah orang Indonesia sekitar 71 orang. Semua kapten A320 dengan gaji RM 12.000 (1 Ringgit Malaysia = sekitar Rp 2.990). Honor tambahan (per jam terbang) RM 195/jam. Tiap bulan, rata-rata mereka membawa uang RM 28-29 ribu sebelum pajak (http://www.Kabarinews.com)Kedengarannya memang menyenangkan. Sehingga tak salah jika banyak orang memuja profesi ini. Pekerjaannya beresiko tinggi; membawa puluhan bahkan ratusan nyawa. Karena itu, pada jaman sekarang tak murah untuk menjadi seorang pilot. Tapi tetap banyak yang menginginkannya, karena kembali modalnya juga cepat. Para orang tua bahkan rela melepaskan tabungan dan meminjam kiri-kanan untuk cita-cita anaknya menjadi pilot.Bagaimana dengan kebutuhan tenaga kerja seperti pramugari dan pramugara?, pada kenyataannya banyak maskapai yang menggunakan jasa dari perusahaan outsourcing atau agen tenaga kerja didalam perekrutan pramugari dan pramugara termasuk maskapai penerbangan Air Asia, system upah yang ada membuat keuntungan bagi perusahaan tetapi sedikit kurang menguntungkan bagi pihak pekerja, hal ini dikarenakan system penggajian yang ada bagi pramugari dan pramugara adalah didasarkan dari setiap jam kerja. Hal tersebutlah yang mengakibatkan banyak isu negate yang menimpa para pramugari, tetapi hal ini berbeda dengan yang ada di maskapai Air Asia dimana walaupun Air Asia terkenal dengan maskapai low cost career tetapi jika membahas kesejahteraan untuk tenaga kerja memang Air Asia lebih unggul dari pada maskapai lain di kawasan asia tenggara, hal itulah yang menyebabkan banyak pramugari dan pramugara yang berminat untuk bergabung menjadi keluarga besar dari maskapai Air Asia.

AirAsia Rekrut Pilot dan Pramugari dari Sumatra UtaraMaskapai penerbangan AirAsia Indonesia (AAI) akan merekrut sumber daya manusia (SDM) dari Sumatera Utara untuk dipekerjakan pada perusahaan penerbangan berbiaya rendah itu. Selain karena Medan merupakan Hub ke-3, hal ini juga menyambut kehadiran Kualanamu International Airport (KNIA) yang direncanakan beroperasi pada September 2013 mendatang. Dua posisi yang disasar adalah pilot dan awak kabin pramugara/pramugari. "Kita akan pakai pilot dan pramugari dari lokal untuk melayani penerbangan dari Medan," (Presiden Direktur PT AirAsia Indonesia, Dharmadi). Alasan merekrut SDM lokal sesuai komitmen AirAsia untuk memberdayakan potensi lokal yang ada serta menumbuhkan atmosfer yang lebih familiar dengan penumpang dari Medan. "Jadi bisa saja nanti ada pilot marganya Lubis," imbuh Dharmadi tersenyum. Saat ini, AirAsia melayani 90 penerbangan dari dan ke Medan dalam sepekan, dengan rute domestik Medan-Bandung, Medan-Pekanbaru dan Medan-Surabaya dan akan bertambah satu lagi rute Medan-Jakarta mulai 7 Juni 2013. Sedangkan rute internasional meliputi Medan-Kuala Lumpur, Medan-Penang, Medan -Bangkok dan menyusul rute baru Medan-Johor Baru. Bila KNIA sudah beroperasi, AirAsia Indonesia akan menambah jumlah penerbangan menjadi 136 kali dari dan ke Medan dengan 24.480 kursi penumpang. Dharmadi mengungkapkan Kota Medan sebenarnya memiliki potensi bisnis dan pariwisata yang besar. "Sumatra Utara bisa jadi entry Asia Pasific tetapi tergantung masyarakat Sumatra Utara sendiri bagaimana bisa mengembangkan dan mewujudkannya," ujar Dharmadi. Dalam kesempatan itu, pihaknya secara resmi mengumumkan pembukaan rute baru Medan (MES) Jakarta (CGK), Medan (MES) Johor Bahru (JHB), dan Jakarta (CGK) Johor Bahru (JHB). Rute-rute baru dari Medan akan terbang perdana pada tanggal 7 Juni 2013,sementara rute baru dari Jakarta mulai dari tanggal 16 Mei 2013 (http://www.MedanBisnisDaily.com). Dharmadi mengatakan, Medan merupakan salah satu hub AirAsia Indonesia dengan pertumbuhan yang pesat. "Oleh karena itu, kami terus berusaha untuk meningkatkan layanan dengan cara memperluas jaringan rute serta menambah jumlah pesawat.

E. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan diatas, hasil laporan keuangan yang mencakup operating cost, Cash Flow, Operating Revenue dan profit. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan Air Asia mengalami kenaikan operating cost sehingga mengakibatkan penurunan untuk Cash Flow, dan profit yang di dapat oleh AirAsia yang berada di Indonesia maupun di AirAsia induk di Malaysia pada tahun 2010 / 2011.Operating cost mengalami peningkatan karena ada kenaikan bahan bakar dan harus mengembalikan sejumlah pesawat yang telah digunakan yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu perusahaan AirAsia Indonesia maupun AirAsia Malasya harus menanggung biaya yang lebih tinggi di Tahun 2011 dan otomatis mengurangi pendapatan lebih besar dan memperkecil nilai profit dibandingkan tahun sebelumnya (2010), meskipun AirAsia mengalami penurunan total profit yang didapat AirAsia memiliki target untuk menambah jumlah armada untuk tahun-tahun berikutnya karena melihat dari segi pertumbahan pasar penerbangan yang ada di Indonesia yang semakin besar. Sehingga pihak AirAsia mendukung pertamabahan jumlah armada yang ditargetkannya.Untuk memenuhi tenaga pilot, AirAsia mengambil dari lulusan STPI Curug dan AirAsia juga menggandeng Bali International Flight Academy (BIFA). Beberapa siswa diberikan sebuah kontrak kerja agar saat lulus dari BIFA mereka langsung bergabung dengan AirAsia. Dalam kontrak tersebut, AirAsia bersedia membayar separuh biaya pendidikan pilot sampai mereka lulus. Pilot harus mengembalikan setengah biaya pendidikan itu dengan mencicil dari gaji mereka di AirAsia.Alasan merekrut SDM lokal sesuai komitmen AirAsia untuk memberdayakan potensi lokal yang ada serta menumbuhkan atmosfer yang lebih familiar dengan penumpang dari Medan. Medan merupakan salah satu hub AirAsia Indonesia dengan pertumbuhan yang pesat. "Oleh karena itu, maskapai Air Asia terus berusaha untuk meningkatkan layanan dengan cara memperluas jaringan rute serta menambah jumlah pesawat.

F. REKOMENDASIDidalam artikel ini, telah dijabarkan walaupun tidak secara rinci mengenai perkembangan bisnis industri penerbangan khususnya melihat dari perkembangan maskapai Air Asia yang ada diindonesia, maka dari itu beberapa rekomendasi diberikan agar nantinya bisa dilanjutkan menjadi sebuah penelitian. Rekomendasi tersebut antara lain:1. Jika ada pengembangan tentang penelitian lebih lanjut, sebaiknya peneliti lebih memperhatikan pengaruh kondisi eksternal yang bisa berdampak terhadap pendapatan yang dihasilkan Airasia khususnya Airasia Indonesia2. Artikel ini masih membutuhkan pembahsan secara detail lagi terkait strategi bisnis yang digunakan oleh maskapai penerbangan Air Asia dalam bisnis industri penerbangan.3. Tidak hanya pembahasan terkait tenaga kerja khususnya pilot tetapi juga dapat melihat dari sisi tenaga kerja pramugari dan pramugara.4. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut terkait berkembangnya maskapai Air Asia jika ditinjau dari Strategic Human Resource Management, Organizational culture, Leadership, Manpower.


Related Documents