Top Banner
BAHAN AJAR.05.Epid.Bid SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Disusun Oleh : Murwati, SKM, M.Kes.Epid Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 1
72

vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Apr 18, 2018

Download

Documents

lamtu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

BAHAN AJAR.05.Epid.Bid

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Disusun Oleh :

Murwati, SKM, M.Kes.Epid

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA

JURUSAN KEBIDANAN KLATEN

2013

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 1

Page 2: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Tujuan Instrukesional

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tentang

surveilans epidemiologi.

A. Latar Belakang.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional, yang pada hakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pembangunan nasional dapat terlaksana

sesuai dengan cita-cita bangsa jika diselenggarakan oleh manusia yang cerdas dan

sehat. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya

sumber-daya manusia yang sehat, trampil dan ahli, serta memiliki perencanaan

kesehatan dan pembiayaan terpadu dengan justifikasi kuat dan logis yang didukung

oleh data dan informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di

Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit infeksi dan

menular masih memerlukan perhatian besar dan sementara itu telah terjadi

peningkatan penyakit-penyakit tidak menular seperti penyakit karena perilaku tidak

sehat serta penyakit degeneratif. Kemajuan transportasi dan komunikasi, membuat

penyakit dapat berpindah dari satu daerah atau negara ke negara lain dalam waktu

yang relatif singkat serta tidak mengenal batas wilayah administrasi.

Selanjutnya berbagai penyakitbaru (new emerging diseases) ditemukan, serta

kecenderungan meningkatnya kembali beberapa penyakit yang selama ini sudah

berhasil dikendalikan (reemerging diseases). Salah satu strategi pembangunan

kesehatan nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan

pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya program

pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terbentuknya lingkungan yang

sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan adalah konsep

“Paradigma Sehat”, yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama

pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit

(preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan

pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dalam

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 2

Page 3: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

rangka mepercepat pemerataan hasil pembangunan serta memperkuat integritas

wilayah dan persatuan nasional maka, pada tahun 2001 telah diberlakukan secara

penuh pelaksanaan Undang Undang RI No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah dan Undang Undang RI No.25 tahun 1999 tentang 5 Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Penerapan undang-undang tersebut

memberikan otonomi luas pada Kabupaten/Kota dan otonomi terbatas pada

Propinsi, sehingga pemerintah daerah akan semakin leluasa menentukan prioritas

pembangunan daerahnya, oleh karena itu daerah harus memiliki kemampuan

memilih prioritas penanggulangan masalah kesehatan yang sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan daerah, serta mencari sumber-sumber dana yang dapat

digunakan mendukung penyelesaian masalah. Sebelum berlakunya undang-undang

tersebut diatas telah diselenggarakan kegiatan surveilans dalam rangka mendukung

penyediaan informasi epidemiologi untuk pengambilan keputusan yang meliputi

Sistem Surveilans Terpadu (SST), Surveilans Sentinel Puskesmas, Surveilans Acute

Flaccid Paralysis, Surveilans Tetanus Neonatorum, Surveilans Campak, Surveilans

Infeksi Nosokomial, Surveilans HIV/AID, Surveilans Dampak Krisis, Surveilans

Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit dan Bencana, Surveilans Penyakit Tidak

Menular serta Surveilans Kesehatan Lingkungan untuk mendukung

penyelenggaraan program pencegahan dan pemberantasan penyakit, Sistem

Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) dan penelitian. Pada Peraturan

Pemerintah RI. No.25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, BAB II Pasal 2 ayat 3.10.j

menyatakan bahwa salah satu kewenangan Pemerintah di Bidang Kesehatan adalah

surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan

wabah penyakit menular dan kejadian luar biasa, sementara pada BAB II Pasal 3

ayat 5.9.d menyatakan bahwa salah satu kewenangan Propinsi di Bidang Kesehatan

adalah surveilans epidemiologi serta penanggulangan wabah penyakit dan kejadian

luar biasa. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi Indonesia sehat dan tercapainya

tujuan nasional pembangunan kesehatan serta terwujudnya tujuan pembangunan

kesehatan daerah yang spesifik dan lokal yang memerlukan penerapan konsep

pengambilan keputusan berdasarkan fakta, maka diselenggarakan sistem surveilans

epidemiologi kesehatan yang handal, sehingga para manajer kesehatan dapat

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 3

Page 4: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

mengambil keputusan program yang berhasil guna (efektif) serta berdaya guna

(efisien) sesuai dengan masalah yang dihadapi.

B. Pengertian

Selama ini pengertian konsep surveilans epidemiologi sering dipahami hanya

sebagai kegiatan pengumpulan data dan penanggulangan KLB, pengertian seperti itu

menyembunyikan makna analisis dan penyebaran informasi epidemiologi sebagai

bagian yang sangat penting dari proses kegiatan surveilans epidemiologi. Menurut

WHO, surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi

data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit

yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Oleh karena itu perlu

dikembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang lebih mengedepankan

analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa

melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan dan pengolahan data. Dalam sistem

ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis

secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah masalah

kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan

penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat

melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses

pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi

kepada penyelenggara program kesehatan. Sistem surveilans epidemiologi

merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang

terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-

sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan,

meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah Kabupaten/Kota,

Propinsi dan Pusat

C. Hubungan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan dengan Sistem Lain

Untuk mewujudkan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

termaktub dalam pembukaan UUD 1945 telah dirumuskan Sistem Ketahanan

Nasional. Sistem Kesehatan Nasional yang berlaku sampai dengan tahun 1999, dan

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 4

Page 5: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

saat ini termaktub dalam Rancangan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia

Sehat 2010, dan sistem sektor lain merupakan subsistem dari Sistem Ketahanan

Nasional. Dalam rangka menuju Indonesia Sehat 2010, manajemen kesehatan

membutuhkan informasi kesehatan yang tersusun dalam Sistem Informasi

Kesehatan Nasional (SIKNAS) dan merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan

Nasional. Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan merupakan subsistem

dari SIKNAS, yang mempunyai fungsi strategis sebagai intelijen penyakit dan

masalah-masalah kesehatan yang mampu berkontribusi dalam penyediaan

data dan informasi epidemiologi untuk mewujudkan Indonesia Sehat dalam

rangka ketahanan nasional. Agar penyelenggaraan Sistem Surveilans

Epidemiologi Kesehatan berhasil guna dan berdaya guna diperlukan hubungan

antara sistem dan subsistem serta komponen yang ada.

D. Ruang Lingkup Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.

Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu

secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh sektor

kesehatan sendiri, diperlukan tatalaksana terintegrasi dan komprehensif dengan

kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar program, sehingga perlu

dikembangkan subsistem survailans epidemiologi kesehatan yang terdiri dari

Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular, Surveilans Epidemiologi Penyakit

Tidak Menular, Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan Dan Perilaku,

Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan, dan Surveilans Epidemiologi

Kesehatan Matra

1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit

menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit

menular.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 5

Page 6: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak

menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit

tidak menular.

3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan

faktor risiko untuk mendukung program penyehatan lingkungnan.

4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah

kesehatan dan faktor risiko untuk mendukung program-program kesehatan

tertentu.

5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah

kesehatan dan faktor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra.

E. Visi, misi, tujuan dan strategi surveilens epidemilogi

1. Visi

Manajemen kesehatan berbasis fakta yang cepat, tepat, dan akurat.

2. Misi

a. Memperkuat sistem surveilans disetiap unit pelaksana program kesehatan.

b. Meningkatkan kemampuan analisis dan rekomendasi epidemiologi yang

berkualitas dan bermanfaat.

c. Menggalang dan meningkatkan kerjasama dan kemitraan unit surveilans

dalam pertukaran serta penyebaran informasi.

d. Memperkuat sumber daya manusia di bidang epidemiologi untuk manajer

dan fungsional

3. Tujuan

Tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen

kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta

respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat secara nasional, propinsi dan

kabupaten/kota menuju Indonesia sehat 2010.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 6

Page 7: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

B. Strategi

1. Advokasi dan dukungan perundang – undangan

2. Pengembangan sistem surveilans sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan

program secara nasional, propinsi dan kabupaten/kota, termasuk

penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan

bencana

3. Peningkatan mutu data dan informasi epidemiologi

4. Peningkatan profesionalisme tenaga epidemiologi.

5. Pengembangan tim epidemiologi yang handal.

6. Penguatan jejaring survailans epidemiologi.

7. Peningkatan surveilans epidemiologi setiap tenaga kesehatan.

8. Peningkatan pemanfaatan teknologi komunikasi informasi elektromedia yang

terintegrasi dan interaktif.

C. Penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan

1. Pengorganisasian

Setiap instansi kesehatan pemerintah, instansi kesehatan propinsi, instansi

kesehatan kabupaten/kota dan lembaga kesehatan masyarakat dan swasta wajib

menyelenggarakan surveilans epidemiologi, baik secara fungsional atau

struktural.

2. Mekanisme Kerja

Kegiatan surveilans epidemiologi kesehatan merupakan kegiatan yang

dilaksanakan secara terus menerus dan sistematis dengan mekanisme kerja

sebagai berikut :

a. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya

b. Perekaman, pelaporan, dan pengolahan data

c. Analisis dan interpretasi data

d. Studi epidemiologi

e. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya

f. Membuat rekomendasi dan alternatif tindaklanjut

g. Umpan balik.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 7

Page 8: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

3. Jenis Penyelenggaraan

Pelaksanaan surveilans epidemiologi kesehatan dapat menggunakan satu

cara atau kombinasi dari beberapa cara penyelenggaraan surveilans

epidemiologi. Cara-cara penyelenggaraan surveilans epidemiologi dibagi

berdasarkan atas metode pelaksanaan, aktifitas pengumpulan data dan pola

pelaksanaannya.

a. Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan

1) Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan

surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan, dan

atau faktor risiko kesehatan

2) Surveilans Epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan surveilans

epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan, faktor risiko atau

situasi khusus kesehatan

3) Surveilans Sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi

pada populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya

masalah kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas.

4) Studi Epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi

pada periode tertentu serta populasi dan atau wilayah tertentu untuk

mengetahui lebih mendalam gambaran epidemiologi penyakit,

permasalahan dan atau faktor risiko kesehatan

b. Penyelenggaraan Berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data

1) Surveilans Aktif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi,

dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit

pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.

2) Surveilans Pasif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi,

dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data

tersebut dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data

lainnya.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 8

Page 9: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

c. Penyelenggaraan Berdasarkan Pola Pelaksanaan

1) Pola Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada

ketentuan yang berlaku untuk penanggulangan KLB dan atau wabah dan

atau bencana

2) Pola Selain Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada

ketentuan yang berlaku untuk keadaan diluar KLB dan atau wabah dan

atau bencana

d. Penyelenggaraan Berdasarkan Kualitas Pemeriksaan

1) Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan surveilans

dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau tidak

menggunakan peralatan pendukung pemeriksaan.

2) Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan

surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan laboratorium

atau peralatan pendukung pemeriksaan lainnya

4. Sasaran Penyelenggaraan

Sasaran penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan

meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan program kesehatan yang

ditetapkan berdasarkan prioritas nasional, bilateral, regional dan global, penyakit

potensial wabah, bencana dan komitmen lintas sektor serta sasaran spesifik lokal

atau daerah. Secara rinci sasaran penyelenggaran sistem surveilans epidemiologi

kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular

Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi penyakit

menular adalah :

1) Surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

2) Surveilans AFP

3) Surveilans penyakit potensial wabah atau kejadian luar biasa penyakit

4) menular dan keracunan

5) Surveilans penyakit demam berdarah dan demam berdarah dengue

6) Surveilans malaria

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 9

Page 10: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

7) Surveilans penyakit-penyakit zoonosis, antraks, rabies, leptospirosis dan

sebagainya

8) Surveilans penyakit filariasis

9) Surveilans penyakit tuberkulosis

10) Surveilans penyakit diare, tipus perut, kecacingan dan penyakit perut

lainnya

11) Surveilans penyakit kusta

12) Surveilans penyakit frambosia

13) Surveilans penyakit HIV/AIDS

14) Surveilans penyakit menular seksual

15) Surveilans penyakit pnemonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat

(severe acute respiratory syndrome)

b. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilens epidemiologi penyakit tidak

menular adalah :

1) Surveilans hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner

2) Surveilans diabetes mellitus

3) Surveilans neoplasma

4) Surveilans penyakit paru obstuksi kronis

5) Surveilans gangguan mental

6) Surveilans kesehatan akibat kecelakaan

c. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku

Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan

lingkungan dan perilaku adalah :

1) Surveilans sarana air bersih

2) Surveilans tempat-tempat umum

3) Surveilans pemukiman dan lingkungan perumahan

4) Surveilans limbah industri, rumah sakit dan kegiatan lainnya

5) Surveilans vektor penyakit

6) Surveilans kesehatan dan keselamatan kerja

7) Surveilans rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya,

termasuk infeksi nosokomial

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 10

Page 11: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

d. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan

Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi masalah

kesehatan adalah :

1) Surveilans gizi dan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

2) Surveilans gizi mikro kurang yodium, anemia gizi besi, kekurangan

vitamin A

3) Surveilans gizi lebih

4) Surveilans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi.

5) Surveilans kesehatan lanjut usia.

6) Surveilans penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan

bahan berbahaya

7) Surveilans penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisionil, bahan

kosmetika, serta peralatan

8) Surveilans kualitas makanan dan bahan tambahan makanan

e. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra

Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan

matra adalah :

1) Surveilans kesehatan haji

2) Surveilans kesehatan pelabuhan dan lintas batas perbatasan

3) Surveilans bencana dan masalah sosial

4) Surveilans kesehatan matra laut dan udara

5) Surveilans pada kejadian luar biasa penyakit dan keracunan

Setiap penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan sebagaimana

tersebut diatas disusun dalam suatu pedoman yang ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan. Sesuai kebutuhan nasional dapat dikembangkan penyelenggaraan

surveilans epidemiologi kesehatan lainnya dengan keputusan Menteri

Kesehatan, dan sesuai kebutuhan di daerah Propinsi dengan keputusan

Gubernur Propinsi bersangkutan.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 11

Page 12: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

5. Komponen Sistem

Setiap penyelenggaraan surveilans epidemiologi penyakit dan masalah

kesehatan lainnya sebagaimana tersebut diatas terdiri dari beberapa komponen

yang menyusun bangunan sistem surveilans yang terdiri atas komponen sebagai

berikut:

a. Tujuan yang jelas dan dapat diukur

b. Unit surveilans epidemiologi yang terdiri dari kelompok kerja surveilans

epidemiologi dengan dukungan tenaga profesional

c. Konsep surveilans epidemiologi sehingga terdapat kejelasan sumber dan cara

– cara memperoleh data, cara-cara mengolah data, cara-cara melakukan

analisis, sasaran penyebaran atau pemanfaatan data dan informasi

epidemiologi, serta mekanisme kerja surveilans epidemiologi

d. Dukungan advokasi, peraturan perundang-undangan, sarana dan anggaran

e. Pelaksanaan mekanisme kerja surveilans epidemiologi

f. Jejaring surveilans epidemiologi yang dapat membangun kerjasama dalam

pertukaran data dan informasi epidemiologi, analisis, dan peningkatan

kemampuan surveilans epidemiologi.

g. Indikator kinerja

Penyelenggaraan surveilans epidemiologi dilaksanakan melalui jejaring

surveilans epidemiologi antara unit-unit surveilans dengan sumber data, antara

unit-unit surveilans epidemiologi dengan pusat-pusat penelitian dan kajian,

program intervensi kesehatan dan unit-unit surveilans lainnya. Secara skematis

dapat digambarkan jejaring sistem surveilans epidemiologi kesehatan diantara

unit-unit utama di Departemen Kesehatan (DepKes) dan Unit Pelaksana Teknis

Pusat (UPT DepKes), pusat-pusat penelitian dan pengembangan (Puslitbang)

dan pusat-pusat data dan informasi, diantara unit-unit kerja Dinas Kesehatan

Propinsi (lembaga pemerintah di Propinsi yang bertanggungjawab dalam bidang

kesehatan) dan UPT Dinas Kesehatan Propinsi, dan diantara unit-unit kerja

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (lembaga pemerintah di Kabupaten/Kota yang

bertanggungjawab dalam bidang kesehatan) dan UPT Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Jejaring surveilans epidemiologi juga terdapat antara Pusat,

Propinsi dan Kabupaten/Kota serta mitra nasional dan internasional.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 12

Page 13: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

6. Sumber Data, Pelaporan, dan Penyebaran Data - Informasi

a. Sumber Data

Sumber data surveilans epidemiologi meliputi :

1) Data kesakitan yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan

masyarakat.

2) Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan serta

laporan kantor pemerintah dan masyarakat.

3) Data demografi yang dapat diperoleh dari unit statistik kependudukan

dan masyarakat

4) Data geografi yang dapat diperoleh dari unit unit meteorologi dan

geofisika

5) Data laboratorium yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan

dan masyarakat.

6) Data kondisi lingkungan.

7) Laporan wabah

8) Laporan penyelidikan wabah/KLB

9) Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan

10) Studi epidemiology dan hasil penelitian lainnya

11) Data hewan dan vektor sumber penular penyakit yang dapat diperoleh

dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat.

12) Laporan kondisi pangan.

13) Data dan informasi penting lainnya.

b. Pelaporan

Unit sumber data menyediakan data yang diperlukan dalam

penyelenggaraan surveilans epidemiologi termasuk rumah sakit, puskesmas,

laboratorium, unit penelitian, unit program - sektor dan unit statistik lainnya.

c. Penyebaran Data dan Informasi

Data, informasi dan rekomendasi sebagai hasil kegiatan surveilans

epidemiologi disampaikan kepada pihak-pihak yang dapat melakukan

tindakan penanggulangan penyakit atau upaya peningkatan program

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 13

Page 14: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

kesehatan, pusat – pusat penelitian dan pusat-pusat kajian serta pertukaran

data dalam jejaring surveilans epidemiologi.

7. Peran Unit Surveilans Epidemiologi Kesehatan

Untuk menjamin berlangsungnya penyelenggaraan sistem surveilans

epidemiologi kesehatan maka dijabarkan peran setiap unit penyelenggaraan

surveilans epidemiologi :

a. Unit Surveilans Epidemiologi Pusat

1) Pengaturan penyelenggaraan surveilans epidemiologi nasional.

2) Menyusun pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi nasional

3) Menyelenggarakan manajemen surveilans epidemiologi nasional

4) Melakukan kegiatan surveilans epidemiologi nasional, termasuk SKD-

KLB.

5) Pembinaan dan asistensi teknis

6) Monitoring dan evaluasi

7) Melakukan penyelidikan KLB sesuai kebutuhan nasional

8) Pengembangan pemanfaatan teknologi surveilans epidemiologi

9) Pengembangan metodologi surveilans epidemiologi

10) Pengembangan kompetensi sumber daya manusia surveilans

epidemiologi nasional

11) Menjalin kerjasama nasional dan internasional secara teknis dan sumber

– sumber dana.

b. Unit Pelaksana Teknis Pusat

1) Menjadi pusat rujukan surveilans epidemiologi regional dan nasional

2) Pengembangan dan pelaksanaan surveilans epidemiologi regional dan

nasional

3) Kerjasama surveilans epidemiologi dengan propinsi, nasional dan

internasional

c. Pusat Data dan Informasi.

1) Koordinasi pengelolaan sumber data dan informasi kesehatan nasional.

2) Koordinasi kajian strategis dan penyajian informasi kesehatan.

3) Asistensi teknologi informasi

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 14

Page 15: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

4) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

5) Melakukan penelitian dan pengembangan teknologi dan metode

surveilans epidemiologi

6) Melakukan penelitian lebih lanjut terhadap temuan dan atau rekomendasi

surveilans epidemiologi

d. Unit Surveilans Epidemiologi Propinsi

1) Melaksanakan surveilans epidemiologi nasional di wilayah propinsi,

2) termasuk SKD-KLB

3) Menyelenggarakan manajemen surveilans epidemiologi propinsi

4) Melakukan penyelidikan KLB sesuai kebutuhan propinsi

5) Membuat pedoman teknis operasional surveilans epidemiologi sesuai

dengan pedoman yang berlaku .

6) Menyelenggarakan pelatihan surveilans epidemiologi

7) Pembinaan dan asistensi teknis ke kabupaten / kota.

8) Monitoring dan evaluasi.

9) Mengembangkan dan melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit

dan masalah kesehatan spesifik lokal.

e. Unit Pelaksana Teknis Propinsi

1) Pusat rujukan surveilans epidemiologi propinsi

2) Pengembangan dan pelaksanaan surveilans epidemiologi propinsi

3) Kerjasama surveilans epidemiologi dengan pusat dan kabupaten/kota

f. Rumah Sakit Propinsi

1) Melaksanakan surveilans epidemiologi rumah sakit dan infeksi

nosokomial di rumah sakit

2) Identifikasi dan rujukan kasus sebagai sumber data surveilans

epidemiologi Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat

3) Melakukan kajian epidemiologi penyakit menular dan tidak menular

serta masalah kesehatan lainnya di rumah sakit

g. Laboratorium Kesehatan Propinsi

1) Melaksanakan surveilans epidemiologi

2) Melakukan identifikasi dan rujukan spesimen pemeriksaan laboratorium

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 15

Page 16: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

h. Unit Surveilans Kabupaten/Kota

1) Pelaksana surveilans epidemiologi nasional diwilayah kabupaten/kota.

2) Menyelenggarakan manajemen surveilans epidemiologi

3) Melakukan penyelidikan dan penanggulangan KLB diwilayah kabupaten

/kota yang bersangkutan

4) Supervisi dan asistensi teknis ke puskesmas dan rumah sakit dan

komponen surveilans diwilayahnya.

5) Melaksanakan pelatihan surveilans epidemiologi

6) Monitoring dan evaluasi.

7) Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit spesifik lokal.

i. Rumah Sakit Kabupaten/Kota

1) Melaksanakan surveilans epidemiologi rumah sakit dan infeksi

nosokomial di rumah sakit

2) Identifikasi dan rujukan kasus sebagai sumber data surveilans

epidemiologi Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat

3) Melakukan kajian epidemiologi penyakit menular dan tidak menular

serta masalah kesehatan lainnya di rumah sakit

j. Puskesmas.

1) Pelaksana surveilans epidemiologi nasional diwilayah puskesmas

2) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penyakit dan masalah kesehatan

3) Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan praktek dokter,

bidan swasta dan unit pelayanan kesehatan yang berada diwilayah

kerjanya.

4) Melakukan kordinasi surveilans epidemiologi antar puskesmas yang

berbatasan

5) Melakukan SKD-KLB dan penyelidikan KLB di wilayah puskesmas

6) fMelaksanakan surveilans epidemiologi penyakit dan masalah kesehatan

7) spesifik lokal.

k. Laboratorium Kesehatan Kabupaten/Kota

1) Melaksanakan surveilans epidemiologi

2) Melakukan identifikasi dan rujukan spesimen pemeriksaan laboratorium

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 16

Page 17: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

l. Mitra

1) Sebagai sumber data dan informasi serta referensi yang berkaitan dengan

faktor risiko penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

2) Kerjasama dalam kajian epidemiologi penyakit dan masalah kesehatan

3) Kerjasama dalam pengembangan teknologi dan metode surveilans

epidemiologi

4) Kemitraan dalam mengupayakan dana dan sarana penyelenggaraan

surveilans epidemiologi

8. Sumber daya

Sumber daya penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan

meliputi :

a. Sumber Daya Manusia

1) Tenaga ahli epidemiologi (S1,S2,S3).

2) Tenaga pelaksana surveilans epidemiologi terlatih asisten epidemiologi

lapangan, dan petugas puskesmas terlatih surveilans epidemiologi.

3) Manajer unit kesehatan yang mendapat orientasi epidemiologi

4) Jabatan fungsional epidemiologi.

5) Jabatan fungsional entomologi

6) Jabatan fungsional sanitarian

7) Jabatan fungsional statistisi

8) Sumber daya manusia laboratorium

9) Sumber daya manusia lainnya yang terkait

b. Sarana yang diperlukan untuk terlaksananya penyelenggaraan sistem

surveilans epidemiologi kesehatan

1) Administrasi Sarana transportasi Pusat

(a) Jaringan elektromedia

(b) Komunikasi (telepon, faksimili, SSB dan telekomunikasi lainnya)

(c) Komputer dan perlengkapannya

(d) Referensi surveilans epidemiologi, penelitian dan kajian kesehatan

(e) Pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program aplikasi

komputer

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 17

Page 18: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

(f) Peralatan kegiatan surveilans

2) Sarana transportasi Propinsi

(a) Jaringan elektromedia

(b) Komputer dan perlengkapannya

(c) Komunikasi (telepon, faksimili, SSB dan telekomunikasi lainnya)

(d) Referensi surveilans epidemiologi, penelitian dan kajian kesehatan

(e) Pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program aplikasi

komputer

(f) Peralatan pelaksanaan surveilans

3) Sarana transportasi Kabupaten / Kota

(a) Jaringan elektromedia

(b) Komunikasi (telepon, faksimili, SSB dan telekomunikasi lainnya)

(c) Komputer dan perlengkapannya

(d) Referensi surveilans epidemiologi, penelitian dan kajian kesehatan

(e) Pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program aplikasi

komputer

(f) Formulir perekaman data surveilans epidemiologi sesuai dengan

pedoman

(g) Peralatan pelaksanaan surveilans

4) Sarana transportasi Puskesmas dan Rumah Sakit

(a) Komputer dan perlengkapannya

(b) Komunikasi (telepon, faksimili dan SSB)

(c) Referensi surveilans epidemiologi, penelitian dan kajian kesehatan

(d) Pedoman pelaksnaan surveilans epidemiologi dan program aplikasi

komputer

(e) Formulir perekaman data surveilans epidemiologi sesuai dengan

pedoman

(f) Peralatan pelaksanaan surveilans epidemiologi di Puskesmas dan

Rumah Sakit

(g) Sarana transportasi

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 18

Page 19: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

c. Pembiayaan

Sumber biaya penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi

kesehatan terdiri sumber dana APBN, APBD Kabupaten/Kota, APBD

Propinsi, Bantuan Luar Negeri, Bantuan Nasional dan Daerah, dan swadaya

masyarakat

9. Indikator Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan

Kinerja penyelengaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan diukur

dengan indikator masukan, proses dan keluaran. Ketiga indikator tersebut

merupakan satu kesatuan, dimana kelemahan salah satu indikator tersebut

menunjukkan kinerja sistem surveilans yang belum memadai. Indikator-

indikator tesebut adalah sebagai berikut :

a. Masukan Tingkat Indikator Tenaga

1) Pusat

Unit utama Departemen Kesehatan memiliki :

(a) 1 tenaga epidemiolog ahli (S3)

(b) 8 tenaga epidemiolog ahli (S2)

(c) 16 tenaga epidemiolog ahli (S1)

(d) 32 tenaga epidemiolog terampil

(e) 16 tenaga dokter umum

UPT Departemen Kesehatan memiliki :

(a) 2 tenaga epidemiolog ahli (S2)

(b) 4 tenaga epidemiolog ahli (S1)

(c) 4 tenaga epidemiolog terampil

(d) 1 tenaga dokter umum

2) Propinsi

(a) 1 tenaga epidemiolog ahli (S2)

(b) 2 tenaga epidemiolog ahli (S1)

(c) 2 tenaga epidemiolog terampil

(d) 1 tenaga dokter umum

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 19

Page 20: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

3) Kabupaten/ Kota

(a) 1 tenaga epidemiolog ahli (S2)

(b) 2 tenaga epidemiolog ahli (S1) atau terampil

(c) 1 tenaga dokter umum

4) Rumah Sakit

(a) 1 tenaga epidemiolog ahli

(b) 1 tenaga epidemiolog terampil

5) Puskesmas : 1 tenaga epidemiolog terampil

b. Masukan Tingkat Indikator Sarana

1) Pusat, Propinsi

(a) 1 paket jaringan elektromedia

(b) 1 paket alat komunikasi (telepon, faksimili, SSB dan telekomunikasi

lainnya)

(c) 1 paket kepustakaan

(d) 1 paket pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program

aplikasi komputer

(e) 4 paket peralatan pelaksanaan surveilans epidemiologi

(f) 1 roda empat, 1 roda dua

2) Kabupaten/ Kota

(a) 1 paket jaringan elektromedia

(b) 1 paket alat komunikasi (telepon, faksimili, SSB dan telekomunikasi

lainnya)

(c) 1 paket kepustakaan

(d) 1 paket pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program

aplikasi komputer

(e) 1 paket formulir

(f) 2 paket peralatan pelaksanaan surveilans epidemiologi

(g) 1 roda empat, 2 roda dua

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 20

Page 21: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

3) Puskesmas dan Rumah Sakit

(a) 1 paket komputer

(b) 1 paket alat komunikasi (telepon, faksimili, SSB)

(c) 1 paket kepustakaan

(d) 1 paket pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program

aplikasi komputer

(e) 1 paket formulir

(f) 1 paket peralatan pelaksanaan surveilans epidemiologi

(g) 1 roda dua

c. Tingkat Indikator Proses

1) Pusat

(a) Kelengkapan laporan unit pelapor dan sumber data awal sebesar 80

% atau lebih

(b) Ketepatan laporan unit pelapor dan sumber data awal sebesar 80 %

atau lebih

(c) Penerbitan buletin kajian epidemiologi sebesar 12 kali atau lebih

setahun

(d) Umpanbalik sebesar 80 % atau lebih

2) Propinsi

(a) Kelengkapan laporan unit pelapor dan sumber data awal sebesar 80

% atau lebih

(b) Ketepatan laporan unit pelapor dan sumber data awal sebesar 80 %

atau lebih

(c) Penerbitan buletin kajian epidemiologi sebesar 12 kali atau lebih

setahun

(d) Umpanbalik sebesar 80 % atau lebih kegiatan surveilans

3) Kabupaten/Kota

(a) Kelengkapan laporan unit pelapor sebesar 80 % atau lebih

(b) Ketepatan laporan unit pelapor sebesar 80 % atau lebih

(c) Penerbitan buletin kajian epidemiologi sebesar4 kali atau lebih

setahun

(d) Umpanbalik sebesar 80 % atau lebih

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 21

Page 22: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

d. Keluaran

1) Pusat

Profil Surveilans Epidemiologi Nasional sebesar 1 kali setahun

2) Propinsi Profil Surveilans Epidemiologi Propinsi sebesar 1 kali setahun

3) Kabupaten/ Kota

Profil Surveilans Epidemiologi Kabupaten/Kota sebesar 1 kali

setahun

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 22

Page 23: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

PENANGGULANGAN FLU H1N1

PETUNJUK TEKNIS SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

FLU H1N1

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I

TAHUN 2009

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 23

Page 24: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 24

Page 25: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

BAB I

PENDAHULUAN

Pada tanggal 29 April 2009, WHO menyatakan bahwa dunia sudah memasuki fase 5 pandemi yaitu terjadi penularan antar manusia untuk virus influenza baru yaitu Swine Flu H1N1 (Flu Meksiko). Negara-negara yang sudah terinfeksi sampai tanggal 30 April 2009 adalah Meksiko, Amerika Serikat ( California, Texas, New York, Ohio, Kansas, Massachusetts, Michigan, Nevada , Indiana, Arizona), Israel, Selandia Baru, Spanyol, United Kingdom, Austria dan Jerman. Jumlah kasus yang konfirmasi yang dilaporkan ke WHO adalah 148 kasus dengan 8 kematian.

Kondisi tersebut memerlukan kewaspadaan dan kesiapan yang tinggi dari semua negara di dunia termasuk Indonesia dalam menghadapi penyebaran virus Swine Influenza H1N1 tersebut.

Dalam mengantisipasi penyakit Swine Flu H1N1 (Flu Meksiko) di Indonesia, Departemen Kesehatan menyusun petunjuk teknis penanggulangan. Petunjuk Teknis Surveilans Epidemiologi Penyakit Flu H1N1 ini merujuk dari Pedoman Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi di Indonesia, yang merupakan salah satu bagian tidak terpisahkan dari 7( tujuh) petunjuk teknis penanggulangan lainnya.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 25

Page 26: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

BAB II

PENGERTIAN

DEFINISI KASUS

Secara operasional Definisi kasus Flu Meksiko dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Suspek

Seseorang dengan gejala infeksi pernapasan akut (demam ≥ 38oC) mulai dari yang ringan (Influenza like Illnes) sampai dengan Pneumonia, ditambah salah satu keadaan di bawah ini :

- Dalam 7 hari sebelum sakit, pernah kontak dengan kasus konfirmasi swine influenza (H1N1)/ Flu Meksiko

- Dalam 7 hari sebelum sakit pernah berkunjung ke area yang terdapat satu atau lebih kasus konfirmasi Swine influenza (H1N1)/ Flu Meksiko

2. ProbabelSeseorang dengan gejala di atas disertai dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif terhadap Influenza A tetapi tidak dapat diketahui subtypenya dengan menggunakan reagen influenza musiman

AtauSeseorang yang meninggal karena penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang tidak diketahui penyebabnya dan berhubungaan secara epidemiologi (kontak dalam 7 hari sebelum onset) dengan kasus probable atau konfirmasi.

3. KonfirmasiSeseorang dengan gejala di atas sudah dikonfirmasi laboratorium swine influenza (H1N1)/ Flu Meksiko dengan pemeriksaan satu atau lebih test di bawah ini :

- Real time RT PCR- Kultur virus- Peningkatan 4 kali antibody spesifik swine influenza (H1N1) /

Flu Meksiko dengan netralisasi tes

Keterangan :

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 26

Page 27: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

1. Yang dimaksud ‘kontak’ adalah merawat, tinggal serumah atau berhubungan langsung dengan secret pernapasan atau cairan tubh dari kasus probable atau konfirmasi swine flu H1N1 / Flu Meksiko.

2. Yang dimaksud ‘area terinfeksi’ adalah area/negara yang mempunyai satu atau lebih kasus konfirmasi yang ditetapkan oleh WHO. Area/Negara ini setiap hari bisa bertambah, sehingga harus selalu diikuti perkembangannya melalui website : www.who.int

ETIOLOGI

Penyebab Flu Meksiko ini adalah virus Swine Influenza A H1N1. Ini merupakan strain baru dari virus Influenza A H1N1.

MASA INKUBASI & MASA PENULARAN

Masa Inkubasi berkisar antara 1-7 hari, sedangkan masa penularan berkisar antara 1 hari sebelum mulai sakit (onset) sampai 7 hari setelah onset. Namun puncak dari virus shedding (pengeluaran virus) terjadi pada beberapa hari pertama sakit.

CARA PENULARAN Cara penularan penyakit melalui kontak langsung dengan penderita Flu H1N1baik karena berbicara, terkena percikan batuk atau bersin (“Droplet Infection”). Penularan virus melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus dapat terjadi, walaupun belum ada dokumentasi tentang hal tersebut.

DIAGNOSIS

Diagnosis pasti ditegakkan menggunakan RT PCR atau kultur virus atau netralisasi test (terjadi peningkatan titer antibodi 4X dalam spare serum).

PENGOBATAN

Sampai saat ini antivirus yang masih sensitif adalah Oseltamivir dan Zanamivir, sedangkan Amantadine dan Rimantadine sudah resisten.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 27

Page 28: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

BAB III

TUJUAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI FLU H1N1

Tujuan

1. Identifikasi dini kasus, kontak dan kasus tambahan2. Menetapkan besarnya masalah3. Identifikasi daerah dan populasi berisiko tinggi 4. Mengetahui pola penyebaran di masyarakat

Sasaran

Semua masyarakat yang mempunyai risiko terjangkit Flu H1N1, meliputi :1. Orang yang baru kembali dari daerah terjangkit2. Kontak penderita3. Tenaga kesehatan

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 28

Page 29: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

BAB IV

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN

Identifikasi dini kasus Flu H1N1 dilakukan melalui kegiatan Surveilans di Pelabuhan udara, laut dan lintas batas darat, Surveilans di Masyarakat, surveilans rumah sakit dan puskesmas, Surveilans Aktif di Rumah Rujukan AI yang merawat Flu H1N1 dan Surveilans lain (seperti rumors, dll) yang diikuti dengan pelacakan.

I. Surveilans di Pelabuhan Udara, Laut dan Lintas Batas Darat

Surveilans di Pelabuhan Udara, Laut dan Lintas batas darat dilakukan untuk deteksi dini kasus dan penanganan segera. Instrument yang digunakan adalah Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card/HAC)

Langkah-langkahnya :

A. Di Terminal Kedatangan :

1. Pengumpulan dataData dikumpulkan dari HAC, hasil pemeriksaan thermal scanner dan manifest penumpang

2. Pengentrian dataData dientry menggunakan program excel sesuai HAC (format terlampir)

3. Pengolahan dataData yang sudah dientry diolah sesuai format dengan variabel antara lain: jumlah penumpang, nama, umur, sex, ada tidaknya gejala, negara yang dikunjungi dalam 7 hari terakhir dan alamat lengkap di Indonesia.

4. Pelaporan Jika ditemukan suspek Flu H1N1 di bandara, pelabuhan laut atau lintas batas

darat segera dilaporkan ke Posko KLB Ditjen PP & PL. Data yang sudah diolah (poin 3) dilaporkan ke Posko KLB Ditjen PP & PL

setiap hari melalui fax atau email setiap jam 15.00 waktu setempat (fax 021 42877588/42870284, email [email protected] )

B. Terminal Keberangkatan

1. Petugas KKP berkoordinasi dengan petugas imigrasi untuk mencatat daftar warga negara indonesia yang akan berangkat ke daerah terjangkit. (format terlampir)

2. Daftar tersebut dilaporkan ke Posko KLB Ditjen PP & PL setiap hari.

II. Surveilans di Masyarakat

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 29

Page 30: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

1. Sumber data a. Fasilitas pelayanan kesehatan

- Sentinel ILI (Influenza Like Illness) di 20 puskesmas- Sentinel SARI (Severe Acute Respiratory Infection) di 15 Rumah Sakit- Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (Puskesmas, RS, klinik dll)

b. Penyelidikan Epidemiologi

b.1. Persiapan Sebelum ke Lapangan

Investigasi dilakukan oleh tim investigasi yang telah ditetapkan dan ditambah bila diperlukan serta berkoordinasi dengan tim Prop, Kab/Kota dan Puskesmas.

Persiapan administrasi Persiapan logistik : masker standar investigasi untuk semua petugas dan untuk

penderita serta kontak lain, alat pemeriksaan penderita (stetoskop dsb), alat wawancara (formulir isian), dan leaflet serta brosur FLU H1N1untuk keluarga penderita.

Persiapan langkah-langkah investigasi : daftar kegiatan yang akan dilakukan selama di lapangan (satu lembar saja), beserta formulir wawancara dan pemeriksaan untuk penderita dan untuk kasus tambahan serta peralatan medik dan laboratorium

b.2. Pencegahan Universal Untuk Tim Penyelidikan Epidemiologi

Sampai dengan saat ini, penderita FLU H1N1dapat menjadi sumber penularan, oleh karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan. Cara-cara penularan, masa penularan dan masa inkubasi penyakit ini serta cara-cara pencegahan perlu dipahami dengan baik. Upaya pencegahan bagi petugas yang ke lapangan :

Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Mencuci tangan dengan sabun atau alkohol setelah memeriksa penderita Menjaga jarak bicara kurang lebih 2 meter Membuang APD yang sudah dipakai diperlakukan seperti sampah medis.

b.3. Kegiatan di lapangan

Satu orang anggota tim masuk ke rumah dengan menggunakan masker, dan segera menjelaskan rencana kegiatan, masalah Flu H1N1, hubungan dengan anggota keluarga yang dicurigai sebagai penderita Flu H1N1(belum pasti), risiko penularan kepada anggota keluarga yang lain.

Tegaskan bahwa tim akan membantu keluarga ini mencegah berkembangnya penyakit diantara anggota keluarga.

Sedapat mungkin penderita diminta tidur di tempat tidur dan mengenakan masker.

Setelah dipersilakan, maka anggota tim yang lain masuk ke rumah. Gunakan masker pada waktu akan masuk ke rumah penderita

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 30

Page 31: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Tim melakukan wawancara dan mengisikan dalam formulir penyelidikan (lampiran....)

Apabila ditemukan suspek maka segera dikoordinasikan dengan dokter puskesmas untuk proses rujukan.

Semua kontak dipantau selama 10-14 hari dari kontak terakhir Memberikan pesan kepada keluarga dan masyarakat sekitar.

Pesan penting yang disampaikan adalah : Apabila terdapat anggota keluarga yang lain menderita sakit demam,

maka secepatnya berobat ke puskesmas Menjaga kebersihan tangan (cuci tangan); Apabila batuk atau bersin secepatnya tutup mulut dan hidung dengan

tissu, atau selalu menggunakan masker. Membatasi kegiatan di luar rumah

c. masyarakat (rumors)Upaya penemuan Kasus suspek FLU H1N1 yang ada di masyarakat dilakukan secara aktif oleh petugas kesehatan di desa/kelurahan bekerjasama dengan kader kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang:

o Adanya warga sekitar yang baru pulang atau berpergian dari daerah/negara terjangkit

o Kecurigaan adanya masyarakat yang mengalami gejala flu seperti demam , pilek, batuk, dan sesak napas.

o Berita dari berbagai media

Apabila mendapatkan informasi tersebut segera melaporkan kepada Puskesmas, petugas kesehatan terdekat dan Kepala Desa.

3. Pengumpulan Dataa. Data yang dikumpulkan meliputi ILI dan SARIb. Data ILI & SARI di sentinel dikumpulkan menggunakan format yang

sudah ditentukan (terlampir)c. Data ILI dan Pneumonia dari Puskesmas dan RS non Sentinel

dikumpulkan menggunakan format W2 (PWS KLB)d. Data dikumpulkan setiap minggu oleh petugas surveilans dinas

kesehatan kab/kota setempat.

4. Pengolahan Dataa. di Puskesmas dan Rumah Sakit

- Menentukan klaster kasus ILI dan Pneumonia- Membuat tren mingguan ILI dan Pneumonia

b. di Dinas Kesehatan Kab/Kota- Membuat tren mingguan- Mengolah data sesuai variabel epidemiologi (waktu, tempat dan orang)

5. Pelaporan

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 31

Page 32: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

a. Puskesmas dan RS segera melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kab/kota jika ditemukan suspek Flu H1N1, klaster ILI atau Pneumonia

b. Puskesmas dan RS melaporkan PWS KLB kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota setiap hari Senin

c. Dinas Kesehatan Kab/kota meneruskan laporan adanya suspek Flu H1N1, klaster ILI atau Pneumonia segera ke Dinas kesehatan propinsi dan Posko KLB Ditjen PP & PL

III. Analisis dan Penyajian Data

Analisis yang dilakukan minimal dapat menjawab hal-hal sebagai berikut :a. besarnya masalah b. risiko kemungkinan penularan terhadap tenaga kesehatan, anggota keluarga lain

maupun masyarakat (sekolah, tempat bekerja, dan kelompok masyarakat lainnya).

Analisis dan penyajian data dilakukan oleh rumah sakit, tim FLU H1N1 di Kabupaten, Propinsi maupun Nasional. Analisis dilakukan terhadap semua laporan kasus atau informasi yang diterima dari rumah sakit, puskesmas, masyarakat maupun media massa.

Penyajian data dalam bentuk Table (“dummy table”) seperti format terlampir, Peta/spot map Kasus.Data dianalisis secara deskriptif menurut variabel epidemiologi (waktu, tempat dan orang).

IV. Penyebaran Informasi

Alur pelaporan kasus FLU H1N1 seperti bagan terlampirPelaporan kasus FLU H1N1 dilakukan melalui telepon dan faksimili serta email. Penyebaran informasi tentang data kasus FLU H1N1 hanya dapat dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan melalui Puskomlik.

Informasi tentang FLU H1N1secara umum dapat dilayani melalui: Web : www//penyakitmenular.infoHotline : 021-4257125Faksimili : 021- 42877588 / 42870284

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 32

Page 33: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

BAB V

PENUTUP

Demikianlah telah dijabarkan panduan penanggulangan FLU H1N1di Indonesia. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit FLU H1N1 ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh jajaran kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam penanggulangan penyakit FLU H1N1. Semoga bermanfaat adanya. Amin

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 33

Page 34: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

DAFTAR PUSTAKA

1. Indonesia, Departemen Kesehatan, Ditjen PP & PL. 2003, Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit SARS, Jakarta

2. Indonesia, Departemen Kesehatan. 2008, Pedoman Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza, Jakarta

3. Indonesia, Departemen Kesehatan, Ditjen PP & PL. 2008, Pedoman Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi di Indonesia, Jakarta

4. WHO. 2007, Interim Protocol : Rapid operations to contain the initial emergence of pandemic influenza

5. Indonesia, Bapenas. 2007, Panduan Rencana Kesiapsiagaan Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi Kemungkinan Pandemi Influenza, Jakarta

6. Indonesia, Departemen Kesehatan, Ditjen PP 7 PL. 2008, Pedoman Surveilans Integrasi Avian Influenza, Jakarta

7. WHO. 2009, Interim WHO Guidance for the Surveillance of Human infection with Swine Influenza A (H1N1) Virus

8. Dari : www.cdc.gov/ Swine Flu9. WHO Organization Writing Group.2009, Nonpharmaceutical Intervention for Pandemi

Influenza, International Measures.10. WHO. 2009, Global Pandemic Influenza Surveillance April 2009

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 34

Page 35: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Lampiran 1 :

Alur Pelaporan Kasus

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 35

MENKES

DINKESPROPINSI

K K PINDUK

DINKES KAB/KOTA

DITJENPP&PL (Posko

KLB)

RS Rujukan

WILKER KKPPUSKESMASMasyarakat

Alur Laporan LaPELAPORAN

Garis Koordinasi

RS Non Rujukan

RS Rujukan

Page 36: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Lampiran 2

Format Pelaporan Kasus Suspek Flu H1N1 di Bandara

Daerah/Wilayah/Negara Episenter :

Tanggal Kedatangan :

Jam kedatangan :

Nama Pesawat :

No.Penerbangan/Kapal :

No Nama Umur Sex Alamat Tujuan Keluhan (Panas,

batuk, pilek, sakit

tenggorokan)

Keterangan

(penanganan

awal yg

diberikan)

.........., .......,........

Kepala KKP,

(__________________)

NIP

Catatan:

1. Laporan dibuat setiap saat setelah kedatangan pesawat/kapal dari episenter.

2. Laporan segera dikirim dalam waktu < 24 jam ke Posko Pusat Pengendalian Episenter Ditjen PP &

PL Depkes RI dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kab/Kota.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 36

Page 37: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Lampiran 3

Format Pelaporan Kasus Suspek Flu H1N1 di Pelabuhan Laut

Nama Kapal :

Bendera :

Berat Kotor :

Pelabuhan Daerah/ Negara Episenter : tanggal Keberangkatan :

Rencana Sandar : Tanggal ; jam :

Lokasi Sandar :

Jumlah ABK :

Keagenan :

No Nama Umur Sex Alamat Tujuan

Keluhan (Panas,

batuk, pilek, sakit

tenggorokan)

Keterangan

(penanganan awal yg

diberikan)

.........., .......,.......

Kepala KKP,

(_______________________)

NIP

Catatan:

1. Laporan dibuat setiap saat setelah kedatangan kapal dari episenter.

2. Laporan segera dikirim dalam waktu < 24 jam ke Posko Pusat Pengendalian Episenter Ditjen PP &

PL Depkes RI dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kab/Kota.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 37

Page 38: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Lampiran 4

Format Pelaporan Kasus Suspek Flu H1N1 di PLBD

Nama Armada :

Nomor Kendaraan :

Asal Daerah/ Wilayah/Negara Episenter :

Tanggal Keberangkatan :

Tanggal Kedatangan :

Jumlah Penumpang/Crew :

NoNama Umur Sex Alamat Tujuan

Keluhan (Panas,

batuk, pilek, sakit

tenggorokan)

Keterangan

(penanganan

awal yg

diberikan)

.........., .......,.......

Kepala KKP

(_______________________)

NIP

Catatan:

1. Laporan dibuat setiap saat setelah kedatangan kapal dari episenter.

2. Laporan segera dikirim dalam waktu < 24 jam ke Posko Pusat Pengendalian Episenter Ditjen PP &

PL Depkes RI dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kab/Kota.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 38

Page 39: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 39

Page 40: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Lampiran 5

Format entry data HAC di Pelabuhan Udara/Laut/Lintas Batas Darat

No Nama Sex (L/P) Umur No Passport negara yg dikunjungi

dalam 7 hari terakhir

gejala ILI

(Ya/Tdk)

Alamat di Indonesia (lengkap)

                                                                                                                                                                                                                                                                                                            

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 40

Page 41: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Lampiran 6

Formulir Penyelidikan EpidemiologiKasus Flu H1N1

I. Identitas Pelapor

1. Nama : ____________________

2. Nama Kantor & Jabatan : ____________________

3. Kabupaten/Kota : _______________ 4. Provinsi : ________________

5. Tanggal Laporan : ____/____/200_

II. Identitas Penderita No. Epid :

Nama : ____________________ Nama Orang Tua/KK : ___________________

Jenis Kelamin : [1] Laki-laki [2]. Peremp, Tgl. Lahir : __/__/___, Umur :__ th, __ bl

Tempat Tinggal Saat ini :

Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : ________________________________

Desa/Kelurahan : _____________________, Kecamatan : ____________________

Kabupaten/Kota : ____________, Provinsi : _____________, Tel/HP : ___________

Pekerjaan : _________________________________________________Alamat Tempat Kerja : ________________________________________________

Saudara dekat yang dapat dihubungi : ____________________________________

Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : ________________________________

Desa/Kelurahan : _____________________, Kecamatan : ____________________

Kabupaten/Kota : ____________, Provinsi : _____________, Tel/HP : ___________

III. Riwayat Sakit

Tanggal mulai sakit (demam) :

Gejala dan Tanda Sakit

Demam __Tanggal : _/___/200__Batuk Tanggal : /___/200Pilek Tanggal : _/___/200Sakit tenggorokan Tanggal : _/___/200Nafas pendek/sesak Tanggal : _/___/200Diare Tanggal : : /___/200

Gejala lain, sebutkan _____________________________

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 41

Page 42: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Perjalanan Penyakit (waktu timbulnya gejala dan tanda sakit, pemeriksaan pendukung dan pengobatan ke Klinik atau puskesmas)

Nama Klinik atau Puskesmas yang pernah memeriksa atau merawat :Nama

Klinis/Puskesmas Alamat Tgl Masuk Klinik/Puskesmas

IV. Riwayat Kontak

Dalam 7 hari terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah kontak erat dengan seseorang yang menderita Influenza atau pneumonia ?(jenis kontak adalah merawat, menunggui, serumah, bermain dll)

[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas

Jika Pernah, lengkapi keterangan kontak dimaksud sebagai berikut :

Nama dan Kepala Keluarga U

mur Alamat

Hub dg penderita

Tanggal kontak Ket

jenis kontakJalan, RT/RW,

PemukimanKec, Kab/Kota dan Provinsi awal akhir

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 42

mulai demam

28/06

kontak

20/06

Page 43: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Apakah ada penderita dengan gejala yang sama di rumah, tetangga atau anggota keluarga yang lain ?

[1] Ada [2] Tidak ada [3] Tidak jelas

Jika Ada, lengkapi keterangan penderita dimaksud sebagai berikut :

Nama dan Kepala Keluarga U

mur Alamat

Hub dg penderita

Tanggal kontak Ket

jenis kontakJalan, RT/RW,

PemukimanKec, Kab/Kota dan Provinsi awal akhir

Dalam 7 hari terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah berkunjung ke daerah/negara lain ? [1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas

Jika Pernah, lengkapi keterangan kontak dimaksud sebagai berikut :

No Nama daerah/negara Tgl kunjungan (mulai dari –s.d)

Kontak kasusMulai dari 1 hari sebelum sakit penderita pernah kontak (jarak kontak < 1 meter) dengan

siapa saja, tuliskan pada tabel di bawah ini : (jika kasus tidak bisa memberikan informasi maka digali informasi ini kepada kerabat kasus)

No Nama L/P Umur Alamat Hub dg kasus Tgl kontak terakhir

Keadaan saat ini

Tim Penyelidikan Epidemiologi :1.2.3.4.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 43

Page 44: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

5.

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 44

Page 45: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Pe

nyel

idik

an E

pide

mio

logi

Flu

H1N

1

Pem

anta

uan

Kon

tak

Seru

mah

& se

kita

r

Loka

si :

____

____

____

____

____

____

____

___

No.

Epi

d :

____

____

____

____

__K

ab/K

ota

: _

____

____

____

_

Nam

a Pe

nder

ita :

Ket

eran

gan

&

jeni

s kon

tak

*) Is

ikan

: tg

l & h

s pem

anta

uan

: x, s

ehat

, D=d

emam

, P=p

ilek,

B=b

tk, S

T=sk

t tgg

rk

Tgl d

an h

asil

Pem

anta

uan

*)

Tgl kontak terakhir

Hub

unga

n de

ngan

pe

nder

ita

Umur

L/P

Nam

a

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 45

Form

Pem

anta

uan

Kon

tak

Page 46: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Pe

nyel

idik

an E

pide

mio

logi

Flu

H1N

1

Pem

anta

uan

Kon

tak

Ten

aga

Kes

ehat

an

Loka

si :

____

____

____

____

____

____

____

___

No.

Epi

d :

____

____

____

____

__K

ab/K

ota

: _

____

____

____

_

Nam

a Pe

nder

ita :

____

____

____

____

__

Ket

eran

gan

&

jeni

s kon

tak

*) Is

ikan

: tg

l & h

s pem

anta

uan

: x, s

ehat

, D=d

emam

, P=p

ilek,

B=b

tk, S

T=sk

t tgg

rk

Tgl d

an h

asil

Pem

anta

uan

*)

Tgl kontak terakhir

Rua

ngan

/ B

agia

n

Umur

L/P

Nam

a

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 46

Page 47: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

RUMAH SAKIT RUJUKAN

Rumah Sakit Rujukan untuk pelayanan pasien flu baru H1N1 dapat merujuk pada 100 RS Rujukan untuk flu burung H5N1. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Flu Burung (Avian Influenza), Daftar RS Rujukan sebagai berikut:

DAFTAR NAMA RUMAH SAKIT RUJUKAN

No. Nama Rumah Sakit Alamat dan Nomor Telepon1. Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)

1. RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Jl. Tgk. Daud Beureuh No. 108 Banda AcehTelp. : (0651) 22077, 28148

2. RSU Cut Meutia Lhokseumawe Jl. Banda Aceh – Medan Km. 6 Buket Rata LhokseumaweTelp. (0654) 43012

2. Sumatera Utara3. RSU H. Adam Malik Medan Jl. Bunga Lau No. 17 Medan

Telp. (061) 8360381 Fax. (061) 83602554. RSU Kabanjahe Jl. KS. Ketaren 8 Kabanjahe

Telp. 205505. RSU Pemantang Siantar Jl. Sutomo No. 230 Pematang Siantar

Telp. (0643) 217806.. RSU Tarutung Jl.Bin Harun Said Tarutung

Telp. (0633) 213037. RSU Padang Sidempuan Jl. Dr. F.L. Tobing Padang Sidempuan

Telp. 217803. Sumatera Barat

8. RSU Dr. M. Jamil Padang Jl. Perintis Kemerdekaan PadangTelp. (0751) 32372

9. RSU Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Jl. Dr. A. Rivai BukittinggiTelp. (0752) 21720

4. Riau10. RSU Arifin Ahmad Pekanbaru Jl. Diponegoro No. 2 Pekanbaru11. RSU Kab. Karimun Jl. Poros No. 1 Tanjung Balai Karimun

Telp. 2961112. RSU Tanjung Pinang Jl. Sudirman No.795 Tanjung Pinang

Telp. (0771) 2116313. RSU Puri Husada Jl. Veteran No. 52 Hilir Tembilahan

Telp.14. RSU Dumai Jl. Tanjung Jati No. 4 Dumai

Telp. (0762) 383685. Kepulauan Riau

15. RS Otoritas Batam Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Sekupang Batam

6. Jambi16. RSU Raden Mattaher Jambi Jl. Letjen Suprapto No. 31 Telanaipura Jambi

Telp. (0741) 616927. Sumatera Selatan

17. RSU Dr. M. Hoesin Palembang Jl. Jenderal Sudirman Palembang 30126Telp.

18. RSU Lubuk Linggau Jl. Yos Sudarso Lubuk LinggauTelp. (0733) 321013

19. RSU Kayu Agung Jl. Raya Lintas Timur Kec. Kota KayuagungTelp. (0712) 323889

20. RSD Kab. Lahat Jl. Mayor Ruslan I No. 28 LahatTelp. (0731) 321785

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 47

Page 48: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

8. Bangka Belitung21. RSU Tanjung Pandan Jl. Melati Tanjung Pandan

Telp. (0719) 21071, Fax : (0719) 2219022. RSU Pangkal Pinang Jl. M. Syafrie Rachman I

Telp. (0717) 421324

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 48

Page 49: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

No. Nama Rumah Sakit Alamat dan Nomor Telepon9. Bengkulu

23. RSU Dr. M. Yunus Bengkulu Jl. Bhayangkara Sidomulyo BengkuluTelp. (0736) 52004 – 52008

24. RSU Arga Makmur Jl. Siti Khadijah Arga Makmur, Bengkulu UtaraTelp. (0737) 521118

25. RSU Manna Jl. Fatmawati Soekarno 31 MannaTelp. (0739) 21118

10. Lampung26. RSU Abdoel Moeloek Jl. Dr. Rivai No. 6 Tanjung Karang Lampung 35112

Telp.27. RSU Kalianda Jl. Lettu Rohani No. 14 B Kalianda

Telp. (0727) 32216028. RSU Mayjend HM Ryacudu Jl. Jend. Sudirman No. 2 Kotabumi

Telp. 2209529. RSU Ahmad Yani Jl. Jend. A Yani Metro

Telp. (0725) 4182011. DKI Jakarta

30. RSPI Dr. Sulianti Saroso Jl. Baru Sunter Permai Raya Jakarta 14340Telp. (021) 6506559 Fax: (021) 6401411

31. RSU Persahabatan Jl. Persahabatan Raya32. RSPAD Gatot Subroto Jl. Dr. A. Rahman Saleh No. 24 Jakarta Pusat

Telp. (021) 37100812. Jawa Barat

33. RSUP Dr. Hasan Sadikin Jl. Pasteur No. 38 BandungTelp. (022)

34. RSU Dr. Slamet Garut Jl. Rumah Sakit No. 10 GarutTelp. (0262) 232720

35. RSU Gunung Jati Cirebon Jl. Kosambi No. 56 CirebonTelp. (0231) 206330

36. RSTP Dr. H.A. Rotinsulu Bandung Jl. Bukit Jarian No. 40 BandungTelp. (022) 231427

37. RSU R. Syamsudin, SH. Sukabumi Jl. Rumah Sakit No. 1 Kota SukabumiTelp. (0266) 225180

38. RSU Indramayu Jl. Rumah Sakit No. 1 IndramayuTelp. 272655

39. RSU Subang Jl. Brigjen Katamso No. 37 SubangTelp. (0260) 411421

13. Banten

40. RSU Serang Jl. Rumah Sakit No. 1 Serang41. RSU Tangerang Jl. Ahmad Yani No. 9 Tangerang

Telp. (021) 5523507 Fax : 552710414. Jawa Tengah

42. RSUP Dr. Kariadi Semarang Jl. Dr. Sutomo No. 16 Semarang 50231Telp. (024) 8413993 - 8413476

43. RSU Dr. H. Soewondo Kendal Jl. Laut 21 Kendal44. RSU Dr. Moewardi Solo Jl. Kol. Sutarto 132 Surakarta45. RSUD Banyumas Jl. Rumah Sakit No. 1 Banyumas46. RSU Kudus Jl. Dr. Lukmonohadi No. 19 Kudus

Telp. (291) 43183147. RSU Dr. H. RM. Soeselo W Slawi Jl. Dr. Sutomo No. 63 Slawi

Telp. (0283) 49101648. RSU Pekalongan Jl. Veteran 31 Pekalongan

Telp. (0285) 42162149. RSU Tidar Jl. Tidar No.30 A Magelang

Telp. (293) 36226050. RSU Prof. Dr. Margono Soekarjo Jl. Dr. Gumbreg No. 1 Purwokerto

Telp. (0281) 63270851. RSU Dr. Suraji Tirtonegoro Jl. Dr. Soeraji Tirtonegoro No. 1 Klaten

Telp. (0272) 321041

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 49

Page 50: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

No. Nama Rumah Sakit Alamat dan Nomor Telepon15. D.I. Yogyakarta

52. RSU Dr. Sardjito Jl. Prof. Kesehatan 1 Sekip Yogyakarta53. RSU Panembahan Senopati Bantul Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Bantul

Telp. (2074) 36738116. Jawa Timur

54. RSU Dr. Soetomo Jl. Prof. Dr. Moestopo No. 6-8 Surabaya55. RSU Dr. Saiful Anwar Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang56. RSU Dr. Soebandi Jl. Dr. Soebandi No.1 Jember 6811157. RS Dr. R.Koesna Tuban Jl. Dr. W.S. Husidi Tuban

Telp. (0356) 32101058. RS Dr. S Djatikoesoemo Bojonegoro Jl. Dr. Wahidin 36 Bojonegoro

Telp. (0353) 88119859. RS Pare Jl. Pahlawan Kusuma B I Pare

Telp. )354) 39171860. RS Blambangan Jl. Istiqlah No. 49 Banyuwangi

Telp. (0333) 42111861. RS. Dr. Soedono Jl. Sumbawa No. 6 Madiun

17. Bali62. RSUP Sanglah Jl. Diponegoro Denpasar, Bali63. RSU Tabanan Jl. Pahlawan No. 14 Tabanan

Telp. (0361) 81102764. RSU Sanjiwani Gianyar Jl. Ciung Wanara No. 2 Gianyar

Jl. (0361) 94302018. Nusa Tenggara Barat

65. RSU Mataram Jl. Pejanggik 6 Mataram 8312166. RSU Raba Jl. Langsat No. 1 Raba Kabupaten Bima

Telp. (0374) 4314267. RSU Dr. R. Sudjono Jl. Prof. M. Yamin SH No. 55 Selong

Telp. (0376) 2111868. RSU Praya Jl. Basuki Rahmat No. 11 Praya

Telp. (0370) 654007)19. Nusa Tenggara Timur

69. RSU Prof. Dr. WZ. Johanes Jl. DR. Moch. Hatta No. 19 KupangTelp. (0380) 832892

70. RSU Dr. TC Hillers Jl. Kesehatan MaumereTelp. (0382) 21617

20. Kalimantan Barat71. RSU Dr. Sudarso Jl. Adi Sucipto Pontianak

Telp. (0651) 732077 Fax : (0561) 73207772. RSU Dr. Abdul Aziz Jl. Dr. Soetomo No. 28 Singkawang

Telp. (0652) 63174873. RSU Sintang Jl. Pattimura Sintang

21. Kalimantan Tengah74. RSU Dr. Doris Sylvanus Jl. Tambun Bungai No. 4 Palangkaraya

Telp. (0536) 21717 Fax: (0536) 2919475. RSU Dr. Murjani Sampit Jl. H.M. Arsyad No. 65 Sampit

Telp. (0531) 2101022. Kalimantan Selatan

76. RSU Ulin Jl. Jend. A. Yani No. 79 BanjarmasinTelp. (0511) 25180 Fax : (0511) 25229

77. RSU H. Boejasin Pelaihari Jl. A. Syahrani PelaihariTelp. (0512) 21082

23. Kalimantan Timur78. RSU Tarakan Jl. Merapi I Tarakan

Telp. (0551) 21720 Fax : (0551) 2111679. RSU Dr. Kanujoso Djatiwibowo Jl. MT Haryono Ring Road Balikpapan80. RSU H.A. Wahab Sjahranie Jl. Dr. Soetomo Samarinda

Telp. (0541) 73811881. RSU Kota Bontang Jl. A. Yani RT 11 Bontang

Telp. (0548) 21256

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 50

Page 51: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

No. Nama Rumah Sakit Alamat dan Nomor Telepon82. RSU Panglima Sebaya Jl. Cipto Mangunkusumo No. 2 T Grogot

Telp. 2111883. RSU Tanjung Selor Jl. Cendrawasih Tanjung Selor

24. Sulawesi Utara84. RSU Prof. Dr. RD Kandau Jl. Raya Tanawongko

Telp. (0431) 853191 – 853193 85. RSU Dr Sam Ratulangi Luaan Tondano Minahasa

25. Gorontalo86. RSU Prof. Dr. H. Aloei Saboe Jl. S. Batutihe No. 7 Gorontalo

Telp. (0435) 821019 – Fax (0435) 82101926. Sulawesi Tengah

87. RSU Undata Jl. Dr. Suharso 14 Palu 9411188. RSU Luwuk Jl. Imam Bonjol No. 14 Luwuk

Telp. (0461) 2182089. RS Mokopido Toli-Toli Jl. Lanoni Toli-Toli

Telp. (0453) 2130090. RSU Kolonedale Telp. W. Monginsidi 2 Kolonedale

Telp. (0465) 2102027. Sulawesi Selatan

91. RSUp Dr. Wahidin Sudirohusodo Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11 Makassar 90245Telp. (0411) 510675 Fax: (0411) 510676

92. RSU Andi Makassau Jl. Nurussamawati 3 Pare-Pare93. RSU Lakipadada Tana Toraja Jl. Pongtiku Mandetek Tana Toraja

Telp. (0423) 2226494. RS Islam Faisal Jl. AP. Pettarani Makassar

Telp. (0411) 87194295. RS Akademis Jaury Jl. Bulusaraung No. 57 Makassar

Telp. (0411) 31734396. RSU Sinjai Jl. Jenderal Sudirman No. 47 Sinjai

Telp. (0482) 2113228. Sulawesi Tenggara

97. RSU Kendari Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 151 Kendari29. Maluku

98. RSU Dr. H. Haulussy Ambon Jl. Dr. Kayadoe Ambon 9711630 Maluku Utara

99. RSU Chasan Basoeri Ternate Jl. Tanah Tinggi TernateTelp. (0921) 21281 Fax: (0921) 21777

31. Papua100. RSU Jayapura Jl. Kesehatan I Dok II Jayapura 99112

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 51

Page 52: vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan

Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 52