Top Banner

of 22

(yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

Oct 10, 2015

Download

Documents

Benni Pranata

sistem tenaga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    1/22

    Daftar isi

    A.Pendahuluan

    .. 2

    B.Pembangkit

    3

    C.Perencanaan Operasi

    Sistem

    . 6

    D.Tabel

    Data

    7

    E.Saluran

    Transmisi

    . 11

    F.Distribusi

    12

    G.Proteksi Trafo

    Daya

    . 13

    H.Beban

    .. 14

    I.Kesimpulan

    14

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    2/22

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis

    dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Pendidikan

    Berbasis TIKdenganlancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat

    bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan

    terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Drs. Asep deni azis Kepala SMK

    Maarif Cicalengka, yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas

    sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. Dra. Nastiti Tri Utami, Sebagai

    PKS Kurikulum SMK Maarif Cicalengka yang telah banyak membantu sehingga

    pembuatan makalah ini dapat berjalan lancar. Yudi Imron Habibi,S.Ag. yang telah

    memberi kesempatan dan memfasilitasi kepada penulis sehingga makalah ini bisa

    selesai dengan lancar. Mama dan Bapak dirumah yang telah memberikan bantuan

    materil maupun doanya, sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan.

    Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu

    pembuatan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi

    pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa

    dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis

    menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah

    kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    3/22

    Dasar Sistem Tenaga Listrik

    Pada umumnya sistem tenaga listrik terdiri atas komponen-komponen

    peralatan listrik atau mesin listrik seperti generator, motor,transformator, beban

    dan alat-alat pengaman yang saling dihubungkan membentuk suatu sistem yang

    digunakan untuk membangkitkan,menyalurkan dan menggunakan energi. Untuk

    itu mendesain suatu sistem jaringan distribusi primer harus bisa menanggung

    beban hingga batas maksimum. Oleh karena itu disesuaikan dengan

    perkembangan beban. Batas maksimum tergantung dari kapasitas trafo daya,

    kemampuan saluran menghantarkan arus dan kerugian tegangan yang diijinkan

    antara sisi kirim dan sisi terima saluran.

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    4/22

    Kondisi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dengan sistem tenaga listrik

    tersebar dimana perkembangannya cenderung untuk diadakan interkoneksi. Di

    samping itu masih banyaksistem non PLN khususnya dari industri yang iuga

    cenderung beralih menjadi langganan PLN.

    Secara blok diagram sistem tenaga listrik dapat digambarkan seperti bagan berikut

    ini.

    Prinsip Kerja

    Dalam sistem tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian

    disalurkan melalui sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu

    induk ini disalurkan serta dibagi-bagi kepada pelanggan melalui saluran distribusi.

    Ada pula pelanggan yang mendapat pelayanan langsung dari saluran transmisi

    biasanya pelanggan ini membutuhkan tegangan yang besar dan daya yang besar

    pula.

    Dalam kehidupan sehari-hari pelanggan membutuhkan daya untuk dapat

    digunakan untuk aktivitas pelanggan tersebut. Oleh karena itu, para PLN

    menyalurkan daya dengan sistem jaringan. Dalam menggunakan listrik juga

    dibutuhkan kehati-hatian dalam menggunakannya, banyak karena listrik rumah-

    rumah terjadi kebakaran akibat ketidak hati-hatian dalam memperhatikan listrik.

    Banyak para pelanggan yang meninggal akibat listrik, misalnya kesetrum listrik.

    Pelanggan kesetrum akibat kaki pelanggan menyentuh bumi (tanah).

    http://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd1.jpg
  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    5/22

    Setiap pemakai listrik dianjurkan untuk membayar listrik yang mereka pakai. para

    PLN juga ditugaskan untuk memeriksa listrik yang dipakai oleh setiap pelanggan,

    untuk dapat memberi saran kepada si pemakai. Para pembangkit listrik juga

    menganjurkan untuk penghematan pemakaian listrik. Guna untuk tidak terjadi

    pemborosan arus atau daya yang dipakai setiap pelanggan. Para pembangkit listrik

    juga mempunyai tugas untuk dapat member pelayanan yang baik untuk setiap

    pelanggan. Listrik harus dijauhkan dengan alat-alat yang dapat menimbulkan

    dampak buruk atau terjadi kebakaran yang merugikan pelanggan tersebut. maka

    dari itu setiap pemakai diharapkan dapat berhati-hati dalam menggunakan listrik

    yang dapat merugikan si pemakai.

    System tenaga listrik juga harus mengetahui ilmu dasar dari system tenaga listrik,

    yaitu:

    Besaran Listrik Satuan Lambang

    Tegangan Volt(V) V, E

    Arus Ampere(A) I, iMuatan Coulomb(C) Q

    Terdapat beberapa komponen listrik, yaitu:

    Besaran Listrik Satuan Lambang

    Hambatan Ohm () R

    Kapasitansi Farad (F) C

    Induktansi Henry (H) L

    Arus Listrik

    Arus listrik adalah muatan yang bergerak. Dalam konduktor padat sebagai

    pembawa muatan adalah elektron bebas dan dalam konduktor cair atau elektrolit

    pembawa muatannya adalah ion. Elektron bebas dan ion dalam konduktor

    bergerak karena pengaruh medan listrik. Dalam bahan isolator, elektron bebas

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    6/22

    terikat kuat pada masing-masing atom sehingga bahan isolator tidak dapat

    menghantar arus.

    Kuat arus didefinisikan sebagai :

    i = dQ / dt (Ampere = A)

    Hukum Ohm

    Pada hukum ohm terdapat persamaan, yaitu :

    VR = I.R atau PR = I. VR

    Keterangan;

    VR : perbedaan tegangan antara titik A dan titik B

    I : kuat arus

    R : hambatan

    Contoh:

    Pada sebuah kawat yang gede yang memakai travo sebesar 12V dan tegangan

    sebesar 1000kW. Hitunglah besar kuat arus pada kawat tersebut.

    Penyelesaian:

    Dik: P = 1000kW = 1.000.000W

    V = 12V

    Dit: I=..?

    Jawab:

    PR = I. VR

    1000000 = I. 12

    I = 83333,333A

    Impedansi

    Impedansi adalah hubungan antara arus dan tegangan bolak balik melalui

    kapasitor, inductor, dan hambatan. Induktor dengan symbol L, capasitor dengan

    symbol C, dan hambatan dengan symbol R.

    Impedansi terbagi atas 2, yaitu ada unsure hambatan (bagian nyata) r, dan ada

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    7/22

    unsur reaktansinya (bagian hayal) x.

    Daya

    Daya terdapat 2 bagian, yaitu:

    1. Daya sesaat, yaitu p = v.i

    2. Daya rata-rata, yaitu p = 1 / T . T0 p(t) dt

    Tegangan dan arus dalam fungsi sinus:

    V(t) = Vm cos (wt)

    I(t) = Vm cos (wt + )

    Atau p = 1 / 2 Vm Im cos

    = VI cos (daya rata-rata)

    Ket:

    V = tegangan efektif (Vrms)

    I = tegangan efektif (Irms)

    V = Vm / 2 ; I = Im / 2

    Harga efektif arus sesaat :

    I = [1 / T . T0 i2(t) dt ]1/2

    Dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik, secara umum ada beberapa

    pertimbangan dan tahapan yang harus diperhatikan, yaitu :

    1. Studi analisa mengenai dampak lingkungan (amdal). Di sini dianalisa dan

    diperhitungkan mengenai berbagai dampak yang mungkin akan timbul pada saat

    pembangunannya dan pada saat pembangkit tenaga listrik tersebut dioperasikan.

    2. Memperhitungkan dan memprekdisikan tersedianya sumber daya penggerak

    (air, panas bumi dan bahan bakar), sehingga benar-benar feasible untuk

    penggunaan dalam jangka waktu yang lama dan bisa mendukung kontinyuitas

    operasional pembangkit tersebut.

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    8/22

    3. Tersedianya lahan beserta prasarana dan sarananya, baik untuk pembangkit

    tenaga listrik itu sendiri maupun untuk penyalurannya, karena hal ini merupakan

    satu kesatuan untuk melayani beban.

    4. Pertimbangan dari segi pemakaian pembangkit tenaga listrik tersebut, apakah

    untuk melayani dan menanggung beban puncak, beban yang besar, beban yang

    kecil atau sedang, beban yang bersifat fluktuatif atau hanya untuk stand by saja.

    5. Biaya pembangunannya harus ekonomis dan diupayakan memakan waktu

    sesingkat mungkin. Selain itu juga harus dipertimbangkan dari segioperasionalnya tidak boleh terlalu mahal.

    6. Pertimbangan dari segi kemudahan dalam pengoperasian, keandalan yang

    tinggi, mudah dalam pemeliharaan dan umur operasional (life time) pembangkit

    tenaga listrik tersebut harus panjang.

    7. Harus dipertimbangkan kemungkinan bertambahnya beban, karena hal ini akan

    berkaitan dengan kemungkinan perluasan pembangkit dan penambahan beban

    terpasang pada pembangkit.

    8. Berbagai pertimbangan sosial, teknis dan lain sebagainya yang mungkin akan

    menghambat dalam pelaksanaan pembanguna serta pada pembangkit tenaga listrik

    tersebut beroperasi. Dari berbagai pertimbangan tersebut, ada satu hal yang

    dijadikan pedoman dan filosofi dalam membangun pembangkit tenaga listrik yaitu

    pembangunan paling murah dan investasi paling sedikit (least cost generation and

    least invesment).

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    9/22

    Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa prinsip dasar pembangkitan tenaga

    listrik terdapat pada pengubahan energi mekanik ke dalam energi listrik. Gambar

    2 berikut ini memperlihatan bagan sistem pembangkitan, yang terdiri dari

    berbagai jenis pembangkitan.

    Masing-masing jenis pembangkit tenaga listrik mempunyai prinsip kerja yang

    berbeda-beda, sesuai dengan penggerak mulanya (prime mover). Satu hal yang

    sama dari beberapa jenis pembangkit tenaga listrik tersebut yaitu semuanya

    samasama berfungsi merubah energi mekanik menjadi energi listrik, dengan cara

    mengubah potensi energi mekanik dari air, uap, gas, panas bumi, nuklir,

    kombinasi gas dan uap, menggerakkan atau memutar turbin yang porosnya

    dikopel dengan generator selanjutnya dengan sistem pengaturannya generator

    tersebut akan menghasilkan daya listrik.

    Khusus untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), prinsip kerjanya berbeda

    dengan pembangkit listrik lainnya. Sebenarnya energi penggerak PLTD ini adalah

    http://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd2.jpg
  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    10/22

    bahan bakar minyak karena bahan bakar merupakan bagian yang tak terpisahkan

    dari mesin diesel tersebut, maka disebut juga pembangkit tenaga diesel. Diesel ini

    merupakan satu unit lengkap yang langsung menggerakkan generator dan

    menghasilkan energi lsitrik.

    1. Jenis Pembangkit Tenaga Listrik

    Secara umum pembangkit tenaga listrik dikelompokkan menjadi dua bagian besar

    yaitu : pembangkit listrik thermis dan pembangkit listrik non thermis.

    Pembangkit listrik thermis mengubah energi panas menjadi energi listrik, panas

    disini bisa dihasilkan oleh panas bumi, minyak, uap dan yang lainnya. Hal ini

    dikatakan bahwa pembangkit thermis yang dihasilkan dari panas bumi

    mempunyai penggerak mula panas bumi biasanya disebut pembangkit panas

    bumi. Sedangkan pembangkit non thermis penggerak mulanya bukan dari panas,

    seperti pada pembangkit thermis penggerak mula inilah yang menentukan

    nama/jenis pembangkit tenaga listrik tersebut misalnya apabila penggerak

    mulanya berupa air maka air inilah yang menentukan jenis pembangkit tenaga non

    thermis tersebut biasanya disederhanakan sebutannya menjadi pembangkit tenaga

    air (PLTA), dan lain sebagainya.

    Dari dua bagian besar ini dapat dikelompokkan menjdi beberapa jenis yaitu :

    A. Pembangkit Listrik Thermis :

    1). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

    2). Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

    3). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

    4). Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    11/22

    5). Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).

    6). Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

    B. Pembangkit Listrik Non Thermis :

    1). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

    2). Pembangkit Listrik Tenaga Angin.(PLTAngin)

    3). Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

    Selain beberapa jenis yang disebutkan di atas, masih terdapat jenis pembangkit

    tenaga listrik yang lain, misalnya pembangkit listrik yang digerakkan oleh tenaga

    surya, energi gelombang laut dan energi angin, saat ini masih dikembangkan

    secara terbatas di Indonesia. Sedangkan dari delapan jenis yang disebutkan di atas,

    tujuh jenis telah terpasang di Indonesia. Satu jenis pembangkit tenaga listrik, yaitu

    PLTN, sampai saat ini masih dalam tahap perencanaan pembangunan dan

    direncanakan akan dibangun di lereng Gunung Muria Jawa Tengah. Namun

    sampai saat ini banyak ditemui hambatan non teknis di lapangan, yaitu banyak

    dari masyarakat di sekitar lokasi tersebut menyatakan keberatan. Mereka

    mengkawatirkan timbulnya radiasi pada saat pembangkit tenaga listrik tersebut

    beroperasi, misalnya dengan timbulnya kebocoran pada instalasi nuklirnya seperti

    yang terjadi di Uni Soviet.

    1. Proses Produksi Tenaga Listrik PLTG

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    12/22

    Pusat Listrik Tenaga Gas membutuhkan udara yang baik, bersih dan dalam jumlah

    yang tak terhingga. Proses pembangkitan listrik tenaga gas adalah sebagai berikut:

    Udara bertekanan 1 atmosfer pertama-tama disaring oleh saringan udara (air filter)

    kemudian melalui Inlet Compressor (1) udara hasil saringan masuk ke dalam

    Compressor (2) untuk dimampatkan. Udara hasil pemampatan akan bercampur

    dengan bahan bakar yang dipompa ke ruang bakar/combustion chamber (3).

    Proses ini disebut proses pengabutan karena membentuk kabut campuran udara

    dan bahan bakar yang digunakan dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar.

    Hasilnya adalah panas (energi panas) yang digunakan untuk memutar rotor/poros

    pada Turbin Gas (4). Sisa gas dari proses pembakaran dengan suhu 460 oC

    dibuang ke udara melalui exhaust (5), sementara itu rotor/poros pada turbin gas

    (4) melalui suatu sistem kopling akan memutar rotor/poros elektro-magnet pada

    generator (6) yang menyebabkan medan magnet berotasi di dalam kumparan

    kawat. Dan sesuai dengan prinsip pembangkitan tenaga listrik, pada kumparan

    kawat akan timbul energi listrik. Rotor/poros generator (6) akan berputar dengan

    kecepatan 3000 putaran/menit yang berarti perubahan tegangan akan menjadi 50

    http://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd4.jpghttp://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd3.jpghttp://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd4.jpghttp://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd3.jpg
  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    13/22

    kali setiap detik, sehingga akan menghasilkan listrik dengan frekwensi 50 Hz.

    Untuk pendinginan ruang bakar (3) dan Turbin Gas (4), digunakan aliran udara

    dari Compressor.

    2. Proses Produksi PLTA

    Beberapa kelebihan PLTA disbanding jenis pambangkit lainnya antara lain :

    a) Waktu pengoperasiannya dari start awal relative lebih cepat (10 menit) serta

    mampu block start.

    b) Sistem pengoperasiannya mudah mengikuti perubahan beban dan frekuensi

    pada system penyaluran dengan Seting Speed Drop Free Governor.

    c) Biaya operasi relative lebih murah karena menggunakan air

    d) Merupakan jenis pembangkit yang ramah lingkungan, tanpa melalui proses

    pembakaran sehingga tidak menghasilkan limbah bekas pembakaran.

    e) PLTA yang mengunakan waduk dapat difungsikan multi guna (misal sebagai

    tempat wisata , pengairan dan perikanan)

    3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

    http://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd5.jpg
  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    14/22

    Bila PLTG dapat beroperasi normal dengan memakai BBM, PLTU dapat

    beroperasi dengan memanfaatkan sisa gas panas dari PLTG yang disalurkan

    melalui Pipa/Saluran Gas Panas (5). Selanjutnya gas panas dibuang ke 21

    cerobong/stack (13) guna pemanasan air/uap di HRSG/Boiler (6), sehingga

    uapnya dapat dipakai untuk memutar Turbin Uap (4a). Setelah Turbin Uap

    beroperasi, porosnya akan memutar Generator Turbin Uap (4b) untuk

    menghasilkan tenaga listrik. Sebelum dialirkan ke Trafo Utama Turbin Uap (15),

    tenaga listrik tersebut harus melalui PMT/Breaker Turbin Uap (14) dulu untuk

    sinkronisasi dengan tegangan yang ada di Transmisi/Switch Yard (16).

    4. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

    Berikut Schematic Diagram PLTGU.

    H. Beban

    Beban merupakan bagian yang memakai energi listrik atau yang disebut

    pengguna akhir (end user). Pembangkit yang akan dibuat harus

    mempertimbangkan nilai beban yang akan ditanggung karena bila tidak akan

    terjadi berbagai permasalahan yang sangat merugikan, menurut Kepmen ESDM

    no 37 th 2008 menetapkan bahwa pihak PLN harus industri dan konsumen yang

    http://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd6.jpg
  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    15/22

    akan memakai energi listrik. Konsumen selambat-lambatnya 30 hari sebelum

    pemasangan harus sudah melaporkan ke pihak PLN. Selain itu peralatan yang

    digunakan harus sesuai dengan spesifikasi dari peralatan yang tetapkan oleh PLN.

    I.Perencanaan Operasi Sistem

    Pencemaran berupa goncangan daya yang mengakibatkan goncangan

    frekuensi, goncangan tegangan, harmonik dan ketidakseimbangan tegangan yang

    bersumber dari beban yang tersambung pada system tenaga listrik mempunyai

    sifat penyebaran yang berbeda. Pencemaran tegangan akan dirasakan olehkonsumen lain, terutama pada titik sambungan bersama (point of common

    coupling) dengan sumber pencemaran dan semakin jauh dari titik tersebut

    pencemaran tegangan semakin berkurang. Goncangan frekuensi akan dirasakan di

    seluruh sistem. Hal-hal yang berkaitan dengan masalah pencemaran tersebut yang

    perlu mendapat perhatian adalah:

    1. Batasan penyambungan jenis- jenis beban yang berpotensi sebagai sumber

    pencemaran yang diperlukan dalam tahap perencanaan sambungan baru.

    Misalnya ukuran satuan beban terhadap kapasitas sistem.

    2. Batasan besarnya pencemaran yang dapat diterima berdasarkan hasil

    pengamatan/pengukuran setelah beban tersambung dan beroperasi.

    Misalnya batasan kedip tegangan, harmonik tegangan pada tingkat

    tegangan tertentu.

    D.Table Data

    Berdasarkan dari pada keputusan menteri ESDM no 37 th 2008

    persyaratan unit pembangkit adalah sebagi berikut:

    kriteria teknis dan desain, serta persyaratan unjuk kerja untuk unit

    pembangkit yang terhubung langsung ke jaringan transmisi, dengan pengecualian

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    16/22

    unit-unit yang dianggap sangat kecil. Untuk kepentingan Aturan Jaringan dan

    Aturan Penyambungan, klasifikasi unit pembangkit didefinisikan sebagai berikut:

    Besar : lebih besar atau sama dengan 100 MW;

    Menengah : dari 30 MW sampai kurang dari 100 MW;

    Kecil : kurang dari 30 MW.

    1. Unit Pembangkit Besar harus dilengkapi dengan:

    2.

    governor reaksi cepat yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi

    Sistem di antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz. Pembangkit harus mampu

    menerima sinyal Automatic Generation Control (AGC) dari dispatch Pusat

    Pengatur Beban/Unit Pengatur Beban untuk memungkinkan pengaturan

    sekunder frekuensi Sistem;

    3. alat pengatur tegangan otomatis reaksi cepat untuk pengaturan tegangan

    terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa

    mengakibatkan ketidakstabilan; dan

    4. power system stabilizer.

    1.

    Setiap Unit Pembangkit Menengah harus dilengkapi dengan:

    2. governor reaksi cepat yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi di

    antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz; Pembangkit harus mampu menerima

    sinyal Automatic Generation Control (AGC) dari dispatch Pusat Pengatur

    Beban/Unit Pengatur Beban untuk memungkinkan pengaturan sekunder

    frekuensi Sistem; dan,

    3. alat pengatur tegangan otomatis bereaksi cepat untuk pengaturan tegangan

    terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa

    mengakibatkan ketidakstabilan; dan

    4. power system stabilizer.

    1.

    Setiap Unit Pembangkit Kecil harus dilengkapi dengan:

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    17/22

    2.

    governor yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi di antara 48,5

    Hz hingga 51,0 Hz; dan,

    3. alat pengatur tegangan otomatis untuk pengaturan tegangan terminal

    generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa

    mengakibatkan ketidakstabilan.

    Setiap Unit Pembangkit harus mampu beroperasi sesuai dengan kemampuan yang

    dideklarasikan:

    1.

    pada frekuensi dalam rentang 49,0 Hz hingga 51,0 Hz; dan2. pada setiap faktor-daya (power factor) di antara 0,85 lagging dan 0,90

    leading. Pengecualian dari persyaratan ini adalah unit pembangkit

    generator induksi kapasitas kecil atau yang disetujui oleh Pusat Pengatur

    Beban atau Unit Pengatur Beban/Sub-Unit Pengatur Beban.

    Setiap Unit Pembangkit harus tetap terhubung ke Jaringan pada rentang frekuensi

    47,5 Hz hingga 52,0 Hz. Pemisahan Unit Pembangkit dari Jaringan dalam rentang

    frekuensi ini dibolehkan apabila merupakan bagian dari pengamanan Jaringan

    secara keseluruhan yang diatur oleh Pusat Pengatur Beban atau Unit Pengatur

    Beban/Sub-Unit Pengatur Beban.

    E.Saluran Transmisi

    Energi listrik yang dibangkitkan dari pembangkit listrik disalurkan melalui kawat-

    kawat atau saluran transinisi menuju ke pusat- pusat beban.

    Saluran transmisi menurut cara penyalurannya ada dua macam, yaitu :

    a. Saluran Udara

    Adalah saluran transmisi yang menggunakan kawat-kawat telanjang yang

    digantungkan pada tiang transmisi dengan perantaraan isolator-isolator.

    b. Saluran Bawah Tanah

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    18/22

    Adalah saluran transmisi yang menggunakan konduktor-konduktor

    berisolasi yang ditanam dengan kedalaman tertentu di bawah tanah. Setiap cara

    penyaluran di atas mempunyai kelebihan dan kelemahannya sendiri-sendiri.

    Dibandingkan dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh

    cuaca buruk, taufan, hujan angin, bahaya petir dan sebagainya. Lagi pula, saluran

    bawah tanah lebih estetis karena tidak mengganggu pandangan. Karena alasan

    terakhir ini,saluran-saluran bawah tanah lebih disukai, terutama untuk daerah yang

    padat penduduknya dan di kota-kota besar. Namun biaya pembangunannya jauh

    lebih mahal dibandingkan dengan saluran udara, dan perbaikannya lebih sukar

    bila terjadi gangguan hubung singkat dan kesukaran-kesukaran lain. Pilihan antara

    saluran udara dan saluran kabel tergantung pada berbagai faktor, antara lain rute

    saluran, pentingnya kontuinitas pelayanan, arah perkernbangan daerah, biaya

    pemeliharaan tahunan, biaya modal dan umur manfaat system.

    F.Distribusi

    sistem distribusi merupakan area yang seringkali terjadi kerusakan dan gangguan,

    dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :

    a. Gardu Induk Distribusi

    Merupakan gardu yang bertugas membagi dalam beberapa penyulang (feeder) dari

    150 KV menjadi 20 KV. Dan juga terdapat rele-rele, yaitu :

    OCR

    DGR

    UFR

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    19/22

    UVR

    OVR

    GFR

    b. Distribusi Primer

    Dari keluaran (outgoing) penyulang, tenaga listrik disalurkan melalui

    distribusi primer dengan tegangan sebesar 20 KV/6KV menuju ke pusat-pusat

    beban melalui SUTM (Saluran Udara Tegangan

    Menengah) dan SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah)

    c. Distribusi Sekunder

    Terdiri dari dua jenis, yaitu Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dan

    Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR). Tegangan yang berada pada saluran ini

    diturunkan dari distribusi primer melalui transformator distribusi melalu

    380/220V. Gambar 2.1 menunjukkan secara umum bentuk sistem penyaluran

    tenaga listrik dari pembangkit hingga konsumen.\Proteksi merupakan hal yang

    perlu diperhatikan dalam merencanakan jaringan listrik demi keamanan peralatan.

    Proteksi yang diizinkan oleh Kepmen No 37 th 2008 adalah:

    Semua setting harus dikoordinasikan dengan setting proteksi P3B

    Sumaterauntuk memperkecil akibat gangguan pada fasilitas Pemakai Jaringan

    terhadap jaringan transmisi.

    Waktu Pemutusan Gangguan

    Waktu pemutusan gangguan untuk gangguan di sisi Pemakai Jaringan

    yang terhubung langsung dengan jaringan transmisi, mulai dari saat

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    20/22

    terjadinya gangguan hingga busur listrik padam oleh pembukaan PMT,

    harus kurang dari atau sama dengan:

    i. 275 kV: 100 milidetik

    ii. 150 kV: 120 milidetik

    iii. 66 kV: 150 milidetik.

    b. Waktu pemutusan gangguan untuk hubungan 20 kV harus ditentukan

    oleh P3B Sumatera dan/atau PT PLN (Persero) Wilayah, tergantung pada

    lokasi titik sambungan dan beberapa peraturan lainnya.

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    21/22

    I.Kesimpulan

    Dalam pelaksanaan pembangunan pembangkit energi listrik perlu

    dilakukan perencanaan yang mempertimbangkan Kepmen dan PUIL.

    Selain itu pembangkitan harus disesuaikan dengan jumlah beban yang

    akan dilayani. Hal ini diperlukan agar dapat menghidari segala kerugian

    yang akan timbul bila pembangkitan dilakukan tanpa perencanaan.

    Perencanaan pembangkitan dengan metode optimisasi sekuensial dapat

    menghasilkan perencanaan pembangkitan yang cepat dengan hasil

    mendekati optimal.

    Dengan data masukan yang benar, penambahan kapasitas setiap tahun

    akan menghasilkan LOLH < 24 jam atau LOLP < 1 hari/ tahun.

    Jenis alternatif pembangkit yang dipilih akan disesuaikan dengan kriteria

    prosentase base, intermediate dan peak. Sedangkan jumlah kapasitas yang

    ditambahkan sesuai dengan batasan reserve margin

  • 5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx

    22/22

    Daftar Pustaka

    1. Farghal S.A, El Dewieny R.M, Abdel Azis M. R, Generation expansion planning

    using the decision tree technique, Electric Power System Research, No. 13,

    1987.

    2. Kandil M. S, Farghal S. A, Abdel Azis M. R, Generation expansion planning : an

    expert system approach, IEE Proceedings, Vol. 135, Part C, No. 4, July, 1988.

    3. Harry G. Stoll, Least-Cost Electric Utility Planning, John Wiley & Sons, 1989.

    4. P Plus Corporation, Training Manual for PPC P PLUS Program, California,

    September, 1996.

    5. P Plus Corporation, User Manual for PPC P PLUS Program, California,

    September, 1996. q