Bersambung ke hal. 15 FK Unair Buka Kelas Internasional FF – Warta Unair Bagi para penggemar tempe, kini anda bisa mencoba makanan baru yaitu tempe yang terbuat dari kombinasi kede- lai dan trembesi. Pohon Trembesi se- lain dikenal efektif untuk mengurangi polusi udara, ternyata bisa dijadikan bahan baku alternatif untuk membuat tempe. Soal rasa, tempe trembesi ini tidak berbeda dengan tempe biasa, bahkan lebih gurih. Impor kedelai di Indonesia menca- pai 65%, padahal Indonesia mempunyai sumber daya alam (SDA) yang sangat besar. Salah satu SDA yang belum diman- Bersambung ke hal. 15 Jangan Salah Memahami UU BHP FK-Warta Unair Awalnya dikenal dengan nama Ned- erlands Indische Artsen School (NIAS) pada tahun 1913, kemudian berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universi- tas Airlangga pada tahun 1954. Kini di tahun 2010, FK UNAIR semakin menun- jukkan kualitasnya sebagai institusi pen- didikan kedokteran bertaraf global. Tepatnya, tahun ini, kali pertama di Universitas Airlangga akan dibuka kelas internasional untuk program studi ke- dokteran umum. Dikatakan sebagai kelas Bersambung ke hal. 15 Dok Istimewa-Warta Unair Kebiasaan membaca pasti ada gunanya, walau apapun jenis bacaannya. Mem- baca tidak akan menjadi sia-sia, namun hasilnya memang tidak selalu diperoleh secara instan. Pengalaman membaca akan membuka cakrawala berpikir seseorang.”Sesuatu yang kita baca walau apapun itu pasti akan mengendap dan muncul kembali,” kata Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum. “Kita bisa belajar mengambil keputusan dan menganalisis sesuatu melalui hasil bacaan kita,” kata dosen Sastra Indone- sia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universi- tas Airlangga (Unair) ini. entrepreneur Tempe Trembesi Internasionalisasi FIB – Warta Unair Minat baca perlu ditanamkan sejak dini, bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Kebiasaan seorang ibu yang suka membaca dan menyuarakan bacaannya ketika hamil empat bulan hingga melahirkan akan berpengaruh pada perkembangan anak. Ketika menggendong anakpun, sang ibu tidak boleh hanya diam saja, namun berbicara dalam tutur bahasa yang baik. Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum mengaku sudah menerap- kan terapi minta baca sejak anak ke dua dan ke tiga nya masih dalam kandungan. Hasilnya, anak kedua dan ketiga Ida lebih gemar membaca dari pada anak pertamanya yang belum diberikan terapi serupa. Secara umum, kondisi minat baca anak zaman sekarang dibandingkan dengan zaman terdahulu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Faktor penyebabn- ya adalah terdapatnya sarana dan prasarana yang menunjang minat baca, seperti bone- ka, internet, dan buku yang sudah banyak tersedia. Lingkungan juga memengaruhi minat baca anak. Minat baca tidak hanya secara tekstual tapi bagaimana mereka membaca masyarakat. “Area membaca tidak hanya teks tapi juga konteks,” jelas Ida. Fenomena peningkatan itu juga terlihat di kalangan mahasiswa, dimana secara umum minat baca mahasiswa dan dosen Unair tergolong tinggi. Hal itu terlihat antara lain melalui jumlah penelitian yang meningkat, walaupun dari segi kualitas masih perlu ditingkat- kan. Kualitas sebuah tulisan hasil penelitian tidak dinilai melalui tebalnya buku, melainkan dari isinya. Pengalaman membaca sangat berpengaruh pada baik buruknya kualitas menulis. Karena pengalaman membaca setiap penulis berbeda dan bahkan tidak seimbang, maka akibatnya kualitas hasil tulisan tiap peneliti pun bervariasi. Ada tulisan yang bermutu, tetapi ada pula yang menyedi- hkan. Peningkatan minat baca di lingkun- gan perguruan tinggi seharusnya dapat dipertahankan di tengah perkembangan pesat dunia teknologi informasi seperti sekarang ini. Kecanggihan teknologi itu Orang bijak mengatakan bahwa membaca adalah jendela hati. Artinya, orang yang gemar membaca pasti mem- punyai pengetahuan berlebih yang akan membantunya dalam menjalin hubungan yang saling menguntungkan di dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Lalu, bagaimanakah minat baca di kalangan masyarakat kam- pus? Ikuti tulisan di bawah ini. Prof. Dr. H. Fasich, Apt., terpilih kembali sebagai Rektor Universitas Airlang- ga untuk periode 2010 – 2015. Ia berhasil mengungguli kedua calon rektor lain yang lolos dari tahap Uji Kepatutan dan Kelay- akan, yaitu Prof. Dr. A. Syahrani, Apt. dan Dr. M. Nasih. Melalui voting yang dilakukan dalam Rapat Majelis Wali Amanat Universitas Air- langga untuk pemilihan Rektor Universi- tas Airlangga, hari ini (22/5), Prof. Fasich memperoleh 22 suara. Sementara Prof. Syahrani 2 suara dan Dr. Nasih mengan- tongi 4 suara. Rapat yang diadakan di Kantor Mana- jemen Universitas Airlangga Kampus C, Mulyorejo tersebut dihadiri oleh 19 dari ke 21 anggota Majelis Wali Amanat yang mewakili unsur senat akademik, tenaga kependidikan, dan masyarakat (stakehold- er). Anggota MWA yang berhalangan hadir berasal dari unsur masyarakat, yaitu Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, yang kini menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI. Rapat ini dipimpin langsung oleh Ket- ua MWA, Sudi Silalahi, yang juga menja- bat sebagai menteri Sekretaris Kabinet. Anggota MWA lain yang hadir dalam rapat tersebut adalah Prof. Mohammad Nuh, selaku Menteri Pendidikan Nasional. ”Ke- tiga-tiganya bagus. Mereka sama-sama ba- gus. Hanya saja, Prof. Fasich memang pu- nya jam terbang lebih tinggi,” demikian “Lebih Praktis dengan Sistem Online” Prof. Fasich Kembali Pimpin Universitas Airlangga Bersambung ke hal. 15 Wanna be a World Class University? Foto Repro: Jawapos.co.id Menguak Skandal Bank Century Dok Istimewa-Warta Unair 07 hal. 12 hal. 14 hal. Rektor terpilih Prof. Fasich, Apt. (tengah) diapit oleh Prof. Dr. Achmad Syahrani, drs., MS. dan Dr. Moh Nasih, S.E, M.T.,Ak., sesaat setelah pengumuman hasil pemilihan Rektor Universitas Airlangga Periode 2010 - 2015, Sabtu (22/5). Yit-Warta Unair Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Bersambung ke hal. 15
FK UnairBuka KelasInternasional
FF – Warta UnairBagi para penggemar tempe, kini
anda bisa mencoba makanan baru yaitu
tempe yang terbuat dari kombinasi kede-
lai dan trembesi. Pohon Trembesi se-
lain dikenal efektif untuk mengurangi
polusi udara, ternyata bisa dijadikan
bahan baku alternatif untuk membuat
tempe. Soal rasa, tempe trembesi ini
tidak berbeda dengan tempe biasa,
bahkan lebih gurih.
Impor kedelai di Indonesia menca-
pai 65%, padahal Indonesia mempunyai
sumber daya alam (SDA) yang sangat
besar. Salah satu SDA yang belum diman-
Bersambung ke hal. 15
Jangan SalahMemahami UU BHP
FK-Warta UnairAwalnya dikenal dengan nama Ned-
erlands Indische Artsen School (NIAS)
pada tahun 1913, kemudian berubah
menjadi Fakultas Kedokteran Universi-
tas Airlangga pada tahun 1954. Kini di
tahun 2010, FK UNAIR semakin menun-
jukkan kualitasnya sebagai institusi pen-
didikan kedokteran bertaraf global.
Tepatnya, tahun ini, kali pertama di
Universitas Airlangga akan dibuka kelas
internasional untuk program studi ke-
dokteran umum. Dikatakan sebagai kelas
Bersambung ke hal. 15
Dok Istimewa-Warta Unair
Kebiasaan membaca pasti ada gunanya,walau apapun jenis bacaannya. Mem-baca tidak akan menjadi sia-sia, namunhasilnya memang tidak selalu diperolehsecara instan. Pengalaman membacaakan membuka cakrawala berpikirseseorang.”Sesuatu yang kita bacawalau apapun itu pasti akan mengendapdan muncul kembali,” kata Ida NurulChasanah, S.S., M.Hum. “Kita bisabelajar mengambil keputusan danmenganalisis sesuatu melalui hasilbacaan kita,” kata dosen Sastra Indone-sia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universi-tas Airlangga (Unair) ini.
entrepreneur
Tempe Trembesi
Internasionalisasi
FIB – Warta Unair
Minat baca perlu ditanamkan
sejak dini, bahkan sejak anak masih
dalam kandungan. Kebiasaan
seorang ibu yang suka membaca
dan menyuarakan bacaannya
ketika hamil empat bulan
hingga melahirkan akan
berpengaruh pada
perkembangan anak. Ketika
menggendong anakpun,
sang ibu tidak boleh hanya
diam saja, namun berbicara
dalam tutur bahasa yang
baik. Ida Nurul Chasanah,
S.S., M.Hum mengaku sudah menerap-
kan terapi minta baca sejak anak ke dua
dan ke tiga nya masih dalam kandungan.
Hasilnya, anak kedua dan ketiga Ida
lebih gemar membaca dari pada anak
pertamanya yang belum diberikan terapi
serupa.
Secara umum, kondisi minat baca
anak zaman sekarang dibandingkan
dengan zaman terdahulu mengalami
peningkatan yang cukup signifikan.
Faktor penyebabn-
ya adalah
terdapatnya
sarana dan
prasarana yang
menunjang
minat baca,
seperti
bone-
ka, internet, dan buku yang sudah
banyak tersedia. Lingkungan juga
memengaruhi minat baca anak. Minat
baca tidak hanya secara tekstual tapi
bagaimana mereka membaca masyarakat.
“Area membaca tidak hanya teks tapi
juga konteks,” jelas Ida.
Fenomena peningkatan itu juga
terlihat di kalangan mahasiswa, dimana
secara umum minat baca mahasiswa dan
dosen Unair tergolong tinggi. Hal itu
terlihat antara lain melalui jumlah
penelitian yang meningkat, walaupun
dari segi kualitas masih perlu ditingkat-
kan. Kualitas sebuah tulisan hasil
penelitian tidak dinilai melalui tebalnya
buku, melainkan dari isinya. Pengalaman
membaca sangat berpengaruh pada baik
buruknya kualitas menulis. Karena
pengalaman membaca setiap penulis
berbeda dan bahkan tidak seimbang,
maka akibatnya kualitas hasil tulisan tiap
peneliti pun bervariasi. Ada tulisan yang
bermutu, tetapi ada pula yang menyedi-
hkan.
Peningkatan minat baca di lingkun-
gan perguruan tinggi seharusnya dapat
dipertahankan di tengah perkembangan
pesat dunia teknologi informasi seperti
sekarang ini. Kecanggihan teknologi itu
Orang bijak mengatakan bahwa membaca adalah jendela hati. Artinya, orang yang gemar membaca pasti mem-
punyai pengetahuan berlebih yang akan membantunya dalam menjalin hubungan yang saling menguntungkan di
dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Lalu, bagaimanakah minat baca di kalangan masyarakat kam-
pus? Ikuti tulisan di bawah ini.
Prof. Dr. H. Fasich, Apt., terpilih
kembali sebagai Rektor Universitas Airlang-
ga untuk periode 2010 – 2015. Ia berhasil
mengungguli kedua calon rektor lain yang
lolos dari tahap Uji Kepatutan dan Kelay-
akan, yaitu Prof. Dr. A. Syahrani, Apt. dan
Dr. M. Nasih.
Melalui voting yang dilakukan dalam
Rapat Majelis Wali Amanat Universitas Air-
langga untuk pemilihan Rektor Universi-
tas Airlangga, hari ini (22/5), Prof. Fasich
memperoleh 22 suara. Sementara Prof.
Syahrani 2 suara dan Dr. Nasih mengan-
tongi 4 suara.
Rapat yang diadakan di Kantor Mana-
jemen Universitas Airlangga Kampus C,
Mulyorejo tersebut dihadiri oleh 19 dari
ke 21 anggota Majelis Wali Amanat yang
mewakili unsur senat akademik, tenaga
kependidikan, dan masyarakat (stakehold-
er). Anggota MWA yang berhalangan hadir
berasal dari unsur masyarakat, yaitu Dr.
Endang Rahayu Sedyaningsih, yang kini
menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI.
Rapat ini dipimpin langsung oleh Ket-
ua MWA, Sudi Silalahi, yang juga menja-
bat sebagai menteri Sekretaris Kabinet.
Anggota MWA lain yang hadir dalam rapat
tersebut adalah Prof. Mohammad Nuh,
selaku Menteri Pendidikan Nasional. ”Ke-
tiga-tiganya bagus. Mereka sama-sama ba-
gus. Hanya saja, Prof. Fasich memang pu-
nya jam terbang lebih tinggi,” demikian
� “Lebih Praktis
dengan Sistem Online”
Prof. Fasich Kembali Pimpin Universitas Airlangga
Bersambung ke hal. 15
Wanna be a WorldClass University?
Foto
Repro
: J
aw
apos.
co.i
d
Menguak SkandalBank Century
Dok I
stim
ew
a-W
art
a U
nair
07hal.
12hal.
14hal.
Rektor terpilih Prof. Fasich, Apt. (tengah) diapit oleh Prof. Dr. Achmad Syahrani, drs.,MS. dan Dr. Moh Nasih, S.E, M.T.,Ak., sesaat setelah pengumuman hasil pemilihanRektor Universitas Airlangga Periode 2010 - 2015, Sabtu (22/5).
Yit-Warta Unair
Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum.
NO :
56Tahun VIMei 2010
EDITORIAL
02
Membaca Yuk
Diterbitkan oleh Bidang Humas Universitas Airlangga Surabaya
Redaksi menerima tulisan/artikel mini satu setengah halaman kuarto Terbit Satu Bulan Sekali
Penasehat : Rektor Universitas Airlangga, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III; Penanggung Jawab : Sekretaris Universitas; Pemimpin Redaksi :Ketua Bidang Humas dan Protokol, Mangestuti; Redaksi : Bambang Edi Santoso, Darundiyo P, Ginanjar W, Winda H, Yitno Ramli; Koresponden : MargaretaMulyaningtyas, Dwi Afrilianti, Ahmad N. Mabruri ; Dewan Redaksi : Wakil Dekan III masing-masing fakultas di lingkungan Universitas Airlangga; Pracetak :Rahmad Untoro; Sirkulasi/Pemasaran : Amak; Alamat Redaksi : Bidang Humas & Protokol Unair, Lt.1 Gedung Rektorat Unair, Kampus C Jl. MulyorejoSurabaya; Telepon/Faks : (031) 5915551; E-mail : [email protected]
Membaca itu gampang dan semua orangbisa, namun yang mungkin agak sulitadalah memahami, mengolah kata dan
menyerap makna yang terkandungdidalam sebuah susunan kata-kata yangdibaca. Membaca tanpa berupaya untukmemahami adalah suatu pekerjaan yangmembuang-buang waktu. Pemahaman
yang baik adalah tujuan dari membaca.Bahkan imam ghazali pernah berkata,
kalau kita ingin mendalami suatu kitabmaka bacalah kitab tersebut sampai tigakali. Hal tersebut dilakukan agar diper-
oleh pemahaman yang komprehensifmengenai hal yang sedang dikaji.
Vicky Vendy, mahasiswa Program StudiAkuntansi Fakultas Ekonomi angkatantahun 2007, adalah penggemar mem-baca. Inilah pendapatnya tentang ur-
gensi membaca bagi kaum muda.
Dok Istimewa-Warta Unair
Dok Istimewa-Warta Unair
Vicky Vendy
NO :
56Tahun VIMei 201004 PRESTASI
FAKULTAS Hukum UniversitasAirlangga semakin gemilang dalam
menorehkan prestasi di kancahnasional. Ini setelah tiga mahasiswa
Fakultas Hukum Unair, Aditya Rosadi,RM Armaya Mangkunegara, dan
Hidayat Anshori memenangi LombaDebat Hukum Nasional Piala Dr.
Mochtar Riady di Universitas PelitaHarapan pada tanggal 11 hingga 13
April 2010 lalu dan Lomba DebatHukum Nasional Piala Soedirman
Kartohadiprodjo di Universitas KatolikParahyangan, Bandung. Ketiganya
mampu mengalahkan saingan-sainganberat yang sudah memiliki nama di
kancah nasional, seperti UniversitasIndonesia dan Universitas Sumatera
Utara. Dengan demikian, peta kekua-tan Fakultas Hukum di Indonesia sudah
mulai bergeser. Jika dulu FakultasHukum berprestasi selalu diidentikkanoleh Universitas Indonesia dan Univer-
sitas Gadjah Mada, maka kini Unairmampu menjadi kekuatan yang
diperhitungkan.
Event pertama yang diikuti adalah De-
bat Hukum Nasional Piala Dr. Mochtar
Riady di Unviersitas Pelita Harapan. Di
lomba ini, tim Unair harus bersaing den-
gan 16 tim dari seluruh Indonesia.
Keenambelas tim itu dibagi dalam dua
grup untuk menjalani babak penyisihan.
Tim Unair tergabung dalam grup yang
terdiri dari Universitas Diponegoro, Uni-
versitas Brawijaya, Universitas Islam
Negeri Jakarta, Universitas Kristen Indo-
nesia, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta, Universitas Nasional Lam-
pung, dan Universitas Pattimura Ambon.
Anshori dan teman-temannya meng-
gambarkan, sepanjang babak penyisihan
tersebut sudah bisa membuat mereka
mengalami sport jantung. Babak yang
berlangsung dengan sistem panel terse-
but berlangsung hampir delapan jam,
membahas tema yang telah ditentukan.
Disebut menegangkan karena Anshori dan
kawan-kawannya melihat lawan dari Uni-
versitas Diponegoro dan Universitas Braw-
ijaya tampil dengan sempurna. Meski
demikian Unair tetap berhasil menjadi
juara pertama di grup tersebut, sedang-
kan juara kedua diraih oleh Universitas
Diponegoro.
Di babak semi final, Unair harus meng-
hadapi Universitas Indonesia. Di babak
semi-final inilah tim Unair merasakan per-
juangan yang paling berat, karena UI
didukung nama besar mereka. Meski
demikian, Anshori dan teman-temannya
bertekad untuk tampil sebaik-baiknya
dengan prinsip nothing to lose.
“Yang membuat kami deg-degan kare-
na di babak semi final ini kami tidak bisa
mengukur kemampuan lawan,” kata An-
shori. Dengan berbekal prinsip tersebut,
tim Unair mampu berkompetisi dengan
lebih santai dan menunjukkan performa
maksimal.
Hasilnya, tim juri pun sempat kesuli-
tan menentukan siapa yang layak menja-
di pemenang dalam semi-final tersebut,
karena kedua tim dianggap sangat bagus.
Bahkan, salah seorang anggota tim juri,
pakar hukum tata negara Irman Putra Si-
din mengatakan debat antara tim Unair
dan tim UI seperti debat di sidang gelar
doktor. Namun akhirnya juri memutuskan
tim Unair layak untuk maju ke final meng-
hadapi Universitas Padjadjaran.
Setelah mengikuti lomba debat di
UPH tersebut, Aditya dan teman-teman-
nya juga mendapat undangan untuk
mengikuti lomba debat berikutnya di
Universitas Katolik Parahyangan. Karena
pemberitahuan yang mendadak, Aditya
dan teman-temannya mengaku kurang
melakukan persiapan. Apalagi Anshori
masih berada di Makasar untuk mewakili
Unair dalam ajang Mawapres. Karena itu,
hanya Aditya dan Armaya yang menyiap-
kan konsepnya, sementara Anshori akan
menyusul langsung ke Bandung.
Di lomba debat piala Soedirman Kar-
tohadiprodjo ini tim Unair kembali meng-
hadapi UI dan Universitas Padjadjaran.
Bahkan, tim Unair harus menghadapi tim
UI sampai dua kali, yaitu di babak peny-
isihan dan babak semi final. Meski meng-
hadapi lawan yang berat, namun tim Un-
air bisa membaca kelemahan tim UI dan
mengkandaskan mereka. “Kami mengam-
bil keuntungan dari tim UI yang meng-
gunakan strategi penyempitan mosi
(menggunakan obyek terbatas) dan men-
gulang-ulang argumen. Aibatnya mereka
mendapat pengurangan poin dan mengun-
tungkan kami,” ujar Anshori.
Sedangkan di final, ketika menghada-
pi Universitas Padjadjaran, Anshori men-
gatakan sebenarnya tim Unair dalam
keadaan yang tidak menguntungkan kare-
na mengambil posisi kontra dalam tema
populis. Namun dengan strategi analisis
menggunakan pendekatan filosofis, yuri-
dis, dan empiris, Anshori dan teman-te-
mannya berhasil menguatkan argumen
mereka. Hal itulah yang menjadikan juri
memberi nilai lebih bagi tim Unair.
Bagi Anshori, lomba debat hukum na-
sional Piala Soedirman Kartohadiprodjo ini
lebih obyektif daripada lomba yang se-
belumnya mereka ikuti. Itu karena semua
peserta dilarang mengenakan jaket al-
mamater dan hanya diperbolehkan men-
genakan pakaian formal. Selain itu setiap
tim tidak disebutkan berasal dari univer-
sitas mana, hanya mendapat nomor alfa-
betik. Ini untuk mengurangi subyektivi-
tas juri yang mungkin terjadi apabila
mengetahui almamaternya turut bertand-
ing. Meski demikian, tim Unair tetap tidak
luput dari pujian para juri.
“Tim juri sempat berkata
pada kami, baik mengenakan
almamater atau tidak, Unair
tetap kompeten sebagai jua-
ra,” ungkap Anshori.
Salah satu penentu ke-
menangan tim Unair dalam
kedua lomba debat ini adalah
komposisi tim yang kompre-
hensif. Tim terdiri dari tiga
orang yang memiliki latar
bidang yang yang berbeda,
seperti Aditya yang spesialis
di bidang hukum peradilan,
Armaya yang ahli di bidang
hukum tata negara, dan An-
shori yang kuat di bidang hu-
kum bisnis. Meskipun demikian, Aditya
mengatakan faktor penting dalam lomba
debat adalah kemampuan untuk meyakin-
kan orang lain. Menurut Aditya, dia dan
kedua temannya memiliki kemampuan
tersebut sebagai hasil dari aktif di organ-
isasi kampus. Meski demikian, mereka juga
Unair Menggeser Kekuatan FH di Indonesia
FKM-Warta Unair“Pada tahun 2020 kebanyakan atasan
di negara maju adalah “diri sendiri” atau
dengan kata lain kebanyakan peluang ker-
ja adalah menjadi entrepreneur”. Pern-
yataan dari Nicholas Negroponte, seorang
profesor MIT, serta penggagas One Child
One Laptop, dalam buku Being Digital itu
mengilhami banyak generasi muda terma-
suk mahasiswa untuk berwirausaha. Dunia
wirausaha kini memang tidak bisa dipandang
sebelah mata. Magnetnya sudah merambah
ke generasi muda. Tak sedikit mahasiswa
yang sukses menjadi entrepreneur muda.
Mahasiswa UNAIR sendiri telah dibekali den-
gan softskills dan lifeskills kewirausahaan
sejak dini. Mulai dari pembekalan materi
kewirausahaan hingga kompetisi Business
Plan yang bertujuan untuk menciptakan
wirausaha muda yang berkualitas. Salah satu
contohnya adalah Muhammad Dian Felani.
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
(FKM) semester 6 ini, baru saja menjuarai
Event business Plan Competition yang di-
adakan oleh KOMmBISS (Komunitas Maha-
siswa Memulai dan Mengembangkan Bisnis)
di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (5/
5). Lomba yang bertemakan “Ajang Pamer
Wirausaha Muda” ini diikuti oleh lebih dari
60 wirausaha muda dari kalangan umum dan
mahasiswa se-Surabaya. Dimulai dengan pre-
sentasi penjelasan bisnis (produk dan
strategi marketing), dihadapan juri yang no-
tabene adalah para pakar dan praktisi
wirausaha, dan kemudian dilanjutkan den-
gan pameran produk bisnis. “Sebagian be-
sar membawa produk barang seperti ma-
kanan, dress dan asesoris, sedikit sekali
yang produknya berupa layanan jasa sep-
erti kami “ papar pemuda 21 tahun ini. Dian
mengaku salah satu hal yang menguatkan
juri untuk memilih timnya sebagai pemenang
adalah strategi marketing bisnisnya yang
cukup bagus. “Saya mencoba meyakinkan
juri tentang konsep customer oriented yang
selalu kita kedepankan saat melayani kon-
sumen” jelasnya.
Debutnya di dunia wirausaha, dimulai
saat Ia bersama rekan satu timnya, sesama
mahasiswa FKM, mengikuti kompetisi
kewirausahaan dari DIKTI untuk mahasiswa
UNAIR sekitar satu tahun yang lalu. Mereka
membuat sebuah production house berna-
ma CloseUp9, dengan produk pertamanya
sebuah film tentang Alumni UNAIR yang dike-
nal dengan AIR MOT MOVIE. Dari situ kemu-
dian bisnisnya berkembang, berbagai varian
produk ditawarkan, mulai dari layanan jasa
pembuatan video company profile (compro)
perusahaan, video government, iklan, video
dokumentasi, wedding documentation, film,
pembuatan website hingga yang terbaru
adalah Paket Sistem Informasi Manajemen
(SIM) untuk rumah sakit. Sejalan dengan
slogan perusahaannya “remake your imag-
ination become true”, ia berusaha mewujud-
kan mimpinya untuk menjadi pengusaha muda
yang berhasil. “Persaingan bisnis serupa saat
ini memang sangat ketat, namun peluangnya
juga cukup besar karena banyak perusahaan
baru bermunculan yang membutuhkan me-
dia promosi seperti video compro” akunya.
Beberapa perusahaan telah menggunakan
jasanya untuk pembuatan video compro sep-
erti CV. Bangun Arta, CV. Gunung Mas, Insti-
tute of Tropical Disease (ITD) UNAIR, video
dokumentasi kegiatan rutin di radio Suzanna
FM, serta pembuatan website untuk peru-
sahaan Laundry Solution, dan masih banyak
lagi. Tim dalam perusahaan yang dipimpinnya
adalah mahasiswa dari berbagai jurusan, sep-
erti broadcasting, teknik informatika, desain
produk, dan komunikasi.
“Sebenarnya peluang bagi mahasiswa
untuk berwirausaha cukup besar, asalkan
mau melihat dunia luar dan peka terhadap
kondisi lingkungan, saya yakin peluang itu
tidak sulit ditemukan “ ungkap pemuda yang
omzet bisnisnya bisa mencapai sembilan juta
per bulan ini. Ketika ditanya tentang motto
hidup, ia mengaku tidak memiliki kalimat in-
dah yang biasa dijadikan orang sebagai mo-
tivasi dalam hidup mereka. Tetapi Ia selalu
ingat perkataan orang hebat yang dijadikan
sebagai pemacu semangatnya. Seperti Re-
nald Kasali yang pernah mengatakan bahwa
jangan hanya gunakan otak Anda untuk me-
lihat peluang tapi gunakan mata Anda juga
untuk melihatnya. Ibarat menjawab pertan-
yaan “angka 8 dibagi 2”, jika menggunakan
otak saja untuk menjawabnya tentu jawa-
bannya adalah 4, tapi jika orang menjawab
dengan menggunakan mata, maka jawaban-
nya bisa menjadi dua buah angka 3 atau dua
buah angka 0. Dalam artian, sebenarnya ban-
yak sekali peluang, jika kita mau dan mampu
melihatnya dari sisi yang berbeda. “Jangan
sia-siakan peluang yang ada di depan mata,
sabar dan tetap beruasaha serta ulet dan
telaten dalam menjalankan bisnis yang di-
geluti” Pesannya untuk generasi muda dia-
khir sesi wawancara. Naf
� Mahasiswa FKM Juarai Kompetisi Wirausaha Muda :
“Selalu Melihat Peluang dengan Otak dan Mata”
Bersambung ke hal. 14
Yit-Warta Unair
NO :
56Tahun VIMei 2010 05PRESTASI
APA yang paling dibutuhkan oleh generasi muda saat ini
untuk meraih cita-cita mereka? Impianlah yang membuat sese-
orang mampu menjadi sukses. Ir. Ihsanudin Usman, People Man-
agement dari PT Pertamina (Persero), setidaknya sudah mem-
buktikan hal itu. Selama masa kuliahnya, dia membuat daftar
hal-hal yang ingin dicapainya setelah lulus kuliah. Sekalipun lu-
lus bukan dengan nilai tinggi, Ihsan berhasil meraih apa yang
diimpikannya, seperti jalan-jalan ke Eropa, kuliah S2 gratis, me-
miliki usaha sendiri, dan bekerja di perusahaan nasional ber-
kelas dunia. Dalam acara Road Map To Dream Career yang di-
adakan oleh Pusat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan
(PPKK) dan Pertamina (29/3), Ihsan membagikan beberapa tips
bagi mereka yang menginginkan sukss di karir impian.
Menurut Ihsan, di masa sekarang ini, perusahaan tidak han-
ya mencari seseorang memiliki keilmuan yang bagus. Mereka
yang diincar oleh perusahaan-perusahaan besar adalah yang
memiliki soft competences seperti personal qualities (kualitas
personal), making other succeed (bisa membuat orang lain ber-
hasil), managing the business (kemampuan manajemen), dan
memiliki interpersonal skill (kemampuan interpersonal). Per-
sonal qualities berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengambil inisiatif (initial action), bekerja tanpa menung-
gu perintah dari atasan. Kemampuan membuat orang lain ber-
hasil berhubungan dengan work standard, yaitu bekerja me-
menuhi atau melebihi standar yang ditetapkan perusahaan.
Sedangkan kemampuan managing the business berhubungan
dengan pemberian pelayanan yang baik kepada pelanggan dan
klien (customer service). Sementara interpersonal skills ber-
hubungan dengan membangun kepercayaan klien atau pelang-
gan (building trust).
Kemampuan interpersonal juga dikaitkan dengan pe-
nampilan. Meskipun fisik bukan menjadi pertimbangan penting
bagi seseorang untuk bisa diterima bekerja, pelamar juga harus
memperhatikan penampilan. Jangan sampai penampilan menim-
bulkan kesan jelek atau tidak sedap dipandang. Ihsan mengata-
kan, lulusan dari Surabaya dan Yogyakarta sering kalah bersa-
ing dengan lulusan dari Jakarta dan Bandung ketika melamar
pekerjaan di Jakarta karena faktor itu juga. Menurutnya, lulu-
san dari Jakarta dan Bandung lebih memperhatikan penampilan
dibanding lulusan Surabaya dan Yogyakarta.
Sebagai anak muda, wajar seorang fresh graduate sering
berpindah-pindah pekerjaan atau perusahaan. Fresh graduate
biasa mencari posisi atau perusahaan yang sesuai keinginan,
idealisme, atau kebutuhannya. Hal ini, menurut Ihsan, merupa-
kan trend yang terjadi di dunia. Generasi sekarang ini, yang
disebut Generasi Y, tidak memiliki loyalitas terhadap perusa-
haan atau organisasi, namun mereka lebih loyal pada profesi
mereka. Generasi Y adalah mereka yang lahir pada akhir 80-an
dan awal 90-an. Pola pikir mereka lebih maju daripada generasi
sebelumnya, yaitu Generasi X, yang lahir pada tahun 70-an.
Karakteristik Generasi Y di dalam dunia kerja adalah memi-
liki kemampuan akademik yang tinggi dan mampu mengoperasi-
kan berbagai gadget atau teknologi-teknolgi terbaru. Mereka
lebih dinamis dan memiliki ikatan sosial yang kendur. Namun
mereka memiliki pola kerja, pola komunikasi, dan disiplin yang
berbeda dengan generasi sebelumnya. Karena itu, sering ada
gap atau ketimpangan dalam hubungan mereka dengan genera-
si sebelumnya yang sudah mapan atau memiliki posisi tinggi di
dunia kerja, yaitu Generasi X. Generasi X sering menganggap
generasi muda sekarang ini kurang disiplin, kurang memiliki sopan
santun, dan kurang loyal pada perusahaan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, lulusan baru saat ini
harus banyak menggali informasi tentang dunia kerja. Hal-hal
itu bisa dipelajari dari keluarga, membaca majalah bisnis, atau
� Road Map To Your Dream Career
Berani Bermimpi Besar,Memulai dengan Langkah Kecil
Blitar – Warta UnairAlumni Universitas Airlangga
berkiprah. Salah satu di antaran-
ya adalah Drh. Muhammad Imadu-din, angkatan 1993, yang berhasil
Dihadiri tak kurang dari 800 peserta, acara bertajuk Shared
Learning MPPO 2 tersebut berlangsung sangat meriah sekaligus
“hidup”. Hal ini dikarenakan seluruh peserta yang hadir tak
hanya duduk terdiam mendengarkan pemaparan bintang tamu,
tetapi juga sekaligus ikut berpartisipasi untuk mengeksplorasi
secara aktif sebagai sumber pembelajaran dan pembelajar. Alur
cerita yang unik semakin menambah wawasan dan memperkaya
inspirasi bagi siapapun yang menyaksikannya.
Dalam pagelaran tersebut, dikisahkan bahwa terdapat suatu
pulau yang didiami oleh sebuah bangsa besar bernama Simalu-
watuku, sebuah bangsa yang terjebak pada kebanggaan ter-
hadap kejayaan masa lalu. Sebuah bangsa yang dilanda keterpu-
rukan. Ditengah kondisi bangsa yang tak menentu, munculah
sosok Bangbangtut sebagai representasi kegelapan. Namun, tak
berlangsung lama, berangsur-angsur perubahan mulai terjadi saat
Dewi Inkrea mulai bangkit. Dewi Inkrea inilah yang menjadi tong-
gak perubahan dan kebangkitan bangsa Simaluwatuku. Dewi
Inkrea adalah cermin Indonesia Kreatif yang harus diwujudkan
dengan empat hal, yaitu harapan, imajinasi, desain, dan reso-
nansi.
Berlangsung di Gramedia Expo Surabaya, acara tersebut
menghadirkan Riri Riza (sang sutradara film-film fenomenal semi-
sal Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi), Singgih Susilo Kartono
(pencipta radio Magno, sebuah industri kreatif yang mampu me-
nembus pasar di 16 negara dunia), Dynand Fariz (pemenang Kick
Andy Heroes 2010 kategori seni budaya atas Jember Fashion
Carnaval), Alanda Khariza (peraih Young Changemakers Awards
for Innovation), dan terakhir Dr Seger Handoyo, penggagas MPPO
Fakultas Psikologi Unair.
Dalam acara tersebut, Riri Riza menyatakan bahwa film ad-
alah media yang paling demokratis yang dapat merekam berb-
agai aktivitas dan sejarah manusia. Lebih dari itu, film merupa-
kan mahakarya besar yang memadukan berbagai bentuk kreativ-
itas manusia karena film tidak hanya menyangkut penonton, teta-
pi juga menyangkut seni, ide, dan gagasan kreatif.
“Film adalah media yang paling demokratis yang dapat
merekam berbagai aktivitas seperti pertanian, transportasi, dan
sejarah manusia”, ungkapnya.
Sementara itu, Dr Seger Handoyo mengungkapkan diperlu-
kan impian dan harapan agar kemajuan dapat tercapai.
“Hanya dengan impian dan harapan, kita dapat maju”, demiki-
an Dekan Fakultas Psikologi Unair ini mengungkapkan.
Pada dasarnya kelima bintang tamu yang hadir mempunyai
titik temu yang sama bahwa sebuah kreativitas tidaklah hadir
Teatrikal Partisipatif
Riri Riza, sangsutradara filmLaskar Pelangisaat mencerita-kan pengalamandan perjalanan-nya menggelutidunia film. Menu-rutnya, film ada-lah media yangpaling demokratisyang dapatmerekam ber-bagai aktivitasdan sejarahmanusia.
IndonesiaKreatifMenuju
Bersambung ke hal. 14
Bersambung ke hal. 13
Rimbasewaktumenjalaniproject diChina
Dok Istimewa-Warta Unair
Dok Istimewa-Warta Unair
Sof-Warta Unair
NO :
56Tahun VIMei 2010 07WARTA SIVITAS
FKM-WARTA UNAIRTerlalu banyak mengkonsumsi ikan
asin ternyata kurang bagus untuk keseha-
tan. Kandungan Nitrosamine pada ikan
yang diasinkan atau diasap dapat memicu
terjadinya kanker nasofaring. Nitrosamine
merupakan substansi yang bersifat
karsinogenik. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Ahmad Syafiq, kandidat
Doktor asal Indonesia di Universitas
Queensland (UQ) bahwa masyarakat
Indonesia yang mengkonsumsi ikan asin
basah di usia anak-anak, terbukti berisiko
lebih tinggi terkena kanker nasofaring
dibandingkan yang tidak mengkonsumsi.
Kanker Nasofaring (KNF) merupakan
salah satu jenis kanker yang cukup
banyak diderita oleh orang Indonesia.
“KNF menduduki urutan keempat setelah
kanker leher rahim, kanker payudara dan
kanker kulit, dan urutan pertama kanker
pada kepala leher, dimana angka kejadian-
nya cukup tinggi di Indonesia sebanyak
4,7 kasus baru tiap tahun per 100.000
penduduk” papar Ahmad C. Romdoni, dr.,
SpTHT-KL pada konferensi pers acara
Pelatihan Deteksi Dini Kanker Nasofaring
untuk Dokter Umum Puskesmas Surabaya
di FKM UNAIR(12/4).
Gejala kanker nasofaring biasanya
tergatung pada derajat penyebaran dan
lokasi tumbuhnya tumor. Gejala yang
sering ditemukan adalah pembesaran
kelenjar di bagian leher (nasofaring
adalah daerah yang berada antara
belakang hidung dan esophagus). Gejala
tidak khas seperti hidung tersumbat,
ingus, gangguan pendengaran, gangguan
penglihatan, kelumpuhan pada otot mata,
penglihatan ganda, kelumpuhan otot lidah
juga merupakan gejala yang sering
ditemui pada penderita KNF. Karena tidak
ada gejala yang spesifik, terlebih pada
stadium dini, banyak kasus terlambat
diagnosis. Pemeriksaan terhadap karsino-
ma nasofaring dilakukan dengan cara
anamnesa penderita dan disertai pemerik-
saan nasofaringologi, radiologi (MRI atau
CT Scan), histopatologi, atau dengan uji
Enzyme Linked Immunosorbent Assay
(ELISA). Penanggulangan karsinoma
nasofaring sampai saat ini masih merupa-
kan suatu problem, hal ini karena etiologi
(penyebab penyakit) yang masih belum
pasti, gejala dini yang tidak khas serta
letak nasofaring yang tersembunyi,
sehingga diagnosis sering terlambat. Akan
tetapi deteksi dini merupakan hal yang
sangat penting pada stadium dini, radiot-
erapi masih merupakan pengobatan
pilihan yang dapat diberikan secara
tunggal dan memberikan angka kesembu-
han yang cukup tinggi. Pada stadium
lanjut, diperlukan terapi tambahan
kemoterapi yang dikombinasikan dengan
radioterapi. Sekalipun KNF tidak memberi-
kan gejala yang spesifik, dianjurkan untuk
tidak meremehkan gejala seperti yang
diutarakan di atas. Berkonsultasi ke
dokter umum atau langsung ke dokter
spesialis THT merupakan tindakan yang
tepat.
“Pengenalan tumor secara dini,
diagnosis, dan pengobatan telah memberi
harapan peningkatan survival dan perbai-
kan fungsi, namun kenyataannya harapan
hidup tidak meningkat dalam 30 tahun
terakhir di mana 33 % penderita meninggal
karena kankernya” ungkap Prof. Dr.
Widodo Ario Kentjono, dr., Sp.THT-KL (K)
dari departemen ilmu kesehatan THT-KL
Fakultas Kedokteran UNAIR, sebagai
pembicara. Hal ini banyak berhubungan
dengan keterlambatan diagnosis akibat
ketidaktahuan ataupun awareness yang
kurang dari para dokter yang berada di
lini terdepan untuk mendeteksi KNF
secara dini, sehinga penanganan awal
kurang adekuat, dengan demikian penting
sekali bagi dokter umum untuk mengenal
proses penyakit ini lebih dini dan melaku-
kan upaya rujukan yang baik.
Pelatihan yang dihadiri oleh 53 dokter
umum dari seluruh puskesmas di Surabaya
dan satu dokter dari Dinkes Kota Surabaya
ini, bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi dan awareness para dokter.
Terdapat satu sesi yang menghadirkan
pasien kanker nasofaring secara langsung,
dimana para dokter dapat melihat secara
jelas tentang gejala dan tanda fisik
penderita KNF. Pesan yang ingin disampai-
kan melalui pelatihan ini adalah agar
masyarakat juga lebih peduli pada keseha-
tannya, terutama terkait penyakit yang
satu ini. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah timbulnya KNF adalah dengan
mengurangi konsumsi ikan asin yang
berlebihan, menghindari alkohol serta
paparan uap atau asap formaldehid. Naf
Deteksi Dini Kanker Nasofaring Puskesmas Surabaya
Pelatihan Deteksi Dini Kanker Nasofaring untuk Dokter Umum Puskesmas Surabaya diFKM UNAIR (12/4).
� Seminar Quo vadis BHMN Pasca Dicabutnya UU BHP
Jangan Salah Memahami UU BHPBANYAK wacana yang mempertanya-
kan kembali status PT. BHMN universitas
setelah dicabutnya UU BHP melalui pu-
tusan MK. Padahal, banyak yang terlan-
jur mengadopsi sistemnya. Kejelasan sta-tus Universitas Airlangga yang mengubah
status PTN-nya menjadi PT. BHMN pun
juga kembali dipertanyakan. Bagaimana
Unair bersikap akan hal ini? Adakah nia-
tan kembali ke PTN ataukah tidak ter-
pengaruh dan tetap jalan dengan statusBHMN? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang
mendasari BEM FISIP Unair merasa perlu
dengan segera menggelar diskusi terbu-
ka bertajuk : Quo vadis BHMN Pasca Di-
cabutnya UU BHP.
Diskusi terbuka di ruang Adi Sukadana,14 April lalu ini menghadirkan Dr. Hadi Sub-
han, pakar hukum sekaligus sekertaris Un-
air, dan Dharmaningtyas, pengamat pen-
didikan.
Dalam Polemik ini, menyampaikan be-
berapa poin mengenai sikap unair danpandangannya sebagai ahli hukum. Per-
tama, Unair atau PT. BHMN yang lain sep-
erti UI, UGM, dan ITB, sebenarnya se-
cara praktis tidak terpengaruh dengan
dicabutnya UU BHP sebab landasan yang
dipakai berbeda. Unair menjadi BHMNdiatur melalui Peraturan Pemerintah (PP)
No. 30/2006, sedangkan UU BHP, yaitu UU
No.9/2009 yang dibatalkan MK men-
yangkut Badan Hukum Pendidikan. Dari
hal tersebut bisa dilihat, bahwa Unair
ditetapkan dahulu sebagai BHMN sebe-lum UU BHP ada.
Kedua, ia menyesalkan banyaknya ke-
salahpahaman memaknai UU BHP inilah
yang menyebabkan pencabutan terhadap
UU tersebut. Menurut Hadi, UU BHP jus-
tru sifatnya menguntungan peserta did-ik, bukan malah merugikan. Jika UU BHP
diimplementasikan, kekhawatiran komer-
sialisasi justru sirna. Dengan UU BHP (vide:
pasal 41), penyelenggara tidak boleh men-
danai pendidikan dengan menarik uang
kepada masyarakat (peserta didik) lebih
dari 30 persen atau sepertiga jumlah se-luruh dana pengoperasian pendidikan.
“UU BHP justru melindungi hak-hak pe-
serta didik,” tekannya.
UU BHP berusaha memberikan tero-
bosan dalam pengelolaan pendidikan den-
gan mengubah sistem yang selama ini ber-laku. Sistem BHP itu telah terbukti sukses
dilaksanakan oleh PT BHMN, yang idenya
hampir sama dengan BHP. Terbukti, PT terse-
but berhasil masuk dalam peringkat dunia.
Misalnya UI, UGM, ITB, dan Unair. Mereka
masuk dalam peringkat 400 besar dunia.Di sisi lain, Dharmaningtyas tidak
sependapat. “Bagaimanapun juga, dilihat
dari segala sisi bentuk BHMN itu tidak men-
guntungkan dan mempersempit peluang
rakyat untuk mengenyam pendidikan ting-
gi,” tegasnya. Ia memaparkan, bahwa ala-san otonomi tergantung kemauan pengua-
sa, bukan bentuk kelembagaan. Dan jika
otonomi itu malah membuat universitas jor-
joran dengan biaya pendidikan untuk
mengejar status peringkat dunia, sangat ris-
kan sekali karena artinya para cendikiawankampus mau saja dibodohi kapitalisme.
“Standar-standar ini dibuat untuk tu-
juan komersil. Silahkan dilihat saja indika-
tor-indikator untuk peringkat tersebut,”
ungkapnya. Salah satunya adalah peng-
gunaan yang tinggi terhadap internet. Ke-tika semua berlomba menggunakan inter-
net, pihak-pihak mana yang diuntungkan?
Tidak lain adalah kapitalis piranti teknolo-
gi informasi. “Didalamnya tidak ada indika-
tor pelayanan masyarakat, padahal Tri
Dharma perguruan tinggi salah satunyaadalah pengabdian terhadap masyarakat.
Ironis sekali,” pungkasnya. puz
Karunair – Warta unair
Saat ini sebanyak tiga belas orang dos-en muda mengikuti program magang di Uni-
versitas Airlangga (Unair) yang diselenggar-akan oleh Direktorat Jenderal PendidikanTinggi (Dikti). Peserta program berasal dari
Aceh, Padang, Palembang, Bandung, Malang,Bojonegoro, dan Jombang. LembagaPengkajian dan Pengembangan Pendidikan
(LP3) Unair sudah menangani program inisejak tahun 2004.
Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional RepublikIndonesia melihat adanya kesenjangan antaruniversitas di Indonesia. Oleh karena itudiperlukan program magang dosen muda di
universitas yang sudah berpengalaman. “Pro-gram ini bertujuan untuk meningkatkan ko-mpetensi dosen muda dari universitas yang
tergolong muda agar mendapat pengalamantentang bagaimana mengelola perguruantinggi yang baik,” kata Adi Subianto, drg.,
MS., SpPros., Wakil Ketua LP3. Program ma-gang berlangsung selama lima bulan di limauniversitas yang ditunjuk oleh Dikti yaitu
Unair, Universitas Gadjah Mada (UGM), Uni-versitas Negeri Surabaya (Unesa), InstitutTeknologi Bandung (ITB), dan Universitas
Padjadjaran (Unpad).“Kita tidak menutup
mata tentang adanya ke-
senjangan antar universi-tas,” kata Adi. Kemam-puan dosen muda di be-
berapa universitas dalamtransfer ilmu, penguasaanlapangan, dan pembuatan
media pembelajaran masihkurang. Kualitas lulusanumumnya lebih rendah
dari dosen pengajar. “Jikadiadu hard skill--nya sayarasa akan sulit bertanding
dengan lulusan perguru-an tinggi yang sudah es-tablish,” tambahnya. Ke-
banyakan lulusan beker-ja di daerah yang sama.
“Sarana dan prasarana seperti LCD, per-
pustakaan memang ada, namun tidak se-lengkap dan sebanyak di sini,” kata GinaMuthia, S.SiT, dosen Stikes Mercubaktijaya
Padang, salah seorang peserta program ma-gang. “Kami belum mempunyai guru besar,dosen pun paling tinggi gelarnya Strata-2
(S-2),” tambahnya. Pengajuan guru besardi universitas asal peserta lebih mudah kare-na kebutuhan institusi. “Kondisi di sana ter-
utama universitas swasta masih banyakmasalah dengan yayasan dan masalah ituternyata mengganggu proses belajar men-
gajar,” kata Adi. Kebanyakan universitas asalpeserta magang belum menggunakan me-tode pembelajaran e-learning.
Ketua IOP Igak Satrya Wibawa, S.Sos., M.A. (tengah) diantara staf dan mahasiswa.
Yit-Warta Unair
Dok I
stim
ew
a-W
art
a U
nair
NO :
56Tahun VIMei 201012 OPINI
Wanna be a World Class University?PROSES seleksi Calon Rektor 2010-
2015 menunjukkan adanya letupan hasrat
dari para kandidat untuk menuntaskan
langkah internasionalisasi bagi Universitas
Airlangga. Hasrat bersama untuk
memimpin langkah Airlangga menjadi world
class university (WCU).
Meski langkah ini terbilang tidak
mudah, para kandidat terlihat cukup
optimis untuk mampu membawa Universi-
tas Airlangga ke posisi yang lebih baik.
Ikhtiar ini pun menjadi kian berat,
manakala UU BHP telah gugur di tangan
MK baru lalu.
Namun, seraya mengamini perkataan
Kendrick (2008), kita memang harus tetap
optimis dan kreatif. Dikatakan bahwa kita
bisa merubah hidup atau bahkan merubah
dunia, jika mau mencoba apa yang telah
kita pikirkan.
Inikah world class university ?
Mari kita sedikit “berkhayal”, mener-
opong Airlangga berdiri pada masa
keemasannya. Tampak gagah dalam
tunggangan garuda muka. Menggenggam
amrta, yang sama-sama telah kita terje-
mahkan sebagai mata air pengetahuan
yang abadi.
Mari kita bayangkan, ketika Universi-
tas Airlangga telah tiba pada suatu masa.
Memiliki perpustakaan dengan koleksi
terbesar di Nusantara. Mengoleksi jutaan
buku dan manuskrip. Memperkaya diri
dengan ribuan majalah dan jurnal.
Komputerisasi katalog yang dibangun,
mampu melayani akses bagi mereka yang
haus akan amrta. Lebih dari satu juta
user mengakses koleksi online setiap
minggu.
Airlangga telah menjelma sebagai
“rumah” yang nyaman bagi para ilmuwan.
Mahasiswa memiliki akses ke ribuan
terminal komputer di ruang kelas,
perpustakaan, asrama, museum, dan
fasilitas umum kampus yang bisa digunakan
untuk mendukung setiap aktivitas penga-
jaran dan penelitian.
Mahasiswa dan dosen menemukan
tempat yang ideal untuk melakukan inter-
dan multidisiplin penelitian. Tersebar
dalam ribuan kelompok penelitian yang
bekerja di bawah payung roadmap
penelitian Universitas.
Setiap tahun, Airlangga mampu
mendulang ratusan beasiswa. Punggawan-
ya, banyak memperoleh penghargaan dari
organisasi ternama. Hasil karyanya, banyak
disitasi oleh ilmuwan lain di seluruh
penjuru dunia.
Terlibat dalam satu bagian integral
dari misi pemerintah untuk membangun
rakyat. Berbagi keahlian dan dukungan
dengan para petani, pedagang, nelayan,
hingga perusahaan manufaktur dan bisnis.
Masyarakat berbondong-bondong hadir ke
kampus, menyimak setiap seminar,
workshop, atau lokakarya yang digelar
oleh Airlangga.
Menjadi resource akademik terbaik di
Indonesia. Alumninya, banyak memperoleh
pengakuan dan penghargaan. Rajin
memupuk kontribusi bagi kemajuan
bangsa dan negara. Selalu dinanti dan
dibutuhkan kehadirannya oleh
masyarakat.
The New Internationalism
Secara umum, Levin, dkk (2006) telah
mendefinisikan WCUsebagai Universitas
yang memiliki keunggulan akademik,
penelitian, pengembangan dan penyeba-
ran pengetahuan, serta berkontribusi
terhadap kehidupan keilmuan, budaya ,
dan masyarakat.
Sementara kini, setidaknya ada tiga
pemeringkat paling berpengaruh di dunia,
yakni : Times Higher World University
Rankings (THE-QS), Academic Ranking of
World Universities (ARWU), dan Ranking
of World Universities in the Web (webo-
metrics). Selain itu, masih banyak pemer-
ingkat lain yang tersebar di negara USA,
Cina, UK, Pakistan, Canada, Jerman, Italia,
Brazil, Spanyol, Swiss, Australia, atau yang
lain. Bahkan, jika mau, LPPM Airlangga-
pun sebenarnya sangat mampu untuk
membangun pemeringkatan serupa.
Lantas, apa itu the new international-
ism ? Jika sebelumnya, WCU terkesan
“cukup” dengan mengejar pengetahuan
terbaru dan kepemilikan dosen dengan
kualifikasi terbaik. Maka kini, keberagam-
an dan intensitas global, telah membawa
WCU menuju iklim internasionalisasi yang
baru.
Seperti yang dipaparkan Niland (2000),
bahwa internasionalisasi baru ini akan
memaksa mereka yang mengikrarkan diri
sebagai WCU untuk terlibat dalam pene-
trasi baru. Lambat laun, WCU akan
terbawa arus besar untuk melakukan
beberapa hal berikut.
Pertama, bersama-sama terjun ke
dalam kompetisi global untuk menggaet
mahasiswa asing. Kedua, bersungguh-
sungguh mendorong para dosen untuk
memiliki multi-cultural framework.
Ketiga, setiap WCU akan saling bertukar
dalam mempekerjakan staf akademik
asing.
Ketiga, anggaran WCU akan tersedot
ke dalam kegiatan marketing berskala
internasional. Keempat, setiap WCU
berlomba-lomba untuk meningkatkan joint
degrees atau double badging dengan WCU
lain.
Kelima, WCU harus bertindak cepat
dalam mengadaptasi framework pembela-
jaran dalam konteks internasional.
Keenam, WCU dipaksa untuk mampu
mencetak lulusan lokalnya, guna menca-
pai kualifikasi yang melebihi standar
nasional. Ketujuh, WCU perlu segera
mendorong alumninya untuk mencebur-
kan diri ke dalam pasar tenaga kerja
internasional.
Mampukah Kita ?
Melihat realitas tersebut, Perguruan
Tinggi besar dunia yang memang telah
memiliki pondasi kuat untuk menjadi WCU,
tampak berada pada posisi di atas angin.
Jika kita simak, sepuluh besar peringkat
THE-QS, ARWU, maupun Webometrics,
hanya diisi oleh Perguruan Tinggi asal USA
dan UK.
Jika Airlangga memang ingin bertahan,
maka tidak ada jalan datar, selain mem-
bangun aliansi. Hal semacam ini telah
dilakukan oleh University of New South
Wales dan Universitas Nasional Singapura
yang telah bergabung dengan kelompok
Universitas 21, masuk ke dalam 18 anggota
aliansi yang berasal dari 6 negara.
Strategi lain, Airlangga hendaknya
tidak melupakan potensi lokal. Meman-
faatkan trend pengelolaan ilmu penge-
tahuan, dunia pun menyadari bahwa ada
banyak pertanyaan yang harus dijawab.
Sementara setiap permasalahan, kian
membutuhkan pengetahuan komparatif
dari banyak kebudayaan untuk turut
menyelesaikannya.
Dari peluang kecil ini, setidaknya
Airlangga akan dapat mementaskan
potensi lokal yang ada, menuju ke pentas
dunia. Potensi yang tergali, diharapkan
mampu menarik minat dari para staf WCU
yang kini menduduki the best ten pada
THE-QS, ARWU ataupun webometrics.
Dengan demikian, status “ world class”
yang dibawanya, diharapkan dapat
menular ke tubuh Airlangga.
Ini sebuah strategi yang sebenarnya
juga telah dilakukan oleh Airlangga.
Konsistensi dan peningkatan intensitas,
adalah kata kuncinya. Dengan melangkah
pasti, optmisime bersama, pasti akan bisa
membawa Airlangga menjadi world class
university. �
O leh :
Dok P
ribadi -W
art
a U
nair
Yuniawan Heru, M.Si.(Alumnus Antropologi Unair)
Kampus B – Warta UnairProblematika anak jalanan negeri ini
memang kompleks, mulai dari beragamnya
sebab yang menjadikan anak sampai
“turun ke jalanan”, kekerasan yang
melibatkan anak jalanan, hingga akibat
sosial yang ditimbulkan dari keberadaan-
nya. Padahal, individu atau institusi yang
peduli terhadap permasalahan sosial ini
juga tak banyak. Sadar pentingnya untuk
mengurai benang kusut pada masalah ini,
Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam
(UKMKI) Universitas Airlangga mengadakan
pelatihan untuk anggota barunya pada
Sabtu, 13 Maret 2010. Acara bertajuk
Buka Hati, Peduli Anak Negeri tersebut
bertujuan untuk membangun solidaritas,
empati, dan rasa kesetiakawanan sosial
sekaligus membekali para peserta dengan
skill yang diperlukan kelak ketika terjun
di lapangan. Berlangsung selama dua hari,
acara tersebut menghadirkan Didit Hape
dari Sanggar Alang-Alang dan Ustadz Arif
Prasojo dari Yayasan Dana Sosial al Falah
(YDSF), keduanya sebagai pembicara
utama.
Lalu, apakah selama ini pemuda
(mahasiswa) sudah menunjukkan
kepeduliannya secara nyata? Om Didit,
sapaan akrab Didit Hape yang sudah lama
berkecimpung dalam menangani anak
jalanan mengatakan bahwa mahasiswa
sekarang sudah cukup baik dalam mere-
spon permasalahan sosial.
“Saya kira, mahasiswa sekarang sudah
cukup baik dan peduli terhadap masalah
seperti ini (anak jalanan, red). Ini, mereka
mau mengadakan acara seperti ini”,
demikian budayawan satu ini berujar
seraya mengharapkan agar para mahasiswa
yang altruistis dapat diakomodasi secara
memadai.
Tantangan dan HambatanMemberdayakan anak jalanan bukan-
lah perkara mudah. Individu atau institusi
yang ingin terjun seyogyanya memahami
perkembangan dan karakteristik anak
jalanan, selain juga harus mampu mene-
mukan metode yang tepat dalam pembi-
naan anak jalanan.
Karina, mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM) menceritakan suka
dukanya. Menurutnya, ada banyak
tantangan dan hambatan yang seringkali
menggangu proses pembinaan, diantaran-
ya adalah sulitnya mengajak anak jalanan
untuk mengikuti program pembinaan,
tantangan yang justru berasal dari
orangtua si anak, dan bahkan kendala
yang berasal dari preman.
Mahasiswa angkatan 2007 ini mengata-
kan bahwa ada tujuan utama dari acara
yang merupakan program kerja Departe-
men Sosial Kemanusiaan UKMKI ini. Lewat
pembinaan berupa program beasiswa dan
Sof – Warta Unair
Ustadz Arif Prasojo dari YDSF saat memberikan motivasi danbimbingan mental kepada peserta Training Kesetia-kawanan Sosial.
pemberian keterampilan khusus kepada
anak jalanan, seperti bermain musik,
diharapkan tujuan utamanya dapat
tercapai. Apa itu? Menurutnya, tujuan
utama program pembinaan ini adalah
kampung Kayoon yang mandiri. �
NO :
56Tahun VIMei 2010
Teatrikal Partisipatif >>>
13OPINI
MEMBACA diartikan melihat serta mema-hami isi dari apa yang tertulis dengan melisan-kan atau hanya dalam hati. Dari pengertiantersebut, membaca sebenarnya tidak hanyamemahami kata-kata yang terdapat di dalambacaan, namun membaca merupakan suatuupaya menangkap atau menyerap konsep yangdituangkan pengarang sehingga memperolehpenguasaan bahkan mengkritisi bahan bacaan(Yuli Timor A: 2008).
Membaca adalah kegiatan berfikir. Sese-orang yang berhenti atau tidak membaca,maka berhenti jugalah ia berfikir. Ia sepertisumur yang kehilangan air. Semakin lama iaberhenti atau tidak membaca, maka akansemakin menurunlah kemampuan otaknya un-tuk berfikir. Dengan kata lain ia menjadi se-makin bodoh. Hal ini tentu sangat merugi-kan, terutama jika terjadi dikalangan pela-jar dan mahasiswa. Karena itu jagalah fungsiotak anda dengan banyak membaca, teruta-ma membaca buku-buku yang berkualitastinggi (Peng Kheng Sun: 2009).
Dari dua orang penulis tersebut, tampaksekali bahwa kegiatan membaca bahan bacaanorang lain merupakan kegiatan yang sangatpenting, karena dari membaca kita dapatmendapatkan pengetahuan. Melalui membacatak terhitung banyaknya ilmu pengetahuanyang dapat diperoleh. Selanjutnya Peng KhengSun (2009) menyatakan bahwa buku adalahgudang ilmu. Melalui buku orang dapat me-nambah pengetahuannya. Melalui buku pulaorang dapat menyimpan dan membagikan ber-bagai gagasan yang ada dibenaknya supayadapat bermanfaat bagi orang lain. Melaluibuku, penyebaran ilmu atau informasi menja-di sangat cepat. Buku yang sama dapat diba-ca oleh ribuan orang, bahkan jutaan orangditempat dan waktu yang berbeda. Keajaibanbuku menjadikannya memegang peranan yangsangat penting bagi perkembangan ilmu.Penyebaran ilmu melalui buku sungguh jauhlebih unggul jika dibandingkan dengan caralisan. Suwarjono (2009) juga mengatakan bah-wa buku merupakan bagian yang tidak dapatdipisahkan dari belajar. Buku merupakan sum-ber pengetahuan.
Dari pengamatan (masih perlu dibuktikanmelalui penelitian) yang saya lakukan selamalebih dari 30 tahun mengajar pada berbagaimata kuliah di Fakultas Ekonomi UniversitasAirlangga, sedikit sekali mahasiswa yang me-miliki buku wajib, apalagi buku tambahan,
sehingga bagi dosen agak sulit bila di dalamkuliah sang dosen menunjuk pernyataan atautulisan seorang pakar yang menulis di dalambuku tertentu. Apalagi bila memberi tugasuntuk reading assignment. Namun pada akhir-akhir ini, setelah dilakukan penilaian hasilbelajar bukan bersumber dari ujian terstruk-tur saja (UTS dan UAS), tetapi juga melaluitampilan di dalam kelas untuk menyajikan topiktertentu, sudah banyak mahasiswa yang me-megang paling tidak buku wajib, meskipun ben-tuknya adalah hasil fotokopi.
Suwarjono (2009) mengatakan bahwa kuli-ah merupakan kegiatan yang membedakanpendidikan formal dan non formal. Namun,hal yang perlu dicatat adalah bahwa kuliahbukan satu-satunya sumber pengetahuan danbukan satu-satunya kegiatan belajar. Bila ma-hasiswa tidak menyiapkan diri dan masuk kelasdalam keadaan kosong pikirannya, maka pe-mahaman akan menjadi terhambat atau bah-kan tidak ada proses pemahaman sama sekali,karena instruktur (dosen) tidak lagi menjelas-kan segala masalah secara rinci dan runtut.Setelah temu kelas, dapat terjadi penurunanpemahaman. Hal ini karena berlalunya wak-tu, namun bagi mahasiswa yang sebelumnyatelah belajar (dengan membaca buku, artikel,atau hasil penelitian), penurunan pemahamantidak securam pemahaman mahasiswa yang
tidak belajar sama sekali. Hal ini disebabkanmahasiswa belajar lagi untuk topik berikut-nya, sementara itu topik yang sebelumnyadipelajari ikut manjadi lebih diperkuat lagi olehmateri berikutnya yang mengacu pada topiksebelumnya. Mahasiswa yang masuk kelasdengan pikiran kosong akan memperoleh pe-mahaman rendah dan samar-samar. Begitukeluar dari kelas pemahaman yang rendah dansamar-samar tersebut akan segera hilang.Topik berikutnya yang memerlukan pemaha-man topik sebelumnya akan menjadi lebih sulituntuk difahami dan akhirnya mahasiswa cen-derung untuk menghafal topik tanpa penala-ran dan pemahaman. Akhirnya mahasiswa tidakmerasa dapat apa-apa dari dosen, karena dos-en tidak lagi mengajar seperti yang diharap-kan. Mahasiswa mengeluh, bahwa kalau sayaharus membaca, lalu apa tugas dosen.
Saya berpendapat bahwa kegiatan kuliahatau temu kelas sebenarnya hanyalah meru-pakan konfirmasi ilmu pengetahuan antara apayang diperoleh oleh mahasiswa dari membacadengan apa yang dikuliahkan oleh dosennya.Dengan demikian para mahasiswa datang kekelas dan mengikuti kuliah seharusnya telahmembawa bekal pengetahuan yang cukup,yang kemudian dikonfirmasi dengan isi kuliah.
Suwarjono (2009) juga menyatakan bah-wa dalam proses belajar mengajar yang efek-tif, dosen semestinya harus dipandang sebagaiseorang manajer kuliah. Sumber pengetahuanutama adalah buku, perpustakaan, artikel, hasilpenelitian, media cetak yang lain, dan tentusaja pengalaman dosennya. Mengapa seorangdosen mendapat tugas mengajar mata kuliahtertentu? karena dosen tersebut dianggaptelah mengalami proses belajar tertentu dantelah memperoleh pengalaman berharga baikmengajar, meneliti, dan praktek sesuai den-gan kompetensinya, sehingga diharapkan se-mua itu disampaikan kepada para mahasiswa.Dengan demikian mahasiswa yang akan men-jalani dan mengalami proses belajar yang sama,akan memperoleh pengetahuan yang samabahkan lebih, dengan cara yang efektif dantidak perlu membuat kesalahan yang sama den-gan apa yang telah diperbuat oleh dosennya.Jadi dosen dalam proses belajar benar-benarhanya merupakan salah satu nara sumber. Su-warjono mengatakan bahwa dalam teknologipendidikan, dosen bertindak sebagai director,facilitator, motivator, dan evaluator.
Saya berpendapat bahwa bila satu mata
kuliah berbobot 3 SKS, diartikan menjadi 9SKS, minat baca para mahasiswa akan mun-cul. 9 SKS terdiri dari:
3 SKS persiapan: dilakukan oleh dosendan mahasiswanya. Dalam 3 SKS ini mahasiswamempersiapkan diri dengan membaca buku,artikel, dan hasil penelitian sesuai dengan topikyang akan dikuliahkan dosennya pada 3 SKSberikutnya untuk melakukan konfirmasi padasaat kuliah berlangsung. Begitu juga dosen-nya, wajib mempersiapkan diri sebaik-baikn-ya dengan membaca buku, artikel, dan hasilpenelitian sesuai topik yang akan dikuliahkan,sehingga dihadapan mahasiswa, dosen terse-but tampak menguasai topik yang dikuliahkan.Kesan ini akan sangat mendorong mahasiswauntuk melakukan persiapan yang sama padakuliah minggu berikutnya.
3 SKS tatap muka atau temu kelas: wak-tu ini digunakan oleh dosen untuk menyam-paikan topik sesuai silabi yang telah dibuatkontrak dengan mahasiswa. Temu kelas dap-at dilakukan dengan teknik ceramah, semi-nar, dan diskusi. Tehnik mana yang dipilihtentu sangat tergantung dari topik yang diba-has, namun semuanya perlu persiapan baikbagi mahasiswanya maupun dosennya.
3 SKS mandiri: waktu ini digunakan oleh ma-hasiswa untuk mereview kembali hasil yang diper-oleh dari 3 SKS pertama dan 3 SKS kedua. Adakemungkinan perlu bacaan tambahan sesuai den-gan wacana yang berkembang pada saat temu kelas.
Kesimpulan:1. Kegiatan membaca bahan bacaan
orang lain merupakan kegiatan yang sangatpenting, karena dari membaca kita dapatmendapatkan pengetahuan.
2. Buku adalah gudang ilmu. Melaluibuku orang dapat menambah pengetahuan-nya. Melalui buku pula orang dapat menyim-pan dan membagikan berbagai gagasan yangada dibenaknya supaya dapat bermanfaat bagiorang lain. Melalui buku, penyebaran ilmuatau informasi menjadi sangat cepat.
3. Artikel dan hasil penelitian jugamerupakan sumber ilmu pengetahuan yangpenting, karena justru dari artikel dan hasilpenelitian dapat diperoleh perkembanganilmu pengetahuan yang terbaru.
4. Kuliah bukan satu-satunya sumberpengetahuan dan bukan satu-satunya kegiatanbelajar. dosen hanya bertindak sebagai direc-tor, facilitator, motivator, dan evaluator. �
Membaca dan manfaatnyaO leh :
Dr. Soegeng Soetedjo, Akuntan
Dok P
ribadi -W
art
a U
nair
(Dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Airlangga)
BERTEMPAT di Auditorium Kampus
C Unair, Pembukaan Segitiga Emas (SE),
27 Maret 2010, ditandai dengan aksi
Wakil Dekan I Fakultas Farmasi Unair,
Dr. rer. nat Mulja Hadi Santosa menen-
dang bola ke gawang. Segitiga emas
sendiri adalah acara pertandingan per-
sahabatan yang diikuti oleh tiga fakul-
tas farmasi di Surabaya yaitu UNAIR,
UBAYA, dan UWM. Setelah pembukaan,
acara kemudian dilanjutkan dengan
pertandingan basket putra dan putri
UNAIR vs UWM serta pertandingan voli
putra dan putri UNAIR vs UWM.
SE adalah event tahunan yang ber-
tujuan untuk menyalurkan potensi ma-
hasiswa farmasi dalam bidang non aka-
demik khususnya yang bersifat olahra-
ga dan seni. Selain itu diharapkan juga
dapat menjalin persaudaraan yang erat
antar fakultas farmasi di tiga universi-
tas tersebut.
Bertindak sebagai tuan rumah SE
tahun 2010 adalah Fakultas Farmasi Uni-
versitas Airlangga dengan mata lomba
dintaranya yakni basket, voli, badmin-
ton, futsal, catur, tenis meja, dan padu-
an suara. Semua lomba akan dilaksana-
kan di Kampus B dan kampus C Unair.
Peserta akan memperebutkan hadiah
berupa piala bergilir dan juga medali
emas. Segitiga emas ini berlangsung se-
lama tiga bulan, tepatnya sejak tanggal
27 Maret 2010 sampai 16 Mei 2010. �
SegitigaEmas
tanpa sebab. Ia hadir karena dihadirkan
dengan kerja keras dan untuk itu diperlu-
kan empat pilar yang perlu dikembangkan
setiap individu, yaitu harapan, imajinasi,
desain, dan resonansi. Empat hal yang coba
dihadirkan lewat pagelaran tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, Romi, ket-
ua penyelenggara pagelaran tak mau berko-
mentar saat ditanya tentang biaya yang dike-
luarkan untuk sebuah ajang yang meng-
gunakan teknik thematic partisipative sem-
inar itu. Namun, sebuah sumber menyata-
kan bahwa acara tersebut menelan biaya
tak kurang dari 350 juta rupiah. sof
Program Magang >>>
yang luar biasa. Foto tradisi sabung ayam dalammasyarakat Dayak Tamambaloh, yang berjudulSabung Patana merupakan salah satunya.
Pameran unik ini menampilkan foto-fotomengenai lingkungan hidup daerah terpencildi Indonesia hasil bidikan masyarakat sekelil-ing yang bahkan belum pernah menggunakankamera sebelumnya. Masyarakat tersebutmendapatkan pelatihan kamera dari Photo-voices International Indonesia. Lembaga nonprofit yang bekerjasama dengan National Geo-graphic Indonesia ini berupaya menyalurkansuara masyarakat Indonesia yang hidupnyamasih sangat bergantung kepada alam lingkun-gan di sekitar mereka dengan media melaluimedia foto. “Local photographer… They havesomething to teach us…”, ujar Ann McBrideNorton, Direktur Photovoices International.
Diskusi Panel: “Environment Conservation”Pembukaan pameran “Voice from the
Archipelago” 11 Mei 2010 oleh perwakilanRektor, dekan FISIP – I Basis, diramaikan jugaoleh diskusi panel tentang konservasilingkungan. Pembicara pertama adalah Pub-lic Affair Officer dari Konsulat JenderalAmerika di Surabaya, Andie DeArment. Per-wakilan Konsulat Jenderal Amerika di Sura-baya ini menjelaskan tentang pentingnyakerjasama di bidang lingkungan antara In-donesia dan Amerika untuk mengatasi per-masalahan global warming.
Pembicara lain, Naneng Setiasih, Direk-tur Yayasan Reef Check Indonesia, menye-butkan bahwa Indonesia memiliki 18% ter-umbu karang dunia, 590 species karang reefbuilders, 850 spesies sponge, 782 spesiesalgae, sementara nilai ekonomis terumbukarang itu adalah >US$ 1 juta/km/tahun(UNEP, 2006). Namun kekayaan alam ini ter-ancam karena berdasarkan data, 20% terum-bu karang dunia sudah rusak sepenuhnya.Selain itu Indonesia juga dinobatkan sebagai
negara penghasil emisi nomor 3 di dunia.Menurutnya, diperlukan tindakan yang
nyata untuk mengurangi tingkat emisi. Ada duacara yang bisa dilakukan, yaitu melalui kebija-kan pemerintah, lobi-lobi dan berbagai kom-promi. Cara lain adalah yang disebutnya se-bagai cara bawah, yang bisa dilakukan olehsetiap orang dengan melakukan hal yang kecil,seperti mematikan lampu saat tidak diperlu-kan. Contoh konkritnya adalah melalui programearth hour, yaitu dengan mematikan lampu diDKI Jakarta dan sekitarnya selama 1 jam saja,yang terbukti dapat menghemat 10% konsumsilistrik rata-rata per jamnya. Angka itu akan set-ara dengan 300 MW dan cukup untuk mengis-tirahatkan 1 pembangkit listrik yang mampumengaliri listrik ke 900 desa, serta mengurangiemisi CO2 sekitar 284 ton, menyelamatkan lebihdari 284 pohon, dan menghasilkan oksigenuntuk lebih dari 568 orang.
Pembicara Ann McBride Norton, pendiridan Direktur Photovoices International inisangat mengagumi Indonesia serta kekayaanhayati dan budaya yang dimilikinya. Annberbicara tentang Proses Photovoices.
Sebelum pameran diresmikan, Senin, 10Mei 2010 Photovoice International mengada-kan workshop fotografi. Workshop ini bek-erjasama dengan salah satu unit kegiatandi Universitas Arilangga, yaitu UKM Seni Fo-tografi-APS. Workshop terbatas dengan pe-serta 15 orang ini dibimbing oleh Ibu Saras-wati, seorang fotografer yang juga koordi-nator Photovoices Indonesia.
Workshop yang berlangsung dari pukul13.00-15.00 di American Corner ini berlang-sung efektif, tidak hanya mendapatkanteori, peserta juga dituntut langsung mem-praktekkannya. Hasil jepretan mereka punlangsung turut dipamerkan. intan
“Voice From >>>
pendidikan, pinlabs, Pusat PengembanganKarir dan Kewirausahaan (PPKK) dll.
Setelah mendapat materi, para peser-ta dosen magang akan ditempatkan di pro-gram studi (prodi) sesuai ilmu masing-mas-ing selama 1,5 bulan. Hal ini dilakukan agarmereka bisa melihat langsung kegiatan danproses prodi di Unair. Mereka bisa terjunlangsung atau mengajar langsung, namun halini sifatnya tidak wajib.
Setelah program magang selesai, parapeserta diberi tugas untuk membuat lapo-ran, media pembelajaran, dan buku ajar.Hasil dari tugas ini digunakan sebagai evalu-asi selama program berlangsung. Setelahmengikuti program ini dan kembali ke uni-versitas asal, Dikti berharap agar mereka bisamenyebarkan ilmu yang sudah didapatkan.“Biasanya alumni magang dosen muda diUnair menjabat sesuatu di universitasnyamasing-masing,” kata Adi. “Sampai saat inisemua alumni masih membina kontak den-gan kita,” tambahnya. Reta
NO :
56Tahun VIMei 201014 OPINI
DIAWALI dengan adanya proses pemili-han umum tahun 2009 lalu, maka kemenan-gan mutlak diperoleh pasangan SBY-Boedi-ono. Masyarakat yakin bahwa pasangantersebut akan memberikan perubahan yangberarti bagi kehidupan masyarakat Indone-sia khususnya di bidang perekonomian. Na-mun dalam perjalanan program kerja 100 hariSBY-Boediono maka mencuatlah kasus BankCentury yang mendapatkan bailout (danatalangan) dari pemerintah yang tidak tang-gung-tanggung besarnya yaitu Rp. 6,7 trili-un. Masyarakat menilai bahwa pemberianbailout tersebut sangatlah menyimpanghukum, selain itu juga ironis sekali apabilabank sekecil Century bisa berdampaksistemik. Mengapa demikian, karena saatdunia mengalami krisis financial global, In-donesia masuk pada posisi negara yang amandari krisis tersebut dan bahkan masuk per-ingkat negara ketiga di dunia dengan per-tumbuhan ekonomi positif setelah China danIndia.
Yang terjadi justru sebaliknya, yaitusaat pemerintah melakukan bailout bankCentury, disampaikan bahwa perekonomi-an Indonesia sangatlah rapuh, jika hal terse-but tidak dilakukan maka Indonesia akanmengalami krisis seperti tahun 1997-1998.Saat krisis moneter 1997-1998, perbankannasional memang sagatlah rapuh. Dilihat dariCARnya, DPK, serta NPL semua tidak adayang tumbuh positif dan hanya beberapabank saja yang bisa bertahan, oleh karenan-ya pemerintah melakukan berbagai caramulai dari take over, merger, konsolidasi, danbank yang sangat parah harus di likuidasisaat itu. Untuk Bank Century ini sangatberbeda kasusnya dengan tahun 1997-1998.
Pansus CenturyMaka terbentuklah Pansus Century
yang di tuntut untuk secara jujur bisa men-
gungkap secara terang menderang apa diba-lik bailout bank Century tersebut. Pansusmulai bekerja dan semua pihak yang terkaitdipanggil untuk dimintai keterangannya, takterkecuali wakil presiden terpilih Boediono,karena pada saat itu ia masih sebagai gu-bernur Bank Indonesia dan juga Menkeuyang waktu itu selaku ketua KSSK.
Selain BI tidak menggunakan standaryang jelas tentang apa yang dimaksud ber-dampak sistemik, Bank Century yangsekarang berubah nama menjadi Bank Mu-tiara itu bukanlah bank besar yang ber-dampak sistemik dalam perekonomian. AsetCentury sebelum penyelamatan hanyaberkisar 0,03 persen dari total aset perban-kan nasional dan dana pihak ketiga (DPK)juga berkisar 0,05 persen dari total DPKperbankan nasional. Dengan demikian, an-dai bank Century ditutup tidak akan meng-ganggu industri perbankan secara keselu-ruhan pada khususnya dan ekonomi nasionalpada umum nya. Sektor riil juga tidak akantergerus mengingat jumlah debitur BankCentury sangat terbatas.
Selain itu, Century didakwa atas keran-cuan dasar hukum yang digunakan untukmelakukan bailout. Meski DPR telah meno-lak untuk mengubah Perpu tentang jarin-gan pengaman sektor keuangan menjadi UU,kucuran dana talangan tetap terjadi. Pe-merintah bersikeras bahwa dasar hukumbailout adalah UU LPS padahal dalam pasal81 ayat 2 UU LPS , dimana secara jelas dis-ebutkan bahwa kekayaan LPS merupakanaset negara yang dipisahkan. Dengan katalain, opsi bailout menggunakan uang nega-ra. Nah ini menjadi lelucon tersendiri saatBoediono dicecar anggota pansus tentanguang negara atau tidak, maka jawabannyaadalah tidak paham.Keganjilan lain terdap-at pada informasi CAR Bank Century yangtidak aktual sehingga terjadi perubahan 8
persen menjadi 0 persen yang pada akhirn-ya dana bisa terkucur melalui skema FPJP.Keganjilan demi keganjilan tersebut disim-pulkan Jusuf Kalla sebagai tindakan krimi-nal, perampokan harta negara.
Di penghujung perjalanannya, Pansusmenengarai orang yang paling bertanggungjawab dalam skandal ini adalah Boediono-mantan Gubernur BI yang kini mendampingiSBY di istana dan Sri Mulyani-ketua KSSKkala itu. Apapun bentuk kebijakan yangmenurut pemerintah itu legal, disini ber-beda dengan bentuk kebijakan yang tanpamenguras uang negara trilunan. Objektivi-tas Pansus diuji untuk tetap berada padakonsistensi sesuai dengan temuan di lapan-gan bahwa banyak sekali nasabah yang sudahtidak aktif dipergunakan rekeningnya un-tuk mencairkan uang dari bank Centurymiliaran rupiah. Lantas kemana uang terse-but mengalir…??? Jawabannya jika tidak adamotif kepentingan politik mengapa seorang
Boediono dan Sri Mulyani yang dikenal pin-tar dan jujur mau melakukan kebijakan yangmelanggar hukum…??? Di sini rakyat sudahbisa menjawab dengan sendirinya.
Namun sampai sekarang kasus Cen-tury masih mengambang, KPK lah yang san-gat diharapkan untuk dapat menyelesaikankasus hukumnya. Hujan kritik mengalir de-ras ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Lembaga antikorupsi itu dianggap lemahdalam penanganan kasus Bank Century.Salah satunya, keputusan KPK soal memer-iksa Boediono dan Sri Mulyani yang dilaku-kan dikantornya masing-masing. Institusisuperbodi itu dituntut memberlakukan asaspersamaan hukum (equality before the law)kepada Boediono dan Sri Mulyani.
Tidak mudah KPK untuk segeramembuat keputusan siapa yang paling ber-tanggung jawab dalam kasus Century ini,oleh karena itu hal-hal mendasar yang per-lu disepakati bersama, sekarang antara lainadalah mengantisipasi (1) penyelesaian hal-hal kritis yang mungkin timbul dari proseshukum kasus Century, (2) penyelesaianpemulihan aset yang telah diambil secaratidak sah oleh para pelaku tindak pidana,(3) penyelesaian hak-hak nasabah yangmerasa dirugikan dalam kasus Century, dan(4) pembentukan, perbaikan, dan sinkronisa-si peraturan perundang-undangan yang ter-kait dengan pengelolaan moneter dan fiskal,termasuk pengawasan perbankan, dalamrangka mewujudkan adanya kepastian hu-kum. Tanpa adanya kepastian hukum, proseshukum mungkin akan bergerak secara liarke berbagai arah sesuai dengan selera apar-at penegak hukum yang mungkin tundukpada kekuasaan atau berkolaborasi denganmafia hukum. Selain itu, tanpa adanya ke-pastian hukum, para politisi juga dapat mem-permainkan kekuasaan. Yang benar menja-di salah, dan yang salah menjadi benar. �
O leh :
Wasiaturrahma, SE., M.Si
Menguak Skandal Bank Century;Siapakah Yang Paling Bertanggung Jawab…???
Dok P
ribadi -W
art
a U
nair
Purba (F.psikologi, master Tilburg Universi-ty) dan saya sendiri.
Kebetulan para dosen membentukpaguyuban yang disebut Dosen UnairBenelux (Belgium, Netherlands and Luxem-burg) sejak tahun 2009. Paguyuban ini jugapernah mengadakan pertemuan di Amster-dam (Sabtu, 1 Agustus 2009) bersama IKA Air-langga Cabang Belanda, yang saat itu diha-diri enam dosen Unair, Dina Septiani (Fisip,master Haagse Hogeschool, Den Haag),Kandi Aryani Suwito Tomasoa (Fisip, masterUtrecht University), Johny Alfian Kuhsyairi(Fisip, master Leiden University), Ali Rohm-an (FMIPA, PhD Researcher RUG, Gronin-gen), Intan Innayatun (FH, PhD Researcher
Vriej University, Brussels), dan HerlambangPerdana (FH, PhD Researcher Leiden Uni-versity).
Setelah rapat dan perkenalan, rapatditutup dengan makan siang bersama. Ke-mudian dilanjutkan dengan diskusi, denganmenghadirkan pembicara alumni FakultasKedokteran Unair yang kebetulan menetapdi Jerman, Dr. Med. Joke Tio, seorang Gy-naecologist yang kini menjadi Kepala De-partemen Senology di Universitas Munstër.Ia menyampaikan materi mengenai “TerapiKanker Payudara”. Uniknya, ia menawarkanpara peserta diskusi, apakah mau meng-gunakan bahasa Belanda, bahasa Inggeris,ataukah bahasa Indonesia. Namun, peserta
Pertemuan Ikatan >>>
dianggap sebagai public speaker alamiah oleh
tim-tim dari universitas lain.
Selain itu, Aditya dan teman-temannya
juga mengakui, ilmu yang didapat selama
kuliah, terutama dari mata kuliah Argumen-
tasi Hukum, sangat membantu mereka dalam
berdebat dengan dasar argumen yang kuat.
Kecepatan berpikir juga menjadi modal uta-
ma, karena dalam lomba debat, harus pan-
dai-pandai melakukan interupsi.
Anshori berharap adik-adik mereka bisa
mempertahankan tradisi juara ini, bahkan
melebihi mereka. Apalagi Piala Soedirman
Kartohadiprodjo adalah piala bergilir. Sebi-
sa mungkin, Anshori berharap piala ini tetap
berada di tangan Unair. Bagi yang ingin
mengikuti jejak mereka, Anshori menyam-
paikan saran untuk selalu berani bermimpi
besar. “Mimpi adalah kunci. Mimpi bukan
sebatas harapan saja, tapi sejatinya adalah
perjuangan yang harus diwujudkan,” kata
Anshori. gin
Unair Menggeser >>>
baik dari bahannya, produsennya, peng-
gunanya, bahkan pembuat kebijakannya.
Untuk itu Santi Martini juga menambahkan
bahwa TCSC membutuhkan dukungan dari
semua pihak untuk menyebarkan segala in-
formasi tentang rokok dalam rangka mem-
bangun kesadaran masyarakat akan hidup
sehat tanpa rokok.
Sampai saat ini TCSC telah membangun
kerjasama yang baik dengan Dinas Keseha-
tan di masing-masing kabupaten dan kota.
Dalam hal ini mereka saling melengkapi un-
tuk melakukan kegiatan maupun bertukar
informasi tentang perkembangan rokok. Se-
lain dengan Dinas Kesehatan, TCSC juga
mengajak instansi-instansi lainnya dalam
mendukung PERDA anti rokok dengan men-
erapkan PERDA tersebut di instansinya mas-
ing-masing. Harapan selanjutnya, dengan je-
jaring yang luas dan dukungan yang bany-
ak, kegiatan penindakan rokok secara
menyeluruh dapat berjalan. Dan kehidupan
di Indonesia yang tanpa rokok dapat diwu-
judkan. roz
TCSC Aktif >>>
dengan kompak dan disetujui oleh Dr. Jokeuntuk menggunakan bahasa Suroboyoan.Tak pelak lagi, di tengah diskusi terjadi ge-lak tawa karena lama tidak mendengar isti-lah-istilah Suroboyoan, semacam ‘gelek’,‘mengsle’, ‘mungsret’, ‘ndelesep’, ‘diso-rong’ dan lain sebagainya, apalagi yang diba-has mengenai organ tubuh tertentu. Dalamdiskusi pun, pertanyaan boleh dikata men-galir deras, karena meskipun pesertanya se-bagian besar para dokter umum dan doktergigi, masih saja mereka penasaran denganterapi model baru dari pengalaman Jermanitu. Tidak kurang ada 20 pertanyaan sem-pat tercatat dalam diskusi tersebut.Barangkali inilah gaya mahasiswa dulu, tetapserius mengikuti diskusi, dengan mengaju-kan pertanyaan yang tajam, tetapi tetap
dikemas santai.Acara kesenian musik dan dansa men-
jadi pamungkas dalam pertemuan tersebut.Suasana menjadi semarak, dan diskusi mau-pun obrolan ringan nan nostalgia menjadihal yang menarik bagi mereka semua. Adadrg. Paul Tanaka yang bercerita tentangLeica kamera andalannya dulu di Surabaya,pak H.W Ananta, internist yang memberi-kan semangat untuk memajukan kerjasamadengan Eropa, hingga gitaris Tan Wat Sienyang mendendangkan lagu-lagu dewasa hing-ga gubahan lagu Burung Kakak Tua.
Inilah cerita dari mancanegara tentangsejumlah orang yang masih peduli denganalmamater dan selalu bersemangat memban-gun komunikasi serta kerjasama untuk ke-majuan Universitas Airlangga. �
pernah menari sebelumnya. Untungnya dia
sudah belajar menari sebelum berangkat ke
Polandia. Di salah satu kota di Polandia, Rara
juga sempat bertemu dengan warga Polan-
dia pecinta seni tradisional Indonesia.
Jika teman-temannya baik-baik saja
dalam menjalani magangnya, tidak demikian
dengan Rimba. Rimba, mahasiswa Fakultas
Ilmu Budaya dari Jurusan Sastra Inggris ini
justru mengalami kendala lantaran project
dan home stay-nya di Tianjin dibatalkan.
Meski demikian, Rimba tetap berangkat sam-
bil menunggu project pengganti dan dialih-
kan ke Beijing. Akibatnya, selama di Beijing
dia sempat merasa terasing karena sendiri-
an berada di lingkungan asing tanpa men-
genal satu orang pun. “Tapi hal ini justru
membuat aku belajar survive di tempat as-
ing. Kalau dulu aku mau apa-apa tinggal min-
ta, dilayani, dan dienakkan, di sini aku sep-
erti dipaksa keluar dari zona nyaman sela-
ma ini, dan hasilnya justru bisa jadi lebih
mandiri,” ungkap Rimba.
Dari pengalaman-pengalaman tersebut,
banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik
oleh para Exhange Participant ini. Salah sat-
unya adalah belajar sabar dan saling meng-
hormati. Betapa tidak. Berhadapan dengan
orang-orang yang berbeda budaya dengan
kita, sering kali menimbulkan gesekan-gese-
kan. Namun para Exchange Participant sa-
dar bahwa itu terjadi karena mereka belum
mengenal budaya masing-masing, sehingga
culture shock menjadi makanan sehari-hari.
Meski memiliki berbagai pengalaman
yang berbeda-beda, Nisa dan teman-teman-
nya sepakat dalam satu hal, yaitu menjadi
lebih mencintai Indonesia dan bersyukur
tinggal di negara sendiri. Itu karena mere-
ka lebih mengenal lingkungan di luar negeri
dan kesulitan-kesulitannya, sehingga rasa
syukur dan rindu pada tanah air selalu ada.
“Sepertinya selalu saja ada kesempatan
untuk bilang, yang seperti ini juga ada di
Indonesia. Pokoknya jadi bersyukur kita ting-
gal di Indonesia. Tapi kalau diajak ke sana
lagi, ya mau saja, apalagi kalau gratis,” kata
Rara sambil tertawa. gin
Sejauh Mana pun >>>
NO :
56Tahun VIMei 2010 15
Prof. Fasich Kembali >>>
internasional apabila dalam kegiatanperkuliahan menggunakan pengantarbahasa internasional (bahasa inggris),mahasiswanya berasal dari dalam danluar negeri, kurikulum yang digunakansesuai dengan standar internasionaldan staff pengajarnya adalah dosendari luar negeri dan atau pengajar daridalam negeri yang telah memenuhikualifikasi atau standar internasional.“Setelah sekian lama dilakukan berb-agai persiapan, akhirnya pada tanggal2 Mei lalu bertepatan dengan Hardik-nas, kita telah mulai membukapendaftaran untuk kelas internasion-al” papar Prof. Dr. N. Margarita Re-hatta, dr., SpAn.KIC., KNA, ketua pro-gam kelas internasional FK UNAIR. Per-siapan yang telah dilakukan antaralain, menyempurnakan kurikulum yangdisesuaikan dengan standar WorldFederation of Medical Education(WFME) seperti metode pembelajaranProblem Based Learning (PBL) danModul intregrated yang sebetulnyatelah dilaksanakan di kelas regulernamun belum menyeluruh. Selain itu,kelas internasional FK UNAIR jugadidukung dengan berbagai unit penun-jang seperti Teaching Hospital yakniRSU Dr.Soetomo, Institute of TropicalDiseases (ITD), Medical Education, Re-search and Staff Development Unit(MERSDU), Research and Public ServiceUnit, Community Medicine Bureau,Digital Data Processing Centre, Qual-ity Assurance Unit, Student Advisoryand Counseling, dan Medical Bioeth-ics and Humanity.
Saat ini memang sudah cukup ban-yak program serupa di universitas lain,namun hal yang berbeda pada kelasinternasional FK UNAIR adalah semuaproses registrasi, ujian masuk danpembayaran dilakukan secara online.“Akan dibuka kesempatan kepada 30mahasiswa, yaitu 10 dari Indonesia dan20 mahasiswa asing untuk belajar di
kelas internasional FK UNAIR yang dis-eleksi melalui ujian masuk secara on-line” jelas Prof Rita. Pendaftaran te-lah dibuka mulai 2 Mei hingga 26 Juni2010, dan ujian masuk diselenggara-kan tanggal 2 – 9 Juli 2010. Ujian un-tuk calon mahasiswa dari Indonesia,dilakukan secara online di kampusUNAIR Surabaya atau di Jakarta, se-dangkan mereka yang dari luar negeridapat mengikutinya di kedutaan be-sar Indonesia di masing-masing nega-ra, untuk ini FK UNAIR telah bekerjasama dengan International Office Uni-versitas Airlangga . “Semua proses di-lakukan secara online, cukup denganmengakses www.int.fk.unair.ac.id ataumasuk pada link/ikon FMUA dalamwebsite UNAIR, jadi prosesnya lebihpraktis” ungkap Linda Dewanti, dr.,Mkes, MHSc., PhD., Manajer Interna-tional Office FK UNAIR. Proses pelak-sanaan sistem online ini bekerja samadengan Direktorat Sistem Informasi(DSI) dan Panitia Penerimaan Maha-siswa Baru UNAIR.
Jenjang pendidikan yang ditem-puh tidak berbeda dengan kelas reg-uler, yakni academic program selama7 semester untuk mendapatkan gelarthe Bachelor of Medicine (B.MEd) danprofessional education program dalam3 semester untuk memperoleh gelarMedical Doctor yang secara keseluru-han dilaksanakan di FK UNAIR danTeaching Hospital (RSU Dr. Soetomodan RS jejaring). Sedangkan programinternship untuk mendapat medicallicense dapat dilakukan di negara mas-ing-masing. Perkuliahan akan dimulaipada bulan September 2010. Sebelumitu, mahasiswa akan mendapatkan keg-iatan pra-kuliah selama 6 minggu, diFakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR. Mere-ka akan belajar tentang bahasa Indo-nesia dan budaya Indonesia, sebagaiupaya adaptasi serta sebagai bekaluntuk berhubungan dengan masya-
rakat yang memiliki budaya dan kebi-asaan yang berbeda dengan mereka,saat menempuh professional educationprogram di rumah sakit.
“Harapannya, lulusan kelas inter-nasional akan memiliki kompetensi glo-bal, sehingga kesempatan untukberkarir secara global akan lebih be-sar” tutur Prof Rita. Adanya programini merupakan bentuk aktualisasi danrekognisi Universitas Airlangga kepa-da dunia internasional sebagai salahsatu upaya menuju World Class Uni-versity. Sosialisasi program akan digen-carkan melalui media cetak nasional,majalah skala internasional dan infor-masi dari kantor kedutaan besar In-donesia di luar negeri, selain publika-si yang telah dilakukan melalui web-site. Naf
dari dalam dan luar negeri denganNilai Ujian Akhir (GPA) diatas 3.
- Skor TOEFL minimal 550 atau stan-dar yang setingkat.Ø Bebas dariHIV-AIDS, tidak buta warna, tidakmengkonsumsi alkohol, dilengkapidengan surat keterangan ber-kelakuan baik dan surat bebasnarkoba.
- Mendaftar dan mengikuti ujian ma-suk secara online sesuai jadwalyang telah ditentukan.
tandas Sudi Silalahi usai penghitungan suara.
Dalam acara jumpa pers yang digelar seusai rapat,
Mohammad Sumedi, SH., M.H., selaku Sekretaris MWA
menjelaskan, bahwa ketiga calon Rektor secara bergili-
ran mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan visi,
misi dan program kerjanya apabila terpilih sebagai rek-
tor dalam waktu 15 menit. Selanjutnya ke tiganya diberi
kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang diaju-
kan peserta rapat selama 60 menit.
“Dalam penghitungan ini, Mendiknas memiliki sepu-
luh suara, sementara anggota yang lain masing-masing
hanya satu suara. Jadi keseluruhan akan terkumpul 28
suara. Sebanyak 22 untuk Prof. Fasich, 4 suara untuk
Dr. Nasih, dan 2 sisanya untuk Prof. Syahrani,” ujar M.
Sumedi.
Sementara itu, sebagai Rektor terpilih Prof. Fasich
menyatakan bahwa di tahun 2015 nanti, Universitas Air-
langga menginginkan untuk menjadi world class univer-
sity yang sebenarnya. Artinya, di balik dinamika per-
saingan yang ketat Universitas Airlangga memiliki stabil-
itas peringkat dunia, sebagai salah satu bentuk inter-
national recognition.
“Tahun ini sebagai Rektor, nanti saya akan langsung
bangun kesiapan organisasi. Sebuah organisasi yang se-
hat dan berstandar internasional. Mapan, banyak pub-
likasi riset, kerjasama mampu berjalan dengan baik, dan
tidak ada lagi Program Studi yang terakreditasi C,”
demikian pungkas Prof. Fasich, Rektor terpilih Universi-
tas Airlangga 2010-2015. ***
memungkinkan setiap orang untukmengakses berbagai bentuk bacaanyang dibutuhkan untuk penambahanwawasan, terutama sebagai bekal bagipeningkatan kemampuan diri. Namun,menurut Ida, fenomena sebaliknya jus-tru mengancam pada saat ini, dimanamahasiswa menjadi malas berpikir danmembaca, “ Mereka cukup mengetiksatu atau dua kata kunci melalui kom-puter dan dalam waktu singkat sugu-han informasi sudah tersedia,” katan-ya. Selanjutnya, mahasiswa lain hanyatinggal menjiplak karya teman tanpaperlu mencari atau membaca referen-si. Bukan rahasia lagi, ungkap Ida, ma-hasiswa hanya tinggal copy dan pastenaskah yang ada, dan tidak membacalagi naskah yang akan dikumpulkan ke-pada dosen
Keadaan itu menjadi semakin mem-prihatinkan ketika mahasiswa tertularmentalitas “instan”. Artinya, banyak diantara mereka yang malas bersusahpayah dan menyukai cara instan, aliascepat. “ Ini adalah dampak dari lingkun-gan dimana mereka berada, yaitu yangmenghalalkan berbagai bentuk transak-
si jual beli untuk kepentingan pendid-ikan,” jelas Ida. Sudah menjadi raha-sia umum, bahwa praktek jual beli nas-kah skripsi mahasiswa S1 dan tesismahasiswa S2 sebenarnya masih tum-buh subur. Berbagai faktor menyebab-kan terjadinya fenomena itu , namunlingkungan dimana mereka beradaternyata memberikan andil terbesarbagi terciptanya keadaan ini. Melaluicara instan, mahasiswa tidak perlubersusah payah mencari bahan bacaanyang dibutuhkan untuk penulisan nas-kah skripsi dan tesis. Akibatnya, jarakantara mereka dan bahan bacaan yangmenunjang keilmuan mereka menjadisemakin jauh dan lambat laun minatbaca buku sejenis itu pun menghilang.Banyak dari mereka bahkan lebih me-milih membaca bacaan ringan dan fun,seperti majalah, komik dan situs nonilmiah lain. “Mereka lebih mengenalsitus yang menyediakan informasi ber-sifat fun dan tidak kenal situs yangmenawarkan berbagai buku elektron-ik yang bermutu,” keluh Ida. Penu-runan minat baca buku dan informasibernilai pengetahuan makin tajam seir-
ing dengan meningkatknya acara hibu-ran yang kurang bermutu.
Oleh karena itu, menurut Ida,sudah tiba saatnya bagi para dosenperguruan tinggi untuk senantiasamemberikan motivasi mahasiswa agarsuka membaca. Caranya bervariasi,misalnya melalui pemutaran film karyasastra yang bernilai seni tinggi padaawal sebuah perkuliahan di FakultasSastra. Ini diharapkan akan menumbu-hkan keinginan mereka untuk mencaridan membaca buku karya sastra yangbermutu. Berikanlah tugas yang meng-gali kreativitas mahasiswa, misalnyaanalisa sebuah permasalahan, dan bu-kan sekedar membuat resume saja.Untuk menyelesaikan tugas analisis,seorang mahasiswa harus mencari ber-bagai sumber informasi yang diperlu-kan untuk menyelesaikannya. Ini yangsering kita dengar sebagai cara mem-berikan kail dan bukan ikan. “ Berikanmahasiswa tugas yang membuat mere-ka perlu bekerja keras untuk menye-lesaikannya dan dengan cara ini men-talitas instan akan terhapus,” tambah-
nya. Reta
faatkan yaitu trembesi. Biji trembesi
banyak tercecer di jalan dan tidak
dimanfaatkan dengan baik padahal
kandungan proteinnya tinggi. Tremb-
esi mempunyai kandungan protein yang
hampir sama dengan kedelai sehingga
bisa dijadikan bahan baku alternatif
untuk membuat tempe. Diharapkan
dengan penggunaan bahan baku alter-
natif ini maka akan mengurangi impor
kedelai dan membantu petani lokal.
Karya berjudul “Pembuatan tempe
kombinasi biji trembesi dan biji kede-
lai sebagai makanan alternatif berpro-
tein nabati tinggi” berhasil lolos sele-
ksi lomba kreativitas bidang kewirausa-
haan yang diselenggarakan oleh Direk-
torat Jenderal Perguruan Tinggi (Dik-
ti) bulan Februari lalu. Asset At Taqwa,
Andrea Prima, Bagus Ovi P, Wardah
Ameliyah, Rahmad Aji adalah tim dari
Fakultas Farmasi (FF) Universitas Air-
langga (Unair) pemenang lomba yang
diikuti oleh ribuan tim dari Universi-
tas di seluruh Indonesia.
“Kita menggunakan kedelai dan
trembesi karena dua bahan tersebut jika
dikombinasikan maka proteinnya saling
melengkapi,” kata Bagus. Kedelai men-
gandung zat anti kanker dan trembesi
bisa menurunkan kolesterol. Konsumen
tidak perlu khawatir mengenai efek
samping karena terbuat dari bahan ala-
mi sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif. Dari segi rasa, tempe trembesi
tidak berbeda dengan tempe yang di-
jual dipasaran, bahkan lebih gurih.
“Produk ini menang karena meru-
pakan produk baru, mudah dibuat,
pangsa pasar besar, dan tidak ada
kelemahan,” kata Asset. Cara pembua-
tannya cukup mudah yaitu direndam,
direbus, dicuci, dipisahkan kulit arin-
ya, dicampur ragi dan di peram. Kese-
luruhan proses memakan waktu kurang
lebih dua hari. Produk ini dibuat se-
cara higienis. Meski tidak diberi bahan
pengawet, produk ini bisa bertahan
hingga dua hari walau tidak dimasuk-
kan ke dalam lemari pendingin.
Asset mengatakan bahwa proses
menemukan ide adalah dari fenome-
na yang terjadi di masyarakat. Semakin
lama semakin banyak produk makanan
instan dan tidak higienis. “Kami meli-
hat hal ini sebagai peluang pasar,” ka-
tanya. “Kami memang mahasiswa far-
masi namun tidak hanya bekerja di
apotek karena farmasi tidak hanya
memelajari obat saja tetapi makanan
dah kosmetik,” tambahnya.
Riset dilakukan selama tiga bulan dan
hasilnya tim ini mendapat dana hibah
kurang lebih lima juta rupiah. Evaluasi
dilakukan berkala tiap bulan. Tim terbaik
akan diikutkan Pimnas oleh Dikti.Reta
Tanamkan Minat Baca >>>
FK Unair >>>
Tempe Trembesi >>>
Biaya Pendaftaran
Mahasiswa Asing
- Biaya pendaftaran USD 250
- Biaya Daftar Ulang USD 15.000
- Biaya SPP per tahun USD 7.000
Mahasiswa Indonesia
- Biaya pendaftaran USD 150
- Biaya Daftar Ulang USD 15.000
- Biaya SPP per tahun USD 3.000
terjun langsung di dunia kerja sebagai tenaga magang.
Dengan demikian, lulusan baru bisa menghadapi tan-
tangan dunia kerja dan tidak terkejut dengannya.
Berpindah-pindah perusahaan memang trend yang
terjadi di dunia saat ini. Hal itu sudah disadari oleh
perusahaan-perusahaan. Ihsan menyarankan, apabila
mengincar posisi di suatu perusahaan besar tertentu,
mulailah dengan bekerja di perusahaan kecil untuk
mendapat pengalaman. Sulit bagi seseorang untuk lang-
sung bisa menembus sebuah perusahaan besar.
“Karena itu mulailah dengan perusahaan yang kecil.
Namun, jangan terlalu lama di perusahaan kecil terse-
but, karena pola pikir seseorang akan menetap dan sulit
diubah begitu dia lama di sebuah perusahaan,” saran
Ihsan. Memang ada beberapa perusahaan besar yang
hanya menerima mereka yang memiliki pengalaman di
perusahaan besar lain, namun itu tidak semua.
Ihsan juga membagikan tips tentang bagaimana mem-
bangun kualitas mental sukses dengan delapan tahap.
Pertama adalah berani bermimpi besar. Kedua selalu ber-
pikiran positif. Dengan pikiran positif, akan menuju ke-
pada pengetahuan positif dan produktif. Untuk itu, perlu
mencari pergaulan yang positif. Ihsan juga mengingat-
kan untuk selalu disiplin pada diri sendiri, ulet, dan
percaya diri. “Terakhir, lakukan semua hal dengan rasa
cinta, maka semua cita-cita dan impian pasti akan ter-
wujud. Jangan lupa, berani bermimpi besar, tapi wu-
judkan dengan memulai langkah kecil,” ujar Ihsan.gin
Berani Bermimpi >>>
ini adalah embrio dan modal untuk pengembangan IOP
selanjutnya. Saat ini dia memberdayakan mahasiswa-ma-
hasiswa untuk membantu di IOP, karena umumnya ma-
hasiswa mampu memenuhi kriteria yang diperlukan. Igak
ingin meniru IOP Universitas Gadjah Mada yang juga
memberdayakan mahasiswa.
“Di UGM, dana untuk IOP saja bisa mencapai Rp 20
M. Staf mahasiswa di sana juga di-support penuh oleh
universitas, bahkan diberi tanggung jawab untuk mem-
buat keputusan dan membangun kerja sama dengan
pihak asing. Bagi mahasiswa-mahasiswa itu, mereka me-
mentingkan fun, meski gajinya tidak besar,” ungkap Igak.
Igak menginginkan hal sama dilakukan di Unair, agar
bisa mengoptimalkan promosi Unair ke dunia interna-
sional. Di masa mendatang, Igak juga berencana IOP
melakukan kerja sama dengan Humas untuk mensinergi-
kan marketing internasional Unair.gin
Unit Muda >>>
Biodata Prof. Dr. H. Fasich, Apt.
Nama : Fasich
Tanggal lahir : 31 Desember 1946
Pendidikan terakhir : Doktor dalam Ilmu Farmasi
Jabatan :
- Rektor Universitas Bangkalan, Madura
- Asisten Direktur Pascasarjana Universitas Airlangga
1997 - 1998
- Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga peri-
ode 1998 - 2002
- Pembantu Rektor I Universitas Airlangga periode
2002 - 2006
- Rektor Universitas Airlangga periode 2006 - 2010
NO :
56Tahun VIMei 201016 LHO IKI LAK
� Hidayat Anshori, Mawapres Unair 2010
Sepenggal kalimat yang pernah
dilontarkan oleh tokoh legendaris Soe
Hok Gie tersebutlah, yang menjadi
cambuk bagi Hidayat Anshori untuk
menjadi mahasiswa yang berprestasi.
Kalimat tersebut membuat Anshori
menyadari, mahasiswa adalah orang-
orang terpilih, sehingga kesempatan
menjadi mahasiswa harus dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk belajar,
berorganisasi dan meraih prestasi
sebanyak-banyaknya.
Tidak heran selama menjadi
mahasiswa Fakultas Hukum Unair,
Hidayat Anshori telah meraih banyak
prestasi. Sebutlah, prestasi sebagai
Participant of International Student
Exchange Program Indonesia-Thailand di
Burapha Univ, Thailand (2007), Juara 1
Lomba Debat Ilmiah “Kontroversi UU
BHP” antar universitas se-Indonesia, di
Semarang,( Oktober 2009), Juara 1
Lomba Essay Pendidikan antar Maha-
siswa se Jatim, Bali, & Nusa Tenggara, di
Bali, (Desember 2009), Juara 1 Lomba
Debat Hukum Nasional “Piala Soediman
Kartohadiprodjo” di Bandung, (Mei
2010), The 1st Winner in National Law
Debate Competition 2010 “Mochtar
Riady Cup” in Jakarta,(April 2010),
Prestasi-prestasi yang membangakan
tersebutlah yang juga mengantar
Hidayat Anshori terpilih menjadi
mahasiswa berprestasi (Mawapres)
Unair 2010.
”Terpilih menjadi Mawapres Unair
2010 merupakan prestasi yang sangat
membanggakan bagi saya pribadi.” Ujar
Hidayat Anshori. Anshori mengaku sudah
sejak lama termotivasi ingin menjadi
mawapres karena sering bergaul dengan
mawapres-mawapres tahun-tahun
sebelumnya. “Saya jadi terpacu untuk
meraih prestasi, kalau mereka bisa
kenapa saya tidak.” Tutur Hidayat
Walaupun sudah termotivasi sejak lama
untuk mengikuti seleksi mawapres, Hidayat
Anshori mengaku sudah grogi diseleksi
tingkat fakultas. Baginya, semua pesaingnya
mempunyai kelebihan tersendiri. Begitupun
juga saat dirinya memasuki tahapan tingkat
universitas, Hidayat Anshori sempat merasa
minder ketika harus bersaing dengan
kandidat dari Fakultas Kedokteran, Fakultas
Ekonomi, dan Fisip. Menurutnya, ketiga
kandidat tersebut mempunyai konsep
bagus dan prestasi yang mengagumkan
tentunya.
Namun, setelah melalui beberapa
tahapan, pada akhirnya juri memutuskan,
Hidayat Anshorilah yang menjadi Mawa-
pres 2010. Selain membuatnya bangga,
prestasi ini juga diakuinya menjadikan
dirinya lebih dikenal dilingkungan sivitas
akademika Unair. “Paling tidak sekarang
saya dikenal dalam artian yang postif oleh
hampir seluruh sivitas akademika di
UNAIR.” Ujar Hidayat Anshori. Anshori
mengatakan, menjadi seorang mahasiswa
yang berprestasi tidak hanya harus pintar,
namun juga harus aktif. “Seorang
mawapres harus bisa menyeimbangkan
antara kegiatan akademik dan non
akademik.” ungkapnya.
Meskipun demikian, menjadi
mawapres Unair 2010 tidak membuatnya
lantas puas begitu saja. Saat ini,
mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan
2007 ini tengah mempersiapkan diri
untuk mengikuti seleksi mawapres
tingkat nasional. “Menjadi mawapres
Unair 2010 membuat saya lebih termoti-
vasi untuk terus meraih prestasi selama
saya menjadi mahasiswa.”
Pengidola tokoh Soe hok Gie ini
memberikan saran kepada semua rekan-
rekannya sesama mahasiswa agar rajin
beraktivitas. “Saya harap, selain belajar
dikampus, teman-teman juga memper-
banyak kegiatan kokurikuler atau
kegiatan ekstra kampus, serta aktif
berorganisasi.” ujarnya.rani
“Aku ingin mahasiswa menyadari bahwa mereka The
Happy Selected View yang dapat kuliah, karena itu
mereka harus melibatkan diri dalam perjuangan
bangsanya.” -Soe Hok Gie”
Moch Jalal, S.S., M.Hum. adalah orang
dibalik pementasan ludruk oleh mahasiswa
asing saat lustrum Universitas Airlangga (Unair)
2009 lalu. “Jujur saja memang sulit melatih
mahasiswa asing bermain ludruk karena
memakai bahasa Jawa Suroboyoan, namun
semua ada triknya,” kata Dosen Fakultas Ilmu
Budaya (FIB) ini. Sebenarnya mahasiswa
asing tidak mengerti makna cerita secara
keseluruhan. Mereka hanya menghafal
dialog singkat per segmen.
Pernah suatu ketika Jalal memasuk-
kan dialog dalam bahasa Jawa yang
tidak dimengerti oleh mahasiswa dari
Mexico. “Mahasiswa asing yang
berperan sebagai Prabu Airlangga
tersebut hanya diam saja dan baru
bereaksi setelah dialognya saya ucapkan
dalam bahasa Inggris,” katanya. Walau
demikian, penonton ludruk sangat ter-
siswa asing terutama yang berasal dari Eropa
mengalami shock culture dan home sick. Bebera-
pa dari mereka belum bisa beradaptasi dengan
budaya Indonesia. Mereka tidak bisa menerima
budaya Indonesia seperti aturan yang diterapkan
di asrama. “Tapi sekarang mereka merasa berun-
tung bisa berada di Unair,” kata Jalal. “Semua
lulusan selalu kontak dengan dosen meski sudah
kembali ke negara asalnya,” tambahnya.
“Saya sudah seperti orang tua mereka,” kata
dosen yang sudah menangani mahasiswa asing
sejak tahun 2006 hingga sekarang. “Saya tidak
hanya menangani hal-hal yang bersifat akademik
saja tetapi sampai merawat jika mahasiswa
tersebut sakit,” tambahnya. Jalal menggunakan
pendekatan kekeluargaan. Terkadang mahasiswa
asing datang menginap dan memasak di rumah-
nya. Hal itu merupakan sarana untuk mengenal
mahasiswa secara informal. “Saya mengkondisikan
agar mereka berbahasa Indonesia di rumah saya,
namun kadang-kadang anak saya malah minta
diajari bahasa asing oleh mereka,” katanya.
Ada tiga jenis kesenian yang diikuti oleh
mahasiswa asing yaitu tari tradisional, karawitan,
dan ludruk. Sayangnya tidak semua mahasiswa
asing mengikuti kegiatan tersebut karena kegia-
tan ini tidak bersifat wajib. Hanya mahasiswa yang
tertarik dengan kesenian tradisional saja yang
mau mengikutinya. Sampai saat ini sebanyak
sembilan mahasiswa asing yang mengikuti kegiatan
kesenian tradisional.
“Misi saya adalah memerkenalkan seni kepada
mahasiswa asing sehingga saat kembali ke nega-
ranya, mereka bisa menceritakan pada orang di
sana,” ungkap Jalal. Setelah kembali ke negara
asal mahasiswa asing diberi tugas oleh universitas