Tim Farmasi
Tim Farmasi
Sediaan yang dihasilkan melalui proses biologik pada hewan atau jaringan hewan
untuk menimbulkan kekebalan, mendiagnosa suatu penyakit atau
menyembuhkan penyakit dengan proses imunologik.
Vaksin Toksoid Antitoksin Serum imun Derivat2 darah Pembantu diagnostik
Hampir semua sediaan biologik disimpan dalam alat pendingin temperatur 2 - 8⁰C
Hindarkan dari pembekuan Harus dalam wadah aslinya
u/menghindari pencemaran dan kerusakan
Jika suhu vaksin meningkat,>2-8oC dalam waktu kurang dari 2 jam untuk vaksin aktif dan 24 jam untuk vaksin inaktif maka vaksin tersebut masih bisa digunakan
Karena pada dasarnya vaksin aktif harus habis diberikan selama 2 jam dan vaksin inaktif harus diberikan maksimal 24 jam
Jika >2-8oC dikhawatirkan kandungan mikroorganisme vaksin ber(-) shg dosis vaksin juga menurun. Akibatnya tidak akan mampu menstimulasi pembentukan titer antibodi secara optimal.
Sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu menimbulkan kekebalan aktif dan khas.
Vaksin dpt berupa suspensi mikroorganisme hidup atau inaktif, fraksi-fraksi mikroorganisme, atau toksoid
Vaksin dosis ganda di+kan pengawet antimikroba tetapi tidak pd sediaan vaksin yg akan dikeringkan.
Vaksin dibekukeringkan sampai kadar air tidak lebih dari 2,0%
Beberapa hewan mengalami demam dan rasa sakit pada otot.
Reaksi ini umum terjadi pada hewan muda yang menyebabkan mereka kehilangan napsu makan dan terlihat lebih banyak beristirahat.
Sebagian kecil dari populasi hewan dapat mengalami reaksi alergi pasca vaksinasi yang lebih parah
RabiesVaksinasi jika pergi ke luar negeri, anak anjing 8 minggu dan induk tdk divaksinasi, induk divaksinasi maka anak anjing usia 12 minggu
Parvovirusanak anjing usia 8 mgg → 10/12 mgg → 15 bln → 3 tahun.Ras anjing yang sangat sensitif terhadap virus Rottweiler, Doberman Pincher dan German Shepherd.
Distemper Anak anjing 8 mgg → 10 mgg / 12 mgg → 15 bln → ulang stp 3 thn.
6-8 minggu : - Pemeriksaan umum - Vaksinasi DP (Distemper dan Parvovirus) - Pemberian obat cacing
10-12 minggu : - Pemberian umum - Vaksinasi PiBr (Parainfluenza dan
Bordetella)
14-16 minggu : - Pemeriksaan umum
Vaksinasi DHLPI (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis dan Parvovirus)
20 minggu : - Pemeriksaan umum Vaksinasi DHLPII+R (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis, Parvovirus dan Rabies)
5 bulan (khusus untuk anjing yang belum pernah divaksin)
Vaksin Virus dan Riketsia
• Suspensi virus/riketsia yg ditumbuhkan dalam telur berembrio, dlm biakan sel/dlm jaringan yg sesuai & megdg virus/riketsia hidup/inaktif/ komponen imunogeniknya.
• Sediaan beku kering
Absorpsi
1. Vaksin aktifbakteri atau virus hidup yang dilemahkandengan cara pembiakan berulang-ulangharus dpt berkembang biak respon imunrespon imun = infeksi alamiahbersifat labil, rusak oleh panas & cahayacontoh: campak, rubela, polio (virus),BCG,
demam tifoid oral (bakteri), vaksin ND (ayam),
1. Vaksin aktifKeuntungan:- Dosis tunggal mungkin efektif- lbh cpt bekerja 3-4 hr → antibodi terbentuk- memberikan respon imunitas panjangKerugian :- dpt mnjadi virulen (mengganas)- mengkontaminasi hewan lain atau fetus
2. Vaksin NonaktifBakteri, virus/ komponennya yg dibuat tidakaktif dgn pemanasan atau bahan kimia. contoh: difteri, tetanus (toksoid)
haemophilus influenza(polisakarida), Leukocell 2 : feline leukemia virus
Biasanya membutuhkan ajuvan Baru terbentuk antibodi setelah 6-7 hari post
vaksinansi
Stabil Tidak menyebabkan penyakit akibat
pembalikan virulensi Mudah dalam penyimpanan
Kekebalan berlangsung singkat, Perlu pengulangan vaksinasi (booster)
yang mungkin menimbulkan reaksi-reaksi hipersensitifitas
Bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan dan memperpanjang respon imun
Bahan : aluminium hidroksida, aluminium fosfat, parafin cair dan karbomer
Sebelum melakukan vaksinasi memberitahu risiko vaksinasi dan tdk
Persiapan bila terjadi reaksi ikutan Baca dgn teliti informasi produk Tinjau apakah ada kontraindikasi Periksa pasien dan beri antipiretik bila
perlu Periksa kondisi vaksin (warna, kadaluarsa) Pemberian sesuai jadwal Berikan vaksin dengan tehnik yang benar
Setelah pemberian imunisasi
berilah petunjuk kpd pemilik apa ygharus dikerjakan dalam kejadian reaksibiasa atau reaksi ikutan yang lebihberat
catat imunisasi dalam rekam medis periksa status vaksinasi hewan
kesayangan yg lain
Aturan umum: sebagian besarharus didinginkan pada suhu 2-8o CCth: DPT, Hib, Hepatitis B, Hepatitis A (tdk beku), OPV, Yellow fever (dapat dalam kead. beku)
Vaksin kering yang beku harus diencerkan dgpelarut khusus
Digunakan dalam periode waktu tertentu, mis vaksin campak yg telah diencerkan cepat berubah warna pada suhu kamar.
Sediaan mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian.
Contoh: Antitetanus Serum (ATS)
Diperoleh dr hewan sehat yg diimunisasi dg penyuntikan toksin/toksoid, venin atau suspensi mikroorganisme.
Selama imunisasi, hewan tdk blh diberi penisilin.
Kadar air tidak lebih dr 1,0% Imunoserum dr pengendapan enzim & fraksi
plg stabil pd pH 6 Pembuatan dilak. Sedemikian rupa shg
aktivitas yg hilang:- tdk lebih dr 5% per tahun jk di simpan pd pH 6 dg suhu 20 C - tdk lebih dr 20% pertahun jk disimpan pd pH 6 dg suhu 37 C
Berupa cairan hampir tdk berwarna/ berwarna kuning pucat, tdk keruh, & hampir tdk berbau kecuali bau pengawet mikroba yg ditambahkan
Sediaan kering berupa padatan atau serbuk warna putih atau kuning cepat, mudah larut dlm air membtk larutan tdk berwarna atau berwarna pucat
Imunoserum jika di rekonstitusi, persyaratan:
1. pH 6,0 – 7,02. Protein total lebih dr 17%3. Protein asing: hanya mengandung protein
galur hewan yg digunakn4. Fenol tdk lebih dr 0,25%
Imunoserum jika di rekonstitusi, persyaratan:5. Memenuhi syarat uju sterilitas dan uji
toksisits abnormal6. Disimpan dlm wadah terlindung dr cahaya, pd
suhu 2 -8 C, dan tdk blh di bekukan7. Pd label tertera jml unit per ml, dosis,
tanggal kedaluwarsa, kondisi penyimpanan, vol rekonstitusi u/ serbuk kering, bhn tambahan, nama spesies sumber imunoserum
Dipero/ dr toksin yg telahdikurangi/dihilangkan toksisitasnya hinggamencpi tingkat tdk terdeteksi, tanpamengurangi sifat imunogenisitas, dg cara ttt ygdpt m’cgh b’ubhnya kembali toksoid mjd toksin
Cairan, beku kering Ex: Diphteria toxoid, Tetanus toxoid
Produk bakteri beracun yg bekerja sebagai antigen dan menyebabkan tubuh mengembangkan antibodi tertentu.
Sebagian besar digunakan u/ tujuan diagnostik mengetahui kerentanan
Ex: Diphtheria toxin for schick test
Senyawa dari darah binatang (ex: kuda), yg telah dikebalkan dg suntikan terus menerus toksin bakteri.
u/ kekebalan pasif, pengobatan
Ex: Botulism antitoxin, Tetanus antitoxin
Serum dg antibodi ttt didapat dr darah manusia, dibuat sbg hasil adanya penyakit atau kekebalan thd penyakit dg produk biologi ttt
Ex: Human globulin, Vaccinia immune globulin, Pertussis immune globulin, Tetanus immune globulin
Absorpsi
Kombinasi penerapan antara praktek dan prosedur oleh pekerja pada fasilitas laboratorium dan peralatan keamanan ketika bekerja dengan menggunakan agen patogen menular yang berbahaya.
Tujuan: keamanan personal yang bekerja di dalam laboratorium, lingkungan sekitar laboratorium dan kualitas produk.
Biosafety level 1
Fasilitas ini diperuntukkan bagi mikroorganisme yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitar.
Contoh agen: Escherichia coli, Bacillus subtilis, virus Gumboro dan virus Infectious canine hepatitis.
Biosafety level 2Mikroorganisme yang mempunyai kemampuan berasosiasi
atau bergabung dengan penyakit manusia dengan berbagai macam keganasan.
Kemampuan penularan mikroorganisme ini tergolong sedang.
Contoh: (Measles virus), Salmonellae, Toxoplasma spp., virus hepatitis.
Biosafety level 3Mikroorganisme yang berpotensi menginfeksi saluran
pernapasan yang dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
Berbahaya bagi personal yang bekerja di dalam laboratorium& mengkontaminasi lingkungan sekitar laboratorium.
Contoh: Virus avian influenza (AI), Mycobacterium tuberculosis, St. Louis encephalitis virus, Anthrax dan Coxiella burnetii.
Personal Double door autoclave
Clean air systemdg filter HEPA
Peralatan BSC & Sentrifugal
Biosafety level 4
Fasilitas laboratorium ini digunakan untuk penanganan mikroorganisme yang sangat berbahaya bagi manusia, seperti Ebola zaire, Sin nombre virus, Rift valley fever, HIV.
Avian enccephalomyetis
Fowl pox Cholera Chicken infection
anemia Coryza/snot Egg drop syndrome Fowl Pox Swollen Head
Syndrome
Infectious Bronchitis Infection Bursal
Disease Marek Mycoplasma
Gallisepticum Newcastle disease (ND) Reo Virus Salmonella Enteritis Turkey Rhinotracheitis
Tetes mata Tetes mulut Injeksi sub cutan Injeksi intramuskular Pakan Air minum
Anthrax Atropik Rhinitis Gumboro Infectious bronchitis Laryngotracheitis
Marek’s deseases Newcastle desease Fowl cholera
Indikasi :1. Infeksi penyakit yang disebabkan oleh Strepcoccus iniaeDosis 1 liter vaksin dicampurkan 9L air laut untuk pencelupanc/o : Norvax Strep Si ®
2. Mencegah vibrosis pada ikan lautdosis : dipping u/ikan berat < 10 gramDilarutkan dlm air laut rasio 1:10, rendam 5-20 ikan/liter dlm larutan vaksin diamkan selama 30 menit. c/o: CAPRIVAC Vibrio® (Vibriosis Inactivated Vaccine)