UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS ACCELERATED INSTRUCTION (PERCEPATAN PENGAJARAN TIM) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Oleh : INTAN KARATIKA X 7406030 i
132
Embed
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN .../Upaya...upaya peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teams accelerated instruction (percepatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN
MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEAMS ACCELERATED INSTRUCTION (PERCEPATAN PENGAJARAN
TIM) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2
SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
INTAN KARATIKA
X 7406030
i
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN
MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEAMS ACCELERATED INSTRUCTION (PERCEPATAN PENGAJARAN
TIM) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2
SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh :
INTAN KARATIKA
X 7406030
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sudiyanto, M.P.d Jaryanto, S.Pd, M.Si.
NIP 19570217 198109 1 001 NIP 19760909 200501 1
001
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .............................
Sekretaris : Drs. Sukirman, MM. .............................
Anggota I : Drs. Sudiyanto, M.Pd. .............................
Anggota II : Jaryanto, S.Pd, S.E, M. Si. .............................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
v
NIP. 19600727 198702 1 001
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .............................
Sekretaris : Drs. Sukirman, MM. .............................
Anggota I : Drs. Sudiyanto, M.Pd. .............................
Anggota II : Jaryanto, S.Pd, S.E, M. Si.. .............................
vi
ABSTRAK
Intan Karatika. X 7406030. UPAYA PENINGKATAN PRESTASIBELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TEAMS ACCELERATED INSTRUCTION (PERCEPATANPENGAJARAN TIM) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XAKUNTANSI 2 SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2009/2010. Skripsi.Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas MaretSurakarta, Juli 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Model Teams
Accelerated Instructoins (TAI) dalam upaya peningkatan prestasi belajar
akuntansi kelas X Akuntansi 2 SMK Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2009/2010.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas X Ak 2 SMK Batik 2 Surakarta yang berjumlah
42 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan
yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan
melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan
arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dokumentasi
dan angket. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2)
karso, ing ngarso sung tulado yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara telah
begitu melekat di hati bangsa Indonesia.
Pendidikan yang menekankan pada interaksi kooperatif adalah pendidikan
yang secara bersungguh-sungguh berupaya mengaktualisasikan berbagai
semboyan tersebut dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, pendidikan yang
xxxv
menekankan pada interaksi kooperatif pada hakikatnya bukan suatu ide baru tetapi
hanya merupakan back to basic, kembali ke akar budaya bangsa kita sendiri.
Etin Solihatin dan Raharjo (2007: 4) mengemukakan bahwa Pembelajaran
kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang
teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri .
Slavin (2008: 4) mengemukakan bahwa Pembelajaran kooperatif merujuk
pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi-materi pelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut
pembelajaran kooperatif adalah belajar bersama, saling membantu antar teman
satu kelompok dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap
masalah materi pelajaran yang dihadapi.
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi peserta didik, memfasilitaskan peserta didik dengan pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama
peserta didik yang berbeda latar belakangnya.
Selama ini sudah banyak dikenal berbagai metode mengajar yang dilakukan
oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung, antara lain metode ceramah,
tanya jawab, demonstrasi, pemberian tugas, eksperimen, simulasi, inkuiri, dan
metode pengajaran unit. Namun metode mengajar tersebut masih tedapat
kekurangan dan kelebihannya. Pembelajaran yang dilakukan di Sekolah
Menengah Kejuruan pada umumnya masih menggunakan metode pembelajaran
dengan pola konvensional senhinnga banyak membosankan siswa. Selain itu juga
masih banyak ditemui prestasi belajar siswa yang masih rendah. Oleh karena itu,
diperlukan adanya inovasi dalam suatu metode pembelajaran untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa yang optimal.
xxxvi
Keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas adalah jika
guru dapat megidentifikasi tujuan pembelajarannya dengan baik, kemudian
menggunakan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
tersebut. Untuk itu guru harus membantu siswa memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang topik yang disajikannya. Guru juga harus untuk memicu siswa
untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang dilakukannya, sehingga siswa
akan ikut terlibat secara aktif jika guru membantu mereka dengan memberikan
orientasi positif berdasarkan kepercayaan dan keyakinan guru bahwa seluruh
siswa akan dapat berhasil dalam pembelajran tersebut. Selain itu, guru harus
menunjukkan adanya karakteristi penting yang sangat esensial tersebut misalnya
guru harus mempunyai antusiasme, kehangatan, dan empati kepada siswanya
bahwa apa yang mereka ajarkan dan menjelaskan kepada para siswanya bahwa apa
yang mereka pelajari adalah suatu hal yang sangat penting.
Ciri-ciri metode pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelessaikana)
materi belajarnya.
Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-b)
teman sekelompoknya.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuantinngi, sedang,c)
dan rendah.
Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa.d)
Bilamana mungkin, anggota kelompok juga berasal dari ras, budaya, suku,e)
dan jenis kelamin yang berbeda.
Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.f)
Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan, jika adag)
pertanyaan dari salah seorang siswa, maka pertanyaan tersebut didiskuasikan
dahuu dengan anggota kelompoknya, apabila belum juga menemukan jalan
keluar dari pertanyaan tersebut baru kemudian ditanyakan kepada guru.
Guru membantu mengembangkan ketrampian-ketrampilan interpersonalh)
kelompok.
xxxvii
Model pembelajaran kooperatif ada beberapa macam. Menurut Robert
Slavin (2008: 11) ada lima model pembelajaran kooperatif, yaitu : (1) Student
Teams-Achievement Divisions (STAD), (2) Team Game Tournaments (TGT), (3)
Jigsaw, (4) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dan (5)
Team Accelerated Instruction (TAI).
TAI banyak memiliki dinamika motivasi yang terdapat pada STAD dan
TGT. TAI atau Teams Accelerated Instruction merupakan pembelajaran
percepatan kelompok, dimana antar siswa saling memberikan semangat atau
bantuan untuk belajar yang giat, sebab mereka ingin kelompoknya sukses.
Disamping itu, tanggungjawab masing-masing individu tetap dijaga dengan baik
karena hasil atau skor yang dihitung adalah skor hasil tes terakhir. Setiap siswa
mempunyai peluang yang sama untuk berhasil, karena masing-masing memiliki
posisi menurut tingkat pengetahuan awal mereka, sehingga akan mempermudah
bagi siswa yang memiliki prestasi rendah dan tinggi untuk menyelesaikan
tugasnya masing-masing sesuai dengan kemampuannya.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif menjadikan tidak ada lagi kelas
yang sunyi selama proses belajar mengajar berlangsung dan pembelajaran yang
optimal dapat dicapai jika terjadi interaksi antar siswanya. Pembelajaran Tim
Siswa merupakan satu-satunya pembelajaran kooperatif yang digunakan secara
luas, ada beberapa pembelajaran tim siswa yang telah dikembangkan yaitu Student
Teams Achievement Division (STAD), Teams-Games-Tournament (TGT), Jigsaw
II, Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC), dan Teams
Accelerated Instruction (TAI).
Metode pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan metode pembelajaran lain, antara lain:
Meningkatkan kemampuan akademik siswa1)
Memperbaiki hubungan antar kelompok2)
Meningkatkan kemampuan siswa dalam diskusi3)
Meningkatkan rasa percaya diri4)
Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan kemampuan dan keahlian.5)
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas6)
xxxviii
Meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan siswa lainnya7)
Metode pembelajaran kooperatif disamping mempunyai keunggulan juga
memiliki beberapa kelemahan, diantaranya adalah:
Perlu persiapan yang rumit dalam pelaksanaannya1)
Siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya kurang bisa2)
bekerjasama dalam memahami materi maupun dalam menyelesaikan tugas.
Bila terjadi persaingan negatif maka hasilnya akan buruk3)
Ada siswa yang kurang bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam4)
kelompok belajar.
Bila ada anggota kelompok yang ingin berkuasa atau ada anggota kelompok5)
yang malas maka usaha kelompok dalam memahami materi maupun untuk
memperolah penghargaan tidak berjalan sebagaimana semestinya.
Pembelajaran Kooperatif Team Acclerated Instruction ( TAI )d.
Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau
Teams Assited Individualization) ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini
mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara
individual. Oleh karena itu, kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan
untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara
individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil
belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling
dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab
atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI menurut Slavin (2008:
195-200)sebagai berikut :
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi secara1)individu yang sudah dipersiapkan oleh guru.Guru memberikan kuis secara individu kepada siswa untuk mendapatkan skor2)dasar atau skor awal.Kemudian guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari3)4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan
xxxix
(tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok berasal daribudaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam4)didkusi kelompok, setiap anggota keompok saling memeriksa jawaban temansatu kelompok.Guru memberikan fasilitasi kepada siswa dalam membuat rangkuman,5)mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yangtelah dipelajari.Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.6)Guru akan memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai7)peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
Peran guru hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belaja
mengajar. Guru cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi
peserta didiknya. TAI dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis
dan praktis dari sistem pengajaran individual sebagai berikut:
Dapat membatasi keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.1)
Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar2)
kelompok-kelompok kecil.
Operasional program tersebut disusun secara sederhana.3)
Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan4)
dengan tepat dan akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang atau
menyelesaikan dengan jalan pintas.
Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan supaya para siswa jarang5)
menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai
atau mengahadapi kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru.
Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun siswa6)
yang mengecek kemapuannya ada di bawah siswa yang dicek dalam
rangkaian pengajaran, dan prosedur pengecekan akan cukup sederhana dan
tidak menganggu si pengecek.
Program mudah dipelajari baik oleh guru maupun siwa, tidak mahal,7)
fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru.
Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif,8)
dengan status yang sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk
xl
terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa-siswa yang cacat secara
akademik dan di antara para siswa dari latar belakang ras atau etnik berbeda.
Hakekat Motivasi Belajar2.
Pengertian Motivasia)
Prestasi belajar yang maksimal tidak dapat terwujud tanpa usaha dari guru
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) diharapkan
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Salah satu faktor dari dalam diri
siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar
adalah motivasi belajar.
Anni (2005: 111) Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan,
memandu dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus . Sedangkan
menurut McDonald dalam Oemar Hamalik (2009: 173) Motivasi adalah suatu
perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan . Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan dari dalam diri siswa
untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar untuk
mencapai hasil belajar yang optimal.
Motivasi belajar hal yang sangat penting dimiliki siswa. Harus ada motivasi
untuk melaksanakan suatu kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan
belajar. Di dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapt dikatakan sebagai
seluruh daya penggerak dalam diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan
belajar yang menjamin kegiatan dalam belajar dan member arah sehingga siswa
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan sebaik-baiknya. Dengan kata
lain dengan adanya motivasi berprestasi yang tinggi pada diri siswa dapat
meningkatkan prestasi belajar yang baik.
Macam-macam motivasib)
Motivasi ada dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik1.
xli
Motivasi instrinsik timbul dari dalam diri siswa tanpa ada paksaan dan
dorongan dari orang lain tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ini
terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar
untuk mengembangkan dirinya dan bekal dalam menjalani kehidupan. Siswa
yang selalu memperhatikan waktu guru menyampaikan materi pelajaran
bukanlah masalah bagi guru karena didalam diri siswa tersebut ada motivasi,
yaitu motivasi instrinsik.
xlii
Motivasi ekstrinsik2.
Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu.
Merupakan motivasi yang berasal dari lingkungan. Misalnya, seorang siswa
yang belajar karena tahu besok akan ada ulangan dengan harapan
mendapatkan nilai baik.
Siswa yang selalu memperhatikan waktu guru menyampaikan materi
pelajaran bukanlah masalah bagi guru karena didalam diri siswa tersebut ada
motivasi, yaitu motivasi instrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan
kesadaran diri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak
terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada
disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Berbeda dengan siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi
ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Dalam
hal ini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau
melakukan belajar.
Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi.
Sardiman (2003: 85) mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu:
Mendorong manusia untuk berbuat.1.
Motivasi merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang akan dicapai.2.
Motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannnya.
Menyelesaikan perbuatan.3.
Menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai
tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Sementara itu, seseorang dikatakan memiliki motivasi apabila pada diri
setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tekun menghadapi tugasa.
xliii
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak memerlukanb.
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapai).
Menunjukkan minat terhadap berbagai masalahc.
Lebih senang bekerja mandirid.
Cepat bosan pada tugas-tugas rutine.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik
bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat
diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi
siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa
terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar
dengan senang karena didorong motivasi.
Seorang guru dalam memberikan motivasi harus berusaha dengan segala
kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada saasaran
tertentu. Dengan adanya dorongan ini maka dalam diri siswa akan timbul inisiatif
dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi
kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri
dan belajar secara aktif.
Hakekat Partisipasi Belajar3.
Siswa dituntut secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Untuk mendorong partisipasi siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain memberikan pertanyaan dan menanggapi respon siswa secara positif,
menggunakan pengalaman berstruktur dan menngunakan metode pembelajaran
yang bervariasi sehingga lebih melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Motivasi yang dimiliki siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat
memotivasi dirinya untuk berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran sehingga
tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai, yaitu meningkatkan prestasi belajar.
Mulyasa (2004: 156) menyatakan bahwa Partisipasi siswa dalam pembelajaran
sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan
xliv
dan evaluasi pembelajaran . Menurut Sudjana dalam Hayati (2001: 16)
Partisipasi siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu bentuk keterlibatan
mental dan emosional .
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi
siswa yang merupakan wujud tingkah laku siswa dalam kegiatan pembelajaran
yang merupakan suatu keterlibatan mental dan emosional siswa sehingga
mendorong mereka memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan belajar
yang diharapkan yaitu tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.
Martinis Yamin (2007: 80-81) menjelaskan bahwa peran aktif dan partisipasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan apabila tercipta suatu
kondisi sebagai berikut:
Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa1)
Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam2)
belajar.
Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa3)
(kompetensi dasar).
Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas4)
siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang
kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep.
Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan,5)
sikap, dan keterampilan.
Menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran menurut
Gagne dan Briggs dalam Martinis Yamin (2007: 84) dapat dilakukan melalui 9
aspek berikut ini:
Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka1)berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa.2)Mengingatkan kompetensi prasyarat.3)Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari.4)Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.5)Memunculkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar6)pembelajaran.Memberikan umpan balik (feed back).7)
xlv
Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan8)siswa terpantau dan terukur.Kemudian menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir9)pembelajaran.
Partisipasi siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran tercipta
suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta dan partisipasi siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki keterampilan dalam merangsang tumbuhnya
partisipasi siswa agar keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan
meningkat, yang pada akhirnya kegiatan pembelajaran akan lebih berpusat pada
siswa.
Suryosubroto (1997: 282) mengemukakan manfaat prinsipil dari partisipasi
yaitu:
Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karea banyaknya1)
sumbangan pemikiran
Pengembangan potensi diri dan kreativitas2)
Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan3)
adanya perasaan diperlukan
Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk membangun4)
kepentingan bersama.
Partisipasi dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi diri
dan kreativitas siswa, serta dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap
proses dan hasil belajar yang dijalaninya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya partisipasi siswa dalam pembelajaran akan memberikan
peranan yang penting bagi keberhasilan tujuan dari proses pembelajaran yang
terkait.
Hakekat Prestasi Belajar4.
Pengertian Prestasi Belajara.
Proses belajar mengajar dikelas untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
pembelajaran yang dicapai siswa harus dilakukan evaluasi yang hasilnya berupa
prestasi belajar siswa. Kualitas pengajaran akuntansi di SMK dapat dilihat dari
xlvi
tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa tidak lepas dari
proses belajar siswa, yang pada dasarnya merupakan proses perubahan tingkah
laku untuk mencapai tujuan tertentu.
Belajar adalah proses untuk memiliki pengetahuan. Pengertian belajar
meliputi dua hal yaitu proses dan hasil. Proses sebagai perubahan internal dalam
diri individu merupakan inti dari belajar. Sedangkan hasil belajar diwujudkan
dalam perbuatan dan hasilnya dapat diukur, yang merupakan perubahan atau
perkembangan dalam diri individu yang dapat berupa sikap-sikap, nilai-nilai,
tingkah laku intelektualnya.
Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang yang telah
melakukan usaha atau kegiatan tertentu. Zaenal Arifin (1990: 2) mengemukakan
bahwa Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie dalam bahasa
Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Sri Puspita Murni
(2004: 147) Prestasi merupakan wujud dari keunggulan yang diperoleh seseorang
dalam bidang tertentu. Prestasi diperoleh melalui perjuangan yang dilandasi oleh
motivasi yang tinggi untuk melakukan tindakan. Untuk mewujudkan prestasi
diperlukan langkah-langkah nyata yang harus dilakukan untuk mempersiapkan
tujuan yang hendak dicapai.
Berdasarkan pengertian belajar dan prestasi dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam
penguasaan pengetahuan dan keterampilan suatu mata pelajaran tertentu sesuai
dengan tujuan yan diharapkan. Hasil belajar yang diperoleh dapat berupa
keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, dan cita-cita.
Prestasi belajar dapat dilihat dari perubahan-perubahan dalam pengertian
kognitif, pengalaman keterampilan, nilai sikap yang bersifat konstan. Perubahan
ini dapat berupa sesuatu yang baru atau penyempurnaan sesuatu hal yang pernah
dimiliki atau dipelajari sebelumnya.
Prestasi belajar sebagai perubahan tingkah laku meliputi tiga ranah, menurut
Bloom dalam James Phopham dalam W. Gulo (2002: 40), yaitu :
Ranah Kognitif, meliputi : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan1)
sintesis serta evaluasi.
xlvii
Ranah Afektif, meliputi : memperhatikan, merespon, menghayati nilai,2)
mengorganisasi dan mepribadikan nilai atau seperangkat nilai.
Ranah Psikomotorik, meliputi : persepsi, set, respon terbimbing, respon3)
mekanis dan respon kompleks.
Berdasarkan pendapat Bloom tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
prestasi belajar adalah perwujudan dari terjadinya perubahan tingkah laku yang
mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Prestasi belajar diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas baik secara
individu maupun kelompok.
Fungsi Prestasi Belajarb.
Belajar merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan manusia. Belajar
dapat menghasilkan suatu perubahan dalam diri individu. Sebagai hasil dari usaha
belajar, prtestasi mempunyai berbagai fungsi. Prestasi dalam kehidupan manusia
akan memberikan kepuasan tertentu. Menurut zainal Arifin mendorong individu
untuk lebih giat melakukan usaha. Menurut Zainal Arifin (1990: 3) dalam belajar,
prestasi mempunyai fungsi sebagai berikut :
Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak1)
didik.
Sebagai lembaga pemuasan hasrat ingn tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi2)
bahwa para ahli psikologi biasanya menyebutka prestasi sebagai tendesi
keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk
kebutuhan anak didik dalm suatu program pendidikan.
Sebagai bahan infornasi dan inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa3)
prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai umpan balik dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator4)
intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
produktivitas suatu institusi pendidikan, bahwa kurikulum yang digunakan
relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern
xlviii
dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator
kesuksesan anak didik di masyarakat.
Dapat dijadikan indikator terhadap daya serap anak didik. Dalam proses5)
belajar dan pembelajaran anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap
seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
Berdasarkan fungsi dari prestasi belajar yang telah disebutkan diatas, maka
dapat diketahui bahwa betapa pentingnya mengetahui prestasi belajar siswa, baik
individual maupun kelompok. Hal tersebut disebabkan karena prestasi belajar
tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, dan juga
berguna bagi guru yang bersangkutan sebagai umpan balik dalam melaksanakan
pembelajran dikelas apakah akan diadakan perbaikan dalam proses belajar
mengajar ataupun tidak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajarc.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu indikator
tercapainya hasil belajar adalah dengan diketahuinya prestasi belajar yang dicapai
oleh siswa, sebagai subyek belajar. Prestasi diperoleh melalui perjuangan yang
dilandasi oleh motivasi yang tinggi untuk melakukan tindakan. Tinggi rendahnya
prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mengiringi proses
belajar, yaitu faktor nternal dan faktor eksternal. Faktor eksternal adalah hal-hal
yang mempengaruhi beajar sseorang yang berasal dari luar individu.sedangkan
factor internal adalah hal-hal yang berpengaruh terhadap proses belajar seseorang
yang berhubungan dengan diri individu yang bersangkutan.
Dimyati dan Mudjiono (1999: 238) menyatakan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri.1)
Faktor-faktor itu antara lain :
a. sikap siswa terhadap belajar
b. motivasi belajar
c. konsentrasi belajar
d. kemampuan mengolah bahan belajar
xlix
e. kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar
f. kemampuan menggali hasil belajar yang telah tersimpan
g. kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, dan
h. rasa percaya diri siswa.
Faktor ekstern yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor-2)
faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain :
a. guru sebagai pembimbing belajar siswa
b. sarana dan prasarana belajar
c. kondisi pembelajaran
d. kebijakan penilaian
e. kurikulum yang diterapkan dan lingkungan sosial dari siswa.
Hakekat Akuntansi5.
American Accounting Association dalam Soemarso (2004: 3)
mendefinisikan akuntansi sebagai: Suatu proses mengidentifikasikan, mengukur,
dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan
keputusan yang jelas dan tugas bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut .
American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) dalam Agus
Suranto, dkk (2005:2) menjelaskan pengertian akuntansi adalah Seni dari
pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dengan suatu cara tertentu dan dalam
nilai uang terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau sebagian
bersifat keuangan dan penafsiran terhadap hasil-hasilnya.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka secara garis besar pengertian
akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,dan
pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan yang terjadi pada suatu
entitas (badan usaha) dalam satu periode tertentu yang digunakan oleh pihak-pihak
yang berkaitan untuk pemgambilan keputusan.
Sedangkan bagi Instansi Pendidikan, seperti Sekolah Menengah Atas
(SMA), Akuntansi merupakan mata pelajaran yang masih menjadi bagian dari
mata pelajaran ekonomi sehingga belum merupakan suatu mata pelajaran yang
l
berdiri sendiri. Akuntansi diajarkan di SMA sebagai pengantar agar siswa
mengerti sejak sekarang mengenai cara membuat dan mengelola sistem
pembukuan, mencatat transaksi-transaksi yang terjadi di dalam perusahaan
sehingga siswa dapat mempraktekkannya.
Sasaran akuntansi adalah transaksi yang sudah terjadi dalam perusahaan
sehingga sistem akuntansi yang diterapkan dalam suatu perusahaan bergantung
kepada jenis kegiatan yang bisa dilakukan oleh perusahaan. Jika dipandang dari
sudut kegiatan usahanya perusahaan secara garis besar dapat digolongkan menjadi
perusahaan jasa, perusahaan, dan perusahaan manufaktur/industri.
Karakteristik yang sangat menonjol dari mata diklat akuntansi adalah banyak
hitungan serta pembuatan kolom yang diperlukan hampir setiap pokok bahasan.
Sehingga untuk mata akuntansi harus memahami konsep, siswa juga dituntut
untuk terampil dan teliti dengan cara mempraktikkannya.
Hasil penelitian yang relevanB.
Cita Retno Wulandari (2006) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Dengan Tipe TAI ( Teams Assisted Individualization )
Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Pokok Bahasan
Aritmetika Sosial (Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Manyaran Tahun Pelajaran
2005/2006) , menjelaskan bahwa setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil
kesimpulan sebagai berikut : (1) Terdapat pengaruh metode pembelajaran
terhadap prestasi belajar matematika. Karena eks X = 53,3 > kon X = 45,18 maka
metode TAI lebih baik daripada metode konvesional. (2) terdapat pengaruh minat
belajar terhadap prestasi belajar matematika. Minat belajar tinggi lebih baik dari
minat belajar sedang dan rendah, tetapi minat belajar sedang tidak lebih baik dari
minat belajar rendah. (3) Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan minat
belajar terhadap prestasi belajar matematika. Metode TAI lebih tepat digunakan
pada minat belajar sedang dan rendah dan kurang tepat digunakan pada minat
belajar tinggi. Penilitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika
dengan metode TAI dan minat belajar memberikan peningkatan prestasi belajar
matematika pada pokok bahasan aritmetika sosial.
li
Sugandi (2002) dalam tesisnya yang berjudul Pembelajaran Pemecahan
Masalah Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Assisted Individualization (TAI) pada Siswa Kelas 1 SMU Negeri 9 Bandung ,
menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
rata-rata nilai yang diperoleh kelas yang pembelajarannya menggunakan model
belajar kooperatif tipe TAI untuk aspek kemampuan pemecahan masalah cukup
baik. Jika dibandingkan dengan kelompok kontrol, maka hasil belajar matematika
siswa yang pembelajarannya menggunakan model belajar kooperatif tipe TAI
lebih baik dari hasil belajar pada kelas yang pembelajarannya menggunakan cara
biasa, ditinjau dari : (1) aspek memahami masalah, (2) aspek membuat rencana
pemecahan, (3) melakukan perhitungan, (4) memeriksa kembali hasil, dan (5)
keseluruhan langkah pada taraf signifikasi 5 %.
Jurnal dari FKIP Universitas Lambung Mangkurat tentang TAI oleh Atiek
Winarti dalam penelitiannya melalui penerapan model kooperatif tipe Team
Accelerated Instruction tentang meningkatkan hasil belajar kimia. Tujuan utama
penelitian ini adalah mengatasi pembelajaran kimia siswa kelas X SMAN 2
Banjarmasin akibat tingginya heterogenitas siswa. Scubjek pada penelitian ini
adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Banjarmasin. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes pemahaman, satuan pelajaran dan rencana
pelajaran, dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus, dimana
setiap siklus terdiri dari 4 kali pembelajaran. Dari hasil penelitian diperoleh
adanya peningkatan rata-rata pemahaman siswa dari pembelajaran sebelumnya.
Ketuntasan hasil belajar meningkat pada tiap siklus, dari kategori kurang menjadi
baik. Dengan menggunakan 3 siklus tindakan model TAI ini efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, adanya peningkatan tingkat
pemahaman pada setiap indikatornya. Hal ini dilihat dari tingkat pemahaman
siswa yang paham seluruhnya meningkat pada tiap siklus, sehingga menunjukkan
bahwa siswa yang awalnya berada pada tingkat pemahaman siswa yang paham
sebagian, atau tidak paham telah beralih pada tingkat yang paham seluruhnya.
Peningkatan tersebut dapat dilihat pula pada rata-rata tingkat pemahaman siswa
yang meningkat pada tiap siklus. Seluruh siswa dapat menuntaskan materi melalui
lii
3 kali pembelajaran dan selanjutnya 100% siswa dapat menuntaskan materi
pembelajaran hanya melalui 2 kali pembelajaran. Ditinjau dari sikap, guru
maupun siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran kooperatif TAI.
Dengan pembelajaran ini siswa lebih mudah memahami setiap materi yang
diberikan. Selain itu, keaktifan siswa akan senantiasa mendorong pada tingkat
keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
dikemukakan saran bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat dijadikan
alternatif dalam upaya meningkatkan prestasi siswa.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan
sekarang adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik
Teams Accelerated Instruction dan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu
penelitian tindakan kelas dan teknik pengumpulan data yang digunakan juga sama
yaitu observasi dan tes. Sedangkan perbedaannya terletak pada teknik
pengumpulan datanya dan metode penelitiannya, pada penelitian yang dilakukan
oleh Citra Retno Wulandari metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen atau kuantitatif. Penelitian terdahulu dengan penelitian penulis
sekarang adalah rancangan siklus yang digunakan, yaitu Penelitian Citra Retno
Wulandari dan Sugandi menggunakan rancangan dua siklus, sedangkan penelitian
penulis menggunakan rancangan tiga siklus. Perbedaan lain yang ada yaitu pada
tujuan penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian dari Sugandi yaitu untuk
mengetahui bagaimana keterlaksanaan hasil pembelajaran. Tujuan Penelitian dari
Citra Retno Wulandari dan tujuan penelitian penulis yaitu untuk meningkatkan
prestasi belajar.
Kerangka BerpikirC.
Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada
pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk
mencapai prestasi belajar yang optimal maka diperlukan kerangka pemikiran yang
sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih terjadi permasalahan
dalam pembelajaran yaitu kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran
liii
akuntansi. Permasalahan yang menjadi fokus kerja peneliti adalah bahwa guru
merasa kesulitan dalam mencari metode belajar yang tepat untuk meningkatkan
pencapaian prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Guru masih
menerapkan metode pembelajaran yang monoton sehingga siswa mudah merasa
jenuh, minat terhadap pembelajaran rendah. Hal tersebut menjadi indikator bahwa
pencapaian prestasi belajar akuntansi belum optimal dan permasalahan tersebut
berakibat pada rendahnya kualitas pembelajaran yang dapat dilihat dari kurangnya
partisipasi dan dorongan siswa untuk aktif, bertanya, mengetahui lebih banyak lagi
mengenai hal-hal yang belum dipahami. Sehingga berpengaruh pada pencapaian
kompetensi siswa karena kualitas pembelajaran masih rendah, akibatnya prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi rendah.
Faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah adanya motivasi belajar
yang dimiliki siswa. Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang ingin di capai
dalam kegiatan belajar mengajar. Peranan motivasi sangat diperlukan, siswa yang
mempunyai motivasi belajar tinggi akan merasa senang, bergairah dan semangat
dalam belajar. Sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah maka cenderung
kurang bersemangat dalam belajar. Dengan demikian siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi maka kemungkinan prestasinya tinggi, begitu pula
sebaliknya.
Faktor lain yang mempengaruhi belajar siswa adalah adanya partisipasi aktif
dari diri siswa. Partisipasi merupakan keterlibatan siswa dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Siswa dituntut secara aktif berpartisipasi
dalam kegiatan belajar mengajar. Partisipasi aktif siswa ditandai dengan adanya
kontribusi atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa lebih aktif
bertanya dan ada komunikasi timbal balik. Dengan meningkatnya motivasi belajar
siswa dan partisipasi aktif siswa maka akan berdampak pada peningkatan prestasi
belajar siswa pada mata opelajaran akuntansi.
Banyak faktor yang menentukan keberhasilan belajar dari siswa di kelas,
diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajaran. Pada penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran
liv
kooperatif tipe TAI dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
Dalam model pembelajaran konvensional, siswa dituntut untuk mengikuti
penjelasan guru secara seksama agar dapat memperoleh pengetahuan prosedural
serta memahami pengetahuan deklaratif sehingga dapat memperoleh serta
mengembangkan keterampilan belajar siswa. Sedangkan pada pembelajaran
kooperatif siswa bekerjasama dengan siswa lain dalam satu kelompok untuk
mempelajari, memahami materi pelajaran dan memecahkan masalah yaitu dengan
mencoba menggabungkan kemampuan antar personal. Sehingga selain siswa
dapat menorganisasikan pikiran yang telah dimiliki, siswa juga mendapatkan
informasi baru dari siswa lain dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir lebih
daripada hanya menerima informasi. Jadi intinya, dalam pembelajaran kooperatif
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif
tipe TAI memberikan pengaruh yang signifikan dalam pencapaian prestasi belajar
Akuntansi.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan pencapaian prestasi belajar akuntansi,
peneliti kemudian menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, dengan
tujuan agar para siswa dapat bekerja secara kooperatif dan lebih bertanggung
jawab dalam belajar, sehingga pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa dapat
meningkat. Diharapkan model ini akan berhasil meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Selaras dengan judul penelitian yang diambil oleh peneliti, yaitu Upaya
peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif Team Accelerated Instruction pada mata pelajaran akuntansi kelas
X program keahlian akuntansi SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran
2009/2010 , maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
lv
lvi
Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran :
Pembelajaran yang kurang menarik dan terlalu monoton membuat
siswa merasa jenuh sehingga motivasi dan partisipasi siswa selama
proses pembelajaran kurang maksimal, akibatnya prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran akuntansi rendah
Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif :
Team Accelerated Instruction dan melalui Apersepsi yang diberikan oleh
guru, siswa dituntun untuk lebih antusias dalam mengikuti KBM. Karena
proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru tetapi terkadang
dengan bahasa teman dapat lebih mudah dipahami
Motivasi siswa meningkat
TAI menekankan pada pembelajaran kelompok untuk menumbuhkan sikap
self-motivated yaitu memberikan kebebasan untuk siswa bereksplorasi
bersama siswa lain sehingga siswa dengan sendirinya termotivasi untuk
terus belajar, serta partisipasi siswa dalam proses pembelajaran juga akan
meningkat
Peningkatan partisipasi siswa
Partisipasi siswa ditandai dengan adanya keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan
interpersonal dan dinamika kelompok agar siswa lebih aktif bertanya dan
adanya komunikasi timbal balik (feed back)
Prestasi Belajar Akuntansi Meningkat
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
HipotesisD.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 64) menyatakan bahwa hipotesis dapat
diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan uraian yang
telah disebutkan, maka hipotesis tindakan dapat dirumuskan bahwa terdapat
Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
koopreatif Teams Accelerated Instruction pada mata pelajaran akuntansi kelas X
Akuntansi 2 SMK Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 .
lvii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu penelitianA.
Tempat Penelitian1.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Batik 2 Surakarta yang
beralamatkan di Jln. Slamet Riyadi - Kleco - Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh
Drs. Yusuf yang bertindak sebagai kepala sekolah. Alasan peneliti melakukan
penelitian di SMK Batik 2 Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut:
SMK BATIK 2 Surakarta memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakana.
penelitian.
Antara peneliti dengan pihak sekolah sudah ada hubungan yang baik.b.
SMK BATIK 2 Surakarta pernah menjadi tempat PPL (Program Pengalamanc.
Lapangan) peneliti, sehingga kondisi lingkungan dan karakteristik siswa sudah
diketahui.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMK BATIK 2 Surakarta secarad.
umum masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah
dan praktek.
Prestasi belajar akuntansi kelas X Akuntansi yang belum optimal sehinggae.
perlu dilakukan penelitian dengan penerapan model Pembelajaran Kooperatif
Teams Accelerated Instruction (TAI) dengan harapan prestasi belajar siswa
kelas X Akuntansi dapat meningkat.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi yaitu Bapak Purwadi S.Pd yang membantu dalam pelaksanaan
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung,
sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus
menjaga validitas hasil penelitian.
lviii
35
Waktu Penelitian2.
Waktu yang direncakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan
Januari 2010 sampai bulan Juni 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan
sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam PenelitianJenis Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni1.Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Judul b. Penyusunanproposal c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan 3. ImplementasiTindakan
a. Siklus I b. Siklus II c. Siklus III
4. Review5. Penyusunan Laporan
Subyek dan Obyek PenelitianB.
Subyek Penelitian1.
Penelitian ini difokuskan pada kelas X Akuntansi, yang mana kelas X
Akuntansi dibagi kedalam dua kelas yaitu kelas X Akuntansi 1 dan kelas X
Akuntansi 2. Pada kedua kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-
permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran
Akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subjek yaitu
siswa kelas X Akuntansi 2 dengan jumlah siswa 42 siswa pada semester 2
tahun ajaran 2009/2010.
Obyek Penelitian2.
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai
kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar
mengajar yang terdiri dari:
Pemilihan strategi atau model pembelajarana.
lix
Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih, yaitu denganb.
model pembelajaran kooperatif tipe.
Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar.c.
Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.d.
Hasil proses pembelajarane.
Sumber DataC.
Sumber data merupakan suatu sumber dimana data dapat diperoleh.
Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai
kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber
data dalam penelitian ini, antara lain:
Informan1.
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah
guru mata pelajaran akuntansi kelas X yaitu tahun pelajaran 2009/2010.
Tempat atau lokasi2.
Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah
ruang kelas X Akuntansi 2 SMK Batik 2 Surakarta.
Peristiwa3.
Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui
proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam
penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata diklat
akuntansi pada siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta
Tahun Diklat 2009/2010.
Dokumen atau arsip4.
Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya
dalam penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data
yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang
ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini,
yaitu: silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil
pekerjaan siswa, dalam hal ini siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Batik 2
Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.
lx
Pendekatan PenelitianD.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga classroom action research , karena
kelas merupakan bagian kecil dan bagian penting dalam sistem pembelajaran
di sekolah.
Suharsimi Arikunto (2007: 2-3) dalam bukunya menyebutkan ada tiga
kata yang membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:
Penelitian - menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek1.dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untukmemperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkanmutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.Tindakan - menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja2.dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaiansiklus kegiatan untuk siswa.Kelas - dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi3.dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalambidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelasadalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaranyang sama dari guru yang sama pula.
Setiap jenis penelitian memiliki karakteristik tertentu yang membedakan
dengan penelitian lain, seperti halnya dengan penelitian tindakan kelas
menurut Zainal Aqib (2008: 128) karakteristik PTK meliputi :
Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional.1)Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.2)Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.3)Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik4)instruksional.Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.5)Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri , sedangkan yang6)melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalahpeneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
Siklus pelaksanaan PTK dilakukan melaui empat tahap, yakni: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan yang dapat digambarkan sebagai berikut
:
lxi
Siklus I
Siklus II
Keterangan:
Rencana Tindakan1)
Berdasarkan hasil pengidentifikasian dan penetapan masalah, peneliti
kemudian mengajukan suatu solusi alternatif yang berupa penerapan
pembelajaran kooperatif dengan metode TAI.
Pelaksanaan Tindakan2)
Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, baik
kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotorik mata pelajaran akuntansi
yang sebelumnya dirasakan belum optimal. Tindakan dalam penelitian ini
berupa pembelajaran kooperatif dengan metode TAI agar dapat meningkatkan
pencapaian kompetensi belajar siswa sekaligus mengajarkan para siswa untuk
berinteraksi secara kooperatif dalam sebuah tim.
lxii
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007:
74)
PerencanaanTindakan I
PerencanaanTindakan II
Refleksi I
PelaksanaanTindakan I
Pengamatan/Pengumpulan Data I
PelaksanaanTindakan II
Refleksi II Pengamatan/Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklusberikutnya
Tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui apakah
tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan telah dapat
mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu, peneliti juga melakukan
observasi untuk mengumpulkan data yang akan diolah untuk mengetahui
pencapaian hasil tindakan. Data yang telah terkumpul kemudian diolah guna
menetukan tindakan pada penelitian berikutnya.
Pemantauan dan Evaluasi Tindakan3)
Kegiatan pemantauan dilakukan untuk mengawasi tindakan yang
terjadi di dalam kelas. Dalam tahap ini, peneliti mengadakan observasi tentang
proses belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI.
Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas
sekaligus memberikan pendampingan secara langsung kepada para siswa
sebagai fasilitator manakala siswa mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran tersebut. Dengan demikian siswa akan lebih memahami tujuan
dari pelaksanaan model pembelajaran tersebut.
Tahap ini, peneliti berperan sebagai fasilitator yang mengawasi
jalannya kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti selain bertugas sebagai
pengawas, juga bertugas sebagai konselor siswa manakala siswa mengalami
kesulitan yang sekaligus mengumpulkan data sebagai bahan evalusasi namun
peran tersebut hanya sebagai partisipan pasif saja. Setelah data terkumpul,
peneliti mengolah data tersebut untuk dievaluasi dan dicari alternatif
pemecahan masalah manakala masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan
tindakan.
Analisis dan Refleksi Tindakan4)
Hasil evaluasi kemudian dianalisis untuk menentukan langkah-
langkah perbaikan apa yang bisa dilaksanakan, sehingga didapatkan suatu
alternatif pemecahan untuk semua permasalahan yang dialami oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran akuntansi. Pada tahap ini, peneliti
menganalisis atau mengolah data yang telah dikumpulkan, kemudian diambil
suatu kesimpulan. Dari kesimpulan tersebut dapat diketahui apakah penelitian
ini berhasil atau tidak, sehingga dapat ditentukan langkah selanjutnya.
lxiii
Hasil dari evaluasi digunakan untuk menentukan langkah-langkah
lebih lanjut atau tindak lanjut. Pelaksanaan tindakan kelas yang dihadapi tidak
langsung dapat diselesaikan dalam satu tindakan atau satu siklus, sehingga
perlu adanya satu tindakan perbaikan lanjutan terhadap masalah yang belum
terselesaikan.
Teknik Pengumpulan DataE.
Memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan
dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu
digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-
benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini, antara lain dengan menggunakan:
Tes1)
Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan
pelaksanaan tindakan. Tes yang digunakan adalah soal uraian yang
digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan awal dan hasil
pembelajaran dengan model pembelajaran Team Accelerated Instruction
pada pelajaran akuntansi. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa jauh prestasi belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan
pemberian tindakan.
Observasi2)
Observasi merupakan proses perekaman data yang berasal dari kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas yang berasal dari guru dan siswa sebelum
peneliti melakukan penelitian dengan mengamati semua kejadian yang
ada, yaitu mengenai nilai awal siswa, motivasi, partisipasi dan prestasi
siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran. Jenis observasi yang
peneliti lakukan adalah observasi partisipan, artinya peneliti ikut terlibat
dalam proses pembelajaran. Teknik ini bertujuan untuk mengamati
pelaksanaan dan perkembangan kegiatan pembelajaran di dalam kelas
dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams
Accelerated Instruction (TAI) serta keaktifan siswa di dalam proses
pembelajaran pada mata diklat akuntansi.
lxiv
Dokumentasi3)
Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana
sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Dokumentasi yang digunakan
adalah dokumentasi non tes yaitu dokumentasi berupa gambar atau foto
proses belajar mengajar saat penelitian dilaksanakan.
Angket sederhana4)
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket sederhana,
yaitu menyusun daftar pernyataan yang sesuai dengan data yang
dibutuhkan oleh peneliti yang ditujukan kepada responden untuk
mengukur motivasi siswa. Dalam penelitian ini angket yang digunakan
adalah jenis angket tertutup dengan bentuk rating scale, yaitu sebuah
pernyataan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan kriteria
tingkat jawaban, seperti sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Prosedur PenelitianF.
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari
beberapa tahap kegiatan yaitu:
Tahap Pengenalan Masalah1.
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
Mengidentifikasi masalaha.
Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teorib.
yang relevan
Tahap Persiapan Tindakan2.
Tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
Penyusunan jadwal penelitiana.
Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dalam bentuk RPPb.
Penyusunan soal evaluasic.
Tahap Penyusunan Rencana Tindakan3.
lxv
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus
II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, serta tahap analisis dan refleksi.
Tahap Implementasi Tindakan4.
Implementasi atau penerapan isi rancangan mengenai tindakan di
kelas. Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan pembelajaran
kooperatif dengan teknik Team Accelerated Instruction (TAI) dalam proses
pembelajaran akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji
kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.
Tahap observasi5.
Tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang
melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru. Pengamatan
dapat dilakukan secara beiringan bahkan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan
dengan sebaik-baiknya.
Tahap refleksi6.
Tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan,
kemudian bersama dengan guru pelaksana mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan dalam hal ini, guru sebagai pelaksana merefleksikan
pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam
tindakan.
Tahap Penyusunan Laporan7.
Tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis
paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi
masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis.
lxvi
Proses PenelitianG.
Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam
satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus yang dilaksanakan terdiri dari empat
Atiek Winarti. 2003. Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui PenerapanModel Pembelajaran Tipe TAI (TEAMS ASSISTEDINDIVIDUALIZATION) Untuk Mengatasi Heterogenitas KemampuanSiswa Kelas X SMA N 2 Banjarmasin.http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=&node=204start=6-18k.
Cita Retno Wulandari. 2006. Penerapan Pembelajaran Kooperatif TAI (TEAMSASSISTED INDIVIDUALIZATION) Pada Pembelajaran MatematikaDitinjau Dari Minat Belajar Siswa Pokok Bahasan Aritmatika SosialSiswa Kelas VII SMP Manyaran Tahun Pelajaran 2005/2006.http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=&node=204start=6-18k.. Diakses16 Juli 2008 jam 14.30 WIB.
Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis ModelPembelajaran IPS. Jakarta: Bumi
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
cxxx
Nana Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.
Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan PendekatanSistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning : Teori, Riset, dan Praktik.Bandung: Nusa Indah.
Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Grapindo Persada.
Soedomo Hadi, Marika Soebroto, Suparno, Tojib Basuki, dan Widjihardjo BP.1993. Pengantar Pendidikan. Surakarta: UNS Press.
Soemarso SR. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugandi. 2002. Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika Melalui ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI)Pada Siswa Sekolah Menengah Umum: Pada Studi SMU N 9 Bandung.http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1004106-145806. Diakses 16Juli 2008 Jam 14.45 WIB.
Suharsimi Arikunto, Prof. Suhardjono, dan Prof. Supardi. 2007. PenelitianTindakan Kelas. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Sutratinah Tirtonegoro. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikan.Jakarta: Bina Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.
W. S. Winkel. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.