USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP SE-KOTAMADYA MEDAN TIM PENGUSUL: Dr. Waminton Rajagukguk, M.Pd (Ketua) NIDN: 0005106113 Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd. M.Si (Anggota) NIDN: 0104098102 Kode/Nama Rumpun Ilmu : 772/Pendidikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
USULANPENELITIAN HIBAH BERSAING
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI ICT UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP SE-KOTAMADYA MEDAN
Judul Penelitian : Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Masalah Terintegrasi dengan ICT untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP se-Kotamadya Medan.
Kode/Nama Rumpun Penelitian : 772/ Pendidikan MatematikaKetua Peneliti:a. Nama Lengkap : Dr. Wamminton Rajagukguk, M.Pd.b. NIDN : 0005106113c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepalad. Program Studi : Pendidikan Matematika e. Nomor HP : 0852 6110 6100 f. Alamat Surel (e-mail) : waminton@ gmail .com Anggota Peneliti:a. Nama Lengkap : Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd, M.Sib. NIDN : 0104098102c. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri MedanLama Penelitian Keseluruhan : 2 tahunPenelitian Tahun ke : 1 (satu) Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 54.042.000,-Biaya Tahun Berjalan : - diusulkan ke DIKTI : Rp. 119.932.000,-
- dana internal PT : -- dana institusi lain : -- inkind : -
Medan, 14 Maret 2013
MengetahuiDekan FMIPA Ketua Peneliti
Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D Dr. Waminton Rajagukguk, M.Pd NIP. 195908051986011001 NIP. 196110051986011001
MenyetujuiKetua Lembaga Penelitian
Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc, Ph.D NIP. 196008041986011001
LAMPIRAN 2 Sarana dan Prasarana ……………………………………. 22
LAMPIRAN 3 Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas Tim Peneliti … 23
LAMPIRAN 4 Biodata Ketua dan Anggota ……………………………... 24
LAMPIRAN 5 Surat Pernyataan Ketua dan Anggota Peneliti …………… 32
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar matematika
berbasis masalah terintegrasi dengan ICT yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa SMP sekotamadya Medan.
Penelitian ini dilakukan di kotamadya Medan, dari tahun 2013 hingga
2014. Populasi penelitian ini adalah semua SMP yang ada di kotamadya Medan.
Subyek penelitian ini adalah siswa SMP. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive random sampling, yaitu memilih enam SMP secara acak
terdiri dari tiga SMP Negeri dan tiga SMP swasta. Untuk mengetahui pengaruh
bahan ajar matematika berbasis masalah terintegrasi dengan ICT yang
dikembangkan, desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan
rancangan control group post test only. Teknik pengumpulan data menggunakan
kuesioner, observasi, dan tes. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif, uji t dan anava.
Penelitian ini direncanakan dua tahap atau dua tahun. Pada tahap pertama
melakukan kajian terhadap bahan ajar matematika berbasis masalah. Selanjutnya
dilakukan desain sistem pembelajaran berbasis ICT, penyusunan buku pedoman
berupa modul dan lembar kerja. Bahan ajar ini kemudian akan diujicobakan pada
skala kecil dan besar sekaligus sebagai bahan masukan untuk revisi tahap awal.
Setelah direvisi maka disusunlah buku panduan pelaksanaan bahan ajar berbasis
masalah yang terintegrasi dengan ICT. Berikutnya mengadakan sosialisasi dan
pelatihan kepada guru-guru matematika yang akan diikutsertakan dalam
pembelajaran. Pada tahap kedua melakukan PBL di sekolah oleh guru-guru,
evaluasi, diseminasi, dan pengembangan dilakukan dalam bentuk action research
iii
dan/atau pendekatan kolaboratif. Pada tahap ini juga akan dihasilkan artikel
ilmiah hasil penelitian yang akan dimuat pada jurnal internasional dan/ atau jurnal
nasional yang teraktreditasi. Hasil penelitian berupa bahan ajar matematika
berbasis masalah yang terintegrasi dengan ICT untuk SMP dalam bentuk buku.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah Kualitas pendidikan merupakan salah satu masalah krusial yang
sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Banyak
upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut seperti
peningkatan kualifikasi guru, perubahan/ perbaikan kurikulum, dan pengadaan
sarana dan prasarana. Namun upaya tersebut masih bersifat umum dan global,
belum menyentuh masalah-masalah yang langsung dihadapi di kelas. Memang
disadari bahwa sebaik apapun kurikulum pendidikan yang disiapkan, selengkap
apapun sarana dan prasarana, tetapi jika tidak diimplementasikan dengan tepat dan
benar oleh guru dan siswa di dalam kelas maka tidak akan memberikan hasil yang
optimal. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah
melakukan inovasi-inovasi atau terobosan baru dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam kegiatan pembelajaran yang dapat menyentuh aspek-aspek
tertentu pada diri seseorang sehingga ia mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara optimal.
Hasil seminar dan lokakarya matematika tahun 2007 merekomendasikan
pelaksanaan pendekatan pembelajaran di kelas yang diacu adalah Contextual
Teaching and Learning (CTL), Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI), Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM),
Pembelajaran Kooperatif, ataupun Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) (Fajar
Sadiq, 2007). Pendekatan-pendekatan pembelajaran tersebut diyakini efektif,
karena kegiatan pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa. Hal ini sesuai dengan
perubahan paradigma pembelajaran dewasa ini, yaitu dari berpusat dari guru
menjadi berpusat ke siswa.
Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk memilih
pendekatan pembelajaran berikut media yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Selama ini bahan ajar yang ada sebagai sarana media pembelajaran belum mampu
1
mendorong siswa untuk berfikir kritis sehingga kompetensi pembelajaran yang
ingin dicapai hanya sebatas hafalan tanpa implikasi dalam kehidupan. Di samping
itu, proses pembelajaran juga tidak mengakomodasi perkembangan kemampuan
siswa dalam pemecahan masalah, penalaran, koneksi, dan komunikasi matematis
(Rajagukguk, 2009). Akibatnya, kemampuan kognitif siswa sangat lemah karena
kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan hanya mendorong siswa untuk
berpikir pada tataran tingkat rendah.
Tyler (Sugiyarti, 2005:13) berpendapat bahwa pengalaman atau
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah dapat merangsang
keterampilan berpikir kritis siswa.
Kemampuan memecahkan masalah sangat dipengaruhi oleh kemampuan
berpikir kritis dan logis. Mulyana (2008) mengatakan:
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik siswa sangat berperan ketika siswa berada pada suatu episode pemecahan masalah. Pada saat siswa memahami masalah, siswa harus menggunakan kemampuan berpikir kritisnya, misalnya mengidentifikasi asumsi-asumsi yang diberikan, merumuskan model matematik dan sebagainya. Selain itu, siswa harus menggunakan kemampuan berpikir kreatifnya, misalnya merumuskan model matematik dalam beberapa cara. Selanjutnya, siswa menggunakan lagi kemampuan berpikir kritisnya, yaitu memilih model matematik yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah.
Dimyati (Kurniawati, 2011) berpendapat dalam proses pembelajaran ada
empat komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa, yaitu
bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai
subyek pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran, media dan
bahan ajar yang baik untuk dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa.
Media pembelajaran dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman
dan penguasaan matematika. Beberapa media yang sering digunakan diantarnya
media cetak, elektronik, model dan peta konsep (Rajagukguk, 2010).
Pembelajaran dengan menggunakan media cetak akan lebih efektif jika sudah
dipersiapkan dengan baik sehingga dapat memudahkan penjelasan konsep yang
dibutuhkan siswa. Apalagi jika pembelajaran tersebut terintegrasi dengan ICT
2
akan membuat siswa belajar lebih bergairah sehingga konsep-konsep matematika
akan tertanam dalam benak siswa (Rajagukguk, 2010).
Sesuai dengan (Rajagukguk, 2011), menyoroti faktor yang menyebabkan
kurang optimalnya hasil belajar terkait dengan hasil pengembangan media
pembelajaran, antara lain: (1) guru tidak tahu cara menggunakan media
pembelajaran, (2) penggunaan media pembelajaran oleh guru sangat terbatas dan
tidak substantif sehingga kurang membantu dalam penguasaan ajar, dan (3)
kurang variatifnya media pembelajaran sehingga media pembelajaran sangat
membosankan. Disamping itu (Amir, 2009) menambahkan bahwa kondisi ini juga
disebabkan karena keterbatasan media pembelajaran dan ketidakmampuan guru
menciptakan media pembelajaran.
Untuk itu salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
matematika adalah bahan ajar matematika berbasis masalah yang terintegrasi
dengan ICT. Hal ini karena siswa SMP pada umumnya sudah menguasai
teknologi khususnya menggunakan komputer dan internet. Penerapan
pembelajaran berbasis masalah yang terintegrasi dengan ICT akan
mengembangkan pola pikir yang logis, sistematis, objektif dan rasional sehingga
sangat kompeten membentuk siswa berpikir kritis.
Salah satu cara yang dipandang tepat untuk menunjang usaha tersebut
adalah melalui penelitian pengembangan. Penelitian ini akan mengembangkan
desain pembelajaran matematika berbasis masalah yang terintegrasi dengan ICT
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP.
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menemukan kompetensi dan materi pelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis siswa SMP.
2. Untuk menemukan strategi pembelajaran yang efektif agar siswa SMP
memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik dan kemampuan berpikir
kritis yang tinggi.
3
3. Tersedianya bahan ajar matematika berbasis masalah terintegrasi ICT yang
efektif, efisien, dan menarik dalam proses pembelajaran matematika.
4. Memberikan kontribusi ilmiah melalui publikasi ilmiah di Jurnal
Internasional dan Jurnal Nasional Terakreditasi tentang pengembangan
bahan ajar matematika berbasis masalah yang terintegrasi dengan ICT untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
1.3. Urgensi Penelitian
Peningkatan mutu pendidikan yang diselenggarakan secara umum dan
diarahkan pada inovasi pembelajaran. Hal ini untuk mewujudkan proses
pendidikan yang lebih efisien, efektif dan menyenangkan sesuai dengan tingkat
kematangan serta perkembangan peserta didik. Penelitian ini diawali dengan
analisis pembelajaran matematika SMP yang berbasis masalah. Selanjutnya
dilakukan desain sistem pembelajaran berbasis ICT, penyusunan buku pedoman
berupa modul dan lembar kerja siswa melalui analisis tugas (task analysis). Selain
itu akan dilakukan pula pengkajian dan uji validasi bahan ajar yang tepat
diterapkan agar proses pembelajaran dapat efektif dan efisien.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
guru dituntut kreatif dalam mengembangkan bahan ajar yang menarik dan
beragam dengan memilih suatu model pembelajaran yang dapat memotivasi
siswanya untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Pengembangan
bahan ajar merupakan tanggung jawab guru sebagai pengajar bagi peserta didik di
sekolah. Dengan kreativitas guru dalam mengembangkan bahan ajar ini akan
menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang bermakna.
Depdiknas (2007) merinci prosedur pengembangan bahan ajar, yaitu
diantaranya sebagai berikut. Pertama, menentukan kriteria pokok pemilihan
bahan ajar dengan mengidentifikasikan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD). Hal ini dikarenakan setiap aspek dalam SK dan KD jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Kedua, mengidentifikasikan jenis-
jenis materi bahan ajar. Materi pembelajaran dibedakan menjadi jenis materi
aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip dan prosedur), aspek afektif (pemberian
respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian) serta aspek psikomotorik
(gerakan awal, semi rutin, dan rutin). Ketiga, mengembangkan bahan ajar yang
sesuai atau relevan dengan SK-KD yang telah teridentifikasi tadi.
Keempat,mengembangkan sumber bahan ajar.
Bahan ajar selayaknya mengandung tujuan, penyajian yang mencerminkan
karakteristik SK-KD, latihan/evaluasi, dan ilustrasi yang bertujuan untuk
menimbulkan daya tarik tertentu. Penelitian ini akan mengembangkan bahan ajar
mengikuti prosedur dari depdiknas.
2.2. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Proses pembelajaran pada dasarnya bukanlah sekedar transfer gagasan dari
guru kepada siswa, namun merupakan suatu proses dimana guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan.
Maka dari itu kegiatan pembelajaran matematika merupakan kegiatan interaksi
5
antara guru-siswa, siswa-siswa, dan siswa-guru. Interaksi ini dapat diterapkan
melalui Problem Based Learning (PBL) atau disebut dengan pembelajaran
berbasis masalah. Menurut Trianto (2009):
Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara afektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik.
Materi pembelajaran PBL bercirikan dengan adanya masalah (Arends,
2008). Masalah pada PBL berupa situasi bermasalah yang autentik dan bermakna
kepada siswa dan berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan
penyelidikan.Untuk mengimplementasikan PBL, guru perlu memilih bahan
pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Tingkat kesulitan
soal pemecahan masalah harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.
Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah
diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Pemecahan
masalah dapat dipandang sebagai pendekatan dan kegiatan pembelajaran
(Rajagukguk, 2010).
Lebih lanjut, Amir (2009: 23) menjelaskan perbedaan pendekatan PBL
dengan pendekatan lain. Pertanyaan pada metode diskusi tidaklah sama dengan
masalah pada PBL. Pada metode diskusi, pertanyaan diajukan untuk memicu
siswa terhubungkan dengan materi yang dibahas. Sementara masalah pada PBL
menuntut penjelasan atas sebuah fenomena. Masalah pada PBL juga berbeda
dengan penugasan, dimana masalah yang diberikan kepada siswa telah diberikan
langkah-langkah pengerjaannya. Wina (2009:215-216) juga menyatakan
perbedaan antara PBL dengan pembelajaran inquiry ditinjau dari sudut masalah
dan tujuan yang ingin dicapai. Masalah pada pembelajaran inquiry adalah masalah
yang bersifat tertutup. Artinya jawaban dari masalah itu sudah pasti, sedangkan
masalah pada PBL bersifat terbuka. Kemudian tujuan yang ingin dicapai pada
pembelajaran inquiry adalah menumbuhkan keyakinan dalam diri siswa tentang
jawaban dari suatu masalah, sedangkan tujuan yang ingin dicapai pada PBL
6
adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis untuk
menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eskplorasi data secara empiris
dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Beberapa ahli memberikan sintaks terhadap pelaksanaan PBL, seperti
terlihat pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Sintaksis untuk PBL
Fase Perilaku pendidik
Fase 1Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa
Pendidik membahas tujuan pelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah
Fase 2 Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
Pendidik membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahannya
Fase 3 Membantu investigasi mandiri dan kelompok
Pendidik membantu siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen dan mencari penyelesaian dan solusi
Fase 4 Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya
Pendidik membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan bahan-bahan hasil diskusi dan membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain.
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
Pendidik membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.
Sumber: Arends (2008:57)
2.3. Media Pembelajaran Berbasis ICT
Perkembangan ICT (Information and Communication Technology) atau
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam beberapa dekade terakhir
berjalan sangat cepat sejalan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi,
termasuk jaringan komputer. Kehadiran dan kemajuan ICT di era komunikasi
global dewasa ini telah memberikan peluang dan perluasan interaksi yang dapat
terjadi kapan saja dan di mana saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Selain
itu, dengan bantuan ICT proses penyampaian dan penyajian materi pembelajaran
maupun gagasan dapat menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Di sisi lain,
kehadiran ICT sebagai teknologi baru memberikan tantangan kepada para dosen
7
dan guru untuk mampu menguasainya sehingga dapat memilih dan memanfaatkan
ICT secara efektif dan efisien di dalam proses belajar mengajar yang dikelolanya.
Media pembelajaran adalah perantara yang berupa sumber belajar atau
wahana fisik yang mengandung materi instruksional yang dapat dimanfaatkan
siswa untuk menunjang kegiatan belajar. Media pembelajaran dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar (Arsyad, 2010 : 248-249).
Metode mengajar yang dilakukan dengan ceramah dan tidak
menggunakan peralatan atau media pembelajaran mengakibatkan terjadinya
verbalisme dalam pembelajaran, artinya kegiatan belajar hanya mengandalkan
bahasa verbal (Krimanto, 2010). Kegiatan seperti ini dikhawatirkan menimbulkan
kepasifan pada diri siswa karena siswa hanya mendengar ceramah guru sedangkan
siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik kurang mendapat perhatian.
Dengan demikian, peran media dalam proses pembelajaran sangat penting, karena
dapat membuat siswa lebih mampu dan mudah mencapai tujuan pembelajaran
(Rajagukguk, 2010).
Penggunaan media harus didasarkan pada pertimbangan bahwa media
tersebut dapat memfasilitasi terjadinya proses belajar atau meningkatkan
pemahaman materi pembelajaran. Beberapa media mungkin perlu dipergunakan
secara bersamaan dalam suatu pembelajaran dengan tujuan tertentu.
Perkembangan teknologi ICT memungkinkan pemanfaatan fungsi berbagai media
pembelajaran dengan menggunakan satu alat yang disebut multimedia, yang
mampu menyampaikan informasi dan materi pembelajaran dalam bentuk teks,
gambar, suara, animasi, film, bahkan interaksi. Komputer adalah salah satu alat
multimedia, karena komputer mampu menyajikan informasi dan materi
pembelajaran dalam semua bentuk, bahkan dengan komputer situasi nyata yang
memerlukan waktu lama atau sangat mahal dan mengandung resiko dapat
disimulasikan. Melalui multimedia, konsep-konsep abstrak dapat disajikan secara
lebih nyata dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa memahaminya.
8
Berdasarkan kegunaan dan cara pemakaiannya, multimedia pembelajaran
dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni multimedia presentasi dan multimedia
belajar mandiri.
1. Multimedia Presentasi Pembelajaran: multimedia pembelajaran yang tidak
dapat digunakan untuk belajar secara mandiri oleh siswa, melainkan digunakan
oleh guru untuk membantu penyampaian materi pembelajaran di kelas.
Bentuknya dapat berupa slide power point yang dilengkapi suara, animasi,
video, namun tidak memungkinkan terjadinya interaksi dengan siswa karena
disajikan oleh guru.
2. Multimedia Pembelajaran Mandiri: mutimedia yang berupa software
pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri
tanpa bantuan/kehadiran guru. Biasanya, multimedia demikian selain
menyajikan materi pembelajaran dalam berbagai bentuk juga memungkinkan
pebelajar untuk berinteraksi, misalnya melakukan navigasi ke berbagai materi
pembelajaran atau aktivitas belajar seperti membaca, menjawab pertanyaan,
mengerjakan soal, mencoba dan menjalankan simulasi, bahkan melakukan
pemecahan masalah.
Penggunaan ICT sebagai media pembelajaran dapat berbentuk file slide
Power Point, gambar, animasi, video, audio, program CAI (computer aided
instruction), program simulasi, dan lain-lain. Penggunaan media berbasis ICT
memberikan beberapa keuntungan, antara lain:
memvisualisasikan konsep-konsep abstrak
mempermudah memahami materi-materi yang sulit
mensimulasikan proses yang sulit dilakukan secara manual
menampilkan materi pembelajaran dalam berbagai format (multimedia)
sehingga menjadi lebih menarik, dan terbaru (up to date) dari berbagai sumber
memungkinkan terjadinya interaksi antara pebelajar dan materi pembelajaran
mengakomodir perbedaan kecepatan dan gaya belajar siswa
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan tenaga
mendukung perubahan peran guru ke arah yang positif sebagai fasilitator dan
mediator, dari posisi semula sebagai satu-satunya sumber pengetahuan
9
2.4. Berpikir Kritis
Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi-operasi mental, seperti
induksi, deduksi, klasifikasi dan penalaran (Suhendra, 2005). Proses itu dilakukan
melalui objek dan kejadian riil dan menggunakan representasi simbolis untuk
menemukan prinsip-prinsip esensial objek dan kejadian tersebut.
Menurut Krulik dan Rudnick (1995: 2) penalaran meliputi berpikir dasar
(basic thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative
thinking). Terdapat delapan buah deskripsi yang dapat dihubungkan dengan
berpikir kritis, yaitu menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek
dari sebuah situasi atau masalah, memfokuskan pada bagian dari sebuah situasi
atau masalah, mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi, memvalidasi dan
menganalisis informasi, mengingat dan menganalisis informasi, menentukan
masuk akal tidaknya sebuah jawaban, menarik kesimpulan yang valid, memiliki
sifat analitis dan refleksif.
Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan di masyarakat, karena dalam
kehidupan di masyarakat manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang
memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu permasalahan tentu
diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk membuat
suatu keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan berpikir kritis yang baik.
Berpikir kritis seringkali dibicarakan sebagai suatu kemampuan manusia
yang sangat umum sehingga menyentuh hampir setiap aktivitas berpikir yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ennis (1996) berpendapat bahwa berpikir
kritis merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk membuat keputusan yang
masuk akal mengenai apa yang kita percayai dan apa yang kita kerjakan.
Berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi. Costa
(Liliasari, 2000: 136) mengkategorikan proses berpikir kompleks atau berpikir
tingkat tinggi kedalam empat kelompok yang meliputi pemecahan masalah
(problem solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir kritis
(critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking).
PBL memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya
sekadar berpikir sesuai yang bersifat konkret, tetapi lebih itu berpikir terhadap
10
ide-ide yang abstrak dan kompleks. Dengan kata lain PBL melatih kepada peserta
didik untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi (Rajagukguk, 2011).
Hakikat kekompleksan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat
tinggi tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk
mengajarkan ide dan keterampilan yang konkret, tetapi hanya dapat dilakukan
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah oleh siswa sendiri (Stanis,
2009).
Sembiring (2010:3) juga mengatakan dengan belajar matematika
keterampilan berpikir siswa akan meningkat karena pola berpikir yang
dikembangkan matematika membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis,
sistematis, logis dan kreatif.
Selanjutnya bagaimana cara mengajar para siswa agar mereka memiliki
kemampuan berpikir kritis yang baik?. Menurut Bonnie dan Potts (Natali, 2011)
secara singkat dapat disimpulkan bahwa ada tiga buah strategi untuk mengajarkan
kemampuan-kemampuan berpikir kritis, yaitu : (1) Building Categories (membuat
klasifikasi), (2) Finding Problem (menemukan masalah), dan (3) Enhancing the
Environment (mengkondusifkan lingkungan).
Disebutkan pula bahwa beberapa ciri khas dari mengajar untuk berpikir
kritis meliputi : (1) Meningkatkan interaksi di antara para siswa sebagai pebelajar,
(2) Dengan mengajukan pertanyaan open-ended, (3) Memberikan waktu yang
memadai kepada para siswa untuk memberikan refleksi terhadap pertanyaan yang
diajukan atau masalah-masalah yang diberikan, dan (4) Teaching for transfer
(mengajar untuk dapat menggunakan kemampuan yang baru saja diperoleh
terhadap situasi-situasi lain dan terhadap pengalaman sendiri yang para siswa
miliki).
2.5. Penelitian yang Sudah Dilakukan
Terkait dengan perbaikan proses pembelajaran melalui penggunaan
metode dan media pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, telah dilakukan melalui beberapa penelitian pendahuluan oleh tim peneliti.
Diantaranya, upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan
11
menerapkan teori belajar Bruner, meningkatkan minat belajar siswa dengan media
komputer program ciberlink power director, inovasi pembelajaran bahasa inggris
matematika untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa (Rajagukguk).
Penelitian lainnya yang masih senada yaitu penerapan metode the ordering theory
test untuk pengembangan materi mata kuliah analisis real, inovasi pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematik dengan menggunakan
model kooperatif tipe coop-coop, dan peningkatan hasil belajar mahasiswa dengan
Inovasi yang dilakukan dalam penelitian tersebut telah berhasil
meningkatkan hasil belajar peserta didik dan mendapat respon yang baik terhadap
proses pembelajaran yang tidak monoton berpusat pada guru. Proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
matematik siswa (Simanjuntak, dkk., 2011). Berdasarkan pengalaman peneliti
yang telah beberapa kali melakukan penelitian dapat meyakinkan tingkat
keberhasilan rencana penelitian tinggi. Peneliti telah berpengalaman dan berhasil
dalam perbaikan proses pembelajaran melalui inovasi penggunaan metode dan
media pembelajaran. Hasil penelitian juga telah diterapkan dikelas sebagai
sumbangsih peneliti untuk perbaikan pembelajaran.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini mengikuti langkah-langkah pengembangan
bahan ajar matematika berbasis masalah, kemudian pengintegrasian dengan ICT,
uji bahan ajar matematika berbasis masalah yang terrintegrasi dengan ICT,
memvalidasi dan mensosialisasikannya. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh
bahan pembelajaran yang dikembangkan dilakukan pendekatan penelitian quasi
eksperimen dengan rancangan control group post test only.
Penelitian ini direncanakan dalam dua tahap dalam waktu dua tahun. Pada
tahun pertama penelitian bertujuan untuk merancang, membuat dan
mengembangkan media pembelajaran berbantuan komputer berikut perangkatnya
dalam mendukung pembelajaran PBL berbasis ICT. Pada tahun kedua, penelitian
ini bertujuan untuk menerapkan dan menguji model pembelajaran PBL berbasis
ICT dalam lingkup luas sekaligus melihat keefektifannya.
Penelitian dirancang menggunakan pendekatan Research and Development
dengan tahap-tahap: (1) seleksi bahan pembelajaran melalui literature review; (2)
perencanaan; (3) Seminar untuk menentukan bentuk dan bahan pembelajaran; (4)
workshop untuk merancang dan membuat bahan pembelajaran berikut
perangkatnya; (5) validasi; (6) ujicoba dan monitoring; (7) refleksi dan rencana
tindak lanjut; (8) penerapan bahan pembelajaran, (9) pengujian di lapangan; (10)
revisi dan validasi; (11) produk akhir, dan (12) Deseminasi dan publikasi.
3.2. Tempat dan waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada SMP sekotamadya Medan.
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 (dua) tahun mulai tahun 2013 s.d 2014
3.3. Populasi dan sampel penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh SMP sekotamadya Medan dengan
populasi sasaran adalah siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive random sampling, yaitu memilih tiga SMP negeri dan tiga SMP swasta.
13
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel bertujuan untuk memperhatikan
keragaman SMP, dengan memperhatikan tempat, teknologi yang tersedia dan
ketersediaan sarana/prasarana lainnya yang mendukung pelaksanaan pembelajaran
berbasis masalah yang terintegrasi dengan ICT.
3.4. Teknik pengambilan Data dan Teknik Analisis Data
Intrumen penelitian yang digunakan meliputi kuesioner dan tes. Ada
beberapa teknik analisa data yang akan digunakan. Pada tahap pertama akan
dilakukan analisa deskriptif terhadap data penelitian. Analisis isi akan dilakukan
untuk menemukan kompetensi yang membutuhkan kemampuan pemecahan
masalah dan berpikir kritis. Sedangkan teknik analisa data pada penelitian quasi
eksperimen digunakan teknik analisis uji t dan analisis varians.
3.5. Sistematika Penelitian
Untuk menelusuri penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah
dan belum adanya kemandirian belajar siswa, maka digunakan metode sederhana
yang disebut diagram analisis tulang ikan (fisbone analysis). Ada beberapa
komponen yang dapat mempengaruhi kompetensi siswa memahami kemampuan
pemecahan masalah dan kemandirian belajar antara lain sumber daya manusia,
material, metode dan peralatan. Dalam komponen sumber daya manusia akan
diteliti kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar siswa, dalam
komponen material akan dirancang media pembelajaran dengan menggunakan
bantuan Information Comunication Teknologi (ICT), yaitu komputer. Pada
komponen metode, akan diteliti model pembelajaran berbasis masalah atau
Problem Based Learning (PBL) dengan berbantuan ICT yang efektif, efisien dan
dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
dan menumbuhkan kemandirian belajar. Komponen peralatan diuraikan
pemanfaatan media pembelajaran yang dirancang dengan memanfaatkan
komputer.
14
CD Pembelajaran
Man Material
PBL- ICT
Siswa
Machine Method
Kemampuan pemecahan masalahBerpikir kritis siswa
Couses Effect
Gbr 1: fishbone penelitian
Buku
komputerrrrrrru Lab
15
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya
Tabel 1.1 Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Hibah Bersaing yang Diajukan Setiap Tahun
No Jenis PengeluaranBiaya yang Diusulkan (Rp)
Tahun I Tahun II1 Gaji dan upah 22.256.000 22.256.0002 Bahan habis pakai dan peralatan 9.386.000 19.134.0003 Perjalanan 14.400.000 18.000.0004 Lain-lain: publikasi, seminar 8.000.000 6.500.000
Jumlah 54.042.000 65.890.000
4.2. Jadwal Penelitian
No Jenis KegiatanTahun I Tahun II
4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pertemuan tim peneliti untuk membahas setting penelitian, koordinasi dan pengaturan tugas anggota peneliti.
x
2 Penyusunan bahan ajar berbasis masalah
x x x
3 Penyusunan bahan ajar dengan menggunakan media ICT
x x x
4 Uji coba instrumen bahan ajar matematika berbasis masalah terintegrasi ICT
x
5 Telaah dan analisis hasil uji coba instrumen
x
6 Penulisan laporan kemajuan hasil penelitian
x x
7 Sosialisasi dan pelatihan kepada guru matematika yang akan diikut sertakan didalam proses pembelajaran
x
8 Penerapan PBL yang terintegrasi dengan ICT di sekolah oleh guru-guru.
x x x
16
9 Mengkoordinir dan memantau kegiatan penelitian dan berdiskusi dengan anggota Tim peneliti untuk mengetahui perkembangan, hambatan dan pemecahannya.
x x x x
10 Mengumpulkan data, pengolahan dan interpretasi data hasil penelitian.
x x x x x
11 Laporan akhir hasil penelitian tahap pertama
x x
12 Pemaparan hasil penelitian pada seminar hasil.
x
13 Menulis draft paper untuk publikasi di jurnal internasional/nasional.
x
14 Penulisan dan pengiriman laporan akhir
x x
17
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufik . (2009), Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. Kencana, Jakarta
Arends, I. Richard. (2008). Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Terjemahan: Helly Prajitmo Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Depdiknas, (2007). Pedoman Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan TK,SD,SMP,SMA,SMK,MI, MTs, MA, MAK. Depdiknas, Jakarta
Ennis, R, H. (1996). Critical Thinking. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Fajar, Shadiq. (2004). Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Makalah yang disajikan pada diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMP Jenjang Dasar, tanggal 10 s.d 23 Oktober 2004, Depdiknas PPPG Matematika, Yogyakarta
Krimanto, Al dan Agus Dwi Wibawa (2010). Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Bangun Datar di SMP. Kementrian Pendidikan Nasional. Direktorat Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. P4TK Matematika Jogjakarta
Krulik, S dan Rudnick, J.A (1995). The New Sourcebook for Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Massachusetts: Allyn & Bacon A Simon & Schuster Company.
Kurniawati, R. (2011). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui Metode Pembelajaran Analitik Sintetik http://ri2nkurniawati.blogspot.com/2011/12/meningkatkan-kemampuan-berpikir-kritis.html . Didownload 22 Februari 2013.
Liliasari. (2000). Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi Calon Guru IPA. Dalam Proceeding Nasional Science Education Seminar, The Problem of Mathematics and Science Education and Alternative to Solve the Problems. Malang: JICA-IMSTEP FMIPA UM.
Mulyana, T. (2008). Pembelajaran Analitik Sintetikuntuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi Doktor pada PPS UPI:Tidak Diterbitkan.
Natali, W. (2011). Open ended-inquiry untuk meningkatkan berpikir kritis. http://wewnatali.blogspot.com/2011/03/proposal-penelitian-pendidikan.html Didownload 25 Pebruari 2013
Rajagukguk, (2009). Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika melalui Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dibandingkan dengan Pembelajaran Konvensional di kelas VII SMP Negeri Medan. Jurnal Bidang Pendidikan FMIPA UNIMED.
Rajagukguk, (2010). Merancang Inovasi Pembelajaran melalui Pengintegrasian Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) pada Model-Model Pembelajaran Matematika. Makalah disajikan pada seminar Nasional Inovasi Pembelajaran pada tanggal 6 Feb 2010 di UNIMED.
Rajagukguk, (2011). Upaya meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Penerapan Teori Belajar Bruner pada pokok bahasan Trigonometri di Kelas X SMAN Aek Kanopan. Jurnal Ilmiah Univ. Nomensen Medan.
Rajagukguk, (2011). Perbedaan Minat BelajarSiswa dengan Media Komputer Program Ciberlink Power Director dan Tanpa Media Komputer pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri Hamparan Perak . Jurnal Saintech Universitas Quality Medan.
Sembiring, T. (2010). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Analitik Sintetik. Tesis pada PPS UPI:Tidak Diterbitkan.
Simanjuntak, E. dkk. (2011). Inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematik dengan menggunakan model cooperatif learning tipe coop-coop pada mata kuliah analisis real. Prosiding (SEMIRATA BKS-PTN wilayah barat bidang MIPA, Medan 2012)
Soedjadi, R. (2004). PMRI dan KBK dalam Era Otonomi Pendidikan. Buletin PMRI. Edisi III, Jan 2004. Bandung: KPPMT ITB Bandung.
Stanis, Lausamsikan (2009) Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model Problem Based Learning dan Model Cooperative Learning Tipe Jig saw di SM. [Thesis S2, Program Pascasarjana UNY] [Online]. Tersedia. http://eprints.uny.ac.id/634/. Didownload 4 Januari 2011
Sugiyarti, Henik. 2005. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa SMPN 1 Tambakromo Kabupaten Pati Melalui Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah. Skripsi pada Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.
Suhendra, (2005). Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Kelompok Belajar Kecil Untuk Mengembangkan Kemampuan Siswa SMA Pada Aspek Problem Solving Matematik (Studi Eksprimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Belinyu). Thesis. UPI. Tidak diterbitkan.
Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta
Ketua 6 sekolah 30 200.000 6.000.000 6.000.000Anggota 6 sekolah 30 200.000 6.000.000 6.000.000Observer 6 sekolah 18 200.000 3.600.000Tenaga Adm 6 sekolah 12 200.000 2.400.000 2.400.000
SUB TOTAL (Rp) 14.400.000 18.000.0005. Lain-lain
Kegiatan Justifikasi KuantitasHarga Satuan (Rp)
Biaya per Tahun (Rp)Tahun I Tahun I
Administrasi (surat menyurat)
1.000.000 1.000.000
Pelatihan PBL pada guru-guru
1.500.000
Seminar draft hasil penelitian
2.000.000 2.000.000
Penerbitan artikel
1.000.000 1.000.000
Dokumentasi 500.000 500.000Pembuatan dan penggandaan Laporan
2.000.000 2.000.000
SUB TOTAL (Rp) 8.000.000 6.500.000TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN
SETIAP TAHUN (Rp)Tahun I Tahun I
54.042.000 65.890.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUH TAHUN (Rp)
119.932.000
21
LAMPIRAN 2.
SARANA DAN PRASARANA
Sarana (peralatan dan assessori) yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini telah tersedia di FMIPA Universitas Negeri Medan, dan tempat rencana pelaksanaan penelitian ini. Peralatan dan komponen lain sudah memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam rencana penelitian ini.
22
LAMPIRAN 3.
SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBAGIAN TUGAS TIM PENELITI
No Nama/NIDNInstansi
AsalBidang Ilmu
Alokasi Waktu
(jam/minggu)Uraian Tugas
1 Dr. Waminton Rajagukguk, M.Pd(NIDN: 0005106113)
Universitas Negeri Medan
Pendidikan Matematika
12 -Penanggung jawab dan koordinator kegiatan serta pengembangan bahan ajar berbasis masalah
-Desain pembelajaran berbasis masalah yang terintegrasi ICT
10 - Desain pembelajaran berbasis masalah yang terintegrasi ICT
- Menganalisis bahan ajar, dokumentasi dan analisis data
LAMPIRAN 4.
23
BIODATA KETUA/ANGGOTA TIM PENELITI/PELAKSANA
Ketua Peneliti:
A. Identitas diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr.Waminton Rajagukguk, M.Pd 2 Jenis Kelamin Laki-laki3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 1961100519860110015 NIDN 0051061136 Tempat dan Tanggal Lahir Dairi / 05 Oktober 19617 E-mail waminton@ gmail .com 8 Nomor Telepon/HP 0852611061009 Alamat Kantor Jalan William Iskandar Pasar V Medan
Estate10 Nomor Telepon/Faks (061) 6613365 Fax (061) 661331911 Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 200 orang; S2 = 12 orang
1. Statistik Pendidikan di S2
12. Mata Kuliah yang Diampu (di S2 dan di S1)
2. Evaluasi Pendidikan di S2
3. Metodologi Penelitian di S2
4. Bahasa Inggris Matematika di S2
5. Kalkulus I di S1
6. Kalkulus II di S1
7. Struktur Kurikulum di S1
8. Bahasa Inggris Matematika di S1
9. Evaluasi hasil belajar di S1
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3Nama Perguruan Tinggi
IKIP Medan PPs IKIP Jakarta PPS UNJ Jakarta
Bidang IlmuPendidikan Matematika
Penelitian dan Evaluasi Pend.
Penelitian dan Evaluasi Pend.
Tahun Masuk-Lulus
1980-1985 1992-1996 1998-2005
Judul Skripsi/Thesis /Disertasi
Kajian Pengajaran Nilai Maksimum dan Minimum Pada
Keefektifan Pelaksanaan Kuliah Kalkulus pada Tahun Pertama Bersama FPMIPA IKIP
Hubungan Kemampuan Dasar Matematika, Sikap Terhadap Kalkulus, dan Penilaian Mahasiswa Terhadap
MEDAN Kualitas Mengajar Dosen Dengan Hasil Belajar Kalkulus Mahasiswa FMIPA UNIMED.
Nama Pembimbing/ Promotor
Prof. DR. Aritonang
1. Prof. Dra. Moeharti, MA.
2. Dr. F.X. Sudarsono, MA
1. Prof.Dr. M. Simanungkalit, MA
2. Prof. Dr.Djaali
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
SumberJumlah
(Juta Rp)1 2008 Inovasi Pembelajaran Matematika untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMA Sesuai Tuntutan KTSP
Hibah Bersaing
46
2 2009 Perbedaan Kemampuan Pemecahan masalah Matematika melalui Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Dibandingkan dengan Pembelajaran Konvensional di Kelas VII SMP Negeri Medan.
Mandiri 10
3 2010 Upaya meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Penerapan Teori Belajar Bruner pada pokok bahasan Trigonometri di Kelas X SMA Negeri Aek Kanopan
Mandiri 6
4 2011 Perbedaan Minat Belajar Siswa dengan Media Komputer Program Ciberlink Power Director dan Tanpa Media Komputer pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri Hamparan Perak
Mandiri 12
5 2012 Inovasi Pembelajaran Bahasa Inggris Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan matematika FMIPA Unimed
Dana PO DIPA
8
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada MasyarakatPendanaan
SumberJumlah
(Juta Rp)
25
1 2009 Instruktur PLPG Guru SD, Instruktur PLPG bidang Matematika SMP dan SMA di Medan
Depdiknas/ Unimed
-
2 2010 Instruktur PLPG Guru SD, Instruktur PLPG bidang Matematika SMP dan SMA di Medan
Depdiknas/ Unimed
-
3 2011 Instruktur PLPG Guru SD, Instruktur PLPG bidang Matematika SMP dan SMA di Medan
Depdiknas/ Unimed
-
4 18-21 April 2011
Pengawas UN, di SMA BNKP Gunung Sitoli Nias Unimed -
5 13-14 Juli 2011
Penanggung Jawab Ruang, Pengawas Seleksi Lokal Masuk PTN 2011 Unimed
Unimed -
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika melalui Pembelajaran Matematika Realistik dengan Pembelajaran Konvensional
Jurnal Pendidikan Matematika
dan sain, FMIPA
UNIMED
Vol. 5 Okt 2010
2 Upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan penerapan teori Bruner pada pokok bahasan trigonometri
Majalah ilmiah Univ. HKBP Nomensen
Medan
Februari 2011
3 Perbedaan Minat BelajarSiswa dengan Media Komputer Program Ciberlink PowerDirector dan Tanpa Media Komputer Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri Hamparan Perak
Jurnal Saintech Universitas
Quality Medan
September 2011
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
NoNama
Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel IlmiahWaktu dan
Tempat
1 Konfrensi Nasional Pendidikan Matematika III
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Koperatif Tipe NHT dengan Pendekatan Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah di SMP.
Medan, 23-25 Juli 2009
2 Sminalar Merancang Inovasi Pembelajaran melalui UNIMED
26
Nasional Pengintegrasian Teknologi Informasi dan Komuniksi (ICT) pada model 2 Pembelajaran Matematika, diseminarkan pada seminar internasional inovasi pembelajaran, 6 Februari 2010 di UNIMED
6 Pebruari 2010
3 Seminar Nasional
Inovasi Pembelajaran Matematika Melalui Pengintegrasian Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa
UNIMED 16 Mei 2011
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku TahunJumlah
HalamanPenerbit
1 -
H. Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun JenisNomor P/ID
1 -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun Terakhir
NoJudul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah DiterapkanTahun
TempatPenerapan
ResponsMasyarakat
1 -
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis PenghargaanInstitusi Pemberi
PenghargaanTahun
1 -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Hibah Bersaing.
8 Nomor Telepon/HP 0852611061009 Alamat kantor Jalan William Iskandar Pasar V Medan
Estate10 Nomor Telepon/Faks (061) 6613365 Fax (061) 661331911 Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 100 orang12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Analisis Real
2. Aljabar Linier Elementer3. Mikro Teaching
B. Riwayat PendidikanS-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Negeri Medan Universitas Sumatera Utara
Bidang Ilmu Pendidikan Matematika Matematika
Tahun Masuk-Lulus 1999 – 2004 2004 – 2006
JudulSkripsi/Thesis Perbedaan hasil belajar mahasiswa yang pembelajarannya menerapkan teori belajar Ausubel dan Konvensional pada sub pokok bahasan persamaan kuadrat di kelas I SMU Negeri 3 Rantauprapat tahun pelajaran 2003/2004
Metode Heuristik untuk Menyelesaikan Masalah Optimisasi Portfolio Berbasis Mean-Variance-Value at Risk
Nama Pembimbing Dra. Mariani, M.Pd 1. Prof. Dr. Herman Mawengkang
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No Tahun Judul PenelitianPendanaan
SumberJml
( Juta Rp)
1 2010
Penerapan Metode “The Ordering Theory Test” untuk Pengembangan Materi mata kuliah Analisis Real 1 di Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Unimed
PHKI Batch I Unimed
15
2 2011
Inovasi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematik Dengan Menggunakan Model Kooperatif Learning Tipe Coop-Coop Pada Mata Kuliah Analisis Real
SPP/DPP Lemlit Unimed
1,1
3 2012
Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa dengan Strategi Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Pembelajaran Konvensional pada Mata Kuliah Aljabar Linier Elementer I pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Semester III Tahun 2012
DANA PO Unimed
8
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No TahunJudul Pengabdian Kepada
MasyarakatPendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)1 2009 s/d
2011 Sebagai Instruktur dalam Pendidikan dan Latihan Pendidikan Guru (PLPG) se Sumatera Utara.
Depdiknas/ Unimed
-
2 2013 Pelatihan penulisan Jurnal Menggunakan Software LaTex
Mandiri -
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No
Judul Artikel Ilmiah Nama JurnalVolume/
Nomor/Tahun
29
1 Perbedaan hasil belajar mahasiswa yang pembelajarannya menerapkan teori belajar Ausubel dan Konvensional pada sub pokok basan persamaan kuadrat di kelas I SMU Negeri 3 Rantauprapat.
Suara Pendidikan 28 / 2 / 2010
2 Inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematik dengan menggunakan model cooperatif learning tipe coop-coop pada mata kuliah analisis real.
Prosiding(Seminar Nasional
SEMIRATA BKS-PTN
wilayah barat bidang MIPA
2012)
ISBN: 978-602-
9115-23-9
3 Metode Heuristik untuk menyelesaikan masalah optimalisasi portfolio berbasis mean-variance-value at risk
Generasi Kampus 5/ 2/ 2012
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
NoNama PertemuanIlmiah / Seminar
Judul Artikel IlmiahWaktu dan
Tempat
1Seminar dan Rapat Tahunan Bidang
Ilmu MIPA
Inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematik dengan menggunakan model cooperatif learning tipe coop-coop pada mata kuliah analisis real.
11-12 Mei 2012,Hotel Madani Medan
2Seminar Hasil
Penelitian Research Grant
Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa dengan Strategi Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Pembelajaran Konvensional pada Mata Kuliah Aljabar Linier Elementer I pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Semester III Tahun 2012
6-8 Nopember 2012, Lembaga Penelitian Unimed
3
Seminar Nasional Matematika dan
Terapan (SIMANTAP) 2012
Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa dengan Strategi Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Pembelajaran Konvensional pada Mata Kuliah Aljabar Linier Elementer I
28-29 Nopember 2012, UMN Al-Washliyah Medan
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
30
No Judul Buku TahunJumlah
HalamanPenerbit
1 -
H. Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun JenisNomor P/ID
1 -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun Terakhir
NoJudul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah DiterapkanTahun
TempatPenerapan
ResponsMasyarakat
1 -
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis PenghargaanInstitusi Pemberi
PenghargaanTahun
1 -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Hibah Bersaing.
Medan, 14 Maret 2013Pengusul,
(Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd, M.Si)
NIP.198109042008122001
31
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(STATE UNIVERSITY OF MEDAN)LEMBAGA PENELITIAN
(RESEARCH INSTITUTE)Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan 20221 Telp. (061) 6613365 ext. 212 fax (061)6614002