Guru PAK Salatiga
Guru PAK sebagai ujung Tombak : PENGAJARAN, PENGINIJILAN dan
PEMURIDAN.
Selasa, 23 Agustus 2011
PEMAHAMAN PEBINAAN ANAK SEKOLAH MINGGU DAN HASIL PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Untuk memahami sejauh mana korelasi atau hubungan antara
Pembinaan Anak Sekolah Minggu yang dilakukan oleh orang-orang
percaya (gereja), dengan hasil pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen, khususnya di sekolah Dasar, perlu pemahaman Pembinaan Anak
sekolah Minggu yang seperti apa, maupun pelaksanaan Pembelajaran
PAK di sekolah Dasar.
Mengingat pembahasan dalam skripsi ini hanya ingin melihat
sejauh mana Peran atau pengaruh pembinaan Sekolah Minggu terhadap
hasil belajar Pendidikan Agama Kristen, maka pertama-tama kita
harus mengetahfui apa itu sekolah minggu dengan segala dasar
teologis menurut Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Visi dan
misi, ujuan serta pelaksanaan Sekolah Minggu.
Sedangkan untuk mengetahui hasil dari Pembelajarn PAK sebagai
dampak dari Pembinaan Sekolah minggu, kita perlu mengetahui batasan
Pendidkikan Agama Kristen, mengingat PAK cakupannya sangat luas
Oleh sebab itu dalam pembahasan ini penyusun hanya mengemukanan
secara singkat mengenai hakekat, tujuan dasar dan pelaksanaan
Pendidikan Agama Kristen di sekolah Dasar.
Kita tidak bisa menutup mata terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran PAK di sekolah.. Sebab
memang tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa faktor itu menentukan
hasuil belajar PAK di sekolah. Bukan hanya Pembinaan Sekolah
minggu, yang dilakukan di gereja saja, tetapi kita melihat lebih
jauh lagi pengaruh-pengaruh yang muncul dari lingkungan, misalnya
keluarga, masyarakat dan sekolah itu sendiri, sehubunan dengan SDM
(Kompetensi Guru PAK), sarana dan prasarana yang ada di sekolah
untuk menunjang proses pembelajaran PAK.
2.1.Pembinaan Anak Sekolah Minggu
2.1.1.Pengertian Sekolah Minggu
Sekolah Minggu merupakan salah satu bentuk pembinaan bagi
warga
Gereja (PWG) yang banyaka itu. Sebagian besar Gereja mengadakan
pembinaan anak jemaat. Bentuknya, bermacam-macam. Salah satu yang
dikenal di kalangan gereja atau orang-orang percaya adalah Sekolah
Minggu.
Hampir semua Gereja ada Pembinaan anak-anak. Ada yang
menamakan
Kebaktian Anak, ada yang menamakannya Sekolah Minggu.
Masing-masing tentu memiliki latar belakang dan alasan . Biasanya
yang melih istilah Kebaktian Anak beralasan bahwa kegiatan ini sama
seperti kebaktian umum yang diadakan setiap hari Minggu. Karena
pesertanya anak-anak, maka sebut saja dengan kebakaktian Anak. Di
dalamnya anak beribadah, berbakti kepada Tuhan; ada unsur-unsur
liturgi yang dipakai, seperti nyanyian, doa, pemberitaan Firman,
persembahan.
Sedankgna yang memakai istilah Sekolah Minggu, mengatakan bahwa
secara historis ada keterkaitan antara kegiatan untuk anak dengan
Sekolah Minggu yang diadakan oleh Raikes di Inggris pada tahun
1970-an, yakni semangat penginjilan bagi buruh anak-anak melalui
sekolah: baca tulis dan etika. Lebih lanjut, isitilah Sekolah juga
dapat menunjukkan unsur-unsur perndidikan yang dipakai, misalnya
murid, guru, materi /bahan pelajaran, proses belajar mengajar
dengan tujuan yang jelas dan operasional, yang semuanya termasuk
bagian dari kurikulum. 1
Dari dua istilah yang juga dipakai oleh gereja dalam Pembinaan
Anak. Baik itu yang memakai istilah Kebaktian Anak maupun Sekolah
Minggu, menyusun menyimpulkan, kedua-duanya bisa diterima, karena
maksud dan tujuan sama, yaitu pembinaan Anak-anak. Dan dilaksanakan
setiap hari Minggu.
Meskipun sebagian besar hamba Tuhan, guru Sekolah Minggu tahu
bahwa mengajar, membina, mendidik adalah bagian tugas yang paling
utama dari seorang guru, namun banyak guru yang tidak memberikan
perhatian dan waktu yang cukup, serta pemikiran yang serius dalam
membina, mengajar dan mendidik anak-anak. Mengapa? Hal ini
disebabkan karena sebagian guru masih belum tahu jelas apa artinya
mengajar, juga karena sebagian guru mempunyai anggapan yang keliru
tentang mengajar.
Contoh: ada guru-guru Sekolah Minggu yang merasa bahwa ia telah
mengajar dengan baik karena ia dapat membuat anak-anak di kelasnya
senang dan tidak bosan diajar olehnya. Ada juga guru Sekolah Minggu
yang mengira bahwa dengan memberikan banyak pengetahuan Alkitab
kepada anak ia telah mengajar dengan baik.
1 Homrighausen, Pndidikan Agama Kristen (Jakarta, BPK Gunung
Mulia, 2005) hlm. 33-34
Oleh karena itu pembahasan berikut ini akan menolong guru
Sekolah Minggu untuk mengerti dengan lebih baik apa artinya
mengajar, membina dan mendidik Anak Sekolah Minggu dan pengaruhnya
terhadap Hasil pendidikan Agama Kristen di Sekolah.
2.1.1 Apa Arti "Mengajar"
Seluruh konsep mengajar dalam Perjanjian Lama (PL) dan
Perjanjian Baru (PB) melibatkan tiga aspek paling penting bagi anak
didiknya: Pertama, Mendengar ajaran-ajaran /nasehat-nasehat yang
diberikan oleh orang tua/ orang yang lebih bijaksana. Dalam konteks
bangsa Yahudi ajaran-ajaran itu berasal dari Firman Allah yang
mereka dengar turun menurun dari nenek moyang mereka. Sedangkan
fokus ajaran/ nasehat itu adalah untuk pembentukan karakter yang
saleh (godly life) dan takut akan Allah (Ulangan 31:12-13).
Kedua, merenungkan supaya apa yang didengar di atas, diproses di
dalam hati anak untuk menjadi pengalaman hidup yang
transformasional, yang membawa kepada perubahan hidup (Roma
12:2).
Ketiga, Hidup dalam komunitas orang percaya (Efesus 3:15-18),
sehingga pengajaran berlangsung dalam konteks hubungan pribadi
antara:
=> Tuhan dan guru - guru dan anak - anak dan Tuhan Tuhan dan
guru - guru dan anak - anak dan Tuhan Tuhan dan guru - guru dan
anak - anak dan Tuhan