Top Banner
Bersambung ke hal. 15 FK Unair Buka Kelas Internasional FF – Warta Unair Bagi para penggemar tempe, kini anda bisa mencoba makanan baru yaitu tempe yang terbuat dari kombinasi kede- lai dan trembesi. Pohon Trembesi se- lain dikenal efektif untuk mengurangi polusi udara, ternyata bisa dijadikan bahan baku alternatif untuk membuat tempe. Soal rasa, tempe trembesi ini tidak berbeda dengan tempe biasa, bahkan lebih gurih. Impor kedelai di Indonesia menca- pai 65%, padahal Indonesia mempunyai sumber daya alam (SDA) yang sangat besar. Salah satu SDA yang belum diman- Bersambung ke hal. 15 Jangan Salah Memahami UU BHP FK-Warta Unair Awalnya dikenal dengan nama Ned- erlands Indische Artsen School (NIAS) pada tahun 1913, kemudian berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universi- tas Airlangga pada tahun 1954. Kini di tahun 2010, FK UNAIR semakin menun- jukkan kualitasnya sebagai institusi pen- didikan kedokteran bertaraf global. Tepatnya, tahun ini, kali pertama di Universitas Airlangga akan dibuka kelas internasional untuk program studi ke- dokteran umum. Dikatakan sebagai kelas Bersambung ke hal. 15 Dok Istimewa-Warta Unair Kebiasaan membaca pasti ada gunanya, walau apapun jenis bacaannya. Mem- baca tidak akan menjadi sia-sia, namun hasilnya memang tidak selalu diperoleh secara instan. Pengalaman membaca akan membuka cakrawala berpikir seseorang.”Sesuatu yang kita baca walau apapun itu pasti akan mengendap dan muncul kembali,” kata Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum. “Kita bisa belajar mengambil keputusan dan menganalisis sesuatu melalui hasil bacaan kita,” kata dosen Sastra Indone- sia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universi- tas Airlangga (Unair) ini. entrepreneur Tempe Trembesi Internasionalisasi FIB – Warta Unair Minat baca perlu ditanamkan sejak dini, bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Kebiasaan seorang ibu yang suka membaca dan menyuarakan bacaannya ketika hamil empat bulan hingga melahirkan akan berpengaruh pada perkembangan anak. Ketika menggendong anakpun, sang ibu tidak boleh hanya diam saja, namun berbicara dalam tutur bahasa yang baik. Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum mengaku sudah menerap- kan terapi minta baca sejak anak ke dua dan ke tiga nya masih dalam kandungan. Hasilnya, anak kedua dan ketiga Ida lebih gemar membaca dari pada anak pertamanya yang belum diberikan terapi serupa. Secara umum, kondisi minat baca anak zaman sekarang dibandingkan dengan zaman terdahulu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Faktor penyebabn- ya adalah terdapatnya sarana dan prasarana yang menunjang minat baca, seperti bone- ka, internet, dan buku yang sudah banyak tersedia. Lingkungan juga memengaruhi minat baca anak. Minat baca tidak hanya secara tekstual tapi bagaimana mereka membaca masyarakat. “Area membaca tidak hanya teks tapi juga konteks,” jelas Ida. Fenomena peningkatan itu juga terlihat di kalangan mahasiswa, dimana secara umum minat baca mahasiswa dan dosen Unair tergolong tinggi. Hal itu terlihat antara lain melalui jumlah penelitian yang meningkat, walaupun dari segi kualitas masih perlu ditingkat- kan. Kualitas sebuah tulisan hasil penelitian tidak dinilai melalui tebalnya buku, melainkan dari isinya. Pengalaman membaca sangat berpengaruh pada baik buruknya kualitas menulis. Karena pengalaman membaca setiap penulis berbeda dan bahkan tidak seimbang, maka akibatnya kualitas hasil tulisan tiap peneliti pun bervariasi. Ada tulisan yang bermutu, tetapi ada pula yang menyedi- hkan. Peningkatan minat baca di lingkun- gan perguruan tinggi seharusnya dapat dipertahankan di tengah perkembangan pesat dunia teknologi informasi seperti sekarang ini. Kecanggihan teknologi itu Orang bijak mengatakan bahwa membaca adalah jendela hati. Artinya, orang yang gemar membaca pasti mem- punyai pengetahuan berlebih yang akan membantunya dalam menjalin hubungan yang saling menguntungkan di dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Lalu, bagaimanakah minat baca di kalangan masyarakat kam- pus? Ikuti tulisan di bawah ini. Prof. Dr. H. Fasich, Apt., terpilih kembali sebagai Rektor Universitas Airlang- ga untuk periode 2010 – 2015. Ia berhasil mengungguli kedua calon rektor lain yang lolos dari tahap Uji Kepatutan dan Kelay- akan, yaitu Prof. Dr. A. Syahrani, Apt. dan Dr. M. Nasih. Melalui voting yang dilakukan dalam Rapat Majelis Wali Amanat Universitas Air- langga untuk pemilihan Rektor Universi- tas Airlangga, hari ini (22/5), Prof. Fasich memperoleh 22 suara. Sementara Prof. Syahrani 2 suara dan Dr. Nasih mengan- tongi 4 suara. Rapat yang diadakan di Kantor Mana- jemen Universitas Airlangga Kampus C, Mulyorejo tersebut dihadiri oleh 19 dari ke 21 anggota Majelis Wali Amanat yang mewakili unsur senat akademik, tenaga kependidikan, dan masyarakat (stakehold- er). Anggota MWA yang berhalangan hadir berasal dari unsur masyarakat, yaitu Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, yang kini menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI. Rapat ini dipimpin langsung oleh Ket- ua MWA, Sudi Silalahi, yang juga menja- bat sebagai menteri Sekretaris Kabinet. Anggota MWA lain yang hadir dalam rapat tersebut adalah Prof. Mohammad Nuh, selaku Menteri Pendidikan Nasional. ”Ke- tiga-tiganya bagus. Mereka sama-sama ba- gus. Hanya saja, Prof. Fasich memang pu- nya jam terbang lebih tinggi,” demikian “Lebih Praktis dengan Sistem Online” Prof. Fasich Kembali Pimpin Universitas Airlangga Bersambung ke hal. 15 Wanna be a World Class University? Foto Repro: Jawapos.co.id Menguak Skandal Bank Century Dok Istimewa-Warta Unair 07 hal. 12 hal. 14 hal. Rektor terpilih Prof. Fasich, Apt. (tengah) diapit oleh Prof. Dr. Achmad Syahrani, drs., MS. dan Dr. Moh Nasih, S.E, M.T.,Ak., sesaat setelah pengumuman hasil pemilihan Rektor Universitas Airlangga Periode 2010 - 2015, Sabtu (22/5). Yit-Warta Unair Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum.
16

Warta Unair

Mar 22, 2016

Download

Documents

antro unair

Airlangga University News
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Warta Unair

Bersambung ke hal. 15

FK UnairBuka KelasInternasional

FF – Warta UnairBagi para penggemar tempe, kini

anda bisa mencoba makanan baru yaitu

tempe yang terbuat dari kombinasi kede-

lai dan trembesi. Pohon Trembesi se-

lain dikenal efektif untuk mengurangi

polusi udara, ternyata bisa dijadikan

bahan baku alternatif untuk membuat

tempe. Soal rasa, tempe trembesi ini

tidak berbeda dengan tempe biasa,

bahkan lebih gurih.

Impor kedelai di Indonesia menca-

pai 65%, padahal Indonesia mempunyai

sumber daya alam (SDA) yang sangat

besar. Salah satu SDA yang belum diman-

Bersambung ke hal. 15

Jangan SalahMemahami UU BHP

FK-Warta UnairAwalnya dikenal dengan nama Ned-

erlands Indische Artsen School (NIAS)

pada tahun 1913, kemudian berubah

menjadi Fakultas Kedokteran Universi-

tas Airlangga pada tahun 1954. Kini di

tahun 2010, FK UNAIR semakin menun-

jukkan kualitasnya sebagai institusi pen-

didikan kedokteran bertaraf global.

Tepatnya, tahun ini, kali pertama di

Universitas Airlangga akan dibuka kelas

internasional untuk program studi ke-

dokteran umum. Dikatakan sebagai kelas

Bersambung ke hal. 15

Dok Istimewa-Warta Unair

Kebiasaan membaca pasti ada gunanya,walau apapun jenis bacaannya. Mem-baca tidak akan menjadi sia-sia, namunhasilnya memang tidak selalu diperolehsecara instan. Pengalaman membacaakan membuka cakrawala berpikirseseorang.”Sesuatu yang kita bacawalau apapun itu pasti akan mengendapdan muncul kembali,” kata Ida NurulChasanah, S.S., M.Hum. “Kita bisabelajar mengambil keputusan danmenganalisis sesuatu melalui hasilbacaan kita,” kata dosen Sastra Indone-sia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universi-tas Airlangga (Unair) ini.

entrepreneur

Tempe Trembesi

Internasionalisasi

FIB – Warta Unair

Minat baca perlu ditanamkan

sejak dini, bahkan sejak anak masih

dalam kandungan. Kebiasaan

seorang ibu yang suka membaca

dan menyuarakan bacaannya

ketika hamil empat bulan

hingga melahirkan akan

berpengaruh pada

perkembangan anak. Ketika

menggendong anakpun,

sang ibu tidak boleh hanya

diam saja, namun berbicara

dalam tutur bahasa yang

baik. Ida Nurul Chasanah,

S.S., M.Hum mengaku sudah menerap-

kan terapi minta baca sejak anak ke dua

dan ke tiga nya masih dalam kandungan.

Hasilnya, anak kedua dan ketiga Ida

lebih gemar membaca dari pada anak

pertamanya yang belum diberikan terapi

serupa.

Secara umum, kondisi minat baca

anak zaman sekarang dibandingkan

dengan zaman terdahulu mengalami

peningkatan yang cukup signifikan.

Faktor penyebabn-

ya adalah

terdapatnya

sarana dan

prasarana yang

menunjang

minat baca,

seperti

bone-

ka, internet, dan buku yang sudah

banyak tersedia. Lingkungan juga

memengaruhi minat baca anak. Minat

baca tidak hanya secara tekstual tapi

bagaimana mereka membaca masyarakat.

“Area membaca tidak hanya teks tapi

juga konteks,” jelas Ida.

Fenomena peningkatan itu juga

terlihat di kalangan mahasiswa, dimana

secara umum minat baca mahasiswa dan

dosen Unair tergolong tinggi. Hal itu

terlihat antara lain melalui jumlah

penelitian yang meningkat, walaupun

dari segi kualitas masih perlu ditingkat-

kan. Kualitas sebuah tulisan hasil

penelitian tidak dinilai melalui tebalnya

buku, melainkan dari isinya. Pengalaman

membaca sangat berpengaruh pada baik

buruknya kualitas menulis. Karena

pengalaman membaca setiap penulis

berbeda dan bahkan tidak seimbang,

maka akibatnya kualitas hasil tulisan tiap

peneliti pun bervariasi. Ada tulisan yang

bermutu, tetapi ada pula yang menyedi-

hkan.

Peningkatan minat baca di lingkun-

gan perguruan tinggi seharusnya dapat

dipertahankan di tengah perkembangan

pesat dunia teknologi informasi seperti

sekarang ini. Kecanggihan teknologi itu

Orang bijak mengatakan bahwa membaca adalah jendela hati. Artinya, orang yang gemar membaca pasti mem-

punyai pengetahuan berlebih yang akan membantunya dalam menjalin hubungan yang saling menguntungkan di

dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Lalu, bagaimanakah minat baca di kalangan masyarakat kam-

pus? Ikuti tulisan di bawah ini.

Prof. Dr. H. Fasich, Apt., terpilih

kembali sebagai Rektor Universitas Airlang-

ga untuk periode 2010 – 2015. Ia berhasil

mengungguli kedua calon rektor lain yang

lolos dari tahap Uji Kepatutan dan Kelay-

akan, yaitu Prof. Dr. A. Syahrani, Apt. dan

Dr. M. Nasih.

Melalui voting yang dilakukan dalam

Rapat Majelis Wali Amanat Universitas Air-

langga untuk pemilihan Rektor Universi-

tas Airlangga, hari ini (22/5), Prof. Fasich

memperoleh 22 suara. Sementara Prof.

Syahrani 2 suara dan Dr. Nasih mengan-

tongi 4 suara.

Rapat yang diadakan di Kantor Mana-

jemen Universitas Airlangga Kampus C,

Mulyorejo tersebut dihadiri oleh 19 dari

ke 21 anggota Majelis Wali Amanat yang

mewakili unsur senat akademik, tenaga

kependidikan, dan masyarakat (stakehold-

er). Anggota MWA yang berhalangan hadir

berasal dari unsur masyarakat, yaitu Dr.

Endang Rahayu Sedyaningsih, yang kini

menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI.

Rapat ini dipimpin langsung oleh Ket-

ua MWA, Sudi Silalahi, yang juga menja-

bat sebagai menteri Sekretaris Kabinet.

Anggota MWA lain yang hadir dalam rapat

tersebut adalah Prof. Mohammad Nuh,

selaku Menteri Pendidikan Nasional. ”Ke-

tiga-tiganya bagus. Mereka sama-sama ba-

gus. Hanya saja, Prof. Fasich memang pu-

nya jam terbang lebih tinggi,” demikian

� “Lebih Praktis

dengan Sistem Online”

Prof. Fasich Kembali Pimpin Universitas Airlangga

Bersambung ke hal. 15

Wanna be a WorldClass University?

Foto

Repro

: J

aw

apos.

co.i

d

Menguak SkandalBank Century

Dok I

stim

ew

a-W

art

a U

nair

07hal.

12hal.

14hal.

Rektor terpilih Prof. Fasich, Apt. (tengah) diapit oleh Prof. Dr. Achmad Syahrani, drs.,MS. dan Dr. Moh Nasih, S.E, M.T.,Ak., sesaat setelah pengumuman hasil pemilihanRektor Universitas Airlangga Periode 2010 - 2015, Sabtu (22/5).

Yit-Warta Unair

Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum.

Page 2: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 2010

EDITORIAL

02

Membaca Yuk

Diterbitkan oleh Bidang Humas Universitas Airlangga Surabaya

Redaksi menerima tulisan/artikel mini satu setengah halaman kuarto Terbit Satu Bulan Sekali

Penasehat : Rektor Universitas Airlangga, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III; Penanggung Jawab : Sekretaris Universitas; Pemimpin Redaksi :Ketua Bidang Humas dan Protokol, Mangestuti; Redaksi : Bambang Edi Santoso, Darundiyo P, Ginanjar W, Winda H, Yitno Ramli; Koresponden : MargaretaMulyaningtyas, Dwi Afrilianti, Ahmad N. Mabruri ; Dewan Redaksi : Wakil Dekan III masing-masing fakultas di lingkungan Universitas Airlangga; Pracetak :Rahmad Untoro; Sirkulasi/Pemasaran : Amak; Alamat Redaksi : Bidang Humas & Protokol Unair, Lt.1 Gedung Rektorat Unair, Kampus C Jl. MulyorejoSurabaya; Telepon/Faks : (031) 5915551; E-mail : [email protected]

BANYAK ungkapan yang kerap kita dengar

tentang manfaat membaca dan oleh karenanya

tidak perlu ada perdebatan pro dan kontra

lagi tentang hal itu. Yang pasti, salah satu

metode pembentukan pola pikir yang diperlu-

kan bagi peningkatan kualitas sumber daya

manusia adalah dengan membaca. Sementara,

peningkatan kualitas sumber daya manusia

adalah persyaratan utama bagi sebuah bangsa

yang sedang membangun dirinya untuk

menjadi bangsa yang besar dan bermartabat di

lingkungan global.

Namun, ironis sekali melihat kenyataan

yang ada di lingkungan masyarakat Indonesia

sekarang ini. Wakil Gubenur Jawa Timur,

Saifullah Yusuf , menyebutkan angka lebih

kurang satu persen saja dari penduduk Jawa

Timur yang mempunyai hobi membaca. Angka

ini boleh dikatakan mewakili kondisi minat

baca rata-rata orang Indonesia secara keselu-

ruhan yang tergolong rendah. Sedemikian

rendahnya angka itu, sampai laporan UNDP

menyebutkan, bahwa Indonesia menduduki

peringkat 96 untuk minat membaca

masyarakatnya, yaitu posisi yang jauh di

bawah negara tetangga kita, Thailand,

Malaysia dan Singapura.

Keadaan ini tentu tidak dapat dibiarkan

begitu saja, karena kita semua tahu benar

bahwa percepatan perubahan informasi dan

teknologi di dunia begitu tinggi. Tanpa upaya

yang kuat dan terencana secara baik untuk

menumbuhkan minat membaca masyarakat,

mustahil bangsa kita akan mampu mengikuti

perubahan itu secara maksimal. Akibatnya,

jangankan unggul, menyamai prestasi negara

tetangga saja pasti sulit.

Bagaimana pun, kita tetap harus bekerja

keras untuk menyelamatkan bangsa ini. Hal

mendesak untuk segera dilaksanakan adalah

menumbuhkan minat baca di kalangan genera-

si muda, karena pembentukan pola berpikir

yang benar harus dimulai dari membaca

sebagai rangkaian proses pembelajaran

seumur hidup.

Kalau ingin berhasil, tentu diperlukan

ketersediaan buku bacaan yang menarik

perhatian anak muda dalam jumlah cukup.

Tidak sulit untuk merealisasikannya, apalagi

kalau masalahnya hanya dana alias uang. Yang

sulit adalah meyakinkan para pemegang

keputusan tentang perlunya mengalokasikan

anggaran yang cukup untuk pembelian buku.

Sementara, anggaran itu boleh dipandang

sebagai modal dasar bagi pembentukan fondasi

yang kokoh dalam pembentukan bangsa yang

besar.

Agar lebih mudah, alangkah baiknya kalau

diri kita sendiri ikut andil dalam mencari jalan

keluar bagi penyediaan bahan bacaan yang

bisa menggerakkan hati anak muda untuk

membacanya. Hal itu bisa dilakukan secara

sederhana, misalnya dengan menyumbangkan

koran, majalah dan bahan bacaan lain yang

sudah tidak terpakai kepada anggota

masyarakat di lingkungan tempat tinggal atau

tempat kerja kita.. Kita juga bisa mulai

mengajak anggota keluarga untuk gemar

membaca melalui contoh yang kita berikan

atau upaya yang kita tunjukkan, seperti

mengajak berkunjung ke toko buku atau

rumah baca.

Selanjutnya, adalah menjadi tanggung

jawab dunia pendidikan untuk ”memaksa”

anak didiknya membaca berbagai sumber

bacaan sebagai bagian dari proses pendidikan.

Jangan biarkan mereka terjerumus ke dalam

jurang kesengsaraan dan kenistaan yang fatal,

misalnya menjiplak karya orang lain, hanya

karena tidak suka membaca. mangestuti

Terkunci di satu pintu?

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

T: Mengapa Warta Unair tidak pernah memberikan informasi tentang seleksi penerimaan mahasiswa baru? Bagaim-

ana caranya untuk mendapatkan info secara lengkap? Mohon penjelasan. Terima kasih.

Pusa – Fisip

J: Kami memang tidak memuatnya karena informasi tentang hal itu sudah tersedia secara lengkap dan dapat

diakses langsung melalui www. unair.ac.id link PMDK atau SNMPTN. red

EMPAT tahun aku diamanahi terkunci di pintu ini

Segala daya upaya tercurah untuk berkarya

Banyak hal yang mulai tertata begitu rupa

Agar ketika ada yang mengambil kunci berikutnya

Dinamika dapat berjalan sebagaimana sebelumnya

Namun….

Sampai detik akan berakhir…

aku belum mampu menyempurnakan puzzle-puzzle tu-

gasku

Apakah permainan puzzle itu begitu rumit?

Ataukah…

Ada yang lebih amanah untuk menyempurnakan puzzle-

puzzle yang sulit?

Kubuka jendela di suatu pagi

Ada bapak ibu guru yang tengah membuka pintu

melambaikan tangan…mengajakku kembali belajar

Ada juga pintu lain yang terbuka

PUISI

terlihat masih banyak yang bisa ditata

dan dirapikan di sana

Dan…

Ketika kubuka seluruh jendela,

ternyata banyak pintu terbuka yang menantikan aku

berkarya

memberikan maslahat kepada sesama

Dalam lelah…kubuka pintu

Aku berjalan-jalan sesudah hujan datang

Inginnya…menghirup udara segar

Tiba-tiba…lewat sebuah mobil yang menyemprotkan sisa air

hujan

Ya Allah…desainer hidupku

Hanya engkau yang tahu rancangan terbaik untukku

Sebuah refleksi di akhir masa jabatanWakil Dekan I Fakultas Psikologi (2007-2010)

Surat Pembaca

Lima Langkah Cerdas BersyukurFarmasi – WartaUnair

Mubalig kondang

K.H. Ali Masyhuri asal

Tulangan – Sidoarjo,

mengajak untuk

senantiasa mensyuku-

ri terhadap segala

nikmat Allah yang

diberikan kepada

kita, dimana ulama

menggolongkan

menjadi tiga nikmat,

yaitu nikmat hidup,

nikmat kemerdekaan

(nikmat berkawan/

bermasyarakat), serta

nikmat hidayah.

Untuk itu ada lima

langkah cerdas yang

bisa dijalankan untuk bersyukur dan mencari ridla Allah.

Hal itu disampaikan Gus Ali, panggilan akrabnya dalam

ceramahnya pada pengajian bulanan Unair di Fakultas

Farmasi. Ratusan karyawan Unair sampai memadati Aula di

lantai III Fakultas Farmasi, yang diantaranya adalah Warek II

Unair Prof. Muslich Ansyori dan Qori’ Ust Zainal Arifin.

Dikatakan bahwa nikmat Allah itu tidak terhingga. Untuk

itu Ustadz menunjuk pada Surat An-Nahl ayat 18 yang

artinya antara lain: “Jika kamu menghitung nikmat Allah,

maka kamu tidak akan mampu untuk menghitungnya”.

Langkah cerdas pertama adalah yakini bahwa alam dan

seisi dunia ini milik Allah. Semua fasilitas dan harta di dunia

ini hanyalah titipan, sehingga jangan sampai merasa untuk

memiliki dan dimiliki. Ditunjuknya contoh bahwa ada

kalanya orangnya masih hidup tetapi hartanya diambil oleh

Allah dengan beragam sebab, bisa karena bencana, hilang,

dsb. Begitu pun sebaliknya, hartanya masih ada tetapi

orangnya yang diambil oleh Allah.

Langkah kedua, kita harus banyak-banyak bersyukur

dan memuji kebesaran Allah dengan mengucap alhamdulil-

lah terhadap apapun nikmat yang diberikan, baik berupa

keselamatan, rejeki, dan usia harapan hidup yang baik.

Disini juga diuraikan kandungan nilai-nilai hikmah yang

harus disyukuri dari apapun keadaan yang kita alami baik

ketika Allah menjadikan seseorang kaya atau miskin.

“Dengan selalu bersyukur dan sering mengucap

alhamdulillah, insyaallah kita akan tenang dan tidak

jantungan. Dan ini harus disyukuri sebab 80% orang mati

karena sakit jantung,” kata Gus Ali.

Langkah cerdas ketiga adalah harus banyak mengucap-

kan terima kasih kepada orang-orang yang memberikan

manfaat dan bisa kita nikmati. Manfaat ini bukan hanya

yang berupa materi, tetapi juga yang non-materi seperti

ilmu, kepandaian, dan ketrampilan. Langkah keempat harus

menggunakan nikmat tersebut untuk memotivasi kepada

diri dan orang lain untuk selalu dekat kepada Allah.

Kemudian langkah cerdas kelima, bila seseorang menerima

nikmat Allah maka hendaknya disiarkan/diumumkan ke

lingkungannya. Menurut Gus Ali, tujuannya bukan untuk

pamer, sok atau pongah, tetapi supaya sama-sama menyata-

kan rasa syukur dan berdzikir kepada-Nya.

Pada bagian lain ceramahnya, Gus Ali juga mengajak

untuk mencintai orang-orang yang saleh untuk meningkat-

kan ibadah dan keimanan kita. Jadi belajar agama itu

mudah, hanya berkawan dengan orang-orang saleh dan

mengikuti perbuatan Rasulullah. Kalau Rasul mencontohkan

salat, ikuti salat. Kalau Rasul puasa maka ikuti berpuasa,

dan sebagainya.

“Jangan menentang sunatullah dengan jalan-jalan

pintas. Ingin pintar dan menjadi kaya maka harus belajar,

dan jangan pergi ke dukun. Dengan belajar saja untuk

berfikir besar juga belum cukup, tetapi harus didukung

pemenuhan gizi yang cukup. Jadi itu sunatullah yang harus

dilalui,” kata Gus Ali menerangkan. Bes

BES – WARTA UNAIR

GUS Ali Masyhuri

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ RELIGI

Penerimaan Mahasiswa Baru

Page 3: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 2010 03LAPORAN UTAMA

MEMBACA, bagi Nunung

Nurnaningsih awalnya adalah

sebuah tuntutan. Kewajiban

yang harus dilakukan tiap saat.

“Membaca itu seperti udara yang

harus kuhirup untuk tetap

hidup.”ujarnya.

Mahasiswa Departemen

Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Budaya ini mengaku suka mem-

baca berbagai jenis buku. “Aku

termasuk omnivora, hampir

semua jenis buku kubaca.” Fiksi

dan non fiksi, berbagai macam

subjek sastra, politik, sejarah,

ekonomi, psikologi, agama dll,

habis dilahap olehnya. Hal itu

dilakukannya karena ia sangat

suka menulis.

Nunung mengaku tidak mau

membatasi bacaaan yang ia baca.

Ia membebaskan otaknya meneri-

ma berbagai macam informasi

yang ada walau berbeda-beda.

Hal itu dilakukannya karena ia

ingin sekali memperkaya diri

dengan berbagai

informasi. “Tidak

hanya sekedar

membaca buku, tapi

lebih dari itu,

membaca apa yang

ada di sekitarku.

Merekam semua

yang aku temui di

sekitarku.” tegasnya.

Ia ingin menjadikan

pengalaman pem-

bacaannya itu

sebagai amunisi

untuk menulis.

Meskipun

demikian, mahasiswa

kelahiran 22 Mei

1987 yang sedang

sibuk mengerjakan

skripsi ini memiliki

beberapa buku favorit. Salah

satunya adalah The Secret yang

ditulis Rhonda Byrne, buku ini

mengajarkanya tentang Law Of

Attraction-Hukum Tarik Menarik.

Jika kita memiliki mimpi,

tanamkan impian itu dan

keinginan itu seyakin mungkin,

maka Alam akan mendekatkan

segala hal sehingga impian itu

terwujud. “Insya

allah sampai

sekarang aku masih

mempraktekkan itu

dalam kehidupanku.”

Untuk karya fiksi

Nunung memilih

novel Istoria da Paz

karya Okke Sepatu

Merah, dari novel ini

ia mendapat quote

yang sangat bagus

“Jalan hidup manusia

itu seperti garis,

walaupun tidak

lurus. Suatu saat

mungkin terjadi

persilangan, perpo-

tongan atau persen-

tuhan antara garis

jalan hidup masing-

masing.” Novel ini membuatnya

menyadari, bahwa terkadang

seseorang yang telah berada

dalam zona kenyamanannya

berhenti melakukan pencarian

dalam kehidupannya. Padahal,

mungkin proses pencariannya

belum selesai. Pada akhirnya, hal

itu membuatnya belajar untuk

ikhlas menerima segala perubahan

yang mungkin terjadi.

Kesenangan membaca dan

menulis pernah mengantar

Nunung maju sebagai juara 1

lomba menulis cerpen seleksi

daerah Jawa Timur (PEKSIMINAS

2008) serta menjadi salah satu

pemenang karya Favorit Lomba

Menulis Cerpen Remaja- tingkat

Nasional yang diadakan PT Rohto

Laboratories (2009). Karya-

karyanya juga berhasil menghias

beberapa media massa, seperti

Jawa Pos dan Radar Surabaya.

Selain itu saat ini ia aktif menulis

di www.akuperempuanlangit.

blogspot.com, blog itu dijadikan

sebagai media menuangkan ide,

gagasan, kisah, dan jejak

kehidupannya secara jujur

melalui tulisan. intan

Urgensi Membaca Bagi Kalangan Pelajar

Pada saat ini, urgensi

membaca bagi semua orang

terutama para pelajar tidak

perlu dipertentangkan lagi.

Dalam artian, membaca sudah

menjadi sebuah keharusan.

Membaca dan belajar tanpa

berpikir adalah suatu pekerjaan

yang sia-sia. Sedangkan belajar

tanpa berpikir dan membaca

adalah suatu perbuatan yang

berbahaya.

Apakah membaca sekedar

merupakan hobi? Tidak. Karena

membaca kadang kala menjelma

menjadi lebih dari sekedar

hobi, yaitu kebutuhan. Mem-

baca sudah merupakan kebutu-

han bagi seseorang, terutama

bagi mereka yang sedang

menuntut ilmu. Namun demiki-

an, bagi sebagian kalangan

membaca dianggap sebuah

aktifitas yang menjemukan. Hal

tersebut tak dapat dipungkiri,

mengingat masih banyak orang

yang belum menemukan manfaat

yang berarti dari membaca.

Membaca sesungguhnya

memiliki banyak manfaat jika

senantiasa dijadikan sebagai hal

yang tak terpisahkan dari

aktifitas sehari-hari. Misalnya,

dengan intensitas membaca yang

tinggi, maka dengan sendirinya

akan membuat seseorang

semakin fasih dalam menuangkan

gagasan, saran maupun pemikiran

baik via lisan maupun tulisan.

Kemahiran dalam berkomuni-

kasi secara verbal tersebut

meningkat seiring dengan

semakin bertambahnya per-

bendaharaan kata yang dimiliki

seseorang. Tanpa disadari

terkadang ketika memberikan

sebuah ulasan atau penjelasan

akan suatu hal, orang lain dapat

dengan mudah menangkap

maksud yang ingin disampaikan

oleh pembicara.

Membaca dapat memberikan

kenikmatan tersendiri bagi

jiwa. Ketika sedang dirundung

kesedihan, membaca buku

yang berisi kumpulan taush-

iyah maupun nasihat keagam-

aan lainnya bisa menimbulkan

kesejukan hati bagi pem-

bacanya. Membaca juga

merupakan sebuah wisata

pikiran. Melalui membaca,

seseorang bisa pergi ke mana

saja tanpa dibatasi oleh

dimensi ruang dan waktu.

Pemikiran orang-orang

terdahulu bahkan ratusan

tahun silam, masih bisa

dipelajari oleh manusia zaman

sekarang dengan membaca.

Membaca akan mengisi

otak, membentuk karakter

hingga memberi corak dalam

cara berpikir. Selain itu,

dengan membaca, orang bisa

mengambil manfaat dari kearif

bijaksanaan dan pengalaman

orang lain. Seseorang tidaklah

punya cukup waktu untuk

mengalami pengalaman itu

sendiri. Maka dari itulah

mempelajari pengalaman yang

telah dialami oleh orang lain

akan menjadi sesuatu yang

berharga agar dapat juga

memetik hikmahnya.

Membaca dapat memberi-

kan pencerahan baru pada

pemikiran seseorang. Tak

jarang pikiran digelayuti oleh

persoalan, sementara solusi

untuk memecahkannya tak

kunjung pula ditemukan.

Termasuk juga pada seseorang

yang sedang menjalani rutinitas

yang membosankan. Membaca

kerap kali menjadi solusi dalam

mengatasi pelbagai permasalah-

an yang dihadapi. Membaca

juga penting karena membuat

seseorang menjadi lebih

mandiri dalam mencari penge-

tahuan. Asalkan memiliki daya

paham yang baik, ketergantun-

gan pada les, kursus dan

sebagainya bisa diminimalisir.

Lan Fang pernah

berkata,”Jika kau ingin melihat

dunia, maka membacalah. Jika

kau ingin dilihat dunia maka

menulislah”. Membaca dan

menulis memiliki keterikatan

yang sangat erat. Diakui atau

tidak, intensitas membaca di

kalangan masyarakat kita

terbilang rendah jika dilihat

dari jumlah pembaca surat

kabar di Indonesia. Idealnya,

satu surat kabar dibaca oleh 10

orang. Namun, di Indonesia,

satu surat kabar dibaca oleh 45

orang. Indonesia juga masih

tertinggal jika dibandingkan

dengan negara berkembang

lainnya seperti Filipina 1:30

atau Sri Lanka 1:38. Intensitas

membaca yang rendah tersebut

juga memberikan dampak

negatif pada intensitas menulis

masyarakat.

International Publishers

Association of Canada menye-

butkan, produktivitas penga-

rang umum di luar buku

pelajaran sudah menurun

drastis dalam beberapa tahun

terakhir. Tahun 1999, para

pengarang Indonesia mampu

memproduksi 9.000 judul buku.

Tahun 2004, cuma sekitar 5.000

judul buku setiap tahun.

Bandingkan dengan Malaysia

(15.000 judul buku), Jepang

(65.000 judul), Jerman (80.000)

dan Inggris (100.000 judul)

setiap tahun.

Berkaca dari hal di atas,

Pentingnya membaca ini

haruslah segera kita sadari

sehingga memupuk semangat

untuk menelaah dan mengkaji

bahan-bahan bacaan. Apakah

membaca harus berupa buku?

Membaca tidak harus berupa

buku. Banyak bahan bacaan

yang bisa dibaca, misalnya

surat kabar. Membaca surat

kabar juga penting bagi kita

karena kita bisa terus

mengikuti perkembangan-

perkembangan aktual, baik dari

dalam negeri maupun dari luar

negeri. Kita akan mengetahui

berita-berita aktual apa yang

lagi hangat setiap harinya

dengan membaca surat kabar.

Lho, apakah kita perlu

mengetahui perkembangan-

perkembangan nasional? Ya,

perlu, bahkan harus. Bukankah

kita adalah para calon

pemimpin bangsa yang kelak

menduduki posisi kepemimpi-

nan di negeri Indonesia ini?

Kita perlu ”membaca” Indone-

sia melalui surat kabar agar

dapat mengambil pelajaran dan

pengalaman berharga. Hara-

pannya kita tidak mengulangi

kesalahan yang sama di masa

mendatang. Wallahu ‘alamu

bis showab. �

Nunung Nurnaningsih

Membaca itu gampang dan semua orangbisa, namun yang mungkin agak sulitadalah memahami, mengolah kata dan

menyerap makna yang terkandungdidalam sebuah susunan kata-kata yangdibaca. Membaca tanpa berupaya untukmemahami adalah suatu pekerjaan yangmembuang-buang waktu. Pemahaman

yang baik adalah tujuan dari membaca.Bahkan imam ghazali pernah berkata,

kalau kita ingin mendalami suatu kitabmaka bacalah kitab tersebut sampai tigakali. Hal tersebut dilakukan agar diper-

oleh pemahaman yang komprehensifmengenai hal yang sedang dikaji.

Vicky Vendy, mahasiswa Program StudiAkuntansi Fakultas Ekonomi angkatantahun 2007, adalah penggemar mem-baca. Inilah pendapatnya tentang ur-

gensi membaca bagi kaum muda.

Dok Istimewa-Warta Unair

Dok Istimewa-Warta Unair

Vicky Vendy

Page 4: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 201004 PRESTASI

FAKULTAS Hukum UniversitasAirlangga semakin gemilang dalam

menorehkan prestasi di kancahnasional. Ini setelah tiga mahasiswa

Fakultas Hukum Unair, Aditya Rosadi,RM Armaya Mangkunegara, dan

Hidayat Anshori memenangi LombaDebat Hukum Nasional Piala Dr.

Mochtar Riady di Universitas PelitaHarapan pada tanggal 11 hingga 13

April 2010 lalu dan Lomba DebatHukum Nasional Piala Soedirman

Kartohadiprodjo di Universitas KatolikParahyangan, Bandung. Ketiganya

mampu mengalahkan saingan-sainganberat yang sudah memiliki nama di

kancah nasional, seperti UniversitasIndonesia dan Universitas Sumatera

Utara. Dengan demikian, peta kekua-tan Fakultas Hukum di Indonesia sudah

mulai bergeser. Jika dulu FakultasHukum berprestasi selalu diidentikkanoleh Universitas Indonesia dan Univer-

sitas Gadjah Mada, maka kini Unairmampu menjadi kekuatan yang

diperhitungkan.

Event pertama yang diikuti adalah De-

bat Hukum Nasional Piala Dr. Mochtar

Riady di Unviersitas Pelita Harapan. Di

lomba ini, tim Unair harus bersaing den-

gan 16 tim dari seluruh Indonesia.

Keenambelas tim itu dibagi dalam dua

grup untuk menjalani babak penyisihan.

Tim Unair tergabung dalam grup yang

terdiri dari Universitas Diponegoro, Uni-

versitas Brawijaya, Universitas Islam

Negeri Jakarta, Universitas Kristen Indo-

nesia, Universitas Pembangunan Nasional

Veteran Jakarta, Universitas Nasional Lam-

pung, dan Universitas Pattimura Ambon.

Anshori dan teman-temannya meng-

gambarkan, sepanjang babak penyisihan

tersebut sudah bisa membuat mereka

mengalami sport jantung. Babak yang

berlangsung dengan sistem panel terse-

but berlangsung hampir delapan jam,

membahas tema yang telah ditentukan.

Disebut menegangkan karena Anshori dan

kawan-kawannya melihat lawan dari Uni-

versitas Diponegoro dan Universitas Braw-

ijaya tampil dengan sempurna. Meski

demikian Unair tetap berhasil menjadi

juara pertama di grup tersebut, sedang-

kan juara kedua diraih oleh Universitas

Diponegoro.

Di babak semi final, Unair harus meng-

hadapi Universitas Indonesia. Di babak

semi-final inilah tim Unair merasakan per-

juangan yang paling berat, karena UI

didukung nama besar mereka. Meski

demikian, Anshori dan teman-temannya

bertekad untuk tampil sebaik-baiknya

dengan prinsip nothing to lose.

“Yang membuat kami deg-degan kare-

na di babak semi final ini kami tidak bisa

mengukur kemampuan lawan,” kata An-

shori. Dengan berbekal prinsip tersebut,

tim Unair mampu berkompetisi dengan

lebih santai dan menunjukkan performa

maksimal.

Hasilnya, tim juri pun sempat kesuli-

tan menentukan siapa yang layak menja-

di pemenang dalam semi-final tersebut,

karena kedua tim dianggap sangat bagus.

Bahkan, salah seorang anggota tim juri,

pakar hukum tata negara Irman Putra Si-

din mengatakan debat antara tim Unair

dan tim UI seperti debat di sidang gelar

doktor. Namun akhirnya juri memutuskan

tim Unair layak untuk maju ke final meng-

hadapi Universitas Padjadjaran.

Setelah mengikuti lomba debat di

UPH tersebut, Aditya dan teman-teman-

nya juga mendapat undangan untuk

mengikuti lomba debat berikutnya di

Universitas Katolik Parahyangan. Karena

pemberitahuan yang mendadak, Aditya

dan teman-temannya mengaku kurang

melakukan persiapan. Apalagi Anshori

masih berada di Makasar untuk mewakili

Unair dalam ajang Mawapres. Karena itu,

hanya Aditya dan Armaya yang menyiap-

kan konsepnya, sementara Anshori akan

menyusul langsung ke Bandung.

Di lomba debat piala Soedirman Kar-

tohadiprodjo ini tim Unair kembali meng-

hadapi UI dan Universitas Padjadjaran.

Bahkan, tim Unair harus menghadapi tim

UI sampai dua kali, yaitu di babak peny-

isihan dan babak semi final. Meski meng-

hadapi lawan yang berat, namun tim Un-

air bisa membaca kelemahan tim UI dan

mengkandaskan mereka. “Kami mengam-

bil keuntungan dari tim UI yang meng-

gunakan strategi penyempitan mosi

(menggunakan obyek terbatas) dan men-

gulang-ulang argumen. Aibatnya mereka

mendapat pengurangan poin dan mengun-

tungkan kami,” ujar Anshori.

Sedangkan di final, ketika menghada-

pi Universitas Padjadjaran, Anshori men-

gatakan sebenarnya tim Unair dalam

keadaan yang tidak menguntungkan kare-

na mengambil posisi kontra dalam tema

populis. Namun dengan strategi analisis

menggunakan pendekatan filosofis, yuri-

dis, dan empiris, Anshori dan teman-te-

mannya berhasil menguatkan argumen

mereka. Hal itulah yang menjadikan juri

memberi nilai lebih bagi tim Unair.

Bagi Anshori, lomba debat hukum na-

sional Piala Soedirman Kartohadiprodjo ini

lebih obyektif daripada lomba yang se-

belumnya mereka ikuti. Itu karena semua

peserta dilarang mengenakan jaket al-

mamater dan hanya diperbolehkan men-

genakan pakaian formal. Selain itu setiap

tim tidak disebutkan berasal dari univer-

sitas mana, hanya mendapat nomor alfa-

betik. Ini untuk mengurangi subyektivi-

tas juri yang mungkin terjadi apabila

mengetahui almamaternya turut bertand-

ing. Meski demikian, tim Unair tetap tidak

luput dari pujian para juri.

“Tim juri sempat berkata

pada kami, baik mengenakan

almamater atau tidak, Unair

tetap kompeten sebagai jua-

ra,” ungkap Anshori.

Salah satu penentu ke-

menangan tim Unair dalam

kedua lomba debat ini adalah

komposisi tim yang kompre-

hensif. Tim terdiri dari tiga

orang yang memiliki latar

bidang yang yang berbeda,

seperti Aditya yang spesialis

di bidang hukum peradilan,

Armaya yang ahli di bidang

hukum tata negara, dan An-

shori yang kuat di bidang hu-

kum bisnis. Meskipun demikian, Aditya

mengatakan faktor penting dalam lomba

debat adalah kemampuan untuk meyakin-

kan orang lain. Menurut Aditya, dia dan

kedua temannya memiliki kemampuan

tersebut sebagai hasil dari aktif di organ-

isasi kampus. Meski demikian, mereka juga

Unair Menggeser Kekuatan FH di Indonesia

FKM-Warta Unair“Pada tahun 2020 kebanyakan atasan

di negara maju adalah “diri sendiri” atau

dengan kata lain kebanyakan peluang ker-

ja adalah menjadi entrepreneur”. Pern-

yataan dari Nicholas Negroponte, seorang

profesor MIT, serta penggagas One Child

One Laptop, dalam buku Being Digital itu

mengilhami banyak generasi muda terma-

suk mahasiswa untuk berwirausaha. Dunia

wirausaha kini memang tidak bisa dipandang

sebelah mata. Magnetnya sudah merambah

ke generasi muda. Tak sedikit mahasiswa

yang sukses menjadi entrepreneur muda.

Mahasiswa UNAIR sendiri telah dibekali den-

gan softskills dan lifeskills kewirausahaan

sejak dini. Mulai dari pembekalan materi

kewirausahaan hingga kompetisi Business

Plan yang bertujuan untuk menciptakan

wirausaha muda yang berkualitas. Salah satu

contohnya adalah Muhammad Dian Felani.

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

(FKM) semester 6 ini, baru saja menjuarai

Event business Plan Competition yang di-

adakan oleh KOMmBISS (Komunitas Maha-

siswa Memulai dan Mengembangkan Bisnis)

di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (5/

5). Lomba yang bertemakan “Ajang Pamer

Wirausaha Muda” ini diikuti oleh lebih dari

60 wirausaha muda dari kalangan umum dan

mahasiswa se-Surabaya. Dimulai dengan pre-

sentasi penjelasan bisnis (produk dan

strategi marketing), dihadapan juri yang no-

tabene adalah para pakar dan praktisi

wirausaha, dan kemudian dilanjutkan den-

gan pameran produk bisnis. “Sebagian be-

sar membawa produk barang seperti ma-

kanan, dress dan asesoris, sedikit sekali

yang produknya berupa layanan jasa sep-

erti kami “ papar pemuda 21 tahun ini. Dian

mengaku salah satu hal yang menguatkan

juri untuk memilih timnya sebagai pemenang

adalah strategi marketing bisnisnya yang

cukup bagus. “Saya mencoba meyakinkan

juri tentang konsep customer oriented yang

selalu kita kedepankan saat melayani kon-

sumen” jelasnya.

Debutnya di dunia wirausaha, dimulai

saat Ia bersama rekan satu timnya, sesama

mahasiswa FKM, mengikuti kompetisi

kewirausahaan dari DIKTI untuk mahasiswa

UNAIR sekitar satu tahun yang lalu. Mereka

membuat sebuah production house berna-

ma CloseUp9, dengan produk pertamanya

sebuah film tentang Alumni UNAIR yang dike-

nal dengan AIR MOT MOVIE. Dari situ kemu-

dian bisnisnya berkembang, berbagai varian

produk ditawarkan, mulai dari layanan jasa

pembuatan video company profile (compro)

perusahaan, video government, iklan, video

dokumentasi, wedding documentation, film,

pembuatan website hingga yang terbaru

adalah Paket Sistem Informasi Manajemen

(SIM) untuk rumah sakit. Sejalan dengan

slogan perusahaannya “remake your imag-

ination become true”, ia berusaha mewujud-

kan mimpinya untuk menjadi pengusaha muda

yang berhasil. “Persaingan bisnis serupa saat

ini memang sangat ketat, namun peluangnya

juga cukup besar karena banyak perusahaan

baru bermunculan yang membutuhkan me-

dia promosi seperti video compro” akunya.

Beberapa perusahaan telah menggunakan

jasanya untuk pembuatan video compro sep-

erti CV. Bangun Arta, CV. Gunung Mas, Insti-

tute of Tropical Disease (ITD) UNAIR, video

dokumentasi kegiatan rutin di radio Suzanna

FM, serta pembuatan website untuk peru-

sahaan Laundry Solution, dan masih banyak

lagi. Tim dalam perusahaan yang dipimpinnya

adalah mahasiswa dari berbagai jurusan, sep-

erti broadcasting, teknik informatika, desain

produk, dan komunikasi.

“Sebenarnya peluang bagi mahasiswa

untuk berwirausaha cukup besar, asalkan

mau melihat dunia luar dan peka terhadap

kondisi lingkungan, saya yakin peluang itu

tidak sulit ditemukan “ ungkap pemuda yang

omzet bisnisnya bisa mencapai sembilan juta

per bulan ini. Ketika ditanya tentang motto

hidup, ia mengaku tidak memiliki kalimat in-

dah yang biasa dijadikan orang sebagai mo-

tivasi dalam hidup mereka. Tetapi Ia selalu

ingat perkataan orang hebat yang dijadikan

sebagai pemacu semangatnya. Seperti Re-

nald Kasali yang pernah mengatakan bahwa

jangan hanya gunakan otak Anda untuk me-

lihat peluang tapi gunakan mata Anda juga

untuk melihatnya. Ibarat menjawab pertan-

yaan “angka 8 dibagi 2”, jika menggunakan

otak saja untuk menjawabnya tentu jawa-

bannya adalah 4, tapi jika orang menjawab

dengan menggunakan mata, maka jawaban-

nya bisa menjadi dua buah angka 3 atau dua

buah angka 0. Dalam artian, sebenarnya ban-

yak sekali peluang, jika kita mau dan mampu

melihatnya dari sisi yang berbeda. “Jangan

sia-siakan peluang yang ada di depan mata,

sabar dan tetap beruasaha serta ulet dan

telaten dalam menjalankan bisnis yang di-

geluti” Pesannya untuk generasi muda dia-

khir sesi wawancara. Naf

� Mahasiswa FKM Juarai Kompetisi Wirausaha Muda :

“Selalu Melihat Peluang dengan Otak dan Mata”

Bersambung ke hal. 14

Yit-Warta Unair

Page 5: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 2010 05PRESTASI

APA yang paling dibutuhkan oleh generasi muda saat ini

untuk meraih cita-cita mereka? Impianlah yang membuat sese-

orang mampu menjadi sukses. Ir. Ihsanudin Usman, People Man-

agement dari PT Pertamina (Persero), setidaknya sudah mem-

buktikan hal itu. Selama masa kuliahnya, dia membuat daftar

hal-hal yang ingin dicapainya setelah lulus kuliah. Sekalipun lu-

lus bukan dengan nilai tinggi, Ihsan berhasil meraih apa yang

diimpikannya, seperti jalan-jalan ke Eropa, kuliah S2 gratis, me-

miliki usaha sendiri, dan bekerja di perusahaan nasional ber-

kelas dunia. Dalam acara Road Map To Dream Career yang di-

adakan oleh Pusat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan

(PPKK) dan Pertamina (29/3), Ihsan membagikan beberapa tips

bagi mereka yang menginginkan sukss di karir impian.

Menurut Ihsan, di masa sekarang ini, perusahaan tidak han-

ya mencari seseorang memiliki keilmuan yang bagus. Mereka

yang diincar oleh perusahaan-perusahaan besar adalah yang

memiliki soft competences seperti personal qualities (kualitas

personal), making other succeed (bisa membuat orang lain ber-

hasil), managing the business (kemampuan manajemen), dan

memiliki interpersonal skill (kemampuan interpersonal). Per-

sonal qualities berhubungan dengan kemampuan seseorang

untuk mengambil inisiatif (initial action), bekerja tanpa menung-

gu perintah dari atasan. Kemampuan membuat orang lain ber-

hasil berhubungan dengan work standard, yaitu bekerja me-

menuhi atau melebihi standar yang ditetapkan perusahaan.

Sedangkan kemampuan managing the business berhubungan

dengan pemberian pelayanan yang baik kepada pelanggan dan

klien (customer service). Sementara interpersonal skills ber-

hubungan dengan membangun kepercayaan klien atau pelang-

gan (building trust).

Kemampuan interpersonal juga dikaitkan dengan pe-

nampilan. Meskipun fisik bukan menjadi pertimbangan penting

bagi seseorang untuk bisa diterima bekerja, pelamar juga harus

memperhatikan penampilan. Jangan sampai penampilan menim-

bulkan kesan jelek atau tidak sedap dipandang. Ihsan mengata-

kan, lulusan dari Surabaya dan Yogyakarta sering kalah bersa-

ing dengan lulusan dari Jakarta dan Bandung ketika melamar

pekerjaan di Jakarta karena faktor itu juga. Menurutnya, lulu-

san dari Jakarta dan Bandung lebih memperhatikan penampilan

dibanding lulusan Surabaya dan Yogyakarta.

Sebagai anak muda, wajar seorang fresh graduate sering

berpindah-pindah pekerjaan atau perusahaan. Fresh graduate

biasa mencari posisi atau perusahaan yang sesuai keinginan,

idealisme, atau kebutuhannya. Hal ini, menurut Ihsan, merupa-

kan trend yang terjadi di dunia. Generasi sekarang ini, yang

disebut Generasi Y, tidak memiliki loyalitas terhadap perusa-

haan atau organisasi, namun mereka lebih loyal pada profesi

mereka. Generasi Y adalah mereka yang lahir pada akhir 80-an

dan awal 90-an. Pola pikir mereka lebih maju daripada generasi

sebelumnya, yaitu Generasi X, yang lahir pada tahun 70-an.

Karakteristik Generasi Y di dalam dunia kerja adalah memi-

liki kemampuan akademik yang tinggi dan mampu mengoperasi-

kan berbagai gadget atau teknologi-teknolgi terbaru. Mereka

lebih dinamis dan memiliki ikatan sosial yang kendur. Namun

mereka memiliki pola kerja, pola komunikasi, dan disiplin yang

berbeda dengan generasi sebelumnya. Karena itu, sering ada

gap atau ketimpangan dalam hubungan mereka dengan genera-

si sebelumnya yang sudah mapan atau memiliki posisi tinggi di

dunia kerja, yaitu Generasi X. Generasi X sering menganggap

generasi muda sekarang ini kurang disiplin, kurang memiliki sopan

santun, dan kurang loyal pada perusahaan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, lulusan baru saat ini

harus banyak menggali informasi tentang dunia kerja. Hal-hal

itu bisa dipelajari dari keluarga, membaca majalah bisnis, atau

� Road Map To Your Dream Career

Berani Bermimpi Besar,Memulai dengan Langkah Kecil

Blitar – Warta UnairAlumni Universitas Airlangga

berkiprah. Salah satu di antaran-

ya adalah Drh. Muhammad Imadu-din, angkatan 1993, yang berhasil

meraih predikat Dokter Hewan Te-

ladan Nasional dalam rangka Peng-

hargaan Ketahanan Pangan tahun

2007 dan meraih tropi dari Pres-

iden Susilo Bambang Yudhoyono.

Udin, demikian ia biasa dipang-

gil, berhasil merengkuh prestasin-

ya bukan berbekal pengalaman seg-

udang, melainkan melalui pendidi-

kan post-graduate. Ia berhasil

menghidupkan kembali Puskeswan

(Pusat Kesehatan Hewan) di Kec.

Kademangan Kab. Blitar yang se-

belumnya tidak terawat selama 7

tahun. Kondisinya yang bahkan

bagaikan “kandang gendruwo” itu

disulapnya menjadi Puskeswan den-

gan peralatan relatif komplit, seh-

ingga akhirnya malah kewalahan

melayani petani/peternak dari

empat kecamatan.

“Kalau dulu tahun 2001 saya

memperbaiki Puskeswan ini sendiri-

an, sekarang pun dalam melayani

petani/peternak juga nari kekuatan

saya, sebab sementara ini saya masih

single fighter,” kata laki-laki 39

tahun ini.

Jadi jika dikembalikan lagi

pada keilmuan, sesuatu yang dipel-

ajari di bangku perkuliahan FKH

Unair itu, menurut Udin, sudah

sangat aplikatif. Ia berani menga-

takan begitu karena hanya ber-

bekal IPK pas-pasan saja sudah

mampu meraih prestasi nasional.

Baginya, keberhasilan seseorang

dalam mengaplikasikan keilmuan-

nya sangat ditentukan oleh kepri-

badian masing-masing.

Malu Melamar PekerjaanBerawan dari rasa malu se-

bagai seorang dokter hewan baru

kalau harus melamar dan melamar

pekerjaan lagi ke perusahaan-pe-

rusahaan, maka atas pemberi-

tahuan teman bahwa di Srengat,

Blitar, terdapat Puskeswan ko-

song, Imadudin tahun 2001 muwu-

judkan tekadnya mengajukan diri

ke Pemkab Blitar sebagai dokter

hewan mandiri. Mandiri artinya

tidak meminta gaji baik kepada pe-

merindah daerah maupun pusat.

Permohonan Udin diijinkan

tidak di Srengat melainkan di Ka-

demangan. Dengan bekal tekad dan

biaya sendiri, ia pun mulai mem-

perbaiki tempat kerjanya yang baru

itu. Kondisi awal memang begitu

buruk, sehingga sempat timbul

keraguan di dalam diri Udin, Na-

mun, berkat bantuan dan kerjasa-

ma isteri, yang adalah seorang dok-

ter hewan juga, ia pun akhirnya

kukuh pada keputusan untuk mem-

bangun puskeswan tersebut.

Setelah berjalan selama 6 bu-

lan, petani dan peternak dari daer-

ah sekitar mulai memanfaatkan jasa

Udin untuk melalkukan konsultasi

dan pengobatan ternak. Dua tahun

setelah itu, ia pun ditetapkan men-

jadi tenaga kontrak Pemkab Blitar.

Inilah awal perhatian dan bantuan

pihak pemerintah terhadap kiner-

janya, yaitu berupa kiriman alat

laboratorium, bedah, obat-obatan,

dan bahkan kendaraan sepeda

motor. Akhirnya, tahun 2005 ia pun

diangkat sebagai pegawai negeri

sipil.

Tahun 2007 Udin dipilih Pemk-

ab Blitar mewakili daerahnya dalam

lomba dokter hewan teladan. Di

tingkat Jatim ia berhasil menjadi

juara I, dan berlanjut menjadi jua-

ra I atau Teladan I Nasional dalam

rangka Penghargaan Ketahanan

Pangan 2007. Hadiahnya, selain

meraih Piagam yang disampaikan

sendiri oleh Presiden SBY, juga

satu perangkat tool kit bedah,

obatan-obatan, dan Tabanas senilai

Rp 10 juta. Total hadiah bernilai

antara Rp 25 juta - Rp 30 juta.

“Jadi yang dulunya seperti kan-

dang bubrah, sekarang peralatan

di Puskeswan Kademangan mu-

ngkin yang paling komplit dan mod-

ern se-Blitar,” kata laki-laki asli Nga-

njuk itu dengan bangga.

Diperhatikan PemdaKeunggulan Udin terutama ad-

alah kemampuannya meluaskan area

menjadi melayani 4 kecamatan,

yaitu Kec. Kademangan, Wonotirto,

Bakung dan Kec. Sutojayan.

Seiring dengan prestasi na-

sional itu, Puskeswan Kademangan

sejak itu hingga kini menjadi inca-

ran mahasiswa FKH untuk magang

disana. Setiap tahun mahasiswa

FKH Unair melaksanakan praktik

lapangan di sana, juga dari Udaya-

na, Unibraw, UGM, Snakma di Su-

lawesi, Snakma Peleihari, Pemda

Enrekang.

Saat ini perhatian Pemkab Bli-

tar semakin besar, yaitu menjadi-

kan Puskeswan Kademangan se-

bagai proyek percontohan. Bah-

kan, akan ditingkatkan menjadi

Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD). Ini berarti Udin akan

dibantu oleh tiga orang staf, yaitu

staf laboratorium, staf medis, dan

staf administrasi.

Dengan peningkatan status ini,

Udin optimis operasional pelayan-

an kepada petani-peternak akan

semakin meningkat, baik perawa-

tan dan pengobatan penyakit

hewan, konsultasi, dan penyulu-

han-penyuluhan. Jenis hewan

yang dilayani juga beragam mulai

ayam, domba, kambing, sapi, babi,

dan ternak peliharaan lain seperti

kucing, kuda, dsb.

Ditanya kesannya mengenai kin-

erja alumni Unair, menurut Imadudin,

ada sesuatu yang harus dibenahi,

misalnya jejaring, link, dan keruku-

nan. Ia melihat, masing- masing indi-

vidu masih saling mempertahankan

ego dan malu-malu untuk tampil den-

gan percaya diri. Padahal jika dijalani

dengan benar, maka bekal ilmu yang

didapat dari almamater sangat cuk-

up untuk meraih prestasi.

Dokter hewan Teladan nasion-

al 2007 ini berharap kinerja IKA

Unair kedepan lebih baik. Untuk

itu perlu ditingkatkan silaturahim-

nya untuk melebarkan rejeki.

Sebab bagi mereka yang bidang

pekerjaannya belum sesuai dengan

kompetensinya, maka melalui ika-

tan almamater dan silaturahmi yang

bagus, maka ia optimis akan masa

depan yang lebih baik. Bes

� Muhammad Imadudin

Alumni FKHTeladan Nasional

MuhammadImadudin, alumniFKH Unairmenerima ucapanselamat dariPresiden SBY diIstana sebagaiDokter HewanTeladan Nasional,pada November2007.

Bersambung ke hal. 15

Dok Istimewa-Warta Unair

Gin-Warta Unair

Page 6: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 201006 WARTA SIVITAS

Tanah airku tidak kulupakan

Kan terkenang selama hidupku

Biarpun saya pergi jauh

Tidak kan hilang dari kalbu

Tanah ku yang kucintai

Engkau kuhargai

(Tanah Airku – Cipt. Ibu Sud)

Tidak ada negeri seindah

negeri sendiri. Bagi Annisa Prata-

masari, Pera Utami, Renindya Hi-

era, dan Rimba Ayu kata-kata dan

lirik lagu Tanah Airku tersebut

ternyata benar maknanya, setelah

keempatnya merasakan bagaimana

hidup di negeri orang selama de-

lapan minggu. Mereka merupakan

AIESEC Exchange Participant Term

2009-2010 dari Unair yang berke-

sempatan menjalani program ma-

gang di luar negeri bersama tujuh

orang mahasiswa Unair lain. Kese-

belas orang tersebut di tempat-

kan di beberapa negara berbeda,

antara lain China, India, Polandia,

Taiwan, dan Thailand.

Dua bulan berada di luar

negeri, merasakan bagaimana ke-

hidupan di sana, dan belajar bu-

daya yang sama sekali lain meru-

pakan pengalaman baru bagi mere-

ka. Dibandingkan dengan orang-

orang yang melakukan perjalanan

ke luar negeri untuk sekedar ber-

wisata, peserta AIESEC Exchange

Participant ini bisa lebih menemu-

kan hal-hal lebih yang bisa menja-

di kenangan mendalam. Mereka

tidak sekedar jalan-jalan atau ber-

wisata, tetapi juga tinggal secara

home stay, menjalani magang, dan

melakukan berbagai interaksi sos-

ial yang bisa meninggalkan kesan

mendalam.

Contohnya Nisa,mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli-

tik (FISIP) dari Departemen Hubun-

gan Internasional (HI) ini, yang

menjadi Exchange Participant di

Beijing, China. Selama menjalani

project magang di sebuah lemba-

ga riset Corporate Social Respon-

sibility (CSR) di Beijing, Nisa juga

merasakan bagaimana suasana

Beijing ketika malam Tahun Baru

China atau yang di sini lebih dike-

nal sebagai Imlek. Di waktu seper-

ti itu, dia ikut menikmati malam

Tahun Baru dengan mengunjungi

teman-teman dan saudara-saudara

dari keluarga home stay-nya. Atau

ikut menikmati Spring Festival, fes-

tival tradisional di China untuk

menyambut musim semi.

Program magang memang

merupakan tujuan utama para Ex-

change Participant. Seperti Pera

yang menjadi Exchange Partici-

pant di Taiwan sebagai pengajar

Bahasa Inggris anak-anak. Selain

memperoleh berbagai pengalaman

baru, mahasiswa FISIP HI ini men-

gaku juga bisa memperkenalkan In-

donesia dan budayanya kepada

anak-anak Taiwan. Berbagai pen-

galaman lucu yang didapat Pera

selama proses itu memeberikannya

pengalaman yang tidak terlupakan.

“Misalnya, ketika menjelaskan

tentang Indonesia, anak-anak di

sana sempat tanya, Indonesia di

mananya Bali. Setelah saya jelas-

kan dengan menggunakan peta,

baru mereka mengerti. Ada juga

ketika saya mengenalkan batik se-

bagai warisan budaya asli Indone-

sia, salah seorang Exchange Par-

ticipant dari Malaysia juga menge-

nalkan batik sebagai tradisi Malay-

sia. Untung tidak terjadi adu ar-

gumen,” cerita Pera sambil terta-

wa.

Lain lagi program magang yang

dijalani oleh Renindya Hiera atau

yang akrab dipanggil Rara. Rara

yang juga berasal dari FISIP HI ini

menjalani project magang di se-

buah Non Government Organiza-

tion (NGO) yang bernama World of

Knowledge. Di sana Rara bertugas

mempromosikan Indonesia, baik

budaya maupun persoalan sosial

politiknya, ke sekolah-sekolah di

Polandia. Di sana, dia bahkan sem-

pat harus mengajar tari tradision-

al Indonesia. Padahal Rara belum

Gramedia Expo – Warta UnairSebuah seminar tak melulu berformat formal dan kaku yang

cenderung menempatkan peserta sebagai objek dan penden-

gar pasif, yang terkadang justru membuat peserta mengantuk

dan bosan. Adalah Magister Perubahan dan Pengembangan Or-

ganisasi (MPPO) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair)

bekerjasama dengan komunitas Imagine Indonesia (I2) yang

menyelenggarakan seminar yang dikemas layaknya sebuah per-

tunjukan teatrikal. Pagelaran teatrikal partisipatif namanya.

Dihadiri tak kurang dari 800 peserta, acara bertajuk Shared

Learning MPPO 2 tersebut berlangsung sangat meriah sekaligus

“hidup”. Hal ini dikarenakan seluruh peserta yang hadir tak

hanya duduk terdiam mendengarkan pemaparan bintang tamu,

tetapi juga sekaligus ikut berpartisipasi untuk mengeksplorasi

secara aktif sebagai sumber pembelajaran dan pembelajar. Alur

cerita yang unik semakin menambah wawasan dan memperkaya

inspirasi bagi siapapun yang menyaksikannya.

Dalam pagelaran tersebut, dikisahkan bahwa terdapat suatu

pulau yang didiami oleh sebuah bangsa besar bernama Simalu-

watuku, sebuah bangsa yang terjebak pada kebanggaan ter-

hadap kejayaan masa lalu. Sebuah bangsa yang dilanda keterpu-

rukan. Ditengah kondisi bangsa yang tak menentu, munculah

sosok Bangbangtut sebagai representasi kegelapan. Namun, tak

berlangsung lama, berangsur-angsur perubahan mulai terjadi saat

Dewi Inkrea mulai bangkit. Dewi Inkrea inilah yang menjadi tong-

gak perubahan dan kebangkitan bangsa Simaluwatuku. Dewi

Inkrea adalah cermin Indonesia Kreatif yang harus diwujudkan

dengan empat hal, yaitu harapan, imajinasi, desain, dan reso-

nansi.

Berlangsung di Gramedia Expo Surabaya, acara tersebut

menghadirkan Riri Riza (sang sutradara film-film fenomenal semi-

sal Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi), Singgih Susilo Kartono

(pencipta radio Magno, sebuah industri kreatif yang mampu me-

nembus pasar di 16 negara dunia), Dynand Fariz (pemenang Kick

Andy Heroes 2010 kategori seni budaya atas Jember Fashion

Carnaval), Alanda Khariza (peraih Young Changemakers Awards

for Innovation), dan terakhir Dr Seger Handoyo, penggagas MPPO

Fakultas Psikologi Unair.

Dalam acara tersebut, Riri Riza menyatakan bahwa film ad-

alah media yang paling demokratis yang dapat merekam berb-

agai aktivitas dan sejarah manusia. Lebih dari itu, film merupa-

kan mahakarya besar yang memadukan berbagai bentuk kreativ-

itas manusia karena film tidak hanya menyangkut penonton, teta-

pi juga menyangkut seni, ide, dan gagasan kreatif.

“Film adalah media yang paling demokratis yang dapat

merekam berbagai aktivitas seperti pertanian, transportasi, dan

sejarah manusia”, ungkapnya.

Sementara itu, Dr Seger Handoyo mengungkapkan diperlu-

kan impian dan harapan agar kemajuan dapat tercapai.

“Hanya dengan impian dan harapan, kita dapat maju”, demiki-

an Dekan Fakultas Psikologi Unair ini mengungkapkan.

Pada dasarnya kelima bintang tamu yang hadir mempunyai

titik temu yang sama bahwa sebuah kreativitas tidaklah hadir

Teatrikal Partisipatif

Riri Riza, sangsutradara filmLaskar Pelangisaat mencerita-kan pengalamandan perjalanan-nya menggelutidunia film. Menu-rutnya, film ada-lah media yangpaling demokratisyang dapatmerekam ber-bagai aktivitasdan sejarahmanusia.

IndonesiaKreatifMenuju

Bersambung ke hal. 14

Bersambung ke hal. 13

Rimbasewaktumenjalaniproject diChina

Dok Istimewa-Warta Unair

Dok Istimewa-Warta Unair

Sof-Warta Unair

Page 7: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 2010 07WARTA SIVITAS

FKM-WARTA UNAIRTerlalu banyak mengkonsumsi ikan

asin ternyata kurang bagus untuk keseha-

tan. Kandungan Nitrosamine pada ikan

yang diasinkan atau diasap dapat memicu

terjadinya kanker nasofaring. Nitrosamine

merupakan substansi yang bersifat

karsinogenik. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Ahmad Syafiq, kandidat

Doktor asal Indonesia di Universitas

Queensland (UQ) bahwa masyarakat

Indonesia yang mengkonsumsi ikan asin

basah di usia anak-anak, terbukti berisiko

lebih tinggi terkena kanker nasofaring

dibandingkan yang tidak mengkonsumsi.

Kanker Nasofaring (KNF) merupakan

salah satu jenis kanker yang cukup

banyak diderita oleh orang Indonesia.

“KNF menduduki urutan keempat setelah

kanker leher rahim, kanker payudara dan

kanker kulit, dan urutan pertama kanker

pada kepala leher, dimana angka kejadian-

nya cukup tinggi di Indonesia sebanyak

4,7 kasus baru tiap tahun per 100.000

penduduk” papar Ahmad C. Romdoni, dr.,

SpTHT-KL pada konferensi pers acara

Pelatihan Deteksi Dini Kanker Nasofaring

untuk Dokter Umum Puskesmas Surabaya

di FKM UNAIR(12/4).

Gejala kanker nasofaring biasanya

tergatung pada derajat penyebaran dan

lokasi tumbuhnya tumor. Gejala yang

sering ditemukan adalah pembesaran

kelenjar di bagian leher (nasofaring

adalah daerah yang berada antara

belakang hidung dan esophagus). Gejala

tidak khas seperti hidung tersumbat,

ingus, gangguan pendengaran, gangguan

penglihatan, kelumpuhan pada otot mata,

penglihatan ganda, kelumpuhan otot lidah

juga merupakan gejala yang sering

ditemui pada penderita KNF. Karena tidak

ada gejala yang spesifik, terlebih pada

stadium dini, banyak kasus terlambat

diagnosis. Pemeriksaan terhadap karsino-

ma nasofaring dilakukan dengan cara

anamnesa penderita dan disertai pemerik-

saan nasofaringologi, radiologi (MRI atau

CT Scan), histopatologi, atau dengan uji

Enzyme Linked Immunosorbent Assay

(ELISA). Penanggulangan karsinoma

nasofaring sampai saat ini masih merupa-

kan suatu problem, hal ini karena etiologi

(penyebab penyakit) yang masih belum

pasti, gejala dini yang tidak khas serta

letak nasofaring yang tersembunyi,

sehingga diagnosis sering terlambat. Akan

tetapi deteksi dini merupakan hal yang

sangat penting pada stadium dini, radiot-

erapi masih merupakan pengobatan

pilihan yang dapat diberikan secara

tunggal dan memberikan angka kesembu-

han yang cukup tinggi. Pada stadium

lanjut, diperlukan terapi tambahan

kemoterapi yang dikombinasikan dengan

radioterapi. Sekalipun KNF tidak memberi-

kan gejala yang spesifik, dianjurkan untuk

tidak meremehkan gejala seperti yang

diutarakan di atas. Berkonsultasi ke

dokter umum atau langsung ke dokter

spesialis THT merupakan tindakan yang

tepat.

“Pengenalan tumor secara dini,

diagnosis, dan pengobatan telah memberi

harapan peningkatan survival dan perbai-

kan fungsi, namun kenyataannya harapan

hidup tidak meningkat dalam 30 tahun

terakhir di mana 33 % penderita meninggal

karena kankernya” ungkap Prof. Dr.

Widodo Ario Kentjono, dr., Sp.THT-KL (K)

dari departemen ilmu kesehatan THT-KL

Fakultas Kedokteran UNAIR, sebagai

pembicara. Hal ini banyak berhubungan

dengan keterlambatan diagnosis akibat

ketidaktahuan ataupun awareness yang

kurang dari para dokter yang berada di

lini terdepan untuk mendeteksi KNF

secara dini, sehinga penanganan awal

kurang adekuat, dengan demikian penting

sekali bagi dokter umum untuk mengenal

proses penyakit ini lebih dini dan melaku-

kan upaya rujukan yang baik.

Pelatihan yang dihadiri oleh 53 dokter

umum dari seluruh puskesmas di Surabaya

dan satu dokter dari Dinkes Kota Surabaya

ini, bertujuan untuk meningkatkan

kompetensi dan awareness para dokter.

Terdapat satu sesi yang menghadirkan

pasien kanker nasofaring secara langsung,

dimana para dokter dapat melihat secara

jelas tentang gejala dan tanda fisik

penderita KNF. Pesan yang ingin disampai-

kan melalui pelatihan ini adalah agar

masyarakat juga lebih peduli pada keseha-

tannya, terutama terkait penyakit yang

satu ini. Upaya yang dapat dilakukan untuk

mencegah timbulnya KNF adalah dengan

mengurangi konsumsi ikan asin yang

berlebihan, menghindari alkohol serta

paparan uap atau asap formaldehid. Naf

Deteksi Dini Kanker Nasofaring Puskesmas Surabaya

Pelatihan Deteksi Dini Kanker Nasofaring untuk Dokter Umum Puskesmas Surabaya diFKM UNAIR (12/4).

� Seminar Quo vadis BHMN Pasca Dicabutnya UU BHP

Jangan Salah Memahami UU BHPBANYAK wacana yang mempertanya-

kan kembali status PT. BHMN universitas

setelah dicabutnya UU BHP melalui pu-

tusan MK. Padahal, banyak yang terlan-

jur mengadopsi sistemnya. Kejelasan sta-tus Universitas Airlangga yang mengubah

status PTN-nya menjadi PT. BHMN pun

juga kembali dipertanyakan. Bagaimana

Unair bersikap akan hal ini? Adakah nia-

tan kembali ke PTN ataukah tidak ter-

pengaruh dan tetap jalan dengan statusBHMN? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang

mendasari BEM FISIP Unair merasa perlu

dengan segera menggelar diskusi terbu-

ka bertajuk : Quo vadis BHMN Pasca Di-

cabutnya UU BHP.

Diskusi terbuka di ruang Adi Sukadana,14 April lalu ini menghadirkan Dr. Hadi Sub-

han, pakar hukum sekaligus sekertaris Un-

air, dan Dharmaningtyas, pengamat pen-

didikan.

Dalam Polemik ini, menyampaikan be-

berapa poin mengenai sikap unair danpandangannya sebagai ahli hukum. Per-

tama, Unair atau PT. BHMN yang lain sep-

erti UI, UGM, dan ITB, sebenarnya se-

cara praktis tidak terpengaruh dengan

dicabutnya UU BHP sebab landasan yang

dipakai berbeda. Unair menjadi BHMNdiatur melalui Peraturan Pemerintah (PP)

No. 30/2006, sedangkan UU BHP, yaitu UU

No.9/2009 yang dibatalkan MK men-

yangkut Badan Hukum Pendidikan. Dari

hal tersebut bisa dilihat, bahwa Unair

ditetapkan dahulu sebagai BHMN sebe-lum UU BHP ada.

Kedua, ia menyesalkan banyaknya ke-

salahpahaman memaknai UU BHP inilah

yang menyebabkan pencabutan terhadap

UU tersebut. Menurut Hadi, UU BHP jus-

tru sifatnya menguntungan peserta did-ik, bukan malah merugikan. Jika UU BHP

diimplementasikan, kekhawatiran komer-

sialisasi justru sirna. Dengan UU BHP (vide:

pasal 41), penyelenggara tidak boleh men-

danai pendidikan dengan menarik uang

kepada masyarakat (peserta didik) lebih

dari 30 persen atau sepertiga jumlah se-luruh dana pengoperasian pendidikan.

“UU BHP justru melindungi hak-hak pe-

serta didik,” tekannya.

UU BHP berusaha memberikan tero-

bosan dalam pengelolaan pendidikan den-

gan mengubah sistem yang selama ini ber-laku. Sistem BHP itu telah terbukti sukses

dilaksanakan oleh PT BHMN, yang idenya

hampir sama dengan BHP. Terbukti, PT terse-

but berhasil masuk dalam peringkat dunia.

Misalnya UI, UGM, ITB, dan Unair. Mereka

masuk dalam peringkat 400 besar dunia.Di sisi lain, Dharmaningtyas tidak

sependapat. “Bagaimanapun juga, dilihat

dari segala sisi bentuk BHMN itu tidak men-

guntungkan dan mempersempit peluang

rakyat untuk mengenyam pendidikan ting-

gi,” tegasnya. Ia memaparkan, bahwa ala-san otonomi tergantung kemauan pengua-

sa, bukan bentuk kelembagaan. Dan jika

otonomi itu malah membuat universitas jor-

joran dengan biaya pendidikan untuk

mengejar status peringkat dunia, sangat ris-

kan sekali karena artinya para cendikiawankampus mau saja dibodohi kapitalisme.

“Standar-standar ini dibuat untuk tu-

juan komersil. Silahkan dilihat saja indika-

tor-indikator untuk peringkat tersebut,”

ungkapnya. Salah satunya adalah peng-

gunaan yang tinggi terhadap internet. Ke-tika semua berlomba menggunakan inter-

net, pihak-pihak mana yang diuntungkan?

Tidak lain adalah kapitalis piranti teknolo-

gi informasi. “Didalamnya tidak ada indika-

tor pelayanan masyarakat, padahal Tri

Dharma perguruan tinggi salah satunyaadalah pengabdian terhadap masyarakat.

Ironis sekali,” pungkasnya. puz

Karunair – Warta unair

Saat ini sebanyak tiga belas orang dos-en muda mengikuti program magang di Uni-

versitas Airlangga (Unair) yang diselenggar-akan oleh Direktorat Jenderal PendidikanTinggi (Dikti). Peserta program berasal dari

Aceh, Padang, Palembang, Bandung, Malang,Bojonegoro, dan Jombang. LembagaPengkajian dan Pengembangan Pendidikan

(LP3) Unair sudah menangani program inisejak tahun 2004.

Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementrian Pendidikan Nasional RepublikIndonesia melihat adanya kesenjangan antaruniversitas di Indonesia. Oleh karena itudiperlukan program magang dosen muda di

universitas yang sudah berpengalaman. “Pro-gram ini bertujuan untuk meningkatkan ko-mpetensi dosen muda dari universitas yang

tergolong muda agar mendapat pengalamantentang bagaimana mengelola perguruantinggi yang baik,” kata Adi Subianto, drg.,

MS., SpPros., Wakil Ketua LP3. Program ma-gang berlangsung selama lima bulan di limauniversitas yang ditunjuk oleh Dikti yaitu

Unair, Universitas Gadjah Mada (UGM), Uni-versitas Negeri Surabaya (Unesa), InstitutTeknologi Bandung (ITB), dan Universitas

Padjadjaran (Unpad).“Kita tidak menutup

mata tentang adanya ke-

senjangan antar universi-tas,” kata Adi. Kemam-puan dosen muda di be-

berapa universitas dalamtransfer ilmu, penguasaanlapangan, dan pembuatan

media pembelajaran masihkurang. Kualitas lulusanumumnya lebih rendah

dari dosen pengajar. “Jikadiadu hard skill--nya sayarasa akan sulit bertanding

dengan lulusan perguru-an tinggi yang sudah es-tablish,” tambahnya. Ke-

banyakan lulusan beker-ja di daerah yang sama.

“Sarana dan prasarana seperti LCD, per-

pustakaan memang ada, namun tidak se-lengkap dan sebanyak di sini,” kata GinaMuthia, S.SiT, dosen Stikes Mercubaktijaya

Padang, salah seorang peserta program ma-gang. “Kami belum mempunyai guru besar,dosen pun paling tinggi gelarnya Strata-2

(S-2),” tambahnya. Pengajuan guru besardi universitas asal peserta lebih mudah kare-na kebutuhan institusi. “Kondisi di sana ter-

utama universitas swasta masih banyakmasalah dengan yayasan dan masalah ituternyata mengganggu proses belajar men-

gajar,” kata Adi. Kebanyakan universitas asalpeserta magang belum menggunakan me-tode pembelajaran e-learning.

Materi tentang manajerial yaitu bagaim-

ana me-manage universitas disampaikan se-

lama magang. Materi lain yang disampaikan

yaitu peningkatan kompetensi dosen, me-

tode inovatif e-learning, pembuatan buku

ajar, penggunaaan media pembelajaran yang

baik, dan etika riset. Mereka juga diperke-

nalkan dengan sarana prasarana yang ada

di Unair seperti perpustakaan, rumah sakit

Program Magang Dosen Muda

Bersambung ke hal. 13

Suasana pelatihan dosen muda .Yit-Warta Unair

Naf-Warta Unair

Page 8: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 2010 GUBES

Ke tiga guru besar tersebut

adalah Prof. Dr. Budi Susetyo

Pikir, dr., SpPD., SpJP (K), FIHA,

Prof. Dr. Suhartati Soewono, dr.,

M.S., dan Prof. Dr. Agus Yudha

Hernoko, SH, MH.

Prof. Dr. Budi Susetyo Pikir,

dr., SpPD., SpJP (K) adalah guru

besar dalam bidang Ilmu Kardiolo-

gi dan Kedokteran vaskuler dan

pada saat ini mengabdikan

keilmuannya pada Departemen

Kardiologi dan Kedokteran

vaskuler Fakultas Kedokteran.

Pidato pengukuhannya menga-

ngkat tema pemanfaatan sel

punca pada penyakit kardio-

vaskuler.

Prof. Dr. Suhartati Soe-

wono, dr., M.S., adalah guru

besar dalam bidang Ilmu

Biokimia dan tercatat sebagai

staf pengajar pada Departemen

Biokimia Kedokteran Fakultas

Kedokteran. Defisiensi glukosa –

6- fosfat dehidrogenase adalah

topik yang diangkatnya dalam

pidato pengukuhan guru besar

nya.

Sementara itu, sebagai

seorang guru besar Ilmu Hukum

Kontrak, Prof. Dr. Agus Yudha

Hernoko, SH, MH. mengangkat

masalah hukum kontrak dalam

pidato pengukuhannya. Saat ini

ia mengabdi sebagai dosen

pada Fakultas Hukum.

Dalam pidatonya Prof. Budi

NO :

56Tahun VIMei 201008

Susetyo Pikir mengungkapkan

tentang perkembangan peneli-

tian sel punca sebagai metode

alternatif bagi penanganan

penyakit jantung koroner.

Walaupun sampai saat ini masih

harus dilakukan studi lebih

dalam, namun ia yakin bahwa

pada suatu saat penggunaan

berbagai jenis sel punca dapat

dipertimbangkan sebagai cara

pengobatan dan perbaikan fungsi

jantung.

Prof. Dr. Suhartati Soewono,

dr., M.S menguraikan tentang

pentingnya peningkatan kewasp-

adaan orang terhadap defisiensi

enzim glukosa – 6- fosfat dehidro-

genase (G6PD). Kekurangan

enzim G6PD, yaitu enzim yang

bekerja sebagai anti oksidan

endogen itu, bersifat genetik.

Penderita gangguan ini berpelu-

ang mengalami keadaan kejang

atau kelelahan otot, infeksi

kronis serta anemia sebagai

akibat paparan bahan oksidan

yang tidak dapat dinetralkan.

Bahaya kekurangan enzim

tersebut bisa menimbulkan risiko

yang membahayakan janin dalam

kandungan seorang ibu yang

mengalami kekurangan G6PD.

Dalam orasi bertajuk “Keseim-

bangan Versus Keadilan Dalam

Kontrak” (Upaya menata Struktur

Hubungan Bisnis dalam Perspek-

tif Kontrak yang Berkeadilan),

Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko,

SH., MH., menjelaskan bahwa

sebuah bisnis akan berlangsung

TIGA orang putera terbaik Universitas

Airlangga dikukuhkan sebagai guru besar pada

Rapat terbuka Senat Akademik Universitas

Airlangga Sabtu (1/5) di Ruang Garuda Mukti

Kantor Manajemen Universitas Airlangga.

Rektorat – Warta UnairDalam orasi pengukuhannya bertajuk “Keseimbangan

Versus Keadilan Dalam Kontrak” (Upaya menata Struktur

Hubungan Bisnis dalam Perspektif Kontrak yang Berkeadilan),

Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, SH., MH., menjelaskan bahwa

sebuah bisnis akan berlangsung kondusif, yaitu efisien dan

profit, apabila dibingkai dengan aturan main yang komprehen-

sif, terutama melalui penerapan azas proporsionalitas dalam

kontrak bisnisnya.

“Idealnya memang demikian, dan jika dalam hubungan

bisnis yang dikemudian hari terjadi konflik dan atau salah satu

pihak wanprestasi, biasanya hal itu akibat dari kontrak bisnisn-

ya yang tidak proporsional. Jadi kalau kontrak bisnisnya baik

maka bisnis itu akan menjadi baik pula,” kata Guru Besar baru

dalam Bidang Ilmu Hukum Kontrak pada Fakultas Hukum

Universitas Airlangga ini dalam jumpa pers menjelang penguku-

han.

Tetapi persoalannya, dewasa ini perdebatan tentang

keseimbangan dan ketidakseimbangan berkontrak sudah

waktunya untuk ditinggalkan, khususnya dalam kontrak bisnis

(komersial). Sehingga masalah posisi para pihak yang berkon-

trak seharusnya perlu dikaji secara jernih, terutama pada

struktur hubungan dan bangunan azas-azasnya. Hubungan

kontrak itu seharusnya ditekankan sesuai proporsinya dengan

mengetengahkan prinsip-prinsip universal seperti itikat baik,

transaksi dan adil dan jujur, tanpa sesuatu yang disembunyi-

sembunyikan. Dengan demikian maka perbedaan kepentingan

diantara para pihak dapat diatur melalui mekanisme pembagian

beban kewajiban secara proporsional, terlepas berapa

proporsi hasil akhir yang diterima para pihak.

“Problematik itulah merupakan tantangan para yuris untuk

memberikan jalan keluar terbaik demi terwu-

judnya kontrak yang saling menguntungkan

para pihak. Jadi win-win solution contract,

yang disatu sisi memberikan kepastian hukum

dan disisi lain memberikan keadilan,” kata Prof.

Agus Yudha Hernoko, yang ketika menyampai-

kan orasi diselingi joke-joke yang menyegarkan

dan memancing tawa para hadirin.

Urgensi pengaturan kontrak dalam praktik

bisnis ini adalah untuk menjadikan pertukaran

kepentingan berjalan secara proporsional bagi

para-pihak. Jadi hubungan kontraknya akan

menjadi adil dan saling menguntungkan, dan

bukan malah sebaliknya. Oleh karena itulah

melalui orasinya, Professor kelahiran Madiun 19

April 1965 ini, mengimbau para pelaku bisnis

untuk memahami adegium bahwa “setiap

langkah bisnis adalah langkah hukum” sehingga

bisnis yang dilaksanakan akan berjalan kon-

dusif. - Bes

Kontrak BisnisSebaiknya

Proporsional

kondusif, yaitu efisien dan profit,

apabila dibingkai dengan aturan

main yang komprehensif, teruta-

ma melalui penerapan azas

proporsionalitas dalam kontrak

bisnisnya.

Acara pengukuhan guru

besar seperti biasanya dipimpin

oleh Ketua Senat Akademik

Universitas Airlangga, Prof. Sam

Soeharto dan dihadiri oleh para

guru besar, sivitas akademika,

sanak keluarga dan tamu

undangan. �

Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, SH., MH

DARI kiri, Prof. AgusYudha Hernoko, Prof.Suhartatik, dan Prof.Budi Susetyo Pikir.

Bes-Warta Unair

Bes-Warta Unair

Bes-Warta Unair

Page 9: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 2010 09GUBES

TEKNOLOGI stem cell (sel

punca) akhir-akhir ini semakin

populer dalam dunia kedokteran.

Dengan teknologi stem cell,

berbagai masalah kesehatan yang

dulu bahkan membuat dokter-

dokter menyerah, sekarang

menjadi masuk akal untuk

disembuhkan. Teknologi stem

cell pada dasarnya adalah

mengambil bagian sel punca dari

sumsum tulang belakang untuk

dikembangkan menjadi jaringan

organ yang baru, seperti sel

tulang, sel tulang rawan, bahkan

sel otot jantung. Penyakit

kardiovaskuler seperti penyakit

jantung koroner dan katub

jantung yang dulu tidak bisa

disembuhkan dengan obat

menjadi dimungkinkan untuk

diobati. Selain itu, dari peneli-

tian Prof. Budi, ditemukan bahwa

sel punca yang berasal dari

jaringan lemak ternyata lebih

mudah untuk dijadikan sel otot

jantung.

Dalam orasi ilmiahnya yang

berjudul Pemanfaatan Sel Punca

pada Penyakit Kardiovaskuler,

Prof. Budi menyatakan, bahwa

teknologi stem cell juga bisa

diterapkan pada penderita

penyakit jantung koroner

iskhemik kronik yang sudah tidak

mempan terhadap obat-obatan,

intervensi kardiologi, maupun

bedah jantung. Dengan teknologi

stem cell tersebut, penderita

penyakit-penyakit tersebut

memiliki harapan baru untuk

memperbaiki kualitas hidup

mereka.

Selain itu, tenologi stem cell

juga bisa digunakan untuk

pengembangan rekayasa katub

buatan dengan teknologi

scaffold baik dari katub ho-

mograft yang telah diluruhkan

sel-selnya atau dari bahan

sintetis yang biodegradeable.

Kelebihan dari katub semacam

ini adalah masih dapat tumbuh

sesuai dengan perkembangan

anak. Meskipun penelitian

tersebut menjanjikan, untuk

penerapan jangka panjang masih

perlu banyak perbaikan.

Meskipun teknik pengobatan

penyakit jantung dengan

menggunakan stem cell diper-

caya sebagai solusi masa depan,

teknik ini sendiri masih belum

mampu menghasilkan sesuatu

yang dramatik dan kurang bisa

dipraktekkan secara luas.

Beberapa hal yang menjadi

alasannya adalah ketika sel

punca yang disuntikkan ke dalam

jaringan target hanya 0,5%

sampai 5% saja yang masih

bertahan berada dalam jaringan.

Sedangkan sisanya hanya

melewati saja. Teknik pengoba-

tan dengan menggunakan

teknologi stem cell juga tidak

bisa digunakan secara luas

karena mahalnya biaya yang

harus dikeluarkan, bisa mencapai

puluhan juta sekali suntik.

“Kalau kasusnya tidak akut

sekali, kenapa harus pakai stem

cell? Gunakan saja pengobatan

yang biasa,” ujar Prof. Budi.

Mahalnya biaya tersebut

dikarenakan peralatan dan

Prof. Dr. Budi Susetyo Pikir, dr., Sp.PD., Sp.JP(K)

Stem Cell, HarapanPenderita Penyakit

Kardiovaskuler

fasilitas yang digunakan untuk

aplikasi stem cell masih harus

didatangkan dari luar. Misalnya

flow cytometry, yang digunakan

untuk mengisolasi stem cell

secara imunomagnetik. Untuk

penyuntikan stem cell dari dalam

jantung sendiri juga diperlukan

alat khusus serta alat lain untuk

menilai keberhasilan pengobatan

dengan stem cell.

Stem cell juga sempat

menjadi kontroversi karena

persoalan etika. Beberapa

kalangan mengkhawatirkan jika

pengembangbiakan stem cell ini

menggunakan media yang tidak

steril, seperti janin sapi atau

babi. Karena berasal dari bina-

tang, dikhawatirkan ada kemu-

ngkinan menularkan penyakit-

penyakit seperti virus dan sapi

gila. Apalagi jika kemudian

jaringan dari binatang dimasukkan

ke dalam organ manusia.

Di Surabaya sendiri

perkembangan teknologi stem

cell sudah dimulai oleh Unair,

baik pengembangbiakan dari

binatang maupun manusia.

Penelitian stem cell tersebut

saat ini baru diujicobakan pada

binatang, karena masih harus

menunggu penelitian lanjutan

untuk memenuhi kelayakan etik.

Untuk itu, sedang dikembangkan

penelitian tentang teknik

pengembangbiakan stem cell

dengan produk manusia sebagai

pengganti. Misalnya bisa dengan

menggunakan serum penderita

sendiri atau albumin manusia

sebagai pengganti. Jika hal

tersebut bisa dilakukan, masalah

etik tentu tidak menjadi masalah

lagi karena menggunakan stem

cell dari tubuh penderita

sendiri.gin

Minum Obat Malaria Bisa Anemia“Minum obat malaria bisa menyebabkan

anemia,” demikian tutur Prof. Dr. Suhartati,

dr., MS dalam jumpa pers di Kantor Manag-

emen Universitas Airlangga (29/4) dalam rangka

pengukuhannya sebagai guru besar pada

tanggal 1 Mei 2010. Hal tersebut dapat terjadi

jika penderita malaria menderita defisiensi

glukosa 6 fosfat dehidrogenase. Glukosa 6

fosfat dehidrogenase (G6PD) adalah enzim

yang bekerja pada metabolisme karbohidrat.

Enzim ini terdapat di sitoplasma, tersebar di

seluruh sel dengan kadar yang berbeda-beda.

Defisiensi G6PD merupakan cacat enzimatik

karena mutasi gen G6PD, sehingga penyakit ini

dapat diturunkan.

Melalui orasi berjudul “Mewaspdai

Defisiensi Glukosa – 6 Fosfat Dehidrogenase

(G6PD) Dalam Upaya Mewujudkan Indonesia

Sehat”, Prof. Suhartati mengingatkan, bahwa

defisiensi G6PD ini merupakan penyakit

genetik yang sulit dideteksi kasat mata.

Penyakit ini baru bereaksi jika penderita

bersentuhan dengan bahan oksidan, seperti:

mengkonsumsi obat-obat malaria (banyak

mengandung oksidan), makan kacang koro,

mencium kapur barus, dll. Jika bersentuhan

dengan bahan tersebut penderita defiensi

G6PD akan mengalami kejang otot, kelelahan

otot, infeksi kronis, anemia. Penderita G6DP

juga memiliki kemungkinan besar mengalami

keguguran saat hamil dan melahirkan anak

yang cacat.

Di Indonesia defisiensi G6PD ini merupakan

penyakit yang kurang populer. Meskipun

kurang populer, menurut Guru Besar Universi-

tas Airlangga ke-385 ini, populasi masyara-kat

Indonesia yang terkena penyakit ini ternyata

cukup tinggi sekitar 3,9% - 18,4% dan tersebar

dari Sabang sampai Merauke.

Ketidakpopuleran defensiasi G6PD terjadi

karena penyakit ini sulit dideteksi secara

kasat mata dalam kondisi biasa pend-erita

defesiensi G6PD tampak normal. Selain itu

pada kenyataannya, selama ini para dokter

juga sering mengabaikan penyakit kekurangan

enzim ini, sementara masyarakat awam pun

banyak yang belum mengetahui tentang

penyakit ini karena kurangnya pen-yuluhan.

Penyakit genetik ini tidak bisa disembuhkan,

namun bisa diatasi dengan memperbanyak

asupan antioksidan endogen. Antioksidan dapat

diperoleh dari konsumsi vitamin C, vitamin E,

beta karoten, selenium, dan zinc, yang banyak

terdapat dalam sayuran berwarna hijau dan

kuning, ikan laut, daging, gandum, dll.

Melalui penelitiannya Profesor di bidangIlmu

Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga ini menyarankan langkah-langkah

konkret untuk menekan penderita akibat

defisiensi G6PD. Pertama, surveillance epidemo-

logi terhadap defiensi G6NP. Kedua, promosi

kesehatan berupa penyuluhan di bidang ke-

masyarakatan dan pelayanan. Cara ini bisa

dimulai di tingkat puskesmas, di bidang pendidi-

kan dengan pembekali mahasiswa pengetahuan

dan ketrampilan diagnose dini, serta membentuk

kerjasama penelitian. Ketiga, penanganan yang

baik terhadap para penderita sehingga tidak

jatuh dalam situasi yang lebih parah. intan

Prof. Dr. Suhartati, dr., MS

“Voice from the Archipelago: KekayaanIndonesia untuk Penyelamatan Lingkungan

SEBUAH foto tidak hanya mampu menyuara-

kan ribuan kata. Foto juga dapat digunakan se-

bagai media untuk melestarikan sebuah kebu-

dayaan.

“Voice from the Archipelago” itulah juduln-

ya, sebuah pameran foto yang diselenggarakan

oleh Pemerintah Amerika Serikat melalui Kedutaan

Besar Amerika Serikat di Jakarta, Konsulat Jen-

dral Amerika Serikat di Surabaya dan Microsoft

bermitra dengan Photovoices International in In-

donesia. Pameran ini diselenggarakan di lima per-

guruan tinggi yang ada di lima kota di Indone-

sia, yaitu di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Sura-

baya, dan Malang.

Sebanyak 31 foto yang berjajar rapi di Lob-

by Perpustakaan Universitas Airlangga Kampus B

tak henti membuat para pengunjung berdecak

kagum. Pameran yang berlangsung 11-14 Mei

2010 dari pukul 09.00-16.00 ini memang menampil-

kan keanekaragaman hayati Indonesia yang

menakjubkan dan kreatifitas manusia Indonesia

PAMERAN FOTO

Bersambung ke hal. 13

Bes-Warta Unair

Bes-Warta Unair

Yit-Warta Unair

Page 10: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 2010 WARTA SIVITAS10

JUMAT, 14 Mei 2010 sebanyak 181

mahasiswa Universitas Airlangga berkum-

pul di Ruang Kahuripan Kampus C dengan

wajah berseri-seri. Mereka adalah

mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi

dari jalur PMDK Prestasi yang hendak

melakukan daftar ulang.

Bidik Misi adalah program beasiswa

yang diluncurkan Pemerintah melalui

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional beker-

jasama dengan beberapa PTN di Indone-

sia. Sebuah kehormatan bagi Universitas

Airlangga yang menjadi salah satu PTN

yang mendapat kesempatan mengajukan

500 mahasiswa yang telah diseleksi

melalui PMDK Prestasi dan SNMPTN,

untuk menerima beasiswa Bidik Misi itu.

“Beasiswa ini adalah sebuah kesempa-

tan yang sangat berharga. Dana dari

rakyat yang dipercayakan untuk biaya

pendidikan mahasiswa berprestasi yang

kurang mampu secara ekonomi ini

diharapkan dapat memberikan kontribusi

lebih pada mahasiswa yang bersangku-

tan,” ujar Khoirul Mubin selaku penang-

gung jawab acara Penyambutan Penerima

Bidik Misi.

Sebelumnya, 9-10 April 2010, BEM UA

juga telah melakukan acara pendampin-

gan calon mahasiswa Unair yang mendap-

atkan BMU dan hendak mengikuti seleksi

PMDK Prestasi pada 2010. “Jadi acara hari

adalah rangkaian dari acara pendampin-

gan yang dilakukan sebelumnya, setelah

masuk sebagai mahasiwa pun BEM akan

tetap mendampingi dengan mengumpul-

kan penerima Bidik Misi dalam sebuah

forum yang akan diadakan sebulan sekali”

jelas Mubin yang adalah mahasiswa Prodi

Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi

angkatan 2006 ini.

Program pendampingan mahasiswa ini

dilakukan agar mahasiswa penerima Bidik

Misi dapat lebih terarah sehingga bisa

berprestasi dengan maksimal, baik dalam

bidang akademis maupun non akademis.

“Senang sekali rasanya bisa menerima

Bidik Misi, padahal waktu ujian rasanya

tegang, deg-degan, tapi Alhamdulillah bisa

masuk,” tutur Muhammad Rahmad Royan

salah satu mahasiswa penerima Bidik Misi

yang berhasil masuk prodi budidaya

perairan unair. Mahasiswa dari SMA

Negeri 11 Medan ini merasa dimudahkan

dengan adanya program pendampingan

ini. Mahasiswa yang datang ke Surabaya

seorang diri ini mendapat bantuan

tempat menginap dari salah seorang

anggota BEM yang baru dikenalnya.

BEM juga membuka ‘Tenda Advokasi’

yang dibuka di depan Auditorium-tempat

daftar ulang mahasiswa penerima Bidik

Misi, untuk memberi bantuan informasi

bagi para mahasiswa baru. Informasi yang

diberikan berupa informasi umum, seperti

informasi tempat kost, transportasi, dan

informasi khusus seperti informasi

fakultas, serta kegiatan-kegiatan non

akademik. ***

FST-Warta Unair

Ambilkan bulan Bu,

untuk menerangi tidurku

yang lelap di malam gelap.

Bagi sebagian orang, penggalan syair

itu tak lebih dari sekedar kidung yang

sering dinyanyikan oleh anak kecil.

Namun lain halnya bagi anak-anak desa

Sumber Bening, Kondang Merak, Malang

Jawa Timur, karena lagu itu seolah telah

menjadi lagu wajib yang bisa menggam-

barkan suasana hati mereka di saat

malam menjelang. Sudah sekian lama

desa mereka tidak tersentuh listrik.

Sehingga wajar jika setiap malam,

mereka hidup dalam kegelapan. Desa

terpencil yang berada di kawasan

pesisir pantai ini juga jauh dari fasilitas

umum, dimana pompa bensin yang

terdekat saja, letaknya sekitar tiga

kilometer dari desa dengan kondisi jalan

bebatuan yang sulit dilewati. Warga

mengeluhkan kinerja perusahaan listrik

yang hanya memberi janji, namun belum

ada wujudnya sehingga desanya pun

tetap “padam”. Beberapa bulan

terakhir, desa mereka mulai mendapat-

kan sedikit penerangan, setelah warga

berinisiatif untuk membeli genset.

Namun kapasitas kerjanya kurang

maksimal karena daya yang dihasilkan

terbatas dan bahan bakarnya mahal

serta cepat habis.

Tempat pelelangan ikan sebagai

pusat kegiatan warga yang mayoritas

bekerja sebagai nelayan juga gelap

gulita. TPI yang ramai dengan kegiatan

warga pada jam tiga hingga lima pagi ini

hanya diterangi oleh senter yang

dibawa oleh beberapa nelayan saja. Hal

itu tentunya sangat menghambat

kegiatan warga. Kisah mereka terus

berjalan seperti itu, hingga kemudian

datang serombongan mahasiswa Fisika

UNAIR yang menggoreskan sedikit tinta

perubahan. Desa “padam” yang sudah

cukup familiar di kalangan mahasiswa

Fisika UNAIR sebagai tempat outbond

itu, sedikit mulai bercahaya. Ini terjadi

setelah mahasiswa bersama warga

membangun sebuah kincir angin untuk

pembangkit listrik tenaga angin. “Kami

tersentuh dengan kondisi warga,

hingga kemudian berinisiatif membuat

kincir angin setelah melihat bahwa

angin di sana cukup kencang” jelas

Guruh, Presiden Himpunan Mahasiswa

Fisika (HIMAFI) UNAIR ini. Kincir angin

dari besi yang berdiameter 2 meter

dengan tinggi tiap tiangnya 4 meter ini

mampu menghasilkan daya hingga 600

watt, cukup untuk menerangi TPI

selama empat jam lebih. “Desain kincir

kami buat sendiri, pembuatan kerang-

kanya bekerjasama dengan bengkel,

dan dana pembuatannya adalah

swadaya dari mahasiswa serta sebagian

dari kas himpunan” aku Guruh. Kincir

angin yang dibuat dengan menghabis-

kan dana sekitar dua juta rupiah ini

diakui mampu bertahan hingga lima

tahun lebih jika dilakukan perawatan

dengan baik. “Dana yang terbatas

memaksa kami untuk memutar otak

bagaimana agar kincir yang dihasilkan

juga maksimal. Masalah perawatan tidak

sulit, karena sudah ada beberapa warga

yang mengerti tentang itu” ujar Deny,

salah seorang anggota panitia kegiatan.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini

terintegrasi dengan kegiatan Achieve-

ment Motivation Training (AMT) untuk

mahasiswa angkatan baru. Mahasiswa

baru dilibatkan secara aktif dengan

tujuan untuk memberikan pengalaman

baru dalam aplikasi ilmu fisika, sekaligus

meningkatkan sense of humanity

mereka. Membutuhkan waktu hingga

satu bulan, sejak 7 April 2010 lalu,

dimulai dari pembuatan desain hingga

pemasangan kincir, dan kemudian

diserahkan ke warga pada 2 Mei

kemarin. “Ini adalah kegiatan pengabdi-

an masyarakat pertama yang kami

lakukan, dan semoga tidak menjadi yang

terakhir” ungkap Guruh. Dia mengaku,

hanya sebuah kincir belum mampu

menerangi seluruh wilayah desa,

sehingga perlu dikembangkan. Mereka

berupaya sebisa mungkin untuk meman-

tau perkembangan kincir angin yang

telah mereka buat. “Melihat warga

senang, kami pun turut bahagia”

tuturnya. Dia menambahkan, mahasiswa

sebenarnya mampu memberikan kontri-

busi yang nyata dengan mengaplikasikan

ilmu yang dimiliki untuk membantu

masyarakat, hal yang demikian itu lebih

bermanfaat. Jadi untuk menunjukkan

eksistensi mahasiswa, tidak perlu dengan

aksi anarkis bukan? Naf

PERANG terhadap tembakau tetap

terus digencarkan oleh Ikatan Ahli Kese-

hatan Masyarakat (IAKMI) Jawa Timur. Kini

dengan mendirikan Tobacco Control Sup-

port Center (TCSC )east Java. Dalam

wilayah pembicaraan yang lebih luas, se-

benarnya program ini ditujukan untuk

memerangi rokok mengingat sampai saat

ini banyak sekali kerugian yang harus diba-

yar oleh para perokok dan bukan perokok

akibat kegiatan merokok. Kerugian terse-

but meliputi kerugian biaya untuk mem-

beli rokok ataupun biaya untuk pengoba-

tan akibat perilaku merokok dan dampak

tidak langsung lainnya. Hal ini tentu san-

gat merugikan diri dan keluarga, teruta-

ma mereka yang perokok. Beban yang di-

tanggung keluarga bertambah besar den-

gan adanya salah seorang saja yang mer-

okok dalam keluarga tersebut. Namun

apabila perilaku ini dapat dihindari tentu

sedikit banyak pendapatan keluarga ber-

tambah hemat. Sedangkan pengeluaran

untuk kebutuhan yang lain yang lebih ber-

manfaat juga bertambah dengan pengali-

han biaya rokok ke biaya kebutuhan lain-

nya.

TCSC bergerak dengan melakukan ad-

vokasi ke pihak-pihak terkait dalam men-

gambil kebijakan. Langkah ini adalah mod-

el untuk mempengaruhi pemerintah dalam

mengambil kebijakan kesehatan, teruta-

ma tentang rokok. Santi Martini, dr.,

M.Kes selaku ketua TCSC menjelaskan,

bahwa area kebijakan penanggulangan

tembakau harus memperhatikan MPOW-

ER. MPOWER ini adalah Monitoring Peng-

gunaan tembakau dan pencegahannya,

Perlindungan terhadap asap rokok, Op-

timalkan dukungan untuk berhenti mer-

okok, Waspadakan masyarakat akan ba-

haya tembakau, Eliminasi iklan, promosi

dan sponsor terkait tembakau,dan Raih

kenaikan cukai tembakau. Hal ini dimak-

sudkan untuk semakin waspada terhdap

rokok dan untuk memperingatkan bahwa

tidakda ruang lagi bagi rokok di dunia ini.

Kegiatan yang akan dilakukan oleh

TCSC ke depan adalah membangun jejar-

ing pendukung untuk sama-sama berger-

ak menyatakan perang terhadap tembakau

dan rokok. Advokasi pun dilakukan kepa-

da siapa saja untuk semakin memperluas

dukungan terhadap gerakan ini. Dengan

cara ini diharapkan di masyarakat akan

semakin marak dilakukan kampanye anti

tembakau atau rokok. Harapannya,

masyarakat yang sering mendengar hal

tersebut akan tersadar dan meninggalkan

kebiasaan merokok atau bahkan men-

dukung gerakan anti rokok.

TCSC memiliki tujuan besar yang

hendak dicapai, yaitu meningkatkan der-

ajat kesehatan masyarakat Indonesia se-

luruhnya. Untuk itulah TCSC bergerak

secara intensif dalam menindak rokok,

Kincir Itu Menghidupkan

Desa Yang “Padam”

BEMMendampingiPenerimaBidik Misi

TCSC aktif Menindak Rokok

Santi Martini ketua TCSC Jawa Timur.

Bersambung ke hal. 14

Dok Istimewa-Warta Unair

Dok -Warta Unair

Dok Istimewa-Warta Unair

Page 11: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 2010 11WARTA SIVITAS

� International Office and Partnership

Bersambung ke hal. 15

Pertemuan Ikatan Alumni Unair Cabang Belanda

KETIKA mendapatkan email dariHan Tiong Bo, salah satu pengurus IKAAirlangga Cabang Belanda, saya hanya

bergumam, sayang sekali saya tidakbisa hadir. Namun, Tuhan berkehendak

lain. Penerbangan saya ke Surabayaditunda akibat kabut asap vukanikGunung Eyjafjallajokull, sehingga

penerbangan di Eropa banyak dibatal-kan. Hikmahnya, saya bisa hadir dalampertemuan lanjutan antara IKA Airlang-

ga Cabang Belanda dan Dosen-dosenUnair yang sedang menempuh studi di

Belanda.

Sabtu, 17 April 2010, bertempat di

suatu rumah makan pinggir danau, Tong

Fong City Restaurant te Leidschendam,

di Weigelia 20, 2262 AB Leidschendam,

menjadi perjumpaan awal bersama Alum-

ni Universitas Airlangga (IKA-Airlangga)

Cabang Belanda. Ada sedikitnya 50 orang

hadir dalam pertemuan ini, yang rata-rata

sudah berusia 50 tahun. Merekalah gen-

erasi awal yang menjadi pelajar-pelajar

yang kuliah di Unair di tahun 1960an

hingga 1970an. Beberapa di antara mere-

ka mengaku, terpaksa meninggalkan

tanah air karena situasi politik yang

tidak bersahabat setelah tahun 1965.

Meskipun demikian, kebanggaan mere-

ka sebagai alumni Unair sungguh men-

jadi hal yang luar biasa bagi dosen-

dosen muda Unair maupun alumni

muda yang juga bergabung dalam per-

temuan itu.

Acara dikemas dengan agenda ra-

pat, diskusi dan pertunjukan musik.

Diawali pukul 12 siang dengan pen-

gantar dari Ketua IKA Airlangga, Drs.

Paul The Gwan Tjaij, MD. Kemudian rap-

at membahas persetujuan agenda, Not-

ulen pertemuan 20 September 2008, lap-

oran sekretaris dan bendahara, penun-

jukan Ko-

mite Audit, proposal dari Majelis Umum,

proposal dari Pengurus, dan perkenalan

dengan para mahasiswa Belanda yang juga

dosen Unair, antara lain Maradona (FH,

master RUG), Erni (master RUG), Faisal

(FH, master Utrecht University), Herison

Saat berbagi informasi bersama antaraAlumni dan Dosen Unair.

Ketua IKA Airlangga Cabang Belanda danMaradona- Dosen FH Unair yang sedangStudi di RUG Groningen- dalam AcaraPerkenalan.tif

Laporan dari R. Herlambang Perdana Wiratraman dari Leiden, Belanda, 18 April 2010.

Bersambung ke hal. 14

Unit Muda Energik Pembangun Relasi Internasional

2008 ketika mulai menjabat sebagai Ke-

pala Bidang Kerja Sama dan Hubungan In-

ternasional. Kemudian pada pertengah-

an 2009 IOP mulai membangun sistem dari

awal. Sedangkan secara resmi, IOP Unair

dibuka pada tanggal 1 Maret 2010 yang

lalu.

Proses membangun sistem inilah yang

memakan waktu cukup lama. Igak ingin

membangun sebuah sistem yang bisa link

and match dengan unit-unit lain di Unair,

misalnya dengan Pusat Penerimaan Ma-

hasiswa Baru (PPMB). Ini dikarenakan

proses penerimaan mahasiswa baru, ter-

masuk mahasiswa asing, tidak hanya le-

wat IOP saja, tapi juga harus melalui ber-

bagai unit-unit yang sudah ada. Meski

demikian, Igak berprinsip untuk memban-

tu memudahkan mahasiswa asing yang in-

gin kuliah di Unair. Misalnya membantu

mengurus administrasi, membantu men-

carikan tempat tinggal yang sesuai keingi-

nan, memberikan surat perkenalan, dan

lain-lainnya.

“Prinsipnya, kalau bisa dipermudah,

kenapa harus dipersulit? Biasanya pelajar

asing mengeluh karena birokrasi di Indo-

nesia panjang dan harus membayar di se-

tiap meja. Karena itu kami tidak ingin

mempersulit, tapi mereka juga jangan

minta gampangnya saja,” ungkap Igak.

Selain membantu mahasiswa asing

dalam hal administrasi, IOP juga berupaya

membantu pengembangan unit lain den-

gan mengadakan workshop, salah satun-

ya adalah pemetaan kekuatan Unair un-

tuk memasarkan keunggulan fakultas-

fakultas di Unair. Selain itu IOP juga men-

gadakan kerja sama dengan institusi-in-

stitusi pemerintah untuk mempermudah

masalah imigrasi, seperti kepolisian dan

keimigrasian.

Meskipun baru berdiri, IOP Unair

sudah berhasil menjalin kerja sama den-

gan beberapa pihak asing. Di antaranya

yang paling baru adalah kerja sama lang-

sung dengan delapan universitas anggota

konsorsium Erasmus Mundus dan kerja

sama dengan enam universitas dari Aus-

tralia. Untuk mahasiswa Erasmus Mundus

yang akan datang ke Unair mencapai tiga

belas orang.

Sebagai unit baru, IOP masih dipegang

oleh staf-staf dari dosen, pegawai rek-

torat, dan pegawai magang. Hal itu di-

anggap Igak kurang sesuai, karena ideal-

nya dipegang oleh staf full time. Kapasi-

tas SDM rektorat menurutnya kurang

memadai, karena staf IOP dituntut untuk

menguasai bahasa asing, minimal Bahasa

Inggris. Hal lain yang perlu diingat adalah

IOP juga memiliki kultur kerja yang ber-

beda dengan pegawai biasa. IOP menga-

nut kultur kerja terbalik, karena ber-

hubungan dengan waktu yang berlaku di

luar negeri. Bisa saja di Indonesia sudah

sore, namun di luar negeri masih siang

dan jam kerja masih efektif. Karenanya,

dibutuhkan juga staf yang muda, dinamis,

bersedia membangun relationship, suka

bepergian, energik, dan mampu mengua-

sai teknologi. Kemampuan menguasai

teknologi perlu karena untuk berhubun-

gan dengan pihak luar negeri sekarang

ini tidak lagi hanya dengan menggunakan

telepon dan email, tapi juga Twitter, Fa-

cebook, Skype, Yahoo Mail, dan berbagai

jejaring sosial di internet lainnya. Igak

sendiri juga mengidentikkan kegiatan IOP

dengan anak muda yang energik dan di-

namis. Karena itu, jangan sampai heran

jika IOP selalu ramai dengan gaya khas

anak muda yang meriah dan energik.

Igak menganggap staf yang sekarang

sama menguntungkan kedua belah pihak.

Karena itu, Igak berpesan kepada fakul-

tas, sebisa mungkin menghindari inisiasi

kerja sama secara individu. Jika memang

tidak memungkinkan, diharapkan untuk

mengirimkan pemberitahuan kepada IOP,

untuk mengindari masalah di kemudian

hari.

“Kerja sama itu sebenarnya kan jalur

institusi atau lembaga meskipun yang maju

individu. Ini masalah tanggung jawab, kare-

na di belakangnya ada bendera Unair.

Kalau ada apa-apa, sekalipun yang tanda

tangan individu, tapi orang hanya tahu

bahwa individu itu dari Unair,” ujar Igak.

Igak mengatakan, tidak banyak uni-

versitas yang memiliki IOP., meskipun Dik-

ti sendiri mendorong universitas-univer-

sitas untuk membangun IOP. Menurut

Igak, setiap IOP universitas memiliki per-

bedaan. Contohnya, IOP milik Unair yang

juga menangani kerja sama dalam negeri.

Meskipun disebut kerja sama dalam

negeri, sebenarnya lingkupnya mencak-

up region Asia Pasifik, karena Indonesia

termasuk dalam region Asia Pasifik. Sedan-

gkan untuk kerja sama luar negeri yang

dimaksud adalah Uni Eropa dan Amerika.

Jika dilihat dari embrionya, IOP se-

benarnya sudah cukup lama ada. Igak

mulai merintis cikal bakal IOP sejak tahun

Semakin banyak mahasiswa asingyang berkuliah di Universitas Airlang-

ga. Hal ini tidak lepas dari peranInternastional Office and Partnership

Unair yang gencar melakukan promosi,memasarkan keunggulan Unair ke luar

negeri, dan melakukan kerja samadengan berbagai pihak. International

Office and Partnership (IOP) adalahpengembangan dari Bidang Kerja Sama.IOP dimaksudkan untuk mengakomoda-

si kerja sama internasional yang saatini sedang digalakkan oleh Unair.

........................................................

Dalam menjalankan tugasnya IOP

sendiri memiliki tiga fungsi. Pertama se-

bagai inisiator, IOP memulai (proposing)

sebuah peluang kerja sama dengan pihak

lain, mengenalkan kedua belah pihak, baik

Unair maupun dengan pihak luar. Proses

kerja sama selanjutnya dilaksanakan oleh

pihak yang bersangkutan, misalnya fakul-

tas, unit, atau lembaga. Aktivitas kedua

adalah sebagai mediator, membantu me-

diasi antara fakultas dengan pihak luar.

Terakhir adalah sebagai eksekutor, yang

mencakup kegiatan inisasi, mediasi, dan

pelaku kerja sama.

Sebagai badan yang menjadi media-

tor, IOP berusaha mengakomodasi keingi-

nan fakultas. Untuk itu sejak semula Ket-

ua IOP Igak Satrya Wibawa, S.Sos., M.A.,

mempercayakan penanganan kerja sama

secara desentralisasi. Artinya, kerja sama

tetap diserahkan pada fakultas atau unit,

namun fakultas atau unit juga diharap-

kan untuk memberitah IOP agar proses

kerja sama bisa dipantau dengan lebih

baik. IOP harus tetap memantau karena

dalam melakukan kerja sama, unit tetap

menyandang nama Unair. Selain itu, pe-

mantauan juga diperlukan untuk me-

mudahkan tindak lanjut dan evaluasi.

Bentuk kerja sama disesuaikan den-

gan keadaan. Misalnya jika fakultas

melakukan inisiasi untuk kerja sama yang

bidangnya hanya untuk fakultas tersebut,

disarankan kerja sama dalam bentuk Mem-

orandum of Agreement (MoA) saja. Kerja

sama dalam bentuk Memorandum of Un-

derstanding (MoU) hanya jika ada banyak

unit lain yang terlibat. Igak meyakinkan

bahwa IOP akan selalu berusaha agar kerja

Ketua IOP Igak Satrya Wibawa, S.Sos., M.A. (tengah) diantara staf dan mahasiswa.

Yit-Warta Unair

Dok I

stim

ew

a-W

art

a U

nair

Page 12: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 201012 OPINI

Wanna be a World Class University?PROSES seleksi Calon Rektor 2010-

2015 menunjukkan adanya letupan hasrat

dari para kandidat untuk menuntaskan

langkah internasionalisasi bagi Universitas

Airlangga. Hasrat bersama untuk

memimpin langkah Airlangga menjadi world

class university (WCU).

Meski langkah ini terbilang tidak

mudah, para kandidat terlihat cukup

optimis untuk mampu membawa Universi-

tas Airlangga ke posisi yang lebih baik.

Ikhtiar ini pun menjadi kian berat,

manakala UU BHP telah gugur di tangan

MK baru lalu.

Namun, seraya mengamini perkataan

Kendrick (2008), kita memang harus tetap

optimis dan kreatif. Dikatakan bahwa kita

bisa merubah hidup atau bahkan merubah

dunia, jika mau mencoba apa yang telah

kita pikirkan.

Inikah world class university ?

Mari kita sedikit “berkhayal”, mener-

opong Airlangga berdiri pada masa

keemasannya. Tampak gagah dalam

tunggangan garuda muka. Menggenggam

amrta, yang sama-sama telah kita terje-

mahkan sebagai mata air pengetahuan

yang abadi.

Mari kita bayangkan, ketika Universi-

tas Airlangga telah tiba pada suatu masa.

Memiliki perpustakaan dengan koleksi

terbesar di Nusantara. Mengoleksi jutaan

buku dan manuskrip. Memperkaya diri

dengan ribuan majalah dan jurnal.

Komputerisasi katalog yang dibangun,

mampu melayani akses bagi mereka yang

haus akan amrta. Lebih dari satu juta

user mengakses koleksi online setiap

minggu.

Airlangga telah menjelma sebagai

“rumah” yang nyaman bagi para ilmuwan.

Mahasiswa memiliki akses ke ribuan

terminal komputer di ruang kelas,

perpustakaan, asrama, museum, dan

fasilitas umum kampus yang bisa digunakan

untuk mendukung setiap aktivitas penga-

jaran dan penelitian.

Mahasiswa dan dosen menemukan

tempat yang ideal untuk melakukan inter-

dan multidisiplin penelitian. Tersebar

dalam ribuan kelompok penelitian yang

bekerja di bawah payung roadmap

penelitian Universitas.

Setiap tahun, Airlangga mampu

mendulang ratusan beasiswa. Punggawan-

ya, banyak memperoleh penghargaan dari

organisasi ternama. Hasil karyanya, banyak

disitasi oleh ilmuwan lain di seluruh

penjuru dunia.

Terlibat dalam satu bagian integral

dari misi pemerintah untuk membangun

rakyat. Berbagi keahlian dan dukungan

dengan para petani, pedagang, nelayan,

hingga perusahaan manufaktur dan bisnis.

Masyarakat berbondong-bondong hadir ke

kampus, menyimak setiap seminar,

workshop, atau lokakarya yang digelar

oleh Airlangga.

Menjadi resource akademik terbaik di

Indonesia. Alumninya, banyak memperoleh

pengakuan dan penghargaan. Rajin

memupuk kontribusi bagi kemajuan

bangsa dan negara. Selalu dinanti dan

dibutuhkan kehadirannya oleh

masyarakat.

The New Internationalism

Secara umum, Levin, dkk (2006) telah

mendefinisikan WCUsebagai Universitas

yang memiliki keunggulan akademik,

penelitian, pengembangan dan penyeba-

ran pengetahuan, serta berkontribusi

terhadap kehidupan keilmuan, budaya ,

dan masyarakat.

Sementara kini, setidaknya ada tiga

pemeringkat paling berpengaruh di dunia,

yakni : Times Higher World University

Rankings (THE-QS), Academic Ranking of

World Universities (ARWU), dan Ranking

of World Universities in the Web (webo-

metrics). Selain itu, masih banyak pemer-

ingkat lain yang tersebar di negara USA,

Cina, UK, Pakistan, Canada, Jerman, Italia,

Brazil, Spanyol, Swiss, Australia, atau yang

lain. Bahkan, jika mau, LPPM Airlangga-

pun sebenarnya sangat mampu untuk

membangun pemeringkatan serupa.

Lantas, apa itu the new international-

ism ? Jika sebelumnya, WCU terkesan

“cukup” dengan mengejar pengetahuan

terbaru dan kepemilikan dosen dengan

kualifikasi terbaik. Maka kini, keberagam-

an dan intensitas global, telah membawa

WCU menuju iklim internasionalisasi yang

baru.

Seperti yang dipaparkan Niland (2000),

bahwa internasionalisasi baru ini akan

memaksa mereka yang mengikrarkan diri

sebagai WCU untuk terlibat dalam pene-

trasi baru. Lambat laun, WCU akan

terbawa arus besar untuk melakukan

beberapa hal berikut.

Pertama, bersama-sama terjun ke

dalam kompetisi global untuk menggaet

mahasiswa asing. Kedua, bersungguh-

sungguh mendorong para dosen untuk

memiliki multi-cultural framework.

Ketiga, setiap WCU akan saling bertukar

dalam mempekerjakan staf akademik

asing.

Ketiga, anggaran WCU akan tersedot

ke dalam kegiatan marketing berskala

internasional. Keempat, setiap WCU

berlomba-lomba untuk meningkatkan joint

degrees atau double badging dengan WCU

lain.

Kelima, WCU harus bertindak cepat

dalam mengadaptasi framework pembela-

jaran dalam konteks internasional.

Keenam, WCU dipaksa untuk mampu

mencetak lulusan lokalnya, guna menca-

pai kualifikasi yang melebihi standar

nasional. Ketujuh, WCU perlu segera

mendorong alumninya untuk mencebur-

kan diri ke dalam pasar tenaga kerja

internasional.

Mampukah Kita ?

Melihat realitas tersebut, Perguruan

Tinggi besar dunia yang memang telah

memiliki pondasi kuat untuk menjadi WCU,

tampak berada pada posisi di atas angin.

Jika kita simak, sepuluh besar peringkat

THE-QS, ARWU, maupun Webometrics,

hanya diisi oleh Perguruan Tinggi asal USA

dan UK.

Jika Airlangga memang ingin bertahan,

maka tidak ada jalan datar, selain mem-

bangun aliansi. Hal semacam ini telah

dilakukan oleh University of New South

Wales dan Universitas Nasional Singapura

yang telah bergabung dengan kelompok

Universitas 21, masuk ke dalam 18 anggota

aliansi yang berasal dari 6 negara.

Strategi lain, Airlangga hendaknya

tidak melupakan potensi lokal. Meman-

faatkan trend pengelolaan ilmu penge-

tahuan, dunia pun menyadari bahwa ada

banyak pertanyaan yang harus dijawab.

Sementara setiap permasalahan, kian

membutuhkan pengetahuan komparatif

dari banyak kebudayaan untuk turut

menyelesaikannya.

Dari peluang kecil ini, setidaknya

Airlangga akan dapat mementaskan

potensi lokal yang ada, menuju ke pentas

dunia. Potensi yang tergali, diharapkan

mampu menarik minat dari para staf WCU

yang kini menduduki the best ten pada

THE-QS, ARWU ataupun webometrics.

Dengan demikian, status “ world class”

yang dibawanya, diharapkan dapat

menular ke tubuh Airlangga.

Ini sebuah strategi yang sebenarnya

juga telah dilakukan oleh Airlangga.

Konsistensi dan peningkatan intensitas,

adalah kata kuncinya. Dengan melangkah

pasti, optmisime bersama, pasti akan bisa

membawa Airlangga menjadi world class

university. �

O leh :

Dok P

ribadi -W

art

a U

nair

Yuniawan Heru, M.Si.(Alumnus Antropologi Unair)

Kampus B – Warta UnairProblematika anak jalanan negeri ini

memang kompleks, mulai dari beragamnya

sebab yang menjadikan anak sampai

“turun ke jalanan”, kekerasan yang

melibatkan anak jalanan, hingga akibat

sosial yang ditimbulkan dari keberadaan-

nya. Padahal, individu atau institusi yang

peduli terhadap permasalahan sosial ini

juga tak banyak. Sadar pentingnya untuk

mengurai benang kusut pada masalah ini,

Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam

(UKMKI) Universitas Airlangga mengadakan

pelatihan untuk anggota barunya pada

Sabtu, 13 Maret 2010. Acara bertajuk

Buka Hati, Peduli Anak Negeri tersebut

bertujuan untuk membangun solidaritas,

empati, dan rasa kesetiakawanan sosial

sekaligus membekali para peserta dengan

skill yang diperlukan kelak ketika terjun

di lapangan. Berlangsung selama dua hari,

acara tersebut menghadirkan Didit Hape

dari Sanggar Alang-Alang dan Ustadz Arif

Prasojo dari Yayasan Dana Sosial al Falah

(YDSF), keduanya sebagai pembicara

utama.

Lalu, apakah selama ini pemuda

(mahasiswa) sudah menunjukkan

kepeduliannya secara nyata? Om Didit,

sapaan akrab Didit Hape yang sudah lama

berkecimpung dalam menangani anak

jalanan mengatakan bahwa mahasiswa

sekarang sudah cukup baik dalam mere-

spon permasalahan sosial.

“Saya kira, mahasiswa sekarang sudah

cukup baik dan peduli terhadap masalah

seperti ini (anak jalanan, red). Ini, mereka

mau mengadakan acara seperti ini”,

demikian budayawan satu ini berujar

seraya mengharapkan agar para mahasiswa

yang altruistis dapat diakomodasi secara

memadai.

Tantangan dan HambatanMemberdayakan anak jalanan bukan-

lah perkara mudah. Individu atau institusi

yang ingin terjun seyogyanya memahami

perkembangan dan karakteristik anak

jalanan, selain juga harus mampu mene-

mukan metode yang tepat dalam pembi-

naan anak jalanan.

Karina, mahasiswa Fakultas Kesehatan

Masyarakat (FKM) menceritakan suka

dukanya. Menurutnya, ada banyak

tantangan dan hambatan yang seringkali

menggangu proses pembinaan, diantaran-

ya adalah sulitnya mengajak anak jalanan

untuk mengikuti program pembinaan,

tantangan yang justru berasal dari

orangtua si anak, dan bahkan kendala

yang berasal dari preman.

Mahasiswa angkatan 2007 ini mengata-

kan bahwa ada tujuan utama dari acara

yang merupakan program kerja Departe-

men Sosial Kemanusiaan UKMKI ini. Lewat

pembinaan berupa program beasiswa dan

Sof – Warta Unair

Ustadz Arif Prasojo dari YDSF saat memberikan motivasi danbimbingan mental kepada peserta Training Kesetia-kawanan Sosial.

pemberian keterampilan khusus kepada

anak jalanan, seperti bermain musik,

diharapkan tujuan utamanya dapat

tercapai. Apa itu? Menurutnya, tujuan

utama program pembinaan ini adalah

kampung Kayoon yang mandiri. �

Page 13: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 2010

Teatrikal Partisipatif >>>

13OPINI

MEMBACA diartikan melihat serta mema-hami isi dari apa yang tertulis dengan melisan-kan atau hanya dalam hati. Dari pengertiantersebut, membaca sebenarnya tidak hanyamemahami kata-kata yang terdapat di dalambacaan, namun membaca merupakan suatuupaya menangkap atau menyerap konsep yangdituangkan pengarang sehingga memperolehpenguasaan bahkan mengkritisi bahan bacaan(Yuli Timor A: 2008).

Membaca adalah kegiatan berfikir. Sese-orang yang berhenti atau tidak membaca,maka berhenti jugalah ia berfikir. Ia sepertisumur yang kehilangan air. Semakin lama iaberhenti atau tidak membaca, maka akansemakin menurunlah kemampuan otaknya un-tuk berfikir. Dengan kata lain ia menjadi se-makin bodoh. Hal ini tentu sangat merugi-kan, terutama jika terjadi dikalangan pela-jar dan mahasiswa. Karena itu jagalah fungsiotak anda dengan banyak membaca, teruta-ma membaca buku-buku yang berkualitastinggi (Peng Kheng Sun: 2009).

Dari dua orang penulis tersebut, tampaksekali bahwa kegiatan membaca bahan bacaanorang lain merupakan kegiatan yang sangatpenting, karena dari membaca kita dapatmendapatkan pengetahuan. Melalui membacatak terhitung banyaknya ilmu pengetahuanyang dapat diperoleh. Selanjutnya Peng KhengSun (2009) menyatakan bahwa buku adalahgudang ilmu. Melalui buku orang dapat me-nambah pengetahuannya. Melalui buku pulaorang dapat menyimpan dan membagikan ber-bagai gagasan yang ada dibenaknya supayadapat bermanfaat bagi orang lain. Melaluibuku, penyebaran ilmu atau informasi menja-di sangat cepat. Buku yang sama dapat diba-ca oleh ribuan orang, bahkan jutaan orangditempat dan waktu yang berbeda. Keajaibanbuku menjadikannya memegang peranan yangsangat penting bagi perkembangan ilmu.Penyebaran ilmu melalui buku sungguh jauhlebih unggul jika dibandingkan dengan caralisan. Suwarjono (2009) juga mengatakan bah-wa buku merupakan bagian yang tidak dapatdipisahkan dari belajar. Buku merupakan sum-ber pengetahuan.

Dari pengamatan (masih perlu dibuktikanmelalui penelitian) yang saya lakukan selamalebih dari 30 tahun mengajar pada berbagaimata kuliah di Fakultas Ekonomi UniversitasAirlangga, sedikit sekali mahasiswa yang me-miliki buku wajib, apalagi buku tambahan,

sehingga bagi dosen agak sulit bila di dalamkuliah sang dosen menunjuk pernyataan atautulisan seorang pakar yang menulis di dalambuku tertentu. Apalagi bila memberi tugasuntuk reading assignment. Namun pada akhir-akhir ini, setelah dilakukan penilaian hasilbelajar bukan bersumber dari ujian terstruk-tur saja (UTS dan UAS), tetapi juga melaluitampilan di dalam kelas untuk menyajikan topiktertentu, sudah banyak mahasiswa yang me-megang paling tidak buku wajib, meskipun ben-tuknya adalah hasil fotokopi.

Suwarjono (2009) mengatakan bahwa kuli-ah merupakan kegiatan yang membedakanpendidikan formal dan non formal. Namun,hal yang perlu dicatat adalah bahwa kuliahbukan satu-satunya sumber pengetahuan danbukan satu-satunya kegiatan belajar. Bila ma-hasiswa tidak menyiapkan diri dan masuk kelasdalam keadaan kosong pikirannya, maka pe-mahaman akan menjadi terhambat atau bah-kan tidak ada proses pemahaman sama sekali,karena instruktur (dosen) tidak lagi menjelas-kan segala masalah secara rinci dan runtut.Setelah temu kelas, dapat terjadi penurunanpemahaman. Hal ini karena berlalunya wak-tu, namun bagi mahasiswa yang sebelumnyatelah belajar (dengan membaca buku, artikel,atau hasil penelitian), penurunan pemahamantidak securam pemahaman mahasiswa yang

tidak belajar sama sekali. Hal ini disebabkanmahasiswa belajar lagi untuk topik berikut-nya, sementara itu topik yang sebelumnyadipelajari ikut manjadi lebih diperkuat lagi olehmateri berikutnya yang mengacu pada topiksebelumnya. Mahasiswa yang masuk kelasdengan pikiran kosong akan memperoleh pe-mahaman rendah dan samar-samar. Begitukeluar dari kelas pemahaman yang rendah dansamar-samar tersebut akan segera hilang.Topik berikutnya yang memerlukan pemaha-man topik sebelumnya akan menjadi lebih sulituntuk difahami dan akhirnya mahasiswa cen-derung untuk menghafal topik tanpa penala-ran dan pemahaman. Akhirnya mahasiswa tidakmerasa dapat apa-apa dari dosen, karena dos-en tidak lagi mengajar seperti yang diharap-kan. Mahasiswa mengeluh, bahwa kalau sayaharus membaca, lalu apa tugas dosen.

Saya berpendapat bahwa kegiatan kuliahatau temu kelas sebenarnya hanyalah meru-pakan konfirmasi ilmu pengetahuan antara apayang diperoleh oleh mahasiswa dari membacadengan apa yang dikuliahkan oleh dosennya.Dengan demikian para mahasiswa datang kekelas dan mengikuti kuliah seharusnya telahmembawa bekal pengetahuan yang cukup,yang kemudian dikonfirmasi dengan isi kuliah.

Suwarjono (2009) juga menyatakan bah-wa dalam proses belajar mengajar yang efek-tif, dosen semestinya harus dipandang sebagaiseorang manajer kuliah. Sumber pengetahuanutama adalah buku, perpustakaan, artikel, hasilpenelitian, media cetak yang lain, dan tentusaja pengalaman dosennya. Mengapa seorangdosen mendapat tugas mengajar mata kuliahtertentu? karena dosen tersebut dianggaptelah mengalami proses belajar tertentu dantelah memperoleh pengalaman berharga baikmengajar, meneliti, dan praktek sesuai den-gan kompetensinya, sehingga diharapkan se-mua itu disampaikan kepada para mahasiswa.Dengan demikian mahasiswa yang akan men-jalani dan mengalami proses belajar yang sama,akan memperoleh pengetahuan yang samabahkan lebih, dengan cara yang efektif dantidak perlu membuat kesalahan yang sama den-gan apa yang telah diperbuat oleh dosennya.Jadi dosen dalam proses belajar benar-benarhanya merupakan salah satu nara sumber. Su-warjono mengatakan bahwa dalam teknologipendidikan, dosen bertindak sebagai director,facilitator, motivator, dan evaluator.

Saya berpendapat bahwa bila satu mata

kuliah berbobot 3 SKS, diartikan menjadi 9SKS, minat baca para mahasiswa akan mun-cul. 9 SKS terdiri dari:

3 SKS persiapan: dilakukan oleh dosendan mahasiswanya. Dalam 3 SKS ini mahasiswamempersiapkan diri dengan membaca buku,artikel, dan hasil penelitian sesuai dengan topikyang akan dikuliahkan dosennya pada 3 SKSberikutnya untuk melakukan konfirmasi padasaat kuliah berlangsung. Begitu juga dosen-nya, wajib mempersiapkan diri sebaik-baikn-ya dengan membaca buku, artikel, dan hasilpenelitian sesuai topik yang akan dikuliahkan,sehingga dihadapan mahasiswa, dosen terse-but tampak menguasai topik yang dikuliahkan.Kesan ini akan sangat mendorong mahasiswauntuk melakukan persiapan yang sama padakuliah minggu berikutnya.

3 SKS tatap muka atau temu kelas: wak-tu ini digunakan oleh dosen untuk menyam-paikan topik sesuai silabi yang telah dibuatkontrak dengan mahasiswa. Temu kelas dap-at dilakukan dengan teknik ceramah, semi-nar, dan diskusi. Tehnik mana yang dipilihtentu sangat tergantung dari topik yang diba-has, namun semuanya perlu persiapan baikbagi mahasiswanya maupun dosennya.

3 SKS mandiri: waktu ini digunakan oleh ma-hasiswa untuk mereview kembali hasil yang diper-oleh dari 3 SKS pertama dan 3 SKS kedua. Adakemungkinan perlu bacaan tambahan sesuai den-gan wacana yang berkembang pada saat temu kelas.

Kesimpulan:1. Kegiatan membaca bahan bacaan

orang lain merupakan kegiatan yang sangatpenting, karena dari membaca kita dapatmendapatkan pengetahuan.

2. Buku adalah gudang ilmu. Melaluibuku orang dapat menambah pengetahuan-nya. Melalui buku pula orang dapat menyim-pan dan membagikan berbagai gagasan yangada dibenaknya supaya dapat bermanfaat bagiorang lain. Melalui buku, penyebaran ilmuatau informasi menjadi sangat cepat.

3. Artikel dan hasil penelitian jugamerupakan sumber ilmu pengetahuan yangpenting, karena justru dari artikel dan hasilpenelitian dapat diperoleh perkembanganilmu pengetahuan yang terbaru.

4. Kuliah bukan satu-satunya sumberpengetahuan dan bukan satu-satunya kegiatanbelajar. dosen hanya bertindak sebagai direc-tor, facilitator, motivator, dan evaluator. �

Membaca dan manfaatnyaO leh :

Dr. Soegeng Soetedjo, Akuntan

Dok P

ribadi -W

art

a U

nair

(Dosen Fakultas Ekonomi

Universitas Airlangga)

BERTEMPAT di Auditorium Kampus

C Unair, Pembukaan Segitiga Emas (SE),

27 Maret 2010, ditandai dengan aksi

Wakil Dekan I Fakultas Farmasi Unair,

Dr. rer. nat Mulja Hadi Santosa menen-

dang bola ke gawang. Segitiga emas

sendiri adalah acara pertandingan per-

sahabatan yang diikuti oleh tiga fakul-

tas farmasi di Surabaya yaitu UNAIR,

UBAYA, dan UWM. Setelah pembukaan,

acara kemudian dilanjutkan dengan

pertandingan basket putra dan putri

UNAIR vs UWM serta pertandingan voli

putra dan putri UNAIR vs UWM.

SE adalah event tahunan yang ber-

tujuan untuk menyalurkan potensi ma-

hasiswa farmasi dalam bidang non aka-

demik khususnya yang bersifat olahra-

ga dan seni. Selain itu diharapkan juga

dapat menjalin persaudaraan yang erat

antar fakultas farmasi di tiga universi-

tas tersebut.

Bertindak sebagai tuan rumah SE

tahun 2010 adalah Fakultas Farmasi Uni-

versitas Airlangga dengan mata lomba

dintaranya yakni basket, voli, badmin-

ton, futsal, catur, tenis meja, dan padu-

an suara. Semua lomba akan dilaksana-

kan di Kampus B dan kampus C Unair.

Peserta akan memperebutkan hadiah

berupa piala bergilir dan juga medali

emas. Segitiga emas ini berlangsung se-

lama tiga bulan, tepatnya sejak tanggal

27 Maret 2010 sampai 16 Mei 2010. �

SegitigaEmas

tanpa sebab. Ia hadir karena dihadirkan

dengan kerja keras dan untuk itu diperlu-

kan empat pilar yang perlu dikembangkan

setiap individu, yaitu harapan, imajinasi,

desain, dan resonansi. Empat hal yang coba

dihadirkan lewat pagelaran tersebut.

Dalam kesempatan terpisah, Romi, ket-

ua penyelenggara pagelaran tak mau berko-

mentar saat ditanya tentang biaya yang dike-

luarkan untuk sebuah ajang yang meng-

gunakan teknik thematic partisipative sem-

inar itu. Namun, sebuah sumber menyata-

kan bahwa acara tersebut menelan biaya

tak kurang dari 350 juta rupiah. sof

Program Magang >>>

yang luar biasa. Foto tradisi sabung ayam dalammasyarakat Dayak Tamambaloh, yang berjudulSabung Patana merupakan salah satunya.

Pameran unik ini menampilkan foto-fotomengenai lingkungan hidup daerah terpencildi Indonesia hasil bidikan masyarakat sekelil-ing yang bahkan belum pernah menggunakankamera sebelumnya. Masyarakat tersebutmendapatkan pelatihan kamera dari Photo-voices International Indonesia. Lembaga nonprofit yang bekerjasama dengan National Geo-graphic Indonesia ini berupaya menyalurkansuara masyarakat Indonesia yang hidupnyamasih sangat bergantung kepada alam lingkun-gan di sekitar mereka dengan media melaluimedia foto. “Local photographer… They havesomething to teach us…”, ujar Ann McBrideNorton, Direktur Photovoices International.

Diskusi Panel: “Environment Conservation”Pembukaan pameran “Voice from the

Archipelago” 11 Mei 2010 oleh perwakilanRektor, dekan FISIP – I Basis, diramaikan jugaoleh diskusi panel tentang konservasilingkungan. Pembicara pertama adalah Pub-lic Affair Officer dari Konsulat JenderalAmerika di Surabaya, Andie DeArment. Per-wakilan Konsulat Jenderal Amerika di Sura-baya ini menjelaskan tentang pentingnyakerjasama di bidang lingkungan antara In-donesia dan Amerika untuk mengatasi per-masalahan global warming.

Pembicara lain, Naneng Setiasih, Direk-tur Yayasan Reef Check Indonesia, menye-butkan bahwa Indonesia memiliki 18% ter-umbu karang dunia, 590 species karang reefbuilders, 850 spesies sponge, 782 spesiesalgae, sementara nilai ekonomis terumbukarang itu adalah >US$ 1 juta/km/tahun(UNEP, 2006). Namun kekayaan alam ini ter-ancam karena berdasarkan data, 20% terum-bu karang dunia sudah rusak sepenuhnya.Selain itu Indonesia juga dinobatkan sebagai

negara penghasil emisi nomor 3 di dunia.Menurutnya, diperlukan tindakan yang

nyata untuk mengurangi tingkat emisi. Ada duacara yang bisa dilakukan, yaitu melalui kebija-kan pemerintah, lobi-lobi dan berbagai kom-promi. Cara lain adalah yang disebutnya se-bagai cara bawah, yang bisa dilakukan olehsetiap orang dengan melakukan hal yang kecil,seperti mematikan lampu saat tidak diperlu-kan. Contoh konkritnya adalah melalui programearth hour, yaitu dengan mematikan lampu diDKI Jakarta dan sekitarnya selama 1 jam saja,yang terbukti dapat menghemat 10% konsumsilistrik rata-rata per jamnya. Angka itu akan set-ara dengan 300 MW dan cukup untuk mengis-tirahatkan 1 pembangkit listrik yang mampumengaliri listrik ke 900 desa, serta mengurangiemisi CO2 sekitar 284 ton, menyelamatkan lebihdari 284 pohon, dan menghasilkan oksigenuntuk lebih dari 568 orang.

Pembicara Ann McBride Norton, pendiridan Direktur Photovoices International inisangat mengagumi Indonesia serta kekayaanhayati dan budaya yang dimilikinya. Annberbicara tentang Proses Photovoices.

Workshop “Photovoices Method &Photography Technnique”

Sebelum pameran diresmikan, Senin, 10Mei 2010 Photovoice International mengada-kan workshop fotografi. Workshop ini bek-erjasama dengan salah satu unit kegiatandi Universitas Arilangga, yaitu UKM Seni Fo-tografi-APS. Workshop terbatas dengan pe-serta 15 orang ini dibimbing oleh Ibu Saras-wati, seorang fotografer yang juga koordi-nator Photovoices Indonesia.

Workshop yang berlangsung dari pukul13.00-15.00 di American Corner ini berlang-sung efektif, tidak hanya mendapatkanteori, peserta juga dituntut langsung mem-praktekkannya. Hasil jepretan mereka punlangsung turut dipamerkan. intan

“Voice From >>>

pendidikan, pinlabs, Pusat PengembanganKarir dan Kewirausahaan (PPKK) dll.

Setelah mendapat materi, para peser-ta dosen magang akan ditempatkan di pro-gram studi (prodi) sesuai ilmu masing-mas-ing selama 1,5 bulan. Hal ini dilakukan agarmereka bisa melihat langsung kegiatan danproses prodi di Unair. Mereka bisa terjunlangsung atau mengajar langsung, namun halini sifatnya tidak wajib.

Setelah program magang selesai, parapeserta diberi tugas untuk membuat lapo-ran, media pembelajaran, dan buku ajar.Hasil dari tugas ini digunakan sebagai evalu-asi selama program berlangsung. Setelahmengikuti program ini dan kembali ke uni-versitas asal, Dikti berharap agar mereka bisamenyebarkan ilmu yang sudah didapatkan.“Biasanya alumni magang dosen muda diUnair menjabat sesuatu di universitasnyamasing-masing,” kata Adi. “Sampai saat inisemua alumni masih membina kontak den-gan kita,” tambahnya. Reta

Page 14: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 201014 OPINI

DIAWALI dengan adanya proses pemili-han umum tahun 2009 lalu, maka kemenan-gan mutlak diperoleh pasangan SBY-Boedi-ono. Masyarakat yakin bahwa pasangantersebut akan memberikan perubahan yangberarti bagi kehidupan masyarakat Indone-sia khususnya di bidang perekonomian. Na-mun dalam perjalanan program kerja 100 hariSBY-Boediono maka mencuatlah kasus BankCentury yang mendapatkan bailout (danatalangan) dari pemerintah yang tidak tang-gung-tanggung besarnya yaitu Rp. 6,7 trili-un. Masyarakat menilai bahwa pemberianbailout tersebut sangatlah menyimpanghukum, selain itu juga ironis sekali apabilabank sekecil Century bisa berdampaksistemik. Mengapa demikian, karena saatdunia mengalami krisis financial global, In-donesia masuk pada posisi negara yang amandari krisis tersebut dan bahkan masuk per-ingkat negara ketiga di dunia dengan per-tumbuhan ekonomi positif setelah China danIndia.

Yang terjadi justru sebaliknya, yaitusaat pemerintah melakukan bailout bankCentury, disampaikan bahwa perekonomi-an Indonesia sangatlah rapuh, jika hal terse-but tidak dilakukan maka Indonesia akanmengalami krisis seperti tahun 1997-1998.Saat krisis moneter 1997-1998, perbankannasional memang sagatlah rapuh. Dilihat dariCARnya, DPK, serta NPL semua tidak adayang tumbuh positif dan hanya beberapabank saja yang bisa bertahan, oleh karenan-ya pemerintah melakukan berbagai caramulai dari take over, merger, konsolidasi, danbank yang sangat parah harus di likuidasisaat itu. Untuk Bank Century ini sangatberbeda kasusnya dengan tahun 1997-1998.

Pansus CenturyMaka terbentuklah Pansus Century

yang di tuntut untuk secara jujur bisa men-

gungkap secara terang menderang apa diba-lik bailout bank Century tersebut. Pansusmulai bekerja dan semua pihak yang terkaitdipanggil untuk dimintai keterangannya, takterkecuali wakil presiden terpilih Boediono,karena pada saat itu ia masih sebagai gu-bernur Bank Indonesia dan juga Menkeuyang waktu itu selaku ketua KSSK.

Selain BI tidak menggunakan standaryang jelas tentang apa yang dimaksud ber-dampak sistemik, Bank Century yangsekarang berubah nama menjadi Bank Mu-tiara itu bukanlah bank besar yang ber-dampak sistemik dalam perekonomian. AsetCentury sebelum penyelamatan hanyaberkisar 0,03 persen dari total aset perban-kan nasional dan dana pihak ketiga (DPK)juga berkisar 0,05 persen dari total DPKperbankan nasional. Dengan demikian, an-dai bank Century ditutup tidak akan meng-ganggu industri perbankan secara keselu-ruhan pada khususnya dan ekonomi nasionalpada umum nya. Sektor riil juga tidak akantergerus mengingat jumlah debitur BankCentury sangat terbatas.

Selain itu, Century didakwa atas keran-cuan dasar hukum yang digunakan untukmelakukan bailout. Meski DPR telah meno-lak untuk mengubah Perpu tentang jarin-gan pengaman sektor keuangan menjadi UU,kucuran dana talangan tetap terjadi. Pe-merintah bersikeras bahwa dasar hukumbailout adalah UU LPS padahal dalam pasal81 ayat 2 UU LPS , dimana secara jelas dis-ebutkan bahwa kekayaan LPS merupakanaset negara yang dipisahkan. Dengan katalain, opsi bailout menggunakan uang nega-ra. Nah ini menjadi lelucon tersendiri saatBoediono dicecar anggota pansus tentanguang negara atau tidak, maka jawabannyaadalah tidak paham.Keganjilan lain terdap-at pada informasi CAR Bank Century yangtidak aktual sehingga terjadi perubahan 8

persen menjadi 0 persen yang pada akhirn-ya dana bisa terkucur melalui skema FPJP.Keganjilan demi keganjilan tersebut disim-pulkan Jusuf Kalla sebagai tindakan krimi-nal, perampokan harta negara.

Di penghujung perjalanannya, Pansusmenengarai orang yang paling bertanggungjawab dalam skandal ini adalah Boediono-mantan Gubernur BI yang kini mendampingiSBY di istana dan Sri Mulyani-ketua KSSKkala itu. Apapun bentuk kebijakan yangmenurut pemerintah itu legal, disini ber-beda dengan bentuk kebijakan yang tanpamenguras uang negara trilunan. Objektivi-tas Pansus diuji untuk tetap berada padakonsistensi sesuai dengan temuan di lapan-gan bahwa banyak sekali nasabah yang sudahtidak aktif dipergunakan rekeningnya un-tuk mencairkan uang dari bank Centurymiliaran rupiah. Lantas kemana uang terse-but mengalir…??? Jawabannya jika tidak adamotif kepentingan politik mengapa seorang

Boediono dan Sri Mulyani yang dikenal pin-tar dan jujur mau melakukan kebijakan yangmelanggar hukum…??? Di sini rakyat sudahbisa menjawab dengan sendirinya.

Namun sampai sekarang kasus Cen-tury masih mengambang, KPK lah yang san-gat diharapkan untuk dapat menyelesaikankasus hukumnya. Hujan kritik mengalir de-ras ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Lembaga antikorupsi itu dianggap lemahdalam penanganan kasus Bank Century.Salah satunya, keputusan KPK soal memer-iksa Boediono dan Sri Mulyani yang dilaku-kan dikantornya masing-masing. Institusisuperbodi itu dituntut memberlakukan asaspersamaan hukum (equality before the law)kepada Boediono dan Sri Mulyani.

Tidak mudah KPK untuk segeramembuat keputusan siapa yang paling ber-tanggung jawab dalam kasus Century ini,oleh karena itu hal-hal mendasar yang per-lu disepakati bersama, sekarang antara lainadalah mengantisipasi (1) penyelesaian hal-hal kritis yang mungkin timbul dari proseshukum kasus Century, (2) penyelesaianpemulihan aset yang telah diambil secaratidak sah oleh para pelaku tindak pidana,(3) penyelesaian hak-hak nasabah yangmerasa dirugikan dalam kasus Century, dan(4) pembentukan, perbaikan, dan sinkronisa-si peraturan perundang-undangan yang ter-kait dengan pengelolaan moneter dan fiskal,termasuk pengawasan perbankan, dalamrangka mewujudkan adanya kepastian hu-kum. Tanpa adanya kepastian hukum, proseshukum mungkin akan bergerak secara liarke berbagai arah sesuai dengan selera apar-at penegak hukum yang mungkin tundukpada kekuasaan atau berkolaborasi denganmafia hukum. Selain itu, tanpa adanya ke-pastian hukum, para politisi juga dapat mem-permainkan kekuasaan. Yang benar menja-di salah, dan yang salah menjadi benar. �

O leh :

Wasiaturrahma, SE., M.Si

Menguak Skandal Bank Century;Siapakah Yang Paling Bertanggung Jawab…???

Dok P

ribadi -W

art

a U

nair

Purba (F.psikologi, master Tilburg Universi-ty) dan saya sendiri.

Kebetulan para dosen membentukpaguyuban yang disebut Dosen UnairBenelux (Belgium, Netherlands and Luxem-burg) sejak tahun 2009. Paguyuban ini jugapernah mengadakan pertemuan di Amster-dam (Sabtu, 1 Agustus 2009) bersama IKA Air-langga Cabang Belanda, yang saat itu diha-diri enam dosen Unair, Dina Septiani (Fisip,master Haagse Hogeschool, Den Haag),Kandi Aryani Suwito Tomasoa (Fisip, masterUtrecht University), Johny Alfian Kuhsyairi(Fisip, master Leiden University), Ali Rohm-an (FMIPA, PhD Researcher RUG, Gronin-gen), Intan Innayatun (FH, PhD Researcher

Vriej University, Brussels), dan HerlambangPerdana (FH, PhD Researcher Leiden Uni-versity).

Setelah rapat dan perkenalan, rapatditutup dengan makan siang bersama. Ke-mudian dilanjutkan dengan diskusi, denganmenghadirkan pembicara alumni FakultasKedokteran Unair yang kebetulan menetapdi Jerman, Dr. Med. Joke Tio, seorang Gy-naecologist yang kini menjadi Kepala De-partemen Senology di Universitas Munstër.Ia menyampaikan materi mengenai “TerapiKanker Payudara”. Uniknya, ia menawarkanpara peserta diskusi, apakah mau meng-gunakan bahasa Belanda, bahasa Inggeris,ataukah bahasa Indonesia. Namun, peserta

Pertemuan Ikatan >>>

dianggap sebagai public speaker alamiah oleh

tim-tim dari universitas lain.

Selain itu, Aditya dan teman-temannya

juga mengakui, ilmu yang didapat selama

kuliah, terutama dari mata kuliah Argumen-

tasi Hukum, sangat membantu mereka dalam

berdebat dengan dasar argumen yang kuat.

Kecepatan berpikir juga menjadi modal uta-

ma, karena dalam lomba debat, harus pan-

dai-pandai melakukan interupsi.

Anshori berharap adik-adik mereka bisa

mempertahankan tradisi juara ini, bahkan

melebihi mereka. Apalagi Piala Soedirman

Kartohadiprodjo adalah piala bergilir. Sebi-

sa mungkin, Anshori berharap piala ini tetap

berada di tangan Unair. Bagi yang ingin

mengikuti jejak mereka, Anshori menyam-

paikan saran untuk selalu berani bermimpi

besar. “Mimpi adalah kunci. Mimpi bukan

sebatas harapan saja, tapi sejatinya adalah

perjuangan yang harus diwujudkan,” kata

Anshori. gin

Unair Menggeser >>>

baik dari bahannya, produsennya, peng-

gunanya, bahkan pembuat kebijakannya.

Untuk itu Santi Martini juga menambahkan

bahwa TCSC membutuhkan dukungan dari

semua pihak untuk menyebarkan segala in-

formasi tentang rokok dalam rangka mem-

bangun kesadaran masyarakat akan hidup

sehat tanpa rokok.

Sampai saat ini TCSC telah membangun

kerjasama yang baik dengan Dinas Keseha-

tan di masing-masing kabupaten dan kota.

Dalam hal ini mereka saling melengkapi un-

tuk melakukan kegiatan maupun bertukar

informasi tentang perkembangan rokok. Se-

lain dengan Dinas Kesehatan, TCSC juga

mengajak instansi-instansi lainnya dalam

mendukung PERDA anti rokok dengan men-

erapkan PERDA tersebut di instansinya mas-

ing-masing. Harapan selanjutnya, dengan je-

jaring yang luas dan dukungan yang bany-

ak, kegiatan penindakan rokok secara

menyeluruh dapat berjalan. Dan kehidupan

di Indonesia yang tanpa rokok dapat diwu-

judkan. roz

TCSC Aktif >>>

dengan kompak dan disetujui oleh Dr. Jokeuntuk menggunakan bahasa Suroboyoan.Tak pelak lagi, di tengah diskusi terjadi ge-lak tawa karena lama tidak mendengar isti-lah-istilah Suroboyoan, semacam ‘gelek’,‘mengsle’, ‘mungsret’, ‘ndelesep’, ‘diso-rong’ dan lain sebagainya, apalagi yang diba-has mengenai organ tubuh tertentu. Dalamdiskusi pun, pertanyaan boleh dikata men-galir deras, karena meskipun pesertanya se-bagian besar para dokter umum dan doktergigi, masih saja mereka penasaran denganterapi model baru dari pengalaman Jermanitu. Tidak kurang ada 20 pertanyaan sem-pat tercatat dalam diskusi tersebut.Barangkali inilah gaya mahasiswa dulu, tetapserius mengikuti diskusi, dengan mengaju-kan pertanyaan yang tajam, tetapi tetap

dikemas santai.Acara kesenian musik dan dansa men-

jadi pamungkas dalam pertemuan tersebut.Suasana menjadi semarak, dan diskusi mau-pun obrolan ringan nan nostalgia menjadihal yang menarik bagi mereka semua. Adadrg. Paul Tanaka yang bercerita tentangLeica kamera andalannya dulu di Surabaya,pak H.W Ananta, internist yang memberi-kan semangat untuk memajukan kerjasamadengan Eropa, hingga gitaris Tan Wat Sienyang mendendangkan lagu-lagu dewasa hing-ga gubahan lagu Burung Kakak Tua.

Inilah cerita dari mancanegara tentangsejumlah orang yang masih peduli denganalmamater dan selalu bersemangat memban-gun komunikasi serta kerjasama untuk ke-majuan Universitas Airlangga. �

pernah menari sebelumnya. Untungnya dia

sudah belajar menari sebelum berangkat ke

Polandia. Di salah satu kota di Polandia, Rara

juga sempat bertemu dengan warga Polan-

dia pecinta seni tradisional Indonesia.

Jika teman-temannya baik-baik saja

dalam menjalani magangnya, tidak demikian

dengan Rimba. Rimba, mahasiswa Fakultas

Ilmu Budaya dari Jurusan Sastra Inggris ini

justru mengalami kendala lantaran project

dan home stay-nya di Tianjin dibatalkan.

Meski demikian, Rimba tetap berangkat sam-

bil menunggu project pengganti dan dialih-

kan ke Beijing. Akibatnya, selama di Beijing

dia sempat merasa terasing karena sendiri-

an berada di lingkungan asing tanpa men-

genal satu orang pun. “Tapi hal ini justru

membuat aku belajar survive di tempat as-

ing. Kalau dulu aku mau apa-apa tinggal min-

ta, dilayani, dan dienakkan, di sini aku sep-

erti dipaksa keluar dari zona nyaman sela-

ma ini, dan hasilnya justru bisa jadi lebih

mandiri,” ungkap Rimba.

Dari pengalaman-pengalaman tersebut,

banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik

oleh para Exhange Participant ini. Salah sat-

unya adalah belajar sabar dan saling meng-

hormati. Betapa tidak. Berhadapan dengan

orang-orang yang berbeda budaya dengan

kita, sering kali menimbulkan gesekan-gese-

kan. Namun para Exchange Participant sa-

dar bahwa itu terjadi karena mereka belum

mengenal budaya masing-masing, sehingga

culture shock menjadi makanan sehari-hari.

Meski memiliki berbagai pengalaman

yang berbeda-beda, Nisa dan teman-teman-

nya sepakat dalam satu hal, yaitu menjadi

lebih mencintai Indonesia dan bersyukur

tinggal di negara sendiri. Itu karena mere-

ka lebih mengenal lingkungan di luar negeri

dan kesulitan-kesulitannya, sehingga rasa

syukur dan rindu pada tanah air selalu ada.

“Sepertinya selalu saja ada kesempatan

untuk bilang, yang seperti ini juga ada di

Indonesia. Pokoknya jadi bersyukur kita ting-

gal di Indonesia. Tapi kalau diajak ke sana

lagi, ya mau saja, apalagi kalau gratis,” kata

Rara sambil tertawa. gin

Sejauh Mana pun >>>

Page 15: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 2010 15

Prof. Fasich Kembali >>>

internasional apabila dalam kegiatanperkuliahan menggunakan pengantarbahasa internasional (bahasa inggris),mahasiswanya berasal dari dalam danluar negeri, kurikulum yang digunakansesuai dengan standar internasionaldan staff pengajarnya adalah dosendari luar negeri dan atau pengajar daridalam negeri yang telah memenuhikualifikasi atau standar internasional.“Setelah sekian lama dilakukan berb-agai persiapan, akhirnya pada tanggal2 Mei lalu bertepatan dengan Hardik-nas, kita telah mulai membukapendaftaran untuk kelas internasion-al” papar Prof. Dr. N. Margarita Re-hatta, dr., SpAn.KIC., KNA, ketua pro-gam kelas internasional FK UNAIR. Per-siapan yang telah dilakukan antaralain, menyempurnakan kurikulum yangdisesuaikan dengan standar WorldFederation of Medical Education(WFME) seperti metode pembelajaranProblem Based Learning (PBL) danModul intregrated yang sebetulnyatelah dilaksanakan di kelas regulernamun belum menyeluruh. Selain itu,kelas internasional FK UNAIR jugadidukung dengan berbagai unit penun-jang seperti Teaching Hospital yakniRSU Dr.Soetomo, Institute of TropicalDiseases (ITD), Medical Education, Re-search and Staff Development Unit(MERSDU), Research and Public ServiceUnit, Community Medicine Bureau,Digital Data Processing Centre, Qual-ity Assurance Unit, Student Advisoryand Counseling, dan Medical Bioeth-ics and Humanity.

Saat ini memang sudah cukup ban-yak program serupa di universitas lain,namun hal yang berbeda pada kelasinternasional FK UNAIR adalah semuaproses registrasi, ujian masuk danpembayaran dilakukan secara online.“Akan dibuka kesempatan kepada 30mahasiswa, yaitu 10 dari Indonesia dan20 mahasiswa asing untuk belajar di

kelas internasional FK UNAIR yang dis-eleksi melalui ujian masuk secara on-line” jelas Prof Rita. Pendaftaran te-lah dibuka mulai 2 Mei hingga 26 Juni2010, dan ujian masuk diselenggara-kan tanggal 2 – 9 Juli 2010. Ujian un-tuk calon mahasiswa dari Indonesia,dilakukan secara online di kampusUNAIR Surabaya atau di Jakarta, se-dangkan mereka yang dari luar negeridapat mengikutinya di kedutaan be-sar Indonesia di masing-masing nega-ra, untuk ini FK UNAIR telah bekerjasama dengan International Office Uni-versitas Airlangga . “Semua proses di-lakukan secara online, cukup denganmengakses www.int.fk.unair.ac.id ataumasuk pada link/ikon FMUA dalamwebsite UNAIR, jadi prosesnya lebihpraktis” ungkap Linda Dewanti, dr.,Mkes, MHSc., PhD., Manajer Interna-tional Office FK UNAIR. Proses pelak-sanaan sistem online ini bekerja samadengan Direktorat Sistem Informasi(DSI) dan Panitia Penerimaan Maha-siswa Baru UNAIR.

Jenjang pendidikan yang ditem-puh tidak berbeda dengan kelas reg-uler, yakni academic program selama7 semester untuk mendapatkan gelarthe Bachelor of Medicine (B.MEd) danprofessional education program dalam3 semester untuk memperoleh gelarMedical Doctor yang secara keseluru-han dilaksanakan di FK UNAIR danTeaching Hospital (RSU Dr. Soetomodan RS jejaring). Sedangkan programinternship untuk mendapat medicallicense dapat dilakukan di negara mas-ing-masing. Perkuliahan akan dimulaipada bulan September 2010. Sebelumitu, mahasiswa akan mendapatkan keg-iatan pra-kuliah selama 6 minggu, diFakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR. Mere-ka akan belajar tentang bahasa Indo-nesia dan budaya Indonesia, sebagaiupaya adaptasi serta sebagai bekaluntuk berhubungan dengan masya-

rakat yang memiliki budaya dan kebi-asaan yang berbeda dengan mereka,saat menempuh professional educationprogram di rumah sakit.

“Harapannya, lulusan kelas inter-nasional akan memiliki kompetensi glo-bal, sehingga kesempatan untukberkarir secara global akan lebih be-sar” tutur Prof Rita. Adanya programini merupakan bentuk aktualisasi danrekognisi Universitas Airlangga kepa-da dunia internasional sebagai salahsatu upaya menuju World Class Uni-versity. Sosialisasi program akan digen-carkan melalui media cetak nasional,majalah skala internasional dan infor-masi dari kantor kedutaan besar In-donesia di luar negeri, selain publika-si yang telah dilakukan melalui web-site. Naf

Syarat Pendaftaran- Lulusan SMA/sederajat jurusan IPA

dari dalam dan luar negeri denganNilai Ujian Akhir (GPA) diatas 3.

- Skor TOEFL minimal 550 atau stan-dar yang setingkat.Ø Bebas dariHIV-AIDS, tidak buta warna, tidakmengkonsumsi alkohol, dilengkapidengan surat keterangan ber-kelakuan baik dan surat bebasnarkoba.

- Mendaftar dan mengikuti ujian ma-suk secara online sesuai jadwalyang telah ditentukan.

tandas Sudi Silalahi usai penghitungan suara.

Dalam acara jumpa pers yang digelar seusai rapat,

Mohammad Sumedi, SH., M.H., selaku Sekretaris MWA

menjelaskan, bahwa ketiga calon Rektor secara bergili-

ran mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan visi,

misi dan program kerjanya apabila terpilih sebagai rek-

tor dalam waktu 15 menit. Selanjutnya ke tiganya diberi

kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang diaju-

kan peserta rapat selama 60 menit.

“Dalam penghitungan ini, Mendiknas memiliki sepu-

luh suara, sementara anggota yang lain masing-masing

hanya satu suara. Jadi keseluruhan akan terkumpul 28

suara. Sebanyak 22 untuk Prof. Fasich, 4 suara untuk

Dr. Nasih, dan 2 sisanya untuk Prof. Syahrani,” ujar M.

Sumedi.

Sementara itu, sebagai Rektor terpilih Prof. Fasich

menyatakan bahwa di tahun 2015 nanti, Universitas Air-

langga menginginkan untuk menjadi world class univer-

sity yang sebenarnya. Artinya, di balik dinamika per-

saingan yang ketat Universitas Airlangga memiliki stabil-

itas peringkat dunia, sebagai salah satu bentuk inter-

national recognition.

“Tahun ini sebagai Rektor, nanti saya akan langsung

bangun kesiapan organisasi. Sebuah organisasi yang se-

hat dan berstandar internasional. Mapan, banyak pub-

likasi riset, kerjasama mampu berjalan dengan baik, dan

tidak ada lagi Program Studi yang terakreditasi C,”

demikian pungkas Prof. Fasich, Rektor terpilih Universi-

tas Airlangga 2010-2015. ***

memungkinkan setiap orang untukmengakses berbagai bentuk bacaanyang dibutuhkan untuk penambahanwawasan, terutama sebagai bekal bagipeningkatan kemampuan diri. Namun,menurut Ida, fenomena sebaliknya jus-tru mengancam pada saat ini, dimanamahasiswa menjadi malas berpikir danmembaca, “ Mereka cukup mengetiksatu atau dua kata kunci melalui kom-puter dan dalam waktu singkat sugu-han informasi sudah tersedia,” katan-ya. Selanjutnya, mahasiswa lain hanyatinggal menjiplak karya teman tanpaperlu mencari atau membaca referen-si. Bukan rahasia lagi, ungkap Ida, ma-hasiswa hanya tinggal copy dan pastenaskah yang ada, dan tidak membacalagi naskah yang akan dikumpulkan ke-pada dosen

Keadaan itu menjadi semakin mem-prihatinkan ketika mahasiswa tertularmentalitas “instan”. Artinya, banyak diantara mereka yang malas bersusahpayah dan menyukai cara instan, aliascepat. “ Ini adalah dampak dari lingkun-gan dimana mereka berada, yaitu yangmenghalalkan berbagai bentuk transak-

si jual beli untuk kepentingan pendid-ikan,” jelas Ida. Sudah menjadi raha-sia umum, bahwa praktek jual beli nas-kah skripsi mahasiswa S1 dan tesismahasiswa S2 sebenarnya masih tum-buh subur. Berbagai faktor menyebab-kan terjadinya fenomena itu , namunlingkungan dimana mereka beradaternyata memberikan andil terbesarbagi terciptanya keadaan ini. Melaluicara instan, mahasiswa tidak perlubersusah payah mencari bahan bacaanyang dibutuhkan untuk penulisan nas-kah skripsi dan tesis. Akibatnya, jarakantara mereka dan bahan bacaan yangmenunjang keilmuan mereka menjadisemakin jauh dan lambat laun minatbaca buku sejenis itu pun menghilang.Banyak dari mereka bahkan lebih me-milih membaca bacaan ringan dan fun,seperti majalah, komik dan situs nonilmiah lain. “Mereka lebih mengenalsitus yang menyediakan informasi ber-sifat fun dan tidak kenal situs yangmenawarkan berbagai buku elektron-ik yang bermutu,” keluh Ida. Penu-runan minat baca buku dan informasibernilai pengetahuan makin tajam seir-

ing dengan meningkatknya acara hibu-ran yang kurang bermutu.

Oleh karena itu, menurut Ida,sudah tiba saatnya bagi para dosenperguruan tinggi untuk senantiasamemberikan motivasi mahasiswa agarsuka membaca. Caranya bervariasi,misalnya melalui pemutaran film karyasastra yang bernilai seni tinggi padaawal sebuah perkuliahan di FakultasSastra. Ini diharapkan akan menumbu-hkan keinginan mereka untuk mencaridan membaca buku karya sastra yangbermutu. Berikanlah tugas yang meng-gali kreativitas mahasiswa, misalnyaanalisa sebuah permasalahan, dan bu-kan sekedar membuat resume saja.Untuk menyelesaikan tugas analisis,seorang mahasiswa harus mencari ber-bagai sumber informasi yang diperlu-kan untuk menyelesaikannya. Ini yangsering kita dengar sebagai cara mem-berikan kail dan bukan ikan. “ Berikanmahasiswa tugas yang membuat mere-ka perlu bekerja keras untuk menye-lesaikannya dan dengan cara ini men-talitas instan akan terhapus,” tambah-

nya. Reta

faatkan yaitu trembesi. Biji trembesi

banyak tercecer di jalan dan tidak

dimanfaatkan dengan baik padahal

kandungan proteinnya tinggi. Tremb-

esi mempunyai kandungan protein yang

hampir sama dengan kedelai sehingga

bisa dijadikan bahan baku alternatif

untuk membuat tempe. Diharapkan

dengan penggunaan bahan baku alter-

natif ini maka akan mengurangi impor

kedelai dan membantu petani lokal.

Karya berjudul “Pembuatan tempe

kombinasi biji trembesi dan biji kede-

lai sebagai makanan alternatif berpro-

tein nabati tinggi” berhasil lolos sele-

ksi lomba kreativitas bidang kewirausa-

haan yang diselenggarakan oleh Direk-

torat Jenderal Perguruan Tinggi (Dik-

ti) bulan Februari lalu. Asset At Taqwa,

Andrea Prima, Bagus Ovi P, Wardah

Ameliyah, Rahmad Aji adalah tim dari

Fakultas Farmasi (FF) Universitas Air-

langga (Unair) pemenang lomba yang

diikuti oleh ribuan tim dari Universi-

tas di seluruh Indonesia.

“Kita menggunakan kedelai dan

trembesi karena dua bahan tersebut jika

dikombinasikan maka proteinnya saling

melengkapi,” kata Bagus. Kedelai men-

gandung zat anti kanker dan trembesi

bisa menurunkan kolesterol. Konsumen

tidak perlu khawatir mengenai efek

samping karena terbuat dari bahan ala-

mi sehingga tidak menimbulkan dampak

negatif. Dari segi rasa, tempe trembesi

tidak berbeda dengan tempe yang di-

jual dipasaran, bahkan lebih gurih.

“Produk ini menang karena meru-

pakan produk baru, mudah dibuat,

pangsa pasar besar, dan tidak ada

kelemahan,” kata Asset. Cara pembua-

tannya cukup mudah yaitu direndam,

direbus, dicuci, dipisahkan kulit arin-

ya, dicampur ragi dan di peram. Kese-

luruhan proses memakan waktu kurang

lebih dua hari. Produk ini dibuat se-

cara higienis. Meski tidak diberi bahan

pengawet, produk ini bisa bertahan

hingga dua hari walau tidak dimasuk-

kan ke dalam lemari pendingin.

Asset mengatakan bahwa proses

menemukan ide adalah dari fenome-

na yang terjadi di masyarakat. Semakin

lama semakin banyak produk makanan

instan dan tidak higienis. “Kami meli-

hat hal ini sebagai peluang pasar,” ka-

tanya. “Kami memang mahasiswa far-

masi namun tidak hanya bekerja di

apotek karena farmasi tidak hanya

memelajari obat saja tetapi makanan

dah kosmetik,” tambahnya.

Riset dilakukan selama tiga bulan dan

hasilnya tim ini mendapat dana hibah

kurang lebih lima juta rupiah. Evaluasi

dilakukan berkala tiap bulan. Tim terbaik

akan diikutkan Pimnas oleh Dikti.Reta

Tanamkan Minat Baca >>>

FK Unair >>>

Tempe Trembesi >>>

Biaya Pendaftaran

Mahasiswa Asing

- Biaya pendaftaran USD 250

- Biaya Daftar Ulang USD 15.000

- Biaya SPP per tahun USD 7.000

Mahasiswa Indonesia

- Biaya pendaftaran USD 150

- Biaya Daftar Ulang USD 15.000

- Biaya SPP per tahun USD 3.000

terjun langsung di dunia kerja sebagai tenaga magang.

Dengan demikian, lulusan baru bisa menghadapi tan-

tangan dunia kerja dan tidak terkejut dengannya.

Berpindah-pindah perusahaan memang trend yang

terjadi di dunia saat ini. Hal itu sudah disadari oleh

perusahaan-perusahaan. Ihsan menyarankan, apabila

mengincar posisi di suatu perusahaan besar tertentu,

mulailah dengan bekerja di perusahaan kecil untuk

mendapat pengalaman. Sulit bagi seseorang untuk lang-

sung bisa menembus sebuah perusahaan besar.

“Karena itu mulailah dengan perusahaan yang kecil.

Namun, jangan terlalu lama di perusahaan kecil terse-

but, karena pola pikir seseorang akan menetap dan sulit

diubah begitu dia lama di sebuah perusahaan,” saran

Ihsan. Memang ada beberapa perusahaan besar yang

hanya menerima mereka yang memiliki pengalaman di

perusahaan besar lain, namun itu tidak semua.

Ihsan juga membagikan tips tentang bagaimana mem-

bangun kualitas mental sukses dengan delapan tahap.

Pertama adalah berani bermimpi besar. Kedua selalu ber-

pikiran positif. Dengan pikiran positif, akan menuju ke-

pada pengetahuan positif dan produktif. Untuk itu, perlu

mencari pergaulan yang positif. Ihsan juga mengingat-

kan untuk selalu disiplin pada diri sendiri, ulet, dan

percaya diri. “Terakhir, lakukan semua hal dengan rasa

cinta, maka semua cita-cita dan impian pasti akan ter-

wujud. Jangan lupa, berani bermimpi besar, tapi wu-

judkan dengan memulai langkah kecil,” ujar Ihsan.gin

Berani Bermimpi >>>

ini adalah embrio dan modal untuk pengembangan IOP

selanjutnya. Saat ini dia memberdayakan mahasiswa-ma-

hasiswa untuk membantu di IOP, karena umumnya ma-

hasiswa mampu memenuhi kriteria yang diperlukan. Igak

ingin meniru IOP Universitas Gadjah Mada yang juga

memberdayakan mahasiswa.

“Di UGM, dana untuk IOP saja bisa mencapai Rp 20

M. Staf mahasiswa di sana juga di-support penuh oleh

universitas, bahkan diberi tanggung jawab untuk mem-

buat keputusan dan membangun kerja sama dengan

pihak asing. Bagi mahasiswa-mahasiswa itu, mereka me-

mentingkan fun, meski gajinya tidak besar,” ungkap Igak.

Igak menginginkan hal sama dilakukan di Unair, agar

bisa mengoptimalkan promosi Unair ke dunia interna-

sional. Di masa mendatang, Igak juga berencana IOP

melakukan kerja sama dengan Humas untuk mensinergi-

kan marketing internasional Unair.gin

Unit Muda >>>

Biodata Prof. Dr. H. Fasich, Apt.

Nama : Fasich

Tanggal lahir : 31 Desember 1946

Pendidikan terakhir : Doktor dalam Ilmu Farmasi

Jabatan :

- Rektor Universitas Bangkalan, Madura

- Asisten Direktur Pascasarjana Universitas Airlangga

1997 - 1998

- Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga peri-

ode 1998 - 2002

- Pembantu Rektor I Universitas Airlangga periode

2002 - 2006

- Rektor Universitas Airlangga periode 2006 - 2010

Page 16: Warta Unair

NO :

56Tahun VIMei 201016 LHO IKI LAK

� Hidayat Anshori, Mawapres Unair 2010

Sepenggal kalimat yang pernah

dilontarkan oleh tokoh legendaris Soe

Hok Gie tersebutlah, yang menjadi

cambuk bagi Hidayat Anshori untuk

menjadi mahasiswa yang berprestasi.

Kalimat tersebut membuat Anshori

menyadari, mahasiswa adalah orang-

orang terpilih, sehingga kesempatan

menjadi mahasiswa harus dimanfaatkan

sebesar-besarnya untuk belajar,

berorganisasi dan meraih prestasi

sebanyak-banyaknya.

Tidak heran selama menjadi

mahasiswa Fakultas Hukum Unair,

Hidayat Anshori telah meraih banyak

prestasi. Sebutlah, prestasi sebagai

Participant of International Student

Exchange Program Indonesia-Thailand di

Burapha Univ, Thailand (2007), Juara 1

Lomba Debat Ilmiah “Kontroversi UU

BHP” antar universitas se-Indonesia, di

Semarang,( Oktober 2009), Juara 1

Lomba Essay Pendidikan antar Maha-

siswa se Jatim, Bali, & Nusa Tenggara, di

Bali, (Desember 2009), Juara 1 Lomba

Debat Hukum Nasional “Piala Soediman

Kartohadiprodjo” di Bandung, (Mei

2010), The 1st Winner in National Law

Debate Competition 2010 “Mochtar

Riady Cup” in Jakarta,(April 2010),

Prestasi-prestasi yang membangakan

tersebutlah yang juga mengantar

Hidayat Anshori terpilih menjadi

mahasiswa berprestasi (Mawapres)

Unair 2010.

”Terpilih menjadi Mawapres Unair

2010 merupakan prestasi yang sangat

membanggakan bagi saya pribadi.” Ujar

Hidayat Anshori. Anshori mengaku sudah

sejak lama termotivasi ingin menjadi

mawapres karena sering bergaul dengan

mawapres-mawapres tahun-tahun

sebelumnya. “Saya jadi terpacu untuk

meraih prestasi, kalau mereka bisa

kenapa saya tidak.” Tutur Hidayat

Walaupun sudah termotivasi sejak lama

untuk mengikuti seleksi mawapres, Hidayat

Anshori mengaku sudah grogi diseleksi

tingkat fakultas. Baginya, semua pesaingnya

mempunyai kelebihan tersendiri. Begitupun

juga saat dirinya memasuki tahapan tingkat

universitas, Hidayat Anshori sempat merasa

minder ketika harus bersaing dengan

kandidat dari Fakultas Kedokteran, Fakultas

Ekonomi, dan Fisip. Menurutnya, ketiga

kandidat tersebut mempunyai konsep

bagus dan prestasi yang mengagumkan

tentunya.

Namun, setelah melalui beberapa

tahapan, pada akhirnya juri memutuskan,

Hidayat Anshorilah yang menjadi Mawa-

pres 2010. Selain membuatnya bangga,

prestasi ini juga diakuinya menjadikan

dirinya lebih dikenal dilingkungan sivitas

akademika Unair. “Paling tidak sekarang

saya dikenal dalam artian yang postif oleh

hampir seluruh sivitas akademika di

UNAIR.” Ujar Hidayat Anshori. Anshori

mengatakan, menjadi seorang mahasiswa

yang berprestasi tidak hanya harus pintar,

namun juga harus aktif. “Seorang

mawapres harus bisa menyeimbangkan

antara kegiatan akademik dan non

akademik.” ungkapnya.

Meskipun demikian, menjadi

mawapres Unair 2010 tidak membuatnya

lantas puas begitu saja. Saat ini,

mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan

2007 ini tengah mempersiapkan diri

untuk mengikuti seleksi mawapres

tingkat nasional. “Menjadi mawapres

Unair 2010 membuat saya lebih termoti-

vasi untuk terus meraih prestasi selama

saya menjadi mahasiswa.”

Pengidola tokoh Soe hok Gie ini

memberikan saran kepada semua rekan-

rekannya sesama mahasiswa agar rajin

beraktivitas. “Saya harap, selain belajar

dikampus, teman-teman juga memper-

banyak kegiatan kokurikuler atau

kegiatan ekstra kampus, serta aktif

berorganisasi.” ujarnya.rani

“Aku ingin mahasiswa menyadari bahwa mereka The

Happy Selected View yang dapat kuliah, karena itu

mereka harus melibatkan diri dalam perjuangan

bangsanya.” -Soe Hok Gie”

Moch Jalal, S.S., M.Hum. adalah orang

dibalik pementasan ludruk oleh mahasiswa

asing saat lustrum Universitas Airlangga (Unair)

2009 lalu. “Jujur saja memang sulit melatih

mahasiswa asing bermain ludruk karena

memakai bahasa Jawa Suroboyoan, namun

semua ada triknya,” kata Dosen Fakultas Ilmu

Budaya (FIB) ini. Sebenarnya mahasiswa

asing tidak mengerti makna cerita secara

keseluruhan. Mereka hanya menghafal

dialog singkat per segmen.

Pernah suatu ketika Jalal memasuk-

kan dialog dalam bahasa Jawa yang

tidak dimengerti oleh mahasiswa dari

Mexico. “Mahasiswa asing yang

berperan sebagai Prabu Airlangga

tersebut hanya diam saja dan baru

bereaksi setelah dialognya saya ucapkan

dalam bahasa Inggris,” katanya. Walau

demikian, penonton ludruk sangat ter-

siswa asing terutama yang berasal dari Eropa

mengalami shock culture dan home sick. Bebera-

pa dari mereka belum bisa beradaptasi dengan

budaya Indonesia. Mereka tidak bisa menerima

budaya Indonesia seperti aturan yang diterapkan

di asrama. “Tapi sekarang mereka merasa berun-

tung bisa berada di Unair,” kata Jalal. “Semua

lulusan selalu kontak dengan dosen meski sudah

kembali ke negara asalnya,” tambahnya.

“Saya sudah seperti orang tua mereka,” kata

dosen yang sudah menangani mahasiswa asing

sejak tahun 2006 hingga sekarang. “Saya tidak

hanya menangani hal-hal yang bersifat akademik

saja tetapi sampai merawat jika mahasiswa

tersebut sakit,” tambahnya. Jalal menggunakan

pendekatan kekeluargaan. Terkadang mahasiswa

asing datang menginap dan memasak di rumah-

nya. Hal itu merupakan sarana untuk mengenal

mahasiswa secara informal. “Saya mengkondisikan

agar mereka berbahasa Indonesia di rumah saya,

namun kadang-kadang anak saya malah minta

diajari bahasa asing oleh mereka,” katanya.

Ada tiga jenis kesenian yang diikuti oleh

mahasiswa asing yaitu tari tradisional, karawitan,

dan ludruk. Sayangnya tidak semua mahasiswa

asing mengikuti kegiatan tersebut karena kegia-

tan ini tidak bersifat wajib. Hanya mahasiswa yang

tertarik dengan kesenian tradisional saja yang

mau mengikutinya. Sampai saat ini sebanyak

sembilan mahasiswa asing yang mengikuti kegiatan

kesenian tradisional.

“Misi saya adalah memerkenalkan seni kepada

mahasiswa asing sehingga saat kembali ke nega-

ranya, mereka bisa menceritakan pada orang di

sana,” ungkap Jalal. Setelah kembali ke negara

asal mahasiswa asing diberi tugas oleh universitas

asal untuk mempresentasikan tentang apa yang

mereka dapatkan selama di Unair. Mereka akan

menampilkan dokumentasi kegiatan di Unair. “Hal

ini bisa mempromosikan Unair sekaligus seni

Indonesia,” tambahnya.

Materi kesenian ini diberikan kepada maha-

siswa asing sejak tahun 2009 sebagai persiapan

lustrum 2009 lalu. Mereka berlatih dua kali

seminggu. Hal-hal semacam ini akan lebih intensif

ditampilkan terutama pada lustrum 2010. Tahun

2011 Unair merencanakan kegiatan international

cultural night. Acara ini akan menampilkan seni

dari masing-masing negara dan kolaborasi. Reta

hibur. Ketidakmengertian mereka malah

menjadikan ludruk ini lucu dan menarik.

Mahasiswa asing yang ingin melanjutkan

Strata–2 (S-2) di Unair

harus mengikuti

program Darmasiswa

atau belajar bahasa

Indonesia terlebih

dahulu. Mahasiswa

asing juga bisa

berasal dari

program Kemitraan

Negara Berkembang

(KNB). Awalnya maha-

Moch Jalal, S.S., M.Hum.Dok Bes-Warta Unair

”Segalanya Akan Saya Lakukan Untuk Almamater”

FIB – Warta Unair

Dok-Warta Unair