Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pemeriksaan Vital Sign Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atu tidaknya pada tanda-tanda vital. Pemeriksaan ini meliputi : 1.Suhu Tubuh Pusat pertukaran suhu tubuh terletak pada hypothalamus. Suhu tubuh dipertahankan konstan dengan mengatur keseimbangan produksi dan pengeluaran panas. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada oral,rectal,maupun aksila, dengan menggunakan thermometer air raksa maupun termometer elektrik. Thermometer air raksa sebainya tidak diguanakan pada mulut, pada apenderita dengan kesadaran menurun atau setelah minum panas/dingin sebaiknya pemeriksaan ini ditunsa10-15 menit agar suhu minuman tidak mempengaruhi hasil pengukuran. Pengukuran suhu tubuh pada aksila dapat dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Hasil tidak tepat bila terjadi vasokonstriksi pembuluh darah kulit, misalnya: hipovolemia,syok,suhu sekitar dingin,habis mandi. Suhu rectal merupakan suhu inti tubuh oleh karena itu merupakan yang paling tepat dibandingan dengan cara oral,maupun aksila, hanya saja cara ini sulit dan kurang 1
32

Vital Sign

Nov 28, 2015

Download

Documents

vital sign
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Vital Sign

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pemeriksaan Vital Sign

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atu tidaknya pada tanda-tanda vital.

Pemeriksaan ini meliputi :

1.Suhu Tubuh

Pusat pertukaran suhu tubuh terletak pada hypothalamus. Suhu tubuh dipertahankan

konstan dengan mengatur keseimbangan produksi dan pengeluaran panas.

Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada oral,rectal,maupun aksila, dengan

menggunakan thermometer air raksa maupun termometer elektrik. Thermometer air

raksa sebainya tidak diguanakan pada mulut, pada apenderita dengan kesadaran

menurun atau setelah minum panas/dingin sebaiknya pemeriksaan ini ditunsa10-15

menit agar suhu minuman tidak mempengaruhi hasil pengukuran. Pengukuran suhu

tubuh pada aksila dapat dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar maupun tidak

sadar. Hasil tidak tepat bila terjadi vasokonstriksi pembuluh darah kulit, misalnya:

hipovolemia,syok,suhu sekitar dingin,habis mandi. Suhu rectal merupakan suhu inti

tubuh oleh karena itu merupakan yang paling tepat dibandingan dengan cara

oral,maupun aksila, hanya saja cara ini sulit dan kurang enax bagi penderita. Suhu

rectal 0,4-0,5 lebih tinggi disbanding suhu oral,dan aksila.

Suhu tobuh normal : 36-37°C.

Suhu tubuh : 37-38°C dikatakan subfebril.

Suhu tubuh : >38°C dikatakan febris.

Kenaikan suhu tubuh daoat terjadi akarena : infeksi,reaksi,transfuse,dll

1. Menilai perfusi perifer atau akral

Aliran darah disertai dengan oksihemoglobin yang cukup di pembuluh kapiler

kulit telapak tangan dan kaki menimbulkan warna kemerahan dan bila diraba

terasa hangat dan kering. Keadaan ini menunjjukan perfusi perifer/akral yang

1

Page 2: Vital Sign

normal. Misalnya pada pasien yang syok aliran darah menurun, e kulit Nampak

pucatdan pada perabaan terasa dingin dan basah.

2. Denyut Nadi

Denyut nadi pada keadaan normal sesuai dengan denyut jantng. Dengan

menghitung frekwensi denyut nadi dapat diketahu frekuensi denyut jantung dalam

satu menit. Denyut nadi dapat diraba di Carotis, Radialis, Brachialis, Femoralis,

Popliteal, Dorsalis pedis dan tibialis posterior.

Normalnya 60-100x/menit.

3. Tekanan Darah

Tekanan darah dapat diukur dengan 2 metode :

-Metode Langsung : Dengan cara menusukkan jarum kepenbuluh darah dan

dihubunhkan dengan manometer.

-Metode tidak langsung : Dengan menggunakan sphygmomanometer

(Tensimeter),jika menggunakan metode ini,

ada 2 cara yang dapat anda lakukan:

1. Cara palpasi: dengan cara ini hanya dapat diukur dengan tekana sistolik

2.Auskultasi : dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun

diastoli(tensimeter).

Tinnginya tekanan darah dapat dipengaruhi: emosi,rasa sakit,suhu

sekitar,penggunaan kopi,tembakau,dll. Penderita dikatakan mengidap

hipertsei diatas 160/95.

Tekanan darah normal:

Wanita : 110/70mmHg

Laki-laki:120/80mmHg

4. Pernafasan

Bernafas adalah pergerakan yang tidak disadari dan juga disadari yang diatur oleh

pusat nafas di batang itak dan dilakukan dengan bantuan otot-otot pernafasan. Pada

waktu inspirasi diafragma dan otot-otot interkostalis berkontraksi,memperluas

2

Page 3: Vital Sign

rongga toraks dan memekarkan paru. Dinding dada akan bergerak keatas, ke depan

dank e lateral, sedangkan diafragma bergerak kebawah. Setelah inspirasi berhenti

paru-paru akan mengkerut, diafragma akan kembali keposisi semula. Dihitung

frekuensi pernfasan per menit.

Normal: 12-20x/menit.

1.2 Permasalahan

Bagaimana keadaan pasien terhadap pengaruh perbedaan kondisi dan posisi pasien ?

1. Sebutkan pengertian dari tekanan darah ?

2. Pada pembuluh darah apa sajakah saudara dapat meneriksa denyut nadi?

3. Sebutkan perbedaan antara pengukuran tekanan darah cara palpasiu dengan cara

auskultasi!( dari segi konsep-teori-sarana-prosedur-hasil)

4. Mengapa pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan atas kanan?

5. Apakah pemasangan manchet yang terlalu longgar atau terlalu ketat dapat

mempengaruhi hasil pengukuran tekanan dara? Jelaskna!

6. Jelaskna mengenai mekanisme yang mendasari suara-suara konkaff(korotkonkaf

I,II,III,IV,V)?

7. Suara korotkoff IV,V dapat digunakan untuk menentukan tekanan diastolic, mana

yang lebih baik? jelaskan!

8. Apakah ada perbedaan anatar atlet dan non atlet dalam hal pemulihan denyut nadi

dan tekanan darah post exercise(setelah latihan)?!

9. a. Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan

tekanan darah?

b. Apakah hasil pratikum saudara sesuai dengan teori?

c.Apakah hasil pratikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa

demikian?

10. a. Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan

tekanan darah?

b. Apakah hasil pratikum saudara sesuai dengan teori?

c.Apakah hasil pratikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa

demikian?

11. Suhu tubuh dihasilkan oleh apa?

12. Ada berapa macam jenis febris? Sebutkan 2 dan jelaskan masing-masing!

3

Page 4: Vital Sign

13. Apakah ada pengaruh aktifitas terhadap suhu tubuh? Jelaskan!

14. Sebutkan macam-maca,m type pernafasan dan jelaskan masing-masing!

15. Apakah ada pengaruh aktifitas terhadap ritme pernafasan? Jelaskan!

16. Bilamana diakatakan hypothermia? Apa penyebabnya?

1.3 Tujuan pratikum

1. Pemeriksaan suhu tubuh dengan menggunakan thermometer

2. Pemeriksaan pernafasan dgn cara inspeksi

3. Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah

a. Memeriksa denyut nadi secara palpasi

b. Mengukur tekanan darah secara palpasi

c. Mengukur tekanan darah secara auskultasi

4. Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap suhu tubuh, pernafasan,

denyut nadi dan tekanan darah

5. Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap suhu tubuh,

pernafasan,denyut nadi dan tekanan darah

4

Page 5: Vital Sign

BAB II

METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan Praktikum

1. Meja periksa / tempat tidur.

2. Stopwatch / arloji.

3. Sphygmomanometer (Tensimeter), terdiri dari:

a. Manometer air raksa + klep pembuka penutup.

b. Manchet udara.

c. Selang karet.

d. Pompa udara dari karet + sekrup pembukan penutup.

4. Stethoscope.

5. Bangku latihan fisik.

6. Metronom.

7. Thermometer.

2.2 Tata Kerja Praktikum

Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darahMemeriksa denyut nadi secara

palpasi.

a. Pilih salah satu mahasiswa coba ( MC I ).

b. Suruh MC I berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit di meja periksa atau tempat

tidur.

c. Letakkan kedua lengan disisi tubuh dengan kedudukan volar.

5

Page 6: Vital Sign

d. Periksa denyut arteri radialis dextra dengan menggunakan ujung jari II–III–IV yang

diletakkan sejajar satu terhadap yang lain diatas arteri radialis tersebut.

Tentukan:

•Frekuensinya…………………………Jumlah denyut / menit.

•Iramanya ……………………………..Jumlah denyut / menit.

e. Catatlah data sesuai format : Tabel E.5

Mengukur tekanan darah secara palpasi.

a. MC1 tetap berbaring terlentang tenang di meja periksa / tempat tidur.

b. Letakkan lengan yang hendak diukur tekanan darahnya (lengan kanan) disisi tubuh dengan

kedudukan volar.

c. Pasang manset pada lengan atas kanan, sekitar 3 cm diatas fossa cubitti (jangan terlalu

ketat maupun terlalu longgar)

d. Raba serta rasakan denyut arteri radialis dextra

e. Pompakan udara kedalam manset ( menggunakan pompa udara ) sampai denyut arteri

radialis dextra tak teraba.

f. Pompakan terus udara kedalam manset sampai tinggi Hg pada manometer sekitar 20

mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis dextra tak terasa

g. Keluarkan udara dalam manset secara pelan dan berkesinambungan ( dengan memutar

sekrup pada pompa udara berlawanan dengan arah jarum jam ). Catat tinggi Hg pada

manometer dimana arteri radialis pertama kali teraba kembali. Nilai ini menunjukkan

besarnya tekanan sistolik cara palpasi

h. Catat data sesuai format : Tabel E-5

6

Page 7: Vital Sign

Mengukur tekanan darah secara auskultasi

a. MC I tetap berbaring terlentang tenang diatas meja periksa / tempat tidur dengan manset

tetap terpasang di lengan atas kanan, posisi lengan tetap disisi tubuh dengan kedudukan

volar.

b. Tentukan letak arteria brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti dan letakkan

stethoscope (bell stethoscope) diatas arteria brachialis dextra tersebut.

c. Pompakan udara kedalam manset, maka saudara akan mendengar suara bising arteria

brnchialis dextra melalui stethoscope.

d. Teruskan memompa udara kedalam manset, pada suatu saat suara bising arteria brachialis

dextra akan menghilang

e. Pompakan terus udara kedalam manset sampai tingi Hg pada manometer sekitar 20 mmHg

lebih tinggi dari titik dimana suara bising arteri branchialis dextra telah menghilang

f. Keluarkan udara didalam manset secara pelan dan berkesinambungan, maka saudara

akan mendengar :

1.Suara Korotkoff I. Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara

auskultasi.

2.Suara Korotkoff IV dan V. Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan diastolic secara

auskultasi.

g. Catat data sesuai format : Tabel E - 5

Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan

darah.

1.a. Pilih satu mahasiswa coba ( MC 2 ). MC 2 boleh sama dengan MC 1 atau mahasiswa lain

dalam kelompok yang bersangkutan

b. Pilih satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC 2 pada arteri radialis

sinistra selama praktikum point D.2

7

Page 8: Vital Sign

c. Pilih satu mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC 2 pada lengan kanan

secara auskultasi selama praktikum point D.2

d. Pilih satu mahasiswa untuk mencatat data.

2. MC 2 suruh berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit, kemudian tentukan frekuensi

dan irama denyut arteria radialis sinistra serta dan tekanan darah pada lengan kanan secara

auakultasi ( masin-masing dikur tiga kali berturut-turut) selanjutnya serta bilang nilai rata-

ratanya.

3. MC 2 suruh duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian: tentukan frekuensi dan irama

denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi

( masing-masing diukur sebanyak juga kali berturut-turut ) selanjutnya hitung nilai rata-

ratanya.

4. MC 2 suruh berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 2-3 menit, kemudian : tentukan

frekuensi, irama denyut arteria radialis sinistra dan tekanan darah pada lengan kanan

secara auskultasi, masing-masing diukur tiga kali berturut-turut, serta hitung nilai rata-

ratanya.

6. Catat data sesuai format : Tabel E-6

Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan

darah.

1. a. Pilih satu mahasiswa coba MC 3. MC 3 boleh sama dengan MC 2 atau mahasiswa lain

dalam kelompok yang bersangkutan

b. Pilih satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC 3 pada arteri radialis

sinistra selama praktikum point D.3

c. Pilih salah satu mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC 3 pada lengan

kanan secara auskultasi selama praktikum point D.3

d. Pilih satu mahasiswa untuk mengukur data 1. MC 3 suruh duduk tenang selama 2-3

menit kemudian : periksa denyut nadi arteria radialis sinistra serta dan tekanan darah

8

Page 9: Vital Sign

pada lengan kanan secara auskultasi, ( masing-masing diperiksa atau diukur tiga kali

berturut-turut )

2.Dengan manset tetap terpasang dengan lengan atas kanan, MC 3 melakukan latihan fisik

secara : “ Step test ( naik turun bangku )” 20 kali permenit selama duamenit dengan

dipandu oleh irama metronom yang disetting pada frekuensi 80 ketukan permenit.

3.Setelah step test berakhir, MC 3 suruh segera duduk, ukurlah frekuensi nadi serta tekanan

darahnya masing-masing satu kali saja

4.Teruskan mengukur frekunsi nadi dan tekanan darah dengan interval 2 menit ( menit ke-

3…..menit ke 6……menit ke 9…….dan seterusnya ) sampai nilainya kembali seperti

keadaan sebelum latihan. Catatan : Untuk setiap saat atau interval pengukuran denyut nadi

dan tekanan darah hanya diukur satu kali

5. Catat data sesuai format : table E-7

9

Page 10: Vital Sign

BAB III

HASIL PRAKTIKUM

3.1 Data (Hasil) Praktikum

Tabel E.1 Data pemeriksaan suhu tubuh posisi berbaring

Mahasiswa coba 1 Pemeriksa Suhu tubuh aksiler (ºC)

Daniel David 36,2

Mahasiswa coba 2 Pemeriksa Suhu tubuh aksiler (ºC)

Dita Febri 37,5

Tabel E.2 Data pemeriksaan suhu tubuh setelah beraktifitas

Mahasiswa coba 1 Pemeriksa Suhu tubuh aksiler (ºC)

Daniel

a. 5 menit pertama

b. 5 menit kedua

c. 5 menit ketiga

37,2

37

36,5

Mahasiswa coba 2 Pemeriksa Suhu tubuh aksiler (ºC)

Dita

a. 5 menit pertama

b. 5 menit kedua

c. 5 menit ketiga

37,8

37,6

37,4

Grafik pemeriksaan suhu tubuh setelah beraktifitas

10

Page 11: Vital Sign

Tabel E.3 Data pemeriksaan posisi berbaring

Mahasiswa coba 1 Pemeriksa RR (x/menit) Irama

Daniel Febri 23 Teratur

Mahasiswa coba 2 Pemeriksa RR (x/menit) Irama

Dita Febri 18 Teratur

Tabel E.4 Data pemeriksaan pernafasan setelah aktifitas

Mahasiswa coba 1 Pemeriksa RR (x/menit) Irama

Daniel a. 1 menit pertama

b. 2 menit kedua

c. 3 menit ketiga

38

28

20

Teratur

Teratur

Teratur

Mahasiswa coba 2 Pemeriksa RR (x/menit) Irama

Dita a. 1 menit pertama

b. 2 menit kedua

c. 3 menit ketiga

38

30

23

Teratur

Teratur

Teratur

Grafik pemeriksaan posisi berbaring

11

Page 12: Vital Sign

Tabel E.5 Data denyut nadi dan tekanan darah

Mahasiswa

Coba

Pemeriksa Denyut nadi Tekanan Sistole

(palpasi)

Tekanan

sistole

(auskultasi)

Tekanan

diastole

(auskultasi)

Daniel David

Panji

Dita

Febri

64

56

64

60

112

110

110

115

110

110

110

110

70

70

70

70

Grafik denyut nadi dan tekanan darah MC1

12

Page 13: Vital Sign

Mahasiswa

Coba

Pemeriksa Denyut nadi Tekanan Sistole

(palpasi)

Tekanan

sistole

(auskultasi)

Tekanan

diastole

(auskultasi)

Dita David

Panji

Daniel

Febri

76

68

72

80

110

110

110

108

112

112

111

110

70

70

70

70

Grafik denyut nadi dan tekanan darah MC2

13

Page 14: Vital Sign

Tabel E.6 Data pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah

Mahasiswa coba 1

Posisi tubuh Denyut nadi Tekanan sistolik

(auskultasi)

Tekanan diastol

(auskultasi)

Berbaring terlentang 1. 64

2. 56

3. 60

Rata-rata = 60

1. 110

2. 110

3. 110

Rata-rata = 110

1. 70

2. 70

3. 70

Rata-rata = 70

Duduk 1. 68

2. 64

3. 72

Rata-rata = 68

1. 104

2. 100

3. 100

Rata-rata = 101

1. 66

2. 69

3. 70

Rata-rata = 68

Berdiri 1. 76

2. 56

3. 80

Rata-rata = 71

1. 106

2. 108

3. 110

Rata-rata = 108

1. 64

2. 64

3. 70

Rata-rata = 66

Grafik pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah MC1

Mahasiswa coba 2

14

Page 15: Vital Sign

Posisi tubuh Denyut nadi Tekanan sistolik

(auskultasi)

Tekanan distolik

(auskultasi)

Berbaring terlentang 1. 76

2. 68

3. 72

Rata-rata = 72

1. 112

2. 112

3. 110

Rata-rata = 111

1. 70

2. 70

3. 70

Rata-rata = 70

Duduk 1. 80

2. 68

3. 92

Rata-rata = 80

1. 102

2. 104

3. 110

Rata-rata = 105

1. 68

2. 70

3. 70

Rata-rata = 69

Berdiri 1. 84

2. 72

3. 80

Rata-rata = 79

1. 110

2. 112

3. 100

Rata-rata = 107

1. 70

2. 70

3. 70

Rata-rata = 70

Grafik pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah MC2

15

Page 16: Vital Sign

Tabel E.7 Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah

Mahasiswa coba 1

Waktu Denyut nadi Tekanan sistolik

(auskultasi)

Tekanan diastolik

(auskultasi)

Pra latihan 1. 68

2. 64

3. 72

Rata-rata = 68

1. 104

2. 104

3. 100

Rata-rata = 101

1. 66

2. 69

3. 70

Rata-rata = 68

Pasca

latihan

Menit ke 1 126 132 80

Pasca

latihan

Menit ke 3 106 132 74

Pasca

latihan

Menit ke 5 95 120 82

Pasca

latihan

Menit ke 7 80 120 78

Grafik Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah MC1

16

Page 17: Vital Sign

Mahasiswa coba 2

Waktu Denyut nadi Tekanan sistolik

(auskultasi)

Tekanan diastolik

(auskultasi)

Pra latihan 1. 80

2. 68

3. 92

Rata-rata = 80

1. 102

2. 104

3. 110

Rata-rata = 105

1. 68

2. 70

3. 70

Rata-rata = 69

Pasca

latihan

Menit ke 1 120 120 60

Pasca

latihan

Menit ke 3 104 120 70

Pasca

latihan

Menit ke 5 96 110 70

Pasca

latihan

Menit ke 7 90 110 70

Grafik Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah MC2

17

Page 18: Vital Sign

BAB IV

18

Page 19: Vital Sign

PEMBAHASAN

4.1 Diskusi Hasil Praktikum

Dalam pemeriksaan vital sign keadaan pasien sangan mempengaruhi hasil yang

didapatkan saat pemeriksaan. Termasuk kondisi fisiologi tubuh pasien dan posisi pasien saat

dilakukan pemeriksaan vital sign.

4.2 Diskusi jawaban Pertanyaan

1. Sebutkan pengertian dari tekanan darah?

Tekanan darahadalah kecepatan aliran persatuan luas dinding pada pembuluh darah yang

diberikan oleh cairan darah mengalir.

2. Pada pembuluh darah apa sajakah saudara dapat memeriksa dengut nadi?

- Radialis, Brachialis, Karotis (dalam percobaan ini tidak diukur)

- Arteri Radialis Sinistra

- Arteri Brachialis Sinistra

3. Sebutkan perbedaan antara pengukuran tekanan darah cara palpasi dengan cara auskultasi!

Cara palpasi: dengan cara ini hanya dapat mengukur tekanan darah sistolik saja. Hasil

yang didapat apabila menggunakan cara ini kurang akurat bila dibandingkan dengan

pengukuran secara auskultasiyaitu lebih rendah.

Cara auskultasi: dengan cara ini kita dapat mengukur tekanan darah sitolik dan

tekanan darah diastilik. Selain itu hasil yang didapat apabila menggunakan cara ini

lebih akuratdibandingkan menggunakan pengukuran secara palpasi.

4. Mengapa pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan atas kanan?

Karena lengan atas kanan lebih jauh dari jantung dibandingkan lengan kiri,sehingga

mengurangi kebisingan dan akhirnya kita lebih tepat menentukan tekanan darah sistol dan

diastol dari lengan atas kanan.

5. apakah pemasangan manchet yang terlalu longgar atau terlalu dapat mempengaruhi hasil

pengukuran tekanan darah? Jelaskan!

19

Page 20: Vital Sign

Iya berpengaruh, jika pemasangan manchet terlalu longgar maka bunyi terdengar lemah

dan menghasilkan tekanan darah tinggi. Sedangkan jika pemasangan manchet terlalu ketat

maka tekanan yang didapat terlalu besar sehingga suara korotkoff kadang tidak terdengan

menghasilkan tekanan darah menjadi lebih dari seharusnya.

6. jelaskan mengenai mekanisme yang mendasari suara-suara korotkoff (Korotkoff I,II,III,

IV, dan V)!

Bunyi korotkoff I

Kontraksi venrikel mula-mula menyebabkan aliran balik darah secara tiba-tiba

mengenai katub jantung A-V. katub menutup dan mencembung kearah atrium sampai

korda tendinea secara tiba-tiba menghentikan pencembungan ini. Elastisitas korda

tendinea dan katub yang tegang kemudian akan mendorong darah bergerak kembali

ke ventrikrl-ventrikelyang bersangkutan.

Peristiwa ini menyebabkan darah dan dinding ventrikel serta katub yang tegang

bergetar dan menimbulkan turbulensi getaran dalam darah. Getaran kemudian

merambat melalui jaringan di dekatnya ke dinding dada sehingga terdengar sebagai

bunyi Korotkoff I dengan menggunakan stethoscope.

Bunyi Korotkoff II

Ditimbulkan oleh penutupan katub semilunaris yang tiba-tiba pada akhir systole.

Ketika katub semilunaris menutup, katub ini menonjol ke arah ventrikel dan regangan

elastic katub akan melentingkan darah kembali ke arteri. Menyebabkan pantulan yang

membolak-balikkan darah antara dinding ventrikel dalam waktu singkat. Getaran

yang terjadi didinding arteri kemudian dihantarkan terutama disepanjang arteri.

Bunyi Korotkoff III

Bunyinya lemah dan bergemuruh dan terdengar pada awal sepertiga bagian tengah

diastole. Terjadi karena osilasi darah yang bolak-balik antara dinding-dinding

ventrikel yang dicetuskan oleh masuknya darah dari atrium. Frekuensi bunyi ini

biasanya sangat rendah, sehingga telinga tidak dapat mendengarkannya namun bunyi

seringkali dapat direkam pada fonokardiogram.

BUnyi Korotkoff IV

Bunyi ini timbul saat atrium berkontreksi yang disebabkan oleh meluncurnya darah

kedalam ventrikel sehingga menimbulkan getaran seperti yang terjadi pada bunyi

jantung yang ke III.

Bunyi Korotkoff V

20

Page 21: Vital Sign

Digunakan untuk mengukur tekanan diastolic.

7. Suara Korotkoff IV dan V dapat digunakan untuk menentukan tekanan diastolic. Mana

yang lebih baik? Jelaskan!

Korotkoff V lebih baik, karena korotkoff V adalah suara terakhir yang didaptkan dari

pemompaan tekanan darah. Korotkoff IV nyaris tidak terdengar, Korotkoff V terdengar

lebih jelas meskipun pelan.

8. Apakah ada perbedaan antara atlet dan non-atlet dalam hal pemulihan denyut nadi dan

tekanan darah post exercise? Jelaskan!

Ada perbedaan, pada atlet pemulihan denyut nadi dan tekanan darah jauh lebih cepat

dibandingkan dengan non atlet, hal ini disebabkan karena jantung atlet lebih tebal dan

lebih kuat sehingga denyut nadinya lebih stabil.

9. a. Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan

darah?

Posisi tubuh sangat mempengaruhi denyut nadi dan tekan darah seseorang. Hal ini

karena peningkatan curah jantung menjadi hala dasar untuk menyediakan sejumlah

besar oksigen dan zat makanan lain yang dibutuhkan oleh otot-ototyang bekerja.

Karena itulah denyut nadi dan tekanan darah pada posisi berdiri > posisi duduk >

berbaring.

b. Apakah hasil praktikum saudara sesuai dengan teori?

Hasil praktikum kami tidak sesuai dengan teori.

c. apabila hasil praktikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa demikian?

Karena terjadi kesalahan pada saat pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah

mahasiswa coba melakukan melakukan aktifitas lain, sehingga hasil yang didapat tidak

sesuai dengan teori.

10. a. Secara teoritis bagaimanakah pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan

darah?

21

Page 22: Vital Sign

Semakin lama latihan fisik ,denyut nadi semakin kencang dan cepat serta tidak stabil.

Tekanan darah pun menjadi naik .dan setelah beristirahat beberapa menit tekanan

darah dan denyut nadi kembali pada semula atau kembali normal.

b. apakah hasil praktikum saudara sesuai dengan teori.

Hasil percobaan kami sesuai dengan teori.

11. Suhu tubuh dihasilkan oleh apa?

1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua sel tubuh.

2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi

ototakibatmenggigil).

3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil

hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).

4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan

simpatis pada sel.

5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu

sendiri terutama bila temperatur menurun.

12. Ada berapa macam jenis febris? Sebutkan dan jelaskan masing-masing!

Ada 2 macam yaitu subfebris dan Febris

Sub febris/ febril/ pireksia adalah ukuran suhu tubuh pada 37-38 Cdan febris adalah

ukuran suhu tubuh berada diatas 38 C.

13. Apakah ada pengaruh aktivitas terhadap suhu tubuh? Jelaskan!

22

Page 23: Vital Sign

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan

antarakomponen otot / organ yang menghasilkan energy termal. Latihan (aktivitas) dapat

meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40,0 C.

14. sebutkan macam-macam tipe pernafasan dan jelaskan masing-masing!

Pernafasan abdomino-torakal: Pernafasan abdominal lebih dominan dibandingkan

toraks, yaitu dengan gerakan naik turunnya diafragma untuk memperbesar atau

memperkecil rongga dada.

Pernafasan torako-abdominal: pernafasan toraks lebih dominan dibandingkan dengan

abdomen, yaitu dengan depresi dan elevasi tulang iga untuk memperbesar atau

memperkecil diameter antero-posterior rongga dada.

15. Apakah ada pengaruh aktifitas terhadap ritme pernafasan? Jelaskan!

Ada, pada saat beristirahat, misalnya berbaring, ritme pernafasan agak pelan dan regular,

sedangkan biasanya setelah beraktifitas, setelah berlari ritme pernafasan menjadi lebih

cepat dan irregular. Pada nafas tidak efektif yaitu pertukaran udara inspirasi dan ekspirasi

tidak kuat.

16. Bilamana diakatakan hypothermia? Apa penyebabnya?

Dikatakan hipotermia dimana suhu tubuh berada dibawah 35 C. Hipotermia adalah suatu

keadaaan dimana tubuh merasa sangat kedinginan. Setelah panas dipermukaan tubuh

hilang maka akan terjadi pendinginan pada jaringan dalam dan organ tubuh. Hipotermia

adalah kondisi dimana tubuh kita mengalami penurunan suhu inti ( suhu organ dalam ).

KEPUSTAKAAN

23

Page 24: Vital Sign

Guyton, Arthur C. 1997 : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 9. EGC : Jakarta

Burnside, John W. 1995 : Adams Diagnosis Fisik ed 17. EGC : Jakarta

Newman, W.A. 2009 : Dorland’s Pocket Medical Dictionary 28th International Edition.

Saunders Elsevier: Philadelphia

Jonathan Gleadle. At a Glace ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK. Jakarta:

Erlangga. 2003. H: 21

Jonathan Gleadle. At a Glace FISIOLOGI. Jakarta: Erlangga. 2003. H: 45

24