Top Banner
ABSTRAK Nama : Anggy Anugrah Pandini NIM : 2013121930 Judul : Pengaruh Karakter Eksekutif, Leverage, dan Konservatisme Akuntansi terhadap Tindakan Tax Avoidance Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui seberapa besar pengaruh karakter eksekutif, leverage, dan konservatisme akuntansi terhadap tindakan tax avoidance pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016. Variabel bebas (independen) penelitian ini yaitu karakter eksekutif, leverage, dan konservatisme akuntansi, sedangkan variabel terikat (dependen) yaitu tindakan tax avoidance. Metode penelitian ini menggunakan jenis dan data sekunder. Dimana penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 13 perusahaan dengan periode amatan dari tahun 2012-2016, sehingga total sampel dalam penelitian ini sebanyak 65. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear berganda, Uji Koefisien Determinasi (R 2 ), Uji Signifikan Parsial (uji t) dan Uji Signifikan Simultan (Uji F). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakter eksekutif berpengaruh dan signifikan terhadap tindakan tax avoidance, leverage berpengaruh dan signifikan terhadap tindakan tax avoidance, dan konservatisme akuntansi tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tindakan tax avoidance. Secara simultan karakter eksekutif, leverage, dan konservatisme akuntansi berpengaruh dan signifikan terhadap tindakan tax avoidance.
43

ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

Dec 24, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

ABSTRAK

Nama : Anggy Anugrah PandiniNIM : 2013121930Judul : Pengaruh Karakter Eksekutif, Leverage, dan Konservatisme

Akuntansi terhadap Tindakan Tax Avoidance

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui seberapa besar pengaruh karakter eksekutif, leverage, dan konservatisme akuntansi terhadap tindakan tax avoidance pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016. Variabel bebas (independen) penelitian ini yaitu karakter eksekutif, leverage, dan konservatisme akuntansi, sedangkan variabel terikat (dependen) yaitu tindakan tax avoidance.

Metode penelitian ini menggunakan jenis dan data sekunder. Dimana penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 13 perusahaan dengan periode amatan dari tahun 2012-2016, sehingga total sampel dalam penelitian ini sebanyak 65. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear berganda, Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji Signifikan Parsial (uji t) dan Uji Signifikan Simultan (Uji F).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakter eksekutif berpengaruh dan signifikan terhadap tindakan tax avoidance, leverage berpengaruh dan signifikan terhadap tindakan tax avoidance, dan konservatisme akuntansi tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tindakan tax avoidance. Secara simultan karakter eksekutif, leverage, dan konservatisme akuntansi berpengaruh dan signifikan terhadap tindakan tax avoidance.

Kata kunci: karakter eksekutif, risiko perusahaan, leverage, debt to asset ratio, konservatisme akuntansi, tax avoidance (ETR)

Page 2: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

I. PENDAHULUAN

Pengertian definisi pajak dari

beberapa pendapat tersebut sangat

jelas menunjukkan bahwa semua

rakyat yang menurut Undang-

undang termasuk sebagai wajib pajak

harus membayar pajak sesuai dengan

kewajibannya dan pihak pemerintah

sebagai pemungut pajak tidak

mempunyai kewajiban apapun untuk

memberikan jasa timbal balik apapun

kepada pembayar.

Menurut Siahaan dalam

Cahyono dkk. 2016. Ada tiga

tahapan atau langkah akan dilakukan

perusahaan dalam meminimalkan

pajak yang dikenakan langkah yaitu :

1. Perusahaan berusaha untuk

menghindari pajak baik

secara legal maupun ilegal.

2. Mengurangi beban pajak

seminimal mungkin baik

secara legal maupun ilegal.

3. Apabila kedua langkah

sebelumnya tidak dapat

dilakukan maka wajib pajak

akan membayar pajak

tersebut.

Fenomena penghindaran pajak

di Indonesia dapat dilihat dari rasio

pajak (tax ratio) negara Indonesia.

Rasio pajak menunjukkan

kemampuan pemerintah dalam

mengumpulkan pendapatan pajak

atau menyerap kembali PDB dari

masyarakat dalam bentuk pajak.

Semakin tinggi rasio pajak suatu

negara, maka semakin baik kinerja

pemungutan pajak negara tersebut

(Sari dkk.,2016:4)

Indonesia sedang berada pada

kondisi darurat aliran uang ilegal dari

tahun 2003 total aliran uang ilegal

dari Indonesia keluar negeri

mencapai Rp 141,82 triliun,

meningkat menjadi Rp 227,75 triliun

pada tahun 2014. Khususnya untuk

sektor pertambangan kenaikan aliran

uang ilegal sangat fantastis, kurun

2013-2014 mencapai 102,43 persen.

Hal ini terjadi karena disebabkan

oleh tingginya indikasi terjadinya

penghindaran pajak yang melibatkan

perusahaan pertambangan di

indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

data realisasi penerimaan pajak di

sektor pertambangan hanya sebesar

Rp 96,9 triliun. Bandingkan dengan

Produk Dosmetik Bruto (PDB)

sektor pertambangan yang mencapai

Rp1.026 triliun. (Laisila, 2015)

Page 3: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

Beberapa penelitian tentang

karakter eksekutif telah dilakukan

Butje dan Tjondro (2014:3)

mengatakan bahwa semakin

eksekutif bersifat risk taker, nilai \

ETR akan semakin rendah yang

mengindikasikan tax avoidance

makin tinggi. Maharani dan

Suardana (2014:4) dalam

penelitiannya menghasilkan bahwa

karakter eksekutif berpengaruh

positif terhadap keputusan tax

avoidance. Hal ini berarti karakter

eksekutif memiliki peran yang cukup

tinggi dalam mendorong perusahaan

melakukan tindakan tax avoidance.

Selain itu faktor yang

mendorong perusahaan melakukan

tindakan tax avoidance yaitu

leverage. Leverage merupakan rasio

yang menunjukkan besarnya

komposisi utang suatu perusahaan.

Pada umumnya perusahaan

menggunakan utang kepada pihak

ketiga dalam menjalankan aktivitas

operasi perusahaan (Nurfadilah dkk.,

2016:1).

Konservatisme Akuntansi

adalah praktik menurunkan laba dan

aset bersih dalam merespon kabar

buruk, namun tidak menaikkan laba

dan menaikkan aset bersih dalam

merespon kabar baik (Basu dalam

Pramudito dan Sari, 2015:3). Hal

inilah yang menyebabkan prinsip

konservatisme yang diterapkan

perusahaan secara tidak langsung

akan mempengaruhi laporan

keuangan yang diterbitkan

perusahaan, dimana laporan

keuangan yang disusun tersebut

nantinya akan dijadikan dasar

pengambilan keputusan bagi

manajemen dalam mengambil

kebijakan terkait dengan perusahaan.

Kebijakan terkait perusahaan dalam

hal ini tentunya termasuk juga dalam

hal perpajakan, khususnya terkait

dengan tax avoidance karena tax

avoidance yang dilakukan oleh

perusahaan biasanya dilakukan

melalui kebijakan yang diambil oleh

pemimpin perusahaan dan bukanlah

tanpa sengaja (Budiman dan Setyono

dalam Sari dkk., 2015:4).

1.2 Perumusan Masalah

Penelitian

Berdasarkan latar belakang

penelitian, penulis dapat

merumuskan masalah yang terjadi

yaitu sebagai berikut :

Page 4: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

1. Apakah karakteristik

eksekutif berpengaruh

terhadap tindakan tax

avoidance?

2. Apakah leverage

berpengaruh terhadap

tindakan tax avoidance?

3. Apakah konservatisme

akuntansi berpengaruh

terhadap tindakan tax

avoidance?

4. Seberapa besarkah pengaruh

karakter eksekutif, leverage,

dan konservatisme

akuntansi terhadap tindakan

tax avoidance?

5.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis

sebagai berikut :

1. Untuk menguji dan

mendapatkan bukti empiris

pengaruh karakter eksekutif

terhadap tindakan tax

avoidance.

2. Untuk menguji dan

mendapatkan bukti empiris

pengaruh leverage terhadap

tindakan tax avoidance.

3. Untuk menguji dan

mendapatkan bukti empiris

pengaruh konservatisme

akuntansi terhadap tindakan

tax avoidance.

4. Untuk menguji dan

mendapatkan bukti empiris

pengaruh karakter eksekutif,

leverage, dan konservatisme

akuntansi terhadap tindakan

tax avoidance.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Keilmuan

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan

dan pengetahuan baru bagi

penulis serta dapat

menerapkan teori-teori yang

telah diperoleh.

2. Bagi Universitas

Semoga hasil tulisan

ini dapat menjadi tambahan

ilmu dan pengetahuan

mengenai pengaruh karakter

eksekutif, leverage dan

konservatisme akuntansi

terhadap tindakan tax

avoidance serta hasil

penelitian ini diharapkan

dapat digunakan sebagai

dasar penelitian dan

referensi selanjutnya.

Page 5: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

3. Bagi Pembaca

Menambah informasi

sumbangan pemikiran dan

bahan kajian dalam

penelitian, menjadi ilmu

tambahan dan pengetahuan,

serta dapat dijadikan

sebagai bahan referensi.

1.4.2 Manfaat Bagi Investor

Sebagai bahan untuk menilai

dan memprediksi kinerja perusahaan

sehingga dapat membantu dalam

pengambilan keputusan investasi

yang tepat.

1.4.3 Manfaat Bagi Regulator

Hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi masukan dan

pertimbangan ketik merancang

kebijakan dan peraturan mengenai

penghindaran pajak.

1.4.4 Manfaat Bagi Perusahaan

Dapat mengetahui karakater

eksekutif, leverage, dan

konservatisme akuntansi terhadap

tindakan tax avidance serta dapat

memberikan masukan kepada

perusahaan untuk membantu proses

pengambilan keputusan.

II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah

ditetapkan dengan banyaknya

penggunaan angka dari pengumpulan

data serta dari hasilnya. Penelitian ini

adalah kuantitatif karena peneliti

ingin menjelaskan permasalahan

yang terjadi karena adanya praktik

penghindaran pajak yang dilakukan

perusahaan untuk meningkatkan

keuntungan.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil data

penelitian berupa laporan tahunan

perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di bursa efek

Indonesia tahun 2012-2016. Alasan

peneliti melakukan penelitian pada

perusahaan sektor utama yaitu karena

jumlah perusahaan pertambangan

yang tidak melaporkan SPT lebih

besar dari jumlah perusahaan

Page 6: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

pertambangan yang melaporkan SPT.

Hal ini diduga karena perusahaan-

perusahaan tersebut melakukan suatu

tindakan penghindaran pajak

2.3 Variabel dan Pengukuran

Variabel penelitian adalah

suatu atribut, sifat atau nilai dari

orang, obyek, atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2013:64).

Untuk menguji hipotesis yang

diajukan, variabel yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel dependen

Menurut Sekaran (2011:116)

Variabel dependen adalah variabel

utama yang menjadi factor yang

berlaku dalam investigasi. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah

tindakan tax avoidance. Untuk

mengukur tindakan tax avoidance ini

menggunakan metode pengukuran

Effective Tax Rate (ETR).

2. Variabel independen

Menurut sekaran (2011:117)

variabel independen adalah variabel

yang mempengaruhi variabel terikat,

baik secara positif maupun negatif.

Variabel independen dalam

penelitian ini adalah :

1. Karakter Eksekutif (X1)

Eksekutif merupakan

individu yang menempati

sebuah posisi penting dalam

sebuah posisi dalam system

kepemimpinan dalam

sebuah perusahaan dan atau

suatu organisasi. Karakter

eksekutif dibedakan menjadi

dua yaitu risk taker dan risk

averse yang tercermin dari

besar kecilnya risiko

perusahaan.

2. Leverage (X2)

Leverage

menggambarkan tingkat

risiko dari perusahaan

yang diukur dengan

membandingkan total

hutang perusahaan

dengan total aset yang

dimiliki perusahaan.

Untuk perhitungan

leverage digunakan

dengan debt to asset ratio

(DAR). Debt to asset

ratio adalah rasio utang

yang digunakan untuk

mengukur perbandingan

Page 7: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

antara total utang dengan

total aset (Kasmir,

2015:156)

3. Konservatisme akuntansi

(X3)

Konservatisme

Akuntansi adalah praktik

menurunkan laba dan

aset bersih dalam

merespon kabar buruk,

namun tidak menaikkan

laba dan menaikkan aset

bersih dalam merespon

kabar baik. Sari dkk.

(2012:5) mengukur

konservatisme dengan

mengurangkan net

income yang ditambah

depresiasi aset tetap lalu

dikurang dengan arus kas

aktivitas operasi (CFO)

dibagi total aset.

2.4 Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sugiyono

(2014:80) adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek

atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2014:81). Sampel dipilih

berdasarkan metode purposive

sampling, yaitu sampel yang didasari

oleh kesesuaian karakteristik sampel

dengan kriteria pemilihan sampel

yang telah ditentukan. Kriteria yang

harus dimiliki sampel adalah sebagai

berikut :

1. Penelitian ini menggunakan

perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama tahun

2012 – 2016

2. Memiliki laporan keuangan

lengkap selama periode

penelitian.

3. Perusahaan yang tidak

memiliki kompensasi rugi

fiskal, agar tidak

menyebabkan distorsi dalam

pengukuran penghindaran

pajak.

4. Perusahaan yang memiliki

laporan keuangan yang

mendukung variabel

penelitian

Page 8: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

2.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode

yang digunakan untuk pengumpulan

data adalah metode dokumenter,

yaitu teknik pengambilan data

dengan cara mengumpulkan,

mencatat, dan mengkaji data

sekunder yang berupa laporan

tahunan perusahaan sektor utama

yang dipublikasikan oleh Bursa Efek

Indonesia, Teknik pengumpulan data

dengan studi kepustakaan dilakukan

dengan mengolah artikel, jurnal,

hasil penelitian terdahulu, maupun

media tertulis lainnya yang berkaitan

dengan topik pembahasan dari

penelitian.

2.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dati

hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain sehingga dapat

mudah dipahami, dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang

lain. Teknik analisis yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

2.6.1 Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan

untuk memberikan gambaran atau

deskripsi variabel-variabel yang

terdapat dalam penelitian ini.

Statistik deskriptif memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range,

kurtosis dan skewness

(kemencengan) (Ghozali,2016:19).

Statistik deskriptif menyajikan

ukuran-ukuran numerik yang sangat

penting bagi data sampel, sehingga

secara konstektual dapat lebih mudah

dimengerti oleh pembaca.

2.7 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan

agar model regresi tidak terdapat

masalah multikolinieritas,

heteroskedadastisitas, autokorelasi,

dan data terdistribusi normal. Jika

asumsi klasik terpenuhi maka akan

menghasilkan estimator yang sesuai

Best Linear Unbiased Estimator

(BLUE), yang artinya model regresi

dapat digunakan sebagai alat estimasi

penelitian (Widarjono dalam

Handayani dkk. 2015).

Page 9: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

1. Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan

untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel

pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Model

regresi yang baik adalah data yang

didistribusi normal atau

mendekati normal. Analisis

statistik yang digunakan dalam

penelitian ini untuk menguji

normalitas residual yaitu one

sample kolmogorov-smirnov test.

Dalam uji ini akan digunakan uji

one sample kolmogorov-smirnov

test dengan menggunakan taraf

signifikansi 0,05. Data dinyatakan

berdistribusi normal jika

signifikansi lebih besar dari 5%

(persen) atau 0,05.

2. Uji Heteroskedastisitas

Untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variansi dari

residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Salah

satu cara guna mendeteksi

ada atau tidaknya

heteroskedasitas adalah

dengan melihat pola pada

grafik scatterplot antara

nilai prediksi variabel

terikat (dependen) yaitu

ZPRED dengan residualnya

SRESID

(Ghozali,2016:134).

Pengambilan keputusannya

yaitu:

1) Jika pola titik-titik data

pada grafik scatterplot

membentuk suatu pola

yang bergelombang,

pola yang teratur,

melebar, menyempit,

kemudian melebar

kembali maka terdapat

heteroskedasitas.

2) Sebaliknya, jika pola

titik data pada grafik

scatterplot tidak ada

pola yang jelas, titik-

titik data tersebar diatas

dan dibawah atau

disekitar angka 0, maka

tidak terdapat

heteroskedasitas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas

bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi

ditemukan adanya kolerasi

antar variabel bebas

Page 10: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

(independen)

(Ghozali,2016:103). Maka

uji ini hanya digunakan

untuk penelitian yang

memiliki lebih dari satu

variabel independen. Model

regresi yang baik

seharusnya tidak ada

korelasi antar variabel

independen.

Multikolinearitas dapat

dilihat dari nilai tolerance

dan variance inflation factor

(VIF). Nilai cutoff yang

umum dipakai untuk

menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah

nilai tolerance ≤0,10 atau

sama dengan nilai VIF ≥10.

Dengan kata lain, tidak

adanya korelasi antar

variabel independen jika

nilai tolerance ≥0,10 atau

sama dengan nilai VIF ≤10

(Ghozali,2016:103)

Adapun cara dalam

mengatasi multikolinieritas

adalah sebagai berikut

(Ghazali, 2016:107):

1) Menggabungkan data

crossection dan time

series (pooling data)

2) Keluarkan satu atau

lebih variabel bebas

yang mempunyai

korelasi yang tinggi

dari model regresi dan

identifikasikan variabel

bebas lainnya untuk

membantu prediksi.

3) Transformasi Variabel

merupakan cara

mengurangi hubungan

linier diantara variabel

bebas. Transformasi

data dilakukan dalam

bentuk logaritma.

4) Gunakan model dengan

variabel bebas yang

mempunyai korelasi

tinggi hanya semata-

mata untuk prediksi

(jangan mencoba untuk

mengintepretasikan

kofiesien regresinya).

5) Gunakan korelasi

sedeharna antar setiap

variabel bebas dan

variabel terikat untuk

memahami hubungan

Page 11: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

variabel bebas dan

variabel terikat.

4. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali

(2016:107) uji autokorelasi

bertujuan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-

1 (sebelumnya). Model

regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari

autokorelasi. Dalam

penelitian ini untuk

mendeteksi autokorelasi

dengan menggunakan

metode Durbin Watson. Uji

autokorelasi dapat dilakukan

dengan membandingkan

nilai Durbin-Watson melalui

perbandingan du < d < 4 –

du.

2.8 Uji Regresi Linear Berganda

Model regresi linier berganda

yaitu untuk menguji ada tidaknya

pengaruh antara dua atau lebih

variabel bebas (independen) terhadap

variabel terikat (dependen). Analisis

ini untuk mengetahui arah hubungan

antara variabel independen dengan

variabel dependen apakah masing-

masing variabel independen

berhubungan positif atau negatif dan

untuk memprediksi nilai dari variabel

dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan

atau penurunan.

2.9 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R²)

pada intinya mengukur seberapa

besar kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel

dependen. Kelemahan mendasar

penggunaan koefisien determinasi

adalah bias terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan

kedalam model. Nilai koefisien

determinasi yaitu antara 0 (nol) dan 1

(satu). Nilai R² yang kecil berarti

kemampuan variabel – variabel

independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen sangat

terbatas. Nilai yang mendekati 1

(satu) berarti variabel – variabel

independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel

(Ghozali, 2016:95)

Page 12: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

2.10 Uji Signifikan Parsial (Uji T)

Uji t atau test of significance

digunakan untuk mengetahui

seberapa jauh pengaruh variabel

independen terhadap variabel

dependen. Uji t dilakukan dengan

membandingkan antara t hitung dengan

t tabel. Nilai thitung ditentukan dengan

tidak memperhatikan nilai positif

atau negatif dari nilai t hitung tersebut

karena nilai t hitung merupakan nilai

mutlak | t |. Uji t dilakukan dengan

menganalisa hasil dari tabel

coefficients. Syaratnya, jika nilai

signifikasi lebih besar dari ɑ= 0,05

maka hipotesis ditolak, apabila nilai

signifikansi lebih kecil dari ɑ= 0,05

maka hipotesis diterima, yang artinya

masing-masing variabel independen

dapat mempengaruhi variabel

dependen.

2.11Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk

mengetahui apakah variabel-variabel

independen secara bersama-sama

(simultan) berpengaruh signikan

terhadap variabel dependen. Uji

signifikansi F dilakukan dengan

menggunakan tingkat signifikansi

0,05 dengan kriteria penolakan atau

penerimaan hipotesis sebagai

berikut : (a) Jika nilai signifikansi <

0,05 berarti semua variabel

independen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel

dependen (b) Jika nilai signifikansi >

0,05 berarti semua variabel

independen secara bersama-bersama

tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen (Siregar, 2016:10).

III. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

3.1 Uji Statistik Deskriptif

Uji stastistik deskriptif

bertujuan untuk mendeskripsikan

atau memberikan gambaran secara

statistik terkait data yang digunakan

dalam penelitian melalui data sampel

atau populasi. Pada bagian ini akan

dijelaskan hasil statistik deskriptif

dari masing-masing variabel dilihat

dari nilai minimum, nilai maksimum,

nilai rata-rata (mean), dan standar

deviasi.

Page 13: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber : Data yang telah diolah,

2017

Dari hasil uji statistik deskriptif

diatas dapat dilihat bahwa variabel

karakter eksekutif memiliki nilai

minimum sebesar 0,003 atau 0,3%

dan nilai maksimum sebesar 0,387

atau 38,7% dengan rata-rata 0,11992

atau 11,992%. Hal ini berarti bahwa

perusahaan sampel memiliki risiko

terkecil senilai 0,003 atau 0,3% dan

tertinggi 0,387 atau 38,7%. Rata-rata

sampel 0,11992 atau 11,992% ,

karena nilai rata-rata risiko

perusaahaan cenderung berada di

nilai minimum, maka dapat

dikatakan bahwa perusahaan lebih

cenderung memiliki karakteristik risk

averse. Jadi perbandingan antara

EBIT dengan total aset perusahaan

0,76704 artinya total aset perusahaan

dapat menghasilkan EBIT 0,76704

kali.

Pada variabel leverage yang

dikur dengan nilai debt to asset ratio

(DAR) memiliki nilai minimum

0,145 atau 14,5% dan nilai

maksimum sebesar 0,797 atau 79,7%

dengan rata-rata 0,43201 atau

43,201%. Hal ini menunjukkan

bahwa rata-rata perusahaan

pertambangan yang menjadi sampel

memiliki solvabilitas yaitu

perusahaan untuk menyelesaikan

segala kewajibannya sebesar 43,20%

aset yang dimilikinya dibiayai oleh

utang baik utang jangka pendek

maupun jangka panjang. Standar

deviasi sebesar 0,170592 sedangkan

nilai rata-rata sebesar 0,43201

(43,201%) menunjukkan bahwa

standar deviasi lebih besar dari mean

dan kemampuan perusahaan dalam

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviati

on

Karakter

Eksekutif65 ,003 ,387 ,11992

,07600

4

Leverage65 ,145 ,797 ,43201

,17059

2

Konservat

isme

Akuntansi

65 -,324 ,134-,0261

8

,07371

8

Tax

Avoidanc

e

65 ,163 1,657 ,39999,21761

9

Valid N

(listwise)65

Page 14: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

membayar utang yang dimiliki

dengan membandingkan aset yang

dimiliki kurang baik.

Pada variabel konservatisme

akuntansi yang diukur dengan akrual.

Apabila akrual bernilai negatif, maka

laba digolongkan konservatif.

Variabel konservatisme akuntansi

memiliki nilai minimum sebesar –

0,324 dan nilai maksimum sebesar

0,134. Nilai rata-rata akrual -0,2618

menunjukkan bahwa laba perusahaan

digolongkann konservatif yang

disebabkan karena laba lebih rendah

dari arus kas yang diperoleh oleh

perusahaan pada periode tertentu.

Tax avoidance yang diukur

dengan Effective Tax Rate (ETR).

Semakin tinggi tingkat presentase

ETR yaitu mendekati tarif pajak

penghasilan badan sebesar 25%

mengindikasikan bahwa semakin

rendah tingkat tax avoidance

perusahaan, sebaliknya semakin

rendah tingkat presentase ETR

mengindikasikan bahwa semakin

tinggi tingkat tax avoidance

perusahaan. Perusahaan

pertambangan yang dijadikan sampel

memiliki nilai minimum 0,163 atau

16,3% dan nilai maksimum sebesar

1,657 dengan rata-rata 0,39999 atau

39,999%. Hal ini menunjukkan

bahwa rata-rata ETR dari perusahaan

diatas tarif pajak penghasilan badan

sebesar 25% mengidikasikan bahwa

perusahaan tidak melakukan tax

avoidance.

3.2 Uji Asumsi Klasik

Tujuan pengujian asumsi

klasik ini adalah untuk memberikan

kepastian bahwa persamaan regresi

yang didapatkan memiliki ketepatan

dalam estimasi, tidak bias dan

konsisten. Perlu diketahui, terdapat

kemungkinan data aktual tidak

memenuhi syarat asumsi klasik ini.

Beberapa perbaikan, baik

pengecekan kembali data outlier

maupun recollecterror dapat

dilakukan. Uji asumsi klasik dalam

penelitian ini terdiri dari uji

normalitas, uji mutikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji

autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk

menguji apakah dalam sebuh

model regresi, variabel

independen, variabel dependen

atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Suatu

Page 15: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

model regresi yang baik adalah

yang memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal.

Uji normalitas dapat dilakukan

dilakukakan dengan uji statistik

non parametik One-sample

Kolmogrov-Smirnov, analisis

grafik histogram, dan uji normal

probability plot.

Dari hasil pengujian

normalitas dengan uji One-Sample

Kolmogorov-Smirnov yang tersaji

pada tabel 4.5, memperlihatkan

nilai Asymp. Sig. berada di atas

0,05 atau 5% yaitu sebesar 0,200.

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data seluruh

variabel memiliki distribusi

normal.

Hasil Uji Normalitas Grafik

Histogram

Sumber : Data yang telah diolah,

2017

Berdasarkan pada hasil analisis

grafik histogram yang terdapat pada

gambar 4.1 diatas, terdapat bentuk

kurva simetris yang tidak condong ke

kiri dan ke kanan, sehingga

berdasarkan kurva histogram tersebut

model regresi dinyatakan

terdistribusi normal.

Page 16: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

Hasil Uji Normalitas Normal

Probability Plot

Sumber : Data yang telah diolah,

2017

Berdasarkan hasil uji normal

probability plot yang terdapat pada

gambar 4.2 diatas menunjukkan

bahwa titik-titik menyebar di sekitar

garis diagonal, mendekati garis

diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal. Jadi dapat disimpulan

bahwa model regresi yang digunakan

dalam penelitian ini terdistribusi

normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk

menguji apakah dalam model

regresi terjadi atau terdapat

ketidaksamaan variance dari

residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Di bawah ini merupakan

hasil dari pengujian

heteroskedastisitas dengan

melihat pola pada grafik

scatterplot antara variabel

dependen pada sumbu X adalah

ZPRED dan variabel independen

pada sumbu Y adalah residualnya

SRESID. Pengambilan

keputusannya yaitu jika titik-titik

data pada scatterplot membentuk

suatu pola yang bergelombang,

pola teratur, melebar, menyempit,

kemudian melebar kembali maka

mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas. Sebaliknya,

jika pada scatterplot tidak ada

pola yang jelas, titik-titik data

tersebar di atas dan di bawah atau

Page 17: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

di sekitar angka 0, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Grafik Scatterplot

Sumber : Data yang telah diolah,

2017

Berdasarkan hasil uji

heteroskedastisitas dengan

menggunakan grafik scatterplot yang

tersaji pada gambar 4.3, terlihat

bahwa tidak ada pola yang jelas,

titik-titik data tersebar di atas dan di

bawah atau di sekitar angka 0, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti

terjadi interkorelasi antar variabel

bebas yang menunjukkan adanya

lebih dari satu hubungan linier

yang signifikan. Apabila koefisien

korelasi variabel yang

bersangkutan nilainya terletak

diluar batas-batas penerimaan

(critial value) maka koefisien

korelasi bermakna dan terjadi

multikolineritas dan jika korelasi

terletak di dalam batas-batas

penerimaan maka koefisien

korelasinya tidak bermakna dan

tidak terjadi multikolinearitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi

bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode

sebelumnya. Jika terjadi

korelasi maka dinamakan

dengan ada problem

autokorelasi.

3.3 Uji Regresi Linear Berganda

Untuk menguji mengenai

pengaruh dan kekuatan hubungan

variabel independen dengan variabel

dependen dapat digunakan alat

analisa statistik yaitu dengan uji

regresi linear berganda. Pengujian

ini untuk memprediksikan nilai dari

variabel dependen apabila nilai

variabel independen mengalami

Page 18: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

kenaikan atau penurunan dan untuk

mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel

dependen apakah masing-masing

variabel independen berhubungan

positif atau negatif.

Dari analisis regresi linear

berganda diatas didapatkan model

persamaan regresi :

Y = 0,412 + (-0,937X1) + 0,168X2 +

0,309X3 + e

Berdasarkan pada persamaan

regresi diatas yang menunjukan nilai

konstanta sebesar 0,412. Hal ini

menyatakan bahwa jika karakter

eksekutif, leverage, dan

konservatisme akuntansi dianggap

konstan, maka tindakan tax

avoidance akan konstan sebesar

0,412 satuan.

Koefisien regresi pada

variabel karakter eksekutif yaitu

sebesar -0,937 maka dapat

disimpulkan bahwa karakter

eksekutif memiliki hubungan negatif

terhadap tindakan tax avoidance. Hal

ini berarti nilai risiko perusahaan

naik atau bertambah satu satuan,

maka persistensi laba perusahaan

akan menurun sebesar -0,937 satuan

atau sebesar -93%.

3.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui seberapa

besar prosentase variasi variabel

independen yang digunakan dalam

model regresi mampu menjelaskan

variasi variabel dependen dibutuhkan

suatu koefisien determinasi (R2).

Nilai R2 yaitu antara 0-1. Nilai R2

yang mendekati 1 berarti variabel-

variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen.

3.5 Uji Signifikan Parsial (Uji T)

Uji t pada dasarnya

menunjukan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Kriteria

diterima atau ditolaknya hipotesis

yaitu jika signifikansi > 0,05 (5%),

maka hipitesis ditolak (koefisien

regresi tidak signifikan). Sebaliknya

jika signifikansi < 0,05 (5%) maka

hipotesis tidak dapat ditolak

(koefisien regresi signifikan).

Page 19: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

1. Pengaruh Karakter Eksekutif

terhadap Tindakan Tax Avoidance

Berdasarkan hasil uji t

dapat diketahui jika variabel

karakter eksekutif secara parsial

menunjukan nilai t sebesar 4,595

dengan tingkat signifikan sebesar

0,000. Hal ini berarti thitung lebih

besar dari ttabel yaitu 4,595 >

2,00247 dan nilai signifikan

sebesar 0,000 < 0,05. Dengan

demikian dapat disimpulan bahwa

variabel karakter eksekutif

berpengaruh dan signifikan

terhadap tindakan tax avoidance,

maka hipotesis (H1) diterima.

2. Pengaruh leverage terhadap

tindakan tax avoidance

Berdasarkan hasil uji t

dapat diketahui jika variabel

leverage secara parsial

menunjukan nilai t sebesar 2,217

dengan tingkat signifikan sebesar

0,031. Hal ini berarti thitung lebih

besar dari ttabel yaitu 2,217 >

2,00247 dan nilai signifikan

sebesar 0,031 < 0,05. Dengan

demikian dapat disimpulan bahwa

variabel leverage berpengaruh dan

signifikan terhadap tindakan tax

avoidance, maka hipotesis (H2)

diterima.

3. Pengaruh konservatisme

akuntansi terhadap tindakan tax

avoidance

Berdasarkan hasil uji t

dapat diketahui jika variabel

konservatisme akuntansi secara

parsial menunjukan nilai t sebesar

1,831 dengan tingkat signifikan

sebesar 0,072. Hal ini berarti thitung

lebih kecil dari ttabel yaitu 1,831 <

2,00247 dan nilai signifikan

sebesar 0,072 > 0,05. Dengan

demikian dapat disimpulan bahwa

variabel konservatisme akuntansi

tidak berpengaruh dan tidak

signifikan terhadap tindakan tax

avoidance, maka hipotesis (H3)

ditolak.

3.6 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F bertujuan untuk

menunjukan apakah semua variabel

independen dalam model regresi

memepunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel

dependen. Jika signifikansi < 0,05

(5%) maka hipotesis diterima

sebaliknya jika signifikansi > 0,05

(5%), maka hipotesis ditolak

Page 20: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pengujian mengenai pengaruh

karakter eksekutif, leverage, dan

konservatisme akuntansi terhadap

tindakan tax avoidance pada

perusahaan pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2012-2016. Maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut.

1. Karakter eksekutif berpengaruh

dan signifikan terhadap tindakan

tax avoidance. Penelitian ini

sejalan dengan penelitian Alviyani

(2016) yang mengatakan bahwa

karakter eksekutif berpengaruh

terhadap tax avoidance. Dalam

penelitian ini mengungkapkan

hasil bahwa semakin tinggi

karakter eksekutif maka tindakan

tax avoidance akan semakin

rendah. Perusahaan yang memiliki

tingkat risiko perusahaan yang

tinggi cenderung akan menyajikan

laporan keuangan apa adanya

untuk melihat seberapa jauh

kinerja yang telah dilakukan oleh

perusahaan sehingga peluang

untuk melakukan penghindaran

pajak menjadi rendah.

2. Leverage berpengaruh dan

signifikan terhadap tindakan tax

avoidance. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian Dharma dan

Ardiana (2016) yang mengatakan

bahwa leverage berpengaruh

terhadap tax avoidance.

Perusahaan yang menggunakan

utang pada komposisi

pembiayaan, maka akan ada

beban bunga yang harus dibayar.

Bunga tetap yang timbul dapat

mengurangi laba kena pajak.

Semakin tinggi nilai rasio

leverage maka semakin tinggi

melakukan tindakan tax

avoidance.

3. Konservatisme akuntansi

berpengaruh dan tidak signifikan

terhadap tindakan tax avoidance.

Penelitian ini sejalan dengan

dengan Penelitian ini sejalan

dengan penelitian Alviyani (2016)

yang mengatakan bahwa

konservatisme akuntansi

berpengaruh dan tidak signifikan

terhadap tax avoidance. Penelitian

ini menunjukan bahwa

penggunaan metode akuntansi

yang konservatif tidak akan

meningkatkan kecenderungan

Page 21: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

perusahaan untuk melakukan

tindakan tax avoidance, karena

dengan adanya Peraturan

Pemerintah maka kecenderungan

untuk melakukan penghindaran

pajak akan semakin sempit

4. Karakter eksekutif, leverage, dan

konservatisme akuntansi

berpengaruh dan signifikan

terhadap tindakan tax avoidance.

V.DAFTAR PUSTAKA

Alviyani, Khoirunnisa. (2016).

Pengaruh Corporate

Governance, Karakter

Eksekutif, Ukuran

Perusahaan, dan

Leverage Terhadap

Penghindaran Pajak

(Tax Avoidance). Jurnal

of Manajemen.

Universitas Riau.

Diakses tanggal 20

September 2017.

Budiman, Judi dan Setyono.

(2012). Pengaruh

Karakter Eksekutif

Terhadap Penghindaran

Pajak (Tax Avoidance).

Jurnal Akuntansi.

Universitas Gadjah

Mada. Diakses tanggal

17 Oktober 2016.

Butje, Stella dan Elisa Tjondro.

(2014). Pengaruh

Karakter Eksekutif Dan

Koneksi Politik Terhadap

Tax Avoidance. Jurnal

Akuntansi Pajak.

Universitas Kristen Petra.

Diakses tanggal 27

Oktober 2016.

Cahyono, Deddy Dias, dkk

(2016). Pengaruh Komite

Audit, Kepemilikan

Institusional, Dewan

Komisaris, Ukuran

Perusahaan (Size),

Leverage (Der) Dan

Profitabilitas (Roa)

Terhadap Tindakan

Penghindaran Pajak

(Tax Avoidance) Pada

Perusahaan Perbankan

Yang Listing Bei Periode

Tahun 2011 – 2013.

Jurnal Akuntansi.

Universitas Padjadjaran.

Page 22: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

Diakses tanggal 27

Oktober 2016.

Darmawan, I Gede Hendi dan I

Made Sukartha. (2014).

Pengaruh Penerapan

Corporate Governance,

Leverage, Return On

Assets, Dan Ukuran

Perusahaan Pada

Penghindaran Pajak.

Jurnal Akuntansi.

Universitas Udayana.

Diakses tanggal 4

November 2016.

Dharma, I Made Surya dan Putu

Agus Ardiana. (2016).

Pengaruh Leverage,

Intensitas Aset Tetap,

Ukuran Perusahaan,

Dan Koneksi Politik

Terhadap Tax

Avoidance. Jurnal

Akuntansi. Universitas

Udayana. Diakses

tanggal 27 Oktober 2016.

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi

Analisis Multivariate

dengan Program IBM

SPSS 21. Badan Penerbit

Univeristas Diponegoro.

Semarang.

Handayani, Cahyaning Dewi.Dkk.

(2015). Pengaruh Return

On Asset, Karakter

Eksekutif, Dan Dimensi

Tata Kelola Perusahaan

Yang Baik Terhadap Tax

Avoidance. Jurnal

Akuntansi. Universitas

Muhammadiyah

Surakarta. Diakses

tanggal 27 Oktober 2016.

Indarti, Kentris dan Akbar Hadi

Winoto. (2015).

Pengaruh Return On

Assets, Leverage,

Corporate Governance,

Dan Karakter Eksekutif

Terhadap Tax

Avoidance. Jurnal

Akuntansi. Universitas

Stikubang Semarang.

Diakses tanggal 20

September 2017.

Page 23: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

Kasmir. 2015. Analisis Laporan

Keuangan. Jakarta. PT.

Raja Grafindo Persada

Maharani, I Gusti Ayu Cahya dan

Ketut Alit Suardana.

(2014). Pengaruh

Corporate Governance,

Profitabilitas Dan

Karakteristik Eksekutif

Pada Tax Avoidance

Perusahaan Manufaktur.

Jurnal Akuntansi.

Universitas Udayana.

Diakses tanggal 27

Oktober 2016.

Mardiasmo.2013. Perpajakan

Edisi Revisi.

Andioffset.Jakarta

Mulyani, Sri., dkk (2014).

Pengaruh Karakteristik

Perusahaan, Koneksi

Politik Dan Reformasi

Perpajakan Terhadap

Penghindaran Pajak

(Studi Pada Perusahaan

Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek

Tahun 2008-2012).

Jurnal Bisnis. Universitas

Brawijaya. Diakses

tanggal 27 Oktober 2016.

Nurfadilah., dkk. (2016).

Pengaruh Leverage,

Ukuran Perusahaan dan

Kualitas Audit, Terhadap

Penghindaran Pajak.

Jurnal Akuntansi. STIE

Ahmad Dahlan Jakarta.

Diakses tanggal 12

November 2016.

Pajriyansyah, Ridwan Dan Amrie

Firmansyah. (2016).

Pengaruh Leverage,

Kompensasi Rugi Fiskal

dan Manajemen Laba

Terhadap Penghindaran

Pajak. Jurnal Akuntansi.

Politeknik Keuangan

Negara STAN Indonesia.

Diakses tanggal 18

September 2017.

Pramudito, Batara Wiryo dan

Maria M Ratna Sari.

(2015). Pengaruh

Konservatisme

Akuntansi, Kepemilikan

Page 24: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

Manajerial Dan Ukuran

Dewan Komisaris

Terhadap Tax

Avoidance. Jurnal

Akuntansi. Universitas

Udayana. Diakses

tanggal 12 November

2016.

Praptidewi, Luh Putu Mayta dan I

Made Sukartha. (2016).

Pengaruh Karakteristik

Eksekutif Dan

Kepemilikan Keluarga

Pada Tax Avoidance

Perusahaan. E-Jurnal

Akuntansi. Universitas

Udayana. Diakses

tanggal 12 November

2016.

Prasiwi, Kristantina Wahyu.

(2015). Pengaruh

Penghindaran Pajak

Terhadap Nilai

Perusahaan: Transparansi

Informasi Sebagai

Variabel Pemoderasi.

Skripsi. Universitas

Diponegoro

Sarra, Hustna Dara. (2017).

Pengaruh Konservatisme

Akuntansi, Komite Audit

Dan Dewan Komisaris

Independen Terhadap

Penghindaran Pajak.

Jurnal Akuntansi.

Universitas

Muhammadiyah

Tangerang. Diakses

tanggal 22 September

2017.

Sari, Nila., dkk. (2016). Pengaruh

Konservatisme

Akuntansi, Kualitas

Audit, Ukuran

Perusahaan Terhadap

Penghindaran Pajak.

Jurnal Akuntansi. STIE

Ahmad Dahlan Jakarta.

Diakses tanggal 12

November 2016.

Sekaran, Uma. (2011). Research

Methods For Bussiness.

Salemba Empat. Jakarta

Setyaningsih, Hesty. (2008).

Pengaruh Tingkat

Kesulitan Keuangan

Page 25: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

Perusahaan Terhadap

Konservatisme

Akuntansi. Jurnal

Akuntansi. Universitas

Muhammadiyah

Yogyakarta. Diakses

tanggal 18 November

2016.

Siahaan, Jupri. (2015). Pengaruh

Karakter Eksekutif dan

Corporate Governance

Terhadap Penghindaran

Pajak. Skripsi.

Universitas Komputer

Indonesia. Diakses

tanggal 2 Oktober 2017.

Siregar, Rifka dan Dini

Widyawati. (2016).

Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Terhadap

Penghindaran Pajak

Pada Perusahaan

Manufaktur Di BEI.

Jurnal Akuntansi.

Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia

(STIESIA) Surabaya.

Diakses tanggal 27

Oktober 2016.

Sjahrial, Dermawan. (2008).

Manajemen Keuangan

Edisi 2. Mitra Wacana

Media. Jakarta.

Suandy, Early. (2013).

Perencanaan Pajak Edisi

5. Salemba Empat.

Jakarta

Laisila, Laban. (2015).

Pemerintah Didesak

Transparan soal Pajak

Tambang.

http://m.suara.com/bisnis

/2015/10/043000/pemeri

ntah-didesak-transparan-

soal-pajak-tambang.

Diakses tanggal 14

Oktober 2017

Sugiyono. (2011). Metode

Penelitian Pendidikan

(Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D).

Alfabeta. Bandung

Sugiyono. (2014). Metode

Penelitian Pendidikan

(Pendekatan Kuantitatif,

Page 26: ABSTRAKeprints.unpam.ac.id/1881/7/JURNAL.docx · Web viewBeberapa penelitian tentang karakter eksekutif telah dilakukan Butje dan Tjondro (2014:3) mengatakan bahwa semakin eksekutif

Kualitatif dan R&D).

Alfabeta. Bandung

Swingly, Calvin dan I Made

Sukartha. (2015).

Pengaruh Karakter

Eksekutif, Komite Audit,

Ukuran Perusahaan,

Leverage Dan Sales

Growth Pada Tax

Avoidance. Jurnal

Akuntansi. Universitas

Udayana. Diakses

tanggal 27 Oktober 2016.

Sumber hukum :

The Financial Accounting

Standards Board (FASB,

1983) Concepts

Statement No. 2

UU No. 6 Tahun 1983

sebagaimana telah

disempurnakan terakhir

dengan UU No.16 Tahun

2009 Tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara

Perpajakan pasal 1 ayat

(1)