Top Banner
Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik Buku Penuntun The Water and Sanitation Program is a multi-donor partnership administered by the World Bank to support poor people in obtaining affordable, safe, and sustainable access to water and sanitation services.
42

wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

Jan 30, 2018

Download

Documents

vokhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik

Buku Penuntun

The Water and Sanitation Program is a multi-donor partnership

administered by the World Bank to support poor people in obtaining

affordable, safe, and sustainable access to water and sanitation services.

Page 2: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan
Page 3: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

1www.wsp.org

Penghargaan

Buku Penuntun ini disusun oleh tim Water and Sanitation Program - East Asia & the Pacific (WSP-EAP) yang terdiri dari Enrico Rahadi Djonopu-tro, Isabel Blackett, Almud Weitz, Alfred Lambertus, Reini Siregar, Ikabul Arianto dan Job Supangkat dengan kontribusi editorial oleh Yosa Yuliarsa. Tim mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kontribusi berbagai pihak di bawah ini.

Masukan yang sangat berharga diberikan oleh peer reviewers yang terdiri dari Handi B. Legowo dan Emah Sudjimah dari Direktorat Pengembangan Lingkungan Permukiman - Direktorat Jenderal Cipta Karya, Ida Yudiarti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, serta Dody Suparta dan Sean Granville-Ross dari Mercy Corps.

Penghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif dalam pembahasan studi ini yaitu Kementerian Kesehatan, BAPPENAS, Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), BPPT, TSSM, Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Lingkungan Indonesia (IATPI), WASPOLA, Envi-ronmental Services Program (ESP), USAID, UNICEF, WHO, Royal Haskoning Indonesia, Universitas Muhammadiyah Yogjakarta, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sebelas Maret, PALYJA, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Maluku Utara, Project Concern International (PCI), Watsan Action, Yayasan Dian Desa, Plan International, Bali Fokus, dan BORDA serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Page 4: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARDAFTAR SINGKATANDAFTAR ISTILAH

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Penyusunan 6 1.2 Target Pengguna 6 1.3 Ruang Lingkup 6 1.4 Daerah Spesifik 6 1.5 Struktur Buku Penuntun 7

BAB 2. KAJI ULANG SANITASI, TEKNOLOGI DAN TANTANGANNYA DI DAERAH SPESIFIK DI INDONESIA

2.1. Sanitasi 8 2.1.1. Pengertian Sanitasi 8 2.1.2. Pengertian Sanitasi yang Terjangkau dan Berkelanjutan 9 2.2. Tantangan Perubahan Iklim 9 2.2.1. Dampak Perubahan Iklim 10 2.2.2. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim 10 2.3. Tantangan Kondisi Lingkungan Fisik 11 2.4. Tantangan Lingkungan Non-Fisik 11 2.5. Tantangan Pemilihan Komponen Sanitasi 12 2.6. Tantangan Pemilihan Opsi Teknologi Pengolahan 15 2.6.1. Opsi Teknologi Pengolahan yang Tersedia 15 2.6.2. Perbandingan Alternatif Teknologi Pengolahan di Daerah Spesifik 17 2.6.3. Aspek Kajian Opsi Sanitasi 19

BAB 3. PEMILIHAN OPSI SANITASI 3.1. Pemilihan Sistem Setempat atau Sistem Terpusat 21 3.2. Pemilihan Tingkat Pengelolaan 21 3.3. Pemilihan Konstruksi Bagian Atas dan Tengah 22 3.4. Pemilihan Opsi Teknologi Pengolahan 23 3.4.1. Alternatif di Daerah Pantai dan Muara 25 3.4.2. Alternatif di Daerah Sungai 29 3.4.3. Alternatif di Daerah Rawa dan Muka Air Tanah Tinggi 33 3.4.4. Alternatif di Daerah Rawan Banjir 35

2 Buku Penuntun

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Daftar Isi

Page 5: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Daftar Isi

3www.wsp.org

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kondisi dan Tantangan Fisik Utama di Daerah Spesifik 11Tabel 2. Perbandingan Alternatif Sistem Pengolahan 18Tabel 3. Deskripsi dan Pengaruh Aspek Teknis Terhadap Keterjangkauan dan Keberlanjutan Sistem Sanitasi 20Tabel 4. Deskripsi dan Pengaruh Aspek Non-Teknis Terhadap Keterjangkauan dan Keberlanjutan Sistem Sanitasi 20Tabel 5. Pemilihan Konstruksi Bagian Atas dan Tengah 23Tabel 6. Aplikasi Tipe Jamban dan Sistem Pengolahan Berdasarkan Tantangan Lingkungan Fisik di Daerah Sulit 24Tabel 7. Alternatif Sistem Sanitasi di Daerah Pantai dan Muara 25Tabel 8. Penjelasan Alternatif Sistem Sanitasi di Daerah Pantai dan Muara 27 Tabel 9. Alternatif Sistem Sanitasi di Daerah Sungai 29Tabel 10. Penjelasan Alternatif Sistem Sanitasi di Daerah Sungai 31Tabel 11. Alternatif Sistem Sanitasi di Daerah Rawa dan Muka Air Tanah Tinggi 33Tabel 12. Penjelasan Alternatif Sistem Sanitasi di Daerah Rawa dan Muka Air Tanah Tinggi 32Tabel 13. Alternatif Sistem Sanitasi di Daerah Rawan Banjir 35Tabel 14. Penjelasan Alternatif Sistem Sanitasi di Daerah Rawan Banjir 36

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kategori Daerah Spesifik 6Gambar 2. Diagram-F Sanitasi 8Gambar 3. Modifikasi Kerangka Kerentanan Perubahan Iklim yang Terintegrasi 10Gambar 4. Diagram Kebiasaan BAB di Daerah Sulit yang Perlu Diputus 12Gambar 5. Berbagai Kebiasaan BAB 12Gambar 6. Tangki Septik dengan Upflow Filter 14Gambar 7. Tangki Septik Konvensional 15Gambar 8. Anaerobic Baffled Reactor (ABR) 16Gambar 9. Anaerobic Upflow Filter 16Gambar 10. Rotating Biological Contactor (RBC) 16Gambar 11. Tripikon-S (kiri) dan T-Pikon-H (kanan) 17Gambar 12. Contoh Konstruksi Bagian Atas 22Gambar 13. Contoh Konstruksi Bagian Tengah 22Gambar 14. Algoritma Pilihan Sanitasi di Daerah Pantai dan Muara 26Gambar 15. Algoritma Pilihan Sanitasi di Daerah Sungai 30Gambar 16. Algoritma Pilihan Sanitasi di Daerah Rawa dan Muka Air Tanah Tinggi 33Gambar 17. Algoritma Pilihan Sanitasi di Daerah Rawan Banjir 35

Page 6: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

DAFTAR SINGKATAN

ABR : Anaerobic Baffled Reactor

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

AUF : Anaerobic Upflow Filter

BAB : Buang Air Besar

BOD : Biochemical Oxygen Demand

MAT : Muka Air Tanah

MCK : Mandi Cuci Kakus

O&M : Operation and Maintenance (Operasi dan Pemeliharaan)

PP : Peraturan Pemerintah

RAB : Rencana Anggaran Biaya

RBC : Rotating Biological Contactor

WC : Water Closet (Jamban/kakus)

4 Buku Penuntun

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Daftar Isi

Page 7: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Daftar Isi

5www.wsp.org

DAFTAR ISTILAH

Anaerobic Baffled Reactor(ABR)

Affordable (Keterjangkauan)

Anaerobic Upflow Filter (AUF)Biochemical Oxygen Demand(BOD)Biofilter

Black waterDaerah Spesifik

Gray Water Jamban Pencemaran

Rotating Biological Contactor(RBC)

Saluran perpipaan Sanitasi

Tangki Septik

Constructed Wetland

Tangki septik yang lebih baik, terdiri dari beberapa seri dinding antar/sekat yang menyebabkan air limbah yang datang tertekan untuk mengalir. Kontak waktu yang lama dengan biomassa/lumpur aktif menghasilkan pengolahan yang lebih baikSuatu pilihan sanitasi dapat dikatakan terjangkau apabila biaya O&M-nya dapat dijangkau sesuai dengan kemampuan masyarakat penggunanyaProses pengolahan air limbah dengan metode pengaliran air limbah secara upflow melalui media filter anaerobikJumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menstabilkan kehadiran zat organik secara biologisInstalasi pengolahan air limbah rumah tangga dengan menggunakan media kontaktorAir limbah yang berasal dari kloset di jamban/kakus/WCDaerah dengan kondisi geografis maupun iklim sedemikian rupa sehingga sistem pelayanan sanitasi yang terjangkau, baik konvensional maupun tidak konvensional, sulit untuk dibangun ataupun diterapkanAir limbah non-kakus yang berasal dari kamar mandi, cuci dan dapurFasilitas pembuangan tinjaMasuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannyaSalah satu sistem pengolahan air limbah secara aerobik dengan sistem lapisan tetap (aerobic fixed film system). RBC sendiri adalah media tempat menem-pelnya mikroorganisme aerobikPerpipaan untuk menyalurkan air limbah dari jamban ke sistem pengolahanAlat pengumpulan dan pembuangan tinja serta air buangan masyarakat secara higienis sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan seseorang maupun masyarakat secara keseluruhan (Depledge, 1997)Ruangan kedap air atau beberapa kompartemen ruangan yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan alir yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat dan kesempatan untuk penguraian bahan-bahan organik oleh jasad anaerobik membentuk bahan-bahan larut air dan gasSistem pengolahan terencana atau terkontrol yang telah didesain dan diban-gun dengan memanfaatkan proses alami yang melibatkan vegetasi tanah basah dan mikroorganisme untuk mengolah limbah cair

:

:

:

:

:

::

:::

:

::

:

:

Page 8: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

Buku Penuntun ini merupakan bagian dari studi Pilihan Sanitasi yang Terjangkau di Daerah Spesifik di Indonesia yang telah dilakukan dalam 2 fase. Oleh karenanya, Buku Penuntun ini merupakan kompilasi dari analisa yang telah dilakukan sebelumnya.

Daerah Spesifik (challenging areas) pada Buku Penuntun ini adalah daerah dimana kondisi geografis maupun iklimnya sedemikian rupa sehingga sistem pelayanan sanitasi yang terjangkau baik konvensional maupun non konvensional sulit untuk dibangun ataupun diterapkan. Hal ini terutama berkaitan dengan ketersediaan lahan, kondisi tanah yang tidak mendukung, tanah yang selalu basah untuk sistem cubluk dan tangki septik dengan sistem resapan, ataupun kesulitan dalam pemasangan pipa dan sistem pembuangan-nya. Di beberapa wilayah, mungkin cubluk, perpipaan dan tangki septik dapat dibangun, namun wilayah tersebut ternyata rawan banjir sehingga baik bangunan atas maupun bawah dari sistem sanitasi cepat rusak serta mengakibatkan terjadinya pencemaran air di lingkungan sekitar, dan oleh karenanya investasi yang telah ditanamkan menjadi sia-sia. Daerah spesifik ini meliputi:1 a. Daerah pesisir pantai dan muara;b. Daerah sepanjang sungai baik di bantaran maupun di

atas sungai;c. Daerah rawa, rawa pasang surut dan juga daerah dengan

muka air tanah yang tinggi;d. Daerah rawan banjir dimana banjir terjadi secara rutin

maupun yang tidak dapat diprediksie. Daerah rawan air dan danau

Buku Penuntun

BAB I. Pendahuluan

Buku Penuntun ini menjelaskan metodologi pemilihan opsi sanitasi yang terjangkau dan berkelanjutan untuk membantu para pemangku kepentingan bidang sanitasi di Indonesia (Pemerintah Daerah, perencana, masyarakat, sektor swasta dan organisasi donor) memutuskan dan mengambil kebijakan dalam memilih opsi sanitasi yang paling memungkinkan untuk diterapkan di suatu daerah spesifik.

Tujuan utama dari penyusunan Buku Penuntun ini adalah untuk mendukung Pemerintah Indonesia dan pemegang andil lainnya dalam upaya memenuhi kebutuhan akan perbaikan sanitasi di daerah spesifik, dimana pilihan sanitasi yang terjangkau tidak dapat diterapkan karena kondisi geografis, iklim, maupun topografi.

Buku Penuntun ini ditujukan untuk para pembuat keputusan baik pada tingkat Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, aktor pembangunan sanitasi di tingkat lokal, bahkan oleh masyarakat penerima manfaat.

Khususnya bagi Pemerintah Daerah yang mengenal secara mendetail mengenai kondisi daerahnya, Buku Penuntun ini dapat menjadi penuntun dalam menentukan intervensi yang dapat diaplikasikan di daerah spesifik yang ada di wilayahnya, sehingga dengan demikian dapat mengarahkan program-program pembangunan sanitasi menjadi tepat teknologi, terjangkau, tepat sasaran, dan berkelanjutan sesuai dengan kondisi fisik lingkungannya.

Ruang lingkup pembahasan dalam Buku Penuntun ini lebih diarahkan pada pemilihan opsi sanitasi di daerah spesifik yang dikaji dari aspek teknis dan non-teknis. Sistem sanitasi yang dimaksudkan dalam Buku Penuntun ini adalah khusus untuk sektor air limbah rumah tangga yang berasal dari kloset (black water).

Pembahasan mengenai aspek pendanaan, kelembagaan dan kemasyarakatan tidak menjadi fokus dalam buku ini, namun secara singkat akan dibahas sebagai bahan masukan untuk dikaji lebih lanjut pada referensi-referensi yang digunakan.

1.1. Tujuan Penyusunan

1.4. Daerah Spesifik

1.2. Target Pengguna

1.3. Ruang Lingkup

1 Permukiman yang termasuk dalam daerah spesifik adalah permukiman apung di air, permukiman panggung diatas air, serta permukiman yang berada tepat di bantaran pantai atau sungai.

6

Gambar 1 : Kategori Daerah Spesifik

Page 9: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

7www.wsp.org

Dalam Buku Penuntun ini daerah rawan air, khususnya daerah kering, serta danau tidak dibahas oleh karena jumlah masyarakat yang terkena dampak rawan air ini tidak terlalu signifikan.

1.5. Struktur Buku Penuntun Bab 1 berisi Pendahuluan yang membahas tujuan penyusunan, struktur Buku Penuntun, tujuan dari intervensi sanitasi serta penjelasan mengenai istilah keterjangkauan (affordability) dan keberlanjutan (sustainability) dari sistem sanitasi. Dari Bab 1 ini diharapkan bahwa para pengguna dapat memahami latar belakang dan maksud penyusunan buku ini.

Bab 2 menjelaskan Apa Saja Tantangan yang Dihadapi. Dalam Bab 2 ini akan diuraikan tantangan-tantangan dalam pengembangan sistem sanitasi di daerah-daerah spesifik baik secara teknis, kemasyarakatan, sosial-budaya, serta kaitannya dengan isu perubahan iklim. Tantangan di masing-masing daerah spesifik akan dijelaskan secara lebih lengkap dalam bentuk tabel sehingga memudahkan para pengguna. Selain itu, dalam bab inipun akan dibahas mengenai tantangan dalam hal penerapan komponen-komponen dari suatu sistem sanitasi.

Bab 3 menjadi inti dari Buku Penuntun ini dalam hal pemili-han sistem sanitasi yang terjangkau dan berkelanjutan di daerah-daearah spesifik. Alur pemilihan ini disusun dengan sistem diagram dan penjelasan terhadap diagram tersebut sehingga diharapkan dapat memudahkan dalam pemahaman-nya.

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pendahuluan

Page 10: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

yaitu penyediaan air bersih dan promosi kesehatan untuk mendorong praktik cuci tangan menggunakan sabun.

B. Meningkatkan Martabat Dan Kualitas HidupFasilitas sanitasi yang aman, memadai dan dekat dengan tempat tinggal akan memberikan privasi dan kenyamanan bagi penggunanya. Pengolahan air limbah yang memadai juga akan dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Kebersihan diri dan lingkungan akan meningkatkan martabat masyarakat, terutama kaum wanita.

Sanitasi yang baik menurunkan risiko kejadian penyakit, dan kematian, terutama pada anak-anak seperti penyakit kulit, diare, cacingan, dan penyakit mata.

Kondisi ekonomi dan sosial di daerah spesifik yang cenderung rendah dapat ditingkatkan melalui peningkatan status kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat yang disertai penyediaan infrastrukturnya sangat diperlukan oleh masyarakat di daerah spesifik.

C. Perlindungan LingkunganPembuangan air limbah domestik secara langsung ke lingkungan dapat menyebabkan terjadinya degradasi sumber daya air permukaan maupun air tanah. Kontaminan biologis yang masuk ke sumber air tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen dalam air yang sebetulnya diperlukan oleh biota akuatik. Lama-kelamaan sumber air tersebut dapat menjadi anaerob dan kualitas air dan lingkungan menjadi turun. Pengadaan fasilitas sanitasi yang memadai di daerah spesifik akan secara signifikan meningkatkan kualitas badan air.

2.1.1. Pengertian SanitasiSecara praktis, istilah sanitasi dalam Buku Penuntun ini dapat diartikan sebagai alat pengumpulan dan pembuangan tinja serta air buangan masyarakat secara higienis sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan seseorang maupun masyarakat secara keseluruhan. (Depledge, 1997)

Tujuan teknis pembuangan tinja secara saniter adalah untuk mengisolasi tinja sehingga bibit penyakit infeksius didalam-nya tidak dapat mencapai inang baru. Metolodologi yang dipilih untuk area yang berbeda akan tergantung pada beberapa faktor termasuk kondisi geologi dan hidrogeologi, budaya dan kebiasaan masyarakat, ketersediaan bahan lokal dan biaya baik jangka pendek maupun jangka panjang. (WHO, 1992)

Intervensi di sektor sanitasi (termasuk penyuluhan kesehatan) memiliki tiga tujuan utama: (Philippines Sanitation Source-book, 2005)1. Memperbaiki kondisi kesehatan2. Meningkatkan martabat dan kualitas hidup 3. Perlindungan lingkungan

A. Memperbaiki Kondisi KesehatanPatogen dari tinja dapat ditransmisikan melalui beberapa rute yang dikenal sebagai “Diagram-F”. Rute transmisi ini dapat diputus melalui penyediaan fasilitas sanitasi yang memadai sehingga dapat menghindarkan kontak antara tinja dengan manusia dan binatang (termasuk serangga).

Jika transmisi dapat diputus maka penyakit yang berkaitan dengan tinja dapat dikendalikan atau bahkan dihilangkan. Intervensi sanitasi menjadi salah satu pemutus. Sebagai contoh, lubang toilet yang tertutup rapat akan mengurangi kemungkinan berkembangbiaknya nyamuk, vektor filariasis; pengolahan tinja sebelum dibuang juga dapat membunuh telur dan kista berbagai parasit (Ascaris, Entamoeba, dan Schistosoma) sehingga akan mencegah kontaminasi terhadap tanah maupun air. (WHO, 1992)

Dengan demikian maka penyediaan fasilitas sanitasi yang memadai dan berkelanjutan di daerah spesifik ini akan sangat membantu memperbaiki kondisi kesehatan walau-pun tentunya perlu diikuti pula dengan intervensi lainnya

Buku Penuntun

BAB II. Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantangannya Di Daerah Spesifik Indonesia

2. 1. Sanitasi

Gambar 2 : Diagram-F Sanitasi

8

Page 11: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org

2.1.2. Pengertian Sanitasi yang Terjangkau dan BerkelanjutanIstilah sanitasi yang terjangkau dan berkelanjutan terkadang dipahami oleh masyarakat secara berbeda-beda. Dalam Buku Penuntun ini yang dimaksud dengan terjangkau dan berkelanjutan adalah:

A. Sanitasi yang Terjangkau Studi pada fase 1 dan 2 menunjukkan bahwa tidak ada fasilitas sanitasi komunal yang memadai yang dibangun dengan biaya investasi murni berasal dari masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena fasilitas sanitasi yang memadai memerlu-kan biaya investasi yang relatif tinggi dan tidak terjangkau oleh masyarakat yang tinggal di daerah spesifik. Berdasarkan hal tersebut, maka kriteria terjangkau dalam studi ini akan lebih fokus pada keterjangkauan masyarakat terhadap biaya pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi.

Sementara itu, fasilitas sanitasi individual yang ada tidak memadai, dimana tinja dibuang langsung ke badan air tanpa melalui pengolahan.

Suatu pilihan sanitasi dapat dikatakan terjangkau apabila biaya O&M-nya dapat dijangkau sesuai dengan kemampuan masyarakat penggunanya. Pilihan sanitasi yang memiliki sistem O&M yang sederhana dan memerlukan biaya rendah merupakan pilihan sanitasi yang tepat untuk diterapkan di daerah spesifik yang cenderung memiliki kemampuan ekonomi yang rendah.

B. Sanitasi yang Berkelanjutan Disamping terjangkau secara ekonomis, diterima secara sosial, serta dilengkapi faktor teknis dan institusi yang baik, sistem sanitasi yang berkelanjutan harus melindungi lingkungan dan sumber daya alam. Saat meningkatkan kualitas fasilitas sanitasi yang ada dan/atau merancang sistem sanitasi yang baru, kriteria keberlanjutan terkait aspek-aspek di bawah ini perlu dipertimbangkan:

1. Kesehatan: termasuk risiko terpapar oleh virus/bakteri penyakit patogen dan substansi berbahaya lainnya yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat di semua titik sistem sanitasi mulai dari kakus/jamban, pengumpulan, pengolahan hingga pemanfaatan kembali atau pembuan-gan ke badan air

2. Sumber daya lingkungan dan alam: meliputi energi yang dibutuhkan, air dan sumber daya alam lainnya yang diperlu-kan untuk konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan sistem, dan juga potensi munculnya emisi hasil pengolahan ke lingkungan sekitar

3. Teknologi dan operasi: berkaitan dengan fungsi dan kemudahan sistem untuk dibangun, dioperasikan dan dipelihara dengan menggunakan sumber daya manusia yang ada. Aspek ini juga perlu mempertimbangkan kekuatan struktur, kerentanan terhadap bencana, kondisi dan situasi topografi serta fleksibilitas dan kemampuan penyesuaian elemen teknis terhadap infrastuktur yang ada, demografi, pembangunan sosio-ekonomi dan perubahan iklim

4. Aspek finansial dan ekonomi: berkaitan dengan kapasitas rumah tangga dan masyarakat untuk membayar layanan sanitasi, termasuk dalam tahap konstruksi, operasi dan pemeliharaan dan depresiasi sistem

5. Aspek sosial-budaya dan kelembagaan: mempertimbang-kan penerimaan sistem secara sosial-budaya dan ketepatan sistem, kenyamanan, persepsi terhadap sistem, isu jender dan dampak terhadap martabat hidup, kontribusi pada peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan, serta aspek hukum dan kelembagaannya.

Pemilihan teknologi sanitasi yang terjangkau dan berkelanjutan adalah suatu hal yang penting namun perlu diingat bahwa adanya kebutuhan masyarakat terhadap sanitasi yang lebih memadai adalah hal yang lebih penting. Penerima manfaat merupakan pengambil keputusan akhir dalam menggunakan ataupun menolak teknologi sanitasi. Merekalah yang menentu-kan keberhasilan suatu intervensi di sektor sanitasi karena nilai dari investasi tidak hanya tergantung pada dukungan masyarakat saja, tetapi lebih pada kepedulian penerima manfaat yang merasakan dampak positif dari teknologi sanitasi yang memadai.

2. 2. Tantangan Perubahan IklimSebuah studi yang dilakukan Lloyd pada tahun 2008 menyimpul-kan bahwa perubahan iklim merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kecenderungan meningkatnya kejadian banjir. Faktor sosial-demografis seperti peningkatan penduduk dunia, dan

9

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

Page 12: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

10

2.2.2. Adaptasi terhadap Perubahan IklimTerkait pilihan sanitasi di daerah spesifik, strategi adaptasi perlu dilakukan di lingkungan setiap individu. Tidak ada satu solusipun untuk mengatasi risiko banjir di pesisir sehingga masyarakat diharapkan dapat menyesuaikan diri untuk menghadapi ketidakpastian kondisi lingkungannya.

Tulisan dalam Journal of Water and Climate Change (Securing 2020 vision for 2030: climate change and ensuring resilience in water and sanitation services), menjelaskan bahwa teknologi sanitasi yang memiliki kelenturan

Buku Penuntun

bertambah banyaknya kota megapolitan seringkali terkait dengan peningkatan risiko banjir. Strategi adaptasi tidak boleh dilakukan secara terpisah dari faktor-faktor tersebut. Tanpa adanya upaya yang dilakukan, kerugian dari risiko banjir di daerah pesisir pantai diperkirakan akan berlipatganda pada tahun 2030.

2.2.1. Dampak Perubahan IklimPerubahan iklim secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada kondisi sanitasi. Beberapa contoh dampak ini antara lain:• Naiknya muka air laut karena terjadinya peningkatan

temperatur berdampak pada terjadinya banjir di perairan pantai yang dapat menyebabkan masyarakat untuk secara terpaksa mengkonsumsi air yang terkontaminasi, kerusakan sistem sanitasi yang ada, ataupun memaksa terjadinya migrasi ke daerah yang terbatas fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasinya

• Kejadian-kejadian meteorologis yang ekstrim dapat mengacaukan sistem pengolahan air serta drainase, seperti juga halnya kontaminasi pada sumur-sumur yang tak bertutup maupun air-air permukaan sehingga mengakibatkan peningkatan risiko penyebaran penyakit. Risiko-risiko ini menjadi lebih tinggi pada masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah maupun daerah dengan muka air tanah tinggi

Sistem pengelolaan dan infrastruktur penyediaan air bersih dan sanitasi sangat rentan terhadap ancaman perubahan iklim. Banjir menyebabkan kerusakan dan hilangnya akses ke infrastruktur tersebut baik di negara-negara berkembang maupun negara maju.

Berdasarkan peta bahaya iklim dalam studi yang dilakukan oleh “Economy and Environment Program for Southeast Asia (EEPSEA)” pada tahun 2009, maka ancaman yang paling dominan di Indonesia, terutama di wilayah bagian barat dan timur Pulau Jawa, adalah kekeringan, banjir, tanah longsor, dan naiknya muka air laut.

Oleh karena itu, adaptasi merupakan hal yang vital, sementara mitigasi melalui upaya pengurangan emisi gas rumah kaca adalah satu-satunya cara yang efektif untuk menurunkan risiko dampak perubahan iklim.

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

Gambar 3 : Modifikasi Kerangka Kerentanan PerubahanIklim yang Terintegrasi (A. H. Dolan and I. J. Walker, 2004)

REGIONAL - NASIONAL - DUNIASumber Daya, dana, Informasi & Teknologi; Institusi, kerangka

kerja & pengambilan keputusan yang kritis

MASYARAKATKetersediaan teknologi; distribusi sumber daya, dana &

informasi kapital & kohesi sosial; kerangka kerja & pengam-bilan keputusan; persepsi resiko; hak kepemilikan; opsi

pelajaran resiko

INDIVIDUALUmur, gender, akses terhadap sumber daya,

pendidikan, persepsi resiko, opsi penjalaran resikoK

ER

EN

TA

NA

N

LingkunganBiofisik

LingkunganMasyarakat

- Sensitivitas alami- kelenturan dinamis

- Kerentanan sosial,ekonomi & budaya

-fleksibilitas

KEMAMPUAN ADAPTASI- respon & penyesuaian- strategi penanganan

IKLIMMacam & Perubahannya

PAPARAN

Page 13: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org

(resilience) rendah belum ditemukan. Resiliensi potensi perubahan iklim yang tinggi dari kakus dengan sistem cubluk dikarenakan tersedianya berbagai desain yang telah disesuaikan (yang menurunkan dampak banjir dan risiko pencemaran lingkungan), sehingga dapat diterapkan secara cepat dan sebanding dengan biaya investasi saat ini. Banjir masih menjadi ancaman utama terhadap sistem cubluk dan dapat menyebabkan pencemaran air secara signifikan.

Oleh karena itu dampak dari perubahan iklim terhadap daerah-daerah spesifik ini perlu dipelajari secara lebih mendalam dalam upaya mempersiapkan alternatif opsi-opsi sanitasi.

2.3. Tantangan Kondisi Lingkungan FisikKondisi dan tantangan yang dihadapi di masing-masing

daerah-daerah spesifik dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

2.4. Tantangan Lingkungan Non FisikTantangan utama pada aspek non-fisik lingkungan di setiap daerah spesifik dapat dikatakan tipikal. Diantaranya:1. Daerah spesifik cenderung merupakan kawasan kumuh

dengan karakteristik:2

a. Kepadatan penduduk sedang (150 – 300 jiwa/Ha) sampai tinggi (500 jiwa/Ha)

b. Dihuni oleh penduduk dengan pendapatan menengah-bawah

c. Permukiman yang tidak tertata d. Jalan akses yang sempit e. Merupakan permukiman yang semi-legal atau

bahkan ilegal f. Bangunan rumah kebanyakan semi permanen g. Sanitasi lingkungan yang kotor

11

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

TANTANGAN Pantai & Muara Sungai Rawa &

MAT Tinggi Banjir

Gelombang air

Banjir

Variasi taraf muka air permukaan musiman

Dasar/muka tanah yang lunak & tidak stabil

Muka air tanah tinggi

Erosi

Penurunan tanah

Udara yang bersifat korosif

Keterbatasan lahan

Pola permukiman tidak teratur & kumuh

Jalan akses tidak memadai

Tabel 1 : Kondisi dan Tantangan Fisik Utama di Daerah Spesifik

Keterangan : = rumah apung; = Rumah panggung ; = Rumah di darat

2 http://organisasi.org/pengertian_definisi_ciri_daerah_slum_daerah_kumuh_area_wilayah_lingkungan_kota_belajar_geografi_sosiologi

Page 14: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

12

2.5. Tantangan Pemilihan Komponen SanitasiInfrastuktur sanitasi pada umumnya terdiri dari 4 kom-ponen yaitu jamban, pengumpulan, pengolahan dan pembuangan/pemakaian kembali lumpur olahan. Keempat komponen tersebut dapat berada di satu lokasi dan disebut sebagai sistem setempat untuk melayani satu atau sekelom-pok kecil rumah tangga. Apabila sebagian dari komponen tersebut tidak berada di satu sumber buangan (jamban), maka sarana itu disebut sistem terpusat (off-site).

Buku Penuntun

2. Pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan lingkungan masih rendah sehingga aspek kesehatan lingkungan tidak menjadi prioritas

3. Dominasi penduduk pendatang di daerah spesifik menim-bulkan beberapa kesulitan, antara lain: pembentukan pengurus/kelompok pengelola fasilitas sanitasi, kurangnya tanggungjawab masyarakat yang hanya tinggal sementara di daerah tersebut, serta pengambilan keputusan menyang-kut pembangunan daerah

4. Keinginan masyarakat untuk tersambung ke, atau menggunakan, fasilitas sanitasi relatif tinggi, namun hal ini sangat dipengaruhi oleh kualitas layanan sanitasi yang memadai dan tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kualitas lingkungan yang lebih baik

5. Keragaman tingkat ekonomi penduduk terkadang menimbulkan kesulitan dalam penetapan struktur tarif

6. Sebagai daerah yang seringkali terpinggirkan, daerah sulit tidak menjadi prioritas bagi pemerintah sehingga monitoring dan dukungan terhadap fasilitas sanitasi tidak memadai

7. Merubah sekaligus mengakomodasi kebiasaan buang tinja yang selama ini dilakukan, sebagai upaya memutus pencemaran badan air oleh tinja

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

Gambar 4 : Diagram Kebiasaan BAB di Daerah Sulit yang Perlu Diputus

Praktek/Kebiasaan BAB di Daerah Spesifik

Di dalam rumah Di luar dalam rumah

Lubangdi lantai

Lubang WC Lubang/JambanUmum

WC Apung/Gantung

RuangTerbuka

Pengolahan

A I R P E R M U K A A N & A I R TA N A H ( L a u t , s u n g a i , r a w a )

Gambar 5 : Berbagai Kebiasaan BAB

Page 15: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org

Intervensi penyediaan sistem sanitasi perlu mempertimbangkan keempat komponen tersebut karena sub-komponennya bervariasi tergantung pada kondisi fisik lingkungan serta aspek-aspek pemenuhan keterjangkauan dan keberlanjutan suatu sistem sanitasi.

JambanJamban merupakan tempat yang aman dan nyaman sebagai tempat buang air besar. Jamban sehat adalah fasilitas buang air besar yang dapat mencegah pencemaran badan air, mencegah kontak antara manusia dan tinja, mencegah hing-gapnya lalat atau serangga lain di tinja, mencegah bau tidak sedap, serta konstruksi dudukan (slab) yang baik, aman dan mudah dibersihkan.3

Pemilihan jenis jamban ini menjadi tantangan di daerah spesifik karena harus disesuaikan dengan keadaan daerahnya, misalnya dalam pemilihan kloset duduk atau kloset jongkok, dinding tembok atau dinding kayu, serta beratap atau tidak beratap. Sebagai contoh, kloset beton di rumah apung tidak dapat diterapkan karena bebannya yang terlalu berat. Walau-pun penetapan komponen-komponen tersebut menjadi hak dari penerima manfaat, namun kelebihan dan kekurangan dari masing-masing opsi tersebut tetap perlu diinformasikan.

Dalam Buku Penuntun ini, pilihan jamban akan dibagi menjadi dua yaitu bagian atas dan bagian tengah. Bagian atas meliputi bagian atap dan dinding, sementara bagian tengah meliputi konstruksi lubang jamban.

Pengumpulan dan PengaliranSistem pengumpulan dan pengaliran menyalurkan air limbah ke sistem pengolahan ataupun pembuangan. Jika sistem ini ditujukan untuk melayani lebih dari satu rumah tangga, maka sistem pengaliran akan menerima air limbah dari sistem jamban bersama ataupun dari beberapa rumah tangga. Pada sistem konvensional, air limbah biasanya disatukan dengan air buangan dari bagian lain rumah terse-but dan dialirkan melalui sistem perpipaan ke instalasi pengolahan air limbah.

Pemilihan sistem pengaliran juga menjadi pertimbangan dalam penetapan opsi sistem sanitasi. Pada perumahan

apung sistem perpipaan tidak akan dapat diterapkan. Dengan mempertimbangkan faktor ketersediaan lahan, maka sistem small bore sewer akan lebih cocok diterapkan di rumah panggung ataupun rumah di darat.

Kekuatan penyangga sistem perpipaan di daerah pantai ataupun sungai yang dipengaruhi oleh gelombang air perlu menjadi perhatian. Penyangga yang terbuat dari kayu mudah patah oleh gelombang ataupun lapuk karena terma-kan air sehingga kerusakan penyangga tersebut akan menyebabkan kerusakan pada sistem perpipaan.

Tantangan yang dihadapi dalam penerapan sistem perpipaan di daerah spesifik, khususnya untuk perumahan panggung, adalah ketidakteraturan tiang penyangga rumah yang menyu-litkan pemasangan jalur pipa di bawah rumah. Salah satu solus-inya adalah menempelkan perpipaan di bawah jalan akses.

Penyambungan perpipaan harus dilakukan secara benar dan teliti untuk menghindari lepasnya sambungan oleh gelombang. Selain itu, hal itupun diperlukan untuk menjamin bahwa air laut (untuk sistem di daerah pantai) tidak akan masuk ke dalam sistem ataupun bahkan sebaliknya, air limbah tidak boleh keluar dari sistem perpipaan sehingga mencemari perairan sekitarnya.

PengolahanJenis pengolahan yang akan diterapkan di daerah spesifik sangat tergantung pada kondisi wilayahnya. Sebagai contoh, pengolahan air limbah di daerah pantai sebaiknya tidak menggunakan logam yang memiliki sifat korosif.

Taraf muka air tanah, penempatan instalasi pengolahan (di air atau di darat), kepadatan penduduk serta beberapa faktor lingkungan lainnya akan berpengaruh pada pemilihan opsi teknologi sanitasi. Sebagai contoh, penerapan tangki septik dengan sistem resapan di muka air tanah yang tinggi tidak direkomendasikan selain karena risiko pencemaran akibat kebocoran, juga karena sulitnya pembangunan di lokasi yang berair. Di daerah dengan muka air tanah tinggi, peng-gunaan tangki septik yang dilengkapi dengan upflow filter masih memungkinkan, seperti tampak pada gambar berikut:

13

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

3 “Informasi Pilihan Jamban Sehat”, WSP, 2009

Page 16: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

14

lumpur ke lingkungan. Kegiatan ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan risiko pencemaran air. Pembuangan dapat diartikan sebagai pembuangan air limbah olahan langsung ke badan air terdekat (misalnya pantai atau sungai); lumpur tinja ke tanah; dan gas sebagai hasil olahan lainnya ke udara.

Salah satu faktor penting dalam pembuangan lumpur tinja adalah cara penyedotan. Terdapat dua teknik yang umum dilakukan, yaitu secara mekanis dengan menggunakan pompa ataupun secara manual. Penyedotan lumpur tinja secara reguler ini perlu didukung oleh keberadaan layanan penyedotan, terutama di daerah perkotaan.

Daerah spesifik yang kumuh dengan jalan akses yang terbatas memerlukan solusi teknis penyedotan lumpur tinja yang berbiaya rendah. Tangki penyedotan lumpur tinja portable yang khusus dirancang untuk daerah tersebut merupakan salah satu teknologi alternatif, contohnya vacutug.

Penyedotan lumpur tinja secara manual dapat menjadi salah satu alternatif pengurasan, namun kegiatan ini harus dilaku-kan dengan mempertimbangkan keamanan pelakunya. Ketersediaan peralatan pengaman sangat diperlukan. Satu

Buku Penuntun

Penerapan pengolahan biofiltrasi dengan tangki fiberglass di daerah spesifik, khususnya daerah rawa dan muka air tanah tinggi, terkendala oleh besarnya kekuatan tekanan air tanah yang dapat menyebabkan tangki fiberglass menjadi terang-kat. Hal ini dapat ditangani dengan memberi konstruksi tambahan berupa penutup beton.

Pada daerah pesisir/laut, tantangan yang dihadapi adalah sifat air laut yang dapat mempengaruhi kinerja pengolahan. Masuknya air laut ke dalam sistem dapat menghambat proses dekomposisi biologis didalam pengolahan, dan oleh karena itu kebocoran sistem perpipaan air limbah maupun pembilasan menggunakan air laut perlu dihindari.

Dalam beberapa kasus, instalasi pengolahan terpaksa dibangun di perairan dikarenakan keterbatasan ketersediaan lahan. Insta-lasi ini akan memerlukan sistem pondasi khusus seperti misal-nya penerapan sistem cerucuk yang dapat mencegah amblasnya konstruksi instalasi pengolahan atau dengan sistem phonton (kontruksi terletak diatas drum plastik bekas, sehingga dapat mengikuti turun naiknya muka air permukaan).

Pembuangan atau Pemakaian KembaliKomponen akhir dari infrastruktur sanitasi berkaitan dengan pengembalian atau pelepasan air limbah olahan dan

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

Le

Lubang pemeriksaan

Pipa udara (55mm)

Pipa PVC 110 mm

bak efluentangkiseptik

Tinggi mediamedia filter

Lubang udara

Lf

Tutup dari kawat ayakan

Gambar 6 : Tangki Septik dengan Upflow Filter

Page 17: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org

hal yang harus diperhatikan adalah tidak boleh ada seorang-pun yang diperbolehkan masuk ke dalam tangki pengolahan tinja tanpa peralatan yang memadai. Lumpur tinja dari unit pengolahan dapat dibuang/digunakan kembali dengan cara:• Membuang langsung ke badan air terdekat setelah

lumpur terolah dan tidak berbahaya bagi lingkungan

• Dibuat kompos dan dimanfaatkan untuk pemupukan

• Dikubur (untuk volume tinja yang sedikit) dengan menggunakan lapisan-lapisan penutup dan kondisi tanahnya memungkinkan

• Dibuang ke kolam pengering (sludge drying beds)

Hal lain terkait pembuangan lumpur tinja adalah kesiapan pemerintah daerah untuk menampung dan mengolah lumpur tinja tersebut. Oleh karena itu ketersediaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) sangat dibutuhkan untuk mendukung intervensi di sektor sanitasi air limbah domestik ini, sekaligus dalam penentuan opsi sistem pengelolaan lumpur tinja.

2. 6. TANTANGAN PEMILIHAN OPSI TEKNOLOGI PENGOLAHAN 2.6.1. Opsi Teknologi Pengolahan yang TersediaPada dasarnya telah cukup banyak opsi teknologi pengolahan air limbah yang dapat diterapkan. Kesulitan timbul pada saat pemilihan teknologi yang paling tepat dan efisien terkait kondisi lingkungan yang ada, khususnya untuk daerah spesifik. Langkah penyesuaian perlu dilakukan agar teknologi yang ada dapat diterapkan.

Secara umum, beberapa teknologi dasar yang biasa diterap-kan di Indonesia adalah teknologi tangki septik dengan sistem resapan, anaerobic baffled reactor (ABR), anaerobic upflow filter (AUF), biofiltrasi, dan rotating biological contactor (RBC). Disamping itu, terdapat beberapa teknologi tepat guna seperti Tripikon-S dan T-Pikon-H.

Dalam penerapannya, opsi teknologi sistem pengolahan air limbah sangat tergantung pada kebutuhan atau kapasitas pengolahan, kondisi lingkungan, ketersediaan ruang, serta kemampuan pengguna atau pengelola dalam mengoperasi-kan dan memeliharanya.

A. Tangki Septik KonvensionalFungsi tangki septik konvensional adalah untuk mengolah air limbah domestik dengan memanfaatkan proses biologis melalui pemisahan padatan dari cairan dimana padatan tersebut akan secara anaerobik terdekomposisi sementara airnya akan dialirkan ke sistem pembuangan. Tangki septik konvensional yang dilengkapi dengan sistem resapan meru-pakan metode yang paling umum untuk pengolahan air limbah rumah tangga dari perumahan yang tidak tersam-bung dengan sistem perpipaan air buangan.

Tangki septik konvensional merupakan sistem pengolahan air limbah rumah tangga yang paling banyak digunakan untuk sistem individual di Indonesia.

B. Anaerobic Baffled ReactorAnaerobic baffled reactor (ABR) dapat dikatakan sebagai pengembangan tangki septik konvensional. ABR terdiri dari kompartemen pengendap yang diikuti oleh beberapa reaktor baffle. Baffle ini digunakan untuk mengarahkan aliran air ke atas (upflow) melalui beberapa seri reaktor selimut lumpur (sludge blanket). Konfigurasi ini memberi-kan waktu kontak yang lebih lama antara biomasa anaerobik dengan air limbah sehingga akan meningkatkan kinerja pengolahan. Dari setiap kompartemen tersebut akan dihasil-kan gas.

Teknologi sanitasi ini dirancang menggunakan beberapa baffle vertikal yang akan memaksa air limbah mengalir keatas melalui media lumpur aktif. Pada ABR ini terdapat tiga zone operasional: asidifikasi, fermentasi, dan buffer. Zone asidifikasi terjadi pada kompartemen pertama dimana nilai pH akan menurun karena terbentuknya asam lemak

15

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

Gambar 7 : Tangki septik konvensional

Page 18: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

16

D. Rotating Biological ContactorRotating biological contactor (RBC) merupakan salah satu sistem pengolahan air limbah secara aerobik dengan sistem lapisan tetap (aerobic fixed film system). RBC sendiri merupa-kan media tempat menempelnya mikroorganisme aerobik. Dalam sistem RBC terdapat tiga unit utama, yaitu: (Elisabeth v. Münch, 2005)a. Zona primer: tangki sedimentasi dimana air limbah

masuk dan padatan akan terendapkan untuk kemudian dibuang dengan penyedotan. Proses anaerobik dapat pula terjadi pada zona ini

b. RBC: dimana pengolahan secara biologis terjadi. Sejumlah cakram (disk) menempel pada tuas pemutar dan sebagian dari cakram ini akan terendam oleh air buangan sehingga akan terbentuk lingkungan biomasa aktif pada media. RBC ini secara perlahan berputar pada porosnya sehingga biomasa yang ada dapat kontak dengan air limbah maupun oksigen di atmosfir secara bergantian

c. Zona pengendapan akhir: dimana terjadi pengendapan campuran air limbah yang telah terolah dan biomasa yang berlebih.

Buku Penuntun

volatil dan setelahnya akan meningkat lagi karena meningkat-nya kapasitas buffer. Zona buffer digunakan untuk menjaga agar proses berjalan dengan baik. Gas methan dihasilkan pada zona fermentasi.

C. Anaerobic Upflow FilterAnaerobic upflow filter (AUF) merupakan proses pengola-han air limbah dengan metode pengaliran air limbah ke atas melalui media filter anaerobik. Sistem AUF ini memiliki waktu detensi yang panjang dan akan menghasilkan efluen anaerob serta biasanya digunakan untuk mengolah air limbah yang telah diolah sebelumnya dan juga perlu ada pengolahan lanjutan untuk mendapatkan efluen yang memenuhi standar.

Mekanisme dasar pengolahan pada sistem ini adalah secara fisik, yaitu flokulasi, sedimentasi dan adsorpsi. Proses atau reaksi biologis secara anaerob sangatlah lambat dan tidak memiliki dampak penurunan BOD yang signifikan kecuali dengan waktu detensi yang lama. Namun beberapa organik toksik dapat dikurangi melalui mekanisme fisik dan presipi-tasi kimiawi (misalnya dengan sulfit) pada waktu detensi yang lebih pendek.(Onsite Wastewater Treatment Systems Technology Fact Sheet 5, EPA)

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

Gambar 8 : Anaerobic Baffled Reactor

Gambar 9 : Anaerobic Upflow FilterGambar 10 : Rotating Biological Contactor

Page 19: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org

E. BiofiltrasiBiofiltrasi merupakan teknologi pengolahan air limbah yang memanfaatkan material hidup untuk menangkap dan secara biologis mendegradasi polutan didalamnya. Biofiltrasi air limbah domestik merupakan proses pengolahan yang unik dibandingkan dengan pengolahan biologis lainnya dimana mikroorganisme menempel pada media kontak dan air limbah dialirkan melewatinya untuk diolah. Teknologi biofiltrasi ini secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu (a) sistem konvensional dimana mikroorgan-isme menempel secara alami pada media kontak dan (b) penempelan mikroorganisme secara artifisial pada material polimer. Dalam sistem biofiltrasi modern, mikroorganisme ditempelkan pada media kontak atau diperangkap dalam suatu membran sehingga dapat lebih meningkatkan penyisi-han BOD dan padatan tersuspensi dibandingkan dengan teknologi biofiltrasi konvensional.

Lebih jauh lagi, penyisihan BOD dan padatan tersuspensi dalam air limbah dapat tercapai dengan baik apabila mekan-isme dan parameter yang mempengaruhi kekuatan penem-pelan biofilm pada permukaan artifisial dapat diketahui dan dikontrol.(Pract. Periodical of Haz., Toxic, and Radioactive Waste Mgmt, Oct 2006).

F. Tripikon-S dan T-Pikon-H Tripikon-S (Tri/Tiga Pipa Konsentris-Septik) merupakan salah satu alternatif pengolahan air limbah domestik yang pada awalnya dikembangkan oleh Laboratorium Teknik Sipil Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Teknologi ini

dikembangkan untuk menjawab tantangan kondisi lingkun-gan yang dihadapi di daerah yang terpengaruh pasang surut, seperti misalnya daerah pesisir pantai, muara, sungai, maupun rawa. Teknologi ini dapat diterapkan untuk toilet individual maupun komunal.

Kemudian teknologi Tripikon-S ini dikembangkan lebih lanjut oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan melakukan perubahan dan rancang ulang sistem, menghasil-kan T-Pikon-H (T Pipa Horisontal).

Pengolahan yang terjadi dalam T-Pikon-H ini adalah secara semi-aerob dan anaerob. Konsep dasar pengolahan adalah dengan menggunakan 3 pipa, yaitu: (a) pipa kecil sebagi inlet dari toilet; (b) pipa medium sebagai tempat terjadinya proses dekomposisi biologis, dan (c) pipa besar sebagai pelimpah (overflow) efluen. Ketiga pipa tersebut diatur secara konsentris.

Kinerja kedua sistem ini masih perlu dikaji lebih lanjut, namun bila dilihat dari ide pengolahannya, maka sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif pengolahan air limbah yang potensial untuk dikembangkan. Dalam studi ini, sistem T-Pikon-H menjadi salah satu rekomendasi, dengan catatan bahwa kinerja pengolahan belum diketahui secara pasti.

2.6.2. Perbandingan Alternatif Teknologi Pengolahan di Daerah SpesifikTeknologi pengolahan yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, seperti terlihat pada Tabel 2.

17

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

Gambar 11 : Tripikon-S (kiri) dan T-Pikon-H (kanan)

Page 20: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

18 Buku Penuntun

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

Tab

el 2

: P

erb

and

ing

an O

psi

Tek

nolo

gi P

eng

ola

han

Sis

tem

P

eng

ola

han

A

plik

asi

Pem

elih

araa

n

Kel

ebih

an

Kek

ura

ng

an

Kes

esu

aian

di

Dae

rah

Su

lit

TA

NG

KI S

EP

TIK

Coc

ok u

ntuk

jam

ban

prib

adi a

taup

un ja

mba

n be

rsam

a •

Han

ya m

engo

lah

bla

ck

wa

ter

saja

, kec

uali

tela

h di

laku

kan

peng

olah

an

pend

ahul

uan

pada

gra

y w

ate

r.

• U

ntuk

kon

disi

muk

a ai

r ≥

2 m

dan

kel

ulus

an a

ir ≥

2 x

10-2

m/ja

m,

jum

lah

jiwa

10

s/d

50 ji

wa

digu

naka

n bi

dang

res

apan

Unt

uk k

ondi

si m

uka

air ≥

2 m

dan

kel

ulus

an a

ir ≥

2 x

10-2

m/ja

m ju

mla

h jiw

a ≤

10 ji

wa

digu

naka

n su

mur

re

sapa

n

• T

idak

bol

eh d

i dae

rah

MA

T ti

nggi

Tid

ak b

oleh

dite

rapk

an d

i da

erah

pad

at

• H

arus

mem

iliki

aks

es

peng

uras

an

• Ja

rak

sist

em r

esap

an k

e

sum

ber

air

bers

ih 1

0 m

• P

engu

rasa

n ha

rus

berk

ala

2-3

tahu

n •

Tid

ak b

oleh

ada

bah

an

kim

ia b

erba

haya

mas

uk k

e da

lam

sep

tik

• Lu

mpu

r ha

sil p

engu

rasa

n ha

rus

dibu

ang

ke in

stal

asi

peng

olah

an lu

mpu

r tin

ja

• D

apat

men

ggun

akan

mat

eria

l lok

al

• U

mur

pel

ayan

an p

anja

ng

• B

ebas

mas

alah

lala

t da

n ba

u ap

abila

dira

ncan

g de

ngan

ben

ar

• B

iaya

inve

stas

i rel

atif

rend

ah, b

iaya

O

&M

terg

antu

ng h

arga

sat

uan

air

dan

peng

uras

an

• K

eper

luan

laha

n ta

nah

keci

l •

Tid

ak p

erlu

ene

rgi l

istr

ik

• E

fisie

nsi p

engo

laha

n (r

eduk

si B

OD

) re

ndah

50-

60%

Tid

ak b

oleh

terk

ena

banj

ir

• E

fluen

dan

lum

pur

tinja

m

asih

per

lu p

engo

laha

n la

njut

an

• M

emer

luka

n su

mbe

r ai

r ya

ng k

onst

an

• R

umah

di d

arat

TA

NG

KI S

EP

TIK

D

EN

GA

N

UP

FLO

W

FIL

TE

R

• C

ocok

unt

uk ja

mba

n pr

ibad

i ata

upun

jam

ban

bers

ama

deng

an p

emak

ai

≤ 50

ora

ng (

10 K

K)

• C

ocok

unt

uk d

aera

h M

AT

tin

ggi

• H

arus

mem

iliki

aks

es

peng

uras

an

• P

engu

rasa

n ha

rus

berk

ala

2-3

tahu

n •

Tid

ak b

oleh

ada

bah

an

kim

ia b

erba

haya

mas

uk k

e da

lam

sep

tik

• Lu

mpu

r ha

sil p

engu

rasa

n ha

rus

dibu

ang

ke in

stal

asi

peng

olah

an lu

mpu

r tin

ja

• D

apat

men

ggun

akan

mat

eria

l lok

al

• U

mur

pel

ayan

an p

anja

ng 2

– 3

ta

hun

• B

ebas

mas

alah

lala

t da

n ba

u ap

abila

did

esai

n de

ngan

ben

ar

• B

iaya

inve

stas

i ren

dah,

bia

ya O

&M

te

rgan

tung

har

ga s

atua

n ai

r da

n pe

ngur

asan

Tid

ak p

erlu

ene

rgi l

istr

ik

• D

apat

men

gola

h bl

ack

wat

er d

an

gray

wat

er

• E

fisie

nsi p

engo

laha

n (r

eduk

si B

OD

) r

enda

h 5

0 –

60%

Tid

ak b

oleh

terk

ena

banj

ir

• E

fluen

dan

lum

pur

tinja

m

asih

per

lu p

engo

laha

n la

njut

an

• M

emer

luka

n su

mbe

r ai

r ya

ng k

onst

an

• R

umah

pan

ggun

g

• R

umah

di d

arat

AN

AE

RO

BIC

B

AF

FLE

D

RE

AC

TO

R (

AB

R)

• C

ocok

unt

uk li

ngku

ngan

ke

cil

• D

apat

men

gola

h B

lack

w

ater

dan

gra

y w

ater

AB

R te

rpus

at s

anga

t co

cok

jika

tekn

olog

i pe

nyed

otan

dan

pe

ngan

gkut

an s

udah

ada

Tid

ak b

oleh

dite

rapk

an d

i da

erah

MA

T t

ingg

i •

Har

us m

emili

ki a

kses

pe

ngur

asan

• P

enge

ndal

ian

lum

pur

haru

s di

laku

kan

di s

etia

p ko

mpa

rtem

en u

ntuk

m

ence

gah

busa

/lapi

san

koto

ran

(scu

m)

terla

lu te

bal

• Lu

mpu

r ha

rus

diku

ras

setia

p 2-

3 ta

hun

• Lu

mpu

r ha

sil p

engu

rasa

n ha

rus

dibu

ang

ke in

stal

asi

peng

olah

an lu

mpu

r tin

ja

• T

ahan

ter

hada

p flu

ktua

si b

eban

hi

drol

is d

an z

at o

rgan

ik

• D

apat

men

gola

h bl

ack

wat

er d

an

gray

wat

er

• D

apat

men

ggun

akan

mat

eria

l lok

al

• U

mur

pel

ayan

an p

anja

ng

• E

fisie

nsi p

engo

laha

n za

t or

gani

k tin

ggi

• B

iaya

inve

stas

i ser

ta O

&M

mod

erat

• M

emer

luka

n su

mbe

r ai

r ya

ng k

onst

an

• E

fluen

per

lu p

engo

laha

n la

njut

an s

ebel

um d

ibua

ng,

lum

pur

perlu

pen

gola

han

lanj

utan

Pen

urun

an z

at p

atog

en

rend

ah

• R

umah

pan

ggun

g

• R

umah

di d

arat

ANAE

RO

BIC

U

PFL

OW

FI

LTE

R

(AU

F)

• U

ntuk

rum

ah in

divi

dual

da

n be

bera

pa ru

mah

Bis

a m

engo

lah

blac

k w

ater

dan

gra

y w

ater

Mer

upak

an u

nit

peng

olah

an la

njut

an

sete

lah

unit

peng

olah

an

prim

er

• C

ocok

unt

uk

men

ingk

atka

n ku

alita

s ef

luen

seb

elum

dib

uang

ke

bad

an a

ir pe

nerim

a •

Tida

k bo

leh

tere

ndam

ba

njir

• P

erlu

dila

kuka

n pe

mbe

rsih

an fi

lter s

ecar

a be

rkal

a

• P

enur

unan

zat

org

anik

ting

gi

• D

apat

men

gata

si b

eban

zat

org

anik

hi

ngga

10

Kg

BO

D/m

3/ha

ri

• M

ater

ial f

ilter

dap

at m

engg

unak

an

baha

n lo

kal

• E

fluen

dap

at la

ngsu

ng d

ibua

ng k

e ba

dan

air p

ener

ima

• P

ori-p

ori f

ilter

mud

ah

ters

umba

t apa

bila

mas

ih

ada

pada

tan

terb

awa

sete

lah

peng

olah

an p

rimer

Tida

k bo

leh

tere

ndam

ban

jir

• P

engo

laha

n pe

ndah

ulua

n di

perlu

kan

untu

k m

ence

gah

peny

umba

tan

• R

umah

pan

ggun

g •

Rum

ah d

i dar

at

Page 21: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org 19

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

Sist

em

Peng

olah

an

Apl

ikas

i Pe

mel

ihar

aan

Kel

ebih

an

Kek

uran

gan

Kes

esua

ian

di

Dae

rah

Sulit

2.6.

3. A

spek

Pen

gkaj

ian

Ops

i San

itasi

Pem

iliha

n op

si sa

nita

si di

dasa

rkan

pad

a ka

jian

terh

adap

asp

ek t

ekni

s m

aupu

n no

n te

knis.

Aspe

k te

knis

meli

puti:

1. B

iaya

inve

stasi

2. K

emud

ahan

dal

am p

emba

ngun

an3.

Kes

esua

ian

desa

in te

rhad

ap li

ngku

ngan

4.

Kin

erja

pen

gola

han

5. D

aya

taha

n str

uktu

r6.

Kem

ungk

inan

unt

uk d

irepl

ikas

i7.

Aks

es u

ntuk

pen

gura

san

tinja

8. K

emud

ahan

dal

am p

engo

pera

sian

dan

pem

eliha

raan

9. K

eter

sedi

aan

suku

cad

ang

Aspe

k no

n-te

knis

yang

dik

aji d

alam

stu

di

ini m

elipu

ti:1.

Pen

erim

aan

mas

yara

kat t

erha

dap

pilih

an

sani

tasi

yang

ada

2. K

eber

adaa

n sis

tem

pen

gelo

laan

3. B

iaya

pen

gope

rasia

n da

n pe

meli

hara

an4.

Per

an

pem

erin

tah

daer

ah

dala

m

m

enye

diak

an la

yana

n pe

nyed

otan

tinj

a5.

Ket

erlib

atan

pem

erin

tah

daer

ah d

alam

m

eman

tau

siste

m s

anita

si ya

ng t

elah

diba

ngun

Peng

kajia

n as

pek

tekn

is da

n no

n-te

knis

seca

ra le

bih

rinci

dap

at d

iliha

t pa

da T

abel

2, 3

dan

4.

Pene

rapa

n op

si sa

nita

si

dala

m

Buku

Pe

nunt

un in

i did

asar

kan

pada

asu

msi

tela

h di

laku

kann

ya p

emic

uan

sani

tasi

sehi

ngga

m

asya

raka

t m

enya

dari

pent

ingn

ya fa

silita

s sa

nita

si ba

gi k

eseh

atan

, ser

ta b

erke

ingi

nan

untu

k m

engh

entik

an p

rakt

ik B

AB se

mba

-ra

ngan

.

TA

TIN

G

LO

GIC

AL

N

TA

CT

OR

C

)

• D

ap

at

dig

una

kan

se

cara

ko

mu

na

l dan

ka

wa

san

Me

rup

aka

n u

nit

pe

ng

ola

ha

n la

nju

tan

se

tela

h u

nit

prim

er

• S

asa

ran

nya

untu

k d

itera

pka

n p

ad

a ju

mla

h

pe

nd

ud

uk

keci

l sa

mpa

i m

ed

ium

Uku

ran

pa

ling

keci

l un

tuk

10

– 1

5 K

K

• T

ers

ed

ia d

ala

m b

en

tuk

un

it m

odu

l

• P

en

yuci

an

den

gan

p

en

yem

pro

tan p

irin

gan

ya

ng

men

ga

nd

ung

bio

masa

b

erl

ebih

se

tiap

sa

tu a

tau

d

ua

bu

lan

Pe

lum

asa

n d

en

gan

min

yak

pe

lum

as

un

tuk

ba

gia

n

pe

rala

tan

ya

ng

be

rge

rak

• P

em

be

rsih

an

lum

pu

r tin

ja

yan

g m

en

ge

nd

ap

se

tiap

sa

tu a

tau d

ua b

ula

n

• K

eb

utu

ha

n la

han

ke

cil

• D

ap

at

be

rta

ha

n te

rha

da

p k

eju

tan

b

eb

an o

rgan

ik d

an

hid

rolis

• E

fisie

nsi

pen

uru

na

n B

OD

tin

gg

i (9

0

– 9

5%

)

• K

eb

utu

ha

n p

em

elih

ara

an

da

n

en

erg

i re

nd

ah

Pe

ng

erin

gan

ke

lebih

an

lum

pu

r m

ud

ah

dila

kuka

n

• M

ed

ia k

on

tak

tidak

ters

edia

d

i pasa

r •

Bia

ya in

vest

asi

pe

rala

tan

m

eka

nik

al t

ing

gi

• H

aru

s te

rlin

du

ng

da

ri h

uja

n,

an

gin

, si

na

r m

ata

ha

ri d

an

p

en

gru

saka

n

• R

isik

o k

eru

saka

n p

ad

a

pe

rala

tan

pe

mu

tar

(sh

aft

) d

an

me

dia

Bia

ya O

&M

tin

gg

i •

Me

nim

bu

lka

n b

au

• R

um

ah

pa

ng

gu

ng

Ru

ma

h d

i da

rat

FIL

TE

R

• D

ap

at

dig

una

kan

un

tuk

sist

em

indiv

idu

al m

au

pu

n

kom

un

al

• C

oco

k d

itera

pka

n d

i d

ae

rah M

AT

tin

gg

i da

n

da

era

h s

pe

sifik

Pe

rlu

ad

a s

trukt

ur

khusu

s d

ala

m p

em

asa

ng

an

nya

• T

ida

k b

ole

h a

da

sam

pah

ya

ng

masu

k ke

dala

m

sist

em

Pe

ng

ura

san h

aru

s be

rka

la >

6

ta

hun

• T

ida

k m

em

erlu

kan

sis

tem

p

ere

sap

an

Tid

ak

me

me

rlu

kan

en

erg

i lis

trik

Mu

da

h d

ala

m p

em

asa

nga

n

• M

ob

ilisa

si p

era

lata

n r

ela

tif m

ud

ah

Efis

ien

si p

en

uru

na

n B

OD

bis

a le

bih

d

ari

90

% -

97

%

• E

flue

n a

ma

n u

ntu

k d

ibu

ang

ke

ba

da

n a

ir, a

pala

gi b

ila d

iiku

ti d

en

gan

klo

rin

asi

Uku

ran

keci

l, p

rakt

is,

tidak

pe

rlu d

i-co

r •

Ma

sa p

aka

i leb

ih la

ma

ka

rena

e

nd

apa

n lu

mp

ur

rela

tive

lebih

se

dik

it

• T

erb

ua

t d

ari f

ibe

rgla

ss (

an

ti boco

r d

an

tah

an

ko

rosi

)

• T

ida

k d

ap

at

dib

ua

t di

lap

ang

an

Su

ku c

ada

ng

te

rka

da

ng

su

lit

did

apa

tka

n,

teru

tam

a u

ntu

k d

ae

rah d

i lu

ar

Pu

lau

Ja

wa

• R

um

ah

ap

un

g

• R

um

ah

pa

ng

gu

ng

Ru

ma

h d

i da

rat

PIK

ON

-S

• D

ap

at

dig

una

kan

un

tuk

syst

em

ind

ivid

ua

l •

Co

cok

dite

rapka

n d

i d

ae

rah M

AT

tin

gg

i •

Sa

sara

nn

ya u

ntu

k d

itera

pka

n s

kala

ind

ivid

ua

l •

Dig

un

aka

n h

an

ya u

ntu

k m

en

go

lah

bla

ck w

ate

r

• T

ida

k b

ole

h a

da

sam

pah

ya

ng

masu

k ke

dala

m

sist

em

• D

ap

at m

en

gg

una

kan

ma

teria

l lo

kal

• K

eb

utu

ha

n la

han

ke

cil

• E

fisie

nsi

pen

uru

na

n B

OD

5 s

eki

tar

75

%

• K

ap

asi

tas

pen

gola

han

nya

ke

cil

• S

ulit

da

lam

me

laku

kan

pe

ng

ura

san

Efis

ien

si p

en

gola

han

be

lum

d

iketa

hui s

eca

ra je

las

• R

um

ah

pa

ng

gu

ng

Ru

ma

h d

i da

rat

KO

N-H

Sa

ng

at co

cok

dite

rapka

n

di r

um

ah

ap

ung

Dite

rapka

n u

ntu

k sk

ala

in

div

idu

al a

tau k

om

una

l ke

cil

• D

igu

naka

n h

an

ya u

ntu

k m

en

go

lah

bla

ck w

ate

r

• T

ida

k b

ole

h a

da

sam

pah

ya

ng

masu

k ke

dala

m

sist

em

• D

ap

at m

en

gg

una

kan

ma

teria

l lo

kal

• D

ap

at

dik

erjaka

n o

leh t

ena

ga

loka

l •

Se

maki

n b

esa

r ka

pasi

tas

ma

kin

se

ma

kin

be

sar

pu

la

lah

an y

an

g d

ipe

rlu

kan

Pe

ng

ura

san s

ulit

dila

kuka

n

• R

um

ah

ap

un

g

• R

um

ah

pa

ng

gu

ng

Ru

ma

h d

i da

rat

Page 22: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

20 Buku Penuntun

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Kaji Ulang Sanitasi, Teknologi Dan Tantanganya Di Daerah Spesifik

Kemudahan dalampembangunan

Kesesuaian desain terhadap lingkungan

Kinerja pengolahan

Daya tahan struktur

Kemungkinan replikasi

Akses pengurasan tinja

Kemudahan dalam O&M

Ketersediaan suku cadang

ASPEK DESKRIPSI PENGARUH

Tabel 4 : Deskripsi dan Pengaruh Aspek Non-Teknis Terhadap Keterjangkauan dan Keberlanjutan Sistem Sanitasi

ASPEK DESKRIPSI PENGARUH

Tabel 3 : Deskripsi dan Pengaruh Aspek Teknis Terhadap Keterjangkauan dan Keberlanjutan Sistem Sanitasi

Biaya Investasi

Biaya investasi adalah total biaya pembangunan fasilitas sanitasi. Tinggi rendahnya biaya investasi ditentukan dari total investasi dibandingkan dengan jumlah KK yang dilayani. Biaya investasi ini bisa berasal dari masyarakat, pemerintah, LSM ataupun lembaga donor atau swasta lainnyaKeinginan masyarakat untuk memiliki sarana sanitasi tidak terlepas dari kesulitan atau kemudahan pembangunannya. Fasilitas sanitasi yang akan dibangun harus memiliki konstruksi yang dapat dibangun oleh masyarakat sehingga keterlibatan masyarakat akan meningkatkan rasa kepemilikannya

Kesesuaian desain berkaitan dengan kesesuaian struktur yang dibangun di daerah spesifik tertentu. Sarana sanitasi dapat dikatakan sesuai apabila mampu mengantisipasi berbagai karakteristik lingkungannya

Kinerja pengolahan tidak menjadi penentu keterjangkauan maupun keberlanju-tan suatu sistem pengolahan, namun aspek ini penting untuk menentukan efektifitas sistem pengolahan dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan sebagai tujuan utama pengolahan air buangan Daya tahan struktur suatu sistem pengolahan terhadap kondisi lingkungan dapat mempengaruhi keberlanjutan suatu sistem. Semakin kokoh strukturnya, maka kalkulasi nilai investasi akan semakin rendah

Desain sistem pengolahan yang sederhana dan berbiaya rendah lebih mudah untuk direplikasi. Sistem pengolahan diharapkan dapat direplikasi oleh anggota masyarakat ataupun pemerintah daerah

Akses pengurasan tinja sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan suatu sistem pengolahan karena pengurasan tinja merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan kinerja pengolahan

Sistem O&M yang mudah akan meningkatkan kinerja pengolahan. Sistem O&M yang rumit dan sulit untuk dilakukan akan mengurangi keinginan pengguna terutama pengelola untuk menjaga keberlanjutan sistem. Hal inipun terkait kondisi dimana pekerjaan O&M yang dilakukan dipandang kotor dan menjijikan

Ketersediaan suku cadang di pasar lokal sangat penting untuk menjaga keberlanjutan suatu sistem. Kesulitan mencari suku cadang mengganggu kinerja sistem. Kerusakan sistem akan menimbulkan berbagai masalah seperti bau dari pipa yang bocor dan masuknya air laut ke dalam sistem

Aspek ini sangat penting untuk keberlanjutan oleh karena sistem yang dapat diterima oleh masyarakat akan meningkatkan keinginan masyarakat untuk tersambung ke sistem yang ada serta membayar layanan (kebutuhan ekonomi)

Keberadaan pengelola fasilitas sanitasi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan fasilitas terutama dalam hal pengelolaan pemungutan tarif, supervisi, operasi dan pemeliharaan, perbaikan, dan penyedotan tinja

Dana yang diperoleh dari pemungutan tarif diperlukan untuk memastikan bahwa O&M dilaksanakan secara benar, termasuk biaya penyedotan, perbaikan, dan lain-lain. Semakin rendah biaya O&M, semakin rendah tarif yang harus dibayar oleh pengguna sehingga membuat sistem lebih terjangkau

Pemerintah daerah perlu menjamin bahwa layanan penyedotan tinja tersedia dan tempat pembuangan lumpur tinja dilakukan secara aman (misalnya dengan adanya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja). Layanan penyedotan dapat dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta

Pemerintah daerah seharusnya melakukan pemantauan terhadap fasilitas sanitasi yang ada secara berkala untuk memastikan fasilitas tersebut beroperasi secara baik, mengevaluasi keuntungan dan kerugian sistem yang ada, serta memberikan dukungan apabila diperlukan. Pemantauan secara berkala akan membantu memastikan keberlanjutan sistem dan juga perencanaaan pengem-bangan

KETERJANGKAUAN

KEBERLANJUTAN

LINGKUNGAN

KEBERLANJUTAN

KEBERLANJUTAN

KEBERLANJUTAN

KEBERLANJUTAN

KEBERLANJUTAN

KETERJANGKAUAN

KETERJANGKAUAN

KEBERLANJUTAN&

KETERJANGKAUAN

KEBERLANJUTAN&

KETERJANGKAUAN

KEBERLANJUTAN&

LINGKUNGAN

KEBERLANJUTAN&

KETERJANGKAUAN

Penerimaan serta keinginan membayar dari masyarakat

Keberadaan pengelola

Biaya O&M

Peran pemerintah dalam penyedotan

Pemantauan dari pemerintah daerah

Page 23: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org

3.1 PEMILIHAN SISTEM SETEMPAT ATAU SISTEM TERPUSATTerdapat banyak pilihan sistem sanitasi yang memadai, mulai dari cubluk sederhana sampai dengan sistem perpipaan dengan instalasi pengolahan air buangan yang modern. (WHO & OECD EAP Task Force Secretariat, 2005)

Sistem sanitasi secara umum dibagi menjadi dua kategori, yaitu sistem setempat (on-site system) dan sistem terpusat (off-site system).

Penerapan sistem sanitasi setempat lebih dari sekedar penerapan teknologi sederhana, namun juga merupakan intervensi yang melibatkan aspek perubahan sosial. Jika perbaikan kondisi sanitasi di daerah perkotaan maupun perdesaan diharapkan dapat diterima oleh masyarakat, maka faktor-faktor sosial dan budaya terkait perlu dipertimbang-kan selama proses perencanaan dan pelaksanaan. Struktur sosial, aspek kepercayaan, konsep kesehatan diri dan lingkungan, dan kepercayaan yang berkaitan dengan sanitasi dan kesehatan, serta keinginan untuk berubah, menjadi kunci keberhasilan penerapan sistem sanitasi setempat. (WHO, 1992)

Struktur pengolahan utama dalam sistem setempat berada di, atau sangat dekat dengan, sumber air buangan dari rumah tangga. Untuk perdesaan, sistem setempat, jika memungkinkan, merupakan sistem yang secara teknis, finansial dan institusional dapat diterima. Untuk sistem setempat ini, keluarga bertanggung jawab terhadap operasi dan pemeliharaannya.

Sistem terpusat lebih rumit dan memerlukan sistem pengelolaan, pengoperasian dan pemeliharaan yang lebih teratur serta memerlukan lebih banyak biaya. Namun, sistem setempat jelas memiliki keterbatasan. Kondisi tanah dan muka air tanah dapat membuat solusi sistem setempat menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin diterapkan; dan selain itu, jika kepadatan penduduknya sangat tinggi maka akan meningkatkan risiko pencemaran lingkungan--apalagi jika posisi sistem ini berada di arah hulu dari sumber air.

Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (Keputusan Menteri Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2001), pemilihan sistem setem-pat atau sistem terpusat didasarkan pada jenis kota, kepadatan penduduk, dan tinggi muka air tanah:

• Sistem setempat lebih diarahkan untuk kota sedang kecil dengan kepadatan rata-rata > = 200 jiwa/ha,dengan taraf muka air tanah > 2 m, dan potensi cost recovery yang belum mendukung untuk sistem perpipaan

• Sistem terpusat lebih diarahkan untuk kota metro besar dengan kepadatan rata-rata >= 200 jiwa/ha, taraf muka air tanah < 2m, dan potensi pemulihan biaya belum mendu-kung untuk sistem perpipaan (perlu studi kelayakan)

• Simplified sewerage/condominial sewerage: sebuah jarin-gan perpipaan air buangan yang dibangun memakai diam-eter pipa kecil. Pipa ditanam pada kedalaman dangkal dan kemiringan kecil dibanding saluran limbah konvensional

• Saluran limbah bebas zat padat (small bore sewer): sebuah jaringan perpipaan air buangan yang fungsinya menyalur-kan air buangan yang telah dipisahkan zat padatnya, atau dari pengolahan pendahuluan (efluen dari tangki septik) ke fasilitas pengolahan berikutnya atau bisa juga ke tempat pembuangan tertentu

• Conventional sewerage: jaringan perpipaan air buangan bawah tanah yang besar. Saluran ini mengangkut black water, gray water dan air hujan dari sumbernya (rumah tangga, komersial, dan lain-lain) ke fasilitas pengolahan terpusat dengan memakai gaya gravitasi (dan pompa jika perlu). Sistem ini cocok untuk daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dimana air bersih tersedia dalam bentuk sambungan rumah

3.2 PEMILIHAN TINGKAT PENGELOLAANTingkat pengelolaan sistem sanitasi yang dimaksud dalam Buku Penuntun ini merupakan fasilitas tempat melakukan buang hajat atau BAB yang terbagi kedalam 4 kategori berikut:1. Jamban pribadi: jamban yang hanya digunakan oleh satu

rumah tangga

2. Jamban bersama: jamban yang digunakan secara bersama oleh lebih dari satu rumah tangga yang berdekatan

3. Jamban umum: jamban yang digunakan oleh penduduk di suatu lingkungan tertentu

4. Sistem perpipaan: sistem pengaliran air buangan dari rumah tangga yang tersambung dengan sistem perpipaan

21

BAB III. Pemilihan Opsi Sanitasi

Page 24: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

Gambar 12 : Contoh konstruksi bagian atas

Buku Penuntun22

diarahkan pada pemanfaatan struktur atau kebiasaan yang telah ada, namun perbaikan atau pengembangan lebih lanjut tetap diperlukan agar dapat memenuhi pertimbangan-pertimbangan diatas.

Penggunaan bahan lokal sangat direkomendasikan. Slab beton di rumah dengan lantai kayu (pada rumah apung dan rumah panggung) sedapat mungkin dihindari karena beban berat beton tersebut dapat meruntuhkan konstruksi lantai, apalagi jika kondisi lantai kayu dibawah slab beton tidak diketahui.

Matriks opsi-opsi konstruksi bagian atas dan tengah dapat dilihat pada Tabel 5.

dan pengolahannya dilakukan secara terpusat

3.3 PEMILIHAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS DAN TENGAHOpsi konstruksi bagian atas dan tengah diperlukan supaya masyarakat maupun stakeholder dapat memilih opsi yang sesuai dengan kondisi fisik daerahnya maupun dengan keingi-nan dan kebiasaan masyarakatnya. Beberapa pertimbangan untuk konstruksi bagian atas meliputi: (WSP-EAP, 2009) • Sirkulasi udara yang cukup• Bangunan dapat meminimalkan gangguan cuaca pada

musim panas dan hujan• Kemudahan akses di malam hari• Bangunan menghindarkan pengguna terlihat dari luar• Menggunakan bahan lokal

Konstruksi bagian tengah meliputi:• Penutup lubang WC• Dudukan jamban yang memperhatikan keamanan (tidak

licin dan tidak runtuh)• Melindungi dari kemungkinan munculnya bau tidak

sedap• Mudah dibersihkan dan dipelihara• Menggunakan bahan lokal

Walaupun pemilihan struktur bagian atas dan tengah

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

Gambar 13 : Contoh konstruksi bagian tengah

Page 25: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

TANTANGAN Pantai & Muara Sungai

Rawa & MAT

Tinggi Banjir

BANGUNAN ATAS

Rumah jamban dinding gedek/kayu tanpa atap

Rumah jamban dinding gedek dengan atap

Rumah jamban dinding kayu dengan atap

Rumah jamban dinding batu bata dan gedek dengan atap

Rumah jamban dinding batu bata dengan atap

BANGUNAN TENGAH

Slab bambu dilapisi tanah dengan penutup

Slab kayu dengan penutup

Slab beton dengan penutup

Slab plengsengan beton/pasangan bata

Slab beton dan kloset keramik

www.wsp.org

3.4 PEMILIHAN OPSI TEKNOLOGI PENGOLA-HANPemilihan opsi teknologi dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk sistem (individual atau komunal), kepadatan penduduk, ketersediaan lahan, taraf muka air tanah, serta kemudahan dalam pengoperasian dan pemeliharaannya.

Teknologi pengolahan dalam Buku Penuntun ini -- tangki septik kedap, Anaerobic Baffled Reactor (RBC), Anaerobic Upflow Filter (AUF), Rotating Biological Contactor (RBC), wetland, bidang resapan dan sumur resapan -- merujuk pada Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi yang

dikeluarkan oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS).4

Beberapa pertimbangan dan rekomendasi khusus dalam pemilihan opsi sanitasi ini mencakup:1. Hindari penggunaan Anaerobic Upflow Filter (AUF) di

permukiman panggung/gantung untuk mengurangi biaya investasi dan operasional serta untuk meminimalkan risiko penurunan efisiensi pengolahan akibat filter yang mampat, terutama untuk di daerah pantai dimana perai-rannya tidak digunakan sebagai sumber keperluan air domestik ataupun pariwisata

23

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

Tabel 5 : Pemilihan Konstruksi Bagian Atas dan Tengah

Keterangan: = rumah apung; = Rumah panggung; = Rumah di darat.

Atap dapat terbuat dari bahan lokal seperti atap rumbia/nipah/seng. Untuk di daerah pantai, penggunaan seng sebaiknya dihindari.Apapun konstruksi bangunan tengah, sebaiknya menggunakan sistem leher angsa untuk mencegah timbulnya bau serta kontak antara vektor penyakit/serangga dengan tinja.

4 http://ppsp.sanitasi.or.id/index.php?option=com_docman&task=doc_details&gid=14&Itemid=11

Page 26: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

24

sekitar rumah apungnya. Sementara itu, sistem perpipaan memang tidak dapat diterapkan di perumahan apung

6. Sistem sambungan perpipaan air buangan, khususnya untuk daerah pantai, perlu dibuat kokoh dan anti-bocor sehingga air laut tidak dapat masuk ke dalam sistem. Masuknya air laut ke dalam sistem akan menghambat proses dekomposisi tinja

7. Sistem perpipaan di daerah pantai, dan daerah spesifik

lainnya yang dipengaruhi oleh pasang surut dan gelom-bang, perlu diperkuat penyangga beton yang mampu menahan hantaman gelombang. Kekuatan penyangga dan jarak antar penyangga ini harus mempertimbangkan kekuatan gelombang

8. Dalam algoritma pemilihan opsi sanitasi diberikan beberapa alternatif sistem yang didasarkan pada jenjang rekomendasi secara teknis. Para pengambil keputusan dapat memutuskan opsi pengolahan mana yang dipan-dang paling sesuai berdasarkan kemampuan finansial, ketersediaan material dan tenaga kerja, serta kemampuan organisasi pengelolaan dan O&M

Kesesuaian sistem pengolahan dalam penerapannya di daerah sulit dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.

2. Pemakaian Rotating Biological Contactor (RBC) dihin-dari untuk daerah pantai sebagai upaya mengurangi risiko rusaknya peralatan mekanis yang terbuat dari bahan logam akibat korosi oleh air laut ataupun percikan air laut yang terbawa angin

3. Efisiensi pengolahan Tripikon-S dan T-Pikon-H belum terbukti secara ilmiah. Efisiensi pengolahan Tripikon-S pada Buku Penuntun ini berdasarkan hasil riset efisiensi pengolahan limbah industri tahu rumah tangga dengan menggunakan Tripikon-S

4. Biofiltrasi dengan tangki fiber yang dimaksud dalam Buku Penuntun ini adalah berbagai macam alat pengolahan air buangan domestik yang tersedia di pasaran, umumnya terbuat dari fiberglass. Produk yang dikenal di pasaran termasuk Biofil, Biority, Biomed, Biosys. Produk-produk ini menggunakan teknologi biofiltrasi dalam pengolahan air limbahnya. Sebagian juga telah dilengkapi oleh sistem klorinasi sebagai fitur tambahan

5. Untuk perumahan apung, sistem pelayanan sanitasi yang

direkomendasikan adalah sistem setempat, baik jamban pribadi maupun jamban bersama. Jamban umum tidak direkomendasikan karena masyarakat cenderung enggan berjalan ke jamban umum dan lebih memilih BAB di

Buku Penuntun

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

PANTAI SUNGAI RAWA & MAT TINGGI BANJIR Rumah Apung

Rumah Panggung

Rumah di Darat

Rumah Apung

Rumah Panggung

Rumah di Darat

Rumah Panggung

Rumah di Darat

Rumah di Darat Sistem Pengolahan

Ind Kom Ind Kom Ind Kom Ind Kom Ind Kom Ind Kom Ind Kom Ind Kom Ind Kom TIPE JAMBAN Jamban Pribadi/Bersama A A A A A A A A A Jamban Umum T T A T T A T A A Sistem Perpipaan T A A T A A A A A SISTEM PENGOLAHAN Tangki Septik (TS) T T T T A T T T T T A T T T M T M T Anaerobic Baffled Reactor (ABR) T T T M A M T T T M A A T T M M M M ABR/TS + Anaerobic Upflow Filter (AUF) T T M M M M T T T M T M T T T M T M

Rotating Biological Contactor (RBC) T T T T T T T T T T T A T T T A T T

Biofiltrasi Tangki Fiber M T M T A T M T M T A T M T M T M T TRIPIKON-S T T A T A A T T A T A A A T A A A A T-PIKON-H A T A T A T A T A T A A A T A A A A

A = Dapat diaplikasikan; T = tidak dapat diaplikasikan; M = dapat diaplikasikan namun perlu modifikasi struktur (antara lain ketebalan beton bertulang, struktur pondasi/penyangga untuk menahan tekanan air baik secara horizontal dan/atau tekanan air dari bawah)Ind = Individual (jamban pribadi dan jamban bersama); Kom = Komunal (jamban umum dan sistem perpipaan)

Tabel 6 : Aplikasi Tipe Jamban dan Sistem Pengolahan Berdasarkan Tantangan Lingkungan Fisik di Daerah Sulit

Page 27: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org

3.4

.1.

Alt

ern

ati

f di D

aera

h P

an

tai dan M

uara

25

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

Sist

em

Pela

yana

n Fa

silit

as

Alte

rnat

if Pe

ngol

ahan

Pe

mbu

anga

n ef

luen

/air

limba

h ol

ahan

DAE

RAH

SP

ESIF

IK

Alternatif

On-site

Off-site

Jamban Pribadi/Bersama

Jamban Umum

Sistem Perpipaan

Tangki Septik Kedap

Tangki Septik + AUF

ABR

ABR + AUF

ABR + RBC

Small Bore Sewer + AUF

ABR/Tangki Septik + RBC

Biofiltrasi Tangki Fiber

Tripikon-S

T-Pikon-H

Wetland

Resapan

Badan Air

KET

ERA

NG

AN

Rum

ah A

pung

P1

P2

P3

Kons

truks

i pen

gola

han

diba

ngun

di

dara

t. Pe

nggu

naan

AU

F tid

ak

disa

rank

an n

amun

dap

at d

igun

akan

ap

abila

wila

yah

pant

ai d

iman

faat

kan

untu

k ke

giat

an d

omes

tik a

tau

wis

ata

lain

nya

Rum

ah P

angg

ung

P4

Kons

truks

i pen

gola

han

diba

ngun

di a

ir,

kare

na k

eter

bata

sanl

ahan

P5

Tang

ki fi

ber p

erlu

dile

ngka

pi d

enga

n an

ker d

an ju

ga p

enut

up a

tas

beto

n ag

ar

tidak

men

gapu

ng k

aren

a te

kana

n ai

r ta

nah

P6

Unt

uk m

uka

air t

anah

yan

g re

ndah

mak

a da

pat d

itera

pkan

sum

ur/b

idan

g re

sapa

n un

tuk

air l

imba

h ol

ahan

P7

R

umah

di d

arat

P8

Smal

l bor

e se

wer

dim

anfa

atka

n un

tuk

mem

perk

ecil

kebu

tuha

n la

han

peng

olah

an, t

erut

ama

apab

ila

mas

yara

katn

ya te

lah

mem

iliki

peng

olah

an in

divi

dual

Tab

el 7

: A

ltern

atif

Sis

tem

San

itasi

di D

aera

h P

anta

i dan

Mua

ra

Page 28: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org 26

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

Gam

bar

14

: A

lgo

ritm

a P

iliha

n S

anita

si d

i Dae

rah

Pan

tai d

an M

uara

Page 29: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

27 Buku Penuntun

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

Tabel 8 : Penjelasan Alternatif Sistem Sanitasi di Daerah Pantai dan Muara

Alternatif Penjelasan Keterangan

P1 • Sistem setempat merupakan satu-satunya pilihan untuk rumah terapung • Sistem ini mengakomodasi kebiasaan masyarakat di rumah terapung yang terbiasa BAB dari area

rumah apung (melalui lubang di lantai ataupun bilik WC/jamban terapung yang digunakan bersama) • Tangki septik fiberglass dapat ditempelkan atau disambungkan pada jamban atau lubang BAB. Tidak

diperlukan penyangga dari bawah karena tekanan air dapat menyangga berat tangki septik fiberglass yang selalu terendam sebagian

• Pemasangan tangki septik fiberglass memerlukan teknik khusus dimana tangki fiber diisi dahulu dengan air hingga dapat tenggelam sebagian dalam air

• Efluen dari pengolahan tangki septik fiberglass dapat langsung dibuang ke perairan sekitar karena airnya tidak digunakan untuk keperluan domestik. T-Pikon-H dapat diterapkan dengan cara menempelkannya secara horisontal di samping rumah apung

• Sistem individual dipelihara oleh, dan menjadi tanggung jawab, masing-masing rumah tangga

• Untuk daerah kumuh dan miskin, pengadaan tangki septik fiberglass yang cukup mahal perlu didukung sistem pembiayaan yang dapat diterima masyarakat, seperti misalnya arisan

• Kebocoran harus dihindari agar air laut tidak masuk ke dalam sistem karena akan mempengaruhi kinerja pengolahan

P2 • Untuk rumah panggung dengan kepadatan kurang dari 200 jiwa/Ha, pilihannya adalah sistem setempat dengan menerapkan sistem jamban pribadi atau jamban bersama

• Pengolahan air buangan menggunakan tangki septik fiberglass, Tripikon-S ataupun T-Pikon-H • Tangki septik fiberglass ditempelkan pada lubang jamban yang ada dan disangga dengan

menggunakan konstruksi kayu untuk menahan beban tangki septik setelah terisi • T-Pikon-H ditempelkan pada sisi rumah dengan menggunakan konstruksi kayu sebagai

penyangganya • Efluen dari tangki septik fiberglass maupun T-Pikon-H dapat langsung dibuang ke laut • Tripikon-S dapat diterapkan dengan menancapkan sebagian konstruksinya ke dalam tanah atau

dasar pantai sehingga beban Tripikon-S dapat tertahan (tergantung ketinggian lantai rumah terhadap permukaan pantai/tanah). Apabila Tripikon-S tidak dapat mencapai permukaan tanah, maka perlu penyangga

• Sistem sanitasi di rumah panggung diarahkan untuk dapat mengkomodasi kebiasaan penduduk yang melakukan BAB dari dalam rumah, baik melalui jamban ataupun lubang di lantai

• Untuk daerah kumuh dan miskin, pengadaan tangki septik fiberglass yang cukup mahal perlu didukung sistem pembiayaan yang dapat diterima masyarakat, seperti misalnya arisan

• Kebocoran harus dihindari agar air laut tidak masuk ke dalam sistem karena akan mempengaruhi kinerja pengolahan

P3 • Sistem perpipaan sesuai untuk diterapkan di rumah panggung dengan kepadatan penduduk >200jiwa/Ha, dan tersedia lahan di darat

• Pengolahan air buangan menggunakan teknologi ABR, ABR + AUF atau tangki septik + AUF • Konstruksi instalasi pengolahan dibangun di daratan dimana air limbah dari rumah-rumah panggung

dialirkan melalui pipa menuju pengolahan di darat • Kapasitas pengolahan harus disesuaikan dengan beban air limbah yang masuk • Sistem pondasi instalasi pengolahan menggunakan teknik pondasi standar, kecuali apabila lokasi

instalasi berada di lokasi yang berpasir • Untuk lokasi yang berpasir, maka pondasi harus disokong dengan sistem cerucuk untuk menghindari

amblasan • Teknologi ABR lebih diprioritaskan karena kualitas air efluen tidak perlu terlalu tinggi dimana air laut

tempat pembuangan efluen ini tidak digunakan untuk keperluan domestik • Perpipaan yang tidak menempel pada struktur rumah harus disangga dengan tiang beton ataupun

kayu yang terpancang kuat dan sedapat mungkin memiliki kelenturan yang sangat rendah terhadap hantaman gelombang air laut. Tiang penyokong yang lentur dapat menyebabkan pipa kaku yang disokongnya patah

• Sambungan pipa harus dibuat kokoh dan kedap sehingga air laut tidak dapat masuk ke dalam sistem

• Perlu ada kelompok pengelola yang bertanggung jawab atas O&M

• Sistem perpipaan ini untuk mengakomodasi kebiasaan BAB masyarakat yang tinggal di rumah gantung

• Hubungan dengan penyedia jasa penyedotan tinja perlu dibina (swasta/pemerintah)

• Pihak penyedia jasa penyedotan tinja perlu dilengkapi dengan kendaraan penyedot tinja yang mampu menjangkau medan sulit (misalnya motor tinja)

• Kelompok pengelola perlu dibekali kemampuan perbaikan, minimal untuk perbaikan minor

P4 • Sistem perpipaan sesuai untuk diterapkan di rumah panggung dengan kepadatan penduduk >200jiwa/Ha namun tidak tersedia lahan di darat sehingga konstruksi harus dibangun di air

• Pengolahan air buangan menggunakan teknologi ABR, ABR + AUF atau tangki septik + AUF • Kapasitas pengolahan harus disesuaikan dengan beban air limbah yang masuk • Sistem pondasi instalasi pengolahan menggunakan teknik pondasi yang disangga dengan sistem

cerucuk untuk menghindari amblasan • Teknologi ABR lebih diprioritaskan karena kualitas air efluen tidak perlu terlalu tinggi dimana air laut

tempat pembuangan efluen ini tidak digunakan untuk keperluan domestik • Perpipaan yang tidak menempel pada struktur rumah harus disangga dengan tiang beton ataupun

kayu yang terpancang kuat dan sedapat mungkin memiliki kelenturan yang sangat rendah terhadap hantaman gelombang air laut. Tiang penyokong yang lentur dapat menyebabkan pipa kaku yang disokongnya patah

• Sambungan pipa harus dibuat kokoh dan kedap sehingga air laut tidak dapat masuk ke dalam sistem.

• Perlu ada kelompok pengelola yang bertanggung jawab atas O&M

• Sistem perpipaan ini untuk mengakomodasi kebiasaan BAB masyarakat yang tinggal di rumah gantung

• Hubungan dengan penyedia jasa penyedotan tinja perlu dibina (swasta/pemerintah)

• Pihak penyedia jasa penyedotan tinja perlu dilengkapi dengan kendaraan penyedot tinja yang mampu menjangkau medan sulit (misalnya motor tinja)

• Kelompok pengelola perlu dibekali kemampuan perbaikan, minimal untuk perbaikan minor

Page 30: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org 28

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

Alternatif Penjelasan Keterangan

• Secara umum pengolahan air limbah di daerah pantai dan muara tidak memerlukan pengolahan lengkap karena air laut tidak digunakan untuk kegiatan domestik seperti mencuci, memasak dan mandi, sehingga kualitas air efluen tidak perlu terlalu ketat. Oleh karena itu, penggunaan filter sedapat mungkin dihindarkan karena akan mempersulit proses operasi dan pemeliharaan serta mengurangi nilai investasi sehingga dana yang tersedia dapat dipergunakan untuk penguatan struktur

• Untuk permukiman di darat, pengolahan efluen lanjutan sangat direkomendasikan karena terdapat potensi pencemaran air tanah, kecuali apabila efluen dari pengolahan langsung dibuang ke laut, dengan syarat bahwa air laut atau pantai tidak digunakan untuk aktivitas domestik ataupun pariwisata

• Sistem perpipaan harus anti-bocor sehingga air laut tidak dapat masuk ke dalam sistem

• Sistem penyangga sistem perpipaan harus tahan terhadap hantaman gelombang air laut baik saat pasang maupun saat surut

• Dalam O&M, sebaiknya penggunaan air laut sebagai air pembilas dihindarkan karena akan menghambat proses dekom-posisi biologis dalam sistem pengolahan

P5 • Sistem setempat dengan jamban pribadi/bersama di rumah di darat dengan kepadatan <200jiwa/Ha dan taraf muka air tanah <2m

• Teknologi pengolahan yang direkomendasikan adalah pengolahan yang mudah dibangun di muka air tanah tinggi yaitu biofiltrasi tangki fiber, T-Pikon-H dan Tripikon-S

• Modifikasi tangki fiber perlu dilakukan dengan penambahan anker atau penahan beton untuk mencegah mengapungnya tangki oleh daya angkat air tanah

• Penggunaan biofiltrasi fiberglass tidak memerlukan pengolahan efluen lanjutan karena efluen telah memenuhi standar untuk dibuang ke badan air terdekat, dan lebih baik lagi apabila dibubuhi klor

• T-Pikon-H dan Tripikon-S direkomendasikan untuk dibuat dari bahan PVC sehingga mengurangi kesulitan konstruksinya di muka air tanah yang tinggi

• Efluen dari pengolahan harus dialirkan ke badan air terdekat

• Biaya pengadaan dan pemasangan dapat diperoleh melalui arisan

P6 • Sistem setempat dengan jamban pribadi/bersama di rumah di darat dengan kepadatan <200jiwa/Ha dan taraf muka air tanah >2m

• Teknologi pengolahan yang direkomendasikan adalah tangki septik, T-Pikon-H, Tripikon-S dan biofiltrasi tangki fiber. Efluen dari instalasi pengolahan tersebut perlu diolah dengan sistem resapan, kecuali pada biofiltrasi tangki fiber yang diaktifkan sistem klorinasinya

• T-Pikon-H dan Tripikon-S direkomendasikan untuk dibuat dari bahan PVC ataupun ring beton, tergantung dari kapasitas pengolahan yang diperlukan

• Tangki septik dan sistem resapan yang dibuat harus sesuai dengan SNI 03-2398-2002

• Biaya pengadaan dan pemasangan dapat diperoleh melalui arisan

P7 • Sistem setempat untuk jamban umum di daerah dengan kepadatan yang >200jiwa/Ha dan masyarakatnya tidak memiliki jamban sendiri

• Kualitas efluen untuk rumah di darat perlu diperhatikan karena adanya potensi terjadinya pencemaran air tanah sehingga direkomendasikan penggunaan ABR + AUF yang dilengkapi dengan wetland. Untuk kualitas efluen yang lebih rendah dapat digunakan T-Pikon-H/Tripikon-S yang dilengkapi dengan sistem resapan

• AUF digunakan untuk mendapatkan kualitas efluen yang lebih baik • Sistem pondasi instalasi pengolahan menggunakan teknik pondasi yang disokong sistem cerucuk

untuk menghindari amblasan, apabila konstruksi dibangun di lokasi tanah berpasir atau tidak stabil

P8 • Sistem perpipaan cocok untuk diterapkan di rumah di darat dengan kepadatan penduduk >200jiwa/Ha, dimana masyarakat telah memiliki jamban sendiri baik dengan atau tanpa pengolahan

• Pengolahan air buangan menggunakan teknologi ABR, ABR + AUF atau menerapkan sistem small bore sewer dimana pengolahan tinja diolah di pengolahan individual (misalnya tangki septik) dan efluennya dialirkan menuju AUF

• Kapasitas pengolahan harus disesuaikan dengan beban air limbah yang masuk. Penerapan sistem small bore sewer dapat mengurangi kapasitas pengolahan

• Sistem pondasi instalasi pengolahan menggunakan teknik pondasi yang disokong sistem cerucuk untuk menghindari amblasan, apabila konstruksi dibangun di lokasi tanah berpasir atau tidak stabil

• Perpipaan harus tertanam ataupun terlindung dengan baik dari sinar matahari langsung maupun dari kerusakan oleh kegiatan di sekitarnya (terinjak, tergilas, atau tertabrak)

• Perlu ada kelompok pengelola yang bertanggung jawab atas O&M

• Sistem perpipaan ini untuk mengakomodasi kebiasaan BAB masyarakat yang tinggal di rumah gantung

• Hubungan dengan penyedia jasa penyedotan tinja perlu dibina (swasta/pemerintah)

• Pihak penyedia jasa penyedotan tinja perlu dilengkapi kendaraan penyedot tinja yang mampu menjangkau medan sulit (misalnya motor tinja)

Page 31: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

29 Buku Penuntun

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi SanitasiSi

stem

Pe

laya

nan

Fasi

litas

A

ltern

atif

Peng

olah

an

Pem

buan

gan

DA

ERA

H

SPES

IFIK

Alternatif

On-site

Off-site

Jamban Pribadi/ Bersama

Jamban Umum

Sistem Perpipaan

Tangki Septik Kedap

Tangki Septik + AUF

ABR

ABR + AUF

ABR + RBC

Small Bore Sewer + AUF

ABR/Tangki Septik + RBC

Biofiltrasi Tangki Fiber

Tripikon-S

T-Pikon-H

Wetland

Resapan

Badan Air

KET

ERA

NG

AN

Rum

ah

Apu

ng

S1

Sis

tem

klo

rinas

i pad

a bi

ofilt

rasi

per

lu

diak

tifka

n un

tuk

men

jam

in k

ualit

as e

fluen

ya

ng a

man

S2

Sis

tem

klo

rinas

i pad

a bi

ofilt

rasi

per

lu

diak

tifka

n un

tuk

men

jam

in k

ualit

as e

fluen

ya

ng a

man

S3

Kon

stru

ksi p

engo

laha

n di

bang

un d

i dar

at.

Pen

ggun

aan

AU

F &

RB

C ti

dak

disa

rank

an

nam

un d

apat

dig

unak

an a

pabi

la d

iper

luka

n ku

alita

s ef

luen

yan

g le

bih

baik

Rum

ah

Pan

ggun

g

S4

Kon

stru

ksi p

engo

laha

n di

bang

un d

i air,

ka

rena

ket

erba

tasa

n la

han

S5

Tang

ki fi

ber p

erlu

dile

ngka

pi d

enga

n an

ker

dan

juga

pen

utup

ata

s be

ton

agar

tida

k m

enga

pung

kar

ena

teka

nan

air t

anah

. Sis

tem

kl

orin

asi d

iakt

ifkan

S6

Unt

uk m

uka

air t

anah

yan

g re

ndah

mak

a pe

rlu d

itera

pkan

sum

ur/b

idan

g re

sapa

n

S7

Res

apan

ata

upun

wet

land

dip

erlu

kan

untu

k m

ence

gah

penc

emar

an a

ir ta

nah

Rum

ah d

i da

rat

S8

Sm

all b

ore

sew

er d

iman

faat

kan

untu

k m

empe

rkec

il ke

butu

han

laha

n pe

ngol

ahan

, te

ruta

ma

apab

ila m

asya

raka

tnya

tela

h m

emilik

i pen

gola

han

indi

vidu

al

3.4

.2.

Alt

ern

ati

f di D

aera

h S

ungai

Tab

el 9

: A

ltern

atif

Sis

tem

San

itasi

di D

aera

h S

ung

ai

AB

R =

Ana

ero

bic

Baf

fled

Rea

cto

r; A

UF

= A

naer

ob

ic U

pflo

w F

ilter

; RB

C =

Ro

tatin

g B

iolo

gic

al C

ont

acto

r+

Bio

filtr

asi y

ang

diik

uti d

eng

an p

eng

aktif

an s

iste

m k

lori

nasi

(jik

a ad

a)

Page 32: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

30 Buku Penuntun

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

Gam

bar

15

: A

lgo

ritm

a P

iliha

n S

anita

si d

i Dae

rah

Sun

gai

Page 33: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org 31

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

Tab

el 1

0.

Pen

jela

san

Alte

rnat

if S

iste

m S

anita

si d

i Dae

rah

Sun

gai

Alte

rnat

if Pe

njel

asan

K

eter

anga

n

S1

• S

iste

m s

etem

pat

(jam

ban

prib

adi

atau

jam

ban

bers

ama)

mer

upak

an s

atu-

satu

nya

pilih

an u

ntuk

ru

mah

tera

pung

Sis

tem

ini

men

gako

mod

asi

kebi

asaa

n m

asya

raka

t di

rum

ah t

erap

ung

yang

bia

sa B

AB

dari

area

ru

mah

apu

ng (

mel

alui

luba

ng d

i lan

tai a

taup

un b

ilik

WC

/jam

ban

tera

pung

yan

g di

guna

kan

seca

ra

bers

ama)

Tekn

olog

i pen

gola

han

yang

dap

at d

itera

pkan

ada

lah

biof

iltra

si ta

ngki

fibe

r dan

T-P

ikon

-H

• Ta

ngki

sep

tik fi

berg

lass

dap

at d

item

pelk

an a

tau

disa

mbu

ngka

n pa

da ja

mba

n at

au lu

bang

BA

B. T

idak

di

perlu

kan

peny

angg

a da

ri ba

wah

kar

ena

teka

nan

air

diha

rapk

an d

apat

men

yang

ga b

erat

tan

gki

sept

ik fi

berg

lass

yan

g se

lalu

tere

ndam

seb

agia

n •

Pem

asan

gan

tang

ki s

eptik

fib

ergl

ass

mem

erlu

kan

tekn

ik k

husu

s di

man

a ta

ngki

fib

er d

iisi

dahu

lu

deng

an a

ir hi

ngga

dap

at te

ngge

lam

seb

agia

n da

lam

air

Eflu

en d

ari

peng

olah

an t

angk

i se

ptik

fib

ergl

ass

seba

ikny

a di

olah

den

gan

sist

em k

lorin

asi

yang

te

rsed

ia p

ada

sist

em te

rseb

ut. H

al in

i unt

uk m

empe

rkec

il po

tens

i pen

cem

aran

air

sung

ai

• T-

Pik

on-H

dap

at d

iapl

ikas

ikan

den

gan

men

empe

lkan

nya

seca

ra h

oris

onta

l di s

ampi

ng ru

mah

apu

ng

• S

iste

m i

ndiv

idua

l di

pelih

ara

oleh

, da

n m

enja

di

tang

gung

jaw

ab, m

asin

g-m

asin

g ru

mah

tang

ga

• U

ntuk

da

erah

ku

muh

da

n m

iski

n,

peng

adaa

n ta

ngki

sep

tik f

iber

glas

s ya

ng c

ukup

mah

al p

erlu

di

duku

ng

sist

em

pem

biay

aan

yang

da

pat

dite

rima

mas

yara

kat,

sepe

rti m

isal

nya

aris

an

S2

• S

iste

m s

etem

pat

(jam

ban

prib

adi

atau

jam

ban

bers

ama)

ses

uai

untu

k ru

mah

pan

ggun

g de

ngan

ke

pada

tan

kura

ng d

ari 2

00 ji

wa/

Ha

• P

engo

laha

n ai

r bua

ngan

men

ggun

akan

tang

ki s

eptik

fibe

rgla

ss, T

ripik

on-S

ata

u T-

Pik

on-H

Tang

ki

sept

ik

fiber

glas

s di

tem

pelk

an

pada

lu

bang

ja

mba

n ya

ng

ada

dan

disa

ngga

de

ngan

m

engg

unak

an k

onst

ruks

i kay

u un

tuk

men

ahan

beb

an ta

ngki

sep

tik s

etel

ah te

risi

• E

fluen

dar

i pe

ngol

ahan

tan

gki

sept

ik f

iber

glas

s se

baik

nya

diol

ah d

enga

n si

stem

klo

rinas

i ya

ng

ters

edia

pad

a si

stem

ters

ebut

. Hal

ini u

ntuk

mem

perk

ecil

pote

nsi p

ence

mar

an a

ir su

ngai

T-P

ikon

-H d

item

pelk

an p

ada

sisi

ata

u di

baw

ah r

umah

sec

ara

horis

onta

l de

ngan

men

ggun

akan

ko

nstru

ksi k

ayu

seba

gai p

enya

ngga

nya

• Tr

ipik

on-S

dap

at d

iapl

ikas

ikan

den

gan

men

anca

pkan

seb

agia

n ko

nstru

ksin

ya k

e da

lam

tan

ah a

tau

dasa

r su

ngai

se

hing

ga

beba

n Tr

ipik

on-S

da

pat

terta

han

(terg

antu

ng

ketin

ggia

n la

ntai

ru

mah

te

rhad

ap p

erm

ukaa

n pa

ntai

/tana

h).

Apa

bila

Trip

ikon

-S t

idak

dap

at m

enca

pai

perm

ukaa

n ta

nah,

m

aka

perlu

dis

angg

a

• S

iste

m s

anita

si d

i ru

mah

pan

ggun

g di

arah

kan

untu

k da

pat m

engk

omod

asik

ebia

saan

pen

dudu

k ya

ng m

elak

ukan

BA

B d

ari

dala

m r

umah

, ba

ik

mel

alui

jam

ban

atau

pun

luba

ng d

i lan

tai

• U

ntuk

da

erah

ku

muh

da

n m

iski

n,

peng

adaa

n ta

ngki

sep

tik f

iber

glas

s ya

ng c

ukup

mah

al p

erlu

di

duku

ng

sist

em

pem

biay

aan

yang

da

pat

dite

rima

mas

yara

kat,

sepe

rti m

isal

nya

aris

an

S

3 •

Sis

tem

pe

rpip

aan

coco

k un

tuk

dite

rapk

an

di

rum

ah

pang

gung

de

ngan

ke

pada

tan

pend

uduk

>2

00jiw

a/H

a de

ngan

ket

erse

diaa

n la

han

di d

arat

Pen

gola

han

air b

uang

an m

engg

unak

an te

knol

ogi A

BR

, ABR

+ A

UF

atau

tang

ki s

eptik

+ A

UF.

Sel

ain

itu, t

ekno

logi

RB

C ju

ga d

apat

dite

rapk

an u

ntuk

men

ingk

atka

n ku

alita

s ef

luen

Kon

stru

ksi i

ntal

asi p

engo

laha

n di

bang

un d

i dar

atan

dim

ana

air

limba

h da

ri ru

mah

-rum

ah p

angg

ung

dial

irkan

mel

alui

pip

a m

enuj

u pe

ngol

ahan

di d

arat

Kap

asita

s pe

ngol

ahan

har

us d

ises

uaik

an d

enga

n be

ban

air l

imba

h ya

ng m

asuk

Sis

tem

pon

dasi

ins

tala

si p

engo

laha

n m

engg

unak

an t

ekni

k po

ndas

i sta

ndar

, ke

cual

i ap

abila

lok

asi

inst

alas

i ber

ada

di lo

kasi

yan

g be

rpas

ir •

Unt

uk l

okas

i ya

ng b

erpa

sir,

mak

a po

ndas

i ha

rus

diso

kong

sis

tem

cer

ucuk

unt

uk m

engh

inda

ri am

blas

an

• Te

knol

ogi A

BR

lebi

h di

prio

ritas

kan

men

ging

at k

ualit

as a

ir ef

luen

tida

k pe

rlu te

rlalu

ting

gi k

aren

a ai

r la

ut te

mpa

t pem

buan

gan

eflu

en in

i tid

ak d

igun

akan

unt

uk k

eper

luan

dom

estik

Per

pipa

an y

ang

tidak

men

empe

l pad

a st

rukt

ur ru

mah

har

us d

isok

ong

tiang

bet

on a

taup

un k

ayu

yang

te

rpan

cang

kua

t, da

n se

dapa

t mun

gkin

mem

iliki

kel

entu

ran

yang

san

gat r

enda

h te

rhad

ap h

anta

man

ge

lom

bang

air

laut

. Tia

ng p

enyo

kong

yan

g le

ntur

dap

at m

enye

babk

an p

ipa

kaku

yan

g di

soko

ngny

a m

enja

di p

atah

Sam

bung

an p

ipa

haru

s di

buat

kok

oh d

an k

edap

seh

ingg

a ai

r lau

t tid

ak d

apat

mas

uk k

e da

lam

sis

tem

• P

erlu

ada

kel

ompo

k pe

ngel

ola

yang

ber

tang

gung

ja

wab

dal

am O

&M

Sis

tem

pe

rpip

aan

ini

untu

k m

enga

kom

odas

i ke

bias

aan

mas

yara

kat

yang

tin

ggal

di

ru

mah

ga

ntun

g un

tuk

BA

B la

ngsu

ng d

ari r

umah

mer

eka

• H

ubun

gan

deng

an

peny

edia

ja

sa

peny

edot

an

tinja

per

lu d

ibin

a (s

was

ta/p

emer

inta

h)

• P

ihak

pe

nyed

ia

jasa

pe

nyed

otan

tin

ja

perlu

di

leng

kapi

de

ngan

ke

ndar

aan

peny

edot

tin

ja

yang

mam

pu m

enja

ngka

u da

erah

sul

it (m

isal

nya

mot

or ti

nja)

Kel

ompo

k pe

ngel

ola

perlu

dib

ekal

i ke

mam

puan

pe

rbai

kan,

min

imal

unt

uk p

erba

ikan

min

or

• K

onst

ruks

i ce

rucu

k da

pat

men

gacu

pad

a “T

ata

Car

a P

elak

sana

an

Pon

dasi

C

eruc

uk

Kay

u di

A

tas

Tana

h Le

mbe

k da

n Ta

nah

Gam

but”

Page 34: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

32 Buku Penuntun

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

S4

• S

iste

m

perp

ipaa

n co

cok

untu

k di

tera

pkan

di

ru

mah

pa

nggu

ng

deng

an

kepa

data

n pe

ndud

uk

>200

jiwa/

Ha

nam

un ti

dak

ters

edia

laha

n di

dar

at s

ehin

gga

kons

truks

i har

us d

iban

gun

di s

unga

i •

Pen

gola

han

air b

uang

an m

engg

unak

an te

knol

ogi A

BR

, AB

R +

AU

F at

au ta

ngki

sep

tik +

AU

F •

Kap

asita

s pe

ngol

ahan

har

us d

ises

uaik

an d

enga

n be

ban

air l

imba

h ya

ng m

asuk

Sis

tem

pon

dasi

ins

tala

si p

engo

laha

n m

engg

unak

an t

ekni

k po

ndas

i ya

ng d

isok

ong

sist

em c

eruc

uk

untu

k m

engh

inda

ri am

blas

an

• Te

knol

ogi A

BR

lebi

h di

prio

ritas

kan

men

ging

at k

ualit

as a

ir ef

luen

tida

k pe

rlu te

rlalu

ting

gi k

aren

a ai

r la

ut te

mpa

t pem

buan

gan

eflu

en in

i tid

ak d

igun

akan

unt

uk k

eper

luan

dom

estik

Per

pipa

an y

ang

tidak

men

empe

l pad

a st

rukt

ur ru

mah

har

us d

isok

ong

tiang

bet

on a

taup

un k

ayu

yang

te

rpan

cang

kua

t dan

sed

apat

mun

gkin

mem

iliki k

elen

tura

n ya

ng s

anga

t ren

dah

terh

adap

han

tam

an

gelo

mba

ng

air

sung

ai.

Tian

g pe

nyok

ong

yang

le

ntur

da

pat

men

yeba

bkan

pi

pa

kaku

ya

ng

diso

kong

nya

men

jadi

pat

ah

• S

ambu

ngan

pip

a ha

rus

dibu

at k

okoh

dan

ked

ap s

ehin

gga

air

dari

luar

tida

k da

pat m

asuk

ke

dala

m

sist

em, y

ang

dapa

t men

yeba

bkan

inst

alas

i pen

gola

han

men

jadi

cep

at p

enuh

• P

erlu

ada

kel

ompo

k pe

ngel

ola

yang

ber

tang

gung

ja

wab

dal

am O

&M

Sis

tem

pe

rpip

aan

ini

untu

k m

enga

kom

odas

i ke

bias

aan

mas

yara

kat

yang

tin

ggal

di

ru

mah

ga

ntun

g un

tuk

BA

B la

ngsu

ng d

ari r

umah

mer

eka

• K

onst

ruks

i ce

rucu

k da

pat

men

gacu

pad

a “T

ata

Car

a P

elak

sana

an

Pon

dasi

C

eruc

uk

Kay

u di

A

tas

Tana

h Le

mbe

k da

n Ta

nah

Gam

but”

S5

• S

iste

m

sete

mpa

t (ja

mba

n pr

ibad

i/ber

sam

a)

sesu

ai

untu

k ru

mah

di

da

rat

deng

an

kepa

data

n <2

00jiw

a/H

a da

n ta

raf m

uka

air t

anah

<2m

Tekn

olog

i pen

gola

han

yang

dire

kom

enda

sika

n ad

alah

pen

gola

han

yang

mud

ah d

iban

gun

di m

uka

air

tana

h tin

ggi y

aitu

bio

filtra

si ta

ngki

fibe

r, T-

Pik

on-H

dan

Trip

ikon

-S. E

fluen

per

lu d

iola

h le

bih

lanj

ut

deng

an m

engg

unak

an s

iste

m re

sapa

n •

Mod

ifika

si t

angk

i fib

er p

erlu

dila

kuka

n m

elal

ui p

enam

baha

n an

ker

atau

pen

ahan

bet

on u

ntuk

m

ence

gah

men

gapu

ngny

a ta

ngki

ole

h da

ya a

ngka

t air

tana

h •

Pen

ggun

aan

biof

iltra

si f

iber

glas

s tid

ak m

emer

luka

n pe

ngol

ahan

eflu

en la

njut

an k

aren

a ef

luen

tela

h m

emen

uhi s

tand

ar u

ntuk

dib

uang

ke

bada

n ai

r te

rdek

at,

dan

akan

lebi

h ba

ik la

gi a

pabi

la d

ibub

uhi

klor

T-P

ikon

-H

dan

Trip

ikon

-S

seba

ikny

a di

buat

da

ri ba

han

PV

C

sehi

ngga

m

engu

rang

i ke

sulit

an

kons

truks

inya

di m

uka

air t

anah

yan

g tin

ggi

• E

fluen

dar

i pen

gola

han

haru

s di

alirk

an k

e ba

dan

air t

erde

kat

• B

iaya

pe

ngad

aan

dan

pem

asan

gan

dapa

t di

sedi

akan

mel

alui

aris

an

S6

• S

iste

m

sete

mpa

t (ja

mba

n pr

ibad

i/ber

sam

a)

sesu

ai

untu

k ru

mah

di

da

rat

deng

an

kepa

data

n

<200

jiwa/

Ha

dan

tara

f muk

a ai

r tan

ah >

2m

• Te

knol

ogi

peng

olah

an y

ang

dire

kom

enda

sika

n ad

alah

tan

gki

sept

ik,

T-P

ikon

-H,

Trip

ikon

-S d

an

biof

iltra

si ta

ngki

fibe

r. E

fluen

dar

i ins

tala

si p

engo

laha

n te

rseb

ut p

erlu

dio

lah

deng

an s

iste

m r

esap

an,

kecu

ali p

ada

biof

iltra

si ta

ngki

fibe

r yan

g di

aktif

kan

sist

em k

lorin

asin

ya

• T-

Pik

on-H

dan

Trip

ikon

-S s

ebai

knya

dib

uat

dari

baha

n P

VC

ata

upun

rin

g be

ton,

ter

gant

ung

dari

kapa

sita

s pe

ngol

ahan

yan

g di

perlu

kan

• Ta

ngki

sep

tik d

an s

iste

m r

esap

an h

arus

ses

uai

deng

an S

NI 0

3-23

98-2

002

• B

iaya

pe

ngad

aan

dan

pem

asan

gan

dapa

t di

sedi

akan

mel

alui

aris

an

S7

• S

iste

m s

etem

pat

untu

k ja

mba

n um

um s

esua

i unt

uk d

aera

h de

ngan

kep

adat

an

>200

jiwa/

Ha,

dan

m

asya

raka

tnya

tida

k m

emili

ki ja

mba

n se

ndiri

Kua

litas

eflu

en u

ntuk

rum

ah d

i dar

at p

erlu

dip

erha

tikan

men

ging

atpo

tens

i ter

jadi

nya

penc

emar

an a

ir ta

nah,

seh

ingg

a pe

nggu

naan

AB

R +

AU

F ya

ng d

ileng

kapi

wet

land

dire

kom

enda

sika

n. U

ntuk

kua

litas

• K

onst

ruks

i ce

rucu

k da

pat

men

gacu

pad

a “T

ata

Car

a P

elak

sana

an

Pon

dasi

C

eruc

uk

Kay

u di

A

tas

Tana

h Le

mbe

k da

n Ta

nah

Gam

but”

S8

• S

iste

m p

erpi

paan

ses

uai

untu

k ru

mah

di

dara

t de

ngan

kep

adat

an p

endu

duk

>200

jiwa/

Ha,

dan

m

asya

raka

t tel

ah m

emili

ki ja

mba

n se

ndiri

den

gan

atau

tanp

a pe

ngol

ahan

Pen

gola

han

air

buan

gan

men

ggun

akan

tekn

olog

i AB

R, A

BR

+ A

UF

atau

men

erap

kan

sist

em s

mal

l bo

re s

ewer

dim

ana

tinja

dio

lah

di p

engo

laha

n in

divi

dual

(m

isal

nya

tang

ki s

eptik

) da

n ef

luen

nya

dial

irkan

men

uju

AU

F •

Kap

asita

s pe

ngol

ahan

har

us d

ises

uaik

an d

enga

n be

ban

air

limba

h ya

ng m

asuk

. Pen

erap

an s

iste

m

smal

l bor

e se

wer

dap

at m

engu

rang

i kap

asita

s pe

ngol

ahan

Sis

tem

pon

dasi

ins

tala

si p

engo

laha

n m

engg

unak

an t

ekni

k po

ndas

i ya

ng d

isok

ong

sist

em c

eruc

uk

untu

k m

engh

inda

ri am

blas

an, a

pabi

la k

onst

ruks

i dib

angu

n di

loka

si ta

nah

berp

asir

atau

tida

k st

abil

• P

erpi

paan

har

us te

rtana

m a

taup

un te

rlind

ung

deng

an b

aik

dari

sina

r mat

ahar

i lan

gsun

g m

aupu

n da

ri ke

rusa

kan

oleh

keg

iata

n d

i sek

itarn

ya (m

isal

nya

terin

jak,

terg

ilas,

ata

u te

rtabr

ak)

• S

ambu

ngan

pip

a ha

rus

dibu

at k

okoh

dan

ked

ap s

ehin

gga

air

dari

luar

tida

k da

pat m

asuk

ke

dala

m

syst

em, t

erut

ama

di d

aera

h ya

ng te

rgen

ang

saat

pas

ang

• P

erlu

ada

kel

ompo

k pe

ngel

ola

yang

ber

tang

gung

ja

wab

dal

am O

&M

Sis

tem

pe

rpip

aan

ini

untu

k m

enga

kom

odas

i ke

bias

aan

mas

yara

kat

yang

tin

ggal

di

ru

mah

ga

ntun

g un

tuk

BA

B la

ngsu

ng d

ari r

umah

mer

eka

• H

ubun

gan

deng

an

peny

edia

ja

sa

peny

edot

an

tinja

per

lu d

ibin

a (s

was

ta/p

emer

inta

h)

• P

ihak

pe

nyed

ia

jasa

pe

nyed

otan

tin

ja

perlu

di

leng

kapi

ke

ndar

aan

peny

edot

tin

ja

yang

m

ampu

m

enja

ngka

u da

erah

su

lit

(mis

alny

a m

otor

tinj

a)

• K

elom

pok

peng

elol

a pe

rlu d

ibek

ali

kem

ampu

an

perb

aika

n, m

inim

al u

ntuk

per

baik

an m

inor

Page 35: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org 33

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

• Berbeda dengan di daerah laut dan muara, pengolahan air limbah di daerah sungai perlu memiliki efluen yang memenuhi standar air buangan agar tidak mencemari air sungai yang dipergunakan untuk kegiatan domestik. Oleh karena itu penerapan pengolahan efluen sangat diperlukan apabila memungkinkan. Penggunaan AUF dan RBC pun sedapat mungkin dihindari, namun sistem tersebut diperlukan untuk pengolahan komunal dalam upaya meningkatkan kualitas efluennya

• Penyangga sistem perpipaan harus tahan terhadap gelom-bang air sungai, terutama pada saat terjadi musim hujan. Hal ini juga perlu diperhatikan pada sistem yang berada di sungai yang berfungsi sebagai jalur transportasi perahu. Pemilihan material instalasi Tripikon-S juga tidak boleh rentan terhadap gelombang. Penggunaan pipa PVC patut dipertimbangkan

• Apabila memungkinkan, pengaktifan sistem klorinasi pada sistem biofiltrasi tangki fiber perlu dilakukan. Hal ini sangat berguna untuk menjamin kualitas efluen yang memenuhi standar air buangan yang ditetapkan pemerin-tah

3.4.3. Alternatif di Daerah Rawa dan Muka Air Tanah TinggiKarena risiko pencemaran air tanah sangat tinggi maka sistem pengolahan di daerah rawa dan muka air tanah tinggi

Sistem Pelayanan Fasilitas Alternatif Pengolahan Pembuangan

DAERAH SPESIFIK

Alte

rnat

if

On-

site

Off-

site

Jam

ban

Pri

badi

/ B

ersa

ma

Jam

ban

Um

um

Sis

tem

Per

pipa

an

Tang

ki S

eptik

Ked

ap

Tang

ki S

eptik

+ A

UF

AB

R

AB

R +

AU

F

AB

R +

RB

C

Smal

l Bor

e Se

wer

+ A

UF

AB

R/T

angk

i Sep

tik +

RB

C

Bio

filtr

asi T

angk

i Fib

er

Trip

ikon

-S

T-P

ikon

-H

Wet

land

Res

apan

Bad

an A

ir

KETERANGAN

R1

Tangki fiber perlu dilengkapi dengan anker dan juga penutup atas beton agar tidak mengapung karena tekanan air tanah. Sistem klorinasi diaktifkan.

R2

Wetland perlu dibuat untuk menurunkan resiko pencemaran lingkungan yang sangat tinggi di daerah rawa maupun muka air tanah tinggi.

Rumah panggung /

di darat

R3

Small bore sewer dimanfaatkan untuk memperkecil kebutuhan lahan pengolahan, terutama apabila masyarakatnya telah memiliki pengolahan individual.

Tabel 11 : Alternatif Sistem Sanitasi di Daerah Rawa dan Muka Air Tanah Tinggi

ABR = Anaerobic Baffled Reactor ; AUF = Anaeobic Upflow Filter ; RBC = Rotating Biological Contactor

memerlukan pengolahan yang benar-benar kedap serta efluen yang memenuhi persyaratan air limbah, oleh karena risiko pencemaran air tanah sangat tinggi. Daya angkat air tanah terhadap pengolahan dengan menggunakan tangki fiberglass perlu diantisipasi dengan pembuatan penahan beton. Pembubuhan klor yang menjadi fasilitas pilihan pada beberapa biofiltrasi fiberglass perlu diaktifkan untuk menjamin kualitas efluen yang memenuhi standar air limbah domestik.Gambar 16 : Algoritma Pilihan Sanitasi di Daerah Rawa & MAT Tinggi

Page 36: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

34 Buku Penuntun

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi SanitasiAl

tern

atif

Penj

elas

an

Kete

rang

an

R1

• Si

stem

set

empa

t de

ngan

men

erap

kan

siste

m j

amba

n pr

ibad

i at

au j

amba

n be

rsam

a di

rum

ah

pang

gung

ata

upun

rum

ah d

i dar

at d

enga

n ke

pada

tan

pend

uduk

kur

ang

dari

200

jiwa/

Ha.

• Pe

ngol

ahan

air

buan

gan

men

ggun

akan

tang

ki se

ptik

fiber

glas

s, T

ripiko

n-S

ata

upun

T-P

ikon-

H.

• Ta

ngki

sept

ik fib

ergl

ass

dite

mpe

lkan/

disa

mbu

ngka

n pa

da lu

bang

jam

ban

yang

ada

den

gan/

tanp

a di

sang

ga u

ntuk

men

ahan

beb

an ta

ngki

sept

ik se

tela

h te

risi (

untu

k ru

mah

pan

ggun

g).

• Ef

luen

dar

i pe

ngol

ahan

tan

gki

sept

ik fib

ergl

ass

seba

iknya

dio

lah

deng

an s

istem

klo

rinas

i ya

ng

ters

edia

di s

istem

ters

ebut

. Ha

l ini

unt

uk m

empe

rkec

il po

tens

i pen

cem

aran

air

sung

ai d

an a

gar

eflu

en d

apat

lang

sung

dib

uang

ke

bada

n ai

r ter

deka

t. •

Untu

k ru

mah

pan

ggun

g, T

-Piko

n-H

dite

mpe

lkan

pada

sisi

ata

u di

bawa

h ru

mah

sec

ara

horis

onta

l de

ngan

men

ggun

akan

kon

stru

ksi k

ayu

seba

gai p

enya

ngga

nya.

Untu

k ru

mah

pa

nggu

ng,

Trip

ikon-

S da

pat

diap

likas

ikan

deng

an

men

anca

pkan

se

bagi

an

kons

truks

inya

ke

dala

m t

anah

ata

u da

sar

sung

ai s

ehin

gga

beba

n Tr

ipiko

n-S

dapa

t te

rtaha

n (te

rgan

tung

ket

ingg

ian

lant

ai r

umah

ter

hada

p pe

rmuk

aan

pant

ai/ta

nah)

. Ap

abila

Trip

ikon-

S tid

ak

dapa

t men

capa

i per

muk

aan

tana

h, m

aka

perlu

disa

ngga

.

• Si

stem

san

itasi

di r

umah

pan

ggun

g di

arah

kan

untu

k da

pat m

engk

omod

asi k

ebia

saan

pen

dudu

k ya

ng m

elak

ukan

BAB

dar

i da

lam

rum

ah,

baik

mel

alui

jam

ban

atau

pun

luba

ng d

i lant

ai.

• Un

tuk

di d

aera

h ku

muh

& m

iskin

, pe

ngad

aan

tang

ki se

ptik

fiber

glas

s ya

ng c

ukup

mah

al p

erlu

di

duku

ng d

enga

n sis

tem

pem

biay

aan

yang

dap

at

dite

rima

mas

yara

kat,

sepe

rti m

isaln

ya d

enga

n sis

tem

aris

an.

R2

• Si

stem

set

empa

t un

tuk

Jam

ban

Umum

di

daer

ah d

enga

n ke

pada

tan

yang

>20

0jiw

a/Ha

dan

m

asya

raka

tnya

tida

k m

emilik

i jam

ban

send

iri.

• Ku

alita

s ef

luen

san

gat p

erlu

dip

erha

tikan

kar

ena

adan

ya p

oten

si te

rjadi

nya

penc

emar

an a

ir ta

nah

sehi

ngga

dire

kom

enda

sikan

pen

ggun

aan

ABR

+ AU

F ya

ng d

ileng

kapi

den

gan

wetla

nd.

Untu

k ku

alita

s ef

luen

yan

g le

bih

rend

ah d

apat

dig

unak

an T

-Piko

n-H/

Trip

ikon-

S ya

ng d

ileng

kapi

den

gan

siste

m re

sapa

n. A

ltern

atif

lain

ada

lah

men

erap

kan

peng

olah

an la

njut

an m

engg

unak

an s

istem

RBC

, na

mun

per

lu m

empe

rhat

ikan

kete

rsed

iaan

sum

ber d

aya

listri

k da

n ke

mam

puan

O&M

. •

Sist

em p

onda

si in

stal

asi p

engo

laha

n m

engg

unak

an te

knik

pond

asi y

ang

diso

kong

den

gan

siste

m

ceru

cuk

untu

k m

engh

inda

ri am

blas

an, a

pabi

la k

onst

ruks

i dib

angu

n di

loka

si ta

nah

yang

lem

bek

dan

tidak

sta

bil.

• Ko

nstru

ksi c

eruc

uk d

apat

men

gacu

pad

a “T

ata

Cara

Pel

aksa

naan

Pon

dasi

Ceru

cut

Kayu

Di

Atas

Tan

ah L

embe

k Da

n Ta

nah

Gam

but”

R3

• Si

stem

per

pipa

an c

ocok

unt

uk d

itera

pkan

di r

umah

di d

aera

h ra

wa d

an m

uka

air t

anah

ting

gi d

enga

n ke

pada

tan

pend

uduk

>20

0jiw

a/Ha

dan

mas

yara

kat

tela

h m

emilik

i ja

mba

n se

ndiri

tan

pa/d

enga

n pe

ngol

ahan

. •

Peng

olah

an a

ir bu

anga

n m

engg

unak

an te

knol

ogi A

BR, A

BR +

RBC

ata

u m

ener

apka

n sis

tem

sm

all

bore

sew

er d

iman

a pe

ngol

ahan

tin

ja d

iola

h di

pen

gola

han

indi

vidua

l (m

isal

tang

ki se

ptik)

dan

ef

luen

nya

dial

irkan

men

uju

AUF.

Peng

olah

an e

fluen

san

gat d

iper

luka

n ol

eh k

aren

a tin

gkat

resik

o pe

ncem

aran

air

tana

h ya

ng ti

nggi

. Pe

nera

pan

wetla

nd a

taup

un R

BC s

anga

t dia

njur

kan

apab

ila m

emun

gkin

kan.

Kapa

sitas

pen

gola

han

haru

s di

sesu

aika

n de

ngan

beb

an a

ir lim

bah

yang

mas

uk. P

ener

apan

sist

em

smal

l bor

e se

wer i

ni d

apat

men

gura

ngi k

apas

itas

peng

olah

an.

• Si

stem

pon

dasi

inst

alas

i pen

gola

han

men

ggun

akan

tekn

ik po

ndas

i yan

g d

isoko

ng d

enga

n sis

tem

ce

rucu

k un

tuk

men

ghin

dari

ambl

asan

, ap

abila

kon

stru

ksi d

iban

gun

di lo

kasi

tana

h ya

ng s

anga

t le

mbe

k da

n tid

ak s

tabi

l.

• Pe

rpip

aan

haru

s te

rtana

m a

taup

un te

rlind

ung

deng

an b

aik

dari

sinar

mat

ahar

i lan

gsun

g m

aupu

n ke

rusa

kan

oleh

keg

iata

n d

i sek

itarn

ya (m

isal t

erin

jak,

terg

ilas,

ata

u te

rtabr

ak)

• Sa

mbu

ngan

pip

a ha

rus

dibu

at d

enga

n ku

at d

an k

edap

seh

ingg

a ai

r dar

i lua

r tid

ak d

apat

mas

uk k

e da

lam

sist

em te

ruta

ma

di d

aera

h ya

ng te

rgen

ang

setia

p sa

at.

• Pe

rlu a

da k

elom

pok

peng

elol

a ya

ng b

erta

nggu

ng

jawa

b da

lam

O&M

. •

Untu

k ru

mah

pan

ggun

g, s

istem

per

pipa

an i

ni

dapa

t m

enga

kom

odas

i ke

bias

aan

mas

yara

kat

BAB

lang

sung

dar

i rum

ah m

erek

a.

• Hu

bung

an d

enga

n pe

nyed

ia j

asa

peny

edot

an

tinja

per

lu d

ibin

a (s

wast

a/pe

mer

inta

h).

• Pi

hak

peny

edia

ja

sa

peny

edot

an

tinja

pe

rlu

dile

ngka

pi

deng

an

kend

araa

n pe

nyed

ot

tinja

ya

ng a

cces

sible

(misa

l mot

or ti

nja)

. •

Kelo

mpo

k pe

ngel

ola

perlu

di

beka

li de

ngan

ke

mam

puan

per

baika

n, m

inim

al u

ntuk

per

baika

n m

inor

. •

Kons

truks

i cer

ucuk

dap

at m

enga

cu p

ada

“Tat

a Ca

ra P

elak

sana

an P

onda

si Ce

rucu

t Ka

yu D

i At

as T

anah

Lem

bek

Dan

Tana

h G

ambu

t”

Tab

el 1

2.

Pen

jela

san

Alte

rnat

if S

iste

m S

anita

si d

i Dae

rah

Raw

a &

Muk

a A

ir T

anah

Tin

gg

i

Page 37: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

www.wsp.org 35

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

3.4.4. Alternatif di Daerah Rawan Banjir

Tabel 13 : Alternatif Sistem Sanitasi di Daerah Sungai

Pengolahan air limbah domestik di daerah banjir dapat menggunakan jenis teknologi apa saja selama tetap mem-perhatikan ketinggian muka tanah serta ketinggian banjir maksimal. Teknologi untuk masing-masing daerah spesifik dapat dilihat pada opsi-opsi untuk rumah yang berada di darat. Yang sangat diperlukan adalah teknik untuk mencegah air banjir masuk ke dalam sistem pengolahan, baik melalui lubang kloset, lubang di lantai, lubang kontrol, ataupun outlet sistem pengolahan.

Instalasi pengolahan yang aman dari banjir mensyaratkan posisi lubang jamban, lubang hawa dan outlet instalasi pengolahan yang berada di posisi terlindung dari rendaman banjir, khususnya untuk daerah rawan banjir. Hal ini untuk mencegah masuknya air banjir ke dalam sistem yang akan menyebabkan instalasi pengolahan lebih cepat penuh atau bahkan melimpah sehingga mencemari lingkungan.

Sistem Pelayanan Fasilitas Alternatif Pengolahan Pembuangan

DAERAH SPESIFIK

Alte

rnat

if

On-

site

Off-

site

Jam

ban

Prib

adi/

Ber

sam

a

Jam

ban

Um

um

Sist

em P

erpi

paan

Tang

ki S

eptik

Ked

ap

Tang

ki S

eptik

+ A

UF

AB

R

AB

R +

AU

F

AB

R +

RB

C

Smal

l Bor

e Se

wer

+ A

UF

AB

R/T

angk

i Sep

tik +

RB

C

Bio

filtr

asi T

angk

i Fib

er

Trip

ikon

-S

T-Pi

kon-

H

Wet

land

Res

apan

Bad

an A

ir

KETERANGAN

B1

Tangki fiber perlu dilengkapi dengan anker dan juga penutup atas beton agar tidak mengapung karena tekanan air tanah. Sistem klorinasi diaktifkan. Posisi kloset maupun instalasi pengolahan berada pada posisi yang lebih rendah dari ketinggian banjir rata-rata.

B2 Untuk muka air tanah yang rendah maka perlu diterapkan sumur/bidang resapan.

B3

Wetland perlu memiliki dinding yang lebih tinggi dari tinggi banjir rata-rata. Demikian pula dengan posisi outlet dari instalasi pegolahan. Manhole perlu dibuat kedap air sehingga air banjnir tidak dapat masuk.

Rumah di darat

B4

Small bore sewer dimanfaatkan untuk memperkecil kebutuhan lahan pengolahan, terutama apabila masyarakatnya telah memiliki pengolahan individual.

ABR = Anaerobic Baffled Reactor ; AUF = Anaeobic Upflow Filter ; RBC = Rotating Biological Contactor

Gambar 17 : Algoritma Pilihan Sanitasi di Daerah Rawan Banjir

Page 38: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

36 Buku Penuntun

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

Tab

el 1

4.

Pen

jela

san

Alte

rnat

if S

iste

m S

anita

si d

i Dae

rah

Raw

an B

anjir

Alte

rnat

if Pe

njel

asan

K

eter

anga

n

B1

• S

iste

m s

etem

pat

(jam

ban

prib

adi a

tau

jam

ban

bers

ama)

ses

uai u

ntuk

dae

rah

raw

an b

anjir

den

gan

kepa

data

n pe

ndud

uk k

uran

g da

ri 20

0 jiw

a/H

a da

n m

uka

air t

anah

< 2

m

• P

engo

laha

n ai

r bua

ngan

men

ggun

akan

tang

ki s

eptik

fibe

rgla

ss, T

ripik

on-S

ata

u T-

Pik

on-H

Tang

ki s

eptik

fibe

rgla

ss d

isam

bung

kan

pada

luba

ng ja

mba

n ya

ng a

da

• P

engg

unaa

n pl

astik

yan

g di

ikat

kan

pada

pen

utup

tang

ki fi

berg

lass

dap

at m

ence

gah

air b

anjir

mas

uk

ke d

alam

Eflu

en d

ari

peng

olah

an t

angk

i se

ptik

fib

ergl

ass

seba

ikny

a di

olah

den

gan

sist

em k

lorin

asi

yang

te

rsed

ia p

ada

sist

em t

erse

but.

Hal

ini u

ntuk

mem

perk

ecil

pote

nsi

penc

emar

an li

ngku

ngan

apa

bila

te

rjadi

ban

jir d

an a

gar e

fluen

dap

at la

ngsu

ng d

ibua

ng k

e ba

dan

air t

erde

kat

• T-

Pik

on-H

& T

ripik

on-S

dis

ambu

ngka

n pa

da lu

bang

jam

ban

yang

ada

. A

pabi

la m

engg

unak

an r

ing

beto

n se

baga

i mat

eria

l pem

buat

T-P

ikon

-H a

taup

un T

ripik

on-S

, m

aka

sam

bung

an a

ntar

rin

g be

ton

haru

s di

buat

ked

ap d

enga

n m

enam

bahk

an k

aret

dia

ntar

a rin

g be

ton

sebe

lum

dip

lest

er

• U

ntuk

da

erah

ku

muh

da

n m

iski

n,

peng

adaa

n ta

ngki

sep

tik f

iber

glas

s ya

ng c

ukup

mah

al p

erlu

di

duku

ng

sist

em

pem

biay

aan

yang

da

pat

dite

rima

mas

yara

kat,

sepe

rti m

isal

nya

aris

an

• S

iste

m p

engo

laha

n ya

ng k

edap

air

mer

upak

an

suat

u ke

haru

san

untu

k m

ence

gah

air

banj

ir m

asuk

ke

dala

m s

iste

m p

engo

laha

n •

Apa

bila

mem

ungk

inka

n, ti

nggi

jam

ban

seba

ikny

a di

sesu

aika

n de

ngan

ket

ingg

ian

banj

ir ra

ta-r

ata

• P

ipa

haw

a pa

da s

iste

m p

engo

laha

n ha

rus

lebi

h tin

ggi d

ari r

ata-

rata

ban

jir te

rting

gi

B

2 •

Sis

tem

se

tem

pat

(jam

ban

prib

adi/b

ersa

ma)

se

suai

un

tuk

rum

ah

di

dara

t de

ngan

ke

pada

tan

<200

jiwa/

Ha

dan

tara

f muk

a ai

r tan

ah >

2m

• Te

knol

ogi

peng

olah

an y

ang

dire

kom

enda

sika

n ad

alah

tan

gki

sept

ik,

T-P

ikon

-H,

Trip

ikon

-S d

an

biof

iltra

si ta

ngki

fibe

r. E

fluen

dar

i ins

tala

si p

engo

laha

n te

rseb

ut p

erlu

dio

lah

deng

an s

iste

m r

esap

an,

kecu

ali p

ada

biof

iltra

si ta

ngki

fibe

r yan

g di

aktif

kan

sist

em k

lorin

asin

ya

• P

engg

unaa

n pl

astik

yan

g di

ikat

kan

pada

pen

utup

tang

ki fi

berg

lass

dap

at m

ence

gah

air b

anjir

mas

uk

ke d

alam

nya

• T-

Pik

on-H

dan

Trip

ikon

-S d

isam

bung

kan

pada

luba

ng ja

mba

n ya

ng a

da. A

pabi

la m

engg

unak

an ri

ng

beto

n se

baga

i mat

eria

l pem

buat

T-P

ikon

-H a

taup

un T

ripik

on-S

, m

aka

sam

bung

an a

ntar

rin

g be

ton

haru

s di

buat

ked

ap d

enga

n m

enam

bahk

an k

aret

dia

ntar

a rin

g be

ton

sebe

lum

dip

lest

er

• T-

Pik

on-H

dan

Trip

ikon

-S s

ebai

knya

dib

uat

dari

baha

n P

VC

ata

upun

rin

g be

ton,

ter

gant

ung

dari

kapa

sita

s pe

ngol

ahan

yan

g di

perlu

kan

• Ta

ngki

sep

tik d

an s

iste

m r

esap

an y

ang

dibu

at

haru

s se

suai

den

gan

SN

I 03-

2398

-200

2 •

Unt

uk

daer

ah

kum

uh

dan

mis

kin,

pe

ngad

aan

tang

ki s

eptik

fib

ergl

ass

yang

cuk

up m

ahal

per

lu

didu

kung

si

stem

pe

mbi

ayaa

n ya

ng

dapa

t di

terim

a m

asya

raka

t, se

perti

mis

alny

a ar

isan

Sis

tem

pen

gola

han

yang

ked

ap a

ir m

erup

akan

su

atu

keha

rusa

n un

tuk

men

cega

h ai

r ba

njir

mas

uk k

e da

lam

sis

tem

pen

gola

han

• A

pabi

la m

emun

gkin

kan,

ting

gi ja

mba

n se

baik

nya

dise

suai

kan

deng

an k

etin

ggia

n ba

njir

rata

-rat

a •

Pip

a ha

wa

pada

sis

tem

pen

gola

han

haru

s le

bih

tingg

i dar

i rat

a-ra

ta b

anjir

terti

nggi

B

3 •

Sis

tem

se

tem

pat

untu

k ja

mba

n um

um

sesu

ai

untu

k da

erah

ra

wan

ba

njir

deng

an

kepa

data

n >2

00jiw

a/H

a, d

iman

a m

asya

raka

tnya

tida

k m

emili

ki ja

mba

n se

ndiri

Kua

litas

eflu

en p

erlu

dip

erha

tikan

men

ging

at p

oten

si p

ence

mar

an a

ir ta

nah

sehi

ngga

pen

ggun

aan

AB

R +

AU

F ya

ng d

ileng

kapi

wet

land

dire

kom

enda

sika

n •

Ket

ingg

ian

wet

land

per

lu d

ises

uaik

an d

enga

n ke

tingg

ian

banj

ir ra

ta-r

ata

(apa

bila

mem

ungk

inka

n te

rkai

t de

ngan

pos

isi i

nsta

lasi

pen

gola

hann

ya),

atau

set

idak

nya

mem

iliki

din

ding

yan

g cu

kup

tingg

i un

tuk

men

cega

h ai

r ban

jir m

asuk

Sis

tem

pon

dasi

ins

tala

si p

engo

laha

n m

engg

unak

an t

ekni

k po

ndas

i ya

ng d

isok

ong

sist

em c

eruc

uk

untu

k m

engh

inda

ri am

blas

an,

apab

ila k

onst

ruks

i di

bang

un d

i lo

kasi

tan

ah y

ang

lem

bek

dan

tidak

st

abil

• Ta

ngki

sep

tik f

iber

glas

s di

sam

bung

kan

pada

lub

ang

jam

ban

yang

ada

. Ta

ngki

fib

er in

i seb

aikn

ya

dilin

dung

i den

gan

boks

bet

on s

ehin

gga

tidak

mud

ah h

anyu

t ata

u te

rang

kat o

leh

banj

ir •

Pen

ggun

aan

plas

tik y

ang

diik

atka

n pa

da p

enut

up t

angk

i fib

ergl

ass

dapa

t

men

cega

h ai

r ba

njir

mas

uk k

e da

lam

nya

• E

fluen

dar

i pe

ngol

ahan

tan

gki

sept

ik f

iber

glas

s se

baik

nya

diol

ah d

enga

n si

stem

klo

rinas

i ya

ng

ters

edia

pad

a si

stem

ter

sebu

t. H

al in

i unt

uk m

empe

rkec

il po

tens

i pen

cem

aran

ling

kung

an a

pabi

la

terja

di b

anjir

, dan

aga

r eflu

en d

apat

lang

sung

dib

uang

ke

bada

n ai

r ter

deka

t

• K

onst

ruks

i ce

rucu

k da

pat

men

gacu

pad

a “T

ata

Car

a P

elak

sana

an

Pon

dasi

C

eruc

uk

Kay

u di

A

tas

Tana

h Le

mbe

k da

n Ta

nah

Gam

but”

• S

iste

m p

engo

laha

n ya

ng k

edap

air

mer

upak

an

suat

u ke

haru

san

untu

k m

ence

gah

air

banj

ir m

asuk

ke

dala

m s

iste

m p

engo

laha

n •

Apa

bila

mem

ungk

inka

n, ti

nggi

jam

ban

seba

ikny

a di

sesu

aika

n de

ngan

ket

ingg

ian

banj

ir ra

ta-r

ata

• P

ipa

haw

a pa

da s

iste

m p

engo

laha

n ha

rus

lebi

h tin

ggi d

ari r

ata-

rata

ban

jir te

rting

gi

Page 39: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

Opsi Sanitasi Yang Terjangkau Untuk Daerah Spesifik I Pemilihan Opsi Sanitasi

B4

• S

iste

m

perp

ipaa

n se

suai

un

tuk

rum

ah

di

daer

ah

raw

an

banj

ir de

ngan

ke

pada

tan

pend

uduk

>2

00jiw

a/H

a,di

man

a m

asya

raka

t tel

ah m

emili

ki ja

mba

n se

ndiri

den

gan

atau

tanp

a pe

ngol

ahan

Pen

gola

han

air

buan

gan

men

ggun

akan

tek

nolo

gi A

BR

ata

u m

ener

apka

n si

stem

sm

all b

ore

sew

er

dim

ana

tinja

dio

lah

di p

engo

laha

n in

divi

dual

(mis

alny

a ta

ngki

sep

tik) d

an e

fluen

nya

dial

irkan

men

uju

AU

F •

Pen

gola

han

eflu

en s

anga

t dip

erlu

kan

men

ging

at ri

siko

pen

cem

aran

air

tana

h ya

ng ti

nggi

. Pen

erap

an

wet

land

ata

upun

RB

C s

anga

t dia

njur

kan

apab

ila m

emun

gkin

kan

• K

apas

itas

peng

olah

an h

arus

dis

esua

ikan

den

gan

beba

n ai

r lim

bah

yang

mas

uk. P

ener

apan

sis

tem

sm

all b

ore

sew

er in

i dap

at m

engu

rang

i kap

asita

s pe

ngol

ahan

Per

pipa

an h

arus

terta

nam

ata

upun

terli

ndun

g de

ngan

bai

k da

ri si

nar m

atah

ari l

angs

ung

mau

pun

dari

keru

saka

n ol

eh k

egia

tan

di s

ekita

rnya

(mis

alny

a te

rinja

k, te

rgila

s, a

tau

terta

brak

) •

Sam

bung

an p

ipa

haru

s di

buat

kok

oh d

an k

edap

seh

ingg

a ai

r da

ri lu

ar ti

dak

dapa

t mas

uk k

e da

lam

si

stem

, ter

utam

a di

dae

rah

yang

terg

enan

g se

tiap

saat

• P

erlu

ada

kel

ompo

k pe

ngel

ola

yang

ber

tang

gung

ja

wab

dal

am O

&M

Pih

ak

peny

edia

ja

sa

peny

edot

an

tinja

pe

rlu

dile

ngka

pi

kend

araa

n pe

nyed

ot

tinja

ya

ng

mam

pu m

enja

ngka

u m

edan

sul

it (m

isal

nya

mot

or

tinja

) •

Kel

ompo

k pe

ngel

ola

perlu

dib

ekal

i ke

mam

puan

pe

rbai

kan,

min

imal

unt

uk p

erba

ikan

min

or

Page 40: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan

Referensi

“Philippines Sanitation Sourcebook and Decision Aid”, Desember 2005.

A. H. Dolan and I. J. Walker, “Understanding vulnerability of coastal communities to climate change related risks”, Journal of Coastal Research, Special Issue 39, 2004

Badan Standarisasi Nasional Indonesia, Tata Cara Perenca-naan Tangki Septik dengan Sistem Resapan, SNI 03-2398-2002

Depledge, Derrick, “Sanitation for Small Islands – Guide-lines for Selection and Development”, South Pacific Applied Geoscience Commision (SOPAC), September 1997.

Franceys, R, Pickford, J, Reed, R, “A guide to the develop-ment of on-site sanitation”, WHO, Geneva, 1992.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16- 2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman

Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia, “Penanggulangan Tinja pada Segmen Permukiman Padat Penduduk”, 2003

Rebecca Scott and Brian Reed, “Well Factsheet: Emptying Pit Latrines”, November 2006.

TTPS (Tim Teknis Pembangunan Sanitasi), “Buku Refer-ensi – Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi”, 2010

TTPS, ”Buku Panduan – Sumber dan Mekanisme Pendan-aan Sektor Sanitasi”, 2010

WaterAid Bangladesh, “Sanitation Options for Slums over Water Bodies or in Low-Lying Areas”, March 2007.

WHO & OECD EAP Task Force Secretariat, “Rural cost functions for water supply and sanitation (EXD/PCM/EN/NMC/04/125) – Technology Overview and Cost Functions”, November 2005

WHO, “A Guide to the Development of On-Site Sanita-tion”, 1992

WSP (Water and Sanitation Program) & Government of India, “Technology Options for Urban Sanitation in India – A guide to Decisionmaking”, September 2008.

WSP (Water and Sanitation Program) dan WASPOLA, “Financial study – Kajian Pendanaan Public untuk Air Minum dan Sanitasi di Indonesia”, Desember 2006.

WSP-EAP, “Informasi Pilihan Jamban Sehat”, 2009

www.wsp.org 37

Page 41: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan
Page 42: wsp book apis · PDF filePenghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif ... komponen lain ke dalam air oleh kegiatan ... terhadap suspensi benda-benda padat dan