PERUNDANG-UNDANGAN & PERATURAN TENTANG PANGAN Nurhaedar Jafar
PERUNDANG-UNDANGAN & PERATURAN TENTANG PANGAN
Nurhaedar Jafar
Tujuan
keamanan pangan dlm UU Pangan & UU Kesehatan
keamanan pangan Peraturan Pemerintah
Memberi penjelasanyg memadai tentanghal-hal yg berkaitan
dengan
keamanan pangan KepMent & Pejabat terkait.
PENDAHULUAN
hak asasi manusia harus tersedia, aman, bermutu, bergizi, beragam, terjangkau
Pangan
perlindungankesehatanmasyarakat, & peningkatankesejahteraan.
Sistim Pangan Penerapan
danpengawasan ;
UU, PP, KeputusanMenteri/Direktorat Jenderal.
LandasanHukum
SISTIM PANGAN NASIONALSupply of Ag/Food Industry Input
Produksi Primer
Pengolahan Pangan Primer
Pengolahan Pangan Sekunder
Distribusi
Ritel, Jasaboga, dll
Konsumsi Rumah Tangga
IMPOR EKSPOR
SistemKeamananPangan :
lintas sektor(team approach)
from farm to table
file:\\Nuri\Backup Pak Pur\MY Doc\My Documents\PH\B-POM\Konsultansi\WPR-KONSULTASI\Konsultasi 2002\FS Review\Produksi Primer.pptfile:\\Nuri\Backup Pak Pur\MY Doc\My Documents\PH\B-POM\Konsultansi\WPR-KONSULTASI\Konsultasi 2002\FS Review\Pengolahan Pangan Primer.pptfile:\\Nuri\Backup Pak Pur\MY Doc\My Documents\PH\B-POM\Konsultansi\WPR-KONSULTASI\Konsultasi 2002\FS Review\Pengolahan Pangan Sekunder.pptfile:\\Nuri\Backup Pak Pur\MY Doc\My Documents\PH\B-POM\Konsultansi\WPR-KONSULTASI\Konsultasi 2002\FS Review\Distribusi.pptfile:\\Nuri\Backup Pak Pur\MY Doc\My Documents\PH\B-POM\Konsultansi\WPR-KONSULTASI\Konsultasi 2002\FS Review\Ritel.pptfile:\\Nuri\Backup Pak Pur\MY Doc\My Documents\PH\B-POM\Konsultansi\WPR-KONSULTASI\Konsultasi 2002\FS Review\Konsumsi RT.ppt
UU DI BID.KEAMANAN PANGAN
UU No.23, thn1992 Tentang
Kesehatan
Pengamanan Makanan Dan Minuman
Label Makanan Dan Minuman
Penarikan Dan Pemusnahan
Penyidikan
UU No.7 thn1996 Tentang
Pangan; Bag.Keamanan
Pangan
1.Sanitasi
2. Bahan Tambahan
3.Rekayasa Genetik & Iradiasi
4.Kemasan
5.Jaminan Mutu & Lab.
6.Pangan Tercemar
PP tentang PANGAN
PP No.69thn 1999 Tentang Label Dan
Iklan Pangan
PP No.28Thn 2004 Tentang Keamanan, Mutu
Dan Gizi Pangan
PP No.69, 1999; Label
Setiap orang yg memproduksi/memasukkan pangan yg dikemas kedalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkanLabel pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan.
Pelabelan sekurang-kurangnya mencantumkan : nama produk; daftarbahan yang digunakan; berat bersih atau isi bersih; nama dan alamatpihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayahIndonesia; tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa.
Hal-hal yang harus dicantumkan pada Bagian Utama Label
Aturan tentang Tulisan pada Label
Aturan tentang Nama Produk Pangan.
Keterangan tentang Bahan Yang Digunakan
Keterangan tentang Berat Bersih atau Isi Bersih Pangan
Keterangan tentang Nama dan Alamat
PP No.69, tahun 1999; Label
Peraturan pencantuman Tanggal Kedaluwarsa Peraturan pencantuman Nomor Pendaftaran
Pangan Keterangan tentang Kode Produksi Pangan Keterangan tentang Kandungan Gizi Peraturan dan Keterangan Tentang Iradiasi
Pangan dan Rekayasa Genetika Keterangan lain pada Label tentang Pangan
Olahan Tertentu Keterangan tentang Bahan Tambahan Pangan
Setiap Iklan tentang pangan yang diperdagangkan wajib memuatket. mengenai pangan secara benar dan tidak menyesatkan, baikdalam bentuk gambar dan atau suara, pernyataan, dan ataubentuk apapun lainnya. dan juga setiap Iklan tentang pangantidak boleh bertentangan dengan norma-norma kesusilaan danketertiban umum.
Peraturan tentang Iklan Pangan yang Berkaitan dengan Gizi danKesehatan
Iklan tentang Pangan untuk Kelompok Orang Tertentu
Iklan yang berkaitan dengan Asal dan Sifat Bahan Pangan
Iklan tentang Minuman Beralkohol
PP No.69, tahun 1999; Iklan
Kelembagaan & Pejabat Pemeriksa, semuanyadilaksanakan & dikordinir serta ditunjuk oleh MenKes.
Tindakan administratif meliputi : peringatan secara tertulis;
larangan untuk mengedarkan untuk sementara waktu dan atauperintah untuk menarik produk pangan dari peredaran;
pemusnahan pangan jika terbukti membahayakan kesehatan danjiwa manusia;
penghentian produksi untuk sementara waktu;
pengenaan denda paling tinggi Rp 50.000.000,00 (limapuluh jutarupiah), dan atau;
pencabutan izin produksi atau izin usaha.
PP No.69, tahun 1999; Pengawasan & Tindakan adm.
Bab yg Mengatur KEAMANAN PANGAN ta : Pengaturan tentang Sanitasi, yang intinya menyatakan
bahwa Pemenuhan persyaratan sanitasi di seluruh kegiatan rantai pangan dilakukan dengan cara menerapkan pedoman cara yang baik yang meliputi :
a. Cara Budidaya yang Baik;
b. Cara Produksi Pangan Segar yang Baik;
c. Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik;
d. Cara Distribusi Pangan yang Baik;
e. Cara Ritel Pangan yang Baik; dan
f. Cara Produksi Pangan Siap Saji yang Baik.
PP No.28, 2004Keamanan Mutu & Gizi Pangan
UU Peraturan\PP 28-2004 BT.pdf
PP No.28, 2004Keamanan Mutu & Gizi Pangan
Bab yang mengatur MUTU DAN GIZI PANGAN :
Pengertian tentang mutu pangan, dalam hal inidihubungkan dengan standar mutu pangan, terutama SNI
Sertifikasi Mutu Pangan
Peraturan dan ketentuan tentang Gizi Pangan
Peraturan/Keputusan Menteri
Disesuaikan dengan UU ttg Kesehatan, UU ttgPangan dan PP
Meliputi:
1. produksi & peredaran makanan
2. pendaftaran makanan
3. label dan periklanan makanan
4. bahan tambahan makanan
5. minuman beralkohol
6. pengganti air susu ibu (PASI); 7. garam beryodium; 8. makanan iradiasi; 9. makanan impor; 10. ikan; 11. batas maks. cemaran; 12. makanan daluwarsa;13. peraturan/keputusan bersama dengan
Departemen terkait
Peraturan/Keputusan Menteri
Kegiatan di tingkat pertanian/peternakan
Produksegar
Distributor /Pengecer produk segar
Pengolah pangan Distributor /Pengecer produk olahan
Pangan segar
Pangan olahan Khusus
Pangan siap saji
Industrimenengah besar
Industri kecil dan RT
Ijin / serifikasi bisnis
Pemda. Pemda Pemda Deperin, DKP BPOM (produk khusus)
Pemda Deptan, Dephut, Deperdag
Deperdag Deperdag Pemda
Pendaftaranpangan
BPOM BPOM Dephut
Deptan DKP
BPOM t.a
Supervisi (QA, panduan tentang cemaran)
Deptan, DKP Dephut,
Deptan, DKP Dephut, (t.a)
Deperin DKP BPOM
Pemda yang disupervisi oleh Balai POM
BPOM Deptan DKP
BPOM BPOM
Pelatihan Deptan DKP Dephut
Deptan DKP Dephut
Pemda BPOM Deptan Dephut
BPOM Pemda BPOM
Evaluasi dan Persetujuan Pre-Market
BPOM n.a. n.a. n.a.
Inspeksi/I nvestigasi
BPOM BPOM BPOM BPOM BPOM BPOM n.a BPOM BPOM
Pelaporan ke Deptan DKP Dephut
Deptan DKP Dephut
Deptan DKP Dephut
Deperin (Ind.), BPOM (Produk)
Pemda n.a BPOM Pemda
Tindakan Hukum Pemda Pemda Pemda Deperin (Ind.) BPOM (produk)
Pemda BPOM n.a BPOM Pemda
Lembaga yang berperan dalam Bisnis Pangan (PP 28)
Peraturan Keamanan Pangan Diterbitkan oleh Isu penting
Pedoman Cara Budidaya yang Baik untuk Produk Pertanian/Peternakan (4.2)
Deptan Mencegah penggunaan lahan di lingkungan yang berpotensi mengancam keamanan pangan, mengendalikan cemaran, menekan residu kimia
Pedoman Cara Budidaya yang Baik untuk Produk tices untuk Perikanan (4.3); Budidaya Air
DKP Mencegah penggunaan lahan di lingkungan yang berpotensi mengancam keamanan pangan, mengendalikan cemaran, menekan residu kimia
Pedoman Cara Budidaya yang Baik untuk Produk Pangan asal Hutan (4.4)
Dephut (t.a) Mencegah penggunaan lahan di lingkungan yang berpotensi mengancam keamanan pangan, mengendalikan cemaran, menekan residu kimia
Pedoman Cara Produksi Pangan Segar Hasil Pertanian/Peternakan(5.2)
Deptan (t.a) Mencegah pencemaran pangan segar, pengendalian kesehatan hewan dan tanaman
Pedoman Cara Produksi Pangan Segar Hasil Perikanan
DKP, t.a Mencegah pencemaran pangan segar, pengendalian kesehatan hewan dan tanaman
Pedoman Cara Produksi Pangan Segar Hasil Hutan
Dephut Mencegah pencemaran pangan segar, pengendalian kesehatan hewan dan tanaman
Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik (6.2) Deperin, DKP Mencegah pencemaran, membunuh patogen, menurunkan cemaran lainnyar, mengendalikan proses
Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Produk Pangan Tertentu (6.3)
BPOM Mencegah pencemaran, membunuh patogen, menurunkancemaran lainnyar, mengendalikan proses
Pedoman Cara Distribusi Pangan yang Baik untuk Produk Pertanian/Peternakan (7.1)
Deptan dan Deperin
Cara bongkar muat, penyimpanan, mengendalikan kondisi lingkungan dan system pencatatan
PedomanCara Distribusi Pangan yang Baik untuk Produk Perikanan (7.2)
DKP Deperin Cara bongkar muat, penyimpanan, mengendalikan kondisi lingkungan dan system pencatatan
Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik (8.2) BPOM Mencegah pencemaran silang, pengendalian stok, tanggal kadaluarsa, kondisi lingkungan
Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Pangan Siap Saji
DepKes Mencegah pencemaran, membunuh patogen, menurunkancemaran lainnya, mengendalikan proses
Lembaga yang berperan dalam Bisnis Pangan (PP 28)
PEMALSUAN PANGAN
Nurhaedar Jafar
Tujuan Instruksional Khusus
Menjelaskan definisi& peraturanpemalsuan pangan
Mengaitkan kasusdi Indonesia dengan regulasinya
DEFINISI
Bahasa adulterate ;
mencampuri atau memalsukan,
adulteration ;
pemalsuan atau pencampuran
sehingga
mutunya turun)
DEFINISI : US-FDA
1
2
segala bahan yg dapat membahayakan atau mengandung bahanyg tidak diinginkan & dapat menyebabkan masalah pada
kes. yaitu bahan kimia berbahaya , bahan kotor, busuk/bahan yg sudah terdekomposisi
3jika bahan yang ditambahkan untuk tujuan agar produk terlihat
lebih berat atau lebih mengembang, dimana bahan ygditambahkan tersebut terlarang digunakan
jika sebagian/seluruh bahan diganti & mampu menutupi sifatjelek dari produk.
jika bahan tersebut dipersiapkan, dikemas/ditangani denganproses yg tidak menerapkan sanitasi, sehingga dapat
menyebabkan produk terkontaminasi
DEFINISI: The Prevention of FoodA dulteration Act ,1954
1
2
mengandung bhn yg dapat mempengaruhi kualitas & membahayakan
jika bahan yg lebih rendah mutunya/lebih murah harganyamenggantikan scr keseluruhan/sebagian bhn dalam produk tsb
3bahan secara keseluruhan atau sebagian mengandung kotoran, tengik, busuk, terdekomposisi atau mengandung substansi darihewan/sayuran berpenyakit atau terinfeksi serangga.
bahan disiapkan, dikemas, atau diproses tanpa sanitasi yang baiksehingga terkontaminasi atau membahayakan kesehatan
Pangan Teradulterasi, jika;
1 terdapat penambahan bahan lain yg dapat menurunkan kualitas dan
menimbulkan bahaya
2 penggunaan bahan ingridient yg (mirip, lebih rendah mutunya atau
lebih murah) u/menggantikan secara keseluruhan/sebagian
3
bahan baku yang awalnya memiliki mutu lebih bagus yang akanmenimbulkan ketidakjelasan
4 terdapat pemalsuan mis. dengan pewarnaan/dihilangkan warnanya
untuk meningkatkan penampilan atau penampakan produk
5 mengandung substansi tambahan yang membahayakan kesehatan
REGULASI DI INDONESIA
1 UU No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan
pasal 10, 11, 12, 18, 21, 32, 33, 55, 56, 58
2 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan
pasal 5, 9, 29
3 PP No.28 Tahun 2004;Keamaan Mutu & Gizi Pangan
pasal 11, 12, 13, 23, 24, 27
4 UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
pasal 8
REGULASI FDA, SEC 301
Berdasarkan undang-undang dan sebab yg dapatditimbulkan dari masalah ini, maka dibentuk aturan denganmelarang:
1. Menerima dan memperdagangkan barang dagangan sepertipangan, minuman, atau kosmetik yang tercemar
2. Industri dengan berbagai kekuasannya u/memproduksimamin, atau kosmetik yg tercemar, meniru tanda tangan, stempel atau segala macam bukti dokumentasi dari satuperusahaan tertentu dan menggunakannya u/tujuantertentu,
3. Menyembunyikan/menghilangkan satu bagian tertentudalam ingridient yang tertera pada label untuk tujuantertentu
REGULASI FDA, SEC 303
Hukuman yang dapat diterima jika seseorang atau suatuBadan Hukum melakukan praktek adulteration diantaranya:
1. Setiap orang yang melanggar ketentuan yang ditetapkanpada pasal 301 akan dihukum tidak lebih dari satu tahun, atau membayar denda sebesar $1,000, atau keduanya.
2. Tidak beritikat baik terhadap ketentuan pada pasal satudiatas, jika ada orang yang melanggar ketentuan yang telahdisepakati pada pasal satu bagian 303, atau melakukanpelanggaran dengan maksud menggelapkan ataumenyesatkan, orang tersebut akan dihukum, denganhukuman penjara tidak lebih dari 3 tahun, atau denganmembayar denda senilai tidak lebih dari $10,000 ataukeduanya
REGULASI FDA, SEC 403 mengatur mengenai masalah pemalsuan ,label dan merek
Penipuan terhadap label produk pangan :
mencantumkan hal yang tidak benar pada label
memakai brand perusahaan lain dengan ilegal
meniru logo atau kemasan produk suatu perusahaandengan ilegal
menggunakan kata-kata yang rancu pada label
mengganti tanggal kadaluarsa produk yang sudahmelewati batas kadaluarsanya untuk kepentinganekonomi perusahaan
melampirkan nilai nutrition fact yang tidak benar
KASUS PEMALSUAN PANGAN DI INDONESIA
1. Balai Besar POM Jakarta,2005; 98 sampel produk pangan yang dicurigai mengandung formalin dari pasar tradisional & supermarket
56 sampel positif mengandung formalin
23 sampel mie basah 15 sampel tercemar formalin (65 %)
41 sampel jenis tahu 46,3 % positif formalin
34 sampel aneka jenis ikan asin 22 sampel tercemar
formalin (64,7 %)
2. Kasus Beras Oplosan Membuat Konsumen Membayar Lebih
Mahal (www.CBNportal.com, 7 Mei 2007)
beras oplosan pemalsuan pelabelan beras :
beras yang terdapat dalam karung tidak
sesuai dengan yang disebutkan pada labelnya
misalnya beras bulog atau raskin dioplos
kemudian dijual dengan harga mahal
dari 9 merek beras Pandan Wangi yang beredar di pasaran
rata-rata kandungan Pandan Wanginya hanya sekitar 25-30 %
(range 0-49%). (penelitian Nugraha Edhi Suyatma, PhD,
DR.Ir.Dede R.Adawiyah, Msi )
3. Kasus Pemalsuan Air Galon (Liputan6 SCTV, 21 Mei 2007)
Landasan definisi berdasarkan FDA: memakai brand perusahaan lain denganillegal
Mudah, biasanya oleh supir atau agen nakal
Hanya butuh galon bekas dan tutupnya. Alat tambahan seperti segel plastik, tisu, dan hairdryer untuk memanaskan plastik segel
4. Kasus terigu impor yg tidak memenuhi standar SNI
dan pemalsuan tepung menggunakan merek lain
namun isinya terigu impor berkualitas buruk
Landasan definisi berdasarkan : The Prevention of Food Adulteration Act (1954), bahan yang lebih rendah mutunya atauyang lebih murah harganya menggantikan secara keseluruhan atausebagian bahan dalam produk
Lampung 2002, terigu dengan merek Lencana Merah (Bogasari Flour Mills) tapi isinya terigu impor yang dilarang beredar
Solo 2002. Kasus mengoplos tepung terigu merek lain (seperti Janoko) &dimasukkan ke dalam kemasan sak merek Gunung Bromo, Kereta Kencana, dan Semar (Bogasari)
Melanggar: UU Pangan No 7 tahun 1996 pasal 18 ayat 1, pasal 33 ayat 2, pasal 58
UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pasal 8 (1e), pasal 8 (1a), pasal 8 ayat 2
5. Kasus penjernihan minyak jelantah
menggunakan H2O2 (Hidrogen Peroksida)
Tingginya harga minyak goreng
Minyak jelantah dipanaskan sampaimendidih lalu + H2O2 Warna minyakjelantah jernih kembali (mendekatikejernihan minyak curah yang belumdigunakan)
Digunakan oleh; penjual gorengan, tahu sumedang, industri kerupuk rumah tangga, dan kembali ke pasar
LATIHAN
SETIAP MHS MENCARI ARTIKEL TENTANG PEMALSUAN PANGAN
BUAT PPT tentang Kasusnya Landasan definisi pemalsuannya Regulasi yang dilanggar Alasan pemalsuan Kenapa kasus pemalsuan tetap ada bahkan cenderung
meningkat, Apa yg harus dilakukan untuk mengurangi masalah tsb Dll yang perlu menurut mhs
KUMPUL,SELASA 29 APRIL 2014 pada IBU SRI (STAF S2 GIZI)