WRAP UP SKENARIO 3BLOK KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM
BASA
Diare
Kelompok: B-5Ketua: Nita Widjaya(1102013212)Sekretaris: Nourma
Kusuma Winawan(1102013214)Anggota:Nidya Annisa
Putri(1102013211)Nour Indah Ogita(1102013213)Novia Eka Dewi
Ramurti(1102013215)Novita Sari(1102013216)Nungki Pramita
Sari(1102013217)Nur Zanirah(1102013218) Nurul Astrid Rumbia
(1102013219)
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSIJalan. Letjen Suprapto,
Cempaka Putih, Jakarta 10510Telp.62.21.4244574 Fax.
62.21.4244574
DAFTAR ISI
Daftar isi....1Skenario.....2kata-kata
sulit..................................3Brainstroming............4Analisis........5Hipotesis......7Sasaran
belajar...........8LI.1. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Asam
dan Basa................................9LO.1.1. Definisi Asam dan
Basa..........,,,,,,,,......................................................................9LO.1.2.
Klasifikasi Asam dan
Basa...................................................................................9LO.1.3.
Sumber Asam dan
Basa.........................................................................................
10
LO.2. Memahami dan Menjelaskan
pH......................................................................13LO.2.1.
Definisi
pH...........................................................................................................13LO.2.2.
Cara Menentukan
pH............................................................................................13LO.2.3.
Manfaat Pengukuran
pH.......................................................................................
23
LO.3. Memahami dan Menjelaskan Aspek Biokimia dan Fisiologi
Keseimbangan Asam Basa
...........................................................................................................
30LO.3.1. Definisi Keseimbangan Asam
Basa......................................................................
30LO.3.2. Mekanisme Biokimia dan Fisiologi pada Asidosis
Metabolik.............................. 30
LI.4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam
Basa..............LO.4.1 Definisi Gangguan Keseimbangan Asam
Basa....................................................LO.4.2
Klasifikasi Gangguan Keseimbangan Asam
Basa.....................................................LO. 4.3
Etiologi, Manifestasi Klinik, TatalaksaGangguan Keseimbangan Asam
Basa
Daftar pustaka....................... 34
SKENARIODIARE
Seorang mahasiswa, 35 tahun, dibawa ke Puskesmas karena
mengalami mencret lebih dari 12 kali dalam sehari sejak 2 hari yang
lalu. Keluhan ini timbul setelah makan di warung nasi dekat
kampusnya. Pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis lemah, TD:
85/60 mmHg, nadi:120x/menit, pernafasan: 34 x/menit, cepat dalam.
volume urine sedikit. Di Puskesmas penderita dipasang infus dan
diberikan pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter
meminta untuk diperiksa Analisis Gas Darah. Kesannya: terdapat
gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolik, dengan
anion gap yang normal.
KATA-KATA SULIT
Kesadaran komposmentis :Analisis Gas Darah:Pemeriksaan gas darah
di arteri dapat menunjukkan kondisi asam basa di dalam tubuh,
dengan menggunakan 3 indikator : pH, PaCO2 dan HCO3.
Asidosis metabolik: gangguan sistemik yang ditandai dengan
penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan
terjadinya penurunan pH (peningkatan []).Anion gap:Selisih antara
Na dengan HNO3 dan Cl atau selisih dari anion lain dankation
lain
Brainstroming
1. Gejala apa yang timbul pada asidosis metabolik ?2. Apa
penyebab asidosis metabolik?3. Bagaimana hubungan antara asidosis
metabolik dengan nilai anion gap?4. Apa saja faktor yang
menyebabkan gangguan keseimbangan asam dan basa?5. Apa saja
klasifikasi dari gangguan keseimbangan asam dan basa?6. Mengapa
diare dapat menyebabkan asidosis metabolik?7. Mengapa diare
menyebabkan tekanan darah turun ?8. Mengapa pemeriksaan analisis
gas darah darah diperlukam pada pasien diare?9. Mengapa pada pasien
diare volume urin yang dikeluarkan sedikit?10. Mengapa pasien ini
harus di infus?11. Mengapa pasien mengalami mencret lebih dari 12x
dalam sehari ?12. Mengapa keluhan tersebut timbul setelah makan
diwarung nasi ?13. Apakah diare dapat menyebabkan dihidrasi?
ANALISIS
1. Gejala yang timbul pada penderita asidosis metabolik yaitu,
Lelah Sesak nafas Nyeri perut dan tulang Mual, muntah2. Penyebab
asidosis metabolik yaitu adanya pembentukan asam berlebih dalam
tubuh karena ginjal tidak mampu membuang. Berkurangnya kadar
HCO3-didalam tubuh. Adanya retensi ion H+ dalam tubuh.3. Hubungan
antara asidosis metabolik dengan nilai anion gap yaitu karena pada
pasien diare yang di keluarkan adalah ion K+. Namun ion gap tetap
normal karena ion gap tidak berpengaruh oleh oin K+, anion gap
dipenaruhi oleh ion Na+, Cl-dan HCO3- dalam keadaan normal.4.
Faktor yang menyebabkan gangguan keseimbangan asam basa yaitu,
Pemberian asam melalui makanan Penambahan secara endogen dari hasil
metabolisme (laktat) Penambahan secara endogen yang tidak
fisiologis (DM) Pengeluaran asam/basa oleh ginjal dan usus
Pengeluaran asam karbonat (H2CO3) oleh paru Pembentukan asam dalam
jumlah besar oleh sel-sel lambung.5. Klasifikasi dari gangguan
keseimbangan asam dan basa yaitu Asidosis metabolik : di tandai
dengan penurunan kadar ion HCO3 diikuti dengan penurunan tekanan
parsial CO2 didalam arteri. Asidosis respiratorik : terjadi apabila
terdapat gangguan ventilasi alveolar yang mengganggu eleminasi CO2
sehingga akhirnya terjadi peningkatan PACO2 ( hiperkapnia).
Alkalosis metabolik : suatu proses terjadinya peningkatan primer
bikarbonat dalam arteri. Akibat peningkatan ini, rasio PCO2 dan
kadar HCO3 di arteri berubah. Alkalosis respiratorik : terjadi
hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan
PACO2(hipokapmia) yang dapat menyebabkan peningkatan pH.
6. Diare menyebabkan asidosis metabolik karena pada diare
tenjadi pengeluaran elektrolit-elektrolit seperti Na+, Cl-dan K+.
Juga terjadi pengeluaran HCO3 yang mengakibatkan terjadi gangguan
asam basa dalam tubuh.7. Diare menyebabkan tekanan darah turun
karena pada saat diare terjadi, terjadi pengeluaran
elektrolit-elektrolit terutama ion K+. Ion K+ yang memiliki fungsi
sebangai pengatur kontraksi pada otot. Ketika kadar K+dalam tubuh
turun menyebabkan terganggua pengaturan kontrasi otot, termasuk
otot jantung. Ketika kontraksi otot jantung lemah mengakibatkan
turunnya tekanan darah. 8. Pemeriksaan analisis gas darah darah
diperlukam pada pasien diare karena untuk mengetahui cara
penanganan diare agar tidak bertambah parah. Juga untuk mengetahui
kondisi asam basa dalam tubuh.9. Pada pasien diare volume urin yang
dikeluarkan sedikit karena air dalam tubuh banyak dikeluarkan pada
proses pencernaan oleh usus besar, sehingga mengakibatkan volume
urin berkurang.10. Pada skenario pasien perlu diinfus, karena pada
paseien diare dapat terjadi dehidrasi. Sehingga perlu di infus
supaya dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang.11. Pasien
mengalami mencret lebih dari 12x dalam sehari karena penyebab diare
masih ada dalam tubuh. Sehingga tubuh juga akan terus mengeluarkan
air ( terjadi pada usus besar). Karena salah satu fungsi air adalah
sebagai detokfikasi.12. Keluhan diare timbul setelah makan diwarung
nasi karena Kebiasaan buruk pasien seperti tidak cuci tangan
sebelum makan Kondisi badan yang tidak fit ( pertahanan tubuh yang
menurun ) Makanan tercemar bakteri, parasitdan kuman13. Iya diare
dapat menyebabkan dehidrasi karena pada saat diare terjasi
pengeluran elektrolit-elektrolit seperti Na+, Cl-dan K+. Yang
mengakibatkan tergangguanya keseimbangan elektrolit dalam
tubuh.
Hipotesis
Diare merupakan salah satu faktor terjadinya asidosis metabolik
karena pada saat diare terjadi pengeluaran HCO3 yang mengakibatkan
terjadinya gangguan asam basa dalam tubuh. Anion gap menjadi salah
satu faktor yang berperan dalam keseimbangan asam basa karena pada
pasien asidosis metabolik yang di keluarkan adalah ion kalium.
Namun ion gap tetap normal karena ion gap tidak dipengaruhi oleh
ion kalium melainkan dipengaruhi ikeh ion Na+ Cl- dan HCO3- dalam
keadaan normal. Pemeriksaan Analisa gas darah dapat dilakukan pada
pasien diare untuk mengetahui cara penanganan diare agar tidak
bertambah parah. Juga untuk mengetahui kondisi asam basa dalam
tubuh.
SASARAN BELAJAR
LI.1. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Asam dan BasaLO.1.1.
Definisi Asam dan BasaLO.1.2. Klasifikasi Asam dan BasaLO.1.3.
Sumber Asam dan BasaLI.2. Memahami dan Menjelaskan pHLO.2.1.
Definisi pHLO.2.2. Indikator Menentukan pHLO.2.3. Perhitungan pH
larutanLO.2.3. Manfaat Pengukuran pHLI.3. Memahami dan Menjelaskan
Aspek Biokimia dan Fisiologi Keseimbangan Asam Basa LO.3.1.
Definisi Keseimbangan Asam BasaLO.3.2. Mekanisme Biokimia dan
Fisiologi pada Asidosis MetabolikLI.4. Memahami dan Menjelaskan
Gangguan Keseimbangan Asam BasaLO.4.1 Definisi Gangguan
Keseimbangan Asam BasaLO.4.2 Klasifikasi Gangguan Keseimbangan Asam
BasaLO. 4.3 Etiologi, Manifestasi Klinik, TatalaksaGangguan
Keseimbangan Asam Basa
LI.1. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Asam dan BasaLO.1.1.
Definisi Asam dan BasaAsam adalah sekelompok zat yang mengandung
hidrogen yang mengalami disosiasi atau terpisah dalam larutan untuk
menghasilkan H bebas dan anion.Basa adalah bahan yang dapat
berikatan dengan H bebas dan menarik ion tersebut dari larutan.
Menurut Bronsted Lowry: asam adalah zat yang dapat memberikan
ion (H+) ke zat lain sebagai donor proton.Contohnya : asam asetat
(CH3COOH), cendrung untuk melepaskan proton (H+) yang ada pada
gugus karboksilatnya, dimana :
CH3COOH CH3COO- + H+
basa adalah zat yang dapat menerima ion (H+) dari zat lain
akseptor proton dari asam konjugatnya. Menurut Lewis : asam adalah
akseptor electron. basa adalah molekul atau ion yang memiliki
tendensi untuk mendonorkan PEBnya.
asam lewisbasa lewis
Menurut Arrhenius : Asam adalah zat yang terdisosiasi dalam air
membentuk ion hidrogen [].Contoh :HCl dalam air akan membentuk ion
H+ dan Cl-, oleh karena itu HCl merupakan suatu asam.
HCl H+ + Cl-
NaOH Na+ + OH-Basa adalah zat yang terdisosiasi dalam air
membentuk ion hidroksida []. Contoh: NaOH dalam air akan membentuk
ion Na+ dan OH-, oleh karena itu NaOH merupakan suatu basa.
(Sjafiruddin,2008)Sifat-sifat asam : Rasa: masam ketika
dilarutkan dalam air. Sentuhan: asam terasa menyengat bila
disentuh, dan dapat merusak kulit, terutama bila asamnya asam
pekat. Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakanlogam ,
yaitu korosif terhadap logam. Hantaran listrik: asam, walaupun
tidak selaluionik, merupakan cairanelektrolit.
Sifat-sifat basa : Kaustik Rasanya pahit Licin seperti sabun
Nilai pH lebih dari 7 Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Dapat menghantarkan arus listrik Menetralkan asam
LO.1.2. Klasifikasi Asam dan BasaBerdasarkan
KekuatannyaKlasifikasi asam basa ini digolongkan berdasarkan
kekuatannya dan ukuran terionisasi, dibagi menjadi 2 , yaitu:1.
Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di
larutkan dalam air dan menghasilkan jumlah ion semaksimum mungkin.
Contoh asam kuat :
NamaAsam Kuat
Asam kloridaAsam nitratAsam sulfatAsam bromidaAsam iodidaAsam
kloratAsam perkloratAsam kloritAsam bromitAsam perbromatAsam
ioditAsam
periodatHClHNO3H2SO4HBrHIHClO3HClO4HClO3HBrO3HBrO4HIO3HIO4
Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat
dilarutkan dalam air dan bereaksi dengan asam.Contoh basa kuat
:
NamaBasa Kuat
Litium hidroksidaAtrium hidroksidaKalium hidroksidaKalsium
hidroksidaRubidium hidroksidaStronsium hidroksidaSecium
hidroksidaBarium
hidroksidaLiOHNaOHKOHCa(OH)2RbOHSr(OH)2CsOHBa(OH)2
2. Asam lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat
dilarutkan didalam air kurang bereaksi kuat dengan asam. Contoh
asam lemah NamaAsam Lemah
Asam asetatAsam askorbatAsam benzoatAsam boratAsam karbonatAsam
sitratAsam formatAsam hidrazidaAsam sianidaAsam fluoridaHidrogen
peroksidaAsam hipokloritAsam laktatAsam nitritAsam oksalatFenol
Asam propanoatAsam sulfitAsam uratAsam fosfatAsam sulfidaAsam
arsenatAsam butanoatAsam heptanoatAsam heksanoatAsam oktanoatAsam
pentanoatCH3COOHH2C6H6O6C7H5O2HH3BO3H2CO3H3C6H5O7CHCOOHHN3HCNHFH2O2HClOHC3H5O3HNO2C2H2O4C6H5OHCH3CH2COOHH2SO3C5H3N4O3HH3PO4H2SH3AsO4C3H7COOHC4H9COOHC5H11COOHC7H15COOHC6H13COOH
Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat
dilarutkan dalam air. Contoh basa lemah NamaBasa Lemah
gas amoniakbesi(II) hidroksidaHydroxylamineAluminium
hydroxideIron (III) hydroxideAmmonium hydroxideMetilamin
hydroxideEtilamin hydroxideNH3Fe(OH)2
NH2OHAl(OH)3Fe(OH)3NH4OHCH3NH3OHC2H5NH3OH
Berdasarkan Bentuk Ion
Asam anion adalah asam yang mempunyai muatan negatif.Contoh :
SO3- Asam kation adalah asam yang mempunyai muatan positif.Contoh :
N+ Basa anion adalah basa yang mempunyai muatan negatif.Contoh :
Cl, C Basa kation adalah basa yang mempunyai muatan positif.Contoh
: Na+
Berdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basa
Asam dan basa monoprotik adalah asam dan basa yang dapat
melepaskan satu ion H atau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi
primer)Contoh : asam monoprotik [HCl, HN, CCOOH]basa monoprotik
[NaOH, KOH] Asam dan basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat
melepaskan 2 ion H atau ion OH (dikenal dengan ionisasi
sekunder)Contoh : asam diprotik [S H2S]basa diprotik [Mg(OH,
Ca(OH)2, Ba(OH)2] Asam dan basa poliprotik adalah asam dan basa
yang dapat melepaskan 3 atau lebih ion H atau ion OH (dikenal juga
dengan ionisasi tersier)Contoh : asam poliprotik [P]basa poliprotik
[Al(OH)3]
Asam-asam yang berasal dari proses metabolisme
Asam volatil adalah asam yang mudah menguap, dapat berubah
bentuk menjadi bentuk cair maupun gas. Asam volatil merupakan hasil
akhir dari metabolisme asam amino, lemak dan karbohidrat.Contoh :
karbondioksida, asam karbonat Asam nonvolatil adalah asam yang
tidak mudah menguap, tidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk
diekskresi oleh paru-paru, tapi harus dieksresikan oleh
ginjal.Contoh : asam organik, asam nonorganik(Sukmariah, 1990)
LO.1.3. Sumber Asam dan BasaAsam dan basa bersumber dari:
Produksi karbondioksida (C) oleh sel-sel jaringan. Cberikatan
dengan air (terutama sel darah merah) untuk membentuk asam karbonat
(C) yang terurai menjadi ion-ion hidrogen. Asam anorganik yang
dihasilkan selama penguraian hidrogen. Asam hidrogen yang
dihasilkan dari metabolisme perantara. Sebagian besar ion hidrogen
yang dihasilkan merupakan produk sampingan atau produk akhir dari
proses katabolisme sempurna karbohidrat, lemak dan protein.LI.2.
Memahami dan Menjelaskan pHLO.2.1. Definisi pHpH adalah derajat
keasaman yang digunakan untuk menyatakan nilai keasaman atau
kebasaan yang dimiliki suatu larutan.Unit pH diukur pada skala 0
14. Istilah pH berasal dari p, lambang matematika dari negatif
logaritma dan H lambang kimia untuk unsur hidrogen.pH dibentuk dari
informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat derajat keasaman
atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion hidrogen. Nilai pH
dari suatu unsur adalah perbandingan antara konsentrasi ion
hidrogen [H+] dengan konsentrasi ion hidroksil [OH-].Jika
konsentrasi H+ lebih besar dari OH-, material disebut asam.Yaitu
nilai pH adalah kurang dari 7.Jika konsentrasi OH- lebih besar dari
H+, material disebut basa dengan suatu nilai pH lebih besar dari
7.
(Guyton, 2008)
LO.2.2. Cara Menentukan pHYang digunakan untuk mengukur pH suatu
larutan adalah: Kertas lakmus, kertas lakmus berubah menjadi merah
bila keasaman larutan naik (asam), sedangkan berubah menjadi warna
biru bila jika tingkat keasamaan larutan turun (basa). Penggunaan
kertas lakmus ini adalah pengukuran yang paling sederhana, tetapi
tidak dapat menentukan nilai pasti pH tersebut, hanya menunjukkan
asam atau basa. Indikator Kertas (Indikator Stick). Indikator
kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis
ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana,
sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur
pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia
Indikator universal, substansi yang dapat berubah warna diantara
berbagai ukuran pH. Indikator tidak memberikan gambaran lebih
spesifik terhadap nilai pH dibandingkandengan kertas lakmus.
Indikator universal merupakan gabungan berbagai indikator yang
diikuti dengan perubahan warna dari pH 2 10. Berbagai macam
indikator universal, yaitu :Larutan IndikatorTrayek pHPerubahan
Warna
Metil Ungu0,5 1,5Kuning Ungu
Metil Kuning2,0 3,0Merah Kuning
Metil Jingga3,1 4,4Merah Kuning
Brom Kresol Hijau3,8 5,4Kuning Biru
Metil Merah4,2 6,3Merah Kuning
Brom Timol Biru6,0 7,6Kuning Biru
Fenolftalein8,0 9,6Tidak Berwarna Merah
Alizarin Kuning10,1 12,0Tidak Berwarna Ungu
Menggunakan alat pH meter yaitu alat yang digunakan di lab untuk
menentukan pH dari suatu larutan dan nilainya tertera sangat jelas.
pH meter bekerja berdasarkan prinsip elektrolit atau konduktivitas
suatu larutan.Daftar indikator asam basa lengkap
IndikatorRentang pHKuantitas penggunaan per 10 mlAsamBasa
Timol biru1,2-2,81-2 tetes 0,1% larutanmerahKuning
Pentametoksi merah1,2-2,31 tetes 0,1% dlm larutan 0%
alcoholmerah-ungutak berwarna
Tropeolin OO1,3-3,21 tetes 1% larutanmerahKuning
2,4-Dinitrofenol2,4-4,01-2 tetes 0,1% larutan dlm 50% alcoholtak
berwarnaKuning
Metil kuning2,9-4,01 tetes 0,1% larutan dlm 90%
alcoholmerahKuning
Metil oranye3,1-4,41 tetes 0,1% larutanmerahOranye
Bromfenol biru3,0-4,61 tetes 0,1% larutankuningbiru-ungu
Tetrabromfenol biru3,0-4,61 tetes 0,1% larutankuningBiru
Alizarin natrium sulfonat3,7-5,21 tetes 0,1%
larutankuningUngu
-Naftil merah3,7-5,01 tetes 0,1% larutan dlm 70%
alcoholmerahKuning
p-Etoksikrisoidin3,5-5,51 tetes 0,1% larutanmerahKuning
Bromkresol hijau4,0-5,61 tetes 0,1% larutankuningBiru
Metil merah4,4-6,21 tetes 0,1% larutanmerahKuning
Bromkresol ungu5,2-6,81 tetes 0,1% larutankuningUngu
Klorfenol merah5,4-6,81 tetes 0,1% larutankuningMerah
Bromfenol biru6,2-7,61 tetes 0,1% larutankuningBiru
p-Nitrofenol5,0-7,01-5 tetes 0,1% larutantak berwarnaKuning
Azolitmin5,0-8,05 tetes 0,5% larutanmerahBiru
Fenol merah6,4-8,01 tetes 0,1% larutankuningMerah
Neutral merah6,8-8,01 tetes 0,1% larutan dlm 70%
alcoholmerahKuning
Rosolik acid6,8-8,01 tetes 0,1% larutan dlm 90%
alcoholkuningMerah
Kresol merah7,2-8,81 tetes 0,1% larutankuningMerah
-Naftolftalein7,3-8,71-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alcoholmerah
mawarHijau
Tropeolin OOO7,6-8,91 tetes 0,1% larutankuningmerah mawar
Timol biru8,0-9,61-5 tetes 0,1% larutankuningBiru
Fenolftalein (pp)8,0-10,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 70%
alcoholtak berwarnaMerah
-Naftolbenzein9,0-11,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 90%
alcoholkuningbiru
Timolftalein9,4-10,61 tetes 0,1% larutan dlm 90% alcoholtak
berwarnaBiru
Nile biru10,1-11,11 tetes 0,1% larutanbiruMerah
Alizarin kuning10,0-12,01 tetes 0,1% larutankuningLilac
Salisil kuning10,0-12,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 90%
alcoholkuningoranye-coklat
Diazo ungu10,1-12,01 tetes 0,1% larutankuningUngu
Tropeolin O11,0-13,01 tetes 0,1% larutankuningoranye-coklat
Nitramin11,0-13,01-2 tetes 0,1% larutan dlm 70% alcoholtak
berwarnaoranye-coklat
Poirrier's biru11,0-13,01 tetes 0,1% larutanbiruungu-pink
Asam trinitrobenzoat12,0-13,41 tetes 0,1% larutantak
berwarnaoranye-merah
Indikator Asam Basa AlamiSenyawa alam banyak yang digunakan
sebagai indikator asam basa alami. Beberapa tumbuhan yang bisa
dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami antara
lain adalah kubis ungu, sirih, kunyit, dan bunga yang mempunyai
warna (anggrek, kamboja jepang, bunga sepatu, asoka, bunga kertas).
Cara membuat indikator asam basa alami adalah:1. Menumbuk bagian
bunga yang berwarna pada mortar.1. Menambahkan sedikit akuades pada
hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.1. Ekstrak diambil
dengan pipet tetes dan dan diteteskan dalam keramik.1. Menguji
dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga
ekstrak dapat berubah warna.
Inilah hasil pengamatan beberapa indikator asam basa alami.
Warna BungaNama BungaWarna Air BungaWarna Air Bunga Keadaan
AsamWarna Air Bunga Keadaan Basa
MerahKembang sepatuUngu mudaMerahHijau tua
KuningTerompetKuning keemasanEmas mudaEmas tua
UnguAnggrekUngu tuaPink tuaHijau kemerahan
MerahAsokaCoklat mudaOranye mudaCoklat
KuningKunyitOranyeOranye cerahCoklat kehitaman
UnguBougenvillePink tuaPink mudaCoklat the
PinkEuphorbiaPink keputih-putihanPink mudaHijau lumut
MerahKambojaCoklat tuaCoklat oranyeCoklat kehitaman
LO.2.3. Perhitungan pH larutan
Perhitungan BasaPerhitungan Asam(6 Reaksi-reaksi Asam
Bas.pdf)
Perhitungan Asam Kuat dan Basa KuatUntuk Asam Kuat :
dan kalau [H+] sudah diketahui,Masuk ke rumus pHAsam =
-log[H+]
Untuk Basa Kuat :
dan kalau [OH-] sudah diketahui,Masuk ke rumus pOH basa =
-log[OH-]Dan terakhir, masuk ke rumus pH basa = 14-pOH
basa(Prinsip-prinsip kimia modern by Oxtoby)
Perhitungan Asam Lemah dan Basa LemahUntuk Asam Lemah :
Setelah menemukan [H+], lalu akan masuk ke rumusMasuk ke rumus
pHAsam = -log[H+]
Untuk Basa Lemah :
Setelah menemukan [OH-],Masuk ke rumus pOH basa = -log[OH-]Dan
terakhir, masuk ke rumus pH basa = 14-pOH basa(Prinsip-prinsip
kimia modern by Oxtoby)LO.2.3. Manfaat Pengukuran pHAplikasi dalam
bidang kesehatan, biologi, kimia dan lain lain. Dapat mengetahui pH
berbagai substansi dalam tubuh Cairan getah lambungpH 1,0 2,0
UrinepH 4,8 7,5 Saliva (air liur)pH 6,5 6,9 DarahpH 7,35 7,45 Dapat
lebih mudah untuk menunjang teori terapi Dapat menyesuaikan kadar
enzim untuk terapi suatu penyakit pada organ tertentu, contoh:
Enzim A memiliki sifat spesifik akan rusak pada pH tertentu, maka
harus disesuaikan dengan pH organ yang akan diterapi Dapat
mengetahui segala kemungkinan dari gangguan keseimbangan asam-basa
jika memakan makanan yang asam seperti jeruk limo, cuka, orange
juice. Menentukan derajat keasaman dari suatu larutan Menyatakan
konsentrasi ion hidrogen Menentukan suatu kondisi asidosis atau
alkalosis Mengatur mekanisme ion-ion di cairan ekstraselularLI.3.
Memahami dan Menjelaskan Aspek Biokimia dan Fisiologi Keseimbangan
Asam Basa LO.3.1. Definisi Keseimbangan Asam BasaKeseimbangan
asam-basa adalah keseimbangan ion [H+].Suatu keadaan dimana
konsentrasi ion H yang diproduksi setara dengan kosentrasi ion
Hyang di keluarkan oleh sel. Pada proses kehidupan keseimbangan
asam pada tingkat molekular umumnya berhubungan dengan asam lemah
dan basa lemah, begitu pula pada tingkat kosentrasinya ion H atau
ion OH yang sangat lemah.Pengaturan keseimbangan asam basa
diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga sistem, yaitu sistem
buffer, sistem paru dan sistem ginjal.Prinsip pengaturan
keseimbangan asam-basa oleh sistem buffer adalah menetralisir
kelebihan ion H+, bersifat temporer, dan tidak melakukan eliminasi.
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan
ginjal dalam menunjang sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hidrogen
dan bikarbonat serta membentuk buffer tambahan (fosfat,
ammonia)Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan
melalui ginjal dan paru, sedangkan untuk jangka pendek, tubuh
dilindungi dari perubahan pH dengan sistem buffer.Mekanisme buffer
tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara
7.35-7.45.(Sjarifuddin, 2008)
LO.3.2. Mekanisme Biokimia dan Fisiologi pada Asidosis
MetabolikKeseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen,
keseimbangan antara ion [] bebas dan [HC] dalam cairan tubuh
sehingga pH darah 7,35 7,45 atau keseimbangan tubuh yang harus
dijaga kadar ion [] bebas dalam batas normal maupun pembentukan
asam maupun basa terus berlangsung dalam kehidupan. Cairan tubuh
harus dilindungi dari perubahan pH karena sebagian besar enzim
sangat peka terhadap perubahan pH. Mekanisme protektif harus
berlangsung aktif dan secara terus menerus karena proses
metabolisme juga menyebabkan terbentuknya asam dan basa secara
terus menerus (asam karbonat, asam sulfat, asam fosfat, asam
laktat, asam sitrat, asam asetoasetat, ion ammonium,
-hidroksibutirat).Karena ion [] berpengaruh besar dalam
keseimbangan asam-basa, maka faktor yang mempengaruhi [] juga
mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :a) Lebihnya kadar []
yang ada dalam cairan tubuh, berasal dari Pembentukan C yang
sebagian berdisosiasi menjadi H+ dan HC Katabolisme zat organik
Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedik, contoh pada
metabolik lemak terbentuk asam lemak dan laktat yaitu melepaskan
[H+]b) Keseimbangan intake dan output ion [H+] tubuhBervariasi
tergantung dari:Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan
melalui koordinasi dari tiga sistem,yaitu :1. Sistem buffer2.
Sistem respiratorik (sistem paru)3. Sistem metabolik (sistem
ginjal)
1. Sistem bufferSistem buffer disebut juga sistem penahan atau
sistem penyangga, karena dapat menahan perubahan pH.Sistem
buffermerupakan larutan yang mengandung asam dan basa
konjugasinya.Sistem buffer kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan
asam basa sementara. Jika dengan buffer kimia tidak cukup
memperbaiki, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru paru
yang merespon secara cepat terhadap perubahan ion H+ dalam darah
karena rangsangan kemoreseptor dan pusat pernafasan mempertahankan
kadar [H+] sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut,
ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H+ dengan
mensekresikan ion H+ dan menambahkan HC baru dalam darah karena
memiliki dapar fosfat.Didalam tubuh terdapat beberapa sistem
buffer, yaitu : Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat Sistem
buffer hemoglobin Sistem buffer protein Sistem buffer fosfat
Fungsi utama sistem buffer ini adalah mencegah perubahan pH yang
disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organik pada cairan
ekstraseluler. Sistem ini memiliki keterbatasan, yaitu : Tidak
dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan
karena peningkatan CO2 Sistem ini hanya berfungsi bila sistem
respirasi dan pusat pengendali sistem pernafasan bekerja normal.
Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada
tersedianya ion bikarbonat. Sistem buffer asam
karbonat-bikarbonatSistem buffer ini merupakan suatu komponen yang
paling penting pada pengaturan pH cairan ekstraseluler.Sistem
buffer bikarbonat merupakan sistem buffer istimewa, sistem buffer
tetap merupakan sistem buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun Pka nya
6.1, karena dapat mengeluarkan CO2 melalui paru dan jumlahnya
banyak. Tubuh mempertahankan sistem buffer bikarbonat ini dengan
pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di
ginjal.
H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3-
CO2 bereaksi dengan H2O membentuk CO3 yang kemudian berdisosiasi
menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat melalui reaksi reversibel.
Bila terjadi peningkatan ion hidrogen, terjadi interaksi dengan ion
bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat.Berarti dalam hal ini
ion bikarbonat bertindak sebagai basa lemah yang menerima kelebihan
ion hidrogen. Asam karbonat yang terbentuk akan mengalami disosiasi
menjadi CO2 dan air, dan CO2 yang dihasilkan akan dikeluarkan
melalui paru.
Sistem buffer hemoglobinBuffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer
intraseluler yang bekerja di dalam sel darah merah.Hb dapat
berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin, yaitu
asam amino yang dapat berikatan secara reversibelion hidrogen,
menghasilkan Hb bentuk berproton dan tidak berproton.
Na+ + HCO3 NaHCO3 Hb- + H+ HHb (PK 7-8)
Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan
mengubahnya menjadi karbonat karena didalam sitoplasma terkandung
anhidrase karbonat, dan proses pengikatan terjadi dengan cepat
karena CO2 berdifusi cepat melintasi membran sel darah merah tanpa
memerlukan mekanisme transport aktif membran sel. Kemampuan
pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.
Buffer utama cairan ekstraseluler adalah sistem bikarbonat dan
hemoglobin. Hb penting untuk pengangkutan oksigen ke jaringan,
pengangkut CO2 dan sebagai sistem buffer yang kuat.
Sistem buffer proteinSistem buffer protein berfungsi mengatur pH
cairan ekstraserselular dan interstitial.Protein sebagai buffer
berinteraksi secara ekstentif dengan sistem buffer lainnya. Protein
tersusun oleh asam amino yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam
amino akan bersifat sebagai kation pada suasana asam dan bersifat
sebagai anion pada suasana basa.
Fungsi pengaturan buffer protein: Bila terjadi penurunan pH,
gugus amino (-NH2) dari asam amino akan bertindak sebagai basa
lemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium. Gugus
amino bertindak sebagai akseptor proton. Bila terjadi peningkatan
pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalami disosiasi dan
berubah menjadi ion karboksil dan ion H+. Gugus karboksil bertindak
sebagai donor proton.
Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino
terdisosiasi ikut berperan mengatur pH. Protein mengandung asam
amino histidin yang mempunyai cincin imitazol dengan Pka = 6.0.
Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses pengaturan
melalui sistem buffer protein berjalan lambat karena ion hidrogen
harus melalui proses difusi membran sel yang dipengaruhi oleh pompa
natrium.
Sistem buffer FosfatSistem dapar ini berperan penting dalam
pendaparan cairan tubulus ginjal dan cairan intraselPada cairan
intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur
pH darah.Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat
(H2PO4-) dengan monohidrogen fosfat (HPO32-).Sistem penyangga
fosfat bekerja dalam cara yang serupa untuk mengubah asam kuat
menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemah. Natrium
hidrogen fosfat ( ) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat
( NaP) adalah asam lemah
HCl + Na2HPO4 NaH2PO4 + NaClNaOH + NaH2PO4 Na2HPO4 +
H2OH2PO4-(aq) + H +(aq)H 2 PO 4(aq)H2PO4 - (aq) + OH -(aq) -->
HPO42-(aq)) + H2O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di
luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk
larutan penyangga urin.(Guyton, 2008)
2. Sistem respiratorik (sistem paru)
Sistem pernapasan berperan penting bagi keseimbangan asam-basa
karena kemampuannya mengubah ventilasi paru-paru sehingga dapat
mengubah kecepatan ekskresi C penghasil yang diatur oleh
konsentrasi arteri. Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan
asam basa merupakan tipe sistem penyangga fisiologis. Seluruh
tenaga penyangga sistem pernapasan adalah 1 atau 2 kali lebih besar
daripada tenaga penyangga kimia. Rata-rata secara normal terdapat
sekitar 1,2 mmol/liter C yang terlarut dalam cairan ekstraseluler
yang sama dengan 40mmHg PC. Bila pembentukanC metabolik meningkat,
cairan ekstraselulerPC juga meningkat. Jika konsentrasi meningkat,
pusat pernapasan di batang otak secara refleks terangsang untuk
meningkatkanC ventilasi paru-paru yang mengakibatkan kedalaman
nafas meningkat sehingga lebih banyak yang dikeluarkan sehingga
jumlah yang ditambahkan ke dalam cairan tubuh berkurang. Karena
Cmembentuk asam, pengeluaran Cpada dasarnya adalah pengeluaran asam
dari tubuh. Jadi, pH tubuh dapat kembali ke pH normal. Jadi,
peningkatan ventilasi alveolus menurunkan konsentrasi ion hidrogen
cairan ekstraseluler dan meningkatkan pH. Begitu pula sebaliknya.
Konsentrasi ion hidrogen juga berpengaruh terhadap kecepatan
ventilasi alveolus. Sewaktu kecepatan alveolus menurun karena
disebabkan oleh peningktan pH dan penurunan konsentrasi hidrogen,
jumlah oksigen yang ditambahkan ke dalam darah menurun dan tekanan
parsial oksigen di dalam darah juga menurun sehingga memberikan
efek merangsang kecepatan ventilasi. Paru-paru sangat penting dalam
mempertahankan konsentrasi plasma. Setiap hari, paru-paru
mengeluarkan yang berasal dari asam karbonat dari cairan tubuh ,
lebih banyak daripada jumlah yang dikeluarkan oleh ginjal. Sistem
pernapasan juga dapat menyesuaikan jumlahyang ditambahkan ke cairan
tubuh dari sumber sesuai dengan kebutuhan untuk memulihkan pH ke
arah normal apabila terjadi fluktuasi konsentrasi dari
sumber-sumber asam non-karbonat. Pengaturan oleh sistem pernapasan
bekerja dengan kecepatan sedang dan hanya aktif berperan jika
sistem penyangga kimiawi saja tidak mampu meminimalkan perubahan
konsentrasi . Jika kelainan non-respiratorik mengubah konsentrasi ,
sistem pernapasan hanya akan dapat mengembalikan pH 50-75% dari
normal karena gaya pendorong yang mengatur respon ventilasi
kompensatorik lenyap apabila pH bergeser ke arah normal. Jika
perubahan konsentrasi , terjadi akibat fluktuasi konsentrasi Cyang
timbul dari gangguan pernapasan, mekanisme pernapasan sama sekali
tidak dapat berperan mengontrol pH.
3. Sistem metabolik (sistem ginjal) Ginjal tidak saja dapat
mengubah-ubah pengeluaran , tetapi juga dapat menahan atau
mengeliminasi HC Ginjal mampu memulihkan pH hampir tepat ke normal
walaupun membutuhkan yang lebih lama. Ginjal mengontrol pH cairan
tubuh dengan menyesuaikan 3 faktor yaitu :
a. Ekskresi ion hidrogen Paru-paru hanya mampu mengeluarkan asam
karbonat melalui eliminasiC. Tugas untuk mengeliminasi yang berasal
dari asam sulfat, fosfat, laktat dan asam lain terletak di dalam
ginjal. Ginjal tidak saja secara kontinu mengeluarkan dalam jumlah
normal yang terus menerus dihasilkan dari sumber-sumber
asamnon-karbonat, tetapi, juga mengubah-ubah kecepatan
sekresinyauntuk mengkompensasi perubahan konsentrasi yang timbul
dari kelainan konsentrasi asam karbonat. Besarnya sekresi
bergantung pada status asam basa pada sel tubulus ginjal dan tidak
dipengaruhi oleh pengaruh hormonal. Proses sekresi berawal di
sel-sel tubulus dengan C yang datang dari 3 sumber yaitu Cyang
berdifusi dari plasma atau dari cairan tubulus atau C yang
diproduksi secara metabolis di dalam sel tubulus. LaluC dan O
membentuk yang akan berdisosiasi membentuk danHC. Suatu pembawa
yang bergantung energi di membran luminal kemudian mengangkut
keluar sel ke dalam lumen tubulus. Di bagian nefron, pembawa ini
mengangkut yang berasal dari filtrat glomerulus ke arah yang
berlawanan. Karena reaksi ini diawali dengan C jadi kecepatannya
bergantung pada konsentrasi C, jika konsentrasi Cmeningkat, maka
reaksi akan berlangsung cepat. Jika konsentrasidi plasma tinggi,
sel-sel tubulus akan berespon dengan mensekresikandalam jumlah yang
lebih untuk disekresikan ke dalam urin, begitu pula sebaliknya.
Ginjal tidak dapat meningkatkan konsentrasi plasma dengan
mereabsorpsiyang sudah difiltrasi karena tidak terdapat mekanisme
tersebut di dalam ginjal.
b. Ekskresi bikarbonat Sebelum dibuang oleh ginjal, yang
dihasilkan dari asam non-karbonat disangga olehHCplasma. Ginjal
mengatur konsentrasi HC plasma melalui 2 mekanisme yaitu :1.
Reabsorpsi HCyang difiltrasi kembali ke plasma Ion bikarbonat tidak
mudah menembus membran luminal sel-sel tubulus ginjal sehingga
tidak dapat difiltrasi dan direabsorpsi secara langsung. Ion
hidrogen yang disekresikan ke luar sel tubulus berikatan dengan
HCyang difiltrasi untuk membentuk C. Lalu di bawah pengaruh
karbonat anhidrase, Ctersebut teruari menjadi O danC. Lalu C masuk
kembali ke dalam sel tubulus karenaC mampu dengan mudah menembus
membran sel tubulus. Di dalam sel, di bawah pengaruh karbonat
anhidrase intrasel, Cbergabung kembali dengan H2O membentuk C yang
akan terurai menjadi danHC. Karena dapat menembus membran
basolateral sel tubulus, HCsecara pasif berdifusi keluar sel masuk
ke dalam plasma kapiler-peritubulus. HCini seolah-olah direabsorpsi
padahal sebenarnya tidak. Dalam keadaan normal, ion hidrogen yang
disekresikan ke dalam lumen tubulus lebih banyak dibandingkan
dengan ion bikarbonat yang difiltrasi. Sehingga semua ion
bikarbonat yang difiltrasi biasanya direabsorpsi karena tersedia di
lumen tubulus untuk berikatan dengannya.2. Penambahan HC yang baru
ke dalam plasma Pada saat semuaHCyang difiltrasi telah direabsorpsi
dan sekresi tambahan telah dihasilkan oleh disosiasi C, HC yang
dihasilkan berdifusi ke dalam plasma sebagaiHC yang baru. Disebut
baru karena kemunculannya di dalam plasma tidak berikatan dengan
reabsorpsiHC yang difiltrasi. Sementara itu, yang dihasilkan
bergabung dengan penyangga fosfat basa dan kemudian dieksresi di
urin.
Selama asidosis, ginjal melakukan kompensasi sebagai berikut :
Meningkatkan sekresi dan ekskresi di urin sehingga kelebihan dapat
dieliminasi dan konsentrasi di plasma menurun. Mereabsorpsi semua
ion bikarbonat yang difiltrasi disertai dengan penambahan ion
bikarbonat baru ke plasma sehingga konsentrasi ion bikarbonat
plasma meningkat. Begitu pula sebaliknya pada alkalosis. c. Sekresi
amonia Terdapat dua penyangga urin yang penting yaitu penyangga
fosfat (yang difiltrasi) dan amonia (NH3) yang disekresi. Dalam
keadaan normal, ion hidrogen yang disekresikan, pertama disangga
oleh sistem penyangga fosfat, yang berada di dalam lumen tubulus
karena kelebihan ingesti fosfat telah difiltrasi tetapi tidak
direabsorpsi. Jika sekresi ion hidrogen meningkat, kapasitas fosfat
urin untuk menyangga akan terlampaui,tetapi ginjal tidak dapat
mengeluarkan lebih banyak fosfat basa, maka semua ion fosfat basa
akan diekskresikan agar berikatan dengan ion hidrogen. Lalu sel-sel
tubulus mensekresikan Nke dalam lumen tubulus setelah penyangga
fosfat urin menjadi jenuh. Lalu, ion Hidrogen akan terus berikatan
dengan N untuk membentuk ion amonium (N) Ion amonium akan keluar
melalui urin setiap ia mengangkut ion hidrogen. Nsengaja disintesis
dari asam amino glutamin (setiap satu molekul glutamin menghasilkan
dua ion Nyang akan dieksresikan melalui urin dan ion bikarbonat
yang akan dikembalikan ke darah) di dalam sel tubulus kemudian
berdifusi mengikuti penurunan gradien konsentrasike dalam lumen
tubulus. Kecepatannya diatur oleh jumlah kelebihan ion hidrogen
yang akan diangkut di urin. Untuk setiap N yang dieksresikan,
dihasilkanHC yang baru untuk ditambahkan ke dalam darah. Sekresi N
selama asidosis berfungsi untuk menyangga kelebihan ion hidrogen di
dalam lumen tubulus, sehingga ion hidrogen dapat disekresikan dalam
jumlah besar ke dalam urin sebelum pH semakin menurun sampai batas
4,5.(Sherwood, 2004)
LI.4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam
BasaLO.4.1 Definisi Gangguan Keseimbangan Asam BasaGangguan
Keseimbangan Asam basaPenyimpangan status asam-basa normal dibagi
menjadi empat kategori umum, bergantung pada sumber dan arah
perubahan abnormal [H+].Kategori-kategori tersebut adalah asidosis
respiratorik, alkalosis respiratorik, asidosis metabolik, dan
asidosis respiratorik.Pemeriksaan gas darah di arteri dapat
menunjukkan kondisi asam basa di dalam tubuh, dengan menggunakan 3
indikator : pH, PaCO2 dan HCO3.1. pH netral di dalam cairan ekstra
seluler : 7,35 7,45 pH < 7,35 : asidosis pH > 7,45:
alkalosis2. PaCO2, merupakan komponen respirasi : normal 35 45 mmHg
PaCO2 > 45 mmHg : asidosis respirasi PaCO2 < 45 mmHg :
alkalosis respirasi3. HCO3, merupakan ginjal atau metabolik :
normal 24 28 mEq/L HCO3 > 28 mmHg : alkalosis metabolik HCO3
< 24 mmHg : asidosis metabolik4. Base Excess, nilai normalnya 2
s/d +2 berkaitan dengan nilai bikarbonat 24 28 mEq/L ( 2 = 24 mEq/L
dan + 2 = 28 mEq/L)
LO. 4.2 Klasifikasi Gangguan Keseimbangan Asam Basa
1. Asidosis MetabolikAsidosis metabolik (kekurangan HC) adalah
gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer kadar
bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH
(peningkatan []). [HC] ECF adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH-nya
kurang dari 7.35.Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai
untuk menurunkan PaCmelalui hiperventilasi sehingga asidosis
metabolik jarang terjadi secara akut.Kadar ion HCnormal adalah
sebesar 24mEq/L dan kadar normal pC adalah 40 mmHg dengan kadar
ion-H sebesar 40 nanomol/L. Penurunan kadar ion-HCsebesar 1 mEq/L
akan diikuti oleh penurunan pCsebesar 1.2 mmHgKompensasi paru
dengan cara hiperventilasi yang menyebabkan penurunan tekanan
parsial C, dapat bersifat lengkap, sebagian atau berlebihan.
Berdasarkan kompensasi ini, asidosis metabolik dapat dibagi menjadi
3 kelompok, yaitu: Asidosis metabolik sederhana (simple atau
compensated metabolic acidosis); penurunan kadar ion- HCsebesar 1
mEq/L diikuti penurunan pC sebesar 1.2 mmHg. Gabungan asidosis
metabolik dengan asidosis respiratorik dapat juga disebut
uncompensated metabolic acidosis; penurunan kadar ion- HC sebesar 1
mEq/L diikuti penurunan pC kurang dari 1.2 mmHg (pC dapat sedikit
lebih rendah atau sama atau lebih tinggi dari normal) Gabungan
asidosis metabolik dengan asidosis respiratorik atau dapat disebut
sebagai partly compensated metabolic acidosis; penurunan kadar ion-
HCsebesar 1 mEq/L diikuti penurunan pC sebesar lebih dari 1.2 mmHg
(pH dapat sedikit rendah atau sama lebih tinggi dari normal)
Ada beberapa jenis asidosis metabolik, diantaranya :1. Asidosis
diabeticTerjadi ketika zat bersifat asam yang disebut keton
menumpuk dalam darah karena diabetes yang tidak terkontrol.
1. Asidosis hiperkloremikDisebabkan oleh kehilangan natrium
bikarbonat terlalu banyak dari tubuh, biasanya karena diare
berat.
1. Asidosis laktitPenumpukan asam laktat yang mungkin disebabkan
oleh alkohol, kanker, olahraga berat, dan lain-lain
1. Asidosis tubulus renalisTerjadi karena adanya penyakit
ginjal
1. Asidosis metabolik akutBiasanya disebabkan oleh produksi
berlebihan suatu asam yang tidak dapat menguap.Pada asidosis
metabolik akut, hiperventilasi umumnya terjadi dan seringkali berat
(pernafasan kussmaul).Namun demikian, biasanya tidak mungkin untuk
mendeteksi peningkatan respirasi melalui penerimaan fisis saja pada
pasien asidosis metabolik kronik, kendatipun ada penurunan PCO2
yang cukup besar.
1. Asidosis metabolik kronikPaling sering disebabkan oleh
gangguan fungsi ginjal.Asidosis metabolik kronik dapat pula tidak
menimbulkan gejala atau mungkin disertai perasaan lesu dan
anoreksia, meskipun biasanya sulit untuk menentukan apakah
gejala-gejala mencerminkan asidosis itu sendiri, atau berkaitan
dengan penyakit yang mendasarinya.
2. Asidosis Repiratorik Asidosis Respiratorik adalah akibat dari
retensi abnormal CO2 karena hipoventilasi. Karena CO2 yang keluar
dari paru lebih sedikit daripada normal maka peningkatan
pembentukan dan penguraian H2CO3 yang terjadi menyebabkan
peningkatan [H+].3. Alkalosis metabolik Alkalosis metabolik
(kelebihan HCO3-) adalah suatu gangguan sistemik yang dicirikan
dengan adanya peningkatan primer kadar HCO3- plasma, sehingga
menyebabkan peningkatan pH (penurunan [H+]. [HCO3-] ECF lebih besar
dari 26 mEq/L dan pH lebih besar dari 7.45.Alkalosis metabolik
sering disertai dengan berkurangnya volume ECF dan hipokalemia.4.
Alkalosis respiratorik Alkalosis Respiratorik adalah pengeluaran
berlebihan CO2 dari tubuh akibat hiperventilasi. Jika ventilasi
paru meningkat melebihi laju produksi CO2 maka CO2 yang keluar akan
terlalu banyak. Akibatnya H2CO3 yang terbentuk berkurang dan [H+]
menurun.
LO. 4.3 Etiologi, Manifestasi Klinik, Tatalaksa Gangguan
Keseimbangan Asam Basa5. Asidosis metabolik
1.1. EtiologiAsidosis metabolik ini merupakan jenis gangguan
asam-basa yang sering terjadi. Penyebab umunya yaitu berupa : Diare
beratPada keadaan normal, getah pencernaan kaya asam bikarbonat ini
biasanya di sekresikan ke dalam saluran cerna dan kemudia di serap
kembali ke dalam plasma ketika pencernaan selesai.Tetapi saat
diare, asam bikarbonat ini hilang dari tubuh dan tidak
direabsorpsi, karena bikarbonatnya berkurang maka bikarbonat yang
tersedia untuk mendapar ion hidrogen berkurang sehinnga lebih
banyak ion hidrogen bebas yang ada di cairan tubuh. Diabetes
melitusKelainan metabolisme lemak akibat ketidak sel menggunakan
glukosa karena kurangnya efek insulin menyebabkan pembentukan asam
keto secara berlebihan. Penguraian asam keto ini akan meningkatkan
hidrogen plasma. Olahraga beratKetika otot mengandalkan glikolisis
anaerob sewaktu olah raga berat, terjadi peningkatan produksi asam
laktat, yang meningkatkan hidrogen plasma. Asidosis urenikPada
gagal ginjal berat (uremia), ginjal tidak dapat menyingkirkan
bahkan hidrogen dalam jumlah normal yang dihasilkan dari asam-asam
nonkarbonat dari proses-proses metabolik sehingga hidrogen mulai
menumpuk di cairan tubuh.Gagal ginjal jga dapat menahan bikarbonat
dalam jumlah memadai untuk menyangga beban asam yang normal.(
Sherwood, 2012)
Anion-gap dalam plasmaDalam keadaan normal, jumlah anion dan
kation di dalam tubuh adalah sama besar. Selisih antara Na dengan
HNO3 dan Cl atau selisih dari anion lain dan kation lain di sebut
sebagai anion-gap. Pada kelompok pembentukan asam organik yang
berlebihan sebagai penyebab asidosis metabolik, besar anion-gap
akan meningkat oleh karena adanya penambahan anion lain yang
berasal dari asam organik antara lain asam hidroksi butirat pada
ketoadosis diabetik, asam laktat pada asidosis laktat, asam
salisilat pada intoksikasi salisilat. Jumlah normal anion-gap dalam
plasma 123 meq.
Anion-gap dalam plasma [Na+] [Cl-] + [HCO3]
Asidosis metabolik dengan anion-gap yang normal selalu disertai
dengan peningkatan ion-Cl dalam plasma sehingga disebut juga
sebagai asidosis metabolik hiperkloremik.Anion-gap dalam urin Pada
keadaan asidosis metabolik dengan anion gap normal, ion Cl yang
berlebihan akan di sekresikan oleh sel interkaled duktus
kolingentes bersama dengan sekresi ion H+. Terganggu atau normalnya
ekskresi ion NH3 dalam bentuk NH4Cl dapat dinilai dengan menghitung
anion gap di dalam urin.
Anion-gap dalam urin [Na- urin + K-urin] [Cl-urin]
Bila hasilnya positif, terdapat gangguan pada ekskresi ion-NH3
sehingga NH4Cl tidak terbentuk akibat adanya gangguan sekresi ion
H+ di tubulus distal misalnya pada renal tubular asidosis. Hasil
yang negatif, menunjukkan keadaan asidosis metabolik anion-gap
normal dimana ekskresi ion Cl dalam bentuk NH4Cl sebanding dengan
sekresi ion H+ di tubulus distal yang terjadi akibat adanya
asidosis metabolik, misalnya pada keadaan diare. (Sudoyo,ddk,
2009)
Selisih Anion Normal (Hiperkloremik)Selisih Anion Meningkat
Kehilangan Bikarbonat Kehilangan melalui saluran cerna: Diare
lleostomi; fistula pancreas, biliaris, atau usus halusKehilangan
melalui ginjal: Asidosis tubulus proksimal ginjal (RTA) Inhibitor
karbonik anhidrase HipoaldosteronismePeningkatan beban asam
Ammonium klorida Cairan-cairan hiperalimentasiPemberian IV larutan
salin secara cepat
Peningkatan produksi asam Asidosis laktat: laktat (perfusi
jaringan atau oksigenasi yang tidak memadai seperti pada syok atau
henti kardiopulmor) Ketoasidosis metabolik Kelaparan : peningkatan
asam-asam keto Intoksilasi alcohol : peningkatan asam-asam
ketoMenelan substansi toksik Overdosis salisilat : salisilat,
laktat, keton Metanol atau formaldehid: formatGagal ginjal akut
atau kronis
1.2. GejalaGejala yang timbul pada penderita asidosis metabolik
berupa : Asidosis metabolik ringan tidak timbul gejala. Namun
penderita biasanya merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan
menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat. Untuk asidosis
metabolik yang memburuk, penderita mulai merasakan kelelahan yang
luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.
Tekanan darah pun dapat menurun dan dapat mengakibatkan syok, koma
dan kematian apabila kondisi asidosis metaboliknya semakin
memburuk.
1.3. PengobatanPenanganan untuk asidosis metabolik ini dapat
dicegah tergantung dengan penyebab dan keparahan asidosis metabolik
itu.Contohnya seperti pada gagal ginjal kronik, apabila asidosis
metabolik yang terjadi itu ringan atau sedang maka tidak perlu
dilakukan penanganan atau pengobatan. Namun apabila kadar
bikarbonat plasma turun hingga dibawah 15 mmol/L, logis untuk
melakukan pegobatan dengan pemberian basa oral, seperti natrium
bikarbonat atau natrium sitrat. Ketoasidosis diabetik respon
terhadap pemberian insulin, dan kebanyakan pasien tidak memerlukan
pemberian basa.Tetapi, apabila asidosis sangat berat, pemberian
basa perl dibenarkan.Pada asidosis laktat, jika gangguan dasarnya
dapat diatasi, asidosis akan terkoreksi oleh metabolisme laktat
yang menghasilkan bikarbonat. Karena asidosis laktat biasanya
menyertai gagal pernafasan atau sirkulasi yang berat, sehingga
angka mortalitasnya (kematiannya) tinggi.Asidosis karena diare atau
kehilangan basa akibat sekresi bagian atas, biasanya disertai
kehilangan volume dan defisiensi kalium (hipokalemia).Dengan ada
hubungannya dengan gangguan elektrolit ini, mungkin diperlukan
pemberian infus intravena yang sesuai dengan kelainan pasien yang
spesifik.(Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam by Harrison)
1.4. PencegahanPencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya Asidosis karena diare yatu dengan cara mencegah
terjadinya diare seperti mencuci tangan dengan sabun, menjauhi
makanan yang mungkin sudah terkontaminasi (seperti makanan di
pinggir jalan yang sudah terkena udara tidak sehat disekitarnya
atau makanan yang tidak steril), penyediaan air bersih, menjaga
tubuh agar tidak terjadi gizi buruk, dan juga imunisasi untuk
anak-anak.
2. Alkalosis metabolik 2.1Etiologi muntah. Pengeluaran abnormal
H+ dari tubuh akibat hilangnya getah lambung. H+ menurun dan tidak
ladi terjadi reabsorbsi H+ untuk menetralkan [HCO3] plasma ingesti
obat alkali misalnya soda kue [NaHCO3] sebagai terapi hiperasiditas
lambung, jika berlebihan maka kelebihan HCO3 akan diserap dan
menimbulkan kelebihan [HCO3] plasma 2.2Gejala Pernapasan lambat
merupakan gejala utama dari alkalosis metabolik. Pernapasan lambat
berpotensi menyebabkan Apnea, yaitu tidak bernapas sama sekali
untuk interval waktu tertentu.Kondisi ini memicu perubahan warna
pada kulit sehingga menjadi kebiruan atau keunguan.Detak jantung
juga akan berlangsung lebih cepat yang disertai penurunan tekanan
darah.Gejala lain alkalosis metabolik meliputi mati rasa dan
kesemutan, berkedut, kejang otot, mual, muntah, dan diare.Penderita
juga mengalami kebingungan dan pusing, sedang pada kasus berat
mengakibatkan koma dan kejang.
2.3 PengobatanPengobatan alkalosis metabolik akan tergantung
dari penyebabnya.Pengobatan terutama ditujukan untuk mengembalikan
keseimbangan pH dalam tubuh. Untuk itu, tubuh harus terhidrasi
dengan baik terlebih dahulu.
2.4 Kompensasi system dapar kimiawi segera membebaskan H+
ventilasi berkurang sehingga CO2 penghasil H+ tertahan dicairan
tubuh jika keadaan menetap beberapa hari maka ginjal akan menahan
H+ dan mengekskresikan lebih banyak HCO3 di urin
3. Asidosis respiratorik 3.1 Etiologi
Penyakit paru, depresi pusat pernafasan oleh obat atau penyakit,
gangguan syaraf atau otot yang mengurangi kemampuan bernapas dan
menahan napas.Pada asidosis respiratorik tidak terkompensasi CO2
meningkat dimana HCO3- normal, sehingga rasio menjadi 20/2 dan pH
berkurang.Obesitas berat sehingga membuat seseorang kesulitan
bernapas
3.2 GejalaGejala-gejala asidosis meliputi kebingungan, lesu,
sesak napas, mengantuk, dan mudah lelah.Beberapa gejala lain
termasuk kulit hangat, hipertensi paru, denyut jantung tidak
teratur, refleks tendon berkurang, batuk, mengi, mudah marah,
3.3 Pengobatan Pengobatan masalah ini harus difokuskan pada akar
penyebab yang mendasarinya.Untuk asidosis respiratorik yang dipicu
oleh penyakit paru-paru, pengobatan akan mencakup obat
broncho-dilator untuk memperbaiki ganggaun jalan napas.
3.4 KompensasiTindakan kompensasi untuk memulihkan pH ke kadar
normal dapar kimiawi segera menyerap kelebihan H+ mekanisme
pernafasan biasanya tidak dapat berespons dengan meningkatkan
ventilasi karena masalah respirasi menjadi penyebab ginjal menahan
HCO3 yang difiltrasi dan menambahkan HCO3 baru ke plasma dan
sembari bersamaan mensekresi dan mengekskresi banyak H+.
4. Alkalosis respiratorik 4.1 Etiologi Demam, rasa cemas,
keracunan aspirin yang merangsang ventilasi berlebih.Terjadi juga
karena mekanisme fisiologik di tempat yang tinggi, konsentrasi O2
rendah dalam arteri darah merangsang perolehan O2 dan pengeluaran
CO2 berlebih.
4.2 Gejala Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa
cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan
wajah.Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan
penurunan kesadaran.
4.4Pengobatan Memperlambat pernapasan. Jika penyebabnya adalah
kecemasan, memperlambat pernapasan .Jika penyebabnya adalah rasa
nyeri, diberikan obat pereda nyeri.Menghembuskan napas dalam
kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan
kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali
karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah
mengajarkan penderita untuk menahan napasnya selama mungkin,
kemudian menarik napas dangkal dan menahan kembali napasnya selama
mungkin.Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak
6-10 kali.
4.5 Kompensasi dapar kimiawi segera membebaskan H+ saat CO2 dan
H+ plasma menurun akibat ventilasi berlebihan,dua dari perangsang
kuat untuk mendorong ventilasi lenyap. Efek ini cenderung mengerem
dorongan yang ditimbulkan oleh faktor nonrespirasi ginjal menahan
H+ dan mengekskresi HCO3- lebih banyak.
Daf tar Pustaka
Price, Sylvia Anderson (2006), Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit edisi6,ab. Huriawati Hartanto, Jakarta,
EGC.Sherwood, Lauralee (2012), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem
edisi 6, Jakarta, EGC.Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi
(2009),Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.5, Jakarta, Interna
Publishing.Sukmariah M, Karmiati A (1990), Kimia Kedokteran edisi
2, Binarupa Aksara, Jakarta.Ganong, WF, (2007),Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran edisi 21,ab. M. Djauhari Widjajakusumah, Jakarta,
EGC.Saifuddin, M, dkk.(2008), Gangguan Kesimbangan air-elektrolit
dan asam-basa edisi II. Jakarta, FKUI.Guyton,Arthur c, dkk. (2008),
Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta,
EGC(http//medicastore.com/diambil pada selasa, 25Febuary
2010)(http//belajarkimia.com/oleh Harthadinajha, diambil pada
selasa, 25Febuary 2010)(http
//chem-is-try.org/pengukurankeasaaman/oleh Jim Clark/diambil pada
selasa, 25Febuary 2012)