Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran nilai etika dan budaya di berbagai kalangan, khususnya para remaja. Pergeseran itu antara lain kekerasan dan kerusuhan hingga berujung pada tindak anarkis. Pergeseran etika dan budaya inilah yang menggambarkan para remaja seolah kehilangan jati dirinya. Sering disaksikan pada tayangan televisi bentuk-bentuk tindakan anarkis mulai dari pemalakan-pemalakan yang dilakukan oleh beberapa siswa yang merasa berkuasa di sekolah, perkelahian antar pelajar satu sekolah, tawuran antar pelajar, antar mahasiswa, hingga kekerasan dalam kelompok (geng) remaja. Hal ini tidak hanya terjadi di ibu kota saja namun sudah sampai di Pulau Bali contohnya seperti video kekerasan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri kepada teman satu geng mereka. Permasalahan yang memprihatinkan seperti di atas merupakan sebagian kecil dari bukti penurunan etika dan karakter remaja di Indonesia. Era globalisasi ini membuat para remaja kehilangan nalar dan akal sehatnya serta semakin berpikir praktis tanpa pikir 1
41

YOGA karya tulis nining

Nov 28, 2015

Download

Documents

Yoga Aditya

lomba karya tulis di pshycology writing competition 2012 ranking 4
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: YOGA karya tulis nining

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini telah terjadi pergeseran nilai etika dan budaya di berbagai

kalangan, khususnya para remaja. Pergeseran itu antara lain kekerasan dan

kerusuhan hingga berujung pada tindak anarkis. Pergeseran etika dan

budaya inilah yang menggambarkan para remaja seolah kehilangan jati

dirinya. Sering disaksikan pada tayangan televisi bentuk-bentuk tindakan

anarkis mulai dari pemalakan-pemalakan yang dilakukan oleh beberapa

siswa yang merasa berkuasa di sekolah, perkelahian antar pelajar satu

sekolah, tawuran antar pelajar, antar mahasiswa, hingga kekerasan dalam

kelompok (geng) remaja. Hal ini tidak hanya terjadi di ibu kota saja namun

sudah sampai di Pulau Bali contohnya seperti video kekerasan yang

dilakukan oleh beberapa remaja putri kepada teman satu geng mereka.

Permasalahan yang memprihatinkan seperti di atas merupakan sebagian

kecil dari bukti penurunan etika dan karakter remaja di Indonesia. Era

globalisasi ini membuat para remaja kehilangan nalar dan akal sehatnya

serta semakin berpikir praktis tanpa pikir panjang akan akibat dari tidakan

yang mereka lakukan. Mereka menghalalkan berbagai cara, asal apa yang

mereka kehendaki tercapai.

Sungguh disayangkan remaja yang merupakan tulang punggung harapan

bangsa seolah-olah malah meracuni dirinya dengan hal-hal yang negatif.

Masalah-masalah remaja dan kekerasan remaja banyak terjadi pada remaja

bangsa kita dewasa ini. Hal seperti di atas terjadi akibat para remaja kurang

bisa mengendalikan diri dan mengontrol emosi mereka. Tidak dapat

dibayangkan jika hal ini terjadi secara berkelanjutan. Masa depan bangsa

yang ada di tangan remaja sekarang akan diwarnai dengan konflik-konflik

serta perselisihan yang tidak berkesudahan. Salah satu periode dalam

rentang kehidupan individu adalah masa (fase) remaja. Masa ini merupakan

segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan

1

Page 2: YOGA karya tulis nining

merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja

merupakan masa untuk mencari jati diri (pembentukan identitas) masing-

masing individu. Pada masa remaja kondisi emosional seseorang menjadi

sangat labil. Biasanya lebih mudah terpengaruh pada hal-hal negatif karena

kurang dapat mengendalikan diri dan emosi mereka. Saat remaja kehilangan

pengendalian diri dan emosinya mereka akan lupa akan norma-norma yang

ada, mereka seakan tidak bisa membedakan tindakan mana yang baik dan

mana yang tidak baik maka terjadilah hal-hal seperti di atas.

Kecenderungan perilaku kekerasann atau perilaku negatif pada remaja

merupakan pertanda krisis moral. Gejala krisis moral di kalangan remaja

diduga merupakan dampak globalisasi diperkuat oleh kecanggihan teknologi

informasi dan komunikasi. Seperti tayangan kekerasan di televisi yang

merupakan salah satu contoh kecanggihan teknologi yang dapat membuka

peluang lebar-lebar merembesnya budaya asing yang belum tentu relevan

dengan budaya bangsa kita. Semakin sering orang melihat adegan

kekerasan, akan memperburuk perilaku moralnya sehingga cenderung

menjadi anak yang kurang sabar, agresif dan mudah menyerah (Krahe,

2005), apalagi ditambah dengan kondisi emosional seseorang pada masa

remaja berada dalam kondisi labil. Perilaku remaja sekarang dapat

diinterpretasikan ke dalam konsep Fromm (1973), perilaku masyarakat

kaum nekrofilus yaitu masyarakat yang cinta kekerasan daripada

kelembutan, suka kekacauan daripada kedamaian, suka keburukan daripada

keindahan.

Akhir-akhir ini beberapa usaha yang telah dilakukan untuk memecahkan

masalah krisis moral dan kecerdasan emosional remaja yang merupakan

generasi muda bangsa diantaranya pendidikan budi pekerti, Soft skills dan

pendidikan karakter begitu gencar dan menjadi sorotan di era globalisasi ini.

Namun, dalam praktiknya atau implementasinya belum ada yang berhasil

karena selama ini hanya sebatas teori. Belakangan ini yoga banyak

dibicarakan oleh beberapa kalangan. ScienceDaily (4 April 2012) kelas

Yoga memiliki efek psikologis yang positif bagi siswa sekolah menengah,

menurut sebuah studi pilot dalam Journal April Developmental &

2

Page 3: YOGA karya tulis nining

Behavioral Pediatrics, jurnal resmi dari Masyarakat untuk Pembangunan

dan Behavioral Pediatrics. Disana juga dikutip bahwa remaja mengambil

kelas yoga memiliki skor lebih baik pada beberapa tes psikologis. 

Sedangkan siswa di kelas PE teratur cenderung memiliki skor lebih tinggi

untuk masalah suasana hati dan kecemasan. Dengan berlatih yoga kita

berlatih bagaimana ketika kita menolak sebuah situasi yang dapat memicu

amarah, seimbangkan dengan penerimaan diri untuk menyadari akan

keberadaan emosi tersebut ada dalam diri kita. Kemudian mengatasi emosi

dengan sikap dari panca indera, lalu mencapai penerimaan diri terhadap

situasi yang dihadapi, sehingga memperoleh pencerahan akan pikiran yang

positif dan lebih bijak. Terkait dengan latar belakang di atas maka pada

karya tulis ini akan dikaji mengenai implementasi yoga melalui kultur soft

skills dalam menanggulangi kekerasan pada remaja.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun permasalahan yang akan diteliti

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana potensi yoga dalam mengembangkan soft skills?

2. Bagaimana cara mengimplementasikan yoga melalui kultur soft skills di

sekolah?

3. Kendala apa yang dihadapi dalam mengembangkan yoga di sekolah?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penelitian karya tulis ini terkait dengan rumusan masalah di

atas adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui potensi yoga dalam mengembangkan soft skills.

2. Untuk mengetahui cara mengimplementasikan yoga melalui kultur soft

skills di sekolah.

3. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam mengembangkan

yoga di sekolah.

3

Page 4: YOGA karya tulis nining

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Bagi remaja tulisan ini diharapkan dapat dijadikan inspirasi kegiatan

yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang dan gaya hidup sehat.

2. Bagi remaja tulisan ini diharapkan dapat dijadikan gambaran/cerminan

bahwa dalam menjalani hidup ini lebih indah jika kita peduli satu sama

lain, hidup saling menyayangi, damai dan harmonis tanpa adanya

kekerasan.

3. Bagi remaja tulisan ini diharapkan dapat dijadikan cerminan dan

kesadaran kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan hidup di dunia ini saling

membutuhkan satu sama lain dan saling ketergantungan antara baik

diantara manusia/hewan/tumbuhan.

4. Bagi sekolah tulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif

program yang dapat dikembangkan.

4

Page 5: YOGA karya tulis nining

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Masa Remaja

Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas

lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik

(Hurlock, 1992). Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun, dan

ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh,

psikologi dan aspek fungsional. Dari segi umur remaja dapat dibagi menjadi

remaja awal atau early adolescence (10-13) tahun, remaja menengah atau

middle adolescence (14-16) tahun dan remaja akhir atau late adolescence

(17-20) tahun (Behrman, Kliegman & Jenson, 2004).

Menurut Pardede (2002), masa remaja merupakan suatu fase perkembangan

yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan

periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan

percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial yang

berlangsung pada dekade kedua kehidupan. Menurut Depkes RI (2005),

masa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang yang

berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke

dewasa muda. Remaja adalah aset sumber daya manusia yang merupakan

tulang punggung penerus generasi bangsa di masa mendatang. Usia remaja

merupakan masa di mana mereka berusaha menemukan jati diri, sehingga

sering mengalami gejolak emosi yang sulit untuk mengendalikannya. Masa

remaja seperti banyak anggapan merupakan saat-saat yang dipenuhi dengan

berbagai perubahan dan terkadang muncul sebagai masa yang tersulit dalam

kehidupan sebelum ia memasuki dunia kedewasaan. Perubahan-perubahan

yang terjadi pada masa remaja tidak hanya menyangkut aspek fisik

melainkan juga aspek psikis dan psikososial (Papalia, et al., 2000; Turner &

Helms, 1995).

5

Page 6: YOGA karya tulis nining

Menurut Stanley Hall dalam Santrock (1999), remaja sebagai periode Sturm

und Drang atau storm and stres dimana terjadi transisi pergolakan emosi

yang sulit dikendalikan yang diiringi pertumbuhan fisik yang pesat dan

pertumbuhan psikis yang bervariasi. Pada masa ini remaja mudah

terpengaruh oleh lingkungan dan sebagai akibatnya akan muncul

kekecewaan dan penderitaan, meningkatnya konflik dan pertentangan

(Gunarsa, 1986). Hal ini juga disebabkan karena masa remaja merupakan

masa transisi yaitu peralihan dari usia anak-anak menuju usia dewasa dan

mereka berada di bawah tekanan sosial sebab menghadapi kondisi baru

sedangkan selama masa kanak-kanak mereka kurang mempersiapkan diri

untuk menghadapi keadaan tersebut (Hurlock, 1999). Bahkan pada masa ini,

remaja akan mengalami goncangan emosi yang disebabkan oleh tekanan-

tekanan dan ketegangan dalam mencapai kematangan fisik dan sosial

(Slavin, 2000).

Emosi pada masa remaja masih labil, karena erat hubungannya dengan

keadaan hormon. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam

satu waktu mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka

tiba-tiba langsung bisa menjadi sedih atau marah. Contohnya pada

remaja yang tersinggung perasaannya. Emosi remaja lebih kuat dan

lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis. Saat

melakukan sesuatu mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa

memikirkan resiko yang akan terjadi. Permasalahan emosi pada masa remaja

sangat menarik sebab emosi merupakan suatu fenomena yang dimiliki oleh

setiap manusia (Rosenthal, 1997) dan pengaruhnya sangat besar terhadap

aspek-aspek kehidupan lain seperti sikap, perilaku, penyesuaian pribadi dan

sosial yang dilakukan (Hurlock, 1999). Semakin tidak tercapai keinginan

dan cita-citanya, maka semakin mudah remaja mengalami masalah emosi,

seperti marah, kecewa, dan emosi negatif lainnya (Hurlock, 1999). Hal

inilah yang seringkali menjerumuskan remaja pada hal-hal yang negatif.

Kesadaran akan perasaan yang dialami akan mengembangkan tipe perilaku

adaptif yang dapat memfasilitasi terciptanya interaksi sosial yang positif

6

Page 7: YOGA karya tulis nining

(Cartledge & Milburn, 1995). Oleh karena itu di masa remaja para remaja

harus pintar-pintar mengendalikan emosinya sehingga tidak terjerumus pada

hal-hal yang negatif seperti konflik atau kekerasan lainnya.

2.2 Profil Yoga

Secara harafiah kata yoga berasal dari bahasa Sansekerta “yug” (Lebang,

2010) yang artinya ‘menggabungkan’. Dalam latihan yoga, kita

menggabungkan dan menyatukan pikiran dan tubuh kedalam satu kesatuan

yang saling melekat dan seimbang. Yoga adalah salah satu sistem perawatan

kesehatan yang menyeluruh tertua yang pernah ada, yang berfokus pada

pikiran dan tubuh (Cynthia, 2007). Secara harfiahnya Yoga mengandung

pengertian penyatuan diri yang membantu dalam proses pengenalan jati diri

seorang individu, dengan segala problematika kehidupan yang dialaminya.

Oleh karena itu Yoga disebut science of life skills. Sementara saat ini Yoga

lebih banyak dikenal dengan gerakan-gerakan fisik yang umumnya dikenal

sebagai senam Yoga.

Yoga adalah aktivitas yang secara nyata mampu menggabungkan unsur

psikologis-fisiologis, sementara aktivitas lainnya mayoritas lebih memiliki

efek pada unsur fisik luar semata, sehingga yoga dapat dipandang sebagai

salah satu filsafat hidup yang dilatar belakangi ilmu pengetahuan yang

universal yakni pengetahuan tentang seni pernapasan, anatomi tubuh

manusia, pengetahuan tentang cara mengatur pernapasan yang disertai

senam atau gerak anggota badan, bagaimana cara melatih konsentrasi,

menyatukan pikiran, dan lain sebagainya (Sani,1999).

Yoga adalah metode pengembangan diri yang menyelaraskan tubuh, pikiran,

dan jiwa. Dengan olah tubuh melalui latihan yoga, kita mengatur dan

merasakan aliran pernapasan dengan gerakan yang menstimulasi kelenjar

tubuh dan fleksibilitas kemampuan fisik, akan mengarahkan pikiran pada

kemampuan konsentrasi yang dalam melalui tercapainya meditasi gerak.

Sehingga mampu mengenal dengan lebih baik dan menghargai tubuh kita

sendiri serta mengerti akan kebutuhan tubuh. Pada akhirnya nanti, akan

mencapai kemampuan pencerahan yang lebih baik bagi individu dalam

7

Page 8: YOGA karya tulis nining

mengenal pencipta-Nya. Yoga membantu remaja pergi dari dunia sibuk dan

menjelajahi dunia batin mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk

merefleksikan perasaan mereka, mimpi, dan tujuan dan menjadi lebih sadar

akan diri mereka sendiri.

Yoga dapat meningkatkan daya ingat, konsentrasi, menajamkan tingkat

intelektual, menyeimbangkan emosi sehingga membuat hidup lebih kaya

dan bahagia. Yoga menguatkan dan meningkatkan kelenturan tidak hanya

tubuh, tetapi juga pikiran kita. Yoga dilakukan untuk melatih pengendalian

diri melalui meditasi hening untuk melihat jati diri yang sebenarnya. Bila

dilakukan dengan konstan dan benar, yoga akan menghasilkan kekuatan

yang luar biasa terhadap kecerdasan emotional atau EQ (Emotional

Intelligence Quotient). Adapun beberapa manfaat berlatih yoga :

1. Membentuk postur tubuh yang lebih tegap, serta otot yang lebih lentur

dan kuat

2. Meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh sel tubuh dan otak

3. Keseimbangan Emosi

4. Memberikan kesempatan untuk merasakan relaksasi yang mendalam

5. Meningkatkan kesadaran pada lingkungan

Dari sisi psikologis yoga meningkatkan konsentrasi, fokus, meningkatkan

ketenangan, dan kesabaran, juga kepuasan dan yang terpenting

mengendalikan pikiran. Pikiran dapat dikendalikan dengan terus-menerus

mempraktekkannya. Pikiran memiliki beberapa tingkatan (Mari Beryoga,

2010), yaitu :

1. Ksipta, saat pikiran tidak tenang dan tidak bisa berkonsentrasi.

2. Mudha, saat pikiran tidak dapat membedakan antara hal yang baik

dan buruk.

3. Viksipta, saat pikiran hanya menerima kebahagiaan diri sendiri dan

tak mendapat kesedihan.

4. Ekagara, saat pikiran menarik diri dari objek-objek luar dan

berkonsentrasi sehingga pikiran mulai tenang dan stabil.

5. Nirodha, saat pikiran sudah stabil dan tidak ragu lagi.

8

Page 9: YOGA karya tulis nining

Mempelajari yoga adalah seperti mempelajari bahasa baru bagi tubuh dan

pikiran. Oleh karena itu yoga tidak dapat dipelajari hanya semalam saja.

Yoga adalah sebuah bidang ilmu yang harus terus dipraktikkan, dimurnikan,

dan dialami. Yoga juga merupakan alat yang kuat, menyeluruh, dan

membawa perubahan yang dapat menenangkan pikiran dan membuat lebih

terpusat. Selain itu yoga juga mengembangkan kecerdasan bawaan dan alam

sadar. Bersamaan dengan pikiran yang bisa menjadi tenang, tubuh terbuka

untuk melepaskan ketegangan dan emosi yang telah tertahan untuk waktu

yang lama. Dapat menyeimbangkan emosi dan memberikan ketanangan.

Ibarat pohon yang diayun–ayun oleh angin, tetapi selalu kembali seperti

semula.

Yoga bisa juga disebut sebagai sebuah alat terapi. Banyak penyakit dan

gangguan tubuh yang dapat dilepaskan melalui berbagai posisi tubuh

tertentu dan latihan pernapasan dibawah bimbingan pelatih yoga terlatih.

Dan setiap orang dapat melakukan yoga tanpa memandang usia, ukuran,

kelenturan, ataupun kesehatan (Cynthia, 2007).

2.3 Soft skills

Menurut Wicaksana (2010), Soft skills adalah sebuah istilah dalam sosiologi

tentang EQ (Emotional Intelligence Quotient) seseorang, yang dapat

dikategorikan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur bahasa,

kebiasaan, keramahan, optimasi. Soft skills pada dasarnya merupakan

ketrampilan personal yaitu ketrampilan khusus yang bersifat non-teknis,

tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang

sebagai pemimpin, pendengar (yang baik), negosiator, dan mediator konflik.

Sebagaimana menurut Howard (1985) secara garis besar soft skills dapat

digolongkan ke dalam 2 kategori yaitu intrapersonal skills dan interpersonal

skills. Wicaksana (2010) membagi pengetahuan soft skills menjadi

intrapersonal dan interpersional soft sills sebagai berikut :

9

Page 10: YOGA karya tulis nining

Tabel 2.3

10

Intrapersonal skills Interpersonal skills

Ketrampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri untuk pengembangan kerja secara optimal

Ketrampilan seseorang dalam hubungan dengan orang lain untuk pengembangan kerja secara optimal.

Manajemen waktu Kemampuan memotivasi

Manajemen stress Kemampuan memimpin

Manajemen perubahan Kemampuan negosiasi

Karakter transformasi Kemampuan presentasi

Berpikir kreatif Kemampuan komunikasi

Memiliki acuan tujuan positif Kemampuan membuat relasi

Teknik belajar cepat, dsb Kemampuan bicara di depan umum

I N D I K A T O R

Page 11: YOGA karya tulis nining

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode merupakan suatu cara yang digunakan dalam penelitian untuk mencapai

suatu tujuan, jadi metode penelitian adalah suatu metode atau cara yang

digunakan dalam kegiatan mengadakan penelitian dalam berbagai bidang disiplin

ilmu.

3.1 Sumber dan Jenis Data

Data-data yang digunakan dalam karya tulis ini bersumber dari berbagai

referensi yang relevan dengan topik yang dibahas. Jenis data yang diperoleh

berupa data sekunder.

3.2 Pengumpulan Data

Data memegang peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Dalam

penelitian ini digunakan metode studi pustaka yang memanfaatkan buku

atau literatur sebagai bahan referensi, e-library yang telah teruji

validitasnya, relevan dengan kajian tulisan dan mendukung uraian serta

analisis pembahasan.

3.3 Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya

kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Data yang diperoleh

dikumpulkan untuk kemudian dianalisis, disusun, diperinci secara sistematis

dan selanjutnya diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah

dirumuskan. Data-data yang telah diperoleh tersebut kemudian dianalisis

berdasarkan daya nalar dan pola pikir peneliti dalam menghubungkan fakta-

fakta informasi. Teknik analisis data yang dipilih adalah analisis deskriptif

argumentatif, menggambarkan pemanfaatan Yoga bagi remaja.

11

Page 12: YOGA karya tulis nining

3.4 Penarikan Simpulan

Selanjutnya data-data tersebut dihubungkan dengan rumusan masalah,

tujuan penulisan serta pembahasan. Berikutnya ditarik suatu simpulan yang

bersifat umum yang menunjukkan hasil akhir dari penelitian ini.

12

Page 13: YOGA karya tulis nining

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Potensi Yoga dalam Mengembangkan Soft skillss

Yoga adalah keterampilan spritual, karena yang dikaji bukan hanya tubuh

fisik saja, tapi juga jiwa kita. Yoga merupakan solusi alternatif, karena

melalui yoga, tubuh manusia terhubung erat dengan pola gerak, napas, serta

pikiran yang memungkinkan terjadinya keseimbangan, relaksasi, serta

harmoni hidup lewat serangkaian latihan fisik yang cermat dan penuh

konsentrasi, seorang pelaku yoga diajarkan untuk membangunkan seluruh

bagian tubuh maupun jiwa. Oleh karena itu berbagai gerakan yoga berefek

positif bagi peredaran darah, memudahkan penyerapan gizi, serta

membersihkan racun dari berbagai bagian tubuh. Sementara dari sisi

psikologis yoga meningkatkan konsentrasi, fokus, dan meningkatkan

ketenangan, juga kepuasan (kajianpsikologi.guru-indonesia.net). Pikiran

yang tenang, damai, dan rileks dapat mempengaruhi akibat-akibat yang

ditimbulkan karena adanya stres yang negatif. Yoga memberi relaksasi,

ketenangan, kejernihan pikiran, keceriaan, rasa percaya diri dan

berkembang intuisi serta dapat menurunkan stres (Shindu, 2003), hal ini

sangat membantu para remaja dalam mengendalikan emosi.

Penelitian membuktikan bahwa selain untuk meningkatkan kesehatan

fisik, yoga juga sangat efektif untuk meningkatkan kesehatan mental dan

emosi. Yoga pun dapat membangun pikiran positif dan menekan perasaan-

perasaan negatif (misalnya, perasaan khawatir dan agresif). Yoga telah lama

digunakan oleh banyak orang sebagai metode untuk meningkatkan

kesejahteraan fisik dan mental.

Seluruh gerakan tubuh dalam yoga bertujuan untuk meningkatkan dan

merasakan aliran energi di dalam tubuh. Dengan memahami badan sendiri,

seseorang juga dapat memahami atma (roh). Dalam yoga diajarkan

bagaimana cara mengontrol indria dan bagaimana melihat ke dalam diri

bukan ke luar. Semakin seseorang mampu melihat ke dalam, maka ia tidak

13

Page 14: YOGA karya tulis nining

akan membiarkan faktor-faktor dari luar mengganggu ketenangan batinnya.

Dengan mempraktekkan yoga secara teratur seseorang berlatih untuk

melepaskan emosinya secara positif dan tidak terlalu drmatis dalam

menghadapi berbagai permasalahan yang tidak dapat dihindari dalam

kehidupan sehari-hari.

Sebuah sesi yoga yang khas terdiri dari beberapa gerakan lambat dan latihan

pernapasan. Salah satu hal paling menarik tentang yoga adalah bahwa hal itu

menggabungkan kekuatan dan fleksibilitas dengan teknik meditasi dan

relaksasi. Ada tiga latihan utama yang terkandung dalam yoga yaitu asana

(gerakan yoga yang berhubungan dengan posisi tubuh serta gabungan antara

gerakan kelenturan, gerakan memutar dan keseimbangan), pranayama ( jenis

latihan yoga yang berkaitan dengan fungsi pernapasan) dan meditasi

(blog.persify.com).

Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan efek psikologis

positif yoga tidak hanya untuk remaja tetapi untuk anak-anak dan orang

dewasa juga. Penulis utama, Dr Jessica Noggle, panggilan untuk penelitian

yang lebih besar untuk mengidentifikasi beberapa manfaat kesehatan lainnya

yoga yang meliputi pencegahan penyakit mental

(http://www.NaturalTherapyForAll.com).

Asana yang berarti duduk, bahwa saat seseorang duduk pada suatu posisi

dalam keadaan tenang dan stabil itulah yang dimaksud asana. Nama-nama /

macam-macam asana diambil dari alam semesta dan makhluk lain dengan

tujuan manusia dan semua makhluk hidup di alam hidup saling

ketergantungan satu dengan yang lain hal ini akan menumbuhkan sikap

saling menyayangi dan peduli terhadap sesama. Pranayama berarti latihan

pernapasan dengan teratur, jika ditinjau dari asal kata “prana” yang berarti

napas, energi dan “ayam” yang berarti panjang atau memanjang. Saat

melakukan pranayama perlahan-lahan pikiran manusia akan lebih tenang.

Tujuan pranayama adalah membersihkan badan dari dalam kemudian

membersihkan pikiran. Pada saat melakukan pose yoga, pernapasan yang

dalam dan teratur dapat memberikan perasaan yang ringan dan bersih, serta

kejernihan dalam berpikir. Meditasi adalah memfokuskan diri kepada

14

Page 15: YOGA karya tulis nining

Tuhan. Saat seseorang berhasil dalam meditasi saat itu akan muncul

kebijaksanaan dalam diri. Ketiga konsep ini bila diuraikan dalam gerakan-

gerakan dan latihan yoga dapat mengembangkan kemampuan seseorang

untuk me-manage dirinya yang lumrah disebut Soft skills. Menurut Howard

(1985) secara garis besar Soft skills sendiri dapat dapat digolongkan menjadi

dua kategori : intrapersonal skills dan interpersonal skills. Dalam konteks ini

yoga dapat dikatakan mengembangkan kemampuan intrapersonal skills

seseorang. Menurut Wicaksana (2010) intrapersonal skill seseorang meliputi

: manajemen waktu, manajemen stres, manajemen perubahan, karakter

transformasi, berpikir kreatif, memiliki acuan tujuan positif , teknik belajar

cepat dan sebagainya. Melalui konsep yoga (asana, pranayama, meditasi)

yang dapat dikembangkan lagi menjadi gerakan-gerakan yoga lainnya serta

bagian dari soft skills di atas dapat dijabarkan keterkaitan yoga dalam

mengembangkan potensi soft skills adalah sebagai berikut.

1. Manajemen waktu

Berlatih yoga memerlukan manajemen waktu sehingga tidak dapat

sembarangan dalam melakukan atau berlatih yoga

2. Manajemen stres

Stres disebabkan oleh aliran darah yang tidak lancar. Beberapa

gerakan yoga dapat memperlancar aliran darah sehingga terhindar

dari stres.

3. Manajemen perubahan

Dengan berlatih yoga sama artinya dengan belajar atau berlatih untuk

berubah dalam artian berubah menjadi lebih baik. Yoga mengajarkan

untuk menjadi seorang yang lebih tenang, bijaksana dan mampu

mengendalikan emosi dalam keadaan apapun.

4. Karakter transformasi

Dengan mempraktekan yoga seseorang berlatih untuk melepaskan

emosinya secara positif. Dalam belajar yoga terdapat dua konsep

yaitu salah satunya adalah peace within yang berarti kedamaian

dalam diri manusia. Kedamaian hanya dapat diperoleh dengan

menggunakan pikiran untuk mengontrol indria. Dari sini karakter

15

Page 16: YOGA karya tulis nining

atau sifat-sifat yang buruk akan ditransformasi perlahan-lahan

menjadi seseorang yang memiliki karakter atau sifat yang lebih baik.

5. Berpikir kreatif

Ada teknik pranayama dalam yoga yang sangat bermanfaat untuk

menenangkan pikiran pada saat ada masalah mendadak. Dengan

pikiran yang tenang seseorang dapat berpikir kreatif dalam

menyelesaikan atau mencari jalan keluar dari masalah yang .

6. Memiliki acuan tujuan positif

Yoga juga bermanfaat untuk membangkitkan rasa percaya diri.

Seseorang yang telah memiliki rasa percaya diri secara tidak

langsung akan memiliki acuan tujuan positif baik apa yang sedang ia

kerjakan maupun apa yang diimpikan.

7. Teknik belajar cepat

Dalam gerakan yoga/asana ada beberapa teknik yang sangat bagus

untuk belajar berkonsentrasi dan mengendalikan pikiran. Seseorang

yang mampu fokus/berkonsentrasi akan dengan cepat dapat

menangkap dan memahami pelajaran-pelajaran yang diterima.

Untuk mengimplementasikan tujuh intrapersonal skill yang telah diuraikan

di atas melalui yoga tentu ada beberapa teknik, gerakan/pose yoga yang

perlu dilakukan/dipraktekkan. Berikut adalah contoh-contoh teknik,

pose/gerakan dalam yoga (dalam buku Mari Beryoga oleh Dr. Somvir,

2010) yang dapat merealisasikan soft skills:

Teknik Pranayama

1. Abhyantar Pranayama

Posisi dan Teknik

Sikap duduk bersimpuh (vajrasana) dengan kedua tangan di atas

paha. Tarik napas melalui kedua hidung sambil angkat kepala ke

atas, kemudian kepala menunduk, tahan napas di rongga dada

beberapa waktu kemudian hembuskan.

Manfaat

Membangkitkan kepercayaan diri.

16

Page 17: YOGA karya tulis nining

Soft skills yang dibangun

Memiliki acuan tujuan positif

2. Surya Bhedi Pranayama

Posisi dan Teknik

Duduk bersimpuh (vajrasana), kedua tangan di atas paha. Menutup

hidung kanan dengan ibu jari tangan kanan lalu tarik napas melalui

hidung kiri, tahan napas kemudian hembuskan melalui hidung kanan

dengan menutup hidung kiri. Seterusnya secara bergantian kiri dan

kanan.

Manfaat

Menyeimbangkan energi dalam tubuh.

Soft skills yang dibangun

Manajemen stres, manajemen perubahan, karakter transformasi,

berpikir kreatif, memiliki acuan tujuan positif.

3. Anulom Vilom Pranayama

Posisi dan Teknik

Hampir sama dengan Surya Bhedi Pranayama, namun setelah

menarik napas langsung hembuskan napas tanpa menahan napas.

Manfaat

Menyeimbangkan tekanan darah, memperlancar aliran darah.

Soft skills yang dibangun

Manajemen stres, manajemen perubahan, karakter transformasi,

berpikir kreatif.

4. Bhastrika Pranayama (So-Ham)

Posisi dan Teknik

Duduk bersimpuh (vajrasana). Kedua tangan mengepal diletakkan

sejajar bahu, kemudian luruskan ke atas dan tarik kembali ke bawah

dengan mengucapkan So-ham. Saat mengucapkan So tangan ke atas

dan Ham tangan ke bwah sejajar bahu.

17

Page 18: YOGA karya tulis nining

Manfaat

Menghilangkan stres, marah, tidak punya tenaga, tidak bisa

mengambil keputusan, tidak konsentrasi, pikiran kacau, menjelek-

jelekkan dan mengkritik orang lain.

Soft skills yang dibangun

Manajemen stres, manajemen perubahan, karakter transformasi,

berpikir kreatif, memiliki acuan tujuan positif, manajemen waktu,

teknik belajar cepat.

5. Bhramari Pranayama

Posisi dan Teknik

Duduk bersimpuh (vajrasana). Menutup kedua telinga dengan kedua

ibu jari, tarik napas dalam-dalam melalui hidung, hembuskan napas

dengan lembut sambil mengeluarkan suara mendengung seperti

seekor lebah. Pada saat berhenti bersuara tetap tutup telinga,

dengarkan suara yang ada dalam badan.

Manfaat

Menenangkan pikiran saat ada masalah mendadak, pikiran menjadi

kuat.

Soft skills yang dibangun

Teknik belajar cepat, berpikir kreatif, manajemen waktu, manajemen

stres.

Teknik Asana

1. Tadasana

Teknik

Mengambil posisi berdiri, tumit diangkat/jinjit. Kedua tangan

direntangkan ke atas lalu cakupkan. Tahan napas lalu diam beberapa

saat kemudian hembuskan sambil menurunkan tumit.

Manfaat

Membentuk keseimbangan fisik dan mental. Sangat bagus untuk

menyembuhkan sakit kepala.

Soft skills yang dibangun

Manajemen stres.

18

Page 19: YOGA karya tulis nining

2. Vimanasana

Teknik

Dalam sikap berdiri, kedua tangan direntangkan ke samping

membentuk garis lurus (horizontal). Sambil menarik napas kaki

kiri/kanan diangkat ke belakang (posisi kapal terbang) atau

membentuk huruf T.

Manfaat

Bagus untuk yang tidak bisa berkonsentrasi. Bagus untuk menjaga

keseimbangan fisik dan mental.

Soft skills yang dibangun

Manajemen stres, manajemen perubahan.

3. Vrksasana/Dhruvasana

Teknik

Posisi berdiri dengan kaki telapak kiri/kanan ditaruh/tempelkan di

paha (samping). Tarik napas sambil membawa tangan ke atas dan

cakupkan. Tahan napas dan fokuskan pandangan pada satu titik.

Hembuskan napas kembali dalam posisi berdiri normal.

Manfaat

Membangun keseimbangan, konsentrasi, kestabilan dan

menenangkan.

Soft skills yang dibangun

Manajemen stres, karakter tansformasi.

4. Natarajasan

Teknik

Berdiri tegak. Kaki kiri diangkat ke belakang lalu dipegang, sambil

menarik napas dan seimbangkan badan. Julurkan tangan kanan ke

depan lurus dengan mata. Tahan napas kemudian hembuskan sambil

kembali ke posisi awal.

Manfaat

Menyeimbangkan jaringan syaraf, membantu dalam pengendalian

jasmani dan konsentrasi mental.

19

Page 20: YOGA karya tulis nining

Soft skills yang dibangun

Manajemen stres, karakter tansformasi, berpikir kreatif.

Dengan banyaknya keterkaitan yoga dengan soft skills, maka sudah dapat

dibuktikan bahwa yoga berpotensi dalam mengembangkan soft skills pada

kalangan remaja khususnya siswa.

4.2 Implementasi Yoga Melalui Kultur Soft skills di sekolah

Dalam rangka mengimplementasikan yoga di sekolah melalui kultur soft

skills yang sangat dibutuhkan para remaja dewasa ini, dibutuhkan adanya

ekstrakulikuler yoga di sekolah. Menurut Rusli Lutan (1986:72) program

ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang

menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Ekstrakurikuler adalah

kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam

belajar kurikulum standar. Pada hakekatnya tujuan kegiatan ekstrakurikuler

yang ingin dicapai adalah untuk kepentingan siswa. Dengan kata lain,

kegiatan ektrakurikuler memiliki nilai-nilai pendidikan bagi siswa dalam

upaya pembinaan manusia seutuhnya.

Dalam kegiatan ekstrakulikuler seperti biasa ada di dalamnya yang menjadi

ketua ekstra merupakan perwakilan dari siswa yang mengikuti ekstra yoga

nantinya serta peserta atau anggota ekstrakulikuler yoga. Dalam perekrutan

anggota ekskul (ekstrakulikuler) ini sebaiknya ekskul yoga menjadi salah

satu ekskul yang diwajibkan di sekolah mengingat pentingnya yoga bagi

remaja seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Selain itu perlu juga

dilakukan sosialisasi yang utamanya menyasar kepada siswa. Namun dalam

pelaksanaan kegiatan ekskul yoga para guru di sekolah juga ada baiknya jika

ikut dalam berlatih yoga, hal ini dapat membina rasa kekeluargaan warga

sekolah karena yoga juga melatih seseorang untuk menjadi seorang yang

penuh cinta kasih. Di dalam sosialisasi paparkan apa itu yoga, siapa saja

dapat melakukan yoga, manfaat yoga bagi remaja dan siswa.

Dalam penerapannya waktu yang paling baik dalam meaksanakan yoga

adalah pagi hari saat matahari baru terbit yaitu pukul 05.30 sampai pukul

06.30. Kegiatan ekstrakulikuler yoga ini, dapat dilakukan seminggu sekali

20

Page 21: YOGA karya tulis nining

pada hari Minggu, mengingat padatnya materi pelajaran yang diajarkan

sekolah masing-masing setiap harinya. Maka selain bermanfaat untuk

mengembangkan Soft skills secara tidak langsung untuk melepaskan beban

dan penat aktivitas pembelajaran di sekolah. Jelaskan kepada siswa atau

anggota ekskul yoga hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan

dalam melakukan yoga. Dalam buku Mari Beryoga oleh Dr. Somvir

dipaparkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dalam melakukan yoga antara

lain :

1. Yoga dilakukan saat perut kosong, lingkungan bersih dan udaranya

yang segar.

2. Jangan makan minimal 3 jam sebelum melakukan yoga dan setengah

jam setelah latihan yoga.

3. Menarik dan mengeluarkan napas saat melakukan yoga selalu

melalui hidung. Latihan dilakukan di atas tikar atau karpet.

4. Urutan dalam berlatih yoga adalah pranayama, asana dan meditasi

bagi pemula. Apabila sudah maju maka meditasi adalah yang

pertama, diikuti pranayama lalu asana.

5. Tidak berbicara saat melakukan latihan yoga.

6. Doa-doa yang diucapkan pada saat bermeditasi disesuaikan dengan

agama dan kepercayaan masing-masing.

7. Bagi yang memiliki penyakit tertentu atau pernah operasi,

beritahukan kepada guru yoga.

8. Apabila pose-pose saat melakukan yoga terlalu sulit jangan

dipaksakan.

9. Jangan tertawa saat melakukan asana dan pranayama.

Untuk melancarkan kegiatan ekstrakulikuler yoga dibutuhkan juga

perencanaan yang baik. Berikut adalah salah satu contoh rancangan kegiatan

ekstrakulikuler yoga di sekolah.

1. Suryanamaskar, penghormatan kepada matahari sebagai sumber

energi kehidupan. Suryanamaskar merupakan dua belas rangkaian

gerakan yang dipadukan terdiri dari beberapa asana. Biasanya

dilakukan di awal memulai latihan yoga, namun Suryanamaskar

21

Page 22: YOGA karya tulis nining

lebih banyak digunakan dalam/untuk yoga sehari-hari. Dua belas

rangkaian gerakan ini membuat seseorang aktif. Energi matahari

masuk ke dalam tubuh, sangat bagus dilakukan saat matahari terbit.

2. Pranayama, merupakan urutan pertama dalam berlatih yoga. Napas

menjembatani jaringan saraf. Melalui latihan pranayama atau teknik

pernapasan, napas dapat digunakan sebagai alat bantu menguasai

situasi jiwa. Ada beberapa teknik pranayama sangat cocok bagi

remaja/siswa.

3. Asana, manusia dan makhluk hidup lain saling mambantu dan

ketergantungan, selalu hidup berdampingan. Hal itu merupakan

tujuan asana ditinjau dari nama-nama asana yang diambil dari alam

semesta ini. Beberapa gerakan/pose asana sangat cocok bagi

remaja/siswa karena selain menyehatkan fisik juga membangkan soft

skills sendiri.

4. Relaksasi, merupakan bagian dari asana. Relaksasi ini dilakukan

setelah selesai melakukan asana-asana yang lain. Relaksasi ini

disebut Savasana dengan posisi tidur di atas lantai, kaki dibuka

selebar bahu, kedua tangan lurus diantara badan dengan telapak

tangan menghadap ke atas. Memejamkan mata dan semua otot di

bagian tubuh dikendurkan hingga benar-benar rileks. Savasana

digolongkan sebagai meditasi yang biasanya juga dapat dilakukan

sebelum tidur. Bermanfaat untuk mengendurkan seluruh bagian

tubuh baik fisik maupun psikologis.

5. Meditasi, biasanya dilakukan setelah melakukan asana dan

pranayama bagi pemula. Meditasi dapat dilakukan dalam posisi

duduk/padmasana dan posisi tidur terlentang/savasana.

Dalam melaksanakan/mengikuti latihan yoga pakaian yang dikenakan

diusahakan pakaian yang longgar, nyaman dan terbuat dari bahan yang

menyerap keringat dan ketahui batas kemampuan tubuh. Pada akhir dari

setiap kegiatan ekskul yoga di sekolah adakan sharing pendapat (semacam

mengeluarkan unek-unek) dan wejangan/petuah-petuah sekali-sekali yang

22

Page 23: YOGA karya tulis nining

dapat memperkuat jiwa remaja/siswa sehingga tidak terpengaruh pada hal-

hal yang negatif yang rentan terjadi di kalangan remaja.

4.3 Kendala yang Dihadapi dalam Mengembangkan Yoga di Sekolah

Upaya pengembangan yoga sebagai solusi permasalah remaja yang rentan

terjadi dewasa ini, tidak luput dari beberapa kendala. Kendala-kendala

tersebut harus segera ditanggulangi demi keberlangsungan

realisasi/implementasi yoga. Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam

implementasi yoga sebagai upaya strategis dalam mengembangkan soft

skills dan menanggulangi masalah-masalah serta hal-hal negatif yang terjadi

di kalangan remaja saat ini, adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya tenaga ahli

Dalam rangka terimplementasi/terealisasikannya yoga di sekolah tidak

lepas dari peran sumber daya manusia (SDM) yang memiliki

kemampuan dalam bidang yoga. Ironisnya, kendala yang muncul adalah

kurangnya sumber daya manusia yang handal pada bidang tersebut.

Untuk itulah perlu diadakan pelatihan yoga.

2. Keraguan bahwa yoga bersifat universal

Banyak orang yang memiliki persepsi bahwa yoga hanya khusus untuk

salah satu agama yaitu Hindu. Persepsi ini timbul dikarenakan seseorang

belum mengenal dengan pasti apa sebenarnya yoga itu. Sampai sekarang

para sarjana India ataupun Barat hanya bisa mengatakan bahwa yoga

sudah ada semenjak 5000 tahun SM. Dimana Patanjali sebagai pendiri

filsafat yoga. Dalam patanjali yoga, latihan yoga disusun secara

sistematis dengan tahapan-tahapan sebagai YAMA dan NYAMA (etika

moral yang bersifat universal). Adapun bagian-bagian yama, yaitu : (1)

tanpa kekerasan, (2) kebenaran, (3) tidak mencuri, (4) mengendalikan

nafsu dan indria, (5) hidup sederhana (tidak mengumpulkan sesuatu

lebih dari keperluan). Adapun bagian dari nyama (aturan moralitas),

yaitu : (1) kebersihan luar dan dalam, (2) selalu sabar, (3) suka bekerja

keras, (4) membaca buku yang bermanfaat, (5) selalu merenungkan

kebesaran Tuhan sesuai dengan kepercayaan (Dr. Somvir, 2010 ).

23

Page 24: YOGA karya tulis nining

Jadi disini sangat jelas bahwa Patanjali memperkenalkan yoga dengan

mempertimbangkan yoga agar dapat diaplikasikan dimanapun dan

kepada siapapun.

3. Minat akan yoga masih langka

Walaupun telah diusahakan agar yoga dijadikan sebagai ekstrakulikuler

wajib di sekolah, namun tetap saja hasilnya nihil bila minat dari

remaja/siswa sendiri tidak ada. Dalam melaksanakan/berlatih yoga

diperlukan kesungguhan dan keyakinan hati baik dalam melakukan

gerakan-gerakannya ataupun tekniknya. Dalam hal ini untuk menggali

dan mengembangkan minat remaja/siswa terhadap yoga masih sulit.

24

Page 25: YOGA karya tulis nining

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Potensi yoga dalam mengembangkan soft skills dapat dibuktikan dengan

banyaknya keterkaitan antara yoga dengan indikator soft skills yang

sudah dijelaskan pada pembahasan.

2. Implementasi yoga melalui kultur soft skills di sekolah yakni melalui

kegiatan ekstrakulikuler yoga.

3. Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan yoga di sekolah adalah

kurangnya tenaga ahli dan keraguan bahwa yoga bersifat universal.

5.2 Saran

1. Kepada para remaja sebagai objek dan subjek implementasi yoga agar

memiliki kesadaran bahwa hidup lebih indah tanpa kekerasan.

2. Kepada pihak masyarakat yang selaku orang tua diharapkan untuk

menanamkan dan memberikan himbauan kepada siswa bahwa yoga itu

akan menumbuhkan rasa percaya diri dan menjaga kestabilan tubuh.

3. Kepada pihak pemerintah dan sekolah diharapkan untuk mencoba

memanfaatkan dan mengembangkan yoga dalam mengembangkan soft

skills.

4. Kepada pihak pemerintah dan sekolah diharapkan dapat menyediakan

sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan ekstrakulikuler yoga di

sekolah.

25