Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah vitamin merupakan kependekan kata vitalamine. Istilah ini digunakan pertama kali oleh Casimir Funk pada tahun 1911 untuk menjelaskan suatu zat yang diisolasinya dari kulit ari beras. Zat tersebut dapat mengobati dan menjegah penyakit beri-beri pada ayam. Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk sejumlah fungsi biokimiawi, dan umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan (Harper 25 th Eds). Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B. Ternyata masing-masing bersifat larut lemak dan air. Seiring semakin banyaknya vitamin ditemukan , vitamin tersebut juga memperlihatkan sifat-sifat yang larut dalam air dan lemak. Dengan ditemukannnya sifat tersebut maka sifat tersebut digunakan sebagai dasar pengklasifikasian. Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin C dan semua vitamin B komlpeks. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, K. Vitamin yang larut dalam lemak (lipid) adalah molekul hidrofobik apolar, yang semua merupakan derivat isopren. Molekul ini tidak bisa disintesis oleh tubuh dalam
46

Vitamin kel 3

Jul 27, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Vitamin kel 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah vitamin merupakan kependekan kata vitalamine. Istilah ini

digunakan pertama kali oleh Casimir Funk pada tahun 1911 untuk

menjelaskan suatu zat yang diisolasinya dari kulit ari beras. Zat tersebut

dapat mengobati dan menjegah penyakit beri-beri pada ayam. Vitamin

merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk

sejumlah fungsi biokimiawi, dan umumnya tidak dapat disintesis oleh

tubuh sehingga harus dipasok dari makanan (Harper 25th Eds). Vitamin

yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B. Ternyata masing-

masing bersifat larut lemak dan air. Seiring semakin banyaknya vitamin

ditemukan , vitamin tersebut juga memperlihatkan sifat-sifat yang larut

dalam air dan lemak. Dengan ditemukannnya sifat tersebut maka sifat

tersebut digunakan sebagai dasar pengklasifikasian. Vitamin yang larut

dalam air adalah vitamin C dan semua vitamin B komlpeks. Vitamin yang

larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, K. Vitamin yang larut dalam

lemak (lipid) adalah molekul hidrofobik apolar, yang semua merupakan

derivat isopren. Molekul ini tidak bisa disintesis oleh tubuh dalam jumlah

yang memadai sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin larut lipid

dapat diserap secara efisien. Jika terdapat penyerapan lemak yang normal.

Begitu diserap molekul vitamin tersebut harus diangkut didalam darah

seperti halnya lipid apolar yang lain, yaitu dalam lipoprotein atau melekat

dalam protein pengikat spesifik. Adanya vitamin dalam bahan makanan

belum merupakan suatu jaminan bahwa suatu defisiensi dari vitamin

tersebut tidak timbul, karena mungkin ada faktor-faktor lain yang terdapat

dalam diet yang menghalangi pemanfaatannya oleh tubuh, misalnya proses

absorbsinya di dalam usus. Telah diketahui bahwa pengobatan secara

terus-menerus dengan parafin cair dapat menghalangi penyerapan karoten,

karena parafin melarutkan senyawa karoten dan membentuk suatu larutan

yang tidak dapat diserap oleh mukosa usus, maka akan timbul gejala

Page 2: Vitamin kel 3

2

defisiensi vitamin A. Merupakan fakta yang jelas juga bahwa terlalu

banyak minyak ikan dalam diet akan menimbulkan defisiensi vitamin E

dalam waktu singkat dengan akibat degenerasi otot. Infeksi usus ada

hubungannya dengan penyerapan vitamin A dan penggunaannya.

Gangguan hidrolisis lemak dan penyerapannya secara otomatis

mempengaruhi penyerapan semua vitamin yang larut dalam lemak.

Di bidang peternakan, dewasa ini sebagian vitamin dapat

dihasilkan secara sintetik dan penggunaan penentuan secara kimiawi

makin meningkat. Vitamin-vitamin sintetik tersebut sama efektifnya

seperti dari sumber-sumber alam dan lebih disukai karena kualitas

standarnya, garansi potensinya, dan stabilitasnya. Vitamin-vitamin sintetik

memungkinkan formulasi ransum yang fleksibel, sesuai dengan kebutuhan

setempat dan penggunaan ekonomisnya. Bentuk-bentuk stabilitas vitamin

A, D, dan E dapat diperoleh di pasaran. Vitamin dapat diberikan terdiri

dalam konsentrasi tinggi atau sebagai premiks yang berpotensi rendah

dalam kombinasi dengan zat-zat makanan aktif lainnya, seperti zat-zat

mineral, antibiotika dan lain-lain. Bila hanya tersedia sumber-sumber

vitamin alami, maka perlu diperhatikan bahwa konsentrasi vitamin-vitamin

tersebut dalam bahan makanan dapat bervariasi luas dengan musim,

panenan dan kondisi penyimpanan. Nilai hayati vitamin dapat berkurang

atau hilang akibat terdapatnya zat-zat antagonis dalam sumber-sumber

vitamin alam tersebut. Vitamin A, D3, E, riboflavin, dan B12 perlu

mendapat perhatian khusus. Akan tetapi jumlah kholin, asam nikotinat dan

kadangkala asam pantothenat yang tidak mencukupi dapat dijumpai dalam

berbagai ransum, terutama pada ransum-ransum yang tidak mengandung

protein hewan.

Pada ternak, daun hijau leguminosa dan rumput diketahui

merupakan sumber vitamin yang baik, terutama karoten. Pada manusia,

vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani.

Pada umumnya, vitamin-vitamin ditemukan berkaitan dengan

adanya pengaruh biologis yang menarik bagi seorang peneliti, untuk itu

kami ingin membahas lebih dalam mengenai vitamin yang larut dalam air

Page 3: Vitamin kel 3

3

dan lemak beserta struktur dan fungsi dari masing-masing vitamin

tersebut.

1.2 Tujuan

1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II.

2. Menjelaskan vitamin yang larut dalam air.

3. Menjelaskan vitamin yang larut dalam lemak .

4. Menjelaskan struktur vitamin yang larut dalam lemak dan yang larut

dalam air.

5. Menjelaskan fungsi vitamin yang larut dalam lemak dan yang larut

dalam air.

1.3 Manfaat

2. Mengetahui vitamin yang larut dalam air.

3. Mengetahui vitamin yang larut dalam lemak .

4. Mengetahui struktur vitamin yang larut dalam lemak dan yang larut

dalam air.

5. Mengetahui fungsi vitamin yang larut dalam lemak dan yang larut

dalam air.

1.4 Metode Penulisan

Makalah ini disusun dengan literasi buku, internet, serta melalui diskusi

kelompok.

Page 4: Vitamin kel 3

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur dan Fungsi Vitamin yang Larut dalam Lemak ( Lipid)

Vitamin yang larut di dalam lemak adalah molekul hidrofobik apolar, yang semua merupakan derivate isoprene. Molekul ini tidak dapat disintesis oleh tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin larut lipid dapat diserap secara efisien jika terdapat penyerapan lemak yang normal. Begitu diserap, molekul vitamin tersebut harus di angkut didalam darah seperti halnya lemak apolar yang lain, yaitu dalam lipoprotein atau melekat pada protein pengikat spesifik. Vitamin larut lemak mempunyai beragam fungsi, missal, vitamin A, penglihatan; vitamin D, metabolisme kalsium dan fosfat; vitamin E, antioksidan; vitamin K, pembekuan darah. Meskipun pernah dianggap sebagai vitamin, vitamin D sebenarnya adalah suatu prohormon.

Semua kondisi yang mempengaruhi pencernaan dan penyerapan vitamin larut lemak seperti steatore dan kelainan system biliaris, dapat menimbulkan defisiensi. Ketidakcukupan atau defisiensi gizi akibat malabsorpsi akan menyebabkan sindrom yang bersesuaian dengan vitamin yang tidak menjalankan fungsi fisiologiknya; yaitu, defisiensi vitamin menyebabkan buta senja dan xeroftalmia; defisiensi vitamin D menimbulkan penyakit rakitis pada anak kecil serta osteomalasia pada orang dewasa; pada defisiensi vitamin E (jarang terjadi), dapat menimbulkan kelainan neurologik serta anemia pada bayi baru lahir. Karena tubuh manusia mampu menyimpan kelebihan vitamin larut lemak, toksisitas dapat terjadi akibat asupan vitamin A dan D yang berlebihan. Vitamin A serta β-karoten, provitamin A, dan vitamin E memiliki sifat antioksidan. Kemungkinan peran vitamin-vitamin ini di dalam ateroskerosis dan pencegahan penyakit kanker telah dihubungkan dengan sifat antioksidannya.

Vitamin memiliki struktur kimia dan fungsi fisiologis yang spesisfik dan berbeda-beda. Umumnya vitamin bekerja dengan cara menggalakkan reaksi kimia tertentu dalam suatu proses metabolisme. Jika terjadi kekeurangan vitamin tersebut, proses metabolism tidak akan berlangsung dan tubuh menjadi sakit.

1. Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Vitamin A, atau retinol, merupakan senyawa poliisoprenoid yang

Page 5: Vitamin kel 3

5

mengandung cincin sikloheksenil. Vitamin A merupakan istilah generik bagi semua senyawa dari sumber hewani yang memperlihatkan aktivitas biologik retinol. Senyawa tersebut terutama disimpan dalam bentuk ester retinol di dalam hati. Di dalam tubuh, fungsi vitamin A dilakukan oleh retinol serta ke dua derivatnya, retinal dan asam retinoat. Vitamin A adalah suatu kristal berwarna kuning dan larut dalam lemak atau pelarut lemak. Vitamin A tahan terhadap panas, cahaya dan alkali, tetapi tidak tahan terhadap asam dan oksidasi.

a) Vitamin A mempunyai provitamin, β-karoten

Di dalam sayuran, vitamin A berwujud sebagai provitamin dalam bentuk pigmen β-karoten berwarna kuning, yang terdiri atas dua molekul retinal yang bergabung pada ujung aldehid rantai karbonnya. Meskipun demikian, karena metabolisme β-karoten menjadi vitamin A tidak berlangsung efisien, efektivitas β-karoten sebagai sumber vitamin A adalah hanya sekitar seperenam aktivitas retinol berdasarkan berat. Senyawa mirip β-karoten dikenal sebagai karotenoid.

b) Digesti vitamin A terjadi bersama menyertai digesti lipid, diikuti transfornasi di dalam mukosa usus

Ester retinol yang larut didalam lemak makanan terdispersi dalam droplet (tetesan) getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen usus, diikuti dengan penyerapannya secara langsung ke dalam epitel usus. β-Karoten yang diingesti dapat dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim β-karoten dioksigenase. Pemecahan ini memanfaatkan oksigen molekuler, digalakkan oleh adanya garam empedu, dan menghasilkan dua buah molekul retinaldehid (retinal). Pada mukosa usus, retinal direduksi menjadi retinol oleh enzim spesifik retinaldehid reduktase menggunakan NADPH. Sejumlah kecil retinal akan dioksidasi menjadi asam retinoat. Sebagian besar retinol mengalami esterifikasi dengan asam lemak jenuh dan diinkorporasikan ke dalam kilomikron limf, kemudian memasuki aliran darah. Bentuk ini lalu diubah menjadi fragmen kilomikron yang selanjutnya diambil oleh hati, berikut kandungan retinolnya. Karotenoid mungkin dapat lolos dari beberapa proses ini dan melintas langsung ke dalam kilomikron.

c) Vitamin A disimpan di hati dan dilepas ke darah dalam keadaan melekat pada protein pengikat

Di hati vitamin A disimpan sebagai ester di dalam liposit (sel stelata perisinusoid), mungkin sebagai kompleks lipoglikoprotein.

Page 6: Vitamin kel 3

6

Untuk pengangkutannya ke jaringan, vitamin A dihidrolisis dan retinol yang terbentuk akan berikatan dengan protein pengikat-aporetinol (RBP, aporetinol-binding protein). Holo-RBP yang dihasilakandiproses di dalam apparatus Golgi dab disekresikan ke dalam plasma. Produk ini diambil oleh jaringan melalui reseptor sel permukaan. Asam retinoat diangkut di dalam plasma dengan keadaan terikat pada albumin. Begitu berada di dalam sel ekstrahepatik, retinol akan diikat oleh protein pengikat-retinol selular (CRBP, cellular retinol-binding protein).

Toksisitas vitamin A (hipervitaminosis A) terjadi jika kapasitas protein pengikat-aporetinol terlampaui dan sel tersebut terpajan pada retinol yang tidak terikat. Keadaan ini dapat terjadi pada pemakaian suplemen vitamin A berlebihan dan pernah di laporkan di antara para penjelajah Arktik yang mengonsumsi hati beruang kutub. Konsumsi hati harus dihindari pada kehamilan karena efek teratogenik dari konsentrasi vitamin A yang tinggi.

d) Retinol, retinal, dan asam retinoat mempunyai fungsi biologiknya sendiri yang unik

Retinol dan retinal saling berinterkonversi pada adanya enzim dehidrogenase atau reduktase yang memerlukan -NAD atas –NADP, yang ditemukan di banyak jaringan. Meskipun demikian, begitu terbentuk dari retinal, asam retinoat tidak dapat diubah kembali menjadi retinal atau retinol. Dengan demikian asam retinoat dapat mendukung pertumbuhan dan deferensiasi tetap tidak dapat menggantikan peran retinal pada penglihatan atau dukungan retinol terhadap system reproduksi.

e) Retinol dan asam retinoat bekerja menyerupai hormone steroid

Setelah diambil ke dalam CRBP, retinol akan diangkat mengelilingi sel dan berikatan dengan protein nucleus; di dalam protein nucleus ini retinol mungkin terlibat dalam pengontrolan ekspresi gen tertentu. Dengan demikian, dalam hal tersebut vitamin A berperilaku menyerupai hormin steroid.

f) Retinal merupakan komponen pigmen penglihatan rodopsin

Rodopsin terdapat di dalam sel batang retina dan bertanggungjawab terhadap penglihatan pada saat pencahayaan kurang. Senyawa 11-cis-retinal, suatu isomer all-trans-retinal, berikatan secara spesifik dengan protein penglihatan opsin untuk membentuk rodopsin akan terurai karena terjadi pengelantangan dan terbentuk all-trans-retinal serta

Page 7: Vitamin kel 3

7

opsin. Reaksi ini disertai dengan perubahan konformasional yang m,enginduksi perubahan permeabilitas terhadap kation, peningkatan polarisasi membrane, dan pemicuan implus saraf. Di rangkaian ini terlibat sebuah protein-G, transduksin, yang memungkinkan hidrolisis Cgmp oleh fosfodiesterase sehingga terjadi penurunan permeabilitas terhadap Natrium dengan konsekuensi peningkatan polarisasi membrane retina.

g) Asam retinoat turut berperan dalam sintesis glikoprotein

Bukti keterlibatan asam retinoat di dalam sintesis glikoprotein merupakan hal menarik karena defisiensi vitamin A mengakibatkan penumpukan intermediate oligosakarid-lipid dengan berat molekul rendah abnormal untuk sintesis glikoprotein.

h) Kekurangan vitamin A menyebabkan gejala defisiensi yang khas

Defisiensi vitamin A menyebabkan sejumlah gejala akibat malfungsi berbagai mekanisme selular yang melibatkan retinoid. Salah satunya adalah gangguan kemampuan penglihatan malam, yang terjadi ketika simpanan vitamin A di dalam hati hampir habis terpakai. Deplesi lebih lanjut menumbilkan keratinisasi jaringan epitel mata, paru-paru, saluran cerna dan traktus genitourinarius, disertai dengan pengurangan sekresi mucus. Kerusakan jaringan mata, xeroftalmia, akan menuju pada kebutaan. Vitamin A juga tampak esensial untuk menghadapi infeksi karena fungsinya di dalam merespon imun. Defisiensi vitamin A terutama terjadi pada populasi dengan diet dasar yang buruk disertai kurangnya konsumsi sayuran yang menjadi sumber provitamin A, β-karoten.

i) Retinoid dan karotenoid memeiliki aktivitas antikanker

β-karoten merupakan antioksidan dan mungkin mempunyai peran dalam menangkap radikal bebas peroksi di dalam jaringan pada tekanan parsial oksigen yang rendah. Kemampuan β-karoten bertindak sebagai antioksidan terjadi akibat stabilisasi radikal bebas peroksida di dalam struktur alkil terkonjugasinya. Karena bersifat efektif pada konsentraai aksigen rendah, β-karoten melengkapi sifat antioksidan vitamin e yang efektif pada konsentrasi oksigen lebih tinngi. Sifat antioksidan kedua vitamin larut-lipid ini menjelaskan kerja antikanker yang mungkin dimilikinya. Konsentrasi β-karoten dan α-tokoferol yang rendah di dalam serum berkaitan dengan pembentukan katarak senilis. LDL merupakan pembawa utama β-karoten.

Page 8: Vitamin kel 3

8

Fungsi vitamin A, antara lain:

a. Peglihatan atau daya penglihatan malamVitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada

cahaya remang. Di dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu (rodopsin) yang berada di sel khusus dalam retina mata yang dinamakan rod. Rodopsin adalah pigmen yang memungkinkan mata untuk dapat melihat dalam cahaya remang-remang. Penglihatan dengan cahaya samar-samar atau buram baru bisa terjadi bila seluruh siklus ini selesai.

Dikeluarkan dalam

jumlah kecil

O2

Gambar Peranan vitamin A dalam penyesuaian cahaya remang. Sumber. Guthrie, H.A, Introductory Nutrition, 1986, hlm. 307.

Retinol, atau vitamin A

Alkohol (dalam darah)

Retinol

(dalam retina)

Retinalaldehida

Opsin (protein)

Rodpsin

(pigmen dalam rod retina)

Page 9: Vitamin kel 3

9

b. Deferensiasi sel

Deferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau fungsi semulanya. Pada deferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitkan dengan perubahan perwujudan gen-gen tertentu. Sel-sel yang paling nyata mengalami deferensiasi adalah sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarakan mukus atau lendir. Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan mukus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering. Kulit menjadi kering, kasar dan luka sukar sembuh. Keratinisasi konjungtiva mata atau selaput yang melapisi kelopak dan bola mata merupakan salah satu tanda khas kekurangan vitamin A.

Peranan vitamin A diduga berkaitan dengan dua hal :1. Peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus yang

terlibat dalam pembentukan membrane sel yang mengontrol diferensiasi sel

2. Komples vitamin A-CRBP masuk ke dalam nucleus sel sehingga mempengaruhi DNA.

c. Kekebalan

Vitamin A berpengaruh pada fungsi kekebalan tubuh pada hewan dan manusia. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan deferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan hormonal). Di samping itu kekurangan vitamin A menurunkan respons antibody yang bergantung pada sel-T (limfosit berperan pada kekebalan selular). Sebaliknya infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A.

Dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa:1. Ada hubungan kuat antara status vitamin A dan resiko terhadap

penyakit infeksi pernafasan;2. Hubungan antara kekurangan vitamin A dan diare belum begitu

jelas;3. Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan

komplikasi yang dapat berakibat kematian.

Page 10: Vitamin kel 3

10

d. Pertumbuhan dan perkembangan

Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadao pertumbuhan sel. Vitamin dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Sedangkan pada anak-anak kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat.

e. Reproduksi

Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada tikus. Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami keguguran atau kesukaran dalam melahirkan. Kebutuhan vitamin A selam ibu hamil meningkat untuk kebutuhan janin dan persiapan induk untuk menyusui.

f. Pencegahan kanker dan penyakit jantung

Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas system kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker, terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kantung kemih. Disamping itu beta karoten yang bersma vitamin E dan C berperan sebagai antioksidan diduga dapat pula mencegah kanker paru-paru.

g. Lain-lain

Definisi vitamin A juga menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Hal ini mungkin karena perubahan pada jonjot rasa pada lidah. Vitamin A juga berperan dalam pembentukan sel darah merah, kemungkinan melalui interaksi dengan besi.

Page 11: Vitamin kel 3

11

Struktur vitamin A

Akibat defisiensi vitamin A :

a. Buta senjaTanda pertama defisiensi vitamin A adalah gangguan kemampuan mata untuk adaptasi penglihatan dalam cahaya yang reman-remang. Keadaan ini dikenal sebagai buta senja, yaitu adaptasi gelap yang buruk

b. Kelainan membrane mukosaDefisiensi vitamin A yang lebih serius mengakibatkan kelainan pada membrane mukosa, yang menjadi kering dan mengeras, atau mengalami keratinisasi. Penumpukan sel-sel mati akan menyebabkan infeksi setempat, misalnya pada saluran pernafasan. Pada sebagian kasus, kulit menjadi kering sementara saluran kelenjarnya tersumbat oleh sel-sel mati sehingga kulit menjadi kasar.

c. Xerophthalmia Pada defisiensi vitamin A yang berat, terutama diantara anak-anak, dapat terjadi kelainan pada mata. Konyungtiva mata mula-mula mengalami keratinisasi, sehingga menimbulkan xerophthalmia atau mata kering, dan pelunakan kornea-keratomalasia-dapat timbul serta mengakibatkan infeksi, ulserasi dan kebutaan yang permanen.

2. Vitamin D

Vitamin D merupakan prohormon steroid. Prohormon steroid terdapat pada hewan, tanaman dan ragi. Melalui perubahan metabolik

Page 12: Vitamin kel 3

12

dalam tubuh, vitamin D menghasilkan hormon kalsitriol yang berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfat.

a. Vitamin D Dihasilkan dari Provitamin Dehidro-Kolesterol Melalui Kerja Cahaya Matahari

Ergosterol terdapat dalam tanaman dan 7-dehidrokolesterol terdapat pada hewan. Ergosterol berbeda dengan 7-dehidrokolesterol hanya pada rantai sampingnya, yang bersifat tidak jenuh dan mengandung gugus metil ekstra. Sinar ultraviolet memutus cicin B kedua senyawa. Ergokalsiferol (vitamin D2) dapat dibuat secara komersial dari tanaman melalui cara ini, sedangkan pada hewan 7-dehidrokolesterol akan membentuk kolekalsiferol (vitamin D3) pada kulit yang terpajan.

b. Hati Dan Ginjal Terlibat di dalam Sintesis KalsitriolVitamin D3 yang terbentuk dari 7-dehidrokolesterol oleh

kerja matahari dan Vitamin D3 (atau D2) yang berasal dari makanan akan beredar dalam sirkulasi darah dalam keadaan terikat pada sebuah molekul globulin spesifik, protein pengikat viamin D. Vitamin D akan diambil hati tempat vitamin tersebut terhidroksilasi pada posisi 25 oleh vitamin D3-25-hidroksilase, yaitu enzim produksi retikum endoplasma yang menentukan kecepatan reaksi lintasan. 25-hidroksivitamin D3 merupakan bentuk utama vitamin D dan bentuk cadangan utama di dalam hati. Suatu fraksi bermakna dan dari 25-hidroksivitamin D3 akan mengalami sirkulasi enterohepatik, dan gangguan terhadap proses ini dapat menimbulkan defisiensi vitamin D.

Di dalam tubulus ginjal, tulang, dan plasenta, 25-hidroksivitamin D3 dihidroksilasi lebih lanjut pada posisi 1 oleh

enzim 25-hidroksivitamin D3-1-hidrolase, suatu enzim mitokondria.

Menghasilkan 1α, 25-hidroksivitamin D3 (kalsitriol), metabolit vitamin D yang paling poten. Pembentukan produk ini diatur oleh konsntrasinya sendiri, hormon paratiroid dan fosfat serum.

Vitamin D juga terlibat di dalam deferensiasi sel dan fungsi imun.

c. Defisiensi Vitamin D Menyebabkan Rakhitis dan Osteomalasia Penyakit rakhitis terjadi pada anak dan osteomalasia pada

orang dewasa yang tidak terpajan cahaya matahari atau yang tidak mendapat vitamin D dalam jumlah memadai dari makanan. Penyakit ini disebabkan oleh pelunakkan tulang yang terjadi akibat kekurangan kalsium dan fosfat. Ikan berlemak, kuning telur, dan hati

Page 13: Vitamin kel 3

13

merupakan sumber vitamin D yang baik. Asupan vitamin D yang berlebihan dapat menyebabkan Hipervitaminosis yang ditandai oleh kadar kalsium yang tinggi di dalam darah serta klasifikasi jaringan lunak.

3. Vitamin E ( Tokoferol)

Pada tahun 1922, ditemukan suatu zat larut lemak yang dapat mencegah keguguran dan stelilisasi pada tikus . semula zat ini dinamakan faktor antisterlilisasi dan kemudian menjadi vitamin E .Pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak kecambah dan gandum dan dinamakan tokoferol. Sekarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan istilah vitamin E yang biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuan tokoferol yang aktif secara biologik. Ada berbagai jenis tokoferol yang ditemukan di alam dan semua merupakan senyawa 6-hidroksikromana (tokol) yang tersubstitusi-isoprenoid.

a. Penyerapan lemak secara aktif meningkatkan absorpsi vitamin EGangguan absorpsi lemak menimbulkan defisiensi vitamin E

karena tokoferol ternyata larut di dalam lemak makanan dan dibebaskan serta diserap pada saat lemak dicerna.lebih jauh, vitamin E diangkut di dalam kilomikron yang mendistribusikan vitamin tersebut ke jaringan yang mengandung lipoprotein. Pertama, melalui inkorporasi ke dalam kilomikron yang mendistribusikan vitamin tersebut ke jaringan yang mengandung lipoprotein lipase dan kemudian ke hati dalam bentuk fragmen sisa kilomikroin; kedua, melalui ekspor dari hati di dalam lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL, very low density lipoprotein). Vitamin E disimpan di dalam jaringan adipose. Dengan demikian, defesiensi vitamin E dapat ditemukan pada keadaan yang berkaitan dengan disfungsi berbagai proses di atas, missal, pada steatore kronis, abetalipoproteinemia, penyakit hepar kolestatik, kistik fibrosis, dan pada pasien yang menjalani operasi reseksi usus.

b. Vitamin E merupakan antioksidan alami yang sangat pentingVitamin E merupakan pertahanan baris pertama terhadap

proses perosidasi asam lemak tak jenuh ganda yang ada di dalam fosfolipid membrane selular dan subselular. Fosfolipid mitokondria, reticulum endoplasma, serta membrane plasma memiliki afinitas terhadap α-tokoferol, dan vitamin E tampaknya terkonsentrasi di tempat-tempat ini. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan,

Page 14: Vitamin kel 3

14

memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas karena kemampuannya memindahkan hydrogen fenolat kepada radikal bebas peroksil asam lemak takjenuh ganda yang terperoksidasi. Radikal bebas fenoksi yang terbentuk dapat bereaksi dengan vitamin C untuk menghasilkan kembali tokoferol, atau bereaksi dengan radikal bebas peroksil berikutnya sehingga cincin kromana serta rantai samping dioksidasi menjadi produk bukan radikal bebas. Produk oksidasi ini mengalami konjugasi dengan asam glukoronat melalui gugus 2-hidroksil dan diekskresikan ke dalam getah empedu. Jika bereaksi melalui cara ini, tokoferol tidak akan didaur ulang setelah melaksanakan fungsinya, tetapi harus sepenuhnya diganti untuk melanjutkan peran biologiknya di dalam sel. Kerja antioksidan tokoferol berlangsung efektif pada konsentrasi oksigen yang tinggi dan dengan demikian tidaklah mengherankan jika vitamin tersebut cenderung terkonsentrasi di dalam struktur lipid yang terpanjan pada tekanan parsial oksigen paling tinggi, missal, membrane eritrosit, membrane pohon respiratorius, dan retina.

c. Vitamin E dan selenium bekerja sinergistikGlutation piroksidase, yang memiliki selenium sebagai

komponen integral di dalamnya, membentuk pertahanan baris kedua terhadap peroksida sebelum senyawa tersebut dapat merusak membrane dan komponen sel yang lain. Dengan demikian, tokoferol dan selenium saling menguatkan kerja mereka dalam melawan peroksida lipid serta selenium diperlukan untuk mempertahankan fungsi pancreas yang normal, yang diperlukan bagi proses pencernaan serta penyerapan lipid termasuk vitamin E.sebaliknya, vitamin E mengurangi kebutuhan akan selenium dengan mencegah hilangnya selenium dari dalam tubuh atau dengan mempertahankannya dalam bentuk aktif.

d. Defisiensi vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi baru lahir

Anemia dapat disebabkan oleh penurunan produksi hemoglobin dan pemendekan usia eritrosit. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersama semakin besarnya asupan lemak takjenuh ganda. Asupan minyak mineral, pemajanan pada oksigen atau berbagai penyakit yang menyebabkan penurunan efisiensi penyerapan lenak dapat menyebabkan defisiensi vitamin tersebut, yang menuju pada kelainan neurologi.

Page 15: Vitamin kel 3

15

e. Spesies oksigen reaktif (ROS, Reaction Oxygen Species) dapat memicu penyakit

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih electron yang tidak berpasangan. Konsekuensinya cenderung memperoleh electron dari substansi lain menjadikan radikal bebas bersifat sangat reaktif. Meskipun demikian, tidak semua jenis oksigen reaktif merupakan radikal bebas, misalnya oksigen singlet atau tunggal. Oksigen direduksi oleh enzim sitokrom oksidase menjadi air, akan diperoleh empat buah electron. Electron juga diperoleh secara satu per satu melalaui reduksi univalent yang mungkin bertanggungjawab atas 1-5% total konsumsi oksigen. Molekul-molekul individual di dalam reduksi univalent bersifat sangat reaktif dan potensial merusak jaringan. Molekul tersebut adalah radikal bebas superoksida, hidrogen peroksida, dan radikal bebas hidroksil. Sehingga sebagian besar struktur sel bersifat sangat rentan, termasuk membrane, protein structural, enzim serta asam nukleat, yang dapat menyebabkan mutasi dan kematian.

f. Nutrient antioksidan dapat mencegah penyakitBukti mengenai keterlibatan radikal bebas dan molekul reaktif

lain pada proses terjadinya penyakit semakin menguat. Bukti utama berasal dari penelitian epidemologi yang memperlihatkan korelasi statistika antara insiden dengan kadar nutrient antioksidan yang rendah di dalam darah atau makanan. Kejadian ini terlihat dalam hubunganpenyakit kanker dengan selenium, vitamin a, β-karoten, vitamin C dan vitamin E. Selain itu terdapat hubungan terbalik antara insiden penyakit kardiovaskuler dengan status vitamin E dan C. Ada beberapa bukti bahwa pemakaian vitamin E topical dapat melindungi kulit terhadap efek sinar ultraviolet yang merusak. Meskipun kebutuhan bagi suplementasi umum dengan salah satu atau seluruh antioksidan belum ditentukan, konsumsi sereal, biji-bijian, buah, sayuran merupakan sumber antioksidan yang baik (dianjurkan untuk digalakkan).

g. Sifat kimia vitamin EVitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna sedangkan

sintetik berwarna kuning muda dan kecoklatan. Vitamin E larut dalam lemak tetapi tidak larut dalam air . ada lima jenis tokoferol yang penting dalam makanan yaitu ; alfa-, beta-,gama-, delta-toko-ferol dan tokoteronol . karakteristik kimia utamanya adalah bertindak sebagai antioksidan . tokoferol terdiri atas struktur cincin 6-kromonal dengan rantai samping jenuh panjang enam belas karbon

Page 16: Vitamin kel 3

16

fitol .perbedaan antar jenis tokoferol terletak pada jumlah dan posisi gugus metal pada struktur cincin . tokoferol mempunyai ikatan tiga rangkap samping .

Vitamin E akan rusak bila bersentuhan dengan minyak tengik,timah,dan besi . apsropsi vitamin E berkisar 20-80%.vitamin E sebagian besar disimpan dijaringan lemak selebihnya di hati .

Struktur Vitamin E

4. Vitamin K

Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah naftokuinon tersubstitusi-poliisoprenoid. Bentuk utama vitamin K yang ada dalam tanaman adalah Filokuinon (K1). Sedangkan bentuk vitamin K yang ditemukan pada jaringan hewan dan disintesis oleh bakteri di dalam usus adalah Menakuinon (K2) merupakan anggota seri bentuk tak jenuh poliprenoid. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, daging, minyak ikan.

Vitamin K terdapat di alam dalam dua bentuk, keduanya terdiri atas cincin 2-metilnaftakinon dengan rantai samping pada posisi tiga. Filokinon mempunyai rantai samping rantai samping fitil dan hanya

Page 17: Vitamin kel 3

17

terdapat pada tumbuh-tumbuhan berwarna hijau. Melakuinon merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya terdiri atas beberapa stuan isoprenil dan disintesis oleh bakteri di dalam saluran cerna. Menadion (vitamin K3) merupakan bentuk vitamin K sintetik terdiri atas cicin naftakinon tanpa rantai samping dan baru aktif secara biologik setelah mengalami alkilasi di dalam tubuh. Vitamin K cukup tahan terhadap panas dan tidak tahan terhadap alkali dan cahaya.

a) Penyerapan vitamin K membutuhkan penyerapan lemak yang normal.

Malabsorpsi lemak merupakan penyebab sering terjadinya defisiensi vitamin K. Derivat vitamin K dalam bentuk alami hanya akan diserap bila terdapat garam empedu. Menadion yang larut air akan diserap sekalipun tanpa garam empedu, melintas langsung ke vena porta hati. Walaupun mulanya vitamin K yang menumpuk di dalam hati, kosentrasi hepatiknya menurun dengan cepat dan penyimpanannya tebatas.

b) Vitamin K diperlukan bagi biosintesis faktor pembekuan darah.

Vitamin K berpean dalam menjaga kadar normal faktor pembekuan darah II (protombin), VII, IX, dan X yang semua awalnya disintesis di dalam hati sebagai protein prekursor inaktif. Vitamin K bekerja sebagai kofaktor enzim karboksilase yang membentuk ϒ-karboksiglutamat di dalam protein prekursor. Reaksi karboksilase bergantung pada vitamin K yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma banyak jaringan dan membutuhkan oksigen molekuler, karbondioksida (bukan HCO3), serta bentuk hidrokuinon (bentuk tereduksi) vitamin K. Kegunaan terapeutik penting vitamin K adalah sebagai antidotum keracunan obat tipe dikumoral. Bentuk kuinon vitamin K akan memintas epoksida reduktase yang terinhibisi dan menyediakan sebuah sumber vitamin K bentuk hidrokuinon aktif yang potensial.

c) Defisiensi vitamin K rentan terjadi pada bayi yang baru lahir Karena plasenta tidak mengalirkan vitamin tersebut secara

efisien kepada janin dan sesaat setelah lahir, usus berada dalam keadaan steril. Pada bayi normal, kosentrasi vitamin K di dalam plasma menurun segera setelah lahir tetapi kemudian meningkat kembali setelah terjadi absorpsi makanan. Jika kadar protrombin turun terlalu rendah dapat terjadi sindrom hemoragik. Defisiensi vitamin K dapat disebabkan oleh malabsorpsi lemak yang mungkin berhubungan dengan disfungsi pankreas, penyakit biliaris, atrofi

Page 18: Vitamin kel 3

18

mukosa usus, atau setiap penyebab seteatore. Sterilisasi usus besar oleh antibiotik dapat mengakibatkan defisiensi bila asupan vitamin K pada makanan terbatas.

Struktur vitamin K

Vitamin K1

Vitamin K2

Vitamin K3

2.2 Struktur dan Fungsi Vitamin Larut-Air

Vitamin merupakan nutrient organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk sejumlah fungsi biokimiawi, dan umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin A dan B, ternyata masing-masing bersifat larut-lemak dan –air. Semua vitamin larut-air merupakan anggota vitamin B kompleks (kecuali vitamin C).

Page 19: Vitamin kel 3

19

1. Vitamin b kompleks merupakan kofaktor dalam reaksi enzimatik

Vitamin B yang esensial bagi nutrisi manusia adalah: (1) tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), (3) niasin (asam nikotin, nikotinamida) (vitamin B3), (4) asam pantotenat (vitamin B5), (5) vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, piridoksamin), (6) biotin, (7) vitamin B12 (kobalamin), dan (8) asam folat (asam pteroilglutamat). Kelebihan vitamin ini akan diekskresikan kedalam urine. Vitamin B kompleks ini terbatas (kecuali kobalamin). Vitamin B kompleks harus tersedia secara rutin.

a. Tiamin

Tiamin tersusun atas pirimidin tersubstitusi yang dihubungkan oleh jembatan metilen ke sebuah tiazol tersubstitusi.

1) Tiamin Aktif adalah Tiamin Difosfat.

Tiamin disfosfotransferase yang bergantung-ATP dan terdapat didalam otak serta hati, bertanggung jawab atas konversi tiamin menjadi bentuk aktifnya, tiamin difosfat (profosfat).

2) Tiamin Difosfat merupakan Koenzim dalam Reaksi Enzimatik yang Memindahkan Unit Adehid Aktif

Reaksi enzim semacam ini berlangsung dalam dua tipe: (1) dekarboksilasi oksidatif asam α-keto dari asam amino leusin, isoleusin, serta valin); dan (2) reaksi transketolase (missal, dalam lintasan pentose fosfat).

Dekarboksilat oksidatif α-ketoglutarat menjadi suksinil-KoA dan CO2 dikatalisis oleh suatu kompleks enzim yang strukturnya sangat mirip dengan struktur kompleks piruvat dehidrogenase. Peran tiamin difosfat sebagai koenzim dalam reaksitransketolase serupa dengan apa yang dijelaskan di atas tentang dekarboksilasi oksidatif.

a) Kekurangan Tiamin Menyebabkan Beriberi dan Sindrom Defisiensi Terkait

Pada manusia yang mengalami defisiensi tiamin, reaksi yang bergantung pada tiamin difosfat akan dicegah atau sangat dibatasi sehingga menimbulkan penumpukan substrat bagi reaksi tersebut, missal, piruvat, gula pentose, dan derivate α-ketoglutarat asam amino rantai-bercabang leusin, isoleusin, serta valin.

Page 20: Vitamin kel 3

20

Tiamin terdapat pada hampir semua tanaman dan jaringan tubuh hewan yang lazim digunakan sebagai makanan, tetapi kandungan vitamin ini biasanya kecil. Biji-bijian yang tidak digiling sempurna dan daging merupakan sumber tiaminyang baik.

Aktivitas transketolase eritrosit digunakan sebagai alat untuk mengukur defisiensi tiamin, sebagaimana pula konsentrasi tiamin di dalam darah dan ekskresi tiamin ke dalam urine.

b. Riboflavin

Riboflavin terdiri atas sebuah cincin isoaloksazin heterosiklik yang melekat pada gula alcohol, ribitol. Vitamin ini merupakan pigmen berwarna dan berpendar yang relative stabil terhadap pemanasan, kendati terurai oleh cahaya tampak mata.

a) Riboflavin Aktif Adalah Flavin Mononukleotida (FMN) atau Flavin Adenin Dinukleotida (FAD)

FMN terbentuk melalui reaksi fosforilasi riboflavin bergantung-ATP, sementara FAD disintesis oleh reaksi lebih lanjut dengan ATP, yang memindahkan moeitas AMP ATP kepada FMN.

b) FMN dan FAD Bertindak sebagai Gugus Prostetik Enzin Oksidoreduktase

Enzim ini dikenal sebagai flavoprotein. Gugus prostetik biasanya berikatan erat, tetapi tidak secara kovalen, pada apoproteinnya. Banyak flavoprotein mengandung satu unsure logam atau lebih, seperti molybdenum dan besi sebagai kofaktor esensialnya, dan dikenal dengan nama metaloflavoprotein. Enzim flavoprotein ditemukan dimana-mana dan diwakili oleh berbagai enzim oksidoreduktase penting dalam metabolisme mamalia, misalnya enzim oksidase asam α-amino dalam reaksi deaminasi asam amino, enzim xantin oksidase dalam penguraian purin, aldehid dehidrogenase dalam penguraian aldehid, gliserol-3-fosfat dehidrogenase mitokondrial.

Dalam perannya sebagai koenzim, flavoprotein akan mengalami reduksi reversible pada cincin isoaloksazinnya sehingga menghasilkan bentuk tereduksi FMNH2 dan FADH2.

Page 21: Vitamin kel 3

21

c) Kekurangan Riboflavin Menyebabkan Suatu Sindrom Defisiensi Nonfatal Umum

Jika terjadi defisiensi, akan muncul berbagai gejala, termasuk stomatitis angularis, keilosis, glositis, sebore, dan fotofobia.

Riboflavin disintesis oleh tanaman dan mikroorganisme, tetapi tidak oleh mamalia. Ragi, hati, serta ginjal merupakan sumber riboflavin yang baik, dan vitamin ini diabsorpsi didalam usus melalui serangkaian reaksi fosforilasi-defosforilasi pada mokosa usus. Aktivitas enzim glutation reduktase eritrosit digunakan sebagai essay untuk mengukur status riboflavin.

c. Niasin

Nisan merupakan nama generic asam nikotinat dan nikotin-amida, yang keduanya dapat berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut di dalam makanan. Asam nikotinat merupakan deriva asam monokarboksilat dari piridin.

a) Niasin Aktif Adalah Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD+) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Foafat (NADP+)

Nikotinat merupakan bentuk niasin yang diperlukan bagi sintesis NAD+ dan NADP+ oleh enzim yang terdapat didalam sitosol sebagian besar sel. Didalam sitosol, nikotinat diubah menjadi senyawa desamido-NAD+ melalui reaksi yang mula-mula berlangsung dengan 5-fosforibosil 1-pirofosfat (PRPP), dan kemudian melalui adenilasi dengan ATP. Gugus amino pada glutamine kemudian turut membentuk koenzim NAD+. Koenzim ini bisa mengalami fosforilasi lebih lanjut membentuk NADP+.

b) NAD+ dan NADP+ Merupakan Koenzim bagi Banyak Enzim Oksidoreduktase

Nukleotida nikotinamida sebagai enzim banyak enzim dehidrogenase, vitamin ini merupakan komponen kunci pada banyak lintasan metabolic yang mempengaruhi metabolism karbohidrat, lipid, serta asam amino.

Page 22: Vitamin kel 3

22

Mekanisme oksidoreduktasi meliputi adisi reversible ion hidrida (H-) pada cincin priding, plus pembentukan ion hydrogen bebas (H+)1) Kekurangan Niasin Menyebabkan Sindrom Defisiensi

PalagraGejala sindrom ini mencakup penurunan berat badan, berbagai gangguan pencernaan, dermatitis, depresi, serta demensia.

Niasin ditemukan secara luas di dalam sebagian besar makanan hewani dan nabati.

d. Asam Pantotenat

Asam pantotenat dibentuk melalui penggabungan asam toat dengan β-alanin. Asam Pantotenat Aktif adalah Koenzim A (KoA) dan Protein Pembawa Asli (ACP). Asam Pantotenat dapat dengan mudah diabsorpsi di dalam usus dan selanjutnya mengalami fosforilasi oleh ATP membentuk senyawa 4’-fosfopantotenat.

a) Gugus Tiol Bekerja sebagai Pembawa Radikal Asli pada KoA dan ACP

Peristiwa ini terjadi pada KoA dalam reaksi-reaksi siklus asam sitrat, sintesis, dan oksidasi asam lemak, reaksi asetilasi, dan sintesis kolesterol.

b) Defisiensi Asam Pantotenat Merupakan Kelainan yang Jarang Terjadi

Kenyataan ini terjadi akibat tersebar luasnya asam pantotenat didalam berbagai makanan, kususnya dalam jumlah berlimpah didalam jaringan hewan, sereal tubuh, dan kacang-kacangan.

e. Vitamin B6 (Piridoksin)

Terdiri atas tiga derivate piridin yang berhubungan erat: piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin. Ketiga bentuk ini memiliki aktivitas vitamin yang sama karena dapat melakukan interkonversi satu sama lain di dalam tubuh.

a) Vitamin B6 yang Aktif adalah Piridoksal FosfatPiridoksal fosfat merupakan bentuk utama yang

diangkut didalam plasma. Sebagian besar jaringan

Page 23: Vitamin kel 3

23

mengandung enzim piridoksal kinase yang dapat mengatalisis reaksi fosforilasi oleh ATP terhadap bentuk vitamin yang belumterfosforilasi menjadi masing-masing derivate ester fosfatnya.

b) Peridoksal Fosfat Juga Berfungsi di dalam GlikogenolisisKoenzim ini merupakan bagian integral dari

mekanisme kerja fosforilase, suatu enzim yang memperantarai proses pencernaan glikogen. Pirioksal fosfat juga membentuk basa Schiff inisial dengan sebuah gugus ε-amino dari residu lisin enzim fosforilase. Fosforilase otot mungkin menyusun 70-80% jumlah total vitamin B6 tubuh.

c) Defisiensi Vitamin B6 Dapat Terjadi Selama Laktasin, pada Pecandu Alkohol, dan Selama Terapi Insoniazid

Defisiensi akibatkekurangan vitamin B6jarang terjadi. Hati, ikan mackerel, alpukat, pisang, daging, sayuran dan telur merupakan sumber vitamin B6 yang baik. Preparat antituberkulosis yang digunakan secara luas, isoniazid., dapat menimbulkan defisiensi vitamin B6 melalui pembentukan hidrazon dengan piridoksal.

f. Biotin

Biotin merupakan deprival imadazol yang tersebar luas didalam berbagai makanan alami, defisiensi biotin disebabkan bukan oleh defisiensi diet sederhana, melainkan akibat gangguan pada penggunaannya.

a) Biotin Merupakan Koenzim Enzim KarboksilaseBiotin berfungsi sebagai komponen sejumlah enzim

multisubunit spesifik yang mengatalisis reaksi karboksilase. Gugusan karboksil yang aktif kemudian dipindahkan kepada substrat reaksi, misalnya piruvat.

b) Konsumsi Telur Mentah Dapat Menyebabkan Defisiensi Biotin

Gejala defisiensi mencangkup depresi, halusinasi, nyeri otot, dan dermatitis. Tidak adanya enzim holokarboksilase sintase yang melekatkan biotin ke residu lisin protein pembawa biotin merupakan penyebab defisiensi karboksilase multiple dan juga menimbulkan gejala defisiensi biotin,

Page 24: Vitamin kel 3

24

termasuk penumpukan enzim yang dapat dideteksi dalam urine.

g. Vitamin B12

Vitamin B12 mempunyai struktur cincin yang kompleks, serupa dengan cincin porfirin, yang dibagian tengah cincin tersebut ditambahkan sebuah ion kobalt mikroorganisme. Hati merupakan sumber vitamin B12 yang baik seperti halnya ragi.

a) Faktor Intrinsik Diperlukan bagi Penyerapan Vitamin B12

Vitamin B12 diikat oleh suatu protein plasma yang dikenal sebagai transkobalamin. Deoksiadenosilkobalamin adalah koenzim bagi Konversi metilmalonil-KoA merupakan peristiwa reaksi penting di dalam lintassan konversi propionate menjadi anggota siklus asam sitrat, dan karenanya memiliki makna penting pada proses glukoneogenesis.

Metilkobalamin merupakan koenzim di dalam konversi gabungan homosistein menjadi metionin dan metal tetrahidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Keuntungan metabolic reaksi ini adalah bahwa simpanan metionin akan dipertahankan dan tetrahidrofolat menjadi siap digunakan untuk turut berperan di dalam sintesis purin, pirimidin, serta asam nukleat.

Definisi vitamin B12 menyebabkan anemia megaloblastik. Jika penyerapan vitamin B12 terhalang oleh kekurangan faktor intrinsik (atau akibat gantrektomi), keadaan ini dinamakan anemia pernisiosa. Para vegetarian murni berada pada resiko defisiensi dietetik sesungguhnya, mengingat vitamin B12 hanya ditemukan di dalam makanan yang berasal dari hewan atau dari mikroorganisme sehingga pada kasusu tersebut makanan yang tercemar mikroorganisme akan menguntungkan. Defisiensi vitamin B12 mengganggu reaksi metionin sintase.

h. ASAM FOLAT (folid acid)

Folasin adalah nama generic asam folat serta semua substansi terkait yang mempunyai aktivitas biologic asam folat. Asam folat, atau folat, terdiri atas basa pteridin yang melekat ke satu molekul yang masing-masing berasal dari asam p-amino-benzoat (PABA) dan asam gutamat. Hewan tidak mampu

Page 25: Vitamin kel 3

25

mensintesis PABA atau meletakkan glutamate ke asam pteroat, dan karenanya memerlukan folat di dalam makanannya. Ragi, hati dan sayuran merupakan sumber utama asam folat. Di dalam hati, unsure folat utama adalah konjugat pentaglutamil.

Folat yang aktif adalah tetrahidrofolat. Derivate folat di dalam makanan dipecah oleh enzim usus spesifik menjadi monoglutamil folat agar bisa diadsorpsi. Sebagian besar derivate tersebut dereduksi menjadi tetrahidrofolat di dalam sel usus oleh enzim folat reduktase, yang menggunakan NADPH sebagai donor ekuivalen pereduksinya.

Tetrahidrofolat merupakan pembawa (carrier) unit satu karbon yang teraktivasi. Unit-unit satu karbon yang dibawa tetrahidrofolat mewakili suatu rangkaian dalam berbagai status oksidasi, yaitu metal, metilen, metenil, formil, dan formimino. Semua bisa saling dikonversikan satu sama lain secara metabolic.

Defisiensi folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik. Berbagai efek defisiensi vitamin B12, N5, N10, metilen hidrofolat menyediakan gugus metal dalam pembentukan timidilat, suatu precursor yang diperlukan bagi sintesis DNA dan pembentukan eritrosit. Kerumitan reaksi vitamin B12 dengan folat merupakan konsekuansi dari partisipasi bersama kedua vitamin tersebut dalam reaksi metionin sintase. Suplementasi dengan 400 µg asm folat per hari selama periode disekitar saat pembuahan (perikonseptual) dapat secara nyata mengurangi kecacatan pada tabung neural seperti spina bifida.

Struktur kimia vitamin B

Tiamin

Page 26: Vitamin kel 3

26

Riboflavin

Niasin

Biotin

Piridoksin

Page 27: Vitamin kel 3

27

Asam Pantotenat

Asam Folat

Vitamin B12

2. Asam Aksorbat (Vitamin C)

Struktur asam askorbat sangat mirip dengan glukosa, dari glukosa inilah asam askorbat diturunkan pada sebagian beras mamalia. Meskipun demikian, pada primate, termasuk manusia dan sejumlah hewan lain, missal marmot (guinea pigs), sebagian

Page 28: Vitamin kel 3

28

kelelawar, burung, ikan, serta invertebrate tidak ada enzim L-gulonolakton oksidase akan mencegah sintesis tersebut.

Vitamin C aktif adalah asam askorbat itu sendiri, donor ekuivalen pereduksi. Ketika berfungsi sebagai donor ekuivalen pereduksi, asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang juga dapat bertindak sebagai sumber vitamin. Asam askorbat merupakan agen pereduksi dengan potensial hydrogen sebesar +0,08 V, menjadikannya mampu mereduksi senyawa-senyawa seperti oksigen molecular, nitrat, dan sitokrom a serta c. kofaktor logam ini mencakup Cu+ pada monooksigenase dan Fe2+ pada enzim dioksigenase.

Fungsi vitamin C atau asam askorbat:

1. Pada sintesis kolagen, asam askorbat diperlukan bagi hidroksilasi prolin.

2.Pada penguraian tiroksin, oksidasi p-hidroksifenilpiruvat menjadi homogentisat membutuhkan vitamin C, yang bisa mempertahankan reduksinya ion tembaga untuk memberikan aktivasi maksimal. Tahap selanjutnya dikatalisis oleh homogentisat dioksigenase yang merupakan enzim dengan kandungan besi fero yang juga membutuhkan asam askorbat.

3.Pada sintesis epinefrin dari tirosin, asam askorbat diperlukan dalam tahap dopamine β-hidroksilase.

4.Pada pembentukan asam emedu asam askorbat diperlukan dalam tahap awal reaksi 7α-hidroksilase.

5.Korteks adrenal mengandung vitamin C dalam jumlah besar, yang dengan cepat akan habis terpakai jika kelenjar tersebut dirangsang oleh hormone adrenokortikotropik.

6.Penyerapan besi meningkat bermakna oleh vitamin C.7.Asam askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum yang

larut air, misalnya dalam mereduksi tokoferol-teroksidasi di dalam membrane, dan dapat menghambat pembentukan nitrosamine selama berlangsungnya proses pencernaan.

Defisiensi asam askorbat dapat menyebabkan skorbut. Skorbut adalah sindrom klasik defisiensi vitamin C. Pada bayi, penyakit skorbut ini ditandai dengan persendian yang bengkak dan terasa nyeri. Ekstremitas terasa nyeri ketika disentuh adan anak akan menangis sewaktu dipegang. Degenerasi tulang dapat menimbulkan deformitas yang menyerupai cacat pada ricketsia. Perdarahan spontan dapat pula terjadi. Skorbut dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi buah serta

Page 29: Vitamin kel 3

29

sayuran segar serta pemberian diet yang tinggi nilai gizinya beserta penambahan asam askorbat. Pada stadium awal, defisiensi asam askorbat menimbulkan perasaan lemah, instabilitas, penurunan resistensi terhadap infeksi dan rasa nyeri pada tungkai serta persendian. Keadaan ini ditandai pula dengan bercak bercak perdarahan. Defisiensi asam askorbat biasanya disertai dengan pembengkakan, pendarahan dan inflamasi gingival. Akan tetapi, gingival tidak akan terganggu apabila orangnya tidak mempunyai gigi. Perdarahan spontan terjadi di bawah kulit dan tampak sebagai bercak-bercak atau bintik-bintik berwarna merah, atau sebagai hematoma yang luas. Perdarahan juga terjadi ke dalam sendi, dibawah membrane periosteum, dan di dalam otot. Perubahan degeberatif berlangsung dalam tulang. Anemia kerapkali ditemukan.

Struktur kimia vitamin C

Page 30: Vitamin kel 3

30

BAB III

PENUTUP

3.1 SimpulanIstilah vitamin merupakan kependekan kata vitalamine. Istilah ini

digunakan pertama kali oleh Casimir Funk pada tahun 1911 untuk menjelaskan suatu zat yang diisolasinya dari kulit ari beras. Zat tersebut dapat mengobati dan menjegah penyakit beri-beri pada ayam. Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk sejumlah fungsi biokimiawi, dan umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan (Harper 25th Eds). Berdasarkan sifatnya, vitamin tebagi menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin C dan semua vitamin B komlpeks. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, K. Vitamin yang larut dalam lemak (lipid) adalah molekul hidrofobik apolar, yang semua merupakan derivat isopren. Molekul ini tidak bisa disintesis oleh tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin larut lipid dapat diserap secara efisien. Jika terdapat penyerapan lemak yang normal. Begitu diserap molekul vitamin tersebut harus diangkut didalam darah seperti halnya lipid apolar yang lain, yaitu dalam lipoprotein atau melekat dalam protein pengikat spesifik. Adanya vitamin dalam bahan makanan belum merupakan suatu jaminan bahwa suatu defisiensi dari vitamin tersebut tidak timbul, karena mungkin ada faktor-faktor lain yang terdapat dalam diet yang menghalangi pemanfaatannya oleh tubuh, misalnya proses absorbsinya di dalam usus. Vitamin yang larut dalam lemak dan larut dalam air juga memiliki peranan penting dalam tubuh. Misalnya vitamin A sangat penting bagi indra penglihatan .

3.2 SaranTubuh manusia memerlukan vitamin yang cukup untuk itu,

mengkonsumsi vitamin sangat bagus dalam membantu proses ataupun kinerja organ dalam tubuh. Dalam mengkonsumsi vitamin hendaknya diperhatikan fungsinya dan cara penggunaanya. Perawat harus mengerti dan memahami masing-masing dari vitamin tersebut supaya dalam pemberian obat pada pasien tidak terjadi kesalahan. Untuk pembaca, jika terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini, maka saran akan sangat penting unutk perbaikan makalah ini.

Page 31: Vitamin kel 3

31

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Putaka Utama.

Bect. Marry E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet (Hubungannya dengan penyakit-penyakit untuk perawat dan dokter). Yogyakarta : Penerbit Andi.

Murray, Robert K. 2003. Biokimia Harper. Ed 25. Jakarta : EGC

Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper. Ed 27. Jakarta: EGC