LI. 1 Memahami dan Menjelaskan PlasmodiumLO 1.1 DefinisiSporozoa
dari genus plasmodium adalah parasite amoeboid intraseluler pada
vertebrata yang menghasilkan pigmen, dengan satu habitat dalam sel
darah merah dan yang lainnya dalam sel-sel jaringan lain. Penularan
kepada manusia adalah melalui gigitan nyamuk anopheles betina
penghisap darah dari berbagai spesies.
LO.1.1Memahami dan menjelaskan mengenai klasifikasi dan
morfologi Plasmodium spTerdapat 4 spesies Plasmodium
penyebabpenyakit malaria, yaitu :
1. Plasmodium vivaxme nyebabkan penyakit malaria vivaks/ malaria
tertian/malaria tertian benigna1. Plasmodium falciparum menyebabkan
penyakit malaria falsiparum/malaria tertian maligna/malaria
subtertiana/malaria pernisiosa1. Plasmodium malariae menyebabkan
penyakit malaria malariae/malaria kuartana1. Plasmodium ovale
menyebabkan penyakit malaria ovale/malaria tertiana
Plasmodium falciparumPlasmodium vivaxPlasmodium ovalePlasmodium
malariae
Daur praeritrosit5,5 hari8 hari9 hari10-15 hari
Hipnozoit- -
Jumlah merozoit hati40.00010.00015.00015.000
Skizon hati60 mikron45 mikron70 mikron55 mikron
Daur erotrosit48 jam48 jam50 jam72 jam
Eritrosit yang dihinggapiMuda dan normositRetikulosit &
normositRetikulosit & normosit mudaNormosit
Pembesaran eritrosit-+++-
Titik-titik eritrositMaurerSchuffnerSchuffner(James)Ziemann
Siklus aseksual48 jam48 jam48 jam72 jam
PigmenHitamKuning tengguliTengguli tuaTengguli hitam
Jumlah merozoit eritrosit8-2412-188-108
Daur dalam nyamuk pada 27C10 hari8-9 hari12-14 hari26-28
hari
Keterangan : = ada stadium hipnozoit pada siklus hidupnya+ =
eritrosit agak besar+ + = eritrosit sangat besar
Morfologi
Spesies-spesies Plasmodium yang terdapat didalam sel darah
merah, dapat dibedakan Morfologi bentuk-bentuk stadiumnya yang khas
bentuknya, yaitu bentuk trofozoit, skizon dan dan bentuk
gametosit.
Plasmodium vivax
Tropozoit Muda: bentuk cincin (1/3 dari eritrosit), eritrosit
membesar, titikSchuffner mulai tampak Tropozoit Matang:
sitoplasmanya berbentuk amoeboid, pigmen makin nyata berwarna
kuning tengguli, eritrosit membesar, dan titik Schuffner jelas
Skizon Muda: inti membelah, jumlah inti 4-8, eritrosit membesar,
titikSchuffner jelas Skizon Matang: mengandung 12-18 inti dan
mengisi seluruh eritrosit denganpigmen kuning tengguli berkumpul di
tengah atau dipinggir, titik Schuffner masih tampak dibagian
pinggir eritrosit, eritrosit membesar Makrogametosit: protoplasma
berwarna biru dengan inti kecil, padat, dan berwarna merah, pigmen
disekitar inti, eritrosit membesar, titik Schuffner masih tampak
dipinggir Mikrogametosit: berbentuk bulat, protoplasma biru
kemerahan pucat, intinya besar,tidak padat, dan pucat, pigmen
tersebar, eritrosit membesar, titik Schuffner masih tampak
dipinggir Plasmodium malariae
Tropozoit Muda: berbentuk cincin dan eritrositnya tidak
membesar. Tropozoit Matang: bentuk yang khas seperti pita
(band-form) dan terdapat titik Ziemann. Skizon Muda: Sangat mirip
P. vivax kecuali parasitnya yang lebih kecil Skizon Matang: Dapat
dijumpai dalam jumlah yang banyak dan biasanya bersama tropozoit
atau skizon muda atau kedua-duanya Makrogametosit: bentuk bulat,
pigmen padat dan gelap, lebih sering mengumpul kadang kadang
memancar Mikrogametosit: Ukuran lebih kecil daripada eritrosit,
bentuk bulat padat, sitoplasma biru pucat, kromatin seperti P.
vivaxPlasmodium ovale
Tropozoit Muda: Trofozoit P.ovale bentuknya mirip dengan
trofozoit P. vivax Tropozoit Matang: sel darah merah membesar dan
berbentuk lonjong, satu atau kedua ujung sel darah merah berbatas
serta tidak teratur, pinggir eritrosit bergerigi, dan terdapat
titik james Skizon Muda: ukuran 6 mikron, mengisi tiga perempat
bagian dari eritrosit yang terinfeksi dan agak membesar ukurannya.
Terdapat 8 buah merozoit yang susunannya tidak teratur
Makrogametosit: berbentuk bulat, mempunyai inti kecil, dan
sitoplasma berwarna biru pucat Mikrogametosit: Ukuran besar
eritrosit, berbentuk bulat padat, sitoplasma biru pucat, kromatin
dan pigmen seperti P. vivaxPlasmodium falciparum
Tropozoit Muda Bentuk accole: eritrosit normal, parasit ditepi
eritrosit seperti melekat pada eritrosit Bentuk cincin: eritrosit
normal, titik maurer, cincin agak besar, sitoplasma lebih tebal
Infeksi Multiple: eritrosit normal, parasitnya halus dan berbentuk
cincin, tampak lebih dari satu parasit dalam sebuah eritrosit.
Skizon Muda: eritrosit tidak membesar, parasit jumlah inti 2-6,
pigmen menggumpal dan berwarna hitam Skizon Matang: eritrosit tidak
membesar, jumlah inti 8-24, pigmen menggumpal, warna hitam
Makrogametosit: eritrosit normal, parasit berbentuk pisang, agak
lonjong, plasma biru, inti padat, kecil, pigmen disekitar inti
Mikrogametosit: eritrosit normal, parasit berbentuk sosis, plasma
berwarna merah mudah, pucat, inti tidak padat dan pigmen
tersebarLO.1.2Memahami dan menjelaskan mengenai siklus hidup
Plasmodium sp
Daur hidup keempat spesies Plasmodium pada manusia umumnya sama.
Proses tersebut terdiri atas fase seksual eksogen (sporogoni) dalam
badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan
hospes vertebrata.Fase aseksual mempunyai 2 daur, yaitu: 1) daur
eritrosit dalam darah (skizogoni eritrosit)2) daur dalam sel
parenkim hati (skizogoni eksoeritrosit) atau stadium jaringan
dengan a) skizogoni praeritrosit (skizogoni eksoeritrosit primer)
setelah sporozoit masuk dalam sel hati dan b) skizogoni
eksoeritrosit sekunder yang berlangsung dalam hati.Pada infeksi P.
falciparum dan P. malariae hanya terdapat satu generasi aseksual
dalam hati sebelum daur dalam darah dimulai; sesudah itu daur dalam
hati tidak dilanjutkan lagi. Pada infeksi P. vivax dan P. ovale
daur eksoeritrosit berlangsung terus sampai bertahun-tahun
melengkapi perjalanan penyakit yang dapat berlangsung lama (bila
tidak diobati) disertai banyak relaps.Dalam Tubuh Nyamuk Didalam
tubuh hospes definitif nyamuk Anopheles betina (vektor) terjadi
pembiakan seksual (sporogoni) yang disebut juga fase ekstrinsik.
Saat nyamuk menghisap darah manusia, semua stadium masuk kedalam
lambungnya namun yang dapat bertahan dan melanjutkan siklusnya
hanya bentuk gametosit (makrogametosit dan mikrogametosit) Terjadi
pematangan gametosit menjadi gamet (mikrogamet dan makrogamet).
Mikrogametosit mengalami pembelahan inti menjadi inti multiple yang
matang dengan exfalgellasi. Lalu keluar dari eritrosit dan motil.
Makrogametosit menjadi makrogamet yang intinya bergeser ke
permukaan yang merupakan tempat masuknya mikrogamet pada waktu
fertilisasi. Makrogamet yang telah mengalami feritilisasi disebut
zigot Kurang lebih 20 menit setelah fertilisasi terbentuk ookinet,
semacam pseudopodi yang dapat bergerak. Ookinet bergerak dan
menembus dinding usus untuk menempel pada permukaan luar dinding
usus tsb. Ookinet kemudian berubah menjadi ookista Terjadi
pematangan ookista dengan pembelahan inti dan transformasi
sitoplasma membentuk beribu-ribu sporozoit yang berada didalam
ookista. Ookista matang 4-15 hari setelah nyamuk menghisap
gametosit Ketika ookista matang pecah, sporozoit akan berhamburan
ke dalam rongga tubuh nyamuk, diantaranya ada yang sampai ke
kelenjar liur nyamuk. Nyamuk infektif adalah nyamuk yang siap
mengeluarkan sporozoit bersama air liurnya.
Dalam Tubuh Manusia Dengan tusukan nyamuk Anopheles betina
sporozoit masuk ke peredaran darah perifer. Setelah setengah jam
sporofit masuk ke dalam sel hati dan tumbuh menjadi skizon hati
namun sebagian menjadi hipnozoit. Skizon hati ini masih dalam daur
eksoeritrosit primer yang berkembangbak secara aseksual dan
prosesnya disebut skizogoni hati. Hipnozoit tetap beristirahat
dalam sel hati selama beberapa waktu dan mulai aktif kembali dengan
daur eksoeritrosi sekunder. Skizon hati pecah mengeluarkan
merozoit. Mulailah daur eritrosit dengan masuknya merozoit ke
peredaran darah dan menginfeksi eritrosit (skizogoni darah).
Kemudian merozoit hati pada eritrosit tumbuh menjadi trofozoit muda
yang berbentuk cincin (sitoplasmanya berwarna biru, inti merah,
mempunyai vakuol besar). Eritrosit muda yang dihinggapi parasit
P.vivax ukurannya lebih besar dari eritrosit lain dan terdapat
titik Schuffner yang halus dan berwarna merah. Trofozoit muda
kemudian menjadi trofozoit tua. Sebagian merozoit berubah menjadi
trofozoit yang dapat membentuk sel kelamin yaitu makrogametosit dan
mikrogametosit (gametogoni). Daur eritrosi berlangsung selama 48
jam
LI.2.Memahami dan menjelaskan AnophelesLO.2.1. Morfologi
AnophelesKarakteristik morfologi nyamuk Anopheles (Anonim, 2013):1.
Tidak memiliki siphon1. Jentik nyamuk anopheles akan sejajar
dipermukaan air kotor1. Pada bagian thoraks terdapat stoot spine1.
Bentuk tubuh kecil dan pendek1. Antara palpi dan proboscis sama
panjang1. Menyebabkan penyakit malaria1. Pada saat hinggap membentu
sudut 901. Warna tubunya coklat kehitam1. Bentuk sayap simetris1.
Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah
Waktu keaktifan mencari darah dari masing -masing nyamuk
berbedabeda tergantung spesies. Genus Anopheles mempunyai kebiasaan
aktif menggigit pada malam hari. Khusus untuk anopheles, nyamuk ini
bila menggigit mempunyai perilaku bila siap menggigit langsung
keluar rumah (Nurmaini, 2003).
NoSpecies AnophelesCiri-Ciri
1Anopheles aconitus 0. Femur dan tibia tidak bercak-bercak 0.
Palpi keras kaku seperti sikat
2Anopheles balabacensis0. Femur dan tibia tidak bercak-bercak 0.
Persambungan tarnus dan tibia dengan pita putih yang panjang
3Anopheles barbirostris0. Femur dan tibia tidak bercak-bercak0.
Palpi keras kaku seperti sikat
4Anopheles farauti0. Femur dan tibia bercak-bercak 0. Haltere
berwarna putih dengan ujung hitam
5Anopheles maculatus0. Femur dan tibia bercak-bercak 0. Tarnus
kelima kaki belakang putih
6Anopheles subpictus0. Femur dan tibia tidak bercak-bercak 0.
Tarnus kelima kaki belakang hitam
7Anopheles sundaicus0. Femur dan tibia tidak bercak-bercak 0.
Persambungan tarnus dan tibia tanpa pita putih
Anopheles aconitusAnopheles subpictusAnopheles
maculatusAnopheles balabacensis
Bercak pada femur & tibia
Ciri ciri lainProboscis setengah terminal putihTarsus kelima
kaki belakang hitamTarsus kelima kaki belakang putihPersambungan
tarsus dan tibia dgn pita putih panjang
Gambar
LO.2.2.Siklus Hidup Anopheles1. TelurTelur diletakan satu per
satu diatas permukaan air berbentuk seperti perahu yang bagian
bawahnya konveks, dan konkaf pada bagian atasnya serta mempunyai
pelampung yang terletak pada sebelah lateral.1. LarvaLarva
anophelini tampak mengapung sejajar dengan permukaan air, mempunyai
bagian-bagian badan yang bentuknya khas, yaitu spirakel pada bagian
posterior abdomen, tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal
abdomen sepasang bulu palma pada bagian lateral abdomen. 1.
PupaMempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang
bentuknya lebar dan pendek.Digunakan untuk menganbil O2 dari
udara.1. Dewasa Pada nyamuk dewasa palpus nyamuk jantan dan betina
mempunyai panjang hampir sama dengan panjang probosisnya.
Perbedaannya adalah pada nyamuk jantan ruas palpus bagian apikal
berbentuk gada (club form), sedangkan pada betina ruas tersebut
mengecil.Sayap pada bagian pinggir (kosta dan Vena 1) ditumbuhi
sisik-sisik sayap yang berkelompok membentuk gambaran belang-belang
hitam dan putih.Selain itu, bagian ujung sisik sayap membentuk
lengkung (tumpul).Bagian posterior abdomen tidak seruncing nyamuk
Aedes dan tidak setumpul nyamuk mansonia, tetapi sedikit lancip.(
Sutanto, 2011 )
LO.2.3. Transmisi AnophelesTransmisi malaria berlangsung di
lebih dari seratus negara di benua Afrika, Asia Oceania, Amerika
Latin, Kepulauan Karibia, dan Turki. Kira-kira 1,6 miliard penduduk
di daerah ini selalu berada dalam risiko terkena malaria. Tiap
tahun ada 100 juta kasus terkena malaria dan meninggal 1 juta di
daerah sahara Afrika. Sebagian besar yang meninggal adalah bayi dan
anak-anak. Plasmodium malariae dan Plasmodium falciparum terbanyak
di negara ini. Malaria telah diberantas di negeri-negeri seperti
Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australia, dan lain-lain
negeri yang sudah maju atau berkembang. Malaria yang berat adalah
yang disebabkan Plasmodium falciparum.Malaria masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. Di daerah
transmigrasi dan daerah lain yang didatangi penduduk baru dari
daerah non-endemik, sering terjadi letusan atau wabah yang
menimbulkan banyak kematian. Lebih dari setengah penduduk Indonesia
masih hidup di daerah dimana terjadi penularan malaria, sehingga
berisiko tertular malaria.
LO.2.4. Habitat AnophelesNOVEKTORTEMPAT PERINDUKAN LARVAPERILAKU
NYAMUK DEWASA
1An.sundaicus(sumatera,Jawa,Sulawesi,NT)Muara sungai yang
dangkal pada musim kemarau, tambak ikan yang kurang terpelihara,
parit- parit di sepanjang pantai bekas galian yang terisi air
payau, tempat penggaraman (Bali) di air tawar (kaltim dan
Sum)Antropofilik > zoofilik; mengigit sepanjang malam, di dalam
dan di luar rumah
2An. Aconitus (jawa)Persawahan dengan saluran irigasi, tepi
sungai pada musim kemarau, kolam ikan dengan tanaman rumput di
tepinyaZoofilik > antropofilikEksofagik mengigit di waktu
senjasampai dengan dini hari, di luar rumah (pit traps)
3An. Subpictus(Jawa,Sulawesi,NT)Kumpulan air yg
permanan/sementara,celah tanah bekas kaki binatang, tambak ikan dan
bekas galian di pantai (pantai utara pulaujawa).Ntropofilik >
zoofilikMengigit di waktu malam, di dalam dan di luar rumah
(kandang)
4An. Barbirostis(Jawa)Sawah dan saluran irigasi, kolam, rawa,
mata air, sumur dan lain- lainAntropofilik (sul& NT) zoofilik
(jawa&sumatera) eksofagik > endofagik mengigit malam, di
luar rumah (padatanaman)
5.An. Balanbacensis(Jawa,sulawesi,NT)Bekas roda yang tergenang
air, air, bekas jejak kaki binatang yang berlumpur yang berair,
tepi sungai pada musim kemarau, kolam atau kali yang berbatu di
hutan atau daerah pedalamanAntropofilik < zoofilik endofilik
mengigit malam, di luar rumah (di sekitar kandang)
6.An. Letifer(Sumatera,kalimantan)Air tergenang (tahan hidup
ditempa tasam) terutama dataran pinggir pantaiAntropofilik >
zoofilikBagian bawah atap di luar rumah
7.An. Farauti(Maluku&IrianJaya)Kebun kangkung, kolam,
genangan air dalam perahu, genangan air hujan, rawa- rawa dan
saluran airAntropofilik > zoofilikEksofagik mengigit malamdi
dalam dan diluar rumah
8.An. Punctulatus(Maluku&IrianJaya)Air di
tempatterbukadanterkenasinarmatahari, pantai (pad amusim
penghujan), tepi sungaiAntrofopolik > zoofilikMengigitmalamTit:
di dalamrumah
9.An. Lodlowi(Maluku&IrianJaya)Sungai di daerah
pergununganAntropofilik >> zoofilik
10.An. Koliensis(Maluku&IrianJaya)Bekasjejakrodakendaraan,
lubang- lubang di tanah yang berisi air, saluran- saluran, kolam,
kebunkangkungdanrawa-
rawatertutupAntropofilik>>zoofilikMengigitmalamTit: di
dalamrumah
11.An. Nigerrimus(Sumatera,Sulawesi)Sawah, kolamdanrawa yang
adatanaman airZoofilik>antropofilikMengigitpadasenja- malamTit:
di luar rumah (kandang)
12.An. Sinensis(Sumatera,Jawa,Sulawesi)Sawah, kolamdanrawa yang
adatanaman airZoofilik>antropofilikMengigitpadasenja- malamTit:
di luar rumah (kandang)
13.An. Flavirostis(Sulawesi)Sungai dan mata air terutama
apabilabagian tepinyaberumputZoofilik>antropofilikTit:
belumadalaporan
14.An. Karwari(Maluku&IrianJaya)Air tawar yang jernih yang
terkena sinar matahari, di daerah
pergununganZoofilik>antropofilikTit: di luar rumah
15.An. Maculatus(Sumatera,Jawa)Mata air dan sungai dengan air
jernih yang mengalirlambat di daerah pergunungandan perkebunan teh
(di jawa)Zoofilik>antropofilikMengigitmalamTit: di luar rumah
(sekitarkandang)
16.An. Bancrofti(Maluku&IrianJaya)Danau dengan tumbuhan
bakung, air rawa yang tergenang dan rawa dengan tumbuhan
pakisZoofilik>antropofilikTit: belumjelas
17An. Barbumbrosus(Sulawesi)Di pinggir sungai yang terlindung
dengan air yang mengalir lamba tdekat hutan di dataran
tinggiBionomiknya belum banyak dipelajari antropofiliknya
LI.3. Memahami dan Menjelaskan MalariaLO.2.1Memahami dan
menjelaskan mengenai definisi malariaMalaria adalah penyakit demam
infeksi yang endemik di banyak daerah beriklim hangat di dunia,
disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium, yang merupakan parasit
pada sel darah merah; malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles dan
ditandai dengan adanya serangan menggigil, demam, dan berkeringat,
yang terjadi dalam interval yang bergantung pada waktu yang
diperlukan untuk berkembangnya generasi baru parasit didalam tubuh.
(Dorland,2011)LO.2.2. Klasifikasi Malaria1. Plasmodium vivax,
penyebab malaria tertiana benigna/malaria vivax2. Plasmodium
falciparum, penyebab malaria tertiana maligna/ malaria tropika.3.
Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana/malaria malariae4.
Plasmodium ovale, penyebab malaria tertiana benigna/malaria
ovale.
LO.2.3Memahami dan menjelaskan mengenai etiologi malariaMalaria
disebabkan oleh parasit sporozoa Plasmodium yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Amopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk
mengigit pada waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis
nyamuk puncak gigitannya adalah tengah malam sampai fajar. Selain
melalui gigitan nyamuk, malaria dapat menjangkiti orang lain
melalui bawaan lahir dari ibu ke anak, yang disebabkan pada
kelainan sawar plasenta yang menghalangi penularan infeksi
vertikal. Metode penularan lainnya adalah dengan jarum suntik
misalnya ketika transfusi darah dan parasit langsung memasuki
siklus eritrositer. (Widoyono,2011)Ada empat jenis parasit malaria
(Universitas Sumatera Utara, 2013), yaitu:1. Plasmodium
falciparumMenyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana yang
maligna (ganas) atau dikenal dengan nama lain sebagai malaria
tropika yang menyebabkan demam setiap hari.2. Plasmodium
vivaxMenyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria tertiana
benigna (jinak).3. Plasmodium malariaeMenyebabkan malaria kuartana
atau malaria malariae.4. Plasmodium ovaleJenis ini jarang sekali
dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat, menyebabkan
malaria ovale.
LO.2.4Memahami dan menjelaskan mengenai patofisiologi
malariaSetelah sporozoit dilepaskan sewaktu nyamuk anopheles betina
menggigit manusia selanjutnya akan masuk kedalam sel-sel hati
(hepatosit) dan kemudian terjadi skizogoni ekstraeritrositer.skizon
hati yang matang selanjutnya akan pecah (rupture) dan selanjutnya
merozoit akan menginvasi sel eritrosit dan terjadi skizogoni intra
eritrositer, menyebabkan eritrosit yang mengandung parasite (EP)
mengalami perubahan struktur dan biomolekuler sel untuk
mempertahankan kehidupan parasite. Skizon yang matang akan pecah,
melepaskan toksin malaria yang akan menstimulasi system RES dengan
dilepaskannya sitokin pro inflamasi seperti TNF alfa dan sitokin
lainnya dengan mengubah aliran darah local dan endothelium
vascular, mengubah biokimiasistemik, menyebabkan anemia, dan
hipoksia jaringan. (Sudoyo, 2006)Gejala malaria timbul saat
pecahnya eritrosit yang mengandung parasite.Gejala yang paling
mencolok adalah demam yang diduga di sebabkan oleh pirogen endogen,
yaitu TNF dan interleukin-1. Akibat demam terjadi vasodilatasi
perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan vasoaktif yang di
produksi oleh parasite. Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadinya
peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit,
teraktivasinya system retikuloendotelial untuk memfagositosit
eritrosit yang terinfeksi parasite dan sisa eritrosit akibat
hemolysis juga terjadi penurunan jumlah trombosit dan leukosit
neutrofil akibat hemolysis.Terjadi kongesti pada organ lain
meningkatkan resiko terjadinya ruptur limpa.
LO.2.5Memahami dan menjelaskan mengenai manifestasi klinis
malaria1. Demam1. Demam Periodik, berkaitan dengan saat pecahnya
skizon matang (sporulasi):1. P. vivax, P. ovaledan P. falciparum: 3
hari sekali.1. P. malariae: 4 hari sekali.1. Stadium Demam:1.
Rigoris (Mengigil): (15 mnt - 1 jam)1. Akme (Puncak Panas): (2 - 6
jam)1. Sudoris (Suhu turun dan berkeringat): (2 - 4 jam)
1. Splenomegali dan Hepatomegali1. Terjadinya kongesti aliran
darah serta hipertrofi dan hiperplasia sistem retikuloendotelial
(RES) menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali) terkadang
disertai pembesaran hati (hepatomegali.
1. Anemia1. Derajat anemia tergantung spesies penyebab, yang
paling parah adalah spesies P. Falciparum. Anemia disebabkan
oleh:1. Penghancuran eritrosit berlebihan1. Eritrosit normal tidak
bisa hidup lama1. Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi
eritropoesis dalam sum-sum tulang(Natadisastra, 2005)
LO.3.6.Pemeriksaan Utama dan Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan tetes darah untuk malariaPemeriksaan mikroskopik
darah tepi untuk menemukan adanya parasit malaria sangat penting
untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan satu kali dengan hasil
negative tidak mengenyampingkan diagnosa malaria. Pemeriksaan darah
tepi tiga kali dan hasil negative maka diagnosa malaria dapat
dikesampingkan. Adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan
melalui :
1. Tetesan preparat darah tebal. Merupakan cara terbaik untuk
menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukup banyak
dibandingkan preparat darah tipis. Sediaan mudah dibuat khususnya
untuk studi di lapangan. Ketebalan dalam membuat sediaan perlu
untuk memudahkan identifikasi parasit. Pemeriksaan parasit
dilakukan selama 5 menit (diperkirakan 100 lapang pandangan dengan
pembesaran kuat). Preparat dinyatakan negative bila setelah
diperiksa 200 lapang pandangan dengan pembesaran 700-1000 kali
tidak ditemukan parasit. Hitung parasit dapat dilakukan pada tetes
tebal dengan menghitung jumlah parasit per 200 leukosit. Bila
leukosit 10.000/ul maka hitung parasitnya ialah jumlah parasit
dikalikan 50 merupakan jumlah parasit per mikro-liter darah.
1. Tetesan preparat darah tipis. Digunakan untuk identifikasi
jenis plasmodium, bila dengan preparat darah tebal sulit
ditentukan. Kepadatan parasit dinyatakan sebagai hitung parasit
(parasite count), dapat dilakukan berdasar jumlah eritrosit yang
mengandung parasit per 1000 sel darah merah. Bila jumlah parasit
> 100.000/ul darah menandakan infeksi yang berat. Hitung parasit
penting untuk menentukan prognosa penderita malaria. Pengecatan
dilakukan dengan pewarnaan Giemsa, atau Leishmans, atau Fields dan
juga Romanowsky. Pengecatan Giemsa yang umum dipakai pada beberapa
laboratorium dan merupakan pengecatan yang mudah dengan hasil yang
cukup baik.
2. Tes Antigen : p-f testYaitu mendeteksi antigen dari
P.falciparum (Histidine Rich Protein II). Deteksi sangat cepat
hanya 3-5 menit, tidak memerlukan latihan khusus, sensitivitasnya
baik, tidak memerlukan alat khusus. Deteksi untuk antigen vivaks
sudah beredar dipasaran yaitu dengan metode ICT. Tes sejenis dengan
mendeteksi laktat dehidrogenase dari plasmodium (pLDH) dengan cara
immunochromatographic telah dipasarkan dengan nama tes OPTIMAL.
Optimal dapat mendeteksi dari 0-200 parasit/ul darah dan dapat
membedakan apakah infeksi P.falciparum atau P.vivax. Sensitivitas
sampai 95 % dan hasil positif salah lebih rendah dari tes deteksi
HRP-2. Tes ini sekarang dikenal sebagai tes cepat (Rapid test).
3. Tes SerologiTes serologi mulai diperkenalkan sejak tahun 1962
dengan memakai tekhnik indirect fluorescent antibody test. Tes ini
berguna mendeteksi adanya antibody specific terhadap malaria atau
pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang
bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibody baru terjadi
setelah beberapa hari parasitemia. Manfaat tes serologi terutama
untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor darah.
Titer > 1:200 dianggap sebagai infeksi baru ; dan test > 1:20
dinyatakan positif . Metode-metode tes serologi antara lain
indirect haemagglutination test, immunoprecipitation techniques,
ELISA test, radio-immunoassay.
1. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)Pemeriksaan ini
dianggap sangat peka dengan tekhnologi amplifikasi DNA, waktu
dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun spesifitasnya tinggi.
Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat
memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana
penelitian dan belum untuk pemeriksaan rutin.
Anemnsis:1. Keluhan utama: demam, menggigil, berkeringatdan
dapat disertai sakit kepala, mual, muntah,diare, nyeri otot, atau
pegal.Klasik: Trias Malaria, secara berurutan periodedingin (15 -60
menit), mengigil, diikuti periodepanas (beberapa jam), diikuti
periode berkeringat,temperatur turun dan merasa sehat1. Riwayat
berkunjung dan bermalam ke daerah endemic malaria1. Riwayat tinggal
di daerah endemic malaria1. Riwayat sakit malaria1. Riwayat minum
obat malaria stu bulan terakhir1. Riwayat transfusi darah
Pada penderita tersangka malaria berat dapat ditemukan:1.
Gangguan kesadaran dlm berbagai derajat1. Keadaan umum yg lemah
(tdk bisa duduk/berdiri)1. Kejang-kejang1. Panas sangat tinggi1.
Mata atau tubuh kuning (ikterus)1. Perdarahan hidung, gusi, atau
sal pencernaan1. Napas cepat dan atau sesak napas1. Muntah terus
menerus dan tidak dapat makan minum1. Warna air seni sepeti teh tua
dan dapat sampai kehitaman1. Jumlah air seni kurang (oliguri)
sampai tidak ada (anuria)1. Telapak tangan sangat pucat
Pemeriksaan Fisik1. Demam 1. Konjungtiva atau telapak tangan
pucat1. Pembesaran limfa (splenomegali)1. Pembesaran hati
(hepatomegali)
Pemeriksaan Fisik malaria berat:1. T Rektal 40o c1. Nadi cepat
dan lemah/kecil1. TS < 70 mmHg (dewasa), < 50(anak)1. R >
35 x/menit,1. Penurunan kesadaran (GCS < 11) 1. Manifestasi
perdarahan (petekhiae, purpura,hematom)1. Tanda dehidrasi (mata
cekung, turgor danelastisitas kulit berkurang, bibir kering,
produksi airseni berkurang)1. Anemia berat1. Ikterik1. Ronkhi pada
kedua paru1. Pembesaran limfa dan hepar1. Gagal ginjal (oliguri /
anuri)1. Gajala neurologik Kaku kuduk, reflak patologis
Pemeriksaan laboratoriumpemeriksaan dengan mikroskop:Pemeriksaan
sediaan darah tebal dan tipis di puskesmas/lapangan/RS
untukmenentukan:1. Ada tidaknya parasit malaria (+/-)1. Spesies dan
stadium plasmodium1. Kepadatan parasit
Untuk tersangka malaria berat perlu memperhatikan hal sbb:1.
Bila pemeriksaan darah pertama negatip,perlu diperiksa ulang setiap
6 jam sampai 3hari berturut turut1. Bila hasil pemeriksaan sediaan
darah tebal selama 3 hari berturut turut tidak ditemukanparasit
maka diagnosis malaria disingkirkan1. Pemeriksaan dengan test
diagnostikcepat (Rapid diagnostik test)berdasarkan deteksi antigen
parasitmalaria, dg menggunakan metodaimunokromatografi dlm bentuk
dipstik
Penunjang untuk malaria berat1. Hb dan Ht1. Hitung jumlah
lekosit dan trombosit1. GD, Serum bilirubin, SGOT/SGPT,
Alkaliposfatase,Albumin/globulin,ureum/kreatinin, Na, K, analisa
gas darah1. EKG1. Foto toraks1. Analisa cairan cerebrospinal1.
Biakan darah dan uji serologi1. Urinalisis
LO.3.7.Diagnosis dan Diagnosis Banding1.Diagnosis banding
malaria tanpa komplikasia.Demam tifoidb.Demam denguec.Infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA)d.Leptospirosis ringane.Infeksi virus
akut lainnya2. Diagnosis banding malaria dengan komplikasia)Radang
otak (meningitis/ensefalitis)b)Stroke (gangguan
serebrovaskuler)c)Tifoid ensefalopatid)Hepatitise)Leptospirosis
beratf)Glomerulonefritis akut atau kronikg)Sepsish)Demam berdarah
dengue atau dengue shock syndrom
LO.3.8. Pencegahan dan PengobatanPencegahan1. Berbasis
Masyarakat1. Pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat
harus selalu ditingkatkan melalui penyuluhan kesehatan, pendidikan
kesehatan, diskusi kelompok maupun kampanye masal untuk mengurangi
sarang nyamuk (pemberantasan sarang nyamuk). Kegiatan ini meliputi
menghilangkan genangan air kotor, dengan mengalirkan air atau
menimbun atau mengeringkan barang/wadah yang memungkinkan sebagai
tempat air tergenang1. Menemukan dan mengobati penderita sedini
mungkin akan sangat membantu mencegah penularan1. Melakukan
penyemprotan melalui kajian mendalam tentang bionomik Anopheles
seperti waktu kebiasaan menggigit, jarak terbang dan resistensi
terhadap insektisida
1. Berbasis pribadi1. Pencegahan gigitan nyamuk antara lain1.
Tidak keluar rumah antara senja-malam hari, bila terpaksa keluar,
sebaiknya menggunakan kemeja dan celana panjang berwarna terang
karena nyamuk lebih menyukai warna gelap1. Menggunakan repelan yang
mengandung dimetilftalat atau zat anti-nyamuk lainnya1. Membuat
konstruksi rumah yang tahan nyamuk dengan memasang kasa anti nyamuk
pada ventilasi pintu dan jendela1. Menggunakan kelambu yang
mengandung insektisida (insecticide treated mosquito net)1.
Menyemprotkan kamar dengan obat nyamuk atau menggunakan obat nyamuk
bakar1. Pengobatan profilaksis bila akan memasuki daerah endemi
meliputi1. Pada daerah dimana plasmodiumnya masih sensitif terhadap
klorokuin, diberikan klorokuin 300 mg basa atau 500 mg klorokuin
fosfat untuk org dewasa, seminggu 1 tablet, dimulai 1 minggu
sebelum masuk daerah sampai 4 minggu setelah meninggalkan tempat
tersebut1. Pada daerah dengan resistensi klorokuin, pasien
memerlukan pengobatan supresif, yaitu dengan meflokuin
5mg/kgBB/minggu atau doksisiklin 100 mg/hari atau sulfadoksin 500
mg/pirimetamin 25 mg, 3 tablet sekali minum1. Pencegahan dan
pengobatan malaria pada wanita hamil meliputi1. Klorokuin, bukan
kontraindikasi1. Profilaksis dengan klorokuin 5 mg/kgBB/minggu dan
proguanil 3 mg/kgBB/hari untuk daerah yang masih sensitif
klorokuin1. Meflokuin 5mg/kgBB/minggu diberikan pada bulan keempat
kehamilan untuk daerah dimana plasmodiumnya resisten terhadap
klorokuin1. Profilaksis dengan doksisiklin tidak diperbolehkan1.
Informasi tentang donor darah. Banyak penilitian melaporkan bahwa
donor dari daerah daerah endemik malaria merupakan sumber infeksi.
(Widoyono, 2011)1. Vaksin MalariaVaksin malaria merupakan tindakan
yang diharapkan dapat membantu mencegah penyakit ini, tetapi adanya
bermacam-macam stadium pada perjalanan penyakit malaria menimbulkan
kesulitan pembuatannya. Penelitian pembuatan vaksin malaria
ditujukan pada 2 jenisvaksin, yaitu :1. Proteksi terhadap ketiga
stadium parasite : sporozoit yang berkembang dalam nyamuk dan
menginfeks imanusia, merozoit yang menyerang eritrosit dan
gametosit yang menginfeksi nyamuk.1. Rekayasa genetik aatau
sintesis polipeptida yang relavan. Jadi, pendekatan pembuatan
vaksin yang berbeda-beda mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing tergantung tujuan mana yang akan dicapai. Vaksin
sporozoit P. falciparum merupakan vaksin yang pertama kali diuji
coba, dan apabila telah berhasil, dapat mengurangi morbiditas dan
mortalitas malaria tropika terutama pada anak dan ibu hamil. Dalam
waktu dekat akan diuji coba vaksin dengan rekayasa genetika.
PengobatanBerdasarkan kerjanya pada tahapan perkembangan
plasmodium, antimalaria dibedakan atas skizontosid jaringan dan
darah; gametosid dan sporontosid. Dengan klasifikasi ini
antimalaria dipilih sesuai dengan tujuan pengobatan.0. Skizontosid
jaringan dan darah1. Skizontosid darah, bekerja terhadap merozoit
pada eritrosit (fase eritrosit). Skizontosid digunakan untuk
mengendalikan serangan klinik. Obat ini bekerja terhadap merozoit
di eritrosit (fase eritrosit). Dengan demikian tidak terbentuk
skizon baru dan tidak terjadi penghancuran eritrosit yang
menimbulkan gejala klinik. Contoh obat dari golongan ini yaitu:1.
klorokuin,1. kuinin, 1. meflokuin, 1. halofantrin, dan 1.
artemisinin.1. Skizontosid jaringan, bekerja pada skizon yang baru
memasuki jaringan hati. Sehingga, tahap infeksi eritrosit dapat
dicegah dan transmisi lebih lanjut dapat dihambat. Contoh obat :
pirimetamin dan primakuin. Namun primakuin tidak bisa untuk
profilaksis karena waktu paruhnya pendek. 1.
GametositosidGametositosid membunuh gametosit yang berada dalam
eritrosit sehingga transmisinya ke nyamuk dihambat. Klorokuin dan
kina memperlihatkan efek gametosidal pada P. vivax, P. ovale dan
P.malariae, sedangkan gametosit P. falciparum dapat dibunuh oleh
primakuin
1. Sprorontosid Sporontosid menghambat perkembangan gametosit
lebih lanjut di tubuh nyamuk yang mengisap darah pasien, dengan
demikian rantai penularan terputus. Kerja seperti ini terlihat
dengan primakuin dan kloroguanid. Obat antimalaria biasanya tidak
dipakai secara klini untuk tujuan ini.
1. KemoprofilaksisBertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi
malaria, sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak
berat. Ditunjukan bagi orang yang berpergian ke daerah endemik
malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama seperti turis,peneliti,
pegawai kehutanan dll.1. Kemoprofilaksis terhadap P. falciparum
pemberian doksisiklin setiap hari dengan dosis 2 mg/kgBB selama
tidak lebih dari 4-6 minggu Doksisiklin tidak boleh dikonsumsi oleh
ibu hamil dan anak berusia