Top Banner
Wealth Management Newsletter - Desember 2015
12

Wealth Management Newsletter - Desember 2015

Jan 12, 2017

Download

Documents

truongdang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

Wealth Management Newsletter - Desember 2015

Page 2: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

GREETINGS

Nasabah terhormat,

Terima kasih atas kepercayaan Anda menjadi Nasabah setia Commonwealth Bank.

Pada edisi e-Market Perspective ini, kami mengulas mengenai pergerakan pasar selama bulan November 2015 yang menunjukkan bagaimana ekspektasi pasar menyambut tahun baru 2016. Memasuki bulan Desember 2015, kami melihat gejolak pasar mulai mereda seiring dengan berkurangnya ketidakpastian suku bunga The Fed. Saat materi ini disusun, pelaku pasar masih menunggu keputusan dari FOMC meeting terkait dengan arah kebijakan suku bunga The Fed. Kenaikan suku bunga dinilai justru positif oleh pelaku pasar karena dianggap sebagai salah satu bukti pemulihan ekonomi AS dan juga dapat memberi ruang untuk melakukan pelonggaran moneter apabila perlambatan ekonomi AS masih berlanjut. Selain itu, pemulihan ekonomi domestik juga mulai terlihat seiring dengan akselerasi belanja Pemerintah dan membaiknya konsumsi masyarakat. Namun, gejolak pasar masih ada seiring dengan perlambatan ekonomi China.

Pergerakan IHSG dan Obligasi cukup sejalan dengan pergerakan di pasar global. Dengan level valuasi yang cukup menarik dan adanya beberapa katalis yang dinilai dapat mendorong pasar bergerak positif ke depan, kami melihat adanya peluang untuk memanfaatkan setiap momentum dan membangun portofolio yang ideal sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko Anda.

Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai strategi dan rekomendasi produk-produk investasi, Anda dapat menghubungi Relationship Manager kami di cabang terdekat.

Hormat kami,

Rian KaslanEVP, Head of Wealth Management and Business Strategy

Page 3: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

MaRKet PeRsPective | 1

Wealth Management Newsletter | Edisi Desember 2015

Sepanjang bulan November 2015, IHSG bergerak relatif flat pada range 4.400-4.600. Di awal November, IHSG bergerak menguat hingga ditutup di level 4.612 pada 4 November 2015. Pergerakan IHSG ditopang oleh sentimen positif dari kawasan regional serta ekspektasi data ekonomi yang membaik.

Namun pada pertengahan November, pasar dikejutkan dengan peristiwa teror di Perancis yang menyebabkan melemahnya bursa saham global dan regional. Hal ini mendorong IHSG mencapai titik terendah di bulan November di level 4.442 pada 16 November 2016.

Serangan ini cukup menimbulkan kekuatiran investor yang akhirnya menyebabkan pasar saham global terkoreksi. Namun dampak dari serangan ini tidak berlangsung lama, seiring dengan menguatnya keyakinan pasar bahwa peristiwa di Perancis tidak akan memberikan dampak yang signifikan pada perekonomian global. Bahkan kejadian ini diprediksi dapat memicu ECB untuk memperluas program QE sehingga pasar kembali rebound. IHSG ditutup di level 4.446 .

Dari grafik diatas, terlihat volatilitas atau gejolak pasar saham di bulan November relatif berkurang apabila dibandingkan dengan periode Market Bearish sejak bulan April sampai awal Oktober 2015. IHSG sempat mencapai titik terendahnya di level 4.120 pada 28 September 2015 yang merupakan titik terendah dalam 2 tahun terakhir.

Meredanya gejolak pasar di bulan November terjadi seiring dengan langkah hati-hati yang dilakukan investor untuk mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga The Fed. Selain itu, ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed mulai berkurang, seiring dengan pernyataan dari Ketua The Fed Jeanet Yellen yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga The Fed akan dilakukan di desember 2015.

Hal ini terlihat pada grafik berikut ini, di mana pasar saham Asia berada pada posisi hati-hati sejak FOMC meeting Oktober 2015.

MaRkET REvIEW – NovEMbER 2015

Markets are gearing up for the last Fed Meeting of The Year

kepemilikan asing Pada obligasi Indonesia & Pergerakan Yield SUN 10 tahun.

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank

Sumber: Bloomberg,

Pasar juga merespon positif komitmen The Fed yang disampaikan Jeanet Yellen bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan dilakukan hati-hati dan perlahan untuk menghindari respon negatif dari pasar.

Apabila dilihat, pergerakan IHSG di bulan November 2015 sangat sejalan dengan pergerakan di pasar global, dengan magnitude atau sensitivitas yang lebih besar. Hal ini merupakan salah satu karakteristik di Emerging Market.

Di bulan November 2015, pasar Obligasi Indonesia kembali mengalami kenaikan, ditujukan dengan Abtrindo Index yang naik +2,41%. Padahal sebelumnya di bulan Oktober 2015, pasar obligasi telah mengalami kenaikan +4,86%. Dengan kenaikan tersebut, maka di akhir bulan November 2015 tingkat imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun turun dari level 8,82% pada 30 Oktober 2015 ke level 8,57%. Pada awal Desember 2015 yield obligasi sempat berada di kisaran 8,4%.

Menguatnya pasar obligasi dipengaruhi oleh rilis data ekonomi Indonesia yang membaik, seperti data inflasi di bulan November 2015 turun ke level 4,89% dan data trade balance Indonesia yang surplus. Selain itu ekspektasi penurunan suku bunga acuan BI dan rilis paket kebijakan ekonomi juga mendukung penguatan pasar obligasi.

Tercapainya target penerbitan obligasi pemerintah juga menjadi katalis bagi investor untuk mengakumulasi pembelian. Per akhir November, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih senilai Rp19.76 Triliun. Hal ini membawa peningkatan persentase kepemilikan asing atas obligasi yang diperdagangkan dari 37,1% di bulan sebelumnya menjadi 38,15% di akhir November 2015.

Rp Tn %560

540

520

500

480

460

440

420

12

10

8

6

4

2

o

7.30 7.858.76 8.43

8.57 8.93

9.81

8.80 8.628.12

7.39 7.35 7.52 7.98

Foreign ownership in Gov Bond

12/3

0/20

14

1/30

/201

5

3/31

/201

5

5/31

/201

5

7/31

/201

5

10/3

1/20

15

2/28

/201

5

4/30

/201

5

6/30

/201

5

9/30

/201

5

8/30

/201

5

11/3

0/20

15

Yield SUN 10yr

Page 4: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

2 | MaRKet PeRsPective

Wealth Management Newsletter | Edisi Desember 2015

Menjelang awal tahun 2016, gejolak pasar mulai mereda. Pergerakan di bulan Desember 2015 diperkirakan mulai stabil dan dalam tren yang positif seiring dengan beberapa katalis dari pasar global yang dapat mendorong rally berkelanjutan. Berikut ini beberapa katalis positif dari pasar yang mendukung prediksi di atas.

Sumber: Bloomberg

Preparation For The Fed Rate Liftoff

Entering The better Global Growth in 2016

Rintangan kenaikan Suku bunga The Fed Mulai Teratasi, Didukung Data Unemployment Rate dan Hiring yang Membaik.

Global Market Outlook

Salah satu penyebab kekuatiran global adalah ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed. Sejak tahun 2014, isu kenaikan mulai berkembang namun belum terealisasi hingga memasuki penghujung tahun 2015.

Memasuki bulan Desember 2015, ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed mulai berkurang. Indikator ekonomi AS yang dirilis bulan November hingga awal Desember yang menunjukan pemulihan ekonomi AS. Hal ini semakin memperkuat keyakinan pelaku pasar bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan diputuskan pada FOMC meeting Desember 2015.

Selain kondisi ekonomi AS yang mulai pulih, terdapat beberapa alasan penting untuk The Fed tetap melakukan kenaikan suku bunganya di tahun 2015.

Pertama, kenaikan suku bunga The Fed apabila ditunda lagi akan menimbulkan keraguan pada kredibilitas The Fed setelah berulang kali memberi sinyal kuat akan segera dilakukan kenaikan suku bunga The Fed.

Kedua, kenaikan suku bunga The Fed juga diperlukan untuk memberi ruang gerak bagi The Fed apabila ditahun mendatang ekonomi AS masih melambat sehingga diperlukan pelonggaran moneter kembali.

Ketiga, kenaikan suku bunga The Fed sangat positif dilakukan tahun ini untuk menghindari gejolak politik AS menjelan pemilihan presiden di tahun depan.

MaRkET oUTLook – DEc To JaN 2016

Unemployment Rate mendekati level sebelum Krisis Ekonomi Global

3 -2 - 1 - Liftoff

Non Farm Payrolls mengalami peningkatan

Pada grafik di atas terlihat unemployment rate di bulan November di level 5% sudah mendekat level rata-rata sebelum krisis ekonomi 2008. Selain itu, data hiring (Change in Non Farm Payrolls) November 2015 mengalami peningkatan 211k.

Pertumbuhan lapangan pekerjaan AS diatas ekspektasi pasar (211k vs 190k ekspektasi) menambah optimisme bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan tetap dilakukan di akhir tahun ini. Pertumbuhan lapangan pekerjaan ini dianggap dapat “membersihkan rintangan terakhir” bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga pada akhir tahun untuk kali pertama dalam hampir satu dekade.

Berdasarkan estimasi IMF, perekonomian dunia tahun diestimasi lebih baik dibandingkan tahun 2015. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diprediksi tumbuh 3,6% diatas prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini diprediksi tumbuh 3,1%. Proyeksi IMF dilakukan dengan mengukur estimasi output setiap negara, berdasarkan daya beli masyarakat.

Sumber: Data complied by Bloomberg

Dalam pidatonya dalam The Economic Club of Washington, Jeanet Yellen berpendapat lapangan pekerjaan AS saat ini belum penuh dan masih memiliki potensi untuk tumbuh. Yellen memberikan 3 alasan untuk pendapatnya ini.

Pertama, partisipasi angkatan kerja AS masih tertekan dan terdapat sekitar 2 juta orang yang kemungkinan kembali ke lapangan pekerjaan dengan upah yang lebih tinggi. Kedua, Yellen melihat ruang untuk menurunan part-time worker karena saat ini pertumbuhan lapangan kerja juga dikontribusi oleh pertumbuhan part-time workers. Ketiga, belum adanya pertumbuhan upah. Hal ini tentunya menambah peluang adanya stimulus tambahan AS untuk mendorong pertumbuhan upah dan pasar tenaga kerja AS.

350

300

250

200

150

100

50

0

12

10

8

6

4

2

0

201

266

119

187

260245

223

153 145

298

211

4,5%

5,00%

Foreign ownership in Gov Bond

1/1/

1996

1/1/

2006

1/1/

2001

1/1/

2011

7/1/

1998

7/1/

2008

7/1/

2003

7/1/

2013

4/1/

1997

4/1/

2007

4/1/

2002

4/1/

2012

10/1

/199

9

10/1

/200

9

10/1

/200

4

1/1/

2015

5/1/

2015

3/1/

2015

7/1/

2015

9/1/

2015

2/1/

2015

6/1/

2015

4/1/

2015

8/1/

2015

10/1

/201

5

11/1

/201

510

/1/2

014

Yield SUN 10yr

100%

90

80

70

60

50

40

30

20

Probability of Fed rate increase by December based on futures

Jan ‘15 May ‘15Feb ‘15 Jun ‘15Mar ‘15 Jul ‘15 Sep ‘15Apr ‘15 Aug ‘15 Oct ‘15 Nov ‘15

Page 5: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

MaRKet PeRsPective | 3

Wealth Management Newsletter | Edisi Desember 2015

India, New bright Spot In Emerging Market

china Economic Transformation, gives more hope for additional stimulus

Di tengah Perlambatan Sektor Manufaktur, Sektor Service china mengalami pertumbuhan.

Pertumbuhan ekonomi global di tahun 2016 diprediksi akan memiliki komposisi berbeda. Negara-negara maju seperti AS dan Eropa diprediksi akan tumbuh lebih baik, sedangkan China diprediksi masih akan melambat, dan ekonomi negara berbasis komoditas akan semakin menurun.

Hal berbeda akan terjadi di India, di tahun 2016 diprediksi pertumbuhan ekonomi India unggul dibanding negara berkembang lainnya.

Perekonomian India diperkirakan tumbuh 7,5% di tahun 2016 diatas pertumbuhan negara berkembang lainnya. Pertumbuhan ini diestimasi akan ditopang oleh pertumbuhan ekonomi swasta yang didorong peningkatan pelayanan publik dan juga stimulus penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral India (RBI).

Sektor services diperkirakan akan menjadi kontributor utama dalam meningkatnya pertumbuhan ekonomi India. Di akhir 2015, sektor services diprediksi tumbuh 8,9% secara tahunan mengungguli sektor manufaktur yang diprediksi hanya tumbuh 6,8%.

Hingga akhir 2015, pertumbuhan ekonomi China diprediksi masih mengalami perlambatan. IMF memprediksi secara tahunan GDP China hanya tumbuh 6,8% turun dari tahun sebelumnya tumbuh 7,3%.

Proyeksi perlambatan ekonomi China didorong lemahnya beberapa sektor utama perekonomian China. Sektor manufaktur yang merupakan sektor utama China menjadi titik berat perlambatan ekonomi China. Sepanjang tahun 2015 terlihat sektor manufaktur China sering mengalami kontraksi. Di bulan November 2015, sektor manufaktur China mengalami kontraksi berada di level 49,6 (di bawah level netral 50).

Sumber: IMF dan World Bank

Sumber: IMF

Sumber: Bloomberg

Sumber: Markit, Caixin

Dari rilis data diatas, kami melihat perekonomian China mulai mengalami transformasi dari sebelumnya berbasis manufaktur masal dan kini beralih ke industri berbasis konsumsi dan layanan.

Selain itu, apabila sebelumnya industri lebih banyak dikelola oleh pemerintah, mulai tahun ini pemerintah lebih memberikan dukungan pada swasta untuk mulai berperan dalam pertumbuhan industri di China.

Peran aktif pemerintah dalam transformasi ekonomi ini sudah mulai terlihat. Di tahun 2015 ini, Presiden Xi Jinping berusaha untuk meningkatkan peran bisnis teknologi dan layanan swasta serta melakukan perampingan industri besar dan industri keuangan BUMN. Hal ini dilakukan untuk menstabilkan inflasi dan menaikan belanja konsumen.

Dengan kondisi perlambatan serta transformasi China yang masih on-track, potensi stimulus tambahan dari pemerintah China semakin besar. Stimulus tambahan dari China cenderung menjadi sentimen positif di Pasar Global.

World Output

Advanced Economy

US

Euro

Japan

UK

Canada

Advanced Economy

Russia

China

India

ASEAN

Brazil

World Trade Volume

3.4

1.8

2.4

0.9

(0.1)

3.0

2.4

4.6

0.6

7.3

7.3

4.6

0.1

3.3

3.8

2.3

3.1

1.3

0.8

2.7

2.4

5.0

0.5

7.1

6.4

5.4

1.4

3.3

3.5

2.4

3.6

1.2

0.6

2.7

2.3

4.3

(3.0)

6.8

6.3

5.2

0.3

3.8

3.5

2.4

3.1

1.5

1.6

2.7

2.2

4.3

(3.8)

6.8

7.5

5.2

(1.0)

3.7

3.3

2.1

2.5

1.5

0.8

2.4

1.5

4.3

(3.4)

7.4

7.5

4.7

(1.5)

4.1

3.1

2.0

2.6

1.5

0.8

2.5

1.0

4.0

(3.8)

6.8

7.3

4.6

(3.0)

3.2

3.7

2.4

3.3

1.4

0.8

2.4

2.1

4.7

(1.0)

6.3

6.5

5.3

1.5

5.3

3.8

2.4

3.1

1.6

1.2

2.3

2.0

4.7

(1.1)

6.3

7.5

5.3

1.0

4.7

3.8

2.4

3.0

1.7

1.2

2.2

2.1

4.7

0.2

6.3

7.5

5.1

(1.5)

4.4

3.6

2.2

2.8

1.6

1.0

2.2

1.7

4.5

(0.6)

6.3

7.5

4.9

(1.0)

4.1

20152014 Oct14

projection projectionprojection projection projection projection projectionprojection projectionJan15 Jan15Apr15 Apr15Jul15 Jul15Oct15 Oct15

2016 top of the chartsIndia to become world’s fastest-growing economy% Annual Growth

IMF IndiaChina

7.27.4

2014 2015 2016

7.56.8

7.56.3

7.27.4

7.57.1

7.97

IndiaChina

WORLDBANK

Caixin China Output PMI

65

60

55

50

45

40

35

50 = no change on previous month, A. Adj

Increasing rate of Contraction

Increasing rate of growth

2006 20102008 2012

CompositeServicesManufacturing

20142007 20112009 2013 2015

Page 6: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

4 | MaRKet PeRsPective

Wealth Management Newsletter | Edisi Desember 2015

Hasil voting IMF tanggal 30 November memutuskan Chinese Yuan (CNY) resmi masuk kedalam keranjang SDR sebagai anggota ke 5 (setelah US dollar, Euro, Pound dan Yen).

Masuknya CNY kedalam keranjang SDR merupakan tonggak sejarah dalam upaya mencapaian kredibilitas internasional untuk Yuan, dan cenderung memberi katalist positif bagi pasar global karena dapat mengurangi demand akan USD dan akhirnya dapat mengurangi penguatan USD terlalu tajam.

Hal ini merupakan perubahan pertama dalam komposisi mata uang SDR sejak tahun 1999, ketika Euro mengganti Deutsche Mark dan French Franc.

Prospek pertumbuhan global yang lebih baik di tahun 2016 dibandingkan tahun 2015, kami melihat hal ini dapat mendorong pergerakan positif di pasar saham Indonesia.

Beberapa analis yang mengatakan bahwa apabila nantinya demand CNY menjadi tinggi dapat mengakibatkan CNY menjadi popular sehingga harganya akan naik.

Namun, kami melihat masuknya CNY ini juga dapat menjadi salah satu bentuk stimulus dari China yang bisa juga membuat China Yuan melemah, karena Yuan semakin terbuka terhadap perdagangan International Capital Market. Sehingga penguatan CNY dapat dihindari – lihat grafik di bawah ini:

Paket kebijakan Ekonomi Semakin akomodatif.

other Positive catalysts From china, china’s Yuan joins IMF’s elite currency club (SDR).

are You Ready to Enter the New level?

Jokowi Stimulus – Reason to be optimistic

Efektif per 1 oktober 2016, cNY memiliki bobot 10,92% dalam keranjang SDR

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

EqUITY MaRkET oUTLook

Setelah resmi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2014, Jokowi telah merilis sejumlah kebijakan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kami melihat serangkaian paket kebijakan yang diresmikan oleh Pemerintah serta perombakan kabinet sebagai indikasi kebijakan yang lebih pro-aktif oleh pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi.

Selain itu, pemerintah juga meningkatkan pengeluaran belanja infrastruktur dan melakukan pengurangan subsidi energi untuk memberikan stimulus bagi perekonomian Indonesia.

Dan hasilnya, mulai terlihat dari pertumbuhan GDP Indonesia. Ditengah perlambatan ekonomi global, perekonomian Indonesia masih mampu 4,9% Year on Year di kuartal 3-2015 dan diprediksi tumbuh 5% di kuartal 4 2015.

Untuk menjawab kebutuhan rakyat, secara aktif Pemerintah Indonesia merilis paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian Nasional.

Paket Kebijakan Jilid 1-6: Monetary vs Fiscal

Pada dasarnya, kami lebih optimis bahwa dengan berbagai kemajuan dalam pengelolaan ekonomi akan kembali memacu arus masuk modal asing di dalam saham. Tanda-tanda baik mulai terlihat pada peningkatan kepemilikan asing selama triwulan terakhir tahun ini.

Terdapat beberapa faktor yang mulai memperlihatkan kemajuan dalam pengelolaan ekonomi Indonesia:

Mata Uang

USD

Euro

CNY

Yen

Poundsterling

* Effective per 1 October 2016

Bobot Mata uang dalam sDR

Bobot Lama

41.90%

37.40%

0%

9.40%

11.30%

Bobot Baru*

41.73%

30.93%

10.92%

8.33%

8.09%

04 12Aug 2015

IMF ProposesSDR Basket Extension

IMF DecidesSDR Basket Extension IMF Confirms

SDR Basket Extension

ChinaDevaluesYuan

Offshore Yuan

06 1410 1805 1307 1711 19

6.2000

6.2500

6.3000

6.3500

6.4000

6.4534

6.5000

6.5500

6.6000

Page 7: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

MaRKet PeRsPective | 5

Wealth Management Newsletter | Edisi Desember 2015

alokasi kementrian PU – Perumahan dan kementrian Perhubungan mengalami kenaikan.

New Record For Infrastructure by Rp 290 T

Sumber: Katadata.com

Sumber: Kemenkeu, Berbagai Sumber

Di Tahun 2015, Indonesia memecahkan rekor dengan anggaran infrastruktur terbesar dalam sejarah anggaran negara. Dana yang cukup besar untuk infrastruktur diperoleh dari penurunan subsidi BBM (penghapusan Subsidi Premium).

Selain itu, dalam APBN-P 2015 terlihat anggaran untuk kementrian PU-Perumahan dan Perhubungan mengalami kenaikan. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan infrastruktur.

Paket kebijakan ekonomi Jilid 1-6 yang dirilis tanggal 9 september 2015 hingga 9 November 2015 sudah mencakup sektor fiskal, moneter, energi, pangan, industri, hingga proyek strategis.

Dan pada tanggal 4 Desember resmi dirilis kebijakan ekonomi jilid 7 yang memiliki fokus pada pemberian insentif pajak Karyawan (PPH) bagi perusahaan padat karya (>5000 karyawan), kemudahan bagi perusahaan padat karya, serta kemudahan proses penerbitan surat tanah.

Kebijakan ekonomi Jilid 7 ini memiliki tujuan untuk mendorong pertumbuhan industri di Indonesia terutama perusahaan padat karya yang memiliki jumlah pekerja banyak. Meskipun hanya mencakup sebagian sektor namun kemajuan di sektor industri ini diharapkan dapat memberikan Multiplier Effect bagi pertumbuhan ekonomi.

Kami melihat, dengan rendahnya angka Inflasi Indonesia di 4,89% YoY serta perbaikan Current Account Deficit (CAD) dapat memberikan ruang gerak bagi BI untuk penurunan suku bunga di tahun 2016.

Namun BI cenderung lebih berhati-hati dan akan mempertimbangkannya seiring arah kebijakan The Fed dan kondisi volatilitas di pasar global.

Low Inflation and Better Current Account Deficit Give Room for bI to cut Interest Rate

Perbandingan Inflasi, Yield SUN 10 Th dan bI Rate

Sumber: Bloomberg

better Economic outlook for Indonesia

Sumber: Bloomberg Consesus

Alokasi Kementerian

Alokasi Non Kementerian dan Lembaga

Inflation

9876543210

3.532.521.510.50-0.5-1

Jan-

10

Jan-

12

Sep

-10

Sep

-12

May

-11

May

-13

May

-14

May

-15

May

-10

May

-12

Inflasi MoM

Yearly Monthly

Inflasi YoYJa

n-11

Jan-

13

Jan-

14

Jan-

15

Sep

-11

Sep

-13

Sep

-14

Sep

-15

12.0

10.0

8.0

6.0

4.0

2.0

-

Jan-

10

Jan-

12

Sep

-10

Sep

-12

May

-11

May

-13

May

-14

May

-15

May

-10

May

-12

Yield SUN 10 yr BI RateInflasi YoY

Jan-

11

Jan-

13

Jan-

14

Jan-

15

Sep

-11

Sep

-13

Sep

-14

Sep

-15

Page 8: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

6 | MaRKet PeRsPective

Wealth Management Newsletter | Edisi Desember 2015

Dengan serangkaian kebijakan ekonomi dan stimulus lainnya yang dirilis pemerintah di tahun 2015, ekonomi Indonesia berpotensi rebound mencapai 5,2-5,3% di tahun 2016, didorong percepatan realisasi belanja Pemerintah yang diikuti dengan peningkatan investasi dan konsumsi swasta.

Outlook akan stabilitas makro ekonomi cenderung stabil dengan Current Account Deficit (CAD) pada range -2,4% terhadap PDB hingga tahun 2016.

BI memprediksi tekanan outflow berkurang seiring kepastian arah kebijakan The Fed dan stabilisasi perlambatan ekonomi China. Dengan tekanan outflow yang berkurang maka BI memprediksi Balance of Payment (BoP) mencapai USD 2 Bn surplus (vs defisit USD 6 Bn di 2015).

Pemulihan kinerja keuangan emiten di tahun 2016 diprediksi masih mixed. Emiten yang bergerak pada sektor yang berhubungan erat

Walaupun sudah relatif menurun, terlihat dari grafik di atas masih ada potensi penurunan, apabila dibandingkan dengan posisi di awal tahun 2015 sekitar 7-7,5%.

Kami masih mempertahankan pandangan yang positif pada pasar obligasi. Dengan level volatilitas yang lebih rendah sehingga memberikan level pertumbuhan nilai investasi yang lebih tinggi, apabila dilihat dari sudut risk adjusted return.

Setelah mengalami penguatan di bulan Oktober 2015, pada bulan November pergerakan harga obligasi masih positif dan stabil seiring dengan penguatan Rupiah setelah meredanya kepanikan pasar. Yield SUN tenor 10yr relatif datar pada range 8.4 – 8.6.

Memasuki tahun 2016, pasar obligasi Indonesia masih berpotensi kembali menguat. Kondisi markro ekonomi Indonesia yang semakin supportive, terutama angka inflasi yang semakin turun dapat mendorong BI menurunkan suku bunga membuka peluang yield obligasi untuk kembali mengalami penurunan.

Seiring dengan menguatnya potensi kenaikan suku bunga The Fed, Dollar mengalami penguatan hingga cenderung overvalue dan mulai mempengaruhi ekspor AS.

Dengan penurunan demand akan USD seiring masuknya CNY dalam SDR basket currency dan peningkatan suplai USD dari penambahan hutang Pemerintah AS untuk mendukung government spending, ada potensi pelemahan Dollar Index.

Melemahnya Dollar Index berpotensi memperkuat nilai tukar Rupiah. Menguatnya Rupiah akan mendukung penguatan di IHSG.

Rupiah berpotensi Menguat Seiring Dollar Index Yang cenderung overvalue

Memasuki 2016, kinerja Emiten Memiliki Ruang “Upgrade”, seiring Stimulus Pemerintah dan Pemulihan Ekonomi

Menguatnya Potensi Kenaikan Suku Bunga The Fed Mendorong Penguatan Dollar Index

Penguatan Rupiah Cenderung Mendorong Rally di IHSG

Sumber: Bloomberg Consesus

Sumber: Tradingseconomics.com

Sumber: Bloomberg

Pasar obligasi Memiliki “Room” Untuk Menguat Seiring Perbaikan Iklim Investasi Di Indonesia

Yield obligasi Masih berpotensi Menguat bila Dibandingkan Posisi di awal 2015

Bond Market Outlook

dengan kebijakan ekonomi pemerintah cenderung akan lebih dahulu mengalami “Pick Up”.

Pada sektor properti, realisasi penurunan suku bunga BI diprediksi akan mendorong perbaikan kinerja sektor properti setelah mengalami perlambatan di tahun 2015.

Pada sektor perbankan, terlihat adanya potensi pertumbuhan lebih baik dibandingkan tahun 2015. Dengan adanya keputusan BI di bulan November 2015 memotong Giro Wajib Minimum (GWM) dari 8% ke 7,5%, berpotensi mendorong kinerja perbankan. Namun hal yang masih perlu diwaspadai adalah peningkatan NPL.

Pada sektor konsumsi, masih terlihat penurunan nilai konsumsi. Menurut lembaga riset konsumen, masyarakat cenderung melakukan switching pada produk yang lebih murah “unbranded” atau menunda konsumsi hingga adanya diskon.

Pada sektor consumer staple, terlihat adanya potensi pertumbuhan seiring dengan peningkatan belanja iklan di awal tahun 2016 untuk mengantisipasi potensi peningkatan daya beli masyarakat.

5000

4800

4600

4400

4200

4000

14800

14600

14400

14000

13800

13600

13400

13200Jul 2015 Jul 2015 Aug 2015 Aug 2015 Sep 2015Aug 2015 Sep 2015 Oct 2015

Indonesia Stock Market (JCI) Indonesian Rupiah

Oct 2015

Page 9: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

MaRKet PeRsPective | 7

Wealth Management Newsletter | Edisi Desember 2015

Berikut ini adalah beberapa risiko yang perlu kita waspadai menjelang tahun 2016: Dari pasar global ada beberapa risiko yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Pertama, risiko berlanjutnya perlambatan ekonomi China sehingga berpotensi mempengaruhi ekonomi global terutama ekonomi negara trading partner-nya.

Kedua, risiko perlambatan harga komoditas seiring dengan penurunan harga minyak mentah. Pada awal desember 2015, harga minyak mentah kembali tertekan hingga mencapai level di bawah USD 40/barrel didorong keputusan OPEC untuk untuk tetap mempertahankan produksinya sebanyak 32 juta barrel/ hari. Sebagai negara nett ekspor komoditas, penurunan harga komoditas dapat mengurangi pendapatan ekspor yang berdampak juga pada PDB.

aNaLISa vaLaS

Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga dalam hampir sedekade pada tanggal 17 Desember ini. Namun setelah antisipasi lebih dari setahun, investor saat ini lebih fokus dengan statement the FeD setelah kenaikan ini dan dampaknya, seberapa ketat bank sentral amerika bisa menjaga perekonomian mereka setelah kenaikan suku bunga ini.

Pelemahan Harga Minyak Mendorong Penurunan Harga komoditas Lainnya

Sumber: Bloomberg

Rekomendasi Investasi

Risks to Watch in 2016

Ketiga, risiko geo politik di suriah juga cenderung memiliki potensi memberikan sentimen negatif bagi negara-negara timur telangah yang akhirnya berdampak pada ekonomi global.

Dari pasar domestik, risiko volatilitas rupiah masih membayangi pergerakan pasar modal kedepannya.Struktur Balance of Payment kita yang masih bergantung pada portfolio inflow menyebabkan sentimen di pasar global dapat dengan mudah mempengaruhi nilai tukar Rupiah. Portfolio inflow bersifat jangka pendek dibandingkan Foreign Direct Investment (FDI). Positifnya, CAD kita terus menunjukkan perbaikan, namun disisi lain FDI masih cukup lemah dan belum mampu menutup defisit dari BOP.

Pada pasar saham, mempertimbangkan katalis dari pasar global dan domestik, dengan level valuasi IHSG masih cukup rendah, maka kami terus optimis pada pasar saham dan meningkatkan alokasi pada pasar saham dari 20-40% menjadi 30-50% sesuai risk appetite dari nasabah. Namun, dengan adanya risiko yang dapat mendorong gejolak pasar sehingga pendekatan market timing dapat terap dilakukan.

Pada pasar obligasi, Mempertimbangkan potensi risk adjusted return, maka alokasi tetap dijaga lebih besar pada obligasi atau reksa dana berbasis obligasi (50-60%). Valuasi masih cukup menarik pada level yield SUN tenor 10 tahun sebesar 8,7%, masih ada ruang gerak di atas fair yield yang dihitung dari yield US Treasury dan spread (risk premium) sekitar 8,2%. Apalagi bila dihitung spread dari level inflasi November yang sudah berada di bawah 5% menambah potensi penurunan BI rate.

Namun secara tactical, pendekatan market timing tetap perlu dilakukan dengan range level yield, kenaikan menuju level 8,8 – 9% masuk akumulasi dan penurunan ke level 8,2-8,4% dapat rebalancing.

Nasabah dapat mengkombinasikannya dengan obligasi-obligasi berdurasi pendek atau reksa dana berdurasi pendek bila mengalami kesulitan meng-collect secara langsung di pasar; sebagai porsi pada defensive asset.

Namun, dengan komitmen pemerintah untuk terus mengeluarkan berbagai paket stimulus untuk mendorong investasi, diharapkan dapat memberikan kemudahan, percepatan dan insentif pajak berinvestasi di Indonesia. Sehingga nilai tukar rupiah kita tidak lagi tergantung dengan Portfolio Inflow.

Selain itu, risiko lain yang perlu kita perhatikan adalah tidak tercapainya target pajak pemerintah. Hingga 31 Agustus 2015, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp598,270 Triliun atau sekitar 46,22% dari target penerimaan pajak yang ditetapkan sebesar Rp1.294,258 Triliun. Apabila target pajak tidak tercapai maka ada potensi membengkaknya defisit anggaran pemerintah hingga -2,5% terhadap PDB.

Pergerakan USD/IDR hingga bulan December 2015 tergolong cukup stabil dengan range antara 13750 - 14100. Laju inflasi kembali melambat ke level terendah dalam 1 tahun dan outlook pertumbuhan ekonomi yang cenderung berada di bawah ekspetasi kemungkinan akan mendorong Bank Sentral Indonesia untuk memangkas suku bunga, Meski demikian analis memperingatkan

USD/IDR

bahwa ada kemungkinan juga bank sentral akan mempertahankan tingkat suku bunga dalam beberapa bulan ke depan akibat kecemasan mengenai rupiah dan mengerem arus modal keluar menjelang kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve. Pasar berasumsi bahwa kenaikan suku bunga di AS akan mendorong investor untuk menarik modal keluar dari pasar negara berkembang

Page 10: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

8 | MaRKet PeRsPective

Wealth Management Newsletter | Edisi Desember 2015

USD/JPY

JPY bergerak dengan kecenderungan melemah dengan range 120.40 – 123.70 sampai bulan Desember ini. Ditopang oleh anjloknya tingkat ekspor, masih bertahannya tingkat inflasi di level rendah dan turunnya harga minyak dunia masih memicu ekpektasi akan adanya stimulus tambahan dari BOJ dibeberapa bulan kedepan. Minutes Bank Sentral Jepang yang dirilis kemarin ini menunjukkan bahwa Jepang ada kemungkinan baru bisa mencapai inflasi stabil dikisaran 2% hingga tahun fiskal 2017 karena melambatnya pertumbuhan

ekonomi di negara berkembang dan dibebani oleh kenaikan pajak penjualan. BoJ masih mempertahankan target pembelian aset tahunan di level 80 Triliun Yen.

Diperkirakan USD/JPY akan cenderung bergerak dengan rentang 121.00 – 124.50 pada bulan Desember 2015 dengan kecenderungan JPY melemah.

GbP/USD

Poundsterling bergerak dengan kecenderungan melemah di bulan desember ini, disebabkan oleh rilis beberapa data ekonomi yang dibawah estimasi dan ditambah lagi komentar dari Presiden Bank Sentral Inggris Mark Carney yang mengatakan bahwa BOE masih akan terus berkomitmen untuk menjaga suku bunga di level rendah dalam beberapa waktu kedepan. Neraca perdagangan dirilis defisit 11.8 Miliar GBP untuk bulan ini, pertumbuhan upah kerja yang terkuat selama 4 tahun terakhir tetap menjaga potensi kenaikan suku bunga di tahun depan. Satu-satunya yang bisa menjadi faktor

mundurnya kenaikan suku bunga inggris adalah kondisi inflasi global yang semakin menurun. Beberapa negara yang mempunyai ekonomi dengan skala besar bahkan sudah masuk kedalam kondisi deflasi. Wacana inggris untuk keluar dari Uni Eropa di tahun depan juga masih berpotensi menekan pergerakan GBP untuk jangka waktu menengah.

Diperkirakan GBP/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.4750 – 1.5150 pada kurun waktu bulan Desember 2015.

*Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.

Entry Point

Profit Taking

Cut Loss

UsD/iDR eUR/UsD GBP/UsD aUD/UsD UsD/JPY

REcoMMENDaTIoN

Expected buying level 13.950 - 14.000 1.0750 - 1.0800 1.4850 - 1.4900 0.7000 - 0.7050 119.50 - 120.00

Expected selling level 14.350 - 14.400 1.1000 - 1.1050 1.5100 - 1.5150 0.7250 - 0.7300 122.50 - 123.00

Long profit taking 14.350 and above 1.1000 and above 1.5100 and above 0.7250 and above 122.50 and above

Short profit taking 14.000 and below 1.0750 and below 1.4900 and below 0.7000 and above 120.00 and below

Long cut loss 13.850 - 13.900 1.0650 - 1.0700 1.4700 - 1.4750 0.6850 - 0.6950 118.50 - 119.00

Short cut loss 14.450 - 14.500 1.1100 - 1.1150 1.5250 - 1.5300 0.7350 - 0.7450 123.50 - 124.50

aUD/USD

EUR/USD

Pada awal bulan desember ini, serangkaian data ekonomi dirilis membaik dibandingkan bulan lalu membuat AUD sempat menguat terhadap sebagian besar mata uang dunia. Suku bunga Australia masih dipertahankan oleh bank sentral di 2% dengan statement yang memberikan sinyal adanya pelonggaran moneter lebih lanjut di tahun depan. Untuk jangka waktu pendek AUD masih cenderung akan melemah terhadap mata uang lainnya, dikarenakan potensi kenaikan suku bunga US yang cukup besar di tanggal 16 Desember

Nilai tukar Euro terhadap USD cenderung melemah di bulan November ini, dipicu oleh peluang potensi kenaikan suku bunga US di bulan Desember sebesar 74%, Kondisi perkenomian terkini Zona Euro sendiri tidak terlalu bagus. Data inflasi kembali dirilis naik menjadi 0,1% hal ini yang menyebabkan meredanya ekspetasi akan adanya tambahan stimulus lebih lanjut dari Bank Sentral Eropa (ECB) di beberapa bulan mendatang. komitmen ECB memperpanjang

2015. Ditambah lagi dengan harga minyak dan komoditi yang kembali turun ke level yang cukup rendah membuat ekspetasi di market berkembang bahwa akan adanya penyesuaian antara nilai tukar AUD dengan harga komoditi yang anjlok terutama bijih besi. Diperkirakan AUD/USD akan cenderung bergerak dengan rentang 0.6950 – 0.7300 pada kurun waktu bulan Desember 2015.

program stimulusnya sampai Maret 2017 dan memotong suku bunga deposito hingga -0,3% juga beresiko menekan Eur lebih lanjut untuk jangka waktu panjang.

Diperkirakan EUR/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.0650 – 1.1000 pada kurun waktu bulan Desember 2015 dengan kecenderungan melemah.

seperti Indonesia mengingat aset AS yang menjadi lebih menarik. defisit neraca perdagangan dirilis sebesar USD346 mio dibulan November, jauh berbeda di bawah ekspektasi pasar yaitu surplus sebesar USD1 bn, karena impor yang lebih tinggi dari ekspektasi.

Impor -18,0% YoY di November 2015, sedangkan ekspor -17,6% YoY. Diperkirakan nilai tukar Rupiah akan cenderung melemah di rentang 14000 – 14400 pada kisaran bulan Desember ini.

Page 11: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan.. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan. Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki resiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan / atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 021 15000 300 atau email kami di [email protected].

DIScLaIMERS

Page 12: Wealth Management Newsletter - Desember 2015

10 | MaRKet PeRsPective

Wealth Management Newsletter | Edisi Desember 2015