Top Banner
Diterbitkan oleh USAID IUWASH bekerjasama dengan KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS dan POKJA AMPL NASIONAL
150

USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

Jul 31, 2016

Download

Documents

Virgi F. Tan

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

Diterbitkan oleh U

SA

ID IU

WA

SH

bekerjasama dengan K

EM

EN

TE

RIA

N P

PN

/BA

PP

EN

AS

dan PO

KJA

AM

PL

NA

SIO

NA

L

Page 2: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

Rumah bersama simbol kebersahajaan, kenyamanan dan kebebasan. Tempat lahirnya ide dan gagasan-gagasan kreatif serta kemitraan para pihak (perusahaan, pemerintah dan masyarakat), yang memberikan manfaat pada lingkungan. Air adalah sumber sekaligus muara. Bahkan program seperti sumur resapan, master meter dan sanitasi sekalipun, semua bersumber dan bermuara pada air.

Page 3: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program
Page 4: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program
Page 5: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

Diterbitkan oleh U

SA

ID IU

WA

SH

bekerjasama dengan K

EM

EN

TE

RIA

N P

PN

/BA

PP

EN

AS

dan PO

KJA

AM

PL

NA

SIO

NA

L

Page 6: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

ii

Nugroho Tri Utomo

Page 7: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

iii

“ Sebenarnya sudah cukup banyak kegiatan-kegiatan yang dibiayai CSR. Tetapi umumnya masih kecil- kecil, tersebar. Dengan demikan manfaatnya juga belum terlalu besar.”

NUGROHO TRI UTOMO Direktur Permukiman dan Perumahan Kementerian PPN/Bappenas

Ku

tip

Rumah Bersama CSR

Page 8: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

iv

TARGET UNIVERSAL ACCESS

Pelayanan Sanitasi 2019

RP

273

Tri

liun

CS

R

Dari masyarakat dan swasta (CSR)

26%

Target Universal Access 2019

Page 9: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

v

AP

BD

Dari APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi

22%

“ Untuk mencapai target universal akses di pelayanan sanitasi 2019, kita perkirakan akan membutuh kan sekitar Rp 273 triliun.”

NUGROHO TRI UTOMO Direktur Permukiman dan Perumahan Kementerian PPN/Bappenas

AP

BN

52%Dari APBN

Info

grafik

Rumah Bersama CSR

Page 10: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

vi

Rumah Bersama CSRUntuk Akses Air Bersih dan Sanitasi

diterbitkan oleh USAID IUWASH bekerjasama dengan Kementerian PPN/Bappenas dan Pokja AMPL Nasional

Cetakan I Maret 2016

Koordinator Tim Asep Maman M.

PengarahFoort BustraanIka Francisca

Penulis Asep Maman M.Edy Triyanto

KontributorUsniati Umayah Johanis ValentinoTofiqurochman AchmadAsep Atju S. MulyanaVirgi Fatmawati

Pembahas Haryanto – Pundi Amal SCTVIda Farida – Ketua TSLP Kab. TangerangRina Ayu Agustina dan Kania Mayang – Pokja AMPL NasionalH. Zaenal Abdi Afif – Ketua Tim TSP Kab. Serang Yulianto – Ketua Forum CSR Kab. Batang Moh Najib – Ketua CSR Kota CilegonDedi Arisandi – Direktur Eksekutif CCSRSuhaemi Abas –IUWASH Endang – Bagian Kerjasama Kab. Tangerang Bambang Jiwantoro – PT. IPMOMI Sekretaris Forum CSR Kab. Probolinggo

Foto-Foto USAID IUWASH dan Sangkala Picture

IlustratorSenja Aprela Agustin

Desain BukuGamaliel W. Budiharga

DICETAK DI INDONESIA

Page 11: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

vii

Data Pemilik

nama

kutipan

alamat

telepon

e-mail

twitter

facebook

Da

ta P

em

ilik

Page 12: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

viii

KEMITRAAN (PARTNERSHIP) merupakan buah dari hasil komunikasi dan pertemanan, karena kepercayaan (trust) dan saling menghargai. Demikian halnya dalam membangun forum CSR (Corporate Social Responsibility) untuk air dan sanitasi.

Jauh melampaui dari sekedar tuntutan perundang-undangan yang sering berujung pada debat kusir apakah CSR wajib atau suka rela? Tantangan utama forum CSR adalah pada seni dan keterampilan membangun pertemanan di antara tiga entitas penting forum CSR yaitu swasta, pemerintah dan masyarakat. Bagaimana bisa saling percaya, lalu bersinergi dalam ‘rumah bersama’ yang disebut forum CSR. Atau di beberapa tempat menyebutnya Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TSLP), dan sebagian menyebutnya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP).

Pengantar

Pengantar

Page 13: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

ix

Buku ini diharapkan bisa menjadi semacam ‘buku’ para pembelajar seputar membangun kemitraan di Forum CSR. Contoh-contoh dalam buku ini mengunakan pengalaman program ‘air dan sanitasi’, namun nilai dan inti pembelajarannya berlaku umum dan dapat digunakan untuk isu yang lainnya. Memaparkan secara singkat: apa itu CSR, Forum CSR, peningkatan kapasitas forum CSR serta pilihan menu program air dan sanitasi, diharapkan bisa bermanfaat bagi mitra-mitra yang akan menjalankan program sejenis.

Adapun kombinasi desain ‘buku agenda’, diharapkan bisa menjadi tempat untuk menuliskan khazanah pembelajaran yang lebih luas dan saling melengkapi.

Jakarta, Februari 2016

USAID IUWASH

Rumah Bersama CSR

Pe

nga

nta

r

Page 14: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

x

Louis O’Brien

Page 15: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

xi

Corporate Social Responsibility (CSR) is a “Win – Win” in all respects. While communities can clearly benefit from the assistance offered by a CSR program, companies also benefit substantially. Through CSR, they are able to demonstrate to their employees and their customers that they genuinely care about the communities they serve—and this increases the likelihood that consumers will use their product or service. In today’s world, being competitive also means having an active CSR program.

LOUIS O’BRIENUSAID IUWASH Chief of Party

Pe

nga

nta

r

Rumah Bersama CSR

(Corporate Social Responsibility (CSR) adalah solusi yang menguntungkan kedua belah pihak ditinjau dari berbagai aspek. Masyarakat bisa mendapatkan manfaat nyata dari dukungan program CSR, sementara perusahaan memperoleh keuntungan secara substansial. Melalui program CSR, perusahaan mampu membuktikan kepada karyawan dan pelanggan bahwa mereka benar-benar peduli kepada masyarakat yang mereka layani -dan ini akan meningkatkan peluang serta mendorong konsumen untuk menggunakan produk atau jasa mereka. Di era sekarang ini, menjadi kompetitif juga berarti memiliki program CSR yang aktif.)

Page 16: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

xii

100 %akses air minum

0 %daerah kumuh

100 %akses sanitasi

100 – 0 – 100 adalah target Pemerin tah Indonesia untuk pencapaian akses 100% air bersih, 0 % lingkungan ku muh dan 100% sa nitasi pada akhir 2019. Artinya, sam pai akhir tahun ter se but setiap ma syar akat Indonesia baik yang tinggal di per kotaan maupun kawasan pedesaan sudah memiliki akses terhadap sumber air minum aman dan fasil itas sanitasi layak, serta sudah tidak ada lagi lingkungan kumuh di Indonesia.

Universal Access

Page 17: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

xiii

100 - 0 - 100Rumah Bersama CSR

Page 18: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

xiv

Universal access dimaknai bahwa 100% masyarakat Indonesia mendapatkan layanan air minum dan sanitasi yang layak di akhir 2019.Sebagiamana amanat UU 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2005-2025, bahwa pada akhir periode RPJM 2015-2019 layanan dasar air minum dan sanitasi dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Universal Access

Page 19: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

xv

Road to Universal A

ccess 2019Rumah Bersama CSR

Page 20: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

20

16

xvi

S S R K J S M

1 2 3

4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17

18 19 20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30 31

J A N U A R I

S S R K J S M

1

2 3 4 5 6 7 8

9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22

23 24 25 26 27 28 29

30 31

M E I

1: Tahun Baru 2016

1: Hari Buruh, 5: Kenaikan Yesus Kristus, 6: Isra Miraj, 22: Waisak

S S R K J S M

1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12 13

14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27

28 29 30 31

M A R E T

9: Nyepi, 22: Hari Air Sedunia, 25: Wafat Yesus Kristus

F E B R U A R I

S S R K J S M

1 2 3 4 5 6 7

8 9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28

29

J U N I

S S R K J S M

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18 19

20 21 22 23 24 25 26

27 28 29 30

8: Imlek

S S R K J S M

1 2 3

4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17

18 19 20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30

A P R I L

7: Hari Kesehatan Sedunia, 22: Hari Bumi

5: Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Kalender 2016

Page 21: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

xvii

A G U S T U S

D E S E M B E R

S S R K J S M

1 2 3 4 5 6 7

8 9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28

29 30 31

S S R K J S M

1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25

26 27 28 29 30 31

17: Kemerdekaan Republik Indonesia

O K TO B E R

S S R K J S M

1 2

3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23

24 25 26 27 28 29 30

31

2: Tahun Baru Hijriah, 15: Hari Cuci Tangan Sedunia

12: Maulid Nabi, 25: Natal

S S R K J S M

1 2 3

4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17

18 19 20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30 31

J U L I

N OV E M B E R

S S R K J S M

1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12 13

14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27

28 29 30

6 - 7: Idul Fitri

S E P T E M B E R

S S R K J S M

1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25

26 27 28 29 30

12: Idul Adha

12: Hari Kesehatan Nasional, 19: Hari Toilet Sedunia, 21: Hari Pohon

20

16

Kalender 2016

Page 22: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

xviii

F E B R U A R I

S S R K J S M

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18 19

20 21 22 23 24 25 26

27 28

J U N I

S S R K J S M

1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25

26 27 28 29 30

S S R K J S M

1

2 3 4 5 6 7 8

9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22

23 24 25 26 27 28 29

30 31

J A N U A R I

S S R K J S M

1 2 3 4 5 6 7

8 9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28

29 30 31

M E I

1: Tahun Baru 2017, 28: Imlek

1: Hari Buruh, 11: Waisak, 25: Kenaikan Yesus Kristus

S S R K J S M

1 2

3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23

24 25 26 27 28 29 30

A P R I L

S S R K J S M

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18 19

20 21 22 23 24 25 26

27 28 29 30 31

M A R E T

22: Hari Air Sedunia, 28: Nyepi 7: Hari Kesehatan Sedunia, 14: Wafat Yesus Kristus, 22: Hari Bumi, 24: Isra Miraj

5: Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 25 - 26: Idul Fitri

20

17

Kalender 2017

Page 23: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

xix

S S R K J S M

1 2

3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23

24 25 26 27 28 29 30

31

J U L I A G U S T U S

N OV E M B E R D E S E M B E R

S S R K J S M

1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12 13

14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27

28 29 30 31

S S R K J S M

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18 19

20 21 22 23 24 25 26

27 28 29 30

S S R K J S M

1 2 3

4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17

18 19 20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30 31

17: Kemerdekaan Republik Indonesia

S E P T E M B E R O K TO B E R

S S R K J S M

1 2 3

4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17

18 19 20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30

S S R K J S M

1

2 3 4 5 6 7 8

9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22

23 24 25 26 27 28 29

30 31

1: Idul Adha, 21: Tahun Baru Hijriah 15: Hari Cuci Tangan Sedunia

25: Natal12: Hari Kesehatan Nasional, 19: Hari Toilet Sedunia, 21: Hari Pohon

20

17

Kalender 2017

Page 24: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

xx

APA DAN MENGAPA CSR?

PENGUATAN KEMITRAANCSR

FORUMCSR

102 20

Infografik

Data Pemilik

Pengantar USAID IUWASH

Pengantar Louis O’Brien

100-0-100

Road to Universal Access 2019

Kalender 2016 - 2017

Kondisi AwalProgram CSR 14

Strategi Pengembangan Program 16

Pendekatan IUWASH 18

Model-model Forum CSR 24

ManfaatForum CSR 34

Model Pengelolaan Program 38

Tantangan Forum CSR 40

iv

vii

viii

x

xii

xiv

xvi

Daftar Isi

Page 25: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

1

Da

ftar isi

PENINGKATAN KAPASITAS Forum CSR

RUANG DAN PELUANGCSR

Air Bersih danSanitasi 80

PeranMulti Pihak 82

Sanitasi 84

Sumur Resapan 94

Master Meter 102

Notes

42 76 121

Tahapan I 46

Tahapan 2 50

Tahapan 3 62

Tahapan 4 70

Infografik 74

Daftar Singkatan

Lampiran

Tim Pembahas Buku

Tautan Video Rumah Bersama CSR

110

112

116

118

Rumah Bersama CSR

Page 26: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

2

BANYAK PERTANYAAN MUNCUL di lapangan terkait dengan penerapan corporate social responsibility (CSR) atau tang gung ja wab sosial perusaha an (TSP). Apa kah CSR wajib atau sukarela, dari mana kah sumber pendanaan CSR? Apakah ma suk kom ponen biaya atau bersumber dari laba perusahaan? Apakah setiap sumbangan pe ru sahaan bisa dinamakan CSR? Bagaimana se harusnya CSR dikelola dan lain-lain. Bahkan yang lebih mengerikan, atas nama CSR tidak

Apa dan Mengapa CSR?

APA DAN MENGAPA

CSR?

Page 27: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

3

Ap

a d

an

Me

nga

pa

CS

R?

sedikit perusahaan yang diposisikan sebagai ATM atau sumber keuangan bagi masyarakat maupun pemerintah. Seperti ritual tahunan, perusahaan secara rutin dimintai sumbangan untuk membiayai sejumlah kegiatan peminta, yang tidak pernah dipertanggungjawabkan. Akibatnya, belum banyak program CSR yang mampu memberikan kesejahteraan ba gi masyarakat di sekitarnya secara

Rumah Bersama CSR

Page 28: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

4

menyeluruh dan berkelanjutan. Bahkan ti dak sedikit pula dijumpai perusahaan yang enggan mempublikasikan program CSR me reka kepada khalayak karena khawatir akan memberikan beban tambahan bagi perusahaan.

Istilah corporate responsibility me ngemuka ketika Edwin Merrick Dodd, seorang profesor pada Harvard Law School pada 1932 berpendapat bah wa tanggung jawab perusa haan tidak saja kepada

shareholders semata, tetapi juga kepada stakeholders. Dua de kade berikutnya, tepatnya pada 1953, Howard Bowen, yang di ke nal sebagai Bapak CSR modern dalam bukunya Social Responsibilities Businessman me ngatakan bahwa corporate social responsibility adalah kewa jiban per usahaan untuk melakukan se suatu sesuai dengan norma, nilai atau keinginan yang berkembang di masyarakat. Pada1963, Joseph W. McGuire da lam bukunya, Bisnis dan Masyarakat,

Edwin Merrick Dodd Howard Bowen

WW

W.JS

TOR

.OR

G

TIM

ELIN

E.W

SU.E

DU

Apa dan Mengapa CSR?

Page 29: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

5

menyatakan bahwa ide tanggung jawab sosial mengandaikan bahwa perusahaan tidak hanya kewajiban eko nomi dan hukum, tetapi ju ga tanggung jawab tertentu ke pada masyarakat yang me lam paui kewajiban ini. Dalam per kembangannya, CSR mengalami evolusi atau perkembang an pemaknaan sesuai de ngan visi, misi, kebutuhan, motif dan keberpihakan pelaku.

Terdapat berbagai definisi mengenai tanggung jawab

Buku Joseph W. McGuire, Business and Society

UN

Z.O

RG

“ Ide tanggung jawab so sial mengandaikan bahwa per usahaan tidak hanya kewajiban eko nomi dan hukum, tetapi ju ga tanggung jawab tertentu ke pada masya ra kat yang melam paui kewajiban ini.”

JOSEPH W. MCGUIRE da lam Bisnis dan Masyarakat

sosial perusahaan yang menggambarkan sikap yang bersangkutan dalam menyiasati tanggung jawab perusahaan. Meskipun demikian terdapat sejumlah kata kunci yang hampir selalu muncul pada pengertian CSR yaitu; tindakan etis, komitmen, keberlanjutan dan kualitas kehidupan masyarakat. Secara umum CSR didefinisikan sebagai komitmen berkelanjutan dunia usaha untuk bertindak etis dengan cara berkontribusi membangun sosial-ekonomi masyarakat secara

Rumah Bersama CSR

Ap

a d

an

Me

nga

pa

CS

R?

Page 30: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

6

menyeluruh dan berkelanjutan. Penggunaan istilah tindakan etis perusahaan, semestinya tidak menjadi perdebatan apakah CSR bersifat wajib atau sukarela. Sebagai entitas yang bekerja mencari keuntungan dengan menggunakan sumber daya alam, perusahaan tidak bisa menutup mata atas apa yang terjadi dengan kondisi lingkungan sosial yang menerima dampak atas operasi perusahaan.

Tidak ada catatan resmi pasti kapan program CSR mulai di Indonesia, tetapi diyakini bahwa bentuk kepedulian perusahaan pada lingkungan telah ada bahkan sebelum jaman kemerdekaan Indonesia. Ada perusahaan yang lebih mengutamakan anggota keluarga karyawan, perusahaan memberikan bahan makanan

Semestinya tidak menjadi perdebatan apakah CSR bersifat wajib atau sukarela. Sebagai entitas yang bekerja mencari keuntungan dengan menggunakan sumber daya alam, perusahaan tidak bisa menutup mata atas apa yang terjadi dengan kondisi lingkungan sosial yang menerima dampak atas operasi perusahaan.

Aktivitas warga yang masih menggunakan air sungai dan badan air, sebagai tempat mencuci dan keperluan sehari-hari lainnya.

Apa dan Mengapa CSR?

Page 31: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

7

ke pada keluarga karyawan, peru sahaan membantu biaya pendidikan anak para karyawan, atau perusahaan yang membangun sarana publik seperti tem pat ibadah, jembatan, jalan dan lain-lain.

Sejarah perkembangan CSR di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari program pembinaan usaha kecil oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimulai se jak 1983 dengan terbitnya Pera turan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Peru sahaan Jawatan, Perusahaan Umum dan Perusahaan Perseroan. Kemudian mengalami beberapa kali perubahan sampai yang terakhir adalah Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per 05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program

Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Te rus meningkatnya kontribusi pe rusahaan dalam pembangunan na sio nal, mendorong pemerintah merasa per lu mengatur agar po tensi pem bangunan tersebut dapat dikelola secara optimal dengan menerbitkan sejumlah regulasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan.

Kita tidak bisa semata-mata menerapkan kebijakan negara lain yang menempatkan CSR sebagai tindakan sukarela, kare na nilai-nilai kesadaran etis ma sya rakatnya berbeda. Oleh karena itu kita memahami dan men dukung upaya Pemerintah se bagai regulator yang ingin melibatkan seluruh korporasi dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik dengan menerbitkan sejumlah

Rumah Bersama CSR

Ap

a d

an

Me

nga

pa

CS

R?

Page 32: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

8

re gu lasi. Selain Peraturan Menteri BUMN seperti di atas, ki ta mengenal Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-undang No mor 40 Tahun 2007 tentang Per se roan Terbatas, Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 Ta hun 2012 tentang forum tanggung jawab dunia usaha dalam penyelenggaraan Kesejehteraan So sial serta masih banyak yang lain yang di dalamnya mengatur ke wajiban perusahaan dalam me nge lola program CSR.

Sejumlah pemerintah daerah menerbitkan berbagai regulasi yang bertujuan mengoptimalkan pengelolaan

Sejumlah pe merintah daerah me ner bitkan ber bagai regulasi yang bertujuan mengoptimal kan pengelolaan dana CSR untuk menyukseskan pembangun an di daerah, dalam mewujudkan kesejahte raan masya ra kat melalui siner gitas pe ran pemerintah, swas ta dan masyarakat.

Apa dan Mengapa CSR?

Page 33: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

9

Peraturan Bupa ti No. 42 Tahun 2012 Ten tang Pe laksanaan Tang gung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan di Kabupaten Tange rang; Pemerintah Kabu pa ten Batang menerbitkan Keputusan Bupati Batang No mor 460/006/2014 Tentang Pemben tukan Forum Komunikasi Antar-Du nia Usaha untuk Pembangunan Kesejah teraan Sosial Kabupaten Batang/Corporate Social Responsibility (CSR) Periode 2014 – 2017. Kebijakan di atas, secara umum bertujuan menyukseskan pembangun di daerah untuk menuju kesejahteraan masyarakat melalui sinergitas peran pe merintah, swasta dan masyarakat.

dana CSR untuk pembangunan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 4 Ta hun 2011 tentang Tang gung jawab Sosial Perusahaan (TSP) dan Pera turan Gubernur Jawa Timur nomor 42 tahun 2012 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerbitkan Pe-ra turan Gubernur Jawa Barat No mor 30 tahun 2011 tentang Fa silitasi Penyelenggaraan Tanggung jawab Sosial dan Ling kungan Perusahaan di Jawa Barat. Se men tara di tingkat kabupaten, Pemerintah Kabupaten Tangerang menerbitkan Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2011 Tentang Tangg ung Jawab Sosial dan Ling kung an Perusahaan dan

Aktivitas warga yang masih menggunakan air sungai dan badan air, sebagai tempat mencuci dan keperluan sehari-hari lainnya.

Rumah Bersama CSR

Ap

a d

an

Me

nga

pa

CS

R?

Page 34: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

10

PENGUATAN KEMITRAAN

CSR

DALAM RANGKA membantu peme rintah daerah mewujudkan target pembangunan air dan sanitasi, IUWASH memfasilitasi pemerin tah dae rah untuk memba ngun kemitraan

dengan ber bagai ka langan masyarakat, pe merintah, organisasi masyarakat sipil, pe nye dia la yanan, termasuk mengoptimalkan po tensi CSR sebagai sumber daya pro gram.

Penguatan Kemitraan CSR

Page 35: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

11

Upaya pelibatan korporasi sejalan dengan arah kebijakan pemerin tah dalam mengelola CSR sebagai wujud peran serta dan tanggung ja wab korporasi terhadap pembangun an nasional. Dunia usaha memiliki

Rumah Bersama CSR

Pe

ngu

ata

n K

em

itraa

n C

SR

Page 36: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

12

kekuatan dalam hal tek nologi, modal, sumber daya manusia, manajemen dan jaringan pasar. Selain mengacu pa da se jumlah re gu lasi yang telah dikeluarkan pemerintah, kita juga berkeyakinan bahwa kalangan du nia usaha memiliki komitmen dan tindakan etis untuk ikut serta membangun lingkungan sosial men jadi lebih

baik. Memang tidak ada jaminan ketika sebuah per usahaan me nye lenggarakan CSR akan secara otomatis me ning katkan ke un tungannya, tetapi dengan program CSR yang baik akan mem be rikan apresiasi positif masya rakat kepada perusahaan sehingga berdam pak pada sua sa na kondusif perusahaan untuk beroperasi se cara

Penguatan Kemitraan CSR

Page 37: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

13

optimal. Prak tek CSR yang baik juga akan men dorong pro ses pember da ya an masyarakat yang dapat men cegah terjadinya eksploi ta si ber le bih an sumber daya alam, mal praktek bisnis yang me mi cu ting ginya korupsi, serta men du kung per baikan kualitas hi dup masya ra kat.

Peresmianpembangunan tangki septik.

Program CSR yang baik akan:

• Memberikan apresiasi positif masyarakat kepa da perusa haan sehingga berdampak pada suasana kondusif per u sahaan un tuk beroperasi secara optimal.

• Mendorong proses pemberdayaan masyarakat yang dapat mencegah terjadinya eksploitasi berlebihan sumber da ya alam, malpraktek bisnis yang memicu tingginya ko rupsi, serta mendukung perbaikan kualitas hidup masyarakat

Rumah Bersama CSR

Pe

ngu

ata

n K

em

itraa

n C

SR

Page 38: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

14

Di awal program, IUWASH me la kukan pengkajian untuk menyu sun peta dan strategi penge lolaan CSR. Setidaknya ada tiga masalah uta ma yang ditemukan terkait de ngan pengelola an CSR pada saat itu:

Pertama, masih banyak kalangan dunia usaha belum memahami konsepsi CSR dengan baik. Ada anggapan tidak perlu melakukan praktek CSR karena sudah mem ba yar sejumlah kewajiban pajak kepada pemerintah. Tidak sedikit pula yang menganggap CSR se ba gai beban baru perusahaan yang tidak memberikan manfaat apapun bagi perusahaan. Akibatnya jumlah praktek CSR di lapangan masih sangat sedikit. Tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah pelaku usa ha di masyarakat.

Kedua, CSR belum menjadi program regular dan ditempatkan se bagai kegiatan sumbangan su ka rela biasa dari

perusahaan ke pada masyarakat. Bentuknya apa, kapan dilakukan, siapa yang menerima, semuanya sangat ter gantung kepada mood pimpin an perusahaan. Lebih dari itu, aksi CSR Perusahaan sebagian be sar masih dikelola dengan pen dekatan karitatif, sesaat, dan tidak berkelanjutan sehingga tidak memungkinkan masyarakat yang menerima bantuan CSR untuk berkembang secara mandiri. Ketiga, umumnya pemerintah

KONDISI AWAL

Program CSR

Penguatan Kemitraan CSR

Page 39: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

15

Masih banyak kalang an dunia usaha belum memahami konsepsi CSR dengan baik.

CSR belum menjadi program regular dan ditem patkan sebagai kegiatan sum bangan sukare la biasa dari perusahaan ke pada masyarakat.

Umumnya pemerintah belum menempatkan ka langan dunia usaha sebagai mitra sejajar dalam membangun.

Tiga masalah utama penge lolaan CSR:

1

2

3

be lum menempatkan kalangan dunia usaha sebagai mitra sejajar dalam membangun. Situasi ini tidak menguntungkan bagi pelaku usa ha karena memungkinkan ter ja dinya pola komunikasi se pi hak, tidak terbuka, dan ti dak produktif. Pada akhirnya, masyarakat juga dirugikan karena tidak menikmati peluang bantuan yang se harusnya bisa didapatkan.

Rumah Bersama CSR

Ko

nd

isi Aw

al P

rogra

m C

SR

Page 40: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

16

Untuk mengoptimalkan poten si CSR dalam mendukung pencapai an tujuan pembangunan air dan sanitasi, sedikitnya ada tiga strategi utama yang dijalankan IUWASH, yaitu:

• Memperkuat kelembagaan forum CSR dengan membangun mindset baru konsep CSR. Strate gi ini menekankan bahwa prin-sip CSR adalah perusahaan ha rus mencari untung, peduli pada kesejahteraan masyarakat, serta peduli pada lingkungan hidup, atau dikenal dengan triple bottom

lines yaitu profit, people, planet. Pemahaman ini diyakini mampu membawa pelaku pada suatu sikap bahwa kegiatan usaha bukan sekedar masalah ekonomi dan kewajiban, tetapi juga komit men etis kepada lingkungan.

STRATEGI

Pengembangan Program

Penguatan Kemitraan CSR

Page 41: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

17

Memperkuat kelembagaan Forum CSR dengan membangun mindset baru konsep CSR.

Membangun Forum CSR sebagai rumah ber sama para pemang ku kepentingan.

Implementasi pro gram CSR dengan model berbasis masyarakat untuk men jamin keber lanjutan pem ba ngun an dan ke man di rian masyarakat.

Tiga strategi utama IUWASH

1

2

3

• Membangun forum CSR sebagai rumah bersama para pemangku kepentingan. Hubungan yang baik antara pe merintah, swasta dan masya ra kat akan menjadi modal uta ma pembangunan. Oleh ka rena itu, forum CSR harus dike lo la dengan melibatkan tiga pe mang ku kepentingan utama, yaitu pe laku usaha, pemerintah dan masyarakat secara bersama.

• Implementasi program CSR de ngan model berbasis masya rakat untuk menjamin keber lan jutan pembangunan dan ke mandirian masyarakat. Strategi ini berangkat dari keyakinan bah wa setiap manusia memiliki kemampuan untuk mandiri. Bantuan Program CSR didesain untuk membangun kemandirian masyarakat dengan melibatkan masyarakat sebagai subjek pada seluruh tahapan program.

STRATEGI

Pengembangan Program

Rumah Bersama CSR

Stra

tegi P

en

gem

ba

nga

n P

rogra

m

Page 42: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

18

Dalam upaya mengoptimalkan peran CSR bagi pembangunan air dan sanitasi di Indonesia, IUWASH menerapkan dua model pendekatan yaitu:

Kemitraan Langsung dengan Perusahaan: Dalam mo del ini, IUWASH dan Perusahaan melibatkan Inisiatif lokal (LSM) un tuk secara bersama-sama me-nge lo la Program CSR sesuai ke se pakatan yang dibangun. IUWASH berkontribusi pada aspek kajian awal, teknologi, ma najemen proyek, dan pember da yaan ma syarakat. Peru sahaan berkon tribusi pada as pek pen da na an dan manajemen pro yek. Sementara inisiatif lokal (LSM) berperan se bagai eksekutor program. Con toh model ini adalah

PENDEKATAN

USAID IUWASH

kemitraan IUWASH dengan Ya ya san Coca Cola Indonesia dan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayibah (SPPQT) untuk Program Pengembalian Air ke Alam di Kabupaten Semarang dan Ko ta Salatiga di Jawa Tengah, Ka bupaten Mojokerto dan Ka bu paten Problinggo di Jawa Ti mur kerjasama dengan Yayasan Bina Usa ha Lingkungan (YBUL), serta area Sibolangit dan Pematang Siantar di Sumatera Utara kerjasama dengan Yayasan Jaringan Kesejahteraan/Ke sehatan Masyarakat ( JKM) Medan.

Penguatan Kapasitas Forum CSR: IUWASH bekerjasama de ngan forum CSR di beberapa kabupaten/kota merangsang, memperkuat

Penguatan Kemitraan CSR

Page 43: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

19

dan melembagakan peran dunia usaha dalam pro gram pembangunan di suatu daerah khususnya sektor air bersih, sanitasi, dan adaptasi perubahan iklim. Kerjasama tersebut bertujuan untuk membangun forum CSR agar menjadi rumah bersama perusahaan, masyarakat dan pemerintah, dalam pengelolaan CSR. Ini juga membangun cara pandang

baru tentang CSR yang lebih progresif. Model pe ngu at an kapasitas forum CSR dila ku kan IUWASH di enam kabupaten/ko ta yang tersebar di Provinsi Banten (Kabupaten Serang dan Ka bupaten Tangerang; Provinsi Jawa Tengah (Kabupaten Batang); Provinsi Jawa Timur (Kota Probolinggo dan Kabupaten Jombang) dan Papua (Kota Jayapura).

PERUSAHAAN(Kemitraan Langsung)

PEMDA(Peningkatan

Kapasitas Forum CSR)

Menjamin keberlanjutan program air minum dan

sanitasi.

IUWASH

DUA PENDEKATAN PROGRAM

Rumah Bersama CSR

Pe

nd

ek

ata

n IU

WA

SH

Rum

a h B e r s a m a CS R

Page 44: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

20

FORUM

CSR

HASIL KAJIAN USAID IUWASH di 15 kabupa ten/kota di Pro vinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur, menghasilkan kesimpulan bah wa ma yoritas pemerintah daerah umumnya melihat Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai potensi yang da pat mendukung pembiayaan pem ba ngunan di dae rah, di samping dana yang bersumber dari APBN dan APBD. Oleh karena itu hampir setiap pemerintah daerah umumya telah mengupa yakan adanya forum CSR, atau minimal ada semacam tim koordinasi

Forum CSR

Page 45: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

21

Foru

m C

SR

Page 46: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

22

Page 47: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

23

pengelolaan program CSR yang dikuatkan de ngan surat keputusan bupati/walikota. Bahkan sudah ada kota/kabupaten yang telah mem buat peraturan daerah terkait forum CSR.

Di nasional ada beberapa lembaga yang memiliki kegiatan dan program untuk CSR, forum CSR dalam kaitannya dengan pembangunan sektor air bersih dan sanitasi. Di antaranya: Indonesia Business Link (IBL). Sebuah lembaga yang bersama Kementerian Kesehatan, High Five dan Public Interest Research and Advocacy Centre (PIRAC) pernah mengembangkan program untuk membangun awareness tentang sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) bagi sejumlah perusahaan di nasional.

Kemudian ada juga Corporate Forum for Community

Development (CFCD) yang untuk periode 2011-2014 secara khusus pernah memiliki nota kesepahaman bersama Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, dalam upaya mejaring minat perusahaan (CSR) untuk mewujudkan pemukiman layak huni dan berkelanjutan.

Upaya membangun dukungan dan kemitraan CSR perusahaan untuk pembangunan akses air bersih dan sanitasi di nasional, secara khusus dan terus diupayakan antara lain oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Profil lembaga-lembaga tersebut, secara khusus dimuat di halaman lampiran.

Foru

m C

SR

Page 48: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

24

Berdasarkan pengalaman pendam pingan di enam kabupaten/ko ta wi la yah kerja program pening katan kapasitas forum CSR IUWASH, setidaknya tercatat ada tiga model inisiatif pembentukan forum CSR antara lain:

1. INISIATIF PERUSAHAAN

Forum CSR seperti ini, ini siasi dan pem bentukannya murni dilakukan oleh perusahaan tanpa melibatkan pemerintah. Le gal for mal yang digunakan adalah akta notaris yang didaftarkan di Kementerian Hukum dan HAM. Jang kauan program lebih diutamakan berkisar di lingkungan perusahaan.

Kelebihan forum CSR model perusahaan ada lah

pada aspek inde pen densi dalam mengembangkan dan menentukan pro gram. Pi hak swas ta tidak merasa ragu dan khawatir ter ha dap pro gram CSR yang dikem bang kan melalui forum CSR, karena sepenuhnya da lam ren tang ken dali dan pengelolaan peru sa haan yang tergabung di da lam forum. Sekalipun demikian, sinergi dan koordinasi pro gram de ngan peme rintah daerah masih te tap ter bangun secara baik. Bah kan karena ke butuhan koordinasi dan ke mi traan inisiatifnya muncul dari perusahan, umumnya keberlanjutan koordinasi program ber langsung cukup baik.

Tantangan dari forum CSR model pe ru sahaan, biasanya karena ke si bukan mengelola usaha di masing-masing perusahaan ang go ta forum,

MODEL-MODEL

Forum CSR

Forum CSR

Page 49: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

25

Mayoritas pemerintah daerah umumnya melihat Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai potensi yang dapat mendukung pembia ya an pembangunan di daerah, selain dana-dana yang bersumber dari APBN dan APBD.

Hampir setiap peme rin tah daerah umum ya telah mengupayakan ada nya forum CSR, atau mi nimal ada se macam tim koordinasi pengelolaan program CSR yang di kuatkan dengan surat ke pu tus an bupati/walikota.

apalagi jika kesibukan itu menimpa unsur pimpinan forum, se ringkali kordinasi dan ko munikasi menjadi terhambat. Tantangan la in adalah ada kalanya persaingan branding model CSR di antara perusahaan yang ter gabung di dalam forum, bi sa nya menjadi tan tangan da lam membangun sinergi dan ke mi tra an program. Na mun de mi kian ji ka hal ini bisa dikelola de ngan baik, tidak sedikit pro gram bisa dibangun dan dilakukan dengan branding bersama. Contoh dari forum CSR yang inisiasi pembentukannya oleh perusahaan adalah fo rum CSR Kabupaten Probolinggo, yang di inisiasi oleh beberapa perusaha an PAITON Group bersama beberapa perusahaan lainnya.

Mo

de

l-Mo

de

l Foru

m C

SR

Rumah Bersama CSR

Page 50: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

26

Ida Farida

Page 51: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

27

“ Forum CSR itu sebenarnya rumah bagi perusahan.”

IDA FARIDA TLSP Kabupaten Tangerang

Ku

tip

Rumah Bersama CSR

Page 52: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

28

2. INISIATIF PEMERINTAH

Pada forum CSR seperti ini, inisiasi dan pembentukannya mun cul dari pemerintah. Sekalipun dalam statuta (tata aturan) organisasi dan atau SK (surat keputusan) serta keputusan tentang pembentukan forum menyebutkan unsur-unsur swas ta, perguruan tinggi dan atau tokoh masyarakat sebagai pengurus forum, namun secara faktual dalam implementasinya kurang sekali perusahaan. Kalau pun ada, jumlahnya bisa dihitung atau hanya diwakili oleh organisasi asosiasi pengusaha dan keterlibatan dalam aktivitas forum lebih sekadar se ba gai tamu. Program yang dikembang kan oleh forum adalah program-program yang tidak didanani oleh pemerintah. Con toh forum yang inisiasinya oleh pemerintah, bi sa disebut antara lain di Kabupaten Serang.

Alih-alih forum CSR menjadi ‘ru mah’ bagi peru sahaan, karena pengelola forum CSR sebagaian besar di isi unsur pimpinan daerah dan operasional harian dijalankan oleh staf dengan kapa bilitas dan kewenangan yang sa ngat terbatas. Akibatnya potensi CSR peru sahaan dengan jumlah yang sangat besar menjadi tidak tergali dan bersinergi secara baik.

3. INISIASI KOLABORASI

Forum CSR yang inisiasi pembentukannya dilakukan secara kolaborasi menerapkan prinsip bahwa forum CSR bisa menjadi rumah bagi perusahaan, bersama pemerintah dan masyarakat. Inisiatif pembentukan forum berangkat sebagai kebutuhan dari perusahaan-perusahaan, kemudian dikembangkan sebagai ide bersama dengan pemerintah dan masya rakat setempat.

Forum CSR

Page 53: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

29

Mengingat prinsip bahwa forum CSR harus menjadi ‘rumah bersama’ di antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah, kemudian perusahaan harus mengambil peran terdepan dalam pembentukan forum, maka unsur ke pe ngu rus an forum diisi sebanyak mungkin oleh wakil-wa kil pim pinan peru sahaan da lam rang ka membangun trust (ke per cayaan) peru sa haan terha dap forum yang di bentuk.

Unsur pemerintah masih tetap menempati posisi penting, hanya saja tidak masuk ke dalam unsur pengurus, tapi cukup di dewan pe nasehat atau pengawas. Peran pimpinan daerah pada po sisi pengawas dan pengarah, dimaksudkan untuk mengarahkan kebijakan umum forum CSR dan sinkronisasinya dengan arah pembangunan di dae rah. Dengan demikian masih tetap memberikan kenyamanan dan independensi kepada pengurus

forum CSR yang berasal dari un sur pimpinan perusahaan, karena ekse kusi program-program fo rum tetap berada pada dewan pengurus secara kolektif.

Untuk mendorong partisipasi sebanyak mungkin perusahaan di daerah ke dalam forum, bebe rapa forum CSR juga me ne rapkan kiat dan strategi khusus antara lain pada saat pengisian posisi ketua/pimpinan forum CSR, berusaha untuk mempertimbangkan unsur keterwakilan pimpinan perusahaan berdasarkan kluster perusahaan yang ada di kota/kabupaten tersebut. Di samping itu juga tetap memperhatikan aspek kualitas personal, keluasan relasi, jaringan serta pengaruh baik antar maupun di dalam klusternya itu sendiri.

Untuk operasionalisasi day to day forum CSR, biasanya diangkat be berapa orang pengurus harian (ek se kutif )

Mo

de

l-Mo

de

l Foru

m C

SR

Rumah Bersama CSR

Page 54: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

30

meliputi: seorang di rektur harian, bendahara dan seo rang staf eksekutif forum. Dengan demikian, sekalipun pengurus forum CSR berasal dari un sur pimpinan perusahaan de ngan tingkat kesibukan yang cu kup tinggi, pengelolaan hari an forum masih bisa tetap berjalan ka-rena ada eksekutif yang siap mengeksekusi setiap kebijakan yang dibuat oleh pimpinan/ketua pengurus forum CSR.

Forum CSR model kolaborasi juga secara terus menerus menco ba mendorong keterlibatan dan partisipasi masyarakat, me la lui berbagai

pelatihan seperti pe rencanaan dan pengembangan program, tek nik pembuatan proposal dan lain-lain. Dengan demikian diharapkan proposal yang diusulkan masyarakat kepada forum CSR akan memiliki kualitas yang cukup ba gus serta terintegrasi dengan vi si besar forum CSR dan target pembangunan pemerintah kabu paten/kota. Contoh model kolaborasi adalah forum CSR Kota Cilegon.

Perbedaan di antara ke tiga model forum tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Forum CSR

Page 55: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

31

Mo

de

l-Mo

de

l Foru

m C

SR

Rumah Bersama CSR

Tabel Ciri-Ciri Model Inisiatif Pembentukan Forum CSR

NO ASPEKINISIATIF

PERUSAHAANINISIATIF

PEMERINTAHKOLABORASI

1 Insiasi Pembentukan

Sepenuhnya oleh perusahaan

Sepenuhnya oleh pemerintah

Perusahaan, pemerintah dan pemangku kepentingan

2 Kepengurusan Unsur perusahaan dominan, hubungan dengan pemerintah sifatnya koordinasi

Unsur pemerintah dominan, unsur perusahaan kurang terlibat

Pemerintah di penasihat, swasta di pengurus dan ada pelaksana harian

3 Jenis, Sifat, dan Jangkauan Program

• Jenis program sesuai pilihan perusahaan,

• Lokasi program di sekitar wilayah perusahaan

• Jenis dan lokasi program diatur oleh pemerintah,

• Program tidak teranggarkan APBN/APBD

• Jenis program sesuai pilihan perusahaan.

• Lokasi program atas kesepakatan perusahaan dengan pemerintah

5 Pendanaan Program

Hampir seluruh pendanaan program dibiayai perusahaan

Perusahaan mendanai biaya program, pemerintah mendanai biaya operasional

Perusahaan mendanai biaya program, pemerintah mendanai biaya operasional

6 Kekuatan • Independensi kuat

• Soliditas antar-perusahaan kuat

• Lebih sustainable

• Progress program terpantau baik oleh pemerintah

• Koordinasi program berjalan baik.

• Visi perusahaan dan pemerintah integral

7 Kelemahan • Persaingan branding

• Kesibukan pengurus

• Kadang tumpang tindih dengan program pemerintah

• area program terbatas

• Unsur perusahaan menjadi minoritas.

• Potensi CSR tidak digunakan optimal

• Perusahaan sering merasa dirugikan

• Terkadang sulit untuk merumuskan program yang integral.

Page 56: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

32

M. Najib

Page 57: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

33

Ku

tip

Rumah Bersama CSR

“ Kedudukan pemerintah di dalam forum CSR ini sebaiknya di dewan penasehat dan di dewan pengawas.”

M. NAJIB Ketua CCSR Kota Cilegon

Page 58: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

34

Keberadaan forum CSR di kabupaten dan kota sangat bermanfaat, khususnya koordinasi, sinkronisasi dan sinergi program antar perusahaan maupun antara peru sahaan dengan pe merintah. Dengan demikian tumpang tindih bantuan ataupun alo kasi da na CSR yang tidak merata bi sa diantisipasi, bahkan prinsip pe meraataan dan keadilan bisa dilakukan.

Di luar manfaat yang sifatnya nor matif, secara men dasar ada man fa at lain yang strategis bagi perusahaan, se ba gai mana ditu-tur kan oleh beberapa orang perwakilan perusahaan yang menjadi ang gota forum CSR antara lain:

• Buffer Forum CSR sangat

bermanfa at untuk menjadi buffer (pelindung), terutama bila dikaitkan dengan fakta di ma na perusahaan se ring-kali didatangi pihak-pihak yang me ngajukan proposal dengan mengatasnamakan warga, tokoh dan atau pemerintah daerah. Ke tika

forum sudah terbentuk, perusahaan bi sa dengan mudah un tuk menga rahkan pengusul proposal agar menyampaikan kepada fo rum CSR yang telah diben tuk. Forum CSR akan memperlakukan proposal yang masuk tersebut sesuai dengan standar yang telah di sepakati bersama. Forum yang akan memutuskan apakah proposal tersebut bisa dan langsung mendapatkan dukungan pembiayaan, di tolak atau masuk pada kriteria per lu dampingan penyem pur naan.

• Transparansi dan Efisiensi

Forum CSR mendorong trans paransi, karena pengelolaan program CSR dilakukan seca ra terbuka dan bersama-sama melalui forum. Dengan begitu pro gram bisa dimonitor ber sama oleh anggota forum. Melalui forum yang trans paran dapat dicegah munculnya kasus duplikasi pem biayaan program yang

MANFAAT

Forum CSR

Forum CSR

Page 59: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

35

disebabkan oleh ajuan satu proposal program secara para lel kepada banyak pe-ru sahaan. Dengan demikian da pat meningkatkan efisiensi pembiayaan.

• Gotong Royong Forum CSR juga sangat

berman faat bagi perusahaan, ke ti ka perusahaan mendapatkan usulan permohonan pem bia yaan bagi program yang stra tegis dan biayanya cu kup besar. Ketika ada forum CSR, perusahaan bisa mem bawa usulan strategis ter se but un tuk dikeroyok bersama, sehingga biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah ka re na ditanggung ber sama. Se mentara branding bi sa dipe roleh seperti ketika peru sa haan mengelola program itu secara sendiri.

• Akuntabilitas laporan Melalui sekretariat, setiap

pe riode waktu tertentu (satu bulan, tiga bulan, enam bu lan), forum mengorganisir la poran pelaksanaan program CSR dari setiap

perusahaan kemudian melaporkannya ke pada pemerintah. Laporan yang dibuat oleh forum lebih akun tabel, lebih dipercaya oleh pihak pemerintah dan masya rakat karena proses penyusunannya melibatkan pe rusahaan dan forum serta dikelola oleh petugas yang kompeten.

• Efektivitas Program Forum CSR yang dikelola

de ngan baik akan mem-perte mu kan para pelaku pemba ngun an yang terdiri dari pe rusahaan, pemerintah dan masyarakat. Mereka mendiskusikan berbagai masalah pembangunan, mulai dari cara mengatasinya, penen tuan ska la prioritas, pem bagian peran, skema pem biayaan dan lain-lain. Dengan demikian, program-program CSR yang diputuskan melalui fo rum CSR akan lebih efektif, terjadi sinkronisasi dan sinergi pro gram dalam mengatasi ma salah pembangunan di suatu daerah.

Ma

nfa

at Fo

rum

CS

R

Rumah Bersama CSR

Page 60: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

36

Bambang Jiwantoro

Page 61: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

37

Ku

tip

Rumah Bersama CSR

“ Dengan menjadi anggota forum, perusahaan sebenarnya dapat mengarahkan program CSR-nya lebih tepat guna, lebih tepat sasaran.”

BAMBANG JIWANTORO Sekretaris Forum CSR Kabupaten Probolinggo

Page 62: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

38

Keberadaan forum CSR di kabu paten/kota, tidak serta mer ta menghilangkan dan atau meng ambil alih independensi peru sahaan. Jika menginginkan, perusahaan masih dapat mengelola program CSR-nya sendiri. Berikut ini tiga model pengelolaan program CSR:

• MODEL I Perusahaan menerima

propo sal dari masyarakat dan menyerahkan program CSR langsung kepada masya rakat. Masyarakat mem berikan laporan pertang gungjawaban kepada pe rusahaan pemberi. Dan ber dasarakan laporan hasil kegiatan tersebut, perusahaan kemudian memberikan la poran kepada forum CSR. Forum CSR melakukan monitoring pengelolaan pro gram di lapangan serta mendokumentasikan dan mem pu bli kasikan secara luas.

• MODEL 2 Kegiatan CSR perusahaan

dilakukan melalui forum CSR, untuk kemudian disalurkan ke masyarakat.

• MODEL 3 Forum CSR menawarkan

pro posal kepada perusahaan, ber dasarkan pro po sal yang masuk dari masya ra kat. Peran forum CSR memberikan pe latihan dan pendampingan tentang pem buatan proposal, menye leksi dan intermediasi de ngan perusahaan, kemudian melakukan monev, do kumentasi dan publIkasi se cara luas. Perusahaan memberikan biaya operasional kepada forum sebagai dana assessment, pelatihan, dan pen dam-pingan. Se men tara dana program di be rikan langsung kepada masyarakat setelah mendapat rekomendasi dari forum.

MODEL PENGELOLAAN

Program

Forum CSR

Page 63: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

39

PerusahaanForum

CSR Masyarakat

MODEL 2Forum CSR memfasilitasi penggunaan dana CSR

PerusahaanForum CSR Masyarakat

MODEL 3Perusahaan menyalurkan dana kepada masyarakat atas usulan Forum CSR

PerusahaanForum CSRMasyarakat

MODEL 1Forum CSR mencatat dan mempublikasikan CSR

Mo

de

l Pe

nge

lola

an

Pro

gram

Rumah Bersama CSR

Page 64: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

40

sisi keterampilan dan seni memba ngun relasi umumnya men jadi tantangan dan menjadi penyebab, kenapa se buah forum CSR yang sudah dibentuk cu kup lama kemudian tidak berjalan secara efek tif. Demikian pula halnya dengan model forum CSR yang dibentuk se ca ra in de penden atas inisiatif perusahaan, tidak adanya unsur pengurus harian (eksekutif ) yang diangkat, menjadikan forum CSR tidak berjalan se cara efektif, karena tidak ada tim yang se cara intens mengeksekusi setiap kebijak an yang di tetapkan pim pinan forum de ngan kua litas SDM yang memadai.

• Perbedaan Budaya dan nilai Kerja

Pada forum CSR yang di ben tuk dan dike lola dengan pendekatan formal biro kratis, secara umum menghadapi tantangan teruta ma karena perbedaan bu daya dan sis tem nilai kerja dunia usa ha/perusahaan, dimana umumnya serba

• Keikutsertaan perusahaan

Di beberapa kabupaten/ kota, forum CSR masih meng ha dapi tantangan khusus nya tentang keikutsertaan peru-sahaan dalam forum ma-sih sangat rendah. Hal itu disebabkan oleh stra tegi pem ben tukan forum yang sejak awal ku rang mem-perhatikan prinsip-prinsip partisipatif untuk men do -rong keikutsertaan peru -sahaan dalam forum. Tahap awal yang bisa di manfaatkan untuk mem bangun partisipasi perusahaan da lam mengelola forum adalah inisiasi pem bentukan forum, penyusunan statuta forum, penentuan struktur pengurus forum, proses pemilihan pengurus, dan lain-lain.

• Keterbatasan Sumber Daya dan Kewenangan

Tidak adanya tim eksekutif pengelola ha rian forum, dan atau keterbatasan ke we nangan serta kapasitas terutama dari

TANTANGAN

Forum CSR

Forum CSR

Page 65: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

41

“ Apabila forum mem pu nyai seseorang pelaksana harian tentu saja ke gi atan forum akan lebih terarah dan dapat di follow up dan dapat men capai sa saran yang diharapkan.”

BAMBANG JIWANTORO Sekretaris Forum CSR Kabupaten Probolinggo

cepat, terukur dan berbasis tek no logi. Sementara organisasi yang dikelola de ngan formal birokratis, berada di sisi se baliknya. Tidak sedikit pula di beberapa kota/ka bu paten praktek inter vensi dari pimpinan daerah masih dirasa kan cukup kuat.

• Persepsi tentang CSR Perbedaan budaya

dan nilai kerja semakin menjadi tantang an manakala dihadapkan pada cara pandang yang sa ling berhadap an dalam menyikapi tentang CSR. Satu pihak (pemerintah) melihat CSR se bagai ‘kewajiban’ yang ha rus dilakukan oleh per u sahaan sebagaimana amanat perundang-undangan, semen tara di sisi lain (cukup ba nyak perusahaan) yang me mandang bah wa karena sudah mem bayar pajak, maka CSR hanya menjadi sekedar derma yang sifat nya boleh dilakukan dan boleh juga tidak.

Rumah Bersama CSR

Tan

tan

gan

Foru

m C

SR

Page 66: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

42

PENINGKATAN KAPASITAS

Forum CSR

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 67: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

43

MENGINGAT PENTINGNYA FORUM CSR dalam men dorong kontribusi dan par tisipasi perusahaan ser ta dunia usaha dalam pem ba ngun an air dan sanitasi di satu si si, sementara di sisi yang lain kon disi forum CSR hampir di kebanyakan wilayah masih meng hadapi beragam tantangan yang menyebabkan forum CSR ku rang berjalan secara efektif, maka IUWASH mencoba me ngem bangkan program pe ning katan kapasitas forum CSR di beberapa kabupaten/kota wi la yah program.

Rumah Bersama CSR

Pe

nin

gka

tan

Ka

pa

sitas Fo

rum

CS

R

Page 68: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

44

Program ini secara umum merupakan bantuan teknis dan pendampingan kepada pemerintah kabupaten/kota baik yang sudah memiliki forum CSR dan atau yang baru menginisiasi untuk terbentuknya forum CSR. Tujuannya agar terbangun forum CSR yang cukup efektif, mandiri dan berkelanjutan. Program ini ingin mendorong agar forum CSR yang terbangun bisa menjadi rumah bagi perusahaan bersama pemerintah daerah dan masyarakat.

Konsep rumah bersama dimaksud adalah sebagaimana layaknya sebuah rumah bagi keluarga, masing-masing angggota rumah tangga merasa

nyaman, tumbuh rasa memiliki dan sesuai peran serta ingin terus membangun rumah tersebut sebagus dan senyaman mungkin. Satu sama lain saling terbuka dan melakukan komunikasi dengan penuh kehangatan.

Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan itu, IUWASH mencoba mengembang kan program yang berorientasi pada upaya membangun mindset atau cara pandang baru tentang CSR yang lebih progresif, mengenalkan prinsip-prinsip umum tentang tata kelola forum CSR yang partisipatif sehingga bisa menarik minat dunia usa-ha, warga masyarakat dan

Pelatihan teknis dan praktek membuat tangki septik dan jamban sehat.

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 69: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

45

‘Rumah Bersama CSR’ adalah layaknya sebuah konsep rumah keluarga. Masing-masing anggota keluarga tinggal dengan perasaan nyaman dan saling memiliki. Melakukan peran dan tugasnya untuk terus membangun rumah tersebut, sebagus dan senyaman mungkin. Berkomunikasi dengan penuh keterbukaan dan kehangatan. Memberikan manfaat pada lingkungan

pemerin tah, mempromosikan aksi-aksi CSR khususnya di bidang air bersih dan sanitasi, seraya me num buhkan kiat-kiat, nilai dan keterampilan dalam membangun kemitraan sebagai sebuah seni dan proses yang tidak instan.

Goal dari program ini, sebagaima na dipaparkan di atas adalah bahwa diharapkan forum CSR di kabupaten/kota dampingan bi sa tumbuh menjadi forum yang mandiri, efektif dan berkelanjutan.

Program peningkatan kapasitas forum CSR tersebut, dilakukan me lalui tahapan pengembangan program, sebagai berikut:

Pe

nin

gka

tan

Ka

pa

sitas Fo

rum

CS

R

Rumah Bersama CSR

Page 70: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

46

1. Pemetaan

Mengumpulkan sejumlah data dan informasi (primer mau pun sekunder) sebagai bahan yang bisa digunakan untuk menda pat kan gambaran tentang keberadaan dan kondisi fo rum CSR di lokasi kota/kabupaten di ma na program akan dikembangkan. Data dan infor masi yang dibutuhkan diperoleh melalui kegiatan pengumpulan data, mencakup seti dak nya lima komponen penting berikut:

• Keorganisasian: mulai dari apakah di lokasi tersebut telah ada forum CSR, sia pa yang menjadi inisiator pembentukan fo rum, apa dasar hukum pembentukan, bagaimana struktur pengurus, apa kah memiliki rencana program, apakah memili ki visi dan misi or ga nisasi, bagaimana re le vansi antara visi misi dan realisasi dalam

pengelolaan harian forum, dan sebagainya.

• Pengelola harian: apakah untuk pengelolaan harian or ganisasi forum, ada pe ngu rus ha rian (eksekutif ), ba gai mana su su nannya, apakah masing-masing anggota tim pengurus harian memiliki deskripsi kerja serta pem ba gian kerja yang jelas, dan bagaimana fee untuk pengelolaa harian, dan seterusnya.

• Keterlibatan perusahaan/swasta: bagaimana keter libatan perusahaan di da lam forum CSR, berapa perbandingan per kiraan jum lah perusahaan di wi layah ter sebut dan berapa yang sudah berpar ti si pasi di dalam forum, apakah ada cukup ba nyak perusahaan yang masuk ke dalam struktur pengurus forum, apakah dalam

Pemetaan dan Sosialisasi

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 71: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

47

realitanya perusahaan yang tercantum dalam struk tur tersebut cukup ak tif ikut mengelola forum, ba gaimana dukung an dan partisipasi pe ru sahaan terhadap pe menuhan ke butuhan operasional forum, ser ta bagaimana im plementasi pro gram CSR pe rusahaan yang di lakukan me la lui fo rum dan juga yang dilakukan sendiri, apa kah yang di la kukan sendiri oleh peru sahaan di laporkan kepada forum secara pe riodik?

• Pelibatan warga/masyarakat: bagaimana kondisi keter libatan war ga/masyarakat di dalam forum CSR, apa kah ada program peningkatan kapasitas atau training yang ditujukan untuk war ga/masyarakat sehingga mereka memiliki kemampuan dalam menyusun dan mengajukan proposal program CSR melalui forum, apakah sudah ada pelaksana an program CSR yang dilakukan melalui forum CSR berasal da ri usulan warga/masyarakat dan danai oleh CSR peru sa ha an di kota/kab ter sebut?

• Governance: apakah forum sudah me ngembangkan prinsip-prinsip tata ke lola yang baik: menjalankan

Tahapan 1Rumah Bersama CSR

Page 72: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

48

prinsip trans paransi dan akuntabilitas, memiliki dan me la kukan kegiatan mo nitoring dan eva-luasi secara rutin, membuat pelaporan se cara berkala, serta memiliki dan menjalankan mekanisme ‘um pan balik’ secara baik. Memiliki dan atau mengupayakan pe libatan media dalam setiap implementasi kegiatan.

Keorganisasian

• Visi dan misi

• Perencanaan dan strategi

• Struktur dan mekanisme

• Dasar hukum

Pengelolaan

• Tim pengelola harian

• Deskripsi kerja

• Dana operasional pengelolaan

• Media komunikasi

• Pertanggungjawaban

KO

MP

ON

EN P

EMET

AA

N

Foru

m C

SR

2. Sosialisasi: Membangun Pemahaman Awal

Setelah dilakukan pemetaan dan secara umum da pat diketahui peta serta informasi keberadaan forum CSR di tiap-tiap lokasi kabupaten/kota rencana pengembangan program, tahap berikutnya adalah kegiatan sosialisasi. Kegiatan sosialisasi dimaksudkan untuk memberikan basis pemahaman dan penyamaan persepsi

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 73: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

49

tentang apa, mengapa, bagaimana CSR dan forum CSR serta penjelasan tentang program peningkatan kapasitas forum CSR dan tahap-tahap yang seyogyanya dilakukan bila akan mengembangkan program peningkatan kapasitas forum CSR.

Sosialisasi dilakukan dalam bentuk workshop di level nasional, dan atau di level propinsi dengan ke pesertaan para wakil pemangku kepentingan

Pelibatan Perusahaan

• Keterlibatan dalam struktur forum

• Dukungan perusahaan terhadap operasional harian forum

• Implementasi program CSR melalui Forum CSR

Pelibatan Warga

• Program peningkatan kapasitas dan pelibatan warga

• Kualitas usulan program dan intere lasinya terhadap visi dan misi

• Jumlah implementasi kemitraan (warga dan CSR)

Tatakelola (Governance)

• Mekanisme tatakelola program (SOP)

• Pelaporan dan mekanisme feedback

• Media involvement

• Monitoring dan evaluasi

forum CSR di masing-masing kota/kabupaten, yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang berkembang. Acara sosialisasi selain bisa menjadi wahana untuk membangun basis dan landasan pengembangan program, juga bisa untuk membangun komitmen tentang rencana pengembang an program di tiap kota/kabupaten secara lebih lanjut.

Tah

ap

an

1: P

em

eta

an

da

n S

osia

lisasi

Rumah Bersama CSR

Page 74: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

50

3. Analisa Organisasi

Berbeda dengan kegiatan pemetaan, di mana dalam kegiatan pe metaan belum me libatkan pemangku kepentingan forum CSR di tiap kota/kabupaten, dalam ana lisa organisasi kegiatan di lakukan secara ber sama-sama melibatkan para pemangku kepentingan forum CSR di tiap kota/ka bupaten wilayah program. Terutama bagi kota/kabupaten lokasi program yang telah memben tuk forum dan atau me mi liki kelembagaan sejenis yang mengelola-mengkoordinasikan program CSR di kota/kabupaten ber sangkutan.

Analisa organisasi ini merupakan tahap awal pengembangan pro gram, sema cam survey mawas diri mencoba menga jak para pemangku kepentingan di lingkungan fo rum CSR untuk mem ba ca kondisi

fak tu al forum CSR: saat ini berada di mana, apa saja capaian program yang sudah diraih, be rapa program CSR yang sudah di im ple mentasikan oleh perusahaan di wilayah ka bu pa ten/kota dan berapa yang berhasil di dokumentasikan oleh forum CSR, bera pa kemitraan yang dilakukan melalui dan di fasilitasi oleh forum CSR, berapa perusahaan yang terlibat se ca ra aktif di dalam forum CSR, bagaimana keterlibatan war ga/masyarakat di dalam fo rum CSR, dan seterusnya.

Evaluasi capaian program secara menda sar dilakukan da lam kon teks analisa terhadap keberadaan dan kondisi organisasi fo rum CSR itu sendiri. Mencoba me la ku kan kajian dan memban ding-kan antara kebi jakan, SK kepengurusan, panduan, SOP atau apapun

Penguatan Lembaga

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 75: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

51

menyangkut fo rum CSR, di bandingkan de ngan reali sa si nya di lapang an. Bagaimana korelasi antara keberhasilan dan atau kegagal an capaian program di fo rum CSR dengan ke bi jak an, susunan ke pe ngu rusan, system dan mekanisme pro gram yang ditetapkan di forum CSR.

Berdasarkan kajian yang di la kukan, para pemangku ke pentingan forum CSR ke mudian mendiskusikan dan membuat kese pakat an, kira-kira re ko mendasi apa yang diusulkan dalam upa ya pe nguat an organisasi? Ba gai ma na langkah-langkah agar forum CSR yang dibentuk bisa berjalan secara efektif.

Jika di perlukan, para pe mang ku ke pentingan forum CSR bisa ju ga mem buat ren cana advokasi un tuk perubahan tata aturan, SK ke pe ngu rusan, sistem pe nge lolaan forum dan atau strategi peningkatan ke terlibatan pe rusahaan dan atau masyarakat. Jika agen da tersebut disetujui se bagai kebutuhan untuk pe ningkatan ka pasitas forum yang berkelanjutan ke depan, kira-kira agenda advo kasi apa dan strategi seperti apa yang dibutuhkan untuk ca paian peru bahan-perubahan yang di harapkan tersebut?

4. Advokasi

Advokasi merupakan tahap lanjutan atau implementasi dari hasil analisa organisasi. Pada tahap ini, seluruh pe mangku kepentingan

Tahapan 2Rumah Bersama CSR

Page 76: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

52

Page 77: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

53

melakukan seluruh tahap dan rangkaian advokasi yang dibutuhkan dan telah di se pakati dalam workshop analisa organisasi.

Advokasi menyangkut peru bahan tata aturan untuk men dorong pelibatan lebih banyak perusahaan ke dalam forum CSR, dan juga bisa berarti langkah-langkah untuk mendorong pendirian forum CSR di kota/kabupaten yang belum memiliki forum CSR, dengan mendorong sebanyak mungkin perusahaan sebagai pemangku utama di forum CSR tersebut.

Dalam konteks ini, advokasi akan meliputi serangkaian kegiatan yang ditujukan un tuk mempengaruhi para pi hak baik di lingkungan pe merintah daerah (bupati/walikota) maupun di ling kungan perusahaan (di rek tur/manager) dan stakeholders penting lainnya, se hingga

lebih banyak stakeholders non pemerintah (swasta) yang mendukung dan terlibat dalam forum CSR sehingga bisa tumbuh dan berkembang lebih besar.

Banyak variasi dan strategi advokasi yang bisa dikembang kan sesuai dengan kon teks dimana dan apa target advokasi yang mau di capai, mengajak serta para pihak yang kita harapkan dukungannya dalam sebuah kegiatan kunjungan belajar (horizontal learning) ke satu kota/kabupaten yang sudah memiliki forum CSR yang cukup bagus, adalah ter masuk dari salah satu model alternatif advokasi yang cukup efektif. Para pihak bisa melihat dan berdiskusi secara langsung bagaimana keberhasilan dan tantangan serta kiat-kiat yang digunakan sehingga forum CSR di suatu kota bisa dikelola dengan cukup berhasil.

TIM TSLP Kabupaten Tangerang melakukan kegiatan penguatan lembaga, terkait evaluasi tata kelola organisasi forum, Desember 2015 di Bandung.

Tah

ap

an

2: P

en

gua

tan

Le

mb

aga

Rumah Bersama CSR

Page 78: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

54

5. Pengembangan Tools

Untuk kegiatan advokasi da lam rangka penguatan or ganisasi forum, umumnya di butuhkan tools advokasi yang disesuai kan dengan kon disi serta luasan jangkau an perubahan yang di butuhkan. Termasuk apakah cakupan perubahan itu di level kota/kabupaten, provinsi atau nasional.

Di satu lokasi kota/kabupaten tertentu, mungkin tools advokasi cukup sekedar bahan presentasi berupa power point plus dihadirkan seorang nara sumber yang cukup berpengaruh, baik

berasal dari dalam dan atau luar dari kota/kabupaten.

Tools yang dibuat umumnya sangat ter gantung pada siapa target atau sasaran advo kasi, apa tujuan yang diharapkan dari advokasi tersebut dan pesan kunci serta pilihan bentuk media yang cocok dengan konteks dan lokasi dimana kegiatan advo kasi tersebut dilakukan.

6. Penguatan Tim Pengelola Harian

Setelah advokasi bisa memastikan ter jadinya perubahan tata aturan yang men dukung terhadap

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 79: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

55

prinsip-prin sip pengelolaan forum yang baik, tahap se lanjutnya adalah memastikan ke bera daan eksekutif pe nge lolaan harian dan ke mu dian memastikan ka pasitas dan ka pabilitas serta sumber pendukung yang memungkinkan penge lo laan ha rian (ekse ku tif ) forum bisa ber jalan secara baik.

Program peningkatan kapa sitas pengelola harian (eksekutif ) forum, bi sa dilakukan dalam ber ba gai ben tuk seperti: training, upgrading, horizontal learning dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan dan kondi si di tiap wilayah.

Selain itu, penguatan kapasitas juga bi sa dilakukan dengan cara mengajak serta pengurus ha rian untuk secara bersama-sama mengembangkan pe rencanaan, menyusun stan dar operasional kerja (SOP), membuat dan melakukan monitoring dan eva luasi serta menggunakan media sosial un tuk alat doku mentasi, pe laporan dan publikasi program CSR di ko ta/ka bupaten wilayah program.

7. Edukasi Warga

Sa lah satu faktor sukses da lam mengelola program

Kegiatan pemicuan oleh sanitarian atau pendamping masyarakat, untuk mendorong kebutuhan akan sanitasi dan air bersih.Hasil pemicuan kemudian dituangkan menjadi proposal warga, sebagai usulan kemitraan kepada CSR perusahaan melalui forum CSR.

Tah

ap

an

2: P

en

gua

tan

Le

mb

aga

Rumah Bersama CSR

Page 80: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

56

CSR se hing ga dirasakan manfaatnya oleh warga dan berkelanjutan ada-lah adanya masyarakat yang berdaya. Untuk itu dibutuhkan edukasi kepada masyarakat yang akan mengelola program CSR. Edukasi kepada masyarakat bertujuan untuk membangun kom pe tensi warga agar me reka memiliki sejumlah pengetahuan, ke trampilan, dan sikap yang memadai yang di butuhkan untuk me ngelola se buah program. Proses edu kasi warga dilakukan me lalui tiga tahapan, yaitu:

Membangun kesadaran ma sya rakat, tahap di mana war ga mema hami adanya se jumlah perubahan di

KANAN: Pelatihan membuat proposal bagi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Desa Bismo, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, sebagai upaya forum CSR untuk mendorong warga dapat menemukan dan merumuskan kebutuhan air dan sanitasi untuk kemitraan dengan CSR perusahaan.

BAWAH: Contoh penyusunan rencana anggaran yang tertuang dalam proposal

Page 81: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

57

sekitarnya dan mendorong di rinya untuk siap berubah. Upaya penyadaran masyara kat dila ku kan melalui sosi ali sa si program, dialog kasus yang dihadapi masyara kat, studi banding dan ma was di ri. Sejumlah ke giat an pe nya daran di atas, me nam pilkan secara konkrit per ubahan-perubahan yang terjadi di ma syarakat, termasuk penye bab dan akibatnya. Contoh ce rita dari tokoh masyarakat yang mengalami langsung tentang penurunan debit mata air di suatu

daerah, kun jung an ke suatu daerah yang mengalami kekeringan ka rena ti dak adanya kepedulian seluruh elemen masyarakat, serta dialog re flek tif warga setelah mendengar, melihat, dan mera sakan adanya peru bah an yang benar-benar nyata.

Memperkuat potensi, adalah upaya membangun keteram pilan tek nis dan ketrampilan manajerial kepada masyara kat sebagai modal untuk me ngelola program CSR dengan

Tah

ap

an

2: P

en

gua

tan

Le

mb

aga

Page 82: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

58

baik. Sejumlah pelatihan seperti Pelatihan Manajemen Kelompok, Pelatihan Mem buat Proposal Program, Pelatihan Teknis Membangun Jamban Keluarga, Pelatihan Teknis Membangun Sumur Resap an. Memperkuat potensi masya rakat juga dilakukan melalui pendampingan ru tin kepada kelompok masyarakat melalui pertemu an kelompok bulanan, asistensi membuat proposal program, mengundang nara sumber dari luar untuk berdialog dengan masya ra kat tentang suatu topik, me ngerjakan program CSR dan mengevaluasinya. Upaya-upaya tersebut, selain memberikan ketrampilan teknis dan manajerial kepada masyarakat, juga me numbuhkan rasa memiliki sikap tanggung jawab masyarakat un tuk terus mengembangkan program

Pelembagaan, adalah menjaga dan mengembangkan po ten si ma sya rakat sebagai syarat akan terwujudnya keberlanjutan pro gram. Upa ya ini dilakukan dengan membangun sebuah ke lom pok sebagai wadah bersama masyarakat dalam mengelola program CSR. Upaya ini telah dirintis sejak awal ketika IUWASH mensyaratkan terbentuknya kelompok untuk pengelo laan program, pelatihan Manajemen Kelompok, pendampingan penyusunan statuta kelompok, pendam pingan penyusunan program kerja kelompok, serta fasilitasi pengembangan ja ringan ker ja kelompok.

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 83: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

59

Contoh Hasil

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bismo Sejahtera Desa Bismo Kabupaten Batang, berha sil mengajak masyarakat untuk menerima program pengem balian air ke alam secara tek nis dan mengorganisir pem bangunan jamban keluarga dengan kualifikasi standar nasional Indonesia (SNI): berhasil menyelesaikan pembangunan jamban keluarga se ba nyak 60 unit atas dukungan CSR dan 10 unit hasil swadaya, kemudian mengorganisir pelak sanaan CSR perusahaan un tuk penanaman 4.000 bibit tanaman di kawasan tangkapan air untuk mata air Bismo.

Keberhasilan lainnya adalah penanaman 3.500 unit bibit pohon di kawasan tangkapan air ma ta air Watulumbung oleh KSM Sumber Barokah Desa Tambakboyo Kabupaten Batang serta pembangunan 90 unit bak air bersih keluarga dima na 40 merupakan swadaya masyarakat.

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bismo Sejahtera melaksanakan kegiatan pembangunan sumur resapan di Desa Bismo Kecamatan Blado, Kabupaten Batang.

Tah

ap

an

2: P

en

gua

tan

Le

mb

aga

Rumah Bersama CSR

Page 84: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

60

M. Risanggono

Page 85: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

61

Ku

tip

Rumah Bersama CSR

“ Dalam sanitasi kita ikut di kegiatan itu karena sesuai dengan program kita dan sistem yg digunakan juga bagus. Ada pendampingan, ada penyuluhan dulu kepada masyarakatnya sehingga masyarakatnya pun terlibat.”

M. RISANGGONO Pundi Amal SCTV

Page 86: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

62

8. Kemitraan

Setelah kelembagaan forum CSR bisa dipastikan memenuhi standar dan krite ria yang diharapkan, maka sejalan dengan itu pro gram sudah bisa melangkah ke arah interme-diasi untuk terbangunnya ke mi tra an pelaksanaan program CSR yang didanai per u sahaan dan difasilitasi oleh forum CSR.

Banyak ragam kegiatan intermediasi yang bisa dilakukan mulai dari workshop, gathering, partnership meeting, seminar atau bahkan sekadar lobby, obrolan informal dengan perusahaan. Bahkan ketika forum CSR sudah terbangun dengan baik di mana peru sa haan sudah cukup eksis dalam kepengurusan fo rum dan demikian juga de ngan

Pembukaan Kegiatan CSR/TSLP Gathering oleh Bupati Kabupaten Tangerang, di Hotel IBIS Sumarecon Kabupaten Tangerang. Gathering salah satu saja dari proses panjang membangun pertemanan, memunculkan kepercayaan.

Pengembangan Program

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 87: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

63

jumlah perusahaan yang berpartisipasi dalam forum cukup besar, maka inter me dia si kemitraan sudah bisa berjalan secara otomatis me lalui pertemuan berkala men jelang perencanaan program di perusahaan dan di pemerintah sekitar Oktober-November setiap tahunnya.

Berbagai pengalaman me nunjukkan bahwa kemitra an pada utamanya ada lah menyangkut fak tor ke per cayaan serta ke mam pu an membangun relasi, ja ring an dan pertemanan. Kemi tra an yang dibangun di dalam forum CSR se yog yanya dipandang se ba gai sebuah proses bagaimana aspek-aspek yang menunjang

Tahapan 3Rumah Bersama CSR

Page 88: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

64

terhadap tum buh nya kepercayaan dan ke dekatan satu sama lain bisa terbangun.

9. Edukasi Calon Mitra

Kemitraan sedikit banyak juga dipengaruhi oleh seberapa jauh calon mitra memiliki pengetahuan tentang pro gram kemitraan yang di ta warkan. Pengalaman IUWASH menyelenggarakan se minar gerakan menabung air melalui pembangunan sumur resapan, menuai hasil dimana dukungan bukan saja muncul dari kalangan dunia usaha bahkan dari SKPD terkait di pemerintah daerah

ATAS: Warga sedang memeriksa kondisi sumur resapan

KANAN BAWAH: Acara simbolis serah terima dukungan pembangunan sumur resapan oleh CSR Perusahaan bertepatan dengan hari Lingkungan Hidup Tahun 2015 di Kabupaten Serang

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 89: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

65

Contoh Hasil

Dimulai dengan Seminar Gerakan ‘Menabung’ Air Hujan, dilanjut coffee morning dan komunikasi secara intens kemudian diperkuat dengan basis pertemanan yang sudah terbangun. Forum TSP Kabupaten Serang berhasil menngembangkan pembangunan sumur resapan untuk rehabilitasi mata air Sukacai.

Pembangunan sumur resapan percontohan yang di dukung IUWASH sebanyak 11 unit bertambah menjadi 29 unit atas dukungan Kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Serang sebanyak 22 unit, kemudian PDAM dan PT. Modern Land.

setempat, sehingga sumur resapan dianggarkan menjadi program SKPD terkait. Hasil ini bisa dilihat di BLH Kabupaten Batang.

Selain itu, beberapa pemerintah desa juga meng angarkan dana desa untuk membangun sumur resapan baru (Desa Patemon Kabupaten Semarang dan Desa Bismo Kabupaten Batang) atau merawat sumur resapan (Desa Patemon Kabupaten Semarang).

Tah

ap

an

3: P

en

gem

ba

nga

n P

rogra

m

Rumah Bersama CSR

Page 90: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

66

Masyarakat yang te lah diedukasi, melalui KSM juga menjadi motor penggerak lahirnya peraturan desa (perdes) tentang tata kelola lingkungan di desanya yang isinya mewajibkan perusahaan di desanya untuk melakukan program CSR di sektor air bersih dan sanitasi (Desa patemon, Desa Bismo dan Desa Tambakboyo).

Dalam ‘buku paket promosi’ ini, disediakan menu program air dan

sanitasi berdasarkan pengalaman kerjasama IUWASH dengan forum CSR dan perusahaan yang diharapkan bi sa menjadi bagian dari upa ya edukasi dan berbagi in for ma si untuk menu pro gram air dan sanitasi apa saja yang bisa di dukung oleh CSR perusahaan.

10. Penggunaan Media

Kegiatan dokumentasi, pu blikasi dan pelaporan

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 91: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

67

Training Pemanfaatan Media Sosial sebagai alat publikasi dan pelaporan di Kota Jayapura oleh Forum CSR Kota Jayapura diikuti oleh perusahaan anggota forum CSR yang ada di Kota Jayapura.

da lam sebuah forum CSR me rupakan kegiatan yang sangat penting. Dokumentasi dan pelaporan diperlukan untuk me me ta kan berapa banyak dan se be rapa besar kegiatan CSR perusahaan di lakukan di satu kota/kabupaten, ter u tama bi la dikaitkan dengan prinsip trans paransi dan akuntabilitas se bagai prin sip yang coba te rus di tumbuhsuburkan di lingkung an fo rum. Demikian

ju ga de ngan ke giatan publi kasi, teru tama jika dilihat dari sisi ke pen tingan ‘branding’ perusahaan, meng ingat branding yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam kaitan re alisasi program tang gung ja wab sosial perusahaan di kota/kabupaten tersebut.

Tidak sedikit ditemui cerita paradoks keti ka sebuah fo rum CSR membagikan form isian untuk melakukan pen do kumenta sian kegiatan CSR ke perusahaan di

Tah

ap

an

3: P

en

gem

ba

nga

n P

rogra

m

Rumah Bersama CSR

Page 92: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

68

satu ko ta/kabupaten, dan ironis tidak ada satu form pun yang kembali ke forum CSR. Ba nyak faktor yang bisa disampaikan kenapa form isian ter sebut tidak kembali, salah satunya adalah tentang perspektif dan pendekatan dari sisi nilai, budaya dan ke biasaan. Salah satunya adalah kebiasaan dan kemampuan menggunakan media berbasis teknologi.

Sejalan dengan dinamika dan perkembang an pemanfaatan teknologi oleh dunia usa ha (perusahaan), forum CSR dituntut untuk mampu menggunakan media sosial un tuk kepentingan dokumen tasi, publikasi dan pelaporan kegi atan sehingga lebih mu dah diterima dan diikuti oleh dunia usaha/perusa ha an. Pe latihan dan pembuatan media sosial ber sama (fan page forum CSR) adalah salah

Fan page Forum CSR Kabupaten Batang, Tangerang dan Kota Jayapura sebagai hasil dari kegiatan pelatihan pemanfaatan media sosial sebagai alat publikasi dan pelaporan program CSR oleh forum CSR

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 93: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

69

sa tu contoh bagaimana pe manfaatan me dia sosial oleh forum CSR.

IUWASH memfasilitasi forum CSR dan 15 perusahaan anggota forum un tuk memiliki media sosial berupa fan page atas nama forum CSR dan masing-masing perusahaan. Media sosial tersebut telah beroperasi sebagai sarana pro mosi, pelaporan dan pen dokumentasian kegiatan CSR masing-masing lembaga. Forum CSR jadi memiliki media untuk pelaporan program CSR yang memungkinkan melibat kan se luruh perusahaan anggota forum serta telah menunjuk tim

pengelola media sosial forum.

Pemanfaatan media juga ber mak na pelibatan pekerja me dia dalam kegiatan dan implementasi program CSR pe rusahaan yang difa silitasi oleh forum CSR. Da lam kon teks ini, forum CSR memi liki jaringan yang cu kup baik dengan pekerja media, atau pemimpin me dia-media mainstream se hing ga keberhasilan dan bah kan pe laksanaan program CSR bisa menjadi bahan pemberitaan (konsumsi media mainstream).

Tah

ap

an

3: P

en

gem

ba

nga

n P

rogra

m

Rumah Bersama CSR

Page 94: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

70

Tahap keempat adalah tahap untuk memas ti kan bahwa forum CSR yang dibangun telah me miliki prasyarat dasar untuk berkembang men jadi lembaga yang mandiri, efektif dan berkelanjutan. Beberapa kegiatan yang dikembangkan untuk memastikan keberlanjutan ke lem bagaan ini di antaranya adalah:

11. Kemitraan Program

Buah dari kepercayaan ada lah mening kat nya partisipasi dan keterlibatan peru sa haan di dalam forum. Sejalan de ngan itu dukungan dana CSR perusahaan un tuk program CSR baik yang dilakukan bersama dan atau melalui forum CSR, ju ga program yang dilakukan serta mandiri oleh perusahaan na mun dilaporkan dan atau didokumentasikan melalui forum, terus meningkat.

Hal menarik lainnya adalah mekanisme kemitraan yang terbangun dan terjadi dalam peningkatan jumlah

im ple mentasi program ter sebut, sudah berjalan secara otomatis melalui per temuan regular forum. Tidak harus melalui mekanisme gath ering yang selama ini menjadi umum di anggarkan dan dilakukan, namun tidak ada keberlanjutan dan hasil dalam ben tuk ke mitraan yang diharapkan.

Jika data kecenderungan kemitraan pro gram baik yang dikelola melalui dan ber sa ma forum serta kemitraan yang dikelola oleh perusahaan secara mandiri yang di laporkan kepada forum, dari tahun ke tahun terus mengalami pe ning katan, maka hal itu bi sa menjadi in di kator bahwa keberadaan fo rum CSR su dah cukup efektif dan me miliki prasyarat ke arah lem baga yang man di ri dan ber kelanjutan. Program pen dam pingan seyogyanya bisa me mastikan kecenderungan pe ningkatan ter sebut setidak nya da lam tahun-tahun pen dampingan.

Keberlanjutan

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 95: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

71

12. Sumber Tetap Pengelolaan Forum

Organisasi apapun nama dan bentuknya, untuk bisa berjalan secara mandiri dan berkelanjutan perlu me miliki sumber-sumber penge lolaan secara tetap. Sum ber di maksud setidaknya meliputi: Sumber daya ma nu sia, fi nansial, tata aturan yang berjalan maupun sumber-sum ber lainnya yang secara minim al perlu ada.

Program pendampingan dan peningkatan kapasitas, se ti dak nya sudah bisa me mas ti kan bahwa forum CSR yang didampingi memiliki berbagai sumber yang dibutuhkan ter se but. Tersedia SDM yang memiliki kompetensi dan ka pabilitas yang cukup serta be kerja secara penuh untuk me nge lo la operasional harian forum, tersedia finansial yang me ma dai baik operasionalisasi organisasi maupun ter ma suk fee pengelola harian, dan ter sedia tata aturan atau me ka nisme pengelolaan fo rum yang berjalan.

Keberlanjutan forum CSR sa ngat ditentukan oleh se be rapa jauh ketersediaan sumber-sumber minim al pe ngelolaan organisasi se ba gaimana disam paikan di atas, dapat terpenuhi. Pemilihan dan pe ne tapan SDM penge lo laan harian, mungkin bisa ber asal dari para aktifis se tempat yang memiliki kom pe tensi yang me ma dai, ber idealisme namun bersedia me nerima fee dengan stan dar UMR se tem pat. Sum ber-sumber finansial bisa di dorong dari sumbangan perusahaan anggota forum, ser ta dari APBD pemda kota/kabupaten setempat.

Tahapan 4Rumah Bersama CSR

Page 96: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

72

13. Pertemuan Berkala

Pertemuan berkala forum menjadi penanda bahwa or ganisasi forum berjalan se cara efektif. Tentu saja pertemuan berkala yang dari sisi jumlah keikutsertaan perusahaan dan kualitas pertemuan terus meningkat. Selain itu, keputusan dan kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan berkala juga cukup epektif dalam mendorong peningkatan jum lah pelaksanaan program CSR yang dikembangkan melalui forum CSR, baik implementa si dengan model satu, mo del dua maupun model tiga.

Pertemuan berkala, meliputi pe rencanaan program yang dilakukan minimal men je lang perencanaan pro gram di pe r u sahaan dan pemerintah dae rah ka bu paten/kota, bia sanya se tiap sekitar Okto ber atau November. Pertemuan berka la juga dila ku kan dalam ka it an eva luasi pelaksanaan dan pelaporan hasil pelaksanaan program. Serta pem bahasan lainnya yang dibutuh kan un tuk

“ Sebagai anggota forum kita memiliki iuran bulanan yang sebenarnya juga bisa kita gunakan untuk membayar gaji pelaksana harian ini. Namun alangkah baik kalau misalnya ada bantuan dari pemerintah daerah, sehingga dana yang ada di forum yang berasal dari iuran anggota itu bisa digunakan untuk sepenuhnya program yang ada di forum.”

BAMBANG JIWANTORO Sekretaris Forum CSR Kabupaten Probolinggo

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 97: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

73

mem bahas sa tu hal terkait dengan perkem bang an organisasi fo rum dan lain-lain.

14. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi (monev) me ling kupi dua komponen yaitu: monev dari sisi implementasi pe laksanaan program termasuk intensitas peningkatan jumlah kemitraan program CSR yang dilanakan di kabupaten/kota tersebut dan monev dari sisi kelembagaan forum, sebagai berikut:

Pertama, monev dari aspek pelaksanaan program kemitraan, adalah untuk me mas tikan apakah implementasi program CSR mengalami peningkatan baik secara kualitas maupun jumlahnya. Untuk hal ini, pendampingan seyogyanya dapat memastikan bahwa forum CSR memiliki mekanisme monev se cara tetap dan dilaksanakan secara berkala. Hasil dari monev pe lak sanaan program juga

bisa dipastikan bahwa hal itu dijadikan dasar dan pertimbangan untuk menetapkan berbagai kebijakan di ling kungan forum, serta ditindaklanjuti se suai de ngan ke bu tuhan dan rekomen da si yang dibuat. Bah kan forum memas ti kan ketersediaan ru ang atau mekanisme um pan balik dari se tiap kemajuan, dan atau ken dala yang muncul.

Kedua, monev dari sisi perkembangan dan keberlanjutan organisasi forum CSR itu sendiri. Monev ini melingkupi berbagai kom ponen yang bisa memastikan bahwa forum CSR memiliki prasyarat menjadi lembaga yang mandiri, efesien dan ber ke lanjutan. Adapun poin-poin monev dari aspek kelembagaan setidaknya me ling kupi: keorganisasian, pengelolaan ha rian, keterlibatan jumlah perusahaan/swas ta, pelibatan warga/masyarakat dan ta ta kelola, sebagaimana menjadi konten pe metaan pada saat pengembangan pro gram di awal.

Tah

ap

an

4: K

eb

erla

nju

tan

Rumah Bersama CSR

Page 98: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

74

Pemetaan dan Sosialisasi1. Pemetaan: keorganisasian, pengelola

harian, keterlibatan perusahaan/swasta, pelibatan warga/masyarakat, tata kelola

2. Sosialisasi: membangun pemahaman

1

4 Keberlanjutan11. Kemitraan Program Tetap12. Sumber Tetap Pengelolaan Harian13. Pertemuan Berkala,14. Monitoring dan Evaluasi

TAHAPAN PROGRAM

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Peningkatan Kapasitas Forum CSR

Page 99: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

75

Penguatan Lembaga3. Analisa Organisasi4. Advokasi5. Pengembangan Tools6. Penguatan Tim Pengelola Harian7. Edukasi Warga

2

Pengembangan Program8. Edukasi Calon Mitra9. Kemitraan10. Penggunaan Media

3

info

grafik

Rumah Bersama CSR

Page 100: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

76

RUANG DAN PELUANG

CSRDALAM PEMBANGUNAN

AIR BERSIH DAN SANITASI

Page 101: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

77

Page 102: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

78

Foort Bustraan

Page 103: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

79

Ku

tip

Rumah Bersama CSR

(“Karena perusahaan-perusahaan yang memiliki program CSR seringkali memiliki prioritas yang berbeda, maka penting untuk menyediakan “menu” yang unik dan potensial terkait program air bersih, sanitasi dan higienitas (WASH) yang dapat mereka pilih.”)

“ As companies providing CSR often have different priorities, it is important to provide them a menu of different potential WASH activities from which they can choose.”

FOORT BUSTRAAN Deputy COP USAID IUWASH

Page 104: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

80

SANITASI adalah kebutuhan dasar manusia yang berkaitan erat dengan kesehatan dan membawa dampak ekonomi. Studi sanitasi di Indonesia, melaporkan bahwa sanitasi buruk menjadi penyumbang meningkatnya penyakit diare. Bahkan 100.000 anak Indonesia meninggal karena diare setiap tahunnya dan 120 juta kejadian penyakit setiap tahunnya. Sebaliknya menurut WHO 94% kejadian diare dapat dicegah melalui: peningkatan penyediaan air bersih (25%), perbaikan sanitasi (32%), dan perbaikan praktek perilaku hidup bersih khususnya cuci tangan pakai sabun (43%).

Sanitasi buruk juga berdampak pa da ekonomi, studi Bank Du nia menunjukkan bahwa Indonesia ke hilangan 2,4 persen da ri keseluruhan Gross Domestic Product (GDP) atau sekitar USD 6,3 miliar tiap tahun karena sa ni tasi dan higienitas yang buruk dan kurangnya akses air bersih.

Air limbah yang tidak diolah meng hasilkan 6 juta ton kotoran manusia per tahun yang dibuang dan berkontribusi terhadap polu si badan air, akibatnya biaya pengolahan air ber sih semakin mahal. Se tiap tambahan

Air Bersih dan Sanitasi

AIR BERSIH DAN

Sanitasi

Page 105: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

81

anak Indonesia meninggal setiap tahunnya karena diare

fakta

kejadian penyakit setiap tahunnya

atau sekitar $ 6,3 miliar hilang dari keseluruhan GDP Indonesia karena diare

ton kotoran manusia per tahun yang dibuang ke badan air, berkontribusi terhadap polusi ke badan air, konsentrasi pencemaran BOD

rupiah/meter kubik, peningkatan biaya pengolahan air minum akibat kotoran manusia yang dibuang ke badan air

100.000

120 juta

2,4 %

6 juta

9,17

Air B

ersih

da

n S

an

itasi

konsen trasi pencemaran BOD (biochemical oxygen demand)/ke butuhan oksigen

biologis yang merupakan parameter kualitas

air) sebesar 1 mg/liter pada su ngai, meningkatkan biaya produksi air minum sekitar Rp 9,17/meter kubik.

Untuk peningkatan kualitas dan akses air

bersih ser ta santasi, pemerin tah Indonesia se cara khusus te lah menetapkan target akses uni versal terhadap sanitasi dan air bersih pada 2019.

Rumah Bersama CSR

Page 106: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

82

PEMERINTAH seringkali di hadapkan pada kenyataan keterbatasan dana pembangunan, tidak terkecuali un tuk sanitasi dan air bersih. Pa da hal kebutuhan sanitasi dan air bersih cukup mendesak, terutama bila mengingat dampak yang ditimbulkan bila ke duanya tidak ter penuhi.

Prakarsa dan inisiatif pendanaan alternatif seperti arisan jamban, kredit sanitasi, cicilan

sambungan air bersih PDAM melalui program master meter atau bantuan langsung dalam bentuk partisipasi tenaga dan gotong royong pembangunan sumur resapan oleh warga atas dukungan pendanaan du nia usaha (perusahaan) me la lui program CSR dan atau PKBL, tumbuh mewarnai berkembangnya model-

PERAN

Multi Pihak

Air Bersih dan Sanitasi

Page 107: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

83

model pen danaan alternatif untuk air ber sih dan sanitasi.

CSR perusahaan cukup berpe ran secara signifikan

dalam upaya memperluas jangkauan ca kupan air

bersih dan sanitasi yang dikembangkan oleh Ke lom pok Swadaya Masyarakat (KSM) dan

kelompok wirausaha sanitasi, sehingga

masyarakat berpenghasilan

rendah (MBR) memiliki kemudah an men da pat kan akses air bersih dan sanitasi.

Menilik pada perkembangan mo del pendanaan alternatif, ada cukup banyak ruang dan peluang bagi CSR perusahaan untuk membantu peningkatan cakupan air bersih dan sanitasi, berkontribusi membangun Indonesia yang lebih sehat ser ta membantu pencapaian Universal Access pada 2019.

Pe

ran

Mu

lti Pih

ak

Rumah Bersama CSR

Page 108: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

84

Air limbah domestik adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau pemukiman ter ma suk di dalamnya air buangan dari: WC/kakus (black water) kemudian buangan dari kamar mandi, tempat cuci, dan tempat memasak (grey water).

Agar air limbah domestik tidak mencemari lingkungan, maka perlu dilakukan pengolahan sebelum air limbah domestik tersebut dibuang ke lingkungan. “Jamban sehat” adalah suatu sistem sarana yang dibangun untuk mengolah air limbah domestik, sehingga mengu rangi beban pencemaran terhadap lingkungan.

Syarat-syarat teknis untuk jamban sehat adalah: Tersedianya air bersih yang cukup; WC/klo set yang dilengkapi dengan “leher angsa”; Menggunakan tangki septik dan upflow filter untuk mengolah seluruh air limbah domestik;

Sanitasi

Melakukan pengurasan tangki septik oleh mobil tinja secara teratur un tuk dibuang ke IPLT (instalasi pe ngolahan lumpur tinja); dan Pengolahan lumpur tinja di IPLT sesuai dengan standar operasi.

Tujuan dari jamban sehat adalah memastikan limbah cair

AIR LIMBAH DOMESTIK DAN JAMBAN SEHAT

Ruang dan Peluang CSR

Page 109: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

85

Sa

nita

si

domestik mulai dari WC/kloset sampai di olah di IPLT dan efluennya aman dibuang ke lingkungan. Sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan, air tanah dan air permukaan, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta memberikan kontribusi terhadap ekonomi masyarakat.

Bangunan jamban sehat yang sudah dilengkapi dengan sarana tangki septik di salah satu kelurahan di Kabupaten Tangerang.

Rumah Bersama CSR

Page 110: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

86

Gambar Jamban Sehat dengan Pengelolaan Limbah Domestik

Bak Kontrol

Tanki Septik dan Upflow Filter

Ruang dan Peluang CSR

Page 111: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

87

IPLT (Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja)

Drainase Umum

Truk Penyedot Tinja

Sa

nita

si

Rumah Bersama CSR

Page 112: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

88

Pengadaan Cetakan (Molding)

CSR (perusahaan) dapat berkontribusi dalam bentuk pemberian bantuan cetakan (molding) kepada kelompok wirausaha sanitasi atau kelompok swadaya masyarakat (KSM).

Dukungan bantuan (subsidi) cetakan kepa da KSM (wirausaha sanitasi) dapat mem bantu percepatan (perluasan) pembangunan jamban sehat (akses sanitasi).

Harga per satuan cetakan (molding) ber ba-han dasar fiber berkisar Rp 6 – 6,5 juta.

KONTRIBUSI CSR UNTUK

Sanitasi

KIRI: Contoh cetakan tangki septik yang bisa diproduksi atas dukungan program CSR sebagai peluang dan branding perusahaan.

KANAN: Pembangunan tangki septik yang cenderung meningkat sebagai hasil pemicuan di tengah masyarakat, dan tidak jarang membuat daftar antrian panjang karena jumlah cetakan yang dimiliki KSM terbatas.

Ruang dan Peluang CSR

Page 113: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

89

Subsidi Modal Kredit Sanitasi

CSR (perusahaan) dapat membantu mensub sidi modal kredit sanitasi; menutup margin sehingga ma sya rakat berpenghasilan rendah (MBR) hanya cukup membayar pokok pinjaman saja; menambah dana penyertaan modal lembaga keuangan sehingga memperluas jangkauan area kredit; menutupi biaya ope rasional (BOP) sehingga harga sanitasi le bih murah; mendukung kegiatan promosi pe rubahan perilaku sehingga mendorong pe ningkatan kebutuhan dan permintaan kre dit sanitasi rumah tangga.

Diagram subsidi modal kredit sanitasi sebagai ruang dan peluang CSR perusahaan membantu pencapaian target Universal Access.

LembagaKeuangan

(koperasi/bank)

SME / KSM(wirausaha sanitasi)

CSR

Kredit Sanitasi Rumah Tangga

Rumah Bersama CSR

Sa

nita

si

Page 114: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

90

Contoh Hasil Kemitraan

Forum TSLP Kabupaten Tangerang berhasil memfasilitasi dukungan pemberian subsidi dana modal kredit sanitasi oleh CSR PT. Bank Jabar Banten (BJB) sebesar Rp 75 juta untuk KSM Anggrek dan Rp 65 juta untuk KSM Usaha Sehat di Kabupaten Tangerang.

CSR (perusahaan) juga dapat berkontribusi antara lain dalam upaya penguatan kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) di wilayah kerja kota/

kabupaten dalam bentuk: bantuan pengadaan truk tinja dan atau motor penyedot tinja, dengan terlebih dahulu memastikan bahwa pemerintah

Penguatan Kelembagaan Pengelola Limbah

Forum CSR Kabupaten Batang berhasil memfasilitasi dukungan pembangunan 20 unit jamban sehat di Kelurahan Kauman dan penanaman 6.500 pohon di wi layah tangkapan air mata air Bismo dan Watulumbung Kabupaten Batang. Du kungan diberikan oleh 8 perusahaan se tempat: PDAM, Bapera, RSUD, Primatex, BPR BKK Batang, Bulog, BRI Batang.

Ruang dan Peluang CSR

Rangkaian tata kelola sanitasi dari rumah tangga atau perkantoran sampai di instalasi pengolahan lumpur tinja

PEMDA

rumah tangga/bangunan komersil

penyedotan lumpur tinja

Page 115: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

91

Dukungan pemberian modal kredit sanitasi oleh Pundi AMAL SCTV kepada kelompok wirausaha sanitasi – Usaha Surya Bhakti sebesar Rp 72 juta untuk perluasan modal awal pem bangunan 23 unit jamban sehat di Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

Forum CSR Kota Jayapura dalam pro ses fasiltiasi dan intermediasi

dukungan pengadaan truk penyedot dan pengangkut tinja untuk bantuan pengem bangan program layanan lum pur tinja terjadwal Pemda Kota Jayapura, sudah terkumpul Rp 160 juta dari beberapa perusahaan di Kota Jayapura: Bank Papua, Pelindo, Pertamina, Telkom dan Mall Jayapura.

kota/kabupaten bersangkutan dipastikan sudah memiliki SPAL; atau dukungan lainnya dalam bentuk kerjasama pembangunan IPLT dan atau kerjasama

Pengembangan unit usaha pengelola layanan lumpur tinja terjadwal (LLTT).

Rumah Bersama CSR

Sa

nita

si

pemanfaatan lumpur olahan

organisasi pengelola bank

armada sedot tinja(ruang dan peluang CSR)

pengolahan tinja(IPLT)

Page 116: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

92

Carem

Page 117: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

93

“ Kami telah terbantu oleh forum CSR. Manfaatnya, dulu kalau belum punya jamban itu pergi ke sungai.”

CAREM Warga Desa Bismo Kecamatan Blado,

Kabupaten Batang

Ku

tip

Rumah Bersama CSR

Page 118: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

94

UNTUK mengurangi bencana ban jir, selama ini kita cenderung untuk mengalirkan air hujan se cepatnya ke laut dengan mem bangun kanal-kanal atau menga rahkan air hujan menuju sa luran drainase yang menuju ke sungai dan bermuara di laut. Pem bangunan kanal dan saluran drainase saja, tidak cukup untuk mencegah terjadinya banjir. Ma lah seringkali justru hanya memindahkan lokasi banjir.

Salah satu pilihan strategis mence gah terjadinya banjir adalah de ngan membangun

sebanyak mungkin sumur resapan, karena melalui sumur resapan air hujan diberikan jalan untuk meresap ke dalam tanah menjadi air ta nah. Hal ini sesuai dengan de finsisi bahwa sumur resapan merupakan kegiatan konservasi sipil teknis sederhana berupa su-muran yang berfungsi untuk me nampung, menahan dan mere sapkan air ke dalam tanah (akuifer). Se hingga cukup efektif dalam mem bantu mengurangi limpasan air dan sebaliknya dapat me ning katkan jumlah dan posisi muka air tanah

Sumur Resapan

penutup sumur

lapisan tanah

tanah lapukan

air yang diresapkan

lapisan ijuk penyaring

lapisan kerikil

batuan dasaraliran air

2 meter

Ruang dan Peluang CSR

Page 119: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

95

Berdasarkan ha sil studi im ple mentasi, program sumur resap an terbuk ti:

mening kat kan debit air tanah (sumur gali penduduk dan mata air); cepat dan efektif me ningkatkan air tanah (sumur tim ba, mata air) dan asir sungai; efisien menampung, meresapkan air hu jan ke dalam tanah dan mengurangi bahaya banjir; mudah dan murah pem buatan serta perawatannya; ha nya membutuhkan lahan yang kecil/sempit (bisa di ba ngun di halaman dan belakang ru mah); teknologi seder ha na sehingga seti ap orang bisa membu at nya; dan aman, ka re na memakai penutup sumur.

Tujuan diterapkannya teknologi sumur resapan adalah: Pelestari an sumber daya air tanah; per baikan kualitas lingkungan dan membudayakan kesadar an ling kungan; membantu menang gu langi kekurangan air bersih; men jaga keseimbangan air di dalam tanah dalam sistem akui fer pantai dan mengurangi lim pas an air dan erosi tanah.

Banyak manfaat yang bisa di ambil dari program sumur re sapan antara lain: Menahan dan mengurangi volume limpasan air; Meresapkan limpasan air ke dalam tanah; Menaikkan permukaan/volume air tanah secara cepat; Menjaga kualitas sumberdaya air tanah; Melindungi lahan/tanah oleh erosi air permukaan; Melindungi lapisan tanah subur (top soil); Menjaga keseimbangan cadangan air tanah di saat kemarau; Mengurangi konsen trasi polutan air tanah; Menja ga kualitas air sungai dan sumber da ya air permukaan; dan sumur resapan dapat menambah jum lah air yang masuk ke dalam ta nah sehingga dapat menjaga keseimbangan hidrologi air ta nah sehingga dapat mencegah intrusi air laut.

Su

mu

r Re

sap

an

Rumah Bersama CSR

Page 120: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

96

KONTRIBUSI CSR UNTUK

Sumur Resapan

Peresmian program pembangunan sumur resapan di Jawa Timur

Dalam pembangunan sumur resapan CSR (perusahaan) dapat berkontribusi dalam: memberikan bantuan penyediaan dana program;

Ruang dan Peluang CSR

Page 121: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

97

Rumah Bersama CSR

Su

mu

r Re

sap

an

menentukan mitra LSM pelaksana; serta terlibat aktif memonitor program; dan mempublikasikan atau mempromosikan hasil kegiatan.

Perkiraan biaya pembangunan sumur resapan ukuran 2 x 2 meter sudah termasuk biaya persiapan, total sekitar Rp 3 juta.

Page 122: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

98

Pembangunan sumur resapan

Ruang dan Peluang CSR

Page 123: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

99

Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) melalui kemitraan program pembangunan sumur resapan (SR) sampai dengan akhir tahun 2015 telah memberikan dukungan untuk pembangunan SR sebanyak 3.334 SR. Dengan rincian: Pembangunan 473 SR di Area Sibolangit dan 241 SR di Pematang Siantar (Sumatera Utara), kemudian pembangunan 732 SR di Kabupaten Semarang dan 188 SR di Kabupaten Salatiga ( Jawa Tengah), serta 900 SR di Kabupaten Mojokerto dan 800 SR di Kabupaten Malang ( Jawa Timur).

Sumur resapan juga berhasil di bangun sebagai implementasi dari penyelenggaraan seminar Gerakan Menabung Air Hujan yang di inisiasi oleh Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) Kabupaten Serang sebanyak 40 SR dalam rangka rehabilitasi sumber air Mata Air Sukacai Kecamatan Baros Kabupaten Serang atas dukungan pendanaan kemitraan dari: BLHD, PT. Modern Land, PDAM dan IUWASH.

Program sumur resapan juga berhasil direplikasi oleh CSR PT. Jawa Power – PT. YTL (PAITON Group) di Desa Selobanteng Kecamatan Banyuglugur Kabupaten Situbondo. Program sumur resapan dikembangkan untuk upaya mengatasi krisis air bersih, terutama pada saat musim kemarau dimana untuk mendapatkan air bersih masyarakat harus rela antri hingga 24 jam. PT YTL sudah melakukan sosialisasi dan melakukan survei awal dan menetapkan 14 titik lokasi pemabngunan di 4 dusun, dengan target pembangunan tahun 2016 ini sebanyak 30 unit sumur resapan.

Replikasi program sumur resapan juga berhasil dikembangkan oleh masyarakat, di Desa Patemon, Kabupaten Semarang yang mendapatkan dukungan perusahaan setempat (PT Giyanti) untuk membangun empat unit sumur dengan kapasitas resapan total 32 meter kubik per tahun.

Su

mu

r Re

sap

an

Rumah Bersama CSR

Contoh Hasil Kemitraan

Page 124: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

100

“ Salah satu pelestarian sumber mata air adalah pembangunan sumur resapan. Dalam waktu, setahun atau lebih sumur resapan akan menambah debit air yang ada di dalam mata air yang selama ini dipakai PDAM Kabupaten Batang.”

NEYMAN Warga Desa Bismo Kecamatan Blado, Kabupaten Batang

Neyman

Page 125: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

101

Ku

tip

Rumah Bersama CSR

Page 126: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

102

master meter

pipa distribusi PDAM

pipa distribusilingkungan

meter pelanggan 1

meter pelanggan 2

LAYANAN sambungan komunal atau master meter adalah sam bungan air minum per pi pa an untuk masyarakat ber peng hasilan rendah (MBR) di suatu kawasan dimana jaringan distribusi tidak dapat dibangun sesuai standar teknis dan administrasi. Dengan tujuan

Master Meter

me ning katkan akses air minum per pipaan pada masyarakat (khu susnya untuk MBR).

Pro gram master meter umumnya dikembangkan karena be be rapa aspek yang melatar be la kanginya antara lain: Pemda tidak bisa memberikan

Ruang dan Peluang CSR

Page 127: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

103

pipa pelanggan

meter pelanggan 3

Ma

ster M

ete

rpelayanan ke permukiman infor mal/illegal yang biasanya me ru pakan daerah kumuh; Lokasi pa da umumnya tidak memadai un tuk standar teknis pelayanan PDAM (gang sempit, rumah-rumah ti dak teratur, kondisi rumah tidak/

semi permanen); PDAM kha-watir mengenai kehilangan air, pencurian air, dan masalah pem-bayaran; Kesulitan MBR un tuk membayar pe makaian air secara bulanan; dan MBR mem bayar pemakaian air le bih ma hal dari masyarakat umumnya.

Rumah Bersama CSR

Page 128: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

104

CSR (PERUSAHAAN) dapat mem bantu pro gram master meter dalam bentuk du kungan pendanaan dan usulan lo ka si. Ada pun besaran biaya program berda sar kan

KONTRIBUSI CSR UNTUK

Master Meter

pengalaman pengembangan kegiatan mas ter meter di wilayah DKI Jakarta, rata-rata sekitar Rp 4.700.000,- per sam bung an rumah (SR) sudah termasuk biaya per siapan

Ruang dan Peluang CSR

Page 129: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

105

KIRI: Aktivitas warga menggunakan air sambungan master meter untuk mencuci.

ATAS: Master meter

(FGD). Meskipun begitu, dalam pelaksanaannya biaya di setiap lokasi atau ko ta akan bervariasi sesuai kebijakan ma sing-masing kabupaten/kota tempat program master meter.

Ma

ster M

ete

r

Rumah Bersama CSR

Page 130: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

106

UNTUK PDAM: Kemudahan dalam hal adminis tra si dan tagihan rekening air karena hanya beru rus an de ngan satu orang perwakilan KSM (bia ya overhead rendah dan efisiensi penagihan tinggi); Tidak ada masalah kebocoran dan sambungan ilegal setelah meter induk; Memungkinkan sis tem jaringan perpipaan sederhana/teknologi berbiaya rendah; kepala keluarga dengan status tidak jelas/ilegal bukan pelanggan PDAM langsung.

UNTUK MASYARAKAT: Kemudahan administrasi untuk men dapatkan sambungan; Ke mu dahan akses pada air perpipaan dengan harga terjang kau (per m3); Sistem pembayaran le bih mudah dan flek sibel; Bisa membayar harian/ming guan/bu lanan secara tunai (ti dak perlu ATM); Berdasarkan meter individu atau tarif rata-rata (dise pa kati oleh masyarakat dan KSM); Partisipasi aktif da lam pemeliharaan jaringan

(melapor kan kebocoran, sambungan ilegal, penggunaan pompa) “mem bantu PDAM”; dan suplai air lebih dapat diandalkan (kuan titas, kualitas, tekanan).

UNTUK PEMERINTAH: Peningkatan jumlah penduduk yang mempunyai akses ke air minum perpipaan, yang berdampak terhadap peningkatan kesehatan dan taraf eko no mi masyarakat; Masyarakat dididik untuk meme lihara dan bertanggungjawab atas sarana yang ada; dan umur pakai sarana me ning kat serta mengurangi biaya pe me li haraan

UNTUK MITRA (CSR): Peningkatan layanan air bersih masyarakat sekitar perusahaan yang tidak terjangkau layanan PDAM; Dukungan masyarakat terhadap perusahaan; Perbaikan lingkungan dan kesehatan masya ra kat sekitar perusahaan; serta branding dan ekspose CSR perusahaan

Manfaat Master Meter

Ruang dan Peluang CSR

Page 131: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

107

Sampai dengan akhir 2015, IUWASH sudah memfasilitasi pening katan akses air minum melalui ske ma master meter untuk sekitar 500 KK yang tersebar di empat wilayah di DKI Jakarta meliputi: Cilincing, Pulo Gebang, Rawa Buaya dan Tanah Merah.

Sejalan dengan semakin dikenalnya pendekatan skema mas ter meter dan inisiatif yang muncul dari masyarakat, pola-pola kemitraan untuk program ini juga terus berkembang. Berlokasi di wilayah Peterna kan Raya (Kapuk Peternakan) Jakarta Barat, setelah sebe lum nya IUWASH melakukan pen dampingan, membentuk KSM, menentukan tarif, mendampingi pembuatan AD-ART dan

Pelatihan operasi dan pemeliharaan ’master meter untuk KSM

penyusun an peraturan ope rasional serta training (capacity building) KSM, IUWASH bersama SPEAK sebagai LSM pendamping sedang berusaha mengakses dukungan pen danaan program CSR PT. Unilever untuk biaya konstruksi dan desain akses air minum me lalui skema master meter un tuk layanan sebanyak 75 KK .

Kemitraan lain yang sedang dalam proses inisiasi adalah rencana dukung an dari PT. Mitra Baja dan Kramayuda – Mitsubishi Indonesia un tuk pengembangan program sejenis di RT 10 RW 05 Kampung Pertukangan – Kramayuda Kecamat an Pulo Gadung Jakarta Timur.

Contoh Hasil Kemitraan

Ma

ster M

ete

r

Rumah Bersama CSR

Page 132: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

108

Edi Sisworo

Page 133: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

109

Ku

tip

Rumah Bersama CSR

“ Keberhasilan CSR akan terwujud apabila kita bersama-sama untuk bersinergi antara pihak pemerintah, swasta dan masyarakat itu sendiri.”

EDI SISWORO PT. Primatexco, Batang

Page 134: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

110

AD-ART Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

AMPL Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

ATM Anjungan Tunai Mandiri

BAPERA Bank Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat 

BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BJB Bank Jabar Banten

BKK Bank Perkreditan Rakyat

BLH Badan Lingkungan Hidup

BOD Biochemical Oxygen Demand

BOP Biaya Operasional

BPR Bank Perkreditan Rakyat

BRI Bank Rakyat Indonesia

Bulog Badan Urusan Logistik

CBO Community Base Organization

CCFI Cola Foundation Indonesia

CCSR Coordinator Corporate Social Responsibility

COP Chief of Party

CSR Corporate Social Responsibility

DKI Daerah Khusus Ibukota

FGD Focus Group Discussion

GDP Gross Domestic Product

HAM Hak Asasi Manusia

IPLT Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

IUWASH Indonesian Urban Water, Sanitation, and Hygiene

JKM Jaringan Kesejahteraan/Kesehatan Masyarakat

KK Kepala Keluarga

KSM Kelompok Swadaya Masyarakat

LLTT Layanan Lumpur Tinja Terjadwal

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

M3 Meter Kubik

MBR Masyarakat Berpenghasilan Rendah

mg Mili gram

Daftar Singkatan

Page 135: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

111

Monev Monitoring dan Evaluasi

NGO Non Governmental Organization

O & M Operations and Maintenance

PDAM Perusahaan Daerah Air Minum

Pelindo Pelabuhan Indonesia

PEMDA Pemerindah Daerah

Pertamina Persatuan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional

PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

POKJA Kelompok Kerja

PPN Perencanaan Pembangunan Nasional

PT Perseroan Terbatas

RPJPN Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

RSUD Rumah Sakit Umum Daerah 

RW Rukun Warga

SCTV Surya Citra Televisi

SDM Sumber Daya Manusia

SK Surat Keputusan

SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah

SME Small Medium Enterprise

SNI Standar Nasional Indonesia

SOP Standar Operasional Prosedur

SPAL Sistem Pengelolaan Air Limbah

SPPQT Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayibah

SR Sumur Resapan

SR Sambungan Rumah

Telkom Telekomunikasi

TSLP Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan

TSP Tanggungjawab Sosial Perusahaan

UMR Upah Minimum Regional 

USAID United States Agency for International Development

USD United States Dollar

UU Undang-undang

WASH Water, Sanitation and Hygiene

WC Water Closet

WHO World Health Organization/ Organisasi Kesehatan Dunia

YBUL Yayasan Bina Usaha Lingkungan

Da

ftar S

ingk

ata

n

Page 136: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

112

Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional merupakan lembaga adhoc yang dibentuk pada tahun 1997 sebagai forum komunikasi dan koordinasi bagi unit-unit kerja di Kementerian/Lembaga yang terlibat dalam berbagai aspek pembangunan air minum dan sanitasi. Diketuai oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Pokja AMPL Nasional mendorong terbentuknya Pokja AMPL/Sanitasi di tingkat pemerintah daerah, dan sampai saat ini telah terbentuk Pokja AMPL di 34 Provinsi dan di lebih dari 460 kabupaten/kota.

Dalam tugasnya memperkuat koordinasi dan sinergi antar pihak, Pokja AMPL Nasional menyadari pentingnya kemitraan antar pelaku pembangunan air minum dan sanitasi, seperti dengan mitra pembangunan, pihak swasta baik melalui skema corporate social responsibility (CSR) maupun kerjasama pemerintah dan swasta, dan pihak lainnya. Termasuk dukungan terhadap skema kemitraan melalui Forum CSR sebagai wadah untuk menjalin kemitraan antara pemerintah daerah dengan pihak swasta agar pembangunan air minum dan sanitasi dapat berjalan dengan cepat.

Direktorat Permukiman dan Perumahan Bappenas

telepon 021314 9635faks 021 319 34819email [email protected]

Sekretariat Pokja AMPL Nasional

telepon 021 319 03909 email [email protected]

Lembaga Tingkat Nasional

Page 137: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

113

Lahir di tengah krisis ekonomi pada 1998, IBL awalnya merupakan forum para pemimpin bisnis, yang peduli pada pentingnya praktek bisnis yang etis. Menjadi Yayasan di tahun 2001, IBL giat melaksanakan berbagai program untuk membangun kesadaran pelaku bisnis menjalankan bisnis dengan prinsip-prinsip yang benar, khususnya prinsip anti-korupsi/suap. Jejaring yang terus berkembang, melahirkan beragam prakarsa manifestasi tanggung jawab perusahaan (CSR).

Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain: Membuat penelitian tentang CSR di Indonesia, mempublikasikan buku-buku tentang teori dan penerapan CSR, etika bisnis, serta tata perilaku (code of conduct) bagi UKM, membangun database kegiatan serta pelaku CSR di Indonesia, menyelenggarakan pelatihan dan lokakarya terkait CSR dan etika bisnis, serta menyelenggarakan regular forum (dialog multi-pihak) misalnya International Conference on CSR (diselenggarakan setiap dua tahun sekali sejak 2006), CEO Breakfast Meeting, CSR Learning Forum, dan seminar-seminar lainnya.

Saat ini, IBL menjalankan misinya melalui tiga tema program utama: Program Etika Bisnis (Business Ethics Program), Program Pemberdayaan Pemuda (Youth Empowerment Program), dan Pengelolaan Sampah yang Bertanggung Jawab (Responsible Waste Management).

La

mp

iran

facebookIndonesia Business Links (IBL)

twitter@ibl_csr

Terkait Forum CSR serta Akses Air Bersih dan Sanitasi

[email protected]

situswww.ibl.or.id

Page 138: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

114

Forum independen sebagai wadah bagi para CSR/CD officer yang representatif mewakili organisasinya. Dibentuk dengan latar belakang bahwa welfare state (kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan) tidak lagi digantungkan, semata-mata kepada negara (pasca reformasi) tetapi juga kepada civil society, kemudian kesadaran akan pentingnya CSR bagi perusahaan dan diyakini dapat mendorong pencapaian nilai di masing-masing perusahaan, serta kesamaan visi dan misi untuk mengembangkan program CSR khususnya di bidang community development.

CFCD dibentuk dengan visi: menjadi pusat jejaring kerja multi stakeholder (multi stakeholders networking) dan pusat pembelajaran corporate social responsibility (CSR)/community development (CD) yang terkemuka yang diakui secara nasional dan internasional. Serta misi: membangun kesadaran dan komitmen shareholder dan pengambil keputusan di perusahaan dalam menjalankan CSR / CD yang berkelanjutan. Keanggotaan CFCD bersifat terbuka bagi perusahaan/lembaga yang belum maupun yang sudah melaksanakan CSR/SR dan ingin mengembangkan programnya secara lebih efektif.

Lingkup kegiatan dan layanan CFCD meliputi: pertemuan rutin (round table discussion), pelatihan dan seminar, studi banding best practices, layanan technical assistance penyelenggaraan CSR/CD perusahaan dan sosialisasi CSR/CD, penerbitan dan media informasi, kemitraan serta Indonesian CSR Awards (ICA) dan Expo, dilaksanakan tiga tahun sekali (triennial awards).

Lembaga Tingkat Nasional

Kantor Manajemen SekretariatJl. Warung Buncit Raya, No.1 Duren Tiga, Jakarta Selatan 12760

telepon/faks021 794 6578 / 021 794 0634

[email protected][email protected]

situswww.cfcd.or.idwww.rumahcsr.co.id

Page 139: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

115

La

mp

iran

Page 140: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

116

TIM PEMBAHAS BUKU

Rumah Bersama CSR

Page 141: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

117

Pengarah Foort Bustraan dan Ika Francisca Penulis Asep Maman M. dan Edy Triyanto Kontributor Usniati Umayah, Johanis Valentino, Tofiqurochman Achmad, Asep Atju S. Mulyana, Virgi Fatmawati Pembahas Haryanto – Pundi Amal SCTV, Ida Farida – Ketua TSLP Kab. Tangerang, Rina Ayu Agustina dan Kania Mayang - Pokja AMPL Nasional, H. Zaenal Abdi Afif – Ketua Tim TSP Kab. Serang, Yulianto – Ketua Forum CSR Kab. Batang, Moh. Najib – Ketua CSR Kota Cilegon, Dedi Arisandi – Direktur Eksekutif CCSR, Suhaemi Abas – IUWASH, Endang – Bagian Kerjasama Kab. Tangerang, Bambang Jiwantoro – PT. IPMOMI Sekretaris Forum CSR Kab. Probolinggo

Page 142: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

VideoRumah Bersama CSR

https://www.youtube.com/watch?v=pTfm3ayEn9c

SILAHKAN

unduh video di tautan berikut

https://youtu.be/fR8gdR_8Qic

https://youtu.be/jVA9vKe3n1Y

Page 143: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

Tau

tan

Vid

eo

Page 144: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program
Page 145: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

No

tes

Notes

ROAD TO

Universal Access 2019

Page 146: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

Notes

Page 147: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

No

tes

Rumah Bersama CSR

Page 148: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

Notes

Page 149: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program
Page 150: USAID IUWASH Lessons Learnt - CSR for WASH Program

‘Rumah bersama’ layaknya konsep keluarga. Masing-masing anggota keluarga tinggal dengan perasaan nyaman dan saling memiliki. Melakukan peran dan tugasnya untuk terus membangun rumah tersebut, sebagus dan senyaman mungkin. Berkomunikasi dengan penuh keterbukaan dan kehangatan.

Buku Rumah Bersama CSR: Untuk Akses Air Bersih dan Sanitasi disusun dengan harapan akan menjadi buku bagi para pembelajar, tentang bagaimana membangun kemitraan di Forum CSR serta menumbuhkan sinergi di antara swasta (CSR perusahaan), pemerintah dan masyarakat.

Contoh-contoh dalam buku ini menggunakan pengalaman program ‘air dan sanitasi’, namun nilai dan inti pembelajarannya berlaku umum dan dapat digunakan untuk isu yang lainnya. Memaparkan secara singkat: apa itu CSR, Forum CSR, peningkatan kapasitas forum CSR serta pilihan menu program air dan sanitasi, diharapkan bisa bermanfaat bagi mitra-mitra yang akan menjalankan program sejenis.