Top Banner
PERANG pe.rang [n] (1) permusuhan antara dua negara (bangsa, agama, suku, dsb): kedua negara itu dl keadaan --; (2) pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan atau lebih (tentara, laskar, pemberontak, dsb): tidak lama kemudian kedua pasukan itu sudah terlibat dl -- sengit; (3) perkelahian; konflik: -- batu; (4) cara mengungkapkan permusuhan: -- ideologi Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/perang/mirip#ixzz1RuoVGlph
21

Urgensi perang dalam islam

Jul 02, 2015

Download

Documents

Agung Budiono
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Urgensi perang dalam islam

PERANG

pe.rang[n] (1) permusuhan antara dua negara (bangsa, agama, suku, dsb): kedua negara

itu dl keadaan --; (2) pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan atau lebih (tentara, laskar, pemberontak, dsb): tidak lama kemudian kedua pasukan

itu sudah terlibat dl -- sengit; (3) perkelahian; konflik: -- batu; (4) cara mengungkapkan permusuhan: -- ideologi

Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/perang/mirip#ixzz1RuoVGlph

Page 2: Urgensi perang dalam islam

MACAM PERANG

perang dingin perang tanpa mengangkat senjata, hanya saling menggertak; (2) suasana internasional yg sangat tegang dan bermusuhan yg diakibatkan oleh konflik ideologi antara Blok Barat (liberal kapitalis) dan Blok Timur (sosial komunis) yg berkembang setelah Perang Dunia Kedua

perang Dunia Kedua perjuangan kekuatan bersenjata sedunia, berlangsung tahun l939-l945 melibatkan blok negara Jerman, Italia, Jepang, dan negara pengikutnya melawan koalisi persekutuan bangsa yg terdiri atas negara Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Cina, Rusia, dan negara-negara pengikutnya

perang Dunia Pertama perjuangan kekuatan bersenjata sedunia, berlangsung tahun l914-l918, melibatkan dua blok kekuatan negara Eropa, yaitu Jerman, Austria, Hongaria melawan Inggris, Prancis, dan Rusia

perang ekonomi perang yg menggunakan cara-cara ekonomi untuk menghancurkan negara musuh melalui kehancuran perekonomiannya, dilakukan dng berbagai cara, spt blokade, pencegahan pembelian atau perolehan bahan-bahan strategis, senjata, atau mesin, serta pengucilan dari kegiatan ekonomi

Page 3: Urgensi perang dalam islam

DEFINISI QITAL

Secara bahasa qital adalah:•Qital diambi dari kata يقاتل قتال وقيتال-قاتل ,yang apa bila ditambah ه•berma’na: (حاربه وعاداه” (memerangi dan memusuhinya”•Secara istilah adalah:•Penyebutan qital dalam mempunyai ma’na pertempuran yang berujung kepada kemenangan atau kekalahan. Sebagaimana firman Allah:فليقاتل في سبيل ال الذين يشرون الحياة الدنيا بالخرة ومن يقاتل في سبيل ال فيقتل أو يغلب•

: 74)النساء(فسوف نؤتيه أجرا عظيما •“Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar”

Page 4: Urgensi perang dalam islam

SEBAB PERANG

Penyebab terjadinya perang di antaranya adalah:•Perbedaan ideologi•Keinginan untuk memperluas wilayah kekuasaan•Perbedaan kepentingan•Perampasan Sumber Daya Alam (minyak, hasil pertanian, dll)•dll

Page 5: Urgensi perang dalam islam

DASAR PEPERANGAN

• firmannya juga:• يا أيها الذين آمنوا قاتلوا الذين يلونكم من الكفار وليجدوا فيكم غلظة واعلموا أن ال مع

المتقين• “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang

di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa”.(Qs. At-taubah: 123)

• Dan qital secara istilah adalah:• الحرب والمدافعة بالسلح• “peperangan dan perlawan dengan senjata”• Syeit khattab berkata “ma’na qital dalam islam adalah: memerangi

musuh dalam rangka menjaga kebebasan penyebaran da’wah, dan melakukan rukun islam, dengan tetap menjaga etika-etika dalam peperangan”.

Page 6: Urgensi perang dalam islam

DASAR PERANG

• Kesimpulan dari ma’na qital adalah:• Terjadinya pertempuran pada dua pihak, yang berujung pada

kemenangan atau kekalahan.• Penyebutan qital mencakup jalan yang benar dalam artian fi

sabilillah dan jalan yang salah. Tergantung tujuannya dan prakteknya.

• Qital dalam lingkup fi sabilillah khusus menjurus kepada pertempuran dan hanya merupakan bahagian dari rangkaian jihad. Sebagaimana pernyataan syeit khattab bahwa ma’na qital adalah dalam rangka menjaga penyebaran da’wah, sedangkan da’wah itu sendiri merupakan rangkaian dari jihad namun tidak termasuk dalam qital.

Page 7: Urgensi perang dalam islam

BEDA JIHAD & QITAL

• Kesimpulan perbedaan antara jiha dan qital:• 1. jihad: umum mencakup usaha I’la’u kalimatillah• Qital: bagian daripada usaha menegakkan kalimatullah• 2. jihad: tidak selalu dengan pertempuran• Qital: intinya adalah pertempuran• 3. jihad: penyebutannya identik dengan usaha I’la’u

kalimatillah• Qital: penyebutannya mempunyai ma’na yang relative

tergantung apa tujuan perang tersebut.

Page 8: Urgensi perang dalam islam

• “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (al-Quran, 2:190)“

• “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (al-Quran,5:32)“

Page 9: Urgensi perang dalam islam

• Fardu Kifayah. Ini berarti berperang melawan musuh yang kafir atau musuh yang ingin mencelakakan Islam ke negeri tempat kediaman mereka. Wajiblah kaum Muslimin untuk pergi mendatangi tempat itu sebanyak yang diperlukan. Syarat fardu kifayah orang yang berperang adalah:Beragama Islam, Baliqh, Berakal, Merdeka (bukan budak), Laki-Laki, Sehat dan Sanggup berperang. Sanggup berperang di sini bukan hanya dilihat dari sisi kecakapan berperangnya saja tetapi juga mencakup bekal, belanja, senjata yang cukup serta sempurna anggota tubuh.

• Fardu ‘Ain. Berperang ketika musuh yang kafir atau yang ingin menghancurkan Islam telah memasuki negeri kaum Muslimin. Nah, jikalau sudah dalam keadaan begini maka syarat-syarat berperang yang disebutkan dalam perang Fardu Kifayah di atas tidak diperlukan lagi karena setiap penduduk baik pria ataupun wanita dan anak-anak YANG SANGGUP memberikan perlawanan wajib mempertahankan diri dan menolak kedatangan musuh tersebut. Demikian juga penduduk dalam jarak dua hari dalam jarak perjalanan ke tempat pertempuran tersebut juga wajib memberikan pertolongan. Bahkan jikalau kekuatan kaum Muslimin belum mencukupi kekuatannya untuk menghadapi musuh, maka penduduk yang lebih jauhpun wajib memberikan pertolongan.

Page 10: Urgensi perang dalam islam

ADAB & ATURAN PERANG DALAM ISLAM

Adab dan Aturan Perang dalam Islam Di dalam Al-Qur'an dan hadits shahih ada banyak aturan dalam berperang, antara lain:1. harus memegang janji2. jangan membunuh orang yang tidak memerangi (anak-anak, wanita, orang tua penghuni rumah ibadah, dan sebagainya)3. jangan berlebih-lebihan4. jangan mencincang5. jangan merobohkan atau membakar bangunan,6. jangan menebang pohon dan merusak tanaman7. tidak membunuh yang menyerah8. memperlakukan tawanan dengan baik.9. menerima tawaran damai.

Page 11: Urgensi perang dalam islam

1. Menjaga rahasiaimam bukhari meriwayatkan dari ka'ab bin malik tentang cerita tertinggalnya dari perang tabuk, beliau berkata : "rasululloah tidaklah pernah mau berperang kecuali beliau sembunyikan dari orang lain, sampai ketika itu peperangan yang akan dimulai. rasulullah pada cuaca yang sangat panas, perjalanannya sangat jauh dan musuh yang sangat banyak, maka rasulullah pun memberitahukan kepada kaum muslimin supaya mereka mempersiapkan peperangan dan beliau memberitahukan tujuannya." (Al-bukhari VI/110, muslim:2769)2. siasatrasulullah saw. bersabda:"perang itu adalah tipu daya."(al-bukhari VI/110,Muslim:1739,abu dawud:2636 dan tirmidzi: 1675)imam al-mubarakfuri:"imam annawawi berkata:"para ulama bersepakat atas bolehnya menipu orang-orang kafir dalam peperangan jika memungkinkan kecuali jika mengandung unsur pengkhianatan terhadap janji atau jaminan keamanan, maka hal itu tidak halal."3. psy-war dalam peperanganpsy-war dibutuhkan untuk menggentarkan musuh. dalam as-sunan dari nabi bahwasanya beliau bersabda :"sesungguhnya kesombongan itu ada yang dicintai allah dan ada yang dibenci allah. adapun kesombongan yang dicintai allah adalah kesombongan seseorang dalam pertempuran dan ketika sedekah, dan kesombongan yang dibenci allah adalah kesombongan dalam kesemena-menaan dan berbangga."(musnad imam ahmad V/445)

Page 12: Urgensi perang dalam islam

4. menyebar mata-mata5. tahridh (membangkitkan semangat)6. bai'atul maut.dalam sebuah hadis dari jabir ra.beliau berkata:"kami ketika perang hudaibiyah berjumlah 1400 orang lalu kami berbai'at kepada rasulullah saw., sedangkan umar mengambil tangan beliau dibawah pohon yang bernama samuroh."ia berkata:"kami berbai'at kepada beliau untuk tidak lari, dan kami tidak berbai'at kepada beliau untuk mati"(shohih muslim III/1483)7. membawa benderadalam shahih bukhori disebutkan, bahwa rasulullah pada perang khaibar memberikan bendera keada ali bin abi thalib sebagai panglima perang.8. membentuk barisan"sesungguhnya allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan allah dalam keadaan berbaris, seolah-olah mereka bangunan yang kokoh."(ash-shaf:4"

Page 13: Urgensi perang dalam islam

Bahwa perang dalam pandangan Islam merupakan sesuatu yang harus dihindari karena Islam tidak menghendaki terjadinya peperangan. Perang bisa dilakukan setelah melakukan berbagai cara untuk melakukan negosiasi perdamaian tetapi hal itu tidak ditanggapi oleh pihak musuh, sehingga tidak ada cara lain untuk menyelesaikannya kecuali dengan melakukan perang . Hal itu juga dalam keadaan darurat serta terpaksa ketika pihak lawan yang memulai lebih duluan mengobarkan genderang perang. Dalam melakukan peperangan Islam mempuyai suatu tujuan tersendiri dimana perang dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh dan dalam rangka dakwah.

Page 14: Urgensi perang dalam islam

Perang BadarInilah perang pertama yang dilakukan kaum muslimin. Sekaligus peristiwa paling penting bagi sejarah perkembangan da’wah Islam. Meski dengan kekuatan yang jauh lebih kecil dibanding kekuatan musuh, dengan pertolongan Allah, kaum muslimin berhasil menang menaklukkan pasukan kafir.Rasulullah SAW berngkat bersma tigaratusan orang sahabat dalam perang Badar. Ada yang mengatakan mereka berjumlah 313, 314, dan 31 7 orang. Mereka kira-kira terdiri dari 82 atau 86 Muhajirin serta 61 kabilah Aus dan 170 kabilah Khazraj. Kaum muslimin memang tidak berkumpul dalam jumlah besar dan tidak melakukan persiapan sempurna. mereka hanya memiliki dua ekor kuda, milik Zubair bin Awwam dan Miqdad bin Aswad al-Kindi. Di samping itu mereka hanya membawa tujuh puluh onta yang dikendarai secara bergantian, setiap onta untuk dua atau tiga orang. Rasulullah saw sendiri bergantian mengendarai onta dengan Ali dan Murtsid bin Abi Murtsid Al-Ghanawi.Sementara jumlah pasukan kafir Quraisy sepuluh kali lipat. Tak kurang seribu tiga ratusan prajurit. Dengan seratus kuda dan enam ratus perisai, serta onta yang jumlahnya tak diketahui secara pasti, dan dipimpin langsung oleh Abu Jahal bin Hisyam. Sedangkan pendanaan perang ditanggung langsung oleh sembilan pemimpin Quraisy. Setiap hari, mereka menyembelih sekitar sembilan atau sepuluh ekor unta.

Page 15: Urgensi perang dalam islam

Perang UhudKekalahan di Badar menanamkan dendam mendalam di hati kaum kafir Quraisy. Mereka pun keluar ke bukit Uhud hendak menyerbu kaum Muslimin. Pasukan Islam berangkat dengan kekuatan sekitar seribu orang prajurit, seratus diantaranya menggunakan baju besi, dan lima puluh lainnya menunggang kuda.Di sebuah tempat bernama asy-Syauth, kaum muslimin melakukan shalat subuh. Tempat ini sangat dekat dengan musuh sehingga mereka bisa dengan mudah saling melihat. Ternyata pasukan musuh berjumlah sangat banyak. Mereka berkekuatan tiga ribu tentara, terdiri dari orang-orang Quraisy dan sekutunya. Mereka juga memiliki tiga ribu onta, dua ratus ekor kuda dan tujuh ratus buah baju besi.Pada kondisi sulit itu, Abdullah bin Ubay, sang munafiq, berkhianat dengan membujuk kaum muslimin untuk kembali ke Madinah. Sepertiga pasukan, atau sekitar tiga ratus prajurit akhirnya mundur. Abdullah bin Ubay mengatakan, “Kami tidak tahu, mengapa kami membunuh diri kami sendiri?"Setelah kemunduran tiga ratus prajurit tersebut, Rasulullah melakukan konsolidasi dengan sisa pasukan yang jumlahnya sekitar tujuh ratus prrajurit untuk melanjutkan perang. Allah memberi mereka kemenangan, meski awalnya sempat kocar-kacir.

Page 16: Urgensi perang dalam islam

Perang Mu’tahPerang Mu’tah merupakan pendahuluan dan jalan pembuka untuk menaklukkan negeri-negeri Nasrani. Pemicu perang Mu’tah adalah pembunuhan utusan Rasulullah bernama al-Harits bin Umair yang diperintahkan menyampaikan surat kepada pemimpin Bashra. Al-Harits dicegat oleh Syurahbil bin Amr, seorang gubernur wilayah Balqa di Syam, ditangkap dan dipenggal lehemya. Untuk perang ini, Rasulullah mempersiapkan pasukan berkekuatan tiga ribu prajurit. Inilah pasukan Islam terbesar pada waktu itu.Mereka bergerak ke arah utara dan beristirahat di Mu’an. Saat itulah mereka memperoleh informasi bahwa Heraklius telah berada di salah satu bagian wilayah Balqa dengan kekuatan sekitar seratus ribu prajurit Romawi. Mereka bahkan mendapat bantuan dari pasukan Lakhm, Judzam, Balqin dan Bahra kurang lebih seratus ribu prajurit. Jadi total kekuatan mereka adalah dua ratus ribu prajurit.

Page 17: Urgensi perang dalam islam

Perang AhzabDua puluh pimpinan Yahudi bani Nadhir datang ke Makkah untuk melakukan provokasi agar kaum kafir mau bersatu untuk menumpas kaum muslimin. Pimpinan Yahudi bani Nadhir juga mendatangi Bani Ghathafan dan mengajak mereka untuk melakukan apa yang mereka serukan pada orang Quraisy. Selanjutnya mereka mendatangi kabilah-kabilah Arab di sekitar Makkah untuk melakukan hal yang sama. Semua kelompok itu akhirnya sepakat untuk bergabung dan menghabisi kaum muslimin di Madinah sampai ke akar-akarnya. Jumlah keseluruhan pasukan Ahzab (sekutu) adalah sekitar sepuluh ribu prajurit. Jumlah itu disebutkan dalam kitab sirah adalah lebih banyak ketimbang jumlah orang-orang yang tinggal di Madinah secara keseluruhan, termasuk wanita, anak-anak, pemuda dan orang tua. Menghadapi kekuatan yang sangat besar ini, atas ide Salman al-Farisi, kaum muslimin menggunakan strategi penggalian parit untuk menghalangi sampainya pasukan musuh ke wilayah Madinah.

Page 18: Urgensi perang dalam islam

Perang TabukRomawi memiliki kekuatan militer paling besar pada saat itu. Perang Tabuk merupakan kelanjutan dari perang Mu’tah. Kaum muslimin mendengar persiapan besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan Romawi dan raja Ghassan. Informasi tentang jumlah pasukan yang dihimpun adalah sekitar empat puluh ribu personil. Keadaan semakin kritis, karena suasana kemarau. Kaum muslimin tengah berada di tengah kesulitan dan kekurangan pangan.Mendengar persiapan besar pasukan Romawi, kaum muslimin berlomba melakukan persiapan perang. Para tokoh sahabat memberi infaq fi sabilillah dalam suasana yang sangat mengagumkan. Utsman menyedekahkan dua ratus onta lengkap dengan pelana dan barang-barang yang diangkutnya. Kemudian ia menambahkan lagi sekitar seratus onta lengkap dengan pelana dan perlengkapannya. Lalu ia datang lagi dengan membawa seribu dinar diletakkan di pangkuan Rasulullah saw. Utsman terus bersedekah hingga jumlahnya mencapai sembilan ratus onta seratus kuda, dan uang dalam jumlah besar. Abdurrahman bin Auf membawa dua ratus uqiyah perak. Abu bakar membawa seluruh hartanya dan tidak menyisakan untuk keluarganya kecuali Allah dan Rasul-Nya. Umar datang menyerahkan setengah hartanya. Abbas datang menyerahkan harta yang cukup banyak. Thalhah, Sa’d bin Ubadah, dan Muhammad bin Maslamah, semuanya datang memberikan sedekahnya. Ashim bin Adi datang dengan menyerahkan sembilan puluh wasaq kurma dan diikuti oleh para sahabat yang lain.Jumlah pasukan Islam yang terkumpul sebenarnya cukup besar, tiga puluh ribu personil. Tapi mereka minim perlengkapan perang. Bekal makanan dan kendaraan yang ada masih sangat sedikit dibanding dengan jumlah pasukan. Setiap delapan belas orang mendapat jatah satu onta yang mereka kendarai secara bergantian. Berulangkali mereka memakan dedaunan sehingga bibir mereka rusak. Mereka terpaksa menyembelih unta, meski jumlahnya sedikit, agar dapat meminum air yang terdapat dalam kantong air onta tersebut. Oleh karena itu, pasukan ini dinamakan jaisyul usrrah, atau pasukan yang berada dalam kesulitan.

Page 19: Urgensi perang dalam islam

kesimpulan

Peperangan dalam islam bukan sebagai “nafsu serakah”Peperangan hanya dipakai saat benar-benar dibutuhkanPersiapan untuk perang mutlak dibutuhkanTidak pernah berhenti belajar dari berbagai pertempuran dan peperanganSelalu mengembangkan knowledge dalam segi strategi, intelijen,teknik, dll.

Page 20: Urgensi perang dalam islam

Kesimpulan

Islam sudah meletakkan dasar-dasar peprangan terutama dalam hal aturan-aturan peperangan (konvensi jenewa)Solidaritas umat islam jangan dimaknai secara sempit (proporsional)

Page 21: Urgensi perang dalam islam

Dikutip dari berbagai sumber infomasi.jazakallah