Top Banner
1 Warta Thomas edisi khusus Paskah 2015
84

Warta Edsus Paskah 2015

Dec 16, 2015

Download

Documents

Kristiyono Fl

Warta Edsus Paskah 2015
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 2 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 3Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Ketika kepanitiaan Paskah 2015 dibentuk, kami yang ditunjuk sebagai tim Pu- blikasi & Dokumentasi langsung menyusun strategi bagaimana menyelesaikan tugas tersebut di tengah tugas kami sebagai pekerja. Karena keterbatasan waktu, kami memperhitungkan tidak mungkin bila Warta Edisi Khusus Paskah ini terbit pada saat Paskah.

    Pertimbangan yang lain, kami ingin menjadikan Warta Edisi Khusus Paskah 2015 ini sebagai souvenir bagi umat Paroki St. Thomas. Kami pun mencoba untuk menyajikan liputan seputar Pekan Suci yang selama ini selalu luput dari pembe- ritaan. Apalagi saat ini di Paroki St. Thomas bersamaan dengan momen pergan-tian Pengurus DPP, Stasi, Wilayah dan Lingkungan.

    Penyusunan isi Warta Edisi Khusus plus pembagian tugas disesuaikan dengan situasi dan kondisi anggota tim. Komunikasi antar-tim pun dibangun hampir setiap saat untuk saling menginformasikan tugas maupun cek dan ricek tugas. Meski komunikasi kami terbantu dengan adanya teknologi, terutama gadget, bila tanpa tatap muka kami tetap merasa kurang. Secara berkala kami mengadakan tatap muka sambil mengedit dan me-layout artikel-artikel yang sudah masuk.

    Dan inilah hasil kerja sama kami yang bisa kami sajikan dalam Warta Edisi Khusus Paskah 2015. Berbagai artikel dari berbagai penulis dan foto-foto berbagai kegiatan kami sajikan secara full colors.

    Kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang indah dari tim Warta ini. Terima kasih juga atas dukungan semua pihak hingga akhirnya kami dapat menyelesaikan Warta Edisi Khusus Paskah 2015. Kami juga menyampaikan per-mohonan maaf yang sebesar-besarnya apabila pelayanan kami tidak memuaskan.

    Kami berharap Warta Edisi Khusus Paskah 2015 ini bisa menjadi souvenir bagi umat Paroki St. Thomas.

    Selamat Paskah! Tuhan memberkati kita semua.

    Tim Warta Thomas Edisi Khusus Paskah 2015

    BERKARYA DALAM SUKACITA

    DARI REDAKSI

    3Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 4 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    DAFTARISI

    Sambutan Panitia Paskah

    Sambutan Pastor Paroki

    Panggilan Menjadi PengurusDi Lingkup Gereja

    Man Behind The Screen,Spiritualitas Santo Yusuf,

    Suami Santa Perawan Maria

    Semakin Jauhkah Keberpihakan Kitadengan Orang Miskin?

    Proximal Processess;Sumber Sukacita Keluarga Kristiani

    Gereja, Rumah Iman Kaum Muda

    Aku dan Panggilanku

    Meneladan Perawan Maria

    Jika Memang Belum Waktunya

    Visi dan MisiParoki St. Thomas

    Susunan PanitiaPaskah 2015

    Kemenangan atasKebangkitan Kristus

    dalam Keluarga Allah

    6

    7

    32

    12

    38

    16

    42

    18

    22

    24

    28

    46

    10

    Redaksi

    Penanggung Jawab:DPP St. Thomas

    Pemimpin Redaksi:Antonius Purnawan KH.

    Editor:Katharina Tatik

    Redaksi:Petrus JS

    K. Tatik WardayatiIgn. Donny Dwitama

    Agatha Sandra Carolina Astri Revinas

    Layout/Setting:Yudistiro Sampurno

    F. Kristiyono

    Iklan:Tim Dana Panitia Paskah

    Distribusi:Tim Warta

    Ketua Wilayah

  • 5Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    KegiatanDonor Darah

    Bina Iman Anak

    Panitia in Action

    OMK Dalam Tablo

    Lomba Anak-anak

    Misa Rabu Abu dan Minggu Palma

    Misa Kamis Putih

    Ibadat Jumat Agung

    Misa Malam Paskah

    Misa Paskah Pagi

    Pekan Suci di Stasi BMR

    OMK dan Harapan Mereka

    Tradisi Paskah di Dunia

    CREDIT UNION:Gerakan Berbagi Sukacita

    48

    48

    49

    53

    54

    56

    57

    58

    59

    62

    70

    80

    50

    74

    5Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 6 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    SAMBUTANPANITIA PASKAH

    SALAM DAMAI DALAM KASIH KRISTUS,

    Tahun 2015, Wilayah III Santo Paulus ketiban sampur sebagai Panitia Pelaksa-na Paskah 2015. Kami sudah membayangkan tugas ini tidak ringan, mampukah kami melaksanakan tugas tersebut dengan baik dan meriah sebagaimana wilayah-wilayah lain.

    Kalau tugas ini dianggap sebagai beban, tentunya akan dirasa semakin berat. Maka kami menjadikan hal tersebut berkat dari Tuhan dan harus siap melaksanakan tugas serta berusaha semaksimal mungkin agar semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar.

    Karena panjangnya rangkaian kegiatan Paskah yang dimulai dari Rabu Abu (18 Februari 2015) sampai dengan Misa Lansia (11 April 2015), maka kami memben-tuk kepanitiaan, yang terdiri dari warga Wilayah III Santo Paulus. Kolaborasi orang tua dan generasi muda di kepanitiaan bagaikan sebuah keluarga yang bersukacita untuk menjalankan tugas.

    Susunan kepanitiaan terbagi menjadi 2, yaitu bidang liturgi dan non liturgi. Kegiatan liturgi meliputi penyiapan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan liturgi. Sementara kegiatan non liturgi meliputi berbagai lomba untuk anak-anak dan remaja, Amplop Aksi Puasa Pembangunan, penggalangan dana, bakti sosial, serta aksi sosial donor darah dan dokter gratis yang bekerja sama dengan PSE Paroki. Tidak ketinggalan pula koordinasi petugas parkir dan keamanan.

    Melalui diskusi kami melontarkan ide-ide kegiatan serta saling berkoordinasi antar-panitia. Tidak hanya bertemu muka saja, komunikasi di antara anggota panitia pun kami lakukan melalui gadget kami masing-masing. Berbagai aplikasi komunikasi kami pergunakan untuk itu, seperti Whatsapp, BBM, atau SMS.

    Pada kesempatan yang indah ini, kami menghaturkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberi-kan baik berupa moril maupun materiil kepada: seluruh Umat Paroki Santo Thomas, para Romo, Frater, Suster, Dewan Pastoral Paroki, Ketua Stasi, para Ketua Wilayah, Ketua Lingkungan, OMK, Kelompok Kategorial, dan Rekan-rekan Panitia. Juga kepada Mako Brimob Kelapa Dua, Tim Gega-na, Tim Subdit Satwa, Polres Depok, Polsek Cimanggis, Koramil Cimanggis, Pengurus Masjid Agung Mako Brimob. Para donatur, pemasang iklan, dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Semoga segala sumbangsih yang telah diberikan, mendapat berkat dari Tuhan.

    Kami menyadari bahwa dalam tugas pelayanan selama periode Paskah ini tidak mungkin dapat memuaskan semua pihak. Untuk itu kepada Pastor Paroki, Pastor Rekan, dan seluruh umat Paroki Santo Thomas, kami mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya dan setulus-tulusnya.

    Semoga melalui perayaan Paskah tahun ini, kita semakin bersukacita menghadirkan Allah dalam keluarga.

    SELAMAT HARI PASKAH 2015, TUHAN YESUS MEMBERKATI.

    Felix Pranyatahadi Ketua II

    SAMBUTAN

  • 7Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015RD. Robertus Eeng Gunawan

    Pastor Kepala Paroki St. Thomas

    Umat Paroki St. Thomas yang terkasih,

    Tema Paskah 2015 adalah Keluarga Sumber Sukacita. Mengapa tema keluarga diangkat pada perayaan Paskah kali ini? Sebagaimana dimak-lumkan oleh Bapa Paus Fransiskus, lewat Sinode Keluarga, dan dalam pertemuan para Imam serta surat Gembala Uskup Bogor, Paskalis Bruno Syukur. Paskah sebagai ungkapan misteri iman: Kristus Cahaya dunia, Kristus puncak dari karya agung Allah sepanjang jaman, Kristus sebagai Pusat Perjanjian Baru.

    Kita merayakan persitiwa Paskah itu tidak hanya sehari, tetapi selama 40 hari sampai Hari Kenaikan Kristus ke surga. Perayaan itu kita isi dengan permenungan dari bahan-bahan yang selama Prapaskah sudah kita per-dalam. Apa saja yang harus kita lakukan dalam menumbuhkembangkan iman kita?

    Membangun kebersamaan dalam hidup persaudaraan kita. Pada saat kita membaharui janji baptis, kita nyatakan pula kesediaan untuk mengamalkan panggilan dan tanggu-ng jawab untuk menyejahterakan keluarga, komunitas basis, dan masyarakat.

    Membangun kepekaan hati terhadap lingkungan sekitar kita. Kepekaan hati adalah tanda kepedulian dan sikap berpihak dengan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh keluarga dan masyarakat. Kepekaan hati juga menjadi awal lahirnya tindakan-tindakan positif yang kita lakukan untuk memberi solusi terhadap persoalan di sekitar kita. Mungkin yang kita lakukan bukan tindakan besar dan spektakuler, namun itu sudah berarti bahwa kita memulai sesuatu yang mem-beri pengaruh baik. Mulailah melatih kepekaan hati ini dalam keluarga, karena ini menjadi basis untuk lingkungan yang lebih besar.

    Membangun semangat murah hati dalam berbagi. Kita meyakini bahwa semua yang kita miliki adalah berkat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk sesama. Kita pun meyakini bahwa Allah berkehendak agar jangan seorang pun hidup dalam kekurangan. Untuk itulah kita mengisi Paskah dengan amal kasih dan berbagi. Maka kita akan mengalami sikap murah hati, tidak pernah kekurangan, tetapi sebaliknya akan memperkaya hidup batin kita. Berbagi harus kita wartakan se-bagai sikap bersama dan kehidupan sosial kita, sehingga dapat menghayati keyakinan bahwa setiap milik kita adalah berkat untuk kesejahteraan bersama.

    Kita tiupkan suara kenabian di sekeliling kita yang makin individualis dengan menyerukan tanggung jawab bersama. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Tanggung jawab bersama menyadarkan kita akan hakikat sebagai makhluk ciptaan dengan karakter religius, personal, dan sosial.

    Masa Paskah menjadi kesempatan kita untuk mengamalkan panggilan dan tugas ini dengan se- mangat cahaya dunia. Paskah menawarkan jalan terang dan hidup baru. Semoga dengan pembaha-ruan janji iman kita itu tidak berhenti pada ucapan dan kata-kata saja, tetapi terus kita kembangkan dalam perbuatan dan kebersamaan hidup keluarga dan persaudaraan kita.

    Selamat Paskah !!!

    SAMBUTANPASTOR PAROKI

    SAMBUTAN

  • 8 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 9Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 10 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    KEMENANGANATAS KEBANGKITAN KRISTUS

    DALAM KELUARGA ALLAHoleh RD. Robertus Eeng Gunawan

    Pastor Kepala Paroki St. Thomas

    Setiap tahun bersama keluarga kita merayakan Paskah. Dulunya, Paskah ini adalah Perayaan Kebebasan bang-

    sa pilihan Tuhan, yaitu bangsa Israel, dari belenggu perbudakan bangsa Mesir.

    Dalam suasana rasa syukur dan sukacita yang menggelora, hari ini umat Katolik Indonesia dan khususnya Umat St. Thomas memasuki hari raya Paskah, peringatan kebangkitan Kristus dari kematian.

    Syukurlah, penderitaan, kesengsaraan dan kematian yang dijalani Yesus mempunyai makna penebusan bagi manusia. Karena manusia sendi-ri tidak mampu melakukannya, maka melalui penderitaan, kesengsaraan dan kematian-Nya, Yesus menggantikan manusia, yang karena dosa-dosanya seharusnya menerima hukuman berupa penderitaan, kesengsaraan, dan kema-tian itu.

    Semua itu dijalani Yesus demi tergenapi misi penyelamatan-Nya, dan dibuktikan dengan kebangkitan Yesus dari kubur di Hari Paskah. Bila karya Yesus benar-benar berhenti atau dihentikan oleh kematian-Nya, maka misi penyelamatan-Nya boleh dikatakan tidak leng-kap, dan bahkan gagal. Tetapi syukur kepada Tuhan, karya Yesus tidak berhenti pada salib di Jumat Agung. Dengan kematian dan ke-bangkitan-Nya itu, dinyatakanlah betapa besar kasih, pengorbanan, dan pengampunan. Hal ini juga merupakan manifestasi dan wujud dari kemahakuasaan-Nya, melampaui segala kuasa dan keperkasaan yang bersifat manusiawi dan duniawi.

    Paskah tahun 2015 ini menginspirasi dan memotivasi kita untuk memusatkan pemikiran

    pada makna Kebangkitan Kristus dalam kehidu-pan keluarga kita masa kini. Paskah, mendorong kita mewujudkan keadaan yang kondusif dan da-mai di dalam keluarga umat Allah. Kita percaya bahwa Kristus yang telah hidup dari kematian, menciptakan kemanusiaan baru, yang adil dan memiliki tanggung jawab dalam mengukir masa depan. Kita meyakini Paskah selalu memberikan secercah optimisme, sekalipun rasa kemanu-siaan kita sedang terusik. Saat ini, kemanusiaan menjadi wacana penting ketika kita menyaksikan keadaan dunia menunjukkan ketidakberun- tungan, karena bencana alam serta dampak buruk globalisasi, yang secara langsung ataupun tidak langsung, berimbas kepada masyarakat Indonesia terutama kaum muda dan anak-anak, serta khususnya keluarga. Penggambaran sengsara Yesus selayaknya menjadi simbol yang menawarkan undangan untuk setia kawan dan solidaritas dengan mereka yang menjadi korban dan menderita.

    Misteri Paskah tidak hanya berhenti pada kayu salib, melainkan diikuti oleh tindakan Allah yang membangkitkan Yesus dari alam maut, menganugerahkan roh yang satu dan sama dengan Roh yang menghidupi Yesus. Jadi, anugerah penebusan itu berarti panggilan untuk hidup mengikuti Yesus, memperjuangkan apa yang disabdakan dan dikerjakan oleh Yesus, menemukan Yesus yang paling hina, menderita, lapar, haus, telanjang, tak punya tumpangan, sakit, dan tersingkirkan. Misteri Paskah mem-bawa undangan untuk ikut serta secara kreatif

    RENUNGAN

  • 11Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    bekerja demi nilai-nilai yang diperjuangkan dan dibela oleh Yesus dengan menanggung kematian di kayu salib.

    Paskah, adalah pilihan. Pilihan yang ditempuh oleh Yesus Kristus dan menjadi pilihan moral, yang bertolak dari kebebasan dan kata hati-Nya. Dengan peristiwa Paskah, kita diingatkan bahwa Yesus telah memilih dengan kata hati untuk me-nempuh kematian demi membebaskan dan me-nebus umat manusia dari kuasa dosa dan maut. Paskah adalah simbol dan meterai menangnya keberadaan Allah atas kebatilan manusia. Paskah adalah menangnya kehidupan atas kematian. Paskah adalah menangnya kepentingan bersama umat manusia atas egoisme dan kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok. Paskah adalah menangnya pilihan kata hati atas pilihan karena suap dan bujuk rayu kesenangan materialisme.

    Paskah Kebangkitan dan kemenangan Kristus adalah dasar iman Gereja. Rasul Paulus dalam suratnya menegaskan, Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu (1 Kor 1: 14). Penghormatan Gereja terhadap Paskah (termasuk peristiwa Jumat Agung) telah

    dimulai sejak zaman Gereja perdana. Peristiwa Paskah selalu menempati tempat penting dalam kehidupan Gereja. Pemahaman dan penghar-gaan atas karya keselamatan Kristus semestinya bertumbuh-kembang sepanjang perjalanan kita bersama Yesus. Ini berarti, pertumbuhan dan perkembangan iman kita terjadi setiap hari.

    Kita sebagai pengikut-Nya dan sebagai Gere-ja umat Allah dapat belajar banyak dari penderitaan dan kebangkitan yang telah dijalani Yesus Kristus. Penderitaan yang dijalani Yesus memberi makna bagaimana Ia memiliki komit-men tinggi terhadap pembaharuan kemanu-siaan; Ia bersedia mengambil alih penderitaan yang mestinya dijalani manusia menjadi bagian sejarah hidup-Nya dan tanggung jawab-Nya. Tu-han Yesus berkata, Karena engkau telah meli-hat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya (Yoh. 20:29) . Tampaknya bukan hanya Thomas yang perlu mendapat peringatan itu, melainkan kita juga . Selamat Paskah !!

  • 12 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    GEREJA, RUMAH IMANKAUM MUDA

    RD. Albertus KurniadiPastor Rekan Paroki St. Thomas

    Membaca judul diatas kita berhadapan dengan refleksi sederhana, dan men-

    dalam. Mengapa gereja disebut rumah Iman kaum muda?

    Apa sebabnya demikian?

    Wajar saja, karena gereja merupakan rumah iman bagi siapa saja yang berdiam di dalamnya. Di sana ada bermacam pergulatan batin, ada relasi batin yang hendak dibangun dan dikuatkan oleh ber-bagai macam pergulatan serta penghayatan hidup manusia yang percaya pada Yesus Kristus.

    RumahRumah. Terlintas dalam benak kita: bangunan kecil, sederhana, dihuni oleh orangtua, dan anak-anak. Di dalamnya, setiap anggota keluarga memiliki dinamika hidup, berbagi canda tawa, dan ba-nyak hal lain. Rumah bukan hanya bangunan semi permanen, yang beralaskan langit dan bumi. Bila demikian, maka orang muda tak memiliki filter atau penyaring berbagai macam kebudayaan, tak ada rasa aman, serta tenteram untuk berbagi.

    Rumah harusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi penghuninya untuk mengalami kasih serta mengungkapkan dalam kata dan tindakan. Saling belajar meramu masa depan, belajar berta-han hidup dengan segala risikonya.

    Rumah ImanRumah yang aman dan nyaman menjadi dambaan bagi banyak orang, namun menjadi sesuatu yang mahal saat ini. Padahal, itu menjadi titik awal bagi tumbuh-kembang iman secara sempurna. Mem-buat orang belajar untuk saling mendengarkan, memperhatikan serta saling mengampuni. Se- hingga mereka yang berhimpun di dalamnya dapat merasa merayakan cinta dan membagikan cinta dalam kehidupan sehari-hari yang dinamis.

    Rumah iman dimulai dari proses saling mende- ngarkan, untuk membangun sikap saling percaya. Dalam prosesnya, manusia muda menempa diri sedemikian rupa untuk membangun empati dan kepedulian pada yang lain. Ayah-ibu memper- dengarkan kisah-kisah Yesus kepada anggota keluarga. Lalu, manusia muda mengalami proses olah rasa, yaitu kemanusiaan yang sejati. Dengan demikian, manusia muda menempatkan diri dalam situasi dan karakter yang berbeda, serta mem- bangun relasi dengan baik.

    Kisah tentang Yesus yang diperdengarkan kepa-da anak, membuat mata iman anak bertumbuh dalam satu refleksi yang dipelihara pada permu-laan hidupnya. Refleksi ini membuat anak untuk mendalami dan mengalami sendiri. Tidak hanya kisah-kisah Yesus, juga memperdengarkan doa-doa gereja. Tidak hanya lewat alat komunikasi yang serba digital, juga melalui nada bicara orangtua kepada anak. Lalu, anak mencoba merekam, belajar untuk merangkai kata melalui gerak bibir orangtuanya, dan mengulangi apa yang dikatakan sekaligus meresapkan keindahan doa di dalam hati dan budinya.

    Landasan kedua dari rumah iman adalah meng-ulang-ulang ataupun menghafal. Banyak yang berusaha melewati tahap ini karena merasa kurang menguntungkan, dianggap karena talenta dan ke-mampuan orang sangat berbeda. Padahal, tahap ini menjadi menguntungkan karena orang muda diajak untuk melihat dan mempelajari kembali yang sudah dipelajari. Membosankan memang. Namun, kita berjumpa dengan satu pengalaman baru, yaitu mengingat kembali semangat atau komitmen hidup yang dibawa dalam tahap awal beriman serta menimba semangat baru yang menyulutkan spirit yang lebih jos, mendalam, dan berdaya tahan.

    ARTIKEL

  • 13Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Dalam lukas 2:41, tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya paskah. Kata tiap-tiap tahun menunjukkan kejadian yang ber-langsung terus-menerus, dan berulang-ulang. Kata ini menunjukkan kualitas yang tak pernah absen. Pada ayat selanjutnya kita berjumpa dengan satu pengalaman hidup Maria dan Yusuf saat melaku-kan tindakan pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah hanya dengan berjalan kaki, atau unta kalau mereka mampu memiliki unta. Perjalanan tersebut sangat jauh, 3 hari lamanya. Jadi, tiap tahunnya untuk merayakan paskah Yahudi memerlukan pe- ngorbanan yang tidak kecil, tidak sedikit.

    Mengulang ataupun menghafal menjadi tahap mengembangkan budi dan hati. Tidak hanya di tempat sepi, bahkan di tempat ramai dan bising, sehingga tidak hanya masuk ke dalam akal budi manusia saja tetapi juga sanubari. Tidak hanya menempel di mulut saja, tetapi mengakar bahkan bersemayam secara penuh dan utuh dalam hati yang bersih.

    Landasan ketiga dari rumah iman adalah kesaksian hidup serta keteladanan. Proses ini dialami juga oleh Yesus dalam Lukas 2:22-39. Lukas memberi gambaran menarik tentang kehidupan Yesus ber-sama Maria dan Yusuf, bagaimana keluarga kudus tersebut taat beribadah beradasarkan kitab Taurat, ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Musa... Mereka pun menjalankan hukum terse-but. Tokoh lain, yakni Simeon dan Hanna, orang tua yang tekun beribadah sampai masa tuanya.

    Keteladanan dan kesaksian hidup berikutnya adalah Maria menyimpan semuanya itu dalam ha- tinya. Kata menyimpan dalam hatinya bermakna bahwa Maria tak menganggap remeh apapun yang dijumpainya dalam kehidupannya, dan mendia-logkan peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya maupun keluarganya berdasarkan terang iman. Maria tak bersikap frontal, melainkan rendah hati karena mencari yang utama dalam hidup ini. Kita berjumpa dengan tokoh-tokoh yang tidak ha-nya pandai berbicara tetapi mempraktekkannya langsung dalam kehidupannya. Bukan melalui orangtuanya, tetapi mereka memperoleh ketela-danan atau kesaksian hidup dari orang-orang yang dituakannya. Betapa kesaksian dan keteladanan menjadi kemartiran yang dahsyat pada zaman ini.

    Kemartiran Kaum Muda

    Pada saat pemilihan Presiden, Jokowi mengiya-kan satu program industri kreatif, yang mengajak orang untuk menciptakan satu kemandirian lewat penciptaan lapangan kerja baru dan menampung banyak orang untuk berbagi berkat di dalamnya. Kata kreatif juga berarti satu kesempatan bagi orang muda untuk mendapatkan sebuah cahaya yang memimpin, serta mendampingi kaum muda untuk berbuat sesuatu.

    Gereja rumah iman kaum muda memberi kesem-patan untuk mengalami iman dan memberi kesak-sian atas iman yang dirayakannya. Hal ini mengajak orang muda untuk menumbuh-kembangkan iman yang diterima dari orang tuanya maupun iman yang dipilihnya dalam perjalanan hidupnya. Iman yang dipilihnya dalam perjalanan hidupnya ini me- rupakan iman yang dipelihara dan dikembangkan sendiri oleh orang muda berdasarkan aktivitasnya, perutusan, serta minat dan bakat yang dimilikinya.

    Iman yang diterima dari orang tuanya, dan ditum-buhkan dengan berbagai macam cara tadi, meng-hantar kaum muda pada pilihan dan perutusan yang mengajak kaum muda untuk meninggalkan daerah aman dan berjibaku di daerah pinggiran. Daerah yang penuh dengan penindasan, kese-wenang-wenangan, dan kemiskinan. Orang tak memiliki waktu untuk mengalami perjumpaan dengan sesama, suami, isteri dan anak. Mereka yang memiliki calon pasangan yang tak seiman, putus sekolah, tak punya pekerjaan, pergi ke daerah pinggiran bukan untuk menjadi sinterklas tetapi hadir melayani mereka dan berbagi berkat. Pergi ke daerah pinggir bukan untuk mengatakan kebetulan saya Katolik. Karena menjadi Katolik itu pilihan dan panggilan, membawa kita pada satu permenungan bahwa hidup adalah anugerah dari Allah yang mengandung panggilan dan perutusan. Kesadaran inilah yang bermuara pada pengalaman iman untuk masa yang akan datang.

    Kaum muda menjadi bagian dalam keluarga sum-ber sukacita. Kebahagiaan, sukacita kaum muda serta kemartirannya didapatkan, ditumbuh-kem-bangkan dalam keluarga. Gereja harusnya menjadi sarana perjumpaan kaum muda untuk mengalami dan menghayati iman yang ada hingga berdaya tahan dan berdaya pikat.

    13Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 14 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 15Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 16 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    MAN BEHIND THE SCREENSPIRITUALITAS SANTO YUSUF,

    SUAMI SANTA PERAWAN MARIA

    RD. Yustinus Joned SaputraPastor Rekan Paroki St. Thomas

    Dalam sebuah karya film yang kita sak-sikan, sering kali yang teringat dalam ingatan kita adalah aktor dan aktris pemeran utama film tersebut. Meski-pun dalam akhir cerita selalu tertulis

    banyak nama di sana, tetapi tetap saja pemeran utama akan mendapatkan

    tempat teratas dalam ingatan.

    Seperti halnya sebuah cerita film, karya penye-lamatan Allah yang kini kita imani memba-wa ingatan kita akan karya besar Yesus. Di belakang itu semua, seolah-olah kita luput akan beberapa tokoh di balik layar yang mem-berikan andil besar bagi terciptanya karya penyelamatan. Selain Maria, satu tokoh luar biasa tetapi lebih banyak berada di belakang layar adalah Yusuf. Walaupun cerita tentang Yusuf hanya merupakan sebagian kecil dari narasi-narasi Injil, kesalehannya memancar terang dari setiap ayat Kitab Suci yang me- nyangkut dirinya.

    Dalam banyak cara, Yusuf menunjukkan dirinya sebagai ahli waris dari Abraham, tidak hanya secara fisik melainkan juga secara spiritual. Seperti Abraham, Yusuf berharap dalam situasi tanpa pengharapan dan dia menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Allah, bahkan dalam situasi-situasi yang penuh

    dengan tantangan. Seperti Abraham yang berpikir bahwa Allah dapat membawa kembali Ishak yang diminta Allah kepadanya untuk dijadikan kurban bakaran kembali dari alam maut (Ibr 11:19), Yusuf pun berpikir bahwa Allah dapat melakukan hal yang tidak mung-kin dalam hidupnya. Yusuf menaruh keper-cayaan kepada Allah secara total dalam kasus kehamilan Maria, dan berkat rahmat Allah, Yusuf dapat mengatasi keragu-raguan dan keputusasaannya, dan menggantikan semua itu dengan harapan dan iman. Bahkan Allah berbicara kepadanya dalam mimpi, seperti ke-tika Dia berbicara dengan Yusuf, salah seorang dari 12 orang anak Yakub/Israel (yang tidak lain adalah cucu Abraham).

    Untuk mematuhi kehendak Allah, Yusuf mengambil Maria sebagai istrinya dan mener-ima Yesus ke dalam hatinya dan rumahnya. Ini adalah keputusan besar di mana sejarah kese-lamatan terjadi. Dengan mengambil Maria se-bagai istrinya, Yusuf siap menanggung perkara besar, menerima Maria yang mengandung bukan dari dirinya. Di zaman modern, kepu-tusan ini akan langka ditemui. Ketika Ia harus mendampingi Maria dan mempersiapkan kelahiran Yesus, dengan sabar ia menemani Maria sebagai Pria sejati dan penuh tanggu-ng jawab. Dengan kerendahan hati dan iman yang mendalam, Yusuf membimbing Yesus

    ARTIKEL

  • 17Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    dan menolong-Nya bertumbuh dalam Roh dan hikmat. Yusuf mendapat tanggung jawab luar biasa untuk membesarkan Putera Allah sendiri dan menyiapkan Dia untuk misi-Nya.

    Kita yakin bahwa Yusuf tidak memandang ringan panggilannya ini. Tentu Yusuf dari hari ke hari memelihara dan mengembangkan iman-kepercayaan yang telah ditunjukkannya ketika menerima perwahyuan dari malai-kat Tuhan. Tentunya iman Yusuf ini menjadi sebuah contoh utama bagi Yesus tentang apa artinya menghormati Allah dan mentaati pe- rintah-perintah-Nya.

    Apa yang Yusuf peroleh dari kesetiaannya akan perintah Allah? Namanya hampir tak terdengar dan tercatat dalam kisah yang diceritakan dalam Injil setelah Yesus dewasa. Ia seperti hadir sebagai orang di belakang layar dari kisah karya keselamatan Allah. Dari kisah Yusuf, sebenarnya kita bisa mengambil satu pembelajaran akan spiritualitas karya di belakang layar (behind the screen). Sering kali, meskipun terlupakan, bukan berarti yang di belakang layar tidak memberikan andil apa-pun dalam segala hal.

    Tokoh di belakang layar memberikan andil, dan mungkin andil yang besar, tetapi tak terdengar, tak terlihat dan bahkan menjadi tak terkenal. Sering kali godaan terbesar kita se-bagai pribadi adalah ingin tampil dan menda- pat perhargaan, meskipun pada kenyataannya tidak berperan aktif sama sekali. Sering kali kita mendapatkan godaan ingin dianggap sehingga melakukan segala cara supaya mendapatkan pengakuan, tetapi dalam ke- nyataannya hanya bisa bicara tanpa ada aksi. Santo Yusuf memberikan teladan istimewa, meskipun ia adalah pribadi kecil, tak terke-nal, dan bahkan biasa-biasa aja. Ia membuat sesuatu yang bahkan orang lain tidak sadari mampu mengubah dunia ini.

    Belajar dari Santo Yusuf yang mau menerima tugasnya dengan penuh syukur dalam karya keselamatan Allah; walau hanya sebagai man behind the screen. Namun karena kesunggu-han hati, dan kesederhanaan, serta ketaatan akan kehendak Tuhan, maka Santo Yusuf dipercaya menjadi mempelai Santa Perawan Maria. Melalui Santo Yusuf, kita pun diajak melayani dengan kesungguhan hati dan ke- sederhanaan serta ketaatan akan sabda Allah dalam tugas-tugas kita. Dengan demikian, kita akan senantiasa mensyukuri apa yang menjadi tanggung jawab kita.

  • 18 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    AKU DAN PANGGILANKU

    Fr. Agustinus Nanang Wimbodo PurnomoFrater TOP

    Panggilan saya dimulai ketika aktif sebagai misdinar. Keakraban di misdinar membuat saya merasa memiliki keluar-ga baru. Bisa dikatakan, gereja adalah rumah kedua, dan misdinar adalah kel-uarga kedua saya. Bahkan, kami sampai

    menginap karena esok paginya harus tugas.

    Figur seorang imam atau romo menjadi sorotan utama. Saya terkagum-kagum ketika seorang imam memakai kasula yang model dan warnanya ber-macam-macam. Juga ketika seseorang memakai jubah putih. Saya baru tahu bahwa jubah imam tidak hanya putih. Sosok romo menjadi sisi lain yang menarik perhatian dan membuat saya semakin betah untuk sekadar bermain atau nongkrong di gereja. Apalagi ketika masa liburan, kelompok mis-dinar mengadakan ziarah dan rekoleksi di luar kota.

    Rupanya, beberapa teman dalam kelompok misdi-nar akhirnya sekolah di seminari, yaitu sekolah bagi mereka yang berkeinginan menjadi Romo. Saat li-buran, mereka bercerita tentang kehidupan yang dijalani di seminari. Saya senang mendengar mere-ka bercerita. Begitu menarik mendengar kisah lucu dan mandiri dalam satu asrama yang isinya anak laki-laki semua. Diam-diam, saya pun berkeinginan menjadi Romo.

    Penolakan Orang Tua

    Keinginan untuk masuk seminari masih kuat tersim-pan. Saya pun mengutarakan niat tersebut kepada orangtua, namun mereka tidak langsung memberi jawaban. Suatu hari, saya dan Ibu membahas hal tersebut. Sayangnya, Ibu meragukan niat saya dan tidak mengizinkan saya masuk seminari, meski secara implisit. Beliau menganggap saya hanya

    ikut-ikutan saja. Beliau ragu karena saya termasuk anak yang bandel, sedikit malas, dan tidak pintar di sekolah. Ini benar-benar sebuah pukulan.

    Dukungan datang dari Bapak, meski secara diam-di-am. Mungkin beliau tidak mau mengganggu pen-dapat Ibu. Lalu, saya meminta tolong Bapak untuk membawakan beberapa contoh surat lamaran pekerjaan, yang digunakan untuk contoh membuat lamaran. Karena syarat pendaftaran dari pihak sem-inari adalah membuat lamaran di kertas folio ber-meterai.

    Seiring berjalannya waktu, Ibu akhirnya mengizin-kan saya mendaftarkan diri masuk Seminari. Saya katakan seandainya ini bukan jalan saya, pasti Tu-han akan mengembalikan saya ke rumah entah bagaimana caranya. Tapi jika memang Tuhan mengizinkan, maka pasti akan dibantu pada jalan yang saya pilih dan tempuh ini. Orangtua saya akhirnya mengantarkan ke Bogor untuk menjalani tes penerimaan sebagai seorang seminaris. Syukur pada Allah, saya dinyatakan diterima sebagai siswa Seminari Menengah Stella Maris.

    Melangkah Menapaki Jalan Panggilan

    Akhir Juli 2004, saya melangkahkan kaki ke kota Bo-gor dan berpisah dengan keluarga. Saya pun resmi menjadi seminaris dan hanya boleh pulang sebulan sekali dan masa libur Natal-Paskah. Tantangan per-tama adalah belajar memahami pribadi dan kebi-asaan orang-orang dari pelbagai latar belakang bu-daya. Tidak mudah, apalagi tinggal bersama mereka selama 24 jam setiap harinya.

    Tantangan lain, pola hidup mandiri, disiplin dan serba ditandai dengan bel. Segala hal yang ber-kaitan dengan urusan pribadi diurus sendiri seper-ti mencuci, merapikan tempat tidur, atau belajar. Semuanya diatur dengan bel mulai dari bangun

    INSPIRASI

  • 19Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    tidur hingga mau tidur. Sering kali kami bercanda menyebutkan kalau seminaris itu manusia bel kare-na melakukan segala sesuatu selalu diawali dengan bel, seperti bangun tidur, kerja bakti, olahraga, ma-kan, belajar, berdoa, dan bahkan berekreasi. Tentu saja itu dibuat untuk membentuk nilai-nilai kedi-splinan sebagai insan yang kelak menjadi pelayan umat Tuhan.

    Akhirnya semua tantangan itu lambat-laun dapat kami atasi. Kami mulai terbiasa hidup secara mandi-ri, tertib, dan disiplin. Kami bisa menjadi seperti kel-uarga untuk saling menguatkan dan meneguhkan tatkala merasa sepi, sedih, atau kering dalam men-jalani panggilan. Kami sedih bila ada yang mengun-durkan diri. Kebiasaan di seminari tanpa sadar telah membentuk saya menjadi pribadi yang tertib dan disiplin serta peka dengan kehidupan sehari-hari.

    Panggilan saya sempat goyah menjelang akhir kelu-lusan SMA atau menjelang akhir tahun ketiga, ketika ada pameran perguruan tinggi. Saya merasa tertarik untuk kuliah di perguruan tinggi sebagai mahasiswa umum dan bukan sebagai frater.

    Pada kesempatan retret pemurnian panggilan, yang biasanya diadakan pihak Seminari setahun sekali, saya menggunakan kesempatan ini untuk mere-nung kembali. Akhirnya, saya pun memutuskan un-tuk melanjutkan panggilan saya di Seminari hingga selesai. Kami tetap menghormati keputusan teman-teman yang tidak melanjutkan panggilannya.

    Menjadi kebanggaan tersendiri ketika kami bisa melangkah hingga tahun terakhir di Seminari Me-nengah, karena sebentar lagi akan menyelesaikan pendidikan. Selanjutnya, kami diberi kesempatan untuk mengenal dan mencari tahu berbagai Semi-nari Tinggi atau Biara yang hendak dituju. Apakah hendak ke Seminari Tinggi, Ordo, Tarekat, atau Konggregasi. Menjelang retret tahunan saya pun memutuskan untuk masuk seminari di Keusku-pan Bogor, tempat saya tinggal. Keuskupan ini pun masih membutuhkan banyak imam untuk berkar-ya. Dan saya pun bergabung di Seminari Tinggi St. Petrus-Paulus, Keuskupan Bogor.

    Akhir Maret 2009 saya berangkat ke Bandung untuk menjalani tes dan wawancara masuk Seminari Ting-gi. Sebulan kemudian saya dinyatakan lulus. Dari 13 peserta, 9 orang dinyatakan diterima.

    Memulai Babak Baru

    1 Agustus 2009, sembilan orang pemuda datang ke kota Bandung memulai babak baru dalam hidupnya. Kami diterima oleh Rektor Seminari Tinggi, Romo Tri Harsono. Pada tahun pertama, yang disebut Ta-hun Orientasi Rohani (TOR), saat kerohanian dan spiritualitas kami ditempa dan dibentuk. Karena itu, para frater yang baru masuk tahun pertama disebut frater TOR dan selama setahun kami tidak boleh pu-lang ke rumah sama sekali. Kami belum berkuliah di universitas tapi mengikuti semacam kursus spiritual dengan para frater dan suster yang masih baru dari Ordo Salib Suci (OSC), Frater Diosesan Bandung (Projo Bandung), dan Suster Ursulin (OSU).

    Pada tahun kedua sampai kelima kami memasuki masa kuliah, di Fakultas Filsafat Universitas Kato-lik Parahyangan. Berbagai rutinitas kami lalui. Bila penat, di akhir pekan kami berekreasi, meski han-ya bersepeda keliling kota. Di akhir semester, kami fokus dengan tugas akhir. Hingga kami pun lulus dengan membanggakan orangtua.

    Program selanjutnya yang harus saya jalankan ada-lah Masa Tahun Orientasi Pastoral (TOP). Ini dilaku-kan agar para frater memiliki wawasan tentang tu-gas yang akan diembannya kelak sebagai gembala. Dan di Paroki St. Thomas inilah saya menjalani TOP.

    Epilog

    Barang siapa setia pada perkara-perkara kecil maka ia akan setia juga pada perkara besar. Tema Paskah 2015, yaitu Keluarga Sumber Sukacita, se-baiknya bisa dirintis dan dikembangkan dari hal-hal yang kecil atau yang dianggap remeh dan sepele. Bagaimana setiap anggota keluarga mampu menja-di inspirasi bagi yang lain untuk berbagi kasih dan kegembiraan lewat perhatian yang kerap kali diang-gap hal sepele. Sering bertukar kabar sehari-hari antar-anggota keluarga adalah contoh kecilnya.

    Sharing panggilan tadi hanyalah secuplik kesaksian bagaimana pun saya berasal dari keluarga dan tahu betul bagaimana dinamika dalam hidup berkelu-arga. Maka dalam semangat Paskah ini, mari kita bangun kembali kegembiraan dan sukacita sejati dalam keluarga kita masing-masing. Setiap anggota keluarga berusaha menghadirkan kegembiraan dan kebanggaan sebagai orang yang telah ditebus oleh kebangkitan Kristus. Selamat Paskah!!!

    19Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 20 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 21Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 22 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    MENELADANPERAWAN MARIA

    Petrus JSKoord. Bidang Pewartaan dan Kesaksian DPP St. Thomas

    Per Mariam ad Iesum. Begitulah bunyi semboyan rohani dalam devo-si terhadap Bunda Maria. Lewat perantaraan Maria kita sampai pada Yesus. Dekat dengan Bunda Maria, maka kita bisa dekat dengan Yesus.

    Dalam kehidupan kita sebagai orang Kristiani, Bunda Maria adalah sosok ibu yang menjadi teladan umat beriman. Bunda Maria seperti apakah dia sehingga mendapatkan tempat yang istimewa dalam gereja Katolik. Pun keterlibatannya dalam karya keselamatan dan perannya dalam gereja awal.

    Gereja menghormati Bunda Maria secara resmi dalam ibadat Gereja; dan itu dinyatakan dalam kalender Gereja dengan perayaan- perayaan gerejawi. Kebaktian kepada Bunda Maria bukan mengganti sembah sujud kepada Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia, penghormatan istimewa kepada Bunda Maria karena hal itu mendekatkan orang beriman pada sembah sujud kepada Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

    Tidak terbilang jumlah doa-doa yang dilantun-kan untuk menghormati Bunda Maria. Kidung, seperti nDherek Dewi Maria, yang amat digemari oleh jemaat di Indonesia, khususnya Jawa, tentunya memberikan inspirasi amat kaya bagi penghormatan kepada Bunda Maria. Kita tidak cukup hanya menyanyikannya, me- lainkan juga menghayatinya. Pada dasarnya, semua doa itu adalah confessio laudis (pujian) terhadap karya agung Allah. Bunda Maria sendiri mengajarkan kepada kita pujian seperti itu. Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku

    bergembira karena Allah, Juruselamatku, se-bab Ia telah memperhatikan kerendahan ham-ba-Nya. Sesungguhnya , mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berba-hagia, karena Yang Mahakuasa telah melaku-kan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.(Luk 1:46).

    Berkat imannya yang unggul, ketika Bunda Maria menerima kesanggupan menjadi ibu Yesus, Sang Penebus, maka sepanjang hidup-nya ia menjadi saksi iman yang istimewa. Ia pantas menjadi Ratu para saksi iman. Bunda Maria merupakan teladan iman yang paling gemilang. Ia percaya bahwa untuk Allah tidak ada yang mustahil (Luk 1:37) dan dapat memuji Tuhan: Yang Mahakuasa telah me- lakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namanya adalah kudus (Luk 1:49; KGK 273).

    Segala usaha untuk memahami Bunda Maria dimaksudkan agar lebih memahami bagaima-na Allah Bapa Mahapengasih, melaksanakan karya keselamatan-Nya bagi manusia dengan melibatkan manusia secara penuh dalam karya itu. Hal ini terjadi pada Bunda Maria, dan secara penuh terlaksana dalam diri Yesus, Putra Maria yang terpuji, dan Roh-Nya. Karena dari kepenuhan-Nya kita akhirnya menerima kasih karunia demi kasih karunia. (Yoh 1:16)

    ARTIKEL

  • 23Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Selaras dengan kisah Injil, menekankan hubu-ngan Maria dengan sengsara Putranya yang mendatangkan keselamatan (bdk. Yoh 19:25-27; Luk 2:34), dan membangkitkan banyak ulah kesalehan umat dalam meneladan Bunda Maria. Planctus Mariae (= Ratapan Maria), ungkapan dukacita mendalam, dimana Bunda kita meratap bukan hanya karena kematian Putranya, Sang Tak Berdosa, Sang Kudus, dan Baik, tetapi juga karena kesalahan umat dan dosa manusia.

    Ora della Desolata (=Jam Kedukaan), di mana kaum beriman berjaga bersama Bunda Tuhan kita, yang merasa kesepian dan mengalami duka yang mendalam karena kematian Putra tunggalnya; kita bisa melihat Bunda kita yang memangku jenazah Kristus (Pieta) sambil me- nyadari dukacita dunia karena kematian Tuhan yang terungkap dalam diri Maria; dalam Maria kita melihat personifikasi semua ibu sepanjang zaman yang berduka karena kehilangan putra. Dalam kesetiaan itu kita bisa melihat hubu-ngan antara Kristus dan bunda-Nya: dalam penderitaan, kematian, dan sukacita kebang-kitan. Dari sini kita ditunjukkan bahwa Bunda kita adalah orang pertama, yang berpartisipasi penuh dalam misteri kebangkitan Tuhan.

    Peristiwa di sekitar salib yang dikisahkan oleh Yohanes 19:25-27, menjelaskan kesetiaan Bunda Maria dalam mendampingi Putranya sampai tuntas. Kesetiaan yang tiada tara dan membuahkan keselamatan bagi manusia. Berkat kesetiaannya itulah manusia menja-di anak-anak Allah yang dicintai oleh Yesus Kristus, seperti juga terjadi dalam diri murid yang dikasihi Yesus. Ia diserahkan kepada pendampingan Bunda Maria. Bunda ini diper-caya untuk mendampingi semua murid yang dikasihi oleh Yesus. Itulah Ibumu!

    Seluruh hidup Bunda Maria adalah pujian yang merdu dan syahdu bagi Allah. Doa lalu menjadi penyerahan diri secara khusus kepada Bunda Maria yang telah menampakkan keber-hasilan dalam menemani Yesus di jalan karya keselamatan. Bukankah Bunda Maria sudah paham betul bahwa perjalanan hidup kita berada dalam lembah duka ini? Dari aneka doa kepada Bunda Maria kita tahu bahwa Bunda Yesus ini memang murah hati, penuh kasih sayang, dan manis. Banyak pengalaman menunjukkan bahwa orang beriman yang ber-seru kepadanya tidak ditinggal sendirian. Kita semua adalah pendosa dan butuh dikasihani, hidup kita sesungguhnya rawan. Maka pe-ranan seorang ibu yang mencintai kehidupan amat diperlukan. Bunda Maria adalah Bunda Yesus, dan sekaligus juga Bunda semua orang beriman.

    Perawan Maria dengan iman dan ketaatan yang bebas, telah bekerja sama untuk kese-lamatan manusia (LG 56). Oleh ketaatannya, ia menjadi Hawa baru, menjadi Bunda orang yang hidup (KGK 511). Bunda Maria menjadi pengaku iman; dan dengan hadir di kaki salib, Bunda Maria menegaskan ketaatan imannya. Ia pantas menjadi Ratu para pengaku iman. Bunda Maria doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan sampai mati. Amin.

  • 24 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    JIKA MEMANG BELUMWAKTUNYA

    Adrianus MelialaWakil Ketua 1 DPP St. Thomas

    Sebentar lagi, akan ada ramai -ramai pergantian pengurus di paroki kita.

    Seluruh pengurus mulai dari tingkat ling-kungan, wilayah, dewan pastoral paroki

    & dewan keuangan paroki hingga pengu-rus kelompok dan organisasi kategorial,

    kemungkinan besar akan berganti.

    Saat itulah kita ucapkan terima kasih kepada mereka yang telah selesai menjalankan masa baktinya, serta ucapan selamat bekerja kepada pengurus baru. Diperkirakan, lebih dari 1000 umat akan berganti posisi, dari pengurus menja-di umat biasa dan sebaliknya.

    Tetapi, jauh lebih banyak umat yang tidak ikut serta dalam hiruk-pikuk itu. Siapapun pengu-rusnya, dirinya tetap saja sebagai umat biasa. Boro-boro terpilih dalam pemilihan tingkat lingkungan, wilayah atau paroki, dicalonkan saja tidak. Lalu, apakah jika demikian posisi mereka tidak penting? Tentu saja tidak. Satu suara dari umat, akan menentukan siapa yang dipercaya sebagai pengurus.

    Tulisan ini selanjutnya lebih ditujukan kepada umat yang pada pergantian pengurus menda-tang tidak dicalonkan, atau dicalonkan namun tidak terpilih, sebagai pengurus. Agar mereka tidak kecewa, mutung dan selanjutnya apatis, sebaiknya kita mencoba memahami situasi tersebut. Terdapat 4 (empat) perspektif se-bagaimana akan diuraikan satu-persatu di bawah ini.

    Belum dikenal

    Komunitas umat beragama di tingkat paroki, wilayah, dan bahkan lingkungan, membutuhkan familiaritas antar orang-orang yang menjadi ang-gota komunitas. Semakin satu sama lain merasa familiar (sesuai sebutannya, berarti merasa seperti keluarga), maka semakin banyak masalah bisa dipecahkan karena komunikasi berlangsung lancar dan baik.

    Sebaliknya, jika komunitas belum merasa famil-iar dengan seorang anggota baru yang pindahan paroki lain, misalnya, maka kemungkinan yang bersangkutan akan dilihat sebagai arogan, egois, tak tahu malu atau bermuka tebal. Orang baru cenderung selalu salah di mata orang lama.

    Demikian halnya mereka yang hendak mengu-payakan dirinya terpilih dalam suatu pemilihan untuk tingkat RT. Sejauh mana kita telah dikenal oleh warga (baca: pemilih), maka sejauh itu pula kemungkinan kita akan memperoleh suara.

    Jika kita orang baru di lingkungan, atau meski-pun orang lama namun jarang aktif untuk sekadar hadir dalam pertemuan warga, maka kemungkinannya adalah orang memang belum mengenal kita. Termasuk potensi dan kemamp-uan dalam kepengurusan pun tidak dikenal.

    Belum siap

    Bisa jadi, dalam pemilihan pengurus 2015 ini, Anda sendiri yang memutuskan tidak mau ikut serta duduk sebagai pengurus pada tingkat apapun. Walau banyak orang mendorong Anda, namun Anda dengan sadar memilih menjadi umat saja.

    ARTIKEL

  • 25Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Dalam situasi tadi, mungkin Anda merasa tidak atau belum siap menjadi pengurus, merasa belum waktunya berbakti. Menurut perhitungan Anda, lain waktu saja, toh cepat atau lambat roda kepengurusan akan terus mengalami rotasi.

    Ketidaksiapan ini tentunya amat dihargai, tidak perlu dipersalahkan. Hak setiap orang untuk menentukan prioritas dalam hidupnya. Seorang mahasiswa, misalnya, memiliki prioritas untuk lulus dengan baik, atau seorang karyawan yang memiliki prioritas untuk dapat diangkat sebagai pegawai tetap, sebelum melakukan hal-hal lain.

    Menjadi pengurus pun diperlukan kesiapan, baik secara fisik, mental, waktu, keuangan dan pengetahuan. Contohnya kesiapan keuangan, idealnya seorang pengurus sudah memiliki sit-uasi keuangan yang baik. Ini dimaksudkan agar tidak menyulitkannya pergi rapat, menyambangi warga yang sakit, atau mewakili paroki ke Bogor, misalnya.

    Demikian pula kesiapan soal waktu. Ada orang yang selalu bilang dirinya sibuk, tetapi ada juga yang memang benar-benar tidak punya waktu selain untuk bekerja. Untuk mereka yang tipe kedua ini, tentunya belum ideal bila dipilih men-jadi pengurus.

    Belum pas posisi

    Bisa jadi juta kita berada pada situasi seperti berikut. Kita berminat untuk menjadi pengurus, khususnya Seksi Liturgi. Namun, ada umat lain yang lebih mumpuni untuk jabatan tersebut, karena latar belakangnya dan ia dipilih oleh umat. Sementara, kita ditawarkan jabatan lain, dan merasa keberatan. Merasa terlalu berat tuntutannya, tidak mengenal bidang tugasnya, tapi alasan yang jelas merasa tidak pas di posisi tersebut.

    Akan banyak terjadi hal yang demikian, karena perbedaan pemahaman akan tugas-tugas di da-lam kepengurusan. Yang terjadi ada bidang yang diminati oleh banyak orang, namun ada bidang lain yang tidak ada peminatnya.

    Ada yang lebih baik

    Meski hanya menjadi pengurus organisasi sosial seperti gereja, namun faktor kompetensi tidak bisa dihindarkan. Menjadi pengurus gereja pun tidak hanya bermodalkan kemauan dan niat saja, tetapi juga memiliki skill, pengetahuan, dan pengalaman yang cukup terhadap jabatan yang akan diembannya. Misalnya, jabatan bendahara, diharapkan bisa menguasai salah satu program komputer agar lebih cepat menghitung pemasu-kan pengeluaran yang tak jarang jumlahnya hingga ratusan juta rupiah.

    Dalam hal ini, tak terhindarkan bila seseorang lebih baik daripada yang lain. Alhasil, dialah yang terpilih, dan bukan Anda. Untuk itu, kita perlu berbesar hati dan legawa, dan melihat kembali ke dalam diri kita apa motivasi kita menjadi pengurus, yakni untuk melayani sesama melalui Gereja-Nya.

    Jika belum waktunya...

    Nah, sampailah kita pada kenyataan bahwa kita tidak menjadi pengurus apapun, dan tetap men-jadi umat biasa sekurang-kurangnya untuk masa 3 tahun ke depan. Betapapun kita berkeras, tapi jika belum waktunya, apa boleh buat.

    Untuk mempersiapkan diri menjadi pengurus di periode berikutnya, kita harus mempersiapkan diri melalui pemenuhan yang telah disebutkan sebelumnya. Bergaul agar dikenal, terlibat dalam kegiatan gereja, menguasai salah satu bidang terkait pelayanan gereja, yang memungkinkan kita menjadi yang terbaik di bidang tersebut.

    Siapa tahu, tiga tahun kemudian sudah tiba waktunya bagi kita untuk melayani umat dengan menjadi sebagai salah satu pengurus di Paroki Gereja Katolik Santo Thomas Kelapa Dua.

    25Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 26 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Lingkungan St. AloysiusWilayah III St. Paulus

    Lingkungan St. KatarinaWilayah VIII St. Benediktus

    Wilayah IIYohanes Rasul

    Lingkungan St. LaurentiusWilayah III St. Paulus

  • 27Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 28 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Visi Paroki Santo Thomas mengacu Visi Keuskupan Bogor, yaitu: Paroki Santo Thomas Kelapa Dua menjadi communio dari aneka komunitas basis yang beriman mendalam, solider dan dialogal, memasyarakat dan misioner.

    Communio

    Yaitu suatu persekutuan, paguyuban dan persaudaraan yang: Memelihara hubungan kesatuan dengan Allah melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus; Memelihara hubungan kesatuan dengan Gereja partikukar dan antar umat sendiri; Memelihara hubungan kesatuan dengan orang-orang lain, dengan kebudayaan dan aga-

    ma-agama lain

    Komunitas Basis

    Yaitu satuan umat yang: Relatif kecil dan mudah berkumpul secara berkala untuk mendengarkan Sabda Tuhan; Berbagi penglaman dan masalah hidup sehari-hari dan mencari pemecahannya dalam

    terang Kitab Suci; Berusaha mengambil bagian dan mewujudkan misi Yesus Kristus

    Beriman Mendalam

    Umat Paroki Santo Thomas Kelapa Dua yang beriman mendalam adalah: Umat yang mempunyai hubungan akrab dengan Allah; Hidupnya selalu meneladan hidup Yesus dan dijiwai oleh Roh Kudus; Iman yang merasuk dalam hati dan budi, mendarah daging dalam diri pribadi serta nampak

    dalam sikap dan perilaku

    Solider

    Umat Paroki Santo Thomas Kelapa Dua berusaha: Memiliki kepekaan dan melibatkan diri dalam keprihatinan masyarakat, terutama terhadap

    kaum yang lemah dan tersisi dalam perjuangan mencapai kehidupan yang lebih baik; Memiliki kepedulian terhadap pelestarian dan keutuhan lingkungan hidup; Turut merassakan kegembiraan dan kecemasan sesama.

    Dialogal

    Umat Paroki Santo Thomas Kelapa Dua menyadari bahwa: Gereja bagaikan Sakramen keselamatan yang diutus untuk membangun relasi dengan

    VISI DAN MISIPAROKI ST. THOMAS

    VISI

    VISI-MISI

    28 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 29Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    sesama yang berbeda budaya, suku, asal dan agama/ keyakinan dalam usaha menciptakan kerukunan dan persaudaraan yang sejati;

    Gereja bersama seluruh anggota masyarakat berusaha membangun tatanan masyarakat yang lebih bersatu dan bersuadara, serta melihat orang lain sebagai teman seperjalanan menuju dunia yang lebih baik.

    Memasyarakat

    Umat Paroki Santo Thomas Kelapa Dua yang memasyarakat adalah: Umat yang hadir, melibatkan diri danberperan aktif dalam membangun masyarakat; Umat yang imannya bertumbuh dan berakar dalam budaya setempat; Umat yang kehadirannya menjadi orang asing bagi masyarakat di sekelilingnya; Umat yang mampu menjadi garam, ragi, dan terang dunia, menjadi saksi Kristus di tengah

    masyarakat, diterima dan disenangi orang lain karena sifatnya yang baik dan terpuji.

    Missioner

    Umat Paroki Santo Thomas Kelapa Dua yang misioner adalah: Umat yang siap sedia diutus mewartakan Kabar Gembira dan membagikan cinta kasih; Umat yang juga ikut bertanggung jawab serta nyata terhadap perkembangan Gereja di

    daerah Cimanggis Depok, Keuskupan Bogor, Gereja di Indonesia dan seluruh dunia.Paroki Santo Thomas Kelapa Dua menghadirkan Kerajaan Allah dengan mengabdikan diri se-cara aktif, meningkatkan relasi dan mutu keimanan, meningkatkan martabat manusia, melalui penataan mekanisme dan organisasi serta pemberdayaan potensi;

    Paroki Santo Thomas Kelapa Dua

    Paroki adalah persekutuan umat beriman kristiani yang dibentuk secara tetap dalam Gereja Partikular dan yang reksa pastoralnya di bawah Uskup diosesan, dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri. Oleh Pastor Paroki yang dipanggil menjadi bagian dalam pelayanan Kristus, untuk menjalankan tugas mengajar, menguduskan dan memimpin jemaat bekerja sama dengan imam-imam lainnya dibantu kaum beriman kristiani awam menurut norma tertentu. Semua itu disatukan dalam Roh Kudus melalui Sabda dan Perayaan Ekaristi, sehingga terbentuk Gereja Paroki yang di dalamnya Gereja Kristus yang satu, kudus, katolik, dan apostolik, sungguh-sungguh hadir dan berkarya.

    Menghadirkan Kerajaan Allah

    Paroki Santo Thomas Kelapa berusaha untuk menjadikan nilai-nilai kristiani sungguh-sungguh terwujud dan secara nyata dihayati sebagai dasar, pedoman, dan tujuan dalam hidup dan karya sehari-hari oleh Gereja itu sendiri dan masyarakat sekitarnya.

    MISI

    29Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 30 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Mengabdikan diri secara aktif

    Paroki Santo Thomas Kelapa Dua berusaha menjadikan hidup dan karya sebagai pelayanan bagi orang lain dalam mengembangkan hidup, iman dan penghayatannya. Pelayanan tersebut dilak-sanakan bukan dengan menunggu adanya permintaan, anjuran atau paksaan, tetapi proaktif atas inisiatif sendiri, bersifat mendatangi dan menawarkan, serta terdorong oleh gerakan hati yang tulus. Prinsipnya hanya dengan melayani dan memberikan diri kepada sesama, dirinya semakin berkembang ke arah kepenuhannya.

    Meningkatkan relasi dan mutu keimanan

    Paroki Santo Thomas Kelapa Dua berusaha untuk menghidupkan kembali relasi iman yang solider dan dialogal diantara sesama saudara seiman. Selain itu juga berupaya meningkatkan mutu iman kekristenannya sehingga komunitas basis kristiani menjadi lebih baik dan dapat diandalkan sebagai dasar membangun komunitas basis manusiawi.

    Meningkatkan martabat manusia

    Paroki Santo Thomas Kelapa Dua akan memusatkan perhatiannya pada manusia, perkemban-gan pribadi dan imannya. Hak dan kewajibannya asasi bukan hanya diperhatikan dan dibela dari berbagai tantangan yang menghambat atau merusaknya, melainkan didukung dan dipro-mosikan dengan menciptakan atau mengadakan apa yang perlu untuk perkembangannya.

    Penataan mekanisme dan organisasi

    Paroki Santo Thomas Kelapa Dua berusaha:1. Membenahi tata organisasi Dewan Pastoral Paroki;2. Membenahi mekanisme kerja organisasi Dewan Pastoral Paroki;3. Menepati keputusan-keputusan yang diambil oleh Dewan Pastoral Paroki;4. Melaksanakan keputusan-keputusan atas dasar komitmen moral untuk pelayanan pastoral

    yang terpadu;5. Bekerja sama dalam kebersamaan untuk mewujudkan komunitas basis gereja yang merasul.

    Pemberdayaan Potensi Umat Basis

    Umat basis itu bukan hanya obyek pelayanan, tetapi juga subyek pelayanan. Karena di dalam umat basis ini tersimpan sumber daya yang kaya akan potensi, talenta, dan karunia. Oleh karena itu, umat basis ini hendaknya dijaga, dirawat, dan diatur agar sumber daya itu tidak segera habis, melainkan tetap ada dan menghasilkan. Diupayakan juga agar sumber daya itu semakin meningkat dalam jumlah dan mutunya. Belajar terus-menerus dan sikap kreatif harus terus diupayakan agar sumber daya sungguh-sungguh relevan, mendukung dan berdaya guna bagi hidup, kelangsungan, serta perkembangan pribadi dan iman manusia yang semakin lama semakin banyak jumlahnya.

    30 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 31Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Paroki St. Thomas pada awal berdirinya dirintis oleh beberapa keluarga Polri yang tinggal di Asrama Brimob dan di luar Asrama sekitar tahun 1970-an.

    Jumlah umat semakin berkembang dan bertambah setiap tahunnya. Puji Tuhan. Tahun 2014 mulai dilakukan pembaharuan data umat, dengan hara-pan bukan jumlah umat saja yang diketahui tetapi keadaan umat. Untuk ke depannya, database umat ini bisa menjadi data dalam penyusunan Program Kerja Paroki.

    Berikut ini jumlah umat Paroki St. Thomas hingga bulan Februari 2015.

    sumber: Sekretaris DPP (FX. Bambang P.)

    PERKEMBANGANJUMLAH UMATPAROKI ST. THOMAS

  • 32 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    PANGGILAN MENJADIPENGURUS

    DI LINGKUP GEREJALukas Heri Wasito

    Sekretaris II DPP St. Thomas

    Kata Panggilan menjadi Pengurus akhir-akhir ini kembali terdengar lebih

    sering dari biasanya. Dan terus mengge-ma seiring semakin dekatnya pergantian

    pengurus dimulai dari tingkat Paroki, Lingkungan, Wilayah, dan Stasi. Umat diajak untuk terlibat dalam karya pe-

    layanan yang disediakan.

    Bermacam persiapan sudah dilakukan baik oleh pengurus saat ini maupun tokoh umat yang peduli akan kelangsungan kepengurusan. Ada yang mulai mencari calon penggantinya atau berani memunculkan diri untuk menanggapi panggilan melayani.

    Pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) pun su-dah mengupayakan agar umat dapat memahami tugas dan perannya dalam karya keselamatan Gereja. Dengan kegiatan berbentuk seminar keimanan, juga Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) yang sudah memasuki angkatan ketujuh. Dari enam angkatan sebelumnya sudah nampak semangat pelayanan.

    Dari jumlah alumni KEP sekitar 320-an orang yang tersebar di 12 wilayah dan 40 lingkungan, sebetulnya tidak perlu khawatir untuk mencari bibit-bibit panggilan pelayanan. Pertanyaannya, siapa yang mau?

    Pertanyaan itu selalu muncul dalam setiap proses pergantian pengurus. Mencari figur yang pas memang tidak mudah, apalagi bila yang sudah disiapkan harus diusulkan ke Paroki untuk menjadi pengurus DPP. Akhirnya menjadi per-debatan, apakah figur tersebut akan diberikan kepada Paroki atau untuk lingkungan? Apalagi

    SDM di Lingkungan pun terbatas. Mana yang harus diutamakan?

    Gereja mendapat tugas mewartakan karya keselamatan Kristus kepada dunia, pun menja-di tugas kita selaku orang Katolik. Oleh karena itu, di setiap Lingkungan hendaknya merelakan figur terpilih tersebut untuk membantu Pastor Paroki dalam melaksanakan reksa pastoralnya.

    Kemudian menjadi pertanyaan lagi, bagaimana dengan pengurus lingkungan bila nanti tidak ada lagi yang mau?

    Seharusnya dari hasil KEP bisa memberikan referensi alumninya yang pantang menolak tugas pelayanan. Apalagi Lingkungan yang rajin mengirimkan umatnya mengikuti KEP tentun-ya tidak memiliki kesulitan. Pada mereka pun sudah dibekali ajakan Yesus dalam Matius 28:20, untuk melakukan kesaksian melalui karya nyata dan yakin bahwa Ia menyertai kita sampai akhir zaman.

    Memang tidak mudah mengajak umat untuk terlibat dan berkorban serta aktif dalam karya pastoral di Paroki, Stasi, Wilayah, dan Ling- kungan. Kendalanya ya berasal dari umat itu sendiri. Berbagai alasan dikemukakan oleh umat, antara lain:

    Tuntutan Pemenuhan kebutuhan hidup

    Demi pemenuhan kebutuhan hidup yang terus meningkat, tak pelak lagi bila kita harus meng-hadapi rutinitas dari bangun tidur hingga larut malam. Rutinitas itu akan selalu terjadi sepan-jang hidup, seperti yang disabdakan dalam Kitab Kejadian dengan berpeluh engkau akan men-cari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah. (bdk Kej. 3:19)

    ARTIKEL

  • 33Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Waktu yang tersedia

    Kita diberikan waktu yang sama, 24 jam sehari. Tapi sering kali kita mengatakan tidak punya waktu. Apalagi bila dihadapkan pada banyak kepentingan. Rasanya waktu 24 jam itu kurang. Akhirnya dibutuhkan kalkulasi waktu yang tepat. Lalu, apakah kita menyediakan waktu untuk Tuhan?

    Merasa tidak mampu

    Sikap ini sering muncul saat diminta kesediaan untuk menjadi pengurus. Padahal Yesus sendi-ri memilih murid-muridnya dari orang yang sederhana. Dengan menjadi pengurus Ling-kungan, Wilayah, Stasi, atau Paroki, kita harus berubah untuk berbuah karena sudah dibekali dengan talenta masing-masing. Jangan sampai kita masuk dalam kelompok orang yang protes dengan Tuhan yang mengatakan, menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan memu-ngut di mana tuan tidak menanam. (bdk Mat. 25:24).

    Tidak peduli / apatis

    Sikap ini muncul akibat perkembangan sosial yang menjadikan masyarakat tidak menaruh per-hatian pada kondisi atau kesulitan yang dihadapi lingkungan sekitarnya. Inilah tantangan saat ini. Ketidakpedulian atas kegiatan di Lingkungan, pergantian pengurus, gereja yang bocor, kondisi Paroki, dll.

    Luka batin dengan pengurus/Romo Paroki

    Luka batin, sakit hati, marah, dsb. akibat dari benturan yang tidak siap dihadapi kala menja-di pengurus. Sejatinya bila sudah menyatakan kesediaan untuk melayani, harus siap pula untuk menghadapi kekecewaan. Terkadang karena sudah merasa banyak berkorban, namun tidak dihargai. Rasul Paulus pun pernah dikecewakan oleh Barnabas yang mengajak Markus (yang pernah meninggalkan Paulus).

    Gereja Memanggil Kita

    Di Paroki pun mengalami pergeseran. Ada umat yang bercerita bagaimana dahulu selesai misa

    tidak langsung pulang, tapi kongkow-kongkow dulu saling berbagi cerita. Kini dengan semakin banyaknya umat, suasana itu semakin hilang, bahkan umat sudah meninggalkan gereja ketika misa belum selesai.

    Pantaslah kalau saat ini Paroki dipandang hanya sebagai tempat untuk mengurus Baptis, Komuni Pertama, Krisma, dan melaksanakan Sakramen Perkawinan. Paroki tidak lagi dipandang sebagai persekutuan umat beriman yang saling berko-munikasi. Umat kurang memahami atau malah tidak tahu akan perannya dalam karya pewar-taan.

    Padahal dalam Dokumen Konsili Vatikan II dise-butkan bahwa berkat baptis, kaum awam memi-liki martabat yang sama dengan semua anggota Gereja lainnya sebagai umat Allah (LG 32). Kaum awam juga ikut ambil bagian dalam tri tugas Kristus (LG34-36) dengan cara yang khas. Kaum awam disebut sebagai pengambil bagian dalam karya keselamatan Allah yang berlangsung lewat perutusan Gereja (LG33). Gereja mengajak kaum awam untuk terlibat dalam karya kerasulan di Paroki dengan ikut ambil bagian dalam pewar-taan, sebagaimana yang ditugaskan oleh Yesus sendiri.

    Keterlibatan awam dalam dinamika kehidupan Gereja khususnya di Paroki dirumuskan dalam dokumen gereja Apostolicam Actuositatem (AA), yakni dekrit tentang kerasulan awam dikata-kan bahwa: Paroki memberi teladan kerasulan jemaat yang jelas dengan menghimpun semua anggota menjadi satu, entah bagaimanapun mereka itu diwarnai perbedaan-perbedaan ma-nusiawi, dan menyaturagakan mereka ke dalam Gereja semesta. Hendaknya kaum awam mem-biasakan diri untuk erat bersatu dan bekerja bersama dengan para imam di paroki ( AA 10 ).

    Semoga melalui semangat Paskah, kita yang su-dah merenungkan tema Sukacita dalam Keluar-ga, semakin bersuka cita dalam melakukan karya pelayanan. Kalau kita memiliki semangat seperti Rasul Paulus, kita pun akan berkata Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih Karunia Allah (KIs 20:24)

    33Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 34 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    P. FernandezHerwanto Wijaya

    Emmanuel Sugianto Ibu Bambang NW

    Djaya RustandiDrg. Stepanus Setiawan

    T. SuditioThomas Slamet

    Ibu MaryatiFreddy SingalinggingHendrik Pangadian

    Lingkungan Sta. TheresiaWilayah VII St. Benardus

    Ketua: James Erland LenggoeSekretaris: Andreanto Hermawan

    Bendahara: Herman Hambalie

    Albertus Priatna S.Anggoro Sudarso

    AC Rudie RustandiIbu Ancillia LianaAndri Setiawan

    H. Bernardi WijayaHolly Halim

    Asta EkadiantoRudi Valentino

    SuwardiZakaria H.

    Ebenezer H.Gultom

    Andreas HaryantoHendri GunawanDenny Setiawan

    Wisnu Widya UtamaNicholas

    Purba

    mengucapkan

    Selamat Paskah 2015kepada Pastor Paroki, Para Romo, Dewan Paroki, Frater, Suster,

    dan seluruh umat Paroki St. Thomas Kelapadua

    Lingkungan Bunda Pencipta - Wilayah X Bintang Timur1. Kelg. G Michael Jeno2. Kelg. Johanes Baptista Lie Gan Yong3. Kelg. Simon Petrus Sitanggang4. Kelg. Anton Sijum5. Kelg. FX.Djati Trinovianto6. Kelg. Gregorius Cahyo Priono7. Kelg. Petrus Pujiatno Bayu8. Kelg. Yohanes Rachmat Kurniawan9. Kelg. Benidiktus Arif Dewanto10. Kelg. Filisianus Warujutomo11. Kelg. Ambrosius Heri Widiyantoro12. Kelg. Ambrosius Sudarminto13. Kelg. Gregorius Sudaryanto14. Kelg. Franciscus Hastanto15. Kelg. Aloysius Pramuji16. Kelg. Yohanes Wijaya Surya17. Kelg. Paskalis S Trimo Syukur18. Kelg. Antonius Marjodo19. Kelg. O.A. Herry S Rianto20. Kelg. Yohanes P.S. Sembiring

    21. Kelg. Adrianus Haryanto S22. Kelg. Yustinus Suryadi23. Ibu GM Marie Hartati24. Kelg. Yakobus Prihartanto25. Ibu Agnes Cicilia Yuliati26. Kelg. Thomas Hartono27. Kelg. Theresia Ginarti Budiman28. Kelg. Gabriela Mutmainah29. Kelg. Ignatius Arif Rahardja30. Kelg. Yohanes Hendrik Herepa31. Kelg. Binatua Sibarani32. Kelg. Robert33. Kelg. Heribertus Novianto34. Kelg. Maria Theodora Sri Buntari35. Kelg. Fransisca Inung Priyo.S36. Kelg. Petrus Hermanto37. Kelg. Anton Chrisno38. Kelg. Azevedo Totok Anwarsito39. Keluarga Besar Christ Soepontjo40. Kelg. Hari Basuki

    41. Ibu Maria Suti42. Kelg Fedelix Laudra43. Kelg. Dominikus Theo44. Kelg. FX Supriyadi45. Kelg. Hermanus Wahyu Soenardi46. Kelg. Arisan Manulang47. Kelg. Alexander Widjaya48. Kelg. Johardi Lambert49 Kelg. Teddy Bahi50. Kelg. Robertus Suhartono51. Kelg. Bonifasius Poltak Manulang52. Kelg. Asep Saepuloh Dewi53. Kelg . Heri Saptono54. Kelg . Y C Budi Hartono CH55. Kelg Gregorius Nicephorus Gero56. Kelg. Frans Lado Key57. Kelg. John Meray58. Kelg. Kristina 59. Ibu Caecilia Rini Budiani

  • 35Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Kel. Drg. Ignatius Lioe TeddyLingk. Ratu Malaikat - Wilayah IX

  • 36 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Lingkungan St. YustinusWilayah II Yohanes Rasul

    Komunitas KeluargaMuda Katolik (KKMK)

    Kel. Ibu Gito HanjayaLingk. St. Aloysius - Wilayah III

    Kel. Antonius BudionoLingk. St. Aloysius - Wilayah III

  • 37Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Kel. Iwan PerdanaLingk. Ratu Rosari - Wilayah IX

  • 38 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Greg Cahyo Priono Pengurus DPP Harian

    Mewujudkan keberpihakan Paroki pada orang miskin, meski berbekal ajaran

    sosial gereja, hingga ensiklik Paus seka-lipun, bukanlah perkara mudah. Donor

    darah, periksa kesehatan gratis, bagi sembako, sudah bukan hal baru. Sudah-kah wajah Paroki kita jadi wujud kasih

    Allah?

    Kisah Orang Samaria (Luk.10:25-37) dan Ajaran Paulus tentang Tubuh Mistis Yesus (1 Kor. 12:24-26), kita jadikan cermin.

    Dalam kisah Orang Samaria yang murah hati, Yesus mengingatkan kita bagaimana menun-jukkan belas kasih kepada sesama secara total, tanpa peduli siapa, tanpa takut kena sial. Apakah di Paroki masih pilih-pilih kasih, orang lingkun-gan mana ya? Stasi atau Paroki? Serta kekha-watiran kehabisan uang. Santo Paulus menga-jarkank bahwa anggota gereja merupakan satu tubuh dan Yesus-lah kepalanya. Jika satu orang menderita, semua anggota turut menderita. Jika satu anggota dihormati, semua anggota turut dihormati. Semangat saling memperhatikan dan solidaritas, khususnya bagi mereka yang men- derita dan miskin. Apakah di Paroki ada seman-gat solidaritas membantu yang menderita?

    Pengertian orang miskin tidak terbatas pada kemiskinan secara material, yakni tidak adanya barang-barang ekonomi yang dibutuhkan dalam

    hidupnya, namun juga tidak dimilikinya keca- kapan dan modal yang cukup. Mereka mudah tersingkir dalam persaingan hidup, sehingga tetap berada dalam situasi kemiskinan. Ke- miskinan bukanlah akibat kesalahan dan ke-hendak orang miskin sendiri, atau karena malas.

    Pelayanan di Paroki kita telah terancam kondisi asal ada. Menjelang hari raya Paskah atau Natal, biasanya Ketua Lingkungan mendaftarkan nama yang akan diberi bantuan. Jumlahnya dibatasi, dampaknya Ketua Lingkungan di satu wilayah melakukan crossing. Lingkungan yang surplus rela melimpahkan jatahnya ke yang tekor, begitu solusinya.

    Saat pencairan dana, meski sejak awal anggaran disetujui, tetap saja harus ada re-negosiasi da-lam suasana penuh kekhawatiran uang kas akan habis. Tak kalah menarik, penerima bantuan alih-alih mau datang ke Paroki , malah apriori, nilai bantuan lebih kecil dari ongkos transpor-tasinya. Mirisnya lagi, tidak lebih dari 100 meter dari Paroki, bantuan pun dibelanjakan pulsa ponsel.

    Evaluasi tim Pelayanan Sosial Ekonomi (PSE) Paroki berbuah pertanyaan, seperti, kalau prak- tiknya seperti itu apa ada suasana dialog antara penolong dan yang ditolong? Apakah bisa me- ngangkat martabat orang yang ditolong? Apakah muncul semangat solidaritas di lingkungan untuk membantu saudaranya yang belum beruntung? Apakah Tim PSE punya alat untuk memonitor dan mengevaluasi bantuan? Rumusan kriteria yang bagaimana sehingga warga layak dibantu? Lalu, bagaimana mengatasi kegalauan akan pendanaannya?.

    SEMAKIN JAUHKAHKEBERPIHAKAN KITADENGAN ORANG MISKIN?

    ARTIKEL

  • 39Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Sebuah mimpikah?

    Denyut pelayanan sosial sepatutnya sama de-ngan denyut kehidupan. Orang miskin tidak harus menunggu Paskah atau Natal untuk menerima pelayanan. Pelayanan idealnya berk-esinambungan, berkelanjutan , dan terstruktur. Manajemen perlu diadopsi. Prinsip the right man on the right place perlu dipadupadankan dengan kebijakan pastoral, sehingga Paroki tidak menjelma sebagai Koperasi Simpan Pinjam atau LSM.

    Agar Pelayanan Sosial Paroki (PSP) berjalan fokus dan mandiri, perlu dibentuk Komite Sosial Paroki (KSP). KSP diketuai oleh Ketua DPP (ex officio Pastor Paroki) untuk mengelola PSP baik penyaluran maupun penggalangan dananya. KSP beranggotakan wakil tim PSE Paroki dan sejum-lah awam yang berdomisili di wilayah Paroki. Mereka adalah orang-orang yang terpanggil un-tuk melayani orang miskin, sukarela dan sukacita dalam melaksanakan tugas pelayanannya.

    Dalam penyaluran bantuan, KSP memiliki otoritas penuh untuk memutuskan diterima atau ditolak setiap permohonan yang masuk. Pengambilan keputusan berdasarkan sidang dan hasilnya keputusan kolektif.

    Kategori pelayanan ada 5, yaitu Pelayanan Kaum Papa Miskin, Aksi Puasa Pembangunan/Aksi Adven Pembangunan, Pelayanan Sosial Ekonomi, Pelayanan Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Bantuan Kesehatan. Semuanya memiliki spesi-fikasi yang berbeda, tujuan, sasaran, dan sumber

    pembiayaannya. Masing-masing membutuhkan strategi dalam pengelolaannya.

    Pembiayaan utama PSP bersumber dari Angga-ran Rencana Kerja Tahunan (RKT) sebesar 25% dan saldo tahun sebelumnya. Sumber lainnya bisa dari kolekte Misa Khusus untuk kesejahte- raan sosial, juga sumbangan Donatur berupa uang, beras, tepung terigu, minyak goreng, dll.

    Sejak pengajuan permohonan pengurus Ling-kungan terlibat, bahkan hingga penelaahan- nya. KSP wajib mensosialisasi aturan main yang jelas dan mudah dipahami oleh Para pengurus di Lingkungan. Kerja KSP terikat oleh batasan waktu. Pengurus lingkungan dapat mengukur lamanya proses. KSP dan pengurus Ling- kungan Wilayah adalah satu kesatuan, tidak dapat dipisahkan dalam proses ini.

    Pengendaliannya, perlu ada Batas Maksimum Penerimaan Bantuan (BMPB), baik untuk perorangan atau keluarga. Ada tidaknya upaya Lingkungan-Wilayah mengatasi persoalan warganya menjadi pertimbangan keputusan KSP. Pemantauan status bantuan, apakah masih layak diteruskan atau dihentikan, jadi perhatian bersama.

    Dukungan faktor- faktor pendukung, antara lain tersedianya SDM di KSP. Figur yang punya waktu dan wawasan menjalankan PSP. Kerelaan DPP mendanainya dan yang cukup menentukan ada-lah semangat Pengurus Lingkungan dan Wilayah bergerak melayani. Bila hal ini berjalan lancar, Option For The Poor tidak hanya slogan.

  • 40 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 41Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Segenap Civitas Yayasan Pendidikan

    Ignatius Slamet RiyadiCijantung

  • 42 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    PROXIMAL PROCESSESSUMBER SUKACITA

    KELUARGA KRISTIANITaru Guritno

    Seksi Kerasulan Keluarga DPP St. Thomas

    Mengutip tulisan Psikolog senior, Prof Dr Sarlito Sarwono, Koran Sindo 8 Ma-

    ret 2015, Senin, 3 Maret 2015, di UI berlangsung sebuah ujian Doktor. Pro-

    movendus (calon doktor) yang memper-tahankan disertasinya hari itu adalah Dr. Melok Roro Kinanti, psikolog, yang

    meneliti perkawinan di desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat. Mengapa peneli-

    tian dilakukan di daerah Indramayu ?

    Proximal processes

    Indramayu adalah daerah yang tertinggi kasus perceraiannya jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia, seperti laporan situs Republika Online. Kepala Pengadilan Agama Indramayu, Anis Fuadz, menyebutkan berdasarkan ajuan perkara yang masuk ke Pengadilan Agama Indramayu, terdapat 9.300 perkara selama 2013. Dari jumlah tersebut, sebanyak 90 persen merupakan perkara tuntutan perceraian.

    Desa Dadap dikenal banyak penduduk wanit-anya yang menjadi TKW di luar negeri. Peneliti ingin melihat apa penyebab ikatan perkawinan mereka putus, meski ada yang tetap bertahan di tengah tingginya angka perceraian. Mereka yang perkawinannya gagal karena faktor perseling- kuhan, konflik dengan orangtua, dll. Pada kelom-pok yang tetap bertahan, ditemukan alasan bahwa komitmen perkawinan diupayakan oleh pasangan tersebut. Komitmen itu dalam istilah Psikologi Klinis disebut sebagai proximal process-es, yang menurut bahasa sederhana Pak Sarlito,

    adalah kuatnya komitmen untuk menghadapi segala rintangan dalam mempertahankan ikatan perkawinan.

    Bagaimana dengan perkawinan Katolik?

    Oh, di Katolik itu tidak boleh bercerai ya?, Orang Katolik menikah kan hanya sekali ya? Itulah ciri khas perkawinan Katolik yang dikenal oleh khalayak di luar gereja Katolik. Positif dan membanggakan tentunya, namun bagaimana bisa dilaksanakan sepanjang hidup saat ini? Bagaimana keluarga Katolik tetap bersuka cita dan menjadi sumber kegembiraan bagi sesa-manya, namun juga diutus Tuhan untuk mewu-judkan hakekat perkawinan Katolik yaitu unitas (kesatuan) dan indissoblitas (tak terputuskan/tak terceraikan), itulah yang menjadi tema Paskah saat ini, yaitu Keluarga Sumber Sukacita.

    Dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK, 1055) dika-takan arti perkawinan ada 2. Pertama, Consor-tium Totius Vitae keluarga sebagai komuni-tas hidup, ditandai adanya perjanjian antara seorang laki-laki dan perempuan membentuk kebersamaan hidup. Keduanya berkomitmen selalu bersama dalam keadaan apapun, untung dan malang, suka dan duka, sedih dan gembira. Tidak boleh ada keterpaksaan, dan perjanjian antar-keduanya harus bebas dari rasa ketakutan.

    Kedua, Comunita di vita ed amore, persekutuan hidup dalam kasih, bukan persekutuan priba-di-pribadi. Tanpa cinta kasih, keluarga tidak akan hidup, tumbuh dan saling menyempurnakan. Dengan cinta kasih, keluarga mengembangkan sukacita dan menjadi api kasih tak kunjung

    ARTIKEL

  • 43Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    padam yang menerangi kehidupan orang-orang di sekitarnya.

    Spiritualitas kristiani adalah sumber sukacita keluarga

    Perekat utama Perkawinan Katolik adalah Cinta Kasih Tuhan sendiri. Pasangan suami istri Katolik dengan sadar dan gembira menerima kehadiran dan campur tangan Roh Kudus di dalam ke- luarga, sehingga menjadi sumber sukacita bagi anggota keluarga.

    Dengan hadirnya Roh Kudus, maka Keluarga Katolik menyadari bahwa pilihan menikah adalah panggilan Tuhan. Konsekuensi panggilan adalah kerelaan untuk diutus dan ditugaskan. Tuhan menghendaki pasutri menjadikan perka-winannya sebagai sakramen, suami istri hen-daknya menjadi tanda relasi saling mengasihi, sebagaimana Kristus mengasihi gerejaNya.

    Spiritualitas perkawinan Katolik tidak hanya berkenaan dengan kehidupan atas atau surga-wi belaka, namun bagaimana hidup dipengaruhi dan dirasuki oleh Roh Kudus. Sprititualitas men-cakup semua segi kehidupan manusia, jasma-ni-rohani, personal-komunal, sosial, afektif dan emotif. Pernikahan adalah jalan menuju Allah. Spritualitas berkaitan dengan keimanan, yakin dan percaya bahwa Tuhan akan selalu hadir dalam setiap karya Penyelamatan-Nya.

    Kesetiaan akan janji perkawinan adalah dasar komitmen perkawinan

    Pak Sarlito menulis demikian, Iman artinya per-caya. Istilah ini khusus digunakan untuk agama dan Tuhan. Jadi dalam agama kita mengatakan bahwa kita beriman kepada Tuhan, dan karena itu kita bersungguh-sungguh (berkomitmen) melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya serta menghindari apa yang dilarang-Nya. Tetapi kita tidak mengatakan beriman kepada isteri, walaupun kita sungguh-sungguh percaya kepadanya dan karena itu bersungguh-sungguh (berkomitmen) pula melaksanakan apa yang diperintahkannya serta menghindari apa yang dilarangnya.

    Karena itulah ada istilah proses proksimal atau komitmen terhadap perkawinan. Yang penting, kedua pihak yang terlibat perkawinan harus sa-ma-sama punya komitmen yang besar terhadap janji perkawinannya sendiri untuk memperta-hankan perkawinan. Itulah temuan dari disertasi Dr. Melok Roro Kinanti.

    Meneladan Komitmen Keluarga Nazareth

    Maria dan Yosef penuh sukacita menerima panggilan Tuhan, menjadi tempat awal Tuhan berkarya. Kepasrahan Maria menerima Kabar Gembira dari Malaikat Gabriel (Luk. 1:29-32), ketulusan dan komitmen Yosef untuk mengikuti sabda Tuhan dalam mimpinya (Mat 1:18-25), adalah teladan bagaimana keluarga Nazareth ini merenungkan semua sapaan Tuhan dalam ke-heningan, memantapkan komitmen pasrah diri, dan berpengharapan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan. Hal itu tampak dalam pola pikir, pola tindak, dan pola ucap. Inilah gambaran ideal bagaimana keluarga Katolik itu diwujudkan.

    Sebagai Keluarga Kristiani, kita dipanggil untuk menyerasikan keluarga kita dengan Keluarga Nazareth. Keluarga yang saling setia, dan selalu menjadi sumber sukacita. Tidak heran ketika Ye-sus di saat-saat akhir hidupNya memerintahkan Yohanes untuk menerima Maria sebagai IbuNya (Yoh 19:25-27). Tanda bahwa Yesus menghenda-ki kita meneladan Keluarga Nazareth yang selalu bersuka cita dan berpengharapan dalam segala kehidupan.

    Kini, kita tinggal mewujudkan semua komitmen dengan sukacita, semangat saling melayani, saling percaya, setia, serta percaya bahwa Tuhan akan selalu bersama kita. Dominus vobis cum! (dari pelbagai sumber)

    43Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 44 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 45Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Wanita Katolik RIcabang Santo Thomas

    Perkumpulan Dana KematianYusuf Arimatea (PDKY)

    Paroki St. Thomas

  • 46 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Sie Koor / PassioAloysius Alimo

    Elisabeth DwikasariAndre Ginting

    Antonius T. Cahyono (DPP)

    Sie Lektor / MCAgatha D.A. Sandra

    Carolina AstriMarcelina Resti P. (DPP)

    Sie Tata Bunga & DekorasiMelania Dinny Setiawati

    Wenny AstutiJeane Tangkilisan (DPP)

    Sie Penyambut Umat Robertus Bekti Budiono

    Stephanus DhapoYustinus Heri Purnomo

    Gabriel Parwoko

    Sie TabloSarah

    Fr. Nanang

    Sie Prodiakon / RasulEka Widada

    Markus Kisto Mintardjo (DPP)

    Sie MisdinarAgustinus Surono

    Y.B Aryo Kristianto (DPP)

    Sie APPFX. Sudarmojo

    PN. Soenarso (DPP)

    Sie Paskah AnakLuciana NartasariUlyana Pakpahan

    Lusia UtamiYuliana Emy

    Sie Paskah Lansia

    Maria Y. SulastriPaulina Sri Sulastri

    Catharina Sri MawarniMaria Fifi R.

    SUSUNAN PANITIA PASKAH 2015Pelindung

    RD. Robertus Eeng GunawanRD. Albertus Kurniadi

    Panitia PengarahDPP Paroki St. Thomas

    Penanggung JawabAgustinus Sulistiyono

    BIDANG LITURGIEustasius Suyanto

    KetuaEustasius Suyanto

    Felix Totok Pranyatahadi

    SekretarisLucia Anita L.

    Kim ThjenLukas Heri Wasito (DPP)

    BendaharaVeronika Titik Sunarti

    Cicilia SushandaniTheresia Wahyuni

    Henny Hinggu M (DPP)

    46 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 47Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Sie PerlengkapanMarkus Budiono

    Suitbertus Eko NugrohoAntonius SuwantoIgnatius Sugianto

    Agustinus SumarnoAdi Trianto

    Johanes GintingAgustinus Purdwiyanto

    KuswardonoHeri Susanto

    Yudi Listrik dkk

    Sie KonsumsiYuliana Maria Sri Widaryati

    Andriyani DjuwantoRosalia Sri Nasehati

    Lisa RobertFransiska Sri Tirani

    Wahyuni Felix TotokSelvy CarlosIbu Daniels

    Sie DanaGus Djuwanto

    Agustinus DjaswadiAntonius BudionoHotman Simbolon

    BIDANG NON LITURGIFelix Totok Pranyatahadi

    Sie Keamanan / ParkirRobertus Handoko

    A. Gomez Natanael Adven Pare

    PareiraDacrus

    Bagus dkk

    Sie SosialElisabeth Maria Endah S.

    Susana WidayatiSilalahi

    Tiur Henny S. (DPP) Sie Dokumentasi-Publikasi

    Antonius Purnawan KH.Yudistiro Sampurna

    Ignatius DoniKatharina Tatik

    Kristiyono (DPP)

    Sie KesehatanLui Suhatmoko

    DR. Irma SimbolonC. Astari

    Maria Theresia SupartinahCristiana Ery Krisnawati

    Caecilia Sunarti

    47Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Segenap Panitia Paskah 2015

    mengucapkan

    Selamat Paskah 2015kepada Pastor Paroki, Para Romo, Frater, Suster, Dewan Paroki,

    dan seluruh Umat Paroki St. Thomas Kelapadua

  • 48 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    DOKTER GRATISDONOR DARAH

    SERBA-SERBI

    Apa Arti Paskah Bagimu?

    Pendidikan iman dimulai itu dari Keluarga. Dari kedua orangtuanya, anak-anak mulai mengenal bagaimana berdoa dan mengenal kisah dalam Kitab Suci. Setelah itu melalui Bina Iman Anak (BIA) dan Sekolah Iman Katolik (Seikat) anak-anak kembali diperkenalkan dan diperteguh. Seikat adalah sekolah iman untuk anak-anak yang bersekolah di Sekolah Negeri.Kami menanyakan Apa itu Paskah? kepada beberapa anak-anak dan jawaban mereka hampir sama. Ternyata, keluarga sudah memulai pembinaan iman mereka dengan baik. Dan mereka pun mendapatkan lebih banyak lagi melalui BIA dan Seikat. Yoriska Sisilia, kelas 2 SD Paskah itu Kebangkitan Tuhan Yesus. Saat Paskah biasanya ada telur Paskah saat kami mer-ayakan Paskah Anak-anak. Laurentius Yulianto de Fatima, Kelas 2 SD Paskah itu Kebangkitan Yesus Kristus.Sisilia Salutarinam, Kelas 2 SD Paskah adalah Kebangkitan Tuhan Yesus.Maria Ardelia, Kelas 2 SD Paskah itu Kebangkitan Yesus Kristus.Johanes Tryas Dewanto Nugroho, Kelas 1 SD Paskah itu Kebangkitan Tuhan Yesus.Wow. Luar biasa. Terberkatilah kedua orangtua mereka yang dapat memberikan pendidikan iman kepada anak.

    48 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    BINA IMAN ANAK

  • 49Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    PANITIAIN

    ACTION

    JEDA

  • 50 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    OMKdan

    Harapan Mereka

    kedepannya lebih banyak OMK yang aktif di kegiatan lingkungan, wilayah maupun paroki. Lebih banyak orang tua yang mendukung anak-anaknya dalam kegiatan gereja. Dan pengurus

    gereja (DPP) memdukung dan mempermudah kegiatan yang akan dilaksanakan OMK.

    adanya keterlibatan OMK dalam kegiatan menggereja baik liturgi maupun nonliturgi, tersedi-anya ruangan OMK agar OMK bisa menaruh segala infentaris dengan rapih dan tempat untuk

    berkumpul ataupun rapat, dihidupkan kembali parker untuk pemasukan kas OMK wilayah maupun OMK paroki untuk melancarkan kegiatan, jangan selalu berfikiran negatif tentang

    kegiatan OMK karna segala kegiatan tidak selamanya berjalan dengan mulus, dan jangan membawa kegiatan OMK sebagai alasan keluar rumah padahal tidak ada kegiatan OMK.

    OMK mampu menjadi garam dan terang bagi sekitarnya, tidak hanya di lingkungan gereja namun juga didalam lingkungan masyarakat pada umumnya (bdk. Matius 5:13-16)

    Tantangan dalam hidup menggereja yang datang dari pribadi masing-masing OMK, dimana masih belum bisa mengatur sikap ego-nya. Maksudnya, mereka masih belum isa mengim-

    bangi antara kehidupan duniawi dan menggereja.

    Yosef Wira, Mahasiswa, OMK Wilayah II

    Miriam Ambarini, Karyawan, OMK Wilayah X

    Daniel Kurniawan, Karyawan, OMK Wilayah IX

    Franxizco, Desainer Web, OMK Wilayah VII

    OPINI

  • 51Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015 51Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    OMK saat kegiatan gerejawi melepaskan gadgetnya dan bersosialisasi dengan yang lain, serta setiap OMK bisa membawa nama baik parokinya dan orang tuanya dengan tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang membuat nama OMK menjadi negatif.

    Harapannya nggak muluk-muluk. Sederhana. Semoga OMK punya semangat melayani tanpa dipaksa. Semoga OMK juga bisa berperan dalam kegiatan menggereja dan mem-bangun solidaritas yang baik dengan sesama warga Gereja. Semoga OMK bisa menya-lurkan pemikiran sekaligus tindakan positif yang selaras. Sehingga OMK bisa menjadi citra Katolik yang baik, ketika membaur dengan masyarakat. Nggak cuma aktif dalam internal menggereja, tetapi menebarkan cinta kasih ke sesama manusia, apapun agama, suku, dan budayanya.

    Menurut saya, tantangan yang dihadapi OMK adalah sikap apatis dalam kehidupan menggereja untuk harapannya supaya OMK dapat lebih berani dalam ambil bagian mulai dari wilayah kemudian berpartisipasi di paroki.

    Masih kurangnya kesadaran OMK dalam hidup menggereja sebagai generasi muda penerus gereja. Mereka belum mengerti arti penting dan nilai-nilai positif yang bisa didapatkan. Semoga untuk kedepannya OMK bisa menjadi wadah dan panutan dalam pergaulan untuk orang-orang muda katolik.

    Gap umur terlalu besar, sehingga antara anggota OMK yang memiliki umur minimal / junior dengan yang memiliki umur maksimal / senior tidak bisa membaur dengan baik, dan bisa mengakibatkan ke-kurangsolid-an bagi para anggota OMK satu sama lainnya, terhambatnya regenerasi, transfer wawasan dan pengetahuan dari senior kepada junior. Harapan agar senior dan junior saling membaur satu sama lain dan agar proses regenerasi, transfer wawasan dan pengetahuan dapat terwujud sehingga OMK semakin solid dan aktif dalam hidup menggereja.

    Reza Gero, Wartawan, OMK Wilayah VI

    Githa Nila Maharkesri, Reporter, OMK Stasi BMR

    Agnes Wulandari, Karyawan, OMK Wilayah VIII

    Yulian Benedictus, Mahasiswa, OMK Wilayah IV

    Rocky Kurniawan, OMK Wilayah I

  • 52 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Kel. Robby LohoLingk. St. Filipus - Wilayah VI

    Mengucapkan Terima kasih kepada Para Donatur.

    Yang telah berpartisipasi dan bekerja samadalam membantu menyukseskan kepanitiaan dari

    awal, pertengahan, hingga akhir kegiatan.

    PANITIA PASKAH 2015WILAYAH III ST. PAULUS

  • 53Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    TABLO

    Saya sebagai koordinator Tablo 2015 meng-haturkan banyak terima kasih untuk teman-teman yang bersedia membantu di belakang layar, untuk segala dukungan dan kesabaran membantu saya dan panitia menyelenggarakan Tablo 2015. Hal ini juga terjadi karena kerelaan dari teman-teman OMK untuk tampil sebagai pemain yang selama proses meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan materi tiap minggunya untuk latihan bersama. Tak lupa saya mengucapkan banyak permintaan maaf apabila selama proses latihan hingga terseleng-garanya Tablo terdapat kekurangan dari saya pribadi ataupun panitia. Semoga dengan me-maknai kisah sengsara Yesus baik sebagai orang di belakang layar, pemain, ataupun penonton dapat memaknai dengan lebih baik dan belajar makin mempercayai iman kita sendiri. (Agatha D.A Sandra)

    Tim Tablo 2015

    Koordinator : Agatha Dipta Ari Sandra

    Pelatih : Ina Kaka

    Pemimpin Ibadat : Fr. Agustinus Nanang

    Narator : Dominicus Widodo dan Agustina Budiawan

    Pemain : Beni, Rocky, Grace, Yosep, Rino, Agnes Yuliana, Astrid, Siska, Kevin, Denaldi, Hermawan, Napoleon Kevin, Bagus, Avin, Andreas, Noval, Agnes Yosepha, Arin, Via, Tia, Jenniyus, Fhedo, Jonathan, Sonia, Resi, Cindry, Enggar, Angga, Brian, Sisco, Andriano, Monica, Indi, Dian, Donna Bella, Karin, Michelle, Martha, Ona, Tesya, Sherly, Nina, Georgia, Grace Nadia, Melani.

    Black Man : Ipang, Agustinus, Sandro, Gary, Kifri, Ucok, Jimmy, Denal, Avin, Bagus, Franky.

    Tim Make Up : Chela, Winda, Diana, Meli, Tante Yani, Widya, Stella.

    Tim Dokumentasi : Astri, Devin, Harry, Donny, Reza.

    Tim Sound Effect : Yudis, Nicky, Aan.

    Tim Kebersihan : Panitia Wilayah 3 Santo Paulus.

    OMK DALAM TABLO

    53Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 54 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    Pemenang: 1. Brigita Amanda (Ling. St. Yulius), 2. Maria Talise,3. Andreas (St. Laurensius), 4. Nadia Analicia (St. Matius)

    Pemenang: 1. Melani (St. Ign. Loyola), 2. Angel (St. Petrus), 3. Nadia Analicia (St. Matius), 4. Vico (Sta. Maria Goreti)

    Pemenang: 1. Theresa Grace Nadia (St. Laurensius), 2. Stella Regina Sitepu (Sta. Maria Goreti), 3. Lusia Puspita Giriningtyas (St. Aloysius), 4. Fiore

    LOM

    BA M

    ENCA

    RI T

    ELUR

    LOM

    BA M

    EMBA

    CA P

    UISI

    LOM

    BA M

    ENG

    HIAS

    TEL

    UR

    SERBA-SERBI

    54 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 55Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 56 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    SERBA-SERBI

    Misa Rabu Abu dan Minggu Palma

    56 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 57Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    SERBA-SERBI

    KAMIS PUTIH merupakan undangan untuk adorasi hening terhadap Sakra-men mengagumkan yang ditetapkan oleh Yesus pada hari ini.

  • 58 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

    SERBA-SERBI

    JUMAT AGUNG, Gereja berdoa untuk keselamatan dunia, menyembah salib, dan mengenang asal usulnya dari lambung Kristus yang terluka (bdk. Yoh. 19:34).

    58 Warta Thomasedisi khusus Paskah 2015

  • 59Wart