PBL Langkah 3 Skenario 2 Semester 2 Blok
WRAP UP SKENARIO 3BLOK INFEKSI PENYAKIT TROPIKMENGGIGIL DISERTAI
DEMAM
Kelompok: A13Ketua: Aisyah Khairina
Prashmahita1102014010Sekretaris: Fitria Rizki1102014108Anggota: Ain
Fitrah Aulia Nur1102014008 Alya Nadhira1102014015 Annisa Fitri
Bumantari1102014032Azizah Fitriayu Andyra1102014055Desya Billa
Kusuma Anindhira 1102014070 Humaerah1102014122 Indira Catur
Paramita1102014131 Juwita Kartika1102014139
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSIJalan Letjen Suprapto,
Cempaka Putih, Jakarta 10510Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21.
424457
Daftar IsiDaftar Isi 2Skenario 3Penentuan Kata-Kata Sulit
4Pertanyaan 4Jawaban 4Hipotesis 5Sasaran Belajar 6LI. 1. Memahami
dan Menjelaskan Plasmodium 7LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan
Definisi Plasmodium 7LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Morfologi
Plasmodium 7LO. 1.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi
Plasmodium 9LO. 1.4. Memahami dan Menjelaskan Siklus Hidup
Plasmodium 9LI. 2. Memahami dan dan Menjelaskan Malaria14LO. 2.1.
Memahami dan Menjelaskan Definisi Malaria14 LO. 2.2. Memahami dan
Menjelaskan Etiologi Malaria14 LO. 2.3. Memahami dan Menjelaskan
Epidemiologi Malaria14LO. 2.4. Memahami dan Menjelaskan Patogenesis
dan Patofisiologi Malaria.................16LO. 2.5. Memahami dan
Menjelaskan Manifestasi Klinis
Malaria...................................16LO. 2.6. Memahami dan
Menjelaskan Diagnosis
Malaria................................................17LO. 2.7.
Memahami dan Menjelaskan Komplikasi
Malaria..............................................17LO. 2.8.
Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan
Malaria.....................................19LO. 2.9. Memahami dan
Menjelaskan Pencegahan
Malaria.............................................19LI. 3.
Memahami dan Menjelaskan Vektor Penyebab Malaria20LO. 3.1. Memahami
dan Menjelaskan Morfologi, Klasifikasi, Tempat Perindukan,Perilaku
Hidup Vektor Penyebab Malaria21LO. 3.5. Memahami dan Menjelaskan
Cara Pemberantasan Vektor Penyebab Malaria21LI. 4. Memahami dan
Menjelaskan Farmako Obat Anti Malaria23LO. 4.1. Memahami dan
Menjelaskan Penggolongan, Farmakokinetik, Farmakodinamik, Efek
Samping, Dosis, dan kontraindikasi Obat Anti
Malaria........................23
Daftar pustaka24
LANGKAH 1
1) Skenario 3
Menggigil disertai DemamTn C, laki-laki, 35 tahun datang ke
Poliklinik dengan keluhan utama demam sejak satu minggu lalu. Demam
dirasakan setiap dua hari sekali. Setiap kali demam didahului
menggigil dan diakhiri berkeringat. Setelah demam dapat pulih
seperti biasa. Pasien baru kembali dan melakuan studi lapangan di
Sumatera Selatan selama dua minggu. Setelah melakukan pemeriksaan
sediaan hapus darah tepi, dokter mengatakan pasien terinfeksi
Plasmodium vivax
2) Kata Sulit Mengigil: Mekanisme pertahanan tubuh alami untuk
menjaga tubuh agar tetap hangat, dan gemetar karena kedinginan.
Plasmodium Vivax: Spesies Plasmodium yang menyebabkan Malaria Vivax
yang ditandai dengan Trofozoit yang memiliki aktivitas amoeboid dan
bentuk irregular dan terlihat bintik-bintik Schuffner dalam sel-sel
darah merah yang dihinggapi parasit tersebut, dan ditularkan
melalui nyamuk Anopheles betina. Pemeriksaan Sediaan Hapus Darah
Tepi: Menilai bentuk sel-sel darah, leukosit,trombosit,dan mencari
adanya parasit, dengan menggunakan pewarnaan Giemsa/wright, untuk
menunjukkan morfologi parasit.3) Pertanyaan 1. Apa saja klasifikasi
Plasmodium?2. Mengapa polda demam P.Vivax dirasakan 2 hari
sekali?3. Bagaimana cara penularan antr manusia?4. Mengapa
dilakukan Pemeriksaan darah tepi?5. Bagian darah yang di ambil pada
sediaan darah hapus darah tepi?6. Manifestasi Klinis Malaria?7.
Tatalaksana serta Pencegahan?
4) Jawaban 1. A. Plasmodium Vivax : Menyebabkan Malaria
TersianaB. Plasmodium falciparum : Menyebabka Malaria TropicaC.
Plasmodium Malariae : Menyebabkan Malaria KuartanaD. Plasmodium
ovale : Menyebabkan Malaria Ovale
2. Sel darah melah akan menglami lisis selama 2x24 jam, kemudian
Penderita malaria akan mengalami demam.3. 1. Lewat tali pusar ( Ibu
ke Calon anak)2. Transfusi Darah4. A. Tipis : Fiksasi, eritrosit
menempel di kaa objek, sehingga morfologi parasit lebih jelas.B.
Tebal : Hanya bisa dilihat gram +/-. Dan morfologi parasit tidak
jelas.6. Darah arteri7. A. Demam C. Anemia B. Splenomegali
9. a. Tatalaksana : 1. Farmasi : Klorokuin, Primakuin, Kina b.
Pencegahan : 4m, Memakai lotion, Memakai Kelambu
HIPOTESA
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang
mengandung parasit Plasmodium. Gejala malaria antara lain demam,
menggigil, dan keringat dingin. Diagnosa malaria dapat dilakukakn
dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (
Laboratorium berupa pemeriksaan sediaan apus darah). Tatalaksana
dengan cara diberi klorokuin atau primakuin atau kina. Pencegahan
malaria dapat dilakukan dengan 4M dan insektisida.
SASARAN BELAJAR
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Plasmodium 7LO. 1.1. Memahami
dan Menjelaskan Definisi Plasmodium 7LO. 1.2. Memahami dan
Menjelaskan Morfologi Plasmodium 7LO. 1.3. Memahami dan Menjelaskan
Klasifikasi Plasmodium 11LO. 1.4. Memahami dan Menjelaskan Siklus
Hidup Plasmodium 12LI. 2. Memahami dan dan Menjelaskan Malaria12LO.
2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Malaria12 LO. 2.2. Memahami
dan Menjelaskan Etiologi Malaria12 LO. 2.3. Memahami dan
Menjelaskan Epidemiologi Malaria13LO. 2.4. Memahami dan Menjelaskan
Patogenesis dan Patofisiologi Malaria.................13LO. 2.5.
Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis
Malaria...................................13LO. 2.6. Memahami dan
Menjelaskan Diagnosis
Malaria................................................13LO. 2.7.
Memahami dan Menjelaskan Komplikasi
Malaria..............................................13LO. 2.8.
Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan
Malaria.....................................13LO. 2.9. Memahami dan
Menjelaskan Pencegahan
Malaria.............................................13LI. 3.
Memahami dan Menjelaskan Vektor Penyebab Malaria14LO. 3.1. Memahami
dan Menjelaskan Morfologi, Klasifikasi, Tempat Perindukan dan
Perilaku Hidup Vektor Penyebab Malaria14LO. 3.5. Memahami dan
Menjelaskan Cara Pemberantasan Vektor Penyebab Malaria19LI. 4.
Memahami dan Menjelaskan Farmako Obat Anti Malaria14LO. 4.1.
Memahami dan Menjelaskan Penggolongan,
Farmakokinetik,Farmakodinamik, Efek Samping,Dosis dan
Kontraindikasi obat Anti Malaria14LO. 4.7. Memahami dan Menjelaskan
Kempoprofilaksis Obat Anti Malaria14
LI.1. Memahami dan Menjelaskan PlasmodiumLO.1.1. Memahami dan
Menjelaskan Definisi PlasmodiumPenyakit malaria adalah penyakit
yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk
golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk
Anopheles. Seseorang dapat terinfeksi lebih dari satu jenis
Plasmodium dikenal sebagai infeksi campuran atau majemuk (mixed
infection).
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Morfologi PlasmodiumPlasmodium
Vivax
1. Stadium trofozoit muda (Ring form): -Bentuk cincin (besarnya
1/3 eritrosit)- Eritrosit membesar-Titik Schuffner mulai tampak1.
Stadium trofozoit tua (Mature ring) :- Bentuk amoeboid (masih
terdapat vakuol)- Eritrosit membesar- Titik schuffner jelas1.
Stadium skizon muda (Early schizont) : - Inti membelah,jumlah 4-8-
Eritrosit membesar-Titik schuffner jelas1. Stadium skizon matang
(Mature schizont): - Jumlah inti 12-24- Pigmen kuning tengguli
berkumpul- Eritrosit membesar- Titik schuffner masih tampak di
pinggir eritrosit.1. Stadium Makrogametosit (female gametosit):-
Inti kecil padat,merah- Pigmen di sekitar inti- Protoplasma biru-
Eritrosit membesar- Titik schuffner masih tampak di pinggir1.
Stadium mikrogametosit (Male gametosit): - Inti besar,tidak
padat,pucat- Pigmen tersebar- Protoplasma biru kemerahan pucat-
Eritrosit membesar- Titik schuffner masih tampak di pinggir
Plasmodium Falciparum
1. Stadium trofozoit muda bentuk cincin(ring form) : - Eritrosit
tidak membesar-Titik Maurer- Cincin agak besar- Sitoplasma lebih
tebal bentuk accole -Eritrosit tidak membesar-parasit di tepi
eritrosit, seperti melekat pada eritrosit infeksi multipel
-Eritrosit tidak membesar-Parasit : halus, bentuk cincin-Tampak
lebih dari sautu parasite dalam sebuah eritrosit1. Stadium skizon
muda (Early schizont) : - Inti membelah,jumlah 2-6- Eritrosit tidak
membesar- Pigmen menggumpal dan berwarna hitam1. Stadium skizon
matang (Mature schizont):-Eritrosit tidak membesar-Parasit :
biasanya tidak mengisi seluruh eritrosit (2/3 eritrosit),pigmen
menggumpal (warna hitam)- Jumlah inti 8-241. Stadium Makrogametosit
(female gametosit): -Eritrosit tidak membesar-Parasit: bentuk
seperti pisang,lonjong-Plasma biru-Inti padat, kecil-pigmen di
sekitar inti1. Stadium mikrogametosit (Male gametosit): -Eritrosit
tidak membesar-Parasit : seperti sosis-Pigmen tersebar-Plasma
pucat, merah muda-Inti tidak padat
Plasmodium Malariae
1. Stadium trofozoit muda (early band form) : -Bentuk cincin
(besarnya 1/3 eritrosit)-Eritrosit tidak membesar-Sitoplasma lebih
tebal,gelap (pulasan giemsa)-Tampak titik-titik ziemann1. Stadium
trofozoit tua (band form): -Membulat,besarnya kira-kira
eritrosit-Dapat melintang sepanjang sel darah merah-Berbentuk pita
-Pigmen kasar,gelap,dan besar1. Stadium skizon muda (early skizon):
- Membagi inti1. Stadium skizon matang (Mature skizon):-Rata-rata
berisi 8 buah merozoit-Mengisi hampir seluruh eritrosit-Merozoit
mempunyai bentuk yang teratur seperti bunga DAISY atau ROSETTE1.
Stadium makrogametosit (female gametosit):-Sitoplasma berwarna biru
tua-Inti kecil dan padat1. Stadium mikrogametosit (Male gametosit)
:-Sitoplasma berinti kecil dan padat- Sitoplasma berwarna biru
pucat-Inti difus-Lebih besar intinya-Pigmen tersebar di
sitoplasma-Pigmen berbentuk granula kasar,berwarna tengguli tua dan
tersebar di tepi (pada ookista)
Plasmodium Ovale
1. Stadium Trofozoit muda (Young ring) :- Ukurannya 1/3
eritrosit-Titik schuffner atau james terbentuk dini dan tampak
jelas.-Bentuknya bulat-Kompak dengan granula pigmen yang lebih
kasar-Eritrosit agak membesar,berbentuk oval (lonjong)-Pinggir
eritrosit bergerigi,salh satu ujung dengan titik james menjadi
lebih banyak1. Stadium skizon :- Bulat- Saat skizon matang :
mengandung 8-10 merozoit yang letaknya teratur di tepi mengelilingi
granula pigmen yang berkelompok di tengah.1. Stadium makrogametosit
(female gametosit):-Bentuknya bulat-Inti kecil,kompak-Sitoplasma
biru1. Stadium mikrogametosit (male gametosit) :-Inti
difus-Sitoplasma pucat kemerahan- Bentuknya bulat-Pigmen berwarna
coklat/tengguli tua,granula granula kasar,berwarna tengguli tua dan
tersebar di tepi
LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi PlasmodiumTerdapat
4 spesies Plasmodium penyebab penyakit malaria, yaitu :a.
Plasmodium vivaxme nyebabkan penyakit malaria vivaks/ malaria
tertian/malaria tertian benignab. Plasmodium falciparum menyebabkan
penyakit malaria falsiparum/malaria tertian maligna/malaria
subtertiana/malaria pernisiosac. Plasmodium malariae menyebabkan
penyakit malaria malariae/malaria kuartanad. Plasmodium ovale
menyebabkan penyakit malaria ovale/malaria tertianaPlasmodium
falciparumPlasmodium vivaxPlasmodium ovalePlasmodium malariae
Daur praeritrosit5,5 hari8 hari9 hari10-15 hari
Hipnozoit- -
Jumlah merozoit hati40.00010.00015.00015.000
Skizon hati60 mikron45 mikron70 mikron55 mikron
Daur erotrosit48 jam48 jam50 jam72 jam
Eritrosit yang dihinggapiMuda dan normositRetikulosit &
normositRetikulosit & normosit mudaNormosit
Pembesaran eritrosit-+++-
Titik-titik eritrositMaurerSchuffnerSchuffner(James)Ziemann
Siklus aseksual48 jam48 jam48 jam72 jam
PigmenHitamKuning tengguliTengguli tuaTengguli hitam
Jumlah merozoit eritrosit8-2412-188-108
Daur dalam nyamuk pada 27C10 hari8-9 hari12-14 hari26-28
hari
Keterangan : = ada stadium hipnozoit pada siklus hidupnya+ =
eritrosit agak besar+ + = eritrosit sangat besar
LO.1.4. Memahami dan Menjelaskan Siklus Hidup Plasmodium
Gambar 1.1. Siklus hidup Plasmodium sp.
Dalam siklus hidupnya plasmodium peneyebab malaria mempunyai dua
hospes yaitu pada manusia dan nyamuk. Siklus aseksual plasmodium
yang berlangsung pada manusia disebut skizogoni dan siklus seksual
plasmodium yang membentuk sporozoit didalam nyamuk disebut
sporogoni.1. Fase seksual eksogen (sporogoni) dalam tubuh nyamuk.2.
Fase aseksual (skizogoni) dalam tubuh hospes perantara/manusiaa.
daur dalam darah (skizogoni eritrosit)b. daur dalam sel parenkim
hati/stadium jaringan (skizogoni ekso-eritrosit).
Siklus Hidup Plasmodium, Siklus aseksualSporozoit infeksius dari
kelenjar ludah nyamuk anopheles betina dimasukkan kedalam darah
manusia melalui tusukan nyamuk tersebut. Dalam waktu tiga puluh
menit jasad tersebut memasuki sel-sel parenkim hati dan dimulai
stadium eksoeritrositik dari pada daur hidupnya. Didalam sel hati
parasit tumbuh menjadi skizon dan berkembang menjadi merozoit
(10.000-30.000 merozoit, tergantung spesiesnya) . Sel hati yang
mengandung parasit pecah dan merozoit keluar dengan bebas, sebagian
di fagosit. Oleh karena prosesnya terjadi sebelum memasuki
eritrosit maka disebut stadium preeritrositik atau eksoeritrositik
yang berlangsung selama 2 minggu. Pada P. Vivax dan Ovale, sebagian
tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada
yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit dapat
tinggal didalam hati sampai bertahun-tahunSiklus eritrositik
dimulai saat merozoit memasuki sel-sel darah merah. Parasit tampak
sebagai kromatin kecil, dikelilingi oleh sitoplasma yang membesar,
bentuk tidak teratur dan mulai membentuk tropozoit, tropozoit
berkembang menjadi skizon muda, kemudian berkembang menjadi skizon
matang dan membelah banyak menjadi merozoit. Dengan selesainya
pembelahan tersebut sel darah merah pecah dan merozoit, pigmen dan
sisa sel keluar dan memasuki plasma darah. Parasit memasuki sel
darah merah lainnya untuk mengulangi siklus skizogoni. Beberapa
merozoit memasuki eritrosit dan membentuk skizon dan lainnya
membentuk gametosit yaitu bentuk seksual (gametosit jantan dan
betina) setelah melalui 2-3 siklus skizogoni darah.Siklus Hidup
Plasmodium, Siklus seksualTerjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk
anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit.
Gametosit yang bersama darah tidak dicerna. Pada makrogamet
(jantan) kromatin membagi menjadi 6-8 inti yang bergerak kepinggir
parasit. Dipinggir ini beberapa filamen dibentuk seperti cambuk dan
bergerak aktif disebut mikrogamet. Pembuahan terjadi karena
masuknya mikrogamet kedalam makrogamet untuk membentuk zigot. Zigot
berubah bentuk seperti cacing pendek disebut ookinet yang dapat
menembus lapisan epitel dan membran basal dinding lambung. Ditempat
ini ookinet membesar dan disebut ookista. Didalam ookista dibentuk
ribuan sporozoit dan beberapa sporozoit menembus kelenjar nyamuk
dan bila nyamuk menggigit/ menusuk manusia maka sporozoit masuk
kedalam darah dan mulailah siklus pre eritrositik.
LI.2. Memahami dan Menjelaskan Malaria
LO.2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi MalariaMalaria adalah
penyakit demam infeksi yang endemik di banyak daerah beriklim
hangat di dunia, disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium, yang
merupakan parasit pada sel darah merah; malaria ditularkan oleh
nyamuk Anopheles dan ditandai dengan adanya serangan menggigil,
demam, dan berkeringat, yang terjadi dalam interval yang bergantung
pada waktu yang diperlukan untuk berkembangnya generasi baru
parasit didalam tubuh. (Dorland,2011)LO.2.2. Memahami dan
Menjelaskan Etiologi MalariaMalaria disebabkan oleh parasit
sporozoa Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Amopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk mengigit pada
waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis nyamuk puncak
gigitannya adalah tengah malam sampai fajar. Selain melalui gigitan
nyamuk, malaria dapat menjangkiti orang lain melalui bawaan lahir
dari ibu ke anak, yang disebabkan pada kelainan sawar plasenta yang
menghalangi penularan infeksi vertikal. Metode penularan lainnya
adalah dengan jarum suntik misalnya ketika transfusi darah dan
parasit langsung memasuki siklus eritrositer.
(Widoyono,2011)LO.2.3. Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi
Malaria Epidemiologi malaria ialah ilmu yang mempelajari
factor-faktor yang menentukan distribusi malaria pada masyarakat
dan memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk menanggulangi penyakit
tersebut.Pada pidato Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada
Peringatan Hari Malaria Sedunia Ke-2 Pada tanggal 25 April 2009 :
Sampai tahun 2007, 80% Kabupaten/Kota di Indonesia masih endemis
malaria. Jumlah kasus yang dilaporkan pada tahun 2008 sebanyak
1.624.930 orang.jumlah ini mungkin lebih besar dari keadaan yang
sebenarnya karena lokasi yang endemis malaria adalah desa-desa yang
terpencil dengan sarana transportasi yang sulit dan akses pelayanan
kesehatan masih rendah. Menurut perhitungan para ahli ekonomi
kesehatan dengan jumlah kasus tersebut sudah dapat menimbulkan
kerugian sebesar 3,3 triliun rupiah. Di Indonesia sampai saat ini
penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah
Indonesia bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat
campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak
endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi
letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar
biasa ini menyebabkan insiden rate penyakit malaria masih tinggi di
daerah tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih
tergolong berisiko malaria serta sering mengalami kejadian luar
biasa (KLB). Ini bisa dilihat dari jumlah penderita malaria pada
dua tahun terakhir; pada tahun 2006 terdapat sekitar dua juta kasus
malaria klinis, sedangkan tahun 2007 menjadi 1,7 juta kasus. Jumlah
penderita positif malaria (hasil pemeriksaan mikroskop) tahun 2006
sekitar 350 ribu kesakitan dan tahun 2007 sekitar 311 ribu
kesakitan. Daerah endemis malaria tinggi, sebagian besar berada di
wilayah timur Indonesia, yang umumnya merupakan daerah terpencil
dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan yang kurang
baik serta transportasi dan komunikasi yang relatif sulit;
sedangkan di Pulau Jawa dan Bali, malaria berada pada
kantong-kantong di daerah pantai dan pegunungan.
LO.2.4. Memahami dan Menjelaskan Patogenesis dan Patofisiologis
MalariaPatogenesis malaria berat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu
pejamu (host), agen (agent),dan lingkungan (environment). Dari sisi
agen, parasit malaria, protein Pf EMP-1 (Plasmodium falciparum
erythrocyte membrane protein-1) diduga berperan penting dalam
patogenesis malaria. Protein tersebut diekspresikan pada eritrosit
yang terinfeksi parasit. Protein ini berperan dalamproses
cytoadherens yaitu sekuestrasi di mikrosirkulasi, rosseting, dan
aggregasi eritrosit terinfeksi dengan trombosit. Proses-proses
tersebut mengakibatkan obstruksi mikrosirkulasi yang kemudian
mengakibatkan gangguan fungsi organ. Dari sisi pejamu, yang
berperan dalam patogenesis adalah sitokin pro-inflamasi (TNF- dan
IFN-). Sitokin itu secara tidak langsung menghambat perkembangan
parasit. Akan tetapi, tingginya sitokin dalam suatu organ akan
mengganggu fungsi organ tersebut, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan cara meningkatkan ekspresi dari molekul adhesi
sehingga memacu proses cytoadherens seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.Manusia : Pada waktu nyamuk anopheles infektif mengisap
darah manusia, sporozoit berada dikelenjar liur nyamuk akan masuk
kedalam peredaran darah manusia selama setengahjam. Setelah itu
akan masuk kedalam sel hati dan menjadi tropozoit hati.Demam :
Mulai timbul saat pecahnya skizon darah yang mengeluarkan
bermacam-macam antigen. Antigen akan merangsang makrofag, monosit,
atau limfosit yang mengeluarkan berbagai sitokin (al: tumor
nekrosis faktor TNF). TNF akan di bawa ke hipotalamus (pusat
pengatur suhu) dan terjadi demamPatofisiologi malaria sangat
kompleks dan mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:1.
Penghancuran eritrosit yang terjadi oleh karena :-Pecahnya
eritrosit yang mengandung parasit-Fagositosis eritrosit yang
mengandung dan tidak mengandung parasitAkibatnya terjadi anemia dan
anoksia jaringan dan hemolisis intravaskuler2. Pelepasan mediator
Endotoksin-makrofagPada proses skizoni yang melepaskan endotoksin,
makrofag melepaskan berbagai mediator endotoksin.3. Pelepasan
TNFMerupakan suatu monokin yang dilepas oleh adanya parasit
malaria. TNF ini bertanggung jawab terhadap demam, hipoglikemia,
ARDS.4. Sekuetrasi eritrositEritrosit yang terinfeksi dapat
membentuk knob di permukaannya. Knob ini mengandung antigen malaria
yang kemudian akan bereaksi dengan antibody. Eritrosit yang
terinfeksi akan menempel pada endotel kapiler alat dalam dan
membentuk gumpalan sehingga terjadi bendungan.
LO.2.5. Memahami dan Menjelaskan Manifestaski Klinis Malaria1.
Demam Demam Periodik, berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang
(sporulasi): P. vivax, P. ovaledan P. falciparum: 3 hari sekali. P.
malariae: 4 hari sekali. Stadium Demam: Rigoris (Mengigil): (15 mnt
- 1 jam) Akme (Puncak Panas): (2 - 6 jam) Sudoris (Suhu turun dan
berkeringat): (2 - 4 jam)
2. Splenomegali dan Hepatomegali Terjadinya kongesti aliran
darah serta hipertrofi dan hiperplasia sistem retikuloendotelial
(RES) menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali) terkadang
disertai pembesaran hati (hepatomegali.
3. Anemia Derajat anemia tergantung spesies penyebab, yang
paling parah adalah spesies P. Falciparum. Anemia disebabkan oleh:
Penghancuran eritrosit berlebihan Eritrosit normal tidak bisa hidup
lama Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis
dalam sum-sum tulang(Natadisastra, 2005)
LO.2.6. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Malaria0. Anamnesis
Keluhan utama, yaitu demam, menggigil, berkeringat dan
dapatdisertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan
pegal-pegal Riwayat berkunjung dan bermalam lebih kurang 1-4 minggu
yang lalu ke daerah endemik malaria. Riwayat tinggal di daerah
endemik malaria. Riwayat sakit malaria. Riwayat minum obat malaria
satu bulan terakhir.0. Pemeriksaan Fisik Demam dengan suhu lebih
37,5 C Konjungtiva palpebra bisa ditemukan anemis Splenomegali.
Pada daerah endemis splenomegali lebih sering dan berderajat besar
khususnya anak-anak Hepatomegali Gejala-gejala komplikasi seperti
gangguan kesadaran, ikterik. Adanya riwayat demam, anemia dan
splenomegali dapat mengarahkan pada diagnosis malaria. 3.
Pemeriksaan Penunjang1. Hemoglobin dan hematokrit1. Hitung jumlah
leukosit, trombosit1. Kimia darah lain ( gula darah, serum
bilirubin, SGOT, & SGPT), alkali fosfatase, albumin/globulin,
ureum, kreatinin, natrium dan kalium, analisis gas darah)1. EKG1.
Foto toraks1. Analisis cairan serebrospinal1. Biakan darah dan uji
serologi1. Urinalisis
LO.2.7. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi MalariaKomplikasi
malaria umumnya di sebabkan oleh plasmodium falciparum dan sering
di sebut pernicious manifestations. Sering terjadi mendadak dan
tanpa gejala-gejala sebelumnya dan sering terjadi pada penderita
yang tidak imun dan wanita hamil. Komplikasi sering terjadi 5-10%
dan 20% merupakan kasus yg fatal. Malaria dengan komplikasi umumnya
di golongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO di golongkan
sebagai infeksi plasmodium falciparum dengan 1 atau lebih
komplikasi sebagai berikut:1. Malaria serebal (coma) Yang tidak di
sebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari 30 menit setelah
serangan kejang penurunan kesadaran harus di lakukan penilaian
berdasarkan GSC ialah di bawah 7 atau equal dengan keadaan klinis
soporous. Sebagian penderita terjadi ganguan kesadaran yang lebih
ringan seperti apati somonolen delirium dan perubahan tingkah
laku,k ejang kaku kuduk dan hemiparese dapat terjadi walau cukup
jarang. Dalam pemeriksaan divergen, pupil ukuran normal dan
reaktif, funduskopi normal atau dapat terjadi pendarahan ,sedangkan
anal reflex dapat hilang. Keadaan ini sering di sertai dengan
hiverpentilasi. Lama koma pada orang dewasa 2-3 hari dan pada anak
1 hari. Diduga pada malaria serebral terjadi sumbatan kapiler
pembuluh darah otak sehingga terjadi anoksia otak. Sumbatan
tersebut terjadi karena eritrosit yng mengandung parasit sulit
melalui pembuluh kapiler proses sitoaderensi dan sekuekstrasi
parasit.
2. Gagal ginjal Kelainan ini dapat pre renal karena dehidrasi
dan hanya 5-10% di sebabkan oleh nekrosis tubulus ,karena anoksia
karena penurunan aliran darah ke ginjal akibat sumbatan kapiler
sebagai akibat penurunan filtrasi pada glomerulus. Secara klinis
dapat terjadi fase oliguria atau pun poliuria. Pemeriksaan urin
yang di perlukan yaitu urin mikroskopik, berat jenis urin ,
natrium, kalium, ureum, kreatinin, analisa gas darah ,produksi
urin. Beberapa resiko yang dapat menyebabkan Gagal Ginjal Akut
adalah hiperparasitemia , hipotensi, ikterus, hemoglobinuri. dan
ditandai dengan penurunan kesadaran berupa apatis, disorientasi,
somnolen, stupor, spoor, koma.dan terdapat ganguan metabolism
seperti asidosis, hipoglikemia, terjadi karena proses
patologis.
3. HipoglikemiaKeadan terminal pada binatang sebagai malaria
berat. Hal ini di sebabkan karena kebutuhan metabolic dari parasit
telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati. Hipoglikemia dapat
tanpa gejala pada penderita dengan keadan umum yang berat artaupun
penurunan kesadaran. Penyebab hipoglikemi karena pemberian terapi
kina yg bnyak, kegagalan glukogeneogenesis pada penderita dengan
ikterik, hiperparasitemia oleh karena parasit mengkonsumsi
karbohidrat, dan pada malaria tanpa komplikasi hipoglikemia dapat
terjdi dan sulit di obati secara konvensionil karena hipoglikemia
yg persisten karena hiperinsulinemia akibat kina.
4. Edema paruSering terjadi pada malaria dewasa dan jarang
terjadi pada anak. Komplikasi paling berat di banding malaria
tropika dan sering menyebabkan kematian. Dapat terjadi karena
kelebihan cairan atau adult respiratory distress syindrom,
kehamilan, malaria serebral, hiperparasitemi, hipotensi, asidosis,
dan uremi. LO.2.8. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan
MalariaPenggunaan obat malariaPenggunaan obat malaria yang utama
ialah sebagai pengobatan pencegahan (profilaksis), pengobatan
kuratif (terapeutik) dan pencegahan transmisi.1. Pengobatan
pencegahan (profilaksis)Mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya
gejala. Pencegahan absolut terhadap infeksi adalah dengan membasmi
sporozoit, segera setelah sporozoit tersebut masuk dengan gigitan
nyamuk gigitan nyamuk anopheles yang infektif. Tidak ada obat yang
dapat segera membunuh sporozoit. Obat yang ada ialah obat yang
dapat membasmi parasite stadium dini dalam hati, sebelum merozoit
dilepaskan ke dalam peredaran darah perifer.2. Pengobatan
terapeutik (kuratif)Untuk penyembuhan infeksi, penanggulangan
serangan akut dan pengobatan radikal. Pengobatan serangan akut
dapat dilakukan dengan skizontosida darah. Dapat terjadi
penyembuhan sementara atau permanen. Penyembuhan permanen dapat
dicapai dengan pengobatan radikal, pada daur eritrosit dan daur
eksoeritrosit, yakni skizontosida darah dan skizontosida hati
sebagai kombinasi.3. Pengobatan pencegahan transmisiObat yang
efektif terhadap gametosit, sehingga dapat mencegah infeksi pada
nyamuk atau mempengaruhi perkembangan sporogonik pada nyamuk adalah
gametositosida dan sporontosida.
LO.2.9. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan MalariaA. Berbasis
Masyarakata. Pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat
harus selalu ditingkatkan melalui penyuluhan kesehatan , pendidikan
kesehatan, diskusi kelompok maupun melalui kampanye masal untuk
mengurangi tempat sarang nyamuk (pemberantasan sarang nyamuk, PSN).
Kegiatan ini meliputi menghilangkan genangan air kotor, diantaranya
dengan mengalirkan air atau menimbun atau mengeringkan barang atau
wadah yang memungkinkan sebagai tempat air tergenang.b. Menemukan
dan mengobati penderita sedini mungkin akan sangat membantu
mencegah penularan dan Melakukan penyemprotan melalui kajian
mendalam tentang bionomic anopheles seperti waktu kebiasaan
menggigit, jarak terbang, dan reswistensi terhadap insektisida.B.
Berbasis Pribadi1. Pencegahan gigitan nyamuk ;a. Tidak keluar rumah
antara senja dan malan hari, bila keluar sebaiknya menggunakan
kemeja dan celana panjang berwarna terangb. Menggunakan repelan
yang mengandung dimetilfalat atau zat antinyamuk lainnya.c. Membuat
konstruksi rumah yang tahan nyamuk dengan memasang kasa antinyamuk
pada ventilasi pintu dan jendelad. Menggunakan kelambu yang
mengandung insektisida (insecticide-treated mosquito net, ITN)e.
Menyemprot kamar dengan obat nyamuk atau menggunakan obat nyamuk
bakar
2. Pengobatan profilaksis bila akan memasuki daerah endemic,
meliputi ;a. Pola daerah dimana plasmodiumnya masih sensitive
terhadap klorokuin, diberikan klorokuin 300 mg basa atau 500 mg
klorokuin fosfat untuk orang dewasa, seminggu 1 tablet, dimulai 1
minggu sebelum masuk daeh sampau 4 minggu setelah meninggalkan
tempat tersebut.b. Pada daerah dengan resistensi klorokuin, pasien
memerlukan pengobatan supresif, yaitu dengan meflokuin
5mg/kgBB/minggu atau doksisiklin 100mg/hari atau sulfadoksin
500mg/pirimetamin 25 mg (SuldoxR), 3 tablet sekali minum.
3. Pencegahan dan pengobatan pada wanita hamila. Klorokuin,
bukan kontraindikasib. Profilaksis dengan klorokuin 5mg/kgBB/minggu
dan proguanil 3mg/kgBB/hari untuk daerah yang masih sensitive
klorokuinc. Meflokuin 5mg/kgBB/minggu diberikan pada bulan keempat
kehamilan untuk daerah dimana plasmodiumnya resisten terhadap
klorokuin.d. Profilaksis dengan doksisiklin tidak
diperbolehkan.GEBRAK MALARIA, Gerakan berantas kembali malaria
(Gebrak Malaria) merupakan bentuk oprasional dari Roll Back Malaria
(RBM). Gerakan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tiap
orang dalam mengatasi penyakit malaria untuk mewujudkan lingkungan
yang terbebas dari penularan malaria melalui penanggulangan yang
bermutu untuk menurunkan kesakitan dan kematian. Program
pemberantasan malaria yang saat ini dilakukan di Indonesia :1.
Diagnosis awal dan pengobatan yang tepat2. Program kelambu dengan
insektisida3. Penyemprotan4. Pengawasan deteksi aktif dan pasif5.
Survei demam dan pengawasan migrant6. Deteksi dan control
epidemic7. Langkah-langkah lain seperti larva ciding (merupakan
kegiatan penyemprotan rawa-rawa yang potensial sebagai tempat
perindukan nyamuk malaria)8. Peningkatan kemampuan masyarakat
(capacity building).
LO.3 Memahami dan Menjelaskan Vektor Penyebab MalariaLO. 3.1
Memahami dan Menjelaskan Morfologi, Klasifikasi, Tempat perindukan,
Perilaku Hidup Vektor Penyebab Malaria0. Anopheles sundaicus0.
Temapat perindukan larva : 0. Muara sungai yang mendangkal pada
musim kemarau0. Tambak ikan yang kurang terpelihara0. Parit
disepanjang pantai yang berisi air payau0. Tempat penggaraman0.
Sifat : 1. Antropofilik > Zoofilik1. Menggigit pada saat malam1.
Tempat istirahat di dalam rumah
0. Anopheles aconitus0. Temapat perindukan larva : 0. Persawahan
dengan saluran irigasi0. Tepi sungai pada musim kemarau0. Kolam
ikan dengan tanaman rumput di tepinya0. Sifat :1. Zoofilik >
Antropofilik1. Menggigit pada saat senja dini hari (eksofagik)1.
Tempat istirahat diluar rumah
0. Anopheles subpictus0. Temapat perindukan larva : 0. Kumpulan
air yang permanen/sementara0. Celah tanah bekas kaki binatang0.
Tambak ikan dan bekas galian di pantai0. Sifat :1. Antropofilik
> Zoofilik1. Menggigit saat malam1. Tempat istirahat di dalam
rumah (terkadang di luar rumah)
0. Anopheles barbirostris0. Temapat perindukan larva : 0. Sawah
dan saluran irigasi0. Kolam, rawa, sumur, dan lain-lain0. Sifat :1.
Antropofilik (Sulawesi & NT), Zoofilik (Jawa & Sumatra)1.
Menggigit malam hari (Eksofagik > Endofagik)1. Tempat istirahat
diluar rumah (pada tanaman)
0. Anopheles balabacensis0. Temapat perindukan larva : 0.
Genangan air 0. Tepi sungai saat kemarau0. Kolam atau sungai yang
berbatu0. Sifat :1. Antropofilik > Zoofilik1. Menggigit saat
malam (Endofilik)1. Temapt istirahat diluar rumah (sekitar
kandang)
0. Anopheles maculatus0. Temapat perindukan larva : 0. Aliran
air jernih dengan arus lambat (daerah pegunungan)0. Sifat :1.
Zoofilik > Antropofilik1. Menggigit saat malam1. Tempat
istirahat di luar rumah (sekitar kandang)
0. Anopheles bancrofti0. Temapat perindukan larva : 0. Danau
dengan tumbuhan bakung0. Rawa dengan tumbuhan pakis0. Genangan air
tawar0. Sifat :1. Zoofilik > antropofilik1. Tempat istirahat
belum jelas
0. Anopheles barbumbrosus0. Temapat perindukan larva : 0. Tepi
sungai dengan aliran lambat (daerah hutan daratan tinggi)0. Sifat
:1. AntropofilikLO. 3.1 Memahami dan menjelaskan Cara
PemberantasanAda beberapa cara yang dapat digunakan untuk membunuh
larva nyamuk anopheles: 7. Secara Kimiawi. Pemberantasan nyamuk
anopheles secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan
larvasida yaitu zat kimia yang dapat membunuh larva nyamuk, yang
termasuk dalam kelompok ini adalah solar/minyak tanah, parisgreen,
temephos, fention, altosid dll. 7. Secara Hayati. Pemberantasan
larva nyamuk anopheles secara hayati dilakukan dengan mengunakan
beberapa agent biologis seperti predator misalnya pemakan jentik
(clarviyorous fish) seperti gambusia, guppy dan panchax (ikan
kepala timah). Selain secara kimiawi dan secara hayati untuk
pencegahan penyakit malaria dapat juga dilakukan dengan jalan
pengelolaan lingkungan hidup (environmental management), yaitu
dengan pengubahan lingkungan hidup (environmental modification)
sehingga larva nyamuk anopheles tidak mungkin hidup 7. Pengendalian
Vektor Terpadu2. Pengendalian Fisik : Penimbunan kolam Pengangkatan
tumbuhan air Pengeringan sawah secara berkala setidaknya dua minggu
sekali Pemasangan kawat kasa pada jendela0. Pengendalian Biologi :
Penebaran ikan dan Bacillus thuringiensis serta predator larva
lainnya.0. Pengendalian Kimia : Memakai kelambu berinsektisida
Indoor residual spray Repellent Insektisida rumah tangga Penaburan
larvasida
LI. 4. Memahami dan Menjelaskan Farmako Obat Anti MalariaLO.
4.1. Memahami dan Menjelaskan
Penggolongan,Farmakokinetik,Farmakodinamik, Efek Samping,Dosis dan
Kontraindikasi obat Anti Malaria. PRIMAKUINKLOROKUIN
FarmakodinamikHanya berupa antimalaria; untuk penyembuhan
radikal malaria vivax dan ovale; primakuin elektrofil (mediator
oksidasi-reduksi); beberapa P.vivax resisten terhadap
primakuinAntimalaria; efek antiradang; klorokuin hanya efektif
terhadap parasit dlm fase eritrosit, tdk pada fase jaringan;
efektivitasnya sangat tinggi pada P. vivax, P. ovale, dan P.
malariae; dpt mengendalikan gejala klinis dan parasitemia
malaria
FarmakokinetikPemberian per oral diabsorpsi distribusi luas ke
jaringan; tidak pernah diberikan parenteral hipotensi nyata
Absorpsi klorokuin terjadi cepat dan lengkap; kaolin dan antacid
mengganggu absorpsi klorokuin krn mengandung Ca dan Mg; metabolisme
klorokuin lambat
Efek sampinganemia hemolitik akut krn defisiensi G6PD; spasme
usus dan gangguan lambung pd dosis tinggi); metheglobinemia dan
sianosis (pd dosis lebih tinggi); granulositopenia dan
agranulositosis (jarang terjadi)Sakit kepala ringan, gangguan
pencernaan, gangguan penglihatan, dan gatal-gatal;Klorokuin 250
mg/hari ototoksisitas dan retinopati yg menetap;Dosis tinggi
parenteral toksisitas system kardiovaskular;Klorokuin parenteral
sebaiknya diberikan dgn cara infus lambat atau IM dan SK dosis
kecil.
KontraindikasiPada penyakit sistemik berat (artritis rheumatoid
dan lupus eritematosis); tdk bersamaan obat yg menimbulkan
hemolisis dan depresi sumsum tulang; tdk dianjurkan utk wanita
hamilPenyakit hati, gangguan sal. cerna, neurologic, dan darah yg
berat; defisiensi G6PD hemolisis; klorokuin + fenilbutazon
dermatitis; klorokuin + meflokuin risiko kejang
Dosis- Primakuin fosfat : tablet setara dgn 15 mg basa.-
Profilaksis terminal : primakuin 15 mg/hari selama 14 hari sebelum
atau sesudah dari daerah endemik.- Penyembuhan radikal P.vivax dan
P. ovale : setelah serangan akut, 3 hari diberi klorokuin, hari ke
4 dgn dosis 15 mg/hari selama 14 hari.- Penggunaan primakuin jangka
lama hrs dihindari krn toksik, - garam klorokuin fosfat : tablet
250 dan 500 mgMalaria- Dosis awal : 10 mg/kgBB klorokuin basa;Pada
6, 12, 24, dan 36 jam selanjutnya dosis 5 mg/kgBB sampai dosis
total 30 mg/kgBB dlm 2 hari
Daftar PusakaGunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi (2007).
Farmakologi dan Terapi, edisi V, FKUI,JakartaHarijanto, Paul M
(2008). Ilmu Penyakit Dalam edisi V jilid III. Jakarta: Interna
Publishing.Hogg,Stuart (2005).Essensial Microbiology.Hal: 229
230.England:Wiley.
Jawetz, Melnick, Adelberg (2008). Mikrobiologi Kedokteran, UI,
Binarupa Aksara.Kartono M. Nyamuk Anopheles: Vektor Penyakit
Malaria. MEDIKA.No.XX, tahun XXIX. Jakarta, 2003Kayser F H.,
(2005). Medical Microbiology. Hal: 520 537. New York:
Thieme.Suhendro, dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V
Jilid III Bab 425 Malaria. Jakarta: InternaPublishingSutanto I
(2009). Parasitologi Kedokteran edisi IV. Jakarta.Departemen
Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Syarif A, et
al. 2012. Farmakologi dan Terapi ed.5. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan,
Pencegahan & Pembrantasannya. Edisi Kedua. Jakarta :
Erlangga.
2