HALAMAN JUDUL PENGUJIAN PERFORMANSI VoIP PADA JARINGAN WiMAX (WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS) STUDI KASUS BEBERAPA AREA DI KOTA BANDUNG PERFORMANCE TEST OF VoIP OVER WiMAX (WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS) NETWORK CASE STUDY SOME AREA IN BANDUNG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Disusun Oleh : ADYOSO HERWIDYAWAN 111020083 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG 2007
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HALAMAN JUDUL
PENGUJIAN PERFORMANSI VoIP PADA JARINGAN WiMAX (WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS)
STUDI KASUS BEBERAPA AREA DI KOTA BANDUNG
PERFORMANCE TEST OF VoIP OVER WiMAX (WORLDWIDE
INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS) NETWORK
CASE STUDY SOME AREA IN BANDUNG
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
pada Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
Disusun Oleh :
ADYOSO HERWIDYAWAN 111020083
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM
BANDUNG
2007
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul:
PENGUJIAN PERFORMANSI VoIP PADA JARINGAN WiMAX
(WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS)
STUDI KASUS BEBERAPA AREA DI KOTA BANDUNG
(PERFORMANCE TEST OF VoIP OVER WiMAX NETWORK
CASE STUDY SOME AREA IN BANDUNG)
Telah diperiksa untuk disetujui sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
Oleh,
Adyoso Herwidyawan
111020083
Bandung, 12 Februari 2007 Disahkan oleh,
Pembimbing I
Asep Mulyana, ST
NIK : 94570124-4
Pembimbing II
Gunadi Dwi Hantoro, ST
NIK : 720254
LEMBAR PERSEMBAHAN
gâztá T~{|Ü |Ç| ~âÑxÜáxÅut{~tÇ áxutzt| àtÇwt àxÜ|Åt ~tá|{~â ~xÑtwt `tÅt wtÇ ctÑt çtÇz àxÄt{ ÅxÅuxátÜ~tÇ~â wxÇztÇ ÑxÇâ{ ~tá|{ átçtÇz Percaya kita akan berhasil, maka kita pun akan berhasil....
Berpikirlah kalau kita akan gagal, maka kita pun akan selalu gagal...
Kita adalah apa yang kita pikirkan...
Tidak ada kesusksesan tanpa diraih dengan kerja keras dan berdoa kepada-Nya...
“Wahai Tuhan Yang Mempunyai Kerajaan, Engkau Berikan Kerajaan kepada orang-orang yang Engkau Kehendaki dan Engkau Cabut Kerajaan dari orang yang Engkau Kehendaki. Engkau Muliakan orang yang Engkau Kehendaki dan Engkau Hinakan orang yang Engkau Kehendaki. Di Tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau Masukkan malam ke dalam siang dan Engkau Masukkan siang ke dalam malam. Engkau Keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau Beri Rezeki siapa yang Engkau Kehendaki tanpa hisab.”
(Q.S: Ali Imran, 26-27)
iii
ABSTRAK
Semakin berkembangnya teknologi, semua aplikasi akan berbasis Internet
Protokol (IP). Berbagai cara digunakan untuk melewatkan layanan melalui jaringan
IP. Jaringan IP sendiri adalah merupakan jaringan komunikasi data yang berbasis
packet-switch. Salah satu layanan yang bisa dilewatkan melalui jaringan IP adalah
layanan voice atau biasa disebut Voice over Internet Protocol (VoIP). VoIP adalah
teknologi yang mampu melewatkan trafik suara yang berbentuk paket melalui
jaringan IP.
Komunikasi real time seperti voice merupakan layanan yang sangat rentan
terhadap delay sedangkan jaringan akses yang sudah ada memberikan delay yang
cukup besar untuk layanan ini. Salah satu alternatif jaringan yang dapat digunakan
adalah jaringan dengan teknologi WiMAX (Worldwide Interoperability for
Microwave Access) Teknologi ini mampu memberikan layanan data berkecepatan
hingga 70 Mbps dalam radius hingga 50 km[9]. Radius yang cukup untuk menjadikan
WiMAX sebagai jaringan telekomunikasi broadband. Dengan teknologi WiMAX,
impian akan layanan informasi data yang murah dengan kecepatan tinggi akan segera
terwujud.
Tugas Akhir ini menguji performansi VoIP pada jaringan WiMAX. Parameter
yang diamati disini adalah one way delay, jitter dan packet loss yang terjadi mulai
dari source node sampai dengan destination node. Selain itu diuji juga mengenai
throughput untuk membuktikan konsistensi dari spek teknis atau teoritis dari WiMAX
itu sendiri. Dari hasil pengukuran diperoleh hasil bahwa nilai one way delay, jitter dan
packet loss masih berada pada range yang direkomendasikan oleh ITU, yaitu nilai
maksimum untuk one way delay adalah 116.399 ms, untuk jitter adalah 6,546 ms dan
untuk packet loss adalah 3,175 %. Sedangkan nilai maksimal throughput bisa
mencapai 1,91 Mbps untuk downlink dan 0,475 Mbps untuk uplink pada daerah
Rancaekek dan nilai maksimal yang terukur pada pengukuran sebesar 63,67 % dari
nilai spesifikasi perangkat atau teori. Pada lokasi Rancaekek, Bale Endah dan Seminar
Room nilai SNR yang didapat sekitar 30 dB sehingga modulasi yang digunakan
adalah 64 QAM. Nilai RSSI paling kecil adalah -120 dBm pada lokasi Jl. Sudirman
dan nilai RSSI terbesar adalah -93 dBm pada lokasi Bale Endah. Jarak terjauh sinyal
masih bisa diterima dengan baik adalah pada daerah Rancaekek dengan jarak 32,8
km.
iv
ABSTRACT
As technology expands day by day, all application will be based on Internet
Protocol (IP). Several methods used to transmit services over IP network. IP network
itself is data communication network which is packet-switch based. One of the
services that can be transmitting over IP network is voice services or called Voice
over Internet Protocol (VoIP). VoIP is a technology that is able to transfer voice
traffic in packet form through IP network.
Real time communication such as voice is a very susceptible to delay where as
access network that existing gives long delay for this service. One of the alternate
networks which can be used is WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave
Access). This technology gives data speed until 70 Mbps in radius 50 km [9]. Radiuses
that make WiMAX become broadband telecommunication network replacing fixed
line technology. With WiMAX, the dream about cheap data information services with
high speed data will be come true.
This Final Project will analyze performance of VoIP over WiMAX network.
Parameters that will be analyzed are delay, jitter and packet loss that happens between
source node and destination node. Beside that, this Final Project will analyze about
the throughput to proof the consistency from technical spec or theoretical from
WiMAX itself.
Based on research, result of one way delay, jitter and packet loss are still on
range which is recommended by ITU, that is maximum result of one way delay is
116,399 ms, for jitter is 6.546 ms and for packet loss is 3.175%. Whereas maximum
throughput is 1.91 Mbps for downlink and 0.475 for uplink on Rancaekek and
maximum result that measured on research is 63.67% from spec equipment or
theoritic. On Rancaekek, Bale Endah and Seminar Room, SNR value obtain
approximately 30 dB, so modulation that used is 64 QAM. The lowest RSSI is -120
dBm on Jl. Sudirman and the biggest RSSI is -93 dBm on Bale Endah. The longest
distance where is signal stiil got properly is on Rancaekek with 32,8 km.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr, Wb.
Bismillaahirohmaanirrohiim,
Syukur Alhamdulillah, penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Uji Performansi VoIP pada Jaringan
WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access)“. Tugas akhir ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada
Program Sarjana Teknik Elektro STT Telkom.
Pada proses penyelesaian tugas akhir ini penulis telah banyak menerima
bantuan dan dukungan baik secara material maupun spiritual dari berbagai pihak.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada semua pihak :
1. Papa dan Mama, terima kasih atas doa-doa yang telah dipanjatkan untukku. Papa,
Mama terima kasih atas segala didikan dan nasehat-nasehat yang telah diberikan
dalam hidup ini. Buku ini penulis persembahkan sebagai rasa terima kasih penulis
atas didikan dan dukungannya selama ini. Maafkan kalau penulis belum bisa
membahagiakan Mama, Papa.
2. Bapak Asep Mulyana, ST sebagai pembimbing I yang telah meluangkan banyak
waktunya untuk memberikan pengarahan kepada penulis sehingga dalam
pengerjaan tugas akhir ini selalu terjauhkan dari berbagai kendala dan
keterbatasan.
3. Bapak Gunadi Dwi Hantoro, ST sebagai pembimbing II yang bersedia
meluangkan waktu dan tempatnya dalam membantu penulis menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
4. Nisa, my soulmate, karenamu aku dapat menyelesaikan Tugas Akhir, karenamu
kudapatkan ketenangan hati dan karena dukungan yang telah kau berikan
vi
kepadaku sehingga tiada terasa beban yang sedang kupikul, tak akan cukup terima
kasihku untuk membayarnya.
5. Buat Eyang Semarang dan Eyang Pekalongan, terima kasih atas doanya. Buat
Eyang Bagio di Bandung maaf kalau belum pernah maen ke rumah.
6. Mas Dito dan Dion, makasih atas doa-doanya. Buat Mas Dito semoga bisa dapat
pekerjaan yang diinginkan, buat Dion jangan nakal, patuh pada mama dan papa.
7. Terima kasih buat Ridwan. Temen seperjuangan dalam mengerjakan Tugas Akhir
ini dari awal hingga akhir.
8. Terima kasih kepada Melindha yang sudah membantu penulis dalam memberikan
saran dan nasehat. Terima kasih juga sudah mau membelikan kue pada saat
sidang.
9. Seluruh teman-teman sekelas penulis (TE-26-02) Fachri, ayo wisuda bareng,
Teddy, Mas Epul yang sudah membersihkan lantai depan kamar penulis dan
menjaga kos, Helmi.
12. H 3883 ER yang selalu menemani kemanapun penulis pergi tanpa rewel dan H
3208 GZ yang sempat menemani penulis untuk waktu yang tidak lama. B 1543
0M yang sudah menemani penulis pergi disaat hujan.
13. My Acer, yang membantu penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
14. Alifa, Mang Ubah, Mang Adun dan Dafi yang sudah membantu penulis
menyedakan makanan di saat wrung-warung yang lain tutup karena libur.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan yang
disebabkan karena keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu saran dan kritik yang
vii
bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa
yang akan datang.
Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya, serta bagi dunia pendidikan pada
umumnya.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.
Bandung, 13 Februari 2007
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i
LEMBAR PERSEMBAHAN ...................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
ABSTRACT ................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii
DAFTAR ISTILAH ................................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2 Tujuan .................................................................................................................. 2 1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2 1.4 Batasan Masalah .................................................................................................. 2 1.5 Metodologi dan Penyelesaian Masalah ................................................................ 3 1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI .............................................................................................. 5
2.1 Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) ........................... 5 2.1.1 Pengertian ................................................................................................. 5 2.1.2 Standard IEEE 802.16 ............................................................................... 6 2.1.3 Physical (PHY) Layer 802.16 ................................................................... 7 2.1.4 Medium Access Control (MAC) Layer 802.16 ......................................... 8
2.2 Voice over Internet Protocol (VoIP) .................................................................... 9 2.2.1 VoIP Overview ......................................................................................... 9 2.2.2 Format Paket VoIP .................................................................................. 10 2.2.3 Arsitektur Jaringan VoIP ........................................................................ 11
2.3.2.1 Terminal (Endpoints) ....................................................................... 13 2.3.2.2 Gateway ........................................................................................... 13 2.3.2.3 Gatekeeper ....................................................................................... 13 2.3.2.4 Multipoint Control Unit (MCU) ...................................................... 13
2.3.3 Protokol-Protokol yang Terlibat pada H.323 .......................................... 13 2.3.4 Prosedur Call Setup pada H.323 ............................................................. 15
2.4 Perbandingan Protokol SIP dan H.323 .............................................................. 16 2.5 Metode Pengukuran Performansi VoIP ............................................................. 17
2.5.1 Parameter Objektif Kualitas VoIP .......................................................... 17 2.5.2 Parameter Subjektif Kualitas VoIP ......................................................... 19
ix
BAB III KONFIGURASI JARINGAN DAN PENGUKURAN PERFORMANSI ......... 21
3.1 Konfigurasi Jaringan .......................................................................................... 21 3.2 Metode Pengukuran ........................................................................................... 22 3.3 Kondisi Lapangan .............................................................................................. 23 3.4 Perangkat Sistem ................................................................................................ 24
3.4.1 Perangkat Keras (Hardware) ................................................................... 24 3.4.1.1 Internet backbone .............................................................................. 24 3.4.1.2 Base Station (BS) .............................................................................. 24 3.4.1.3 Customer Premises Equipment (CPE) .............................................. 25 3.4.1.4 Network Management System (NMS) ............................................... 25 3.4.1.5 Power over Ethernet (PoE) ............................................................... 26 3.4.1.6 Ethernet Switch ................................................................................. 26
3.4.2 Perangkat Lunak (Software) ....................................................................... 27 3.4.2.1 Netmeeting ........................................................................................ 27 3.4.2.2 Ethereal ............................................................................................. 27 3.4.2.3 Palm OS Emulator ............................................................................ 27 3.4.2.4 Local Craft Interface Indicator (LCID) ............................................ 28
3.5 Parameter Performansi Sistem ........................................................................... 28 3.5.1 Overview Loss Propagasi ........................................................................ 28
3.5.1.1 Propagasi LOS .................................................................................. 28 3.5.1.2 Propagasi NLOS ............................................................................... 29
3.5.2 Perhitungan Kualitas Sinyal Transmisi ................................................... 29 3.5.2.1 Signal to Noise Ratio ........................................................................ 30 3.5.2.2 SQI (Signal Quality Index) ............................................................... 30 3.5.2.3 RSSI (Receive Signal Strength Indicator) ........................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 51
LAMPIRAN A ............................................................................................................ 53
LAMPIRAN B ............................................................................................................ 58
LAMPIRAN C .................................................................................................................................... 63
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jaringan WiMAX 6
Gambar 2.2 Struktur layer 802.16 8
Gambar 2.3 Format VoIP Packet 10
Gambar 2.4 Hubungan PC ke PC 11
Gambar 2.5 Hubungan dari PC ke Phone 12
Gambar 2.6 Hubungan antar phone dengan menggunakan jaringan
internet
12
Gambar 2.7 Arsitektur Protokol H.323 14
Gambar 2.8 Arsitektur Jaringan H.323 15
Gambar 2.9 Call Setup pada H.323 16
Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan pada sisi Base Station 20
Gambar 3.2 Konfigurasi Jaringan pada sisi Subscriber Station 20
Gambar 3.3 Flow Chart Umum Penelitian 21
Gambar 3.4 BTS ABS 4000 24
Gambar 3.5 CPE SSU 500 24
Gambar 3.6 NMS 8000 25
Gambar 3.7 Power over Ethernet 25
Gambar 3.8 Ethernet Switch WES 800 26
Gambar 3.9 Tampilan Palm OS Emulator 27
Gambar 3.10 Tampilan LCID 27
Gambar 3.11 Kondisi Propagasi LOS 28
Gambar 3.12 Kondisi propagasi NLOS 29
Gambar 3.13 Throughput dan QOS untuk beberapa contoh aplikasi (ETSI TR
101 856)
32
Gambar 3.14 Korelasi antara E – Model (ITU G.107) dengan MOS (ITU P.800)
33
Gambar 4.1 Grafik Pengukuran Jarak terhadap nilai SQI 35Gambar 4.2 Grafik Pengukuran Jarak terhadap nilai SNR 35Gambar 4.3 Grafik Pengukuran Jarak terhadap RSSI 37Gambar 4.4 Download file untuk mengukur Throughput 38Gambar 4.5 Grafik Pengukuran Throughput 39
Gambar 4.6 Topologi perhitungan one way delay 42
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tipe Akses dan Standart yang digunakan pada Jaringan WiMAX
5
Tabel 2.2 Fitur pada layer PHY 7
Tabel 2.3 Fitur layer MAC 9
Tabel 2.4 Header Size 11
Tabel 2.5 Voice Payload Size 11
Tabel 2.6 Perbedaan antara Protokol SIP dan H.323 16
Tabel 2.7 Jenis-jenis Delay 18
Tabel 2.8 Rekomendasi ITU-T G.114 untuk delay 18
Tabel 2.9 Rekomendasi ITU-T P.800 untuk nilai kualitas berdasarkan
MOS 19
Tabel 3.1 Koordinat Lokasi CPE 22
Tabel 3.2 Parameter Base Station WiMAX 23
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran SNR 35
Tabel 4.2 Perbandingan Nilai SNR dan Jenis Modulasi 36
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran RSSI 37
Tabel 4.4 Throughput downlink dan uplink hasil pengukuran 38
Tabel 4.5 Pengukuran delay network di tiap-tiap lokasi 41
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan One Way Delay 43
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Jitter 45
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Packet Loss 46
Tabel 4.9 Perhitungan Perhitungan Nilai Id 47
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Nilai Ief 47
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Nilai R Factor 48
Tabel 4.12 Konversi Nilai R Factor ke Nilai MOS 48
xiii
DAFTAR ISTILAH
Automatic Repeat
Request
Backhaul
Bit Rate
Broadband
Burst
Burst Profile
Carier Class Service
Capture
Client-Server
Conection Oriented
Delay
DL MAP
Difraksi
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Fitur yang melakukan pengiriman ulang
(retransmisi) terhadap frame atau blok data yang
rusak
konfigurasi point to point, menghubungkan antara
base station dengan base station
Ukuran kecepatan penyaluran data yang
menyatakan
jumlah bit data yang disalurkan dalam suatu selang
waktu
layanan atau sistem yang membutuhkan kanal
transmisi yang mampu mendukung kecepatan lebih
besar dari kecepatan primer ISDN yaitu sebesar
2,048 Mbps [ITU-T I.113]
pengiriman data secara bersamaan atau serentak
parameter-parameter fisik suatu burst seperti jenis
modulasi , pengkodean yang digunakan, dsb
suatu aturan hubungan untuk membedakan layanan
berdasar tingkat performansi yang tinggi dan
reliabel (sesuai untuk provider dengan jumlah
pelanggan rumah maupun bisnis yang banyak)
untuk layanan dengan tingkat jaminan performansi
yang rendah
proses penangkapan paket data yang lewat pada
jaringan
suatu mode komunikasi dimana suatu entiti
bertindak sebagai pihak yang meminta suatu
layanan dan pihak lain bertindak sebagai penyedia
layanan
mode koneksi yang membutuhkan proses
handshaking antara pengirim dengan penerima
waktu yang dibutuhkan data untuk sampai di tujuan
xiv
Efisiensi bandwidth
Fixed Wireless Access
Handshaking
Iperf
Last Mile
OFDM
Polling
QoS
Refleksi
Roll of factor
Scatering
Service Flows
Throughput
UL MAP
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
MAC Management Message yang berfungsi
mengumumkan peta downlink subframe untuk satu
waktu berikutnya
propagasi melewati objek yang cukup besar
sehingga seolah-olah menghasilkan sumber
sekunder, seperti puncak bukit
kemampuan skema modulasi untuk
mengakomodasikan data dalam bandwidth yang
terbatas
aplikasi wireless akses dimana lokasi terminal
pelanggan dan jaringan akses point fixed / tetap
proses pembangunan hubungan yang ditandai
dengan pertukaran MAC Management Message
suatu program yang berfungsi sebagai trafik
generator dan network analyzer
konfigurasi point to multipoint, menghubungkan
antara pelanggan dengan base station
suatu modulasi multicarier, dimana data serial
berkecepatan tinggi akan dikonversi menjadi data
pararel dengan kecepatan yang lebih rendah
mekanisme di mana base station secara aktif
menawarkan penambahan bandwidth kepada user
terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan
kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan
tingkat jaminan layanan yang berbeda
terdapat sinyal tak langsung yang datang di receiver
setelah mengalami pantulan terhadap suatu objek
faktor pelebaran terhadap kanal Nyquist akibat
ketidak idealan sistem
propagasi sinyal melalui objek yang kecil dan atau
kasar yang menyebabkab banyak pantulan untuk
arah yang berbeda-beda
aliran paket yang mempunyai jaminan QOS,
xv
WiMAX Forum :
merupakan ciri dari jaringan broadband
jumlah paket data yang berhasil didapatkan
(berhasil sampai tujuan) pada suatu titik pada
selang waktu tertentu
MAC Management Message yang berfungsi
mengumumkan peta uplink subframe untuk satu
waktu berikutnya
organisasi non–profit yang mempromosikan
pengembangan jaringan FWA dan memberi
sertifikat pada produk yang sesuai dengan standar
IEEE 802.16
xvi
DAFTAR SINGKATAN
BS Base Station
BTS Base Transceiver Station
BWA Broadband Wireless Access
CAP Carrierless Amplitude Phase
CINR Carrier to interference -plus- noise ratio
CPE Costumer Promises Equipment
DSL Digital Subscriber Line
FDD Frequency Division Multiplex
FWA Fixed Wireless Access
EIRP Effective Isotropically Radiated Power
ETSI European Telecommunication Standard Institute
FDMA Frequency Division Multiple Access
FEC Forward Error Control
FWA Fixed Wireless Access
FHSS Frequency Hopping Spread Spectrum
IEEE International of Electrical and Electronics Engineer
IP Internet Protocol
ISP Internet Service Provider
LOS Line Of Sight
MPQM Moving Picture Quality Metric
NLOS Non Line Of Sight
NMS Network Management Service
OFDM Orthogonal Frequency Division Multiplexing
PMTP Point to Multipoint
xvii
PoE Power of Ethernet
PTP Point to Point
QAM Quadratur Amplitudo Modulation
QoS Quality of Service
QPSK Quadrature Phase Shift Keying
RSL Receive Signal Level
RSSI Received signal strength indicator
RTT Round Time Trip
SNR Signal Noise Ratio
SQI Signal Quality Index
SS Subscriber Station
TDD Time Division Duplexing
VoIP Voice over Internet Protocol
WLAN Wireless Local Area Network
WiMAX Worldwide Interoperability for Microwave Access
WMAN Wireless Metropolitan Area Network
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengintegrasian komunikasi suara dengan data masih mengalami beberapa
kendala antara lain dukungan jaringan akses yang masih berbasis analog voice. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan karakteristik jaringan yang digunakan untuk
komunikasi suara dan data. Teknik pengiriman suara atau telpon lebih dikenal sebagai
circuit switching. Pada dasarnya teknologi circuit switching akan mengalokasikan
satu jalur tertentu pada jaringan telpon secara dedicated untuk komunikasi antara
pengirim dan tujuan. Komunikasi suara membutuhkan jaringan circuit switching,
karena suara sangat rentan terhadap delay. Delay dapat dihilangkan apabila
komunikasi suara dilakukan diatas jaringan circuit switching yang akan selalu
mengalokasikan satu jalur khusus antara pengirim dan penerima. Sedangkan
komunikasi data lebih disebut packet switching. Packet switching lebih efisien
dibandingkan dengan circuit switching karena teknik ini lebih didasarkan pada
penggunaan kanal untuk digunakan secara sharing. Hal ini dimungkinkan karena
secara statistik informasi data dapat dilayani dengan mekanisme antrian dengan
toleransi delay yang lebih besar daripada voice.
Dengan mengintegarasikan voice ke dalam jaringan data atau biasa disebut
voice over internet protocol (VoIP) diharapkan komunikasi akan menjadi lebih
efisien. Panggilan melalui jaringan internet memberikan biaya komunikasi yang lebih
murah, sehingga untuk hubungan Internasional dapat ditekan hingga 70%[2]. Selain
itu, biaya investasi dapat di tekan karena voice dan data menggunakan jaringan yang
sama. Di samping itu pada jaringan paket IP terminal dapat dipasang di sembarang
port ethernet dan IP address, tidak seperti telepon tradisional yang harus mempunyai
port tersendiri di Sentral atau PBX.[2]
Salah satu kendala dalam mengimplementasikan VoIP adalah pengaruh delay
yang bisa menyebabkan jitter dan packet loss pada jaringan data. Salah satu cara
untuk megukur performansi VoIP adalah dengan meninjau pada parameter QoS yang
meliputi parameter delay, jitter, bandwidth, packet loss, availibility dan security[1].
Sebenarnaya QoS didesain untuk mengukur kualitas dari suara bukan pada jaringan
data. Untuk itu sekarang ini muncul suatu standard teknologi wireless yang disebut
WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access). WiMAX ini diklaim
BAB I Pendahuluan
Pengujian Performansi VoIP pada Jaringan WiMAX 2
mampu memberikan layanan data berkecepatan hingga 70 Mbps dalam radius hingga
50 km[9]. WiMAX juga sudah meliputi fitur QoS yang memungkinkan layanan
termasuk voice dan video dengan delay rendah.
1.2 Tujuan Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisa performansi
sistem jaringan yang berbasis IP seperti WiMAX dalam mendukung layanan real time
seperti voice. Pada Tugas Akhir ini akan digunakan parameter delay, jitter, dan packet
loss untuk menganalisa performansi VoIP pada jaringan WiMAX. Dan mengukur
throughput untuk membuktikan konsistensi dari spek teknis atau teoritis dari WiMAX
itu sendiri.
Sehingga dari analisa ini akan diperoleh data keunggulan dan kelemahan
sistem agar dapat memberikan kualitas layanan yang optimal. Hasil penelitian
diharapkan dapat membantu penyedia layanan VoIP untuk mengimplementasikan
teknologi ini ke dalam jaringan WiMAX.
1.3 Rumusan Masalah
Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa VoIP pada jaringan WiMAX.
Maka rumusan masalah yang terkait dengan hal diatas adalah sebagai berikut:
1. Parameter apa saja yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas VoIP?
2. Bagaimana desain arsitektur jaringan yang akan diimplentasikan pada jaringan
WiMAX dalam mendukung layanan voice agar diperoleh hasil analisa yang
optimal?
3. Bagaimana performansi jaringan WiMAX dalam mendukung layanan VoIP?
1.4 Batasan Masalah Pada penulisan Tugas Akhir ini dilakukan pembatasan-pembatasan agar
masalah yang dibahas menjadi lebih terarah. Antara lain:
a. Penilitian dilakukan dilingkungan TELKOM Risti.
b. Parameter yang diukur untuk analisa VoIP adalah delay, jitter dan packet
loss . Parameter throughput digunakan untuk mengetahui konsistensi dari
spek teknis yang digunakan.
c. Parameter secara subyektif menggunakan Mean Opinion Score (MOS).
d. Komunikasi suara hanya terjadi didalam jaringan WiMAX saja.
BAB I Pendahuluan
Pengujian Performansi VoIP pada Jaringan WiMAX 3
e. Teknologi WiMAX yang digunakan pada standard 802.16d.
f. Mekanisme pemrosesan sinyal dan modulasi tidak dikutsertakan dalam
pembahasan.
g. Tidak membahas proses keamanan jaringan.
1.5 Metodologi dan Penyelesaian Masalah Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah observasi lapangan dan
didukung dengan studi literature. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Studi literature dari referensi yang ada
Berisikan pembahasan teoritis melalui studi literatur dari buku-buku atau
jurnal ilmiah yang berkaitan dengan teknologi WiMAX dan VoIP.
2. Melakukan pengamatan dan pengumpulan data di lapangan
Bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan data-data parameter yang
berhubungan dengan teknologi WiMAX dan VoIP.
3. Mengolah dan menganalisa data yang diperoleh
Nilai-nilai parameter yang didapat dari lapangan akan dianalisa. Hasil akhir
analisa tersebut diharapkan dihasilkan suatu kesimpulan, rekomendasi teknis
yang dapat digunakan pada saat pengimplementasiannya, dan penelitian
selanjutnya.
1.6 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini akan dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut :
1. Bab I, Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang pembuatan tugas akhir, tujuan pembuatan tugas
akhir, pembatasan masalahnya, metodologi penulisan serta sistematika yang
digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini.
2. Bab II, Dasar Teori
Berisi tentang penjelasan teoritis dalam berbagai aspek yang akan mendukung ke
arah analisis tugas akhir yang dibuat.
3. Bab III, Desain dan Konfigurasi Sistem
Pada bagian ini akan dijelaskan proses desain sampai konfigurasi untuk
implementasi dari sistem.
BAB I Pendahuluan
Pengujian Performansi VoIP pada Jaringan WiMAX 4
4. Bab IV, Analisis Hasil Implementasi
Pada bab ini, dilakukan beberapa analisa hasil implementasi sistem sesuai
skenario yang telah dirancang dan sesuai standar.
5. Bab V, Kesimpulan & Saran
Pada bab ini, kesimpulan yang diperoleh dari serangkaian kegiatan terutama pada
bagian analisis pengujiannya diungkapkan. Selain itu saran-saran pengembangan
lebih lanjut dari tugas akhir yang telah dibuat dituliskan pada bab ini.
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX)
2.1.1 Pengertian
WiMAX adalah teknologi berstandard dasar IEEE 802.16 yang
memungkinkan pengiriman data untuk akses wireless broadband sebagai alternatif
dari akses cable atau DSL. WiMAX dapat menyediakan tipe akses fixed, nomadic,
portable dan mobile wireless broadband untuk kondisi LOS dan NLOS. Hanya
dengan satu Base Station, secara teori cakupan dari radius selnya bisa mencapai 50
km, WiMAX Forum menyatakan, sistem dapat mengirimkan data dengan kecepatan
sampai 75 Mbps per carrier untuk tipe akses fixed dan portable. Pada jaringan dengan
tipe akses mobile berdasarkan spesifikasinya dapat menghasilkan kecepatan lebih dari
15 Mbps dengan radius hingga 3 km. Hal ini menunjukan bahwa teknologi WiMAX
dapat digunakan melalui notebook dan PDA yang selanjutnya dapat
diimplementasikan pada telepon seluler.
Untuk memenuhi dua kebutuhan tipe akses yang berbeda, maka dua versi dari
WiMAX telah dikeluarkan. Yang pertama didasarkan pada IEEE 802.16-2004 yang
dikhususkan untuk tipe akses fixed dan portable. Versi terakhir untuk tipe akses ini
disebut juga 802.16d. Sedangkan yang kedua dikhususkan untuk tipe akses mobile
menggunakan standard 802.16e. Berikut tabel rekomendasi standardas-based untuk
berbagasi tipe akses pada jaringan WiMAX.
Tabel 2.1 Tipe Akses dan Standart yang digunakan pada Jaringan WiMAX
Selanjutnya pada Tugas Akhir ini hanya akan dibahas jaringan WiMAX
dengan standard base 802.16-2004 atau 802.16d. WiMAX juga mendukung berbagai
BAB II Dasar Teori
Pengujian Performansi VoIP pada Jaringan WiMAX 6
range frekuensi. Standart 802.16 yang pertama menggunakan frekuensi antara 10-66
GHz, sedangkan untuk 802.16a dan 802.16d pada frekuensi antara 2-11 GHz.
WiMAX untuk komersial menggunakan frekuensi 2-11GHz.
Gambar 2.1 Jaringan WiMAX
2.1.2 Standart IEEE 802.16
IEEE merupakan badan internasional yang mendokumentasikan riset-riset
teknologi oleh para ahli yang kemudian dijadikan standar internasional. Dalam
kerjanya IEEE mengeluarkan salah satu standar internasional untuk Local Area
Network (LAN) dan Metropolitan Area Network (MAN) dengan nama IEEE 802.
IEEE 802 membuat standar jaringan untuk komponen fisik dari jaringan yang terletak
pada lapis fisik dan data link pada model OSI.
IEEE 802.16 adalah sebuah standard Broadband Wireless Access (BWA) atau
beberapa orang menyebutnya Wireless MAN, yang mampu untuk mengirimkan data
dengan kecepatan beberapa megabit dan mendukung untuk tipe akses fixed, portable,
dan mobile. Standart ini menawarkan fleksisbilitas untuk mendukung band frekuensi
licensed dan unlicensed. 802.16 dioptimalkan untuk mengirimkan dengan cepat data
bursty ke Subscriber Station (SS) dan Medium Access Control (MAC) dapat
BAB II Dasar Teori
Pengujian Performansi VoIP pada Jaringan WiMAX 7
mendukung layanan real-time multimedia dan Voice over IP (VoIP) dengan kualitas
yang baik. Hal ini berarti bahwa IEEE 802.16 diposisikan sebagai broadband wireless
untuk mendukung keterbatasan sistem Wi-Fi dan mendukung aplikasi yang
membutuhkan jaminan QoS (Quality of Service) seperti VoIP, streaming video, dan
game on-line.
Versi terakhir dari IEEE 802.16, adalah 802.16-2004 dulu disebut revisi D
atau 802.16d. 802.16d meliputi versi sebelumnya (802.16-2001, 802.16c dan 802.16a)
dan mendukung untuk kondis LOS dan NLOS pada frekuensi 2-66GHz. 802.16-2004
difokuskan pada aplikasi fixed dan nomadic. Seperti standard IEEE 802 lainnya.
Standart ini hanya menspesifikasikan perubahan pada layer Physical (PHY) dan
Media Access Control (MAC).
2.1.3 Physical (PHY) Layer 802.16
Karakteristik layer PHY 802.16d adalah didesain untuk kondisi NLOS
menggunakan frekuensi 2-11 GHz, sedangkan untuk kondisi LOS menggunakan
frekuensi 11-66GHz, kanal broadband mencapai 20 MHz, akses jamak menggunakan
TDM/TDMA sedangkan dupleks menggunakan TDD dan FDD, adaptif burst profile
untuk arah uplink dan downlink. Fitur yang ada di layer PHY dapt dilihat di table
berikut:
Tabel 2.2 Fitur pada layer PHY
No Fitur Keuntungan
1 Menggunakan sistem
signaling 256 point FFT
OFDM
Mendukung system multipath untuk
memungkinkan diaplikasikan pada area terbuka
dengan kondisi LOS dan NLOS
2 Didesain untuk mendukung
sistem smart antenna
Dengan menggunakan smart antenna interferansi
dapat ditekan dan gain dapat ditingkatkan
3 Mendukung TDD dan FDD Menangani masalah bervariasinya regulasi
diseluruh dunia
4 Sistem modulasi yang
fleksible dengan system
error correction yang
bervariasi untuk setiap RF
burst
Memungkinkan terjalinnya koneksi yang
reliable, memberikan transfer rate yang
maksimal kepada setiap pengguna yang
terhubung dengannya
BAB II Dasar Teori
Pengujian Performansi VoIP pada Jaringan WiMAX 8
2.1.4 Medium Access Control (MAC) Layer 802.16
Karena PHY 802.16 adalah layer fisik wireless maka tujuan utama MAC layer
untuk mengatur resources yang ada di udara agar dapat diatur seefisisen mungkin.
Protokol IEEE 802.16 didesain untuk aplikasi Point-to-Multipoint Broadband
Wireless Access (BWA). Untuk mendukung layanan ini, 802.16 MAC harus
mendukung trafik continue dan bursty. Selain itu, layanan ini diharapkan dapat
menjamin Quality of Service (QoS) pada berbagai tipe trafik.
Karakteristik layer MAC adalah mendukung berbagai macam servis atau
layanan yang bersifat connection oriented, mendukung berbagai mcam backhaul
seperti ATM, IPv4, IPv6, VLAN, dan Ethernet. Untuk arah downlink BS
mengirimkan frame dengan mode TDM sedangkan arah uplink dengan menggunakan
TDMA.
Services Specific Convergence Sublayer
MAC Sublayer Common Part
Security Sublayer
Physical Layer
MA
CP
HY
Link Logic Control
Dat
a Li
nk
Gambar 2.2 Struktur layer 802.16
MAC layer terdiri dari tiga sub layer, yaitu:
a. Service Specific Convergence Sublayer
Merupakan antarmuka dengan layer diatasnya, yaitu network layer
b. MAC Sublayer Common Part
Merupakan inti dari fungsi MAC, yaitu fungsi uplink scheduling, bandwidth
request, kontrol koneksi dan ARQ
c. Security Sublayer
Sublayer ini mengatur enkripsi, dekripsi, dan key management
Tabel 2.3 Fitur layer MAC No Fitur Keuntungan
1 Connection oriented Proses routing dan paket forwading yang lebih
reliable
BAB II Dasar Teori
Pengujian Performansi VoIP pada Jaringan WiMAX 9
No Fitur Keuntungan
2 Automatic retransmisi
request (ARQ)
Meningkatkan performance end to end dengan
menyembunyikan error pada layer RF yang dibawa
dari layer diatasnya
3 Automatic power control Memungkinkan pembuatan topologi seluler dengan
power yang dapat terkontrol secara otomatis
4 Security dan encription Melindungi privacy pengguna
5 Mendukung sistem
modulasi adaptif
Memungkinkan data rate yang tinggi
6 Scalability yang tinggi
hingga mendukung 100
pengguna
Biaya penggunaan lebih efektif karena mampu
menampung pengguna atau user lebih banyak
7 Mendukung sistem QOS Dapat memberikan latency rendah untuk aplikasi
yang delay sensitive seperti VoIP dan video
streaming
2.2 Voice over Internet Protocol (VoIP)
2.2.1 VoIP Overview
Pada dasarnya, telephony adalah teknologi yang berhubungan dengan
transmisi elektronik suara yang disampaikan pada dua tempat yang mempunyai jarak
yang jauh melalui telepon. Dengan hadirnya komputer dan perangkat transmisi digital
yang berbasiskan sistem telepon serta pengguaan radio unuk mengirim dan menerima
sinyal telepon, maka perbedaan antara telephony dan telekomunikasi menjadi sulit
ditemukan.
Voice over Internet Protocol dikenal juga dengan sebutan IP Telephony.
Secara umum, VoIP dedefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan
internet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat lainnya
menggunakan perantara protokol IP. VoIP mentransmisikan sinyal suara dengan
mengubahnya ke dalam bentuk digital, dan dikelompokkan menjadi paket–paket data
BAB II Dasar Teori
Pengujian Performansi VoIP pada Jaringan WiMAX 10
yang dikirim dengan menggunakan platform IP (Internet Protocol). Jaringan IP
sendiri adalah merupakan jaringan paket berbasis protokol IP.
Standard komunikasi VoIP yang umum digunakan pada saat ini adalah H.323
yang dikeluarkan oleh ITU pada bulan Mei 1996 dan SIP (Session Initiation Protocol)
yang dikeluarkan oleh IETF pada bulan Maret tahun 1999 melalui RFC-2543 dan
diperbaharui kembali pada bulan juni 2002 dengan RFC-3261 oleh MMUSIC
(Multiparty Multimedia Session Control), salah satu kelompok kerja IETF.
2.2.2 Format Paket VoIP
Tiap paket VoIP terdiri atas dua bagian, yakni header dan payload (beban).
Header terdiri atas IP header. Real-time Transport Protocol (RTP) header, User
Datagram Protocol (UDP) header, dan link header.
IP header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan paket-
paket ke tujuan. Pada setiap header IP disertakan tipe layanan atau Type of Service
(ToS) yang memungkinkan paket tertentu seperti paket suara diperlakukan berbeda
dengan paket yang non real-time.
UDP header memiliki ciri tertentu yaitu tidak menjamin paket akan mencapai
tujuan sehingga UDP cocok digunakan pada aplikasi voice real time yang sangat
peka terhadap delay dan latency.
RTP header adalah header yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan framing
dan segmentasi data real time. Seperti UDP, RTP juga tidak mendukung realibilitas
paket untuk sampai tujuan. RTP menggunakan protokol kendali yang disebut RTCP
(Real Time Control Protocol) yang mengendalikan QoS dan sinkroniasi media stream
yang berbeda.
Gambar 2.3 Format VoIP Packet
Untuk link header, besarnya sangat bergantung pada media yang digunakan. Table
berikut menunjukkan perbedaan ukuran header untuk media yang berbeda dengan
metode kompresi G.729
Tabel 2.4 Header Size
BAB II Dasar Teori
Pengujian Performansi VoIP pada Jaringan WiMAX 11
Media Link Layer Header Size Bit Rate
Ethernet 14 Bytes 29.6 Kbps
PPP 6 Bytes 26.4 Kbps
Frame Relay 4 Bytes 25.6 Kbps
ATM 5 Byte tiap cell 42.2 Kbps
Sedangkan untuk voice payload, besarnya antara 14 Bytes sampai 160 Bytes. Tabel
berikut menunjukan perbedaan ukuran payload untuk berbagai jenis kompresi yang
digunakan.
Tabel 2.5 Voice Payload Size
Encoding/Compression Result Bit Rate Voice Payload