Top Banner
68

Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

Mar 30, 2016

Download

Documents

yunus waas

Media Informasi Umat Gereja Katolik Paroki Santo Paulus - Sendangguwo - Semarang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23
Page 2: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23
Page 3: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

1

Sisi lain tentang Gereja St Paulus Sendangguwo

Gereja Kampung Ketika umat Temanggung dan Minomartani mau mengantar Romo-Romo-nya ke Sendang-guwo, telpon minta informasi: “jalan masuk gereja yang mana ya?” Dengan susah payah saya jelaskan: “sebelah pompa ben-sin”. Responnya: “lho apa ada jalan disitu?”.Saya jawab : “jalan nya kecil, tapi ada tulisannya gedhe gereja santo paulus. he.. he... he….” Inilah gereja kita, salah satu yang khas, adalah lokasinya yang di kampung. Dan rela tidak rela, di usia yang ke 23 tahun kita telah beradaptasi dengan suasana kampung. Selanjutnya ke depan apa yang harus kita lakukan ?

Fakta dan cerita.

Nama Sendangguwo : Nama Sendangguwo, adalah wilayah di sebelah Selatan jalan Majapahit. Na-mun karena pada tahun 1980-an wilayah kita masih berupa tanah kosong, maka ikut Kelurahan Sendangguwo. Setelah berpenduduk dan ada penataan wilayah, maka wilayah kita masuk wilayah administratip Kalicari. Tetapi karena nama Sendangguwo, meskipun berkesan ‘ndeso’ namun ‘ngrejekeni’ dan su-dah terlanjur tersimpan dalam memori setiap umat, tetap kita pakai sebagai ’trade mark’ nya Paroki hingga hari ini.

Jalan lingkungan. Bila semua pihak termasuk Pemerintah Kota setia kepada planing yang dibuat PemKot sendiri, maka di depan Gereja kita ada jalan yang ‘gilar-gilar’ selebar 13 m, membujur arah Utara-Selatan tembus ke jalan Majapahit, yang menurut PemKot diberi nama jalan Muwardi. Faktanya, jalan tersebut di ujung hanya selebar 2,60 m, hanya cukup untuk 1 mobil kecil. Bahkan untuk simpangan dengan pejalan kaki pun sangat riskan, pasti senggolan. Di balik pagar bumi sisi Selatan Gereja, ada planing jalan selebar 6 m, arah Barat ke Timur. Ini pun tak kelihatan bekas-bekasnya. Jadi makin lengkaplah, gelar ’kampung’ untuk kita. Yang merisaukan kita, ini potensial rebutan jalan dan senggolan. Kecenderung

(bersambung ke hlm. 18)

Page 4: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

2

Dari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik Redaksi Salam Damai Kristus, pembaca, umat paroki yang kami kasihi, senang rasanya WP tercinta ini dapat hadir di hadapan Anda pada momen isti mewa, momen bahagia bagi kita semua yang sedang merayakan Ulang Tahun Gereja kita yang ke 23. Sebuah anugerah dari Tuhan yang patut kita syukuri, gereja kita diperkenankan melangkah terus ke depan melayani umat nya. Pada edisi kali ini cukup banyak materi yang dapat kami sajikan, yang sebagian besar berasal dari para kontributor nas kah, umat paroki sendiri. Bahkan be berapa di antaranya adalah kaum muda kita. Redaksi merasa sangat bersyukur dan berterimakasih kepada mereka dan seca ra khusus bagi kaum muda yang telah bangkit bersemangat untuk saling mem bagikan pengalaman maupun pikiran ba gi sesama umat, sehingga WP kita nam pak lebih indah dan menarik. Hal ini kiranya tidak jauh berbeda dengan apa yang terbersit dari hasil angket sederha na yang beberapa waktu lalu diadakan oleh Tim Kerja KomSos Paroki, yang me nunjukkan bahwa banyak umat paroki yang ingin memberikan atau mengisi naskah pada WP tercinta ini, walau be berapa masih ragu karena tidak terbiasa menulis.

DAFTAR ISI

� Gereja Kampung 1

� Dari Bilik Redaksi 2

� Surat dari Romo Paroki 4

� Tahukah Anda 6

� Menyadari Kehadiran Tuhan 9

� Menjadi Bruder Siapa Takut? 11

� Mengapa Ada Bulan Maria? 13

� Mengenal Santo Paulus 15

� Teruslah Berbuat Baik 16

� Profil Lingkungan

St. Dominicus Mranggen 17

• Peduli Dan Berbagi 20

� Pendidikan Dan Iman Katolik 22

� Mata Air Di Tengah Belukar 23

� 19 Martir Kota Gorkum 25

• Ziarah Bersama

di Bulan Maria 30

� Paguyuban Adi Yuswo 32

� Kunjungan Ke Panti Asuhan 35

� Mujijat Itu Nyata 36

� Kapel St. Petrus

Adakan Renovasi Total 38

• Hasil Jajak Pendapat Umat 45

• Goa Maria Lawangsih 47

• Seni Hidup Meng-Gereja 49

• Meditasi Kristiani 50

• Menghayati Arti Doa 52

• Ngudo Roso 54

• Bukan Warawiri 56

• Kunjungan Bapa Uskup

Ke GSP 59

Page 5: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

3

WARTA PAULUS MEDIA KOMUNIKASI

PAROKI SANTO PAULUS SENDANGGUWO - SEMARANG

Pelindung Pastor Kepala Paroki

Penasehat Ketua Bidang Yan Mas Dewan Paroki

Penanggungjawab Koord. Tim Kerja KomSos

Dewan Paroki

Pemimpin Redaksi J Paryadi

Staf Redaksi Drs. St. Suripto Atmosuwito

Drs. A Mardiyono Pius Koesdyantoro

M Yunus Waas

Artistik Alf. Sungging V Suparyanto

B Riyanto

Tata Letak J Paryadi

M Yunus Waas

Distribusi Ketua - Ketua Lingkungan

Penerbit Dewan Paroki Santo Paulus

Jl. Dr. Muwardi 7, 024 - 6711509 Sendangguwo Semarang

Alamat E-mail [email protected]

Percetakan CV Rind Abadi

Edisi 88, Ulang Tahun Gereja 2012

29 Juni 2012

Cover Depan ‘Lukisan St. Paulus & bayang

GSP dalam gunungan’ desain oleh : V Suparyanto

Dapat kami informasikan kepada Anda, para pembaca yang budiman, bahwa hasil karya tulis yang masuk ke meja redaksi tidak dengan be gitu saja kami sajikan ke hadapan Anda, na mun mengalami beberapa suntingan (editing)dan perbaikan, baik dari segi tata penulisan, tata bahasa dan ejaan, semuanya dilakukan agar naskah yang tersaji dapat lebih nikmat di baca, tanpa mengurangi esensi, maksud dan tujuan dari naskah itu sendiri. Dalam kesem patan ini kami juga mohon maaf kepada para kontributor naskah bahwa mungkin ada bebera pa gambar atau foto yang dilampirkan tidak dapat kami tampilkan karena teknis tata letak yang tidak memungkinkan akibat keterbatasan ruang cetak untuk edisi kali ini. Namun semua nya akan dimuat pada situs blog paroki. Sila kan kunjungi situs kami di gsp-sendanggu wo.blogspot.com.

Kami berharap dimasa mendatang lebih banyak lagi kaum muda yang aktif mengisi artikel pada WP sehingga semakin lama menjadi semakin me narik. Dengan semakin banyak informasi yang berasal dari lingkungan-lingkungan yang ber beda maka lingkungan dapat lebih saling me ngenal satu sama lain walau mungkin masih sebatas dalam tulisan saja. Akhir kata, kami mengucapkan selamat kepada seluruh umat atas Ulang Tahun ke 23 Gereja Santo Paulus Sendangguwo . Semoga dapat lebih menjadi sarana berkat Tuhan bagi sesama. Salam Damai Kristus, Redaksi.

Page 6: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

4

SURAT DARI ROMO PAROKISURAT DARI ROMO PAROKISURAT DARI ROMO PAROKISURAT DARI ROMO PAROKI Saudara-saudari seiman yang terkasih dan dikasihi Tuhan, Salam dalam Kasih Yesus, Maria dan Yusuf

Pertama-tama, saya sampaikan Profisiat atas HUT Paroki kita. Tanpa terasa, Gereja Santo Paulus Sendangguwo telah berusia 23 tahun. Sebagai Gereja, peresmian pertama kalinya oleh Vikjen Keuskupan Agung Se marang pada tanggal 28 Juni 1989. Namun sebagai paroki mandiri, Paroki kita pada tahun 2012 ini telah berumur 20 tahun. Sebuah “proses” yang panjang dalam kehidupan iman umat. Hal ini pantas kita syukuri. Dan memang ada ”saat-saat” suka-duka, serius-canda, puji-cela. Namun semua itu tidak me ngurangi rasa syukur kita dari hati yang terdalam kepada Allah yang Maha kuasa dan Mahacinta, dengan segala berkat-Nya yang sudah dan boleh kita terima selama ini. Dan syukur pula kepada Allah, Allah menjadikannya berkat yang melimpah untuk membangun dan semakin memperkokoh hidup meng gereja kita melalui pemberdayaan umat. Tentu dalam hal ini, kita tidak mem perjuangkannya sendiri, melainkan melalui perjumpaan dan kebersamaan dengan pribadi-pribadi lain di dalam keluarga, di dalam komunitas gerejani maupun di dalam masyarakat di sekitar kita. Dan untuk semakin mewujudkan ’Njembarake Keraton Dalem Gusti’, be berapa program kegiatan telah disusun bersama dan dicoba untuk diwujudkan secara nyata. Namun satu hal yang perlu kita perhatikan, bahwa dengan jumlah 14 wilayah yang terdiri dari 67 lingkungan dan jumlah umat yang terus bertambah, sangat diperlukan peran serta dan keterlibatan, kerjasama, ke pedulian, dedikasi serta pengorbanan. Semua itu untuk membangun dan me majukan paroki kita ini dan untuk kemuliaan Tuhan. Demikian dengan bertambahnya usia, maka bangunan gereja kita juga meng alami penyusutan dan barangkali kerusakan pada bagian-bagian tertentu. Maka perawatan dan pemeliharaan harus terus menerus dilakukan, sehingga gereja, sekalipun sudah berumur masih terlihat bersih, indah dan cantik. Dan tentu, ”keindahan dan kecantikan” ini tidak pada gedungnya saja, tetapi juga harus menjadi perhatian kita juga sebagai umat Allah. Artinya, bagaimana ”ke indahan dan kecantikan” kita, baik sebagai pribadi, maupun sebagai Gereja, umat Allah, sungguh mampu menampilkan serta mewujudkannya dalam ke bersamaan dan di dalam hidup kesehariannya dengan hati yang tulus, bersih, jujur dan dalam sukacita. Letak fisik gedung gereja, yang ’kebetulan’ ada di dalam, di antara pemukiman penduduk, dengan jalan masuk yang sempit serta kecil dan terbatas, tampaknya juga mempengaruhi ”cara penampilan” kita sebagai umat Allah. Jalur masuk ke gereja dan keluar dari gereja, sebelum dan sesudah perayaan ekaristi, rupanya menjadi ”batu uji” kualitas kemuridan kita. Sikap rendah hati, kesabaran, pengendalian diri dan kearifan menjadi tantangan tersendiri, ketika

Page 7: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

5

sesama pengguna jalan melewati akses jalur masuk dan keluar yang sempit tadi. Kita mendengar, akibat sempitnya jalan, terjadi cekcok di antara umat sendiri. Hal itu terjadi sesudah perayaan ekaristi. Belum lagi, kalau kita berpikir tentang soal pemanfaatan halaman sekitar gereja dan lapangan gereja (di belakang pastoran), yang sering dipakai untuk sepakbola. Masalahnya adalah, bahwa lahan tersebut tidak dipakai oleh umat sendiri, tetapi justru oleh warga sekitar. Tak jarang, bola jatuh ’nyasar’ mengenai jendela kamar tidur romo. Dalam konteks ini, ada juga wacana untuk membangun atau memperluas gereja beberapa kali terdengar, baik oleh tokoh umat maupun umat secara umum. Dan memang, bila kita mencermati perayaan ekaristi minggu, sungguh umat yang ada diluar (karena tidak kebagian tempat di dalam gereja) kadang lebih banyak. Kondisi di dalam gereja sendiri dengan suhu udara yang panas, tampaknya mempengaruhi dan dalam arti tertentu, ”mendukung” pilihan dan keputusan umat untuk lebih memilih duduk di luar gereja, dari pada tinggal di dalam. Kenyamanan, kekhusukkan serta ketenangan di dalam melaksanakan ibadah, sepertinya ”terusik”. Hal ini mendesak untuk kita perhatikan bersama. Untuk itu, perlu dilakukan pengkajian dan pemikiran yang sungguh-sungguh dan serius bila kita hendak menjadikan pelaksanaan ibadah kita lebih baik, khusuk, tenang dan nyaman. Akhirnya, pada kesempatan ini, atas nama para romo, dan pengurus dewan paroki, saya mengucapkan terima kasih pada setiap pribadi yang senantiasa peduli pada gereja dan perkembangan paroki kita. Semoga perjalanan gereja dan paroki kita, reksa pastoral dan hubungan yang terjalin baik dengan masyarakat di sekitar gereja selama ini, semakin baik dan kondusif.

Selamat Ulang Tahun, salam dalam kasih Yesus, Maria dan Yusuf. ����

Tim Redaksi Warta Paulus mengucapkan

Selamat Ulang Tahun ke 23

Gereja Santo Paulus Sendangguwo

Semarang

Page 8: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

6

Menyambut HUT ke 23 Gereja St. Paulus Sendangguwo

TAHUKAH ANDA (Catatan H Djoko Narpodo)

Setelah jatuh 3 x sampailah ke ‘Golgota’ Sendangguwo.

Pembangunan gedung Gereja St. Paulus Sendangguwo bila boleh kami me minjam istilah Romo J Soenarko SJ (sekarang. Uskup Purwokerto) beliau me nyamakan atau menggambarkan perjuangan membangun gedung Gereja St. Paulus Sendangguwo sama dengan perjalanan Salib Yesus yang harus jatuh 3 kali.

Yang Pertama : Salib jatuh di Jambusari; sebuah kapel / gedung serbaguna dibangun di lokasi bekas kandang babi. Namun hanya 2 tahun kapel itu berdiri, harus dibongkar karena terkena proyek PLTG.

Yang Kedua : Salib terjatuh di depan rumah pemotongan hewan (dahulu, sekarang Lotte Mart). Sebuah kapel ukuran 120 m2 yang akhirnya mesti dijual untuk mencari tanah guna membangun gedung Gereja yang mampu menam-pung umat.

Yang Ketiga: Salib sampai di jl. Supriyadi. Tanah seluas 7000 m2 telah ber-hasil dibeli. Umat menyambut gembira. Tanah segera diurug dan pada tanggal 3 Juni 1982 diadakan upacara peletakan batu pertama pagar bumi dan pem-berkatan tanah oleh Romo I Byakta Suwarto MSF, Pastor Kepala Paroki Atmo dirono. Namun sayang, selesai pembangunan pagar bumi ada pemberitahuan bahwa tanah tersebut terkena Proyek Jalan Tol. Salib pun harus diangkat kem-bali. Sampailah ke ‘Golgota’ Sendangguwo. Akhirnya berkat bimbingan Tuhan dan keuletan serta semangat tak kenal

menyerah dari Panitia Pembangunan dan umat, diperolehlah sebidang tanah yang terletak kira-kira 80 m dari jalan Majapahit. Bp. FX Adiarto disamping merelakan tanahnya juga mengajak para pemilik tanah di sekitarnya untuk ber sedia menjualnya kepada pihak Gereja dengan harga yang relatif murah yaitu Rp 10.000,- per m2. Di sinilah Salib Keselamatan Yesus itu akhirnya berdiri, gedung Gereja St. Paulus Sendangguwo.

Romo Ign. Wignyasumarta MSF peletak Batu Pertama

Pembangunan gedung Gereja St. Paulus dimulai dengan upacara peletakan batu pertama oleh Romo Ign. Wignyasumarta MSF, Pastor Kepala Paroki At-modirono, pada tanggal 29 Juni 1987 dalam sebuah Perayaan Ekaristi. Di tengah pelaksanaan pembangunan gedung gereja, Romo Ign. Wignyasu-marta MSF dipindahtugaskan ke Paroki Kleco Solo, digantikan oleh Romo R B Pranata Surya MSF, yang sudah barang tentu mempunyai misi merampung kan pembangunan gedung Gereja tersebut.

(bersambung ke hlm. 8)

Page 9: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

7

Page 10: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

8

Diberkati Romo Vikjen K A S dan Diresmikan Walikotamadya Semarang

Pembangunan gedung Gereja St. Paulus yang menelan biaya sebesar Rp.360. 441.264,- (Tiga ratus enam puluh juta empat ratus empat puluh satu ribu dua ratus enam puluh empat rupiah) terselesaikan dalam waktu dua ta-hun. Pada hari Rabu Pahing tanggal 28 Juni 1989 gedung Gereja St. Paulus diber-kati oleh VikJen Keuskupan Agung Semarang Romo CHR Purwowidyana Pr, mewakili Bapa Uskup Agung Semarang dan diresmikan oleh Walikotamadya Semarang yang diwakili oleh Sekwilda, Bapak Drs. F X Bambang Sriwidyoko. Esok harinya pada tanggal 29 Juni 1989 Gereja baru kita dipergunakan untuk tahbisan dua orang Imam baru dari Misionaris Keluarga Kudus oleh Bapa Uskup Surabaya, Mgr. Aloysius Yoseph Dibyokaryono Pr.

Tabernakel warisan Gereja Atmodirono.

Beberapa waktu sebelum Gereja St. Paulus mulai dibangun, Gereja Atmodiro no mengadakan renovasi Panti Imam, dengan menambah ornamen berupa ukiran-ukiran kayu, termasuk Tabernakelnya juga diganti dengan ukiran kayu seperti yang ada sekarang. Dengan demikian Tabernakel lama sudah tidak di pergunakan, dan disimpan di Pastoran Atmodirono. Karena pembangunan gedung Gereja St. Paulus adalah merupakan pengem-bangan / ’anak’ dari Paroki Atmodirono, maka diwariskanlah Tabernakel terse-but kepada Gereja St. Paulus. Tabernakel yang begitu kuat, terbuat dari besi berlapis bahan yang mengkilap, berpintu dua (depan dan belakang) dan sudah ada sejak Gereja Atmodirono berdiri sehingga usianya sudah seusia berdirinya Gereja Atmodirono yaitu 72 tahun (Agustus 2012 nanti peringatan HUT ke 72 Gereja Atmodirono)

Tgl. 1 Agustus 1992 Menjadi Paroki .

Untuk melengkapi sarana gedung Gereja St. Paulus agar dapat segera men-jadi Paroki mandiri terlepas dari Paroki Atmodirono, maka dibangunlah gedung Pastoran yang dimulai pada tanggal 29 Juni 1990 dengan peletakan batu per-tama oleh Romo R B Pranatasurya MSF, Pastor Kepala Paroki Atmodirono. Berdasarkan Surat Keputusan Bapa Uskup Agung Semarang No : 342 / B / 1 / b / 92 tertanggal 31 Juli 1992, bahwa terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1992 Gereja St. Paulus ditetapkan sebagai Paroki, terlepas dari Paroki Atmodirono, dengan Pastor Kepala Paroki yang pertama Romo F X Martowiryono MSF(almarhum). Tanggal 1 Agustus nampaknya selama ini kurang mendapat perhatian dari kita semua, padahal apabila ditinjau dari sejarah perkembangan Gereja dalam arti an Umat Timur Kanal, yang semula hanya 11 Kepala Keluarga ditahun 1962, pada 1992 tepatnya tanggal 1 Agustus 1992 oleh Pimpinan Gereja setempat telah dipandang mampu untuk menjadi Paroki yang mandiri dengan jumlah

(dari hlm. 6, Tahukah Anda)

(bersambung ke hlm. 12)

Page 11: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

9

gsp-sendangguwo.blogspot.com menyajikan berbagai informasi

tentang kegiatan paroki maupun seputar kehidupan Katolik

MENYADARI KEHADIRAN TUHAN MENYADARI KEHADIRAN TUHAN MENYADARI KEHADIRAN TUHAN MENYADARI KEHADIRAN TUHAN DALAM HIDUP & SEGALA HALDALAM HIDUP & SEGALA HALDALAM HIDUP & SEGALA HALDALAM HIDUP & SEGALA HAL

Pada suatu hari ada seorang pengusaha yang datang ke Gereja untuk meng ikuti Perayaan Ekaristi. Entah kenapa dia disibukkan oleh ponselnya hampir selama Ekaristi berlangsung. Sesudah Misa selesai, Romo menegur dengan berkata, ”Kenapa bapak selalu memperhatikan ponsel bapak ketimbang men-gikuti Misa dengan khidmat ?”, dengan santai bapak itu menjawab, ”Romo kan tau saya ini pengusaha, jadi saya harus selalu memperhatikan ponsel saya. Saya takut jika teledor semua usaha saya akan berantakan”. Melalui pembicaraan tadi kita dapat menyimpulkan, bahwa penghormatan kepada Tuhan di waktu Misa sudah memudar. Padahal, Ekaristi adalah puncak hidup sekaligus terjadinya kontak kita dengan sesama dan Tuhan. Yang lebih parah adalah rasa sombong yang hadir dalam diri bapak itu yang akhirnya menjauh kan kita dari Tuhan Allah sendiri. Kesombongan ini dapat kita lihat dari sikap bapak itu yang takut usahanya akan berantakan jika ia teledor. Artinya, orang itu menyimpulkan bahwa se-mua kesuksesan yang ada pada dirinya terjadi karena usahanya sendiri, tanpa mengingat adanya tangan Tuhan. Apa yang dapat kita lakukan tanpa Tuhan ? Tentu kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kesombongan ini juga yang telah membuat bapak itu terikat pada hal duniawi, yaitu ponsel dan kekayaan. Tentu banyak dari kita yang melupakan Tuhan di tengah kesuksesan kita. Kita tidak menyadari kuasa dan kehendak Tuhan pada diri kita. Lantas apa yang harus kita perbuat ? Kita harus mempersiapkan diri kita un-tuk layak menerima Tuhan di dalam hidup kita dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Jangan takut akan apa yang akan terjadi, karena jika kita berserah pada-Nya, ”hidup kita bukanlah milik dunia melainkan milik-Nya”, yaitu Dia yang disalibkan demi keselamatan kita dan kemuliaan Allah. Dialah “Sang Prabu” Yesus Kristus. GBU �

Antonius Putra Sistyo Lingkungan St.Stefanus 3, Wilayah C 2

Page 12: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

10

Page 13: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

11

MENJADI BRUDER SIAPA TAKUT ?

Ketika ada seorang anak muda yang mau melamar menjadi bruder maka bisa di jamin akan timbul banyak pertanyaan maupun komentar yang terkadang tidak enak didengar dari orang di sekitar kita. Ada yang bertanya: “Kenapa lebih me milih menjadi bruder daripada menjadi romo?”, ada juga yang berkomentar: ”Bruder kan merupakan panggilan yang nanggung alias setengah-setengah.”, ada

lagi yang berkomentar: “emang apa sich karya dari bruder?”. Dan masih banyak lagi pertanyaan maupun komentar yang tidak enak didengar yang muncul ketika ada seorang anak muda yang mau melamar menjadi bruder. Bahkan ada imam yang susah jika dia ditugaskan bersama bruder dalam me ngelola paroki. Mereka (bruder) kan tidak bisa memberikan sakramen, yang bisa mereka lakukan cuma menjadi katekis, mengajar misdinar, mendampingi legio padahal itu semua kan dapat dilakukan oleh seorang prodiakon. Ketika anak muda tersebut mendengarkan omongan dari orang lain dan tidak mem punyai alasan dan tekad yang kuat mengapa dia memilih menjadi bruder, maka dapat dipastikan dia tidak jadi melamar menjadi bruder. Kenyataan ter sebut juga mempengaruhi minat kaum muda untuk menanggapi panggilan men jadi bruder. Maka tidak heran jika jumlah biara di Indonesia semakin sedikit karena tidak ada tenaga bruder yang dapat mengurus biara tersebut.

Padahal jika kita mau melihat dalam dokumen Konsili Vatikan – Perfectae Caritatis 1 tentang Religius awam laki dan perempuan yang melukiskan se bagai berikut : “Sejak awal mula Gereja, ada pria dan wanita yang berhasrat mengikuti Kristus dengan lebih bebas dan mencontoh-Nya lebih dekat dengan mengamalkan nasehat-nasehat Injil. Mereka menghayati hidup yang dibaktikan kepada Tuhan, masing-masing menurut caranya sendiri”. Paus Johannes Paulus II dalam pidato kepada Sidang Paripurna Kongregasi bagi Religius dan Institut Sekulir yang dilaksanakan tanggal 24 Januari 1986 mengatakan sendiri: “Saya yakin bahwa bentuk hidup religius ini (bruder), yang dalam sejarah se lalu amat berjasa besar bagi Gereja, pada zaman ini masih amat sangat sesuai bagi tantangan kerasulan baru yang dihadapkan pada pewartaan Kabar Gembira.” Kita baca juga dalam Lumen Gentium 43b: “Ditinjau dari sudut susunan ilahi dan hirarkis Gereja, status religius itu bukan jalan tengah antara peri-hidup para imam dan kaum awam. Tetapi dari kedua golongan itu ada se jumlah orang beriman kristiani, yang dipanggil oleh Allah untuk menerima kurnia istimewa dalam kehidupan Gereja, dan untuk dengan cara masing-masing menyumbangkan jasa mereka bagi misi keselamatan Gereja. “Jadi dari

(bersambung ke hlm. 31)

Page 14: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

12

Kirimkan buah pikir Anda, sumbang-saran, artikel-artikel, kritikan positif dalam bentuk tulisan dan kirimkan ke :

[email protected]

umat hampir 5000 jiwa. Tidaklah berlebihan bila suatu saat kita juga memper ingati Hari Jadi Paroki kita di bulan Agustus.

Menara Lonceng Nyaris Dibangun.

Bertepatan dengan rencana peringatan 15 tahun berdirinya gedung Gereja St. Paulus di tahun 2004, sekaligus bersamaan dengan Pesta Imamat 40 tahun Romo lgn. Wignyasumarta MSF, Pastor Kepala Paroki St. Paulus, maka De-wan Paroki ingin merealisir cita-cita umat untuk membangun Menara Lonceng Gereja. Pembangunan Menara Lonceng tersebut memang sudah menjadi ren-cana sejak awal Gereja dibangun. Panitia segera dibentuk meliputi Tim Teknik dan Tim Penggali Dana. Semua nya berjalan serentak, baik Panitia HUT Gereja dan Pesta Imamat 40 Tahun Romo Ign. Wignyasumarta MSF mau pun Panitia Pembangunan Menara Lon-ceng Gereja. Tim Teknik menyiapkan gambar Menara dalam beberapa alternatif bentuk dan RAB nya, demikian pula Tim Penggali Dana mengadakan kegiatan penggalian dana antara lain berupa pengedaran Kupon Berhadiah. Setelah dana terkum-pul dan semuanya siap, maka Panitia bersama Romo Kepala Paroki mengha-dap Bapa Uskup Mgr. Ign. Soeharyo Pr untuk memohon ijin dan persetujuan atas pembangunan Menara Lonceng tersebut. Ternyata Bapa Uskup kurang berkenan atas pembangunan Menara Lonceng dan mengarahkan agar dana yang ada dipergunakan untuk keperluan yang lebih penting di Paroki kita. Panitia benar-benar bingung untuk memilih satu di antara dua alternatif; pem-bangunan terus dilaksanakan yang berarti umat senang tetapi tidak taat pada Pimpinan Gereja, atau tidak jadi membangun berarti taat pada Pimpinan Gere ja namun umat kecewa. Akhirnya Romo Kepala Paroki memutuskan untuk lebih baik taat pada Pimpin an Gereja dan umat diberi pengertian agar tidak kecewa. Sehingga dengan demikian pembangunan Menara Lonceng dibatalkan, atau ditunda sampai ba-tas waktu yang tidak ditentukan, sementara dana yang sudah terkumpul di gunakan untuk membeli sebagian tanah milik Susteran. Mungkinkah rencana yang sudah sekian lama di ‘peti es’ kan itu akan dicairkan lagi. Sumangga . Dirgahayu Gereja St. Paulus Sendangguwo. �

(Catatan Redaksi : penulis adalah salah seorang tokoh, sesepuh dan juga umat yang ikut meng

alami asam garam perkembangan Gereja St. Paulus dari awal hingga kini)

(dari hlm. 8, Tahukah Anda)

Page 15: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

13

MENGAPA ADA BULAN MARIA ? Pertanyaan ini sangat menarik dan membuka wa wasan untuk mengenal dan menggali sejarah serta pengetahuan iman Katolik. Terlebih lagi, sering ada tuduhan terhadap umat Katolik bahwa umat Katolik menyembah Bunda Maria. Tuduhan itu tentu saja tidak benar. Umat Katolik memang menghormati Bunda Maria secara khusus sebagai Ibunda Tuhan Yesus Kristus, tetapi tidak berarti menyembah Bun da Maria dan terlebih menggantikan Tuhan Yesus Kristus. Salah satu alasan tuduhan itu adalah umat Katolik melaksanakan doa Rosario, padahal doa Rosario yang mendaraskan 50 kali Salam Maria dan 3 kali sapaan yang diikuti dengan doa Salam Maria adalah cara berdoa umat Katolik bersama dengan Bunda Maria untuk menuju Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Sejarah Bulan Mei disebut Bulan Maria Di negara – negara Barat bulan Mei dikaitkan dengan permulaan kehidupan. Pada bulan itu negara – negara Barat yang mempunyai 4 musim sedang meng alami musim semi atau musim bunga. Kemudian bulan Mei ini dikaitkan de ngan Bunda Maria sebagai ibu dari semua yang hidup. Pada tahun 1809 Paus Pius VII ditangkap oleh tentara Napoleon Bonaparte dan dipenjarakan. Di dalam penjara itulah Paus Pius VII memohon dukungan doa Bunda Maria agar ia segera dibebaskan. Paus Pius VII berjanji jika nanti dibebaskan ia akan merayakan untuk menghormati Bunda Maria. Dukungan doa Bunda Maria ternyata terkabul dan Bapa Suci dibebaskan dan dapat kem-bali ke Roma. Baru pada tahun 1854 oleh Paus Pius IX diumumkan bahwa bu lan Mei adalah bulan Maria. Sejak itu bulan Mei dirayakan sebagai Bulan Maria. Bulan Mei sebagai Bulan Maria telah ditetapkan oleh Gereja di Keuskupan Agung Semarang sebagai Bulan Katekese Liturgi (BKL). Penetapannya sen diri sampai tahun 2012 ini telah memasuki usia yang ke 14. Namun demikian banyak umat Katolik yang belum mengetahui bahwa bulan Mei adalah Bulan Katekese Liturgi (BKL). Bulan Katekese Liturgi menjadi masa bagi umat Katolik untuk mendalami segala sesuatu tentang Liturgi, yang pada hakikatnya telah dilaksanakan namun belum atau kurang memahami arti dan maknanya. Bulan Mei adalah bulan devosi khusus umat beriman kepada Bunda Maria

(bersambung ke hlm. 14)

Page 16: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

14

yang terberkati. Oleh karena itu se panjang bulan Mei umat Katolik baik perorangan, keluarga mau pun kelom-pok melaksanakan Doa Rosario den-gan mohon dukungan doa kepada Bunda Maria agar kita selalu dan senantiasa mendapatkan keselamat an, kedamaian dan kesehatan. Bunda Maria adalah Sang Pendoa, oleh karenanya marilah kita berseru kepadanya : “Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati, Amin.” ����

(sumber Catholic Life, Inspirasi, BKL 2012).

A C Kismadi , Lingkungan St. Blasius II

(dari hlm.13, Mengapa ada BulanMaria ?)

Page 17: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

15

MENGENAL SANTO PAULUS RASUL YANG HEBAT

Sebagai umat Katolik Paroki Sendangguwo yang pelindung Paroki-nya adalah Santo Paulus (pesta nama diperingati setiap tanggal 29 Juni), seharusnya kita mengenal siapa Santo Paulus itu ? Dengan mengenal santo pelindung, di harapkan kita dapat meneladan perbuatannya dan menjadi sikap hidup kita sehari-hari dalam menggereja. Untuk maksud tersebut, berikut saya mencoba mengenalkan secara singkat tentang Santo Paulus.

Sejarah Hidup

Paulus dilahirkan di Tarsus, daerah Silisia, sebuah pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan Yunani. Ia berasal dari sebuah keluarga Yahudi yang berbahasa Aram dan kaya. Pada saat kematian Stefanus, Paulus masih "seorang pe muda", kira-kira baru berumur 30 tahun sehingga ia diperkirakan lahir pada tahun-tahun pertama perhitungan waktu kristen. Hari ke-8 setelah lahir ia di sunat dan diberi nama Saul. Sejak kecil ia belajar bahasa Yunani, bahasa pergaulan di Tarsus. Sekitar umur 15 tahun ia diperkirakan datang ke Yerusa lem dan menjadi pengikut seorang yang giat dari golongan kaum Farisi. Sesuai dengan kebiasaan Yahudi, ia belajar mengerjakan salah satu pekerjaan tangan (ia adalah seorang pembuat kemah / tenda) yang dilakukannya di tengah-tengah kesibukan karya kerasulannya, dan dipakainya untuk penghidupan se hingga ia tidak bergantung pada siapa pun juga. Dibesarkan di Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel. Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama Yahudi. Mulanya ia seorang penganiaya orang Kris

ten (saat itu masih bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya berjumpa Yesus di jalan menuju kota Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut Yesus Kristus. Setelah perjumpaannya dengan Yesus dan menjadi buta, Paulus tinggal 3 hari di kota Damas kus, di mana dia disembuhkan dari kebutaan dan dibaptis oleh Ananias. Paulus mengatakan bahwa ia kemudian pertama-tama pergi ke tanah Arab, kemu dian kembali ke Damaskus. Dia menjelaskan bagai mana selama 3 tahun setelah pertobatannya, ia pergi ke Yerusalem. Di sana ia bertemu Yakobus dan ting gal bersama Simon Petrus selama 15 hari. Paulus secara sah memiliki kewarganegaraan Roma wi dari sejak lahir. Kemungkinan besar kewarga negaraan ini diberikan kepada keluarganya karena pengabdian

(bersambung ke hlm. 27)

Page 18: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

16

TERUSLAH BERBUAT BAIK Dewasa ini, orang untuk berbuat baik terasa begitu sulit dan mahal. Banyak hal yang akan kita lakukan selalu mempunyai dampak yang tidak enak. Ini mung kin disebabkan karena kurangnya pemahaman atau penafsiran yang keliru ter hadap nilai-nilai agama, dimana agama selalu menanamkan dan memberikan kepada setiap pemeluknya sikap-sikap tentang kebaikan. Di dalam kehidupan kita, pengaruh sifat kekuatan-kekuatan baik dan jahat selalu ada dan sewaktu-waktu bisa muncul di dalam wahana kehidupan ini. Kekuatan baik selalu menuntun kita kepada kebaikan, kebahagiaan, dan kese jahteraan, dimana ini dapat dikatakan kekuatan dari Allah sendiri yang selalu memperhatikan kehidupan kita. Kekuatan jahat atau sering kita menyebutnya dengan kuasa kegelapan, selalu membayangi kehidupan kita dan terus ber

usaha untuk membelokkan tujuan hidup kita ke jalan ke binasaan, inilah yang disebut kuasa setan. Pengaruh kedua kekuatan tersebut dewasa ini sangat kita rasakan. Terutama pengaruh kuasa jahat yang dewasa ini begitu banyak terjadi di kehidupan umat manusia; berbagai tin dak kejahatan, permusuhan dan perselisihan antar warga yang tidak berkesudahan, tawuran antar desa atau kam pung dan munculnya kelompok-kelompok di masya rakat yang ingin merusak tatanan kehidupan dengan berbagai aksinya : anarkisme, teror, penghasutan, intimidasi bah

kan penculikan terhadap mereka yang tidak sejalan dan sepaham dengan kelompoknya. Dalam hal ini orang akan lebih mudah untuk berbelok arah walaupun arah itu keliru. Ada 2 hal yang perlu kita cermati dalam Injil Matius 8:28-34, yang pertama Matius ingin mengajak kita untuk merenungkan perbuatan Yesus yang me nyembuhkan dua orang yang kerasukan setan di daerah Gadara, dimana ke dua orang itu sempat menolak kehadiran Yesus, dengan mengatakan: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau akan menyiksa kami sebelum waktunya?” Kedua, Matius membeberkan sikap beberapa orang yang menolak kehadiran Yesus dengan cara mengusir Yesus keluar dari daerah ter sebut. Makna penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus bukan datang dengan tiba-tiba, tetapi datang dari belas kasih Yesus yang ingin memenuhi hakikat panggil an dan perutusan-Nya ke dunia, yaitu ingin mengembalikan manusia kepada keutuhannya sebagai anak-anak Allah. Peristiwa penyembuhan itu menjadi hal yang sangat luar biasa. Mereka yang melihat peristiwa penyembuh an itu merasa terkejut dan belum siap untuk menerima pekerjaan-pekerjaan Yesus, sehingga mereka melakukan pengusiran terhadap Dia, yang dianggap telah merusak tatanan kehidupan yang ada. Kita yang telah dibaptis bahkan

(bersambung ke hlm. 60, kolom 1)

Page 19: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

17

Profil Lingkungan

St. DOMINICUS MRANGGEN Lingkungan St. Dominicus Mranggen terletak di ujung paling Timur Gereja St. Paulus Sendangguwo Semarang. Lingkungan St. Dominicus Mranggen awal berdiri pada tahun 1978. Lingkungan ini dulunya bagian dari Paroki Purwodadi dengan status stasi Mranggen, kemudian ikut Paroki St. Familia Atmodirono Semarang. Semenjak berdirinya Paroki St. Paulus Sendangguwo, stasi Mrang-gen statusnya berubah menjadi wilayah J. Wilayah J merupakan wilayah pa ling unik di Paroki St. Paulus Sendangguwo karena satu wilayah hanya terdiri dari satu lingkungan saja. Sesuai perkembangan jaman dan pengembangan wilayah perumahan di Semarang bagian Timur yang berkembang pesat, maka jumlah umat di Mranggen juga semakin banyak, maka diadakan pemekaran lingkungan baru di Wilayah J sebagai berikut :

1. Lingkungan St. Dominicus Mranggen, sebagai lingkungan tertua di Mrang gen, wilayahnya mencakup Mranggen sampai ke arah Timur hingga per-batasan dengan Paroki Gubug. Ketua Lingkungannya saat ini adalah Bapak Kristoforus Eko Kapti Handoyono.

2. Lingkungan St. Andreas, merupakan pemekaran dari lingkungan St. Do minicus. Lingkungan ini berdiri pada tahun 2000-an. Wilayahnya menca-kup Perumahan Pondok Majapahit I dan sebagian Desa Bandungrejo. Ketua Lingkungannya saat ini adalah Bapak Ricardus Anggit Prihanto.

3. Lingkungan St. Bartolomeus, merupakan pemekaran dari lingkungan St. Dominicus Mranggen. Lingkungan ini berdiri pada tahun 2011. Wilayah-nya mencakup Perumahan Batursari Asri, Perumahan Permata Batursari dan sebagian Desa Bandungrejo. Ketua Lingkungannya saat ini adalah Bapak Hendricus Deddy.

Wilayah J Mranggen yang Ketua Wilayahnya saat ini adalah Bapak Antonius Sutandiyo, meskipun berada di wilayah paling Timur Paroki St. Paulus Sen-dangguwo, tetapi tetap mengikuti semua kegiatan yang diadakan oleh paroki. Lingkungan St. Dominicus Mranggen sampai saat ini masih merupakan ling-kungan paling luas di paroki, lingkungan ini ke depan masih dapat dikembang-kan sesuai dengan banyaknya perumahan-perumahan baru yang berkembang di kawasan Mranggen. Kegiatan lingkungan yang dilaksanakan dapat berjalan rutin meskipun umatnya saling berjauhan, tetapi tetap dekat di hati dan guyub. Semua kegiatan di pa roki dapat selalu diikuti dan Lingkungan St. Dominicus Mranggen mempunyai agenda kegiatan rutin tahunan. Kegiatan yang sudah terjadwal tiap tahunnya ada lebih kurang 50 kegiatan belum termasuk acara-acara yang bersifat men-

(bersambung ke hlm. 24)

Page 20: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

18

an gesekan ini, makin lama makin nyata. Maklum, kita kuatir jadi pemicu gesek an.

Lapangan bola. Suka tidak suka, lapangan rumput kita sudah jadi arena main bola, bagi anak-anak sekitar. Hampir setiap sore ada yang main. Namanya anak-anak, seringkali ”kurang dugo”, wajarlah. Pandai-pandailah kita menyiasatinya agar mereka tidak mengganggu kegiatan gereja (saya ingat waktu kecil dulu, main bola di lapangan bruderan dekat gereja Jago Ambarawa, juga tanpa pernah ijin sekalipun). Ini juga ’style kampung’ : kalau ada lapangan kelihatan kosong ya dipakai saja ....... Sebenarnya, pemecahan-masalahnya sederhana saja; kalau mudika, atau siapa pun dari umat kita intensip menggunakan lapangan itu, pasti mereka tak akan main di sana. Simple, tanpa resiko dan bermanfaat..... Cuma perlu siapa yang mau mulai dulu ? Yang telah kita tanggapi baik-baik juga ada, beberapa sekolah dasar di sekitar kita yang sering pelajaran olahraga di lapangan kita. Selamat datang, adik-adik ...... Silakan.

Pagar dan gerbang kompleks gereja. Kompleks gereja dan pastoran kita, sangat terbuka. Bahkan menjadi jalan tem bus mobil dan motor, antara sisi Barat dan Timur kampung. Sebenarnya hal ini

(dari hlm. 1, Gereja Kampung)

Page 21: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

19

kurang baik, dipandang dari sisi keamanan sangat rawan. Tetapi berkat doa kita semua, untunglah tak pernah ada kriminalitas di kom pleks kita. Kecuali pernah sekali menjadi lokasi pemuda pemabok untuk minum, dan mungkin persembunyian anak sekolah yang membolos. Positif nya, sering saya lihat, tempat istirahat dan berteduh, para ’sales’ yang lelah setelah keliling bekerja. Public service tingkat kampung lah....... Jadi yang perlu ditegaskan, paroki perlu membuat batas teritorial Gereja agar mudah dipahami masyarakat sekitar. Menghindari membuat pagar bumi, atau semacam pagar kawat duri, yang pasti tidak ramah dilihat. Bukan membuat ger bang, tapi membuat ’regol / entrance space’, ruang masuk yang lebih akrab. Begitu pula, jika paroki mau buat rumah jaga.

Tanggapan positif.

Wajah tampilan gereja . Para pendahulu kita, cukup bijak memanfaatkan lokal genious dari aspek pe nampilan bangunan. Gereja kita terletak di kampung, oleh sebab itu tidak di pilih bentuk ’asing’, tetapi dipilih bentuk semacam joglo, yang mungkin diklasifi kasikan ’tajuk semar tinandu’, yang dalam alam tradisional Jawa biasa dipakai rumah ibadat. Wajah bangunan Gereja dan kompleks Pastoran, sangat bernuansa kampung, bentuk yang tak asing, sederhana, tidak menonjol, dan tidak berkesan sombong di antara lingkungannya. Dari sisi konsep, sebuah Gereja adalah tempat kita merasa teduh, nyaman, ada kesan terbuka. Ada kesan kita diundang untuk masuk. Dan sudahkah kita merasa diundang untuk berdoa dengan teduh di dalamnya ? Pintunya sudah begitu lebar, mengapa umat masih ada yang enggan masuk ? Mungkin ini sering dianggap hal kecil, tetapi terasa dampak positifnya di masa sosial sekarang. Tradisi ini sebaiknya kita pegang untuk optimalisasi pembangunan yang akan datang.

’Kasus’ Menara Lonceng Kita ingat ’kasus’ Menara Lonceng pada tahun 2000-an,(diluar acara rapat for mal) umat sepakat mendirikan Menara Lonceng Gereja yang menjulang tinggi di langit Sendangguwo. Rencana detail konstruksi teknis sudah final. Dana sudah dikumpulkan lewat kerja keras, bahkan ada Sumbangan Berhadiah-nya Pak Pono, sukses mengumpulkan dana. Ternyata ’at the last minute’ akan di bangunnya Menara tersebut, ijin kita langsung dengan tegas dan bulat di’tolak’ oleh Bapa Uskup Mgr. Ign. Soeharyo Pr. Penjelasannya saat itu, ”uskup tidak setuju” titik. Lambat laun umat mulai paham, bahwa ini keputusan yang bijak, menyangkut kearifan sosial, yang sulit diterangkan kepada panitia yang masih lelah setelah bekerja habis-habisan. Mungkin kehadiran Menara ber-resiko memberi kesan dominasi visual dan suara, yang kurang akrab dengan lingkungan kampung, bahkan mungkin dapat memicu kecemburuan sosial. Inilah pelajaran kearifan lokal kampung , yang bernilai sangat tinggi.

(bersambung ke hlm. 44)

Page 22: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

20

PEDULI DAN BERBAGI Lingkungan Santo Yusup Liman Mukti / Wilayah G Pada hari Minggu tepatnya tanggal 1 April 2012, pagi-pagi sekali ibu-ibu WK Lingkungan St. Yusup-Liman Mukti wilayah G sibuk memasak untuk membuat nasi bungkus. Para ibu dibagi dalam 4 kelompok kerja, masing-masing mem-buat 50 bungkus. Kelompok-kelompok itu adalah : 1. Kelompok Liman Selatan : Koordinator Ibu Agata 2. Kelompok Liman Utara : Koordinator Ibu Olly 3. Kelompok Kukilo : Koordinator Ibu Lusi 4. Kelompok Sapta Prasetya : Koordinator Ibu Agnes

Para ibu tersebut bersibuk ria dalam rangka melaksanakan Aksi Sosial APP tahun 2012 yang bertema ‘Peduli dan Berbagi’. Jam 10.00 pagi nasi bungkus karya ibu-ibu lingkungan sudah siap untuk dibagi kan. Nasi bungkus tersebut dikumpulkan di rumah Ketua Lingkungan dan selu-ruhnya berjumlah 210 bungkus. Kemudian diatur pembagian tugas dan pem-bagian armadanya. Armada dibagi kedalam 5 kelompok / area : 1. Area Pedurungan & Ketileng 2. Area Arteri Sukarno-Hatta 3. Area Kedung Mundu & Kartini 4. Area Gayamsari 5. Area Pasar Bulu

Nasi bungkus ini dibagikan kepada para abang becak, pengemis, pengamen dan tukang parkir yang dijumpai di area masing-masing. Kegiatan ini dilakukan untuk menterjemahkan pelaksana an salah satu point Ardas 2012 yaitu peduli pada kelompok KLMTD ( Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel ).

Aksi sosial ini tidak berhenti pada pembagian nasi bungkus saja, namun dilan-jutkan dengan Aksi Paskah tanggal 29 April 2012. Kegiatan diawali dengan berkumpul di Liman Mukti Utara jam 07.30 WIB, terdiri dari 9 mobil dan 1 Pick Up pengangkut barang-barang yang akan disumbangkan berupa beras, mie instant, perlengkapan sekolah, perlengkapan mandi, serta mainan anak-anak. Rombongan menuju ke Panti Asuhan Santo Thomas Jimbaran, Kabupaten Semarang yang dikelola oleh Yayasan Santa Maria. Panti Asuhan ini dipimpin oleh 2 (dua) orang Suster yaitu : Suster Avilla dan Suster Florence. Anak-anak Panti yang semuanya laki-laki berjumlah 13 orang, dengan tingkatan SMA, SMP dan SD. Rombongan umat Lingkungan St. Yusup Liman Mukti yang terdiri dari Bapak-bapak, Ibu-ibu, Orang Muda Katolik, serta anak-anak bekerja bersama dengan anak-anak penghuni Panti untuk bhakti sosial yaitu mengecat pagar, dinding,

(bersambung ke hlm. 24)

silakan disantap mas.....

Page 23: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

21

Page 24: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

22

Menjadi Katolik Sejati

Pendidikan dan Iman Katolik Menjadi orang Katolik sejati, bukanlah sesuatu hal yang mudah, jika kita tidak pernah mengimaninya dalam hidup sehari-hari, khususnya bagi para generasi muda Katolik yang kita kenal dengan sebutan Orang Muda Katolik (OMK), di mana mereka adalah harapan gereja di masa mendatang. Hidup dan berkarya di tempat yang heterogen dalam keagamaan, merupakan tantangan tersendiri untuk menguji seberapa besar iman yang kita miliki akan Yesus Kristus. Uskup Agung Semarang, Mgr. Johannes Pujasumarta Pr, lewat Surat Gembala yang disampaikan pada Hari Pendidikan Nasional Tahun 2012 mengungkap kan bahwa pendidikan Katolik, meskipun tetap menekankan kedisiplinan, di rasa menjadi mahal, sehingga beberapa sekolah Katolik sudah tidak menjadi pilihan utama. Di lain sisi, muncullah beberapa sekolah baru yang menawar kan nilai-nilai baru, mengikuti kurikulum asing, tetapi lemah dalam pendidikan iman dan karakter. Meskipun mahal, tetapi untuk mencari prestige, orang tua rela mengeluarkan uang untuk menyekolahkan anaknya di tempat tersebut. Berkembangnya iman dan karakter seseorang tidak hanya tergantung pada tempat dimana kita berkarya, akan tetapi juga tergantung pada kemauan dan niat dari dalam diri individu itu sendiri. Bukanlah suatu jaminan, bahwa siswa-

siswi yang belajar di sekolah Katolik memiliki pen didikan iman yang mendalam tentang Katolik yang jauh lebih baik dibandingkan dengan siswa-siswi yang belajar di sekolah non-Katolik. Itu semua tergantung dari sikap mereka dalam menghadapi setiap pergulatan iman. Bagi be berapa orang tertentu, hidup di tempat heterogen adalah sesuatu hal yang menyenangkan, karena bisa mengenal perbedaan satu sama lain. Selain itu, iman mereka juga semakin terasah untuk bisa menjadi pribadi yang tetap setia dan militan.

Sebagai contoh, salah satu SMA Negeri yang berada dalam wilayah paroki Sendangguwo, lebih tepatnya SMAN 2 Semarang. Disini saya akan berbagi pengalaman iman selama saya mengenyam pendidikan di sekolah ini. Perkumpulan siswa-siswi Katolik SMAN 2 Semarang, yang biasa disebut Pendalaman Iman Katolik (PIK) mempunyai cara tersendiri untuk membina iman mereka akan Kristus. Sekali pun jumlah mereka keseluruhan tidak lebih dari 45 orang. Tidak hanya melalui kegiatan formal seperti pelajaran Agama yang masuk dalam rutinitas intrakurikuler, akan tetapi juga melalui kegiatan-kegiatan non-formal yang bersifat rohani. Satu hal yang paling menarik bagi siswa-siswi Katolik di sekolah ini, adalah ke

(bersambung ke hlm. 34)

Misa di Sekolah

Page 25: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

23

MATA AIR DI TENGAH BELUKAR Semangat berbagi dan peduli yang memberi kesegaran bagi yang

menemukannya

Bagi orang hidup, air merupakan satu kebutuhan pokok yang tidak dapat di tawar dan tak tergantikan oleh apapun juga. Berbagai aktifitas kehidupan ber gantung padanya, memasak, minum (terutama), untuk membersihkan (mandi, mencuci) bahkan untuk kebutuhan memelihara baik tanaman maupun hewan. Air menjadi penyejuk dan penyegar saat digunakan untuk membasuh wajah atau mandi bagi orang yang lelah setelah melakukan perjalanan, berterik mata hari dan berpeluhan. Air menjadi pelepas dahaga bagi orang yang sedang ke hausan. Air pula yang membersihkan kita dari kotoran yang melekat pada diri kita. Analogi ini ingin penulis kenakan pada (umat) gereja kita saat ini. Sedikit menimba pengalaman dari salah seorang sesepuh, tokoh umat atau lebih tepatnya salah satu umat awal yang dahulu dikenal dengan umat Timur Kanal Paroki Atmodirono yang merupakan cikal bakal umat Paroki St. Paulus Sendangguwo sekarang ini. Kita coba membayangkan kondisi awal wilayah Timur Kanal sekitar 35-an tahun yang lalu, dengan umat Katolik yang sedikit di tengah area pemukiman yang masih sepi, bahkan dapat dikata berada ‘di luar kota’ Semarang. Sebagai seorang Katolik, yang bangga dengan nama baptis yang boleh disandangnya, beliau mencoba menerapkan dalam kehidupan se hari-hari sesuai dengan semangat dan iman ke-Katolik-annya. Bergaul dengan masyarakat luas, baik masyarakat sosial biasa maupun dengan perangkat pe merintahan desa dan kota setempat. Citra Katolik (bukan agama, tetapi sikap hidup) yang ditampilkan ternyata mendapat tanggapan baik dari orang-orang yang mengenalnya. Walaupun mungkin orang tersebut tidak mengerti dengan ajaran atau paham Katolik, namun sikap hidupnya telah memberikan sebuah kesan bahwa orang Katolik itu ’baik’, toleran, peduli dan ramah. Pergaulan ke masyarakatan yang luas tanpa mengenal batas ini pula yang mengantar beliau memperoleh banyak kepercayaan pada setiap aktifitas dalam kemasyarakatan, politik praktis, profesi maupun dalam komunitas Ka tolik sendiri. Beberapa pengalaman menarik patut kita renungkan. Salah satunya adalah saat-saat di mana gereja kita ini akan didirikan. Tidak se dikit kendala yang timbul, khususnya di sektor perijinan pendirian rumah ibadah, justru timbul dari luar yang mencoba mengusik dan

(bersambung ke hlm. 43, kolom 2)

Ilustrasi saat Ibu-

Ibu Katolik Timur

Kanal mementaskan

wayang orang

Page 26: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

24

pilar, penggantian Fiber untuk atap jemuran, serta kerja bhakti bersama antara lain menyapu, me ngepel dan bersih-bersih lingkungan Panti.

Usai kerja bhakti, acara dilanjutkan dengan ngo-brol bersama dan penyerahan bantuan. Bantuan diserahkan oleh Ketua Panitia Paskah Lingkungan tahun 2012, Mbak Chandra (Ibu Budi Santosa) kepada Suster pengelola Panti Asuhan St. Thomas Jimbaran. Acara dipandu oleh Mbak Ike (Ibu Teguh Mulyanto) diisi ibadat singkat, tayangan film, dilanjut-kan ramah tamah alias makan bersama. Acara ditutup dengan menyanyikan bersama lagu ‘Kemesraan’ dan saling bersalaman. Rombongan pulang ke Se-

marang dan sampai di Semarang sekitar pukul 14.15. WIB. Demikian aksi kepedulian Umat Lingkungan St. Yusup-Liman Mukti kepada sesama, sebagai im plementasi dari Tema APP 2012“ Katolik Sejati harus Peduli dan Berbagi “. Terimakasih, Tuhan Yesus Memberkati kita se-mua. �

Dominicus Slamet Parjono

Ketua Lingkungan St.Yusup Liman Mukti wilayah G

(dari hlm. 20, Peduli dan Berbagi)

Mengecat pilar Panti

ayooo... siapa yang ngecatnya paling rapi, nanti oom beri hadiah ...

dadak. Segenap umat lingkungan sangat mendukung kegiatan ini dan mereka juga ikut berperan-serta baik sebagai pemandu tiap kegiatan maupun tugas-tugas lain yang bersifat melatih diri untuk berbicara di hadapan umat dan juga belajar bersama dalam memimpin. Kegiatan rutin lingkungan St. Dominicus yang sudah ter-agenda diantaranya : Ibadat rutin tiap 2 minggu sekali yang dilaksanakan hari Selasa untuk memba-has Kitab Suci, Novena dan Rosario bulan Maria (Mei dan Oktober), Kegiatan Bulan Kitab Suci Nasional, Kegiatan APP Prapaskah, Kegiatan Adven. Kegiatan di Wilayah J kadangkala diadakan secara gabungan 3 lingkungan dalam acara besar yaitu pada bulan Mei dan Oktober. Kegiatan gabungan ter sebut dilaksanakan pada pembukaan atau penutupan Bulan Maria. Kegiatan lain yaitu Misa Wilayah tiap 4 bulan sekali, tempat saling bergantian di 3 ling-kungan tersebut. Demikian sekilas informasi dari lingkungan paling ‘ndeso’ di Paroki St. Paulus Sendangguwo Semarang. �

YS Hartaya

(dari hlm. 17, Lingkungan St. Dominicus)

Page 27: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

25

Seri Orang Kudus

19 Martir Kota Gorkum D i p e r i n g a t i 9 J u l i

Pada tanggal 26 Juni 1572 kota Gorkum jatuh ke tangan para bajak laut Belanda yang beragama Protestan. Penduduk memang mendapat jaminan ke selamatan dan keamanan hidupnya, namun para imam dan biarawan tahu dan insyaf bahwa mereka akan mengalami banyak hambatan dalam karyanya, bahkan terancam juga hidup mereka. Untuk itu mereka seyogianya bersedia menghadapi dan menanggung segala akibat buruk dari pendudukan itu. Mereka menyiapkan batin dengan mengaku dosa-dosanya dan menerima Ko-muni Kudus. Betul-lah dugaan mereka. Para bajak laut itu segera menangkap dan memenja rakan mereka. Selama delapan hari mereka diadili dan disiksa. Di antara mereka terdapat dua orang Pastor kota Gorkum, yakni Pastor Leonardus Ve-chel dan Nikolas Poppel. Bersama mereka ada juga 9 orang imam dan 2 orang bruder Ordo Saudara-saudara Dina Santo Fransiskus, di bawah pimpinan Pa-ter Nikolas Pieck. Beberapa hari kemudian ditangkap lagi Pastor Joanes, seo-rang imam Dominikan di sebuah desa yang tak jauh dari Gorkum, seorang imam dan dua orang bruder Tarekat Santo Norbertus. Pada tanggal 6 Juli para rohaniwan itu dibawa dengan kapal ke kota Brielle. Sepanjang perjalanan mereka terus disiksa dan tidak diberi makan. Keesokan harinya kapal itu berlabuh di pelabuhan Brielle. Lumey, kepala komplotan ba-jak laut itu datang menjemput mereka di pelabuhan. Mereka diolok-olok dan diarak menuju tiang gantungan yang sudah disiapkan di pasar. Mereka ditanya i perihal ketaatannya kepada Sri Paus di Roma dan imannya akan kehadiran Kristus di dalam Sakramen Mahakudus. Atas pertanyaan Lumey, seorang bruder Fransiskan dengan tegas menjawab : "Saya meyakini semua yang di ajarkan Gereja Katolik dan dipercayai oleh pemimpin biaraku". Pater Nikolas Pieck, pemimpin biara Fransis-kan itu dibebaskan karena keseganan para bajak laut itu terhadapnya. Tetapi Pater Niko-las sendiri tidak tega hati membiarkan rekan-rekannya disiksa. Ia menolak meninggalkan saudara-saudaranya sendirian. menanggung penderitaan karena imannya. Lumey membu-juk mereka untuk meninggalkan imannya dan menyangkal kepemimpinan Sri Paus atas Ge reja. Namun usahanya ini sia-sia saja. Para martir itu dengan gigih mempertahankan iman-

(bersambung ke hlm. 46, kolom 2)

Page 28: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

26

Page 29: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

27

orang tua atau leluhurnya kepada pemerintah Romawi.

Perjalanan Misi Dari Tarsus, Paulus dibawa Barnabas ke Antiokhia. Kedua-duanya bekerja de ngan rajin dan memperoleh hasil selama waktu setahun. Dari situlah Paulus berangkat melakukan berbagai perjalanan misionaris.

• Perjalanan Misionaris Pertama (tahun 44 - 49). Semula Paulus pergi bersama Barnabas ke Siprus. Kemudian mereka pergi ke Asia Kecil lewat Ikonium dan Listra ke Derbe. Mereka pulang lewat jalan ke berangkatannya kembali ke Antiokhia. Masalah yang menjadi bahan per tentangan adalah: Apakah orang Kristen asal kafir ikut dituntut memenuhi hukum Perjanjian Lama, terutama melaksanakan sunat. Hal itu diputuskan di dalam Konsili para Rasul (tahun 49) sesuai dengan pandangan Paulus. Sekaligus ia diakui sebagai rasul untuk orang-orang kafir, seperti Petrus untuk orang-orang Yahudi. Paulus menyebut dirinya sebagai "rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi". Dia membuat usaha yang luar biasa melalui surat-suratnya kepada komunitas non-Yahudi untuk menunjukkan bahwa keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya orang Yahudi. Gagasan Paulus ini menimbulkan perselisihan pendapat antara murid-murid Yesus dari keturunan Yahudi asli dengan mereka yang berlatar belakang bukan Yahudi. Mereka yang dari keturunan Yahudi berpendapat bahwa untuk menjadi peng ikut Yesus, orang-orang yang bukan Yahudi haruslah pertama-tama menjadi Yahudi terlebih dulu. Murid-murid yang mula-mula, Petrus, sempat tidak ber pendirian menghadapi hal ini. Untuk menyelesaikan konflik ini, diadakanlah per sidangan di Yerusalem yang dipimpin oleh Petrus dan Yakobus, yang disebut sebagai Sidang Sinode atau Konsili Gereja yang pertama. Konsili ini menghasilkan beberapa keputusan penting, misalnya :

• untuk menikmati karya penyelamatan Yesus, orang tidak harus menjadi Yahudi terlebih dahulu.

• orang-orang Kristen yang bukan berasal dari latar belakang Yahudi tidak diwajibkan mengikuti tradisi dan pantangan Yahudi (misalnya perihal ten tang sunat dan memakan makanan yang diharamkan).

• Paulus mendapat mandat untuk memberitakan Injil ke daerah-daerah ber bahasa Yunani.

Kebanyakan sarjana setuju bahwa pertemuan penting antara Paulus dan jemaat di Yerusalem terjadi di antara tahun 48-50. Pertanyaan kunci yang diaju kan adalah apakah non-Yahudi yang bertobat perlu disunat. Pada pertemuan ini, Petrus, Yakobus dan Yohanes menyetujui misi Paulus bagi bangsa-bangsa lain. Perjanjian yang telah dicapai pada Konsili Yerusalem sebagaimana telah di

(dari hlm. 15, Mengenal Santo Paulus ...)

(bersambung ke hlm. 28)

Page 30: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

28

pahami oleh Paulus. Paulus menceritakan bagaimana ia kemudian di depan umum mengkritik Petrus, atas keengganan Petrus untuk makan bersama de ngan orang Kristen non-Yahudi di Antiokhia, setelah menerima kunjungan orang-orang Yahudi Kristen (karena secara tradisi, orang-orang Yahudi di larang makan bersama orang-orang bukan Yahudi). Paulus mencatat perkata annya kepada Petrus: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bu kan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?". Paulus juga menyebutkan bahwa bahkan Barnabas (rekan seperjalanannya hingga saat itu) ikut-ikutan bersikap seperti Petrus. Hasil akhir dari insiden tersebut masih belum jelas. The Catholic Encyclopedia menyatakan: "catatan Paulus atas insiden itu tidak meninggalkan keraguan bahwa Petrus melihat kebenaran dari teguran itu." Setelah kejadian itu Paulus kemudian berangkat memulai misi berikutnya dari Antiokhia.

• Perjalanan Misionaris Kedua (tahun 49 - 52). Paulus pergi menuju benua Eropa lewat Asia Kecil dengan ditemani Silas dan Timotius. Paulus mendirikan sebuah jemaat yang hampir melulu terdiri dari orang Kristen asal kafir. Di Tesalonika Paulus menimbulkan sebuah permusuh an luar biasa dari pihak orang-orang Yahudi. Ia digugatkan ke pemimpin kota. Atas adanya gugatan itu Paulus harus meninggalkan kota dan melanjutkan per jalanan ke Athena. Ia sedih sekali dan setengahnya putus harapan atas ke gagalannya di Athena. Putusannya sudah tetap untuk meninggalkan jalan ke fasikan serta kebijaksanaan manusiawi, waktu ia datang di Korintus. Di situ ia tinggal di Galatia di rumah Akwila dan Priskila. Beberapa orang Yahudi dan ba nyak orang kafir ditobatkannya, terutama dari kalangan masyarakat rendahan.

Diperkirakan, bahwa pada pertengahan tahun 52 ia digugat kan oleh orang-orang Yahudi pada Gallio. Ia dituduh sebagai penyebar agama "yang melawan hukum". Gallio menolak gugatan mereka. Paulus lalu pergi ke Antiokhia.

• Perjalanan Misionarisnya Ketiga Dilakukannya melintasi Asia Kecil menuju ke Efesus. Di situ ia tinggal selama tiga tahun dan "ada banyak kesempatan baginya untuk me lakukan pekerjaan yang besar dan penting". Di situ pula ditulisnya surat kepada jemaat di Galatia dan surat pertama kepada jemaat di Korintus. Ia terpaksa pergi karena timbulnya sebuah pengejaran. Kemudian ia datang di Korintus lewat Makedonia. Ia berangkat ke Yerusalem membawa dana seraya dipenuhi

(dari hlm. 27, Mengenal Santo Paulus ...)

Paulus disembuhkan Ananias

Page 31: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

29

berbagai macam pikiran. Ia bermaksud untuk berada di Yerusalem pada hari Pentekosta. Di situ ia ditangkap karena menajiskan kenisah.

Penangkapan Paulus tiba di Yerusalem tahun 57 membawa uang sumbangan yang dikumpulkan untuk je maat di sana dari kota-kota yang dikunjunginya. Ia disambut hangat, tetapi juga ditanya dengan teliti oleh Yakobus mengenai tuduhan bahwa ia "mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa. Sebab engkau mengatakan, “su paya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat Yahudi”. Paulus dianjurkan untuk melakukan

upacara pentahiran, supaya "semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat." Tidak berapa lama setelah sampai di Yerusalem, Paulus ditangkap dengan tuduhan membawa orang-orang bukan Yahudi ke dalam Bait Allah. Paulus di bawa ke markas tentara Romawi dan dihadapkan kepada gubernur Romawi Antonius Feliks di Kaisarea. Ia ditahan selama 2 tahun, sampai gubernur yang baru, Perkius Festus, membuka kembali kasusnya pada tahun 59. Karena tidak mau diadili di Yerusalem, Paulus menyatakan banding kepada Kaisar, se hingga kemudian ia dikirim ke Roma dengan naik kapal. Dari Yerusalem Paulus dibawa ke Prokurator Feliks di Kaisarea dengan pen jagaan kuat. Di situ ia tinggal di Galatia dua tahun di dalam penjara. Waktu Festus menggantikan Feliks, Paulus naik banding pada Kaisar. Oleh sebab itu ia perlu dikirim ke Roma. Dari Roma ditulisnya surat-surat penjara : Efesus, Kolose, Filemon, dan barangkali juga Filipi. Dalam kedua surat terakhir me nyingsinglah harapan akan pembebasan yang sudah dekat. Kisah para Rasul nampaknya juga menyindir hal itu. Mengenai tahun-tahun terakhir hidup Paulus,-- di luar keterangan dari Klemens dari Roma --, kita hanya dapat me ngetahuinya dari ungkapan-ungkapan yang secara kebetulan timbul di dalam surat-surat Gembala.

Kematian dan Makam Alkitab tidak mengatakan bagaimana dan kapan Paulus meninggal. Namun me nurut tradisi Kristen, Paulus dipenggal di Roma pada masa pemerintahan Nero pada sekitar pertengahan 60-an di Tre Fontane Abbey. Kewarga negaraan Romawi yang dimilikinya mengijinkan Paulus menjalani hukuman mati yang lebih cepat yaitu dengan pemenggalan.

(bersambung ke hlm. 42, kolom 2)

Penangkapan Paulus

Page 32: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

30

Catatan Kegiatan Lingkungan

ZIARAH BERSAMA

DI BULAN MARIA

Lingkungan St.Gregorius Agung 5 ber-Maria Kebersamaan. Kata itulah yang mengilhami umat Lingkungan Gregorius Agung 5 (Liga 5) berziarah ke Goa Maria Kerep Ambarawa. Biasanya berziarah iden tik berbondong-bondong dengan bus-bus besar, namun tidak demikian ke adaannya di Liga 5. Awalnya, Liga 5 selalu berkegiatan bareng Liga 4. Karena mulai tahun 2012 ini Liga 4 ingin berkegiatan sendiri, Liga 5 yang merasa “disapih” ingin tetap eksis dalam berkegiatan. Jadilah kami, 25 KK berkumpul di rumah Ketua Lingkung an. Hasilnya? kami merencanakan kegiatan untuk setahun dengan disepakati seluruh umat, minimal perwakilan KK. Salah satunya adalah kegiatan ziarah. Akhir April, peserta mulai didata. Ada 6 mobil pribadi siap mengangkut seluruh umat. Rencana kegiatan rohani-jasmani disiapkan, mulai dari rencana Misa Kudus, Doa Rosario, sampai makan malam bersama. Sabtu, 4 Mei 2012 warga berkumpul. Di luar dugaan mobil yang siap meng angkut ada 10, umat yang berkumpul 46. Berangkat dari Graha Mukti pukul 17.00. Perjalanan padat merayap dan macet. Sampai di Goa Maria Kerep, rombongan disambut hujan lebat. Kami langsung mengikuti Perayaan Ekaristi bersama dengan kelompok peziarah dari Surabaya. Meriah. Itulah kesan Misa Kudus pada saat itu. Dengan koor dan iringan musik warga Liga 5, Misa ber langsung khidmat. Dengan gaya dan perumpamaan yang sangat menarik, Romo dalam homilinya mengajak umat untuk fokus dalam berdoa. Ketika ber doa atau mengikuti Misa, pikiran tidak kemana-mana. Sayang, hujan lebat tidak memberi kami kesempatan untuk berlama-lama dengan Bunda Maria. Kami pun menuju sebuah rumah yang disewa oleh seorang warga untuk ber kuliner dan berwawan hati. Doa Rosario mengawali pertemuan, dilanjutkan dengan wedang jahe sumbangan warga beserta segala macam klethikan, dan nasi pecel khas Goa Kerep tapi buatan ibu-ibu lingkungan. Sungguh terjalin kebersamaan yang sangat menyenangkan. Pukul 23.00 rombongan kembali ke Semarang. Bunda Maria terpateri dalam hati umat Liga 5, meskipun kami tidak dapat berlama-lama duduk di depan goa.Terima kasih Bunda Maria. Karena Bundalah kami bersatu dalam ke bersamaan. �

Lingkungan St.Matius Ziarah ke Lawangsih dan Jatiningsih Umat Lingkungan Matius wilayah F1 Paroki Santo Paulus Sendangguwo meng adakan kunjungan ke Panti Asuhan Brayat Pinuji dan Panti Wreda Boro pada Minggu, 27 Mei 2012. Kunjungan ini disambut gembira baik oleh para lansia /

(bersambung ke hlm. 62)

Page 33: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

31

tiga kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa TUHAN yang empunya panggil an tidak cuma memanggil anak muda untuk menjadi imam saja melainkan ada juga yang dipanggil untuk menjadi bruder. Panggilan hidup religius awam baik yang pria (bruder) maupun yang perempuan (suster) merupakan salah satu anugerah Allah kepada Gereja; dan bagi mereka yang telah menerima panggil an itu, hidup religius awam itu sungguh penuh arti dalam dirinya sendiri. Sebelum mengucapkan kaul kekal, para bruder harus masuk terlebih dahulu menjadi aspiran untuk mengenal karya dan kehidupan doa dalam komunitas se lama kurang lebih 6 bulan atau sesuai kebijakan tiap tarekat. Setelah menjadi aspiran, maka seseorang harus menjalani masa postulat. Setelah menjalani masa postulat, maka calon harus membuat surat lamaran yang ditujukan ke pada Pemimpin Propinsial untuk dapat menjadi novis. Dengan menjadi novis berarti calon tersebut secara otomatis menjalani masa novisiat. Masa postulat dan novisiat tiap tarekat berbeda – beda. Setelah menjalani itu semua baru calon bruder akan menjalani masa KKN atau Kuliah Kerja Nyata di tempat yang ditunjuk oleh Pemimpin Propinsial. Setelah menjalani KKN maka calon bruder wajib untuk berkaul sementara. Sedangkan untuk mengucapkan kaul kekal tiap tarekat berbeda – beda sesuai aturan yang sudah dibuat. Sama seperti para imam yang mengucapkan kaul untuk hidup selibat, kemiskin an dan ketaatan. Demikian juga para bruder dan suster pun juga mengucapkan kaul yang sama. Ketiga kaul tersebut tidak cuma diucapkan saja melainkan juga harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari–hari bersama dalam ke hidupan komunitas. Dengan kaul selibat maka para imam, bruder dan suster diajak untuk memikirkan bagaimana dirinya dapat berkenan kepada TUHAN. Dengan kaul ketaatan maka mereka diajak untuk meniru Kristus yang taat ke pada Bapa. Dengan kaul kemiskinan mereka diajak untuk berani mengandal kan Allah dalam hidupnya dan tidak terikat dengan harta benda, jabatan, ke kuasaan dan harga diri. Setiap tarekat bruder yang didirikan pasti mempunyai kekhasannya masing – masing seturut spiritualitas pendirinya yang dapat ditunjukkan lewat karya. Misal bruder FC yang didirikan oleh Rama Petrus Yosef Tries berkarya dalam bidang pendidikan baik yang khusus untuk orang cacat maupun yang umum, dan perawatan kepada orang yang mengalami gangguan jiwa dan ke pada korban narkoba. Bruder FIC memilih spiritualitas Vincentius a Paulo ber karya dalam bidang pendidikan (Yayasan Pangudi Luhur), pembinaan kaum muda dan bidang sosial (Panti Asuhan). Bruder MSC yang memiliki spiritualitas Hati Kudus Yesus berkarya dalam bidang pendidikan (SMK Siwa Lima), bidang sosial (Panti Asuhan), dan bidang pembinaan (Rumah Retret). Bruder MTB menjadi Ordo III Fransiskus Asisi dan memilih anggaran dasar Fransiskus Asisi berkarya dalam bidang pendidikan dan asrama. Bruder CSA yang memilih spiritualitas Santo Aloysius Gonzaga berkarya dalam bidang pendidikan, bidang sosial dan pembinaan kaum muda, Bruder SJ yang memiliki spiritual

(dari hlm. 11, Menjadi Bruder Siapa Takut ?)

(bersambung ke hlm. 43, kolom 1)

Page 34: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

32

PAGUYUBAN ADI YUSWO ‘SANTO YOSEP’ PAROK I S AN TO P AU LU S – S ENDANGGUWO

Lansia. Jika orang mendengar kata ‘lansia‘, langsung konotasinya ada pada orang yang sudah amat tua, berdiri susah apalagi untuk berjalan; anggapan ini salah besar. Menurut UU Kesejahteraan Lanjut Usia (Lansia) No. 13 / th. 1998, yang dianggap lansia adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas. Dahulu lansia sering dianalogikan dengan 10 B (Botak, Bingung, Budeg, Blereng, Bogang, Bungkuk, Bawel / Bisu, Beser, Buyuten dan Bokek). Bahkan ada yang berusia 55 – 59 tahun sudah dianggap sebagai usia pra lansia yaitu usia per siapan memasuki lansia. Bapak dan ibu jangan merasa khawatir dalam memasuki usia lanjut, beroptimislah selalu dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Kronologis terbentuknya kelompok ini. Bukan karena semata-mata di Paroki Santo Paulus ini belum ada kelompok lansia maka segera dibentuk kelompok lansia seperti di lain paroki yang sudah cukup lama memilikinya. Sebelumnya, di Paroki kita pun sudah ada kelompok ibu-ibu yang telah berpisah dengan pasangan hidupnya karena peristiwa ke-matian (menjanda~ Red.), dan kelompok ini juga banyak diikuti oleh ibu-ibu yang telah berusia lanjut, dengan nama kelompok ‘Santa Monika’. Dasar pemikiran untuk membentuk kelompok lansia ini, karena kami melihat di paroki ini banyak umat yang telah purna tugas (pensiun), yaitu mereka yang sudah tidak aktif bekerja karena usia. Banyak orang yang telah pensiun me rasa bingung, tidak sesibuk di kala masih aktif bekerja. Di kala masih bekerja banyak bertemu dengan teman–teman yang bisa diajak bercanda bahkan ber tengkar (sekali-sekali mungkin). Artinya masih ada interaksi dengan banyak orang. Sekarang menghadapi masa pensiun, yang terjadi hanya tinggal di rumah; muncul rasa kesepian, suasananya jauh berbeda, malah ada yang di bebani oleh anak-anaknya untuk menjadi MC (Momong Cucu). Namun ada pula yang masih beruntung di usia lanjut mereka masih bekerja untuk menjalan kan bisnisnya. Di sisi lain kami pernah melihat ada sekelompok orang yang ter diri dari pria dan wanita, semuanya telah berusia lanjut, mampu berkumpul secara rutin 1 kali dalam seminggu, mereka pilih pada hari kerja dengan meng ambil waktu mulai pukul 10.00 – 13.00. Apa yang mereka lakukan? Tidak ada acara yang disusun rapi; yang mereka kerjakan hanya sekedar omong-omong, ada yang menyalurkan bakat ber-karaoke, ada yang latihan nyanyi bersama (bisa di katakan koor) dan lain-lain; dan mereka merasa senang. Dari dua hal tersebut di atas inilah yang mengilhami kami untuk mengajak be berapa teman-teman yang telah purna tugas yang ada di Paroki Santo Paulus untuk ikut memikirkan, mungkinkah kami orang-orang Katolik juga bisa mem-bentuk kelompok yang intinya dapat membuat hati orang senang? Setelah kami hubungi beberapa teman-teman, ada yang berhasil dan ada pula

Page 35: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

33

yang tidak berhasil kami hubungi, untuk bersama-sama memikirkan apakah mungkin kelompok ini dibentuk. Teman-teman yang berhasil kami hubungi dan mendukung gagasan ini kami undang untuk bertukar pikiran, dan pertemuan pertama jatuh pada hari Kamis, 16 Februari 2012. Yang hadir pada waktu itu 11 (sebelas) orang dan satu orang tidak bisa hadir namun menyampaikan pesan sebagai dukungan. Dari pertemuan pertama ini dihasilkan keputusan antara lain :

• Kelompok ini mempunyai tujuan: “Membangun kebersamaan dalam berdia-log interaktif antar anggota (lansia) agar iman dan hidup kita lebih mendekat-kan diri kepada Tuhan”.

• Kelompok ini sepakat bertemu tiap hari Jum’at ke 2 dan ke 4 setiap bulan, dimulai pukul 10.00 – 12.00.

Agar kelompok ini tidak melenceng dari rel ke-Katolik-annya maka perlu ada nya pembimbing rohani. Maka beberapa hari kemudian kami menemui Romo Ign. Wignyasumarta MSF memohon agar beliau bersedia menjadi pembimbing dari kelompok ini. Ternyata Romo Wignya telah lama mempunyai angan-angan yang sama namun belum menemukan siapa yang bisa diajak untuk mewujud-kan angan-angan tersebut. Bak gayung bersambut, pas tenan. Maka dengan senang hati Romo Wignya berkenan menemani kelompok ini untuk membim

(bersambung ke hlm. 40)

Page 36: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

34

giatan Misa Jumat Pertama yang rutin diadakan setiap bulan. Semangat anak-anak untuk mengadakan Perayaan Ekaristi setelah pulang sekolah, juga di dukung oleh pihak sekolah sendiri. Pihak sekolah tidak keberatan dengan program kerja yang telah dirancang oleh teman-teman Katolik, meskipun Misa Jumat Pertama belangsung bersamaan dengan Jumat’an yang berlangsung di Masjid SMAN 2 Semarang. Tidak tanggung-tanggung, kami pun difasilitasi sebuah ruangan tetap untuk mengadakan Misa Jumat Pertama, kecuali jika dalam keadaan mendesak, ruangan itu tidak bisa digunakan, kami mencari ruangan lain yang sekiranya cocok untuk mengadakan Misa atas ijin dari pihak sekolah. Adanya Misa yang sudah menjadi rutinitas dan kerinduan ini, membuat iman kami terpelihara. Kehadiran Yesus pun semakin terasa lewat teman-teman yang terlibat aktif dalam mempersiapkan Perayaan Ekaristi ini. Mulai dari mengundang Romo Paroki, membuat lembaran teks misa, membuat daftar lagu, sampai pada pelayanan saat misa berlangsung, semuanya terlaksana dengan baik, berkat dukungan dan antusiasme dari teman-teman sekalian. Sebagai generasi muda Katolik, kita merasa bisa berbuat sesuatu yang berbeda dengan yang lain, di tempat dimana kita adalah kaum minoritas. Sikap militan yang ada pada diri teman-teman ini, membuat penyelenggaraan Tuhan juga terasa sungguh nyata lewat para pimpinan sekolah yang mendukung kegitan ini sepenuhnya dengan memfasilitasi kami, sebuah ruangan dan keyboard untuk mengiringi musik. Tidak hanya Misa Jumat Pertama saja yang kami selenggarakan, akan tetapi sesekali waktu kami juga menyelenggarakan doa bersama untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional, Ujian Semester, maupun persiapan masuk Per guruan Tinggi. Meskipun usulan untuk mengadakan doa malam ini bukan datang dari inisiatif siswa-siswi sendiri, melainkan dari guru agama kami, tetapi antusias teman-teman untuk meluangkan waktu berdoa bersama di sekolah pada pukul 19.00-21.00 patut diacungi jempol. Kegiatan rohani lainnya, antara lain retreat, rekoleksi, kunjungan ke Panti Asuhan, dan lain sebagainya. �

Klaudia Rani, OMK dari Lingkungan St. Thomas OFM 5, Plamongan Indah

(dari hlm. 22, Pendidikan dan Iman Katolik…)

Gereja Santo Paulus kini juga memiliki sarana informasi dunia maya

berupa Blog. Kunjungi gsp-sendangguwo.blogspot.com dan jadi pengunjung setia kami.

Page 37: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

35

Umat L ingkungan St . Thomas OFM 1

Kunjungan ke Panti Asuhan. Sebagai salah satu perwujudan niat umat Lingkunan St. Thomas OFM 1 wila yah H Plamongan Indah dalam semangat berbagi dengan sesama, telah me ngunjungi Panti Asuhan Bhakti Asih Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS), yang berada di jalan dr. Ismangil, Semarang. Kunjungan yang diwakili oleh 20 umat ini dilaksanakan pada Hari Minggu tang-gal 22 April 2012, dengan menyerahkan sumbangan berupa sembako. Bapak HE Sugimin, Ketua Lingkungan St. Thomas OFM 1 yang memimpin

kunjungan ini mengatakan, disamp-ing berbagi kepada sesama kita yang membutuhkan, kegiatan ini juga un-tuk lebih mengakrabkan umat ling-kungan. Panti Asuhan yang dihuni oleh 29 anak ini merupakan binaan YSS yang khusus menampung anak-anak cacat ganda. Anak asuh di sini berasal dari berba-gai daerah, baik dari kota Semarang

maupun dari luar kota Semarang. Pada awalnya mereka diantar oleh sau-dara /orang tuanya, dan pada bulan-bulan pertama kebanyakan dari orang tua mereka rajin mengunjungi di Panti. Namun akhirnya setelah beberapa tahun sebagian besar orang tua mereka tidak lagi mengunjungi atau bahkan seakan melupakannya. Hanya sebagian kecil saja yang masih dikunjungi oleh orang tua mereka. Sehingga biaya operasional Panti Asuhan ini banyak ditopang oleh para dermawan yang datang. Para dermawan ada yang dari kelompok kategorial gereja mau pun dari paroki-paroki, atau dari sekolah-sekolah. Disamping mengunjungi Panti Asusan Cacat Ganda, rombongan juga mengun-jungi Panti Wreda Rindang Asih (juga binaan YSS), yang terletak di sebelah kiri Panti Asuhan Cacat Ganda. Di sini juga diberikan sum-bangan sembako. Panti ini dihuni oleh 32 orang kakek-nenek. Semoga sumbangan yang tidak seberapa ini dapat sedikit merin-gankan dan menopang kebutuhan Panti Asuhan ini. Berkah Dalem. �

Page 38: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

36

“MUJIJAT ITU NYATA…” Apa itu Laskar Maria? Apa kegiatannya? Bagaimana Laskar Maria membiayai kegiatannya? Tiga pertanyaan yang sangat umum diangkat dalam setiap organisasi. Ketiga hal tersebut akan kami ceritakan secara singkat dan akan terlihat berkat dan mujijat dariTuhan itu benar-benar nyata adanya.

Laskar Maria adalah perkumpulan remaja Katolik berusia antara 10 – 13 tahun dan sudah menerima Sakramen Maha Kudus / Komuni. Perkumpulan ini diben-tuk dan dibawah bimbingan Legio Mariae Presidium Senior Ratu Rosario Sen-dangguwo Semarang. Pertemuan diadakan secara rutin setiap hari Minggu se telah Misa kedua. Seperti induknya, maka hal yang sangat khas dalam Laskar Maria adalah doa. Hal yang dipelajari lainnya yaitu pengetahuan tentang tradisi-tradisi Gereja Ka-tolik dan tentunya secara khusus mengenai Bunda Maria. Aktivitas tersebut tentu kurang memuaskan remaja, karena itu kami mempu nyai pengalaman-pengalaman kegiatan yang menarik: Out Bound, Ziarah ke Gua Maria, mengunjungi Panti Asuhan, menghias telur Paskah. Banyaknya kegiatan tentunya menuntut banyak anggaran. Itulah mujijatTuhan… Tuhan telah mencukupi setiap kegiatan Laskar Maria. Maka pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada para donator sehingga kegiatan Laskar Maria dapat terlaksana. Khususnya juga pada Panitia Komuni Pertama yang telah memberikan sisa anggarannya kepada kami untuk kegiatan Laskar Maria. Tuhan memberkati. �

Kunjungan ke Panti Asuhan Wikrama Putra, Semarang

Page 39: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

37

Page 40: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

38

Laporan Pengurus Kapel

Gara-gara plafon ambrol

KAPEL ST. PETRUS ADAKAN RENOVASI TOTAL Ketika Dewan Harian Paroki St.Paulus mengadakan kunjungan Pastoral ke Wi layah A pada tanggal 4 Juli 2011 dan diterima di Kapel St. Petrus Sambirejo, keadaan plafon Kapel memang sudah melengkung. Adanya kerusakan plafon tersebut sekaligus dilaporkan kepada Dewan Paroki yang tengah berkunjung. Tanda-tanda kerusakan plafon memang sudah nampak sejak pertengahan tahun 2010, selanjutnya umat mengumpulkan dana untuk memperbaikinya. Namun dana yang terkumpul belum mencukupi bila dipergunakan untuk per-baikan plafon secara total; sementara diperkirakan kerangka plafon masih bisa bertahan sampai 2 tahun; maka plafon diperbaiki sementara. Adapun dana yang terkumpul dipergunakan untuk perbaikan tembok yang juga telah rusak dengan dipasang / diganti keramik. Kita boleh memperkirakan dan merencanakan, namun ternyata rayaplah yang menentukan, bulan Oktober 2011 sebagian plafon kapel ambrol. Untung se-dang tidak ada kegiatan. Mau tidak mau plafon harus segera dibongkar dan diperbaiki. Yang membuat umat dan Pengurus Kapel jadi sedih, ternyata bu-kan hanya seluruh plafon yang termakan rayap, tetapi juga reng dan banyak usuk pada atap yang kropos termakan rayap. Maklum bangunan Kapel sudah berdiri sejak tahun 1989 (bersama pembangunan Gereja St. Paulus). Untuk kerangka pokok yang terbuat dari kayu jati masih cukup kokoh.

Umat Lingkungan St. Petrus 1 dan 2 Cancut. Pengurus Kapel serta umat Lingkungan St. Petrus 1 dan 2 sungguh mengha-dapi hal yang cukup sulit karena perbaikan harus segera dilaksanakan mengi-ngat kerusakan atap sudah cukup parah, sementara keuangan kosong. Akhirnya Pengurus Kapel beserta seluruh umat "cancut tali wondo”

bertekad

mengumpulkan dana dari intern umat maupun mencari sumbangan keluar. Dalam pencarian dana, Pengurus Kapel sungguh merasakan adanya bimbing an dan campur tangan Tuhan, karena selalu diberikan kemudahan-kemudah an. Donatur pertama dari keluarga almarhum Ariston Setyo Widodo (korban pesa-wat Adam Air) sebesar Rp.8.000.000,- (terima kasih kepada mas Handono Warih - Surabaya dan mas Doni - Tlogosari). Selanjutnya ada umat yang mau memberikan sumbangan yang sangat Kristiani, pinjarman Rp.10.000.000,- hanya minta dikembalikan Rp.9.000.000,- dengan mengangsur selama satu tahun; dengan kata lain yang Rp.1.000.000,- disumbangkan. Menyusul seo-rang donatur dari umat menyumbang Rp. 5.000.000,- . Setelah terkumpul dana, maka pada tanggal 1 Nopember 2011 perbaikan

Page 41: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

39

Kapel mulai dilaksanakan. Atap dan plafon seluruhnya dibongkar. Perbaikan

ditargetkan sebelum Natal sudah harus selesai. Sebagaimana biasa dalam rangka perbaikan rumah atau bangunan pasti ber-kembang

/ merembet (bhs.Jawa), karena lantai Kapel ketinggiannya sudah

sama dengan jalan, Pengurus Kapel menganggap perlu lantai segera ditinggi-kan, karena cepat atau lambat akan kebanjiran. Maka diputuskan setelah sele-sai perbaikan atap dan plafon, langsung lantai ditinggikan dengan diurug dan sementara diplester saja.

Acara ‘Keramik Natal’ diganti ‘Semen Natal’. Upaya mencari dana dilaksanakan melalui berbagai macam cara di samping yang telah disebutkan di atas, antara lain :

• Mengajukan permohonan ke Pemerintah Kota Semarang dengan me ngirim proposal, namun sampai sekarang belum ada jawaban.

• Panitia Natal Lingkungan St. Petrus merencanakan pada Perayaan Na-tal 2011 akan menyelenggarakan acara yang diberi judul ’

Keramik Na-

tal’ yaitu mengumpulkan sumbangan secara terbuka, siapa saja umat yang akan menyumbang keramik dalam jumlah berapapun diterima.

• Mencari sumbangan ke Senayan. Khawatir bila pengumpulan sumbangan keramik dari umat tidak berha-

sil maka seorang Pengurus Kapel berusaha mencari sumbangan kera mik ke Jakarta dengan sasaran anggota DPR mas Ario Bimo dari Fraksi PDI-P yang memang sudah dikenalnya. Usaha ini berhasil dengan mendapatkan sumbangan secara in natura keramik dari Ario Bimo se-banyak 125 m2 sesuai kebutuhan. Sumbangan keramik tersebut diinfor-masikan kepada umat pada Malam Perayaan Natal Lingkungan tanggal 7 Januari 2012, sehingga acara ‘Keramik Natal’ langsung diubah men-jadi ‘Semen Natal’ berhubung seluruh kebutuhan keramik telah terpe-nuhi, tinggal untuk biaya pemasangannya saja. Ternyata sumbangan keramik dari luar tersebut sungguh telah memoti-vasi umat dalam mengumpulkan dana melalui acara ‘Semen Natal’, karena umat berharap agar keramik dapat segera terpasang. Malam itu berhasil dikumpulkan dana sebesar Rp. 10.000.000,-

Karena adanya dana Rp.10.000.000,- bila dipergunakan untuk pemasangan keramik masih sisa, maka rencana perbaikan berkembang dengan mengganti dua buah pintu termasuk kusennya. Pintu dan kusen perlu diganti mengingat adanya peninggian lantai dan pula daun pintu lama yang terbuat dari triplek su- dah tidak layak lagi.

Rekapitulasi dari hasil pengumpulan dana / sumbangan adalah sbb : • Pengumpulan dana dari umat Tahap I Rp. 8.000.000,- • Sumbangan dari Kel. Ariston Setyo Widodo (alm.) Rp. 8.000.000,-

(bersambung ke hlm. 41)

Page 42: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

40

bingnya. Pada pertemuan yang kedua, Sabtu, 25 Februari 2012, dilanjutkan pembahasan untuk melahirkan kelompok ini. Pada kesempatan ini Romo Wignya bersedia hadir dan juga menyampaikan pengalamannya pada waktu mendampingi kelompok lansia di Paroki Kudus. Pada pertemuan ini dihasilkan keputusan sebagai berikut :

Dibentuk susunan kepengurusan, dan dari peserta inilah dipilih untuk men-jabat di kepengurusan untuk yang pertama kalinya, dan semua dijadikan Tim Inti, dengan susunan sebagai berikut :

Pendamping : Romo Ign. Wignyasumarta MSF Penasihat : Bp. F X Soedarsono dan Bp. Al. Soerjanto Koordinator : Bp. I M Haryanto B. Wk. Koordinator : Bp. Johanes Henry Soeryono Sekretaris : Bp. B Riyanto Widagdo Bendahara : Ibu M V Sri Oentari Anggota : Bp. Yoseph Soetimin, Alb. Eddy Purwanto, Bp. F X Masiyani, Ibu A F Endang Susetyowati, Bp. Josef Sri Djoko dan Bp. Agustinus Sarino

Visi : “Menjadikan manusia lanjut usia tetap berkarya sepanjang masa dan bermanfaat sepanjang hayat“

Setelah mendapat beberapa masukan dari para peserta, akhirnya diputuskan kelompok ini menggunakan nama “PAGUYUBAN ADI YUSWO SANTO YO-SEP” Paroki Santo Paulus.

Mengapa diberi nama Santo Yosep. Pencetus gagasan dan seluruh peserta pertemuan yang berupaya untuk mela-hirkan kelompok ini adalah anggota Perkumpulan Santa Maria, jadi tepatlah kalau nama kelompok ini diambil dari suami Bunda Maria yaitu Santo Yosep. Pada pertemuan ketiga, Jum’at, 9 Maret 2012, Romo Wignya memberi renung an tentang Santo Yosep, maka seluruh peserta pembentuk kelompok ini makin mantap menggunakan nama Santo Yosep. Hari peringatan Santo Yosep adalah tanggal 19 Maret dan 1 Mei, maka di sepakati bersama bahwa pada hari Senin, 19 Maret 2012 ditetapkan sebagai hari jadi atau hari lahirnya Paguyuban Adi Yuswo ‘Santo Yosep’- Paroki Santo Paulus Sendangguwo. Pada hari itu, panitia pembentukan kelompok yang juga sebagai pengurus awal, bersatu ikut dalam perayaan Misa Kudus Senin sore untuk meneguhkan keberadaan kelompok ini di paroki. Peneguhan disampai-kan oleh Romo Ign. Wignyasumarta MSF yang juga sebagai selebran utama pada Misa Kudus Senin sore itu. Kegiatan awal kelompok ini yang melibatkan umat Paroki Santo Paulus yaitu pada tanggal 23 Maret 2012, mengadakan Pelatihan Kuliner, dan berhasil de

(dari hlm. 33, Paguyuban Adi Yuswo...)

(bersambung ke hlm. 42)

Page 43: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

41

• Pengumpulan dari umat pada ’Semen Natal’ Rp. 10.000.000,- • Donatur dari umat (Pak Is & Pak Nung) Rp. 6.000.000,- • Pinjaman Rp. 9.000.000,-

Jumlah Rp. 41.000,000,- (empat puluh satu juta rupiah) ditambah sumbangan keramik dari mas Ario Bimo sebanyak 125 m 2

Pekerjaan renovasi meliputi • Perbaikan tembok dengan pemasangan keramik. • Penggantian seluruh plafon. • Perbaikan atap dengan mengganti seluruh reng dan usuk & kerpus. • Peninggian dan pemasangan keramik lantai. • Penggantian dua buah kusen dan pintu.

Puji Tuhan seluruh pekerjaan renovasi telah selesai menjelang Paskah 2012 yang lalu. Saat ini tanggungan umat tinggal mengangsur pinjaman, yang ma-sih kurang separuh. Sementara dalam menghadapi HUT Kemerdekaan R I bulan Agustus, Pengurus Kapel akan membenahi wajah depan Kapel dengan Penggantian Lisplang, pengecatan dan lain-lainnya, sambil menunggu dana. Berkah Dalem. �

(dari hlm. 39, gara-gara plafon ambrol...)

Page 44: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

42

ngan baik. Peserta pelatihan merasa senang dan terhibur dan sangat berman-faat. Kegiatan lainnya yang juga telah ter laksana adalah tugas koor pada Misa Jum’at Pertama sore hari tanggal 4 Mei 2012, belum berhasil dengan baik, na-mun patut dihargai karena keberanian nya mencoba. Kami akan berlatih de ngan sungguh-sungguh agar dapat ber-hasil dan Visi dari kelompok ini bisa men-jadi kenyataan. Pertemuan berjalan tiap Jum’at ke 2 dan ke 4 dalam bulan, dan anggota baru terus berdatangan untuk bergabung. Saat ini ada sekitar 25 anggota yang ter catat, dan menjadi kebahagiaan bagi kami atas kehadiran bapak F X Adiarto, sesepuh Paroki Santo Paulus yang berkenan bergabung dalam kelompok ini. Beliau kami daulat untuk melengkapi susunan pengurus sebagai Penasihat ber sama dengan bapak F X Soedarsono dan bapak Aloysius Soerjanto.

Kami mengundang para bapak / ibu yang telah berusia di atas 55 tahun untuk dapat hadir dan bergabung bersama kami pada pertemuan-pertemuan berikut-nya guna menyampaikan ide atau pengalamannya. Pada setiap pertemuan di dahului dengan renungan singkat (Siraman Rohani) dan dilanjutkan dengan campur sari (aneka macam kegiatan – banyak hal baru didapat). Luangkan waktu anda untuk menyenangkan diri. Pertemuan setiap hari Jumat ke 2 dan ke 4 tiap bulan, mulai pukul 10.00 – 12.00. Selamat bergabung. Tuhan memberkati.

Segenap Pengurus dan Anggota Paguyuban Adi Yuswo ‘Santo Yosep’ mengucapkan Selamat Ulang Tahun yang ke 23 Gereja Santo Paulus Sendangguwo Semarang, berjaya dan berkembanglah selalu. Amin. �

I M

(dari hlm. 40, Paguyuban Adi Yuswo...)

Pada bulan Juni 2009, Paus Benediktus mengumumkan hasil penggalian makam Paulus di Basilika Santo Paulus di Luar Tembok. Sarkofagus itu sendiri tidak terbuka, namun diuji dengan upaya penyelidikan. Dan itu menunjukkan potongan-potongan kemenyan, kain ungu dan kain biru serta fragmen tulang kecil. Tulang itu bertanggal radiokarbon abad ke-1 hingga ke-2. Menurut Vatikan, ini tampaknya mengkonfirmasi tradisi makam milik Paulus.�

(Sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia) Penyusun : J. Supadi – Ketua Lingkungan St. Yusuf-Pedurungan, Wilayah D2)

(dari hlm. 29, Mengenal Santo Paulus...)

Pelatihan Kuliner

Page 45: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

43

itas Ignatian berkarya dalam bidang misi. Selain hidup dalam karya, para bruder juga harus hidup dalam doa. Jadi se orang bruder harus memperhatikan keseimbangan antara hidup doa dan hidup karya. Jangan sampai seorang bruder sibuk dengan tugasnya sehingga lupa dengan doanya (ibadat pagi, ibadat siang, ibadat malam dan ekaristi setiap hari). Jika hal ini diteruskan sampai berlanjut–lanjut maka dapat dipasti kan akan terjadi kekeringan rohani dan lama kelamaan akan mati. Ingat akan sabda Yesus sendiri: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak,

sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak ting gal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting

dan menjadi kering.” (bdk

Yohanes 15:5-6a). Semoga makin banyak orang muda yang mau mengikuti TUHAN dan mem baktikan hidup demi Kerajaan Allah dengan menjadi bruder. Sebab pada zaman sekarang ternyata tenaga bruder dan suster masih dibutuhkan oleh Gereja untuk lebih menampilkan Kristus yang berdoa di bukit, yang mewarta kan Kerajaan Allah kepada banyak orang, yang menyembuhkan orang sakit atau cacat, atau yang mentobatkan orang-orang berdosa, yang memberkati anak-anak, yang berbuat baik kepada semua orang, dan yang selalu taat ke pada Bapa yang mengutus-Nya, baik kepada umat beriman maupun kepada mereka yang tidak beriman seperti yang tertulis dalam dokumen Lumen Gentium. �

Antonius Nugroho

(dari hlm. 31, Menjadi Bruder Siapa Takut ?)

merusak kebersamaan hidup yang sudah dijalin selama ini. Namun terbukti bahwa dengan keteladanan sikap hidup, toleransi dan hubungan baik tanpa batas ini yang mematahkan segala rintang an itu. Justru dari tokoh agama lain lah yang membantu beliau menghadapi rintangan itu. Sebuah pengalaman lain yang menarik adalah saat umat Timur Kanal mencoba mencari dana pem bangunan gereja bekerjasama dengan Paguyuban Wayang Orang Ngesti Pan dowo Semarang. Dengan ketekunan dan kesetiaan berlatih bersama guna mementaskan wayang orang, keguyuban pribadi-pribadi yang terlibat, me mancing orang lain walau tidak se-iman untuk ikut bergabung bersama, ber latih dan pentas bersama. Dapat kita bayangkan bagaimana perasaan hati para Ibu Katolik waktu itu, dengan dibantu oleh ibu-ibu setempat, mementas kan wayang orang dengan lakon ’Mustokoweni’ dan sempat disaksikan pula oleh Kardinal Mgr. Justinus Darmoatmodjo (alm.) di Gedung Ngesti Pandowo ‘GRIS’ (sekarang Paragon Mal), sebuah kebanggaan dalam semangat keber samaan sejati yang sulit dilupakan.

(dari hlm. 23, Mata Air Di Tengah Belukar)

(bersambung ke hlm. 64, kolom 2)

Page 46: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

44

Ramah Lingkungan Pada setiap ulang tahun, seperti juga tahun ini, kita selalu mengundang umat sekitar untuk ikut mendoakan kita semua. Kita memberitahu, bahwa kita adalah bagian dari kampung. Parkir mobil, yang pada satu dekade dulu bukan masalah bagi lingkungan, se karang sudah perlu pemikiran. Bersyukur kita punya lahan yang lebih dari 13.500 m2, dan tanah pinjaman dari YSS, sehingga ada area parkir yang cukup. Tetapi untuk akses pengaturan keluar-masuk memerlukan manajemen tersendiri, terutama di hari besar. Ini suka tidak suka, harus berinteraksi akrab dengan warga kampung . Tanpa disadari banyak umat dan juga penduduk sekitar, paroki telah nyata me nyumbang

• penggunaan tanah lebih dari 200 m2 untuk jalan umum jalan Muwardi Raya.

• Pengerasan / paving di jalan masuk dari jalan Majapahit ke jalan Muwardi • Penggunaan tanah seluas 108 m2, untuk pintu masuk sebelah Timur Gereja.

Ini yang lupa, yang tidak pernah kita manfaatkan sebagai bagian komunikasi sosial kita .. Dengan luasan tanah yang begitu luas, paroki punya potensi menyumbang penghijauan bagi lingkungan. Menyumbang kesejukan bagi kampung sekitar, green environment. Lebih dari itu , dengan hal-hal di atas kita telah mendukung visi KAS : keutuhan ciptaan-Nya. Bahasa gaulnya : kita tidak sekedar ’green environment’, tapi lebih ’green community’.

Lalu ke depan, apa lagi ? Karena sebagai ’gereja kampung’, atau gereja yang di kampung, kita telah ”on the track ”, maka pesan singkatnya adalah ”lanjutkan !” Untuk bagian ini, saya minta ijin mengutip pemikiran Romo Agus : ”Saya me rindukan Gereja St. Paulus yang punya budaya khas, yaitu budaya kampung, budaya yang rendah hati, toleran, sabar, dan mau mengalah. Intinya sebuah budaya yang mau hidup bersama, berdampingan dan bahkan berhimpitan de ngan tetangga. Ramah, bersahabat dan ikut terlibat dalam kehidupan kam pung” Upaya untuk mencari jalan masuk baru, tetap ada, meskipun dimaklumi sangat sulit, belum tentu ada dan tentunya mahal. Yang lebih penting, kita komit ’tangkap segera’ jika ada peluang jalan masuk yang muncul, karena kekurang an kita dahulu adalah kurang pro aktif ’mempersiapkan’ ini. OMK sebagai pemilik masa depan Paroki kita, sangat penting untuk dipercayai menerima dan memenej tugas ”lanjutkan !” ini.

Selamat ulang tahun ke 23, Paroki Sendangguwo. �

Ch. S Kitri

(dari hlm. 19, Gereja Kampung)

Page 47: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

45

Hasil Jajak Pendapat Umat Awal bulan Maret 2012, Kortimja KomSos mengedarkan Angket Jajak Pen dapat Umat, bersamaan dengan form Penawaran Iklan Warta Paulus 87,edisi Paskah. Surat disampaikan melalui para Ketua Wilayah untuk dibagikan ke Lingkungan masing-masing, dan para Ketua Lingkungan diharapkan memper banyak Angket tersebut sesuai jumlah KK di lingkungan setempat. Pengumpul an Angket kami beri batas waktu hingga 31 Maret, dikumpulkan di kantor Sekre tariat Gereja. Dari target 1000 KK (kira-kira 50 persen keluarga di paroki), ternyata hingga ba tas waktu berakhir hanya 170 lembar Angket yang diisi dan dikembalikan, atau hanya sekitar 17 persen dari target. Namun menilik dari isian, kiranya dapat mewakili pendapat umat paroki secara umum. Secara garis besar pendapat umat dapat disimpulkan sebagai berikut :

• Kepedulian umat terhadap informasi gereja cukup besar, mencapai 78%.

• Pendapat umat terhadap kualitas Warta Paulus dinilai cukup baik, 85%

• Materi isi Warta Paulus yang dikehendaki umumnya menginginkan infor masi yang up to date dan materi katekese (bina iman), sebesar 90%.

Page 48: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

46

nya dan rela mati demi imannya. Lumey yang sudah hilang kesabarannya itu segera memerintahkan anak buahnya untuk menggantung para martir itu di tiang gantungan. Seorang imam tua yang sudah berusia 70 tahun mendapat giliran terakhir. Para penja-hat itu bimbang dan bermaksud melepaskan imam tua itu. Tetapi imam tua itu dengan senang hati menyerahkan diri untuk digantung agar dapat mati ber-sama saudara-saudaranya yang lain. Demikianlah kesembilanbelas martir itu menjadi korban kebencian kaum Pro-testan Calvinis Belanda pada tanggal 9 Juli 1672, karena imannya akan ke-hadiran Kristus di dalam Sakramen Mahakudus dan kesetiaannya kepada Sri Paus di Roma sebagai pemimpin Gereja. �

(F.X.Har.- OKST)

(dari hlm. 25, 19 Martir kota Gorkum )

• Penerbitan Warta Paulus sebanyak 3 kali dalam setahun, 52% umat me rasa kurang, 45% merasa cukup.

• Namun untuk kebutuhan informasi paroki, 66% umat menghendaki war ta yang diterbitkan sebulan sekali (jauh lebih sering dari Warta Paulus), 22% menghendaki warta seminggu sekali (mingguan).

• Umat paroki yang terbiasa menggunakan internet dan jejaring sosial semacam Facebook dan Twitter mencapai kira-kira 50%.

• 62% umat memandang perlu dibuat sebuah situs internet untuk men dampingi Warta Paulus dalam memberikan informasi kepada umat, karena lebih cepat, dapat dilihat setiap saat dan murah bahkan gratis. Untuk itu umat sekarang dapat membuka situs paroki dengan alamat: gsp-sendangguwo.blogspot.com dan facebook@KomSos Gsp.

• Pendapat terakhir yang menggembirakan kami, bahwa 45% umat ber sedia memberikan kontribusi berupa naskah untuk media informasi paroki ini, sedang 35% masih ragu karena tidak terbiasa menulis. Semoga ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga media informasi paroki dapat lebih bervariasi, hidup dan aktif selalu.

Demikian hasil jajak Pendapat yang dapat kami utarakan, dan atas partisipasi serta perhatian umat terhadap media informasi paroki, kami Tim Kerja Komunikasi Sosial mengucapkan banyak terima kasih. Berkah Dalem. �

Tim Kerja Komunikasi Sosial

Ikuti Info Paroki di Facebook@Komsos Gsp

Page 49: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

47

T e m p a t p e z i a r a h a n

Goa Maria Lawangsih.Goa Maria Lawangsih.Goa Maria Lawangsih.Goa Maria Lawangsih. Pada tanggal 1 Oktober 2009 diresmikan oleh Rm. Ignatius Slamet Riyanto Pr. Selama 3 hari umat dan Romo “ tirakat “ berdoa Novena untuk memohon karunia Roh Kudus agar men jadikan Goa Maria Lawangsih menjadi tempat bagi semua orang yang datang mendapat kan berkat, kekuatan rohani dan semakin dekat dengan Yesus melalui Maria (Per Mariam Ad Yesum, melalui Maria sampai kepada Yesus). Dengan perarakan “ Mboyong Sang Ibu “ yang diikuti umat Stasi SPM Fatima Palem Dukuh dan sekitarnya, yang diawali dengan Perayaan Ekaristi dari Gereja yang berjarak 500 m dengan penuh keheningan, mohon karunia Roh Kudus agar memberkati umat dalam peziarahan di dunia ini. Dengan diiringi gamelan dan menggunakan bahasa Jawa, patung Bunda Maria diberkati dan ditahtakan di Goa Maria Lawangsih yang menjadikan tempat menimba kekuat an iman, agar mampu menghadapi tantangan kehidupan ini. Sejarah Goa Maria Lawangsih tidak lepas dari Goa Maria Pengiloning Leres (Cermin Kebijaksanaan) yang merupakan cikal bakal Goa Maria Lawangsih, goa alam namun hanya kecil dan terletak di atas Kapel SPM Fatima Palem Dukuh, tidak terlalu jauh dari Goa Maria Lawangsih. Di samping goa, bertahta Patung Kristus Raja yang memberkati, setinggi 3 m. Di belakang goa terdapat ruang doa yang cukup luas, bersih dan teduh. Di bawah goa terdapat Kapel yang sebagian dindingnya adalah batu karang dengan lukisan gunungan wayang yang menggambarkan Kerajaan Surga, juga terpampang gambar lima roti dan dua ikan, yang melambangkan makna berbagi sebagai ungkapan dan perwujudan iman umat.

Goa Maria Lawangsih berada di Dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kecamat an Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Perjalanan ke Goa Maria dapat di tempuh dengan sepeda motor, mobil pribadi dan minibus. Apabila mengguna kan Bus besar / pariwisata, transit di Gereja Santa Maria Perawan Tak Ber noda, Karang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta, karena adanya beberapa tikungan kecil. Goa Maria Lawangsih berjarak 20 Km dari Sendangsono dan 13 Km dari Sendang Jatiningsih, Paroki Klepu. �

Pius Koesdyantoro

Page 50: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

48

Page 51: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

49

Seni Hidup Meng-Gereja di Paroki St. Paulus

Tidak bisa dipungkiri, sadar atau pun tidak, kita mengenal logika biner dalam kehidupan. Ada siang-malam; benar-salah; hitam-putih; hidup suci-penuh dosa dst. Kita dihadapkan pada suatu atau sekumpulan problem hidup. Begitu juga dalam konteks hidup meng-Gereja; maneges kehendak Allah. Manusia dituntut untuk membuat putusan-putusan (proposisi) hampir setiap detik (bahkan me nurut survei di Amerika, manusia dihadapkan pada sedikitnya 5000 putusan da lam sehari. Dalam konteks orang-orang beriman yang diharapkan membentuk paguyuban pengharapan

[1] kita tidak lepas dari tuntutan penilaian dan

membuat proposisi yang benar. Kita setuju bahwasanya bukanlah hal mudah untuk mem buat proposisi yang intelek, moralis, dan diterima banyak kalangan. Secara lain dapat dikatakan bahwa proposisi atau putusan-putusan kita membawa per ubahan positif dalam konteks hidup meng-Gereja (baca: Paroki). Bandingkan dengan membuat proposisi yang mudah menyulut orang tersinggung, jengkel, melemahkan / minder, tidak punya gairah hidup atau bahkan reaktif? Lebih mudah mana? Persoalannya adalah bagaimana membuat kerangka berpikir yang intelektual, menangkap kehendak Allah dalam konteks zaman

[2] dan membawa perubahan

struktural yang positif? Tentu saja bingkainya adalah hidup di paroki kita. Se tidaknya kita perlu berkaca pada 3 (tiga) motif yang memungkinkan perubahan menurut Anthony Giddens

[3]. Menurutnya (Giddens) ada tiga motif yang mem

pengaruhi tindakan manusia. Hal ini adalah bagian internal pelaku (kita) yang dapat membentuk struktur.

Motivasi bawah sadar (unconscious motive) Motivasi bawah sadar menyangkut keinginan atau kebutuhan kita yang ber potensi mengarah pada tindakan, namun begitu bukanlah tindakan itu sendiri. Tentu saja dalam kehidupan praktis hal ini kita tidak menyadarinya langsung, karena operasional menggerakkan kita, namun kita tidak mampu mengontrol nya. Meskipun kita tidak menyadarinya tetapi efektif. Dalam kehidupan konkrit hal ini sering terjadi. Misalnya demikian: saya bertemu dengan pak X, lalu dalam pertemuan itu pak X mengatakan kepada saya “Mas mbok Si A itu di-bantu Kor!” lalu saya menjawab “wah nggak mau pak” atau jawaban versi lain “ya besok saja pak” (tapi tidak pernah real). Pertunjukan semacam ini sering-kali terjadi karena kita tidak suka dengan orang tertentu. Jujur atau tidak, ka-dang ketika kita bertemu dengan orang-orang tertentu merasa (maaf) neg (mual, Jawa). Fenomena semacam ini merupakan efek dari ketidakcocokan dengan orang tertentu, entah iri ataupun cemburu (baca: sosial) yang direpresi menjadi bawah sadar. Dengan kata lain kita mengenal istilah saradan atau wantilan. Adalah suatu kebiasaan terpola yang kita tidak menyadarinya secara

(bersambung ke hlm. 63, kolom 3)

Page 52: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

50

SEKILAS INFO SEKILAS INFO SEKILAS INFO SEKILAS INFO

MEDITASI KRISTIANI MEDITASI KRISTIANI MEDITASI KRISTIANI MEDITASI KRISTIANI DI GEREJA ST.PAULUS SENDANGGUWODI GEREJA ST.PAULUS SENDANGGUWODI GEREJA ST.PAULUS SENDANGGUWODI GEREJA ST.PAULUS SENDANGGUWO

Riwayat Singkat

Meditasi Kristiani merupakan salah satu bentuk Doa Kontemplatif (doa hati). Doa ini berasal dari tradisi Kristiani para rahib dan Bapa padang gurun di abad ke 4, yang kemudian diperkenalkan kembali oleh seorang rahib Benediktin, Pater John Main OSB (alm.) dan diajarkan kepada semua orang yang ingin memperdalam doa mereka (1926 – 1982). Pada tahun 1975 beliau membuka Pusat Meditasi Kristiani di London, yang ke mudian komunitas ini berkembang ke seluruh penjuru dunia. Setelah beliau wafat pada tahun 1982, diteruskan oleh Pater Lawrence Freeman OSB hingga sekarang. Pada Tahun 2009 Pater Lawrence Freeman OSB datang ke Indonesia dalam rangkaian kunjungannya ke Yogyakarta dan Klaten guna memperkenalkan Meditasi Kristiani kepada umat Katolik di Indonesia. Pada tanggal 19 Pebruari 2009, secara khusus beliau hadir di Gereja Katedral Semarang untuk memberi kan Pelatihan Meditasi Kristiani secara gratis kepada seluruh umat Katolik di Semarang. Dari hasil kegiatan itu ditindaklanjuti dengan mengembangkan dua komunitas di Semarang, yaitu untuk wilayah Timur di Gereja St. Familia Atmo dirono dan di wilayah Barat di Gereja Paseban Bongsari. Satu tahun kemudian di Gereja St. Paulus Sendangguwo terbentuk Kelompok Meditasi yang diresmi kan oleh Romo Alb. Agus Ariestiyanto MSF.

Pengertian Meditasi Kristiani Meditasi Kristiani adalah latihan rohani yang membimbing kita ke arah “Doa Kristus“ dan membawa kita kedalam Hening, Diam, dan Sederhana ( 3 S = Si lence, Stillness, Simplicity ), dengan menggunakan kata doa singkat / mantra. Meditasi adalah doa hati dimana kita tidak berpikir, tidak berbicara, tidak mere-nung atau membayangkan tentang Allah, kita mengadakan kontak batin. Doa hati tidak ada teknik, sebab Tuhan adalah Roh. Dimana ada Roh disitu ada kemerdekaan (2 Kor 3 : 17). Kita tak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah (Rom 8 : 26) Meditasi Kristiani yang diperkenalkan oleh Pater John Main OSB sebagai sua tu jalan menerima karunia dan jalan menguji iman kita dan menekankan perlu nya belajar menjadi hening dalam pencarian akan Allah. Ciri khas Meditasi Kristiani ialah sederhana dengan hening dan diam, dengan mengucap MA – RA – NA – THA yang artinya ‘Tuhan Datanglah’, selama 20-60 menit, dilakukan 2 (dua) kali sehari pagi dan sore / malam dan dapat dilaku kan oleh semua orang yang PERCAYA bahwa Roh Yesus tinggal dalam hati

Page 53: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

51

kita masing-masing.

Komunitas Meditasi Kristiani Komunitas Meditasi Kristiani merupakan suatu Komunitas Doa yaitu sekumpul an orang yang melakukan Meditasi Kristiani bersama dengan mengucapkan doa singkat / mantra yang dilakukan secara :

• Pribadi : melakukan meditasi di rumah masing-masing 2 kali sehari (setiap pagi dan sore / malam ) selama 20-30 menit.

• Komunitas kecil : Umat bermeditasi bersama-sama di suatu tempat se minggu sekali dilanjutkan dengan sharing.

• Komunitas besar : Biasanya mereka bertemu dari berbagai Kelompok Me ditasi yang ada minimal setahun 2 kali.

Di Kota Semarang telah terbentuk Komunitas Meditasi Kristiani yang berpusat di Gereja St. Familia Atmodirono. Adapun Kelompok Meditasi Kristiani se karang telah terbentuk di berbagai Gereja yaitu : Gereja Katedral, Gereja Pa seban Bongsari, Gereja Atmodirono, Gereja Karangpanas, Gereja Banyu-manik, Gereja St. Paulus Sendangguwo dan Gereja Kebondalem.

Kegiatan yang telah dilakukan. Para peserta Meditasi Kristiani atau yang sering disingkat MK secara rutin ber-meditasi bersama setiap minggu sekali pada hari Rabu, pukul 08.00–10.30 WIB, yang dilanjutkan dengan sharing, bertempat di Bangsal Pastoran dan di pimpin oleh Ketua Kelompok MK. Kegiatan ekstern / di luar paroki selama kurun waktu tahun 2010-2012 Kelom-pok MK St. Paulus telah mengikuti kegiatan MK di : Gereja Karangpanas, Gereja Kebondalem, Komunitas MK Surakarta, Komunitas MK Salatiga, Ko-munitas MK Yogyakarta, Seminar Nasional MK di Pertapaan Karmel Tum-pang, Malang pada tanggal 2-4 Desember 2011 dengan pembicara yaitu : Pater Lauwrence Freeman OSB, Pater Cyprianus Verbeek O Carm., Romo Tan Tiang Sing MSF, Romo Stefanus Buyung O Carm. Dan pada tanggal 28-29 April 2012 mengikuti seminar MK dengan peserta seluruh Jateng dan DIY di Semarang dengan pembicara Romo Tan Tiang Sing MSF dan Romo St. Buyung O Carm.

Rencana Kegiatan. Dalam waktu dekat pada akhir bulan Juni 2012 akan diselenggarakan Retret MK Nasional bagi Romo dari seluruh Indonesia di Girisonta Ungaran, yang dilanjutkan dengan Seminar MK Nasional bagi Guru SD–SMA bertempat di Griya Paseban Bongsari pada 1-4 Juli 2012.

Demikian sekilas info MK, dan dalam kesempatan ini kami ingin sekali lagi menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada Romo Kepala Paroki beserta Dewan Paroki yang telah bermurah hati kepada kami berempat yang mewakili Paroki St. Paulus sehingga dapat mengikuti Seminar Nasional MK di

(bersambung ke hlm. 63, kolom 2)

Page 54: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

52

MENGHAYATI ARTI DOAMENGHAYATI ARTI DOA Apakah doa itu sebenarnya? Doa adalah bentuk komunikasi kita kepada Allah secara langsung yang dapat dilakukan secara pribadi ataupun bersama. Ya, kita sering mendengar pertanyaan ini dan menjawab dengan kata-kata yang sama. Tapi, apakah kita menghayati pertanyaan dan jawaban yang kita lontar-kan? Menghayati arti doa sangat jarang terjadi di tengah masyarakat kita, apa lagi di zaman canggih seperti saat ini. Kita banyak disibukkan dengan berbagai akti-fitas pekerjaan, rumah, sampai masalah pribadi yang membuat kita jarang ber-doa. Ini adalah sebagian alasan yang sering dijumpai, tapi adakah alasan yang layak? Alasan berikutnya ada lah bahwa doa memerlukan waktu yang lama dan kita tidak memiliki cukup waktu. Doa adalah wujud sikap kita mengingat Allah. Suka maupun duka dapat kita tuangkan ke dalam sebuah doa. Kita sering berpikir apakah doa kita akan di kabulkan? Tuhan Yesus berkata bahwa jikalau kita memiliki iman sebesar biji sesawi saja, apapun yang kita kehendaki akan terjadi. Tapi bagaimana kita me wujudkannya? Doa memerlukan ketelatenan, sabar, rendah hati, dan pasrah. Inilah yang menjadi titik pusat untuk merenungkan semua yang akan terjadi. Telaten artinya kita harus tekun dalam doa dan percaya bahwa semua akan indah pada waktunya. Sabar, adalah sikap yang harus kita tunjukkan dalam menantikan jawaban Tuhan terhadap doa-doa kita. Rendah hati, kita diajak untuk menyadari segala kekurangan kita di hadapan Allah dan hanya percaya pada satu kuasa yang nyata, yaitu kuasa Allah. Pasrah, kita harus menyadari bahwa kita dan segala benda di dunia ini adalah kepunyaan-Nya, jadi kita tidak perlu takut apakah kita akan bersedih jika doa kita belum juga terjawab. Biar-kanlah Tuhan yang bergerak dalam hidup kita. Artikel ini bukanlah suatu omong kosong belaka. Saya pribadi juga pernah memiliki pengalaman khusus tentang doa. Pada saat itu saya menghadapi tes tahap 1 untuk masuk SMA yang memang terkenal bagus; saya mengalami ke-sulitan saat mengerjakan soal-soal tes, saya juga menyadari bahwa sebenar nya saya tidak begitu pandai. Tapi saya berdoa kepada Tuhan, ”Tuhan bekerja lah di dalam aku dan bantulah aku mengerjakan semua ini.” Memang hanya itu yang saya ucapkan, hingga akhirnya tes selesai. Malam hari saya berdoa, ”Tuhan, aku tau semua yang ada di dunia ini milik-Mu, karena itu aku mohon nilai yang baik dan terimalah aku di sekolahmu itu, tetapi jika Engkau tidak ber kehendak begitu, aku tau, Engkau tak akan meyusahkan aku.” Saat peng umuman tiba, saya sempat kaget karena saya termasuk dalam peserta yang lolos tes, bahkan saya dapat mengungguli teman yang lebih pintar dari pada saya. Ini adalah pengalaman yang sungguh mengesankan. Jadi, berdoa tidak memerlukan wak tu yang lama, dengan kata bertele-tele,

(bersambung ke hlm. 63, kolom 2)

Page 55: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

53

Page 56: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

54

NGUDO ROSO (Mo Semar)

Gareng : E, lha dalah, bocah bagus dimas Petruk si irung mba

ngir, lencir kuning, koq tumben mendengus mejeng

neng Pastoran? Mau bengi ngimpi apa, apa lagi oleh

wangsit saka sing murbeng dumadi apa piye ?

Petruk : Lho, kang Gareng iki piye, wis matane kero, tambah

kupinge budheg. Apa tidak denger, adimu ini saplok ikut KEP

sudah tergerak untuk menjadi aktivis Paroki. Aktifitas apa saja

yang berupa pelayanan gereja pasti aku ikuti.

Gareng : Maklum aja Truk, engkohmu ini. Bukan karena kero atau kupinge

budheg, tapi karena kaki ini lho sing nggak bisa dijak kompromi.

Kalau bubule sedang kambuh, jalan saja kecincalan, susah dan

males deh untuk ke gereja. Sehingga luama aku juga tak bisa ke

greja dan tak denger ada KEP segala. Lha KEP itu masakan atau

panganan apa to Truk?

Petruk : Wah, bener-bener kang Gareng kuwi manusia jadul, nggak meng

ikuti perkembangan jaman, ngertine jaman dulu. KEP iku singkat

an saka Kursus Evangelisasi Pribadi. Kursus ini untuk menanggapi

amanat Tuhan ”pergilah ke seluruh dunia jadikan semua bangsa

menjadi muridKu.” Sungguh dengan kursus ini adimu merasa

terpanggil jadi murid Kristus yang tangguh.

Gareng : Woo, layakna sabamu saiki koq terus neng greja melulu! Ora

awan ora bengi kaya satpam greja wae. Lha terus bojomu Limbuk

apa ora kesepian kok tinggal nong omah terus?

Petruk : Ya ora to kang! Bojoku malah mesam-mesem nyengkuyung ndu

kung, seneng yen sabaku neng greja terus, jarene ketimbang

kluyuran kangka2 srawung karo tangga, sing dha ngrokokan lan

mben bengi teler mabuk-mabukan.

Gareng : Ha ya memper to yen seneng, wong uripmu sing

uwis-uwis kuwi amburadhul, ora mung gawe priha

tin Mo Semar, tapi uga bojomu sing sering curhat

nong aku, piye carane ngubah hobbymu sing ora

sehat, mabuk-mabukan nganti wengi. Yen nong

ngomah anane ming muring-muring sarwa ora

Page 57: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

55

kebeneran.

Petruk : Hiya kuwi kang mengapa aku saiki seneng saba nggreja. Luwih-

luwih menjelang Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus wingi, se

wengi natas aku nginep greja mundhi dhawuhe Mo Semar melu

adorasi Ekaristi semalam suntuk melu jaga bakti ngedhep Gusti.

Gareng : Adorasi Ekaristi semalam suntuk ? Wah, apa ya tenan to Gusti

kuwi njilma ana ing roti Ekaristi dadi Tubuh Kristus?

Petruk : Lho kepiye to kang Gareng kuwi, seprana-seprene dadi katolik

koq isih meragukan hadirnya Tuhan dalam Ekaristi?

Semar : Ada apa anak-anakku Nolo Gareng, lan Petruk si Kantong Bolong,

koq katon serius lehmu pada rembugan? Sejak tadi Mo Semar

nguping koq gayeng temen, nganti tak tahan Mo Semar untuk

tidak nimbrung sama kalian berdua.

Petruk : Itu lho Mo, kang Gareng kuwi jadi katolik koq cethek imane,

mosok meragukan kehadiran Tuhan dalam

roti Ekaristi!

Gareng : Ya nuwun sewu ya Mo Semar, anak-anakmu

iki lagi ngonceki uneg-uneging ati. Kok bisa-

bisane Gusti kersa dadi roti hidup, kan ora

ana salahe pengin ngerti sakbenere tinim

bang ming melu-melu sambut Komuni ning

sejatine ora mudeng sakbenere.

Semar : O itu to sing dadi underaning rembug. Mo Semar maklum wong

kamu itu belum paham bener isining Kitab Suci. Gusti Yesus kan

Allah sakbenere. Pangandikane pasti bisa dipercaya. Nalika

nganakake perjamuan terakhir, sambil memegang roti dan anggur

paring pangandika: ”Inilah TubuhKu. Inilah DarahKu. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku.” Yakuwi sing dilakukan Imam setiap merayakan Ekaristi, sehingga roti dan anggur berubah

sungguh menjadi Tubuh dan Darah Kristus.

Petruk : Apa itu sebuah mukjizat ya Mo, anakmu si Kantong Bolong iki

koq ora mudeng ?!?

Gareng : Woo, dasar Kantong Bolong, otake ya mlompong, ngono wae koq

ya ora mudheng! Ha ya jelas to itu sebuah mukjizat. Roti kok

malih dadi Gusti?! Ya itulah yang semula Nolo Gareng ragu-ragu,

(bersambung ke hlm. 58)

Page 58: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

56

BUKAN WARAWIRI Bila kita mendengar kata warawiri, orientasi kita pada Bang Komeng, Abdul dan cewek bugil maksud saya cewek bule gile loch .... Disini saya tidak akan bicara tentang warawiri tetapi warakawuri. Apakah itu? Demikian riwayatnya :

Tiga puluh (30) tahun yang lalu telah terbentuk PERHIMPUNAN WARA-KAWURI KATOLIK, tepatnya pada tanggal 12 Juni 1982 di Paroki Tebet, Ja-karta, yang diberkati oleh Romo Paroki Pastor W. Scheepens OFM Cap. serta menerima berkat pula dari Mgr. Leo Soekoto SJ, Uskup Agung Jakarta. Seperti lazimnya semua perkumpulan atau organisasi Katolik, perhimpunan ini meng ambil seorang pelindung dari antara orang-orang Kudus, dan Santa Monika lalu diambil sebagai pelindung perhimpunan ini. Kehidupan Santa Monika unik, penuh perjuangan. Sebagai istri, beliau gigih mendoakan suaminya Patricius, sebelum meninggal bertobat dan dibaptis, begitu pula bagi anaknya yang di-kuasai dan terpengaruh harta, dunia dan menjauhkan diri dari Tuhan. Berkat kekuatan iman seorang ibu, puteranya tersebut berhasil diselamatkan dan pada akhirnya menjadi seorang tokoh besar dalam sejarah Gereja Katolik dan dikenal sebagai Santo Agustinus.

Perhimpunan Warakawuri Katolik (PWK) Santa Monika adalah satu wadah yang diprakarsai oleh Ibu Angela Maria Rena Karim yang sudah lama mem-punyai hasrat untuk berbuat sesuatu untuk para janda atau warakawuri yaitu para ibu yang telah ditinggal suami mereka karena kematian. Dengan tujuan agar para warakawuri dapat saling mengenal satu sama lain lebih akrab, sa ling menghibur, saling memberi dorongan moril, memperoleh santapan rohani, yang paling penting agar mereka tetap merupakan bagian masyarakat dan ber guna bagi sesama.

Bagaimana perkembangannya? Setelah melalui perjalanan beberapa tahun, PWK Santa Monika tidak tinggal diam di Paroki Tebet, tapi meluas antara lain : Koordinasi Cabang PWK Santa Monika Keuskupan Agung Jakarta memiliki 40 cabang berpusat di paroki-paroki. Sedangkan Koordinasi Cabang PWK Santa Monika lainnya beserta cabang-cabangnya berada di keuskupan-keuskupan di seluruh Tanah Air.

Siapa yang boleh menjadi anggota? PWK Santa Monika beranggotakan : 1. Anggota biasa Wanita WNI Katolik dan ditinggal meninggal suami

2. Anggota luar biasa a. Wanita WNI Katolik ditinggalkan suami (hidup pi sah) b. Wanita WNI bukan beragama Katolik, tetapi diting gal meninggal suami yang beragama Katolik. c. Wanita WNI Katolik yang belum pernah menikah

Page 59: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

57

berumur 40 tahun ke atas.

3. Anggota kehormatan Wanita WNI, simpatisan Katolik, aktif membantu dan berjasa pada PWK Santa Monika. Keanggota annya ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.

Apa yang terjadi di GSP Sendangguwo Semarang ? Di tahun 1990, PWK Santa Monika Cabang Santo Paulus Sendangguwo pun sudah ada, yang dirintis oleh Ibu Tien Sunarso sekaligus sebagai Ketua PWK Santa Monika yang pertama kali. Untuk berbagi pengalaman maka ketua ber ikutnya diampu oleh Ibu M. Th. Winarti Manoppo, dilanjutkan Ibu Margaretha Soetiarti (alm.) dan kembali Ibu M. Th. Winarti Manoppo menjadi ketua perhim punan ini sampai 2 periode (2 x 3 tahun). Baru pada tanggal 20 Mei 2012 diadakan pergantian pengurus. Adapun pertemuan rutin PWK Santa Monika Cabang Santo Paulus Sendangguwo diadakan setiap bulan pada hari Minggu ke 3 sesudah Misa ke 2 di Bangsal Pastoran.

Mari ibu-ibu warakawuri, janda separoki St. Paulus, bergabung bersama kami dalam satu wadah Perhimpunan Warakawuri Katolik agar hidup kita lebih te nang serta beban menjadi ringan dan makin banyak kesempatan berdoa seba-gai Buron Simatupang (Bu Rondo Siang Malam Tunggu Panggilan). Siapa takut…? Demikian sekilas info tentang warakawuri bukan warawiri. �

Tim Kerja Warakawuri

Page 60: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

58

tapi sekarang yakin deh, kan Yesus Allah sendiri yang mengata

kan itu.

Semar : Untuk membuktikan kebenaran ini memang pernah terjadi di per

tengahan abad 8, seorang rahib yang namanya Basilianus, ketika

merayakan Ekaristi di gereja Legontianus Lanziano, pada waktu

kata-kata konsekrasi diucapkan, terjadilah mukjizat. Roti yang

dipegang berubah menjadi daging yang hidup dan anggur yang

ada di piala berubah menjadi darah segar dalam gumpalan. Umat

berbondong-bondong menyaksikan sendiri mukjizat itu. Tapi ke

benaran itu tidak begitu saja diakui sebagai mukjizat.

Gareng : Lha bagaimana caranya sampai diakui sebagai kebenaran ya Mo?

Petruk : Apa Gereja lalu mengadakan penelitian sebelum mengakui adanya

mukjizat yang luar biasa itu ya Mo?

Semar : Benar, pada tahun 1574 yaitu 8 abad sesudah mukjizat itu ter

jadi diadakan penelitian ilmiah, dan hasilnya peristiwa di

Lanziano ini dinyatakan sebagai legenda suci. Kemudian pada

tahun 1970 Uskup Lanciano meminta Eduardo Linoli, professor di

bidang anatomi dan histologi patologis, kimia dan miskroskopi

klinis, untuk menyelidiki secara lebih ilmiah lagi dengan riset

selama 4 bulan. Hasilnya dipublikasikan dalam konferensi pers 4

Maret 1971, bahwa gumpalan ”daging” itu sungguh-sungguh darah

manusia. Daging berasal dari jaringan hati manusia sebelah kiri.

Darah yang diketemukan dalam ”daging” itu memiliki golongan

darah AB.

Gareng : Wah, sungguh luar biasa kalau begitu Tuhan Yesus itu sungguh

manusia seperti kita mempunyai golongan darah segala ya Mo!

Petruk : Yang lebih penting lagi Kang Gareng sekarang tak lagi ragu-ragu

bahwa Tuhan sungguh hadir dalam roti Ekaristi.

Semar : Betul anak-anakku. Gereja masih melanjutkan penelitian lagi yang

lebih intensif berlangsung 15 bulan dengan lebih 500 pemeriksa

an ilmiah menggunakan metode mutakhir. Hasilnya dipublikasikan

pada bulan Desember 1976 di New York dan Genewa bahwa

Hosti tersebut benar-benar dari manusia hidup, karena bisa be

reaksi dengan cepat terhadap segala reaksi klinis makhluk hidup.

(dari hlm. 55, Ngudo Roso)

(bersambung ke hlm. 60, kolom 2)

Page 61: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

59

Kunjungan Bapa Uskup ke GSP Sebagai tanda kedewasaan iman, seorang Katolik menerima Sakramen Pe nguatan / Krisma, yang hanya dapat diterimakan oleh seorang Uskup atau yang mewakilinya (bila berhalangan tetap) sebagai Gembala Agung. Untuk itu pada hari Minggu 20 Mei 2012, Bapa Uskup kita Mgr. Johannes Pujasumarta berkenan menerimakan Sakramen Penguatan kepada 242 umat Paroki St. Paulus. Perayaan Ekaristi saat itu terpaksa dimulai pukul 17.00, agar dapat usai tidak terlalu malam karena setelah Ekaristi akan diselenggarakan wawan hati umat bersama Bapa Uskup. Sekalipun sudah diumumkan jauh sebelum-nya, ternyata masih banyak umat yang terlambat karena tidak tahu kalau Misa Minggu saat itu dimulai pukul 17.00, tidak seperti biasa pukul 17.30. Dalam homilinya Bapa Uskup menegaskan arti pentingnya Sakramen Krisma, yaitu bahwa dengan Sakramen Krisma, kita menerima "Kepenuhan Roh Kudus" sehingga kita dapat secara penuh dan aktif berkarya dalam Gereja. Sebenarnya Roh Kudus sudah kita terima saat Permandian, yaitu Roh yang menjadikan kita Anak-Anak Allah, dan yang membersihkan kita dari dosa asal. Dalam Sakramen Krisma juga ada pengurapan dengan Minyak Krisma yang berarti kita yang sudah menerima Sakramen Krisma di-Kudus-kan, dan menerima kuasa untuk melakukan tugas perutusan kita sebagai umat beriman. Dengan menerima Sakramen Krisma, kita menerima Roh Kudus yang merupa kan meterai, tanda bahwa kita ini milik Allah, dan dengan menerima Krisma berarti kita juga dinilai sudah dewasa dalam iman, dilantik menjadi saksi iman dan terlibat penuh dalam Gereja. Setelah Ekaristi, dilanjutkan dengan wawan hati para wakil umat dengan Bapa Uskup yang didahului dengan acara makan malam bersama. Selain wakil umat dan anggota Dewan Paroki, juga hadir para Katekis yang berbahagia karena anak didiknya dapat menerima Sakramen Krisma pada saat itu. Acara berlang-sung akrab dan dalam suasana kekeluargaan, tampak Bapa Uskup dengan

ramah berbincang-bincang cukup se rius dengan beberapa tamu, sambil menikmati jajan pasar yang disedia kan oleh Ibu-Ibu Paroki. Para tamu juga sempat bergambar bersama beliau. Pada sekitar pukul 20.45, karena dirasa sudah cukup larut dan Bapa Uskup sudah lelah setelah se-harian mengunjungi 2 paroki, maka beliau pamit undur diri dan kembali ke Wisma Uskup. �

Page 62: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

60

Organisasi sedunia mengatakan ini mukjizat Lanziano yang

secara scientific tidak dapat disangkal kebenarannya.

Gareng dan Petruk (Manthuk-manthuk terharu tanda imannya semakin

diteguhkan) : Amin, amin, Mo, kami anak-anakmu bertekad mau mendukung

adorasi Ekaristi yang sekarang digalakkan di Keuskupan Agung Semarang

ini. �

(dari hlm. 58, Ngudo Roso)

Ralat Iklan Warta Paulus no. 87,

Edisi Paskah, 5 April 2012

1.Toko Turangga /

Ny. Pramono, salah satu nomor ponsel

tertulis: 0888 394 7725,

yang benar adalah :

0888 394 7705

2. Buletin SEMUD SEGO, alamat e-mail tertulis:

[email protected],

yang benar adalah:

[email protected]

Atas kesalahan penulisan

tersebut, Redaksi mohon

maaf yang sebesar-besar

nya.

��

telah menerima Krisma, wajib melaku kan tindakan yang telah dicontohkan Yesus melalui Injil Matius tersebut yaitu berani mengembalikan sesama kita kepada jati-diri manusia yang asli, yaitu sebagai milik Tuhan, anak-anak Allah. Mungkin kita telah banyak berbuat baik tetapi banyak yang ma sih belum dapat menerimanya, Injil Matius 8:28-34 ini sebagai peneguh dan penyejuk supaya kita tidak henti-hentinya selalu berbuat baik. Kita pun selalu mendorong orang lain untuk dapat melakukan kebaikan di mana-mana, jangan sampai kita mengha langi orang lain untuk berbuat baik dan menganggap bahwa perbuatan baik itu milik kita. Jangan pula ada anggapan di luar kita tidak ada “per buatan baik, tidak ada kasih”. Jangan sampai kita menjadi buta dan picik untuk menerima pikiran atau ide orang lain. Tuhan tidak menghendaki hal seperti itu. Perlu kita sadari ber sama bahwa perbuatan baik itu ber asal dari Tuhan yang harus kita wujudkan bersama dengan orang lain yang berkehendak baik. Semoga. �

Semarang, Minggu Paskah V – 2012.

p. tono w.

(dari hlm. 16, Teruslah Berbuat Baik)

Page 63: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

61

Page 64: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

62

jompo maupun anak-anak Panti Asuhan. Khusus di PA Brayat Pinuji, rombong an bersama anak-anak Panti mengikuti perayaan Ekaristi tepat pukul 11.00 yang dipersembahkan oleh Romo Yohanes Yunuar Ismadi Pr. Berangkat dari Tlogosari pukul 05.30 dengan tiga mobil ‘Travello’ dan satu mobil Pick Up, rombongan berjumlah 36 orang dipimpin Bapak Tunjung dan dikawal alias di dampingi Ketua Wilayah F1 Bapak Budiono. Dalam kunjungan ke Boro ini, umat Matius menyerahkan beberapa kebutuhan sehari-hari baik kepada Panti Wreda (jompo) maupun Panti Asuhan (anak-anak). Mereka berjumlah 35 orang di Panti Wreda dan 80 anak di Panti Asuhan. Selesai kunjungan, rombongan berziarah ke Goa Maria Lawangsih yang jaraknya kira-kira 20 km dari Boro. Mendekati objek Lawangsih, terdapat jalan menanjak yang sangat terjal. Pada tanjakan inilah ada sebuah bis kecil yang mogok dan di depannya terdapat Grand Livina yang juga mogok. Kedua ken daraan ini mengakibatkan mobil rombongan kami ikutan mogok. Penumpang ramai-ramai keluar dari mobil dan berjalan mendaki tanjakan tersebut. Singkat cerita, akhirnya selamat sampai tujuan. Untuk ini disarankan kepada umat yang akan ziarah ke Lawangsih agar melalui jalan lain yaitu lewat desa Sribit. Setelah doa di Goa Maria Lawangsih, tujuan berikutnya adalah Goa Maria Jati ningsih yang letaknya relatif dekat dengan Lawangsih (kira-kira 25 menit ke arah Yogyakarta). Di Jatiningsih ini umat mengambil tempat agak jauh dari patung Bunda Maria, untuk Doa Rosario bersama. Kunjungan dan ziarah yang menjadi tujuan utama tercapai. Rombongan bergerak menuju ke Mirota Batik Pakem dan RM Muara Kapuas di jalan Kaliurang. Durasi waktu perjalanan Jati ningsih - Mirota lebih kurang satu jam. Ini bentuk kunjungan wisatanya. Kemudian pukul 19.30 – pk.23.00 rombongan melakukan perjalanan pulang ke Semarang. �

Ziarah Wisata Umat Lingkungan St. Thomas Rasul Mengisi kegiatan Bulan Maria pada Mei 2012, Lingkungan Santo Thomas Ra-

sul menyelenggarakan kegiatan devosi dan ziarah. Devosi ke pada Bunda Maria diseleng-garakan dalam bentuk Ibadat dan Doa Rosario setiap hari selama 31 hari, secara bergantian dari rumah ke rumah umat. Minat umat untuk hadir dalam devosi sa ngat besar, dibuktikan yang hadir setiap hari rata-rata 30 orang. Untuk lebih mengakrabkan antar pribadi umat, pada tanggal 27 Mei 2012 diselenggarakan

Ziarah ke Goa Maria Tritis di Wonosari, Ganjuran dan diakhiri dengan menik-mati suasana malam di sekitar alun-alun Kraton Yogyakarta. Peserta yang ikut 44 orang, khidmat, dan meriah. Dari kesaksian umat mengikuti devosi selama sebulan dan dilengkapi ziarah: “pokoknya puas, iman umat semakin men-dalam, umat pun semakin akrab“. �

(dari hlm. 30, Ziarah Bersama…..)

Page 65: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

EDISI ULANGTAHUN GEREJA - 29 JUNI 2012

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

63

Tumpang, Malang dengan bentuk berupa : Doa, Semangat, Cinta kasih, Support dan Dana. Matur Nuwun, Tuhan memberkati------Ma- ra-na- tha “Saat cemas melanda hidup de ngan hiruk-pikuk dunia modern yang serba sibuk, cobalah luang-kan waktu Anda sejenak untuk ber-meditasi“

Contact Person : Ibu A F Endang Satryo – 0811273445. �

Bu Yoyok

(dari hlm. 51, Meditasi Kristiani...)

langsung misalnya : kalau kita sedang berbicara sambil mengedipkan mata, atau garuk-garuk kepala, atau memegangi hidung, yang lebih parah wantilan nya kalau ada orang yang dirasa menjadi pesaing lalu dijatuhkan dsb. Yang terakhir inilah yang menjadi titik-berat Giddens (sikap sosial yang buruk tanpa kita menyadarinya).

Kesadaran praktis (practical consciousness) Kesadaran praktis merupakan tindakan kita sehari-hari yang tidak memerlu kan pemikiran panjang. Kita bertindak sesuatu namun tidak perlu waktu lama untuk berpikir, tidak membutuhkan ambil jarak. Tindakan rutin kita karena common sense tidak berjalan, sehingga mengalir begitu saja. Misal : bangun tidur, berdoa atau sekedar membuat tanda salib, langsung mandi, atau jalan-jalan, bersih-bersih, bekerja, begitu seterusnya. Kesadaran praktis ini mem bentuk struktur. Artinya dengan kesadaran praktis hidup terasa lebih mudah, tidak usah dipikir terlebih dahulu “mandi sekarang atau nanti siang ya?” atau “apa mandi bebek saja ya? (Cuci muka saja)”, merasa nyaman.

Kesadaran reflektif atau diskursif (discursive consciousness) Jenis kesadaran ini mengacu pada kapasitas kita merefleksi dan memberi pen jelasan eksplisit atas tindakan kita. Pada level ini salah satu pertanyaan reflek tifnya adalah “Mengapa aku merayakan Ekaristi?” ; “apakah kata-kataku tadi siang menyinggung orang lain?” Dengan kata lain pada level ini kita mengerja kan atau bertindak sesuatu dengan mengambil jarak. Berpikir untuk mencari makna atau nilai (merenungkan) dan bukan sekedar mengikuti perasaan yang spontan muncul begitu saja. Dengan demikian menjadi jelas bahwa kunci pada level ini adalah kesadaran reflektif yang akan menjadi sumber perubahan ke arah lebih baik. Level yang berisi gugusan pengetahuan ini memungkinkan kita

(dari hlm. 49, Seni Hidup Meng-Gereja)

apalagi keraguan akan jawaban doa tersebut. Yang kita butuhkan hanya-lah pusatkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan, dan lontarkan se-mua yang ada di dalam pikiran kita. Karena jika kita memiliki Tuhan dan iman kepada-Nya, juga menyerah kan segala hidup kita kepada-Nya, Dia akan datang menuntun kita dalam hati dan pikiran kita. GBU. �

Antonius Putra Sistyo. Lingkungan St. Stefanus, Wilayah C 2

(dari hlm 52, Menghayati Arti Doa)

Page 66: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23

WARTA PAULUS NO. 88

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

64

Melihat kepada pengalaman di atas, sudah sepantasnya kita umat generasi penerus ini melestarikan semangat kebersamaan dan berbagi yang dipelihara oleh umat awal itu dalam kehidupan menggereja kita sekarang ini. Pelihara dan rawat terus semangat itu. Ibarat kita merawat sebuah mata air yang ditemukan di tengah belukar, mata air yang tidak menonjol penampilannya, namun mampu memberi kesegaran hidup bagi mahluk di sekitarnya. Mata air yang tidak memberikan air yang pahit untuk dirasakan, namun air yang jernih, murni dan menghidupkan, yang memberikan dirinya bagi semua orang. Bukan hanya fisik saja yang kita jaga, namun juga kualitas ‘air’ itu agar senantiasa baik dan berguna. Kita sebagai umat Paroki St. Paulus Sendangguwo yang terus berkembang pesat ibarat ’air’ yang terus membual keluar dari ‘mata air’ gereja kita, berikanlah kehidupan, kesegaran bagi sekitar kita, dengan ke teladanan hidup, kebersamaan, dan keramahan terhadap orang lain, baik komunitas kita maupun orang sekitar. Dengan belajar dari pengalaman hidup salah seorang sesepuh kita itu, tidak lah berlebihan bila harapan agar umat Paroki St. Paulus menjadi orang Katolik sejati, menjadi ’air kehidupan’ dari ’mata air’ gereja yang selalu melimpah keluar, membina kehidupan yang baik, sehingga yang ‘meminumnya’ akan senantiasa saling menjaga, memperhatikan dan berbagi untuk kelestarian ‘mata air’ itu sendiri. �

Disarikan dari perbincangan santai dengan Bp. FX Adiarto, salah seorang umat Timur Kanal dan salah seorang sesepuh paroki kita.

YW

(dari hlm. 43, Mata Air Di tengah Belukar)

untuk merefleksikan rutinitas atau hal yang telah kita buat. Contoh paling kon krit kesadaran reflektif adalah saat kita mengikuti retret atau rekoleksi bahwasa nya kita mencoba berani melawan arus. Dengan demikian menjadi jelaslah bagi kita kesadaran manakah yang harus menjadi diri kita. Namun begitu harus dikatakan tujuan Anthony Giddens ada lah membantu masyarakat (kita; orang beriman-red) untuk mencapai tujuan bersama. Disposisi kita dalam konteks hidup meng-Gereja di lingkup paroki adalah sebagai subjek dalam praktek sosial. Sebagai subjek kita hidup dalam stuktur yang sedemikian rupa. Dan yang menjadi penekanan Giddens adalah relasi antar pelaku yang memberdayakan stuktur dan struktur yang menjadi prinsip bagi praktek. Sementara itu hidup meng-Gereja adalah sebuah sistem sosial. Sistem sosial merupakan institusionalisasi dan regularisasi praktek sosial. Bagaimanakah ketiga hal ini dipraktekkan dalam hidup meng-Gereja kita? Logikanya begini: Semakin banyak umat mengadopsi Kesadaran Reflektif maka perubahan menuju habitus baru semakin mungkin. ���� 1. Nota Pastoral tentang Arah Dasar umat Allah KAS. Hlm. 7 2. Ibid. 3. Anthony Giddens, Capitalism and modern Social Theory, Cambridge University Press, Cambridge, 1971

Arya Adi ~ Lingkungan Aloysius 1

Page 67: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23
Page 68: Warta Paulus 88 _ 29 Juni 2012 _ Edisi HUT GSP ke 23