Top Banner
YOUTH ENTREPRENEUR
120

YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

Jul 30, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

YOUTH ENTREPRENEUR

Page 2: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

ii

YOUTH ENTREPRENEUR

Penulis

Saparila Worokinasih

Nila Firdausi Nuzula

Cacik Rut Damayanti

Desain Cover dan Penata Isi

Tim MNC Publishing

Cetakan I, Januari 2021

Diterbitkan oleh :

Media Nusa Creative Anggota IKAPI (162/JTI/2015) Bukit Cemara Tidar H5 No. 34, Malang Telp. : 0812 3334 0088 E-mail : [email protected] Website : www.mncpublishing.com

ISBN 978-602-462-561-0

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ke dalam bentuk apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Hak Cipta, Bab XII Ketentuan Pidana, Pasal 72, Ayat (1), (2), dan (6)

Page 3: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

iii

Membangun sebuah usaha di usia muda membutuhkan

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang memadai.

Berbagai macam karakteristik yang melekat pada kelompok muda

ini dianggap memiliki potensi untuk bisa bersaing dalam

menghadapi kompetisi di dunia usaha. Disamping itu, kelompok

muda juga memiliki tantangan yang besar dalam mengelola

usahanya. Pengusaha muda harus mampu mengelola faktor internal

dan faktor eksternal yang ada. Faktor internal meliputi pengetahuan

dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan usahanya

serta kemampuan dalam mengelola emosinya. Faktor eksternal

meliputi kemampuan dalam mengelola jaringan yang ada dan

terbentuk untuk kebutuhan usahanya. Pemahaman dan pengeloaan

yang tepat terhadap fakto-faktor yang mempengaruhi wirausaha

muda tersebut diharapkan mampu meningkatkan kinerja usahanya.

Buku ini membahas tentang pengertian dari Youth

Entrepreneur atau wirausaha muda. Disamping itu buku ini juga

membahas tentang faktor-faktor yang diperlukan pengusaha muda

untuk menjalankan usahanya, yaitu meliputi: literasi keungan,

kecerdasan emosional, modal sosial. Bagian terakhir buku ini

membahas tentang kinerja dan cara pengukuran kinerja usaha.

Bagian-bagian dalam buku ini meliputi konsep teori serta penjabaran

bahasan yang lebih mendalam dengan menggunakan bahasa yang

bisa dipahami dengan mudah, sehingga pembaca mampu

memahami faktor dasar yang harus dipenuhui dan dikelola oleh

pengusaha muda dalam menjalankan usahanya.

Penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam tulisan

ini. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh

penulis, kirnaya pembaca dapat menyampaikan saran dan kritik

yang membangun dalam rnagka penyempurnaan isi dari buku ini.

Page 4: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

iv

Akhirnya, penulis menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan kesempatan serta dukungan

yang tak terhingga hingga terealisasi penerbitan buku ini.

Malang, November 2020

Tim Penulis

Page 5: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

v

PRAKATA ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... viii

BAB I PENDEKATAN TEORITIK DALAM

ENTREPRENEURSHIP........................................................ 1

1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan .................................... 2

1.2. Perbedaan Pendapat Munculnya Kewirausahaan .... 5

1.3. Teori Kebutuhan Prestasi McClelland ....................... 8

1.4. Teori Efisiensi X Leibenstein .................................... 11

1.5. Teori Risiko Bearing Knight ..................................... 12

1.6. Teori Max Weber tentang Pertumbuhan

Wirausaha .................................................................... 13

1.7. Teori Kewirausahaan Hagen ..................................... 14

1.8. Teori Nilai Budaya Thomas Cochran ....................... 15

1.9. Teori Perubahan Pola Tingkat Kelompok ............... 16

1.10. Teori Ekonomi Kewirausahaan ................................. 16

1.11. Teori Eksposur Kewirausahaan ................................ 17

1.12. Teori Sistem Politik Pertumbuhan Wirausaha ........ 18

BAB II Pengertian Youth Entrepreneur ........................................ 21

2.1. Definisi Entrepreneurship ......................................... 22

2.1.1. Entrepreneurship is Alertness ................................ 23

2.1.2. Entrepreneurship is Action ................................... 23

2.1.3. Entrepreneurship Produces Market Order ............. 23

2.1.4. Entrepreneurship Involves Calculation .................. 24

2.1.5. Entrepreneurship is a process ................................. 24

2.2. Siapakah Youth Entrepreneurs ? ............................... 26

2.3. Karakteristik Youth Entrepreneurs ........................... 27

2.4. Youth Entrepreneurs Di Indonesia ........................... 29

Page 6: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

vi

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakteristik

Wirausaha .................................................................... 31

BAB III Youth Entrepreneur & Financial Literacy ........................ 33

3.1. Definisi financial literacy .......................................... 34

3.2. Dimensi Financial literacy ......................................... 36

3.2.1 Financial Knowledge ................................................. 37

3.2.2 Financial Attitude ...................................................... 37

3.2.3 Financial Behaviour .................................................... 37

BAB IV Social Capital Pada Youth Entrepreneurs ......................... 43

4.1. Definisi Social Capital ............................................... 44

4.2. Dimensi Social Capital ............................................... 47

4.3. Sumber Social Capital ................................................ 48

4.4. Sumber Social Capital Jangka Panjang .................... 51

4.5. Social Learning Theory .............................................. 53

4.6. Pentingnya Social Capital bagi Youth

Entrepreneurs .............................................................. 58

BAB V Emotional Intelligent Pada Youth Entrepreneur ....... 63

5.1. Definisi Emotional Intelligent .................................. 64

5.2. Dimensi Emotional Intelligent .................................. 66

5.2.1. Self-awareness ...................................................... 66

5.2.2. Self-regulation/management .................................. 69

5.2.3. Internal motivatio: .................................................. 73

5.2.4. Empathy ................................................................. 75

5.2.5. Social skills ............................................................. 77

5.3. Pentingnya Emotional Intelligence Bagi Youth

Entrepreneurs .............................................................. 78

BAB VI Green Financial Behaviour Pada Youth Entrepreneur ... 83

6.1. Psikologi dan Entrepreneurship ............................... 84

6.2. Karakteristik Enterpreneurship ................................ 85

6.3. Green financial behavior ........................................... 90

Page 7: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

vii

BAB VII Sustainable Enterprise Performance Pada Youth

Entrepreneur ....................................................................... 93

7.1. Definisi Sustainable Enterprise Performance ......... 94

7.2. Dimensi Sustainable Enterprise Performance......... 97

7.2.1. Economic Sustainability (Keberlanjutan

Ekonomi) ............................................................... 98

7.2.2. Environmental Sustainability (Kelestarian

Lingkungan) ......................................................... 99

7.2.3. Social Sustainability (Keberlanjutan Sosial) ..... 99

7.3. Sustainability Performance in Theoritical

Concept ...................................................................... 100

7.4. Perusahaan yang Sehat ............................................. 102

7.4.1. Likuiditas ............................................................ 102

7.4.2. Solvabilitas .......................................................... 103

7.4.3. Efisiensi Operasi ................................................ 103

7.4.4. Profitabilitas ....................................................... 104

Page 8: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

viii

Gambar 1.1. Historis Kewirausahaan .............................................. 3

Gambar 1.2. Lima tahapan dalam evolusi Kewirausahaan .......... 5

Gambar 1.3. Kewirausahaan dan Pembaharuan ............................ 7

Gambar 1.4. Flow New venture creation ......................................... 18

Gambar 1.5. Teori Sistem Politik Pertumbuhan Wirausaha ......... 19

Gambar 4.1. Social Learning Theory ................................................ 58

Gambar 5.1. Emotional Intelligence – Goleman Model ................. 64

Page 9: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

ix

Tabel 3.1 Contoh sumber modal sosial yang sering dikutip ........ 49

Page 10: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

x

Page 11: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

YOUTH ENTERPRENEUR | 1

Page 12: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

2 | YOUTH ENTERPRENEUR

1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan

Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis,

yaituentreprendre yang mengandung makna to undertake yang berarti

mengerjakan atau berusaha atau melakukan suatu pekerjaan.

Ronstadt dalam (Kuratko dan Hodgetts, 1989) menjelaskan bahwa the

entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and assume the

risks of the business, yang berarti bahwa seorang wirausaha adalah

seseorang yang berupaya untuk mengatur, mengelola, serta bersedia

menanggung risiko dari suatu usaha. Bidang yang dikelompokkan

dan badan pengetahuan yang sistematis Diorganisir di sekitar satu

atau lebih teori sentral dan sejumlah prinsip umum Biasanya

dinyatakan dalam istilah kuantitatif Pengetahuan yang

memungkinkan prediksi, dan di bawah keadaan anak, kontrol

peristiwa masa depan.

Definisi kewirausahaan melibatkan penciptaan nilai melalui

penggabungan modal, pengambilan risiko, teknologi, dan bakat

manusia. Ini adalah konsep multidimensi. Ciri khas kewirausahaan

selama bertahun-tahun adalah:

a. Inovasi,

b. Fungsi prestasi tinggi,

c. Pembangunan organisasi,

d. Kegiatan tingkat kelompok,

e. Keterampilan manajerial dan kepemimpinan,

f. Kegiatan Peluang

g. Kewirausahaan

Untuk Ilmuwan, 'teori' mengacu pada hubungan antara

fakta. Dengan kata lain, teori adalah beberapa prinsip yang

mengatur. Ada berbagai teori kewirausahaan yang dapat dijelaskan

dari sudut pandang ekonom, sosiolog dan psikolog. Teori- teori ini

telah didukung dan diberikan oleh berbagai pemikir selama lebih

dari dua setengah abad. Mari kita pahami perspektif Historis

Kewirausahaan pada Gambar berikut:

Page 13: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENDEKATAN TEORITIK DALAM ENTREPRENEURSHIP | 3

Gambar 1.1. Historis Kewirausahaan

Banyak dari kita berfikir popularitas kewirausahaan

merupakan fenomena dari abad kedua puluh atau dua puluh satu,

namun tidak seperti ini. Kewirausahaan sudah muncul dari awal

abad kedelapan belas, dengan istilah wirausaha atau entrepreneur /

Go-Beetween / Between Taker. Pencetus istilah wirausaha adalah

Richard Cantillon, seorang ekonom terkenal dan penulis terkenal di

tahun 1700-an. Cantillon menggunakan istilah tersebut untuk

merujuk pada seseorang yang mengambil peran aktif menanggung

risiko dalam mengejar peluang.

Pada akhir abad kedelapan belas, konsep kewirausahaan

diperluas untuk mencakup tidak hanya pendorong risiko tetapi juga

perencanaan, pengawasan, pengorganisasian, dan bahkan

Page 14: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

4 | YOUTH ENTERPRENEUR

kepemilikan faktor-faktor produksi. Abad kesembilan belas adalah

masa keemas an untuk aktivitas kewirausahaan karena kemajuan

teknologi selama revolusi industri memberikan dorongan untuk

penemuan dan inovasi yang berkelanjutan. Kemudian, menjelang

akhir abad kesembilan belas, konsep kewirausahaan berubah sedikit

lagi untuk membedakan antara yang menyuplai dana dan

memperoleh bunga dan mereka yang diuntungkan dari kemampuan

berwirausaha.

Selama awal abad kedua puluh, kewirausahaan masih

diyakini berbeda dari manajemen organisasi. Namun, pada

pertengahan tahun 1930-an konsep kewirausahaan berkembang.

Saat itulah ekonom Joseph Schumpeter mengusulkan bahwa

kewirausahaan melibatkan inovasi dan teknologi yang belum dicoba

atau apa yang disebut creative distruction, yang didefinisikan sebagai

proses di mana produk, proses, ide, dan bisnis yang ada diganti

dengan yang lebih baik. Schumpeter percaya bahwa melalui proses

penghancuran kreatif, pendekatan dan produk lama dan usang

diganti dengan yang lebih baik.

Melalui penghancuran yang lama datanglah penciptaan

yang baru. Dia juga percaya bahwa pengusaha adalah kekuatan

pendorong di balik proses pendobrak kreatifitas ini. Merekalah yang

membawa ide-ide terobosan dan inovasi ke pasar. Deskripsi

Schumpeter tentang proses pendobrak kreatif berfungsi untuk lebih

menyoroti peran penting yang dimainkan inovasi dalam

kewirausahaan. Seperti yang ditunjukkan oleh definisi

kewirausahaan sebelumnya, konsep inovasi dan keunikan adalah

bagian integral dari aktivitas kewirausahaan.

Perkembangan terakhir dari abad kedua puluh yang akan

kita lihat adalah pendapat Peter Drucker bahwa kewirausahaan

melibatkan pemaksimalan peluang. Drucker adalah penulis terkenal

dan produktif tentang berbagai macam masalah manajemen. Apa

yang ditambahkan perspektifnya ke konsep kewirausahaan adalah

bahwa wirausahawan mengenali dan bertindak berdasarkan

peluang. Drucker mengusulkan bahwa kewirausahaan tidak hanya

terjadi begitu saja, tetapi muncul sebagai tanggapan atas apa yang

Page 15: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENDEKATAN TEORITIK DALAM ENTREPRENEURSHIP | 5

dilihat pengusaha sebagai peluang yang belum dimanfaatkan dan

belum dikembangkan.

1.2. Perbedaan Pendapat Munculnya Kewirausahaan

Konsep kewirausahaan telah mengalami perubahan besar

selama lebih daridua setengah abad. Namun konsep kewirausahaan

tidak jelas. Karena konsep kewirausahaan yang kompleks dalam

isinya, tidak hanya dipengaruhi oleh aspek ekonomi, tetapi juga oleh

nilai-nilai sosiologis, psikologis, etika, agama dan budaya. Selama

bertahun-tahun para ilmuwan sosial telah menafsirkan fenomena

kewirausahaan secara berbeda sesuai dengan persepsi dan

lingkungan ekonominya. Lima tahapan dalam evolusi

Kewirausahaan dapat diidentifikasi seperti yang ditunjukkan pada

gambar berikut:

Gambar 1.2. Lima tahapan dalam evolusi Kewirausahaan

Page 16: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

6 | YOUTH ENTERPRENEUR

Teori kewirausahaan yang terkoordinasi dan komprehensif

belum datang. Berikut disampaikan perkembangan teori wirausah

ayang ada. Teori kewirausahaan dinamis pertama kali dikemukakan

oleh Schumpeter (1949) yang menganggap kewirausahaan sebagai

katalisator yang mengganggu aliran sirkuler stasioner ekonomi dan

dengan demikian memulai dan menopang proses pembangunan.

Memulai 'kombinasi baru' dari factor-faktor produksi yang secara

ringkas dia sebut, inovasi wirausahawan mengaktifkan ekonomi ke

tingkat perkembangan yang baru. Schumpeter memperkenalkan

konsep inovasi sebagai faktor kunci dalam kewirausahaan di

samping mengasumsikan risiko dan mengatur faktor produksi.

Schumpeter mendefinisikan kewirausahaan sebagai

"aktivitas kreatif". Seorang inovator yang membawa produk atau

layanan baru ke dalam perekonomian diberi status wirausaha. Dia

menganggap inovasi sebagai alat wirausaha, Pengusaha dipandang

sebagai 'mesin pertumbuhan', Dia melihat peluang untuk

memperkenalkan produk baru, pasar baru, sumber pasokan baru,

bentuk organisasi industri baru atau untuk pengembangan yang

baru ditemukan sumber daya. Konsep inovasi dan perkembangan

akibatnya mencakup lima fungsi:

a. Pengenalan produk baru yang belum dikenal konsumen atau

pengenalan kualitas baru dari produk yang sudah ada,

b. pengenalan metode produksi baru yang belum teruji oleh

pengalaman di cabang manufaktur terkait, yang tidak perlu

didasarkan pada penemuan baru secara ilmiah dan juga dapat

hadir dalam cara baru menangani komoditas secara komersial,

c. terbukanya pasar baru yang merupakan pasar yang belum

pernah dimasuki oleh cabang produsen tertentu di negara

bersangkutan, apakah pasar tersebut sudah ada atau belum,

d. penaklukan sumber baru pasokan bahan baku dan

e. pelaksanaan organisasi baru industri apa pun.

Schumpeter adalah ahli teori besar pertama yang

menempatkan agen manusia di pusat proses pembangunan

ekonomi. Dia sangat eksplisit tentang fungsi ekonomi pengusaha.

Pengusaha adalah penggerak utama dalam pembangunan ekonomi;

Page 17: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENDEKATAN TEORITIK DALAM ENTREPRENEURSHIP | 7

fungsinya, untuk berinovasi atau melakukan kombinasi baru.

Schumpeter membuat perbedaan antara inovator dan penemu.

Seorang penemu menemukan metode dan bahan baru. Sebaliknya,

inovator adalah orang yang memanfaatkan atau menerapkan

penemuan dan penemuan untuk membuat kombinasi baru. Seorang

penemu prihatin dengan pekerjaan teknis penemuannya sedangkan

pengusaha mengubah pekerjaan teknis menjadi kinerja ekonomi.

Seorang inovator lebih dari seorang penemu karena dia tidak hanya

berasal sebagai penemunya tetapi melangkah lebih jauh dalam

mengeksploitasi penemuan secara komersial.

Gambar 1.3. Kewirausahaan dan Pembaharuan

Wilken telah menambahkan konsep perubahan yang dibawa

oleh seorang pengusaha:

a. Perluasan barang, produk.

b. Produktivitas dari faktor-faktor produksi seperti keuangan,

tenaga kerja, material.

c. Inovasi dalam produksi seperti, teknologi, perubahan proses

dan peningkatan produktivitas sumber daya manusia.

d. Inovasi di bidang pemasaran seperti komposisi pasar, ukuran

pasar dan pasar baru.

Page 18: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

8 | YOUTH ENTERPRENEUR

Bagi Schumpeter, pengusaha adalah individu yang

dimotivasi oleh keinginan untuk berkuasa; karakteristik khusus

mereka adalah kapasitas yang melekat untuk memilih jawaban yang

benar, energi, kemauan dan pikiran untuk mengatasi bakat-bakat

pikiran yang tetap, dan kemampuan untuk menahan pertentangan

sosial. Faktor-faktor yang berkontribusi pada pengembangan

kewirausahaan pada dasarnya akan menjadi lingkungan yang cocok

dalam memahami fakta-fakta esensial.

Dapat dicatat bahwa tokoh utama teori ini, "wirausahawan

inovatif" telah memainkan peran penting dalam kebangkitan

kapitalisme modern. Pengusaha telah menjadi penggerak utama -

untuk proses pembangunan ekonomi. Di sisi kritik, teori ini tampak

sepihak karena terlalu menekankan pada fungsi inovatif. Ini

mengabaikan aspek pengambilan risiko dan pengorganisasian

kewirausahaan. Seorang wirausahawan tidak hanya berinovasi

tetapi juga mengumpulkan sumber daya dan memanfaatkannya

secara optimal.

Sementara menekankan pada fungsi inovatif dari

wirausahawan, Schumpeter mengabaikan fungsi pengambilan

risiko, yang sama pentingnya. Ketika seorang wirausahawan

mengembangkan kombinasi baru dari faktor-faktor produksi, ada

cukup banyak risiko yang terlibat. Terlepas dari kekurangan

tersebut, teori ini mendukung wirausahawan untuk berinovasi. Ini

adalah tindakan yang memberikan sumber daya dengan kapasitas

baru untuk menciptakan kekayaan. Drucker berkata, “Inovasi,

memang, menciptakan sumber daya. Itu memberinya nilai ekonomi.

" Pandangan Schumpeter sangat relevan dengan negara berkembang

di mana inovasi perlu didorong. Transformasi ekonomi agraria

menjadi ekonomi industri membutuhkan banyak inisiatif dan

perubahan dari pihak pengusaha dan pengelola.

1.3. Teori Kebutuhan Prestasi McClelland:

Menurut McClelland, karakteristik wirausaha memiliki dua

fitur - pertama melakukan sesuatu dengan cara yang baru dan lebih

baik dan kedua pengambilan keputusan di bawah ketidakpastian.

Page 19: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENDEKATAN TEORITIK DALAM ENTREPRENEURSHIP | 9

McClelland menekankan orientasi pencapaian sebagai faktor

terpenting bagi pengusaha. Individu dengan tinggi, orientasi

pencapaian tidak dipengaruhi oleh pertimbangan uang atau insentif

eksternal lainnya. Keuntungan dan insentif hanyalah tolak ukur

keberhasilan wirausahawan yang berorientasi pada prestasi tinggi.

Orang dengan prestasi tinggi (N-Ach) tidak dipengaruhi oleh

imbalan uang dibandingkan dengan orang dengan prestasi rendah.

Jenis yang terakhir ini siap untuk bekerja lebih keras demi uang atau

insentif eksternal lainnya.

Sebaliknya, keuntungan hanyalah ukuran keberhasilan dan

kompetensi bagi orang-orang dengan kebutuhan berprestasi tinggi.

Profesor David McClelland, dalam bukunya The Achieving Society,

telah mengemukakan teori berdasarkan penelitiannya bahwa

kewirausahaan pada akhirnya bergantung pada motivasi. Ini adalah

kebutuhan untuk berprestasi (N-Ach), rasa melakukan dan

menyelesaikan sesuatu, yang mempromosikan kewirausahaan.

Menurutnya, N-Ach adalah karakteristik kepribadian yang relatif

stabil yang berakar pada pengalaman di masa kanak-kanak

menengah melalui sosialisasi keluarga dan praktik pembelajaran

anak yang menekankan pada standar keunggulan, kehangatan

materi, pelatihan kemandirian dan dominasi yang rendah.

Menurutnya, seseorang memperoleh tiga jenis kebutuhan sebagai

hasil dari pengalaman hidup seseorang. Ketiga kebutuhan tersebut

adalah:

a. Kebutuhan akan Prestasi. Dorongan untuk unggul, maju, dan

berkembang.

b. Kebutuhan Kekuasaan. Dorongan untuk mendominasi atau

mempengaruhi orang lain dan situasi.

c. Kebutuhan akan Afiliasi. Dorongan untuk hubungan antar-

pribadi yang bersahabat dan dekat.

Perilaku manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh tiga

kebutuhan yaitu Kebutuhan akan pencapaian atau berprestasi

(Achievement), Kebutuhan akan Kekuasaan (Power) dan Kebutuhan

akan Afiliasi (Affiliate). Oleh karena itu, Teori Kebutuhan McClelland

sering disebut juga sebagai Teori Tiga Kebutuhan atau Three Needs

Page 20: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

10 | YOUTH ENTERPRENEUR

Theory. McClelland menemukan bahwa masyarakat tertentu

cenderung menghasilkan persentase besar orang dengan prestasi

tinggi. Dia menunjukkan bahwa individu, bahkan seluruh

masyarakat yang memiliki N-ach akan memiliki tingkat

kesejahteraan ekonomi yang lebih tinggi daripada mereka yang

tidak. Pekerjaan McClelland menunjukkan bahwa ada lima

komponen utama dari sifat N-ach: (a) tanggung jawab untuk

pemecahan masalah, (b) menetapkan tujuan, (c) mencapai tujuan

melalui usaha sendiri, (d) kebutuhan dan penggunaan umpan balik,

dan (e) preferensi untuk pengambilan risiko tingkat sedang.

Individu dengan pencapaian kebutuhan tingkat tinggi

adalah seorang pengusaha potensial. Ciri-ciri khusus seorang

(wirausaha) berprestasi tinggi dapat diringkas sebagai berikut:

a. Mereka menetapkan tujuan yang cukup realistis dan dapat

dicapai untuk mereka.

b. Mereka mengambil risiko yang diperhitungkan.

c. Mereka lebih menyukai situasi di mana mereka dapat

mengambil tanggung jawab pribadi untuk memecahkan

masalah.

d. Mereka membutuhkan umpan balik konkrit tentang seberapa

baik mereka melakukannya.

e. Kebutuhan mereka untuk berprestasi ada tidak hanya

demipenghargaan ekonomi atau pengakuan sosial melainkan

pencapaian pribadi secara intrinsik lebih memuaskan bagi

mereka.

Menurut McClelland, motivasi, kemampuan, dan

lingkungan yang menyenangkan, semuanya digabungkan untuk

mempromosikan kewirausahaan. Karena motivasi dan kemampuan

kewirausahaan adalah masalah sosiologis jangka panjang;

Menurutnya, lingkungan politik, sosial dan ekonomi sebaiknya

dibuat sesuai untuk tumbuhnya kewirausahaan di negara-negara

tertinggal dan berkembang.

Page 21: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENDEKATAN TEORITIK DALAM ENTREPRENEURSHIP | 11

1.4. Teori Efisiensi X Leibenstein

Teori ini, awalnya dikembangkan untuk tujuan lain, baru-

baru ini diterapkan untuk menganalisis peran pengusaha. Pada

dasarnya, X-efisiensi adalah tingkat inefisiensi dalam penggunaan

sumber daya di dalam perusahaan: mengukur sejauh mana

perusahaan gagal mewujudkan potensi produktifnya. Menurut

Leibenstein, Ketika suatu masukan tidak digunakan secara efektif,

perbedaan antara keluaran aktual dan keluaran maksimum yang

disebabkan oleh masukan tersebut adalah ukuran derajat efisiensi X.

Efisiensi X muncul baik karena sumber daya perusahaan digunakan

dengan cara yang salah atau karena terbuang percuma, yaitu tidak

digunakan sama sekali. Leibenstein mengidentifikasi dua peran

utama pengusaha: agapfiller dan pelengkap masukan.

Fungsi-fungsi ini muncul dari asumsi dasar teori efisiensi X.

Jadi jelaslah bahwa “jika tidak semua faktor produksi dipasarkan

atau jika ada ketidaksempurnaan di pasar, maka pengusaha harus

mengisi celah di pasar. Untuk menggerakkan perusahaan,

pengusaha harus mengisi cukup banyak celah. " Peran kedua adalah

penyelesaian input, yang melibatkan penyediaan input yang

meningkatkan efisiensi metode produksi yang ada atau

memfasilitasi pengenalan metode produksi baru. Peran

wirausahawan adalah meningkatkan arus informasi di pasar.

Teori tersebut menyimpulkan bahwa seorang wirausahawan

harus bertindak sebagai pengisi celah dan pelengkap input jika

terdapat ketidaksempurnaan di pasar. Karena menggunakan

keterampilan yang tidak biasa di sana, dia mendapat keuntungan

serta berbagai keuntungan non-khas. Menurutnya wirausaha ada

dua jenis.

a. Kewirausahaan rutin - berurusan dengan fungsi bisnis normal

seperti mengoordinasikan kegiatan bisnis.

b. Kewirausahaan inovatif - di mana seorang pengusaha inovatif

dalam pendekatannya. Ini mencakup aktivitas yang

diperlukan untuk menciptakan perusahaan di mana tidak

semua pasarnya mapan atau didefinisikan dengan jelas.

Page 22: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

12 | YOUTH ENTERPRENEUR

1.5. Teori Risiko Bearing Knight

Elemen kunci kewirausahaan adalah menanggung risiko.

Prof Knight dan John Staurt Mill melihat penanggung risiko sebagai

fungsi penting dari wirausahawan. Beberapa ciri penting dari teori

ini adalah sebagai berikut:

a. Risiko menciptakan Keuntungan: Menurut teori penanggung

risiko, wirausahawan mendapatkan keuntungan karena ia

mengambil risiko.

b. Lebih Banyak Risiko Lebih Banyak Keuntungan: Tingkat risiko

bervariasi di berbagai industri. Pengusaha mengambil tingkat

risiko yang berbeda sesuai dengan kecenderungan iklan

kemampuan mereka. Teori risiko mengusulkan bahwa

semakin berisiko sifat bisnis, semakin besar pula keuntungan

yang diperolehnya.

c. Laba sebagai Imbalan dan Biaya: Laba adalah imbalan

pengusaha untuk menanggung risiko. Oleh karena itu, ini juga

diperlakukan sebagai bagian dari biaya produksi normal.

Dia mengidentifikasi ketidakpastian dengan situasi di mana

kemungkinan hasil perubahan tidak dapat ditentukan baik dengan

alasan apriori atau dengan inferensi statistik. Penalaran Apriori sama

sekali tidak relevan dengan situasi ekonomi yang melibatkan

peristiwa unik. Teori ini merangkum bahwa keuntungan adalah

imbalan dari usaha wirausaha yang timbul karena menanggung

resiko dan ketidakpastian yang tidak dapat diasuransikan dan

jumlah keuntungan yang diperoleh bergantung pada tingkat

bantalan ketidakpastian. Knight berpendapat bahwa perusahaan

bisnis tingkat ketidakpastian dapat dikurangi melalui 'konsolidasi'.

Konsolidasi untuk ketidakpastian adalah apa asuransi untuk risiko;

ini adalah metode untuk mengurangi ketidakpastian total dengan

menggabungkan instans individu. Elastisitas penawaran

kepercayaan diri adalah penentu terpenting dari tingkat keuntungan

dan jumlah pengusaha.

Page 23: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENDEKATAN TEORITIK DALAM ENTREPRENEURSHIP | 13

1.6. Teori Max Weber tentang Pertumbuhan Wirausaha

Max Weber dalam teorinya mengatakan agama memiliki

pengaruh yang besar terhadap perkembangan kewirausahaan.

Menurut Weber, beberapa agama memiliki keyakinan dasar untuk

menghasilkan dan memperoleh uang dan beberapa memiliki lebih

sedikit. Dia menyebut mereka sebagai 'semangat kapitalisme' dan

'semangat petualang'. Semangat kapitalisme akan muncul ketika

sikap mental masyarakat berpihak pada kapitalisme. Menurut Max

Weber, mendorong energi kewirausahaan dihasilkan oleh adopsi

keyakinan agama yang dipasok dari luar. Keyakinan inilah yang

menghasilkan pengerahan tenaga yang intensif dalam pengejaran

pekerjaan, urutan sistematis sarana untuk mencapai tujuan, dan

akumulasi aset. Teorinya menunjukkan sistem kepercayaan Hindu,

Budha dan Islam tidak mendorong kewirausahaan. Pendiriannya

telah ditantang oleh banyak sosiolog.

Teori Max Weber cocok dengan penguasa kolonial yang

ingin mendorong kewirausahaan Eropa di India. Tapi itu telah

dikritik oleh peneliti selanjutnya. Teori tersebut didasarkan pada

asumsi yang tidak valid, yaitu:

a. Ada satu sistem nilai Hindu,

b. Komunitas India menginternalisasi nilai-nilai itu dan

menerjemahkannya ke dalam perilaku sehari-hari, dan

c. Nilai-nilai ini tetap kebal dan terlindung dari tekanan dan

perubahan eksternal.

Pesatnya pertumbuhan kewirausahaan di India sejak

kemerdekaan membuktikan bahwa Hinduisme tidak menolak

semangat kapitalisme dan semangat petualangan. Banyak pemikir

telah menerima analisis Weber tentang hubungan antara keyakinan

agama dan pertumbuhan kewirausahaan. Namun pandangan ini

tidak diterima secara universal. Samuelson mengkritik pandangan

Weber dengan alasan bahwa kapitalisme juga berkembang dalam

masyarakat di mana etika Protestan 'tidak lazim. Hoselitz

berpendapat bahwa Protestan tidak dapat mengembangkan industri

di Prancis karena mereka tidak diberi keamanan politik. Dapat

disimpulkan dalam kata-kata Carroll bahwa"nilai-nilai etika

Page 24: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

14 | YOUTH ENTERPRENEUR

memiliki pengaruh pada pertumbuhan kewirausahaan, tetapi untuk

mempertimbangkan semuanya secara keseluruhan tidak realistis."

1.7. Teori Kewirausahaan Hagen

Salah satu teori penting tentang perilaku kewirausahaan

telah dikemukakan oleh Hagen yang disebut sebagai penarikan

penghargaan status. Hagen mengaitkan penarikan penghormatan

status suatu kelompok dengan asal mula kewirausahaan. Hagen

menganggap pencabutan status, rasa hormat, sebagai mekanisme

pemicu perubahan dalam pembentukan kepribadian. Pencabutan

status terjadi ketika anggota beberapa kelompok sosial merasa

bahwa tujuan dan nilai-nilai mereka dalam hidup tidak dihormati

oleh kelompok dalam masyarakat yang mereka hormati, dan yang

harga diri mereka hargai.

Hagen mendalilkan empat jenis peristiwa yang dapat

menghasilkan penarikan status:

a. Tergesernya kelompok elit tradisional dari status sebelumnya

oleh kekuatan fisik suplai tradisional lainnya.

b. Pencemaran nama baik simbol melalui beberapa perubahan

dalam sikap kelompok atasan.

c. Inkonsistensi simbol status dengan distribusi kekuatan

ekonomi yang berubah.

d. Tidak menerima status yang diharapkan tentang migrasi ke

masyarakat baru.

Hagen lebih lanjut mendalilkan bahwa penarikan

penghargaan status akan memberikan empat kemungkinan reaksi

dan menciptakan empat tipe kepribadian yang berbeda:

a. Retret: Pengusaha yang terus bekerja di masyarakat tetapi

tetap tidak peduli pada pekerjaan atau statusnya.

b. Ritualist: Orang yang bekerja sesuai dengan norma-norma

dalam masyarakat tetapi tidak ada harapan perbaikan kondisi

kerja atau statusnya.

c. Reformis: Orang yang memberontak dan mencoba membawa

cara baru untuk bekerja dan masyarakat baru.

Page 25: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENDEKATAN TEORITIK DALAM ENTREPRENEURSHIP | 15

d. Inovator: Seorang wirausahawan yang kreatif dan berusaha

mencapai tujuan yang ditetapkan oleh dirinya sendiri.

Menurut Hagen (1962), kreativitas kelompok minoritas yang

kurang beruntung merupakan sumber utama wirausaha. Ia

mengembangkan tesis ini dari kasus komunitas samurai Jepang.

Secara tradisional, komunitas ini menikmati status tinggi yang

kemudian dirampas. Untuk mendapatkan kembali prestise yang

hilang ini, perusahaan menjadi lebih aktif dan bersemangat serta

memunculkan banyak pengusaha. McClelland mendukung tesis ini

dengan mengakui bahwa komunitas yang tertindas memiliki lebih

banyak kreativitas. Dia mengatakan bahwa Jain bisa menjadi

pengusaha sukses karena kesadaran mayoritas dan kompleks

superioritas mereka. McClelland telah sedikit memodifikasi tesis

Hagen untuk menjelaskan kasus seperti itu. Ia menyatakan bahwa

subordinasi kelompok minoritas dapat membangkitkan motivasi

berprestasi pada anggotanya tetapi luasnya tergantung pada tingkat

motivasi awal dan sarana yang tersedia bagi kelompok untuk

mengaktifkan motivasi berprestasi.

1.8. Teori Nilai Budaya Thomas Cochran

Proporsi utama dalam teori Thomas Cochran adalah nilai

budaya, ekspektasi peran, dan sanksi sosial. Menurutnya,

wirausahawan merepresentasikan kepribadian teladan masyarakat.

Penampilannya dipengaruhi oleh faktor-faktor sikapnya sendiri

terhadap pekerjaannya, ekspektasi peran yang dipegang oleh

kelompok yang memberi sanksi, dan persyaratan operasional

pekerjaan. Penentu dua faktor pertama adalah nilai-nilai masyarakat.

Perubahan dari waktu ke waktu dalam variabel seperti populasi,

teknologi, dan pergeseran kelembagaan akan berdampak pada

struktur peran dengan menciptakan kebutuhan operasional baru.

Di sebagian besar negara, wirausahawan muncul dari kelas

sosial ekonomi tertentu. Etika Protestan di Barat dikatakan

berkontribusi pada munculnya kelas industrialis baru. Dapat dicatat

bahwa berbagai komunitas dan kasta sepertiamurai di Jepang, pola

keluarga di Prancis, Yoruba di Nigeria, Kikuya di Kenya, Kristen di

Page 26: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

16 | YOUTH ENTERPRENEUR

Lebanon, industrialis HalaiMemon di Pakistan, Parsees, Marwaries

dan Gujaratis di India telah menjadi sumber kewirausahaan.

1.9. Teori Perubahan Pola Tingkat Kelompok

Young mendefinisikan wirausaha karena karakteristik

wirausaha ditemukan dalam kelompok kecil di mana individu

berkembang sebagai wirausaha. Young sampai pada pola perilaku

kelompok wirausaha berdasarkan studinya yang dikenal dengan Tes

Apresiasi Tematik (TAT) pada kelompok wirausaha. Tes tersebut

mengungkapkan 'kecenderungan untuk menggambarkan situasi

sebagai masalah yang harus diselesaikan, kesadaran akan upaya

pragmatis yang diperlukan, kepercayaan pada kemampuan mereka

sendiri untuk memecahkan masalah dan kecenderungan untuk

mengambil sudut pandang masing-masing individu pada gilirannya

dan menganalisis situasi sebagai dia mungkin melihatnya sebelum

menyarankan hasil.

Teori Young adalah teori perubahan yang didasarkan pada

penggabungan subkelompok reaktif masyarakat. Sebuah grup

menjadi reaktif ketika tiga kondisi berikut bertepatan:

a. Ketika akses ke jaringan sosial penting ditolak;

b. Ketika sebuah kelompok mengalami pengakuan status yang

rendah; dan

c. Ketika kelompok memiliki sumber daya kelembagaan yang

lebih baik daripada kelompok lain dalam masyarakat pada

tingkat yang sama.

1.10. Teori Ekonomi Kewirausahaan

Banyak ekonom mengungkapkan bahwa kewirausahaan dan

pertumbuhan ekonomi akan terjadi dalam keadaan di mana kondisi

ekonomi tertentu mendukung lingkungan bisnis. Pendukung utama

teori ini adalah Papanek dan Harris. Menurut mereka, insentif

ekonomi adalah kekuatan utama kegiatan kewirausahaan di negara

manapun. Ada banyak faktor ekonomi yang mendorong atau

menurunkan kewirausahaan di suatu negara. Faktor-faktor tersebut

adalah:

Page 27: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENDEKATAN TEORITIK DALAM ENTREPRENEURSHIP | 17

a. Ketersediaan kredit bank

b. Pembentukan modal tinggi dengan arus tabungan dan

investasi yang baik

c. Menyediakan dana pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih

rendah.

d. Meningkatnya permintaan untuk layanan iklan barang

konsumen

e. Ketersediaan sumber daya produktif.

f. Kebijakan ekonomi yang efisien seperti kebijakan moneter

iklan fiscal

g. Fasilitas komunikasi dan transportasi

Pembangunan ekonomi adalah hasil rasionalisasi teknologi

dan sistem akuntansi dan perolehan modal dan penggunaan

produktifnya adalah tema utama tesis Weberian. Beberapa ahli telah

mencoba menjelaskan pertumbuhan kewirausahaan dari segi faktor

ekonomi daerah, e.i., dukungan industri terhadap lingkungan di

daerah tersebut. Aquestion yang dianalisis oleh seorang peneliti

adalah: “Karena Jain dan Vaisya ada di setiap pelosok India,

mengapa hanya Marwari ad Gujarati Vaisyas dan Jain yang

memimpin dalam berwirausaha, kebanyakan di Gujarat”. Analisis

ini mengungkapkan bahwa Gujarat memiliki lingkungan yang

menguntungkan bagi bisnis dan industri. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa iklim industri dapat memberikan pengaruh

yang sangat signifikan terhadap respon pengusaha. Namun, faktor

kelompok, seperti yang ditekankan oleh berbagai penelitian, tidak

dapat diabaikan sama sekali.

1.11. Teori Eksposur Kewirausahaan

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa paparan ide

dan peluang baru menuju kreativitas iklan inovasi yang mengarah

pada penciptaan usaha baru. Terdapat bukti empiris yang memadai

untuk membuktikan validitasnya. 'Tripathi telah mengamati bahwa

keterpaparan terhadap ide-ide dan nilai-nilai baru adalah faktor

umum antara para pengusaha Parsi dan Hindu, yang mengarahkan

mereka pada kewirausahaan. Pendidikan telah memainkan peran

Page 28: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

18 | YOUTH ENTERPRENEUR

yang sangat penting dalam mengekspos wirausahawan India pada

ide-ide Barat yang mengarahkan mereka ke kewirausahaan. Ini juga

merupakan tanggapan yang berbeda dari kelompok-kelompok sosial

terhadap peluang yang diberikan oleh komitmen sistem politik

terhadap industrialisasi yang telah menyebabkan proses penyebaran

kewirausahaan. Konsep ini diilustrasikan pada Gambar seperti di

bawah ini:

Gambar 1.4 Flow new venture creation

1.12. Teori Sistem Politik Pertumbuhan Wirausaha

Sistem politik dapat menghasilkan infrastruktur yang

memadai, undang-undang yang mendukung, sistem dan prosedur

perpajakan yang menguntungkan, memberikan insentif dan subsidi,

keamanan bagi wirausahawan, membuat kebijakan yang

mempromosikan dan dapat mendorong orang menuju

kewirausahaan. Pemerintah juga dapat membangun sistem

pendukung bagi calon wirausaha. Dengan demikian, komitmen

sistem politik dapat memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap pengembangan kewirausahaan.

Page 29: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENDEKATAN TEORITIK DALAM ENTREPRENEURSHIP | 19

Gambar 1.5: Teori Sistem Politik Pertumbuhan Wirausaha

Menurut Hoselitz, pengusaha Jepang dapat tumbuh subur

karena sistem politiknya mampu berintegrasi dengan baik dengan

berbagai sektor seperti industri dan pertanian, industri besar, kecil

dan kerajinan tangan, padat karya dan padat modal, serta struktur

sosial tradisional dan modern. Juga, tidak ada gangguan kolonial.

Menurut Boulding, “struktur politik adalah faktor penentu dalam

pertumbuhan kewirausahaan di Prancis dan Rusia. Tetapi sebelum

1917 itu tidak berkembang karena kemampuan kreatif massa tidak

dapat menemukan ekspresi. Hoselitz berpendapat bahwa Prancis

tertinggal secara kewirausahaan, karena sistem politiknya tidak

memberikan insentif dan keamanan yang memadai kepada para

pengusaha.

Page 30: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

20 | YOUTH ENTERPRENEUR

DAFTAR PUSTAKA

Bygrave, William D & Hofer, Charles W (1991), 'Theorizing about

entrepreneurship', Entrepreneurship Theory and Practice, vol.

16, no. 2, pp. 13-22.

Chepurenko, Alexander (2015), 'Entrepreneurship Theory: New

Challenges and Future Prospects', Foresight-Russia, vol. 9, no.

2, pp. 44-57.

Davidson, Peer. Researching entrepreneurship, 2004 Springer

Science + Business Media, Inc

Page 31: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

YOUTH ENTERPRENEUR | 21

Page 32: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

22 | YOUTH ENTERPRENEUR

2.1. Definisi Entrepreneurship

Banyak sekali definisi yang telah dikemukakan oleh para

peneliti dalam studi akademis terkini di bidang entrepreneurship.

Terlepas dari kenyataan bahwa mendefinisikan entrepreneurship telah

menyibukkan para peneliti dan/atau sarjana selama bertahun-tahun,

namun masih belum ada konsensus tentang makna yang pasti dari

entrepreneurship. Kurangnya definisi yang konsisten dari istilah

kewirausahaan menjadi tantangan bagi penelitian di lapangan (P.J.

Peverelli dan J.Song 2012; Alan Gutermen 2012; Nadim A. & Richard

G. 2008).

Istilah entrepreneurship diapdosi dari Bahasa Perancis,

“entreprendre” yang berarti melakukan (to undertake), memulai atau

berusaha melakukan tindakan mengorganisir dan mengatur. Istilah

entrepreneurship mulai diperkenalkan dalam tulisan Richard

Cantillon yang berjudul “Essai Sur la Nature du Commerce en General”

tahun 1755 (Bula,2012). Meskipun tidak ada definisi resmi tentang

kewirausahaan, definisi berikut ini berevolusi dari pekerjaan yang

dilakukan di Harvard Business School dan sekarang diterima secara

umum oleh penulis: "Kewirausahaan adalah proses menciptakan

atau merebut peluang dan mengejarnya terlepas dari apapun sumber

daya saat ini dikendalikan "(Timmons, 1994).

Kirzner memberikan arti yang tepat pada kata

"kewirausahaan". Pertama, kewirausahaan neurship adalah

"kewaspadaan" terhadap peluang baru. Seperti inilah

wirausahawan. Kedua, kewirausahaan adalah urutan tindakan

inovatif yang mengikuti "penemuan" peluang tersebut. Inilah yang

dilakukan pengusaha. Dalam teori Kirzner, seperti apa

wirausahawan itu pasti menentukan apa yang dilakukan

wirausahawan. Dalam ilustrasi yang dijabarkan oleh teori Kirzner,

bahwa bukan keuntungan yang mendorong seorang wirausahawan

mengambil jalur baru tetapi the expectation of profit. Kewaspadaan

mengarah pada penemuan peluang baru. Jika peluang yang

ditemukan adalah nyata, pengusaha akan bertindak.

Page 33: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENGERTIAN YOUTH ENTREPRENEUR | 23

2.1.1. Entrepreneurship is Alertness

Dalam arti pertamanya, kewirausahaan adalah aspek

tindakan. Ini adalah elemen dalam logika pilihan Austria yang

hilang dari logika pilihan neoklasik tradisional. Jadi, kewirausahaan

hadir dalam ekonomi mikro Austria, tetapi tidak dalam

mikroekonomi neoklasik. Menurut Kirzner, kewirausahaan adalah

perubahan sarana tujuan kerangka pemilih. Perubahan seperti itu

bisa terjadi karena wirausahawan "waspada" terhadap kemungkinan

tindakan baru. Jika pengusaha tidak waspada, dia tidak akan pernah

mengadopsi kerangka kerja tujuan baru, dan perubahan dalam

kehidupan ekonomi tidak mungkin dilakukan. Tetapi perubahan

adalah fitur penting dari tindakan manusia karena perjalanan waktu

membuat kita semua berubah dan tidak pasti. Waktu dan

kesempatan terjadi pada kita semua.

2.1.2. Entrepreneurship is Action

Dalam arti kedua, kewirausahaan adalah rangkaian tindakan

yang mengikuti dari penemuan peluang. Tindakan ini harus

mengikuti dari penemuan. Jika wirausahawan tidak bertindak

berdasarkan peluang, dia belum "menemukannya" sama sekali.

2.1.3. Entrepreneurship Produces Market Order

Proses pasar adalah proses dinamis perubahan yang

didorong oleh wirausahawan yang waspada yang menemukan

peluang keuntungan baru. Sepanjang proses pasar, ada insentif

ekonomi bagi orang untuk mengumpulkan kembali sumber daya.

Orang menanggapi seperti itu insentif, tetapi kemampuan individu

untuk mengenali insentif dan mengalokasikan kembali sumber daya

bervariasi. Individu dengan kewaspadaan superior terhadap

perubahan dan keadaan disekuilibrium bergerak untuk

mengeksploitasi peluang dan memperoleh keuntungan ekonomi.

Dengan demikian, peran wirausahawan adalah menemukan dan

merebut peluang pasar melalui alokasi kembali sumber daya

produktif.

Page 34: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

24 | YOUTH ENTERPRENEUR

2.1.4. Entrepreneurship Involves Calculation

Dalam pengertian Kirzner, peluang "terlihat" jika dan hanya

jika diterapkan. Ini tidak memerlukan biaya peluang. Yang penting

untuk proses tersebut adalah penemuan non-kesengajaan dari

peluang yang tidak terduga. Pernyataan ini tidak boleh dianggap

menyiratkan, bagaimanapun, bahwa penemuan peluang

kewirausahaan tidak memerlukan perhitungan biaya uang dan

pendapatan. Kirzner menyadari bahwa untuk "melihat" suatu

kesempatan membutuhkan perencanaan dan perhitungan (Kirzner,

1973, hlm. 74-75).

2.1.5. Entrepreneurship is a process

Kewirausahaan adalah proses yang melibatkan banyak

tahapan tindakan. Namun, jika kita melihat proses tersebut dari

perspektif yang cukup jauh dan abstrak, rinciannya akan hilang dari

pandangan. Perspektif ini adalah yang diadopsi oleh Kirzner. Dalam

teorinya, tahapan proses penemuan tidak terlihat lagi. Tetapi jika kita

melihat lebih dekat, kita dapat melihat tahapan terpisah yang terjadi

pada waktu yang berbeda. Kurangnya minat Kirzner pada tahap-

tahap proses penemuan kewirausahaan tidak boleh dianggap

menyiratkan bahwa tahapan tersebut tidak ada atau bahwa teorinya

menyangkal bahwa tahapan tersebut ada. Teori Harper yang dibahas

di bawah ini memberikan pendekatan Austria pada tahapan

tindakan yang terlibat dalam proses kewirausahaan (Harper, 1994,

1996, 1998).

Entrepreneur adalah orang yang mempunyai semangat, sikap,

perilaku dan kemampuan wirausaha dalam menangani usaha atau

kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta

menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan plelayanan yang

lebih baik atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Melihat

sebuah peluang menjadi awal suatu ide untuk menancapkan sebuah

roda usaha. Namun, hal tersebut perlu ditindaklanjuti dengan upaya

eksploitasi peluang sehingga menciptakan keuntungan yang

Page 35: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENGERTIAN YOUTH ENTREPRENEUR | 25

menjanjikan. Dalam hal ini, tidak semua orang mampu melihat

peluang usaha.

Terdapat beberapa karakteristik kepribadian seseorang yang

akan mempengaruhi dirinya dalam cara mengorganisasikan peluang

wirausaha. Kepribadian yang berbeda akan menunjukkan

perbedaan cara dalam menghadapi tantangan meski berada dalam

situasi yang sama. Faktor-faktor psikologi dan keputusan

mengeksploitasi, seseorang yang memiliki kemampuan

mengeksploitasi peluang wirausaha akan membuat keputusan

berbeda dari orang lain pada keadaan dimana informasi dan

keahlian sama dan karakter psikologis lebih mempengaruhi

kemampuan mengeksploitasi. Diantaranya kepribadian, motivasi,

evaluasi diri, sifat kognitif, peluang, minat, berani mengambil resiko,

kreatif dan inofatif, dan menumbuhkan pola pikir kewirausahaan.

Entrepreneurship berarti penciptaan bisnis baru dan siapa pun

yang berhasil mendirikan bisnis baru adalah wirausahawan

langsung (Drucker,1985). Demikian halnya Global Entrepreneurship

Monitor mendefinisikan kewirausahaan sebagai penciptaan bisnis

baru atau upaya apa pun untuk melakukannya, perluasan bisnis

yang sudah ada, organisasi bisnis baru, atau bisnis yang sudah

mapan (GEM 2001). Entrepreneurship, menurut Onuoha (2007) adalah

praktek memulai organisasi baru atau merevitalisasi organisasi yang

matang, terutama bisnis baru umumnya sebagai tanggapan atas

identifikasi peluang.

Dari definisi di atas, entrepreneurship dapat disimpulkan

dalam 3 kalimat kunci yakni:

1. Entrepreneurship melibatkan penciptaan atau perluasan bisnis.

2. Pengambilan risiko atau penerimaan kegagalan.

3. Bakat untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang

baru untuk menghasilkan produk atau proses / pasar baru.

Dengan kata lain bahwa entrepreneurship merupakan suatu

proses menciptakan sesuatu yang baru yang bernilai, khususnya

menanggapi peluang yang tersedia. Ini melibatkan waktu, upaya,

dan asumsi risiko, dengan harapan menerima imbalan pada

Page 36: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

26 | YOUTH ENTERPRENEUR

akhirnya. Imbalannya bisa dalam bentuk apapun moneter atau non-

moneter (kepuasan pribadi).

2.2. Siapakah Youth Entrepreneurs ?

Entrepreneur merupakan pelaku entrepreneurship. Seorang

entrepreneur tidak perlu menjadi seorang manajer atau pendiri

perusahaan, seperti yang telah banyak diasumsikan dalam berbagai

penelitian tentang entrepreneurship. Beberapa penelitian lain lebih

lanjut berpendapat bahwa orang yang mengembangkan cara baru

untuk memasarkan jasa dan barang, tidak hanya pendiri atau

manajer, bisa menjadi entrepreneur. Misalnya Kirzner (1973) yang

mendefinisikan entrepreneur sebagai "Orang yang mengakui dan

bertindak atas peluang keuntungan, pada dasarnya seorang

arbitrase". Pada dasarnya seorang entrepreneur dapat dilihta dari

berbagi perspektif, baik dari segi ekonom, psikolog dan sesama

entrepreneur sendiri.

Bagi seorang ekonom, entrepreneur adalah seseorang yang

membawa sumber daya, tenaga kerja, material, dan aset lainnya ke

dalam kombinasi yang membuat nilainya lebih besar dari

sebelumnya, dan juga orang yang memperkenalkan perubahan,

inovasi, dan tatanan baru. Bagi psikolog, entrepreneur biasanya

didorong oleh kekuatan tertentu - kebutuhan untuk memperoleh

atau mencapai sesuatu, untuk bereksperimen, seorang entrepreneur

tampak sebagai ancaman, pesaing yang agresif. Sedangkan bagi

entrepreneur lain, akan melihat entrepreneur yang sama dapat menjadi

sekutu, sumber pasokan, pelanggan, atau seseorang yang

menciptakan kekayaan bagi orang lain, serta menemukan cara yang

lebih baik untuk memanfaatkan sumber daya, mengurangi

pinggang, dan menghasilkan pekerjaan. (Vesper, 1980).

Pada intinya, seorang entrepreneur ialah seseorang yang

melakukan kegiatan penciptaan atau perluasan bisnis, pengambilan

risiko atau penerimaan kegagalan, serta memiliki bakat untuk

mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang baru untuk

menghasilkan produk atau proses / pasar baru. Sedangkan youth

entrepreneurs merupakan ialah generasi muda (millenilas) yang

Page 37: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENGERTIAN YOUTH ENTREPRENEUR | 27

mengorganisir dan mengoperasikan bisnis besar atau bisnis kecil

lengkap dengan tantangan yang dihadapinya (Pendergast,2009).

Berdasarkan Generation Theory yang dicetuskan oleh Karl

Mannheim pada tahun 1923, generasi millenials adalah generasi yang

lahir pada rasio tahun 1980 sampai dengan 2000. Generasi millenial

juga disebut sebagai generasi Y. Istilah ini mulai dikenal dan dipakai

pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993

(Yembise, 2018). Menurut Ali dan Lilik (2017) dalam bukunya

Millennial Nusantara menyebutkan bahwa Generasi milenial

Indonesia adalah mereka yang lahir antara tahun 1981 sampai

dengan tahun 2000. Menurut Sebastian (Green, 2014) bahwa ada

beberapa keunggulan dari generasi milenial, yaitu ingin serba cepat,

mudah berpindah pekerjaan dalam waktu singkat, kreatif, dinamis,

melek teknologi, dekat dengan media sosial, dan sebagainya.

Menurut Khan (2016) youth entrepreneurs (pengusaha muda)

ialah generasi muda (millennials) yang mengorganisir dan

mengoperasikan bisnis besar atau bisnis kecil, serta berani

mengambil risiko moneter yang lebih tinggi dari biasanya. Para

milenials memilih menjadi youth entrepreneurs ditengarai oleh

beberapa faktor diantaranya, ekonomi dan kependudukan,

Pergeseran ke ekonomi jasa, kemajuan teknologi, dan gaya hidup

bebas (Johnson, 2014). Johnson (2014) menjelaskan bahwa faktor

ekonomi dan kependudukan dimana komposisi jumlah penduduk

suatu negara sebagian besar pada kisaran umur 25 - 35 tahun akan

menyadari bahwa cara meraih sukses yang mudah yakni dengan

berwirausaha. Kemajuan teknologi dan pergeseran ke ekonomi jasa

pun dianggap faktor yang memicu milenial untuk berlomba menjadi

youth entrepreneurs.

2.3. Karakteristik Youth Entrepreneurs

Beberapa studi penelitian telah dilakukan untuk

mengidentifikasi karakteristik/ciri seorang entrepreneur sejati.

Meskipun tidak ada karakteristik spesifik yang diterima secara

universal yang telah ditemukan untuk dimilikioleh semua

entrepreneur, namun hanya ada sedikit sifat yang dimiliki oleh

Page 38: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

28 | YOUTH ENTERPRENEUR

kebanyakan entrepreneur sukses. Karakteristik ini pula harus dimiliki

oleh para youth entrepreneur yakni:

1. Motivasi

Youth entrepreneur harus memiliki gairah, semangat dan motivasi

yang tinggi. Mereka memiliki tingkat energi yang tinggi dan

selalu bersedia mengambil inisiatif. Mereka selalu memikirkan

bisnis mereka dan bagaimana meningkatkan pangsa pasar,

bagaimana memperbaiki proses yang ada.

2. Toleransi terhadap resiko

Pendirian usaha syarat dengan risiko dan pengusaha harus

menanggung risiko. Karena risiko dan imbalan tidak dapat

dipisahkan, untuk berkembang, seorang youth entrepreneur harus

memiliki selera yang besar untuk menanggung risiko.

3. Visi

Salah satu tanggung jawab utama seorang youth entrepreneur,

sebagai pendiri dan kepala perusahaan, adalah memutuskan

kemana bisnis harus pergi. Itu membutuhkan visi yang kuat dari

seorang youth entrepreneur.

4. Kemampuan Mental dan Kreativitas

Youth entrepreneur harus mengantisipasi perubahan dan harus

mampu mempelajari berbagai situasi di mana keputusan harus

dibuat. Youth entrepreneur sukses memiliki kemampuan kreatif

untuk mengenali dan mengejar peluang. Youth entrepreneur selalu

mencari cara baru dalam melakukan sesuatu, meluncurkan

produk baru, menyediakan layanan baru, dll.

5. Tujuan yang Jelas

Seorang youth entrepreneur memiliki kejelasan tentang tujuan yang

ingin dicapai dalam usahanya, sifat barang yang akan diproduksi

dan kegiatan anak perusahaan yang akan dijalankan. Kejelasan

tujuan membantu youth entrepreneur untuk menerjemahkan ide

bisnis mereka menjadi kenyataan.

6. Kemampuan komunikasi yang baik

Ini pada dasarnya berkaitan dengan komunikasi secara efektif.

Youth entrepreneur yang dapat berkomunikasi secara efektif

dengan pelanggan, karyawan, pemasok, dan kreditor akan lebih

Page 39: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENGERTIAN YOUTH ENTREPRENEUR | 29

mungkin berhasil daripada youth entrepreneur yang tidak

memiliki kemampuan yang baik.

7. Human Skills

Faktor kepribadian terpenting yang berkontribusi pada

kesuksesan youth entrepreneur termasuk stabilitas emosional,

hubungan antar pribadi yang baik, pertimbangan dan

kebijaksanaan. Seorang youth entrepreneur harus menjaga

hubungan baik dengan pelanggannya sehingga mendorong

mereka untuk terus menggurui bisnisnya. Youth entrepreneur juga

harus menjaga hubungan baik dengan karyawannya sehingga

memotivasi mereka untuk melakukan pekerjaannya dengan

tingkat efisiensi yang tinggi

8. Literasi yang baik

Seorang youth entrepreneur harus memiliki pengalaman literasi

yang baik untuk mampu mendesign tujuan, visi dan

mengimplemantasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam

menjalankan bisnisnya.

2.4. Youth Entrepreneurs Di Indonesia

Kew et al. (2013) dalam laporan Youth Business International

and Global Entrepreneurship Monitor menyebutkan 80% generasi

millenials di Asia Pasifik dan Asia Selatan merupakan youth

entrepreneur TEA yang berbisnis dengan opportunity driven. Kaum

millenials ini mengacu pada orang-orang yang berusia antara 18 - 34

tahun (Kew et al., 2013). Aktivitas pengusaha di Indonesia memiliki

tingkat yang relatif tinggi pada Total Early-stage Entrepreneurial

Activity yang selanjutnya disebut TEA (GEM, 2013). Pengusaha yang

termasuk dalam TEA adalah kelompok nascent entrepreneurship dan

new business ownership. Keduanya adalah kelompok usaha yang

tergolong berada pada tahap awal. Tingkat persentase TEA di

Indonesia sendiri mencapai 25,5%.

Data Himpunan Pengusaha Muda Indonesia menyebutkan,

hingga saat ini pemuda Indonesia menggeluti atau menjadi seorang

pengusaha ternyata hanya tiga persen dari total jumlah penduduk

sekitar 260 juta jiwa. Beberapa faktor penentu Kegagalan dan

Page 40: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

30 | YOUTH ENTERPRENEUR

keberhasilan usaha seorang youth entrepreneur ditentukan oleh

antara lain :

1. Faktor pemasaran

Dalam konteks ini, pemasaran adalah lokomotif bagi gerbong-

gerbong lainnya seperti keuangan, personalia, produksi,

distribusi, logistik, pembelian dan lain-lain. Banyak usaha yang

gagal karena lupa bahwa lokomotifnya belum berjalan dengan

baik.

2. Faktor manusia (SDM)

Membutuhkan SDM yang matang dan handal dalam

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, mengembangkan usaha

dan mempunyai kepemimpinan yang baik.

3. Faktor keuangan

Jangan pernah berpikir bahwa bisnis tanpa keuangan (arus kas)

yang lancar itu bisa berhasil. Arus kas itu bagaikan aliran darah

dalam tubuh kita. Bila arus kas tidak mengalir, maka bisnis pasti

berhenti dan mati. Risiko keuangan harus bisa dikendalikan

dengan baik, sehingga ada perhitungan dan perencanaannya.

4. Faktor organisasi

Ibarat sebuah pohon yang memiliki batang yang kokoh dan kuat,

organisasi usaha itu harus terstruktur dengan baik. Organisasi

usaha juga tidak statis tapi dinamis, kreatif dan berwawasan

kedepan.

5. Faktor perencanaan

Anda harus memahami bahwa bekerja tanpa rencana berarti

berjalan tanpa tujuan yang jelas. Jadi sudah pasti rencana adalah

faktor penting dalam sebuah usaha.

6. Faktor lokasi/pasar

Faktor ini berpengaruh banyak karena usaha juga berhubungan

dengan peraturan daerah, legalitas dan perizinan, situasi ekonomi

dan politik, perkembangan budaya lokal yang harus diikuti,

lingkungan sosial yang berbeda disetiap daerah dan faktor-faktor

didaerah tersebut.

Page 41: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

PENGERTIAN YOUTH ENTREPRENEUR | 31

7. Faktor kreatifitas

Dalam sebuah usaha, kreatifitas sangat dibutuhkan, karena

pekerjaan selalu mengalami perubahan, terdapat masalah yang

kompleks, kemajuan informasi dan teknologi yang selalu

berkembang yang menuntut selalu adanya kreatifitas.

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakteristik

Wirausaha

a. Lingkungan keluarga dan masa kecil

Beberapa penelitian yang berusaha mengungkap mengenai

pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembentukan semangat

berwirausaha. Penelitian bertopik urutan kelahiran menemukan

bahwa anak dengan urutan kelahiran pertama lebih memilih

untuk berwirausaha. Namun, penelitian ini perlu dikaji lebih

lanjut. Selanjutnya pengaruh pekerjaan orang tua terhadap

pertumbuhan semangat kewirausahaan ternyata memiliki

pengaruh yang signifikan.

b. Pendidikan

Faktor pendidikan juga tak kalah memainkan penting dalam

penumbuhan semangat kewirausahaan. Pendidikan tidak hanya

mempengaruhi seseorang untuk melanjutkan usahanya namun

juga membantu dalam mengatasi masalah dalam menjalankan

usahanya.

c. Nilai-nilai Personal

Faktor selanjutnya adalah nilai-nilai personal yang akan

mewarnai usaha yang dikembangkan seorang wirausaha. Nilai

personal akan membedakan dirinya dengan pengusaha lain

terutama dalam menjalin hubungan dengan pelanggan, suplier,

dan pihak-pihak lain, serta cara dalam mengatur organisasinya.

d. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja tidak sekedar menjadi salah satu hal yang

menyebabkan seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur.

Pengalaman ketidak puasan dalam bekerja juga turut menjadi

salah satu pendorong dalam mengembangkan usaha baru.

Page 42: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

32 | YOUTH ENTERPRENEUR

Page 43: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

YOUTH ENTERPRENEUR | 33

Page 44: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

34 | YOUTH ENTERPRENEUR

3.1. Definisi Financial Literacy

Kata literasi diambil dari bahasa Inggris yaitu “literacy” yang

berarti kemampuan membaca dan menulis. Seiring perkembangan

jaman konsep literasi tidak hanya identik dengan kemelekan huruf

seseorang, namun juga terhadap teknologi yaitu computer literacy,

dan dalam bidang keuangan dikenal financial literacy. Financial

Literacy adalah tentang bagaimana seseorang dapat mengelola

uangnya dengan menggunakan pengetahuan mereka tentang

keuangan itu sendiri.

Menurut (Thomas et al., 2016) financial literacy tidak terbatas

pada orang yang cakap dan berpengetahuan luas. Individu yang

menyadari keterbatasan mereka dalam masalah keuangan tertentu

tetapi mampu menemukan sumber yang tepat untuk mendapatkan

pengetahuan yang diperlukan untuk dapat membuat keputusan

yang tepat. Financial literacy didefinisikan sebagai kemampuan untuk

mengelola keuangan pribadi (Sohn et al., 2012) Sementara itu,

(Fünfgeld & Wang, 2009) menyebutkan bahwa financial literacy

adalah pengetahuan yang cukup tentang fakta, konsep, prinsip dan

teknologi yang mendasari sebagai dasar untuk pintar dalam

menggunakan uang. Lebih jauh, financial literacy didefinisikan

sebagai komponen sumber daya manusia terbaik yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial.

Pada pertengahan 1990-an, financial literacy menjadi topik

kebijakan penting ketika koalisi diluncurkan di Amerika Serikat.

Salah satu kontribusi penting dari inisiatif ini adalah survei financial

literacy di kalangan Amerika pada 1997-1998. Menyusul

perkembangan pesat sektor keuangan, negara-negara lain seperti

Jepang dan Inggris juga mulai mempertimbangkan pentingnya

financial literacy di antara warga negara mereka. Namun, baru pada

2005 terlihat upaya untuk menjadikan financial literacy menjadi

sorotan global, ketika Organisasi Kerjasama Ekonomi dan

Pembangunan (OECD) mengeluarkan Prinsip dan Praktek yang Baik

untuk Kesadaran Pendidikan Keuangan. Sejak itu, perhatian

terhadap literasi keuangan melonjak di arena pembuatan kebijakan.

Page 45: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

YOUTH ENTREPRENEUR & FINANCIAL LITERACY | 35

OECD mendefinisikan financial literacy sebagai "kombinasi

kesadaran, pengetahuan, kemampuan perilaku, dan sikap yang

diperlukan untuk mengambil modal dan keuangan yang tepat untuk

memenuhi kondisi yang memuaskan." Financial literacy menekankan

pentingnya menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam

keuangan untuk memutuskan beberapa keputusan keuangan. Jadi

pada titik ini untuk melihat bagaimana seseorang benar-benar

memiliki financial literacy dapat dilihat sejauh mana seseorang

memiliki perilaku keuangan yang akan membuat keputusan

keuangan yang baik untuk seseorang. Sebuah penelitian di Rwanda

oleh (Uc. ediringhe, y.m.s. keertipala, 2019) mengungkapkan bahwa

dengan memberikan pelatihan financial literacy mempengaruhi

perilaku keuangan. Ini membantu mengubah perilaku tabungan,

pinjaman, dan pembayaran mereka. Lebih lanjut studi ini juga

mengungkapkan bahwa literasi keuangan sebagai faktor penting

yang menjelaskan perubahan perilaku.

Definisi financial literacy menurut (Thiago Borges Ramalho

and Denis, n.d.) adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan,

memahami, dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk

pengambilan keputusan dengan memahami konsekuensi finansial

yang ditimbulkannya. Menurut (Metawa et al., 2019) “Financial

literacy is the ability to use knowledge and skills to manage financial

resources effectively for lifetime financial security”. Financial literacy

terjadi manakala seorang individu memiliki sekumpulan keahlian

dan kemampuan yang membuat orang tersebut mampu

memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan.

(Ameliawati & Setiyani, 2018) menyatakan bahwa pengetahuan

finansial merupakan dimensi yang tidak terpisahkan dari literasi

keuangan, namun belum dapat menggambarkan financial literacy

seseorang. Financial literacy memiliki dimensi aplikasi tambahan

yang menyiratkan bahwa seseorang harus memiliki kemampuan

dan kepercayaan diri untuk menggunakan pengetahuan

finansialnya untuk membuat keputusan.

Page 46: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

36 | YOUTH ENTERPRENEUR

3.2. Dimensi Financial literacy

Ameliawati & Setiyani (2018) menegaskan bahwa financial

literacy memfasilitasi pengambilan keputusan proses seperti

pembayaran tagihan tepat waktu, manajemen utang yang tepat yang

meningkatkan kelayakan kredit calon peminjam untuk mendukung

mata pencaharian, pertumbuhan ekonomi, sehat sistem keuangan,

dan pengurangan kemiskinan. Ini juga memberikan kontrol yang

lebih besar dari seseorang masa depan keuangan, penggunaan

produk dan layanan keuangan yang lebih efektif Investor pada

bagiannya dapat mengevaluasi dan membandingkan produk

keuangan, seperti rekening bank, produk tabungan, kredit dan

pinjaman opsi, instrumen pembayaran, investasi, cakupan asuransi,

sehingga membuat optimal keputusan.

Perubahan perilaku keuangan harus pada gilirannya,

mengarah pada peningkatan hasil keuangan. Hasil keuangan dapat

mencakup, misalnya, pencapaian tujuan keuangan tertentu seperti

mencapai target tabungan, membentuk dana tabungan darurat,

mengurangi hutang, atau membeli rumah atau aset lainnya. Ini

mungkin juga melibatkan pengurangan tekanan finansial —

perasaan tertekan karena tuntutan dan kekhawatiran finansial yang

tiada henti. Hasil lain bisa berupa kepuasan finansial yang lebih

besar — rasa kontrol finansial dan kesejahteraan finansial. Ini terkait

dengan stabilitas keuangan — persepsi atau harapan bahwa

keuangan sama atau lebih baik dari sebelumnya.

Peningkatan hasil keuangan mungkin juga diindikasikan

dengan pengurangan jumlah waktu yang dihabiskan untuk masalah

keuangan atau berapa kali masalah keuangan pribadi mengganggu

pekerjaan atau penyelesaian tugas-tugas lain (Metawa et al.,

2019).Financial literacy memiliki dimensi aplikasi tambahan yang

menyiratkan bahwa seseorang harus memiliki kemampuan dan

kepercayaan diri untuk menggunakan pengetahuan finansialnya

untuk membuat keputusan.

Page 47: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

YOUTH ENTREPRENEUR & FINANCIAL LITERACY | 37

3.3. Financial Knowledge

Financial knowledge dapat diperoleh dari pendidikan formal

dan sumber-sumber informal, maka Financial knowledge is financial

awareness and understanding about the financial concepts and procedures

as well as the use of this understanding to solve financial problems (OECD,

2016). Pendidikan formal ini seperti program sekolah tinggi atau

kuliah, seminar, dan kelas pelatihan di luar sekolah. Sumber-sumber

informal dapat diperoleh dari lingkungan sekitar, seperti dari orang

tua, teman, dan rekan kerja, maupun yang berasal dari pengalaman

sendiri. Sadalila (2011) menyebutkan pengetahuan keuangan

mencakup beberapa aspek dalam keuangan sebagai berikut :

a. Basic Personal Finance

b. Manajemen Uang

c. Manajemen Kredit dan Utang

d. Tabungan

e. Investasi

f. Manajemen Risiko

3.4. Financial Attitude

Menurut Robbins (2003) Financial Attitude adalah pernyataan

yang evaluatif baik yang menyenangkan maupun yang tidak

menyenangkan terhadap objek, individu, dan peristiwa. Sikap

memiliki 3 komponen utama yang terdiri dari (Robbins, 2003):

a. Kognitif

b. Afektif (perasaan)

c. Perilaku atau tindakan

3.5. Financial Behaviour

Perilaku keuangan (financial behaviour) mulai dikenal dan

berkembang didunia bisnis dan akademis pada tahun 1990.

Berkembangnya financial behavior dipelapori oleh adanya perilaku

seseorang dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa

penelitian terdahulu menunjukkan financial knowledge atau

Page 48: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

38 | YOUTH ENTERPRENEUR

pengetahuan keuangan memiliki hubungan yang positif dengan

perilaku keuangan (financial behavior) (Chaulagain, 2014).

Financial Behavior adalah suatu perilaku yang berkaitan

dengan aplikasi keuangan. Menurut Ricciardi (Dwiastanti, 2015),

behavioral finance adalah suatu displin ilmu yang di dalamnya

melekat interaksi berbagai displin ilmu dan secara terus menerus

berintegrasi sehingga pembahasannya tidak dilakukan isolasi. Ada 3

aspek yang mempengaruhi behavioral finance. Mengenai dimensi

behavioral finance, ada 3 aspek yang mempengaruhi financial behaviour.

3 aspek tersebut adalah psikologi, sosiologi, dan keuangan.

Seseorang yang ingin mempelajari financial behaviour harus memiliki

pengertian mengenai aspek psikologi, sosiologi, dan keuangan. 3

aspek ini akan memperkuat financial behaviour seseorang.

Financial behavior dimanifestasikan ketika orang memiliki

tujuan atau motivasi untuk menabung (Browning & Crossley, 2001).

Financial behaviour terkait dengan bagaimana orang memperlakukan,

mengelola, dan menggunakan sumber daya keuangan yang tersedia

baginya. Individu yang memiliki financial behaviour yang

bertanggung jawab cenderung efektif dalam penggunaan uangnya,

seperti membuat anggaran, menghemat uang dan mengendalikan

pengeluaran, berinvestasi, dan membayar kewajiban tepat waktu

(Sadalila, 2011).

3.6. Pentingnya financial literacy terhadap youth entrepreneur

Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa financial

literacy memiliki pengaruh terhadap perilaku keuangan seseorang.

Pengukuran financial literacy para youth entrepreneurs yang dilakukan

oleh peneliti mengacu beberapa aspek dalam keuangan sesuai

dengan konsep pengukuran yang dikembangkan OECD (2016) dan

Sadalila (2011). Aspek pengukuran yang dimaksud merupakan

indikator untuk merefleksi variabel financial knowledge yakni basic

personal finance, manajemen uang, manajemen kredit dan utang,

tabungan dan invertase, serta manajemen risiko.

Sedangkan financial Behaviour yang merupakan baigian dari

financial literacy adalah perilaku para youth entrepeneurs yang

Page 49: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

YOUTH ENTREPRENEUR & FINANCIAL LITERACY | 39

berkaitan dengan aplikasi keuangan dalam menjalankan kegiatan

bisnisnya. Farrell, Fry, & Risse (2015) mengembangkan kuesioner

dari OECD (2013) dan mengemukakan financial behaviour memiliki 3

indikator utama untuk mengukurnya yakni manajemen arus kas,

manajemen kredit, dan manajemen tabungan.

Temuan penelitian yang dilakukan oleh Listiani, (2017)

menunjukkan menunjukkan bahwa financial literacy memiliki

pengaruh positif tidak signifikan terhadap financial behavior, artinya

bahwa pengetahuan keuangan yang dimiliki oleh rata-rata

responden tidak diikuti dengan perilaku pengelolaan keuangan

yang baik. Hal ini dapat juga diartikan bahwa pengelolaan keuangan

yang dimiliki oleh rata-rata youth entrepreneur tidak diikuti dengan

pengetahuan keuangan yang baik. Hasil yang tidak signifikan berarti

semakin baik pengetahuan keuangan yang dimilki youth entrepreneur

tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku pengelolaan

keuangannya.

Memiliki pengetahuan untuk mengelola keuangan, namun

hanya sedikit ilmu pengetahuan keuangan yang dimiliki maka akan

mengakibatkan individu kurang benar dan tepat dalam mengelola

keuangannya. Mayoritas youth entrepreneur di dunia memiliki ilmu

pengetahuan keuangan yang rendah, namun sudah baik dalam

mengelola semua aktifitas keuangan dalam kehidupan sehari-hari.

Buktinya, dalam theory of planned behavior yang dikemukakan

oleh Ajen (1991) bahwa sikap dapat mempengaruhi niat untuk

perilaku individu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa apabila

seseorang dalam menyikapi pengetahuan keuangan itu tidak

seberapa penting maka ilmu pengetahuan keuangannya akan

rendah, namun jika ada niat dalam mengelola keuangan maka

rendahnya pengetahuan keuangan tidak berpengaruh pada perilaku

individu tersebut dalam mengelola keuangan. Hasil penelitian

penelitian Herawati et al., (2017) yang menjelaskan bahwa financial

literacy memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap personal

financial behavior. Herdjiono et al., (2016); Herma Wiharno (2018);

Fauziyah & Aty Ruhayati (2016); Chaulagain (2014); Danes &

Haberman (2007) yang menjelaskan bahwa financial literacy memiliki

Page 50: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

40 | YOUTH ENTERPRENEUR

dampak positif signifikan terhadap personal financial behavior.

Demikian halnya penelitian Kholilah & Iramani (2013) yang

menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan tidak signifikan

mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan masyarakat.

Page 51: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

YOUTH ENTREPRENEUR & FINANCIAL LITERACY | 41

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. 1991. The theory of planned behavior. Organizational

behavior and human decision processes, 50(2), 179-

211. (di unduh dari

https://entrepreneurshiptheories.blogspot.com/2017/08/the

ory-of-planned-behavior pada tanggal 27 Oktober 2020)

David Trafimow. 2009. The Theory of Reasoned Action

Article in Theory & Psychology. (di unduh dari

https://www.researchgate.net/publication/247743775 pada

tanggal 27 Oktober 2020)

Page 52: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

42 | YOUTH ENTERPRENEUR

Page 53: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

YOUTH ENTERPRENEUR | 43

Page 54: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

44 | YOUTH ENTERPRENEUR

Definisi Social Capital

Social capital dianggap sebagai asset penting bagi individu,

kelompok serta masyarakat karena terkait dengan kesehatan

individu dan status sosial ekonomi, dan itu akan mempengaruhi

kohesi sosial, dan kesejahteraan sosial (Guiso et al., 2004). Penelitian

yang menyatakan efek dari modal sosial telah memberikan beberapa

jawaban yang meyakinkan bahwa jika masyarakat ingin sejahtera,

mereka tidak hanya membutuhkan modal fisik dan manusia, tetapi

juga modal social (Varughese & Ostrom, 2001) Jika modal fisik

mengacu kepada sumber daya yang berwujud, dan modal manusia

dapat dipahami sebagai keterampilan dan pendikikan, modal social

mengacu kepada hubungan antara individu, jaringan sosial dan

timbal balik dari kepercayaan yang muncul dari hubungan (Leonardi

et al., 2001). Jika dua jenis modal pertama pada umumnya dimiliki

secara individu, modal sosial berada pada hubungan dan karenanya

hampir secara kolektif. Hal ini menyatakan bahwa, seperti semua

barang pada umumnya, ia lebih rentan untuk diabaikan dan luput

daripada jenis modal lainnya.

(Coleman, 1988) mendefenisikan social capital sebagai sumber

daya sosial-struktural yang memfasilitasi tindakan tertentu dari

individu yang berada dalam suatu lingkungan. Lingkup social capital

berkisar dari tingkat mikro dan meso ke tingkat makro dimana

lingkup ini ditandai oleh norma sosial dan timbal balik pada

berbagai skala sosial, dari individu ke individu tingkat komunitas

dan negara. Bourdieu dalam Yustika (2012) mendefenisikan social

capital sebagai agregat sumberdaya aktual maupun potensial yang

diikat untuk mewujudkan jaringan yang awet (durable) sehingga

menginstitusionalisasikan hubungan persahabatan (acquaintance)

yang saling menguntungkan. Sehingga melalui pemaknaan tersebut

Boudieu berkeyakinan bahwa jaringan sosial tidaklah alami

melainkan dikonstruksi melalui strategi investasi yang berorientasi

pada pelembagaan hubungan-hubungan kelompok, yang dapat

dipakai sebagai sumber terpercaya untuk meraih keuntungan

(benefits).

Page 55: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

SOCIAL CAPITAL PADA YOUTH ENTREPRENEURS | 45

Tidak semua jenis modal sosial dipandang bermanfaat, dan

hanya pada aspek tertentu dari modal sosial yang dapat berdampak

positif bagi masyarakat luas. Misalnya, Granovetter menjelaskan

perbedaan yang jelas antara ikatan yang kuat dan yang lemah,

dijelaskan bahwa jenis yang terakhir memberikan berabagai

keuntungan bagi anggotannya, terutama dalam hal pencarian

pekerjaan (Granovetter, 1973). Hubungan yang lemah

memungkinkan arus informasi yang lebih efektif dan oleh karena itu

sangat bermanfaat untuk memfasilitasi tindakan kolektif. Perbedaan

lain didasarkan pada perbedaan antara ikatan modal sosial, yang

dihasilkan dari interaksi dengan orang-orang seperti diri sendiri, dan

menjembatani interaksi dengan orang-orang dari sampel populasi

yang luas (Leonardi et al., 2001).

Terkait dengan bentuk-bentuk dari modal sosial, (Coleman,

1988) menyebutkan setidaknya terdapat tiga bentuk social capital,

yaitu:

1. Struktur kewajiban (obligations), ekspektasi (expectations), dan

kepercayaan (trustworthiness). Dalam konteks ini, bentuk social

capital tergantung pada dua elemen kunci, yaitu: kepercayaan dari

lingkungan sosial dan perluasan actual dari kewajiban yang telah

terpenuhi (obligation held). Coleman menyatakan bahwa

kepercayaan didasarkan pada pemahaman bahwa bantuan yang

diterima dari orang lain adalah seperti hutang budi yang di

berikan oleh penolong dan merupakan kewajiban dari orang yang

menerima bantuan untuk membalas budi tersebut. Coleman

yakin kepercayaan akan sirna jika kewajibaan yang diharapkan

tidak dipenuhi.

Literatur yang terbaru menunjukkan kategori kepercayaan

Coleman kemungkinan didefenisikan terlalu sempit (Allum et al.,

2010). Paldam (2000) mengemukakan bahwa kepercayaan

sebenarnya terdiri dari dua dimensi: kepercayaan umum

(kepercayaan pada orang pada umumnya) dan kepercayaan

khusus (kepercayaan pada orang yang dikenal atau institusi

tertentu). Paxton (1999) juga mengemukakan bahwa kepercayaan

bukanlah dimensi tunggal tetapi terdiri dari kepercayaan pada

Page 56: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

46 | YOUTH ENTERPRENEUR

individu dan kepercayaan pada institusi. Terdapat dukungan

dalam literatur untuk membedakan kedua jenis kepercayaan

tersebut. Hudson (2006), contohnya, menemukan bukti di antara

orang Eropa tentang hubungan positif antara kesejahteraan

masyarakat dan lembaga kepercayaan. Rus dan Iglic (2005)

menemukan bahwa pengusaha di Slovenia lebih mengandalkan

kepercayaan institusional sementara hubungan bisnis di bosnia

berpusat pada kepercayaan antarpribadi.

2. Jaringan Informasi (Information Channels). Individu yang memiliki

jaringan lebih luas akan lebih mudah (dan murah) untuk

memperoleh informasi, sehingga dapat dikatakan modal

sosialnya tinggi; demikian pula sebaliknya. Coleman menyatakan

bahwa jaringan informasi melibatkan seorang individu dalam

memperoleh lebih banyak informasi dengan mengenal lebih

banyak orang dan mengembangkan kedekatan ikatan dengan

orang lain. Coleman memberikan beberapa contoh general untuk

menunjukkan bagaimana hubungan sosial dana berguna untuk

memperoleh informasi (1998). Beberapa literatur telah

menguraikan gagasan Coleman dan menyatakan dua bentuk

utama saluran informasi: Hubungan sosial melalui kontak

dengan keluarga dan teman (Lelkes 2006; Powdthavee 2008); dan

keterlibatan dengan masyarakat seperti partisipasi dalam

organisasi olahraga atau asosiasi profesional, dan keanggotaan

dalam organisasi sukarela (Bjorskov 2006; Putnam 2001).

3. Norma dan sanksi efektif (norms and effective sancions). Bentuk

ketiga dari modal sosial Coleman terdiri dari norma dan sanksi

efektif yang dapat mendorong tindakan yang bermanfaat untuk

tujuan bersama, dan membatasi tindakan yang tidak diinginkan

oleh masyarakat. Sebagai contoh, Coleman menyatakan “norma-

norma efektif yang menghambat kejahatan memungkinkan untuk

berjalan bebas di luar pada malam hari di kota” (1988). Ada sangat

sedikit dalam literatur yang menilai bentuk modal sosial ini,

meskipun Bjorskov (2006) mengukur norma sosial dengan

Page 57: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

SOCIAL CAPITAL PADA YOUTH ENTREPRENEURS | 47

menanyakan kepada responden apakah perilaku seperti

menerima suap dan menggelapkan pajak dapat dibenarkan.

Konstruksi teoritis norma dan sanksi tampaknya menjadi yang

paling abstrak di antaraa dimensi modal sosial yang dinyatakan

oleh Coleman. Contoh lainnya, norma dalam sebuah komunitas

yang mendukung individu untuk memeroleh prestasi tentu saja

bisa digolongkan sebagai bentuk social capital yang sangat

penting.

4.1. Dimensi Social Capital

Terdapat beberapa indicator dalam social capital yang dapat

dijadikan pedoman untuk menilai sebuah unit bisnis apakah sudah

memanfaatkan social capital secara optimal. Muin (2013) dalam

(Rapih, 2015) menyebutkan ada beberapa indikator untuk

mengetahui apakah sebuah usaha dalam skala mikro telah

mengoptimalkan potensi dari social capital yang ada, antara lain:

1. Kemampuan menghimpun sumberdaya

2. Kemampuan membangun kerjasama

3. Kemampuan membangun kepercayaan

4. Kemampuan membangun rasa hormat

5. Kemampuan membangun reputasi

Selain kelima indikator di atas, Roxas (2008) dalam (Rapih,

2015) juga mengemukakan beberapa indikator yang dapat

digunakan untuk mengetahui sejauh mana potensi social capital

sudah digunakan dalam usaha skala mikro. Indikator-indikator

tersebut antara lain:

a. Partisipasi dalam masyarakat local

b. Kerjasama dengan dinas terkait

c. Rasa aman dalam lingkungan dan kepercayaan koneksi

d. Jejaring teman dan keluarga

e. Toleransi keberagaman

Muchtar (2009) mengemukakan beberapa indikator yang

dapat digunakan untuk menilai sejauh mana social capital sudah

dimanfaatkan oleh perusahaan, antara lain:

Page 58: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

48 | YOUTH ENTERPRENEUR

1. Kemampuan membangun Kerjasama. Kemampuan seseorang

dalam menjalin Kerjasama dengan sesame pelaku usaha untuk

lebih memberikan nilai tawar dan saling memberikan

masukan dalam menjalankan usaha.

2. Kemampuan membangun kepercayaan. Kemampuan

seseorang untuk membangun kepercayaan baik kepada

sesame pengusaha bisnis maupun pelanggan.

3. Partisipasi dalam masyarakat lokal. Kemampuan membangun

kerjasama dengan masyarakat setempat dalam berbagai

bentuk kegiatan yang saling menguntungkan.

Menurut (Guiso et al., 2004) dimensi social capital terbagi

kedalam tiga bagian yang dapat dijelaskan, diantaranya:

a. Cognitif dimension

Pada tahap ini memberikan penjelasan mengapa norma kelompk

lebih kuat, dan dengan demikian dimensi kognitif yang lebih kuat

dari social capital kelompok dapat menyebabkan lebih banyak

informasi difusi di dalam komunitas.

b. Structural dimension

Pandangan structural modal sosial, di mana individu tertanam

dengan baik dengan tinggi modal sosial ikatan individu dapat

memiliki pengaruh pada penyebaran informasi di dalam

kelompok.

c. Relational dimension

Pada tahap ini memungkinkan mereka untuk menangkap

informasi dengan cepat dan karenanya menciptakan keuntungan

bagi anggota kelompok lainnya.

4.2. Sumber Social Capital

Berbagai literatur menyebutkan sumber modal sosial sebagai

daftar panjang faktor yang berhubungan dengan hampir pada setiap

aspek keberadaan manusia. Hal ini tidak mengherankan mengingat

defenisi luas dari social capital menyatakan bahwa faktor apapun

yang terkait dengan sosial relevan untuk dimasukkan dalam daftar.

Jika bersosialisasi membawa manfaat atau kerugian potensial, maka

dapat dikatakan bahwa itu dianggap sebagai modal sosial. Faktor-

Page 59: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

SOCIAL CAPITAL PADA YOUTH ENTREPRENEURS | 49

faktor yang membentuk kepercayaan dan nilai-nilai yang

merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat. Faktor-faktor

tersebut dapat mencakup hampir semua hal seperti yang di

tunjukkan pada tabel di bawah ini.

SUMBER MODAL SOSIAL

Sejarah dan budaya

Ketimpangan ekonomi dan

kelas sosial

Heterogenitas etnis dan sosial

Struktur dan hierarki sosial

Sistem hukum dan penegakan

hukum

Sistem ekonomi dan politik

termasuk hubungan dan

struktur kelembagaan yang

diformalkan

Tren pasar tenaga kerja

Ukuran dan sifat

Kesejahteraan

Kekuatan dan karakteristik

masyarakat sipil

Skala organisasi sosial

Lingkungan binaan termasuk

transportasi dan desain

perkotaan

Mobilitas perumahan

Televisi dan teknologi digital

Keluarga

Pendidikan

Nilai dan kepercayaan individu

Agama dan organisasi

keagamaan

Tabel. 4.1 Contoh sumber modal sosial yang sering dikutip

Sumber: (Halpern, 2005)

Masing-masing sumber yang tercantum dalam tabel di atas

memiliki keterkaitan yang kompleks dengan modal sosial. Misalnya,

mobilitas tempat tinggal memengaruhi apakah orang

mengembangkan hubungan dekat dengan tetangganya. Di daerah

dengan mobilitas tinggi orang cenderung enggan berinvestasi dalam

membangun hubungan dengan tetangga karena kemungkinan

mereka akan pindah ke daerah lain (Glaeser et al., 2002). Kurangnya

interaksi berulang dari waktu ke waktu biasanya mengurangi

perkembangan kepercayaan dan norma timbal balik.

Banyak ahli teori modal sosial memandang perilaku sebagai

logis dan rasional tetapi memberikan sedikit penjelasan tentang

faktor biologis atau psikologis atau moralitas sebagai motivasi

perilaku. Kami dapat mengamati bahwa seseorang mengembalikan

Page 60: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

50 | YOUTH ENTERPRENEUR

dompet yang hilang. Kita bisa menjelaskan perilaku ini sebagai

orang yang memprediksi bahwa pemiliknya akan memberinya

hadiah, jika tidak sekarang, suatu saat di masa depan. Jadi, itu

konsisten dengan perhitungan yang disengaja dan motif yang egois.

Namun, perilaku tersebut mungkin konsisten dengan kebiasaan

yang dipelajari di mana tidak ada perhitungan sama sekali: orang

tersebut tidak pernah membayangkan perilaku alternatif. Perilaku

itu sesuai dengan situasi. Penjelasan lainnya adalah mengembalikan

dompet adalah hal yang benar untuk dilakukan. Ini mungkin terkait

dengan nilai atau kepercayaan budaya atau agama. Misalnya, apa

yang harus dilakukan, atau mereka yang berbuat baik akan masuk

surga. Pengamatan perilaku tidak menjelaskan motifnya. Alasan

selanjutnya untuk mengembalikan dompet mungkin adalah simpati

kepada orang yang kehilangannya. Emosi bisa memainkan peran

penting dan bisa jadi tidak selaras dengan rasionalitas. Orang

tersebut mungkin mengembalikan dompetnya karena merasa

senang melakukannya, atau karena tidak melakukannya akan

membebani hati nuraninya, bukan karena imbalan atau keuntungan

yang nyata.

(Halpern, 2005), menjelaskan tentang sumber modal sosial di

berbagai tingkatan, “Secara mikro, modal sosial dipengaruhi oleh tipe

kepribadian, usia, keluarga, kelas, pendidikan, pekerjaan, agama, dan

kebiasaan konsumsi. Pada level meso, modal sosial dipengaruhi oleh

masyarakat sipil, sekolah, komunitas, heterogenitas etnis dan sosial,

mobilitas, kebiasaan/infrastruktur transportasi, dan desain perkotaan.

Terakhir, di tingkat makro, modal sosial secara langsung dipengaruhi oleh

sejarah dan budaya, struktur dan hierarki sosial, tren pasar tenaga kerja,

serta ukuran dan sifat negara kesejahteraan.”

Meskipun sumber modal sosial pada tingkat analisis yang

berbeda mungkin berbeda, keduanya saling terkait secara tidak

terpisahkan. Misalnya, individu dipengaruhi oleh faktor tingkat

kelompok dan masyarakat, dan kelompok dan masyarakat terdiri

dari individu yang masing-masing memiliki keadaan dan

karakteristiknya sendiri. Oleh karena itu, sumber potensial di semua

tingkat adalah relevan terlepas dari tingkat kepentingannya. Sumber

Page 61: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

SOCIAL CAPITAL PADA YOUTH ENTREPRENEURS | 51

modal sosial mencakup seluruh ilmu sosial yang memiliki kaitan

dengan sosiologi, psikologi, ilmu politik, ekonomi, teologi,

antropologi, dan banyak lagi. Semua disiplin ilmu ini telah

berkontribusi pada teori modal sosial, masing-masing mendekati

konsep dari perspektif yang relevan dengan disiplin ilmu mereka,

dan masing-masing berkontribusi pada pemahaman kita secara

keseluruhan tentang konsep tersebut. Untuk mendapatkan

pemahaman yang menyeluruh tentang modal sosial, kita harus

mengambil pendekatan interdisipliner dengan mengumpulkan

wawasan yang relevan dari berbagai ilmu sosial (Claridge, 2018).

Jumlah dan kompleksitas sumber modal sosial membuat

analisis menjadi berlebihan. Namun sangat penting untuk

memahami sumbernya jika kita ingin menyelidiki, mengukur,

mengubah, atau membangunnya. Untuk membantu tantangan ini,

kita dapat mundur selangkah dan memeriksa intuisi inti dari modal

sosial - bahwa ketika manusia berkumpul dan berinteraksi, manfaat

menjadi sosial dapat terwujud. Kebanyakan penulis cenderung

setuju bahwa ini berkaitan dengan niat baik, kebajikan, dan kerja

sama. Namun, masih ada pertanyaan penting: mengapa individu

yang mementingkan diri sendiri membantu orang lain? Apakah bisa

dijelaskan oleh rasionalitas, moralitas, biologi, atau faktor lain?

4.3. Sumber Social Capital Jangka Panjang

Manusia telah berevolusi menjadi sosial. Bukti dari biologi

evolusioner menunjukkan bahwa kerja sama tertanam dalam diri

kita pada tingkat genetik. Nenek moyang kita mendiami lingkungan

di mana kerjasama dalam memperoleh dan berbagi makanan

menghasilkan manfaat yang besar. Bukti arkeologis menunjukkan

nenek moyang kita bekerja sama dalam berburu mamalia besar,

mengasuh anak, dan melindungi tetangga yang bermusuhan.

Keturunan kita terlahir lemah dan membutuhkan investasi yang

besar untuk mencapai kedewasaan, sehingga kebutuhan memaksa

manusia untuk hidup berkelompok dan bekerja sama untuk

memenuhi kebutuhan kolektif kita. Kerja sama memiliki keuntungan

yang signifikan dibandingkan anggota kelompok non-koperasi

Page 62: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

52 | YOUTH ENTERPRENEUR

(Bowles & Gintis, 2002), artinya gen kooperatif telah dipilih secara

konsisten pada rentang waktu evolusioner. Ini karena sosialitas

mendorong keberhasilan reproduksi. Sosialitas manusia sebagian

besar adalah bagaimana nenek moyang kita bertahan cukup lama

untuk bereproduksi dan membesarkan keturunan mereka

(Kanazawa & Savage, 2009).

Bukti dari psikologi menunjukkan bahwa otak manusia

modern memproses informasi dan menginduksi respon perilaku

yang merepresentasikan kerjasama (Bowles & Gintis, 2011). Kita

biasanya merasa senang saat kita prososial, merasa senang saat

memberikan sanksi kepada pengendara bebas, merasa bersalah saat

kita berkendara bebas, dan merasa malu saat kita dikenai sanksi

untuk tumpangan gratis. Emosi memainkan peran penting dalam

menentukan perilaku dan bisa jadi tidak sesuai dengan logika dan

rasionalitas, yang seringkali gagal untuk memprediksi perilaku

manusia. Otak manusia dilengkapi dengan mekanisme psikologis

yang tepat yang menimbulkan preferensi, keinginan, kognisi, dan

emosi, dan memotivasi perilaku adaptif yang cenderung ke arah

kemampuan bersosialisasi dan kerja sama.

Kemasyarakatan secara intrinsik terkait dengan pemahaman

kita tentang apa artinya menjadi manusia (Bruni & Sugden, 2000).

Manusia berkembang dalam hidup berdampingan dengan orang

lain - dalam konteks hubungan sosial, aturan sosial, dan konsekuensi

sosial. Kami mengembangkan sistem nilai yang kompleks

berdasarkan lingkungan sosial kami. Berkembang dalam isolasi

berarti tidak menjadi manusia seperti yang kita kenal.

Kemasyarakatan dan kapasitas untuk berpartisipasi dalam

kehidupan sosial adalah karakteristik manusia yang menentukan.

Dalam beberapa hal, kita tidak dilahirkan sebagai manusia tetapi

menjadi manusia karena sosialisasi. Ada beberapa bukti terbatas

tentang apa yang terjadi ketika seorang anak hidup terisolasi dari

kontak manusia sejak usia sangat muda. 'Anak-anak liar' ini biasanya

tidak memiliki bahasa, keterampilan sosial yang mendasar, dan

cenderung tidak menyadari, atau tertarik pada, orang lain di sekitar

mereka. Mereka melewatkan proses sosialisasi dan enkulturasi, dan

Page 63: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

SOCIAL CAPITAL PADA YOUTH ENTREPRENEURS | 53

akibatnya, mereka menyerupai 'binatang' seperti yang disarankan

Aristoteles: "Dia yang hidup tanpa masyarakat adalah baik binatang

atau Tuhan". Seperti macan tutul berbintik-bintik, manusia bersifat

sosial.

Sementara manusia memiliki kecenderungan untuk bekerja

sama, kita adalah agen individu dan independen yang juga bertindak

demi kepentingan pribadi. Kerja sama jelas memiliki banyak

manfaat, tetapi juga membawa biaya. Sementara banyak orang

dalam masyarakat yang kooperatif, kerjasama jarang mutlak bahkan

di antara sebagian besar anggota koperasi, dan banyak orang tidak

kooperatif atau bahkan eksploitatif. Manusia dapat menjadi

prososial, asosial, dan anti-sosial dalam berbagai ukuran pada waktu

yang berbeda dan bahkan secara bersamaan. Kami tidak terikat

secara membuta untuk berperilaku hanya untuk kebaikan

komunitas. Kita mampu berpikir mandiri dan cerdas yang dapat

mengesampingkan naluri dasar kita - baik naluri kita untuk bekerja

sama, maupun naluri kita untuk bertindak demi kepentingan

pribadi. Di sinilah letak ketegangan antara kerja sama dan

kepentingan pribadi yang terkadang tampak tidak sesuai.

Manusia purba dan bahkan pra-manusia memiliki alasan

yang jelas untuk bekerja sama, jadi akan membentuk kelompok kecil

individu yang kooperatif, biasanya berbasis di sekitar kelompok

keluarga. Kerja sama akan didorong dan dihargai, sementara non-

kerja sama atau eksploitasi akan diberi sanksi atau bahkan

dikeluarkan dari grup. Dalam kelompok kecil ini, biaya pemberian

sanksi umumnya dibagi di antara semua orang dalam kelompok.

4.4. Social Learning Theory

Social learning theory adalah teori yang berusaha menjelaskan

sosialisasi dan pengaruhnya terhadap perkembangan kepribadian.

Ada banyak teori yang berusaha menjelaskan bagaimana manusia

bersosialisasi. Social learning theory, mengkaji proses pembelajaran,

pembentukan kepribadian, dan pengaruh lingkungan terhadap

individu yang sedang bersosialisasi. Teori ini didasarkan pada

gagasan bahwa kita belajar dari interaksi kita dengan orang lain

Page 64: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

54 | YOUTH ENTERPRENEUR

dalam konteks sosial, dengan mengamati perilaku orang lain, orang

akan mengembangkan perilaku yang serupa. Setelah mengamati

perilaku orang lain, orang mengasimilasi dan meniru perilaku

tersebut, terutama jika pengalaman obersvasi mereka positif atau

menyertakan reward terkait dengan perilaku yang diamati. Menurut

Bandura, imitasi melibatkan reproduksi aktual dari aktivitas motorik

yang di amati (Bandura, 1977).

Social learning theory dalam hal ini akan memandang

pembentukan kepribadian individu sebagai respons atas stimulus

sosial. Teori ini akan menekankan bahwa identitas individu bukan

hanya merupakan hasil alam bawah sadarnya (subconscious),

melainkan juga karena respons individu tersebut atas ekspektasi-

ekspektasi orang lain. Perilaku dan sikap seseorang tumbuh karena

dorongan atau peneguhan dari orang-orang di sekitarnya. Social

learning theory telah menjadi teori pembelajaran dan perkembangan

yang paling berpengaruh. Teori ini berakar pada banyak konsep

dasar teori pembelajaran tradisional. Teori ini sering disebut sebagai

jembatan antara teori pembelajaran perilaku dan teori pembelajaran

kognitif karena mencakup perhatian, ingatan, dan motivasi (Muro &

Jeffrey, 2008). Namun, Bandura percaya bahwa penguatan langsung

tidak dapat menjelaskan semua jenis pembelajaran. Oleh karena itu,

dalam teorinya ia menambahkan unsur sosial, yaitu orang dapat

mempelajari informasi dan perilaku baru dengan memperhatikan

orang lain.

Ada tiga konsep inti dari teori pembelajaran sosial. Pertama

adalah gagasan bahwa orang dapat belajar melalui observasi. Kedua,

gagasan bahwa keadaan mental internal adalah bagian penting dari

proses ini. Ketiga, teori ini mengakui bahwa hanya karena sesuati

telah dipelajari, tidak berarti hal itu akan mengakibatkan perubahan

perilaku. Bandura menjelaskan, “untungnya, sebagian besar

perilaku manusia dipelajari secara observasi melalui permodelan;

dari mengamati orang lain, seseorang membentuk gagasan tentang

bagaimana perilaku baru dilakukan, dan pada kesempatan

selanjutnya, informasi ini berfungsi sebagai panduan untuk

bertindak.”

Page 65: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

SOCIAL CAPITAL PADA YOUTH ENTREPRENEURS | 55

4.5.1. Individu dapat belajar melaui observasi

Salah satu eksperimen paling terkenal dalam sejarah

psikologi melibatkan boneka bernama Bobo. Bandura menunjukkan

bahwa anak-anak belajar dan meniru perilaku yang mereka amati

pada orang lain. Anak-anak dalam studi Bandura mengamati orang

dewasa yang bertindak kasar terhadap boneka Bobo. Ketika anak-

anak tersebut kemudian diijinkan bermain dalam satu kamar dengan

boneka Bobo, mereka mulai meniru tindakan agresif yang mereka

amati sebelumnya (McKee, 2011).

Bandura (1977) mengidentifikasi adanya tiga model dasar

pembelajar melalui pengamatan:

1. Melalui model hidup (live model) yang biasanya akan

mencontohkan sebuah perilaku secara demonstratif.

2. Melalui model instruksional verbal (verbal instructional model)

yang biasanya akan mendeskripsikan dan menjelaskan suatu

perilaku.

3. Melalui model simbolik (symbolic model) yang menggunakan

tokoh-tokoh nyata atau fiktif dalam hal yang menampilkan

perilaku-perilaku tertentu dalam buku, film, program televisi,

atau media online, dan lainnya.

Seperti yang kita lihat, pembelajaran observasional bahkan

tidak selalu membutuhkan menonton orang lain untuk terlibat

dalam suatu aktivitas. Mendengarkan instruksi verbal, seperti

mendengarkan podcast, dapat mengarah pada pembelajaran, atau

menyaksikan aksi karakter dalam buku dan film (Bajcar & Babel,

2018). Jenis pembelajaran observasi inilah yang telah menjadi

penangkal petir kontroversi karena orang tua dan psikoloh

memperdebatkan dampak media budaya pop terhadap anak-anak.

Banyak yang khawatir bahwa anak-anak dapat mempelajari perilaku

buruk seperti agresi dari video game kekerasan, film, program

televisi, dan video online.

4.5.2. Keadaan mental penting untuk belajar

Bandura mencatat bahwa faktor eksternal, penguatan

lingkungan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi

Page 66: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

56 | YOUTH ENTERPRENEUR

pembelajaran dan perilaku. Dan dia menyadari bahwa penguatan

tidak selalu datang dari sumber luar (Fryling et al., 2011). Keadaan

mental dan motivasi individu sendiri memainkan peran penting

dalam menentukan apakah suatu perilaku dipelajari atau tidak.

Bandura menggambarkan penguatan intrinsik sebagai bentuk

penghargaan internal, seperti kebanggan, kepuasan, dan rasa

pencapaian (Cook & Artino, 2016). Penekanan pada pemikiran

internal dan kognisi membantu menghubungkan teori pembelajaran

dengan teori perkembangan kognitif. Sementara banyak buku teks

menempatkan teori pembelajaran sosial dengan teori perilaku,

Bandura sendiri menggambarkan pendekatannya sebagai 'teori

kognitif sosial.'

4.5.3. Pembelajaran tidak selalu menuntun ke arah perubahan

Jadi bagaimana kita dapat menentukan kapan sesuatau telah

dipelajari? Dalam banyak kasus, pembelajaran dapat langsung

dilihat saat perilaku baru ditampilkan. Saat seseorang mengejari

seorang anak bersepeda, kita dapat dengan cepat menentukan

apakah pembelajaran telah terjadi dengan meminta anak tersebut

mengendarai sepedanya tanpa bantuan. Tetapi kadang-kadang kita

dapat mempelajari banyak hal meskipun pembelajaran itu mungkin

tidak langsung terlihat.

Sementara para peneliti bidang perilaku percaya bahwa

belajar menyebabkan perubahan permanen dalam perilaku,

pembelajaran observasional menunjukkan bahwa orang dapat

mempelajari informasi baru tanpa menunjukkan perilaku baru

(Fryling and Hayes, 2011)

4.5.4. Faktor penentu keberhasilan

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua perilaku yang

diamati dipelajari secara efektif. Kenapa tidak? Faktor-faktor yang

melibatkan model dan pelajar dapat berperan dalam keberhasilan

pembelajaran sosial. Persyaratan dan langkah tertentu juga harus

diikuti.

Page 67: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

SOCIAL CAPITAL PADA YOUTH ENTREPRENEURS | 57

Langkah-langkah berikut terlibat dalam pembelajaran

observasi dan proses permodelan (Fryling et al., 2011):

Perhatian: Untuk belajar, Anda perlu memperhatikan. Apa

pun yang mengalihkan perhatian Anda akan berdampak

negatif pada pembelajaran observasional. Jika modelnya

menarik atau ada aspek baru dari situasinya, Anda

kemungkinan besar akan mencurahkan perhatian penuh Anda

untuk belajar.

Retensi: Kemampuan menyimpan informasi juga merupakan

bagian penting dari proses pembelajaran. Retensi dapat

dipengaruhi oleh sejumlah faktor, tetapi kemampuan untuk

menarik informasi kemudian dan menindaklanjutinya sangat

penting untuk pembelajaran observasional.

Reproduksi: Setelah Anda memperhatikan model dan

mempertahankan informasinya, sekarang saatnya untuk

benar-benar melakukan perilaku yang Anda amati. Praktik

lebih lanjut dari perilaku yang dipelajari mengarah pada

peningkatan dan peningkatan keterampilan.

Motivasi: Akhirnya, agar pembelajaran observasional berhasil,

Anda harus termotivasi untuk meniru perilaku yang telah

dicontohkan. Penguatan dan hukuman memainkan peran

penting dalam motivasi. Sementara mengalami motivator ini

bisa sangat efektif, begitu pula mengamati orang lain yang

mengalami beberapa jenis penguatan atau hukuman.

Misalnya, jika Anda melihat siswa lain diberi penghargaan

dengan kredit ekstra karena berada di kelas tepat waktu, Anda

mungkin mulai datang beberapa menit lebih awal setiap hari.

Teori ini melihat secara seimbang unsur internal dan

eksternal seseorang. Faktor internal berupa kepribadian dan perilaku

yang dipandang sebagai factor reaksi yang dinamis dalam

perkembangan perilaku agresif. Selain itu, faktor lingkungan berupa

keberadaan yang diamati individu secara tidak langsung dicerna

perilakunya sebagai dinamika dalam proses pembelajaran perilaku

yang dapat digambarkan 4.1.

Page 68: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

58 | YOUTH ENTERPRENEUR

Gambar 4.1 : Social Learning Theory

Sumber: Albert Bandura

Secara garis besar kita dapat menyatakan bahwa Social

Learning Theory merepresentasikan perubahan signifikan dalam

bagaimana pembelajaran dikonseptualisasikan. Hal tersebut

menuntjukkan bahwa peserta aktif dalam proses pembelajaran dan

mempelajari suatu perilaku diperlukan lebih dari sekedar

menanggapi sesuatu yang terjadi di lingkungan. Sebaliknya,

pembelajaran mengharuskan orang mengamati lingkungan mereka,

menjadi termotivasi untuk meniru perilaku dari konteks sosial

mereka, dan belajar tidak hanya dari tindakan mereka sendiri tetapi

dari mereplikasi perilaku yang dicontohkan untuk mereka.

4.5. Pentingnya Social Capital bagi Youth Entrepreneurs

Social capital merupakan hasil dari kerjasama,

mengembangkan kepercayaan, dan membangun rangkaian sosial.

Membangun social capital untuk Menyusun lingkungan sosial yang

kaya akan partisipasi dan peluang. Seperti suatu lingkungan sosial

SOCIAL

LEARNING

THEORY

Behaviour

Environmental Factor Personal Factors

Page 69: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

SOCIAL CAPITAL PADA YOUTH ENTREPRENEURS | 59

yang memungkinkan pelaku untuk kerap bertemu, di mana berbagi

nilai dan norma sosial dapat terus dipelihara. Hal ini lalu

mendongkrak kemungkinan atas keberlanjutan interaksi berulang ke

depan, kemudian mengurangi ketidakpastian dan memperkecil

risiko. Social capital mengasumsikan sumber daya yang terdapat

dalam salah satu hubungan sosial dapat digunakan untuk

mendukung adanya kewirausahaan, yang diekspektasikan pada

kepastian penjelasan yang lebih lengkap tentang fenomena, dan

mengungkapkan tambahan wawasan berkembang sesuai penjelasan

(Guiso et al., 2004). Scial capital adalah jumlah dari sumber daya

actual dan potensial yang tertanam didalamnya, tersedia melalui,

dan berasal dari jaringan hubungan yang dimiliki oleh individua

atau sosial (Akcomak, 2008).

Dalam hal ini, kekuatan dalam faktor lingkungan sosial

menjadi hal yang sangat penting sebagai pendorong dalam membuat

suatu keputusan akhir. Dalam teori yang telah dicetuskan oleh

Coleman ini, faktor capital social seperti tingkat kepercayaan

seseorang memberikan kontribusi yang sangat besar dalam

mencapai tindakan. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa social

capital yang memadai sangat penting untuk di bangun dan di

pelihara demi menjaga keberlanjutan wirausaha, karena saat

wirausahawan telah memiliki kepercayaan dan jaringan yang baik

mereka akan lebih mudah mempertahankan dan mengembangkan

bisnis mereka.

Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis, didapatkan

hasil yang menyatakan bahwa, social capital memiliki pengaruh

secara positif namun tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan

dari pengusaha muda di Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini tidak

sejalan dengan RBV yang menyatakan bahwa keunggulan kompetitif

dan kinerja perusahaan bergantung pada sumber daya berwujud

dan tidak berwujud (Das & Teng, 2000). Salah satu bentuk sumber

daya aktual dan potensial yang tertanam, tersedia, dan berasal dari

struktural dan relasi pelaku usaha atau unit sosial. Pengusaha perlu

mengembangkan kepercayaan dengan berbagai pihak-pihak

pemangku kepentingan, seperti pelanggan dan mitra untuk asosiasi

Page 70: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

60 | YOUTH ENTERPRENEUR

bisnis jangka panjang dan menurunkan risiko kegiatan

kewirausahaan (Welter, 2012). Oleh karena itu, trust dianggap

sebagai faktor pemicu kinerja dalam kewirausahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh W. Wu dan A. Leung, (2005), Luo et al., (2004) yang

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan antara

modal sosial dengan kegiatan kewirausahaan. Hal ini berarti,

semakin baik modal sosial yang dimiliki, akan meningkatkan

kualitas kegiatan kewirausahaan, akan tetapi peningkatan yang

dihasilkan tidak signifikan. Pengusaha yang memiliki banyak relasi

atau jaringan, akan mendapatkan banyak informasi sekalipun itu

tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaannya.

Page 71: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

SOCIAL CAPITAL PADA YOUTH ENTREPRENEURS | 61

DAFTAR PUSTAKA

Akcomak, S. (2008). The Impact of Social Capital on Economic and Social

Outcomes. 1–231.

Bajcar, E. A., & Babel, P. (2018). How does observational learning

produce placebo effects? A model integrating research

findings. Frontiers in Psychology, 9(OCT), 1–8.

https://doi.org/10.3389/fpsyg.2018.02041

Bandura, A. (1977). Self-efficacy: toward a unifying theory of

behavioral change. Psychological Review, 84(2), 191.

Bowles, S., & Gintis, H. (2002). Social capital and community

governance. Economic Journal, 112(483), 419–436.

https://doi.org/10.1111/1468-0297.00077

Bowles, S., & Gintis, H. (2011). Schooling in capitalist America:

Educational reform and the contradictions of economic life.

Haymarket Books.

Bruni, L., & Sugden, R. (2000). Moral canals: Trust and social capital

in the work of Hume, Smith and Genovesi. Economics and

Philosophy, 16(1), 21–45.

https://doi.org/10.1017/S0266267100000122

Claridge, T. (2018). Functions of social capital–bonding, bridging,

linking. Social Capital Research, 20, 1–7.

Coleman, J. S. (1988). Social capital in the creation of human capital.

American Journal of Sociology, 94, S95–S120.

Cook, D. A., & Artino, A. R. (2016). Motivation to learn: an overview

of contemporary theories. Medical Education, 50(10), 997–1014.

https://doi.org/10.1111/medu.13074

Das, T. K., & Teng, B.-S. (2000). A resource-based theory of strategic

alliances. Journal of Management, 26(1), 31–61.

Fryling, M. J., Johnston, C., & Hayes, L. J. (2011). Understanding

Observational Learning: An Interbehavioral Approach. The

Analysis of Verbal Behavior, 27(1), 191–203.

https://doi.org/10.1007/bf03393102

Page 72: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

62 | YOUTH ENTERPRENEUR

Glaeser, E. L., Laibson, D., & Sacerdote, B. (2002). An economic

approach to social capital. The Economic Journal, 112(483), F437–

F458.

Granovetter, M. S. (1973). The strength of weak ties. American Journal

of Sociology, 78(6), 1360–1380.

Guiso, L., Sapienza, P., & Zingales, L. (2004). The role of social capital

in financial development. American Economic Review, 94(3),

526–556.

Halpern, D. (2005). Social Capital (Cambridge: Polity).

Kanazawa, S., & Savage, J. (2009). An evolutionary psychological

perspective on social capital. Journal of Economic Psychology,

30(6), 873–883. https://doi.org/10.1016/j.joep.2009.08.002

Leonardi, R., Nanetti, R. Y., & Putnam, R. D. (2001). Making democracy

work: Civic traditions in modern Italy. Princeton university press

Princeton, NJ.

Muro, M., & Jeffrey, P. (2008). A critical review of the theory and

application of social learning in participatory natural resource

management processes. Journal of Environmental Planning and

Management, 51(3), 325–344.

Rapih, S. (2015). Analisis Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia,

Modal Sosial dan Modal Finansial terhadap Kinerja UMKM Bidang

Garmen di Kabupaten Klaten. UNS (Sebelas Maret University).

Welter, F. (2012). All you need is trust? A critical review of the trust

and entrepreneurship literature. International Small Business

Journal, 30(3), 193–212.

Page 73: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

YOUTH ENTERPRENEUR | 63

Page 74: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

64 | YOUTH ENTERPRENEUR

5.1. Defenisi Emotional Intelligent

bersama koleganya Annie McKee dan Richard Boyatzis.

Ada beberapa model emotional intelligence pada saat ini, yang sedang

di kerjakan, sebagai tanda dari perkembangan suatu bidang.

Gambar 5.1. Emotional Intelligence – Goleman Model Sumber: Daniel Goleman, 2011

Pendekatan konsep emotional intelligence menurut Salovey &

Mayer (1990) adalah sebagai serangkaian kemampuan emosional

dalam empat dimensi, yang semuanya mempersepsikan emosi,

mengelola diri sendiri dan emosi orang lain dan menggunakannya

dalam tindakan. EI telah sangat ditekankan dalam beberapa domain

(Aydemir, 2014). Emotional intelligence menjadi awalan memiliki hasil

kerja yang berkualitas. Sederhananya, baik atau tidaknya pekerjaan

yang dilakukan secara tidak langsung dipengaruhi oleh kualitas

emotional intelligence yang dimiliki. Kekuatan emotional intelligence

yang dimiliki oleh seseorang akan berdampak terhadap perilaku

pengambilan risiko (Demaree et al., 2008; Satterfield (1998); Oslon

(2006). Sedangkan Oslon (2006) melihat pengaruh emotional

intelligence terhadap perilaku keuangan, yang pada akhirnya akan

mempengaruhi kinerja keuangannya (Ameriks et al., 2009).

Emotional intelligence didefenisikan sebagai kemampuan

seseorang untuk menyadari dan mengekspresikan emosi diri sendiri

Page 75: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 65

dan orang lain, mampu memotivasi diri sendiri, memahami sinyal

yang dikirim emosi terhadap hubungan dengan orang lain, serta

mampu mengatur emosi diri sendiri dan orang lain. Seseorang

dengan emotional intelligence yang baik mampu mengontrol emosi

saat marah, peka terhadap perasaan orang lain, dsb.

5.2. Apa Itu Kecerdasan Emosional?

Daniel Goleman mengungkapkan, suatu ketika ada seorang

pria di asrama yang memiliki nilai sempurna pada hasi SAT-nya,

ditambah nilai sempurana pada lima tes penempatan lanjutan. Dari

sudut pandang akademis, dia brilian. Tapi dia punya masalah: tidak

adanya motivasi. Dia tidak pernah naik kelas, dia tidur sampai siang,

tidak pernah menyelesaikan tugasnya. Dia membutuhkan delapan

tahun untuk mendapat gelar sarjana dan hari ini dia bekerja sendiri

sebagai konsultan. Dia bukan pemain bintang, dia bukan kepala

organisasi besar, dia bukan pemimpin yang luar biasa. Dia sekarang

terlihat tidak memiliki beberapa kecerdasan emosional yang penting,

terutama penguasaan diri.

Howard Gardner, seorang teman dari Goleman di sekolah

pascasarjana, membuka percakapan tentang berbagai jenis

kecerdasan di luar IQ ketika dia menulis tentang kecerdasan

majemuk pada tahun 1980-an. Howard berargumen, bahwa agar

kecerdasan diakui sebagai seperangkat kapasitas yang berbeda,

harus ada seperangkat area otak yang mendasari dan mengatur

kecerdasan itu.

Pada saat itu para peneliti otak telah mengidentifikasi sirkuit

yang berbeda untuk kecerdasan emosional dalam sebuah studi

penting yang dilakukan oleh teman lama lainnya, Reuven Bar-on.

Bar-On bekerja dengan salah satu kelompok penelitian otak luar

biasa pada saat itu, yang dikepalai oleh Antonio Damasio di sekolah

kedokteran Universitas Iowa. Mereka menggunakan metode standar

emas dalam neuropsikologi untuk mengidentifikasi area otak yang

terkait dengan perilaku dan fungsi mental tertentu: studi

pembelajaran. Artinya, mereka mempelajari pasien yang mengalami

cidera otak di area yang di tentukan, menghubungkan lokasi cedera

Page 76: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

66 | YOUTH ENTERPRENEUR

dengan kapasitas tertentu yang berkurang atau hilang pada pasien.

Atas dasar metodologi yang benar dan telah teruji dalam neurologi

ini, Bar-On dan rekan-rekannya mengidentifikasi beberapa area otak

yang penting untuk kemampuan kecerdasan emosional dan sosial.

5.3. Dimensi Emotional Intelligent

Dalam buku Emotional Intelligence: Why It Can Matter More

Than IQ dan Working With Emotional Intelligence, Daniel Goleman

mengkategorikan lima komponen yang dapat menjadi alat ukur

menetukan kondisi EQ seseorang.

5.3.1. Self-awareness:

Menyadari perasaan atau keadaan yang sedang orang lain

rasakan dan pengaruhnya terhadap orang lain. Seseorang dengan

kesadaran diri yang tinggi akan mengenal dirinya dengan baik. Dia

akan tahu kekuatan dan kelemahan diri serta bagaimana tingkah

lakunya berdampak bagi orang lain. Biasanya orang yang sadar diri

dapat menangani dan belajar dari kritikan yang membangun

dibandingkan dengan mereka yang tidak. Mereka memahami emosi

yang mereka sendiri rasakan, sehingga tidak membiarkan perasaan

mengendalikan diri mereka. Mereka percaya diri dan percaya pada

intuisi mereka mereka sendiri. Mengetahui kekuatan dan kelemahan

diri dan mencari tahu bagaimana menjadi seseorang yang lain baik.

Banyak orang percaya bahwa karakteristik ini adalah salah satu dari

bagian terpenting dalam kecerdasan emosi.

Temuan baru menunjukkan bagaimana wilayah otak terlibat

dalam membantu kesadaran diri dengan etika dan dengan

pengambilan keputusan secara umum. Kunci untuk memahami

dinamika saraf ini adalah dengan membedakan antara otak berpikir

(neokorteks), dan area subkortikal. Antonio Damasio (ahli saraf yang

labnya mengerjakan Bar-On tentang dasar-dasar otak EI) telah

menulis tentang kasus neurologis yang menarik. Ada seorang

pengacara perusahaan yang brilian yang, sayangnya, memiliki

kecerdasan. Untungnya tumor itu didiagnosis lebih awal dan

berhasil dioperasi. Tetapi selama operasi, ahli bedah harus

Page 77: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 67

memutuskan sirkuit yang menghubungkan area utama korteks

prefrontal, pusat eksekutif otak, dan amigdala di area otak tengah

untuk emosi.

Setelah Setelah operasi, ada gambaran klinis yang sangat

membingungkan. Pada setiap tes IQ, ingatan, dan perhatian,

pengacara ini benar-benar secerdas dia sebelum operasi. Tapi dia

tidak bisa melakukan pekerjaannya lagi. Dia kehilangan

pekerjaannya. Dia tidak bisa mempertahankan pekerjaan apa pun.

Pernikahannya putus. Dia kehilangan rumahnya. Dia akhirnya

tinggal di kamar tidur cadangan saudaranya dan, dengan putus asa,

dia pergi ke Damasio untuk mencari tahu apa yang salah.

Pada awalnya Damasio benar-benar bingung, karena pada

setiap tes neurologis, pengacaranya baik-baik saja. Tapi petunjuk

datang ketika Damasio bertanya kepada pengacara, "Kapan kita akan

membuat janji berikutnya?"

Saat itulah Damasio menyadari bahwa pengacara dapat

memberinya keuntungan dan kerugian rasional setiap jam selama

dua minggu ke depan - tetapi dia tidak tahu mana yang terbaik.

Damasio mengatakan bahwa untuk membuat keputusan yang baik,

kita harus memiliki perasaan tentang pikiran kita - dan lesi yang

muncul selama operasi tumor pengacara berarti dia tidak bisa lagi

menghubungkan pikirannya dengan pro dan kontra emosional.

Perasaan seperti itu datang dari pusat emosi di otak tengah,

berinteraksi dengan area tertentu di korteks prefrontal. Ketika kita

telah memikirkannya, itu segera divalidasi oleh pusat-pusat otak ini,

positif atau negatif. Inilah yang membantu kita mengubah pemikiran

kita menjadi prioritas - seperti kapan waktu terbaik untuk membuat

janji. Tanpa masukan itu, kita tidak tahu harus merasakan apa

tentang pikiran kita, jadi kita tidak bisa membuat keputusan yang

baik.

Sirkuit kortikal-subkortikal juga menawarkan kemudi etis.

Di bagian bawah otak, di bawah area limbik, terdapat jaringan saraf

yang disebut basal ganglia. Ini adalah bagian otak yang sangat

primitif, tetapi ia melakukan sesuatu yang luar biasa penting untuk

menjelajahi dunia modern.

Page 78: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

68 | YOUTH ENTERPRENEUR

Saat kita melewati setiap situasi dalam hidup, basal ganglia

mengekstrak aturan keputusan: ketika saya melakukannya, itu

bekerja dengan baik; ketika saya mengatakan ini, itu dibom, dan

sebagainya. Kebijaksanaan hidup kita yang terakumulasi disimpan

dalam sirkuit primitif ini. Namun, ketika kita menghadapi suatu

keputusan, korteks verbal kitalah yang membangkitkan pemikiran

kita tentang hal itu. Tetapi untuk lebih sepenuhnya mengakses

pengalaman hidup kita tentang masalah yang sedang dihadapi, kita

perlu mengakses masukan lebih lanjut dari sirkuit subkortikal

tersebut.

Sementara basal ganglia memiliki beberapa hubungan

langsung ke verbala reas, ternyata juga memiliki koneksi yang sangat

kaya ke saluran pencernaan - usus. Jadi dalam membuat keputusan,

naluri apakah benar atau salah adalah informasi penting juga. Bukan

berarti Anda harus mengabaikan datanya, tetapi jika tidak sesuai

dengan perasaan Anda, mungkin Anda harus berpikir dua kali

tentangnya.

Aturan praktis itu tampaknya berperan dalam studi tentang

pengusaha California yang sangat sukses yang ditanyai bagaimana

mereka membuat keputusan bisnis yang penting. Mereka semua

melaporkan strategi yang kurang lebih sama. Pertama, mereka

adalah konsumen yang rakus dari data atau informasi apa pun yang

mungkin mempengaruhi keputusan mereka, yang memberikan

jaring yang luas. Namun kedua, mereka semua menguji keputusan

rasional mereka terhadap firasat mereka - jika kesepakatan dirasa

tidak tepat, mereka mungkin tidak akan melanjutkan, bahkan jika di

atas kertas terlihat bagus. Jawaban atas pertanyaan, “Apakah yang

akan saya lakukan sesuai dengan tujuan, makna, atau etika saya?”

tidak datang kepada kita dengan kata-kata; itu datang kepada kita

melalui naluri ini. Lalu kami menjelaskannya dengan kata-kata

Ada beberapa cara untuk mengembangkan self-awareness,

diantaranya:

Meditasi - mengembangkan perhatian yang lebih besar

membantu kita untuk tetap mendatangkan emosi yang

muncul ditubuh kita dengan sendirinya.

Page 79: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 69

Pengingat untuk memeriksa diri kita – cukup

mengembangkan kebiasaan memeriksa diri sendiri sebelum

rapat atau percakapan dapat membantu kita berada dalam

kesadaran diri yang dapat meningkatkan efektivitas kita.

Tingkatkan kosa kata emosional kita – sama halnya dengan

warna yang berbeda antara merah dan marun, ada perbedaan

yang sangat besar antara bersedih (sad) dan merasa hancur

(devastated). Semakin banyak rasa dan kedalaman yang kita

tambahkan ke kosakata emosional kita, semakin kita mampu

untuk menyadari apa yang sebenarnya kita rasakan.

5.3.2. Self-regulation/management:

Menggunakan kemampuan emosional untuk mengatur

emosi yang akan memunculkan reaksi atau perilaku tertentu. EQ

yang tinggi akan membuat seseorang dapat dengan bijak

menyatakan dan mengontrol emosinya. Kita tidak akan menemukan

orang dengan self-regulation yang tinggi bertengkar di depan umum.

Mereka adalah orang-orang yang berpikir dahulu sebelum

bertindak. Ciri-ciri orang dengan self-regulation yang baik adalah

dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan mereka, tetap tenang

dan produktif di tengah kesulitan, serta dapat diandalkan. Orang-

orang yang memiliki kemampuan regulasi diri biasanya tidak akan

membiarkan mereka merasa terlalu marah atau iri, juga tidak

membuat keputusan yang sembarangan. Mereka juga terbiasa untuk

berpikir dulu sebelum bertindak. Karakteristik dari orang yang

memiliki kemampuan regulasi diri adalah mereka yang penuh

pemikiran, nyaman dengan perubahan, integritas, dan mampu

berkata tidak.

Dua kuadran kiri dalam model kecerdasan emosional

generik adalah tentang diri: kesadaran diri dan manajemen diri.

Ini adalah dasar untuk penguasaan diri: kesadaran akan

kondisi internal kita, dan pengelolaan kondisi tersebut. Domain

keterampilan inilah yang membuat seseorang menjadi individu yang

berkinerja luar biasa dalam domain kinerja apa pun - dan dalam

bisnis menjadi kontributor individu yang luar biasa, atau bintang

Page 80: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

70 | YOUTH ENTERPRENEUR

tunggal. Kompetensi seperti mengelola emosi, dorongan terfokus

untuk mencapai tujuan, kemampuan beradaptasi dan inisiatif

didasarkan pada manajemen diri emosional.

Area saraf utama untuk pengaturan diri adalah korteks

prefrontal, yang, dalam arti tertentu, adalah "bos yang baik" di otak,

yang membimbing kita saat kita berada dalam kondisi terbaik kita.

Zona dorsolateral dari area prefrontal adalah pusat kendali kognitif,

pengaturan perhatian, pengambilan keputusan, tindakan sukarela,

penalaran, dan fleksibilitas dalam merespon. Amigdala adalah titik

pemicu tekanan emosional, kemarahan, dorongan hati, ketakutan,

dan sebagainya. Saat sirkuit ini mengambil alih, sirkuit ini bertindak

sebagai "bos yang buruk", yang menuntun kita untuk mengambil

tindakan yang mungkin kita sesali nanti.

Interaksi antara dua area saraf ini menciptakan jalan raya

saraf yang, jika seimbang, menjadi dasar untuk penguasaan diri.

Sebagian besar, kita tidak dapat mendikte emosi apa yang akan kita

rasakan, kapan kita akan merasakannya, atau seberapa kuat kita

merasakannya. Mereka datang tanpa dilarang dari theamygdala dan

area subkortikal lainnya. Poin pilihan kita datang begitu kita merasa

dengan cara tertentu. Lalu apa yang harus kita lakukan? Bagaimana

kita mengungkapkannya? Jika korteks prafrontal Anda memiliki

sirkuit penghambat yang meledak-ledak, Anda akan dapat memiliki

titik keputusan yang akan membuat Anda lebih pandai dalam

memandu cara Anda merespons, dan pada gilirannya, cara Anda

mengarahkan emosi orang lain, menjadi lebih baik atau lebih buruk,

dalam situasi itu. Di tingkat saraf, inilah yang dimaksud dengan

"pengaturan diri".

Amigdala adalah radar otak untuk ancaman. Otak kita

dirancang sebagai alat untuk bertahan hidup. Dalam cetak biru otak,

amigdala memiliki posisi istimewa. Jika amigdala mendeteksi

adanya ancaman, dalam sekejap ia dapat mengambil alih bagian otak

lainnya - khususnya korteks prefrontal - dan kita mengalami apa

yang disebut pembajakan amigdala.

Pembajakan tersebut menarik perhatian kami,

mengirimkannya ke ancaman yang ada. Jika Anda sedang bekerja

Page 81: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 71

saat mengalami pembajakan amigdala, Anda tidak dapat fokus pada

apa yang diminta pekerjaan Anda - Anda hanya dapat memikirkan

tentang apa yang mengganggu Anda. Memori kita juga terseok-seok,

sehingga kita paling mudah mengingat apa yang relevan dengan

ancaman - tetapi tidak dapat mengingat hal-hal lain dengan baik.

Selama pembajakan, kita tidak dapat belajar, dan kita mengandalkan

kebiasaan yang terlalu dipelajari, cara kita berperilaku berkali-kali.

Kami tidak bisa berinovasi atau fleksibel selama pembajakan.

Pencitraan saraf ketika seseorang benar-benar marah

menunjukkan bahwa amigdala kanan khususnya sangat aktif,

bersama dengan korteks prefrontal kanan. Amigdala telah

menangkap area prafrontal ini, mendorongnya dalam kaitannya

dengan keharusan untuk menghadapi bahaya yang dirasakan di

depan mata. Ketika sistem alarm ini terpicu, kita mendapatkan

respons klasik melawan-lari-atau-beku, yang dari sudut pandang

otak berarti bahwa amigdala telah memicu sumbu HPA (sumbu

adrenal hipofisis hipotalamus) dan tubuh mengalami stres. hormon,

terutama kortisol dan adrenalin.

Bagaimana kita bisa meminimalkan pembajakan? Pertama-

tama, perhatikan. Jika Anda tidak menyadari bahwa Anda berada di

tengah-tengah pembajakan amigdala dan tetap terbawa olehnya,

Anda tidak memiliki kesempatan untuk kembali ke keseimbangan

emosional dan meninggalkan dominasi prafrontal sampai Anda

membiarkan pembajakan berjalan dengan sendirinya. Lebih baik

menyadari apa yang sedang terjadi dan lepaskan.

Langkah-langkah untuk mengakhiri atau menghentikan

serangan balik dimulai dengan memantau apa yang terjadi dalam

pikiran dan otak Anda, dan memperhatikan, "Saya benar-benar

bereaksi berlebihan," atau "Saya benar-benar kesal sekarang," atau

"Saya mulai marah. " Jauh lebih baik jika Anda dapat memperhatikan

perasaan yang familier bahwa pembajakan mulai - seperti kupu-

kupu di perut Anda, atau tanda apa pun yang mungkin

mengungkapkan bahwa Anda akan mengalami episode. Lebih

mudah untuk melakukan hubungan arus pendek jika lebih awal

Page 82: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

72 | YOUTH ENTERPRENEUR

Anda berada dalam siklus pembajakan. Yang terbaik adalah

menghindarinya di awal pembajakan yang akan datang.

Apa yang dapat Anda lakukan jika Anda terjebak dalam

cengkeraman pembajakan amigdala? Pertama, Anda harus

menyadari bahwa Anda ada di dalamnya. Pembajakan dapat

berlangsung selama beberapa detik atau menit atau jam atau hari

atau minggu. Bagi sebagian orang, ini mungkin tampak "normal" -

orang yang terbiasa selalu marah atau selalu takut. Ini menutupi

kondisi klinis seperti gangguan kecemasan atau depresi, atau

gangguan stres pasca-trauma, yang merupakan penyakit amigdala

yang tidak menguntungkan yang disebabkan oleh pengalaman

traumatis di mana amigdala bergeser ke mode pemicu rambut

instan, pembajakan ekstrem.

Ada banyak cara untuk keluar dari pembajakan jika pertama-

tama kita menyadari bahwa kita tidak tertangkap, dan juga berniat

untuk menenangkan diri. Salah satunya adalah pendekatan kognitif:

bicarakan diri Anda sendiri dari pembajakan. Beralasan dengan diri

Anda sendiri, dan tantang apa yang Anda katakan pada diri Anda

sendiri dalam pembajakan –Orang ini tidak selalu S.O.B. Saya dapat

mengingat saat-saat ketika dia sebenarnya sangat bijaksana dan baik

hati, dan mungkin saya harus memberinya kesempatan lagi.

Atau Anda dapat menerapkan empati, dan membayangkan

diri Anda dalam posisi orang itu. Ini mungkin berhasil dalam kasus

yang sangat umum di mana pemicu pembajakan adalah sesuatu

yang dilakukan atau dikatakan orang lain kepada kita. Anda

mungkin memiliki pemikiran anempatik: Mungkin dia

memperlakukan saya seperti itu karena dia berada di bawah tekanan

yang begitu besar.

Selain intervensi kognitif seperti itu, ada juga intervensi

biologis. Kita bisa menggunakan metode seperti meditasi atau

relaksasi untuk menenangkan tubuh kita. Tetapi teknik relaksasi

atau meditasi bekerja paling baik selama pembajakan ketika Anda

telah mempraktikkannya secara teratur, paling baik setiap hari.

Kecuali metode-metode ini telah menjadi kebiasaan pikiran yang

kuat, Anda tidak bisa memintanya begitu saja begitu saja. Tetapi

Page 83: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 73

kebiasaan yang kuat untuk menenangkan tubuh dengan metode

yang dipraktekkan dengan baik dapat membuat perbedaan besar

saat Anda dibajak dan sangat membutuhkannya.

Ada beberapa cara untuk mengembangkan self-regulation,

diantaranya

Biasakan menerima keadaan – meskipun kita dapat mengubah

respon emosional kita terhadap masukan dan perubahan

tertentu di lingkungan kita dari waktu ke waktu, tapi sering

kali kita tidak dapat mematikan emosi begitu kita

merasakannya timbul. Menerima apa yang kita rasakan dan

tidak hanya memendapnya akan membantu kita

mengembangkan respon yang sesuai terhadap situasi tersebut.

Ketahui reaksi kita – apakah kita beralih ke “mode

menyalahkan” Ketika ada yang salah? Siapa yang melakukan

ini? Bagaimana anda bisa melakukan ini kepada kami? Atau

apakah anda lebih ke arah seorang yang lebih tenang? Apa

yang dapat kami lakukan? Mengetahui bahwa kita memiliki

pola respon dapat membantu kita meningkatkan kesadaran

dan mimilih jalan yang berbeda di masa depan.

Kembangkan kebiasaan untuk membawa diri Kembali ke saat

anda tenang – kita sering berkata bahwa kita “terbawa

suasana” oleh emosi kita. Ungkapan ini benar adanya. Ketika

kita kehilangan kendali atas emosi kita, hal ini hamper seperti

kita meniggalkan tubuh kita dan pergi ke tempat pelarian

emosional. Latihan pernapasan dan memperhatikan

perubahan sensasi di tubuh kita dapat membawa kita Kembali

ke saat anda tenang (back in to the moment) dan menghilangkan

Sebagian dari emosi yang intens.

5.3.3. Internal motivation:

Mengambil keputusan sebagai bentuk optimisme, rasa

penasaran, dan keinginan untuk mencapai sesuatu. Orang dengan

EO tinggi adalah orang yang dapat memotivasi dirinya sendiri.

Mereka tidak mudah didorong oleh uang atau gelar. Ambisi

pribadilah yang membuat mereka tetap optimis. Self-motivation

Page 84: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

74 | YOUTH ENTERPRENEUR

membuat mereka selalu berenergi dan gigih dengan usaha mereka

sampai tercapai. Orang demikian merupakan pemimpin yang baik

karena dia akan mendorong timnya dengan cara yang positif dan

optimis. Orang dengan Emotional intelligence yang tinggi biasanya

memiliki motivasi yang tinggi. Bersedia menunda hasil cepat demi

kesuksesan jangka panjang. Mereka produktif dan aktif, menyukai

tantangan, dan melakukan apapun secara efektif.

Kata 'motivasi' memiliki akar yang sama dengan 'emosi':

keduanya berasal dari bahasa Latin motere, bergerak. Motif kita

memberi kita tujuan dan dorongan untuk mencapainya. Apa pun

yang memotivasi membuat kita merasa baik. Seperti yang dikatakan

oleh seorang ilmuwan kepada saya, "Cara alam membuat kita

melakukan apa yang diinginkannya adalah dengan membuatnya

menyenangkan."

Motif kita menentukan di mana kita menemukan

kesenangan kita. Tetapi ketika harus mengejar tujuan-tujuan itu,

hidup sering kali menghadirkan kesulitan. Dan ketika kita

menghadapi kemunduran dan rintangan dalam mencapai tujuan

yang didorong oleh motif kita, sirkuit yang berkumpul di zona di

korteks prefrontal kiri menjadi hidup untuk mengingatkan kita

tentang perasaan baik yang akan kita miliki begitu kita mencapai

tujuan itu. Jika ada yang salah, ini membantu kita terus melewati

masa-masa sulit

Orang yang emosinya mengarah ke sisi kiri cenderung lebih

positif dalam pandangan emosionalnya. Tapi, Davidson

menemukan, mereka rentan terhadap kemarahan, terutama ketika

tujuan yang layak digagalkan. Kemudian mereka menjadi frustrasi

dan jengkel - yang bagus, karena itu menggerakkan energi mereka

dan memfokuskan perhatian mereka dalam bekerja untuk mengatasi

rintangan dan mencapai tujuan itu.

Sebaliknya, Davidson mengatakan, aktivasi prafrontal kanan

bertindak sebagai apa yang disebut "penghambat perilaku": orang

lebih mudah menyerah ketika keadaan menjadi sulit. Mereka juga

terlalu menghindari risiko - bukan penghindar risiko yang cerdas,

tetapi terlalu berhati-hati. Mereka memiliki motivasi yang rendah,

Page 85: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 75

mereka umumnya lebih cemas dan takut dan telah meningkatkan

kewaspadaan terhadap ancaman.

Penelitian Davidson telah menemukan bahwa belahan kiri

menyala bahkan pada pikiran untuk mencapai tujuan yang berarti.

Aktivitas prafrontal kiri juga terkait dengan sesuatu yang lebih besar

dari target tunggal mana pun: ini adalah tujuan hidup, tujuan besar

yang memberi makna pada hidup kita.

Howard Gardner telah menulis tentang apa yang dia sebut

"Kerja Baik," kombinasi keunggulan, di mana Anda melakukan

pekerjaan yang membutuhkan bakat terbaik Anda; keterlibatan, di

mana Anda antusias, bersemangat, dan mencintai apa yang Anda

lakukan; dan etika, di mana pekerjaan selaras dengan tujuan, makna,

dan tujuan hidup Anda. Belum ada yang melakukan penelitian ini,

tetapi saya memperkirakan jika Anda mempelajari otak orang saat

terlibat dalam pekerjaan yang baik, Anda akan menemukan aktivasi

prafrontal kiri yang relatif lebih banyak.

5.3.4. Empathy:

Memahami emosi orang lain dan menggunakan kemampuan

ini untuk merespon orang lain berdasarkan tingkat emosional.

Seseorang dengan empati yang tinggi akan memiliki belas kasihan

dan pengertian terhadap orang lain. Kemampuan untuk berempati

ini membuat mereka memberikan pelayanan yang hebat dan respon

yang tulus terhadap orang lain. Empati adalah kemampuan untuk

mengidentifikasi dan mengerti kebutuhan, keinginan, dan perspektif

dari orang-orang disekitarmu. Orang dengan empati dapat

mengenal perasaan yang dirasakan orang lain meski tidak terlihat

jelas. Biasanya mereka cakap dalam mempertahankan hubungan,

dan mendengarkan orang lain. Mereka menghindari menghakini

dan memberi stereotype pada orang lain secara langsung dan cepat.

Keterampilan inti dalam kesadaran sosial adalah empati -

merasakan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain, tanpa

mereka memberitahu kita dengan kata-kata. Kami terus

mengirimkan sinyal orang lain tentang perasaan kami melalui nada

suara, ekspresi wajah, gerak tubuh, dan banyak saluran nonverbal

Page 86: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

76 | YOUTH ENTERPRENEUR

lainnya. Orang sangat bervariasi dalam seberapa baik mereka dapat

membaca sinyal ini.

Ada tiga macam empati. Salah satunya adalah empati

kognitif: Saya tahu bagaimana Anda melihat sesuatu; Saya bisa

mengambil perspektif Anda. Manajer yang tinggi dalam jenis empati

ini dapat memperoleh kinerja yang lebih baik dari yang diharapkan

dari karyawan, karena mereka dapat meletakkan hal-hal dalam

istilah yang dapat dipahami orang - dan yang memotivasi mereka.

Dan para eksekutif yang memiliki empati kognitif yang lebih tinggi

melakukan posting yang lebih baik dalam bahasa asing, karena

mereka lebih cepat menangkap norma-norma yang tidak terucapkan

dari budaya yang berbeda.

Jenis kedua adalah empati emosional: Saya merasakan

bersama Anda. Ini adalah dasar untuk hubungan dan chemistry.

Orang yang unggul dalam empati emosional menjadi konselor, guru,

manajer klien, dan pemimpin kelompok yang baik karena

kemampuan ini untuk merasakan pada saat bagaimana orang lain

bereaksi.

Dan jenis ketiga adalah perhatian empatik: Saya rasa Anda

membutuhkan bantuan dan saya secara spontan siap

memberikannya. Mereka yang memiliki kepedulian empatik adalah

warga negara yang baik dalam sebuah kelompok, organisasi, atau

komunitas, yang secara sukarela membantu sesuai kebutuhan.

Empati adalah blok bangunan penting untuk welas asih. Kita

harus merasakan apa yang dialami orang lain, apa yang mereka

rasakan, untuk menunjukkan belas kasih dalam diri kita. Ada

spektrum yang berkisar dari penyerapan diri total (di mana kita tidak

memperhatikan orang lain) hingga memperhatikan mereka dan

mulai mendengarkan, berempati, memahami kebutuhan mereka dan

memiliki kepedulian empati - dan kemudian muncul tindakan welas

asih, di mana kita membantu mereka.

Jenis empati yang berbeda tampaknya bergantung pada

sirkuit otak yang berbeda. Empati emosional, misalnya, telah

dipelajari oleh Tania Singer, ahli saraf di Max Planck Institute di

Jerman. Penyanyi melihat peran insula sebagai kunci empati (ingat,

Page 87: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 77

insula adalah salah satu area saraf yang diidentifikasi sebagai

penting untuk kecerdasan emosional). Sinyal indra insula dari

seluruh tubuh kita. Saat kita berempati dengan seseorang, neuron

cermin kita meniru keadaan orang tersebut di dalam diri kita. Area

anterior semenanjung membaca pola itu dan memberi tahu kita apa

negara bagian itu.

Penyanyi menemukan bahwa membaca emosi pada orang

lain berarti, di tingkat otak, pertama membaca emosi itu dalam diri

kita; insula menyala saat kita menyesuaikan diri dengan sensasi kita

sendiri. Dia melakukan studi FMRI terhadap pasangan, misalnya, di

mana salah satu pasangan menjalani pemindaian otak saat melihat

bahwa pasangan lainnya akan mengalami syok. Pada saat pasangan

melihat hal ini, bagian dari otaknya menyala yang akan

melakukannya jika dia benar-benar mendapatkan syok, bukan hanya

melihat pasangannya yang terkena.

Paul Ekman, pakar ekspresi wajah emosi dunia, adalah

ilmuwan yang mendasari acara TV Lie to Me; tokoh utama

memecahkan kejahatan dengan mendeteksi bagaimana perasaan

orang-orang yang sesungguhnya, bukan apa yang mereka coba

proyeksikan. Dia mendeteksi kebohongan mereka melalui

"kebocoran" non verbal halus dari perasaan mereka yang

sebenarnya. Ekman telah merancang program pelatihan (yang

tampaknya ditujukan pada sirkuit cermin neuron-insula) yang

memungkinkan kita membaca ekspresi wajah yang muncul di wajah

seseorang dalam seperlima detik, terlalu cepat untuk kita kenali

secara sadar. Melalui program pelatihan ini, orang dapat

meningkatkan pengenalan sekilas - tetapi mengungkapkan - emosi

di wajah orang lain, dalam waktu sekitar satu jam.

5.3.5. Social skills:

Menggunakan kemampuan emosional untuk membangun

sosial yang kuat dengan sekitar. Seseorang dengan EQ yang tinggi

dapat membangun hubungan yang baik dan bertahan lama dengan

orang lain. Mereka dapat mengarahkan orang lain kepada tujuan

yang diinginkan dan memiliki rasa percaya yang tinggi terhadap

Page 88: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

78 | YOUTH ENTERPRENEUR

anggota timnya. Orang yang telah memiliki people skill atau social skill

telah menguasai 4 kategori di atas dan merupakan seorang

pemimpin yang tepat. Biasanya mereka dengan kemampuan

bersosialisasi yang baik akan lebih mudah diajak berbicara dan

berdiskusi. Dan ini salah satu karakteristik Emotional Intelligence yang

ada di dalam diri seseorang. Mereka dengan kemampuan

bersosialisasi yang tinggi justru akan berforkus untuk membantu

orang lain untuk sukses terlebih dahulu sebelum ia berfokus pada

dirinya sendiri.

5.4. Pentingnya Emotional Intelligence Bagi Youth

Entrepreneurs

Emosi manusia adalah salah satu sumber energi yang paling

kuat di dunia. Emosi dapat menciptakan dan memulai peperangan;

memercikkan api cinta bahkan perpisahan. Tidak dapat dipungkiri

bahwa emosi adalah sumber energi bagi seseorang untuk mengambil

tindakan baik yang rasional maupun tidak rasional. Bagi seorang

entrepreneur atau pengusaha emosi sangat diperlukan karena

merupakan sumber motivasi untuk menggerakkan bisnis. Untuk

menjadi seorang pengusaha, self-motivation sangat dibutuhkan,

energi untuk membangun self-motivation itu didapatkan dari emosi

yang dikelola dengan baik.

Kesuksesan berwirausaha dapat ditetapkan sebagai standar

ukuran yang digunakan untuk menilai keberhasilan dari sebuah

usaha. Ahmedtouglu et al., (2011) menyatakan bahwa

kewirausahaan adalah tidak semata-mata tentang menciptakan

bisnis melainkan sekumpulan aktivitas atau perilaku pengusaha itu

sendiri. Mencapai kesuksesan sebagai wirausaha membutuhkan

banyak keahlian, kualitas, dan elemen yang berbeda. Salah satu

kualitas yang paling sering diabaikan yang sangat menentukan suatu

kesuksesan baik dalam bisnis atau pekerjaan adalah kecerdasan

emosional. Dapat dikatakan bahwa entrepreneur dengan EI yang

tinggi lebih mungkin memiliki harapan kinerja yang berbeda dengan

kegiatan berwirausaha, dan memprioritaskan hal yang berbeda

Page 89: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 79

dalam melakukan kegiatan tersebut, jika dibandinkan dengan

mereka yang memili tingkat Emotional Intelligence yang lebih rendah.

Orang yang cerdas secara emosional mampu menempatkan

diri pada posisi orang lain. Hal ini membantu mereka dalam

memahami perspektif orang lain, yang membantu mereka menjadi

lebih baik dalam memecahkan masalah. Berkat kesadaran diri yang

meningkat. Mereka juga memiliki pemahaman yang tajam tentang

emosi mereka sendiri. Ini membuat mereka lebih baik dalam

mengendalikan emosi mereka dalam situasi sulit dan

mengomunikasikan kebutuhan mereka kepada orang lain.

Berdasarkan Bahadori (2012), orang dengan tingkan kecerdasan

emosional yang tinggi dapat memecahkan permasalahan lebih

efisien dan dapat mengontrol emosi mereka. Dia menambahkan

bahwa EI bertolak belakang antara apa yang orang rasakan dan apa

yang mereka pikirkan.

Seperti selayaknya oli dan perawatan rutin yang menjaga

sebuah kendaran tetap melaju dengan lancar, kecerdasan emosional

adalah minyak yang memfasilitasi hubungan antar pribadi.

Brandstatter (1997), melakukan penelitian pada sampel acak dari dua

kelompok orang, kelompok pertama terdiri dari 255 pemilik dari

UMKM sementara kelompok kedua terdiri dari 104 orang yang

tertarik untuk mendirikan usaha pribadi. Dia menemukan bahwa,

pemilik yang juga merupakan pendiri memiliki emosi yang lebih

stabil dan mandiri dari pada pemilik yang mengambil alih usaha dari

orang tua, kerabat, atau melalui perkawinan. Pemilik usaha yang

stabil secara emosional dan mandiri lebih berhasil dalam

menjalankan usahanya.

Pengusaha yang sukses diharuskan memiliki perpaduan

antara kecerdasan analitis, kreatif dan praktis, yang jika

dikombinasikan menghasilkan kecerdasan yang luar biasa. Peran

yang dimainkan pengusaha dalam merangsang inovasi berkaitan

dengan kepribadian manusia tetapi tidak dengan emosi.

Ahmetouglu et al., (2011) menemukan bahwa individu yang

memiliki EI tinggi cenderung memiliki efektivitas yang lebih tinggi,

memberikan ide-ide kreatif dan dengan demikian menimbulkan

Page 90: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

80 | YOUTH ENTERPRENEUR

inovasi. Bagaimana pengusaha membuat keputusan dan penilaian

dalam mode pengalaman (emosional) daripada mode rasional

menyiratkan pentingnya kecerdasan emosional dalam kesuksesan

wirausaha. Lebih lanjut ditekankan bahwa kinerja yang tinggi dapat

dicapai ketika pengusaha mengalami pengalaman yang banyak yang

berkaitan dengan emosional dan spiritual. Suasana hati positif

terbukti meningkatkan memori informasi positif, kepercayaan diri,

antusiasme, fleksibilitas, kreativitas, dan penalaran induktif.

Perasaan gembira dapat berfungsi sebagai alat motivasi yang

mendorong wirausahawan untuk mendorong kinerja mereka ke

tingkat yang lebih tinggi dan mencapai kepuasan dan kesuksesan

berikutnya.

Kecerdasan emosional dikatakan sebagai faktor dalam

kinerja yang unggul dimana emosi merupakan salah satu elemen

penting dalam membantu pengusaha sukses dalam membuat proses

pengambilan keputusan yang rasional maupun dalam proses

inovasi. Selain itu, Baron (2008) setuju bahwa emosi positif dapat

meningkatkan kreativitas kewirausahaan termasuk pengenalan

peluang. Dia juga menyatakan bahwa pemimpin dengan kecerdasan

emosional dalam berperilaku dapat mendorong kreativitas

karyawan mereka.

Page 91: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 81

DAFTAR PUSTAKA

Ahmetoglu, G., Leutner, F., & Chamorro-premuzic, T. (2011). EQ-

nomics  : Understanding the relationship between individual

differences in Trait Emotional Intelligence and

entrepreneurship. Personality and Individual Differences, 51(8),

1028–1033. https://doi.org/10.1016/j.paid.2011.08.016

Ameriks, J., Wranik, T., & Salovey, P. (2009). and Investor Behavior.

Demaree, H. A., DeDonno, M. A., Burns, K. J., & Erik Everhart, D.

(2008). You bet: How personality differences affect risk-taking

preferences. Personality and Individual Differences, 44(7), 1484–

1494. https://doi.org/10.1016/j.paid.2008.01.005

Gardner, H. (1983). Frames of Mind. New York: Basic Book. Zimbardo,

Psyhologie.

Goleman, D. (n.d.). The Brain and Emotional Intelligence : New Insights.

More Than Sound.

Goleman, D. (1995). EI: Why it can matter more than IQ. London:

Bloomsbury.

Mayer, J. D., Caruso, D. R., & Salovey, P. (2016). The Ability Model of

Emotional Intelligence: Principles and Updates. Emotion

Review, 8(4), 290–300.

https://doi.org/10.1177/1754073916639667

Salovey, P., & Mayer, J. D. (1990). An Intelligent Look at Emotional

Intelligence. Imagination, Cognition and Personality, 9(3), 185–

211. https://doi.org/10.2190/DUGG-P24E-52WK-6CDG

Satterfield, J. (1999). from the SAGE Social Science Collections . All

Rights. Hispanic Journal of Behavioral Sciences, 9(2), 183–205.

https://doi.org/10.1177/07399863870092005

M. Bahadori, M, “The effect of emotional intelligence on

entrepreneurial behaviour: A case study in a Medical Science

University”. Asian Journal of Business Management. vol 4

issue1, pp.81-85, 2012

R.A. Baron, “The role of affect in the entrepreneurial process”.

Academy Management Review. vol 33, pp. 323-340, 2008.

Page 92: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

82 | YOUTH ENTERPRENEUR

G. Ahmetoglu, F.Leutner and T.Chamorro-Premuzic, “EQ-nomics:

Understanding the relationship between individual

differences in Trait Emotional Intelligence and

entrepreneurship”, Personality and Individual Differences,

51(8), 1028-1033,2011.

H. Brandstätter, “Becoming an entrepreneur — A question of

personality structure?”, Journal of Economic Psychology, vol.

18, issue 2-3, pp. 157-177, 1997.

J.D. Mayer and P. Salovey. “What emotional intelligence?” In P.

Salovey and D. Sluyter (Eds.), Emotional development and

intelligence: implications for educators (pp.3-31), New York:

Basic Books.2000.

Page 93: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 83

Page 94: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

84 | YOUTH ENTERPRENEUR

6.1. Psikologi dan Entrepreneurship

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha

mengukur, menjelaskan, dan terkadang mengubah prilaku manusia

dan makhluk lain. Para psikolog memfokuskan diri mempelajari dan

berupayah memahami prilaku individual. Mereka yang yang telah

memberikan kontribusi dan terus menambah pengetahuan prilaku

organisasi adalah teoritikus pengetahuan teoritikus kepribadian,

teoritikus konseling, dan yang terpenting teoritikus psikologi

industri dan organisasi.

Psikologi industri/organisasi pada zaman dahulu

memfokuskan diri mereka dengan pernasalahan rasa lelah, bosan,

dan faktor-faktor lain yang relevan dengan kondisi-kondisi kerja

yang dapat menghalangi kinerja yang efisien. Baru-baru ini,

kontribusi-kontribusi mereka telah diperluas sehingga mencakup

pengetahuan, persepsi, kepribadian, emosi, pelatihan keefektifan,

kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan motivasional, kepuasan

kerja, proses pembuatan keputusan, penghargaan kinerja, ukuran

sikap, teknik sleksi karyawan, rancangan kerja, dan stress kerja.

(Robbins & Timothy, 2008).

Entrepreneurship adalah suatu kemampuan (ability) dalam

berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar,

sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam

menghadapi tantangan hidup (Spemahamidjaja, 1980). Jadi

entrepreneur adalah merupakan proses menciptakan sesuatu yang

berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai

dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial, dan

menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya.

Selain itu, entrepreneurship adalah kemampuan kreatif dan inovatif

yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang

menuju sukses. Inti dari entrepreneur adalah kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different)

melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan

peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya

entrepreneurship adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang

Page 95: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 85

memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam

dunia nyata secara kreatif.

6.2. Karakteristik Enterpreneurship

Shane (2003) mengelompokkan karakter psikologis yang

mempengaruhi mengapa seseorang lebih memanfaatkan peluang

dibandingkan yang lain dalam 4 aspek yaitu kepribadian, motivasi,

evaluasi diri, sifat-sifat kognitif.

1. Kepribadian

Kepribadian dan motivasi berpengaruh terhadap tindakan

seseorang dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan

tindakan memanfaatkan peluang. Bahkan ketika sekumpulan

orang dihadapkan pada peluang yang sama, mempunyai

ketrampilan yang hampir sama, dan informasi yang sama; maka

orang dengan motivasi tertentu akan memanfaatkan peluang,

sementara yang lain tidak. Ada 5 aspek kepribadian dan motif

yang berpengaruh dalam memanfaatkan peluang.

Ekstraversi

Ektraversi terkait dengan sikap sosial, asertif, aktif, ambisi,

inisiatif, danekshibisionis. Sikap ini akan membantu

entrepreneur untuk mengeksploitasi peluang terutama dalam

memperkenalkan ide ataupun kreasi mereka yang bernilai

kepada calon pelanggan, karyawan, dan sebagainya. Sikap ini

membantu entrepreneur untuk mengombinasikan dan

mengorganisasikan sumber daya dalam kondisi yang tidak

menentu.

Agreebleeness (Kesepahaman)

Sikap ini terkait dengan keramahan, konformitas sosial,

keinginan untuk mempercayai, kerjasama, keinginan untuk

memaafkan, toleransi, dan fleksibilitas dengan orang lain. Hal

ini akan membantu entrepreneur dalam membangun jaringan

kerjasama untuk kematangan bisnisnya terutama aspek dari

keinginan untuk mempercayai orang lain.

Page 96: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

86 | YOUTH ENTERPRENEUR

Pengambilan Risiko

Sikap ini berkaitan dengan kemauan seseorang untuk terlibat

dalam kegiatan beresiko. Beberapa resiko yang mungkin

dihadapi oleh entrepreneur antara lain pemasaran, finansial,

psikologis dan sosial. Seseorang yang memiliki perilaku

pengambilan resiko yang tinggi akan lebih mudah dalam

mengambil keputusan dalam keadaan yang tidak menentu

dan mengorganisasikan sumber daya yang dimilikinya

terutama dalam memperkenalkan produknya ke pembeli.

2. Motivasi

Hal yang tak kalah penting dalam menumbuhkan jiwa

kewirausahaan adalah motivasi. Sebagian besar entrepreneur

dimotivasi oleh keinginan untuk menentukan nasibnya sendiri.

Dalam paparan berikut ini akan dibahas mengenai 2 macam

kebutuhan yang melandasi motivasi seorang entrepreneur.

Kebutuan Berprestasi

Merupakan motivasi yang akan memicu seseorang untuk

terlibat dengan penuh rasa tanggung jawab, membutuhkan

usaha dan keterampilan individu, terlibat dalam resiko

sedang, dan memberikan masukan yang jelas. Kebutuhan

berprestasi yang tinggi dapat dilihat dari kemampuan

individu dalam menghasilkan sesuatu yang baru terhadap

masalah khusus. Selanjutnya, kebutuhan berprestasi juga

dicirikan dengan adanya penentuan tujuan, perencanaan, dan

pengumpulan informasi serta kemauan untuk belajar. Ciri

selanjutnya dari adanya kebutuhan berprestasi adalah

kemampuannya dalam membawa ide ke implementasi di

masyarakat. Dengan demikian, kebutuhan berprestasi yang

tinggi akan membantu seorang entrepreneur dalam

menjalankan usahanya untuk memecahkan masalah sesuai

dengan penyebabnya, membantu dalam menentukan tujuan,

perencanaan, dan aktivitas pengumpulan informasi. Selain itu,

kebutuhan informasi akan membantu entrepreneur untuk

bangkit dengan segera ketika menghadapi tantangan.

Page 97: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 87

Keinginan untuk independen (Need for independence)

Faktor ini menjadi penentu kekhasan dari seorang

entrepreneur. Selain keinginan yang tidak ingin ditentukan

oleh orang lain, keinginan untuk independen akan memicu

seorang entrepreneur menghasilkan produk yang berbeda

dengan orang lain. Ia akan lebih berani dalam membuat

keputusan sendiri dalam mengeksploitasi peluang

berwirausaha.

Motivasi seseorang juga akan meningkat seiring dengan

adanya role model dalam membangun usahanya. Seorang

entrepreneur akan berupaya mewarnai bisnisnya karena

terinspirasi dengan entrepreneur yang telah sukses

sebelumnya. Biasanya hal ini akan terlihat ketika seorang

entrepreneur mulai memperkenalkan usahanya ke publik.

Role model berperan sebagai katalis dan mentor dalam

menjalankan usahanya. Selain itu, jaringan dukungan sosial

dari orang-orang di sekitar entrepreneur akan berperan

terutama ketika usaha tersebut menghadapi kesulitan ataupun

ketika berada dalam keadaan stagnan dalam prosesnya.

Keberadaan jaringan ini dikategorikan menjadi:

a. Jaringan dukungan moral. Jaringan ini bisa berawal dari

dukungan pasangan, teman-teman, dan saudara.

b. Jaringan dukungan dari profesional. Jaringan ini akan

membantu seorang entrepreneur dalam mendapatkan

nasihat dan konseling mengenai perkembangan usahanya.

Jaringan ini bisa berawal dari mentor, asosiasi bisnis,

asosiasi perdagangan, dan hubungan yang bersifat

personal.

3. Evaluasi Diri

Locus of control

Locus of control didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang

bahwa ia mampu mengendalikan lingkungan di sekitarnya.

Seorang entrepreneur yang memiliki internal locus of control

lebih mampu dalam memanfaatkan peluang kewirausahaan.

Page 98: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

88 | YOUTH ENTERPRENEUR

Mereka memiliki kepercayaan dapat memanfaatkan peluang,

sumber daya, mengorganisasikan perusahaan, dan

membangun strategi. Hal ini dikarenakan kesuksesan dalam

menjalankan aktivitas entrepreneur tergantung pada

keinginan seseorang untuk percaya pada kekuatannya sendiri.

Self Efficacy

Self-efficacy adalah kepercayaan seseorang pada kekuatan diri

dalam menjalankan tugas tertentu. Entrepreneur sering

membuat penilaian sendiri pada keadaan yang tidak menentu,

oleh karena itu mereka harus memiliki kepercayaan diri dalam

membuat pernyataan, keputusan mengenai pengelolaan

sumber daya yang mereka miliki.

4. Karakteristik Kognitif

Karakteristik kognitif merupakan faktor yang mempengaruhi

bagaimana seseorang berpikir dan membuat keputusan. Dalam

mengembangkan peluang kewirausahaan, seorang entrepreneur

harus membuat keputusan positif mengenai sesuatu yang mereka

belum pahami, dalam ketidakpastian, dan informasi yang

terbatas. Dalam membuat keputusan positif tersebut dibutuhkan

karakteristik kognitif yang membantu entrepreneur untuk

memetakan cara bagaimana memanfaatkan peluang wirausaha.

Karakteristik tersebut antara lain:

Overconfidence

Overconvidence merupakan kepercayaan pada pernyataan

diri yang melebihi keakuratan dari data yang diberikan. Sikap

percaya yang berlebihan ini sangat membantu entrepreneur

terutama dalam membuat keputusan pada situasi yang belum

pasti dan informasi yang terbatas. Mereka akan melangkah

lebih pasti dalam menjalankan keputusannya meskipun

kesuksesan yang diinginkan belum pasti. Hal ini sebenarnya

bias dari rasa optimisme. Overconfidence mendorong orang

mampu memanfaatkan peluang usaha (Busenitz dalam Shane,

2003).

Page 99: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 89

Beberapa riset yang mendukung teori bahwa overconfidence

mendorong memanfaatkan peluang usaha. Shane (2003)

mempresentasikan beberapa penelitian yang mendukung

kenyataan ini. Gartner dan Thomas pada tahun 1989

melakukan survei terhadap 63 pendiri perusahaan software

computer. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka cenderung

overconfidence dan perkiraan rata-rata penjualan 29% di atas

penjualan tahun sebelumnya. Sementara penelitian yang

dilakukan oleh Cooper dkk tahun 1988 menunjukkan bahwa

33,3% dari yang mereka percaya bahwa mereka akan sukses

dan dua pertiga dari yang mereka survei merasa yakin akan

kesuksesan yang akan diraihnya.

Entrepreneur cenderung lebih overconfidence dibandingkan

dengan manajer. Hasil penelitian Busenizt dan Barney tahun

1997 dengan cara membandingkan 124 pendiri perusahaan

dan 74 manajer dalam sebuah organisasi besar. Hasilnya

menunjukkan bahwa pendiri perusahaan lebih overconfidence

dibandingkan dengan manajer. Demikian juga penelitian yang

dilakukan oleh Amir dkk tahun 2001, yang dilakukan dengan

cara wawancara pada 51 pendiri perusahaan dan 28 manajer

senior (bukan pendiri) di Kanada. Pendiri perusahaan

memperkirakan mereka mempunyai peluang sukses lebih

besar dibandingkan dengan perkiraan manajer senior.

Representatif

Representatif merupakan keinginan untuk menggeneralisasi

dari sebuah contoh kecil yang tidak mewakili sebuah populasi.

Bias dalam representatif akan mendorong seorang

entrepreneur dalam membuat keputusan. Ia menjadi lebih

mudah dalam membuat keputusan terutama dalam keadan

yang tidak menentu.

Penelitian mengenai hal ini dilakukan oleh Busenitz dan

Barney di tahun 1997, dengan cara membandingkan 124

pendiri perusahaan dengan 74 manajer. Hasilnya

menunjukkan bahwa para pendiri perusahaan memiliki sekor

representativeness yang lebih tinggi dibandingkan dengan

Page 100: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

90 | YOUTH ENTERPRENEUR

manajer. Hal ini menunjukkan bahwa gaya pemecahan

masalah antara entrepreneur dan manajer berbeda

Intuisi

Sebagian besar entrepreneur menggunakan intuisi daripada

menganalisis informasi dalam membuat keputusan. Kegunaan

intuisi untuk memfasilitasi pembuatan keputusan mengenai

ketersediaan sumber daya, mengorganisasi dan membangun

strategi baru. dengan memfasilitasi pembuatan keputusan

maka argumen akan muncul, dan intuisi selanjutnya akan

meningkatkan performa dalam kegiatan entrepreneur.

Beberapa riset mendukung fakta di atas. Shane (2003)

melaporkan beberapa hasil penelitian berikut ini. Hasil

penelitian Allison dkk membandingkan 156 pendiri

perusahaan dan perusahaan yang masuk daftar dalam British

Publication Local Heroes sebagai perusahaan yang

berkembang dengan 546 manajer. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pendiri perusahaan lebih intuitif dalam

pengambilan keputusan dibandingkan dengan manajer.

6.3. Green Financial Behavior

Green financial behavior menurut Claudia & Nuryasman MN

(2019) mengatakan bahwa Green finance merupakan pengucuran

modal dengan menggunakan prinsip ramah lingkungan bisa

menjadi solusi dari sektor finansial untuk mengatasi dampak

kerugian yang akan didapatkan oleh para youth entrepreneur dalam

menjalankan bisnisnya. Menurut Zhu, Bu, Jin, & Mbroh (2020) Green

financial behavior dapat diartikan sebagai strategi usaha mikro, kecil

dan menengah dalam hal pengelolaan investasi, pendanaan, dan

operasional untuk mencapai tujuan organisasi selain juga

berkontribusi dalam menjaga kelangsungan lingkungan hidup. Hal

ini mengharuskan para youth entrepreneurs untuk menerapkan suatu

perilaku yang berbasis ramah lingkungan dalam mengelola

keuangannya (green financial behaviour). Menurut Zhu et al. (2020)

mengatakan adanya dimensi yang dapat menjadi alat ukur pada

Page 101: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 91

green financial behavior yaitu: Investment activities, Financing

activities, Operation activities.

Menurut Goel (2016) mengatakan adanya dimensi yang

dapat menjadi alat ukur pada green financial behavior yaitu:

1. Green Bonds, yaitu suatu langkah yang dilakukan para youth

entrepreneur untuk dapat memahami dan mengerti akan

pentingnya obligasi yang pro pada perbaikan lingkungan (green

bond) dalam bisnisnya karena akan berpengaruh kepada customer-

nya.

2. Green Insurance, yaitu skema asuransi pro pada perbaikan

lingkungan yang dipertimbangkan diikuti oleh para youth

entrepreneur untuk melindungi bisnisnya dari resiko dan

meminimalisirkan kesalahan bisnis.

3. Green Loan Schemes, yaitu skema pembiayaan yang pro pada

perbaikan lingkungan (green loan) dan dibutuhkan oleh para youth

entrepreneur agar dapat memiliki pinjaman ketika menjalankan

bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Zoltan J. Acs And David B. Audretsch. 2010. Handbook Of

Entrepreneurship Research An Interdisciplinary Survey And

Introduction. (diunduh pada tanggal 27 Oktober 2020)

Page 102: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

92 | YOUTH ENTERPRENEUR

Page 103: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 93

Page 104: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

94 | YOUTH ENTERPRENEUR

Permasalahan lingkungan dan sosial saat ini sangat

melimpah. Sebagai contoh, potensi dampak negatif dari pemanasan

global telah diterima secara luas, dimana banyak negara-negara

industri mengalami pengangguran massal atau bergulat dengan

tantangan yang diakibatkan oleh ekonomi dan masyarakat yang

semakin mengglobal. Banyak dari tantangan ini dapat dikaitkan

dengan eksternalitas negatif atau fenomena lain yang dijelaskan

dalam literatur ekonomi klasik, seperti the tragedy of commons

(Hardin, 1968). Sustainability behaviour, atau singkatnya

sustainability, adalah paradigma yang dapat berfungsi sebagai

referensi bagi pengembangan solusi untuk tantangan lingkungan

dan masyarakat saat ini (Kuckertz dan Wagner, 2009). Sustainability

diakui sebagai visi jangka panjang yang membentuk perusahaan

yang sadar sosial dan lingkungan (Aksoy et al., 2020).

7.1. Definisi Sustainable Enterprise Performance

Sustainability adalah topik diskusi bagi manajer, praktisi,

pemangku kepentingan, dan pelanggan perusahaan. Globalisasi dan

integrasi vertikal juga telah meningkatkan fokus pada sustainability.

Sustainability berasal dari sistem ekologi dan lingkungan, dan

dianggap sebagai kemampuan untuk melanjutkan atau beradaptasi

dengan lingkungan yang berubah (Seuring dan Müller, 2008).

Sustainability telah menjadi pertimbangan strategis yang semakin

penting bagi perusahaan (Moore dan Manring, 2009). Berdasarkan

pada beberapa literatur, sustainability dapat meningkatkan

keunggulan kompetitif perusahaan. Oleh sebab itu, sustainability

harus menjadi bagian bisnis yang lebih strategis dan tidak

terpisahkan (Tomsic, Bojnec, dan Simcic, 2015).

The Brundtland Commission, yang dibentuk oleh

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada awal 1980-an,

mendefinisikan sustainable development sebagai “pemenuhan

kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi

mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri” (World

Commission on Environment and Development, 1987: 54). Ini merupakan

proses untuk mencapai tujuan dari sustainability, di mana

Page 105: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 95

pertumbuhan ekonomi, kohesi sosial dan perlindungan lingkungan

yang disebut “triple bottom line” (Elkington, 1997) diperlakukan

sama dan saling mendukung. Saat konsep ini diaplikasikan pada

suatu perusahaan, maka disebut sebagai corporate sustainability.

Corporate sustainability menjelaskan tentang menggabungkan

tujuan sustainable development seperti keadilan sosial, efisiensi

ekonomi, dan kinerja lingkungan ke dalam praktik operasional

perusahaan (Varsei et al., 2014). Corporate sustainability

didefinisikan sebagai, “mengadopsi strategi dan aktivitas bisnis yang

memenuhi kebutuhan perusahaan dan para pemangku

kepentingannya saat ini, sambil melindungi, mempertahankan, dan

meningkatkan sumber daya manusia dan alam yang akan

dibutuhkan di masa depan” (Deloitte dan Touche, 1992). Lozano

(2012) mendefinisikan corporate sustainability sebagai aktivitas

perusahaan yang secara proaktif berusaha berkontribusi pada

keseimbangan sustainability, termasuk dimensi ekonomi,

lingkungan, dan sosial saat ini, serta keterkaitan antar dimensi di

sepanjang dimensi waktu sambil menangani sistem perusahaan dan

pemangku kepentingan.

Corporate sustainability (CS) adalah strategi bisnis dinamis

yang menerapkan praktik keberlanjutan yang diperlukan untuk

memenuhi tujuan pemegang saham dan memberi energi kepada

pemangku kepentingan (Aksoy et al., 2020). Hal ini memerlukan

tugas yang menantang untuk memberikan hasil yang kompetitif

sambil merangkul metrik environment, social, dan governance (ESG)

untuk secara positif memengaruhi nilai perusahaan dan memastikan

reputasi publik yang baik. Selain itu, semakin besarnya dampak

investasi dan pendekatan yang sadar ESG dari perusahaan

manajemen kekayaan global dan pemangku kepentingan lainnya

mendorong perusahaan untuk menunjukkan akuntabilitas yang

lebih besar terhadap sustainability (Braam et al., 2016). Sebuah survei

global tahun 2014 terhadap lebih dari 3800 eksekutif senior yang

dilakukan bersama oleh Boston Consulting Group, UN Global

Compact, dan MIT Sloan Management Review mencatat bahwa

Page 106: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

96 | YOUTH ENTERPRENEUR

sekitar 65% perusahaan mengidentifikasi sustainability sebagai salah

satu item utama dalam agenda manajemen mereka.

Dalam framework ini, faktor penentu corporate

sustainability dan pengukurannya menjadi penting dalam

membuktikan secara eksplisit dedikasi perusahaan terhadap

masalah terkait sustainability. Searcy dan Elkhawas (2012)

menggarisbawahi bahwa perusahaan harus mendefinisikan dan

mengukur corporate sustainability performance mereka untuk

menciptakan nilai. Corporate sustainability performance (CSP) atau

sustainable enterprise performance (SEP) menjelaskan suatu metode

untuk mengevaluasi kesiapan dan progres perusahaan melalui suatu

set indikator kualitatif dan kuantitatif yang menyeluruh. Indikator

tersebut mencakup strategi perusahaan untuk mencapai dampak

suatu perusahaan dalam konsep corporate social responsibility dan

ekspektasi stakeholders, mengembangkan dan memantau produk

dan layanan yang ditawarkan serta proses bisnis.

Pertimbangan terhadap sustainability dapat membawa

keuntungan dan keunggulan yang signifikan (Rajesh, 2018). Prioritas

keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial perusahaan dapat

menentukan bobot masing-masing dimensi, untuk mencapai

sustainability performance (SP). Selain itu, tingkat prioritas mungkin

bergantung pada keunggulan kompetitif perusahaan yang

berkelanjutan (Ahi dan Searcy, 2013). Topik terkait sustainability

performance telah menciptakan motivasi yang semakin meningkat

bagi perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya

(Aksoy et al., 2020).

Indeks sustainability yang terkait dengan pasar keuangan

bertujuan untuk memberikan wawasan lebih jauh kepada investor

tentang CSP. Menurut Sustainable Stock Exchanges Initiative (2018),

40 bursa dengan total kapitalisasi pasar 81 triliun USD memiliki

indeks keberlanjutan. Selain bursa saham ini, beberapa perusahaan,

termasuk FTSE-Russell, Dow Jones, Standard & Poor's, MSCI,

Thomson Reuters, dan Stoxx, juga mengembangkan indeks

keberlanjutan dan sering bekerja sama dengan bursa saham untuk

Page 107: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 97

memperbaikinya. Mereka sangat membantu untuk menunjukkan

perusahaan dengan CSP yang notable.

7.2. Dimensi Sustainable Enterprise Performance

Mengukur sustainability performance sangat penting bagi

perusahaan industri karena beberapa alasan, juga

mempertimbangkan dampak keseluruhan dari agenda

sustainability, baik dari segi ekonomi maupun untuk kebijakan di

masa mendatang (Uni Eropa, 2017). Perusahaan menerima tekanan

kuat untuk meningkatkan sustainability dan transparansi tentang

hasil yang dicapai (Lozano dan Huisingh, 2011; Stacchezzini et al.,

2016) oleh pemangku kepentingan eksternal (Staniskis dan

Arbaciauskas, 2009), kepada pihak yang dituju oleh perusahaan

untuk menyampaikan praktik dan sustainability performance

mereka (Szekely dan Vom Brockem, 2017). Dengan meningkatkan

hubungan dengan pemangku kepentingan eksternal (Fuente et al.,

2017), perusahaan bertujuan untuk meningkatkan dan melindungi

reputasinya (De Villiers et al., 2016).

Dengan mempertimbangkan indikator sustainability

performance perusahaan, ada beberapa ukuran evaluasi yang

digunakan secara global. Global Reporting Initiatives (GRI)

diarahkan untuk mengukur kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan

perusahaan. Kerangka kerja ini menggunakan lebih dari 100

indikator yang relevan dengan ketiga bidang utama sustainability

performance. Kerangka kerja PBB untuk sustainability performance

juga didasarkan pada kerangka kerja hierarki dan membagi

indikator menjadi indikator utama dan sub-indikator dengan

mempertimbangkan berbagai aspek sustainable development.

Berbeda dengan GRI, kerangka kerja ini juga mempertimbangkan

aspek kelembagaan (institutional aspect) dari sustainability. Institution

of Chemical Engineers (IChemE) menyediakan kerangka kerja yang

relatif lebih sederhana untuk sustainability reporting dan didasarkan

pada dampak kegiatan tersebut. Ini mencakup formulir pelaporan

standar dan tabel konversi untuk penilaian dan hal yang lebih

menekankan pada evaluasi aspek kelestarian lingkungan. Thomson

Page 108: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

98 | YOUTH ENTERPRENEUR

Reuters memberikan kerangka kerja untuk evaluasi kinerja ekonomi,

sosial, dan tata kelola perusahaan berdasarkan 10 indikator utama,

dan lebih dari 400 indikator tingkat perusahaan yang berbeda.

Sebuah kerangka untuk mengukur dimensi sustainability

dapat mengatasi masalah ekonomi, lingkungan, dan sosial. Namun,

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperkenalkan dimensi

keempat untuk mengevaluasi sustainability performance, yang disebut

sebagai dimensi institutional (Labuschagne et al., 2005). Meninjau

kerangka kerja dan dimensi evaluasi keberlanjutan seperti; Global

Reporting Initiatives (GRI), United Nations Commission on Sustainable

Development Framework, Sustainability Metrics of the Institution of

Chemical Engineers (IChemE), Wuppertal Sustainability Indicators,

dimensi evaluasi sustainability performance terdiri atas ekonomi,

lingkungan, dan sosial. Masing-masing dimensi diuraikan sebagai

berikut.

7.2.1. Economic Sustainability (Keberlanjutan Ekonomi)

Keberlanjutan ekonomi seperti yang didefinisikan oleh GRI

berkaitan dengan “dampak organisasi pada keadaan ekonomi

pemangku kepentingannya dan pada sistem ekonomi di tingkat

lokal, nasional, dan global” (GRI, 2002). Perusahaan yang mencapai

keunggulan kompetitif melalui kapabilitas untuk mempraktikkan

bisnis yang menguntungkan dan tidak berubah dapat bertahan

dalam jangka panjang, tetapi tidak dapat memberikan kontribusi apa

pun pada sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, atau global

(Svensson, 2007). Organisasi harus menjaga kesehatan ekonomi dan

kelangsungan hidup mereka untuk mencapai kelangsungan hidup

jangka panjang (Rajesh, 2020). Empat kriteria utama digunakan

untuk mengukur keberlanjutan ekonomi perusahaan yaitu,

kesehatan finansial, kinerja ekonomi, potensi keuntungan finansial,

dan peluang perdagangan. Kesehatan keuangan menunjukkan

stabilitas keuangan internal perusahaan, sedangkan kinerja ekonomi

mengukur nilai perusahaan yang diukur oleh pemangku

kepentingan, manajemen puncak, dan pemerintah. Manfaat

keuangan potensial menilai manfaat finansial tersebut selain

Page 109: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 99

keuntungan dan peluang perdagangan, untuk mengakses

kerentanan jaringan perdagangan terhadap berbagai sumber risiko.

7.2.2. Environmental Sustainability (Kelestarian Lingkungan)

Kelestarian lingkungan dapat didefinisikan sebagai

kombinasi dari beberapa kemampuan perusahaan untuk

mengurangi keseluruhan carbon footprint dari suatu produk (Lam

dan Lai, 2015). Dampak terhadap empat sumber daya alam utama

yang dipantau, yaitu sumber daya udara, sumber daya air, sumber

daya tanah, sumber daya mineral dan energi (GRI, 2002). Penilaian

dampak siklus hidup produk dapat mengukur potensi dampak pada

semua sumber daya ini (Rajesh, 2020). Pada sumber daya udara,

kontribusi perusahaan terhadap tingkat kualitas udara regional

dipantau. Penggunaan air dan pelepasan limbah dan polutan air

dipantau untuk menilai ketersediaan air bersih dan aman. Dampak

langsung atau tidak langsung pada sumber daya lahan dapat

dipantau untuk mengurangi dampak pada tanah dan

keanekaragaman hayati. Polutan tanah merupakan bagian utama

dari penipisan sumber daya lahan untuk mencapai kelestarian

lingkungan. Selain itu, penipisan sumber daya tak terbarukan dan

energi dipantau untuk menilai tingkat dampak perusahaan terhadap

sumber daya mineral dan energi.

7.2.3. Social Sustainability (Keberlanjutan Sosial)

Perusahaan lebih memperhatikan keberlanjutan dimensi

sosial karena pergeseran tekanan pemangku kepentingan dari

masalah lingkungan ke masalah sosial (Yawar dan Seuring, 2017).

Keberlanjutan dimensi sosial dapat menangani masalah-masalah

yang berkaitan dengan sumber daya internal, serta populasi

eksternal. Faktor-faktor yang terkait dengan sumber daya internal

dapat mencakup stabilitas pekerjaan, praktik ketenagakerjaan,

kesehatan dan keselamatan kerja, dan pengembangan kapasitas

(Ahmadi et al., 2017). Stabilitas kerja mengatasi dampak bisnis pada

kesempatan kerja di dalam perusahaan, sedangkan hak asasi

manusia, kesetaraan tenaga kerja, kesetaraan gender ditangani

Page 110: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

100 | YOUTH ENTERPRENEUR

dalam praktik ketenagakerjaan. Praktik kesehatan dan keselamatan

dinilai untuk tindakan pencegahan, serta untuk menangani insiden

kesehatan atau keselamatan. Pengembangan kapasitas berfokus

pada dua aspek yang berbeda yaitu penelitian dan pengembangan

serta pengembangan karir. Parameter yang berhubungan dengan

populasi eksternal termasuk modal manusia, modal produktif, dan

modal komunitas. Modal manusia mengacu pada kemampuan

individu untuk bekerja dan menghasilkan pendapatan, modal

produktif mengacu pada aset dan infrastruktur tersebut, kebutuhan

individu untuk mempertahankan kehidupan produktif, dan modal

komunitas termasuk efek dari inisiatif operasional pada jaringan

hubungan sosial dan kelembagaan.

Menyeimbangkan aspek kinerja sosial, lingkungan, dan

ekonomi dari keberlanjutan di tingkat perusahaan, yang disebut

kinerja “triple bottom line” adalah tugas yang menantang (Henry et

al., 2019).

7.3. Sustainability Performance in Theoritical Concept

Teori pemangku kepentingan (stakeholder theory) (Freeman,

1983) telah memberikan dasar corporate sustainability performance

(CSP), yang membantu membangun dan memperkuat hubungan

saling percaya dengan pemangku kepentingan. Pemangku

kepentingan membutuhkan transparansi dan efisiensi untuk

meningkatkan keuntungan mereka dan memastikan keberlanjutan

masa depan perusahaan (Aksoy et al., 2020). Dengan demikian,

mereka menuntut agar kebijakan lingkungan dan sosial

diintegrasikan ke dalam kinerja perusahaan (Pava dan Krausz, 1996).

Teori keagenan (agency theory), di sisi lain, lebih menekankan pada

bagaimana dewan memantau manajemen untuk kepentingan terbaik

pemegang saham (Fama dan Jensen, 1983). Oleh karena itu, dewan

yang efektif harus memiliki kombinasi kemampuan dan pengalaman

yang tepat untuk mengevaluasi strategi bisnis dan dampaknya

terhadap kebijakan sustainability.

Beberapa penulis telah mengemukakan pendekatan multi-

perspektif untuk peningkatan pemahaman CSP (misalnya, Aguinis

Page 111: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 101

dan Glaves, 2012; Mellahi et al., 2016). Teori eksternal lebih

berkonsentrasi pada hubungan antara bisnis dan masyarakat dan

diantaranya yaitu institutional theory, resource dependence theory,

the resource-based view (RBV), dan stakeholder theory. Secara

khusus, teori pemangku kepentingan mengevaluasi kegiatan

perusahaan sebagai hasil langsung dari tekanan pemangku

kepentingan yang terkait dengan ketergantungan kekuasaan, klaim

legitimasi, atau urgensi (Clarkson, 1995; Freeman dan David, 1983;

Mitchell et al., 1997).

Teori internal, di sisi lain, berurusan dengan proses internal,

di mana CSP disebut sebagai strategi atau hasil dari keputusan

manajerial dan termasuk teori keagenan dan RBV (Wissink, 2016).

Kepentingan yang berbeda dari prinsipal dan agen dapat

menyebabkan konflik karena beberapa agen mungkin tidak selalu

bertindak untuk kepentingan terbaik prinsipal. Miskomunikasi

berikutnya dapat mengakibatkan masalah (Eisenhardt, 1989; Jensen

dan Meckling, 1976). Dengan demikian, perusahaan mengejar

aktivitas corporate sustainability untuk memenuhi permintaan

pemangku kepentingan (stakeholder theory), mengamankan sumber

daya kritis (resource dependence theory), memenuhi kebutuhan

individu manajer (teori agensi), menyesuaikan dengan norma dan

tekanan kelembagaan untuk meningkatkan legitimasi mereka

(institutional theory), dan mengembangkan sumber daya yang

berharga untuk mengejar peluang (RBV). Dalam kerangka ini,

karena masalah keberlanjutan menjadi semakin kompleks, bersifat

global dan penting bagi keberhasilan, perusahaan cenderung

berperilaku dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial dan

berkelanjutan melalui efek mediasi dari beberapa kondisi

kelembagaan termasuk regulasi, organisasi nonpemerintah, aliansi

industri, norma yang dilembagakan, pesaing, dan dialog antara

perusahaan dan pemangku kepentingan mereka (Campbell, 2007;

Kiron et al., 2015).

Page 112: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

102 | YOUTH ENTERPRENEUR

7.4. Perusahaan yang Sehat

Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang dapat

bertahan dalam kondisi ekonomi apapun, yang terlihat dari

kemampuannya dalam memenuhi kewajiban-kewajiban

finansialnya dan melaksanakan operasinya dengan stabil serta dapat

menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu.

Kesehatan suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek

keuangannya. Untuk mengevaluasi secara akurat kesehatan

keuangan dan keberlanjutan jangka panjang perusahaan, sejumlah

metrik keuangan harus dipertimbangkan. Empat bidang utama

kesehatan keuangan yang harus diperiksa adalah likuiditas,

solvabilitas, profitabilitas, dan efisiensi operasi. Ada sejumlah rasio

keuangan yang dapat ditinjau untuk mengukur kesehatan keuangan

perusahaan secara keseluruhan dan untuk menentukan

keberlanjutan perusahaan sebagai bisnis yang layak. Tren umum

rasio keuangan, apakah meningkat dari waktu ke waktu, juga

merupakan pertimbangan penting.

Tidak ada ukuran yang sempurna untuk menentukan

kesehatan keuangan perusahaan, apalagi keberlanjutan. Namun, ada

empat area penting terkait kesehatan finansial yang dapat diamati

dengan cermat untuk mencari tanda-tanda kekuatan atau

kerentanan. Empat bidang yang perlu dipertimbangkan adalah

likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan efisiensi operasi.

7.4.1. Likuiditas

Likuiditas adalah faktor kunci dalam menilai kesehatan

keuangan dasar perusahaan. Likuiditas adalah jumlah uang tunai

dan aset yang mudah dikonversi menjadi kas yang dimiliki

perusahaan untuk mengelola kewajiban hutang jangka pendeknya.

Sebelum sebuah perusahaan dapat berhasil dalam jangka panjang,

terlebih dahulu harus mampu bertahan dalam jangka pendek.

Dua metrik paling umum yang digunakan untuk mengukur

likuiditas adalah current ratio dan quick ratio. Dari keduanya, quick

ratio, terkadang juga disebut sebagai acid test, yang merupakan

ukuran yang lebih tepat. Hal ini karena, dalam membagi aset lancar

Page 113: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 103

dengan kewajiban lancar, tidak termasuk persediaan dari aset dan

tidak termasuk bagian saat ini dari hutang jangka panjang dari

kewajiban. Dengan demikian, ini memberikan indikasi yang lebih

praktis secara realistis tentang kemampuan perusahaan untuk

mengelola kewajiban jangka pendek dengan kas dan aset yang

dimiliki. Quick ratio yang lebih rendah dari 1,0 adalah sinyal bahaya,

karena menunjukkan kewajiban saat ini melebihi aset lancar.

7.4.2. Solvabilitas

Konsep solvabilitas berkaitan erat dengan likuiditas,

merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

hutangnya secara berkelanjutan, tidak hanya dalam jangka pendek.

Rasio solvabilitas menghitung hutang jangka panjang perusahaan

dalam kaitannya dengan aset atau ekuitasnya.

Rasio hutang terhadap ekuitas (D / E) umumnya merupakan

indikator kuat dari keberlanjutan jangka panjang perusahaan karena

memberikan ukuran rasio hutang terhadap ekuitas pemegang

saham, dan oleh karena itu juga merupakan ukuran minat dan

kepercayaan investor pada suatu perusahaan. Rasio D / E yang lebih

rendah berarti lebih banyak operasi perusahaan yang dibiayai oleh

pemegang saham daripada oleh kreditor. Ini merupakan nilai

tambah bagi perusahaan karena pemegang saham tidak

mengenakan bunga atas pembiayaan yang mereka berikan.

Rasio D / E sangat bervariasi antar industri, tetapi terlepas

dari sifat spesifik bisnisnya, tren penurunan rasio D / E dari waktu

ke waktu adalah indikator yang baik bahwa perusahaan berada pada

kondisi keuangan yang semakin kokoh.

7.4.3. Efisiensi Operasi

Efisiensi operasi sebuah perusahaan adalah kunci

kesuksesan finansialnya. Marjin operasi perusahaan merupakan

indikator terbaik dari efisiensi operasinya. Metrik ini menunjukkan

tidak hanya marjin laba operasional dasar perusahaan setelah

dikurangi biaya variabel untuk memproduksi dan memasarkan

produk atau jasa perusahaan, tetapi juga memberikan indikasi

seberapa baik manajemen perusahaan mengendalikan biaya.

Page 114: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

104 | YOUTH ENTERPRENEUR

Manajemen yang baik sangat penting untuk keberlanjutan

jangka panjang perusahaan. Manajemen yang baik dapat mengatasi

berbagai masalah sementara, sedangkan manajemen yang buruk

dapat menyebabkan runtuhnya bisnis yang paling menjanjikan

sekalipun.

7.4.4. Profitabilitas

Perusahaan memang dapat bertahan selama bertahun-tahun

tanpa keuntungan, beroperasi atas niat baik kreditor dan investor,

tetapi untuk bertahan dalam jangka panjang, perusahaan pada

akhirnya harus mencapai dan mempertahankan profitabilitas.

Metrik terbaik untuk mengevaluasi profitabilitas adalah

margin bersih dan rasio laba terhadap total pendapatan. Penting

untuk mempertimbangkan rasio margin bersih karena angka

keuntungan yang sederhana tidak cukup untuk menilai kesehatan

keuangan perusahaan. Sebuah perusahaan mungkin menunjukkan

angka laba bersih beberapa ratus juta dolar, tetapi jika angka dolar

itu mewakili margin bersih hanya 1% atau kurang, maka kenaikan

sekecil apa pun dalam biaya operasi atau persaingan pasar dapat

menjerumuskan perusahaan ke dalam posisi merah. Margin bersih

yang lebih besar, terutama dibandingkan dengan rekan-rekan

industri, berarti margin of financial safety yang lebih besar, dan juga

menunjukkan perusahaan berada dalam posisi keuangan yang lebih

baik untuk mengalokasikan modal untuk pertumbuhan dan

ekspansi.

Tidak ada metrik tunggal yang dapat mengidentifikasi

kesehatan keuangan dan operasional perusahaan secara

keseluruhan. Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk bertahan dalam jangka pendek dan solvabilitas menunjukkan

seberapa siapnya perusahaan dapat menutupi hutang dan kewajiban

jangka panjangnya. Efisiensi dan profitabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk mengubah input menjadi arus kas

dan laba bersih. Keseluruhan faktor-faktor tersebut diperlukan

untuk mendapatkan pandangan yang lengkap dan holistik tentang

stabilitas perusahaan.

Page 115: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 105

Aguinis, H., dan Glavas, A. 2012. What we know and do not know

about corporate social responsibility: a review and research

agenda. Journal of Management. Vol. 38, No. 4, pp. 932-968.

Ahi, P., dan Searcy, C., 2013. A comparative literature analysis of

definitions for green and sustainable supply chain

management. Journal of Cleaner Production. Vol. 52, pp. 329-

341.

Ahmadi, H. B., Kusi-Sarpong, dan S., Rezaei, J. 2017. Assessing the

social sustainability of supply chains using Best Worst Method.

Resources, Conservation and Recycling. Vol. 126, pp. 99-106.

Aksoy, Mine, Yilmaz, Mustafa K., Tatoglu, Ekrem, dan Basar, Merve.

Antecedents of corporate sustainability performance in

Turkey: The effects of ownership structure and board

attributes on non-financial companies. Journal of Cleaner

Production. Vol. 276.

Braam, G.L., De Weerd, L.U., Hauck, M., dan Huijbregts, M.A., 2016.

Determinants of corporate environmental reporting: the

importance of environmental performance and assurance.

Journal of Cleaner Production. Vol. 129, pp. 724-734.

Campbell, J.L. 2007. Why would corporations behave in socially

responsible ways? An institutional theory of corporate social

responsibility. Academy of Management Review. Vol. 32, No.

3, pp. 946-967.

Clarkson, M.E. 1995. A stakeholder framework for analyzing and

evaluating corporate social performance. Academy of

Management Review. Vol. 20, No. 1, pp. 92-117.

Deloitte, I. I. S. D., dan Touche. W. B. C. S. D. 1992. Business Strategy

for Sustainable Development.

De Villiers, C., Rouse, dan P., Kerr, J. 2016. A new conceptual model

of influences driving sustainability based on case evidence of

Page 116: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

106 | YOUTH ENTERPRENEUR

the integration of corporate sustainability management control

and reporting. Journal of Cleaner Production. Vol. 136, pp. 78-

85.

Eisenhardt, K.M., 1989. Agency theory: an assessment and review.

Academy of Management Review. Vol. 14, No. 1, pp. 57-74.

Elkington, J., 1997. Cannibals with Forks: the Triple Bottom Line of

21st Century Business. Gabriola Island, Canada: New Society

Publishers.

Fama, E.F., Jensen, dan M.C. 1983. Separation of ownership and

control. Journal of law and Economics. Vol. 26, No. 2, pp. 301-

325.

Freeman, R.E., 1983. Strategic management: a stakeholder approach.

Advances in Strategic Management. Vol. 1, No. 1, pp. 31-60.

Freeman, R.E., dan David, L.R. 1983. Stockholders and stakeholders:

a new perspective on corporate governance. California

Management Review. Vol. 25, No. 3, pp. 88-106.

Fuente, J.A., García-S_anchez, I.M., dan Lozano, M.B., 2017. The role

of the board of directors in the adoption of GRI guidelines for

the disclosure of CSR information. Journal of Cleaner

Production. Vol. 141, pp. 737-750.

European Environmental Agency, 2017. Air quality in Europe - 2017

report.

GRI. 2002. Sustainability reporting guidelines. Boston (MA): Global

Reporting Initiative.

Hardin, G., 1968. The tragedy of the commons. Science. Vol. 162, pp.

1243–1248.

Henry, L.A., Buyl, T., dan Jansen, R.J.G. 2019. Leading corporate

sustainability: the role of top management team composition

for triple bottom line performance. Business Strategy and the

Environment. Vol. 28, No. 1, pp. 173-184.

Jensen, N., Meckling, W., 1976. Theory of the firm: managerial

behavior, agency costs, and capital structure. Journal of

Financial Economics. Vol. 3, No. 4, pp. 305-360.

Kiron, D., Kruschwitz, N., Haanaes, K., Reeves, M., FuiszKehrbach,

S.K., Kell, G., 2015. Joining forces: collaboration and leadership

Page 117: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 107

for sustainability. MIT Sloan Management Review. Vol. 56, No.

3, pp. 1-31.

Kuckertz, Andreas dan Wagner, Marcus. 2010. The influence of

sustainability orientation on entrepreneurial intentions —

Investigating the role of business experience. Journal of

Business Venturing. Vol. 25, pp. 524–539.

Labuschagne, C., Brent, A. C., dan Van Erck, R. P. 2005. Assessing the

sustainability performances of industries. Journal of Cleaner

Production. Vol. 13, No. 4, pp. 373-385.

Lam, J. S. L., Lai, dan K. H. 2015. Developing environmental

sustainability by ANP-QFD approach: the case of shipping

operations. Journal of Cleaner Production. Vol. 105, pp. 275-

284.

Lozano, R., dan Huisingh, D. 2011. Inter-linking issues and

dimensions in sustainability reporting. Journal of Cleaner

Production. Vol. 19, pp. 99-107.

Mellahi, K., Frynas, G.J., Sun, P., dan Siegel, D. 2016. A review of the

nonmarket strategy literature: toward a multi-theoretical

integration. Journal of Management. Vol. 24, pp. 1-31.

Mitchell, R.K., Agle, B.R., dan Wood, D.J. 1997. Toward a theory of

stakeholder identification and salience: defining the principle

of who and what really counts. Academy of Management

Review. Vol. 22, No. 4, pp. 853-886.

Moore, Samuel B., dan Manring, Susan L. 2009. Strategy

development in small and medium sized enterprises for

sustainability and increased value creation. Journal of Cleaner

Production. Vol. 17, pp. 276–282.

Pava, M.L., dan Krausz, J. 1996. The association between corporate

social responsibility and financial performance: the paradox of

social cost”. Journal of Business Ethics. Vol. 15, No. 3, pp. 321-

357.

Rajesh, R. 2018. On sustainability, resilience, and the sustainable–

resilient supply networks. Sustainable Production and

Consumption. Vol. 15, pp. 74-88.

Page 118: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

108 | YOUTH ENTERPRENEUR

Rajesh, R. 2020. Exploring the sustainability performances of firms

using environmental, social, and governance scores. Journal of

Cleaner Production. Vol. 247.

Searcy, C., dan Elkhawas, D., 2012. Corporate sustainability ratings:

an investigation into how corporations use the Dow Jones

Sustainability Index. Journal of Cleaner Production. Vol. 35,

pp. 79-92.

Seuring, S., dan Müller, M., 2008. From a literature review to a

conceptual framework for sustainable supply chain

management. Journal of Cleaner Production. Vol. 16, No. 15,

pp. 1699-1710.

Stacchezzini, R., Melloni, dan G., Lai, A. 2016. Sustainability

management and reporting: the role of integrated reporting for

communicating corporate sustainability management. Journal

of Cleaner Production. Vol. 136, pp. 102-110.

Staniskis, J.K., dan Arba_ciauskas, V., 2009. Sustainability

performance indicators for industrial enterprise management.

Environmental Research, Engineering and Management. Vol.

48, No. 2, pp. 42-50.

Svensson, G. 2007. Aspects of sustainable supply chain management

(SSCM): conceptual framework and empirical example. Supply

Chain Management: An International Journal. Vol. 12, No. 4,

pp. 262-266.

Szekely, N., dan Vom Brockem, J. 2017. What can we learn from

corporate sustainability reporting? Deriving propositions for

research and practice from over 9,500 corporate sustainability

reports. PLoS One. Vol. 12, No.4, pp. 1-27.

Tomsic, Nastja, Bojnec, Stefan, dan Simcic, Blaz. 2015. Corporate

sustainability and economic performance in small and medium

sized enterprises. Journal of Cleaner Production. Vol. 108, pp.

603-612.

Varsei, M., Soosay, C., Fahimnia, dan B., Sarkis, J., 2014. Framing

sustainability performance of supply chains with

multidimensional indicators. Supply Chain Management: An

International Journal. Vol. 19, No. 3, pp. 242-257.

Page 119: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

EMOTIONAL INTELLIGENT PADA YOUTH ENTREPRENEUR | 109

Wissink, S. 2016. Determinants of Corporate Social Responsibility for

Dutch Listed Firms. Master Thesis. The University of Twente.

World Commission on Environment and Development. 1987. Our

Common Future. Oxford, United Kingdom: Oxford University

Press.

Yawar, S. A., dan Seuring, S. 2017. Management of social issues in

supply chains: a literature review exploring social issues,

actions and performance outcomes. Journal of Business Ethics.

Vol. 141, No. 3, pp. 621-643.

Page 120: YOUTH ENTREPRENEUR · 2 | YOUTH ENTERPRENEUR 1.1. Konsep Dasar Kewirausahaan Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaituentreprendre yang mengandung makna

110 | YOUTH ENTERPRENEUR