BAB I PENDAHULUAN Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai oleh pelebaran pembuluh darah vena di esofagus bagian bawah. Varises esofagus terjadi jika adanya obstruksi aliran darah menuju hati. Seringkali aliran darah diperlambat oleh jaringan parut pada hati yang disebabkan oleh penyakit hati. Karena resistensi pembuluh darah di sinusoid hati rendah, peningkatan tekanan vena portal (> 10 mmHg) akan mendistensi vena proksimal ke tempat blok dan meningkatkan tekanan kapiler pada organ yang dialiri oleh pembuluh darah vena yang terobstruksi, salah satunya adalah esofagus. Tidak imbangnya antara tekanan aliran darah dengan kemampuan pembuluh darah mengakibatkan pembesaran pembuluh darah (varises). Dalam keadaan yang demikian, terkadang vena bisa pecah dan berdarah. 1,2,3 Penderita varises esofagus yang telah mengalami perdarahan memiliki kesempatan 70% mengalami perdarahan ulang, dan sekitar sepertiga dari episode perdarahan lebih lanjut yang fatal. Risiko kematian tertinggi adalah selama beberapa hari pertama setelah episode perdarahan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai oleh pelebaran pembuluh darah vena
di esofagus bagian bawah. Varises esofagus terjadi jika adanya obstruksi aliran darah
menuju hati. Seringkali aliran darah diperlambat oleh jaringan parut pada hati yang
disebabkan oleh penyakit hati. Karena resistensi pembuluh darah di sinusoid hati
Pada varises esofagus yang telah mengalami perdarahan, pendarahan sering datang
kembali tanpa pengobatan. Perdarahan varises esofagus merupakan komplikasi serius
dari penyakit hati dan memiliki hasil yang buruk. Komplikasi yang mungkin terjadi
antara lain ensefalopati (kadang-kadang disebut ensefalopati hepatik), striktur pasca
operasi atau terapi endoskopik, syok hipovolemik, infeksi (pneumonia, infeksi aliran
darah, peritonitis), dan kembali pendarahan setelah pengobatan. Sejumlah obat-
obatan dan prosedur medis dapat menghentikan perdarahan dari varises esofagus.
Perawatan ini juga dapat membantu mencegah pendarahan pada penderita varises
esofagus. 4,6
2
BAB II
ISI
2.1 Definisi dan Epidemiologi
2.1.1 Definisi
Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai dengan pembesaran
abnormal pembuluh darah vena di esofagus bagian bawah. Varises esofagus
terjadi jika aliran darah menuju hati terhalang. Aliran tersebut akan mencari
jalan lain, yaitu ke pembuluh darah di esofagus, lambung, atau rektum yang
lebih kecil dan lebih mudah pecah. Tidak imbangnya antara tekanan aliran
darah dengan kemampuan pembuluh darah mengakibatkan pembesaran
pembuluh darah (varises). 1
Varises esofagus biasanya merupakan komplikasi sirosis. Sirosis adalah
penyakit yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut di hati.
3
Penyebabnya antara lain hepatitis B dan C, atau konsumsi alkohol dalam
julah besar. Penyakit lain yang dapat menyebabkan sirosis adalah
tersumbatnya saluran empedu. 1
2.1.2 Epidemiologi
Frekuensi varises esofagus bervariasi dari 30% sampai 70% pada pasien
dengan sirosis, dan 9-36% pasien yang memiliki risiko tinggi varises.
Varises esofagus berkembang pada pasien dengan sirosis per tahun sebesar
5-8% tetapi varises yang cukup besar untuk menimbulkan risiko perdarahan
hanya 1-2% kasus. Sekitar 4-30% pasien dengan varises kecil akan
berkembang menjadi varises yang besar setiap tahun sehingga akan berisiko
terjadinya perdarahan. 7
2.2 Etiologi
Penyakit dan kondisi yang dapat menyebabkan varises esophagus adalah sebagai
berikut:
2.2.1 Sirosis
Sejumlah penyakit hati dapat menyebabkan sirosis, seperti infeksi hepatitis,
penyakit hati alkoholik dan gangguan saluran empedu yang disebut sirosis
bilier primer.
2.2.2 Bekuan Darah (Trombosis)
Trombosis adalah terbentuknya massa bekuan darah intravaskuler pada
orang yang masih hidup. Dalam hal ini terjadi trombosis dalam vena portal
atau vena yang berhubungan dengan vena portal yang disebut vena
lienalis. Pembesaran bentuk vena pada varises esophagus terbentuk ketika
aliran darah ke hati diperlambat. Seringkali aliran darah tersebut
4
diperlambat oleh jaringan parut pada hati yang disebabkan oleh penyakit
tertentu pada hati. Aliran darah yang diperlambat menyebabkan peningkatan
tekanan dalam vena besar (vena portal) yang membawa darah ke
hati. Tekanan ini memaksa darah ke dalam vena yang lebih kecil di
dekatnya, seperti vena pada esofagus. Ini menyebabkan vena-vena di sekitar
esofagus menjadi mengembung seperti balon-balon dengan adanya
tambahan darah. Karena venanya berdinding tipis, kadang-kadang vena bisa
pecah dan menyebabkan perdarahan.
2.2.3 Infeksi parasit.
Schistosomiasis adalah infeksi parasit yang ditemukan di bagian Afrika,
Amerika Selatan, Karibia, Timur Tengah dan Asia Tenggara. Ini adalah
penyakit yang disebabkan oleh parasit (Genus Schistosoma) yang masuk ke
dalam tubuh manusia dengan menembus kulit, kemudian bermigrasi melalui
sistem vena ke vena portal, disana parasit bereproduksi sehingga dapat
menimbulkan gejala penyakit akut maupun kronis. Parasit ini dapat merusak
hati, serta paru-paru, usus dan kandung kemih.
2.2.4 Budd-Chiari Syndrome
Budd-Chiari Syndrome adalah kondisi yang jarang yang menyebabkan
penggumpalan darah yang bisa menyumbat pembuluh darah yang membawa
darah keluar dari hati. 2,3,4
2.3 Patofisiologi
Salah satu tempat potensial untuk komunikasi antara sirkulasi splanknik
intraabdomen dan sirkulasi vena sistemik adalah melalui esofagus. Apabila aliran
darah vena porta ke hati terhambat oleh sirosis atau penyebab lain, hipertensi
porta yang terjadi memicu terbentuknya saluran pintas kolateral di tempat
5
bertemunya sistem porta dan sistemik. Oleh karena itu, aliran darah porta
dialihkan melalui vena koroner lambung ke dalam pleksus vena subepitel dan
submukosa esofagus , kemudian kedalam vena azigos dan vena kava superior.
Peningkatan tekanan di pleksus esofagus menyebabkan pembuluh melebar dan
berkelok kelok yang dikenal sebagai varises. Pasien dengan sirosis mengalamai
varises dengan laju 5%-15% per tahun, sehingga varises terdapat pada sekitar dua
pertiga dari semua pasien sirosis. Varises paling sering berkaitan dengan sirosis
alkoholik. 8
Ruptur varises menimbulkan pendarahan masif ke dalam lumen, serta
merembesnya darah ke dalam dinding esofagus. Varises tidak menimbulkan gejala
sampai mengalami ruptur. Pada pasien dengan sirosis hati tahap lanjut separuh
kematian disebabkan oleh ruptur varises, baik sebagai konsekuensi langsung
perdarahan atau karena koma hepatikum yang dipicu oleh perdarahan. Meskipun
terbentuk, varises merupakan penyebab pada kurang dari separuh episode
hematemesis. Sisanya sebagian besar disebabkan oleh pendarahan akibat gastritis,
ulkus peptik, atau laserasi esofagus. 8
Faktor yang memicu ruptur varises belum jelas: erosi mukosa di atasnya yang
sudah menipis, meningkatnya tekanan pada vena yang secara progresif
mengalami dilatasi, dan muntah disertai peningkatan tekanan intraabdomen
mungkin berperan. Separuh pasien juga ditemukan mengidap karsinoma haepato
selular, yang mengisyaratkan bahwa penurunan progresif cadangan fungsional
hati akibat pertumbuhan tumor meningkatkan kemungkinan ruptur varises.
Setelah terjadi, perdarahan varises mereda secara spontan hanya pada 50% kasus.8
2.4 Manifestasi Klinis dan Diagnosis
6
2.4.1 Manifestasi Klinis
Perdarahan dari varices biasanya parah/berat dan bila tanpa perawatan
segera, dapat menjadi fatal. Gejala-gejala dari perdarahan varices termasuk
muntah darah (muntahan dapat berupa darah merah bercampur dengan
gumpalan-gumpalan atau "coffee grounds" dalam penampilannya, yang
disebabkan oleh efek dari asam pada darah), mengeluarkan tinja/feces yang
hitam dan bersifat ter disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam darah
ketika ia melewati usus (melena), dan kepeningan orthostatic (orthostatic
dizziness) disebabkan oleh suatu kemerosotan dalam tekanan darah terutama
ketika berdiri dari suatu posisi berbaring. Gejala lain yang termasuk adalah
gejala penyakit hati kronis, yaitu :
a. Keluhan sekarang :
Kelemahan, kelelahan, dan malaise
Anoreksia
Mual dan muntah
Penurunan berat badan, biasa terjadi pada penyakit hati akut dan
kronis, terutama karena anoreksia dan berkurangnya asupan makanan,
dan juga hilangnya massa otot dan jaringan adiposa merupakan fitur
mencolok pada stadium akhir penyakit hati.
Rasa tidak nyaman dan nyeri pada abdomen - Biasanya dirasakan di
hipokondrium kanan atau di bawah tulang rusuk kanan bawah (depan,
samping, atau belakang) dan di epigastrium atau hipokondrium kiri
Ikterus atau urin berwarna gelap
Edema dan pembengkakan perut
7
Pruritus, biasanya terkait dengan kondisi kolestatik, seperti obstruksi
bilier ekstrahepatik, sirosis bilier primer, sclerosing cholangitis,
kolestasis kehamilan, dan cholestasis berulang jinak
Perdarahan spontan dan mudah memar
Gejala Encephalopathic, yaitu gangguan siklus tidur-bangun,
penurunan fungsi intelektual, kehilangan memori dan, akhirnya,
ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif di tingkat
manapun, perubahan kepribadian, dan, mungkin, menampilkan
perilaku yang tidak pantas atau aneh.
Impotensi dan disfungsi seksual
Kram otot - umumnya pada pasien dengan sirosis
b. Riwayat medis masa lalu :
Riwayat ikterus menunjukkan kemungkinan hepatitis akut,
gangguan hepatobiliary, atau penyakit hati yang diinduksi obat
Kekambuhan ikterus menunjukkan kemungkinan reaktivasi,
infeksi dengan virus lain, atau timbulnya dekompensasi hati.
Pasien mungkin memiliki riwayat transfusi darah atau
administrasi berbagai produk darah
Sejarah schistosomiasis di masa kanak-kanak dapat diperoleh dari
pasien yang mengalami infeksi endemik.
Penyalahgunaan obat intravena
Riwayat keluarga yang menderita penyakit hati turun-temurun
seperti penyakit Wilson
Gaya hidup dan riwayat penyakit, seperti steatohepatitis alcohol
(NASH), diabetes militus, dan hiperlipidemia.3
2.4.2 Diagnosis
8
Esophagogastroduodenoscopy (EGD) adalah gold standard untuk diagnosis
varises esofagus. Jika gold standard tidak tersedia, tahap diagnostik
selanjutnya yang memungkinkan adalah Doppler ultrasonography sirkulasi
darah (bukan endoscopic ultrasonography). Meskipun ini merupakan
pilihan kedua yang kurang baik, tapi dapat menunjukkan temuan varises.
Alternatif lain termasuk radiografi / barium swallow pada esofagus dan
lambung, angiografi vena portal dan manometri.7
Sangatlah penting untuk menilai lokasi (esofagus dan lambung) dan ukuran
varises, tanda yang mendekati, tanda akut yang pertama, atau perdarahan
yang berulang, dan (jika memungkinkan) mempertimbangkan penyebab
dan tingkat keparahan penyakit hati. 7
Panduan Diagnosis Varises Esofagus adalah sebagai berikut:
1. Screening esophagogastroduodenoscopy (EGD) untuk
diagnosis varises esofagus dan lambung
direkomendasikan ketika diagnosis sirosis sudah
ditegakkan.
2. Pengamatan endoskopi direkomendasikan berdasarkan
level sirosis, penampakan, dan ukuran varises. Pasien
dengan compensated sirosis tanpa varises sebaiknya
melakukan pengulangan EGD setiap 2-3 tahun, pasien
dengan compensated sirosis disertai varises kecil
sebaiknya melakukan pengulangan EGD setiap 1-2
tahun, sedangkan pasien dengan decompensated sirosis
sebaiknya melakukan pengulangan EGD setiap tahun.
9
3. Perkembangan varises gastrointestinal dapat ditentukan
pada dasar klasifikasi ukuran pada saat dilakukan
EGD. Pada praktek, rekomendasi untuk varises ukuran
medium pada klasifikasi tiga ukuran sama dengan
varises ukuran besar pada kalasifikasi dua ukuran :
10
Ukuran varixKlasifikasi dua ukuranKlasifikasi tiga ukuranKecil< 5 mmElevasi vena diatas permukaan mukosa esofagus minimalMedium-Vena berliku-liku menempati kurang dari sepertiga lumen esofagusBesar> 5 mmVena berliku-liku menempati lebih dari sepertiga lumen esofagus
Perdarahan varises didiagnosis berdasarkan salah satu dari temuan berikut pada
endoskopi:
Perdarahan aktif dari varix
“Puting putih” disekitar varix
Gumpalan darah sekitar varix
Varises tanpa sumber perdarahan yang lain7
2.5 Terapi
2.5.1 Varises Esofagus tanpa Riwayat Pendarahan
Varises tanpa riwayat pendarahan dapat ditangani menggunakan non-selektif