Top Banner
Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 1 Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia WORK SAMPLING I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja sebagai alat yang efektif menentukan kelonggaran (allowance time) diperlukan dalam penetapan waktu baku. 2. Melatih praktikan di dalam memberikan pengalaman praktis untuk melaksanakan kegiatan pengukuran kerja dengan pemahaman dan penguasaan materi mengenai sampling kerja. 3. Memotivasi praktikan agar mau untuk selanjutnya melaksakan kegiatan- kegiatan pengukuran dan penelitian kerja khususnya dalam upaya meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktifitas kerja. II. LANDASAN TEORI ANALISIS SAMPLING KERJA (WORK SAMPLING) Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, Ratio Delay Study atau Random Observation Method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti (Sritomo, 1989). Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas atau sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan secara mengambil sampel pengamatan yang diambil secara acak (random) (Sritomo, 1989). Suatu sampel yang diambil secara random dari suatu grup populasi yang besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh populasi trsebut. Apabila sampel yang dimiliki tersebut diambil cukup besar, maka karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut tidak akan jauh berbeda dibanding dengan karakteristik dari populasinya (Sritomo, 1989).
21

Work Sampling pdf

Oct 20, 2015

Download

Documents

sampel pekerjaan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012

1

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

WORK SAMPLING

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja sebagai

alat yang efektif menentukan kelonggaran (allowance time) diperlukan dalam

penetapan waktu baku.

2. Melatih praktikan di dalam memberikan pengalaman praktis untuk

melaksanakan kegiatan pengukuran kerja dengan pemahaman dan

penguasaan materi mengenai sampling kerja.

3. Memotivasi praktikan agar mau untuk selanjutnya melaksakan kegiatan-

kegiatan pengukuran dan penelitian kerja khususnya dalam upaya

meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktifitas kerja.

II. LANDASAN TEORI

ANALISIS SAMPLING KERJA (WORK SAMPLING)

Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, Ratio Delay Study atau

Random Observation Method adalah salah satu teknik untuk mengadakan

sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau

pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga diklasifikasikan sebagai

pengukuran kerja secara langsung. Karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus

dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti (Sritomo, 1989).

Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas atau

sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang ingin diteliti tidak

perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan

secara mengambil sampel pengamatan yang diambil secara acak (random) (Sritomo,

1989).

Suatu sampel yang diambil secara random dari suatu grup populasi yang

besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh

populasi trsebut. Apabila sampel yang dimiliki tersebut diambil cukup besar, maka

karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut tidak akan jauh berbeda dibanding

dengan karakteristik dari populasinya (Sritomo, 1989).

Page 2: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012

2

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja

dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:

1. Tingkat kepercayaan (Confidence Level).

2. Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy).

Dengan asumsi bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah fasilitas yang

akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola distribusi normal, maka

jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan dapat dicari didasarkan formulasi

sebagai berikut (Sritomo, 1989):

K2

( 1 – p )

N = ---------------

S2.p

Keterangan:

P = Prosentase kejadian yang diamati (prosentase produktif) dalam angka desimal.

Dalam praktikum kali ini p yang digunakan p produktif.

K = Konstanta yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil

S = Tingkat ketelitian yang dikehendaki dalam angka desimal.

Secara garis besar metode sampling kerja ini dapat digunakan untuk

(Sritomo, 1995):

1. Mengukur Ratio Delay dari sejumlah mesin, operator / karyawan atau fasilitas

kerja lainnya.

2. Menetapkan Performance Level dari seseorang selama waktu kerja berdasarkan

waktu-waktu dimana orang itu bekerja atau tidak bekerja, terutama sekali untuk

pekerjaan manual.

3. Menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi kerja.

Page 3: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

160

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

A. MELAKUKAN SAMPLING

1. Melakukan sampling pendahuluan

Melakukan sejumlah kunjungan yang ditentukan oleh pengukur (biasanya tidak

kurang dari 30 kali). Buatlah tabel perbedaan antara pekerjaan yang produktif dan

non produktif (Sutalaksana, 1979).

Tabel 1 Tabel pengamatan kunjungan

Kondisi kunjungan

ke-n

TALLY

Productive Idle

1. 21/2/91

2. 22/2/91

3. 23/2/91 n.

Tabel 2 Ringkasan tabel pengamatan sampling kerja.

Kegiatan Frekuensi teramati pada hari ke-m Jumlah

1 2 3 4 ……..m

Productive

Non

productive

(idle)

JUMLAH

% Productive

Page 4: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

161

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

2. Menguji keseragaman data.

Untuk menghitung keseragaman data kita tentukan batas-batas kontrolnya

yaitu:

BKA=

n

ppP

)1(3

Dimana p = persentase produktif dihari ke I dan n adalah jumlah dari pengamatan.

n = jumlah pengamatan dilakukan pada hari ke I

Catatan :

Jika harga pi berada pada batas-batas kontrol, maka berarti semua harga tersebut

dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengamatan yang diperlukan.

Sebaliknya jika ada harga pi yang berada diluar batas kontrol, maka pengamatan

yang membentuk pi yang bersangkutan harus “dibuang” karena berasal dari sistem

sebab yang berbeda.

B. MENENTUKAN WAKTU KUNJUNGAN

Untuk menentukan, biasanya satu hari kerja dibagi kedalam satuan-satuan waktu

yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Biasanya panjang satu satuan waktu tidak

terlampau panjang (lama). Berdasarkan satu-satuan waktu inilah saat-saat

kunjungan ditentukan. Waktu kunjungan tidak boleh melebihi 2/3 dari total jam kerja.

Misalkan satu-satuan waktu panjangnya 10 menit. Misalnya 1 hari terdapat 8 jam

kerja, sehingga ada 6 observasi dalam 1 jam. Setelah itu, didapat 48 kali observasi

untuk 1 hari (6*8 jam=48 observasi). Untuk menentukan jumlah observasi, dihitung

dengan (2/3*48=32) sehingga didapat 32 kali observasi dalam 1 hari. Waktu

kunjungan tidak boleh pada saat-saat tertentu yang kita ketahui dalam keadaan

tidak bekerja misalnya jam-jam istirahat atau hari libur, dimana tidak ada

kegiatan secara resmi (Sutalaksana, 1979).

Bilangan acak bisa didapat dengan menggunakan excel atau dengan menggunakan

table bilangan acak. Untuk menentukan waktu observasi, dapat dihitung dengan cara:

Waktu observasi 1 = (08.00 + (02x10) = 08.20

Waktu observasi 2 = (08.00 + (03x10) = 08.30

Waktu observasi 3 = (08.00 + (06x10) = 09.00

(dilanjutkan sampe 32 observasi)

Page 5: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

162

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

C. MENENTUKAN RATIO DELAY

Prosentase Non Produktif

Ratio Delay = ------------------------------- Prosentase Produktif

D. MENENTUKAN PROSENTASE PRODUKTIF

Jumlah Produktif

Performance Level = ------------------------------------- x 100 % Produktif + Non Produktif

< Jumlah Pengamatan >

E. MENGHITUNG WAKTU BAKU

1. Prosentase produktif (PP)

Jml produktif

= --------------------- x 100 %

Jml pengamatan

2. Jumlah menit produktif (JMP)

= PP x jumlah menit pengamatan

3. Waktu yang diperlukan / unit.

JMP = -------------------------------------------------------------

Jml unit yang dihasilkan selama masa pengamatan

4. Waktu normal (Wn) (Sritomo, 1989 ).

= Waktu yang diperlukan x Faktor penyesuaian

5. Waktu baku (Wb) (Sritomo, 1989 ).

= Wn + ( kelonggaran x Wn ) atau

= Wn x

100

100 − All

Page 6: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

163

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Aplikasi Work Sampling dalam Industri, antara lain (Sritomo, 1989):

1. Penetapan Waktu Baku

• Mengetahui prosentase antara aktivitas dan idle.

• Menetapkan waktu baku.

2. Penetapan Waktu Tunggu

• Menekan aktivitas idle sampai prosentase yang terkecil, yaitu dengan

memperbaiki metode kerja dan alokasi pembebanan mesin atau manusia

secara tepat.

3. Disiplin Kerja

• Dapat meningkatkan disiplin kerja karena Work Sampling dilakukan

sacara random.

Contoh industri yang dapat digunkan untuk mengaplikasikan work sampling:

1. Industri Batako

Pada industri batako, yang diamati adalah saat proses pembuatan batako,

dimana outputnya dalah jumlah batako.

2. Industri Kue

Pada industri pembuatan kue, banyak sekali prosesnya. Salah satu proses yang

ada adalah pengepakan kue. Pada proses pengepakan kue dapat diteliti,

dengan jumlah output berupa jumlah pengepakannya.

3. Tempat Pembuatan Jus.

Page 7: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

164

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

F. PENYESUAIAN

Table 3.Westinghouse Table

SKILL

EFFORT

+0,15 A1

Super skill +0,13 A1

Super skill +0,13 A2 +0,12 A2 +0,11 B1

Excellent +0,10 B1

Excellent +0,08 B2 +0,08 B2 +0,06 C1

Good +0,05 C1

Good +0,03 C2 +0,02 C2 0,00 D Average 0,00 D Average

-0,05 E1

Fair -0,04 E1

Fair -0,10 E2 -0,08 E2 -0,16 F1

Poor -0,12 F1

Poor -0,22 F2 -0,17 F2

CONDITION

CONSISTENCY

+0,06 A Ideal +0,04 A Ideal +0,04 B Excellent +0,03 B Excellent +0,02 C Good +0,01 C Good 0,00 D Average 0,00 D Average

-0,03 E Fair -0,02 E Fair -0,07 F Poor -0,04 F Poor

Sebagai contoh, apabila diketahui bahwa waktu rata-rata yang diukur

terhadap suatu elemen kerja adalah 0,05 menit dan rating performance operator

adalah memenuhi klasifikasi berikut:

- Excellent Skill (B2) : + 0,08

- Good Effort (C2) : + 0,02

- Good Condition (C) : + 0,01

- Good Consistency (C) : + 0,01 +

Total : + 0.13

Maka, waktu normal untuk elemen kerja ini adalah :

0,05 x 1,13 = 0,565

Page 8: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

165

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

minutes

Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan

ciri – ciri dari setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini:

SUPER SKILL : 1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya.

2. Bekerja dengan sempurna

3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik

4. Gerakan – gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga

sulit untuk diikuti.

5. Kadang – kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan

– gerakan mesin.

6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen

lainnya tidak terlampau terlihat karena lancarnya.

7. Tidak terkesan adanya gerakan – gerakan berpikir dan

merencanakan dan merencanakan tentang apa yang

dikerjakan (sudah sangat otomatis)

8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerjaan

bersangkutan adalah pekerjaan yang baik.

EXELLENT SKILL : 1. Percaya pada diri sendiri

2. Tampak cocok dengan pekerjaannya.

3. Terlihat telah terlatih baik.

4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan

pengukuran–pengukuran atau pemeriksaan–pemeriksaan.

5. Gerakan–gerakan kerja beserta urutan–urutannya

dijalankan tanpa kesalahan.

6. Menggunakan peralatan dengan baik.

7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.

Page 9: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

166

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

8. Bekerjanya cepat tetapi halus.

9. Bekerja berirama dan terkoordinasi.

GOOD SKILL : 1. Kwalitas hasil baik.

2. Bekerjanya tampak lebih baik dari pada kebanyakan

pekerjaan pada umumnya.

3. Dapat memberikann petunjuk – petunjuk pada pekerja

lain yang keterampilannya lebih rendah.

4. Tampak jelas sebagai kerja yang cakap .

5. Tidak memerlukan banyak pengawasan.

6. Tiada keragu - raguan

7. Bekerjanya “stabil”

8. Gerakannya – gerakannya terkoordinasi dengan baik.

9. Gerakan – gerakannya cepat.

AVERAGE SKILL : 1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat.

3. Terlihatnya ada pekerjaan – pekerjaan yang perencana.

4. Tampak sebagai pekerja yang cakap.

5. Gerakan – gerakannya cukup menunjukan tidak adanya

keragu – raguan.

6. Mengkoordinasikan tangan dan pikiran dengan cukup

baik.

7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk

beluk pekerjaannya.

8. Bekerjanya cukup teliti.

9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.

FAIR SKILL : 1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.

2. Mengenal peralatan dan lingkuan secukupnya.

Page 10: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

167

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

3. Terlihat adanya perencanaan – perencanaan sebelum

melakukan gerakan.

4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.

5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya

tetapi telah ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama.

6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan

tetapi tampak selalu tidak yakin.

7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan – kesalahan

sendiri.

8. Jika tidak bekerja sungguh – sungguh outputnya akan

sangat rendah

9. Biasanya tidak ragu – ragu dalam menjalankan gerakan –

gerakanya.

POOR SKILL : 1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran.

2. Gerakan – gerakannya kaku.

3. Kelihatan ketidak yakinannya pada urutan – urutan

gerakan.

4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang

bersangkutan.

5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya.

6. Ragu – ragu dalam menjalankan gerakan – gerakan kerja.

7. Sering melakukan kesalahan – kesalahan

8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.

Untuk usaha atau Effort cara Westinghouse membagi juga kedalam kelas –

kelas dengan ciri masing - masing. Yang dimaksut dengan usaha disini adalah

Page 11: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

168

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

kesungguhan yang ditunjukan atau diberikan operator ketikan melakukan

pekerjaannya. Berikut ini ada enam kelas usaha dengan ciri – cirinya.

EXCESSIVE EFFORT : 1. Kecepatan sangat berlebihan.

2. usahanya sangat besungguh – sungguh tetapi dapat

membahayakan kesehatannya.

3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat

dipertahankan sepanjang hari kerja.

EXELLENT EFFORT : 1. Jelas terlihat kecepatan kerjannya yang tinggi

2. Gerakan – gerakan lebih “ekonomis” daripada operator –

operator biasa.

3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.

4. Banyak memberi saran - saran.

5. Menerima saran – saran dan petunjuk dengan senang.

6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu.

7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.

8. Bangga atas kelebihannya.

9. Gerakan – gerakan yang salah terjadi sangat jarang

sekali.

10. Bekerja sitematis.

11. Karena lancarnya, perpindahan dari satu element

keelemen lainnya tidak terlihat.

GOOD EFFORT : 1. Bekerja berirama

2. Saat – saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang –

kadang tidak ada.

3. Penuh perhatian pada pekerjaan.

Page 12: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

169

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

4. Senang pada pekerjaannya

5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang

hari.

6. Percaya pada kebaikan maksut pengukuran waktu.

7. Menerima saran – saran dan petunjuk – petunjuk dengan

senang.

8. Dapat memberikan saran – saran untuk perbaikan kerja.

9. Tempat kerjanya diatur dengan baik dan rapi.

10. Menggunakan alat – alat yang tepat dengan baik.

11. memelihara dengan baik kondisi peralatan.

AVERAGE EFFORT : 1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor.

2. Bekerja dengan Stabil.

3. Menerima saran – saran tetapi tidak melaksanakannya.

4. Set Up dilakukan dengan baik.

5. Melakukan kegiatan – kegiatan perencanaan.

FAIR EFFORT : 1. Saran – saran yang baik diterima dengan kesal.

2. Kadang – kadang perhatian tidak ditujukan pada

pekerjaanya.

3. Kurang sungguh – sungguh.

4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya.

5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.

6. Alat – alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.

7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada

pekerjaanya.

8. Terlampau hati – hati.

9. Sitematika kerjanya sedang – sedang aja.

10. Gerakan – gerakan tidak terencana.

POOR EFFORT 1. Banyak membuang – buang waktu.

2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja.

3. Tidak mau menerima saran – saran.

Page 13: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

170

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

4. Tampak malas dan lambat bekerja.

5. Melakukan gerakan – gerakan yang tidak perlu untuk

mengambil alat – alat dan bahan – bahan.

6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi.

7. Tidak perduli pada cocok/ baik tidaknya peralatan yang

dipakai.

8. Mengubah – ubah tata letak tempat kerja yang telah

diatur.

9. Set Up kerjanya terlihat tidak baik.

G. KELONGGARAN

Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi,

menghilangkan rasa fatique, dan hambatan – hambatan yang tidak dapat

dihindarkan. Ketiganya ini merupakan hal yang secara nyata dibutuhkan oleh

pekerja, dan yang selam pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat, ataupun

dihitung. Karenanya sesuai pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal,

kelonggaran perlu ditambahkan.

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.

Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah, hal – hal seperti

minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, kekamar kecil,

bercakap – cakap dengan teman sekerja sekedar menghilangkan

ketegangan ataupun kejenuhan dalam bekerja.

Kebutuhan – kebutuhan ini jelas terlihat sebagai sesuatu yang mutlak; tidak

bisa misalnya, seseorang diharuskan terus bekerja dengan rasa dahaga, atau

melarang pekerja untuk sama sekali tidak bercakap – cakap sepanjang jam

– jam kerja. Larangan demikian tidak saja merugikan pekerja (karena

merupakan tuntutan psikologi dan fisiologi yang wajar) tetapi juga

merugikan perusahaan karena dengan kondisi demikian pekerja tidak akan

dapat bekerja dengan baik bahkan hampeir dapat dipastikan

produktivitasnya menurun.

Page 14: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

171

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu

berbeda – beda dari satu pekerjan ke pekerjaan lainnya karena setiap

pekerjan mempunyai karakteristik sendiri – sendiri dengan “tuntutan” yang

berbeda – beda. Penelitian yang khusus perlu dilakukan untuk menentukan

besarnya kelonggaran ini secara tepat seperti dengan sampling kerja atau

secara fisiologis. Berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini

bagi pekerja pria dari pekerja wanita; misalnya untuk pekerjaan –

pekerjaan ringan pada kondisi – kondisi kerja normal pria memerlukan 2%

– 2,5% dan wanita 5% (persentase ini adalah dari waktu normal). Table 1

menunjukan besarnya kelonggaran untuk kebutuhan pribadi dan untuk

menghilangkan rasa fatique untuk berbagai kondisi kerja.

2. Kelonggaran untukMenghilangkan rasa Fatique.

Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik

jumlah maupun kwalitas. Kerenanya salah satu cara untuk menentukan

besarnya kelonggaran ini adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang

hari kerja dan mencatat pada saat – saat dimana hasil produksi menurun.

Tetapi masalahnya adalah kesulitan dalam menentukan pada saat – saat

mana menurunnya hasil produksi yang disebabkan oleh timbulnya rasa

fatique karena masih banyak kemungkinan lain yang dapat

menyebabkannya.

Jika rasa fatique telah datang dan pekerja harus bekerja untuk meghasilkan

performance normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih besar

dari normal dan ini akan menambah rasa fatique. Apabila hal ini

berlangsung terus dan pada akhirnya akan terjadi fatique total yaitu jika

nggota badan yang bersangkutan sudah tidak dapat melakukan gerak kerja

sama sekali walaupun sangat dikehendaki.hal demikian jarang terjadi

karena berdasarkan pengalamannya pekerja dapat mengatur kecepatan

kerjanya sedemikian rupa, sehingga lambatnya gerakan – gerakan kerja

ditunjukan untuk menghilangkan rasa fatique ini. Besarnya kelonggaran

dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi ditunjukan pada Tabel 1

Page 15: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

172

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

3. Kelonggaran untuk Hambatan – hambatan yang tidak terhindarkan.

Dalam melaksanakan pekerjaanya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai

“hambatan” ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang

berlebihan dan mengaggur dengan sengaja ada pula hambatan yang tidak

dapat dihindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerja untuk

mengendalikannya. Bagi hamabtan yang pertama jelas tidak ada pilihan

selain menghilangkannya sedangkan bagi yang terakhir walaupun harus

diusahakan serendah mungkin, hambatan akan tetap ada dan karenayan

harus diperhitungkan dalam waktu baku.

Beberapa contoh yang termasuk kedalam hambatan ang tidak terhindarkan

adalah:

Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas.

Melakukan penyesuaian – penyesuaian mesin.

Memperbaiki kemacetan – kemacetan singkat seperti mengganti alat

potong yang patah, memasang kembali ban yang lepas dan sebagainya.

Memasang peralatan potong.

Mengambil alat – alat khusus atau bahan – bahan khusus dari gudang.

Hambatan – hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan.

Mesin mati karena aliran listrik.

Besarnya hambatan untuk kejadian – kejadian sperti itu sangat bervariasi

dari suatu pekerjaan lain bahkan suatu stasiun kerja kestasiun kerja lain

karena banyaknya penyebab seperti, mesin, kondisi mesin, prosedur kerja,

ketelitian suplai alat dan bahan dan sebaginya. Salah satu cara yang baik

yang biasanya digunakan untuk menentukan besarnya kelonggaran bagi

hambatan yang tidak terhindarkan adalah dengan melakukan sampling

pekerjaan.

4. Menyertakan Kelonggaran dalam Perhitungan Waktu Baku.

Langkah pertama adalah menentukan besarnya kelonggaran untuk ketiga

hal diatas yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique dan

hambatan yang tidak dapat dihindarkan dua hal yang pertama antara lain

Page 16: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

173

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

dapat diperoleh dari table 1yaitu dengan memperhatikan kondisi – kondisi

yang sesuai dengan pekerjaan yang bersangkutan. Untuk yang ketiga dapat

diperoleh melali pengukuran khusus seperti sampling pekerjaan.

Kesemuanya, yang biasanya masing – masing dinyatakan dalam presentase

dijumlahkan; dan kemudian mengalikan jumlah ini dalam waktu normal

yang tealah dihitung sebelumnya.

Misalnya suatu pekerjaan yang sangat ringan yang dilakukan sambil duduk

dengan gerakan – gerakan yang terbatas membutuhkan pengawasan mata –

terus menerus dengan pencahayaan yang kurang memadai, temperature,

dan kelembapan ruang normal, siklus udara baik, tidak bising. Dari table

didepan didapat prosentase kelonggaran untuk kebutuhan pribadi dan

untuk fatique sebagai berikut:

Jika dari sampling pekerjaan didapat bahwa kelonggaran untuk hambatan

yang terhindarkan adalah 5 %, maka kelonggaran total yang harus

diberikan untuk pekerjaan itu adalah (19,5 + 5) % =24,5%

Jika waktu normalnya telah dihitung sama dengan 5,5 menit maka waktu

bakunya adalah:

5,5 + 0,245(5,5) = 6,58 menit

Page 17: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

174

FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)

A. Tenaga yang dikeluarkan

Ekuivalen beban

(Kg) Pria Wanita

1 Dapat diabaikan Bekerja dimeja, duduk tanpa beban 0,00 - 6,00 0,00 - 6,00

2 Sangat ringan Bekerja dimeja, berdiri 0,00 - 2,25 6,00 - 7,5 6,00 - 7,5

3 Ringan Menyekop,ringan 2,25 - 9,00 7,5 - 12,00 7,5 - 16,00

4 Sedang Mencangkul 9,00 - 18,00 12,00 - 19,00

16,00 -

30,00

5 Berat Mengayuh palu yang berat 19,00 - 27,00 19,00 -30,00

6 Sangat berat Memanggul beban 27,00 - 50,00 30,00- 50,00

7 Luar biasa berat Memanggul kurang berat diatas 50

B. Sikap kerja

1 Duduk Berkerja duduk, ringan

0,00 - 1,0

2 Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki

1,0 - 2,5

3 Berdiri diatas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol

2,5 - 4,0

4 Berbaring Pada bagaian sisi, belakang atau depan badan

2,5 - 4,0

5 Membungkuk

Badan dibungkukana bertumpu pada kedua

kaki 4,0 - 10

C. Gerakan kerja

1 Normal Ayunan bebas dari palu

0

2 Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu

0 - 5

3 Sulit Membawa beban berat satu tangan

0 - 5

4 Pada anggota - anggota badan terbatas Berkerja dengan tangan diatas kepala

5,00 - 10,00

5 Seluruh anggota badan terbatas Bekerja dilorong pertambangan yang sempit. 10,00 - 15,00

D. Kelelahan Mata *)

Pencahayaan

baik Buruk

1 Pandangan yang terputus - putus Membawa alat ukur

0,00 - 6,00 0,00 - 6,00

2 Pandangan yang hampir terus menerus Pekerjaan - pekerjaan yang teliti

6,00 - 7,5 6,00 - 7,5

3 Pandangan terus menerus dengan fokus Memeriksa cacat - cacat pada kain

7,5 - 12,00 7,5 - 16,00

berubah - rubah

12,00 - 19,00 16,00 - 30,00

4 Pandangan teus menerus dengan fokus pemeriksaan yang sangat teliti

19,00 -30,00

Tetap

30,00- 50,00

Page 18: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

175

FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)

E. Keadaan temperatur tempat kerja**) Temperatur(oC) Kelemahan Normal Berlebihan

1 Beku Dibawah 0 diatas 10 diatas 12

2 Rendah 0 - 13 10 - 0,0 12 - 5,00

3 Sedang 13 - 22 5,00 - 0 8,00 -0

4 Normal 22 - 28 0 - 5,00 0 - 8,00

5 Tinggi 28 - 38 5,00 -40 8 - 100

6 Sangat Tinggi diatas 38 diatas 40 diatas 100

F. Keadaan atmosfer ***)

1 Baik Ruang yang berventilasi baik, udara segar 0

2 Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau - bauan (tidak berbahaya) 0 - 5

3 Kurang baik Adanya debu - debu beracun, atau tidak beracun tetapi banyak 5,00 -10

4 Buruk Adanya bau - bauan berbahaya yang mengharuskan menggunakan 10,00 -20

alat - alat pernapasan

G. Keadaan lingkungan yang baik

1 Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah

0

2 Siklus kerja berulang - ulang antara 5 -10 detik

0 - 1

3 Siklus kerja berulang - ulang antara 0 - 5 detik

1 - 3

4 Sangat Bising

0 - 5

5 Jika faktor - faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kwalitas

0 - 5

6 Terasa adanya getaran lantai

5 - 10

7 Keadaan - keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan , dll) 5 - 15

*) Kontras anatara warna hendaknya diperhatikan

**)Tergantung juga pada keadaan Ventilasi

***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim

Catatan pelengkap : kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : pria =0 -2,5% : wanita = 2 - 5,0%

Page 19: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

176

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

H. Alat Praktikum Work Sampling

1. Papan pengamatan

2. Lembar pengamatan

3. Pensil / pena

4. Tabel bilangan acak

I. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Bagi tugas di antara anggota kelompok sesuai dengan waktu luang yang

dimiliki masing-masing, setiap anggota kelompok harus pernah sebagai

pengamat/pengukur kegiatan kerja.

2. Tetapkan tujuan yang ingin diteliti performance kerjanya. Obyek dapat berupa

aktifitas manusia, mesin/peralatan, telepon umum, alat transportasi, kasir dan

lain-lain.

3. Tentukan waktu-waktu pengamatan/kunjumgan dengan menggunakan tabel

acak.

4. Tentukan jumlah pengamatan awal (pre work sampling) yang ingin

dilaksanakan. Kegiatan penelitian awal dilakukan antara 5 s/d 7 hari kerja

dengan jumlah pengamatan yang sebanyak-banyaknya. Jangan lupa tentukan

tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian.

5. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan dengan memisahkan antara

kegiatan produktif dan kegiatan non prodiktif.

6. Konsultasikan penelitian anda kepada asisten.

J. ANALISIS

Dari hasil pengamatan, apabila didapat N < N’ maka ujilah ketelitian data yang

telah saudara peroleh berdasarkan sejumlah pengamatan yang telah saudara

lakukan tersebut ( untuk mengetahui seberapa besar validitas pengamatan yang telah

dilakukan ). Bandingkan antara tingkat ketelitian yang saudara hitung dengan tingkat

ketelitian yang saudara pakai pada waktu menentukan N’.Nilai N’ dapat dicari

dengan menggunakan rumus:

Page 20: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

177

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Apabila data yang diambil didapat N < N’ maka kita cukup menambah data

yang sudah ada sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan saja, tanpa perlu mengulang

penelitian dari awal. Secara umum keuntungan dan kelemahan apakah yang dapat

diambil dari pelaksaan aktivitas penelitian dengan sampling kerja dibanding dengan

stopwatch.

K. Contoh Sudi Kasus

Pada industry pembuatan kue, pekerja mulai bekerja membuat kue. Proses pekerjaan

dimulai dari pembuatan adonan hingga pengepakan. Pada industry pembuatan kue,

salah satu output yang dapat digunakan adalah jumlah kue yang dibuat oleh seorang

pekerja. Dari tiga hari, didapatkan jumlah kue yang dibuat oleh seorang pekerja adalah

sebagai berikut:

Hari Produktif Idle Jumlah Output

1 30 10 120

2 35 5 123

3 36 4 130

Page 21: Work Sampling pdf

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

178

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Contoh Studi Kasus

Proses pembuatan kue pada sebuah industri kue dimulai dari pencampuran bahan

adonan, pencetakan, pemasakan, sampai proses pengepaka. Ketika melakukan

pengamatan WS, pekerja yang diamati adalah satu orang. Setelah selama tiga hari

pengamatan, didapatkan data sebagai mberikut:

Hari Pertama

No Elemen Gerakan Jumlah Tally Satuan Jumlah

1 Pencampuran Bahan 3 Berapa Banyak Proses Mencampur 4

2 Pencetakan 10 Buah 160

3 Pemasakan 3 Berapa kali Pekerja memasak 10

4 Pengepakan 15 Buah 40

Hari Kedua

No Elemen Gerakan Jumlah Tally Satuan Jumlah

1 Pencampuran Bahan 2 Berapa Banyak Proses Mencampur 4

2 Pencetakan 11 Buah 145

3 Pemasakan 5 Berapa kali Pekerja memasak 7

4 Pengepakan 16 Buah 36

Hari Ketiga

No Elemen Gerakan Jumlah Tally Satuan Jumlah

1 Pencampuran Bahan 2 Berapa Banyak Proses Mencampur 3

2 Pencetakan 11 Buah 156

3 Pemasakan 5 Berapa kali Pekerja memasak 8

4 Pengepakan 16 Buah 39

Setelah mendapatkan data seperti diatas, maka kita dapat menghitung prosentase

produktif per elemen, ratio delay, performance level, Jumlah menit produktif, waktu

yang diperlukan per unit, waktu normal dan menghitung waktu baku yang dibutuhkan

perelemen kerja.