YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori – teori pendukung yang digunakan dalam pembuatan aplikasi,

diantaranya adalah pengertian kecerdasan buatan, pengertian sistem pakar, metode

Fuzzy Logic, dan hal – hal yang terkait.

2.1 Teori Umum

2.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak

2.1.1.1 Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak

Menurut Pressman (2010, p4) perangkat lunak adalah :

- Instruksi (program komputer) yang ketika dijalankan menyediakan fitur,

fungsi, dan tampilan yang diinginkan.

- Struktur data yang memungkinkan program untuk secara memadai

memanipulasi informasi.

- Informasi deskriptif pada hard copy dan virtual form yang menggambarkan

operasi dan program yang digunakan.

Menurut Pressman (2010, p7) ada tujuh kategori software komputer yang

memberikan tantangan terhadap pengembang perangkat lunak :

1. System software yaitu, kumpulan program yang ditulis untuk melayani program

lain. Beberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file

management utilities. Pada kasus area perangkat lunak sistem ditandai dengan

interaksi berat dengan perangkat keras komputer, penggunaan berat oleh

beberapa pengguna, operasi bersamaan yang membutuhkan penjadwalan,

10

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

11

berbagi sumber daya, manajemen proses yang canggih, struktur data yang

kompleks, dan antarmuka eksternal yang ganda.

2. Application software, program yang berdiri sendiri memecahkan bisnis spesifik

yang dibutuhkan. Aplikasi pada area proses bisnis atau teknikal data dengan cara

memfasilitasi operasi bisnis atau manajemen pengambilan keputusan teknis.

Selain aplikasi pengolahan data konvensional, aplikasi perangkat lunak

digunakan untuk mengontrol fungsi bisnis secara real time.

3. Scientific software, ditandai dengan algoritma “number crunching”. Aplikasi

berkisar pada astronomi untuk vulkanologi, dari analisis tegangan automotif

untuk ruang orbit antar jemput yang dinamis.

4. Embedded software, yaitu terletak dalam suatu produk atau sistem dan

digunakan untuk sistem itu sendiri. Dapat memberikan fungsi signifikan,

misalnya fungsi digital dalam sebuah kontrol bahan bakar mobil.

5. Product – line software, dirancang untuk memberikan kemampuan khusus untuk

digunakan oleh banyak pelanggan yang berbeda. Contohnya persediaan kontrol

produk.

6. Web application, terkait dengan hypertext yang menyajikan informasi

menggunakan teks dan grafis yang terbatas. Namun, setelah web 2.0 muncul,

webapps berkembang menjadi lingkungan komputasi canggih yang tidak hanya

menyediakan stand – alone feature, fungsi komputasi, dan konten kepada

pengguna akhir, tetapi juga terintegrasi dengan database perusahaan dan aplikasi

bisnis.

7. Artificial intelligence software, menggunakan algoritma non numerical untuk

memecahkan masalah yang kompleks yang tidak bisa menerima perhitungan

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

12

atau analisis langsung. Aplikasi dalam wilayah ini meliputi robotika, sistem

pakar, pengenalan pola, jaringan syaraf tiruan, dan game.

Menurut Pressman (2010, p14) rekayasa perangkat lunak adalah sebuah

teknologi yang harus terdiri dari lapisan :

- Fokus pada kualitas

Pendekatan teknik apapun (termasuk rekayasa perangkat lunak) harus

bersandar pada komitmen organisasi terhadap suatu mutu. Total kualitas

manajemen dan filosofi yang sama mendorong budaya perbaikan proses yang

berkesinambungan, dan budaya inilah yang mengarah pada pengembangan

pendekatan yang semakin dewasa untuk rekayasa perangkat lunak.

- Proses

Dasar untuk rekayasa perangkat lunak adalah lapisan proses. Proses pada

rekayasa perangkat lunak adalah perangkat yang mengendalikan teknologi lapisan

(layer) bersama - sama dan memungkinkan pengembangan perangkat lunak yang

rasional dan tepat waktu. Proses mendefinisikan suatu kerangka kerja untuk suatu

set key process areas (KPAs) yang harus ditetapkan untuk penyampaian (delivery)

yang efektif dari teknologi perangkat lunak. Key process areas membentuk dasar

bagi kontrol manajemen proyek perangkat lunak dan menetapkan konteks metode -

metode teknis mana yang diterapkan, produk kerja (model, dokumen, data laporan,

form, dll) yang diproduksi, milestone yang diterapkan, kualitas terjamin dan

perubahan yang dikelola dengan baik.

- Metode

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

13

Metode rekayasa perangkat lunak menyediakan teknis bagaimana untuk

membangun sebuah perangkat lunak. Metode mencakup tugas dan mencakup

analisis kebutuhan, desain, program konstruksi, pengujian, pemeliharaan.

- Alat bantu

Alat bantu automatis atau semi – automatis menyediakan dukungan untuk

proses dan metode. Ketika alat – alat diintegrasikan, sehingga informasi yang

dibuat oleh satu alat dapat digunakan oleh alat lainnya, sebuah sistem yang

mendukung perangkat lunak, yang disebut computer – aided software engineering

(CASE), didirikan. CASE menggabungkan sebuah software, hardware, dan

database (sebuah repository berisi informasi penting tentang analisis, desain,

program konstruksi dan pengujian) untuk menciptakan lingkungan rekayasa

perangkat lunak yang analog dengan CASE untuk hardware.

Gambar 2.1 Lapisan rekayasa perangkat lunak (Pressman, 2010)

2.1.1.2 Model Proses Waterfall

Menurut Pressman (2010, p39) waterfall model disebut juga dengan model

classic life cycle. Model proses tersebut mengusulkan sebuah pendekatan kepada

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

14

perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial, yang mulai dari tingkat

dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan.

Model sekuensi linier melingkupi aktivitas – aktivitas sebagai berikut :

- Komunikasi

Proses pencarian kebutuhan yang diintensifkan dan difokuskan pada

perangkat lunak. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat maka

pengembang perangkat lunak harus mengerti tentang domain informasi dari

perangkat lunak, contohnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dan lain

sebagainya. Komunikasi dititikberatkan untuk mencapai kesepakatan user

requirement dan system requirement.

- Perencanaan

Menetapkan suatu rencana pengembangan dari perangkat lunak antara lain

tugas – tugas teknik yang harus dipenuhi, resiko yang kemungkinan akan dihadapi,

sumber daya yang dibutuhkan, hasil kerja, dan jadwal kerja.

- Pemodelan

Menghasilkan suatu model yang memungkinkan pengembang dan

pelanggan memahami lebih lanjut mengenai kebutuhan software dan perancangan –

perancangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Desain perangkat lunak

sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah

program yang berbeda; struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi

antarmuka, dan detail (algoritma) procedural. Proses desain menerjemahkan syarat

atau kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak, yang dapat

diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai kegiatan mengkode. Sebagaimana

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

15

persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi

perangkat lunak.

- Konstruksi

Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca, atau

disebut juga langkah pembuatan kode. Jika desain dilakukan dengan cara yang

lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis.

- Penyebaran

Perangkat lunak dikirim kepada pelanggan yang dimaksudkan untuk

mengevaluasi hasil kerja dan memberikan feedback (umpan balik) berdasarkan

evaluasi tersebut.

Gambar 2.2 Waterfall Model (Pressman, 2010)

2.1.1.3 Delapan Aturan Emas

Ben Sneiderman mengemukakan delapan aturan yang dapat digunakan sebagai

petunjuk dasar perancangan antarmuka bagi pengguna dalam membangun suatu aplikasi

(Smith, 2010, p86). Delapan aturan ini disebut Eight Golden Rules of Interface Design,

yaitu :

1. Berusaha untuk konsisten.

Konsistensi bisa berarti banyak hal. Ada konsistensi tindakan, tata letak layar,

navigasi, dan terminologi. Menyediakan konsistensi dapat membantu pengguna

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

16

untuk mengetahui apa yang diharapkan dan dapat mempelajari antarmuka

dengan lebih cepat.

2. Memenuhi kegunaan yang universal.

Pengguna yang beragam, membuat desain harus diperhitungkan dalam

pertimbangan – pertimbangan yang kompleks, seperti rentang usia, disabilitas,

dan keragaman teknologi. Mungkin butuh penjelasan bagi pemula, tetapi

shortcuts harus disediakan untuk expert user.

3. Memberikan umpan balik yang informatif.

Untuk setiap aksi, harus ada semacam respon, yang disebut juga umpan balik.

Tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan

balik sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan suatu hal yang penting, maka

umpan balik sebaiknya lebih substansial. Contoh : timbulnya respon suara ketika

salah menekan tombol pada waktu input data.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan.

Urutan informasi harus dikelompokkan mulai dari awal, tengah, dan akhir.

Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang

dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok aksi yang

berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana.

Sistem harus dirancang agar pengguna tidak melakukan kesalahan yang serius.

Apabila kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan

memberikan mekanisme yang sederhana, sehingga mudah dipahami untuk

penanganan kesalahan.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya.

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

17

Hal tersebut dapat mengurangi kekhawatiran pengguna, karena pengguna

mengetahui bahwa kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga

pengguna tidak takut untuk melakukan eksplorasi pilihan – pilihan lain yang

belum biasa digunakan.

7. Mendukung tempat pengendali internal.

Pengguna yang memiliki keterampilan merasa menginginkan untuk mengontrol

sistem dan sistem akan merespon aksi yang mereka lakukan, sehingga tidak

terjadi hal yang sebaliknya bahwa pengguna merasa dikendalikan oleh sistem.

Sebaiknya sistem dirancang sedemikian rupa, sehingga pengguna menjadi

inisiator daripada responden.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.

Manusia hanya bisa memproses informasi secara terbatas pada memori jangka

pendeknya, oleh karena itu dibutuhkan tampilan sederhana yang bertujuan untuk

memudahkan, membagi materi menjadi segmen kecil yang dapat lebih mudah

dicerna.

2.1.1.4 The Unified Modelling Language (UML)

Menurut Sommerville (2011, p119) pemodelan sistem adalah proses

mengembangkan abstract models dari suatu sistem, dengan masing – masing

merepresentasikan perspektif yang berbeda dari sistem tersebut. Pemodelan sistem

umumnya merepresentasikan sistem menggunakan beberapa jenis notasi grafis, yang

sekarang hampir selalu didasarkan pada notasi dalam Unified Modelling Language

(UML).

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

18

Menurut Sommerville (2011, p120) UML telah menjadi bahasa pemodelan

standar untuk pemodelan berorientasi objek. UML memiliki tipe – tipe diagram dan juga

mendukung penciptaan berbagai jenis model sistem.

Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis

aplikasi perangkat lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada perangkat keras,

sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa apapun. Tetapi karena

UML ditulis menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka lebih

cocok untuk digunakan dalam aplikasi perangkat lunak dalam bahasa – bahasa

berorientasi objek seperti C++, Java, C#, maupun VB.NET.

Konsep dasar UML dapat kita rangkum seperti tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Konsepsi dasar UML (Sommerville, 2011)

Abstraksi konsep dasar UML yang terdiri dari structural classification, dynamic

behavior, model management, bisa kita pahami dengan mudah apabila kita mengamati

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

19

gambar di atas, dari diagrams main concepts bisa dipandang dari term yang akan

muncul pada saat membuat diagram, dan view adalah kategori dari diagram tersebut.

Untuk menguasai UML sebenarnya cukup dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Menguasai pembuatan diagram UML.

2. Menguasai langkah – langkah dalam analisa dan pengembangan dengan UML.

Langkah – langkah penggunaan UML :

1. Buatlah daftar proses bisnis dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan

proses yang mungkin muncul.

2. Petakan use case untuk setiap proses bisnis untuk mendefinisikan dengan tepat

fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case

diagram dilengkapi dengan constraint, requirement, dan catatan lainnya.

3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik

sistem.

4. Definisikan requirement lain (non fungsional, security, dan sebagainya) yang juga

harus disediakan oleh sistem.

5. Berdasarkan use case diagram mulailah membuat activity diagram.

6. Definisikan objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence atau

collaboration diagram untuk setiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case memiliki

sebuah kemungkinan alir normal atau error, buatlah satu diagram untuk masing –

masing alir.

7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi

pengguna untuk menjalankan skenario use case.

8. Berdasarkan model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau

domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Tetapi

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

20

akan lebih baik jika setiap class dibuat unit rest untuk menguji fungsionalitas class

dan interaksi dengan class lain.

9. Setelah class diagram dibuat, kemudian dapat dilihat kemungkinan pengelompokan

class menjadi komponen – komponen. Oleh karena itu buatlah komponen diagram

pada tahap ini, dan juga definisikan tes integrasi unik setiap komponen meyakinkan

ia berinteraksi dengan baik.

10. Perhalus deployement program yang telah dibuat. Perinci kemampuan requirement

perangkat lunak sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke

dalam node.

11. Mulailah membangun sistem, ada dua pendakatan yang digunakan :

Pendekatan use case, dengan menetapkan use case kepada tim pengembang,

untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan tes.

Pendekatan komponen, yaitu menetapkan tiap komponen kepada tim

pengembang tertentu.

12. Lakukan uji modul serta uji integrasi serta perbaikan model berserta kodenya. Model

harus sesuai dengan kode yang aktual.

13. Aplikasi siap dirilis.

Menurut survei yang dilakukan pada tahun 2007 oleh Erickson dan Siau

(Sommerville, 2011, p120), menunjukkan sebagian besar pengguna UML berpikir

bahwa lima tipe diagram merepresentasikan esensi bagi suatu sistem :

- Diagram activity

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

21

Menurut Sommerville (2011, p120) activity diagram menunjukkan aktivitas

yang terlibat di dalam proses atau dalam pengolahan data. Diagram activity seperti

diagram state, merupakan diagram yang digunakan untuk memahami alur kerja dari

objek atau komponen yang dilakukan. Diagram activity dapat digunakan untuk

mevisualisasikan interelasi dan interaksi antara use case yang berbeda, serta sering

digunakan untuk mengasosiasikan dengan class yang berbeda. Kekuatan diagram

activity adalah merepresentasikan concurrent activity.

- Diagram activity

Menurut Sommerville (2011, p120) activity diagram menunjukkan aktivitas

yang terlibat di dalam proses atau dalam pengolahan data. Diagram activity seperti

diagram state, merupakan diagram yang digunakan untuk memahami alur kerja dari

objek atau komponen yang dilakukan. Diagram activity dapat digunakan untuk

mevisualisasikan interelasi dan interaksi antara use case yang berbeda, serta sering

digunakan untuk mengasosiasikan dengan class yang berbeda. Kekuatan diagram

activity adalah merepresentasikan concurrent activity.

Gambar 2.3 Contoh activity diagram (IBM, 2003)

Tell Customer to Order a nonalcoholic Drink

Customer Orders Drink

Make sure customer is at least 21 years old

Get Drink For Customer

Drink is alcoholic

Customer age >=21

Customer’s age <21

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

22

- Use case

Pemodelan use case pada awalnya dikembangkan oleh Jacobson pada 1990-

an dan dimasukkan dalam rilis pertama UML. Use case secara luas digunakan untuk

mendukung persyaratan dari elicitation. Use case dapat diambil sebagai skenario

sederhana yang menggambarkan apa yang pengguna harapkan dari suatu sistem.

Setiap use case merepresentasikan tugas terpisah yang melibatkan interaksi

eksternal dengan sistem. Use case mengidentifikasi interaksi individu antara sistem

dan pengguna atau sistem lain. Setiap use case harus didokumentasikan dengan

deksripsi tekstual, yang kemudian dapat dikaitkan dengan model lain dalam UML

yang akan membangun skenario dengan lebih terperinci. (Sommerville, 2011, p107).

Gambar 2.4 Use case informal (Sommerville, 2011)

Ada dua aktor dalam gambar 2.4 di atas, operator yang mentransfer data dan

sistem record pasien. Stick figure semula dikembangkan untuk mencakup interaksi

manusia, tetapi sekarang digunakan untuk merepresentasikan sistem ekternal lainnya

dan perangkat keras. Secara formal, use case diagram harus menggunakan lines

tanpa panah, dalam UML panah menunjukkan arah aliran pesan. Dalam use case

pesan melewati dua arah. Namun, tanda panah pada gambar 2.4 digunakan secara

informal untuk menunjukkan bahwa receptionist medis memulai transaksi dan data

ditransfer ke sistem record pasien.

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

23

Gambar 2.5 Contoh use case (Sommerville, 2011)

Use case terdiri dari :

Aktor : pemakai sistem atau sesuatu yang berinteraksi dengan sistem

merepresentasikan pesan, bukan pemakai individual.

Use case : cara spesifik penggunaan sistem oleh aktor.

Tujuan utama memodelkan use case :

Memutuskan dan mendeskripsikan kebutuhan fungsional sistem.

Memberikan deskripsi yang jelas dan konsisten dari apa yang harus dilakukan.

Melakukan basis yang menyediakan pengujian sistem yang meverifikasi sistem.

Menyediakan kemampuan melacak fungsi analistis menjadi class – class,

operasi – operasi, dan aktual sistem.

Ciri – ciri use case :

Terdapat pola perilaku yang harus dipenuhi oleh sistem.

Terdapat sekuen traksaksi terhubung yang dilakukan oleh aktor dan sistem.

Memberikan informasi yang berharga bagi user.

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

24

Kegunaan use case :

Menangkap kebutuhan sistem.

Berkomunikasi dengan pemakai akhir dan pakar domain masalah.

Pengkajian sistem.

- Sequence Diagram

Sequence diagram dalam UML terutama digunakan untuk memodelkan

interaksi antara aktor dan objek dalam sistem dan interaksi antara objek itu sendiri.

UML memiliki sintaks yang sangat beragam untuk sequence diagram, yang

memungkinkan perbedaan tipe interaksi yang akan dimodelkan. (Sommerville,

2011, p126).

Sesuai namanya, sequence diagram menunjukkan urutan interaksi yang

terjadi selama use case instance. Diagram sequence dapat digunakan untuk

menggambarkan skenario atau rangkaian langkah – langkah yang telah dilakukan

sebagai response dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Sequence

diagram menunjukkan interaksi antara aktor dan sistem dan juga antara komponen

sistem (Sommerville, 2011, p120).

Objek dan aktor yang terlibat, tercantum di bagian atas diagram dengan garis

titik – titik yang ditarik secara vertikal. Interaksi antar objek ditunjukkan dengan

panah yang terhubung. Persegi panjang pada garis putus – putus menunjukkan jalur

lifeline dari objek yang bersangkutan. Anda membaca sequence interaksi dari atas ke

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

25

bawah. Penjelasan pada tanda panah menunjukkan panggilan ke objek, parameter

mereka, dan return value.

Gambar 2.6 Contoh sequence diagram (Sommerville, 2011)

Dari gambar 2.6 di atas, dapat dijelaskan bahwa :

1. Resepsionis medis memicu metode ViewInfo dalam instance P dari kelas objek

PatientInfo, penyediaan identifier pasien, PID. P adalah objek antarmuka

pengguna, yang ditampilkan sebagai bentuk informasi pasien.

2. Instance P memanggil database untuk mengembalikkan informasi yang

dibutuhkan, penyediaan resepsionis identifier memungkinkan pemeriksaan

keamanan (pada tahap ini, tidak perduli darimana UID berasal).

3. Pemeriksaan dengan sistem autorisasi kepada pengguna yang memiliki

wewenang.

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

26

4. Jika diizinkan, informasi pasien dikembalikan. Jika autorisasi gagal, maka pesan

kesalahan akan dikembalikan.

Diagram sequence digunakan untuk :

Overview perilaku sistem.

Menunjukan objek – objek yang diperlukan.

Mendokumentasikan skenario dari diagram use case.

Memberi jalur pengaksesan.

- Class Diagram

Menurut Sommerville (2011, p120), class diagram menunjukkan kelas

objek dalam sistem dan asosiasi antara kelas–kelas. Diagram kelas digunakan

ketika mengembangkan model sistem berorientasi objek untuk menunjukkan kelas–

kelas dalam sistem dan hubungan antara kelas–kelas tersebut. Sebuah kelas objek

dapat dianggap sebagai definisi umum dari sebuah objek sistem. Sebuah asosiasi

adalah link antara kelas yang mengindikasikan bahwa ada relasi antara kelas – kelas

tersebut. Akibatnya, masing – masing kelas mungkin harus memiliki pengetahuan

mengenai kelas yang berkaitan.

Ketika seorang developer sedang mengembangkan model pada tahap awal

proses rekayasa perangkat lunak, objek merepresentasikan sesuatu di dunia nyata,

seperti pasien, resep, dokter, dan lain – lain. Sebagai sebuah implementasi yang

dibangun, biasanya seorang developer harus menentukan objek implementasi

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

27

tambahan yang digunakan untuk menyediakan fungsionalitas sistem yang

dibutuhkan.

Kelas diagram pada UML dapat diekspresikan dengan tingkat rincian yang

berbeda. Ketika seorang developer mengembangkan sebuah model, tahap pertama

biasanya melihat world, mengidentifikasi objek esensial, dan merepresentasikan itu

sebagai class. Cara paling sederhana penulisannya adalah mendeskripsikan nama

kelas dalam sebuah kotak. Anda juga dapat mencatat adanya asosiasi dengan

menggambar garis antara kelas. Sebagai contoh gambar 2.7 adalah gambar

sederhana yang menampilkan dua kelas, menunjukkan adanya hubungan antar

record pasien dan pasien itu sendiri.

Gambar 2.7 Asosiasi kelas sederhana (Sommerville, 2011)

Pada contoh di atas dianotasikan dengan 1, yang berarti ada hubungan 1:1

diantara objek dalam kelas–kelas tersebut. Artinya, setiap pasien memiliki satu

record dan setiap record menangani informasi hanya satu pasien.

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

28

Gambar 2.8 Contoh class dan asosiasi (Sommerville, 2011)

Gambar 2.8 mengembangkan jenis class diagram untuk menunjukkan bahwa

objek dari kelas pasien juga terlibat dalam hubungan dengan sejumlah kelas lainnya.

UML juga memungkinkan peran objek untuk berpartisipasi dalam asosiasi yang

ditentukan.

Ketika menampilkan asosiasi antar kelas, akan lebih mudah untuk

merepresentasikan kelas tersebut dengan sesederhana mungkin. Untuk

mendefinisikan secara lebih rinci, anda menambahkan informasi mengenai atribut

mereka (karateristik dari objek) dan operasi (hal yang dapat anda request dari

objek). Sebagai contoh sebuah objek pasien akan memiliki atribut address dan juga

mencakup operasi yang disebut change address, yang dipanggil ketika pasien

menunjukkan bahwa mereka telah pindah dari satu address ke address lain. Dalam

UML, anda menunjukkan atribut dan operasi dengan mengembangkan persegi

panjang yang merepresentasikan kelas. Hal tersebut diilustrasikan dalam gambar 2.9

di bawah ini:

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

29

Gambar 2.9 The consultation class (Sommerville, 2011)

Pada gambar 2.9 dapat dirumuskan bahwa :

1. Nama dari class object berada di bagian atas.

2. Atribut class berada di bagian tengah. Hal tersebut harus juga menyertakan nama

atribut, dan pilihan tipenya.

3. The operation (dipanggil dalam methods pada Java dan OOP lainnya), asosiasi

dengan kelas objek yang letaknya di bawah persegi panjang tersebut.

Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut ini :

Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan.

Protected, hanya dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak–anak

turunannya.

Public, dapat dipanggil oleh siapa saja.

Hubungan antar class :

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

30

1. Asosiasi yaitu hubungan statis antar class. Umumnya class yang menggambarkan

atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain.

Panah menunjukan arah query antar class.

2. Agregasi yaitu hubungan yang menyatakan bagian.

3. Pewarisan, yaitu hubungan hirarki antar class. Class dapat diturunkan dari class lain

dan dapat mewarisi atribut dan metode class asalnya dan dapat menambahkan

fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya.

Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.

4. Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan yang di-passing antara satu class kepada

class lainnya. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan menggunakan diagram

sequence.

- State Diagram

Menurut Sommerville (2011, p120) state diagram menunjukkan bagaimana

sistem bereaksi terhadap kejadian internal dan eksternal. UML mendukung

pemodelan event – based menggunakan state diagram. State diagram menunjukkan

state sistem dan event yang menyebabkan transisi dari state yang satu ke state

lainnya. Hal tersebut tidak menunjukkan aliran data dalam sistem, tetapi mungkin

mencakup informasi tambahan pada komputasi yang dilakukan di tiap – tiap state.

2.1.2 Kecerdasan Buatan

2.1.2.1 Paparan Umum Kecerdasan Buatan

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

31

Menurut Jones (2008, p1) untuk membangun perangkat lunak yang dianggap

cerdas, harus dimulai dengan definisi kecerdasan. Kecerdasan secara sederhana dapat

didefinisikan sebagai serangkaian properties dari pemikiran. Properti ini mencakup

kemampuan untuk merencanakan, memecahkan masalah, dan pada umumnya, alasan.

Definisi sederhana dapat diartikan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk

membuat keputusan yang tepat yang diberi serangkaian input dan berbagai tindakan

yang mungkin.

Lebih detailnya, pengertian kecerdasan buatan dapat dipandang dari berbagai

sudut pandang antara lain :

1. Sudut pandang kecerdasan.

Kecerdasan buatan akan membuat mesin menjadi cerdas, yaitu mampu

membuat seperti apa yang dilakukan oleh manusia.

2. Sudut pandang penelitian.

Kecerdasan buatan adalah suatu studi bagaimana membuat agar komputer

dapat melakukan sesuatu sebaik yang dikerjakan oleh manusia.

Domain yang sering dibahas oleh peneliti meliputi :

a. Mundane task

- Persepsi (vision & speech)

- Bahasa alami (understanding, generation & translation)

- Pemikiran yang bersifat commonsense

- Robot control

b. Formal task

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

32

- Permainan atau games

- Matematika

c. Expert task

- Analisis finansial

- Analisis medikal

- Analisis ilmu pengetahuan

- Rekayasa

3. Sudut pandang bisnis

Kecerdasan buatan adalah kumpulan peralatan yang sangat metodologis

dalam menyelesaikan masalah – masalah bisnis.

4. Sudut pandang pemrograman

Kecerdasan buatan meliputi studi tentang pemrograman simbolik,

penyelesaian masalah dan pencarian.

Untuk melakukan aplikasi kecerdasan buatan ada dua bagian utama yang sangat

dibutuhkan, yaitu :

a. Basis pengetahuan, yaitu berisi fakta, teori, pemikiran dan hubungan antara satu

dengan lainnya.

b. Motor inferensi, yaitu kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan

pengalaman.

Beberapa karakteristik yang ada pada sistem yang menggunakan kecerdasan buatan

adalah pemrogramannya yang cenderung bersifat simbolik ketimbang algoritmik, bisa

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

33

mengakomodasi input yang tidak lengkap, bisa melakukan inferensi, dan adanya

pemisahan antara kontrol dan pengetahuan.

Lingkup utama dalam kecerdasan buatan adalah :

1. Sistem pakar, yaitu lingkup yang digunakan untuk membuat aplikasi yang telah

dikembangkan oleh penulis. Di sini komputer digunakan sebagai sarana untuk

menyimpan pengetahuan para pakar. Dengan demikian komputer akan memiliki

keahlian untuk menyelesaikan permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki

oleh pakar.

2. Pengolahan bahasa alami, diharapkan agar pengguna dapat berkomunikasi

dengan komputer dengan menggunakan bahasa sehari – hari.

3. Pengenalan ucapan, diharapkan manusia dapat berinteraksi dengan komputer

menggunakan suara.

4. Robotika dan sistem sensor.

5. Computer vision, menginterpretasikan gambar atau objek tampak melalui

komputer.

6. Intelligent Computer – aided Instruction, yaitu komputer sebagai tutor dapat

digunakan untuk melatih dan mengajar.

7. Game playing

2.1.2.2 Latar Belakang Kecerdasan Buatan

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

34

Kecerdasan buatan termasuk bidang ilmu yang relatif lebih muda. Pada tahun

1950-an para ilmuwan dan peneliti mulai memikirkan bagaimana caranya agar mesin

dapat melakukan pekerjaan seperti yang bisa dikerjakan oleh manusia (Jones, 2008).

Manusia menjadi pintar dalam menyelesaikan berbagai permasalahan karena

manusia memiliki pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan didapatkan dari proses

belajar, pengalaman didapat dari perjalanan waktu dan kehidupan yang dialami oleh

manusia. Semakin banyak bekal pengetahuan dan pengalaman, diharapkan manusia

tersebut lebih mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya (Jones,

2008).

Agar komputer bisa bertindak seperti dan sebaik manusia, maka harus dibekali

dengan pengetahuan dan diberi kemampuan untuk menalar. Oleh sebab itu, artificial

intelligence akan mencoba untuk membekali komputer dengan dua komponen tersebut,

agar komputer menjadi mesin yang cerdas (Jones, 2008).

2.1.2.3 Tujuan Kecerdasan Buatan

Adapun tujuan dari kecerdasan buatan adalah sebagai berikut (Jones, 2008) :

1. Untuk mengembangkan metode dan sistem untuk menyelesaikan masalah. Masalah

yang biasa diselesaikan melalui aktivitas intelektual manusia, contohnya

pengolahan citra, perencanaan, pemahaman, meningkatkan kinerja sistem informasi

yang berbasis komputer.

2. Menambah pemahaman mengenai bagaimana otak manusia bekerja.

2.1.3 Sistem Pakar

2.1.3.1 Definisi Sistem Pakar

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

35

Menurut Kusumadewi (2003), sistem pakar adalah sistem berbasis komputer

yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan

masalah yang biasanya hanya dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut.

Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan

manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang

dilakukan oleh para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awam juga dapat

menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat dilakukan

dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga membantu aktivitasnya

sebagai asisten yang sangat berpengalaman.

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan

masalah. Beberapa aktivitas pemecahan masalah yang dimaksud antara lain : pembuatan

keputusan, pemaduan pengetahuan, pembuatan desain, perencanaan, perkiraan,

pengaturan, pengendalian, diagnosis, perumusan, penjelasan, pemberian nasehat, dan

pelatihan. Selain itu, sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai bagi

seorang pakar.

2.1.3.2 Keuntungan Sistem Pakar

Menurut Kusumadewi (2003), secara garis besar, banyak manfaat yang dapat

diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain :

1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.

2. Bisa melakukan proses secara berulang dengan automatis.

3. Menyimpan pengetahuan dengan keahlian para pakar.

4. Meningkatkan output dan produktivitas.

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

36

5. Meningkatkan kualitas.

6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk

keahlian langka).

7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.

8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.

9. Memiliki reliabilitas.

10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.

11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan

mengandung ketidakpastian.

12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

13. Meningkatkan kapabilitas dalan penyelesaian masalah.

14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

2.1.3.3 Kelemahan Sistem Pakar

Menurut Kusumadewi (2003), di samping memiliki beberapa kelebihan, sistem

pakar juga memiliki kelemahan, antara lain sebagai berikut :

1. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.

2. Sulit dikembangkan, hal ini berkaitan dengan ketersediaan pakar di bidangnya.

3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.

2.1.3.4 Konsep Dasar Sistem Pakar

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

37

Menurut Kusumadewi (2003), konsep dasar sistem pakar mengandung :

keahlian, ahli, pengalihan, inferensi, aturan dan dan kemampuan menjelaskan.

Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu

yang diperoleh dari pelatihan, membaca, atau pengalaman. Contoh bentuk pengetahuan

yang termasuk keahlian adalah :

- Fakta pada lingkup permasalahan tertentu.

- Teori pada lingkup permasalahan tertentu.

- Prosedur dan aturan yang berkenaan dengan lingkup permasalahan tertentu.

- Strategi global untuk menyelesaikan masalah.

- Meta – knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).

Bentuk ini memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil keputusan lebih cepat

dan lebih baik daripada seorang yang bukan ahli.

Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan,

mempelajari hal – hal seputar topik permasalahan (domain), menyusun kembali

pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan – aturan jika dibutuhkan, dan

menentukan relevan atau tidaknya keahlian mereka.

Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan lagi ke

orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini

membutuhkan empat aktivitas, yaitu :

- Tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber lainnya).

- Representasi pengetahuan (ke komputer).

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

38

- Inferensi pengetahuan.

- Pengalihan pengetahuan ke pengguna.

Ada dua tipe pengetahuan, yaitu fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan).

Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk

menalar. Jika keahlian – keahlian sudah disimpan sebagai basis pengetahuan dan sudah

tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer harus dapat

diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk motor

inferensi (inference engine).

Sebagian sistem pakar komerial dibentuk dalam rule based system, yang mana

pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan – aturan. Aturan tersebut biasanya

berbentuk IF – THEN.

Fitur lainnya dari sistem pakar adalah kemampuan untuk merekomendasi.

Kemampuan itulah yang membedakan antara sistem pakar dengan sistem konvensional.

Tabel 2.2 Perbedaan sistem konvensional dan sistem pakar

Sistem Konvensional Sistem Pakar

Informasi dan pemrosesan

biasanya menjadi satu dengan

program

Basis pengetahuan merupakan

bagian terpisah dari mekanisme

inferensi

Biasanya tidak dapat menjeleskan

mengapa suatu input data itu

dibutuhkan, atau bagaimana output

Penjelasan adalah bagian

terpenting dari sistem pakar

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

39

itu diperoleh

Pengubahan program cukup sulit

dan membosankan

Pengubahan aturan dapat

dilakukan dengan mudah

Sistem hanya akan beroperasi jika

sistem tersebut sudah lengkap

Sistem dapat beroperasi hanya

dengan beberapa aturan

Eksekusi dilakukan langkah demi

langkah

Eksekusi dilakukan pada

keseluruhan basis pengetahuan

Menggunakan data Menggunakan pengetahuan

Tujuan utamanya adalah efisiensi Tujuan utamanya adalah

efektivitas

2.1.3.5 Basis Pengetahuan

Menurut Kusumadewi (2003), basis pengetahuan berisi pengetahuan –

pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tentu saja di dalam domain tertentu. Ada dua

bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu :

1. Penalaran berbasis aturan (Rule – Based Reasoning)

Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan

menggunakan aturan berbentuk : IF – THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita

memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan si pakar

dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Di samping itu, bentuk ini juga

digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang jejak (langkah - langkah) pencapaian

solusi.

2. Penalaran berbasis kasus (Case–Based Reasoning)

Page 31: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

40

Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi–solusi yang

telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang

terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini digunakan apabila pengguna menginginkan

untuk mengetahui lebih banyak lagi pada kasus–kasus yang hampir sama. Selain itu,

bentuk ini juga digunakan apabila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus

tertentu dalam basis pengetahuan.

2.1.3.6 Permasalahan Yang Disentuh Oleh Sistem Pakar

Menurut Kusumadewi (2003), ada beberapa masalah yang menjadi area luas

aplikasi sistem pakar, antara lain:

1. Interpretasi. Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk

diantaranya: pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi

sinyal, dan beberapa analisis kecerdasan.

2. Prediksi. Termasuk diantaranya : peramalan, prediksi demografis,

peramalan ekonomi, prediksi lalu lintas, estimasi hasil, militer, pemasaran,

atau peramalan keuangan.

3. Diagnosis. Termasuk diantaranya : medis, elektronis, mekanis, dan

diagnosis perangkat lunak.

4. Perancangan. Termasuk diantaranya : layout sirkuit dan perancangan

bangunan.

5. Perencanaan. Termasuk diantaranya : perencanaan keuangan, komunikasi,

militer, pengembangan produk, routing, dan manajemen proyek.

6. Monitoring. Contohnya : Computer–Aided Monitoring Systems.

7. Debugging, memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan.

Page 32: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

41

8. Perbaikan.

9. Instruksi. Melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging, dan perbaikan

kinerja.

10. Kontrol. Melakukan kontrol terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan, dan

monitoring kelakuan sistem.

2.2 Teori – Teori Khusus

2.2.1 Fuzzy Logic

Menurut Jones (2008, p410) logika fuzzy adalah cara yang ideal untuk

mengambil konsep analog dari dunia nyata dan dikelola dalam dunia diskrit dari sistem

komputer.

Fuzzy logic diciptakan oleh Lotfi Zadeh dari Universitas California di Barkeley

pada tahun 1965. Waktu itu, metode tersebut sangat kontoversial. Tetapi ternyata dapat

diadopsi dengan sukses di Jepang dengan berbagai jenis aplikasi. Adopsi di Amerika

serikat jauh lebih lambat, tetapi aplikasi telah tumbuh dengan metode ini. Hal tersebut

disebabkan karena, fuzzy logic dapat diimplementasikan dalam low cost dan low-end

microprocessors (Jones, 2008, p410).

Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke

dalam suatu ruang output. Sebagai contoh :

- Manajer pergudangan mengatakan pada manajer produksi seberapa banyak

persediaan barang pada akhir minggu ini, kemudian manajer produksi akan

menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi esok hari.

Page 33: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

42

- Pelayan restoran memberikan pelayanan terhadap tamu, kemudian tamu akan

memberikan tip atas baik atau tidaknya pelayanan yang diberikan.

- Anda mengatakan pada saya seberapa sejuk ruangan yang anda inginkan, saya akan

mengatur putaran kipas yang ada pada ruangan ini.

- Penumpang taksi berkata pada sopir taksi seberapa cepat laju kendaraan yang

diinginkan, sopir taksi akan mengatur pijakan gas taksinya.

Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara lain :

1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari

penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.

2. Logika fuzzy sangat fleksibel.

3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data – data yang tidak tepat.

4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi – fungsi non linier yang sangat kompleks.

5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman – pengalaman

para pakar secara langsung, tanpa harus melalui proses pelatihan.

6. Logika fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik – teknik kendali secara

konvensional.

7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.

Menurut pakar penemu FL yaitu Zadeh, fuzzy logic (FL) terdiri dari empat bidang

utama. Pertama adalah di bidang logika FL, yaitu logika perkiraan pendekatan. Kedua

adalah di bidang teoritis set (FLs), yaitu mengenai klasifikasi tapal batas tak jelas (fuzzy

sets). Ketiga adalah di bidang relasi (FLr) mengenai variable linguistic, yaitu aturan

Page 34: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

43

fuzzy “bila” – “maka”, yang mendasari seluruh aplikasi fuzzy logic dalam mengontrol

membuat analisa dalam pengambilan keputusan, sistem perindustrian, dan produk

konsumen. Keempat adalah di bidang epistemic (FLe), yaitu mengenai pengetahuan,

arti, dan linguistik.

Sistem database digunakan sebagai penyimpan sumber informasi yang ada dan

nyata. Fuzzy logic digunakan untuk mencari di dalam database sehingga dapat

mengevaluasi. Aplikasi ini digunakan untuk mengambil keputusan dan mengontrol,

seperti contohnya penggunaannya di perusahaan asuransi (Molnar & Bezdek, 2011).

Fuzzy logic (FL) merupakan suatu definisi keanggotaan di dalam set. Keanggotaan

ini didefinisikan sebagai angka fungsi keanggotaan (µA). Fuzzy set dari keanggotaan

didefinisikan sebagai hubungan “dan”/ “atau”. Contoh keanggotaan golongan usia

menengah menggunakan matematik klasik dengan nilai angka numerik untuk 40 – 60

adalah µA = 1, sedangkan yang bukan anggota dengan µA = 0. Hal ini diperlihatkan

pada gambar 2.10 (Molnar & Bezdek, 2011).

Usia menengah

1

µA

Page 35: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

44

0___________________________________ x0 20 40 60 80 100

Usia

Gambar 2.10 Usia menengah menggunakan matematik klasik

(Molnar Z., Bezdek V., 2011)

Bentuk fungsi kurva keanggotaan fuzzy logic adalah bervariasi. Fungsi keanggotaan

fuzzy yang berbentuk kurva segitiga dapat dilihat pada gambar 2.11 di bawah ini. Pada

gambar 2.11 ini terlihat bahwa pada usia 50, nilai keanggotaan µA adalah 1. Sedangkan

pada usia antara 50 sampai 65, dan antara usia 30 sampai 50, keanggotaan µA

mengikuti fungsi fuzzy, dimana nilainya bervariasi. Dapat dikatakan bahwa pada usia

65, nilai keanggotaannya lebih kecil dari usia 60, dan bahkan lebih kecil lagi dari usia

55 (Molnar & Bezdek, 2011).

Usia menengah

1

µA

0 _________________________________________ x0 20 40 60 80 100Usia

Gambar 2.11 Usia menengah menggunakan fuzzy logic

(Molnar Z., Bezdek V, 2011)

Pada umumnya ada empat bentuk fungsi kurva dari keanggotaan, yaitu

berbentuk kurva segitiga, kurva S, kurva Z, dan kurva Pi. Gambar 2.12 memperlihatkan

Page 36: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

45

fungsi keanggotaan berbentuk kurva Z. Gambar 2.13 memperlihatkan fungsi

keanggotaan berbentuk kurva Pi.

fungsi Z

1

µA

_____________________ x 0 10 30 40

Gambar 2.12 Fungsi keanggotaan berbentuk kurva Z (Molnar Z., Bezdek V., 2011)

1 fungsi Pi

µA

_____________________ x0 20 40 60 80

Gambar 2.13 Fungsi keanggotaan berbentuk kurva Pi

(Molnar Z., Bezdek V., 2011)

2.2.2 Fuzzy Inference System

Menurut Mathworks (2012), Sebuah fuzzy inference system (FIS) pada dasarnya

merupakan proses dalam merumuskan pemetaan suatu data input menjadi data output

yang menggunakan aturan fuzzy. Sebagai contoh proses fuzzy inference menggunakan

Page 37: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

46

dua data input dan tiga aturan. Struktur diagramnya dapat dilihat pada gambar 2.14

sebagai berikut:

Dinner for two

2 input, 1 output, 3 rule system

Rule 1 If service is poor or food is

Input 1 rancid, than tip is cheap

Service 0-10

Rule 2 If service is good ∑ Output

than tip is average tip 5-25

Input 2

Food 0-10 Rule 3 If service is excellent or food is

delicious, than tip is generous

the input are crisp all rules are the result of the the result is a

(non fuzzy) evaluated in parallel rules are combined crisp (non

Numbers limited to using fuzzy and distilled fuzzy)

Specific range reasoning (defuzzyfied) number

Gambar 2.14 Block Diagram suatu fuzzy inference system (Mathworks, 2012)

2.2.3 Fuzzifikasi

Page 38: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

47

Pada bagian ini kita akan membahas proses inferensi fuzzy yang biasa disebut

metoda Sugeno, atau Takagi-Sugeno-Kang.

Diperkenalkan pada tahun 1985, metoda Sugeno ini mirip dengan metoda

Mamdani dalam banyak hal. Kedua metoda ini persis sama pada bagian proses inferensi

fuzzy, yaitu fuzzifying dan penerapan operator fuzzy (Kusumadewi, 2010).

Perbedaan utama antara metoda Mamdani dan Sugeno adalah bahwa keluaran

fungsi keanggotaan Sugeno adalah linier atau konstan (Kusumadewi, 2010).

Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-Nol adalah :

IF (X1 is A1) o (X2 is A2) o (X3 is A3)o…o(XN is AN) THEN Z=K

Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-I sebagai anteseden, dan k adalah suatu

konstanta (tegas) sebagai konsekuen (Kusumadewi, 2010).

Berikut ini adalah contoh dari pembentukan fungsi keanggotaan dan

pembentukan aturan fuzzy dengan fuzzifikasi metoda Sugeno menurut Kusumadewi

(2010).

- Pembentukan Fungsi keanggotaan

Gambar 2.15 Fungsi Keanggotaan Himpunan-himpunan Fuzzy

dengan Variabel Suhu (Kusumadewi, 2010).

Page 39: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

48

Gambar di atas menunjukkan contoh fungsi keanggotaan pada variabel suhu (S).

Data yang dimiliki adalah 22ºC, 26ºC dan 32ºC, dengan demikian variabel ini bisa

dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu RENDAH, NORMAL, dan TINGGI.

Pada himpunan fuzzy rendah memiliki domain [18,26], dengan derajat

keanggotaan RENDAH tertinggi (=1) terletak pada nilai 22. Apabila suhu semakin

kurang dari 22ºC, maka kondisi suhu sudah semakin mendekati SANGAT RENDAH,

dan keluar dari semesta pembicaraan dari data penelitian. Namun apabila suhu semakin

melebihi 22ºC, maka kondisi suhu sudah semakin mendekati NORMAL (Kusumadewi,

2010).

Himpunan fuzzy NORMAL akan memiliki domain [22,32], dengan derajat

keanggotaan NORMAL tertinggi (=1) terletak pada nilai 26. Apabila suhu semakin

kurang dari 26ºC dan mendekati 22ºC, maka kondisi suhu sudah semakin RENDAH,

sehingga derajat keanggotaannya pada himpunan NORMAL akan semakin berkurang

sedangkan derajat keangotaannya pada himpunan RENDAH akan semakin bertambah

(Kusumadewi, 2010).

Page 40: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

49

Himpunan fuzzy TINGGI akan memiliki domain [26,38], dengan derajat

keanggotaan NORMAL tertinggi (=1) terletak pada nilai 32. Apabila suhu semakin

kurang dari 32ºC dan mendekati 26ºC, maka kondisi suhu sudah semakin NORMAL,

sehingga derajat keanggotaannya pada himpunan TINGGI akan semakin berkurang

sedangkan derajat keangotaannya pada himpunan NORMAL akan semakin bertambah.

Namun apabila suhu semakin melebihi 32ºC, maka kondisi suhu sudah semakin

mendekati SANGAT TINGGI dan keluar dari pembicaraan data penelitian

(Kusumadewi, 2010).

Gambar 2.16 Fungsi Keanggotaan Himpunan-himpunan Fuzzy

dengan Variabel Kebisingan (Kusumadewi, 2010).

Pada variabel kebisingan (G), data yang dimiliki adalah 55db, 75db, dan 90db.

Dengan demikian pada variabel ini bisa dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu

TENANG, AGAK BISING, dan BISING (Kusumadewi, 2010).

Page 41: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

50

Pada himpunan fuzzy TENANG memiliki domain [35,75], dengan derajat

keanggotaan TENANG tertinggi (=1) terletak pada nilai 55.

Pada himpunan fuzzy AGAKBISING memiliki domain [55,90], dengan derajat

keanggotaan AGAKBISING tertinggi (=1) terletak pada nilai 75.

Pada himpunan fuzzy BISING memiliki domain [75,105], dengan derajat

keanggotaan BISING tertinggi (=1) terletak pada nilai 90 (Kusumadewi, 2010).

Page 42: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

51

Gambar 2.17 Fungsi Keanggotaan Himpunan-himpunan Fuzzy

dengan Variabel Pencahayaan (Kusumadewi, 2010).

Pada variabel pencahayaan (C), data yang dimiliki adalah 150 lux, 300 lux, dan

500 lux. Dengan demikian pada variabel ini bisa dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy,

yaitu REDUP, AGAK TERANG, dan TERANG (Kusumadewi, 2010).

Himpunan fuzzy REDUP akan memiliki domain [0, 300], dengan derajat

keanggotaan TENANG tertinggi (=1) terletak pada nilai 150.

Pada himpunan fuzzy AGAK TERANG memiliki domain [150, 500], dengan

derajat keanggotaan AGAK TERANG tertinggi (=1) terletak pada nilai 300

(Kusumadewi, 2010).

Page 43: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

52

Pada himpunan fuzzy TERANG memiliki domain [300, 700], dengan derajat

keanggotaan TERANG tertinggi (=1) terletak pada nilai 500 (Kusumadewi, 2010).

- Pembentukan aturan fuzzy

Dari fungsi keanggotaan yang ada, aturan fuzzy yang didapat ada 27 aturan,

dengan catatan bahwa setiap aturan yang dibentuk menyertakan semua variabel. Metoda

inferensi fuzzy yang akan digunakan adalah metoda Sugeno orde-0. Pada metoda ini,

anteseden direpresentasikan dengan proposisi dalam himpunan fuzzy, sedangkan

konsekuen direpresentasikan dengan sebuah konstanta.

Ke-27 aturan tersebut adalah:

Rule 1 : IF Suhu RENDAH and Kebisingan TENANG and Pencahayaan REDUP

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 148;

Rule 2 : IF Suhu RENDAH and Kebisingan TENANG and Pencahayaan AGAK

TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 150,9;

Rule 3 : IF Suhu RENDAH and Kebisingan TENANG and Pencahayaan TERANG

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 146,5;

Rule 4 : IF Suhu RENDAH and Kebisingan AGAK BISING and Pencahayaan REDUP

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 143,1;

Rule 5 : IF Suhu RENDAH and Kebisingan AGAK BISING and Pencahayaan AGAK

TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 146,53;

Page 44: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

53

Rule 6 : IF Suhu RENDAH and Kebisingan AGAK BISING and Pencahayaan

TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 142,73;

Rule 7 : IF Suhu RENDAH and Kebisingan BISING and Pencahayaan REDUP THEN

Rata-Rata Jumlah Produk = 136,73;

Rule 8 : IF Suhu RENDAH and Kebisingan BISING and Pencahayaan AGAK

TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 140,77;

Rule 9 : IF Suhu RENDAH and Kebisingan BISING and Pencahayaan TERANG

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 135,97;

Rule 10 : IF Suhu NORMAL and Kebisingan TENANG and Pencahayaan REDUP

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 149,73;

Rule 11 : IF Suhu NORMAL and Kebisingan TENANG and Pencahayaan AGAK

TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 153,27;

Rule 12 : IF Suhu NORMAL and Kebisingan TENANG and Pencahayaan TERANG

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 152,13;

Rule 13 : IF Suhu NORMAL and Kebisingan AGAK BISING and Pencahayaan

REDUP THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 148;

Rule 14 : IF Suhu NORMAL and Kebisingan AGAK BISING and Pencahayaan

AGAK TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 150,63;

Rule 15 : IF Suhu NORMAL and Kebisingan AGAK BISING and Pencahayaan

TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 147,63;

Rule 16 : IF Suhu NORMAL and Kebisingan BISING and Pencahayaan REDUP

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 141,47;

Rule 17 : IF Suhu NORMAL and Kebisingan BISING and Pencahayaan agak

TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 145,67;

Page 45: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

54

Rule 18 : IF Suhu NORMAL and Kebisingan BISING and Pencahayaan TERANG

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 140,2;

Rule 19 : IF Suhu TINGGI and Kebisingan TENANG and Pencahayaan REDUP

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 142,10;

Rule 20 : IF Suhu TINGGI and Kebisingan TENANG and Pencahayaan AGAK

TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 146,53;

Rule 21 : IF Suhu TINGGI and Kebisingan TENANG and Pencahayaan TERANG

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 142,17;

Rule 22 : IF Suhu TINGGI and Kebisingan AGAK BISING and Pencahayaan REDUP

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 138,7;

Rule 23 : IF Suhu TINGGI and Kebisingan AGAK BISING and Pencahayaan AGAK

TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 141,4;

Rule 24 : IF Suhu TINGGI and Kebisingan AGAK BISING and Pencahayaan

TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 138,3;

Rule 25 : IF Suhu TINGGI and Kebisingan BISING and Pencahayaan REDUP THEN

Rata-Rata Jumlah Produk = 133,33;

Rule 26 : IF Suhu TINGGI and Kebisingan BISING and Pencahayaan AGAK

TERANG THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 138,33;

Rule 27 : IF Suhu TINGGI and Kebisingan BISING and Pencahayaan TERANG

THEN Rata-Rata Jumlah Produk = 133,77.

Page 46: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

55

2.2.4 Defuzzifikasi

Defuzzifikasi adalah memetakan besaran yang berupa himpunan fuzzy menjadi

titik crisp. Defuzzifikasi dibutuhkan dalam penerapan sistem fuzzy karena yang

digunakan dalam aplikasi adalah besaran crisp. Beberapa metode defuzzifikasi menurut

Ross (2010, p99) :

- Prinsip keanggotaan maksimum

Metoda ini, juga diketahui sebagai metoda tinggi, skemanya dibatasi untuk fungsi

output yang memuncak.

Gambar 2.18 Metoda defuzzifikasi keanggotaan maksimum

(Ross, 2010, p99)

- Metoda centroid

Metoda ini disebut juga center of area atau center of gravity, paling umum

digunakan dan secara fisik paling menarik dari semua metode defuzzifikasi (Ross,

2010).

Gambar 2.19 Metoda centroid (Ross, 2010, p100)

Page 47: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

56

- Metoda average weighted

Metoda average weighted adalah yang paling sering digunakan dalam aplikasi

fuzzy, karena merupakan salah satu metoda dengan komputasi paling efisien.

Sayangnya, biasanya dibatasi oleh fungsi keanggotaan output simetris (Ross, 2010).

- Keanggotaan mean max

Metoda ini juga disebut middle – of maxima, berkaitan erat untuk metoda yang

pertama, kecuali lokasi keanggotaan maksimum bisa nonunique, contoh adalah

keanggotaan maksimum bisa menjadi plateau daripada sebuah single point (Ross,

2010).

2.2.5 Fuzzy Logic Di Bidang Asuransi Properti

Menurut Molnar dan Bezdek (2011), perancangan dan pembagian untuk

memperkecil interval pada model fuzzy logic terdiri dari tiga tahap proses, yaitu

fuzzification, fuzzy interference dan defussification. Tahapan proses ini dapat dilihat

pada gambar 2.20 :

Gambar 2.20 Penyelesaian Masalah dengan Fuzzy Logic

(Molnar & Bezdek, 2011)

Page 48: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

57

Tahap pertama perancangan model fuzzy logic adalah proses fuzzification. Pada

proses ini variabel nyata diubah menjadi variabel linguistik. Variabel linguistik adalah

variabel yang berupa kata – kata atau kalimat yang pembagiannya diperkecil. Sebagai

contoh variabel linguistik dinilai dengan ‘rendah’, ‘tinggi’, dan sebagainya (Molnar &

Bezdek, 2011).

Contoh kasus adalah tingkat resiko dalam asuransi yang digambarkan sebagai

nilai numerik yang berkisar di dalam interval (0, 100%). Setiap variable linguistik dapat

diinterpretasikan sebagai nilai fuzzy subset dari himpunan X = (0, 100%), yang variabel

dasarnya (x) adalah kapasitas resiko bernilai numerik. Gambar 2.21 memperlihatkan

fungsi keanggotaan (MF), yaitu hubungan µtinggi(x) dengan x, yang berbentuk kurva

S. Kurva ini menunjukkan gradasi dari keanggotaan yang berkisar diantara nol dan satu

(Shapiro, 2004).

rendah fuzzy tinggi

1

µtinggi(x)

x

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tingkat resiko dalam %

Gambar 2.21 Fuzzy set pelanggan dengan tingkat resiko tinggi

(Shapiro, 2004)

Page 49: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

58

Pada gambar 2.21 terlihat pelangan individu dengan tingkat resiko tinggi. Pada

resiko sebesar 50% atau kurang pelanggan digolongkan sebagai keanggotaan tingkat

nol, sedangkan pelanggan dengan tingkat resiko 80% atau lebih digolongkan sebagai

keanggotaan dengan tingkat satu. Antara kapasitas ini (50%, 80%), tingkat

keanggotaannya adalah fuzzy (Shapiro, 2004).

Tahap ke dua perancangan model fuzzy logic adalah proses fuzzy interference.

Pada proses ini sistem didefinisikan dalam aturan seperti ‘bila’, ‘maka’, yang digunakan

untuk mengolah variabel input (Molnar & Bezdek, 2011).

Tahap ke tiga perancangan model fuzzy logic adalah proses defuzzification. Pada

proses ini hasil akan ditransfer dari fuzzy interference menjadi variabel output yang

dideskripsikan secara verbal (misalnya ada atau tidak ada resiko) (Molnar & Bezdek,

2011).

2.2.6 Teori Asuransi

Dalam merumuskan diterima atau tidaknya suatu resiko suatu properti untuk

diasuransikan, seringkali persepsi resiko ditentukan berdasarkan faktor psikologi dan

emosi. Hal ini langsung berakibat pada keuntungan dan kerugian perusahaan yang

diukur dengan satuan uang. Penentuan resiko secara ini berbahaya bagi underwriter

yang kurang pengalaman (Kunreuther, 2002).

Seluruh faktor resiko harus dipertimbangkan dan dicatat dalam

mengidentifikasikan resiko, tidak peduli meskipun pada kenyataannya beberapa sudah

diketahui dan dikontrol oleh suatu organisasi. Resiko dapat digolongkan berdasarkan

Page 50: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

59

asalnya, aktifitas dan kejadian, dampaknya, alasan timbulnya, mekanisma pelindungan

dan kontrol, waktu dan tempat kejadiannya (Enisa, 2005 – 2012).

Menurut Enisa (2005 – 2012), informasi internal dan external mengenai suatu

properti sangat penting dalam mengidentifikasi resiko. Data historis tentang properti

yang serupa (dari perusahaan atau bukan) juga dapat membantu dalam mengidentifikasi

suatu resiko, sehingga hasil prediksi dapat lebih tepat. Identifikasi resiko yang belum

dan akan terjadi seringkali sulit, sehingga perlu dipelajari penyebab dan skenario yang

mungkin terjadi. Metoda yang digunakan dalam mengidentifikasi suatu resiko adalah:

1. Pemikiran team berdasarkan pengalamannya.

2. Teknik struktur seperti contohnya aliran diagram, review sistem, bahaya dan

kemudahan operasi.

3. Situasi didefinisikan sejelasnya, seperti identifikasi stratefi resiko, proses,

menggunakan ‘apa – bila’ dan analisa skenarionya.

Analisa resiko merupakan suatu fase dalam menentukan tingkat resiko.

Informasi ini merupakan input awal bagi pengambil keputusan dalam menentukan

apakah resiko perlu diolah atau tidak, hal ini meliputi (Enisa, 2005 – 2012):

1. Penentuan sumber resiko

2. Konsekuensi positif dan negatifnya

3. Konsekuensi yang akan terjadi dan faktor yang menyebabkannya.

4. Analisa kontrol dan proses untuk mengurangi resiko negatif dan menambah

resiko positif.

Tingkat resiko didapatkan dari data statistik pada masa lampau. Bila data tidak

tersedia perkiraan tingkat resiko didapatkan dari diskusi dengan para ahli atau pakar.

Informasi tersebut berasal dari (Enisa, 2005 – 2012) :

Page 51: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

60

1. Pengalaman atau data dan laporan yang ada

2. Reliable practices, seperti standard dan petunjuk internasional

3. Penelitian dan analisa pasar

4. Percobaan dan prototip

5. Model ekonomi, teknologi dan lainnya

6. Saran pakar dan para ahli.

Analisa resiko dapat dilakukan secara kualitatif, semi kualitatif, kuantitatif dan

kombinasinya

Dalam bisnis asuransi, kompensasi nilai kapital atau kelebihannya harus dapat

dikembalikan dalam jumlah yang cukup. Landasan yang perlu untuk memenuhi

kebutuhan ini adalah penentuan harga premi yang cukup, dan dapat menutupi biaya

produk (dalam bentuk kerugian dan pengeluaran), serta mendapatkan profit margin bagi

kebutuhan kapital dalam menjalankan bisnis (Henwood & Breipohl, 2002).

Biaya produk merupakan premi murni (yang berupa biaya claim) ditambah

dengan pengeluaran. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Henwood & Breipohl,

2002):

Premi yang dibutuhkan = Premi murni + Pengeluaran + Keuntungan

Stewart Myers dan Richard Cohn mengembangkan model profit margin yang

didasarkan pada cash flow. Perumusan dari model Myers Cohn didasarkan pada

kesetimbangan, dimana asset sama dengan nilai pasar asset, dan ditingkatkan dengan

pertambahan premi. Nilai premi harus setimbang untuk pemilik perusahaan asuransi dan

pemilik perusahaan yang diasuransikan. Pemilik perusahaan yang akan diasuransikan

Page 52: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

61

membayar sejumlah biaya untuk kerugian, pengeluaran dan pajak untuk

mengkompensasikan resiko (Henwood & Breipohl, 2002).

PV(P) = PV(L) + PV(UWPT) + PV(IBT)

dimana:

PV(P) = nilai masa kini (present value) dari premi

PV(L) = nilai masa kini (present value) dari pengeluaran, kerugian

PV(UWPT) = nilai masa kini (present value) dari pajak keuntungan

underwriting

PV(IBT) = nilai masa kini (present value) dari pendapatan investasi

Pada system yang kompleks, dimana jumlah kapital cukup banyak, pendekatan

model Myers Cohn kurang efektif untuk menyelesaikan masalah, karena banyak faktor-

faktor lain yang perlu diperhatikan selain laju pertambahan nilai (Henwood & Breipohl,

2002). Di dunia nyata pernyataan deskripsi model yang ada banyak menyimpang.

Seringkali masalah yang ada tidak dapat ditentukan dengan jelas, sehingga deskripsi ini

menghasilkan banyak kesalahan akibat kenyataan yang ada di lingkungan karena

kompleksnya sistem. Pada kenyataannya, dunia nyata terdiri dari sejumlah data

kualitatif yang tidak sesuai dengan binary boundaries dari sistem konvensional

matematika klasik yang terdiri dari nilai numerik 0 dan 1 saja. Sehingga kesimpulan

tidak mungkin ditarik secara gamblang tanpa memperhatikan data-data kualitatif yang

diabaikan (Molnar & Bezdek, 2011).

Page 53: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

62

2.2.6.1 Faktor Dan Komponen Yang Mempengaruhi Tingkat Resiko Asuransi

Menurut General Insurance (2011), kerugian yang timbul di bidang asuransi

properti disebabkan karena pengeluaran biaya terhadap kerusakan yang ditimbulkan

oleh faktor kebakaran serta kerusuhan, dan banjir. Jaminan pokok asuransi kebakaran

adalah kerusakan atau kerugian karena kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat

terbang dan asap. Terkadang ini disebut FLEXAS (Fire, Lightning, Explosion, impact of

Aircraft and Smoke). Asuransi kerusuhan adalah tambahan jaminan yang biasanya

melekat pada jenis asuransi kebakaran.

Kebakaran menjamin kebakaran baik yang disebabkan oleh hubungan arus

pendek atau korsleting listrik, menjalarnya api atau panas yang timbul sendiri, atau

karena menjalarnya api dari kebakaran benda lain, rumah tetangga, kebakaran pohon,

dll.. Bisa juga kebakaran karena kelalaian atau kekurang hati-hatian, karena kompor

meledak, kebocoran gas, atau karena punting rokok. Kerusakan yang ditimbulkan akibat

usaha pemadam kebakaran juga dijamin. Sambaran petir juga dapat menimbulkan

kebakaran atau kerusakan pada peralatan elektronik dan lainnya. Ledakan dari bejana

boiler, ketel uap dan sejenisnya juga menimbulkan kebakaran. Kejatuhan pesawat

terbang juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan kerusakan dan kerugian harta

benda. Kerusakan yang disebabkan oleh asap karena kebakaran juga dijamin dalam

asuransi kebakaran (General Insurance, 2011).

2.2.6.2 Analisis Risiko Kebakaran

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (2009) tentang pedoman teknis

managemen proteksi kebakaran di perkotaan, perencanaan sistem proteksi kebakaran di

perkotaan didasarkan kepada penentuan wilayah managemen kebakaran (WMK).

Page 54: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

63

Perencanaan harus dimulai dengan evaluasi terhadap tingkat risiko kebakaran dalam

suatu WMK oleh instansi kebakaran setempat. Unsur utama yang penting dalam

perencanaan ini adalah penentuan penyediaan air untuk pemadaman kebakaran di setiap

WMK.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (2009), jumlah kebutuhan air

minimum tanpa faktor risiko bangunan gedung berdekatan (exposure) dinyatakan

dengan rumus:

Pasokan Air Minimum = (V/ ARK) x AKK

dimana:

V = volume total bangunan dalam (m3)

ARK = angka klasifikasi risiko kebakaran

AKK = angka klasifikasi konstruksi bangunan gedung

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (2009), jumlah kebutuhan air

minimum dengan memperhitungkan faktor risiko bangunan gedung berdekatan

(exposure) dinyatakan dengan rumus:

Pasokan Air Minimum = (V/ ARK) x AKK x FB

dimana:

V = volume total bangunan dalam (m3)

ARK = angka klasifikasi risiko kebakaran

AKK = angka klasifikasi konstruksi bangunan gedung

FB = faktor bahaya dari bangunan berdekatan sebesar 1,5 kali

Angka klasifikasi risiko kebakaran ditentukan dari survey bangunan gedung

yang meliputi klasifikasi bahaya kebakaran (data historis klasifikasi risiko kebakaran),

Page 55: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

64

klasifikasi konstruksi bangunan gedung, dimensi atau ukuran bangunan (ukuran

horisontal dan vertical), serta bahaya dari bangunan yang berdekatan (exposure) bila ada

(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2009).

Instansi pemadam kebakaran (IPK) setempat harus membuat dan

memperbaharui secara berkala pasokan air di setiap WMK. Pasokan air harus

berkualitas, dipelihara, dan dapat diakses sepanjang tahun. Otoritas berwenang dan/atau

instansi pemadam kebakaran (IPK) setempat berdasarkan hasil survey harus

menentukan angka klasifikasi risiko kebakaran. Angka klasifikasi risiko kebakaran

berkisar dari skala 3 sampai 7. Bila terdapat lebih dari satu jenis peruntukan/ hunian

dalam sebuah bangunan gedung, maka untuk seluruh bangunan gedung harus digunakan

angka klasifikasi risiko kebakaran untuk peruntukan/ hunian yang paling berbahaya

(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2009).

Angka klasifikasi risiko kebakaran 3 diperuntukkan untuk hunian dengan bahaya

kebakaran sangat tinggi. Apabila bangunan yang berdekatan (exposure) termasuk

klasifikasi risiko kebakaran 3, maka harus dipandang sebagai faktor bahaya bangunan

gedung yang berdekatan (exposure) jika jaraknya 15 m atau kurang, tanpa melihat

luasnya (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2009).

Angka klasifikasi risiko kebakaran 4 diperuntukkan untuk hunian dengan risiko

kebakaran tinggi. Apabila bangunan yang berdekatan (exposure) termasuk klasifikasi

risiko kebakaran 4, maka harus dipandang sebagai faktor bahaya bangunan gedung yang

berdekatan (exposure) jika jaraknya 15 m atau kurang, tanpa melihat luasnya (Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum, 2009).

Angka klasifikasi risiko kebakaran 5 diperuntukkan untuk hunian dengan risiko

kebakaran sedang, dimana kuantitas atau kandungan bahan mudah terbakar sedang dan

Page 56: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

65

penyimpanan bahan mudah terbakar tidak melebihi ketinggian 3,7 m (Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum, 2009).

Angka klasifikasi risiko kebakaran 6 diperuntukkan untuk hunian dengan risiko

kebakaran rendah, dimana kuantitas atau kandungan bahan mudah terbakar relatif

rendah (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2009).

Angka klasifikasi risiko kebakaran 7 diperuntukkan untuk hunian dengan risiko

kebakaran ringan, dimana kuantitas atau kandungan bahan mudah terbakar relatif ringan

(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2009).

2.2.6.3 Jenis Bahan Konstuksi Ditinjau Dari Daya Tahan Api.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (2009), klasifikasi konstruksi

bangunan gedung digolongkan sebagai berikut:

1. Klasifikasi konstruksi bangunan gedung tipe I (konstruksi tahan api).

Bangunan gedung yang dibuat dengan bahan tahan api (beton, bata dan lain-

lain dengan bahan logam yang dilindungi) dengan struktur yang dibuat

sedemikian, sehingga tahan terhadap peruntukan dan perambatan api

mempunyai angka klasifikasi 0,5.

2. Klasifikasi konstruksi bangunan gedung tipe II (tidak mudah terbakar,

konstruksi kayu berat). Bangunan gedung yang seluruh bagian konstruksinya

(termasuk dinding, lantai dan atap) terdiri dari bahan yang tidak mudah

terbakar yang tidak termasuk sebagai bahan tahan api, termasuk bangunan

gedung konstruksi kayu dengan dinding bata, tiang kayu 20,3 cm, lantai kayu

76 mm, atap kayu 51 mm, balok kayu 15,2 x 25,4 cm, ditetapkan mempunyai

angka klasifikasi konstruksi bangunan gedung 0.75.

Page 57: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

66

3. Klasifikasi konstruksi bangunan gedung tipe III (biasa). Bangunan gedung

dengan dinding luar bata atau bahan tidak mudah terbakar lainnya sedangkan

bagian bangunan gedung lainnya terdiri dari kayu atau bahan yang mudah

terbakar ditentukan mempunyai angka klasifikasi konstruksi 1,0.

4. Klasifikasi konstruksi bangunan gedung tipe IV (kerangka kayu). Bangunan

gedung (kecuali bangunan gedung rumah tinggal) yang strukturnya sebagian

atau seluruhnya terdiri dari kayu atau bahan mudah terbakar yang tidak

tergolong dalam konstruksi bangunan gedung biasa (tipe III) ditentukan

mempunyai angka klasifikasi konstruksi 1,5.

Menurut International Building Code (2003), secara umum bahan dan struktur

bangunan berdasarkan daya tahannya terhadap api dapat digolongkan menjadi lima tipe

konstruksi. Konstruksi tipe I dan II adalah tipe konstruksi bangunan yang tidak mudah

terbakar. Tipe III adalah konstruksi yang dinding luarnya (exterior wall) tidak mudah

terbakar dan dinding dalam (interior wall) terbuat dari material yang diperbolehkan oleh

kode ini. Rangka kayu yang dikerjakan untuk memperlambat sifat keterbakaran dapat

digunakan untuk dinding luar dengan rating 2 jam atau kurang.Tipe IV (kayu berat, KB)

adalah tipe konstruksi dinding luar yang terbuat dari material tidak mudah terbakar, dan

dinding dalam (interior wall) dari kayu padat atau lapisan kayu tanpa celah. Rangka

kayu yang dikerjakan untuk memperlambat sifat keterbakaran dapat digunakan pada

dinding luar dengan rating 2 jam atau kurang. Tipe V adalah konstruksi dengan

komponen struktur, dinding luar, dan dinding dalam terbuat dari material yang diizinkan

oleh kode ini.

Page 58: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

67

Menurut International Building Code (2003), dalam menentukan tingkat resiko

asuransi berdasarkan daya tahannya terhadap api kualitas bahan konstruksi yang dipilih

penggolongannya tidak boleh kurang daripada yang diberikan pada tabel 2.3 di bawah

ini. Sedangkan dinding yang bukan penahan dan partisi berdasarkan jarak pemisahannya

dengan api mengacu pada tabel 2.4 di bawah ini.

Tabel 2.3 Rating ketahanan terhadap api bagi komponen konstruksi (jam) (International

Building Code, 2003)

Komponen

Konstruksi

Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV Tipe V

A B A B A B KB A B

Rangka struktur,

kolom, pengikat

3 2 1 0 1 0 KB 1 0

Dinding penahan

Luar

Dalam

3

3

2

2

1

1 0

0

2

1

2

0

2

1/KB

1

1

0

0

Dinding bukan

penahan & partisi

Bagian luar

Lihat tabel 2.4

Dinding bukan

penahan & partisi

bagian dalam

0 0 0 0 0 0 Tahan

api 2

jam

0 0

Konstruksi lantai,

penahan &

sambungan

2 2 1 0 1 0 KB 1 0

Konstruksi atap,

penahan &

1,5 1 1 0 1 0 KB 1 0

Page 59: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

68

sambungan

Keterangan : KB = Kayu berat

Tabel 2.4 Rating ketahanan terhadap api untuk dinding luar berdasarkan jarak

Pemisahan Api (International Building Code, 2003)

Jarak Pemisahan Api

(feet)

Tipe Konstruksi

Grup H Grup F-1, M, S-1

Grup A, B, E, F-2, I, R, S-2, U

<5 Semua 3 2 1≥5<10

IALainnya

32

21

11

≥10<30

IA, IBIIB, VBLainnya

211

101

101

≥ 30 Semua 0 0 0

2.2.6.4 Pemadam Kebakaran

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (2009), waktu tanggap terdiri atas

waktu pengiriman pasukan dan sarana pemadam kebakaran (dispatch time), waktu

perjalanan menuju lokasi kebakaran, dan waktu menggelar sarana pemadam kebakaran

sampai siap untuk melaksanakan pemadaman. Faktor yang menentukan waktu tanggap

adalah jenis layanan, ukuran atau luasan wilayah yang dilayani termasuk potensi

bahaya, kemampuan komunitas termasuk pemerintah setempat dalam menyediakan

prasarana dan sarana proteksi kebakaran. Waktu tanggap instansi pemadam kebakaran

terhadap pemberitahuan kebakaran untuk kondisi di Indonesia tidak lebih dari 15 (lima

belas) menit.

Page 60: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

69

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (2009), wilayah manajemen

kebakaran (WMK) dibentuk oleh pengelompokan hunian. Daerah pelayanan

pemadaman kebakaran dalam setiap WMK tidak melebihi perjalanan 7,5 km (travel

distance) dan dipenuhinya waktu tanggap kurang dari 15 menit. Untuk jenis layanan

medis darurat dan bahan beracun dan berbahaya (B3), pemenuhan waktu tanggap

disesuaikan dengan kebutuhan. Di luar daerah tersebut dikategorikan sebagai daerah

yang tidak terlindungi (unprotected area). Daerah yang sudah terbangun dan dihuni

harus mendapat perlindungan oleh mobil kebakaran yang pos terdekatnya berada dalam

jarak 2,5 km dan berjarak 3,5 km dari sector. Selanjutnya dibuat peta jangkauan layanan

proteksi kebakaran yang menunjukkan lokasi dari setiap pos pemadam di dalam wilayah

tersebut, sumber air, aksesibilitas serta kondisi topografi.

2.2.6.5 Sprinkler Ditinjau Dari Pencegah Kebakaran

Menurut NFPA 13D (2007), sprinkler harus memenuhi kapasitas aliran tidak

kurang dari 49 liter/ menit per sprinkler yang bekerja secara simultan. Kapasitas aliran

sprinkler tidak kurang dari 68 liter/ menit untuk setiap sprinkler.

Sprinkler dipasang sesuai dengan tipe dan konfigurasi langit – langit. Jarak

minimum springkler untuk perumahan tidak kurang dari 2,44 m. Untuk properti yang

bukan perumahan, tekanan operasi minimum dari tiap sprinkler harus lebih tinggi dari

0,5 bar (NFPA 13D, 2007).

2.2.6.6 Penangkal Petir Ditinjau Dari Pencegah Kebakaran

Page 61: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

70

Petir terjadi pada kondisi cuaca tertentu, antara lain pada lokasi yang sedang

hujan dan berawan, serta berangin. Sistem penangkal petir dipakai pada untuk

menghindari kebakaran akibat petir (Underwriters Laboratories, 2009).

Penangkal petir perlu dipasang pada beberapa lokasi. Lokasi tersebut antara lain

adalah pada struktur, seperti ruang elektronika dan distribusi listrik, ruang komunikasi,

utility service (got, air), di atas atap, dan di ruang bawah tanah. Selain itu penangkap

petir juga dipasang pada struktur elektronika, mekanika, sistem komunikasi dan sistem

alat yang memakai penangkal petir (Underwriters Laboratories, 2009).

2.2.6.7 Kondisi Kabel Untuk Mencegah Kebakaran

Menurut Babrauskas (2001), hasil klaim asuransi menunjukkan bahwa

penyelidikan penyebab kebakaran yang disebabkan oleh kondisi listrik sering

menunjukkan hasil yang salah. Pada kenyataannya kebakaran sering terjadi oleh

kesalahan listrik oleh kondisi kabel. Hasil statistik tahun 1993 – 1997 yang dilakukan

oleh National Fire Protection Association (NFPA) menunjukkan bahwa 41200 struktur

rumah terbakar setiap tahun yang disebabkan oleh distribusi listrik. Kejadian ini

menyebabkan 336 kematian, 1446 terluka dan sejumlah kerugian yang cukup besar.

Dari hasil statistik yang dilakukan pada tahun 1985 – 1994 oleh FEMA, disimpulkan

bahwa distribusi listrik merupakan ranking ke lima penyebab kebakaran, ranking ke dua

penyebab kerugian.

Kesalahan mekanisma dari sambungan kabel dan sifat keterbakaran komponen

distribusi listrik dapat menyebabkan kebakaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa

aspek, yaitu sambungan kabel yang kurang baik dan arus berlebih, degradasi termal dari

PVC, pelepasan gas HCl oleh PVC, absorpsi kelembapan disebabkan oleh sifat

Page 62: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

71

higroskopik dari kandungan isi calcium carbonat, terbentuknya lapisan karbon pada

PVC baik pada permukaan maupun di dalamnya, arcing, pemanasan ohmic berlebihan

tanpa arcing, dan pemanasan external. Umur dari lapisan PVC pada kabel yang sudah

lama juga dapat menyebabkan mudahnya keterbakaran. Pencegahan kebakaran dapat

dilakukan dengan menambah lapisan/ insulasi external dari kabel. Penambahan lapisan/

insulasi ini dapat menahan kabel dalam kondisi tetap dingin (Babrauskas, 2001).

2.2.6.8 Detektor Asap Untuk Mencegah Kebakaran

Kerugian akibat asap disebabkan oleh suatu kegiatan yang mendadak, tidak

biasa, dan cara kerja yang salah dari unit pemanasan dan pemasakan. Unit pemanasan

dan pemasakan tersebut dimaksudkan dihubungkan dengan cerobong asap oleh pipa

asap atau pipa angin/ udara, dan berada di dalam atau pada pekarangan. Kerugian akibat

asap tidak termasuk asap dari tungku api atau peralatan industri (Menteri Keuangan,

1981).

Menurut NFPA 72 (2007), detektor asap adalah berupa peralatan alarm, yang

diatur jumlah dan lokasi pemasangannya. Detektor ini perlu dipasang di ruang tidur,

ruang tinggal, ruang bawah tanah. Seluruh titik langit – langit perlu dipasang sebuah

detektor asap dengan jarak jangkauan 9.1 m, atau dipasang pada lantai sebuah detektor

per 46.5 m2.

2.2.6.9 Lokasi Banjir

Page 63: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

72

Menurut FEMA (2012), lokasi banjir ditinjau dari keadaan geografis seperti

ketinggian dari lokasi tersebut dan kontribusinya terhadap banjir. Lokasi dengan resiko

banjir yang sedang adalah lokasi dengan kejadian banjir antara 100 sampai 500 tahun

sekali. Sedangkan lokasi dengan resiko banjir yang rendah adalah dengan kejadian

banjir diatas 500 tahun sekali.

Lokasi dengan resiko banjir yang tinggi di golongkan pada lokasi dengan

kemungkinan banjirnya lebih dari 1% setiap tahun. Resiko banjir yang tinggi juga pada

lokasi dekat sungai atau aliran air, lokasi dekat sistem pengontrol banjir seperti waduk

(FEMA, 2012).

Resiko banjir yang tinggi untuk daerah pantai adalah lokasi dengan

kemungkinan banjirnya lebih dari 1% setiap tahun. Resiko banjir tinggi daerah pantai

juga dijumpai pada lokasi dengan kemungkinan banjirnya lebih dari 1% setiap tahun

diikuti dengan badai (FEMA, 2012).

2.2.6.10 Kerusuhan Dan Pemogokan

Menurut General Insurance (2011), asuransi kerusuhan menjamin kerugian atau

kerusakan yang disebabkan oleh kerusuhan, pemogokan buruh, perbuatan jahat, dan

huru-hara, atau biasa disebut RSMD (Riots, Strikes, Malicious Damage, and Civil

Commotions). Kerusuhan adalah tindakan sekelompok orang (minimal 12 orang) yang

menimbulkan gangguan ketertiban dan tindakan anarkis atau pengrusakan benda –

benda milik orang lain, seperti tawuran pelajar, tawuran warga, demo yang anarkis, dll.

Menurut General Insurance (2011), pemogokan buruh adalah tindakan anarkis

atau pengrusakan harta benda oleh sekelompok buruh atau pekerja (minimal 12 orang)

Page 64: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBeberapa perangkat lunak sistem seperti compilers, editors, dan file management utilities. Pada

73

dalam melakukan aksi protes atas peraturan atau persyaratan kerja oleh majikan.

Perbuatan jahat adalah tindakan seseorang yang dengan sengaja melakukan pengrusakan

harta benda milik orang lain karena dendam, dengki, amarah, atau vandalistis. Huru-

hara adalah kekacauan masal di suatu kota yang disertai dengan pengrusakan besar-

besaran dan terhentinya aktifitas ekonomi masyarakat dan menimbulkan ketakutan

umum, seperti halnya tragedi May 1998.


Related Documents