Top Banner
14

Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Feb 26, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di
Page 2: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 1 -

Tak terasa ya...satu tahun sudah hampir habis lagi. Banyak sudah kejadian yang terlawati ditahun kemarin.Tak ada salahnya di akhir tahun ini, kita sisihkan sedikit waktu kita untuk melihat kebelakang kembali,sekedar mengoreksi kesalahan agar lebih baik ditahun depan. Dan melihat kemajuan-kemajuan yang sudah kitabuat, agar menjadi semangat untuk kita melangkah di tahun 2007 nanti. Dan menciptakan inovasi-inovasibaru, karena menurut salah satu kata bijak bahwa ”hidup itu bukan sebuah pencarian tapi sebuahpenciptaan“.Begitu juga yang diharap dalam dunia Herpetofauna, semoga di tahun 2007 Herpetologi di Indonesia semakinberkembang, beekembang dan berkembang. Dengan diawalinya usulan mengenai seekor katak Leptophrynecruentata masuk dalam UU Perlindungan Satwa, sedikit info seminar herpet dan mamalia air serta beberapainfo beberapa kegiatan ditahun 2007. Selamat Natal, Idul Adha dan Tahun Baru.

Selamat menikmati…….

Hallo pembaca…

Warta Herpetofaunamedia informasi dan publikasi dunia

amfibi dan reptil

Penerbit :K3AR Publikasi

Pimpinan redaksi :Mirza Dikari Kusrini

Redaktur :Anisa Fitri

Neneng Sholihat

Tata Letak & Artistik :Fitri

SirkulasiKPH “Python” HIMAKOVA

REDAKSI MENERIMA SEGALA BENTUK TULISAN,FOTO,GAMBAR, KARIKATUR, PUISI ATAU INFO LAINNYA SEPUTAR

DUNIA AMFIBI DAN REPTIL.BAGI YANG BERMINAT DAPAT MENGIRIMKAN LANGSUNG KE

ALAMAT REDAKSI

Berkat kerjasama :

Alamat Redaksi

Kelompok KerjaKonservasi Amfibi dan Reptil Indonesia

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan danEkowisata

Fakultas Kehutanan – IPBTelpon : 0251-627394

Faks 0251-621947Email : [email protected]

Mari bergabung di mailinglist :[email protected]

Page 3: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 2 -

11 November 2006. Hari keempat dalampenelitian Earthwatch Institute DecliningAmphibians in Eastern Australia. Malam inikami berangkat ke Antarctic Beech PicnicArea di Taman Nasional Border Ranges diAustralia bagian timur.Kami adalah tim yangterdiri dari 7 orangvolunteer dari Indonesia,Malaysia dan Vietnam,serta peneliti utama dariNewcastle University, Dr.Michael Mahony, danasistennya Ross.

Target kami malamini adalah Assadarlingtoni. Katak kecilini memiliki bentukparental care yang unik.Katak betina meletakkantelurnya di bawah lapisanserasah. Ketika menetas,berudu kecilnyamemanjat kaki belakang katak jantan danmasuk ke dalam kantung di pinggulnyasampai tumbuh menjadi katak kecil. Rossmenjelaskan ulang metode triangulasiyang akan kami gunakan untukmengetahui lokasi Assa dan kemudiankami dibagi menjadi beberapa kelompokkecil. Cuaca malam ini lebih hangatdibandingkan malam sebelumnya dankami yakin kali ini bisa menangkapbeberapa ekor Assa.

Seekor Assa jantan mulai memanggil.Kami mendekat sampai telinga kamihanya beberapa sentimeter daripermukaan serasah. Kami mematikansenter dan mencoba memanggil.“Eee..eee..eee....eeeeee” Sulit untukmemastikan apakah panggilan kamiberhasil, tapi kami merasa lebih berusahadaripada hanya menunggu saja. Katak itu

memanggil lagi dan kami memindahkanlapisan serasah satu per satu. Katak kecilitu berukuran sekitar 20 mm, dengan warnacoklat, seperti serasah di sekitarnya.Setelah ber-eee..eee..eee selama dua jam,kami membawa 6 ekor Assa dan satugumpalan telurnya kembali ke camp.

12 November 2006. Malam ini kamimenyusuri Sungai Yabbra di Taman NasionalYabbra untuk mencari Mixophyes fleayi,salah satu jenis katak yang mengalamipenurunan populasi di Great Dividing Range.Dr. Mahony membawa rekaman suara M.fleayi yang disambungkan dengan pengerassuara. Metode ini disebut call play-back,atau pemutaran ulang suara panggilan.“Woaaaak....woaaaak..”

Populasi M. fleayi telah dipelajari selamalebih dari 6 tahun. Penurunan populasinyadiduga karena jamur chytrid yangmenyerang amfibi di dataran tinggi. M.fleayi yang tertangkap di-scan untukmelihat apakah individu tersebut pernahditangkap sebelumnya. Individu yang barudisuntikkan dengan microchip di punggung.Setelah itu bagian paha dan perut di-swabdengan cottonbud steril dan kemudian ditesuntuk chytrid. Katak ditimbang dan diukursaat itu juga, kemudian langsung dilepas dititik dimana ia ditangkap.

Kami mencari arah datangnya suara“woaaak...woaaaak” dan tidakmenghiraukan suara “wak..wak” dari M.fasciolatus, jenis lain mirip dengan M. fleayiyang juga terdapat di Yabbra tetapi dengankondisi populasi yang tidakmengkhawatirkan. Saat menyusuri sungai

Keterangan gambar. a: Mencari Assa darlingtoni, b: A.darlingtoni, c: Mixophyes fleayi, d: Adelotus brevis, e: Litoriapearsoniana, F : Philoria kundagungan.

Mencari KatakDi Negeri Kanguru

Page 4: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 3 -

kami juga melihat Adelotus brevis jantanyang memiliki taring dan kepala besarseperti Limnonectes, serta Litoriapearsoniana dan L. wilcoxi.

15 November 2006. Dr. Mahonymengeluarkan peta topografi danmenunjukkan aliran sungai yang akankami kunjungi untuk mencari Philoria,katak yang kami sebut Kentut Frog. Katakfosorial ini menggali lubang di tepi sungaidan memanggil pada siang hari dengansuara seperti orang buang gas. Philoriahidup di puncak pegunungan GreatDividing Range dan populasinya terpisaholeh lembah. Dr. Mahony sedang menelitiDNA dari berbagai jenis Philoria untukmengetahui apakah mereka terdiri darijenis yang berbeda.

Siap dengan senter, kami mulaimengorek lumpur sepanjang aliran yangsaat itu kering. Kami mencobamemanggilnya, “Prrrt,” tapi mereka tidakmenjawab. Ketika sebagian besar dari timmulai frustrasi, Thinh, salah satuvolunteer, berteriak bahwa diamenemukan gumpalan busa dan telurdalam suatu lubang. Beberapa volunteerlain pindah bekerja disebelah Thinh, dantidak lama kemudian mereka menemukanseekor Philoria dengan warna oranyecerah. Dr. Mahony menduga jenisnya P.kundagungan tetapi belum yakin sampaidiuji DNAnya, dan individu tersebutdiambil untuk spesimen.

Dari jari ke-7 dan 70 yang berbentukseperti spatula bisa diketahui bahwaindividu tersebut adalah betina. Iamenggunakan kaki depannya untukmencampur udara dengan jeli telurnyauntuk membuat gumpalan telurnyaberbusa. Tidak jauh dari individu yangpertama dijumpai satu ekor lagi. Karenahari sudah mulai sore, dan kami berjalanke arah mobil untuk kembali ke camp,makan malam dan bersiap untukpengamatan malam.

17 November 2006. Matahari sudah mulaiturun dan kami berjalan menuju SungaiDesert untuk mencari Mixophyes iteratusdi Taman Nasional Washpool. Dr. Mahonymenjelaskan bahwa metode pengamatanuntuk malam ini tidak berbeda denganpengamatan Mixophyes yang telah kamilakukan sebelumnya. Katak yang

ditangkap akan di-scan, swab dan diukursebelum dilepaskan kembali.

“Eeerp!” Tiba-tiba terdengar suara yangkeras, dan semua diam. Dr. Mahonymelihat ke arah semak-semak di pinggirjalan sambil mencari katak yangmemanggil. Saya tertawa keras dansemua terlihat bingung. Saya berusahauntuk tenang dan mengambil nafas.“Sorry Dr. Mahony, that was me.”

(Adininggar Ul-Hasanah – DKSH,Fahutan,IPB : [email protected])

Ketika berbicara Amfibi, mungkinhampir setiap orang hanya berpikir kodok,makhluk yang hidup di dua alam. Merekahanya mengenal ‘kodok buduk’ yangmenyeramkan. Padahal Amfibi sangatberagam jenisnya, apalagi di Indonesiayang memiliki biodiversitas yang sangattinggi. Mengapa hal ini terjadi? Salah satualasannya mungkin karena orang jarangyang berminat untuk mengenal, apalagimempelajarinya. Hal tersebut karenasebagian besar Amfibi hidup di malam hari(nokturnal) , hidup di perairan (basah danlembab) sehingga sulit dipelajari, dan kitabelum menyadari potensi yang dimiliki olehAmfibi. Penyebab lain mungkin karenasebagian besar hasil penelitian Amfibi hanyatersimpan di rak buku sebagai skripsi ataujurnal ilmiah yang sulit dimengerti olehmasyarakat umum. Belum banyak orangyang mengenalkan Amfibi dengan mediayang mudah dimengerti oleh masyarakatumum.

Indonesia sebagai negara yangmemiliki biodiversitas sangat tinggi memilikikurang lebih 400 jenis (Iskandar, 1998).Bahkan sampai saat ini, masih banyak jenisAmfibi yang belum dideskripsikan. Masihbanyak penelitian yang perlu dilakukanuntuk mengungkapkan misteri kehidupanAmfibi di Indonesia. Oleh karena itu,diperlukan usaha untuk mengenalkan danmempopulerkannya, sehingga banyak orangIndonesia yang mempelajari Amfibi. Saatini, usaha tersebut sudah mulai dirintis,mulai dari pembentukan kelompok studi dikampus, seminar, kampanye, sampaipelatihan untuk melakukan penelitian

Mempopulerkan AMFIBIDi Indonesia

Page 5: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 4 -

Gambar 1. Pelatihan pengamatan katak,sebagai usaha mengenalkan katak kepadamasyarakat umum.

Gambar 2. Patung Katak untuk donasikegiatan Amphibian Declining di Bristbane

Amfibi. Sebagai contoh adalah Pelatihanmetode pengamatan katak yang dilakukanoleh Fakultas Kehutanan IPB dengandukungan The Rufford Maurice LaingFoundation. Pelatihan tersebut bertujuanmemberikan pengetahuan dasar tentangpenelitian Amfibi, sehingga diharapkandapat membangkitkan semangat untukmengenal, menyukai dan mulaimempelajari Amfibi. Salah satu harapanbesar lainnya adalah masyarakat bisamengenal kekayaan Amfibi di Indonesiadan mengembangkan potensi yang adauntuk kesejahteraan.

Mungkin kita bisa belajar daribeberapa negara di dunia, sepertiAustralia. Mereka bisa menjadikan seekorkadal kingii menjadi maskot yangmenghasilkan jutaan dollar. Banyak orangdari berbagai dunia datang kesana hanyauntuk melihat kadal tersebut. Setelah itusebagai kenang-kenangan, merekamembeli souvenir hewan tersebut untukdibawa pulang ke negaranya masing-masing. Ada rasa bangga setelah melihatdan memiliki souvenir hewan tersebut.Indonesia banyak memiliki jenis Amfibiyang endemik. Kalau kita bisamempopulerkan salah satu saja, mungkinkita bisa mendapatkan jutaan dollar, yangdapat digunakan untuk mensejahterakanmasyarakat dan menyelamatkan hutan diIndonesia. Hal tersebut memang sulit,karena orang Indonesia sendiri tidakmengetahui kekayaan Amfibi yang ada.Kita hanya tahu bahwa dengan menjualkayu dari hutan, kita bisa cepat kaya.Oleh karena tebang semua hutan untukdijual kayunya. Tetapi yang diuntungkandari tindakan tersebut hanya sebagiankecil kelompok, sedangkan dampak

negatif yang terjadi harus ditanggung olehbangsa ini.

Mungkin kita bisa mencoba denganusaha ekowisata yang melibatkanmasyarakat lokal. Kita bisa mempromosikansalah satu jenis Amfibi unik yang endemikke pasar pariwisata dunia. Setiap orangyang ingin melihat harus membayar mahal.Keuntungan dari usaha tersebut harusdishare dengan masyarakat lokal, agarmereka mau mempertahankan kelestariantempat dan hewan tersebut. Masyarakatjuga bisa membuat souvenir yang dapatdijual kepada wisatawan yang berkunjung,sehingga membuka lapangan pekerjaan danmenambah penghasilan. Salah satu usahalainnya adalah mengembangkan potensiAmfibi, contohnya mejadikannya sebagaikomoditas perdagangan. Indonesia memilikibanyak jenis katak yang dapat di konsumsi,seperti Fejervarya cancrivora, Limnonectesmacrodon, L. blythi, L. grunniens yangberukuran sangat besar. Dengan melakukanpenelitian, kita bisa melakukan usahapenangkaran jenis-jenis tersebut danmenjadikannya sebagai komoditasperdagangan. Kita tidak perlu mengimporRana catesbiana untuk memenuhipermintaan pasar. Kita juga tidak perlumengambil katak dari alam untukmemenuhi permintaan pasar. Usahatersebut bisa menyelamatkan keberadaankatak di alam dan mensejahterakanmasyarakat.Hal yang disebutkan diatas memang tidak

Page 6: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 5 -

mudah diwujudkan. Kita membutuhkanwaktu, tenaga dan modal yang tidaksedikit. Tetapi bukan berarti, hal tersebuttidak bisa terjadi. Mungkin hal pertamayang harus kita lakukan adalah keinginanmewujudkan dengan usaha-usaha kecil,dan mencoba bekerjasama dengan semuapihak untuk melakukan usaha yang lebihbesar. Tulisan ini mencoba memotivasiuntuk usaha mempopulerkan Amfibikepada seluruh lapisan masyarakat,sehingga kita bisa menjaga danmemanfaatkannya. Jangan sampai kitamendapati bahwa banyak jenis Amfibiterancam punah dan kita hanya menjadipenonton untuk menunggu kepunahannyadi alam.(Dwi Susanto – Comata, Biologi,UI :......................................)

Gunung Salak sudah tidak asing lagi bagimasyarakat Bogor, Sukabumi, Banten dansekitarnya. Gunung yang penuh mesteriini sangat menarik bagi pencinta alam danpendaki gunung, pasalnya gunung inisangat indah, menurut cerita GunungSalak ini memiliki 5 puncak, yangmengelilingi sebuah lembah di tengah-tengah kelima puncak tersebut. Sampaisaat ini tidak banyak yang bisa danmampu mencapai puncak salak.

Keragaman hayatinya pun menjadimisteri karena tidak banyak peneliti yangmelirik daerah ini, baik flora fuana secaraumum maupun herpetofauna khususnya.Selama ini belum ada penelitian secarakomprehensif yang mengakaji herpetofauadi kawasan Gunung Salak. Kegiatanpenelitian yang dilakukan LIPI pada tahun1999-2001 di kawasan Gunung Halimunmenemukan ada sebanyak 27 jenis katak.Kemudian tahun 2003 ditemukan 11 jeniskatak di Sungai Ciapus Leutik, GunungSalak (Nasir et al.2003). sehingga masihada kemungkinan untuk menemukanjenis-jenis baru yang sebelumnya tidakditemukan. Saat ini data dan informasimengenai jenis-jenis amfibi di Jawa Baratterhimpun dalam buku-buku panduanidentifikasi dan laporan yang ditulis oleh

Iskandar (1998), Iskandar & Colijn (2001)and Whitten and McCarthy (1998).Pencemaran air, kerusakan hutan di kanan-kiri badan sungai, aktivitas penambanganbatu dan pasir merupakan ancaman bagikeberadaan jenis herpetofauna di kawasanGunung Salak (Nasir et al. 2003).

Gunung salak merupakan gunung hutanhujan pegunungan tropis yang terdiri darihutan primer dan sekunder. Secarageografis Gunung Salak terletak pada06043’58’’ LS-06045’26’’ LS dan 106037’41’’BT- 106040’58’’ BT dengan ketinggian 900-1500 meter di atas permukaan laut.Menurut tipe iklim schmidt dan fergusson,termasuk tipe iklim A, sedangkan menurutMohr tipe iklim bulan basah sepanjangtahun, suhu rata-rata 25.50C, suhu tertinggijatuh pada bulan Mei (25.90C) dan terendahbulan Februari (24.90C) kelembapan udararata-rata 85.5%, tertinggi di Bulan Februari(89.1%) terendah di Agustus (81.2%).Tekanan udara berkisar antara 986.9milibar sampai 990.6 milibar. Curah hujanrata-rata 3.445 mm/th. Intensitas curahhujan tertinggi di bulan juli (79.9 % dantekanan terendah Januari (38.6%). Jenistanah Andosol, solum dalam sampai 60-120cm. Lapisan tanah atas kaya zat organikberwarna kemerahan sampai hitam.Kemiringan lereng 15-30 % di sekitarGunung Salak.

Pada bulan Desember 2005-Mei2006, tim dari DKSHE yang dipimpin olehMirza D. Kusrini melakukan monitoringamfibi. Seiring dengan itu, KPH (KelompokPemerhati Herpetofauna) Himakova jugamengumpulkan data jenis-jenis reptil dikawasan Gunung Salak dan sekitarnya.Hasil dari kegiatan ini di harapkan dapatmembantu pihak terkait dan yangmembutuhkan, baik untuk penelitian lebihlanjut dan pengelolaan kawasan.Pengamatan dilakukan di 8 lokasi di GunungSalak dan sekitarnya dengan tipe ketinggianyang berbeda-beda, yaitu sekitar KawahRatu, Gunung Bunder, Sukamantri, CurugNangka, Ciapus Leutik, Wana WisataCangkuang, Unocal Geothermal Indonesiadan Ciputri . Dari survey tersebut kamimenemukan amfibi dan reptil sebagaiberikut :(Anisa Fitri – DKSH, Fahutan,IPB : [email protected])

Ada KATAK dan REPTILApa aja sih di Gunung Salak

dan Sekitarnya?

Page 7: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 6 -

Tabel 1. Herpetofauna di Kasawan Gunung Salakdan Sekitarnya

LokasiNo Nama Jenis

KR CK GB UGI CL SK CP CN

AMFIBI

1 Bufo asper * * * * * * *

2 Bufo biporcatus *

3 Bufo melanostictus * * * * *

4 Leptophryne borbonica *

5 Microhyla achatina * * * * * *

6 Leptobrachium haseltii * * * *

7 Megophrys montana * * * * *

8 Fejervarya limnocharis *

9 Huia masonii * * * * * * * *

10 Limnonectes kuhlii * * * * * * * *

11 Limnonectes macrodon * * * *

12 Limnonectes microdiscus * * *

13 Rana hosii * * * * * * * *

14 Rana chalconota * * * * * * *

15 Rana erythraea *

16 Rana nicobariensis * * *

17 Polypedates leucomystax * * * * *

18 Philautus aurifasciatus * * * * *

19 Philautus vittiger *

20 Rhacophorus javanus * * * *

21 Rhacophorus reinwardtii * * * * * * * *

REPTIL

22 Cyrtodactylus marmoratus * * * * *

23 Hemidactylus frenatus * * *

24 Draco haematopogon *

25 Mabuya multifasciata * * * * * * *

26 Broncochella cristatella * *

27 Broncochella jubata * * *

28 Gonocephalus kuhlii * *

29 Taxydromus sexlineatus *

30 Ahaetulla prasina * * *

31 Aplopeltura boa *

32 Liopeltis baliodeirus *

33 Maticora intestinalis *

34 Sibynophis melanochepalus *

35 Pareas carinatus * *

36 Python reticulatus *

37 Trimeresurus puniceus *

38 Xenodermus javanus *39 Xenocrhophis trianguligerus *

Ket. : KR;KAwah Ratu, CK;Cangkuang, GB;Gunung Bunder UGI;Unocal, CL;Ciapus Leutik, SK;Sukamantri, CP;Ciputri, CN;Curug Nangka

Page 8: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 7 -

Hari Rabu tanggal 29 November yang laludi LIPI Cibinong telah diadakan workshoptentang hidupan liar yang akan dicalonkanmasuk ke dalam daftar yang dilindungioleh UU RI dengan mengundang beberapawakil dari DepHut, Universitas, LSM, dll.Salah satu wakil yang diundang adalahsaya (MDK) yang ikut dalam pembahasanbidang herpetologi. Pertemuan inisebenarnya sudah dilakukan 2 kali yaituDesember 2004 (saya nggak ikut) dan 8November 2006. Dari pertemuan minggulalu disepakati untuk memasukkan 10jenis herpetofauna dalam calon yangdilindungi yaitu:1. Chelodina mccordi2. Callagur borneoensis3. Leucochepalon yuwonoi4. Manouria emys5. Morelia boeleni6. Liasis mackloti savuensis7. Varanus macrei8. Varanus melinus9. Phyton reticulatus jampeanus10. Leptophryne cruentata

Saya sendiri kurang tahu kenapa hanya 10jenis ini saja yang dibahas, tampaknyaangka ini juga merupakan pengembangan(atau penyempitan) dari pertemuan awalbulan Desember tahun 2004 yang sayatidak ikut. Waktu pertemuan awalNovember sebenarnya L.cruentata juganggak masuk daftar, tapi saya ajukanmengingat endemisitas yang tinggi dankondisi populasinya yang jelas turunselama beberapa tahun belakangan (dansudah masuk Red List CR). Jika memangsemua yang daftar ini akan diresmikan,maka L.cruentata akan menjadi amfibipertama yang dilindungi UU di Indonesia.

Kapan resminya akan dilindungi jugabelum jelas, karena masih ada proses.Selain itu dari bidang lain (seperti burungdan flora) belum memasukkan list yangpasti. Jadi, kalau ada yang merasa perlu

dilindungi dan punya data-data... kenapatidak memasukkan proposal pengajuan jenisitu untuk dilindungi ke LIPI? Kalaupunbelum bisa untuk sekarang, bisa untuk lainwaktu kan (cuma ingat lho, PP terdahulukan dikeluarkannya tahun 1999, jadi kira-kira butuh waktu 6-7 tahun untuk merevisidaftar).(Mirza D. Kusrini, DKSH-IPB : [email protected])

Dalam rangka memperingati OPEN HOUSEMuseum Zoologicum Bogoriense yang ke -112. Pusat Penelitian Biologi mengadakansebuah seminar dengan tema ” Open House& Training Biosistematika Fauna Indonesia”.Kegiatan ini dilaksanakan di GedungWidyasatwaloka Bidang Zoologi, PuslitBiologi – LIPI, Cibinong, pada tanggal 21 –22 November 2006. Pada awalnya seminarini ditujukan untuk pada guru sekolahmenengah atas di Bogor, Jakarta dansekitarnya. Tapi terdapat pula beberapadari universitas diantaranya UI (UniversitasIndonesia), IPB (Institut Pertanian Bogor),UNJ (Universitas Negeri Jakarta), UGM(Universitas Gadjah Mada) dan Unsoed(Universitas Soedirman). Training inidihadiri 29 orang guru SMA, 2 orang guruSMP dan 12 orang dari berbagai Universitasserta 1 orang peserta dari PT. Astra AgroLesrtari Jakarta. Adapun materi yangdisampaikan pada hari pertama yaitutentang Pengantar Biosistematika FaunaIndonesia, Pengenalan Metode KoleskiFauna dan Manajemen dan PengawetanKoleksi Spesimen Basah dan Kering.Kemudian dihari kedua yaitu tentang Dasar-dasar Genetika Molekuler, Aplikasi TeknologiMolekuler dalam Bidang Zoologi, Flu BurungDitinjau dari Segi Biologi Molekuler sertaTeori Dasar PCR, dan ditutup denganberkunjung ke Laboratorium BiologiMolekuler dan Lab. Lainnya. Kegiatannyatidak hanya materi tapi diisi juga denganpraktek dan juga pengenalan beberaparuangan laboratorium di zoologi. Peserta di

Usulan PerlindunganReptil dan

Leptophryne cruentata

Open House & Training Biosistematika Fauna

Indonesia

Page 9: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 8 -

bagi menjadi beberapa kelompok sesuaikelompok minat diantaranya serangga,molusca, burung, mamalia, herpet, ikandan crustacea.(Anisa Fitri – DKSH, Fahutan,IPB : [email protected])

Seminar Herpet dan Mamalia Air ini yangseyogianya dilaksanakan padabulan.......?, karena sesuatu dan lain halmaka kegiatan tersebut baru bisaterlaksana pada tanggal 23 November2006. Kegiatan ini bertujuan untukmengetahui sejauh mana tingkat kegiatanpenelitian dan pengusahaan biota herpetdan mamalia air (amphibia, reptil danmamalia air) tersebut dilakukan sertauntuk saling memberikan informasi yangberkaitan dengan potensi sumberdaya,distribusi, status populasi, teknologi yangdigunakan dalam penangkaran,perburuan, usaha perdagangan (termasukeksport-import dan usaha pengelolaannya,sehingga dapat diambil manfaatnya dalamkegiatan selanjutnya.Materi presentasi yang disajikan padaseminar tersebut sebanyak 13 materi.Untuk mamalia air yaitu sebanyak 7materi sedangkan untuk materi herpetnyasendiri sebanyak 6 materi. Materi herpetyang disajikan yaitu Konservasi Amfibi DiIndonesia (Dr. Ir. Mirza D. Kusrini),Biodiversitas Amfibi & UsahaPengembangannya Di Indonesia (Prof.Djoko T. Iskandar), KeanekaragamanPenyu Laut Di Indonesia (Prof. Dr. Ir. I. N.S. Nuitja, MM, B. Sc), Pengelolaan PenyuDi Pantai Pangumbahan (H. AdangGunawan), Identfikasi & KarakteristikMorfologi Labi-labi (Ir. Yosmaniar), danReptil di Pulau Waigeo, Papua (KleiopasKrey).(Neneng Sholihat, DKSH-IPB : [email protected])

1) Misteri berubahnya warna ular secaradramatis dipecahkan (Sanca Hijau). PressRelease Sumber: Australian NationalUniversity 6 Desember 2006

Misteri seputar ular yang mengalmiperubahan wana spektakuler telahdipecahkan oleh ekologis dari ANU yangmenemukan bahwa kulit dari sanca hijau -yang pada saat baru lahir umumnyaberwarna kuning terang atau merah -berubah untuk menyamarkan diri denganlingkungan barunya saat ular beranjakdewasa.

Dr David Wilson dan Dr Robert Heinsohndari the Centre for Resource andEnvironmental Studies di ANU, denganProfessor John Endler of Exeter University,memecahkan misteri ini setelah selama 3tahun mereka mempelajari sanca hijaudengan menggunakan radio-tracking diCape York Peninsula.

Pada penelitian yang dipublikasikan dalamjurnal ilmiah Biology Letters ini, parapeneliti melakukan radio tracking padasejumlah individu phyton anakan dandewasa dan menganalisa warna merekamenggunakan spectrophotometry.

Para peneliti sangat terkejut menemukanbahwa anakan yang berwarna sangat teranghidup di habitat yang sama sekali laindengan ular dewasa. Ular juvenil hidup diluar hutan hujan dimana mereka berburumangsa kecil seperti kadal dan kecoa,sedangkan dewasa pindah ke dalam kanopihutan hujan untuk berburu rodensia danburung.

Warna kuning dan merah pada juvenilmembuat mereka mampu berbaur di antaradaun-daun dan rerumputan yang berwarna-warni di tepi hutan. Warna hijau pada

Berita Herpetofauna dariberbagai

Belahan DuniaSeminar Nasional

Herpet dan Mamalia Air

Page 10: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 9 -

dewasa membuat mereka mampubersembunyi dari predator saat merekamemburu mangsa di kanopi.

"Hanya dengan mempelajari perilaku darijuvenil dan dewasa kami mampumemahami fungsi dari warna yangberbeda ini.

"Diperlukan satu tahun bagi anak ularuntuk tumbuh dan mampu menangkapmangsa berukuran lebih besar sepertiburung. Setelah itu mereka akan bergantikulit, berubah menjadi hijau, dan bergerakke dalam hutan hujan untuk mengaduperuntungan di atas.

___________________________________

2) Aktivis Lingkungan MenolakPembunuhan Coqui. Oleh Lester Chang -The Garden Island, 8 Desember 2006

Rencana penghilangan katak coquidiHawai senilai $290,000 ditentang olehaktifis lingkungan Sydney Singer, direkturdari Good Shepherd Foundation, LSM yangmengelola 70 are tempat lindung di Puna.Menurut Sydney,"rencana tersebut tidakmungkin berhasil untuk membunuh semuacoqui"

Coqui, katak yang berasal dari Puerto Ricaberkembang dengan subur di Hawai dansuaranya yang nyaring telah membuatpenduduk di sekitar habitatnya menjaditerganggu. Diperkirakan sekitar 20.000ekor katak coqui bisa dijumpai dalam satuare dan suaranya dianggap dapatmembuat turis terganggu dan sulit tidur.

Menurut para aktifis, tidak mungkin dalamsatu malam semua katak berbunyi,"hanya jantan yang mencari pasanganyang bersuara, itupun mungkin hanya 200ekor". Selain itu coqui diyakini bermanfaatbagi lingkungan karena memakan hamadan nyamuk. Rencananya coqui akandihilangkan dengan pestisida, yangdikhawatirkan oleh para aktifis lingkunganakan menyebabkan dampak bagi hewanlain.__________________________________

3) Nelayan Meksiko, Jepang dan AmerikaSerikat merayakan Perjalanan Epik Penyu

dan Memegang Teguh KomitmenKonservasi. Press Release - 8 Desember2006 — Dikeluarkan oleh Western PacificRegional Fishery Management Council

HONOLULU, HI. — Sekelompok orang terdiridari 20 orang nelayan, peneliti dan manajersumberdaya dari Meksiko, Jepang danAmerika Serikat berkumpul bulan Novemberyang lalu untuk merayakan ulang tahun ke-10 perjalanan Adelita dari Baja CaliforniaSur ke Japan — penyu loggerhead pertamayang menyajikan bukti fisik migrasi trans-Pasifik via telemetri satelit. Penyuloggerhead di Pasifik Utara bersarang secaraekslusif di pantai-pantai di Jepang lalumelakukan migrasi lebih dari 10 tahunmelintasi PasifikUtara, melewati Hawaiimenuju perairan yang kaya di Meksiko.Penyu ini masuk kategori terancam olehWorld Conservation Union, dimanapopulasinya sangat turun drastis. Salah satumasalah utama dari dari penyu ini adalahpenangkapan tak sengaja (fisheriesbycatch). Oleh karena itu diharapkan paranelayan mampu memecahkan masalah ini.

Gambar-gambar dapat diperoleh denganmengontak Irene Kinan, Sea TurtleCoordinator at [email protected]. Tel:+1 808 522-8220__________________________________

4) Dengan main menigkatnya permintaankulit buaya, gelombang pelarian meningkatdi Thailand, Reptil kabur dari Penangkaranyang Marak; Belajar dari Steve Irwin. OlehJames Hookway, 11 Desember 2006;Halaman A1, Wall Street Journal

Suphan Nuri, Thailand -- Sepuluh tahunterakhir ini populasi buaya di penangkarandi Thailand meningkat menjadi lebih dari400.000 ekor seiring dengan meningkatnyapermintaan dunia akan kulit buaya untuktas dan sepatu, dan di Asia: daging buaya.Thailand menjadi negara terbesar di duniauntuk penangkaran buaya dan salah satueksportir terbesar untuk produk buaya.

Beberapa penangkaran buaya terletak didataran banjir di Thailand tengah, dimanabanjir tahunan yang besar mengakibatkanbeberapa dari buaya melarikan diri danbersembunyi diantara desa-desa dan candi-candi yang tersebar di seluruh negeri.

Page 11: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 10 -

Meningkatnya jumlah buaya yangmelarikan diri membuat para penangkapbuaya atau "kraetong."menjadi sangatdiperlukan . Salah satu penangkap buayaadalah Jeerapong (19 tahun) dan teman-temannya Pinyo Yahomthong danWanchana Soonthornwipart (21 tahun).

Untuk memperbaiki tehnik penangkapan,Wanchana mempelajari cara-cara yangdilakukan oleh Steve Irwin, pembawaacara dari Australia "Crocodile Hunter"pada show TV-nya. Pekerjaan merekajuga penuh dengan kejutan. Baru-baru inimereka ke desa Samnak untuk meresponpanggilan p[enangkapan buaya, tapi yangmereka peroleh adalah ular phytonsepanjang 10 kaki. Setelah berhasilmenangkap ular dengan jala ikan , merekalalu membawa ular tersebut ke dinasperikanan dan satwa liar setempat untukmengetahui apakah ada orang yangmerasa kehilangan ular tersebut.

_________________________________

5) Parthenogenesis pada komodo

Dua komodo betina "perawan" di duakebun terpisah di Inggris menghasilkantelur fertil tanpa adanya jantan. Flora,komodo di kebun binatang Chester yangbeusia 8 tahun hidup dalam kandang dantidak pernah terekspos dengan komodojantan pada saat mengeluarkan 25 telurbulan Mei yang lalu. Walaupun betinakomodo dapat bertelur tanpa adanyajantan, namun umumnya telur tersebuttidak fertil. Walaupun demikian, untukberjaga-jaga para penjaga kebun binatangmenaruh telur-telur itu dalam inkubator.Lebih dari separuh telur Flora terlihatseperti telur yang umum - berwarna putihdan memiliki cangkang keras. Saat 3 daritelur tersebut kolaps, para penelitikemudian melihat adanya embrio kecil.Para peneliti kemudian melakukan ujigenetik untuk menentukan orang tua daritelur. Hasilnya menunjukkan bahwa bayiKomodo tersebut tidak mungkin datangdari komodo lainnya. Telur-telur Floradiharapkan akan menetas sekitar Januari2007.Sementara itu di Kebun binatang London,seekor komodo betina "perawan" lainnyabernama Sungai menetaskan 4 bayi

komodo di bulan April yang lalu melaluiproses fertilisasi sendiri. Setelah itu, Sungaidipasangkan dengan seekor komodo jantansecara normal dan kemudian menghasilkanseekor bayi komodo.

Paper mengenai Flora dan Sungai iniditerbitkan di majalah Nature vol 444 yangterbit kemarin. Berita tentang Flora antaralain bisa dilihat pada http://news.yahoo.com/ s/ap/20061220/ ap_on_sc/virgin_dragon

KPH Suksesi Kembali

Untuk kesekian kalinya KPH melaksanakanSuksesi. Ini dimaksudkan sebagaipenyegaran didalam kepegurusan KPH satutahun kedepan. Dari 3 calon (Azhari.....,Ayu dan Edward ........) yang di usulkan, 1diantaranya mengundurkan diri. Jadi padatanggal 13 Desember 2006 malam (malamKamis), hanya 2 calon (Azhari dan Ayu)yang memberikan visi dan misi nyakedepan.Berdasarkan hasil musyawarah untukmufakat seluruh anggota KPH yang hadirpada suksesi tersebut maka KepengurusanKPH 2006 – 2007 di pegang oleh saudaraAzhari .....Good luck ya..... Semoga KPH kedepansemakin maju dan sukses untukmeng”herpet”kan masyarakat, he....he....

Diklat KPH 2006

Pendidikan & Latihan (sering dikenaldengan DIKLAT) 2006 yang dilaksanakanoleh KPH tidak lain untuk memberikanpengetahuan dasar mengenai herpetologi,baik secara teori maupun praktek bagi calonanggota KPH. Dengan dilaksanakannyaDiklat ini sangat diharapkan, bertambahnyawawasan para calon anggota dan anggotaserta timbulnya rasa cinta terhadap satwatersebut. Acaranya ini di mulai pada

Page 12: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 11 -

tanggal 19 Desember 2006 denganpemberian materi oleh Anisa Fitrimengenai Pengetahuan Herpetologi secaraUmum dan Pengenalan Amfibi, Adininggarmengenai Pengenalan Reptil secara Umumdan Wempy Endarwin mengenaiPengenalan Ular dan CaraMengidentifikasinya.

Kemudian acara selanjutnya adalahpengenalan herpet di lapangan pada 21dan 22 Desember 2006, pengamatandilakukan pada malam hari di kawasan-kawasan lahan basah dalam Kampus IPBDarmaga. Adapun jenis-jenis yangditemukan pada pengamatan tersebutadalah.......Selanjutnya pada tanggal 23 Desember2006 acara pemberian materi kembalioleh Dr. Mirza D. Kusrini mengenai........dan Anisa Fitri mengenai FotografiHerpetofauna dan Tehnik Preservasi.Kemudian acara puncak Diklat rencananyaakan dilaksanakan pada tanggal 22 – 24Januari 2007 di Kawasan Wana WisataCurug Cilember, Bogor.

Oleh : OSELLA berasal dari SD Kesatuan, JuaraIII Menggambar Tingkat Sekolah DasarKategori Tingkat Kelas 4 - 6 dalam acaraSahabat Katak 2004

Publikasi On-line

Salah satu kendala dalam memulaipenelitian di bidang herpetology maupunpada tahap analisa data adalah kurangnyapustaka yang dapat dijadikan acuan.Pustaka dibidang herpetology sebenarnyabanyak, sayangnya seringkali kita tidakdapat mengakses publikasi tersebut karenaketerbatasan dana. Internet merupakansalah satu sumber untuk mencari pustaka.Walaupun kebanyakan jurnal online hanyabisa diakses dengan membayar (langganan)namun beberapa penulis dengan baik hatimemasukkan hasil publikasi merekakedalam website yang bisa didownloadsecara gratis.

Berikut di bawah ini beberapa sumbergratisan diinternet untuk mencari publikasitentang herpetology.

Penulis

Rick Shine, University of Sydneyhttp://www.bio.usyd.edu.au/Shinelab/shine/publ.html Rick Shine terkenal sebagai ahli reptil(terutama ular dan kadal) dari Australiayangsangat aktif menulis. Namun demikian adajuga penelitian mahasiswanya mengenaiamfibi. Rick Shine pernah melakukanpenelitian di Indonesia, jadi ada beberapapapernya mengenai reptil Indonesia

Wolfgang Wuster, ahli ular beracun. Banyakpapernya mengenai bisa ularhttp://biology.bangor.ac.uk/%7Ebss166/Publications.htmSalah satu papernya ada mengenai ularkobra dari Sulawesi. WÜSTER, W. (1996)The status of the cobras of the genus NajaLaurenti, 1768 (Reptilia: Serpentes:Elapidae) on the island of Sulawesi. TheSnake, 27(2): 85-90.

Kiisa Nishikawahttp://jan.ucc.nau.edu/%7Ekiisa/pubs.html

Kalo mau tahu lebih banyak tentangkami, bisa kunjungi kami di web blog :www.herpetofauna.multiply.com

Page 13: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 12 -

Papernya kebanyakan tentang biologyamfibi

JournalCaribbean Journal Of Sciencehttp://caribjsci.org/

Scientific Electronic Library Online Brazilhttp://www.scielo.br/scielo.php/script_sci_subject/lng_en/nrm_isoBrowse ke bagian biology, beberapaartikel menggunakan bahasa Inggris dandapat di download gratis

The Raffles Bulletin of Zoology, 1928 –2006 terbitan National University ofSingapore membuka akses gratis untukmendownload semua paper dalambentuk pdf. Banyak peneliti Indonesiamenulis di paper ini, selain itupenelitian yang disajikan juga berasaldari daerah semenanjung Malaya danSingapura.http://rmbr.nus.edu.sg/rbz/biblio/

Contemporary Herpetology. Jurnalelektronik, paper dalam bentuk html danbisa dibaca secarautuh(dan gratis).Hanya dari tahun 1998-2003.http://www.cnah.org/ch/

Herpetological Conservation and Biology.http://www.herpconbio.org/

Jurnal baru,sementara ini gratis didownload. untuk terbitan pertama isinyaadalah sebagai berikut :

Volume 1 (1)

Bull, Evelyn L. 2006. Sexual differencesin the ecology and habitat selection ofWestern Toads (Bufo boreas) innortheastern Oregon. HerpetologicalConservation and Biology. 1 (1): 27-38.[[email protected]]

Bury, R. Bruce. 2006. Natural history,field ecology, conservation biologyand wildlife management: Time toconnect the dots. Herpetological

Conservation and Biology. 1 (1): 56-61.[[email protected]]

Bury, R. Bruce, Malcolm L. McCallum,Stanley E. Trauth and Raymond A.Saumure. 2006. Dawning ofHerpetological Conservation andBiology: A special welcome to your newjournal. Herpetological Conservation andBiology. 1 (1): i-iii.

Fitch, Henry S. 2006. Ecologicalsuccession on a natural area innortheastern Kansas from 1948 to2006. Herpetological Conservation andBiology. 1 (1): 1-5. [Fitch Natural HistoryReservation, 2060 East 1600 Road,Lawrence, KS 66044]

McCallum, Malcolm L. and Jamie L.McCallum. 2006. Publication trends ofnatural history and field studies inherpetology. Herpetological Conservationand Biology. 1 (1): 62-67.[[email protected]]

Meshaka, Walter E., Jr., Samuel D. Marshall,Jeff Boundy and Avery A. Williams. 2006.Satus and geographic expansion of themediterranean gecko, Hemidactylusturcicus, in Louisiana: Implications forthe Southeastern United States.Herpetological Conservation and Biology. 1(1): 45-50. [[email protected]]

Smith, Hobart M. and David Chiszar. 2006.Dilemma of name-recognition: Why andwhen to use new combinations ofscientific names. HerpetologicalConservation and Biology. 1 (1): 6-8.[[email protected]]

Spickler, James C., Stephen C. Sillett,Sharyn B. Marks and Hartwell H. Welsh, Jr.2006. Evidence of new niche for a northamerican salamander: Aneides vagransresiding in the canopy of old-growthredwood forest. HerpetologicalConservation and Biology. 1 (1): 16-26.[[email protected]]

Steen, David A. and Lora L. Smith. 2006.Road surveys for the turtles:Consideration of possible samplingbiases. Herpetological Conservation and

Page 14: Warta Herpetofauna / Edisi VII Januari 2007perhimpunanherpetologi.com/wp-content/uploads/2019/... · Metode ini disebut call play-back, atau pemutaran ulang suara panggilan. ... Di

Warta Herpetofauna / Edisi VII – Januari 2007

- 13 -

Biology. 1 (1): 9-15.[[email protected]]

Tadevosyan, Tigran L. 2006. Habitatsuitability for reptiles in the GoravanSands Sanctuary, Armenia.Herpetological Conservation and Biology. 1(1): 39-44. [[email protected]]

Trauth, Stanley E. 2006. A personalglimpse into natural history and arevist of a classic paper by Fred R.Cagle. Herpetological Conservation andBiology. 1 (1): 68-70.[[email protected]]

Tumlison, Renn and Stanley E. Trauth.2006. A novel facultative mutualisticrelationship between Bufonidtadpoles and Flagellated green algae.Herpetological Conservation and Biology. 1(1): 51-55. [[email protected]]

Pustaka online lainnya

A Guide to the Lizards of Borneo. VirtualPublication by Indranei Das and GhazallyIsmail.2001.http://www.arbec.com.my/lizards/

Berisi tentang infomrasi dan kunciidentifikasi kadal di Kalimantan,sayangnya dalam bentuk html.

Mirza D. Kusrini/Desember 2006

Parthenogenesis in Komodo dragons

Phillip C. Watts1, Kevin R. Buley2,Stephanie Sanderson2, Wayne Boardman3,Claudio Ciofi4 and Richard Gibson3

Parthenogenesis, the production ofoffspring without fertilization by a male, israre in vertebrate species, which usuallyreproduce after fusion of male and femalegametes. Here we use geneticfingerprinting to identify parthenogeneticoffspring produced by two female Komododragons (Varanus komodoensis) that hadbeen kept at separate institutions andisolated from males; one of these femalessubsequently produced additional offspringsexually. This reproductive plasticity

indicates that female Komodo dragons mayswitch between asexual and sexualreproduction, depending on the availabilityof a mate — a finding that has implicationsfor the breeding of this threatened speciesin captivity. Most zoos keep only females,with males being moved between zoos formating, but perhaps they should be kepttogether to avoid triggering parthenogenesisand thereby decreasing genetic diversity.Nature 444, 1021-1022 (21 December2006) | doi:10.1038/ 4441021a

R e d a ks i ju g a m e n e r im a k r it ik d a ns a r a n m e m b a n g u n d e m i ke m a ju a n

w a r t a in i ke d e p a n n ya .

Copyright © iphink 2005

Redaksi Mengucapkan TurutBerbelasungkawa AtasMusibah yang MenimpaSaudara-saudara Kita diSidoarjo, Solok danMandailing Natal danSekitarnya. Semoga diberikanKetabahan dan Kekuatan OlehTuhan Yang Maha Esa.