VENTRIKEL TAKIKARDIA Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2011 Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 BAB I Pendahuluan Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam mediastinum di antara kedua paru-paru. Dengan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh, jantung merupakan salah satu organ yang tidak pernah beristirahat. Hal ini dikarenakan jantung mempunyai suatu sistem pembentukan rangsang tersendiri. Dalam keadaan fisiologis, pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial (nodus SA) dan menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung. Jika rangsang irama ini mengalami gangguan dalam pembentukannya dan penghantarannya, maka dapat terjadi gangguan irama jantung. Yang dimaksud dengan gangguan irama jantung adalah kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari rangsangan (impuls) atau gangguan penghantaran yang menyebabkan perubahan dalam urutan normal aktivasi atrium dan ventrikel. Yang menarik dari hal ini adalah gangguan irama jantung juga dapat ditemukan pada orang yang sehat. Jenis gangguan irama jantung lainnya yang sering menyebabkan kematian mendadak adalah ventrikel 1 | Page
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
VENTRIKEL TAKIKARDIA
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2011
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
BAB I
Pendahuluan
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam
mediastinum di antara kedua paru-paru. Dengan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh
bagian tubuh, jantung merupakan salah satu organ yang tidak pernah beristirahat. Hal ini
dikarenakan jantung mempunyai suatu sistem pembentukan rangsang tersendiri. Dalam
keadaan fisiologis, pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial
(nodus SA) dan menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung.
Jika rangsang irama ini mengalami gangguan dalam pembentukannya dan penghantarannya,
maka dapat terjadi gangguan irama jantung. Yang dimaksud dengan gangguan irama jantung
adalah kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari rangsangan (impuls) atau gangguan
penghantaran yang menyebabkan perubahan dalam urutan normal aktivasi atrium dan
ventrikel. Yang menarik dari hal ini adalah gangguan irama jantung juga dapat ditemukan
pada orang yang sehat. Jenis gangguan irama jantung lainnya yang sering menyebabkan
kematian mendadak adalah ventrikel fibrilasi yang sering terjadi bersama ventrikel takikardi.
Kematian mendadak boleh dicegah dengan mengenal pasti faktor-faktor predisposisi.
BAB II
1 | P a g e
Perbahasan
ANAMNESIS
Berbagai usaha harus dilakukan untuk mendeteksi apakah ada kelainan dasar yang
menimbulkan aritmia ventrikel. Usaha yang harus dilakukan meliputi anamnesis lengkap,
pemeriksaan fisik dan penunjang.
Paling penting dalam menentukan diagnosis dalam kasus emergency seperti ini adalah
penentuan etiologi penyebab serangan yang terjadi. Pemeriksaan tahap awal minimal pada
aritmia ventrikel adalah mengetahui riwayat penyakit lengkap seperti:1
a) Keluhan utama pasien
Persepsi penderita terhadap aritmia ventrikel sangat bervariasi. Aritmia bisa terjadi secara
asimptomatik maupun simptomatik seperti denyut jantung keras, denyut jantung berhenti,
dada bergetar, denyut jantung cepat dan tidak teratur, keluhan pusing hingga sinkop, dan
keluhan penyakit dasar payah jantung yang memburuk, angina pectoris dan lain-lainnya.
a) Sesak nafas (dispnea), merupakan gejala penyakit jantung yang paling umum.
Tentukan apakah sesak nafas timbul saat istirahat, saat aktivitas, saat berbaring
(ortopnea; membaik bila tidur dengan bantal tambahan) atau saat malam hari.1-3
b) Nyeri dada, yang ditentukan adalah site (lokasi), onset, character (tajam, diremas,
ditekan), radiation (menjalar ke leher, lengan atau rahang?), association (terkait
dengan rasa mual, pusing, atau palpitasi). Timing (apakah bervariasi waktunya dalam
satu hari?), exacerbating and relieving factor (factor pencetus dan pereda: apakah
mereda atau memburuk dengan bernafas atau perubahan postur?), severity (keparahan,
apakah mempengaruhi aktivitas harian atau tidur?).2,3
c) Palpitasi, berarti terdapat kesadaran yang meningkat mengenai denyut jantung, dengan
sensasi berlebihan. Dengan kata lain, secara subjectif pasien merasa berdebar-debar.
Kita bisa meminta pasien untuk menentukan iramanya, apakah konstan atau
intermitten. Denyut yang premature atau ekstrasistol memberikan sensasi denyutan
yang menghilang.4
d) Rasa pusing/ nyeri kepala, hipotensi postural, aritmia paroksismal dan penyakit
serebrovaskular umum terjadi pada hipertensi dan gagal jantung.4
2 | P a g e
e) Sinkop yang terjadi umumnya vasovagal yang dicetuskan terutama oleh ansietas.
Sinkop kardiovaskular biasanya disebabkan oleh penurunan tiba-tiba irama jantung,
misalnya blockade jantung, aritmia paroksismal.4
f) Kelelahan bisa terjadi pada gagal jantung, aritmia, dan obat-obatan (misalnya beta
bloker). Edema dan rasa tidak nyaman di abdomen bisa terjadi karena peningkatan
CVP (tekanan vena sentral) maupun gagal jantung.4
b) Riwayat penyakit keluarga
Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
c) Riwayat medik terdahulu, yang perlu diperhatikan berkaitan dengan kelainan jantung saat
ini di antaranya adalah miokard infark (MI), hipertensi, diabetes, dan demam rematik.4
Berkaitan dengan etiologi aritmia seperti :
a) Idiopatik : tidak dapat ditentukan penyakit dasarnya
b) Penyakit jantung koroner (PJK): infark miokard akut (IMA), pasca IMA.
c) Kardiomiopati: kongestif (dilatasi), miokarditis akut, alkoholik.
d) Penyakit jantung rematik (PJR): terutama pasca penggantian katup.
e) Penyakit jantung hipertensif.
f) Prolaps katup mitral.
g) Payah jantung: oleh karena PJK, PJR, penyakit jantung hipertensif atau idiopatik.
h) Metabolik: hipokalemia, hipertiroid.
i) Sindrom QT memanjang.
Konsumsi alkohol, rokok dan obat-obatan. Juga perlunya mengetahui riwayat pengobatan dan
kepatuhan pasien. Untuk perokok perlu dipastikan lama dan jumlahnya. Sementara itu,
pekerjaan akan berkaitan dengan tingkat stress, kurang bergerak aktif atau tidak.
PEMERIKSAAN FISIK
3 | P a g e
a. Kesadaran
Status kesadaran pasien di nilai secar kualitatif dan kuantitatif.
Secara kualitatif, di bagi menjadi :
o Komposmentis (sadar)
o Apatis (acuh tak acuh)
o Somnolen (penderita di rangsang/dipanggil/disentuh baru bangun)
o Sopor (dengan rangsang nyeri yang hebat baru penderitanya bangun)
o Koma (segala rangsangan tidak berespon)
Tingkat-tingkat kesadaran3,4 :
Komposmentis Apati Somnolen Sopor Koma
Derajat berat ringannya dapat diukur dengan Glasgow Coma Scale (GCS) dengan
menjumlahkan: E + M + V = (score: 3 – 15 )
Tabel 1 : Glasgow Coma Scale pada Orang Dewasa
Respons Jenis Respons Poin
Eye Opening (E) Spontan mata berkedip 4
Terbuka dengan perintah bicara/jeritan 3
Terbuka pada rangsangan sakit 2
Tidak ada respons dengan suara & rasa sakit 1
Verbal (V) Percakapan terorientasi 5
Bicara membingungkan, dapat menjawab pertanyaan 4
Respons tidak jelas, kata-kata tidak cocok 3
Kata-kata sembarangan 2
Tidak ada respons terhadap pertanyaan 1
Motorik (M) Melakukan gerakan yang diperintahkan 6
Tahu lokasi rangsang sakit (rasa sakit lokal) 5
Tidak merasakan sakit 4
Fleksus tidak normal, decorticate posture (fleksi sendi siku/elbows)
3
Ekstensor abnormal (rigit), decerebrate posture 2
Tidak ada respons nyeri 1
Keterangan
Ringan : 13 – 15 poin
4 | P a g e
Moderate : 9-12 poin
Berat : 3-8 poin
Koma : < 8 poin
b. Tanda-Tanda Vital
1) Nadi
Pemeriksaan tepat menekan arteri radialis. Kontraksi ventrikel kiri yang memompakan
darah ke pangkal aorta menghasilkan gelombang pulsa tekanan (pressure pulse wave)
yang disalurkan ke sistem arteri. Denyut nadi adalah gelombang denyutan akibat
adanya gelombang pulsa tekanan yang diteruksan ke perifer dan selanjutnya disebut
nadi atau gelombang nadi.
Nilai normal : 60 – 100 kali/ menit. Jika denyut nadi meningkat >100 x/menit disebut
takikardi dan jika di bawah dari 60x/menit di sebut bradikardi5.
2) Tekanan darah
Diperiksa pada lengan atas kiri/kanan. Tekanan darah yang diukur adalah tekanan
pada dinding arteri. Tekanan ini sebanding dengan tekanan aliran darah intra arterial
yang berasal dari tekanan aliran dari ventrikel kiri. Pengukuran tekanan darah adalah
secara indirek dengan sfigmomanometer pada arteri brakial dalam sikap berbaring
tenang (keadaan basal).
Nilai normal bergantung pada faktor umur, jenis kelamin. sUntuk orang dewasa
dengan umur kurang lebih 40 tahun mempunyai nilai normal rata – rata :
Tekanan sisitolik : 110 – 140 mmHg
Tekanan diastolik : 80 – 90 mmHg
Bila ditemukan tensi turun nadi cepat dan kecil di sebut syok. Tensi naik nadi turun
berarti ada peningggian TIK (tanda-tanda peninggian TIK yaitu muntah proyektil,
sakit kepala penurunan kesadaran, bradikardi). Dikatakan hipertensi bila tekanan
sistolik diatas sama dengan 160 mmHg dan diastolik diatas sama dengan 95 mmHg.
Sedangkan hipotensi bila tekanan sistolik kurang dari sama dengan 100 mmHg dan
diastolik kurang dari sama dengan 70 mmHg.
3) Respirasi
5 | P a g e
Frekuensi nafas berapa kali per menit dan apakah teratur atau tidak. Normophnea
adalah pernafasan normal fisiologis tanpa ada rasa hambatan subyektif. Dispnea
adalah keadaan gangguan pernafasan yang dirasakan berat disertai tanda – tanda
obyektif antara lain pernafasan cuping hidung, ikut aktifnya otot pernafasan pembantu,
frekuensi dan amplitudo pernafasan meningkat, tidal volume bertambah dan lain –
lain.
4) Suhu
Kalori dalam suhu badan merupakan hasil metabolisme sel – sel jaringan tubuh. Kalori
suhu badan diatur melalui pusat termoregulator di susunan saraf pusat autonom. Aliran
darah melalui sistem kardiovaskular berperan untuk mendistribusikan panas ke seluruh
tubuh. Pada gangguan fungsi kardiovaskular, distribusi darah dan perfusi jaringan
mengalami gangguan sehingga tingkat metabolisme jaringan menurun, dan ini
mengakibatkan suhu badan juga ikut cenderung menjadi rendah. Pada penyakit
infeksi, melalui mekanisme kontrol pusat autonom terjadi kenaikan suhu badan
disertai takikardia4,5.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
6 | P a g e
a) EKG: menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
Gelombang P tidak ada atau tidak berhubungan dengan kompleks QRS; kompleks
QRS memiliki bermacam-macam bentuk dan seringkali sangat lebar. Bisa sulit