Top Banner

of 34

wow sangat baguuuuus

Feb 27, 2018

Download

Documents

septyadaya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    1/34

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    PEMODELAN RESIKO BANJIR LAHAR HUJAN

    PADA ALUR KALI PUTIH KABUPATEN MAGELANG

    TUGAS AKHIR

    FAHRUL HIDAYAT

    L2D009068

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    SEMARANG

    JULI 2013

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    2/34

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    3/34

    ii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Tugas Akhir yang berjudul, Pemodelan Resiko Banjir Lahar Hujan Pada Alur Kali Putih

    Kabupaten Magelang ini adalah hasil karya saya sendiri,

    dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

    telah saya nyatakan dengan benar

    NAMA : Fahrul Hidayat

    NIM : L2D 009 068

    Tanda Tangan : ......................................

    Tanggal : 25 Juli 2013

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    4/34

    iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Tugas Akhir ini diajukan oleh :

    NAMA : Fahrul Hidayat

    NIM : L2D 009 068

    Jurusan : Perencanaan Wilayah & Kota

    Fakultas : Teknik

    Judul Tugas Akhir : Pemodelan Resiko Banjir Lahar Hujan Pada Alur Kali Putih Kabupaten

    Magelang

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan

    yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan

    Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

    TIM PENGUJI

    Pembimbing : Dr.Sc.Agr. Iwan Rudiarto, ST, M.Sc ( .)

    Penguji I : Ir. Djoko Suwandono, MSP ( .....)

    Penguji II : Ir. Nurini, MT ( .....)

    Semarang, 25 Juli 2013

    Mengetahui,Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

    Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

    Dr-Ing. Asnawi, S.T. NIP. 197107241997021001

    https://sift.undip.ac.id/browse.php/Oi8vc2lh/LmZ0LnVu/ZGlwLmFj/LmlkL3B3/ay9tYWls/dG86MjIw/MUBwbGFu/b2xvZ2ku/ZnQudW5k/aXAuYWMu/aWQ_3D/b0/https://sift.undip.ac.id/browse.php/Oi8vc2lh/LmZ0LnVu/ZGlwLmFj/LmlkL3B3/ay9tYWls/dG86MjIw/MUBwbGFu/b2xvZ2ku/ZnQudW5k/aXAuYWMu/aWQ_3D/b0/
  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    5/34

    iv

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Fahrul Hidayat

    NIM : L2D 009 068

    Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota

    Fakultas : Teknik

    Jenis Karya : Tugas Akhir

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas

    Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( None-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah

    saya yang berjudul:

    Pemodelan Resiko Banjir Lahar Hujan Pada Alur Kali Putih Kabupaten Magelang

    Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Noneksklusif ini Universitas

    Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data

    (database ), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

    sebagai penulis maupun pemilik Hak Cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Semarang

    Pada Tanggal : 25 Juli 2013

    Yang menyatakan

    Fahrul Hidayat

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    6/34

    v

    hanya ada 3 kunci sukses : kerja keras, kerja keras, & kerja keras (Affandi)

    arya ini kupersembahkanUntuk orang tua dan keluarga tercinta, yang telah memberikan semangat dan

    motivasi. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita semua.

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    7/34

    vi

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Terimakasih saya ucapkan kepada :

    1. Allah SWT yang telah memberikan semua kelancaran serta kesabaran bagi penyusun

    dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

    2. Kedua orang tua tersayang Bapak Zaenul Trimulyo Budi Santoso dan Ibu Esna Khoiriatik

    serta kakak tercinta Ahmad Zaeni Mufti atas kasih sayang, doa, dan dukungan kepada

    penyusun dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    3. Dr.Sc.Agr. Iwan Rudiarto, ST, M.Sc selaku dosen pembimbing, terima kasih atas masukan,

    waktu dan kesabarannya dalam membimbing penyusun.4. Ir. Djoko Suwandono, MSP dan Ir Nurini, MT selaku dosen penguji. Terima kasih atas

    pertanyaan dan masukan yang diberikan kepada penyusun dalam penyempurnaan Tugas

    Akhir ini.

    5. Teman-teman di Asrama Dmuls dan tamunya (Erfandy alias Bang Haji, Rudi, Ipul A,

    Paksi, Reza, Angga alias Warmo, Ugra, Izzan, Akhyar, & Ipul B) yang selalu memberikan

    pencerahan dan teman mencari angin segar ketika pikiran sedang stress.

    6. Teman-teman yang bersedia membagikan ilmu dan idenya (Syamsu & Aldia)

    7. Teman-teman Planologi Angkatan 200 9 Beda Kota Satu Hati , atas kekompakan dan

    kebersamaan kalian selama ini dalam berjuang untuk kata Lulus.

    8. Semua pihak yang telah berkontribusi demi terselesaikannya tugas akhir ini, yang tidak

    dapat penyusun sebutkan satu persatu.

    https://sift.undip.ac.id/browse.php/Oi8vc2lh/LmZ0LnVu/ZGlwLmFj/LmlkL3B3/ay9tYWls/dG86MjIw/M0BwbGFu/b2xvZ2ku/ZnQudW5k/aXAuYWMu/aWQ_3D/b0/https://sift.undip.ac.id/browse.php/Oi8vc2lh/LmZ0LnVu/ZGlwLmFj/LmlkL3B3/ay9tYWls/dG86MjIw/M0BwbGFu/b2xvZ2ku/ZnQudW5k/aXAuYWMu/aWQ_3D/b0/https://sift.undip.ac.id/browse.php/Oi8vc2lh/LmZ0LnVu/ZGlwLmFj/LmlkL3B3/ay9tYWls/dG86MjIw/M0BwbGFu/b2xvZ2ku/ZnQudW5k/aXAuYWMu/aWQ_3D/b0/https://sift.undip.ac.id/browse.php/Oi8vc2lh/LmZ0LnVu/ZGlwLmFj/LmlkL3B3/ay9tYWls/dG86MjIw/M0BwbGFu/b2xvZ2ku/ZnQudW5k/aXAuYWMu/aWQ_3D/b0/
  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    8/34

    vii

    ABSTRAK

    Bencana masih menjadi permasalahan serius bagi Negara Indonesia. Salah satu bencana yangmenimbulkan banyak kerugian baik materi maupun non-materi adalah letusan gunung berapi. Karenaletusan gunung merapi itu sendiri memiliki rangkaian proses, mulai dari pengeluaran awan panas, lava

    pijar, hingga banjir lahar hujan. Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah gunung berapi yangbanyak sehingga dijuluki sebagai Ring of Fire. Salah satu gunung berapi yang aktif adalah Gunung Merapi,

    perbatasan DIY dan Jawa Tengah (84 kali peristiwa dengan rata rata 5 tahun sekali mengalami erupsi). Pada tahun 2010, serangkaian peristiwa Erupsi Gunung Merapi mengakibatkan banyak korban meninggal serta kerugian materi.Mulai dari hujan abu, awan panas, hingga banjir lahar hujan. Banjir lahar hujanmenjadi salah satu puncak bencana yang menjadi beban bagi warga sekitar alur sungai yang berhulu di

    Merapi. Karena diperkirakan masih akan terjadi sampai semua material yang ada di puncak Merapiterbawa oleh air hujan. Menurut penelitian yang telah dilakukan BPPTK, memerlukan 3 kali musim hujanuntuk mengeluarkan sekitar 70 persen material. Oleh karena itu perlu adanya suatu manajemen resiko

    memanfaatkan Sistem Informasi Geografis untuk memodelkan resiko bencana banjir lahar hujan sebagaiupaya meminimalkan dampak yang ditimbulkan

    Penelitian yang dilakukan merupakan pengembangan model resiko bencana yang sudah adadengan memperdalam fokus yakni pada bencana banjir lahar hujan sebagai upaya penyempurnaan

    penelitian. Semakin rinci dan relevan maka akan semakin tinggi tingkat akurasi hasil penelitian dalam halini adalah pemodelan yang akan dihasilkan. Sehingga yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah bagaimanakah proses dan model resiko bencana banjir lahar hujan di daerah sepanjang alur sungai Kali

    Putih apabila dibandingkan dengan model resiko yang ada?. Tujuan dari penelitian ini adalah memodelkanresiko bencana banjir lahar hujan di alur Kali Putih dengan maksud untuk mengetahui kemungkinan

    perbedaan resiko banjir yang ada di daerah aliran sungai sebagai langkah mitigasi bencana baik itu terkaitdengan penataan ruang dan peningkatan kapasitas masayarakat.

    Penilaian resiko tersebut menggunakan tiga komponen utama yakni tingkat bahaya, tingkatkerentanan, dan kapasitas. Komponen kerentanan tersebut diasumsikan sebagai kondisi yang sama dalam

    menghadapi komponen bahaya yang berebeda untuk membuktikan bahwa tingkat resiko akan berubah ketikakejadian bahaya yang digunakan juga berbeda. Pendekatan yang digunakan untuk pencapaian tujuanadalah secara kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, yakni analisis

    skoring dan spasial (overlay) terhadap semua variabel sesuai dengan kriteria - kriteria yang ada. Dari hasil analisis, didapatkan tingkat resiko terhadap 2 kejadian banjir lahar hujan yang berbeda.

    Resiko Eksisting (banjir lahar 2010/2011): tingkat resiko terdiri dari 5 kategori (2% resiko sangat tinggi,20% resiko tinggi, 35% resiko sedang, 26% resiko agak rendah, dan 17% resiko sangat rendah). Sedangkan

    Resiko Prediksi (banjir lahar hasil pemodelan HEC-RAS): tingkat resiko terdiri dari 5 kategori (2% resiko sangat tinggi, 20% resiko tinggi, 33% resiko sedang, 28% resiko agak rendah, dan 17% resiko sangatrendah). Setelah dibandingkan dengan hasil pemodelan yang lama (penelitian KESDM & BNPB, 2012),ternyata memiliki perbedaan yang dipengaruhi oleh beberapa hal. Selain karena masukan/input variabel,

    perbedaan hasil tersebut juga dikarenakan penggunaan skala penilaian yang berbeda, dan penggunaandata yang berbeda (updating data). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemodelan padadasarnya memiliki perbedaan. Sesuai dengan permasalahan penelitian yang diangkat, hasil penelitian sudahbisa menjelaskan bagaimana perbedaan proses dan model yang baru (penelitian 2013) dengan proses danmodel yang lama (penelitian KESDM & BNPB, 2012).

    Kata Kunci: model resiko, banjir lahar hujan , SIG

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    9/34

    viii

    ABSTRACT

    Mount Merapi is one of the most dangerous volcano in Indonesia. Noted, it have 84 times of eruptionuntil 2010 in 5 times/year of average. Every eruption bring damage and loss. The tragedy of Merapi eruption2010 caused the damage and loss in rupiahs is 471 billion and 417 billion. For example, the lahar hazard inriver flows have few destroyed much infrastructure, housing and farmland. The series is still likely to occur,which means that the risk of damage and loss is also still possible especially in watersheds. Thereforeconducted research on the risk of a flood of volcanic debris in one i.e. river flow Times white as thedevelopment model that has been in existence. The risk model is dynamic and always requires a renewal ofdata to get the results that approached the surreal. The risk modelling using three main components namelythe flood danger level, the level of vulnerability of lahar hazard (physical, cultural and social & amp;economic) and capacity. The method used is a quantitative with spatial analysis and scoring (overlay) at thehamlet of administrative units with Geographical Information Systems against all variables suitable criteria.The level of risk taken 54 of hamlet, against 2 lahar hazard. Existing risks (2010/2011): 2% is very high risk,

    20% high risk, 35% were at risk, 26% the risk is rather low, and 17% very low risk. Whereas the risk Prediction (the lava flood modelling results using HEC-RAS): 2% very high risk, 20% high risk, 33% wereat the risk, 28% the risk is rather low, and 17% very low risk. After modeling results compared to the old one(the KESDM & BNPB research, 2012), it has the distinction of being influenced by input of variables, the

    scale of assessments and the data update.

    Keywords : risk modelling, lahar hazard, GIS

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    10/34

    ix

    KATA PENGANTAR

    Bencana alam masih menjadi peristiwa yang mendapatkan perhatian dari banyak pihak di

    seluruh belahan bumi. Hal itu dikarenakan bencana alam berimplikasi pada kerusakan, kerugian,

    bahkan keselamatan manusia pada suatu wilayah. Banyak upaya telah dilakukan untuk

    meminimalkan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh bencana seperti sosialisasi dalam

    melakukan evakuasi hingga relokasi perumahan. Perkembangan solusi solusi juga sangat pesat

    seiring dengan berkembangnya teknologi. Salah satu contoh perkembangan tersebut adalah Sistem

    Informasi Geografis (SIG) yang dijadikan sebagai alat bantu pengambilan keputusan khususnya

    terkait upaya penanggunlangan bencana alam.SIG tersebut merupakan serangkaian proses yang membutuhkan data. Data tersebut berupa

    data spasial dan juga data non -spasial. Kualitas hasil ditentukan oleh kualitas data yang digunakan.

    Semakin akurat data yang digukanakan maka hasilnya juga akan semakin bisa merepresentasikan

    kondisi nyata.

    Hal tersebut di atas menjadikan alasan disusunnya Tugas Akhir dengan judul Pemodelan

    Resiko Banjir Lahar Hujan Pada Alur Kali Putih Kabupaten Magelang . Dinamika dalam suatu

    wilayah sangat dipengaruhi oleh perubahan waktu yang pada akhirnya memerlukan untuk diteliti

    perubahan tersebut. Begitu pula dengan tujuan Tugas Akhir tersebut yang secara umum adalahuntuk menilai kemungkinan perbedaan resiko bencana banjir lahar hujan.

    Alhamdulilahhirobil alamin, segala puji bagi Allah SWT karena selalu memberikan

    rahmat, nikmat dan karunia-Nya dalam menyelesaikan Tugas Akhir yang menjadi salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar sarjana. Tugas Akhir tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai

    tambahan informasi dan pengetahuan terkait dengan kebencanaan dalam sudut pandang

    perencanaan wilayah dan kota. Penyusun menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari

    kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan, agar dalam pelaksanaan penelitian

    tugas akhir berikutnya menjadi lebih baik.

    Semarang, Juli 2013

    Penyusun

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    11/34

    x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................... i

    HALAMAN ORISINALITAS ...................................................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................................... iii

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................... iv

    HALAMAN PRIBADI ................................................................................................................. v

    UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................................................... vi

    ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................................................ vii

    ABSTRAK BAHASA INGGRIS.................................................................................................. viiiKATA PENGANTAR ................................................................................................................. ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................................................. x

    DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1

    1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................... 2

    1.3 Tujuan dan Sasaran .................................................................................................... 4

    1.3.1 Tujuan ............................................................................................................... 4

    1.3.2 Sasaran .............................................................................................................. 4

    1.4 Ruang Lingkup .......................................................................................................... 5

    1.4.1 Ruang Lingkup Materi ...................................................................................... 5

    1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah ................................................................................... 5

    1.5 Posisi Penelitian ......................................................................................................... 6

    1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 7

    1.7 Keaslian Penelitian .................................................................................................... 7

    1.8 Kerangka Pikir ........................................................................................................... 8

    1.9 Metode Penelitian ...................................................................................................... 8

    1.9.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 10

    1.9.2 Metode Analisis ................................................................................................ 14

    1.9.3 Kerangka Analisis ............................................................................................. 15

    1.10 Sistematika Penulisan .............................................................................................. 16

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    12/34

    xi

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA RESIKO BANJIR LAHAR KALI PUTIH

    2.1 Daerah Aliran Sungai................................................................................................. 17

    2.1.1 Pengertian Daerah Aliran Sungai...................................................................... 17

    2.1.2 Karakteristik Daerah Aliran Sungai .................................................................. 182.2 Bencana ...................................................................................................................... 19

    2.3 Bencana Banjir Lahar ................................................................................................ 20

    2.4 Konteks Bencana dalam Penataan Ruang .................................................................. 22

    2.5 Kajian Resiko Bencana .............................................................................................. 23

    2.6 Kajian Bahaya dan Probabilitas, Kerentanan, dan Kapasitas .................................... 26

    2.6.1 Bahaya dan Probabilitas .................................................................................... 26

    2.6.2 Kerentanan ........................................................................................................ 27

    2.6.3 Kapasitas ........................................................................................................... 31

    2.7 Pemodelan dengan SIG ............................................................................................. 32

    2.7.1 Pengertian SIG dan Model ................................................................................ 32

    2.7.2 Konsep Pemodelan dalam SIG ......................................................................... 32

    2.7.3 Penyusunan Model ............................................................................................ 33

    2.7.4 Model Spasial SIG ............................................................................................ 35

    2.8 Sintesis Tinjauan Pustaka dan Penetapan Variabel ................................................... 35

    2.8.1 Penetapan Variabel Terpilih ............................................................................. 36

    BAB III GAMBARAN UMUM ALUR KALI PUTIH

    3.1 Letak dan Lokasi Kali Putih ...................................................................................... 41

    3.2 Karakteristik Fisik Alur Kali Putih ............................................................................ 42

    3.2.1 Bentuk DAS ...................................................................................................... 42

    3.2.2 Topografi ......................................................................................................... 42

    3.2.3 Curah Hujan ..................................................................................................... 43

    3.2.4 Morfologi dan Geologi ..................................................................................... 44

    3.2.5 Penggunaan Lahan ............................................................................................ 46

    3.2.6 Letak Geografis Perumahan di Alur Kali Putih ................................................ 46

    3.2.7 Konstruksi Bangunan Rumah di Alur Kali Puith ............................................. 48

    3.2.7 Kepadatan Rumah Bruto di Alur Kali Puith ..................................................... 48

    3.2.9 Kondisi Infrastruktur dan Fasilitas di Alur Kali Puith ...................................... 49

    3.3 Karakteristik Non Fisik Alur Kali Putih .................................................................... 58

    3.3.1 Kondisi Demografi/kependudukan ................................................................... 58

    3.3.2 Kondisi Ekonomi ............................................................................................. 64

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    13/34

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    14/34

    xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel I.1 : Keaslian penelitian ................................................................................................... 5

    Tabel II.1 : Bagian - bagian DAS ................................................................................................ 18

    Tabel II.2 : Bentuk - bentuk DAS ............................................................................................... 18

    Tabel II.3 : Elemen Kunci Manajemen Bencana ......................................................................... 20

    Tabel II.4 : Model Resiko Bencana ............................................................................................. 23

    Tabel II.5 : Sintesis Komponen Resiko Bencana ........................................................................ 21

    Tabel II.6 : Variabel Kerentanan Fisik ........................................................................................ 29

    Tabel II.7 : Variabel Kerentanan Sosial ...................................................................................... 30Tabel II.8 : Dimensi Kapasitas .................................................................................................... 31

    Tabel II.9 : Variabel Penelitian (Resiko dan Bahaya) ................................................................. 36

    Tabel II.10 : Variabel Penelitian (Kerentanan Fisik, Sosial, Ekonomi dan Kapasitas) ................. 37

    Tabel III.1 : Persentase Kerusakan Drainase & Irigasi, kondisi Jar Listrik & Telekomunikasi ... 56

    Tabel III.2 : Jumlah Fasilitas di Alur Kali Putih berdasrakan dusun ............................................ 57

    Tabel III.3 : Kepadatan dan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin 2012/2013 .................... 59

    Tabel III.4 : Kelompok Rentan Alur Kali Putih 2012/2013 ......................................................... 60

    Tabel III.5 : Mata Pencaharian Penduduk Alur Kali Putih 2012/2013 ......................................... 61Tabel IV.1 : Sektor Terdampak Erupsi Merapi 2010/2011 ........................................................... 69

    Tabel IV.2 : Klasifikasi Variabel Bahaya/Ancaman ..................................................................... 73

    Tabel IV.3 : Klasifikasi Variabel Daerah Terdampak Banjir Lahar 2010/2011 ........................... 74

    Tabel IV.4 : Debit Prediksi Banjir Lahar Dingin Kali Putih ......................................................... 76

    Tabel IV.5 : Pemodelan Limpasan Prediksi Banjir Lahar Dingin Kali Putih dengan HEC-RAS . 77

    Tabel IV.6 : Klasifikasi Variabel Daerah Terdampak Banjir Lahar Prediksi ............................... 78

    Tabel IV.7 : Klasifikasi Variabel Kerentanan Fisik dan Lingkungan ........................................... 80

    Tabel IV.8 : Klasifikasi Variabel Kerentanan Sosial .................................................................... 99Tabel IV.9 : Klasifikasi Variabel Kerentanan Ekonomi ............................................................. 111

    Tabel IV.10 : Organisasi Pengurangan Resiko Bencana ............................................................... 119

    Tabel IV.11 : Klasifikasi Variabel Kapasitas ................................................................................ 121

    Tabel IV.12 : Sintesis Hasil Pemodelan ........................................................................................ 129

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    15/34

    xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Banjir Lahar di Kota Armero, Columbia, 1985 ......................................................... 1

    Gambar 1.2 Orientasi Wilayah Penelitian ..................................................................................... 5

    Gambar 1.3 Posisi Penelitian terhadap PWK ................................................................................ 6

    Gambar 1.4 Kerangka Pikir Penelitian .......................................................................................... 9

    Gambar 1.5 Alur Penelitian ........................................................................................................... 14

    Gambar 1.6 Kerangka Analisis ..................................................................................................... 15

    Gambar 2.1 Batas Daerah Aliran Sungai (DAS) ........................................................................... 17

    Gambar 2.2 Siklus Penanggulangan Bencana ............................................................................... 19Gambar 2.3 Banjir Lahar Dingin .................................................................................................. 22

    Gambar 2.4 Model Analisis Resiko Bencana ................................................................................ 24

    Gambar 2.5 Formula Analisis Resiko Bencana............................................................................. 26

    Gambar 2.6 Komponen Analisis Kerentanan ................................................................................ 28

    Gambar 2.7 Proses Kerentanan Bencana ...................................................................................... 29

    Gambar 2.8 Siklus Model.............................................................................................................. 34

    Gambar 2.9 Analisis Spasaial Dengan Menggunakan SIG ........................................................... 35

    Gambar 3.1 Konstelasi Wilayah Penelitian ................................................................................... 42Gambar 3.2 Bentuk DAS Progo .................................................................................................... 43

    Gambar 3.3 Peta Topografi Alur Kali Putih.................................................................................. 44

    Gambar 3.4 Distribusi Curah Hujan Maret 2013 .......................................................................... 45

    Gambar 3.5 Morfologi dan Peta Geologi Alur Kali Putih ............................................................ 46

    Gambar 3.6 Peta Penggunaan Lahan Alur Kali Putih ................................................................... 47

    Gambar 3.7 Peta Contoh Kelokan Alur Kali Putih ...................................................................... 48

    Gambar 3.8 Contoh Rumah tidak layak huni ................................................................................ 49

    Gambar 3.9 Titik Contoh Kondisi Jalan di Alur Kali Putih .......................................................... 50Gambar 3.10 Contoh Kondisi Jalan Alur Kali Putih ..................................................................... 50

    Gambar 3.11 Contoh Kondisi Drainase dan Irigasi Alur Kali Putih ............................................. 52

    Gambar 3.12 Contoh Fasilitas di Alur Kali Putih ......................................................................... 52

    Gambar 3.13 Grafik Radius Perumahan dari bibir terluar Alur Kali Putih ................................... 53

    Gambar 3.14 Grafik Persentase Rumah Tidak Layak Huni di Alur Kali Putih ............................ 54

    Gambar 3.15 Grafik Kepadatan Rumah Bruto di Alur Kali Putih ................................................ 55

    Gambar 3.16 Grafik Persentase Kerusakan Jalan di Alur Kali Putih ............................................ 56

    Gambar 3.17 Grafik Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010......................... 59

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    16/34

    xv

    Gambar 3.18 Kepadatan Penduduk Alur Kali Putih Tahun 2013 ................................................ 63

    Gambar 3.19 Grafik Persentase Keluarga/KK miskin di Alur Kali Putih 2013 ............................ 66

    Gambar 3.20 Grafik Realisasi Pajak 2013 .................................................................................... 67

    Gambar 3.21 Banjir Lahar Dingin Kali Putih 2010/2011 ............................................................. 68Gambar 3.22 Bronjong/talut di Desa Sirahan & Papan Jalur Evakuasi di Desa Jumoyo ............. 69

    Gambar 4.1 Persentase Kerusakan dan Kerugian Akibat Erupsi Merapi 2010/2011 .................... 70

    Gambar 4.2 Contoh Kerusakan Fisik Akibat Banjir Lahar Dingain Kali Putih 2010/2011 .......... 71

    Gambar 4.3 Proses Pembentukan Model Kerentanan di Alur Kali Putih ..................................... 72

    Gambar 4.4 Proses Pembentukan Model Resiko Banjir Lahar di Alur Kali Putih ....................... 73

    Gambar 4.5 Peta Bahaya Banjir Lahar di Alur Kali Putih 2010/2011 .......................................... 75

    Gambar 4.6 Peta Nilai Bahaya Banjir Lahar di Alur Kali Putih 2010/2011 ................................. 75

    Gambar 4.7 Peta Nilai Bahaya Banjir Lahar di Alur Kali Putih 2010/2011 menurut dusun ........ 76

    Gambar 4.8 Peta Bahaya Banjir Lahar di Alur Kali Putih Prediksi .............................................. 78

    Gambar 4.9 Peta Nilai Bahaya Banjir Lahar di Alur Kali Putih Prediksi ..................................... 79

    Gambar 4.10 Peta Nilai Bahaya Banjir Lahar di Alur Kali Putih Prediksi menurut dusun .......... 79

    Gambar 4.11 Persentase Kerentanan Penggunaan Lahan Berdasarkan dusun .............................. 82

    Gambar 4.12 Grafik Luas Penggunaan Lahan di Alur Kali Putih 2013 ........................................ 83

    Gambar 4.13 Peta Kerentanan Penggunaan Lahan di Alur Kali Putih Berdasarkan Jenis ............ 84

    Gambar 4.14 Peta Kerentanan Penggunaan Lahan di Alur Kali Putih Berdasarkan Dusun ......... 84

    Gambar 4.15a Persentase Kerentanan Letak Perumahan terhadap Kelokan Sungai ..................... 86

    Gambar 4.15b Persentase Kerentanan Radius Perumahan dari Sungai ........................................ 86

    Gambar 4.16 Peta Kerentanan Letak Perumahan terhadap Kelokan Sungai ................................ 86

    Gambar 4.17 Peta Kerentanan Radius Perumahan dari Sungai .................................................... 87

    Gambar 4.18 Persentase Kerentanan Konstruksi Rumah di Alur Kali Putih ................................ 88

    Gambar 4.19 Peta Kerentanan Konstruksi Rumah di Alur Kali Putih .......................................... 88

    Gambar 4.20 Persentase Kerentanan Kepadatan Rumah di Alur Kali Putih................................. 89

    Gambar 4.21 Peta Kerentanan Kepadatan Rumah di Alur Kali Putih .......................................... 90

    Gambar 4.22 Peta Persebaran Perumahan di Alur Kali Putih ....................................................... 90

    Gambar 4.23a Persentase Kerentanan Fasilitas Umum di Alur Kali Putih ................................... 91

    Gambar 4.23b Persentase Kerentanan Fasilitas Penahan Banjir di Alur Kali Putih ..................... 91

    Gambar 4.24 Peta Kerentanan Fasilitas Umum di Alur Kali Putih ............................................... 92

    Gambar 4.25 Peta Kerentanan Fasilitas Penahan Banjir di Alur Kali Putih ................................. 92

    Gambar 4.26 Persentase Kerentanan Saluran (Irigasi & Drainase) di Alur Kali Putih ................. 93

    Gambar 4.27 Peta Kerentanan Saluran (Irigasi & Drainase) di Alur Kali Putih ........................... 94

    Gambar 4.28 Persentase Kerentanan Jaringan Jalan di Alur Kali Putih ...................................... 95

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    17/34

    xvi

    Gambar 4.29 Peta Kerentanan Jaringan Jalan di Alur Kali Putih ................................................ 95

    Gambar 4.30 Persentase Kerentanan Jaringan Listrik dan Telekomunikasi di Alur Kali Putih... 96

    Gambar 4.31 PetaKerentanan Jaringan Listrik dan Telekomunikasi di Alur Kali Putih ............ 97

    Gambar 4.32 Persentase Kerentanan Fisik di Alur Kali Putih ...................................................... 98Gambar 4.33 Peta Kerentanan Fisik di Alur Kali Putih ................................................................ 98

    Gambar 4.34 Persentase Kerentanan Kepadatan Penduduk di Alur Kali Putih Tahun 2013 ........ 100

    Gambar 4.35 Peta Kerentanan Kepadatan Penduduk di Alur Kali Putih Tahun 2013 .................. 101

    Gambar 4.36 Persentase Kerentanan Kelompok Ketergantungan di Alur Kali Putih ................... 102

    Gambar 4.37 PetaKerentanan Kelompok Ketergantungan di Alur Kali Putih .............................. 102

    Gambar 4.38 Persentase Kerentanan Penduduk Wanita di Alur Kali Putih .................................. 103

    Gambar 4.39 Peta Kerentanan Penduduk Wanita di Alur Kali Putih ............................................ 104

    Gambar 4.40 Persentase Kerentanan Mata Pencaharian Penduduk di Alur Kali Putih ................ 105

    Gambar 4.41 Peta Kerentanan Mata Pencaharian Penduduk di Alur Kali Putih .......................... 105

    Gambar 4.42 Persentase Kerentanan Mitigasi Bencana oleh Penduduk di Alur Kali Putih ......... 106

    Gambar 4.43 Peta Kerentanan Mitigasi Bencana oleh Penduduk di Alur Kali Putih ................... 107

    Gambar 4.44 Persentase Kerentanan Pemahaman Bencana oleh Penduduk di Alur Kali Putih ... 107

    Gambar 4.45 Peta Kerentanan Pemahaman Bencana oleh Penduduk di Alur Kali Putih ............. 108

    Gambar 4.46 Persentase Kerentanan Sistem Kekerabatan di Alur Kali Putih .............................. 108

    Gambar 4.47 Peta Kerentanan Sistem Kekerabatan di Alur Kali Putih ........................................ 109

    Gambar 4.48 Persentase Kerentanan Sosial di Alur Kali Putih .................................................... 110

    Gambar 4.49 Peta Kerentanan Sosial di Alur Kali Putih .............................................................. 110

    Gambar 4.50 Persentase Kerentanan Kemiskinan Penduduk di Alur Kali Putih .......................... 112

    Gambar 4.51 Peta Kerentanan Kemiskinan Penduduk di Alur Kali Putih .................................... 112

    Gambar 4.52 Persentase Kerentanan Pendapatan Dusun di Alur Kali Putih ................................ 113

    Gambar 4.53 Peta Kerentanan Pendapatan Dusun di Alur Kali Putih .......................................... 113

    Gambar 4.54 Persentase Kerentanan Ekonomi di Alur Kali Putih ............................................... 115

    Gambar 4.55 Peta Kerentanan Ekonomi di Alur Kali Putih ......................................................... 115

    Gambar 4.56 Diagram Alir Model Kerentanan Fisik, Sosial, dan Ekonomi di Alur Kali Putih ... 116

    Gambar 4.57 Persentase Kerentanan Fisik, Sosial, dan Ekonomi di Alur Kali Putih ................... 117

    Gambar 4.58 Peta Kerentanan Fisik, Sosial, dan Ekonomi di Alur Kali Putih ............................. 117

    Gambar 4.59 Bagan Kelembagaan Penanggulangan Bencana Banjir Lahar di Alur Kali Putih ... 118

    Gambar 4.60 Persentase Kapasitas Kelembagaan di Alur Kali Putih ........................................... 122

    Gambar 4.61 Peta Kapasitas Kelembagaan di Alur Kali Putih ..................................................... 122

    Gambar 4.62 Diagram Alir Model Kerentanan Fisik, Sosial, Ekonomi, dan Kapasitas Kelembagaan

    di Alur Kali Putih ..................................................................................................... 123

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    18/34

    xvii

    Gambar 4.63 Persentase Kerentanan Fisik, Sosial, Ekonomi, dan Kapasitas Kelembagaan di Alur

    Kali Putih .................................................................................................................. 124

    Gambar 4.64 Peta Kerentanan Fisik, Sosial, Ekonomi, dan Kapasitas Kelembagaan di Alur Kali

    Putih .......................................................................................................................... 124Gambar 4.65 Diagram Alir Model Resiko Eksisting di Alur Kali Putih ....................................... 125

    Gambar 4.66 Persentase Resiko terhadap Banjir Lahar di Alur Kali Putih 2012/2011 ................ 126

    Gambar 4.67 Peta Resiko terhadap Banjir Lahar di Alur Kali Putih 2012/2011 .......................... 126

    Gambar 4.68 Diagram Alir Resiko terhadap Banjir Lahar di Alur Kali Putih Prediksi ................ 127

    Gambar 4.69 Persentase Resiko terhadap Banjir Lahar di Alur Kali Putih Prediksi .................... 128

    Gambar 4.70 Peta Resiko terhadap Banjir Lahar di Alur Kali Putih Prediksi .............................. 128

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    19/34

    1

    (Sumber : BMKG, 2011)

    Gambar 1.1Banjir lahar hujan di Kota Armero, Columbia,

    1985

    1. BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Salah satu bencana alam yang masih menjadi permasalahan serius bagi Negara Indonesia

    adalah rangkaian peristiwa erupsi gunung berapi karena memiliki banyak gunung berapi aktif. Data

    menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 129 gunung berapi aktif yang tersebar hampir di semua

    pulau (ESDM, 2009). Hal itu membuat Indonesia memiliki julukan sebagai Ring of Fire dan negara

    rawan bencana vulkanik. Suatu rangkaian peristiwa erupsi terdiri dari hujan abu, keluarnya awan panas, lava pijar, lahar panas dan banjir lahar hujan. Banjir lahar hujan terjadi ketika turun curah

    hujan dengan intensitas tinggi bercampur dengan material lepas gunung berapi hingga membentuk

    aliran. Meskipun material lahar tersusun atas abu gunung berapi dan fragmen batuan, tetapi banjir

    lahar mampu mengalir lebih deras dan lebih cepat jika dibandingkan dengan aliran air biasa

    (Daryono, 2011).

    Pada beberapa kasus letusan gunung berapi, ternyata dampak banjir lahar terkadang lebih

    berbahaya dan menimbulkan kerugian lebih besar daripada letusan gunungapi itu sendiri. Seperti

    contoh adalah putusnya jembatan penghubung Jawa Tengah DIY yang berimbas pada kekacauansistem transportasi, dan tertimbunnya ratusan rumah oleh material pasir pada peristiwa Erupsi

    Gunung Merapi tahun 2010- 2011. Sebagai contoh lain, Letusan kecil Gunungapi Nevado del

    Ruiz di Columbia tahun 1985 menewaskan

    lebih dari 23.000 orang tewas. Korban tewas ini

    tidak disebabkan oleh letusan gunungapi tetapi

    akibat tersapu banjir lahar. Juga peristiwa

    letusan Gunungapi Pinatubo di Filipina tahun

    1991. Sebanyak 100.000 rumah rusak berat

    bukan disebabkan oleh letusan gunung tetapi

    hanyut akibat banjir lahar (BMKG, 2011).

    Banjir lahar hujan yang terjadi di

    Magelang dan DIY tersebut hingga saat ini

    masih mendapatkan perhatian penuh dari

    pemerintah dan warga setempat. Karena Diperkirakan banjir lahar hujan masih akan terjadi hingga

    semua material Gunung Merapi terbawa arus hujan. Balai Penyelidikan dan Pengembangan

    Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menyatakan potensi banjir lahar hujan masih akan

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    20/34

    2

    terus terjadi, karena baru sekitar 30 persen material erupsi Merapi yang turun atau longsor menjadi

    lahar hujan. Material hasil erupsi Merapi 2010 diperkirakan volumenya sekitar 140 juta meter

    kubik. Perlu tiga musim hujan, atau tiga tahun untuk "menghabiskan" sekitar 70 persen material

    hasil erupsi yang masih berada di atas (BPPTK, 2011).Sangat wajar apabila pemerintah danmansyarakat mencemaskan hal tersebut. Karena kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan sangat

    besar, seperti hilangnya harta benda, rusaknya rumah, infrastruktur, tercemarnya air sumur,

    terganggunya sistem irigasi, rusaknya lahan pertanian, hingga korban jiwa.Jumlah kerusakan dan

    kerugian yang ditimbulkan oleh bencana letusan Gunung Merapi tahun 2010 adalah Rp. 4,23

    trilyun (BNPB, 2011). Dengan demikian perlu adanya penanganan agar dapat meminimalkan

    dampak yang ditimbulkan. Langkah penanggulangan bencana yakni dimulai dari sebelum bencana,

    pada saat bencana dan setelah bencana terjadi (BAKORNAS PBP, 2002). Penyelenggaraan

    penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan

    bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka memberikan

    perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko, dan dampak bencana (Pemerintah RI, 2008).

    Salah satu upaya penanggulangan bencana yang dapat dilakukan dalah dengan memanfaatkan

    sistem informasi sebagai alat untuk penentuan dan pemodelan resiko banjir lahar hujan.

    Saat ini masih sedikit penelitian terkait resiko banjir lahar di Daerah Aliran Sungai (DAS)

    terdampak banjir, khususnya di Indonesia meskipun menurut informasi dari Scawthom (2005)

    bahwa sejak tahun 1995 - 2000 sudah banyak pengembangan model resiko untuk banjir di Amerika

    maupun di benua lain ( Global Risk Identification Programme /GRIP, 2010). Penelitian di Indonesia

    yang banyak dilakukan masih bersifat umum pada keseluruhan daerah rawan Erupsi gunung berapi.

    Padahal tingkat rawan banjir lahar hujan tidak sama untuk setiap DAS terdampak. Oleh karena itu

    sebagai upaya untuk mengembangkan penelitian penelitian yang sudah ada, perlu dilakukan suatu

    penelitian yang menggunakan perspektif lain yakni memodelkan resiko banjir lahar hujan pada

    DAS terdampak banjir lahar hujan. Selain itu, penelitian ini juga mendukung upaya pemerintah

    (BNPB) dalam pembuatan resiko bencana di beberapa DAS terdampak banjir lahar dengan

    melibatkan masyarakat dan pihak terkait. Sehingga hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan

    oleh semua pihak terutama pemerintah sebagai pengembangan variabel resiko bencana. Dengan

    kasus yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah banjir lahar hujan pada DAS Kali Putih

    Magelang yang pada tahun 2010 - 2011 lalu menjadi salah satu penyebab kerusakan fisik beberapa

    desa di Kabupaten Magelang.

    1.2 Rumusan Masalah

    Besar kecilnya dampak yang mungkin terjadi akibat banjir lahar hujan merupakan suatu

    hal yang tidak dapat diketahui secara pasti. Ditambah lagi banjir lahar hujan memiliki karakteristik

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    21/34

    3

    yang berbeda dengan banjir bianjir lain. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah

    memperkirakan dampak yang berlandaskan pada suatu teori, misalnya dengan melakukan analisis

    resiko bencana dimana dipengaruhi oleh kemungkinan banjir yang terjadi dan bagaimana

    kerentanan suatu wilayah tersebut (fisik, sosial ekonomi, sistem peringatan dini, maupunkelembagaan) terhadap kemungkinan banjir lahar hujan. Masing-masing variabel tersebut sangatlah

    heterogen dan juga dinamis. Misalnya adalah suatu peristiwa banjir dengan intensitas yang

    berubah-ubah melanda kawasan yang memiliki fungsi campuran perumahan dengan pertanian.

    Selain itu, material yang terbawa oleh banjir lahar merupakan material erupsi yakni berupa pasir,

    batu, material yang mengandung zat kimia. Secara otomatis memiliki daya rusak lebih besar

    dibandingkan dengan banjir laiannya. Heterogenitas dan kemungkinan kemungkinan resiko

    banjir lahar tersebut terkait langsung dengan aspek keruangan suatu wilayah, khususnya penataan

    ruang. Karakteristik kebencanaan tersebut menjadi salah satu hal penting dalam penataan ruang

    yang terdiri dari perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang

    suatu wilayah yang memiliki potensi terjadinya bencana pasti akan berbeda dengan yang tidak

    memiliki potensi bencana. Sampai saat ini sudah banyak dihasilkan model - model resiko bencana

    pada umumnya dan masih sangat jarang dihasilkan model resiko untuk peristiwa bencana banjir

    lahar hujan.

    Kawasan Rawan Bencana (KRB) di sekitar G. Merapi saja sudah sering dijadikan obyek

    penelitian dari banyak pihak baik itu instansi maupun akademisi. Termasuk juga penelitian yang

    menggunakan metode pemodelan spasial. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Habibi dan

    Kartiko (2012) dengan tujuan memodelkan tingkat kerentanan fisik dan sosial ekonomi di Kec.

    Srumbung & Dukun, Kab. Magelang (KRB III), menggunakan sistem informasi geografis.

    Pemodelan tersebut hanya sebatas untuk mengetahui tingkat kerentanan terhadap erupsi G. Merapi

    dan peran sistem informasi geografis pada penelitian adalah sebagai alat analisis spasial tumpang

    susun ( overlay ) variabel variabel kerentanan. Penelitian juga dilakukan oleh Badan Nasional

    Penanggulangan Bencana (BNPB) & Badan Geologi/KESDM (2012), tapi dengan cakupan

    wilayah dan tema yang lebih luas. Penelitian yang dilakukan BNBP & KESDM bertujuan untuk

    mengetahui model bahaya banjir lahar dan tingkat resiko yang mungkin ditimbulkan. Metode yang

    digunakan juga menggunakan pemodelan spasial dengan sistem informasi geografis sebagai alat

    bantu dalam proses pemodelan dari mulai manipulasi data hingga pengaplikasian model. Penelitian

    harus terus dilakukan dan selalu menyempurnakan sebagai salah satu upaya pengembangan ilmu

    pengetahuan. Hal itu menjadi alasan dilakukannya penelitian tentang pemodelan resiko banjir lahar

    hujan.

    Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan pengembangan model resiko bencana yang

    sudah ada melalui penambahan variabel dan skenario sehingga pemodelan yang baru akan

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    22/34

    4

    memiliki lebih banyak kriteria dan diharapkan lebih mendekati kondisi nyata. Oleh karena itu, hasil

    yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah bagaimanakah proses dan model resiko bencana

    banji r lahar h ujan di daerah sepanjang alur sungai Kali Putih ? . Untuk menjawab pertanyaan

    penelitian tersebut digunakan teknologi SIG dalam proses analisis dan pemodelan. Sehinggahasilnya akan sangat bermanfaat untuk masa yang akan datang. Karena bencana banjir lahar hujan

    tidak hanya terjadi pada satu periode waktu. Dalam konteks mitigasi bencana, pemodelan tersebut

    pada akhirnya dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan penggunaan lahan dan

    pengaturan bangunan di daerah aliran sungai terdampak banjir lahar hujan untuk penataan ruang

    yang sesuai dengan karakteristik bencana.

    1.3 Tujuan & Sasaran

    1.3.1 Tujuan

    Tujuan dari penelitian ini adalah menilai dan memodelkan (proses dan model)

    kemungkinan resiko bencana banjir lahar hujan di alur Kali Putih yang berhulu di Gunung Merapi

    dan membandingkannya dengan model resiko yang sudah ada. Dengan maksud agar dapat

    dijadikan sebagai pengembangan model dan informasi baru bagi masyarakat maupun pemerintah,

    mengenai model resiko banjir lahar hujan di daerah aliran sungai dan khususnya untuk penataan

    ruang yang berbasis pada karakteristik banjir lahar di Alur Kali Putih.

    1.3.2 Sasaran

    Untuk mencapai tujuan penelitian, dirumuskan sasaran-sasaran sebagai berikut :

    1. Identifikasi karakteristik fisik dan non fisik

    2. Identifikasi semua variabel resiko bencana banjir lahar

    3. Penilaian terhadap semua variabel resiko

    4. Analisis resiko bencana banjir lahar

    5. Merancang model resiko bencana banjir lahar dengan alat bantu SIG

    6. Aplikasi model resiko bencana banjir lahar

    1.4 Ruang Lingkup

    1.4.1 Ruang Lingkup Materi

    Suatu penelitian memiliki batasan terhadap materi pembahasan berdasarkan pada tujuan

    dan pertanyaan penelitian. Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah terkait dengan

    model resiko banjir lahar hujan pada DAS terdampak, yakni :

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    23/34

    5

    1. Batasan wilayah yang digunakan sebagai unit analisis adalah batas administrasi dusun

    di alur sungai dari hulu hingga hilir. Artinya, semua hasil analisis diubah ke dalam

    bentuk informasi spasial masing masing dusun di alur sungai tersebut. Alur sungai

    yang dimaksud merupakan bagian dari DAS atau disebut sub DAS yang menjadi justifikasi dan deliniasi wilayah penelitian.

    2. Resiko bencana menjadi fokus dari penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yang

    ingin dicapai. Dalam resiko bencana terdapat banyak variabel yang diambil dari

    berbagai sumber.

    3. Banjir lahar hujan sebagai variabel bahaya/ancaman bencana yang akan diteliti karena

    resiko bencana yang dimaksud adalah bencana banjir lahar hujan. Perlunya mengkaji

    banjir lahar hujan adalah untuk mengetahui apa itu pengertian dan seberapa besar

    bahayanya yang dilihat dari cakupan banjirnya. Variabel bahaya yang akan digunakan

    adalah 2 kejadian berbeda untuk menilai perbedaan resiko yang mungkin terjadi.

    4. Kerentanan yang akan digunakan dalam analisis diasumsikan sebagai variabel yang

    tetap untuk menguji apakah terjadi perbedaan resiko banjir lahar hujan ketika

    kerentanan yang sama menghadapi kejadian banjir lahar hujan yang berbeda. Hal itu

    menjadi batasan penelitian resiko banjir lahar hujan yang akan dilakukan.

    5. Karakteristik fisik baik itu kondisi geografis, penggunaan lahan maupun infrastruktur.

    Kajian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik fisik wilayah penelitian

    dan bagaimana kaitannya dengan adanya banjir lahar hujan.

    6. Karakteristik sosial ekonomi sebagai dampak dari adanya banjir lahar hujan. Dengan

    mengetahui karakteristik sosial ekonominya maka dapat digunakan sebagai input

    melakukan analisis resiko banjir lahar hujan.

    7. Pemodelan spasial dan Sistem Informasi Geografis merupakan metode yang digunakan

    dalam penelitian. Selanjutnya Sistem Informasi Geografis pada pembahasannya

    disingkat dengan SIG. Pemodelan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

    proses dan model resiko banjir lahar. Proses tersebut disajikan dalam suatu diagram

    alir model dari penentuan nilai, hingga analisis terhadap masing masing variabel.

    Sedangkan model dalam hal ini adalah berupa peta resiko yang merupakan hasil dari

    proses tersebut.

    1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah

    Batasan wilayah penelitian adalah unit spasial batas administrasi dusun terdampak banjir

    lahar hujan Alur Kali Putih tahun 2010 - 2011 dan perkiraan maksimum 270 meter dari bibir

    sungai. Dasar yang digunakan sebagai pemilihan wilayah penelitian bersumber dari BNPB dan

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    24/34

    6

    BPPTK. BNPB telah melakukan penelitian di semua dusun di alur alur sungai yang berhulu di G.

    Merapi dan BPPTK (2012) telah menyatakan bahwa dusun yang berpotensi terkena limpasan

    adalah dusun dusun yang terletak maksimum 270 meter dari bibir sungai. Dusun dusun tersebut

    berada di Desa Srumbung, Jumoyo, Seloboro, Blongkeng, Gulon dan Sirahan (Gambar 1.2). Desa desa tersebut berada di Kecamatan Srumbung, Kecamatan Salam, dan Kecamatan Ngluwar,

    Kabupaten Magelang.

    Sumber : Peta Rupa Bumi Bakosurtanal/BIG dan BPBD Kab. Magelang 2013

    Gambar 1.2Orientasi Wilayah Penelitian

    1.5 Posisi Penelitian

    Tata Ruang sebagai salah satu produk dari perencanaan wilayah dan kota memiliki

    banyak tujuan antara lain mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan

    buatan, serta mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap

    lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Dimulai dari tahap perencanaan, pemanfaatan, hingga

    pengendalian, secara tidak langsung memang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat melalui pengembangan suatu sektor ekonomi, namun tetap selaras dengan kondisi

    lingkungan dengan maksud menghindari dampak-dampak negatif yang mungkin terjadi dari

    pengembangan ekonomi terhadap kondisi lingkungan.

    NO DUSUN NO DUSUN NO DUSUN NO DUSUN

    1 GAJAHAN 15 SELOBORO 29 NGELOREJO 43 CANDISARI

    2 BLONGKENG I 16 KRAPYAK 30 JAMBLANGAN 44 PAGERSARI

    3 SEBRANGKALI 17 KLUMPUKAN 31 CAWAKAN 45 REJOSARI

    4 BLONGKENG II 18 SUKOWATI 32 WATES 46 PRINGSARI

    5 SALAKAN 19 NABIN WETAN 33 DOWAKAN 47 KRAJAN

    6 PURWOSARI 20 GAMBIRAN 34 KAUMAN 48 SOROPADAN LOR

    7 TRAYEM 21 KARANGLO TABANG 35 P ONDOK 49 SOROPA DAN KIDUL8 GEMAMPANG 22 GEMPOL 36 NGEPOS 50 SANGGRAHAN

    9 GEDOLOH 23 KEMBURAN 37 CABE LOR 51 GATAK

    10 SIRAHAN 24 JUMOYO LOR 38 PURWOSARI 52 NGEMPLAK LOR

    11 BEROKAN 25 PENDEM 39 JENGGLIK 53 GEBAYAN

    12 G LA GA H 26 K EMI RE N K ARA NGGAWA NG 40 S RI KATO N 54 C A BE K IDUL

    13 CANDI 27 SELOIRING 41 SALAMSARI

    14 TULAR 28 NGAGLIK 42 GROGOLSARI

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    25/34

    7

    Sejak Undang-Undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 menggantikan UU No. 24

    Tahun 1992, aspek kebencanaan menjadi suatu aspek yang lebih diperhatikan. Didalam undang-

    undang ini dijelaskan bahwa penataan ruang wajib memperhatikan aspek kebencanaan yang berada

    di dalam suatu daerah dengan mengintegrasikan mitigasi bencana ke dalam rencana tata ruang nyatersebut. Posisi penelitian ini apabila dikaitkan dengan perencanaan wilayah dan kota adalah

    sebagai input dalam penataan ruang yang sangat penting dan harus dipertimbangkan.

    (Sumber : Penyusun, 2013)

    Gambar 1.3

    Posisi Penelitian terhadap Perencanaan Wilayah dan Kota

    1.6 Manfaat Penelitian

    Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Menambah pengetahuan terkait resiko bencana banjir dilihat dari sudut pandang

    spasial

    2. Memberikan informasi bagi pemerintah dan masyarakat mengenai resiko yang

    mungkin terjadi di masa yang akan datang

    3. Menjadi pertimbangan dalam proses penyusunan perencanaan ruang khusunya DASterdampak banjir

    4. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pengaplikasian SIG untuk

    kebencanaan

    Perencanaan Wilayah dan KotaTata Ruang

    Perencanaan guna lahanPerencanaan

    Pemanfaatan

    Pengendalian

    Sebelum bencana Setelah bencana

    Penilaian resiko bencanaMitigasiPemindahan resiko bencanaKesiapsiagaan

    Upaya penanggulangan

    bencana

    Karakteristik fisik, termasuk bencana alam

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    26/34

    8

    1.7 Keaslian Penelitian

    Untuk memperkuat bukti keaslian penelitian yang akan dilakukan, diperlukan adanya

    perbandingan terhadap penelitian yang pernah dilakukan. Berikut ini beberapa penelitian yang

    pernah dilakukan berdasarkan tema maupun wilayah penelitian yang sesuai sebagai pembanding :

    Tabel I.1 Keaslian Penelitian

    No. NamaPeneliti Judul PenelitianLokasi, Tahun

    Penelitian Hasil PenelitianMetode

    Penelitian

    1. Nindra

    BayuKuswidiarto

    Kesesuaian Lahan untukKawasan Lindung dan

    Vegetasinya Pada DaerahAliran Sungai

    Sub DAS Keduang,Kab. Wonogiri,

    2011

    Arahan PenggunaanLahan Hutan Lindung

    pada DAS

    Overlay danskoring,metoderasional

    2. MarbrunoHabibi

    Model Spasial Kerentanan

    Sosial Ekonomi danKelembagaan terhadapBencana Gunung Merapi

    KRB III

    (Kecamatan Dukun& Srumbung)Magelang, 2012

    Peta kerentanan sosialekonomi dan

    kelembagaan terhadapBencana Gunung

    Merapi

    MetodeKuantitatif

    dan SIG

    3 Setyo RizkyAdy Kartiko

    Kajian Kerentanan Fisikterhadap Bencana Gunung

    Merapi

    KRB III(Kecamatan Dukun

    & Srumbung)Magelang, 2012

    Peta kerentanan fisikterhadap BencanaGunung Merapi

    MetodeKuantitatif

    dan SIG

    3. FahrulHidayat

    Pemodelan Resiko Banjirlahar hujan Pada Alur KaliPutih Kabupaten Magelang

    KabupatenMagelang, 2013

    Proses dan modelresiko banjir lahar

    pada daerah aliransungai

    MetodeKuantitatif

    danPemodelan

    SIG

    Sumber : Penyusun, 2013

    1.8 Kerangka Pikir

    Kerangka pikir merupakan alur atau proses pemikiran mulai dari latar belakang

    permasalahan, hingga output yang diharapkan dalam penelitian. Berawal dari latar belakang

    permasalahan yakni bencana erupsi gunung berapi yang masih menjadi permasalahan serius bagi

    Bangsa Indonesia. Hal itu dikarenakan terdapat 129 gunung berapi dan banyak diantaranya yang

    masih aktif. Salah satunya adalah Gunung Merapi yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah

    dengan DIY.

    Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang tergolong sangat aktif karena selama

    tahun 1006 hingga 2001 mengalami 82 kali erupsi. Dengan erupsi yang paling terakhir terjadi

    yakni pada tahun 2010 lalu yang meluluhlantakkan beberapa wilayah di Jawa Tengah dan DIY.

    Salah satu rangkaian peristiwa erupsi Gunung Merapi yang mengakibatkan banyak kerugian adalah

    banjir lahar yang terjadi di beberapa daerah aliran sungai. Mulai dari rusaknya rumah, sistem

    irigasi, lahan persawahan, hingga putusnya jembatan yang menghubungkan Jawa Tengah dan DIY.

    Peristiwa tersebut memiliki kemungkinan besar terjadi di masa yang akan datang dan kita hanya

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    27/34

    9

    bisa menyesuaikan diri dengan adanya bencana alam tersebut. Salah satunya adalah dengan upaya

    penanganan bencana yang lebih pada meminimalkan kerugian sebagai dampak adanya banjir lahar.

    Kerugian berhubungan langsung dengan resiko bencana, semakin tinggi resiko maka kerugian yang

    ditimbulkan juga akan semakin tinggi. Hal itu melatar belakangi dilakukannya penelitian ini. Yakniuntuk mengetahui bagaimana model resiko banjir lahar yang terjadi di alur sungai dengan studi

    kasus Alur Sungai Kali Putih. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut perlu adanya sasaran-

    sasaran penelitian.

    Sasaran yang pertama adalah melakukan identifikasi karakteristik fisik dan non fisik

    untuk memahami kondisi wilayah penelitian yang pada akhirnya digunakan sebagai faktor dari

    variabel penelitian. Yang kedua adalaha mengidentifikasi semua variabel resiko banjir lahar

    berdasarkan berbagai literatur dan sumber. Yang ketiga adalah melakukan penilaian terhadap

    variabel kerentanan, variabel bahaya, dan variabel mitigasi sesuai dengan literatur dan kondisi fisik

    dan non fisik wilayah penelitian. Setelah itu, sasaran keempat adalah melakukan analisis resiko

    banjir lahar. Terakhir adalah memodelkan resiko banjir lahar dengan alat bantu SIG.

    Dengan adanya tujuan dan sasaran tersebut maka pembahasan dalam penelitian pun harus

    dibatasi. Materi yang akan dibahas adalah kajian mengenai daerah aliran sungai, resiko bencana,

    banjir lahar hujan, sistem informasi geografis dan pemodelan spasial. Sehingga penelitian yang

    dilakukan tidak keluar dari batasan dan konteks tersebut.

    Alur selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap semua informasi sesuai dengan

    substansi penelitian. Yakni resiko bencana banjir lahar hujan di daerah aliran sungai. Yang

    akhirnya dilakukan pemodelan terhadap hasil analisis tersebut sehingga diketahui bagaimana

    modelnya dan dapat menjadikan rekomendasi bagi semua pihak. Keseluruhan kerangka pemikiran

    tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.4 .

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    28/34

    10

    (Sumber : Penyusun, 2013)

    Gambar 1.4Kerangka Pikir Penelitian

    1.9 Metode Penelitian

    Sesuai dengan tujuan dari penelitian yakni untuk mengkaji resiko bencana banjir lahar

    dan memodelkan dengan SIG, maka pendekatan yang akan digunakan adalah kuantitatif dengan

    paradigma positifistik. Hal itu dikarenakan dalam mengkaji resiko telah terdapat berbagai macam

    variabel dan peneliti melakukan sintesis untuk memilih variabel yang akan digunakan. Adanya

    Gunung Merapi menjadi salah satu gunung berapi paling aktif dan berbahaya ditandai dengan frekuensi dan rangkaian erupsi

    Penilaian Kerentanan Identifikasi Kapasitas KelembagaanPenilaian Bahaya

    Model resiko bencana banjir lahar hujan di alur sungai

    Indonesia merupakan ring of fire yang potensial mengalami bencana vulkanik

    Banjir lahar hujan menjadi bagian peristiwayang menimbulkan banyak kerugian

    Daerah aliran sungai menjadi daerah yangmemiliki probabilitas tinggi terkena dampak

    Mengidentifikasikarakteristik fisik dan

    non fisik

    terdampak banjirlahar tahun2010-2011

    prediksiterdampak banjirlahar

    Analisis Resiko

    Perencanaan, pengendalian dan pemanfaatan ruang

    Upaya Penanggulangan danmitigasi bencana

    Perlu suatu pemodelan resiko bencana banjir lahar hujan

    Mengidentifikasisemua variabel resiko

    banjir lahar

    Melakukan penilaian terhadapvariabel kerentanan, variabel

    bahaya, dan variabel kapasitas

    Rekomendasi

    INPUT

    PROSES

    OUTPUT

    Aliran dan endapan lahar panas

    Hujan

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    29/34

    11

    penentuan variabel di awal sebelum penelitian dan telah memiliki gambaran jawaban merupakan

    sebagian ciri dari penelitian kuantitatif.

    Kajian terhadap resiko bencana akan dilakukan menggunakan konsep pendekatan

    pemodelan. Pemodelan menurut sintesis pustaka merupakan penyederhanaan sistem nyata kedalam suatu sistem yang lebih sederhana tapi bisa merepresentasikan kondisi sebenarnya.

    Pemodelan tersebut dilakukan dengan alat bantu berupa SIG. Dalam melakukan pemodelan

    memerlukan adanya formulasi model yang di awali dengan penyusunan konsep kerja model

    (Gambar 1.5).

    Metode atau teknik penelitian menggunakan variabel variabel sebagai dasar penelitian

    yang akan dilakukan. Variabel-variabel tersebut menentukan data-data yang dibutuhkan, sumber

    data, keperluan data, hingga metode pengumpulan data yang diperlukan. Semakin rinci kebutuhan

    data maka akan semakin mudah dalam melakukan pengumpulan data, begitu pula sebaliknya.

    1.9.1 Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dan informasi merupakan suatu kegiatan dalam penelitian untuk

    mendukung poko persoalan dan hipotesis yang di ajukan (Tika, 2005). Teknik pengumpulan dara

    merupakan cara mengumpulkan data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Jenis data menurut

    sumbernya terbagi menjadi 2, yakni data primer dan data sekunder (Tika, 2005). Metode

    pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

    Tabel I.2Kebutuhan Data

    No Variabel Analisis Data Bentuk data JenisData Sumber Cara

    1Bahaya/ancaman

    Skoring&overlay

    Daerah Terdampak BanjirLahar Tahun 2010

    Prediksi Limpasan Banjirlahar

    Dokumenkebencanaan, Petadigital, deskriptif

    Sekunderdan

    primer

    BPBD,KESDM

    Observasi,surveyinstansi

    2 KerentananFisik

    Skoring&overlay

    Konstruksi bangunan Kondisi Jalan Kondisi Drainase Kondisi Jaringan Listrik Kondisi JaringanTelekomunikasi

    Jaringan PDAM Ketersediaan fasilitas Kepadatan dan distribusi permukiman

    Data Statistik(Daerah dalamangka tahunterbaru), Petadigital, foto

    Sekunderdan

    primer

    BPS,KESDM,Bappeda,Alur KaliPutih

    Observasi,surveyinstansi

    3KerentananEkonomi

    Skoring&overlay

    Jumlah penduduk miskin Pendapatan tiap dusun

    Data statistik(Daerah dalamangka tahunterbaru), deskriptif

    Sekunderdan

    primer

    BPS, kepaladusun,

    perangkatdesa

    surveyinstansi,wawancara

    4KerentananSosial

    Budaya

    Skoring&

    overlay

    Presentase jumlah penduduk usia

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    30/34

    12

    No Variabel Analisis Data Bentuk data JenisData Sumber Cara

    Kepadatan Penduduk Presentase JumlahPenduduk Wanita

    PresentaseJumlah Penduduk Lansia(> 65 Tahun)

    Presentase JumlahPenyandang Cacat (difabel)

    Kepadatan penduduk Mata pencaharian Mitigasi bencana oleh penduduk Pemahaman bencana oleh penduduk Sistem kekerabatan

    deskriptif

    5KerentananLingkungan

    Skoring&overlay

    Penggunaan lahan(kawasan lindung)

    Faktor lingkungan seperti jenis tanah, kelerengan, dan

    curah hujan

    Dokumen, petadigital, foto

    Sekunderdan

    primer

    Bappeda,Alur KaliPutih

    surveyinstansi,observasi

    6 Kapasitas Skoring,overlay,deskriptif

    Aturan dan kelembagaan penanggulangan Peringatan dini dan kajianresiko bencana

    Pendidikan kebencanaan Pengurangan faktor resikodasar

    Pembangunankesiapsiagaan pada seluruhlini

    Dokumenkelembagaan,deskriptif, foto

    Sekunderdan

    primer

    LSM, BPBD,kepala dusun,

    perangkatdesa

    Wawancarakuesioner,danobservasi

    Sumber : Penyusun, 2013

    1.9.1.1

    Pengumpul an data sekun der Data Sekunder yakni data yang diperoleh seorang peneliti tidak secara langsung dari

    subjek atau objek yang diteliti. Data tersebut dapat diperoleh dari pihak lain seperti instansi,

    perpustakaan, arsip perorangan, dan lainnya. (Tika, 2005). Metode pengumpulan data

    sekunder yang akan dilakukan adalah :

    Metode survey instansional Survey instansional diperlukan untuk mendapatkan data-

    data yang telah ada pada instansi tertentu dan dipercaya sebagai sumber yang valid sesuai

    dengan bidang terkait. Data sekunder pada instansi biasanya sudah di sajikan dalam

    bentuk tabel maupun grafik sehingga peneliti masih perlu memilah data sesuai dengankebutuhan. Instansi yang akan dituju adalah baik lembaga-lembaga non pemerintah

    mupun lembaga pemerintahan, yakni BPS, BPBD, DPU, Bappeda, Kantor Kecamatan

    Salam & Srumbung, kantor desa (Ds. Srumbung, Ds. Jumoyo, Ds. Seloboro, Ds. Sirahan,

    Ds. Plosogede, Ds. Mranggen, Ds. Ngablak dan Ds. Blongkeng).

    Metode studi kepustakaan/literatur Data sekunder dapat pula didapatkan dari studi

    kepustakaan yang bersumber dari penerbitan resmi suatu instansi/badan/yayasan. Data

    perpustakaan tersebut dapat berupa buku, artikel, jurnal, surat kabar, dan lainnya terkait

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    31/34

    13

    dengan substansi pembahasan. Studi kepustakaan dilakukan pada 2 tahap penelitian yakni

    pra penelitian dan ketika penelitian.

    1.9.1.2 Pengumpul an data primer

    Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, atau obyek yang diteliti

    meupun obyek yang memiliki hubungan dengan yang diteliti (Tika, 2005).

    Observasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan

    secara sistematis terhadap gejala/fenomena yang ada pada objek penelitian. Observasi

    yang akan dilakukan adalah observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi

    langsung untuk mengetahui kondisi Kali Putih dan penggunaan lahan yang ada pada saat

    ini, serta untuk mengetahui infrastruktur dan fasilitas fasilitas yang ada di alur Kali

    Putih sehingga dapat memetekannya. Sedangkan observasi tidak langsung diperlukan

    untuk mendapatkan data berupa rekaman peristiwa banjir lahar (foto udara, citra satelit,

    video, slide, foto, dll) serta untuk data pencatatan curah hujan dari tahun 2010 hingga

    sekarang.

    Wawancara Wawancara yakni suatu bentuk komunikasi verbal (Nasution dalam Tika,

    2005). Komunikasi tanya jawab tersebut dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan

    pada tujuan penelitian. Jenis wawancara yang akan dilakukan adalah kombinasi

    wawancara tersetruktur dan tidak bersetruktur. Karena peneliti tetap membuat daftar pertanyaan tapi secara mengalir pertanyaan tersebut akan dilanjutkan dengan pertanyaan

    spontan untuk menggali informasi lebih dalam.Wawancara dilakukan untuk memperoleh

    data terkait variabel sosial, ekonomi dan kapasitas dalam menghadapi banjir lahar. Teknik

    yang digunakan untuk menentukan responden tersebut adalah Purposive Sampling yakni

    teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).

    Tabel I.3Responden Wawancara

    Informan Jumlah Variabel

    Kepala Dusun 54, sesuai jumlah dusun

    V. Ekonomi Tingkat Kemiskinan, Pendapatan DusunV. Sosial Budaya Jumlah Kelompok Rentan, PemahamanBencanaV. Kapasitas Lembaga Kebencanaan di tingkat dusun

    PerangkatDesa

    9, sesuai jumlah desa

    V. Kapasitas Lembaga Kebencanaan di tingkat desa hinggadusun

    BPBD 1 V. Kapasitas Lembaga Kebencanaan tingkat Kabupaten

    TOTAL 64 respondenSumber : Penyusun, 2013

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    32/34

    14

    YA

    Perancangan Model Resiko Banjir lahar hujanSkoring &overlay

    TIDAK

    Aplikasi Model

    Pembangunanmodel

    Perlu suatu pengembangan pemodelan resiko bencana banjir lahar hujan

    Identifikasivariabel resiko banjir lahar

    Verifikasi data

    1.9.2 Metode Analisis Data

    Analisis resiko merupakan analisis yang memerlukan banyak kriteria atau multikriteria.

    Analisis multikriteria merupakan seperangkat proses yang digunakan untuk menganalisis masalah

    keputusan yang kompleks dimana ketidakpastian dan kriteria yang saling berlawanan dilibatkansebagai dasar keputusan keputusan alternatif dievaluasi (Malczewski, 1999). Salah satu analisis

    yang dapat digunakan untuk analisis multikriteria adalah menggunakan analisis spasial dengan

    pembobotan. Analisis spasial yang digunakan adalah spatial overlay khususnya overlay dengan

    metode WLC (Weighted Linear Combination) . Prahasta (2009) menyatakan bahwa overlay

    merupakan fungsional analisis yang menghasilkan layer data spasial yang baru dari hasil kombinasi

    minimal dua layer yang menjadi masukannya Dalam analisis tersebut terdapat tahapan yang harus

    dilakukan, hal itu dijelaskan oleh Malczewski 1999 (dalam Sugumaran dan Degroote, 2011) :

    1. menentukan kriteria evaluasi atau layer peta2. memberikan standar bagi setiap layer yang sudah memiliki kriteria

    3. menentukan bobot kriteria

    4. Membangun layer peta yang telah memiliki bobot maupun kriteria

    5. pemberian skor total (menjumlahkan semua layer yang telah memiliki bobot &

    kriteria)

    6. Memberikan ranking pada tiap skor agar menunjukkan tingkatan pada hasil overlay

    Sumber : Penyusun, 2013

    Gambar 1.5Alur Penelitian

    Sudah adamodel?

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    33/34

  • 7/25/2019 wow sangat baguuuuus

    34/34

    16

    1.10 Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang yang berisikan tentang justifikasi

    penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, ruang

    lingkup penelitian (ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah), posisi

    penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, kerangka pikir dan sistematika

    penulisan penelitian

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini berisi tentang review/tinjauan ulang teori dan literatur yang menjadi dasar

    dan informasi dalam penelitian.

    BAB III GAMBARAN UMUM ALUR KALI PUTIH

    Bab ini berisi tentang penjelasan kondisi DAS Kali Putih sebagai obyek penelitian,

    sesuai dengan materi yang di bahas dalam penelitian.

    BAB IV ANALISIS RESIKO BANJIR LAHAR HUJAN

    Bab ini berisi tentang analisis terhadap data dan informasi yang telah didiapatkan

    dengan berdasarkan pada pendahuluan, tinjauan pustaka dan gambaran umum atau

    profil Alur Kali Putih.

    BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    Bab ini berisi kesimpulan penelitian sebagai jawaban pertanyaan penelitian yangada pada BAB I Pendahuluan.