WRAP UP SKENARIO 1BLOK INFEKSI DAN PENYAKIT TROPIK
DISUSUN OLEH:KELOMPOK A4
Ketua: Freza Farizan (1102013114)Sekretaris: Amorrita Puspita
Ratu (1102013023)Anggota:1. Aiman Idrus Alatas (1102013015)2.
Airindya Bella Kusumaningrum (1102013016)3. Alim Muslimah
Suryantoro (1102013020)4. Andina Dewanty Gunawan (1102013026)5.
Dadi Satrio Wibisono Rachmat (1102013067)6. Dedy Sumarlin
(1102013074)7. Imam Dwi Pamungkas (1102012121)
FAKULTAS KEDOKTERAN UMUMUNIVERSITAS
YARSI2013/2014SKENARIOMENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI
Seorang bayi berumur 2 bulan mendapat vaksinasi BCG di lengan
kanan atas untuk mencegah penyakit dan mendapatkan kekebalan. Empat
minggu kemudian bayi tersebut dibawa kembali ke RS karena timbul
benjolan di ketiak kanan. Setelah Dokter melakukan pemeriksaan
didapatkan pembesaran nodus limfatikus di regio axilaris dekstra.
Hal ini disebabkan adanya reaksi terhadap antigen yang terdapat
dalam vaksin tersebut dan menimbulkan respon imun tubuh.
KATA-KATA SULIT
Vaksinasi BCGVaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) adalah
memberikan vaksin untuk mendapatkan kekebalan dari penyakit TBC,
dibuat dari Mycobacterium bovis.Imun TubuhKekebalan tubuh terhadap
penyakit terutama infeksi.VaksinSebuah senyawa antigen yang
berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus dengan
menghasilkan antibodi.AntigenImunogen yang sudah bereaksi dengan
imunoglobulin, dan merupakan bahan yang dapat merangsang respon
imun tubuh dan bereaksi dengan antibodi.Nodus LimfatikusKelenjar
kecil seperti kacang merah, berfungsi untuk membentuk limfosit dan
berterminal di limfa.Regio Axilaris DekstraBagian tubuh yang berada
di ketiak bagian kanan.
PERTANYAAN & JAWABAN
1. Apa saja respon tubuh terhadap antigen? Natural (nonspesifik)
Mekanik: batuk, bersin, kulit, saliva Larutan: asam lambung,
interferon Seluler: makrogfag, sel NK Adaptif (spesifik) Humoral:
Sel B Selular: Sel T2. Kenapa bisa ditemukan benjolan setelah
pemberian vaksinasi BCG?Karena nodus limfatikus di regio axillaris
dekstra bekerja lebih keras untuk menghasilkan limfosit untuk
menghancurkan antigen sehinggan nodus limfatikus membesar.3. Kenapa
benjolan terjadi di regio axillaris dekstra?Karena suntikannya di
daerah lateral jadi respon limfosit lebih banyak di nodus
limfatikus regio axillaris dekstra.4. Bagaimana mekanisme vaksinasi
BCG?Vaksinasi antigen yang dilemahkan masuk respon imun tubuh
terbentuk antibodi5. Pemeriksaan apa yang dilakukan dokter untuk
memeriksa benjolan pada nodus limfatikus?Anamnesis, palpasi, dan
inspeksi.6. Berapakah minimal umur pemberian vaksinasi BCG?1-3
bulan pada bayi. 7. Apakah ada pemeriksaan sebelum dilakukan
vaksinasi BCG?Bila pemberian vaksin diatas 3 bulan, harus dilakukan
pemeriksaan Mantoux.8. Bagaimana cara memelihara dan menjaga imun
tubuh selain vaksinasi BCG?Pemberian vitamin dan ASI cukup.
HIPOTESIS
Pemberian vaksinasi BCG pada bayi di lengan kanan atasTerbentuk
reaksi antigen-antibodi dalam tubuhNodus limfatikus di regio
axilaris dekstra membesarTimbul kekebalan tubuh
SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Sistem Limfatik dalam TubuhLO 1.1
Definisi Sistem LimfatikSistem limfatik adalah sebuah sistem
sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah
bening dalam tubuh yang berasal dari cairan atau protein yang
hilang, sistem ini dianggap juga sebagai sistem pelengkap dari
sisitem imunitas tubuh.Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh
limfe, dan sekumpulan massa kecil jaringan limfoid yang disebut
nodus limfe, dan tiga organ yaitu tonsil, timus, dan limpa. Bagian
penting lain dari penelitian meliputi peran organ limfatik dalam
pembentukan antibodi, respons imun, reaksi alergi, dan dasar
penolakan terhadap transplantasi, teknik imunosupresif, dan
penyakit autoimun.LO 1.2 Makroskopik Organ Limfatik Organ limfoid
primer :Organ limfoid primer terdiri dari sumsum tulang dan timus.
Sumsum tulang merupakan jaringan yang kompleks tempat hematopoiesis
dan depot lemak. Lemak merupakan 50 % atau lebih dari kompartemen
rongga sumsum tulang. Organ limfoid diperlukan untuk pematangan,
diferensiasi dan poliferasi sel T dan B sehingga menjadi limfosit
yang dapat mengenal antigen. Sel hematopoietik yang diproduksi di
sumsum tulang menembus dinding pembuluh darah dan masuk ke
sirkulasi dan di distribusikan ke bagian tubuh.1. TimusTimus tumbuh
terus hingga pubertas. Setelah mulai pubertas, timus akan mengalami
involusi dan mengecil seiring umur kadang sampai tidak ditemukan.
akan tetapi masih berfungsi untuk menghasilkan limfosit T yang baru
dan darah. Mempunyai 2 buah lobus, mempunyai bagian cortex dan
medulla, berbentuk segitiga, gepeng dan kemerahan. Timus mempunyai
2 batasan, yaitu :
Batasan anterior : manubrium sterni dan rawan costae IVBatasan
atas : Regio colli inferior (trachea)
Letak :Terdapat pada mediastinum superior, dorsal terhadap
sternum. Dasar timus bersandar padaperikardium, ventral dari arteri
pulmonalis, aorta, dan trakea. Batas anterior yaitu manubrium
sterni, dan rawan costae IV. Batas Atas yaitu regio colli inferior
(trachea).
Perdarahan :Berasal dari arteri thymica cabang dari arteri
thyroidea inferior dan mammaria interna.Kembali melalui vena
thyroidea inferior dan vena mammaria interna.
2. Sumsum TulangTerdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka,
dan tulang iga. Sel stem hematopoetik akanmembentuk sel-sel darah.
Proliferasi dan diferensiasi dirangsang sitokin. Terdapat juga sel
lemak, fibroblas dan sel plasma. Sel stem hematopoetik akan menjadi
progenitor limfoid yang kemudian mejadi prolimfosit B dan menjadi
prelimfosit B yang selanjutnya menjadi limfosit B dengan
imunoglobulin D dan imunoglobulin M (B Cell Receptor ) yang
kemudian mengalami seleksi negatif sehingga menjadi sel B naive
yang kemudiankeluar dan mengikuti aliran darah menuju ke organ
limfoid sekunder. Sel stem hematopoetik menjadi progenitor limfoid
juga berubah menjadi prolimfosit T dan selanjutnya menjadi
prelimfosit T yang akhirnya menuju timus.
Organ limfoid sekunder :Organ limfoid sekunder merupakan tempat
sel dendritik mempersentasikan antigen yang yang ditangkapnya di
bagian lain tunuh ke sel T yang memacunya untuk poliferasi dan
diferensiasilimfosit.1. LimfonodusTerletak disekitar pembuluh darah
yang berfungsi untuk memproduksi limfosit dan antibodi untuk
mencegah penyebaran infeksi lanjutan, menyaring aliran limfatik
sekurang-kurangnya oleh satu nodus sebelum dikembalikan kedalam
aliran darah melalui duktus torasikus, sehingga dapat mencegah
penyebaran infeksi lebih luas. Terdapat permukaan cembung dan
bagian hillus (cekung) yang merupakan tempat masuknya pembuluh
darah dan saluran limfe eferen yang membawa aliran limfe keluar
dari limfonodus. Saluran afferen memasuki limfonodus pada daerah
sepanjang permukaan cembung.
Bentuk :Oval seperti kacang tanah atau kacang merah dengan
pinggiran cekung (hillus)
Ukuran :Sebesar kepala peniti atau buah kenari, dapat diraba
pada daerah leher, axilla, dan inguinaldalam keadaan infeksi.2.
LienMerupakan organ limfoid yang terbesar, lunak, rapuh, vaskular
berwarna kemerahan karena banyak mengandung darah dan berbentuk
oval. Pembesaran limpa disebut dengan splenomegali. Pembesaran ini
terdapat pada keaadan leukimia, cirrosis hepatis, dan anemia
berat.
Letak :Regio hipochondrium sinistra intra peritoneal. Pada
proyeksi costae 9, 10, dan 11. Setinggivertebrae thoracalis 11-12.
Batas anterior yaitu gaster, ren sinistra, dan flexura colli
sinistra.Batas posterior yaitu diafragma, dan costae 9-12.
Ukuran :Sebesar kepalan tangan masing-masing individu.
Aliran darah :Aliran darah akan masuk kedaerah hillus lienalis
yaitu arteri lienalis dan keluar melalui venalienalis ke vena porta
menuju hati.3. TonsilTonsil termaksud salah satu dari organ limfoid
yang terdiri atas 3 buah tonsila yaitu Tonsila Palatina, Tonsila
Lingualis, Tonsila Pharyngealis. Ketiga tonsil tersebut membentuk
cincin pada saluran limf yang dikenal dengan Ring of Waldeyer hal
ini yang menyebabkan jika salah satu dari ketiga tonsila ini
terinfeksi dua tonsila yang lain juga ikut meradang. Organ limfoid
yang terdiri atas 3 buah tonsila, yaitu :
Tonsila palatinaTerletak pada dinding lateralis (kiri-kanan
uvula) oropharynx dextra dan sinistra.Terletak dalam 1 lekukan yang
dikenal sebagai fossa tonsilaris dengan dasar yang biasadisebut
tonsil bed. Fossa tonsilaris dibatasi oleh dua otot melengkung
membentuk arcusyaitu arcus palatoglossus dan arcus
palatopharyngeus. Tonsila lingualis Tonsila pharyngealis
Perdarahan :Aliran darah berasal dari arteri tonsillaris yang
merupakan cabang dari arteri maxillaris externa (fascialis) dan
arteri pharyngica ascendens lingualis.
LO 1.3 Mikroskopik Organ LimfatikTIMUS1. Timus memiliki suatu
simpai jaringan ikat yg masuk ke dalam parenkim dan membagi timus
menjadi lobulus.1. Setiap lobulus memiliki satu zona perifer gelap
disebut korteks dan zona pusat yg terang disebut medula korteks dan
medula berisi sel-sel limfosit. 1. Sel limfosit berasal dari sel
mesenkim yang menyusup ke dalam suatu epitel primordium dr kantung
faringeal ke 3 dan 4.
Korteks TimusTerdapat :1. limfosit T yang sangat banyak, 1. Sel
retikular epitel yang tersebar1. Beberapa makrofag
Medula Timus1. Mengandung sel retikular dan limfosit1. Sel-sel
ini menyebabkan medula tampak lebih pucat dibanding baguan
korteks1. Mengandung BADAN HASSAL yang mrpkn sel retikular epitel
gepeng yang tersusun konsentris, mengalami degenerasi dan
mengandung granula keratohialin.1. Fungsi BADAN HASSAL belum
diketahui
TONSILTONSILA PALATINA1. Terletak pada dinding lateral faring
bagian oral1. Setiap tonsila memiliki 10-20 invaginasi epitel
(epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk) yang menyusup ke
dalam parenkim membentuk KRIPTUS yang mengandung sel-sel epitel
yang terlepas, limfosit hidup dan mati, dan bakteri dalam
lumennya1. Yang memisahkan jaringan limfoid dari organ-organ
berdekatan adalah satu lapis jaringan ikat padat yang disebut
simpai tonsila yang biasanya bekerja sebagai sawar terhadao
penyebaran infeksi tonsilaTONSILA PHARINGEA1. Merupakan tonsila
tunggal yang terletak dibagian supero-posterior faring.1. Ditutupi
epitel bertingkat silindris bersilia1. Tidak ada lipatan-lipatan
mukosa dengan jaringan limfoid difus dan nodulus limfatikus1. Tidak
memiliki kriptus 1. Simpai lebih tipis dari T. palatinaTONSILA
LINGUALIS1. Lebih kecil dan lebih banyak1. Terletak pada pangkal
lidah 1. Ditutupi epitel berlapis gepeng1. Masing-masing mempunyai
sebuah kriptusLI 2. Memahami dan Menjelaskan ImunitasLO 2.1
Definisi ImunitasImunitas adalah resistensi terhadap penyakit
terutama infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan
dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang
dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul dan bahan lainnya terhadap
mikroba disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk
mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan
berbagai bahan dalam lingkungan hidup.LO 2.2 Klasifikasi
Imunitas
Respon imun adalah bentuk reaksi pertahanan tubuh terhadap
antigen. Sedangkan imunitas lebih mengarah kepada darimana
pertahanan itu kita dapatkan. Respon imun dapat dibagi menjadi
respon imun alamiah atau
nonspesifik/natural/innate/native/nonadaptif dan didapat atau
spesifik/adaptif/acquired.1. Respon Imun NonspesifikDisebut
nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah
ada dan siap berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak menunjukkan
spesifisitas terhadap bahan asing dan mampu melindungi tubuh
terhadap banyak patogen potensial. Sistem tersebut merupakan
pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan
dapat memberikan respons langsung.a. Pertahanan fisik/mekanikKulit,
selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin, merupakan
garis pertahanan terdepan terhadap infeksi. b. Pertahanan biokimia
1) pH asam keringat dan sekresi kelenjar sebaseus, berbagai asam
lemak yang dilepas kulit mempunyai efek denaturasi terhadap protein
membrane sel sehingga dapat mencegah infeksi melalui kulit.2)
Lisozim dalam keringat, ludah, air mata, ASI dapat melindungi tubuh
dari kuman gram (+) dengan cara menghancurkan lapisan peptidoglikan
dinding bakteri.3) ASI, ludah juga mengandung laktooksidase. Pada
ASI mempunyai sifat antibacterial terhadap E.Coli dan stafilokok.
Pada saliva dapat merusak dinding sel mikroba dan menimbulkan
kebocoran sitoplasma.c. Pertahanan humoralMenggunakan berbagai
molekul larut yang diproduksi di tempat infeksi dan berfungsi
local. Molekulnya berupa peptide antimikroba seperti defesin,
katelisidin, dan IFN dengan efek antiviral.1) Komplemen: terdiri
atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan
proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respons inflamasi.
Spectrum yang luas diproduksi hepatosit dan monosit. Berperan
sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagai factor
kemotaktik dan menimbulkan destruksi/lisis bakteri dan parasit.2)
CRP (C-reactive protein): salah satu PFA, termasuk golongan protein
yang kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut sebagai
respons imunitas nonspesifik. Pengukuran CRP digunakan untuk
menilai aktivitas penyakit inflamasi. Dengan bantuan Ca++ dapat
mengikat berbagai molekul antara lain fosforikolin yang ditemukan
pada permukaan bakteri/jamur.d. Pertahanan selularFagosit, sel NK
(Natural Killer), sel mast dan eosinofil berperan dalam sistem imun
nonspesifik selular. Sel-sel sistem imun tersebut dapat ditemukan
dalam sirkulasi atau jaringan. Contoh sel yang dapat ditemukan
dalam sirkulasi adalah neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, sel
T, sel B, sel NK, sel darah merah dan trombosit. Sel-sel tersebut
dapat mengenal produk mikroba esensial yang diperlukan untuk
hidupnya. Contoh sel-sel dalam jaringan adalah eosinofil, sel mast,
makrofag, sel T, sel plasma dan sel NK. 2. Respon Imun
SpesifikRespon imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal
benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama
kali terpajan dengan tubuh segera dikenal oleh sistem imun
spesifik. Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi, sehingga antigen
yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat
dan kemudian dihancurkan. Oleh karena itu, sistem tersebut disebut
spesifik. Untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi
tubuh, sistem imun spesifik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun
nonspesifik. Namun pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara
sistem imun nonspesifik dan spesifik seperti antara
komplemen-fagosit-antibodi dan antara makrofag-sel T.a. Respon imun
spesifik humoralPemeran utama dalam sistem imun spesifik humoral
adalah limfosit B atau sel B. Humor berarti cairan tubuh. Sel B
berasal dari sel asal multipoten di sumsum tulang. Pada manusia
diferensiasinya terjadi dalam sumsum tulang.b. Respon imun spesifik
selularLimfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik
selular. Sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama seperti
sel B. Pada orang dewasa, sel T dibentuk di dalam sumsum tulang,
tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar
timus atas pengaruh berbagai faktor asal timus. 90-95% dari semua
sel T dalam timus tersebut mati dan hanya 5-10% menjadi matang dan
selanjutnya meninggalkan timus untuk masuk ke dalam sirkulasi.LO
2.3 Mekanisme Imunitas Mekanisme Respon Imun Non-SpesifikSistem
imun alami merupakan pertahanan tubuh yang pertama kali bekerja
saat terdapat invasi. Sistem ini umumnya aktif sampai 12 jam
pertama sejak invasi organisme. Sel yang berperan dalam sistem imun
alami di antaranya adalah makrofag dannatural killer cell. Sel-sel
tersebut dinamakan fagosit karena akan melawan invasi dengan cara
fagositosis (penelanan organisme asing).Selain fagositosis, salah
satu mekanisme lain dalam sistem imun alami adalah dengan produksi
antibiotik alami berupa interferon danlysozyme. Interferon berperan
dalam mengeblok replikasi dari virus yang masuk ke dalam tubuh,
sedangkanlysozymeberperan dalam menyerang dinding sel bakteri.
Proses fagositosis bakteri. Luka yang menyebabkan bakteri masuk
menembus barrier kulit akan direspon langsung oleh fagosit yang
bermigrasi dari pembuluh darah. Kemudian membran sel fagosit akan
membentuk cekungan agar bakteri bisa masuk. Dari situ bakteri akan
masuk ke dalam sel di dalamvacuolaberbungkus membran (disebut
Fagosom). Lalu fagosom akan bergabung bersama lisosom untuk proses
digesti bakteri.Salah satu contoh respon imun non-spesifik adalah
Natural Killer (NK). Dimana sel tersebut merupakan jenis pertahanan
selular. Mereka membuat sekitar 5% sampai 15% dari total populasi
limfosit beredar. Mereka menargetkan sel tumor dan melindungi
terhadap berbagai mikroba menular. Natural Killer Sel adalah faktor
yang sangat penting dalam memerangi kanker. Stimulasi imun adalah
kunci untuk menjaga jumlah sel darah putih yang tinggi dan
memberikan Sel Natural Killer kesempatan untuk melawan kanker dan
penyakit lainnya.Natural Killer ikut mengalir bersama peredaran
darah. Ketika terjadi viremia, virus akan melekat pada sel tersebut
dan melakukan penetrasi genom. Pada saat inilah sel natural killer
mendapatkan identitas gen mengenai virus. Sel ini selanjutnya akan
mencari sel terinfeksi yang memiliki identitas yang sama seperti
virus lalu membunuhnya dengan mengeluarkan toksin. Mekanisme Respon
Imun SpesifikAktivasi dari respon imun pada umumnya berawal dari
masuknya patogen ke dalam tubuh. Kemudian makrofag akan
mencerna(memakan), memproses, dan membuat fragmen antigen pada
tubuh mereka. Makrofag dengan pengenalan fragmen pada tubuhnya
disebut Antigent Presenting Cell (APC). Kemudian sel T helper akan
mendeteksi fragmen tersebut dan membentuk interaksi dengan fragmen
di permukaan APC. Saat proses interaksi, APC akan menegeluarkan
sinyal kimia dalam bentuk Interleukin-1 yang merangsang sel T
helper untuk melepas Interleukin-2. Zat kimia Interleukin ini akan
merangsang proliferasi dari sel T efektor jenis sel T sitotoksin
dan sel B. Respon imun dalam poin ini kemudian akan terbagi menjadi
dua jalur, yaitu1. Sel T SitotoksinSel normal yang terinfeksi juga
dapat mencerna serta membuat fragmen antigen pada permukaan tubuh
mereka. Tubuh kita membuat berjuta-juta sel T sitotoksin dengan
tipe yang berbeda untuk setiap jenis antigen yang berbeda. Sel T
sitotoksin dapat berinteraksi dengan fragmen antigen pada sel
terinfeksi, dengan cara berikatan dengan fragmen tersebut. Ikatan
tersebut akan merangsang sel T sitotoksin untuk mengeluarkan zat
kimia toksik yang dapat membunuh sel terinfeksi beserta dengan
antigen di dalamnya.2. Sel BSel B juga terdiri dari berjuta-juta
tipe yang dimana setiap jenisnya berfungsi untuk mengenali antigen
berbeda. Sel B ini akan teraktivasi oleh sel T helper yang memiliki
pasangan struktur fragmen antigen. Kemudian sel B akan
berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma ini menjadi pabrik
utama sumber antibodi yang akan ikut mengalir bersama aliran darah.
Antibodi yang sudah spesifik akan mengikat antigen tertentu
sehingga tidak bisa berikatan dengan sel lainnya. Pengikatan ini
sebagai marker bagi makrofag untuk menghancurkan patogen
tersebut.
LI 3. Memahami dan Menjelaskan AntigenLO 3.1 Definisi
AntigenAntigen (imunogen) adalah bahan yang berinteraksi dengan
produk respons imun yang dirangsang oleh imunogen dan atau TCR
(T-Cell Receptor). Antigen lengkap adalah antigen yang menginduksi
baik respons imun maupun bereaksi dengan produknya. Yang disebut
dengan antigen inkomplit atau hapten, tidak dapat dengan sendiri
menginduksi respons imun, tetapi dapat bereaksi dengan produknya
seperti antibodi. Hapten dapat dijadikan imunogen melalui ikatan
dengan molekul besar yang disebut molekul atau protein pembawa.LO
3.2 Klasifikasi AntigenAntigen dapat dibagi menurut epitop (atau
determinan antigen, yaitu bagian dari antigen yang dapat membuat
kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi pembentukan
antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari
antibodi atau oleh reseptor antibodi), spesifisitas, ketergantungan
terhadap sel T dan sifat kimiawi:1. Pembagian antigen menurut
epitopa. Unideterminan, univalenHanya satu jenis determinan/epitop
pada satu molekul. Contoh: hapten.b. Unideterminan, multivalenHanya
satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebut
ditemukan pada satu molekul. Contoh: polisakarida.c.
Multideterminan, univalenBanyak epitop yang bermacam-macam tetapi
hanya satu dari setiap macamnya. Contoh: protein.d.
Multideterminan, multivalenBanyak macam determinan dan banyak dari
setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang
tinggi dan kompleks secara kimiawi). Contoh: kimia kompleks.2.
Pembagian antigen menurut spesifisitasa. Heteroantigen, uang
dimiliki oleh banyak spesies.b. Xenoantigen, yang hanya dimiliki
spesies tertentu.c. Aloantigen (isoantigen), yang spesifik untuk
individu dalam satu spesies.d. Antigen organ spesifik, yang hanya
dimiliki organ tertentu.e. Autoantigen, yang dimiliki alat tubuh
sendiri.3. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel
Ta. T dependen, yang memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih
dahulu untuk dapat menimbulkan respons antibodi. Kebanyakan antigen
protein termasuk dalam golongan ini.b. T independen, yang dapat
merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibodi.
Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul besar polimerik yang
dipecah di dalam tubuh secara perlahan-lahan, misalnya
lipopolisakarida, ficoll, dekstran, levan dan flagelin polimerik
bakteri.4. Pembagian antigen menurut sifat kimiawia. Hidrat arang
(polisakarida)Hidrat arang pada umumnya imunogenik. Glikoprotein
yang merupakan bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat
menimbulkan respons imun terutama pembentukan antibodi. Contoh lain
adalah respons imun yang ditimbulkan golongan darah ABO, sifat
antigen dan spesifisitas imunnya berasal dari polisakarida pada
permukaan sel darah merah.b. LipidLipid biasanya tidak imunogenik,
tetapi menjadi imunogenik bila diikat protein pembawa. Lipid
dianggap sebagai hapten, contohnya adalah sfingolipid.c. Asam
nukleatAsam nukleat tidak imunogenik, tetapi dapat menjadi
imunogenik bila diikat protein molekul pembawa. DNA dalam bentuk
heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respons imun terhadap DNA
terjadi pada penderita dengan LES (Lupus Eritematosus Sistemik).d.
ProteinKebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umumnya
multideterminan dan univalen.LO 3.3 Ciri-ciri Antigen1.
Imunogenesitas dan antigenesitasImunogenesitas adalah kemampuan
untuk menginduksi respons imun humoral atau selular.Meskipun suatu
bahan yang dapat menginduksi respons imun disebut antigen, tetapi
lebih tepat disebut imunogen.Semua molekul dengan sifat
imunogenesitas juga memiliki sifat antigenesitas, namun tidak
demikian sebaliknya.2. Determinan antigen Epitop dan
paratopLimfosit mengenal tempat khusus pada makromolekul yang
disebut epitop atau determinan antigen. Sel B dan T mengenal
berbagai epitop pada molekul antigen yang sama. Epitop atau
determinan antigen adalah bagian dari antigen yang dapat membuat
kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi pembentukan
antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari
antibodi atau oleh reseptor antibodi.Paratop ialah bagian dari
antibodi yang mengikat epitop atau TCR yang mengikat epitop pada
antigen.3. Autoantibodi Disamping fungsinya sebagai antibodi,
antibodi dapat juga berfungsi sebagai protein imunogen yang baik,
dapat memacu produksi antibodi pada spesies lain atau autoantibodi
pada pejamu sendiri. Autoantibodi terutama diproduksi terhadap
IgM.LI 4. Memahami dan Menjelaskan AntibodiLO 4.1 Definisi Antibodi
Bila darah dibiarkan membeku akan meninggalkan serum yang
mengandung berbagai bahan larut tanpa sel. Bahan tersebut
mengandung molekul antibodi yang digolongkan dalam protein yang
disebut globulin dan sekarang dikenal sebagai imunoglobulin. Fungsi
utamanya adalah mengikat antigen dan menghantarkannya ke sistem
efektor pemusnahan. Imunoglobulin (Ig) dibentuk oleh sel plasma
yang berasal dari proliferasi sel B yang terjadi setelah kontak
dengan antigen. Antibodi yang terbentuk secara spesifik akan
mengikat antigen baru lainnya yang sejenis. LO 4.2 Klasifikasi
AntibodiTerdapat 5 jenis antibodi atau imunoglobulin, yaitu
imunoglobulin G, imunoglobulin A, imunoglobulin M, imunoglobulin D,
dan imunoglobulin E.1. Imunoglobulin MAntibodi yang dihasilkan pada
pemaparan awal oleh suatu antigen.a. Imunoglubulin utama pada
sekret (kolostrum, saliva, air mata, secret saluran pernapasan,
gastrointestinal, dan genitalia.b. Melindungi membran mukosa dari
bakteri dan virus.c. Berperan sebagai reseptor permukaan sel B dan
disekresi pada tahap awal respons sel plasma.2. Imunoglobulin
GAntibodi yang dihasilkan pada pemaparan selanjutnya.a.
Imunoglobulin utama pada serum manusia (70-75% immunoglobulin).b.
Antibodi terpenting pada respon imun sekunder & prtahan
terhadap bakteri & virus.c. Satu-satunya antibodi yang dapat
melewati plasenta.d. Memberikan imunitas pasif pada bayi yg baru
lahir.e. IgG yang tersebar d intravaskuler dan ekstravaskuler
bersifat antitoksin.f. Terdiri dari = 2 rantai L & 2 rantai H
yang dihubungkan dengan ikatan disulfide (formula molekul H2L2).g.
Bersifat divalen (karena mempunyai 2 tempat pengikatan yang
identik).h. Sub kelas IgG : IgG1 (65%), IgG2 (ditujukan pada
antigen polisakarida (bagian sistem pertahanan penting terhadap
bakteri berkapsul), IgG3, IgG4 (berdasarkan pada perbedaan antigen
rantai H, dan lokasi ikatan disulfide).i. Ig terbanyak di darah,
diproduksi jika tubuh berespons terhadap antigen yang sama.j. IgM
& IgG berperan jika terjadi invasi bakteri dan virus serta
aktivasi komplemen.3. Imunoglobulin Aa. Ada di dalam sekresi mukosa
dan aktif di tempat tersebut.b. Ditemukan pada sekresi sistem
pencernaan, pernapasan, dan perkemihan (contoh: pada airmata dan
ASI).4. Imunoglobulin Da. Terdapat pada banyak permukaan sel B;
mengenali antigen pada sel B.b. Antibodi yang terdapat dalam jumlah
yang sangat sedikit dalam darah.5. Imunoglobulin Ea. Melindungi
tubuh dari infeksi parasit dan merupakan mediator pada reaksi
alergi; melepaskan histamin dari basofil dan sel mast.b.
Menyebabkan reaksi alergi akut.LO 4.3 Ciri-ciri Antibodi 0.
ImmunoglobulinG (IgG)IgG terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi,
kemudian kadarnya meninggi dalam satu bulan, menurun
perlahan-lahan, dan terdapat selama bertahun-tahun dengan kadar
yang rendah. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada
darah, sistem getah bening, dan usus. Senyawa ini akan terbawa
aliran darah langsung menuju tempat antigen berada dan
menghambatnya begitu terdeteksi. Senyawa ini memiliki efek kuat
antibakteri maupun virus, serta menetralkan racun. IgG juga mampu
menyelinap diantara sel-sel dan menyingkirkan mikroorganisme yang
masuk ke dalam sel-sel dan kulit. Karena kemampuan serta ukurannya
yang kecil, IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat
dipindahkan melalui plasenta dari ibu hamil ke janin dalam
kandungannya untuk melindungi janin dari kemungkinannya infeksi
yang menyebabkan kematian bayi sebelum lahir. Selanjutnya
immunoglobulin dalam kolostrum (air susu ibu atau ASI yang pertama
kali keluar), memberikan perlindungan kepada bayi terhadap infeksi
sampai sistem kekebalan bayi dapat menghasilkan antibodi sendiri.0.
Immunoglobulin A (IgA)Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada
bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir, misalnya
hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan di dalam
darah dan cairan tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI,
getah lambung, dan sekresi usus.Antibodi ini melindungi janin dalam
kandungan dari berbagai penyakit. IgA yang terdapat dalam ASI akan
melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak
terdapat dalam tubuh bayi yang baru lahir.0. Immunoglobulin M
(IgM)Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada
permukaan sel-sel B. Pada saat antigen masuk ke dalam tubuh,
Immunoglobulin M (IgM) merupakan antibodi pertama yang dihasilkan
tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM terbentuk segera setelah
terjadi infeksi dan menetap selama 1-3 bulan, kemudian
menghilang.Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur
kehamilan enam bulan. Jika janin terinfeksi kuman penyakit,
produksi IgM janin akan meningkat. IgM banyak terdapat di dalam
darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ
maupun jaringan. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi
atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah.0.
Immunoglobulin D (IgD)Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam
darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam
jumlah yang sangat sedikit.IgD ini bertindak dengan menempelkan
dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel-sel T
menangkap antigen.1. Immunoglobulin E (IgE)Immunglobulin E atau IgE
merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah.Antibodi ini
kadang juga menimbulkan reaksi alergi akut pada tubuh. Oleh karena
itu, tubuh seorang yang sedang mengalami alergi memiliki kadar IgE
yang tinggi. IgE penting melawan infeksi parasit, misalnya
skistosomiasis, yang banayk ditemukan di negara-negara
berkembang.LI 5. Memahami dan Menjelaskan Vaksinasi dan ImunisasiLO
5.1 Definisi Vaksinasi dan ImunisasiVaksinasi adalah penanaman
bibit penyakit (misal cacar) yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh
manusia atau binatang (dengan cara menggoreskan atau menusukkan
jarum) agar orang atau binatang itu menjadi kebal terhadap
penyakit.Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi
seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau
resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan
kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.LO 5.2
Tujuan Vaksinasi dan ImunisasiTujuan imunisasi adalah untuk
mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan,
gondongan, cacar air, TBC, dan lain sebagainya.Pemberian vaksin
diberikan untuk merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk
antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada beberapa jenis
vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi
reaksi kekebalan tanpa menimbulkan penyakit.LO 5.3 Klasifikasi
Vaksinasi dan ImunisasiVaksin dapat dibagi menjadi vaksin hidup dan
vaksin mati. Vaksin hidup dibuat dalam pejamu, dapat menimbulkan
penyakit ringan, dan menimbulkan respons imun seperti yang terjadi
pada infeksi alamiah. Vaksin mati merupakan bahan (seluruh sel atau
komponen spesifik) asal patogen seperti toksoid yang diinaktifkan
tetapi tetap imunogen. Imunisasi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu imunisasi pasif dan aktif.1. Imunisasi PasifImunisasi pasif
terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel dari orang
lain yang telah mendapat imunisasi aktif. Transfer sel yang
kompeten imun kepada pejamu yang sebelumnya imun inkompeten,
disebut transfer adoptif. Imunisasi pasif dapat diperoleh melalui
antibodi dari ibu atau dari globulin gama homolog yang
dikumpulkan.a. Imunisasi pasif alamiah1) Imunitas maternal melalui
plasentaAntibodi dalam darah ibu merupakan proteksi pasif kepada
janin. IgG dapat berfungsi sitotoksik, antivirus dan antibakterial
terhadap H. Influenza B atau S. agalacti B. Ibu yang mendapat
vaksinasi aktif akan memberikan proteksi pasif kepada janin dan
bayi.2) Imunitas maternal melalui kolostrumASI mengandung berbagai
komponen sistem imun. Beberapa di antaranya berupa Echancement
Growth Factor untuk bakteri yang diperlukan dalam usus atau faktor
yang justru dapat menghambat tumbuhnya kuman tertentu (lisozim,
laktoferin, interferon, makrofag, sel T, sel B, granulosit).
Antibodi ditemukan dalam ASI dan kadarnya lebih tinggi dalam
kolostrum (ASI pertama segera setelah partus).b. Imunisasi pasif
buatan1) Immune Serum Globulin nonspesifik2) Immune Serum Globulin
spesifik: Hepatitis B Immune Globulin, ISG Hepatitis A, ISG Campak,
Human Rabes Immune Globulin, Human Varicella-Zoster Immune
Globulin, Antisera terhadap virus Sitomegalo, Antibodi Rhogam,
Tetanus Immune Globulin, dan Vaccina Immune Globulin.3) Serum asal
hewan2. Imunisasi AktifDalam imunisasi aktif untuk mendapatkan
proteksi dapat diberikan vaksin hidup/dilemahkan atau yang
dimatikan. Vaksin yang baik harus mudah diperoleh, murah, stabil
dalam cuaca ekstrim dan nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan
mudah direaktivasi dengan suntikan booster antigen. Baik sel B
maupun sel T diaktifkan oleh imunisasi. Keuntungan dari pemberian
vaksin hidup/dilemahkan ialah terjadinya replikasi mikroba sehingga
menimbulkan pajanan dengan dosis lebih besar dan respons imun di
tempat infeksi alamiah. Vaksin yang dilemahkan diproduksi dengan
mengubah kondisi biakan mikroorganisme dan dapat merupakan pembawa
gen dari mikroorganisme lain yang sulit untuk dilemahkan.LO 5.4
Syarat Vaksinasi dan ImunisasiPersyaratan umum vaksinasi adalah 1.
Pertahanan tubuh tidak lemah. Tidak mungkin bahwa vaksin akan
memberikan orang infeksi. Namun pada jenis vaksin, seperti campak,
gondok, rubella, cacar air, dan flu semprot hidung berisi virus
hidup tapi lemah dan tidak boleh diterima oleh orang-orang dengan
sistem kekebalan yang lemah.2. Tidak memiliki reaksi alergi
tertentu3. Pada seorang traveller, misalkan pada ibu hamil vaksin
hidup tertentu dapat membahayakan janin dari wanita hamil. Ini
termasuk campak, gondok, rubella vaksin, vaksin cacar, dan vaksin
flu semprot hidung. Untuk menghindari kerusakan pada bayi, wanita
hamil tidak boleh menerima vaksin ini.BCG Diberikan pada umur di
bawah 2 bulan, ulangan tidak dianjurkan. Dosis: 0,05 ml,
intrakutan, dekat insersi m.deltoideus. Tidak diberikan pada pasien
imunokompromais. Bila diberikan pada usia di atas3 bulanperlu uji
tuberkulin duluManfaat BCG diragukan: Daya lindung hanya 42% (WHO
50-78%). 70% TB berat mempunyai parut BCG. dewasa: BTA (+) 25-36%
walaupun sudah pernah vaksinasi BCG. Masa depan ditunggu vaksin TB
baru.
LO 5.5 Prosedur Vaksinasi dan Imunisasi
Jadwal Imunisasi
LO 5.6 Perbedaan Vaksinasi dan ImunisasiVaksinasi adalah
memberikan vaksin atau jenis patogen tertentu yang dilemahkan atau
dinon-aktifkan. Sedangkan imunisasi adalah pemberian serum tertentu
yang sudah terdapat hasil respon imun, misalnya antibodi. Vaksinasi
merupakan imunitas aktif buatan sedangkan imunisasi adalah imunitas
golongan pasif buatan.
LI 6. Memahami dan Menjelaskan Sudut Pandang Islam terhadap
VaksinasiMasalah ini diperselisihkan ulama menjadi dua pendapat :1.
Boleh dalam kondisi darurat. Ini pendapat Hanafiyyah, Syafiiyyah,
dan Ibnu Hazm.Di antara dalil mereka adalah keumuman firman Allah:
Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang
diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu
memakannya.... (QS. Al- Anam [6]:119)Demikian juga Nabi membolehkan
sutera bagi orang yang terkena penyakit kulit, Nabi membolehkan
emas bagi sahabat arfajah untuk menutupi aibnya, dan bolehnya orang
yang sedang ihrom untuk mencukur rambutnya apabila ada penyakit di
rambutnya. Imunisasi hukumnya boleh dan tidak terlarang, karena
termasuk penjagaan diri dari penyakit sebelum terjadi. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang memakan
tujuh butir kurma ajwah, maka dia akan terhindar sehari itu dari
racun dan sihir(HR. Bukhari : 5768, Muslim : 4702).Hadits ini
menunjukkan secara jelas tentang disyariatkannya mengambil sebab
untuk membentengi diri dari penyakit sebelum terjadi. Demikian juga
kalau dikhawatirkan terjadi wabah yang menimpa maka hukumnya boleh
sebagaimana halnya boleh berobat tatkala terkena penyakit.2. Tidak
boleh secara mutlak. Ini adalah madzab Malikiyyah dan Hanabillah.Di
antara dalil mereka adalah sabda Nabi: Sesungguhnya allah
menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan jangan
berobat dengan benda haram (ash-Shohihah:4/174). Alasan lainnya
karena berobat hukumnya tidak wajib menurut jumhur ulama, dan
karena sembuh dengan berobat bukanlah perkara yang yakin.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Paul D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia:
Latihan dan Panduan Belajar. Jakarta: EGC.Baratawidjaja, Karnen
Garna. 2014. Imunologi Dasar. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.Ereschenko, Victor P. 2012. Atlas Histologi diFiore.Jakarta :
EGCKamus Dorland edisi 31Kresno, Siti Boedina. 2010. Imunologi :
Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : FKUIRaden, Inmar.
2011. Anatomi Sistem Limfatikus. Jakarta : Bagian Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Yarsi
Zulhamidah, Yeni. 2014. Sistema Lymphaticus. Jakarta : Bagian
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
Sherwood, Lauralee. 2007. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem.
Edisi 6. Jakarta:EGC.
Zuhroni. 2010. Profesionalisme Dokter dalam, Pandangan Islam
Terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Bagian Agama
Universitas Yarsi
Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi diFiore. Edisi 11.
Jakarta : EGC
Kyle T. 2010. Immune System Natural Killer [Online]. Accessed
from: http://www.youtube.com/watch?v=HNP1EAYLhOs. [5 April
2014]
Med. Animation. The Immune Respons [Online]. Accessed from :
http://www.youtube.com/watch?v=Bf2t8n1ibwQ. [5 April 2014]
https://www.academia.edu/http://majalah1000guru.net/2013/09/sistem-imun-lawan-infeksi/http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/http://artikata.com/arti-356123-vaksinasi.htmlhttp://www.organisasi.org/1970/01/arti-definisi-pengertian-imunisasi-tujuan-manfaat-cara-dan-jenis-imunisasi-pada-manusia.html18