Top Banner
SAMBUNGAN KOMUNAL LAYANAN WATER FOR THE POOR TOOLKIT PAKET PENJELASAN
34

Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

Jun 12, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

SAMBUNGAN KOMUNALLAYANAN

WATER FOR THE POOR TOOLKIT

PAKET PENJELASAN

Page 2: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum
Page 3: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

SAMBUNGAN KOMUNALLAYANAN

WATER FOR THE POOR TOOLKIT

PAKET PENJELASAN

Page 4: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

Rumah tangga yang berada didalam kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), khususnya yang status lahan huniannya tidak jelas (ilegal) selama ini sulit untuk mendapatkan layanan air minum langsung dari PDAM. Beberapa PDAM terkendala oleh aturan yang ada untuk melayani rumah tangga yang berada di kawasan terse-but. Dilihat dari segi bisnis, PDAM juga enggan melayani penghuni kawasan MBR, karena adanya keharusan untuk menjual air dengan harga rendah.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu upaya khusus untuk mengatasi kesulitan MBR dalam menda-patkan akses air minum dan untuk menambah cakupan layanan PDAM. Salah satu upaya tersebut adalah program Layanan Sambungan Komunal (LSK) yaitu dimana PDAM memberikan layanan air minum dengan cara memban-gun meter air komunal sementara masyarakat akan mem-bangun dan mengelola perpipaan distribusi dari meter air komunal sampai dengan meter air pelanggan. Sementara itu Fasilitas Kredit Mikro Sambungan Air diberikan bagi MBR untuk membayar biaya pemasangan sambungan rumah.

Buku Water for The Poor Toolkit ini terdiri dari Paket Pen-jelas-an mengenai “Layanan Sambungan Komunal-(LSK)” dan “Kredit Mikro Sambungan Air” yang telah disusun bersama oleh Environmental Service Program (ESP)-USAID dan pemerintah Indonesia. Buku ini menyajikan informasi dasar yang dapat membantu setiap pihak dalam mema-hami proses “Layanan Sambungan Komunal-(LSK)” dan “Kredit Mikro Sambungan Air”. Semoga dengan disusun-nya buku ini dapat bermanfaat untuk pengembangan program selanjutnya.

Direktur Permukiman dan Perumahan

Budi Hidayat

Direktur Permukiman d

Budi Hidayat

Page 5: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

USAID sepenuhnya mendukung pembuatan seka-ligus penerbitan buku panduan “Air Minum untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah - Water for the Poor.” Salah satu tujuan utama keberadaan USAID di Indonesia adalah mengembangkan pelayanan dasar manusia, termasuk penyediaan akses air bersih. Saat ini hampir 100 juta orang Indonesia kekurangan akses untuk air bersih yang layak, yang mengakibatkan meningkatnya resiko kesehatan dan menghambat pembangunan ekonomi. Dampak dari resiko tersebut paling dirasakan oleh mereka yang justru tidak mampu menanggungnya.

Buku panduan Water for The Poor ini diterbitkan da-lam dua volume, Meter Komunal (Buku 1) dan Kredit Mikro untuk Sambungan Baru (Buku 2). USAID san-gat berharap inovasi ini dapat membantu seluruh pemangku kepentingan, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan-perusahaan air mi-num, masyarakat serta lembaga pembiayaan dalam usaha mereka meningkatkan akses untuk air bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Mission Director, USAID Indonesia

Walter North

Akses masyarakat terhadap pelayanan air minum se-cara umum dirasakan masih rendah. Pencapaian sam-pai pada tahun 2007, cakupan pelayanan air minum melalui perpipaan yang tercapai adalah sebesar 45% diperkotaan dan 10% di perdesaan. Secara nasional cakupan pelayanan baru mencapai 24%. Gambaran pelayanan air minum kepada masyarakat berpeng-hasilan rendah (MBR) tentu saja Iebih rendah lagi. Pelayanan pada masyarakat kurang mampu disam-ping keharusan bagi penyelenggara untuk menerap-kan tarif sosial juga dibatasi oleh peraturan setempat tentang pelayanan pada rumah tidak memiliki ijin bangunan.

Dari sisi pelayanan air minum oleh penyelenggara, pandangan bahwa penduduk MBR tidak mampu membayar pelayanan tidak sepenuhnya sahih. Hasil pengamatan dari beberapa kota di Inonesia mem-perlihatkan bahwa MBR membayar air minum per meter kubiknya > 10 kali lipat dari harga rata-rata. Ini mengisyaratkan bahwa pelayanan air minum pada MBR pada hakekatnya tidak ada masalah. Da-lam rangka membentuk dan meningkatkan rasa kepemilikan `sense of belonging’ pada masa pen-gelolaan maka pendekatan pembangunan berbasis masyarakat perlu mendapat perhatian.

Salah satu kerjasama Departemen Pekerjaan Umum dengan USAID-ESP dalam pengembangan alternatif pembangunan SPAM berbasis masyarakat adalah Program Layanan Sambungan Komunal (Master Me-ter) dan Layanan Sambungan Baru melalui Kredit Mikro. Program ini akan sangat bermanfaat untuk mengembangkan pelayanan air minum kepada masyarakat kurang mampu khususnya yang berada di perkotaan.Program ini diharapkan akan mendo-rong percepatan pelayanan masyarakat kurang mampu dan pada gilirannya akan berkontribusi pada pencapaian target MDG 2015.

Direktur Jenderal Cipta Karya

Budi Yuwono

Direktktktktktktktttktktkttttktttttktktktktktttktttkktkttkkktktkkktkktkkkkkkkkkkkkkkkkk ur Jendeeral Cipta

BuBBBBBB di YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYuwuuuuuuuuuuuuuuuuu onnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnoooooooooooooooooooooooooooooooooooooo

Mission Director, , ,,,,,,,,,,,,, USAID

Page 6: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

Sambungan Air untuk Semua atau Water for the Poor merupakan salah satu

kegiatan Environmental Services Program (ESP) yang bertujuan untuk mendo-

rong adanya perangkat alternatif yang dapat meningkatkan akses masyarakat

berpenghasilan rendah terhadap layanan air minum PDAM. Alternatif akses

pelayanan ini dapat dilakukan dengan 1) Layanan Sambungan Komunal dan 2)

Kredit Mikro Sambungan Air.

Tentang Paket Ini ISI PAKET

Bagian URAIAN UMUM

Bagian PERANGKAT PDAM

Bagian PERANGKAT FASILITATOR

Bagian KUMPULAN CONTOH

Paket Penjelasan ini berisi berbagai informasi tentang opsi Layanan Sambungan Komunal (LSK) yang merupakan salah satu perangkat (tool) untuk membantu masyarakat berpeng-hasilan rendah (MBR) mengakses layanan air minum perpipaan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Perangkat lainnya adalah Kredit Mikro untuk Sambungan Air.

Paket Penjelasan LSK ini terdiri dari 4 (empat) bagian.

Bagian pertama, yaitu Bagian Uraian Umum berisi berbagai informasi umum dan mendasar tentang LSK, seperti defi -nisi, prinsip layanan, komponen, manfaat, tahap pengembangan, sampai ke kendala dan solusi dari suatu LSK.

Bagian kedua dan ketiga, yaitu Bagian Perangkat PDAM dan Bagian Perangkat Fasilitator menjelaskan tentang tahap-tahap spesifi k yang harus dilakukan pihak-pihak itu dalam pengembangan LSK, ber-ikut manfaat dan tanggung jawabnya.

Bagian terakhir, yaitu Bagian Kumpulan Contoh berisi berbagai materi presentasi, dokumen, dan media promosi yang dapat dijadikan acuan bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan dan mengelola LSK nantinya.

Selain untuk PDAM dan Fasilitator, Paket Pen-jelasan ini juga diharapkan dapat digunakan oleh pihak Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau Lembaga Donor , dalam upaya membantu pengembangan LSK.

Perlu disadari sejak awal bahwa paket ini tidak cukup untuk menguraikan seluruh informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dan pengelolaan LSK. Walau demikian, paket ini diharapkan dapat dijadikan landasan awal bagi pihak-pihak berkepentingan untuk da-pat mempersiapkan tahap-tahap pengem-bangannya.

Publikasi ini diterbitkan oleh Environmental Services Program (ESP) atas

dukungan dana the United States Agency for International Development

(USAID)

Page 7: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

Penerbit:United States Agency for International Development (USAID )/Environmental Services Program (ESP)Ratu Plaza Building 17th Fl., Jl. Jend Sudirman No. 9, Jakarta 10270Tel. 62-21-720 9594, Fax. 62-21-720 4546, Website : www.esp.or.id

PengarahFoort Bustraan, Hernadi Setiono, Lina Damayanti, Siti

Wahyuni, Ricky Pasha Barus, Julian Syah, Nur Endah

Shofi ani dari tim ESP.

PenyusunQipra Galang Kualita, PT; yang terdiri dari Rudy Yu-

wono, Isna Marifa, Endro Adinugroho, Laksmi War-

dhani, Deasy Sekar Tanjung Sari, Bayu Rizky Tribu-

wono, Utari Ninghadiyati, Budi Susilorini, Endang

Sunandar, Muhammad Taufi k Sugandi.

ApresiasiUntuk Masukan dan Substansi: Teddy, Zaenal Abi-

din Siregar (PDAM Medan); Khairul Abidin dan Ra-

waludin Siregar (Dinas Permukiman kota Medan);

Boy, Kiki, Agus (PDAM Bandung); Erna Purnawati

(Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya);

Indrarini (PDAM Surabaya); Edi Rag, dr. Wahyu, Silva

(Jaringan Kesejahteraan/Kesehatan Masyarakat,

Medan); Somad, Agus, Novi (Perhimpunan Pening-

katan Keberdayaan Masyarakat, Jakarta); Hellen,

Lina, Wawan (Pengembangan Swadaya Masyarakat,

Bandung); Acun (Bandung Peduli), Soeroso, Abdul

Rohim (Pengurus Tirta Sari Bandung), Sanusi, Aman-

syah, Etty (Masyarakat Yong Panah Hijau, Medan),

Masyarakat Belawan Medan.

Untuk Foto: Environmental Services Program (ESP)

Sekilas mengenai ESPEnvironmental Services Program (ESP) adalah suatu

program kerjasama antara the United States Agency

for International Development (USAID) dengan pe-

merintah Republik Indonesia yang berlangsung

selama 5 tahun sampai tahun 2009. Tujuan pro-

gram adalah meningkatkan kesehatan masyarakat

melalui pengelolaan air yang lebih baik, memper-

luas akses masyarakat terhadap air bersih dan sani-

tasi. Termasuk akses bagi masyarakat berpenghasi-

lan rendah (MBR) yang selama ini menggunakan

air dari sumber-sumber lain yang tidak terjamin

kesehatannya.

Ada 6 provinsi yang menjadi wilayah kerja ESP,

yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, provinsi DKI Ja-

karta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta,

dan Jawa Timur.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai ESP, pem-

baca dapat mengakses www.esp.or.id.

Page 8: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum
Page 9: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

SAMBUNGAN KOMUNALLAYANAN

WATER FOR THE POOR TOOLKIT

PAKET PENJELASAN

URAIAN UMUM

Page 10: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

DAFTAR ISITentang Bagian Ini

Bagian Uraian Umum ini merupakan bagian awal dari Paket Penjelasan Layanan Sam-bungan Komunal. Bagian ini menguraikan berbagai informasi umum dan mendasar tentang Layanan Sambungan Komunal (LSK). Termasuk di dalamnya uraian mengenai defi -nisi, prinsip layanan, komponen, manfaat, tahapan pengembangan, sampai ke kendala dan solusi dari suatu LSK.

Bagian Uraian Umum ini selayaknya dipa-hami dulu sebelum pembaca melanjutkan ke bagian-bagian lain dari Paket Penjelasan Layanan Sambungan Komunal. Pembaca yang berasal dari Perusahaan Daerah Air Mi-num (PDAM) disarankan untuk melanjutkan ke Bagian Perangkat PDAM. Sedangkan pem-baca yang akan berperan sebagai Fasilitator disarankan untuk melanjutkan ke Bagian Perangkat Fasilitator.

Dalam bagian Uraian Umum ini, pembaca akan menjumpai diagram umum tahapan pengembangan LSK. Diagram ini merupakan acuan utama dari pengembangan diagram-diagram spesifi k yang terdapat di Bagian Perangkat PDAM dan Bagian Perangkat Fasi-litator. Pembaca juga akan menjumpai bebe-rapa artikel yang menceritakan pengalaman berbagai pihak yang selama ini terlibat da-lam pengembangan LSK di wilayah kerjanya masing-masing.

Sebagai penutup, pembaca dapat menjum-pai artikel tentang harapan masa datang dari LSK. Kesuksesan pengembangan LSK selama ini diharapkan dapat memicu PDAM untuk menjadikannya sebagai suatu pilihan resmi dari jenis layanan yang ditawarkannya ke masyarakat. Khususnya ke Masyarakat Ber-penghasilan Rendah (MBR).

Latar Belakang ........................................................................................................... 2

Komponen Sistem Layanan Sambungan Komunal ...................................... 3

Pihak Terkait Layanan Sambungan Komunal .................................................. 5

Manfaat Layanan Sambungan Komunal .......................................................... 7

Orang Miskin Selama Ini Bayar Air Lebih Mahal ............................................. 8

PDAM Tirtanadi Tidak Ragu Lagi ........................................................................ 10

Kuncinya Keterlibatan Masyarakat ...................................................................... 12

Tahapan Pengembangan Layanan Sambungan Komunal ........................ 15

Pendanaan Layanan Sambungan Komunal .................................................... 17

Boks: Jenis-Jenis Sumber Dana Untuk LSK ................................................ 18

Kendala dan Solusi ................................................................................................... 19

Peran LSM: Fasilitator dan Juga Inisiator ....................................................... 20

Pantas Jadi Salah Satu Bentuk Layanan PDAM .............................................. 22

Sambungan Air untuk Semua atau Water for the Poor merupakan salah satu

kegiatan Environmental Services Program (ESP) yang bertujuan untuk mendo-

rong adanya perangkat alternatif yang dapat meningkatkan akses masyarakat

berpenghasilan rendah terhadap layanan air minum PDAM. Alternatif akses

pelayanan ini dapat dilakukan dengan 1) Layanan Sambungan Komunal dan 2)

Kredit Mikro Sambungan Air.

Bagian Uraian Umum

Page 11: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

1Layanan Sambungan Komunal

Phot

o: D

easy

LAYANAN SAMBUNGAN KOMUNAL Bentuk layanan sambungan langsung untuk masyarakat berpengha-

silan rendah yang tinggal di dalam kawasan yang pada umumnya sulit

terlayani oleh sistem sambungan langsung PDAM. Layanan ini dikem-

bangkan dengan pola kemitraan antara PDAM dengan masyarakat.

PDAM menyediakan air minum sampai ke Meter Air Komunal, sedang-

kan pendistribusian air hingga ke hunian dilakukan oleh masyarakat.

Page 12: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

2

LATAR BELAKANG

Bagian Uraian Umum

Rumah-rumah yang berada di dalam

kawasan Masyarakat Berpenghasilan

Rendah (MBR), khususnya yang status

lahan huniannya tidak jelas, selama ini

sulit untuk mendapatkan layanan air

minum langsung dari PDAM. Bebera-

pa PDAM terkendala oleh aturan yang

ada untuk melayani rumah-rumah

yang berada di kawasan tersebut. Di-

lihat dari segi bisnis, PDAM juga eng-

gan melayani penghuni kawasan MBR,

karena adanya keharusan untuk men-

jual air dengan harga rendah.

Akibat ketiadaan layanan air minum,

sering dijumpai adanya praktek pen-

curian air dari pipa PDAM yang melin-

tas di dekat kawasan-kawasan itu.

Beberapa kawasan sudah memiliki

layanan Hidran Umum. Namun di-

nilai kurang memuaskan oleh para

pengguna layanan itu. Karena untuk

mendapatkan air, mereka harus ber-

jalan membawa ember atau jerigen ke

lokasi Hidran Umum.

Jika suatu kawasan tidak memiliki

layanan Hidran Umum, penghuni di

kawasan itu umumnya mendapatkan

air minumnya dari penjaja air keliling.

Sayangnya, harga jual airnya sangat

mahal (baca Orang Miskin Selama

Ini Bayar Lebih Mahal). Bahkan lebih

mahal dari harga air PDAM dengan

tarif niaga atau industri. Hal ini tentu

mau tidak mau berpengaruh terhadap

tingkat kesejahteraan penghuni ka-

wasan kumuh .

Layanan Sambungan Komunal (LSK)

dikembangkan untuk mengatasi ke-

sulitan MBR mendapatkan layanan

air minum PDAM langsung di rumah-

nya. Rancangan LSK sangat sederhana

(baca Komponen Sistem Layanan

Sambungan Komunal).

LSK membawa banyak manfaat. Tidak

saja bagi MBR, tetapi juga bagi PDAM

(baca Manfaat Layanan Sambungan

Komunal).

Layanan sejenis LSK sudah banyak

dikembangkan di beberapa kota Asia.

Salah satunya adalah kota Manila (Re-

publik Filipina). Di Indonesia, uji coba

pengembangan LSK pertama kali di-

lakukan di daerah Sungai Mati (Medan),

dan kemudian diaplikasikan juga di

beberapa kawasan MBR lainnya (baca

PDAM Tirtanadi Tidak Ragu Lagi).

Phot

o: S

iti W

ahyu

ni

Status kepemilikan tanah yang tidak jelas kerap menjadi kendala bagi PDAM sehingga tidak dapat memberi layanan air minum di kawasan tersebut.

Page 13: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

Secara teknis Layanan Sambungan Komunal (LSK) mirip dengan sistem sam-

bungan rumah langsung yang biasa dikembangkan PDAM. Perbedaannya

terletak di sisi kepemilikan dan tanggung jawab pengelolaan LSK. PDAM

memiliki dan mengelola pipa distribusi PDAM sampai dengan meter air ko-

munal. Dan masyarakat mengelola pipa distribusi lingkungan sampai dengan

meter pelanggan. Ilustrasi di bawah ini menunjukkan komponen-komponen

dari sistem LSK.

LAYANANSAMBUNGAN KOMUNALKOMPONEN SISTEM

PIPA DISTRIBUSI PDAMMerupakan jaringan pipa distribusi PDAM yang digunakan untuk menyalurkan air minum ke sistem LSK.

METER AIR KOMUNALBerfungsi untuk mengukur volume air yang disalurkan PDAM ke sistem LSK. Meter Air Komunal harus ber-ada di luar kawasan MBR yang akan mengembangkan LSK.

PIPA DISTRIBUSI LINGKUNGANMerupakan jaringan pipa yang berfungsi untuk mendistribusikan air minum ke ru-mah-rumah pelanggan LSK.

Layanan Sambungan Komunal

Info

grafi

k E

. Sun

anda

r

Page 14: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

METER PELANGGANBerfungsi untuk mengukur vo-lume air yang digunakan oleh se-tiap pelanggan LSK.

SAMBUNGAN PELANGGANMerupakan ruas pipa yang menyalurkan air minum dari Pipa Distribusi Lingkungan ke rumah pelanggan LSK.

4

Page 15: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

PIHAK TERKAITLAYANAN SAMBUNGAN KOMUNAL

Layanan Sambungan Komunal (LSK) di suatu kawasan MBR dikembangkan dan dikelola bersama oleh PDAM

dengan masyarakat penghuni kawasan itu. Dengan sendirinya, keduanya merupakan pihak-pihak utama da-

lam pengembangan dan pengelolaan layanan itu. Beberapa pengalaman melibatkan peran lembaga swa-

daya masyarakat (LSM) sebagai Fasilitator dan Pemerintah Daerah atau Lembaga Donor sebagai Kontributor

Dana. Uraian berikut ini menerangkan secara singkat peran pihak-pihak terkait. Rangkumannya dapat dilihat

pada tabel di akhir uraian ini.

MASYARAKAT & KELOMPOK PENGELOLAKelompok Pengelola dibentuk oleh masyarakat penghuni kawasan MBR untuk terlibat dalam

pengembangan dan pengelolaan LSK. Peran Kelompok Pengelola ini sangat penting. Selain

memelihara dan mengelola sistem LSK, kelompok ini juga bertugas untuk mengelola admi-

nistrasi keuangannya, antara lain menagih iuran pelanggan, mengatur penggunaan uang, dan

membuat laporan keuangan. Untuk PDAM, Kelompok Pengelola ini bertanggung jawab dalam

kelancaran dan ketepatan pembayaran air minum.

FASILITATOR Fasilitator jika terlibat dalam pengembangan LSK, berperan untuk melakukan sosialisasi LSK,

meningkatkan kesadaran masyarakat, memfasilitasi proses pengambilan keputusan di antara

masyarakat penghuni kawasan, menyiapkan Kelompok Pengelola, menghubungi PDAM, dan

mengelola dukungan pendanaan. Baik individu maupun Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) dapat berperan sebagai Fasilitator. Yang penting Fasilitator harus berpengalaman da-

lam pemberdayaan masyarakat dan memiliki pemahaman tentang sistem layanan air bersih.

5

PDAMPDAM mempunyai tugas pokok untuk mengembangkan layanan air minum bagi seluruh

warga kotanya termasuk MBR. Dalam LSK, PDAM bertugas untuk menyediakan dan menga-

lirkan air minum sampai dengan Meter Air Komunal (lihat Komponen Sistem Layanan Sam-

bungan Komunal). PDAM dapat membantu meningkatkan kapasitas Kelompok Pengelola

dalam mengelola LSK, khususnya dalam pengelolaan administrasi pelanggan dan pemeli-

haraan jaringan.

Page 16: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

KONTRIBUTOR DANA LAINNYAKontributor Dana berperan untuk menyediakan dukungan pembiayaan dalam

pengembangan LSK. Dari pengalaman selama ini, peran Kontributor Dana me-

mang tidak terhindarkan. Baik untuk kepentingan pembangunan sistem (hard-

ware) maupun penyiapan masyarakat (software). Kebanyakan MBR masih belum

mampu berswadaya membiayai pengembangan LSK di kawasannya. Kontribu-

tor Dana bisa Pemerintah Kota, Pemerintah Pusat (melalui Dana Alokasi Khusus

atau DAK), lembaga donor asing, atau perusahaan swasta (melalui program Cor-

porate Social Responsibility atau CSR).

Rangkuman Peran Pihak Terkait dalam Pengembangan dan Pengelolaan Layanan Sambungan Komunal

Peran Pihak Terkait

Masyarakat & Kelompok

PengelolaPDAM Fasilitator

Pemerintah Daerah

Kontributor Dana lainnya

Pemilihan lokasi a a

Penyiapan masyarakat a a a

Perencanaan sistem LSK a a a

Pengadaan material untuk Konstruksi LSK a a a

Konstruksi - sampai Meter Air Komunal a a

Konstruksi - setelah Meter Air Komunal a a a a

Operasi & Pemeliharaan - sampai Meter Air Komunal a

Operasi & Pemeliharaan - setelah Meter Air Komunal a

PEMERINTAH DAERAHPemerintah Daerah jika terlibat dalam pengembangan LSK berperan untuk menye-

diakan dukungan kebijakan dan pembiayaan. Beberapa pengalaman menunjukkan

Pemerintah Daerah, dapat menjadi inisiator termasuk merekomendasikan wilayah-

wilayah pengembangan LSK. Pemerintah Daerah selaku pemilik PDAM, juga dapat

mendorong PDAM agar mau mendukung pengembangan dan pengoperasian LSK.

Sedangkan sebagai Kontributor Dana, Pemerintah Daerah dapat membiayai pem-

bangunan fi sik LSK maupun penyiapan MBR.

Bagian Uraian Umum

Ilust

rasi

: E. S

unan

dar

Page 17: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

Pemerintah Daerah juga dapat merasakan manfaat LSK. Kemudahan

mengakses air minum secara tidak langsung akan meningkatkan

kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Tingkat produktivitas

masyarakat membaik sehingga perekonomian kota akan meningkat.

Tidak perlu disangsikan lagi bahwa Layanan Sambungan Komunal (LSK) memiliki banyak manfaat. Khususnya bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan PDAM setempat sebagaimana disebutkan berikut ini. Selain itu, LSK

juga bermanfaat bagi Pemerintah Daerah.

MANFAATLAYANAN SAMBUNGAN KOMUNAL

PDAM akan bertambah jumlah pelanggannya. Demikian juga luas

cakupan layanannya, serta produknya akan terjual lebih banyak. Dan

pendapatannya bertambah. Semua itu diperoleh dengan investasi

yang lebih rendah karena biaya pengembangan jaringan distribusi

di kawasan permukiman bukan menjadi tanggung jawab PDAM. De-

mikian juga dengan biaya pemeliharaan setelah meter air komunal

ditanggung oleh masyarakat dan tingkat kehilangan air akan menu-

run. Urusan administrasi pelanggan lebih sederhana karena PDAM

hanya berurusan dengan Kelompok Pengelola. Manfaat lainnya ter-

masuk meningkatnya citra PDAM.

MBR akan mendapatkan akses layanan air minum langsung di rumah-

nya masing-masing. Tingkat kenyamanan dan kesehatannya mening-

kat. Biaya pemasangannya terjangkau. Kondisi perekonomian mem-

baik karena harga air yang lebih murah. Prosedur administrasi dan cara

pembayaran juga lebih mudah. Peluang pekerjaan juga tersedia bagi

mereka yang terlibat dalam konstruksi, operasi, dan pemeliharaan

LSK tersebut.

7Layanan Sambungan Komunal

Phot

o: S

iti W

ahyu

niPh

oto:

Bay

u Ri

zky

Phot

o: D

easy

Page 18: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

“Ini bukti pembayaran air saya. Sekarang tiap

bulan cukup membayar Rp 16 ribuan untuk pe-

makaian 16 m3 air. Dulu saya setiap hari harus

beli air Rp 3 ribu satu drum. Sebulan jadi Rp 90

ribu,” kata Ibu Etty Eliani, salah seorang warga

Yong Panah Hijau, Medan.

Penuturan Ibu Etty boleh jadi menyiratkan keba-

hagian yang tak terkira. Kini ia bisa menyisihkan

uang untuk keperluan rumah tangga yang lain.

Ia juga tidak perlu menunggu penjaja air datang

hanya untuk mendapatkan air minum. Cukup

membuka keran air di rumah maka air minum

pun mengalir. Perubahan ini terjadi sejak tahun

2006 pada saat sistem Layanan Sambungan Ko-

munal (LSK) mulai dikembangkan di kawasan

tersebut. Selain Ibu Etty, terdapat hampir 200

keluarga lain di kawasan itu yang turut mera-

sakan perubahan ini. Secara rata-rata, keluarga

di kawasan itu sekarang membeli air dengan

harga kurang lebih Rp 1 per liter dibandingkan

dulu sekitar Rp 50 per liter sebelum adanya LSK

di kawasan itu.

Cerita warga yang membeli air minum dari pen-

jaja air keliling, terjadi di mana saja, termasuk di

kota Medan, Sumatera Utara. Keberadaan para

penjaja air begitu dinantikan oleh masyarakat.

Tidak ada penjaja, berarti tidak ada air minum

hari itu. Sayangnya, layanan air minum dari pen-

jaja air ini tidak selalu menggembirakan para pe-

langgannya. Di samping ketidakjelasan jadwal

ORANG MISKIN SELAMA INIBAYAR AIR LEBIH MAHAL

88 Bagian Uraian Umum

Etty Eliani, salah seorang warga Yong Panah Hijau, Medan yang sudah menjadi pelanggan LSK.

Phot

o: R

icky

Pas

ha B

arus

Page 19: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

99

Penjaja air keliling kerap dijumpai di daerah sulit air dan padat penduduk. Termasuk juga di kawasan Yong Panah Hijau, Medan. Dengan menggunakan gerobak berisi kaleng-kaleng air mereka keluar masuk kampung menawarkan air. Satu kaleng air dihargai Rp 3 ribu, lebih lebih mahal dibanding harga air PDAM dengan tarif komersial.

Tabel Harga Air Rata-Rata

KotaHarga Air Rata-Rata/m3 (Rp.)

PDAM Penjaja Air

Bandung 2.000 50.000

Medan 2.150 150.000

Surabaya 2.300 62.500

Jakarta 7.100 60.000

Layanan Sambungan Komunal

kedatangan, harga air minum yang di-

patok para penjaja air itu sangat mahal.

Semakin jauh dari Hidran Umum milik

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),

harga air minum semakin mahal. Satu

jerigen berukuran 20 liter dijual Rp

1000 – Rp 3000. Atau, sama dengan Rp

50 ribu – Rp 150 ribu per m3. Padahal

tarif yang dipatok PDAM Medan untuk

layanan Hidran Umum hanya sebesar

Rp 575 per m3.

Mahalnya harga air yang harus di-

tanggung masyarakat berpengha-

silan rendah (MBR) berdampak serius

terhadap kehidupan mereka. Akibat

selalu hidup dengan keterbatasan air

minum, mereka tidak dapat sepenuh-

nya menjaga kebersihan diri dan sani-

tasi lingkungannya. Mereka menjadi

rentan terserang berbagai penyakit

sanitasi seperti diare, tifus, dan lain-

nya. Dampak lainnya berupa

berkurangnya kemampuan

masyarakat untuk membeli

makanan dan keperluan ru-

mah tangga lainnya. Keadaan

ini membuat mereka kurang

gizi dan rentan terserang

penyakit. Kondisi demikian

pernah terjadi pada tahun

1990 di kampung Babakan

Sari, kota Bandung. Setelah

masyarakat mendapatkan

air bersih, kondisi ling-

kungan berangsur-angsur membaik

dan masyarakat menjadi lebih sehat.

Kembali ke perbedaan harga air mi-

num yang menyolok antara PDAM

dengan penjaja air keliling. Walau ter-

paksa, MBR selama ini sudah membuk-

tikan bahwa ternyata mereka mampu

membeli air dengan harga sangat

mahal. Kenyataan ini patut dipertim-

bangkan oleh Pemda dan PDAM ketika

akan menentukan tarif air untuk LSK.

Masyarakat tampaknya dapat meneri-

ma tarif air yang harganya sedikit lebih

mahal dari tarif Hidran Umum. Asalkan,

tarif khusus itu masih jauh lebih rendah

dari harga air yang mereka harus bayar

ke penjaja air. Selain itu, sebagai gan-

tinya masyarakat akan mendapatkan

layanan yang lebih baik, nyaman, dan

dapat diandalkan. Adanya pengklasi-

fi kasian tarif PDAM yang dikhususkan

bagi LSK akan membuat PDAM tidak

ragu lagi untuk mendukung pengem-

bangan LSK di kawasan-kawasan MBR.

Phot

o: T

aufi k

S.

Page 20: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

10 Bagian Uraian Umum

PDAM TIRTANADI TIDAK RAGU LAGICERITA LAYANAN SAMBUNGAN KOMUNAL DARI MEDAN

PDAM Tirtanadi dapat disebut sebagai PDAM

perintis pengembangan Layanan Sambung-

an Komunal (LSK) di Indonesia. Dalam waktu

kurang dari 2 tahun, PDAM Tirtanadi sudah

mendukung pengembangan LSK di 4 (empat)

kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR) kota Medan, yaitu di kawasan-kawasan

Sunggal, Sei Mati, Kampung Baru, dan Yong Pa-

nah Hijau. Secara keseluruhan, LSK di keempat

kawasan itu dinikmati oleh 400 rumah tangga.

Tidak berhenti sampai di situ saja, PDAM Tirtana-

di dan Pemerintah Kota Medan sekarang sedang

mengembangkan LSK yang jauh lebih besar di

kawasan Belawan, kota Medan. LSK di perkam-

pungan nelayan itu nantinya akan dinikmati

oleh 3.500 lebih rumah tangganya. “Keterlibatan

PDAM dalam pengembangan LSK di kawasan

Belawan, sesuai dengan misi sosial PDAM,” ujar

Drs. H. Sjahril Effendi Pasaribu, M.Si, MM, Direk-

tur Utama PDAM Tirtanadi.

Prestasi PDAM Tirtanadi tersebut di atas tidak

mungkin dicapai kalau mereka tidak yakin ter-

hadap manfaat LSK bagi PDAM itu sendiri. Se-

lain dapat meningkatkan volume penjualan air,

mereka juga yakin bahwa keberadaan LSK akan

menurunkan tingkat kehilangan air. Dan man-

faat itu akan diperoleh PDAM Tirtanadi dengan

cara yang relatif mudah dan murah. Konstruksi

perpipaan distribusi di kawasan LSK bukan men-

jadi beban PDAM Tirtanadi. Dengan demikian,

untuk mendapatkan peningkatan volume pen-

Drs. H. Sjahril Eff endi Pasaribu, M.Si, MM, Direktur Utama PDAM Tirtanadi.

Phot

o: B

ayu

Rizk

y

Page 21: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

-

Pengembangan LSK juga merupakan salah satu cara PDAM Tirtanadi untuk menjalankan fungsi sosialnya. Sebelum ini, PDAM Tirtanadi sudah melaksanakan pelayanan sosial dengan menyediakan air dengan tarif subsidi.

11Layanan Sambungan Komunal

jualan air, PDAM Tirtanadi hanya men-

geluarkan biaya investasi yang relatif

kecil. Penagihan pelanggan cukup

dilakukan ke Kelompok Pengelola LSK,

tidak perlu menagih ke setiap rumah

tangga pemakai air minum. Dengan

demikian, untuk volume penjualan

air yang relatif besar, PDAM Tirtanadi

hanya mengeluarkan biaya penagihan

yang sangat rendah.

Keberhasilan PDAM Tirtanadi dalam

pengembangan LSK di kota Medan

tidak terlepas dari dukungan aktif Pe-

merintah Kota Medan. Walikota Medan

memiliki keinginan kuat untuk menye-

diakan air minum bagi MBR di kotanya.

Penentuan kawasan Belawan meru-

pakan inisiatif dari Pemerintah Kota

Medan. Mereka juga mengalokasikan

anggaran untuk membiayai pemban-

gunan komponen LSK, khususnya

untuk komponen yang seharusnya

merupakan kontribusi masyarakat.

Antara lain Pipa Distribusi Lingkung-

an dan Pipa Sambungan Pelanggan.

Selain itu, Pemerintah Kota juga turut

aktif memfasilitasi perolehan dana dari

Kontributor Dana lainnya. Termasuk

juga dari Pemerintah Pusat dan United

States Agency for International Develop-

ment (USAID).

Phot

o: K

olek

si E

SP

Page 22: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

Aspek penting yang membedakan Layangan Sam-

bungan Komunal (LSK) dengan jenis layanan PDAM

lainnya, yaitu keterlibatan masyarakat pelanggan-

nya. Dalam suatu LSK, PDAM hanya bertanggung

jawab menyediakan air minum sampai Meter Air

Komunal. Setelah Meter Air Komunal, semua men-

jadi tanggung jawab masyarakat pelanggan sendiri.

Baik dalam perencanaan, konstruksi, dan pengelo-

laan, semua ditentukan dan dilakukan sendiri oleh

masyarakat pelanggan. Demikian juga untuk pem-

bentukan Kelompok Pengelola.

Agar dapat menjalankan perannya, masyarakat perlu

memiliki pemahaman yang baik mengenai berbagai

aspek dari suatu LSK.

Masyarakat harus memahami aspek teknis LSK

agar nantinya dapat turut berperan dalam penen-

tuan rancangan jaringan Pipa Distribusi Lingkung-

an, pola pengaturan pendistribusian air, berikut

tatacara operasi dan pemeliharaan sistemnya.

Masyarakat harus memahami aspek manajemen

dari suatu layanan air minum agar nantinya dapat

turut berperan dalam penentuan tarif air, penyu-

sunan anggaran operasi, pengaturan tatacara

dan jadwal pembayaran, pertanggungjawaban

Kelompok Pengelola, berikut tatacara pelaporan

administrasinya.

Dengan pemahaman yang baik, mereka baru dapat

mengambil keputusan berdasarkan masukan infor-

masi yang lengkap dan benar (informed decission).

Penyiapan dan Pelatihan Masyarakat (lihat diagram

Langkah Pengembangan Sambungan Komunal)

Sebelum pengembangan LSK dimulai, masyarakat harus me-mantapkan niatnya dulu untuk memiliki LSK di kawasan huni-annya. Komitmen para calon pelanggan LSK harus diperoleh sebelum tahap-tahap lainnya dilakukan. Mereka memilki tanggung jawab yang besar da-lam perencanaan maupun pen-gelolaan LSK. Tanpa komitmen yang kuat, LSK sulit untuk dapat dioperasikan secara berkelan-jutan.

KETERLIBATAN MASYARAKAT

KUNCINYA:

12 Bagian Uraian Umum

Phot

o: L

ina

Dam

ayan

ti

Page 23: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

Kesuksesan sistem LSK selama ini tidak terlepas dari bantuan beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berperan sebagai Fasilitator. Mereka aktif melakukan berbagai kegiatan untuk menyiapkan masyarakat agar mampu menyusun rencana teknis dan rencana pengelolaan LSK.

Kaum perempuan merupakan kelompok masyarakat yang perlu didengar dalam penentuan rencana LSK. Mereka sangat mengerti apa yang dibutuhkan oleh rumah tangganya, khususnya menyangkut kesehatan anggota keluarganya. Untuk mendapatkan masukan, Fasiltator perlu melakukan diskusi terbatas (focus group discussion).

pa or. at

Layanan Sambungan Komunal

merupakan langkah penting dalam

pengembangan LSK. Di kedua lang-

kah ini, masyarakat akan mendapatkan

banyak informasi yang dibutuhkan un-

tuk menjalankan perannya. Masyarakat

juga perlu diberi pemahaman tentang

berbagai manfaat yang dapat diper-

oleh dari penggunaan air PDAM. Pe-

ngalaman menunjukkan bahwa pen-

yiapan dan pelatihan masyarakat akan

berlangsung lebih efektif jika ada pihak

luar yang dilibatkan sebagai Fasilitator.

Selama ini Fasilitator umumnya ber-

asal dari lembaga swadaya masyarakat

yang memang peduli terhadap urusan

kesejahteraan Masyarakat Berpeng-

hasilan Rendah (MBR).

Banyak teknik yang dapat diterapkan

Fasilitator untuk meningkatkan pe-

mahaman masyarakat. Antara lain ce-

ramah pengajaran, kegiatan-kegiatan

partisipatif seperti lomba dan kerja

bakti. Fasilitator juga perlu melibatkan

masyarakat dalam menyusun peta

dasar dari kawasan huniannya. Mereka

diajak berjalan keliling kawasannya

(transect walk) sambil menggambar-

kan denah lokasi dari rumah-rumah

yang akan menjadi pelanggan LSK.

Survei partisipatif ini juga seringkali di-

gunakan untuk mengindentifi kasi

berbagai fasilitas sanitasi yang

sudah dimiliki masyarakat.

Selebaran tentang LSK juga

sebaiknya dibagikan untuk

menambah pengeta-

huan mereka.

Sebagaimana di-

uraikan di atas,

LSK menuntut

keterlibatan ak-

tif masyarakat

pelanggan. Tidak

mengherankan

jika kemudian

kinerja dan ke-

berlanjutan LSK

sangat dipengaruhi

Phot

o: W

inar

ko H

adi

Page 24: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

Konstruksi LSK sebaiknya dilakukan dengan melibatkan anggota masyarakat. Keterlibatan masyarakat akan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap sarana LSK.

14

oleh dinamika masyarakat pelanggan-

nya. Kurang kuatnya komitmen dari

sebagian pelanggan, misalnya dalam

pembayaran tarif berlangganan, akan

sangat mengganggu kelancaran ope-

rasi LSK. Bahkan mungkin dapat mem-

buat operasional LSK terhenti sama

sekali. Untuk mencegah hal ini, komit-

men dan kesepakatan calon pelang-

gan LSK perlu dinyatakan secara tertu-

lis, termasuk kesepakatan mengenai

sanksi yang dapat dikenakan kepada

pelanggan yang tidak memenuhi ke-

wajibannya. Seluruh calon pelang-

gan perlu menandatangani ke-

sepakatan itu. Lebih baik lagi

jika ada pihak luar, misalnya

PDAM, yang dapat bertindak

sebagai saksi.

Phot

o: K

olek

si Q

ipra

Phot

o: S

omad

Page 25: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

Pengembangan Layanan Sambungan Komunal (LSK) memiliki tahap-tahap dasar yang sama, yaitu penjajakan awal, pelibatan pihak pendukung, penyiapan masyarakat, sampai ke pelaksanaan konstruksinya. Walau demikian, rincian langkah-langkahnya me-mang akan berbeda tergantung kepada siapa yang menginisiasi pengembangan LSK di suatu kawasan. Pengembangan LSK yang inisiatornya masyarakat tentu akan memiliki rincian tahap yang berbeda dengan pengembangan LSK yang inisiatornya PDAM atau Pemerintah Daerah. Diagram berikut menunjukkan tahap-tahap dasar pengembangan LSK.

LAYANAN SAMBUNGAN KOMUNAL TAHAPAN PENGEMBANGAN

1 Penjajakan Awal Tahap ini adalah menilai kondisi kawasan, masyarakat penghuni dan kondisi PDAM. Hasil penjajakan ini akan menentukan apakah LSK dapat dikembangkan untuk suatu kawasan. LSK hanya dapat dikembangkan di suatu ka-wasan jika kawasan itu dihuni MBR dan belum dilayani PDAM. Serta PDAM masih memiliki air dalam jumlah yang cukup dan lokasi kawasan MBR masih berada dalam jangkauan jaringan pipa distribusi PDAM.

2 Pelibatan Pihak Pendukung Seringkali MBR atau PDAM, tidak memiliki kemam-puan untuk mengembangkan LSK. Baik itu kemam-puan untuk memberdayakan diri maupun mem-biayai pengembangan sistem LSK. Tahap ini akan menentukan siapa dan peran pihak pendukung yang dibutuhkan. Fasilitator diperlukan jika MBR membutuhkan bantuan pihak lain untuk mem-berdayakan dirinya. Sedangkan Kontributor Dana diperlukan jika MBR tidak memiliki dana yang cu-kup untuk mengembangkan LSK, baik untuk pen-yiapan masyarakat maupun untuk biaya kontruksi. Tiap pihak pendukung perlu menyepakati komit-men, peran, dan tanggungjawabnya.

4A Pembentukan Kelompok Pengelola Kelompok Pengelola dibentuk oleh masyarakat itu sendiri. Ang-gotanya juga berasal dari masyarakat yang akan menggu-nakan LSK. Bila diperlukan, Fasilitator hanya akan membantu kelancaran proses pembentukan Kelompok Pengelola, termasuk pemilihan ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara.

3 Penyiapan masyarakat Tahap ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat agar mereka dapat terlibat aktif dalam Proses Pengembangan LSK. Sebelumnya masyarakat harus dibangkitkan dulu minatnya terhadap LSK. Penjelasan mengenai LSK perlu disertai dengan informasi mengenai peran dan ke-wajiban yang harus dipenuhi masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan Fasilitator dan pendampingan PDAM.

Inisiasi LSK

15

Info

grafi

k: E

. sun

anda

r

Page 26: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

5 Penandatanganan Kontrak PDAM & Kelompok Pengelola Kontrak antara PDAM dengan masyarakat yang diwakili ketua Kelompok Pengelola dilakukan setelah semua rencana dianggap memenuhi persyaratan. Isi kontrak menjelaskan hak dan kewa-jiban masing-masing pihak, besarnya tarif, cara pembayaran, dan sanksi. Kontrak akan membuat kerjasama antara kedua belah pihak memiliki kekuatan hukum.

6A Pelatihan Masyarakat Pelatihan masyarakat dilakukan untuk menyiapkan Kelompok Pengelola dan masyarakat pelanggan LSK agar dapat menjalankan operasi LSK dengan baik. Pelatihan Kelompok Pengelola akan mencakup administrasi, sistem pembukuan, dan pembuatan laporan keuangan sederhana. Sedang-kan pelatihan ke masyarakat lainnya mencakup perawatan sambungan ru-mah dan perawatan jaringan Pipa Distribusi Lingkungan. Pelatihan dapat dilakukan oleh Fasilitator dan/atau wakil PDAM.

6B Konstruksi Konstruksi LSK dilakukan dengan meng-ikuti rencana teknis yang sudah disepa-kati bersama. Konsruksi LSK sebaiknya di-lakukan oleh tenaga ahli bersama dengan masyarakat. Jika dibutuhkan, Fasilitator dan PDAM dilibatkan sebagai pengawas konstruksi. Pelaksanaan konstruksi dapat dilakukan bersamaan dengan dilakukan-nya Pelatihan Masyarakat.

4B Pengembangan RencanaPengembangan rencana, baik rencana teknis maupun rencana keuangan, dibuat dengan melibatkan masyarakat, termasuk dalam pembuatan denah dan pengkajian kondisi lingkungan kawasan. Sedangkan dalam perencanaan keuangan, masyarakat menentu-kan bersama harga air, cara pembayaran, dan pelaporan untuk masyarakat. Bantuan Fasilitator dan wakil PDAM akan memperlan-car kelangsungan langkah pengembangan rencana ini.

Bagian Uraian Umum

Setelah tahap pengembangan sele-sai, pengelolaan LSK dilakukan oleh masyarakat sendiri.

Page 27: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

17

LAYANAN SAMBUNGAN KOMUNALPENDANAAN

Layanan Sambungan Komunal

Layanan Sambungan Komunal (LSK)

hanya bisa dikembangkan dan dio-

perasikan jika ada dana. Dalam kondisi

ideal, dana pengembangan dan peng-

operasian berasal dari masyarakat. Dari

pengalaman selama ini, masyarakat

peminat LSK yang umumnya tergolong

sebagai Masyarakat Berpenghasilan

Rendah (MBR) tidak punya cukup dana

untuk membiayai pengembangan LSK.

Dalam kondisi demikian, masyarakat

membutuhkan peran pihak lain seba-

gai Kontributor Dana pengembangan

LSK. Kontributor Dana bisa saja Pe-

merintah Daerah, Pemerintah Pusat,

perusahaan swasta, maupun lembaga

donor asing (baca Pihak Terkait).

Pengembangan LSK antara lain mem-

butuhkan komponen biaya untuk pe-

nyiapan dan pelatihan masyarakat,

pengembangan rencana, dan biaya

konstruksi. Besar kecilnya biaya ter-

gantung kepada luasnya kawasan dan

banyaknya rumah yang ingin menda-

pat layanan sambungan. Sebagai gam-

baran, pengembangan LSK di kawasan

Bagan Deli, keca-

matan Belawan, Medan yang melayani

1100 rumah. Biaya yang dibutuhkan

untuk konstruksi sebesar Rp 900 ribu

per rumah. Biaya tersebut untuk ma-

terial dan pemasangan dari Meter Air

Komunal sampai Meter Air Pelanggan.

Termasuk Pipa Distribusi PDAM dan

Pipa Distribusi Lingkungan.

Pengoperasian dan pemeliharaan

LSK mutlak harus didanai sendiri

oleh pelanggannya. Biaya operasi LSK

antara lain terdiri dari biaya pembelian

air minum dari PDAM, biaya perawatan,

dan biaya operasi Kelompok Pengelola

dan biaya lain jika diperlukan (misalnya

biaya listrik). Harga air minum yang

dibayar pelanggan LSK harus cukup

untuk mendanai seluruh operasi LSK.

Karena tiap LSK membutuhkan biaya

operasi yang berbeda, harga air di tiap

LSK dengan sendirinya juga berbeda.

Sebagai gambaran, harga air di LSK ka-

wasan Sei Mati sekitar Rp 640 per m3.

Sementara itu, harga air di kawasan

Jembatan Besi nantinya diperkirakan

sebesar Rp 440 per m3.

Photo: Bayu Rizky

Page 28: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

BOKS:

JENIS-JENIS SUMBER DANA UNTUK PENGEMBANGAN LSK

Tabel Pendanaan di Belawan, Medan

PROGRAM SUMBER DANA PENANGGUNG-JAWAB

Persiapan dan Koordinasi USAID USAID-ESP

Pemberdayaan Masyarakat WB USAID-ESP dan WB

Pipa Distribusi PDAM PDAM PDAM

Meter Air Komunal PDAM PDAM

Pipa Distribusi Lingkungan Dinas Perkim Dinas Perkim

Pipa Sambungan Pelanggan Dinas Perkim Dinas Perkim

Meter Air Pelanggan PDAM PDAM

Sumber Air PU Pusat Satker

18 Bagian Uraian Umum

Beberapa pihak dapat berperan seba-

gai Kontributor Dana untuk membiayai

pengembangan Layanan Sambungan Ko-

munal (LSK).

Pemerintah Pusat: • Bantuan dana dari

Pemerintah Pusat dapat disalurkan

melalui DAK (Dana Alokasi Khusus).

DAK berasal dari Anggaran Penda-

patan dan Belanja Negara (APBN)

yang dialokasikan kepada provinsi/

kabupaten/kota untuk mendanai ke-

giatan khusus yang merupakan urusan

Pemerintah Daerah dan sesuai dengan

prioritas nasional. Penggunaan DAK

akan diawasi langsung oleh Pemerin-

tah Pusat.

Pemerintah Daerah: • PDAM dan Pe-

merintah Daerah dapat bekerjasama

dalam menentukan komponen ke-

giatan mana yang akan didanai oleh

Pemerintah Daerah. Lembaga yang bi-

asanya mempunyai alokasi dana terse-

but adalah Dinas Pekerjaan Umum

atau Dinas Permukiman.

Lembaga Donor: • Bantuan dana bisa

juga diperoleh dari Lembaga Donor

atau Yayasan Sosial yang bergerak di

bidang pengembangan/kesejahte-

raan masyarakat atau pengelolaan

lingkungan hidup. Lembaga Donor

bisa menjalin kerjasama dengan

PDAM, Pemerintah Daerah, Fasilitator,

atau langsung dengan masyarakat.

Komponen kegiatan yang dapat di-

danai Lembaga Donor juga beragam,

tergantung kebutuhan dan kecocok-

an dengan misi lembaga tersebut.

Swasta: • Perusahaan swasta yang

memiliki program Corporate Social Re-

sponsibility (CSR) juga dapat menda-

nai pengembangan LSK. Jika program

CSR suatu perusahaan swasta meliputi

wilayah sasaran LSK, maka proposal

pengembangan LSK dapat diajukan

ke perusahaan tersebut.

Pengembangan LSK juga sangat mungkin

dibiayai oleh beberapa Kontributor Dana

sekaligus. Misalnya dalam pengembangan

LSK di kawasan Belawan, Medan, Sumatera

Utara. Dana berasal dari Pemerintah Pusat, Pe-

merintah Daerah (kota Medan), PDAM, dan

lembaga donor asing. Tanggung jawab pen-

danaan masing-masing pihak dapat dilihat

pada tabel berikut.

Page 29: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

Sebagai suatu inisiatif baru, pengem-

bangan dan pengelolaan Layanan

Sambungan Komunal (LSK) tentu

tidak terlepas dari beberapa potensi

kendala. Baik itu kendala teknis mau-

pun kendala non-teknis. Beberapa

potensi kendala tersebut antara lain:

Keterbatasan kapasitas •

produksi PDAM; baik akibat ke-

terbatasan sumber air baku mau-

pun kapasitas instalasi produksi

air. Jika seluruh produksi air

sudah tersalurkan, PDAM tidak

mungkin menambah jumlah pe-

langgannya. Untuk itu, PDAM

perlu meningkatkan dulu kapasi-

tas produksi airnya.

Ketiadaan jaringan distribusi; •

PDAM tidak bisa mengembang-

kan LSK di kawasan MBR yang

berada di luar jangkauan jaringan

distribusinya. Untuk itu, PDAM

perlu mengembangkan jaringan

pipa distribusinya.

Ketidaksiapan masyarakat; • tan-

pa keterlibatan masyarakat, LSK

tidak akan berjalan. Masyarakat

harus aktif mengambil keputusan

tentang pengembangan dan pe-

ngelolaan LSK, termasuk dalam

penentuan Kelompok Pengelola.

Penyalahgunaan layanan; •

PDAM perlu memeriksa kon-

disi kawasan di mana LSK akan

dikembangkan. Di samping itu

dalam kontrak antara PDAM dan

Kelompok Pengelola perlu ada

larangan penyalahgunaan layan-

an dan sanksinya.

KENDALA DAN SOLUSI

19Layanan Sambungan Komunal

Phot

o: R

icky

Pas

ha B

arus

Page 30: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

20

Somad, salah satu pengurus PPKM yang turut aktif mengembangkan LSK di kawasan Jembatan Besi.

Bagian Uraian Umum

PERAN LSM: FASILITATOR DAN JUGA INISIATORCERITA PENGEMBANGAN LSK DI KAWASAN JEMBATAN BESI

Fasilitator memiliki peran yang sangat besar

dalam pengembangan Layanan Sambungan

Komunal (LSK). Dan, dari pengalaman yang

ada, peran Fasilitator lebih banyak dijalani oleh

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sebagai

Fasilitator, mereka menyiapkan, melatih, dan

mendampingi masyarakat di tiap-tiap tahap

pengembangan LSK. Peran LSM seperti di atas

juga dijalani oleh Perhimpunan Peningkatan

Keberdayaan Masyarakat (PPKM) saat mengem-

bangkan LSK di RT 05 dan RT 06, RW 04, Kelura-

han Jembatan Besi, Jakarta Barat.

Dalam pengembangan LSK, PPKM melakukan

survei layanan air minum dengan model LSK.

Hasil survei menunjukkan keinginan masyarakat

untuk mengembangkan LSK sesuai dengan

persyaratan yang berlaku. Sebagai Fasilitator

pengembangan LSK, PPKM kemudian meng-

hubungi PT Pam Lyonaisse Jaya (Palyja), pihak

pengelola air minum wilayah itu, untuk me-

minta sambungan Meter Air Komunal di kedua

kawasan itu. Palyja setuju dengan syarat pelang-

gan LSK bukan mereka yang pernah tersambung

layanan Palyja. Selain itu, Palyja juga membatasi

pelanggan LSK hanyalah mereka yang luas ru-

mahnya kurang dari 28,8 m2.

“Kami senang karena Palyja akan mengabulkan

usulan masyarakat. Mereka mau membantu

warga agar bisa mendapatkan air langsung di

hunian mereka,” ujar Somad, salah satu ang-

gota PPKM. Sementara menunggu realisasi

sambungan air , PPKM menyiapkan masyarakat

agar mampu turut mengembangkan rencana

LSK di kawasannya. Selain berurusan dengan

masyarakat dan Palyja, PPKM juga membantu

Phot

o: D

easy

Page 31: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

21

Contoh gambar-gambar rencana teknis yang dikembangkan PPKM bersama konsultan ESP dan wakil-wakil masyarakat penghuni kawasan Jembatan Besi.

Layanan Sambungan Komunal

masyarakat untuk mengakses bantu-

an dari pihak Kontributor Dana, yaitu

United States Agency for International

Development (USAID)/Environmental

Services Program (ESP).

PPKM juga memfasilitasi masyarakat

dalam membuat rencana teknis. Tidak

mudah memang karena rumah-rumah

masyarakat di sana jaraknya sangat

rapat dan lebar jalan hanya 1,5 meter.

Selain itu, debit layanan air Palyja di

kawasan itu ternyata sangat kecil dan

hanya mengalir selama 2 jam setiap

harinya. Solusinya, Palyja sepakat un-

tuk mengalihkan sambungan Meter

Air Komunal secara langsung melalui

pipa distribusi Palyja sehingga aliran

air menjadi lebih besar.

PPKM bersama USAID/ESP membantu

masyarakat untuk menghitung biaya

pengembangan dan pengelolaan LSK.

termasuk harga jual air.

Jika sebelumnya masyarakat memba-

yar Rp 21 ribu untuk tiap m3 air, nanti-

nya masyarakat pelanggan LSK hanya

perlu membayar sekitar Rp 4.500 un-

tuk tiap m3, yang artinya menghemat

sekitar 80% .

Dalam masa awal pengembangan LSK,

seperti sekarang ini, LSM juga dituntut

berperan sebagai inisiator. Walau bu-

kan keharusan, kelihatannya Fasilitator

masih dibutuhkan dalam pengemban-

gan LSK. Khususnya saat PDAM belum

menjadikan LSK sebagai salah satu opsi

layanannya (baca Pantas Jadi Salah

Satu Bentuk Layanan PDAM).

Page 32: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

PANTAS JADI SALAH SATU BENTUK LAYANAN PDAM

22 Bagian Uraian UmumBagian Uraian Umum

Layanan Sambungan Komunal (LSK)

sudah dikembangkan oleh bebe-

rapa PDAM. Antara lain di kawasan

Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR) di kota-kota Medan, Jakarta,

Bandung, Surabaya, Sidoarjo, dan Solo.

LSK merupakan suatu langkah terobos-

an yang cerdik guna mengatasi per-

masalahan klasik dalam penyediaan air

minum di perkotaan. Yaitu, permasala-

han penyediaan layanan air minum

bagi MBR khususnya yang tinggal di

kawasan yang status kepemilikannya

tidak jelas.

LSK memberikan manfaat bagi PDAM

dan Pemerintah Daerah. PDAM me-

nikmati kenaikan tingkat penjualan

air, penurunan kehilangan air, pe-

ningkatan pendapatan fi nansial, dan

perbaikan citra. Sementara itu, Peme-

rintah Daerah akan merasakan adanya

peningkatan kondisi kesehatan dan

produktivitas masyarakatnya. Melihat

manfaat-manfaat itu, sudah sewa-

jarnya jika LSK mendapat dukungan

dari Pemerintah Daerah. Pembuatan

kebijakan dan aturan tentu diharapkan

dapat memperjelas penetapan tarif, pe-

nentuan kawasan yang akan dilayani,

peran dan keterlibatan masyarakat,

pengaturan pendanaan dari Kontribu-

tor Dana, dan sebagainya.

Dengan adanya dukungan kebijakan

dan aturan Pemerintah Daerah, su-

dah sewajarnya PDAM nanti akan

menjadikan LSK sebagai salah satu

opsi layanan kepada masyarakat di

samping layanan Sambungan Rumah

dan Hidran Umum. Mungkin saja LSK

akan memiliki struktur tarif yang lebih

tinggi ketimbang tarif layanan Hidran

Umum. Adanya struktur tarif demikian

akan mendorong PDAM untuk terus

mengembangkan LSK. Masyarakat di-

harapkan tidak berkeberatan selama

tarif itu masih di bawah tarif air yang

ditetapkan penjaja air keliling.

Phot

o: D

easy

Page 33: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum

23Layanan Sambungan KomunalLayanan Sambungan Komunal

Phot

o: G

usri

l Bah

ar

Page 34: Water for the Poor Toolkit - Sambungan Komunal - Umum