RANGKAIAN AC SERI DAN PARALEL 1. Konfigurasi Seri Pada Gambar 1. beberapa elemen dihubungkan seri. Setiap impedansi dapat berupa resistor, induktor, atau kapasitor. Total impedansi dari hubungan seri dapat dituliskan : Z T = Z 1 + Z 2 + Z 3 + … Z N ……………………….……(1) Gambar 1. Impedansi seri Dari Gambar 1. terlihat bahwa arus pada hubungan seri adalah sama. Arus diperoleh dengan menggunakan hukum Ohm : I S = E Z T ………………………………………………(2) dan tegangan pada setiap elemen adalah : Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin 116
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RANGKAIAN AC SERI DAN PARALEL
1. Konfigurasi Seri
Pada Gambar 1. beberapa elemen dihubungkan seri. Setiap impedansi dapat berupa resistor, induktor, atau kapasitor. Total impedansi dari hubungan seri dapat dituliskan :
ZT = Z1 + Z2 + Z3 + … ZN ……………………….……(1)
Gambar 1. Impedansi seri
Dari Gambar 1. terlihat bahwa arus pada hubungan seri adalah sama. Arus diperoleh dengan menggunakan hukum Ohm :
I S = EZT ………………………………………………(2)
dan tegangan pada setiap elemen adalah :
V1 = IS Z1 V2 = IS Z2 V3 = IS Z3 … VN = IS ZN …….…(3)
E = V1 + V2 + V3 + … VN
2. Pembagi Tegangan
Rumus dasar pembagi tegangan dalam rangkaian ac persis sama dengan rangkaian dc :
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin 116
V X =Z X E
ZT …………………………………………(4)
dimana ZT = impedansi total VX = tegangan pada satu atau lebih elemen seri dengan ZX E = tegangan yang diterapkan pada rangkaian ac
Contoh 1 :
Tentukanlah tegangan VR , VL, VC dan V1 untuk rangkaian pada Gambar 2. Gunakan rumus pembagi tegangan
Gambar 2. Rangkaian contoh 1
Jawab :
V R =Z R E
ZR + ZL + ZC=
(6∠00) (50∠300 )6∠00 + 9∠900+ 17∠−900
= 300∠300
6 + j 9 − j 17= 300∠300
6 − j 8
= 300∠300
10∠−53 . 130= 30∠83 .130 V
V L=ZL E
ZT=
(9∠900 ) (50∠300 )10∠−53 . 13 0
= 450∠1200
10∠−53 .130= 45∠173 . 130V
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin 117
V C =ZC E
ZT=
(17∠−900 ) (50∠300 )10∠−53 . 13 0
= 850∠−600
10∠−53 .130= 85∠−6 . 870 V
V 1 =(ZL+ ZC ) E
ZT=
( 9∠ 900+17∠−900 ) (50∠300 )10∠−53 .13 0
=
(8∠−900 ) (50∠300 )10∠−53 . 13 0
= 400∠−600
10∠−53. 130= 40∠−6 . 870V
3. Konfigurasi Paralel
Untuk kombinasi paralel, elemen-elemen di hubungkan seperti pada Gambar 3. Impedansi total ditentukan dengan menggunakan persamaan (5) sebagai berikut :
1ZT
= 1Z1
+ 1Z2
+ 1Z3
+ .. . + 1ZN ……………………….…(5)
Gambar 3. Impedansi paralel
Untuk dua impedansi yang dihubungkan paralel, persamaan menjadi :
ZT =Z1 Z2
Z1 + Z2 ………………………………………..(6)
4. Pembagi arus
Rumus dasar pembagi arus dalam rangkaian ac persis sama dengan rangkaian dc, yaitu untuk dua cabang paralel dengan impedansi Z1 dan Z2 diperlihatkan pada Gambar 4.
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin 118
I 1 =Z2 ITZ1 + Z2
atau I 2 =Z1 ITZ1 + Z2 …………………(7)
Gambar 4. Penggunaan aturan pembagi arus
Contoh 2 :
Tentukanlah arus yang melalui setiap cabang pada Gambar 5. Gunakan aturan pembagi arus.
Gambar 5. Rangkaian contoh 2
Jawab :
IR−L=ZC IT
ZR−L+ ZC
=(2∠−900 ) (5∠300)
− j2 + 1+ j 8
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin 119
= 10∠−600
1 + j 6= 10∠−600
6 . 083∠ 80. 540= 1 . 644∠−140 A
IC =Z R−L ITZ R−
L+ ZC
=(1+ j8 ) (5∠300 )6 .083∠80 . 540
=(8 .06∠ 82. 870 ) (5∠300)
6 .083∠ 80. 540
= 40 .30∠112. 870
6 .083∠ 80.540= 6 .625 A ∠32 .33
5. Admitansi dan Suseptansi
Analisis rangkaian ac paralel dapat pula menggunakan parameter yang disebut sebagai konduktansi, suseptansi atau admitansi; yang rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut :
Untuk Resistor G = 1
R
Untuk Induktor BL=
1X L …………………………….(8)
Untuk Kapasitor BC = 1
XC
dimana G adalah konduktansi, B adalah suseptansi; satuannya adalah mho. Pada rangkaian ac paralel seperti pada Gambar 6. perbandingan 1/Z dinamakan dengan admitansi yang satuannya diukur dalam siemens atau mho, admitansi total untuk rangkaian paralel adalah :
YT = Y1 + Y2 + Y3 …………………………………………………(9)
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin 120
Gambar 6. Rangkaian ac paralel dengan parameter admitansiAdmitansi untuk masing-masing elemen didefinisikan sebagai berikut
Y L=1Z L
=1jωL
=1
X L∠ 900=
1X L
∠−900
Y L= BL∠−900 ………………………………………...
(10)
YC =1ZC
=1− jωC
=1
XC∠−900=
1X C
∠900
YC = BC∠900 …………………………………………...
(11)
Y R=1ZR
=1
R∠00=
1R∠00
Y R=G∠00 …………………………………………......(12)
Beberapa persamaan dasar yang digunakan pada rangkaian ac paralel yang kemudian dimodifikasi sebagai berikut :
I S =EZT
= E Y T ………………………………………….(13)
Persamaan berikut digunakan untuk menentukan arus pada setiap cabang :
I 1 = E
Z1
= E Y 1 I 2 = EZ2
= EY 2 I 3 = EZ3
= EY 3 …………...(14)
Gunakan hukum arus Kirchhoff :
Is = I1 + I2 + I3 ………………………………………………(15)
Contoh 3 :
Untuk rangkaian paralel R-C pada Gambar 7. tentukanlah a. Admitansi total dan impedansib. Gambarkan diagram impedansi dan admitansi
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin 121
c. Arus sumber dan arus pada setiap cabangd. Gambarkan diagram fasore. Nyatakan tegangan sumber dan arus pada masing-masing cabang
sebagai fungsi waktu
Gambar 7. Rangkaian contoh 3
Jawab :
a. Total admitansi
Y R = G∠00 =1R∠00 =
12∠ 00 = 0 . 5∠ 00 mho
YC = BC∠900 = 1XC
∠900 = 14∠ 900 = 0 . 25∠900 mho
Y T = Y R + YC = 0 .5 + j 0 .25 = 0. 559∠26 .570 mho
b. Diagram admitansi (lihat Gambar 8a) dan diagram impedansi (lihat Gambar 8b)
c. Gunakan hukum Ohm :
IS = E YT = (12∠00) (0.559∠26 . 570
) = 6.71∠26 .570 A
IR = E YR = (12∠00) (0.5∠00
) = 6∠00 A
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin 122
IC = E YC = (12∠00) (0.25∠900
) = 3∠900 A
Gambar 8. Diagram admitansi dan diagram impedansi
d. Gambar 9 adalah diagram fasor :
Gambar 9. Diagram fasor untuk rangkaian pada Gambar 7.
e. Tegangan sumber dan arus sebagai fungsi waktu :
e = √2 (12) sin ωt = 16.97 sin ωtiS = √2 (6.71) sin (ωt+26.570) = 9.49 sin (ωt+26.570)iC = √2 (3) sin (ωt+900) = 4.24 sin (ωt+900)iR = √2 (6) sin ωt = 8.48 sin ωt
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin 123
Contoh 4 :
Untuk rangkaian seri-paralel pada Gambar 10. a. Hitunglah arus pada sumber (I)b. Tentukanlah I1, I2,dan I3
c. Buktikan hukum arus Kirchhoffd. Tentukan impedansi rangkaian
Gambar 10. Rangkaian contoh 4Jawab :
a. Rangkaian disederhanakan seperti pada Gambar 11.