YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    1/21

    FLU BABI

    OLEH : SGD 5

    Putu Hena Pramonia Cita (0902105009)

    Putu Rudi Mahardikaputra (0902105023)

    Luh Komang Ratna Pertiwi (0902105024)

    Dewa Ayu Pradnyani Prabawati (0902105042)

    Nyoman Agus Jagat Raya (0902105043)

    Made Maetri Pradnyayanthi (0902105058)

    Ni Wayan Sinta Wahyuni (0902105059)

    I Kadek Dwipayana (0902105075)

    Komang Yuliani (0902105076)

    Ni Made Dwi Kusumayanti (0902105082)

    Ayu Selly Fajarini (0902105093)

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS UDAYANA

    2011

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    2/21

    KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

    1. Pengertian / definisi

    Flu babi adalah penyakit saluran pernafasan akut pada babi yang disebabkan oleh virus

    influensa tipe A. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), secara

    umum penyakit ini mirip influenza dengan gejala demam, batuk, pilek, sesak nafas, nyeri

    tenggorokan, lesu, letih dan mungkin disertai mual, muntah dan diare. kasus flu babi yang

    terjadi pada manusia saat ini sudah bersifat pandemic (penyakit sudah tersebar ke

    mancanegara). Menurut situs Center for Control and Prefention (CDC) AS, normalnya

    virus flu babi hanya berjangkit pada babi dengan kematian rendah. Namun secara

    sporadic terjadi infeksi pada manusia.

    Varian baru ini dikenal dengan nama virus H1N1 yang merupakan singkatan dari dua

    antigen utama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1.

    Flu babi adalah influensa babi adalah penyakit saluran pernafasan akut pada babi yang

    disebabkan oleh virus influensa tipe A. Gejala klinis penyakit ini terlihat secara

    mendadak, yaitu berupa batuk, dispnu, demam dan sangat lemah. Penyakit ini dengan

    sangat cepat menyebar ke dalam kelompok ternak dalam waktu 1 minggu, umumnya

    penyakit ini dapat sembuh dengan cepat kecuali bila terjadi komplikasi dengan

    bronchopneumonia, akan berakibat pada kematian (FENNER et al., 1987).

    2. Etiologi

    Penyebab flu babi adalah virus influenza tipe A subtype H1N1 dari familia

    orthomyxoviridae. Flu atau influenza ada 2 type :

    Type A : Menular pada unggas (ayam, itik, dan burung) serta babi

    Type B dan type C : Menular pada manusia

    Virus influenza tipe A yang termasuk family orthomyxoviridae, erat kaitannya dengan

    penyabab swine flu, equine flu, dan avian influenza (fowl plaque). Ukuran virus tersebut

    berdiameter 80120 nm. Selain influenza A, terdapat influenza B dan influenza C yang juga

    sudah dapat di isolasi dari babi. Sedangkan 2 tipe influenza pada manusia adalah tipe A dan

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    3/21

    B. kedua tipe ini diketahui sangat progresif dalam perubahan antigenic yang sangat dramatic

    sekali (antigenik shift).

    3. Epidemiologi

    Penyebaran virus influensa dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui

    udara atau droplet. Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan. Virus tidak akan

    tahan lama di udara terbuka. Penyakit bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau babi

    anakan. Penyebabnya adalah virus influensa tipe A, subtipe: H1N1 (H1N2, H3N1, H3N2).

    Identifikasi pertama kali pada tahun 1931. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di

    kandang babi di Eropa dan di Amerika Utara.

    Pada spesies babi memiliki kemampuan sangat menular dengan angka kesakitan tinggi dan

    angka kematian 1-4%. Insiden penyakit ini terjadi sepanjang tahun, puncaknya pada musim

    gugur dan dingin.

    Manusia dapat terkena penyakit influensa secara klinis dan menularkannya pada babi.

    Transmisi kepada babi yang dikandangkan atau hampir diruangan terbuka dapat melalui

    udara seperti pada kejadian di Perancis dan beberapa wabah penyakit di Inggris. Babi

    sebagai karier penyakit klasik di Denmark, Jepang, Italy dan kemungkinan Inggris telah

    dilaporkan. Kejadian luar biasa flu babi diketahui pernah terjadi di Amerika Utara &

    Selatan, Eropa (Inggris, Swedia, Italia) , Afrika (Kenya) dan beberapa daerah di Asia

    Timur (Cina dan Jepang)

    Flu babi pertama kali diidentifikasi di Indonesia pada 15 April 2009 dan dinyatakan

    pandemi: 11Juni 2009 denagn Case Fatality Rate, sampai dengan 11 Juni 2009 sebesar

    0,5%. Gejala klinis yang terjadi sebagian besar ringan, yaitu demam (87-94%), Batuk (87-

    92%), Sakit tenggorokan (48-82% ), Gangguan pencernaan (25%).

    Influenza A H1N1 di Provinsi Bali pertama kali diidentifikasi pada 12 Mei 2009, kasus

    pertama yang dirawat yang dicurigai influenza H1N1 adalah seseorang

    berkewarganegaraan Belanda. Dua minggu berikutnya warga negara Jepang, keduanya

    dinyatakan negatif H1N1 oleh Litbangkes. Hingga Tanggal 21 Juni 2009 diidentifikasi

    seorang warga negara Inggris, dan dinyatakan positif H1N1 dan tanggal 24 Juni 2009

    Menkes menyatakan Indonesia Positif kasus H1N1 (kasus pertama di Indonesia).

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    4/21

    4. Patofisiologi

    Pada penyakit influensa babi klasik, virus masuk melalui saluran pernafasan atas

    kemungkinan lewat udara. Virus menempel pada trachea dan bronchi dan berkembang

    secara cepat yaitu dari 2 jam dalam sel epithel bronchial hingga 24 jam pos infeksi. Hampir

    seluruh sel terinfeksi virus dan menimbulkan eksudat pada bronchiol. Infeksi dengan cepat

    menghilang pada hari ke 9 . Lesi akibat infeksi sekunder dapat terjadi pada paruparu karena

    aliran eksudat yang berlebihan dari bronkhi. Lesi ini akan hilang secara cepat tanpa

    meninggalkan adanya kerusakan.

    Pembentukan eksudat pada bronchiol menyebabkan suplai oksigen menurun, paru-paru

    akan meningkatkan kerjanya sehingga menimbulkan sesak nafas. Karena suplai oksigen

    terganggu, orang yang terinfeksi akan mengalami hipoksia dan kesadaran juga dapat

    menurun. Selain itu, metabolisme tubuh pun dapat terganggu dalam pembentukan energi

    sehingga orang dengan flu ini akan cepat merasa lelah. Virus flu babi juga dapat masuk ke

    dalam saluran cerna yaitu lambung dan usus. Virus yang masuk ke dalam lambung akan

    meningkatkan produksi HCl yang dapat menimbulkan perasaan mual dan penurunan nafsu

    makan. Sedangkan virus yang masuk ke dalam usus akan meningkatkan kerja peristaltik,

    dengan demikian orang akan mengalami diare.

    5. Klasifikasi

    Klasifikasi flu babi berdasarkan derajat keparahannya flu babi dibedakan menjadi yaitu:

    a) Ringan

    ILI (influenza like illness)

    Tidak Sesak

    Tidak nyeri dada

    Tidak ada pneumonia

    Tidak termasuk kelompok risiko tinggi (Asma, DM, PPOK, Obesitas, kurang

    Gizi, Penyakit kronis lainnya)

    Usia muda

    b) Sedang

    ILI (influenza like illness) dengan komorbid

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    5/21

    Sesak napas

    Pneumonia

    Usia tua

    Hamil

    Keluhan mengganggu: diare, muntah-muntah

    c) Berat

    Pneumonia luas

    Gagal napas

    Sepsis

    Syok

    Kesadaran menurun

    ARDS

    Gagal multiorgan

    (Sudoyo, 2006)

    6. Tanda dan Gejala

    a) Pada Manusia

    Manifestasi flu babi sama dengan influenza musiman. Klien datang dengan gejala

    penyakit respirasi akut, termasuk minimal 2 dari gejala berikut :

    - Demam, dapat hingga menggigil

    - Batuk

    - Nyeri tenggorokan

    - thSakit kepala

    - Rasa lemas dan letih

    - Diare dan muntah (mungkin dapat terjadi)

    Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention (CDC), gejala flu babi pada

    manusia sama dengan influenza pada umumnya. Gejala meliputi demam, batuk, nyeri

    tenggorokan, body aches, sakit kepala, menggigil dan lemas/letih. Beberapa klien juga

    dilaporkan memiliki gejala diare dan muntah. Oleh karena gejala-gejala ini tidak spesifik

    untuk flu babi, diagnosis banding dari kemungkinan flu babi tidak hanya dari gejala

    namun juga kecenderungan tinggi flu babi tersebut berdasarkan riwayat klien saat ini.

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    6/21

    b) Pada Babi

    - apatis

    - sangat lemah

    - enggan bergerak atau bangun karena gangguan kekakuan otot dan nyeri

    otot

    - eritema pada kulit

    - anoreksia

    - demam sampai 41,8oC

    - Batuk sangat sering terjadi apabila penyakit cukup hebat dibarengi dengan

    muntah eksudat lendir

    -bersin

    - dispneu diikuti kemerahan pada mata dan terlihat adanya cairan mata

    - Beberapa babi akan terlihat depresi dan terhambat pertumbuhannya.

    7. Pemeriksaan Penunjang

    a. Umum

    Laboratorium: pemeriksaan darah rutin (Hb, leukosit, trombosit, hitung jenis

    leukosit), spesimen serum Pemeriksaan apusan (aspirasi nasofaring atau bilasan/ aspirasi hidung)

    Kalau tidak bisa dengan cara di atas maka dengan kombinasi apusan hidung dan

    orofaring

    Pada pasien dengan intubasi dapat diambil secara aspirasi endotrakeal

    Pemeriksaan kimia darah: albumin, globulin, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin,

    analisis gas darah

    Pemeriksaan radiologik: PA dan lateral Pemerikaan CT-Scan toraks (bila diperlukan)

    b. Khusus

    Pemeriksaan laboratorium virologi

    Untuk mendiagnosis konfirmasi influenza A (H1N1) dengan cara :

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    7/21

    Real time (RT)PCR

    Kultur virus

    Peningkatan 4 kali antibodi spesifik influenza A

    8. Penatalaksanaan

    TERAPI

    1) Pasien dengan ILI akan dievaluasi apakah termasuk kelompok dengan gejala klinis

    ringan, sedang atau berat.

    2) Kelompok dengan gejala klinis ringan dipulangkan dengan diberi obat simptomatis dan

    KIE untuk waktu istirahat di rumah.

    3) Kelompok gejala klinis sedang dirawat di ruang isolasi dan mendapat oseltamivir 2 x 75

    mg.

    4) Untuk kelompok dengan gejala klinis berat dirawat di ICU.

    5) Pemeriksaan laboratorium sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

    6) Di ruang rawat inap : dilakukan evaluasi keadaan umum, kesadaran, tanda vital, pantau

    saturasi oksigen.

    7) Terapi suportif.

    MEDIKAMENTOSA

    Oseltamivir merupakan pro drug dari metabolit aktif Oseltamivir Karboksilat. Metabolit

    aktif ini merupakan penghambat selektif enzim neuramidase virus influenza yang

    glycoproteinnya ditemukan di permukaan virion. Oseltamivir karboksilat menghambat

    neuramidase influenza A dan B secara in vitro. Oseltamivir yang diberikan secara oral

    menghambat replikasi dan pathogenicity virus influenza A dan B secara in vivo pada

    binatang percobaan yang terinfeksi influenza yang sama bila terjadi pada manusia dengan

    pemberian dosis 75 mg dua kali sehari.

    INDIKASI

    1) Terapi influenza (khususnya influenza A) pada anak usia satu tahun keatas yang

    menderita gejala influenza. Efikasi ditunjukkan jika terapi diberikan dalam 2 hari setelah

    timbul gejala.

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    8/21

    2) Pencegahan influenza pada dewasa dan dewasa muda 13 tahun keatas setelah kontak

    dengan penderita influenza ketika influenza telah menyebar.

    3) Tamiflu tidak dapat menggantikan vaksinasi influenza.

    DOSIS

    1) Terapi influenza.

    a) Dewasa dan dewasa muda 13 tahun ke atas: 75 mg oseltamivir 2 kali sehari selama 5

    hari.

    b) anak di atas 1 tahun sampai 13 tahun dapat digunakan Tamiflu suspensi dua kali sehari

    selama 5 hari dengan dosis sesuai berat badan sebagai berikut:

    - 5 kg 30 mg

    - 15- 23 kg 45 mg,

    - > 23 kg sampai 40 kg 60 mg,

    - > 40 kg, dapat diberikan dosis dewasa 75 mg

    2) Pencegahan influenza

    a) Dewasa dan dewasa muda 13 tahun keatas 75 mg sekali sehari selama 7 hari. Terapi

    diberikan sesegera mungkin setelah terpapar secara individual.

    b) Selama terjadi epidemi influenza: 75 mg sehari sampai dengan 6 minggu.

    c) Keamanan dan efektifitas oseltamivir pada anak usia dibawah 12 tahun belum dapatdibuktikan.

    3) Pada gangguan fungsi hati tidak ada penyesuaian dosis

    4) Pada gangguan fungsi ginjal

    Dosis terapi:

    - Penderita dengan creatinin clearens 10 - 30 ml/menit : 75 mg tiap 2 hari.

    - Tidak dianjurkan pada penderita dengan creatinin clearens 10 ml/menit dan pasien

    dialisa.

    Dosis pencegahan:

    - Pada creatinin clearens 10 30 ml/ menit: 75 mg tiap 2 hari atau 30 mg suspensi sekali

    sehari.

    - Tidak dianjurkan pada penderita dengan creatinin clearens 10 ml/menit dan pasien

    yang mengalami dialisa.

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    9/21

    5) Manula tidak ada penyesuaian dosis kecuali jika ada kerusakan ginjal parah

    9. Pencegahan

    1. Jagalah kesehatan dengan pola makan yang seimbang, jika perlu dapat mengkonsumsi

    multi vitamin A, C, D, E, Zink dan suplemen imunomodulator (contoh: stimuno, imunos)

    untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

    2. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan sekitar Cuci tangan menggunakan air mengalir

    dan sabun sesering mungkin, terutama setelah batuk, bersin dan memegang sarana umum.

    3. Minimalkan kontak dengan orang sakit atau orang yang baru bepergian dari Negara

    terjangkit. Jika rencana pergi ke luar negri, cek kesehatan ke dokter (jika perlu anda dapat

    divaksinasi influenza, atas permintaan atau dilakukan tindakan khusus dengan pemberian

    obat.)

    4. Etiket saat Batuk Pada saat batuk atau bersin gunakanlah tissue atau masker penutup

    mulut di tempelkan ke mulut atau hidung, dan jangan batuk atau bersin kea rah orang

    lain.

    o Bila ada gejala batuk dan bersin kenakanlah masker penutup mulut.

    o Bila waktu batuk dan bersin tutuplah mulut dengan tissue dan lain-lainnya.

    o Bila waktu batuk dan bersin jangan langsung berhadapan muka/wajah dengan

    orang-orang sekeliling anda.5. Pencegahan juga dilakukan melalui sosialisasi intensif ke sejumlah puskesmas di

    Ibu Kota. Pengenalan flu babi sejak dini diharap akan meningkatkan kewaspadaan

    masyarakat terhadap bentuk penularannya

    Masyarakat dianjurkan untuk melakukan pencegahan guna mengantisipasi penularan virus

    flu burung, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal berikut :

    1. Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan

    dnegan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas

    2. Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar

    supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar

    3. Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan

    4. Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    10/21

    5. Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan

    membersihkan telur ayam serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit.

    6. Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

    10. WOC

    A. Konsep Asuhan Keperawatan

    1. PENGKAJIAN

    Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, pengelompokkan

    data dan perumusan diagnosis keperawatan. (Lismidar, 1990)

    A. Pengumpulan Data

    Pengkajian secara umum yang dapat dilakukan pada pasien dengan flu babi adalah :

    1) Identitas :

    Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku

    bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa medis.

    2) Keluhan utama :

    Biasanya keluhan utama klien dengan flu babi adalah demam, batuk dan sakit

    tenggorokan.

    3) Riwayat penyakit sekarang :

    Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami biasanya klien dengan flu babi seperti

    demam, batuk dan sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, tidak nafsu makan.

    4) Riwayat penyakit dahulu :

    Adanya riwayat penyakit yang pernah diderita.

    5) Riwayat Kesehatan Keluarga

    Adanya penyakit serupa atau penyakit lain yang diderita oleh keluarga.

    Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    11/21

    a. Aktivitas/istirahat

    b. Makanan/Cairan

    c. Pola eliminasi

    d. Neurosensori

    e. Nyeri/Kenyamanan

    Pemeriksaan Fisik

    1. Keadaan umum

    GCS :

    Tanda vital : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan.

    Review of sistem :

    a. Sistem kardiopulmonal

    Hidung berair (rhinorea), terdapat eksudat, oklusi/sumbatan, peningkatan

    RR, batuk,Takikardi,

    b. Sistem pencernaan

    Peristaltic usus meningkat, mual, muntah, penurunan nafsu makan

    c. Sistem muskoloskletal

    Nyeri otot dan tulang

    2. Analisa data

    NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

    KEPERAWATAN

    1 DS:

    Pasien mengeluh

    badannya panas

    DO:

    Suhu tubuh pasien:

    Flu babi

    Inflamasi

    Pengeluaran mediator

    Hipertermia

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    12/21

    > 380 C

    Kulit pasien teraba

    hangat

    Kulit pasieng

    tampak kemerahan

    kimia

    Peningkatan suhu

    tubuh

    Hipertermia

    2 DS:

    Pasien mengeluh

    batuk

    Pasien mengeluh

    pilek

    DO:

    Terdengar suara

    napas tambahan

    RR > 20 X/menit

    Pasien tampak

    gelisah

    Flu babi

    Inflamasi

    Pengeluaran mediator

    kimia

    Eksudat

    Bersihan jalan

    napas tidak efektif

    Bersihan jalan napas

    tidak efektif

    3 DS:

    Pasien mengeluh

    nyeri pada sendinya.

    Pasien mengatakan

    nyeri dirasakan pada skala >

    5 (0 10)

    Pasien mengatakan

    nyerinya hilang timbul.

    DO:

    Pasien tampak

    meringis

    Flu babi

    Inflamasi

    Pengeluaran mediator

    kimia

    Merangsang reseptor

    nyeri

    Nyeri akut

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    13/21

    BP: > 110/70

    120/80mmHg

    HR: > 100 x/menit

    RR: > 20 X/menit

    Nyeri akut

    4 DS:

    Pasien mengeluh

    mual

    Pasien mangatakan

    merasa asam di mulut

    DO

    Pasien tampak

    tidak nafsu makan.

    Pasien hanya

    mampu menghabiskan

    porsi makanannya

    Flu babi

    Replikasi RNA pada

    tubuh hospes

    Masuk ke saluran cerna

    Peningkatan produksi

    HCl

    Mual

    Nausea

    Nausea

    5 DS:

    Pasien mengeluh

    cepat lemas

    Pasien mangatakan

    cepat mengantuk

    DO

    Pasien tampak

    lemah.

    Pasien tampak

    lebih banyak tidur

    Flu babi

    Penurunan

    pembentukan energi

    Pasien mudah lemas

    Keletihan

    Keletihan

    6 DS:

    Pasien selalu

    bertanya mengenai

    Flu babi

    Pasien bertanya tanya

    Kurang pengetahuan

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    14/21

    penyakitnya dan kondisinya.

    Pasien mengatakan

    takut dengan penyakitnya

    DO: -

    tentang penyakitnya

    Kurang pengetahuan

    3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    Diagnosa berdasarkan prioritas:

    1. Hipertermi berhubungan dengan penyakit (flu babi) ditandai dengan pasien mengeluhbadannya panas, suhu tubuh pasien >380 C, kulit pasien teraba hangat dan kulit pasien

    tampak kemerahan.

    2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan eksudat ditandai dengan pasien

    mengeluh batuk, pasien mengeluh pilek, terdengar suara napas tambahan, RR > 20

    X/menit dan pasien tampak gelisah.

    3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cegera fisik (inflamasi) ditandai dengan pasien

    mengeluh nyeri pada sendinya, pasien mengatakan nyeri dirasakan pada skala > 5 (0

    10), pasien mengatakan nyerinya hilang timbul, pasien tampak meringis, BP: > 110/70

    120/80mmHg, HR: > 100 x/menit dan RR: > 20 X/menit.

    4. Nausea berhubungan dengan iritasi lambung (peningkatan produksi HCl) ditandai dengan

    pasien mengeluh mual, pasien mangatakan merasa asam di mulut, pasien tampak tidak

    nafsu makan dan pasien hanya mampu menghabiskan porsi makanannya.

    5. Keletihan berhubungan dengan perubahan dalam metabolisme ditandai dengan klien

    melaporkan mudah lelah, kekurangan energi, ketidakmampuan mempertahankan rutinitas

    biasa, kelemahan otot.

    6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi ditandai dengan

    klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya, klien mengungkapkan tidak

    mengetahui mengenai penyebab, faktor risiko, komplikasi dan tindakan pencegahan

    penyakit.

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    15/21

    7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan pasien

    mengeluh sesak napas, RR >20 X/menit, pasien tampak menggunakan otot bantu

    pernapasan.

    8. Diare berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan pasien mengeluh BAB > 3 X/hari

    dengan konsistensi cair, pasien mengeluh nyeri abdomen, bising usus hiperaktif.

    9. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan pasien mengeluh lemas, kulit

    pasien terlihat pucat, CRT > 2 detik.

    10. Resiko perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke

    serebral

    11. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai

    oksigen ditandai dengan pasien melaporkan kelelahan, kelemahan, sesak, dan terjadi

    peningkatan nadi , RR dan tekanan darah saat beraktivitas.

    12. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan klien

    mengatakan cemas dan takut dengan penyakitnya, klien tampak gelisah.

    13. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    ketidakmampuan dalam mencerna makanan (mual, muntah) ditandai dengan klien

    melaporkan penurunan nafsu makan, BB klien menurun, konjungtiva pucat.

    14. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan

    diare terus menerus, konsistensi feses encer, Turgor kulit menurun, Kulit terlihat

    kering ,Nadi meningkat, TD menurun, dan peningkatan suhu tubuh

    15. PK : Penurunan Kesadaran

    16. Resiko berduka berhubungan dengan kematian orang terdekat

    4. INTERVENSI

    1. Dx. Kep : Hipertermi berhubungan dengan penyakit (flu babi) ditandai dengan

    pasien mengeluh badannya panas, suhu tubuh pasien >380 C, kulit pasien teraba

    hangat dan kulit pasien tampak kemerahan.

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan diharapkan

    suhu tubuh pasien kembali normal dengan kriteria hasil:

    Suhu tubuh pasien normal ( 36,50 C 37,50 C)

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    16/21

    Kulit pasien tidak teraba hangat

    Kulit pasien tidak tampak kemerahan

    No. INTERVENSI RASIONAL

    1 Monitor suhu minimal tiap 2 jam. Untuk mengetahui perubahan suhu yang

    terjadi.

    2 Monitor warna dan suhu kulit Untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda

    infeksi

    3 Tingkatkan intake cairan dan

    nutrisi

    Dapat membantu mengganti cairan tubuh

    yang hilang

    4 Lakukan kompres hangat pada

    lipat paha dan aksila

    Dapat membantu mengurangi demam

    5 Kolaborasi pemberian antipiretik Digunakan untuk mengurangi demam dengan

    aksi sentral nya di hypothalamus.

    2. Dx. Kep : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan eksudat

    ditandai dengan pasien mengeluh batuk, pasien mengeluh pilek, terdengar suara

    napas tambahan, RR > 20 X/menit dan pasien tampak gelisah.

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan diharapkan

    diharapkan jalan napas pasien paten dengan kriteria hasil:

    RR normal (16 20 X/menit)

    Pasien mampu mengeluarkan sekret

    Tidak terdengar suara napas tambahan.

    INTERVENSI RASIONAL

    1 Auskultasi dada bagian anterior Untuk mengetahui adanya penurunan atau

    tidaknya ventilasi dan bunyi napas tambahan.

    2 Anjurkan pasien untuk minum

    dengan air hangat

    Untuk mengencerkan sputum.

    3 Ajarkan teknik batuk efektif dan

    napas dalam

    Napas dalam memudahkan ekspansi

    maksimal paru-paru dan teknik batuk efektif

    dapat membantu pengeluaran sputum.

    4 Kolaborasi dengan berikan obat Untuk menurunkan spasme bronkus dengan

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    17/21

    sesuai indikasi: mukolitik,

    ekspektoran dan bronkodilator

    mobilisasi secret.

    3. Dx. Kep : Nyeri akut berhubungan dengan agen cegera fisik (inflamasi) ditandai

    dengan pasien mengeluh nyeri pada sendinya, pasien mengatakan nyeri dirasakan

    pada skala > 5 (0 10), pasien mengatakan nyerinya hilang timbul, pasien tampak

    meringis, BP: > 110/70 120/80mmHg, HR: > 100 x/menit dan RR: > 20 X/menit.

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan nyeri pasien

    terkontrol dengan kriteria hasil:

    Nyeri pasien berkurang

    TTV dalam batas normal (BP: 110/70 120/80 mmHg, HR 60

    100 X/menit, RR 16 20 X/menit)

    Pasien tidak tampak meringis.

    INTERVENSI RASIONAL

    1 Kaji lokasi dan skala nyeri Untuk menentukan rencana yang tepat

    2 Monitoring TTV Untuk mengetahui perkembangan kondisi

    pasien.

    3 Ajarkan teknik manajemen nyeri

    non-farmakologis seperti relaksasi,

    guide imagery dll.

    Untuk mengurangi nyeri dan mengalihkan

    perhatian pasien terhadap nyeri.

    4 Monitoring perubahan

    karakteristik nyeri

    Perubahan dapat mengindikasikan

    komplikasi.

    5 Kolaborasi pemberian anlgesik

    sesuai indikasi

    Membantu mengurangi nyeri

    4. Dx Kep : Nausea berhubungan dengan iritasi lambung (akibat peningkatan

    produksi HCL) ditandai dengan klien melaporkan rasa mual, klien mengatakan nafsumakan klien menurun, klien hanya mampu menghabiskan porsi makannya.

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan klien nausea

    klien teratasi dengan kriteria hasil :

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    18/21

    klien melaporkan mual berkurang

    klien melaporkan terjadi peningkatan nafsu makan

    klien mampu menghabiskan porsi makannya.

    INTERVENSI RASIONAL

    1. Monitor vital sign

    2. Berikan makan sedikit tapi sering

    3. Sajikan makanan dalam porsi

    hangat

    4. Jauhkan dari benda-benda yang

    berbau tajam

    KolaborasiPemberian obat anti emetik

    1. Untuk mengetahui status/kondisi

    klien

    2. Mempertahankan nutrisi agar tetap

    adekuat

    3. Makanan hangat dapat mengurangi

    rasa mual dan meningkatkan nafsu

    makan

    4. Benda-benda berbau tajam dapatmenimbulkan rasa mual

    Kolaborasi

    Pemberian therapy untuk mengurangi mual

    5. Dx Kep: Keletihan berhubungan dengan perubahan dalam metabolisme ditandai dengan

    klien melaporkan mudah lelah, kekurangan energi, ketidakmampuan mempertahankan

    rutinitas biasa, kelemahan otot.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan klien tidak

    mengalami keletihan dengan kriteria hasil :

    klien melaporkan tidak mudah lelah,

    klien melaporkan klien mampu mempertahankan rutinitas biasa

    tidak terjadi kelemahan otot.

    INTERVENSI RASIONAL

    Mandiri:

    1. Jelaskan penyebab keletihan pada

    klien.

    2. Atur kegiatan klien yang mudah

    dicapai.

    Mandiri:

    1. Pengetahuan klien mengenai penyebab

    keletihan, akan meningkatkan

    partisipasi klien dalam pengobatan

    2. Kegiatan yang mudah dicapai akan

    meningkatkan toleransi klien terhadap

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    19/21

    3. Jelaskan keuntungan fisiologis dan

    psikologis olah raga pada klien.

    keletihan yang dialaminya.

    3. Kegiatan fisik akan meningkatkan

    semangat klien untuk melawan

    keletihannya.

    6. Dx. Kep : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi ditandai

    dengan Klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya, Klien mengungkapkan tidak

    mengetahui mengenai penyebab, faktor risiko, komplikasi dan tindakan pencegahan

    penyakit.

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan klien dapat

    mengetahui mengenai proses penyakit dengan kriteria hasil:

    Klien familiar dengan proses penyakit.

    Klien dapat mendiskripsikan faktor penyebab.

    Klien dapat mendiskripsikan faktor resiko.

    Klien dapat mendiskripsikan komplikasi.

    Klien dapat mendiskripsikan pencegahan.

    INTERVENSI RASIONAL

    1. Mengobservasi kesiapan klien untuk

    mendengar informasi (mental,

    kemampuan untuk melihat, mendengar,

    kesiapan emosional, bahasa dan budaya).

    2. Menentukan tingkat pengetahuan

    klien sebelumnya mengenai penyakit.

    3. Menjelaskan proses penyakit

    (pengertian, penyebab, faktor resiko,

    komplikasi dan pencegahan).

    4. Mendiskusikan tentang perubahan

    gaya hidup yang bisa untuk mencegah

    komplikasi atau mengontrol proses

    penyakit.

    1. Agar mengetahui keadaan klien

    dalam pemberian informasi.

    2. Untuk mengetahui pengetahuan

    klien tentang penyakitnya.

    3. Klien mengetahui mengenai proses

    penyakit (pengertian, penyebab, faktor

    resiko, komplikasi dan pencegahan).

    4. Dengan gaya hidup yang baik dapat

    mengontrol proses penyakit dan

    mencegah komplikasi.

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    20/21

    5. Anjurkan pada pasien untuk

    mencegah atau meminimalkan efek

    samping.

    6. Diskusikan mengenai pilihan terapi

    atau peralatan

    7. Menanyakan kembali pada klien

    mengenai informasi penyakit yang telah

    diinformasikan untuk menilai

    pemahaman klien tentang penjelasan

    yang diberikan.

    5. Dapat meminimalkan efek samping

    yang terjadi.

    6. Dengan mendiskusikan hal tersebut

    dapat membuat terapi medikasi menjadi

    teratur.

    7. Untuk mengevaluasi pemahaman

    klien tentang penyakitnya setelah

    diberikan informasi oleh perawat.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/30/2019 60328824 Askep Jadi Flu Babi

    21/21

    Price, Sylvia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-

    Proses Penyakit. Jakarta : EGC

    Aru W. Sudoyo. 2006.Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

    Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unoversitas Indonesia.

    Corwin, Ellizabetz. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

    Doengoes. 1999.Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

    http://beingmom.org/index.php/2006/12/08/penjelasan-imunisasi, di akses 14 juli 2011

    http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15HI, di akses 14 juli 2011

    http://www.klikpdpi.com/swine%20flu/penanganan%20flu%20babi/penanganan.htm

    http://beingmom.org/index.php/2006/12/08/penjelasan-imunisasihttp://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15HIhttp://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15HIhttp://beingmom.org/index.php/2006/12/08/penjelasan-imunisasi

Related Documents