-
UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN HAFALAN
AL-QURAN HADIST MELALUI METODE PEER
LESSONS PADA SISWA KELAS V
MI MAARIF KUTOWINANGUN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
S K R I P S I
Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
A R F I A H
NIM 12507004
PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
2010
-
UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN HAFALAN
AL-QURAN HADIST MELALUI METODE
PEER LESSONS PADA SISWA KELAS V
MI MAARIF KUTOWINANGUN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
S K R I P S I
Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
A R F I A H
NIM 12507004
PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
2010
-
KEMENTRIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jalan Tentara Pelajar Nomor 2 Telepon (0298) 323706,
Fax 323433 Salatiga Kode Pos
50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
DR. Saadi, M.Ag Dosen STAIN Salatiga
Nota Pembimbing
Lampiran : 3 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara Arfiah
Kepada Yth.
Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum. wr. wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini
kami kirimkan naskah skripsi Saudara :
Nama : Arfiah
NIM : 12507004
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : Upaya Peningkatan Penguasaan Hafalan Al-
Quran Hadist Melalui Metode Peer Lessons
Pada Siswa Kelas V MI Maarif Kutowinangun
Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya
segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum. wr. wb.
Salatiga, 20 Maret 2010
Pembimbing,
DR. Saadi, M.Ag NIP. 19630420 199203 1 003
-
KEMENTRIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jalan Tentara Pelajar Nomor 2 Telepon (0298) 323706,
Fax 323433 Salatiga Kode Pos 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara ARFIAH dengan Nomor Induk Mahasiswa 12507004
yang
berjudul : Upaya Pe ningkatan Penguasaan Hafalan Al-Quran
Hadist Melalui Metode Peer Lessons Pada Siswa Kelas V MI
Maarif Kutowinangun Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010
Telah dimunaqosyahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan
Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada hari Sabtu,
tanggal 20 Maret
2010 yang bertepatan dengan tanggal 4 Robiul akhir 1431 H. Dan
telah diterima
sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memeperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Islam (S.Pd.I).
Salatiga, 20 Maret 2010 M
4 Robiul akhir 1431 H
Dewan Penguji,
Ketua
Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
NIP. 19580827 198303 1 002
Sekretaris
Dr.H.Muh.Saerozi, M.Ag.
NIP. 19660215 199103 1 001
Penguji I
Drs. Miftahudin, M.Ag.
NIP. 19700922 1994031 002
Penguji II
Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.
NIP. 19670115 1998032 002
Pembimbing
Dr. Saadi, M.Ag. NIP. 19630420 199203 1 003
iii
-
KEMENTRIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jalan Tentara Pelajar Nomor 2 Telepon (0298) 323706,
Fax 323433 Salatiga Kode Pos 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Arfiah
NIM : 12507004
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.
Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasar ode etik
ilmiah.
Salatiga, Februari 2010
Peneliti,
A R F I A H
NIM. 12507004
-
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Suami dan anak-anakku tercinta yang dengan setia mendampingi
dan
mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.
2. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan restunya
kepada
penulis.
3. Teman-teman yang selalu mendampingi dan membantu dalam
pembuatan
skripsi maupun dalam studi.
4. Teman-teman PGMI angkatan 2007, yang selalu bersama-sama
dalam
suka dan duka selama masa kuliah.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah
membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini.
-
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah, sebagai rasa syukur kepada
Allah
SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi.
Walaupun
mungkin masih banyak sekali kekurangan , akan tetapi penulis
berharap dapat
bermanfaat, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana dalam
ilmu tarbiyah pendidikan guru madrasah ibtidaiyah.
Penulis menyadari hingga selesainya skripsi ini, banyak sekali
pihak-
pihak yang telah membantu, memberikan semangat serta
dukungannya.
Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga
beserta
stafnya yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk
memanfaatkan
segala fasilitas di STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs.H. Saadi, M.Ag selaku pembimbing yang telah
meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran guna membimbing penulis.
3. Bapak Drs.H. Ahmad Sultoni, M.Pd, selaku Kaprodi PGMI. Dan
Bapak
Ari Setiawan S.Pd, MM, selaku Waka PGMI.
4. Bapak Ibu Dosen STAIN Salatiga, yang telah banyak berjuang
dalam
menegakkan agama dan kebenaran serta telah banyak memberikan
dorongan kepada penulis.
5. Bapak Ibu Guru MI Maarif Kutowinangun Salatiga
6. Suami dan anak-anak tercinta, yang selalu memberikan doa
dan
semangat.
7. Dan kepada semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan
satu
persatu.
Salatiga, 23 Januari 2010
Penulis
Arfiah
vii
-
ABSTRAK
Arfiah, 2010, 12507004, Upaya Peningkatan Hafalan al-Quran dan
Hadits Melalui Metode Peer Lessons pada siswa kelas V MI Maarif
Kutowinangun Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi
Jurusan
Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pembimbing : Dr.
Saadi,M.Ag.
Kata kunci : Menghafal al-Quran dan Hadist, Metode Peer Lessons.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan penguasaan
materi
al-Quran dan Hadist melalui metode Peer Lessons pada siswa kelas
V MI Maarif Kutowinangun Salatiga, Tahun Pelajaran 2009/2010.
Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah (1)
Apakah
penerapan metode peer lessons dapat meningkatan motivasi belajar
? (2)
Apakah penerapan metode peer lessons dapat meningkatan hasil
belajar ?
(3)Apakah dengan metode peer lessons dapat meningkatkan
penguasaan
hafalan materi pelajaran al-Quran dan Hadits pada siswa kelas V
MI Maarif Kutowinangun Salatiga tahun ajaran 2009/2010. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan kelas sebanyak 3 siklus.
Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah (1) Untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam menghafal mata pelajaran
al-
Quran dan Hadits siswa kelas V MI Maarif Kutowinangun Salatiga.
(2) Mengupayakan peningkatan penguasaan materi hafalan mata
pelajaran
al-Quran dan Hadits siswa kelas V MI Maarif Kutowinangun
Salatiga. (3) Untuk mengetahui seberapa tinggi hasil penguasaan
hafalan materi
pelajaran al-Quran dan Hadits melalui metode peer lessons pada
siswa kelas V MI Maarif Kutowinangun Salatiga tahun ajaran
2009/2010.
Dari analisis data didapatkan bahwa penguasaan materi hafalan
al-
Quran dan Hadist pada siswa kelas V MI Maarif Kutowinangun
Salatiga mengalami peningkatan data setiap siklusnya, yaitu kendali
awal
penguasaan materi hafalan al-Quran. Hasil pra siklus kemampuan
menghafal al-Quran dan Hadist
sebesar 0%, meningkat menjadi sebesar 11,11% pada siklus I,
pada
siklus II menjadi 55,55% dan siklus III menjadi 77,77%.
Penerapan metode peer lessons dapat meningkatkan penguasaan
hafalan al-Quran dan Hadist pada siswa kelas V MI Maarif
Kutowinangun Salatiga.
viii
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
PENGESAHAN KELULUSAN
..iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
...iv HALAMAN MOTTO .. v
HALAMAN PERSEMBAHAN
..vi KATA PENGANTAR
vii ABSTRAK
.viii DAFTAR ISI
...ix BAB I PENDAHULUAN
...1 A. Latar Belakang
..1 B. Rumusan masalah
.5 C. Tujuan Penelitian
..6 D. Manfaat Penelitian
6 E. Hipotesis Penelitian
..7 F. Definisi Istilah
..7 G. Metodologi Penelitian
..9 H. Sistematika Penelitian
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16
A. Penguasaan Materi . 17
1. Pengertian Penguasaan Materi ... 17
-
2. Pengertian Belajar .. 17
3. Prinsip-prinsip Belajar ... 18
4. Factor-factor yang mempengaruhi hasil belajar 18
B. Hafalan ... 20
1. Pengertian menghafal . 20
2. Ketrampilan menghafal pelajaran .. 20
C. Pengertian al-Quran .. 24
D. Pengertian Hadist ... 25
E. Pengertian al-Quran Hadist .. 26
F. Tujuan dan fungsi pembelajaran al-Quran Hadist 27
G. Metode Peer Lessons . 33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN . 35
A. Gambaran umum MI Maarif Kutowinangun Salatiga . 35
1. Tujuan .... 35
2. Letak geografis .. 36
3. Visi dan misi .. 36
4. Kegiatan ekstra kurikuler .. 37
B. Aspek penelitian ... .37
ix
C. Deskripsi PelaksanaanSiklus I.... 40
1. Perencanaan ..40
2. Pelaksanaan ..40
-
3. Pengamatan (Observasi) .. 42
4. Refleksi..... 43
D. Deskripsi PelaksanaanSiklus II...... 43
1. Perencanaan . 43
2. Pelaksanaan ..44
3. Pengamatan (Observasi) .. 46
4. Refleksi.... 46
E. Deskripsi PelaksanaanSiklus III.... 48
1. Perencanaan . 48
2. Pelaksanaan ..... 48
3. Pengamatan (Observasi) ..... 50
4. Refleksi.... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . 53
A. Deskripsi Kondisi Awal.... 53
B. Pembahasan Hasil Penelitian.... 53
C. Pembahasan Setiap Siklus..... 54
BAB V PENUTUP.. 65
A. Kesimpulan.... 65
B. Saran...... 66
C. Penutup ..... 67
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN
x
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pembelajaran al-Quran dan Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah
bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik
dalam
membaca, menulis, membiasakan dan menggemari al-Quran dan Hadits
serta
menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan
ayat-ayat
al-Quran dan Hadits untuk mendorong, membina dan membimbing
akhlaq
dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai
dengan isi
kandungan ayat-ayat al-Quran dan Hadits. Memberikan bekal
pengetahuan
untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih
tinggi (MTs).
Ruang lingkup pengajaran al-Quran dan Hadits di MI adalah
meliputi
pengetahuan dasar membaca dan menulis, hafalan surat-surat
pendek,
pemahaman kandungan surat-surat pendek, hadits-hadits tentang
kebersihan,
niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, taqwa,
menyayangi
anak yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal
shaleh.
Mata Pelajaran al-Quran dan Hadits berisi sekumpulan
kemampuan
yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh mata pelajaran
al-Quran
dan Hadits di MI. Kemapuan ini berorientasi kepada perilaku
afektif dan
psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam
rangka
memperkuat keimanan, ketaqwaan dan ibadah kepada Allah SWT.
Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam Standar Kompetensi
ini
-
merupakan penjabaran dari kemampuan umum yang harus dicapai
peserta
didik ditingkat MI.
Al-Quran menurut A.W. Munawwir dalam kamus Al Munawwir, al-
Quran berarti bacaan 1. Dengan demikian A.W. Munawwir memaknai
al-
Quran sebagai masdhar. Menurut Istilah menurut Muhammad Ali
Ash
Shobuny, al-Quran adalah kalam Allah yang melemahkan tantangan
musuh
(mujizat) yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul yang terakhir
dengan
perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam beberapa Mushhaf,
dipindahkan
(dinukil) kepada kita secara Mutawatir, merupakan ibadah
dengan
membacanya, dimulai dengan surat Al Fatihah dan diakhiri dengan
Surat An
Nas 2.
Secara umum al-Quran berarti kalam Allah atau wahyu ilahi,
sebagai
mujizat yang diturunkan kepada Muhammad SAW (sebagai Nabi dan
Rasul
terakhir) dengan perantaraan Malaikat Jibril yang ditulis dalam
Mushhaf-
mushhaf yang dipindahkan kepada kita dengan jalan Mutawatir yang
dianggap
ibadah dengan membacanya dan dihukumi kafir dengan
mengingkarinya.
Yang dimulai dengan surat Al Fatihah dan diakhiri dengan Surat
An Nas.
Hadits berasal dari bahasa Arab berarti pemberitahuan atau
cerita.
Dalam bahasa Indonesia disebut Hadis. Dalam agama Islam hadis
ini
merupakan cerita-cerita yang diturunkan secara turun-temurun
tentang
langkah-langah atau tindakan atau ucapan dari Nabi Muhammad SAW
atau
pengikutnya (para sahabat) 3.
-
_____________________________ 1
A.W. Munawwir, Kamus Almunawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Cet.
IV, Pustaka Progressif,
Surabaya, 1997, hlm 1102.
2 Muhammad Ali Ash Shobuny, Al Tibyan fi Ulum Al Quran, Mussasah
Manahil Al Irfan, Bairut,
1390H, hlm 6.
3 Soegarda Poerbakawatja, Harahap, Ensiklopedi Pendidikan,
Gunung Agung, Jakarta, 1982, hlm
124.
Mata Pelajaran al-Quran Hadist bagi siswa MI adalah
merupakan
mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa, akan tetapi
pada
kenyataannya mata pelajaran tersebut masih dirasa kurang dari
sisi
keberhasilannya. Hal ini diketahui dengan adanya fenomena bahwa
banyak
dari siswa kelas V pada Madrasah Ibtidaiyah Maarif Kutowinangun
Salatiga
yang belum dapat menghafal surat-suratan pendek al-Quran dan
Hadist-hadits
pendek. Karena siswa MI masih termasuk anak-anak usia dini maka
fase ini
merupakan suatu fase dimana pembahasannya memerlukan sentuhan
kajian
psikologi secara komprehensif 4
seringkali terjadi bahwa disamping anak-anak
yang memiliki ciri-ciri perkembangan yang agak berbeda, sifat
dan iramanya,
sekolah atau guru sering berhadapan dengan anak yang memerlukan
perhatian
khusus5. Agar pendekatan dengan metode ini berhasil guru perlu
untuk
menerapkan dalam kehidupan peserta didiknya. Karena tujuan dari
pendidikan
adalah menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan tekad
kemandirian
manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan
kualitas
sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan
batin yang
lebih selaras, adil dan merata 6 .
Dalam Pendidikan Agama Islam, menghafal al-Quran dan Hadits
termasuk cara meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan
siswa. Dan
untuk mengembangkan akhlak guna mengukuhkan landasan spiritual
dan etik
-
bangsa. Kita sebagai guru adalah yang pertama yang terlibat
langsung dalam
mengemban amanat tersebut. Pembentukan karakter anak akan
memberikan
_____________________________ 4
Otib Satibi Hidayat, Metode Pengembangan dan Nilai-nilai Agama,
Universitas Terbuka,
Jakarta, 2008, hlm 43.
5 Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, Aksara Baru, Jakarta,
1981, hlm 146.
6 Hadirja Paraba, Wawasan Tugas Tenaga Guru dan Pembina
Pendidikan Agama Islam, Friska
Agung Insani, Jakarta, 2000, hlm 3
dampak yang sangat besar dalam pembentukan dirinya sendiri.
Berhasil dan
tidak guru mengajar dipengaruhi berbagai hal, antara lain
adalah
metode, proses pembelajaran menghafal al-Quran dan Hadits dengan
metode
peer lessons akan memberikan dampak yang sangat besar dalam
pembentukan
diri dan berpengaruh terhadap pembentukan keimanan dan ketaqwaan
siswa.
Faktor yang mempengaruhi pendidikan al-Quran dan Hadits
antara
lain faktor manusia peserta didik, dalam hal ini adalah siswa,
faktor sarana dan
prasarana penunjang, dalam hal ini buku-buku pegangan, alat
tulis, alat peraga
dan suasana kelas yang kondusif dan yang tidak kalah pentingnya
adalah
faktor guru dan metode yang dipakai dalam pembelajaran al-Quran
dan
Hadits ketika pembelajaran sedang berlangsung. Diharapkan
diterapkan juga
proses melatih dalam proses mengajar dan mendidik al-Quran dan
Hadits.
Metode peer lessons yang diterapkan adalah termasuk dalam salah
satu proses
untuk melatih siswa, yaitu melatih ucapan dalam hal menghafal
bacaan al-
Quran dan Hadits. Metode ini juga merupakan salah satu cara
untuk
menanamkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan ini
harus
dilaksanakan dengan konsisten 7. Dalam hal ini harus dilakukan
baik oleh guru
-
maupun oleh siswa. Menurut Papalia, dkk, 2004, perkembangan
sebagai
proses berangsur-angsur dan berlanjut (kontinyu),
menggambarkan
perkembangan sebagai serangkaian tahapan yang jelas 8. Metode
menghafal
sama dengan metode pengucapan syair yaitu menyampaikan sesuatu
melalui
syair atau ucapan dalam hal ini lafal agar menarik 9.
________________________________ 7
Otib Satibi Hidayat, op cit, hlm 49.
8 Rini Hildayani dkk, Psikologi Perkembangan anak, Universitas
Terbuka, Jakarta, 2008, hlm 120.
9 Yuliani Nurani Sajiono dkk, Metode Pengembangan Kognitif,
Universitas Terbuka, Jakarta,
2008, hlm 79. Dalam mata pelajaran al-Quran dan Hadits pada
materi hafalan, siswa
kelas V (lima) masih menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
Hal ini
dapat diketahui atau ditunjukkan dengan adanya (banyak) siswa
kelas V (lima)
MI Maarif Kutowinangun Salatiga belum dapat menghafal
surat-surat pendek
dalam al-Quran ataupun meriwayatkan Hadits-hadits pendek.
Berdasarkan
kenyataan yang ada ini, maka kami selaku peneliti mencoba
untuk
menerapkan Metode Peer lessons dalam pembelajaran menghafal
al-Quran
dan Hadits.
Disini guru berupaya menerapkan metode yang dianggap
berhasil
untuk penguasaan materi hafalan al-Quran dan Hadits. Dalam hal
ini penulis
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan
hasil belajar
(hafalan) mata pelajaran al-Quran Hadits sesuai dengan yang
diharapkan,
yaitu upaya meningkatkan penguasaan materi hafalan mata
pelajaran al-
Quran Hadits melalui metode peer lessons mengucapkaan syair
siswa Kelas
V (lima) MI Maarif Kutowinangun Salatiga tahun ajaran 2009/2010.
Karena
-
metode peer lessons untuk pelajaran Al Quran dan Hadits belum
diterapkan
disekolah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan, yaitu :
1. Apakah penerapan metode peer lessons dapat meningkatan
motivasi
belajar ?
2. Apakah penerapan metode peer lessons dapat meningkatan hasil
belajar ?
3. Apakah dengan metode peer lessons dapat meningkatkan
penguasaan
hafalan al-Quran dan Hadits pada siswa kelas V MI Maarif
Kutowinangun Salatiga tahun ajaran 2009/2010.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan diadakan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam menghafal al-Quran
dan
Hadits Siswa kelas V MI Maarif Kutowinangun Salatiga.
2. Mengupayakan peningkatan penguasaan hafalan al-Quran dan
Hadits
Siswa kelas V MI Maarif Kutowinangun Salatiga.
3. Untuk mengetahui seberapa tinggi hasil penguasaan hafalan
al-Quran dan
Hadits melalui metode peer lessons pada siswa kelas V MI
Maarif
Kutowinangun Salatiga tahun ajaran 2009/2010.
D. MANFAAT PENELITIAN
-
Dengan diadakannya penelitian tindakan kelas ini, manfaat
yang
diharapkan baik bagi siswa maupun bagi guru adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Bagi siswa :
a. Pembelajaran menghafal pada materi pelajaran al-Quran dan
Hadits
menjadi lebih menarik.
b. Siswa akan tertarik dan terkesan dengan belajar menggunakan
metode
peer lessons.
c. Siswa akan merasa lebih mudah dalam menghafal materi
al-Quran
dan Hadits dengan metode peer lessons.
2. Manfaat bagi guru :
Guru akan dapat lebih mudah memberi dan menambah materi
pelajaran
karena siswa aktif dan memudahkan siswa dalam menguasai materi
al-
Quran dan Hadits.
3. Manfaat bagi Sekolah :
Menumbuhkan inovasi untuk perbaikan dalam dunia pendidikan.
E. HIPOTESIS
-
Dengan menggunakan metode peer lessons penguasaan materi
hafalan
pada mata pelajaran al-Quran dan Hadits kelas V MI Maarif
Kutowinangun
Salatiga dapat ditingkatkan.
F. DEFINISI ISTILAH
1. Upaya meningkatkan penguasaan materi hafalan
Kegiatan belajar perlu sekali dilakukan dengan cara yang
baik
sehingga dapat menghasilkan siswa yang unggul dan mempunyai
watak
yang baik. Sesungguhnya siswa yang unggul ialah siswa yang
penuh
gairah dalam belajar dan belajar secara teratur setiap hari dan
menerapkan
cara-cara yang baik dalam kegiatan belajarnya. Karena didalam
proses
belajar berarti mengerahkan seluruh kemampuan pikiran secara
sungguh-
sungguh untuk menggali dan memahami berbagai pokok soal10
. Pertama
dan utama seorang pelajar (siswa) adalah menguasai konsep
menghafal
berarti suatu usaha untuk
_____________________________ 10
The Liang Gie, Cara Belajar yang baik bagi Mahasiswa, Gadjah
Mada University Press,
Yogyakarta, 2004, hlm 1.
berbuat dalam hubungannya dengan proses belajar, suatu usaha
atau cara
agar siswa dalam belajar akan berhasil sesuai dengan yang
diinginkan.
Dan kita harus berusaha/mengusahakan agar siswa
berkeinginan,
berkehendak berbuat atau dapat terjadi perubahan yang lebih baik
11
.
Ketrampilan belajar yang pertama dan utama setiap pelajar
atau
siswa adalah membaca. Membaca adalah serangkaian kegiatan
pikiran
seseorang yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami
suatu
-
keterangan yang disajikan kepada indera pengelihatan. Setelah
seorang
pelajar membaca, mencatat, langkah berikutnya yang sebaiknya
segera
dilakukan sejak awal adalah menghafal. Kegiatan menghafal
perlu
dilakukan sedini mungkin, sehingga bahan pelajaran dalam materi
al-
Quran dan Hadits yang selalu bertambah dapat dihafalkan setiap
hari.
2. Metode Peer Lessons
Peer lessons (Belajar dari teman) : strategi ini baik
digunakan
untuk menggairahkan kemauan siswa untuk mengajarkan materi
kepada
temannya.12
.
3. Menurut para ahli jiwa dari hasil penelitian ada 11 azas atau
kaidah yang
meningkatkan kemampuan mengingat bahan pelajaran, dalam hal
ini
hafalan al-Quran dan Hadits adalah Kaidah Belajar Kebulatan (The
Law
of Whole Learning). The Liang Gie dalam buku Cara Belajar yang
Baik
menyatakan bahwa bahan pelajaran harus dipelajari sebagai
suatu
kebulatan ketimbang sepenggal-sepenggal.
_____________________________ 11
Soegarda Poerbakawatja, H.A.H. Harahap, op cit, hlm 220. 12
Hisyam Zaini dkk, CTSD IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, cet 6,
2007, hlm 65
Seseorang akan ingat lebih baik kalau suatu bahan pelajaran
diulang berkali-kali dalam keseluruhannya ketimbang memenggalnya
13
.
Dalam kaidah belajar tentang (Law of Over Learning) dinyatakan
bahwa
untuk mendalami suatu bahan pelajaran dengan cara mengingat
dan
dengan mengucapkan berulang-ulang dengan suara keras sampai
hafal
betul. Menghafal dengan metode peer lessons menjadi pilihan.
Agar
kegiatan menghafal dapat tercapai maka ada cara tertentu yaitu
dengan
-
cara peer lessons membaca dengan suara yang keras yang
melalui
pendengaran dan dimasukkan dalam ingatan dan cara yang terbaik
untuk
menghafal tergantung pada bahan pelajaran dan untuk mata
pelajaran al-
Quran dan Hadits terutama materi hafalan dapat dilakukan dengan
metode
peer lessons yaitu dibaca setiap hari pada awal sebelum
dimulai
pembelajaran. Jadi menghafal akan mudah kalau dengan cara peer
lessons
atau dilakukan berulang-ulang ataupun dilakukan setiap hari.
G. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Dalam mata pelajaran al-Quran dan Hadits kelas V MI Maarif
Kutowinangun Salatiga pada materi hafalan, guru kesulitan
menerapkan
metode yang tepat untuk siswa, karena didalam mata pelajaran
al-Quran
dan Hadits alokasi waktu sangat terbatas. Hanya 2 jam pelajaran
dalam
seminggu yaitu 2 X 35 menit.
_____________________________ 13
The Liang Gie, op cit, hlm 67.
Maka waktu untuk menghafal sangat kurang, untuk itu agar
pembelajaran
mata pelajaran al-Quran dan Hadits untuk materi hafalan
berhasil
maksimal maka dengan menggunakan metode peer lessons. Semoga
dengan metode peer lessons materi hafalan mata pelajaran
al-Quran dan
Hadits lebih meningkat.
2. Subjek Penelitian
-
Subyek penelitian adalah guru dan siswa yang terlibat dalam
pelaksanaan
pembelajaran.
3. Siklus Penelitian
Siklus di PTK terdiri dari atas rangkaian 4 kegiatan yang
dilakukan dalam
siklus berulang. Menurut Kemmis dan Mc Tanggar (1992),
tahap-tahap
dapat di gambarkan dalam model hubungan antara tahapan dalam
siklus
sebagai berikut :
a. Menyusun rancangan tindakan
Dalam hal ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
oleh
siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian
tindakan
yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak
yang
melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses
jalannya
tindakan.
SIKLUS I
SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS III
?
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
-
Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan
adalah guru itu sendiri, sedang yang diminta melakukan
pengamatan
terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan
guru
yang melakukan tindakan. Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh
2
orang guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika
sedang
mengajar, dia adalah seorang guru, ketika sedang mengamati
dia
adalah sebagai peneliti.
Dalam tahapan penyusunan rancangan ini peneliti menentukan
titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian
khusus
untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamat
untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung. Jika yang digunakan dalam penelitian ini bentuk
terpisah
maka peneliti dan pelaksananya harus melakukan kesepakatan
antara
keduanya. Dikarenakan pelaksanaan guru peneliti adalah pihak
yang
berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka pemilihan
strategi
pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan guru
peneliti,
agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis
dan
dapat dikelola dengan mudah.
b. Pelaksanaan tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Yaitu
melaksanakan tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat adalah
bahwa
dalam tahap ke-2 ini pelaksanaan guru harus ingat dan
berusaha
-
mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi
harus
pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi,
keterkaitan
antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan
secara
seksama agar sinkron dengan maksud semula.
Dalam mengajukan laporan penelitian, peneliti tidak
melaporkan
tentang pelaksanaan berlangsung, tetapi melaporkan hasil
pelaksanaan.
Oleh karena itu laporan harus sudah lengkap untuk
menggambarkan
semua kegiatan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian.
c. Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan
ini
dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya
pengamatan dilakukan pada waktu tindakan dilakukan. Jadi,
keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap ke-2
diberikan
untuk memberikan peluang pada guru pelaksana yang juga
berstatus
sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan
tindakan,
karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentunya tidak
sempat
menganalisis peristiwanya ketika terjadi. Oleh karena itu,
kepada guru
pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan
pengamatan balik terhadap apa yang terjadi ketika tindakan
berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik, guru
pelaksana
-
mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh
data
yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari
kata
bahasa inggris reflection, yang terjemahannya dalam bahasa
Indonesia
adalah pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan
ketika
guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan.
Penelitian tindakan yaitu ketika guru pelaku tindakan siap
mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang
dirasakan
sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum.
Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus,
maka
dalam refleksi terakhir peneliti menyampaikan rencana yang
dirasakan
kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya atau
kepada
diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain.
Catatan-
catatan penting yang dibuat sebaiknya rinci, sehingga siapapun
yang
akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai
kesulitan. 14
_____________________________ 14
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumu
Aksara, Jakarta, hlm 16-20.
-
4. Instrumen Penelitian
No. Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan
1. Motivasi/semangat siswa
dalam menghafal
a. siswa membaca bersama-sama
b. siswa menghafal bersama-sama
c. siswa mengucapkan dengan suara keras
2. Siswa menguasai materi
Hafalan
- siswa menghafal setiap hari bersama-
sama dengan suara keras
3. Hasil Belajar Siswa a. siswa hafal surat-surat pendek
dalam
dalam al-Quran (Surat al-Kafiruun,
al-Maun, at Takatsur)
b. Siswa Hafal beberapa Surat pendek
dalam Juz Amma.
c. Siswa hafal beberapa Hadits.
5. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang digunakan adalah metode sebagai
berikut :
d. Metode observasi
Observasi adalah studi yang sengaja dan sistematis tentang
fenomena
sosial dan gejala alam dengan jalan pengamatan dan
pencatatan15
.
Metode ini digunakan sebagai alat untuk mendapatkan data
tentang
kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.
_____________________________
-
15 Sutrisno Hadi, Metode Research I, YHEP, Yogyakarta, 1989, hlm
140-160.
e. Metode dokumentasi
Untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa
catatan, transkrip, agenda dan sebagainya. Metode ini digunakan
untuk
mendapatan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan
siswa,
keadaan sarana prasarana.
f. Metode wawancara
Sebuah dialog yang dilakukan oleh interviewer untuk
memperoleh
informasi dari orang yang diwawancarai. Wawancara digunakan
untuk
memperoleh data-data dari sumber secara langsung seperti
kepala
sekolah, tenaga kerja atau guru.
6. Analisis Data
Untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa, peneliti
menggunakan
grafik dan data tabel secara optimal disertai pembahasan secara
sistematis
dan jelas.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam skripsi ini penulis membagi menjadi lima BAB yang
saling
berkaitan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian,
manfaat penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional,
metode penelitian
meliputi : rancangan penelitian, subjek penelitian,
langkah-langkah / siklus
-
penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis
data, jadwal
penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Menjelaskan tentang upaya peningkatan penguasaan materi
penguasaan materi
hafalan al-Quran Hadits Siswa kelas V MI Maarif Kutowinangun
Salatiga.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Memaparkan deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan
siklus II,
deskripsi pelaksanaan siklus III meliputi perencanaan,
pelaksanaan, obsevasi
dan refleksi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menguraikan deskripsi awal, deskripsi persiklus (data hasil
pengamatan,
evaluasi, tes menghafal, refleksi keberhasilan dan kegagalan
serta pembahasan
tiap siklus).
BAB V PENUTUP
Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
I. JADWAL PENELITIAN
No Rencana Kegiatan Waktu (minggu ke)
1 2 3 4 5
1 Persiapan
Menyusun Konsep Pelaksanaan X
2 Pelaksanaan
Menyiapkan Kelas, alat dan bahan X
Melakukan tindakan siklus I X
-
Melakukan tindakan siklus II X
3 Penyusunan Laporan
Menyusun Laporan X
Perbaikan Laporan X
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PENGUASAAN MATERI
1. Pengertian Penguasaan Materi
Penguasaan berasal dari kata kuasa yang berarti kemampuan
atau
kesanggupan untuk berbuat sesuatu 1 dalam hal ini kemampuan
atau
kesanggupan siswa untuk menghafal mata pelajaran al-Quran dan
Hadits.
Dalam proses belajar berarti mengarahkan seluruh kemampuan
pikiran
secara sungguh-sungguh, untuk menggali dan memahami berbagai
pokok
soal 2. Dalam belajar memerlukan berbagai kesiapan untuk
menerima
pelajaran. Yang mempengaruhi ketrampilan belajar yang utama
setiap
pelajar adalah membaca lalu mencatat dan yang selanjutnya
adalah
menghafal 3.
2. Pengertian Belajar
Menurut Crow dalam bukunya Educational Psichology (1958)
mengemukakan belajar sebagai Learning is acquisition of
habitat,
knowledge and attitude yang berarti memperoleh
kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap 4. Pengertian belajar pada hakekatnya
adalah
perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman dan
latihan.
_____________________________ 1 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm 604.
2 The Liang Gie, Cara Belajar yang baik, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta, 2000, hlm 1.
3 Ibid, hlm. 3.
4 Mujahid, Strategi Menghafal Al Quran, Idea Press, Yogyakarta,
2007, hlm 3.
-
3. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip Belajar menurut Abu Ahmadi dalam bukunya
Psikologi score, menyatakan : Agar memiliki pedoman dan tehnik
belajar
yang baik, maka perlu mengetahui prinsip-prinsip belajat, yaitu
:
a. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya
dalam
belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
b. Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan guru atau
buku
pelajaran itu sendiri
c. Belajar memerlukan peer lessons atas hal-hal yang di pelajari
sehingga
diperoleh pengertian.
d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang
telah
dipelajari dapat dikuasai.
e. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling
mempengaruhi
secara dinamis antara murid dengan lingkungannya.
f. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat
untuk
mencapai tujuan.
g. Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan
kedalam
bidang praktek sehari-hari 5.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Secara ringkas, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
ada
dua yaitu :
_____________________________ 5 Ibid, hlm 11.
-
a. Faktor Indogen, yaitu faktor yang datang dari dalam pelajar
itu sendiri.
Faktor Indogen ini meliputi :
1). Faktor Biologis, yaitu : faktor yang berhubungan dengan
Jasmani
anak/pelajar. Dan yang termasuk faktor ini adalah :
a). Kesehatan, jika badan tida sehat tentu pelajarannya akan
terganggu.
b). Cacat badan, jika badan cacat pasti akan berbeda
hasilnya
dengan anak yang normal.
2). Faktor Psikologis, yaitu : faktor yang berhubungan
dengan
Rohaniah. Dan yang termasuk dalam faktor ini adalah :
a). Inteligensi bila pembawaan inteligensi anak memang
rendah,
maka sukar mencapai hasil belajar yang baik.
b). Perhatian merupakan faktor yang sangat penting dalam
belajar,
anak harus memperhatikan bahan yang diajarkan.
c). Minat/keinginan, bahan pelajaran yang diminati pasti
hasilnya
akan lebih baik dibandingkan dengan bahan yang tidak
diminati.
d). Bakat, kalau sesuai dengan bakatnya akan menentukan
kesuksesan dalam belajar.
e). Emosi, anak yang tidak stabil emosinya maka akan
terganggu
belajarnya.
b. Faktor Uyugin, yaitu faktor yang datang dari lingkungan/
masyarakat
disekitar pelajar.
-
5. Hubungan Belajar dengan Menghafal
Menghafal adalah sebagian dari belajar, namun antara belajar
dan
menghafal ada persamaan yaitu kedua-duanya menyebabkan
perubahan
pada diri seseorang.
B. HAFALAN
Dalam kegiatan belajar, untuk mencapai kesuksesan perlu
dilakukan
beberapa hal, antara lain dalam hal ini adalah menghafal.
1. Pengertian Menghafal
Menghafal yaitu usaha yang dilakukan oleh pikiran agar
selalu
ingat materi pelajaran yang diterima. Hafalan adalah materi yang
berhasil
diingat oleh pikiran dari kegiatan menghafal 6.
Untuk menghafal diperlukan ketrampilan memusatkan perhatian
yaitu minat. Kemampuan memusatkan perhatian bukanlah bakat
alamiah
yang dibawa seseorang sejak lahir, tetapi merupakan kebiasaan
yang dapat
dilatih. Jadi bukan merupakan bakat alamiah atau suatu yang
diwarisi dari
leluhur. Didalam menghafal, ketrampilan memusatkan perhatian
sangat
berpengaruh. Kemampuan atau ketrampilan memusatkan perhatian
berhubungan dengan daya ingat.
2. Ketrampilan menghafal Pelajaran
Orang dapat mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi
atau
sesuatu pengetahuan yang telah dipelajari pada waktu-waktu yang
lalu.
_____________________________ 6 Hasan Alwi, op. cit.
-
Pengalaman dan pengetahuan merupakan catatan dari perubahan
faal
dalam otak manusia yang dinamakan jejak ingatan atau jejak
saraf.
Kaidah yang meningkatkan kemapuan mengingat bahan pelajaran
adalah :
a. Azas kebermaknaan (Principle of Meaningfulness).
Semakin bermakna atau penuh arti sesuatu keterangan, semakin
mudah
keterangan itu untuk dihafal.
b. Azas pengaturan (Principle of Organization).
Bahan pelajaran yang teratur secara tertib menurut suatu
pedoman
tertentu (seperti urutan alphabet) akan lebih mudah dipelajari
dan
diingat.
c. Azas penggambaran Citra (Principle of Imagery).
Petunjuk agar sesorang membuat gambar-gambar citra (dalam
bayangan pikiran) mengenai bahan pelajaran, sehingga
kemampuan
ingatannya dapat digunakan sepenuhnya.
d. Azas praktik yang dibagi-bagi (Principle of Distributed
Practice).
Dalam mempelajari dan mengingat sesuatu pelajaran,
membagi-bagi
jangka waktu belajarnya menjadi pendek-pendek yang diselingi
dengan masa istirahat.
e. Azas umpan balik (Principle of Feedback).
Salah satu umpan balik adalah dengan cara diberikan evaluasi
atau tes
kemampuan terhadap apa yang telah dipelajari. Melalui evaluasi
dapat
menahan atau meningkatkan minatnya dalam belajar.
-
f. Azas belajar kebulatan (The Law of Whole Learning).
Bahan pelajaran harus dipelajari sebagai suatu kebulatan
bukan
sepenggal-sepenggal. Seseorang akan ingat lebih baik kalau
suatu
bahan pelajaran diulang berkali-kali secara keseluruhan.
g. Azas belajar tuntas (The Law of Over Learning).
Semakin mendalam suatu bahan dipelajari semakin lama bahan
itu
teringat. Dengan cara mempelajari dan mengingat bahan
pelajaran
secara tuntas, mengucapkan berulang kali secara diam (dalam
batin)
maupun dengan suara keras sampai hafal betul.
h. Azas kepercayaan (The Law of Confidence).
Sikap batin yang percaya kepada ingatannya akan membuat ingatan
itu
bekerja lebih baik dengan cara mengatakan secara
berulang-ulang
kepada diri sendiri ketika akan tidur kalimat Aku Ingin Lebih
Baik.
i. Azas pemahaman (The Law of Comprehention).
Semakin baik seseorang memahami pengetahuan yang
dipelajarinya
semakin baik ia mengingatnya.
j. Azas pendasaran (The Law of Recitation).
Bahan pelajaran dapat diingat secara lebih cepat kalau bahan
itu
didaras (yaitu diucapkan secara keras-keras) pada selang
waktu-waktu
tertentu selama kegiatan menghafal.
k. Azas perserikatan (The Law of Ascociation).
Membuat hubungan antara hal yang baru itu dengan sesuatu yang
lama
yang telah diingatnya 7.
_____________________________ 7 The Liang Gie, op. cit., hlm
64-66.
-
3. Tata cara melaksanakan kegiatan belajar
a. Cara Penglihatan
Menghafal dengan melalui pandangan mata saja, dalam hal ini
bahan
pelajaran dibaca dengan penuh perhatian sambil bekerja untuk
mengingat-ingatnya.
b. Cara Pendengaran
Bahan pelajaran dibaca dengan suara yang cukup keras untuk
memasukkan keingatan melalui pendengaran telinga.
c. Cara Gerak Jari
Dalam hal ini jari telunjuk menulis di atas meja bahan pelajaran
yang
sedang dihafalkan atau tangan menggunakan pensil untuk
menulis
diatas kertas sambil pikiran berusaha meletakkan bahan pelajaran
itu
didalam ingatan 8.
Kegiatan belajar perlu dilakukan dengan cara yang lebih baik
agar siswa
belajar penuh gairah dan teratur setiap hari. Untuk
mewujudkan
kemampuan atau penguasaan materi, siswa harus belajar yang baik
agar
mempunyai watak yang baik pula.
4. Belajar berdasarkan menghafal (Memory Type Learning)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghafal yaitu
:
a. Apa saja yang dihafal terlebih dahulu harus
dipahami/dimengerti
benar-benar.
_____________________________ 8 Ibid, hlm 67.
-
b. Hal-hal yang dihafal harus jelas kaitannya antara satu
masalah dengan
masalah yang lainnya, sehingga merupakan suatu kerangka
keseluruhan.
c. Menggunakan hal yang dihafal secara fungsional dalam situasi
tertentu.
d. Menggunakan memo tehnik 9.
e. Mengulangi hafalan (active recall and Review)
C. PENGERTIAN AL QURAN
Alquranul karim ialah lafaz (wahyu) yang diturunkan Allah swt.
kepada
Nabi Muhammad saw. dari awal Al Faatihah sampai akhir surat An
Nas.
Lafaz dan maknanya dari sisi Allah swt; sedangkan Jibril a.s.
hanya
menyampaikan wahyunya kepada Rasulullah. Rasulullah pun
tidak
berperan kecuali menerima, menghafal, dan kemudian
menyampaikannya
kepada manusia seperti yang difirmankan Allah swt Dan
sesungguhnya
kamu telah diberi Alquran dari sisi (Allah) Yang Maha bijaksana
lagi
Maha Mengetahui (Q.S. Al Naml : 6) 10
___________________________ 9
Munjahid, op. cit, hlm 10. 10
Syekh Ahmad Al Basyuni, Syarah hadis: Qabasaat min as sunnah an
nabawiyah, PT
Trigenda Karya, Bandung, cetakan I, 1994.
-
D. PENGERTIAN HADITS
Hadits. Secara bahasa berarti baru, sedangkan secara istilah
adalah segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik
ucapan,
perbuatan, ketetapan dan sifat pribadinya dan juga disandarkan
kepada para
sahabat dan tabi'in. 11
Macam-macam Hadits dilihat dari sumbernya :
1. Hadis Qudsi
Hadis Qudsi ialah apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW, yang
isinya
dari Tuhan, seperti hadis mengenai firman Allah SWT berikut ini
:
Wahai hamba-hamba-Ku, seseungguhnya Aku mengharamkan
perbuatan
zalim atasku, dan Aku juga mengharamkan perbuatan zalim itu
dia
antara kamu, maka janganlah kamu sekalian saling menzalimi
( Hadis ).
Maknanya dari Allah SWT, dan begitu pula lafaznya ( menurut
pendapat
yang masyhur ), karena hadis Qudsi merupakan kalam ( firman )
Allah,
hanya saja hadis Qudsi tidak mempunyai keistimewaan seperti yang
ada
pada Alquranul Karim, yang dapat membedakannya dari perkataan
lain.
Oleh karena itu, hadis Qudsi tidak mukjiz ( mengungguli atau
melemahkan ), membacanya tidak mengandung arti ibadah, boleh
meriwayatkan hanya dengan maknanya saja seperti hadis biasa, dan
yang
-
junub pun boleh membawa dan mengusap serta membaca hadis
Qudsi
tersebut.
2. Hadis Nabawi ( Hadis Nabi )
Hadis Nabawi ialah perkataan ( sabdanya ) Nabi Muhammad SAW.
Makna atau isinya dari Allah SWT, sedangkan lafaznya dari
Nabi
Muhammad SAW. Sekadar lafaznya tidak menjadi mukjizat, dan
oleh
karena itu boleh hanya meriwayatkan maknanya. 12
E. PENGERTIAN AL QURAN DAN HADITS
Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah mata pelajaran
Pendidikan
Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang ditujukan untuk
memberikan
motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan
terhadap isi
yang terkandung dalam al-Quran dan Hadits, sehingga dapat
diwujudkan
dalam perilaku sehari-hari sebagai manifestasi Iman dan Taqwa
kepada Allah
SWT.
____________________________
11 http://azzamalwan.blogdrive.com/archive/6.html
12 Shekh Ahmad Al Basyuni, Syarah hadits : Qabasaat min as
sunnah an nabawiyah, PT
Trigenda Karya, Bandung, cetakan I, 1994.
-
F. TUJUAN DAN FUNGSI PEMBELAJARAN AL QURAN DAN HADITS
1. Tujuan.
Pembelajaran al-Quran dan Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah
bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta
didik
dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari al-Quran
dan
Hadits serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan
isi
kandungan ayat-ayat al-Quran dan Hadits untuk mendorong,
membina
dan membimbing akhlaq dan perilaku peserta didik agar
berpedoman
kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayat-ayat al-Quran dan
Hadits.
2. Fungsi.
Mata pelajaran al-Quran dan Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah
berfungsi :
a. Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik membaca dan
menulis al-Quran dan Hadits
b. Mendorong, membimbing dan membina kemauan dan kegemaran
untuk membaca al-Quran dan Hadits
c. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan
kandungan ayat-ayat al-Quran dan Hadits dalam perilaku
peserta
didik sehari-hari.
d. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan
pada
jenjang yang setingkat lebih tinggi (MTs).
-
3. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup pengajaran al-Quran dan Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah meliputi :
a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Quran
b. Hafalan surat-surat pendek
c. Pemahaman kandungan surat-surat pendek
d. Hadits-hadits tentang kebersihan, niat, menghormati orang
tua,
persaudaraan, silaturahmi, taqwa, menyayangi anak yatim,
shalat
berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal shaleh.
4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran al-Quran dan Hadits di
MI.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran al-Quran dan Hadits berisi
sekumpulan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik selam
menempuh mata pelajaran al-Quran dan Hadits di MI. Kemampuan
ini
berorientasi kepada perilaku afektif dan psikomotorik dengan
dukungan
pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan, ketaqwaan
dan
ibadah kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan yang tercantum
dalam Standar Kompetensi ini merupakan penjabaran dari
kemampuan
umum yang harus dicapai peserta didik ditingkat MI.
Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi :
a. Memahami cara melafalkan huruf-huruf hijaiyah dan tanda
bacanya.
b. Menyusun kata-kata dengan huruf hijaiyah, baik secara
terpisah
maupun bersambung.
-
c. Memahami cara melafalkan dan menghafalkan surat-surat
tertentu
dalam Juz Amma.
d. Memahami arti surat tertentu dalam Juz Amma.
e. Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid dalam bacaan
al-Quran.
f. Memahami dan menghafalan Hadits tertentu tentang kebersihan,
niat,
menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, taqwa,
menyayangi
anak yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal
shaleh.
5. Pendekatan Pembelajaran al-Quran dan Hadits di MI.
Cakupan materi pada setiap aspek dikembangan dalam suasana
pembelajaran yang terpadu, meliputi :
a. Keimanan adalah yang mendorong peserta didik untuk
mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah
SWT sebagai sumber kehidupan.
b. Pengamalan adalah mengkondisikan peserta didik untuk
mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan isi
al-Quran
dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
c. Peer lessons adalah melaksanakan pembelajaran dengan
membiasakan
sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran islam
yang
terkandung dalam al-Quran dan Hadits seperti dicontohkan
para
ulama.
d. Rasional adalah usaha meningatkan kualitas proses dan
hasil
pembelajaran al-Quran dan Hadits dengan pendekatan yang
-
memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai
yang
ditanamkan mudah dipahami dengan penalaran.
e. Emosional adalah upaya menggugah perasaan (emosi) peserta
didik
dalam menghayati kandungan al-Quran dan Hadits, sehingga
lebih
terkesan dalam jiwa peserta didik.
f. Fungsional adalah menyajikan materi al-Quran dan Hadits
yang
memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari dalam arti
luas.
g. Keteladanan adalah pendidikan yang menempatkan dan
memerankan
guru serta komponen madrasah lainnya sebagai keteladanan,
sebagai
cerminan dari individu yang mengamalkan isi al-Quran dan
Hadits
6. Penilaian al-Quran Hadits di MI.
a. Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kemajuan belajar
dan
penilaian hasil belajar peserta didik, terdiri dari :
pengetahuan, sikap
serta ketrampilan mereka.
b. Penilaian hasil belajar al-Quran dan Hadits adalah upaya
mengumpulkan informasi untuk menentukan tingkat penguasaan
peserta didik terhadap suatu kompetensi, meliputi :
pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar
dilakukan
sepenuhnya oleh guru Madrasah yang bersangkutan.
-
7. Standar Kompetensi Mata Pelajaran al-Quran dan Hadits Kelas V
13.
Semester Ganjil
Standar Kompetensi : Mampu memahami arti surat-surat tertentu
dalam
Juz Amma dan memahami hadits tentang
menyayangi anak yatim.
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
Mengenal terjemah
surat al-Kafirun
1. Menterjemahkan surat al-Kafirun
2. Menjelaskan pokok kandungan
surat al-Kafirun
3. Mengamalkan isi kandungan
Pokok Surat al-Kafirun
Terjemah surat
al-Kafirun
Mengenal terjemah
surat all Maun 1. Menterjemahkan surat al Maun 2. Menjelaskan
pokok kandungan
surat al Maun 3. Mengamalkan isi kandungan
Pokok Surat al Maun
Terjemah surat
al Maun
Mengenal terjemah
surat at Takatsur
1. Mengenal terjemah surat at
Takatsur
2. Menterjemahkan surat at
Takatsur
3. Memahami kandungan Pokok
Surat at Takatsur
Terjemah surat
at Takatsur
Hadits tentang
menyayangi anak
yatim
1. Membaca hadits tentang
menyayangi anak yatim.
2. Menterjemahkan hadits tentang
menyayangi anak yatim.
3. Menjelaskan kandungan hadits
tentang menyayangi anak yatim.
4. Hafal hadits tentang menyayangi
anak yatim.
5. Menunjukan perilaku suka
menyayangi anak yatim.
Hadits tentang
menyayangi
anak yatim
_____________________________ 13
Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah, Depag,
Jakarta, 2002, hlm 4.
-
Semester Genap
Standar Kompetensi : Mampu memahami arti surat-surat tertentu
dalam
Juz Amma dan memahami lafal dan arti hadits,
shalat berjamaah dan ciri-ciri orang Munafik.
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
Mengenal terjemah
surat al Qadar
1. Menterjemahkan surat al
Qadar
2. Menjelaskan pokok
kandungan surat al Qadar
Terjemah surat
al Qadar
Memahami Hadits
tentang Taqwa
1. Membaca hadits tentang
Taqwa.
2. Menjelaskan kandungan
hadits tentang Taqwa.
3. Hafal hadits tentang Taqwa.
4. Menunjukan perilaku yang
mencerminkan pemahaman
terhadap isi Hadits.
Hadits tentang
Taqwa
Memahami Hadits
tentang Shalat
Berjamaah
1. Membaca hadits tentang
Shalat Berjamaah.
2. Menjelaskan kandungan
hadits tentang Shalat
Berjamaah.
3. Hafal hadits tentang Shalat
Berjamaah.
4. Menunjukan perilaku yang
mencerminkan pemahaman
terhadap isi Hadits.
Hadits tentang
Shalat
Berjamaah
Memahami Hadits
tentang ciri-ciri orang
Munafik
1. Membaca hadits tentang ciri-
ciri orang Munafik.
2. Menjelaskan kandungan
hadits tentang ciri-ciri orang
Munafik.
3. Hafal hadits tentang ciri-ciri
orang Munafik.
4. Menunjukan perilaku
menjauhi ciri-ciri orang
Munafik.
Hadits tentang
ciri-ciri orang
Munafik
-
G. METODE PEER LESSONS
1. Pengertian
Peer lessons (Belajar dari teman) : strategi ini baik
digunakan
untuk menggairahkan kemauan siswa untuk mengajarkan materi
kepada
temannya. Jika selama ini ada pemeo yang mengatakan bahwa
metode
belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang
lain,
maka strategi ini akan sangat membantu siswa di dalam
mengajarkan
materi kepada teman-teman sekelas 14
2. Cara Anak Belajar
Menurut ahli psikologi membedakan menurut fungsi jiwa yang
mana pada anak yang dipergunakan. Yaitu :
a. Belajar Instinktif yaitu belajar yang berwujud berkembangnya
segala
kemampuan yang telah ada pada anak sejak lahir, tanpa bantuan
dari
luar. Seperti : merangkak, berdiri, berjalan.
b. Belajar dari pengalaman yaitu adanya perbaikan cara
adalah
pengalaman dari si anak, sehingga dilihat dari hasilnya akan
lebih
memuaskan.
c. Belajar dari Peer lessons yaitu belajar dengan cara-cara yang
baru itu
dengan sengaja diusahakan oleh orang lain dan dengan terus
menerus
dibiasakan kepada anak-anak 15
.
_____________________________ 14
Hisyam Zaini dkk, strategi pembelajaran aktif, CTSD, Yogyakarta,
cet 6, 2007, hlm 65. 15
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, Aksara Baru, Jakarta,
1981, hlm 20-21.
-
3. Langkah-langkah Peer lessons :
a. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil, setiap kelompok terdiri
2
orang.
b. Setiap kelompok diberi tugas untuk menghafal Surat Al
Kafirun
dengan waktu yang cukup.
c. Minta setiap kelompok maju ke depan kelas untuk menghafal
Surat
Al Kafirun ditirukan semua teman, kemudian
d. Minta salah satu siswa maju menghafal Surat Al Kafirun
dan
ditirukan oleh teman-temannya ( seperti Guru memberi contoh
kepada siswanya ) dan bergantian siswa yang lainnya.
e. Setiap siswa diberi tugas untuk menghafal Surat Al Kafirun
dengan
waktu yang cukup.
f. Memberi kesempatan untuk bertanya.
g. Setelah siswa melaksanakan tugas, Guru meluruskan sekiranya
ada
sesuatu yang perlu diluruskan.
h. Evaluasi : Setiap siswa untuk menghafal Surat Al Kafirun.
-
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM MI MAARIF KUTOWINANGUN SALATIGA
Didasari dari pemikiran pengurus Nahdlotul Ulama (NU)
Ranting
Canden Kutowinangun pada tahun 1980, untuk memanfaatkan tanah
wakaf di
jalan Nusantara I Canden, maka dibentuklah Lembaga Pendidikan
Maarif
Nahdlotul Ulama (LPMNU). Pada awal penyelenggaraannya, kegiatan
belajar
mengajar di MI Maarif Kutowinangun ini dilaksanakan pada sore
hari
(Madrasah Diniyah/Madin).
Pada tahun 1985, didasari pada kebutuhan masyarakat desa
Canden
akan pendidikan dasar dengan pendalaman agama yang dirasa sangat
kurang,
maka LPMNU selaku peneyelenggara Madrasah Diniyah membuka
Madrasah
Ibtidaiyah Maarif yang proses belajar mengajarnya dilaksanakan
pada pagi
hari, yang secara aturan kelembagaan negara bernaung dibawah
Departemen
Agama.
1. Tujuan
MI Maarif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
sebagai Lembaga Pendidikan yang merupakan bagian dari Sistem
Pendidikan Nasional, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang
berlaku. Atas dasar Iman dan Taqwa kepada Allah SWT dan
selalu
berorientasi pada keadaan masyarakat Nadhliyin yang
senantiasa
-
berkembang dan berubah. Hal ini sesuai dengan tujuan MI
Maarif
Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, yaitu :
a. Meningkatkan partisipasi umat Islam dalam Pendidikan
Nasional.
b. Membentuk pribadi Muslim yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah
SWT, berakhlakul karimah, cerdas dan trampil serta
melaksanakan
paham Ahlussunnah Waljamaah.
c. Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
Akhlak
mulia, ketrampilan untuk hidup mandiri dan bekal untuk
mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
d. Bertanggungjawab akan kelangsungan hidup bangsa dan
negara
kesatuan Republik Indonesia.
Sekolah ini memiliki kapasitas 6 kelas yang sebagian besar
siswa-
siswinya adalah warga canden dan sekitarnya, dengan latar
belakang
keluarga ekonomi menengah ke bawah, seperti : pedagang,
petani,
pegawai swasta. Dan siswa-siswinya 100% beragama Islam.
2. Letak Geografis
MI Maarif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
berdiri di atas tanah wakaf dari warga Canden Kutowinangun yang
terletak
di jalan Nusantara I dukuh canden RT 05 RW 07 Kelurahan
Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Dan MI Maarif
ini
berbatasan dengan rumah dan pekarangan warga Canden kecuali
selatan
Madrasah yang berbatasan dengan jalan Nusantara I.
-
3. Visi Misi
Visi MI Maarif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
adalah mewujudkan Madrasah yang melahirkan generasi yang
Qurani,
kreatif, trampil dan mandiri.
Misi MI Maarif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
adalah :
a. Menciptakan lingkungan belajar yang kreatif, menyenangkan
dan
terintegrasi dalam mewujudkan Visi.
b. Memberdayakan seluruh potensi peserta didik agar
berprestasi
maksimal secara intelektual, emosional dan spiritual.
4. Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Pramuka, untuk melatih siswa mengimplementasikan ilmu dan
pengetahuan yang diperoleh di madrasah dalam kehidupan
sehari-hari
sesuai dengan Dasa Dharma Pramuka.
b. Komputer, untuk membekali siswa akan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. ASPEK PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di MI Maarif Kutowinangun
Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga. Dimulai dari tanggal 18 November 2009
sampai
dengan tanggal 3 Desember 2009. Penelitian ini menunjukkan pada
suatu
kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan
aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat
-
untuk meningkatkan mutu atau meningkatkan hasil, yaitu yang
lebih baik dari
sebelumnya.
Menurut Suharsimi Arikunto, penelitian tindakan kelas adalah
suatu
kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas 1. Dikarenakan ada
tiga kata yang
membentuk pengertian, dapat diterangkan adalah sebagai berikut
:
1. Penelitian : menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu
objek
dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu
untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan : menunjukan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus
kegiatan siswa.
3. Kelas : dalam hal ini tidak terikat dengan pengertian ruang
kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama
dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yaitu yang dimaksud
dengan
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula 2.
Menurut pengertian pengajaran, kelas bukan wujud ruangan,
tapi
sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Dengan demikian,
penelitian
tindakan kelas dapat dilakukan tidak hanya di kelas, tetapi di
mana saja
tempatnya, yang penting ada sekelompok anak yang sedang belajar
tentang hal
yang sama dari guru yang sama atau fasilisator yang sama.
-
Ciri anak yang sedang belajar adalah otaknya aktif berfikir,
mencerna
bahan yang sedang dipelajari. Dalam hal ini peneliti memfokuskan
kelas
sebagai bahan penelitian. Pada penelitian ini diupayakan
tindakan praktis yang
berupa pengulangan masalah belajar siswa dan kesulitan mengajar
guru.
___________________________ 1). Suharsimi Arikunto, dkk,
Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta, hlm 1
2). Suharsimi Arikunto, dkk, Op. Cit.
Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus penelitian
yang
masing-masing dimulai perencanaan, pelaksanaan, observasi,
refleksi. Dengan
aspek-aspek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
keseriusan,
kontinuitas, keaktifan dan kelancaran dalam menghafal.
Sebelum penerapan metode peer lessons, guru menerapkan
metode
ceramah dan menirukan dengan suara keras, namun penerapan dua
metode
tersebut kurang berhasil dalam meningkatkan penguasaan hafalan,
yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata pra siklus sebesar 56,4.
Sebelum dilaksanakan penelitian siklus I, peneliti melakukan
pre-test
atau tes pendahuluan terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh
mana
kemampuan menghafal siswa-siswi kelas V MI Maarif
Kutowinangun
Salatiga dalam hal menghafal al-Quran Hadits. Pre-test ini
dilaksanakan pada
tanggal 18 November 2009.
Contoh: Format Tabel 1 Pre-Test
No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Rata-
rata
Keterangan
Keseriusan Keaktifan Kontinuitas Kelancaran T S R
1 Anwar Rohman
2 Himatun Aliyah
3 Wakhid Kurniawan
-
4 Sri Seniati Poniah
5 Muhd Siswanto
6 Muhd Istamar
7 Setiyo Hermawan
8 Nur Hikromah
9 Rohmad Habib
Jumlah
Rata-rata
Keterangan :
T = Tinggi (80 s/d 100)
S = Sedang (60 s/d 79)
R = Rendah (40 s/d 59)
C. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS I
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari :
a. Rencana pembelajaran.
b. Menentukan pokok bahasan.
c. Menyiapkan evaluasi.
d. Mengembangkan format evaluasi.
e. Mengembangkan format observasi aktivitas guru dan siswa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan
pada tanggal 19 November 2009 di kelas V MI Maarif
Kutowinangun
Salatiga dengan jumlah siswa 9 orang. Dalam hal ini peneliti
bertindak
sebagai pengamat. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
rencana
pembelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan/observasi dimulai 10 menit diawal proses belajar
mengajar dimulai, dalam hal ini peneliti adalah sebagai
pengamat. Adapun
-
yang diamati pada 10 menit awal belajar mengajar meliputi 3
kategori,
yaitu: peran guru, peran siswa dan target.
a. Peran Guru
1) Kegiatan Awal
a) Guru mengucap salam pembuka.
b) Guru mengajak siswa untuk berdoa.
c) Guru mengamati siswa sampai benar-benar siap untuk
belajar.
d) Guru melaksanakan apersepsi dan motivasi terhadap siswa.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Guru meminta siswa untuk menirukan bacaan yang sudah
dilafalkan .
c) Guru menyuruh siswa melafalkan secara bergantian.
d) Siswa diminta maju menghafalkan dan ditirukan oleh teman
lainnya.
3) Kegiatan Akhir
Evaluasi
b. Peran Siswa
1) Kegiatan Awal
a) Siswa menjawab salam.
b) Siswa membaca doa.
c) Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
2) Kegiatan Inti
-
a) Siswa mendengarkan dan meperhatikan keterangan dari guru.
b) Siswa mempersiapkan lembar materi yang telah dipersiapkan
oleh guru dan peneliti.
c) Siswa menghafalkan Surat Al Kafirun bersama-sama.
3) Kegiatan Akhir
Evaluasi : Siswa menghafalkan secara individu dan kelompok.
c. Target
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mentargetkan
dengan indikator 70% siswa menunjukkan peningkatan dalam
penguasaan materi al-Quran dan Hadits dengan menggunakan
metode
peer lessons.
3. Pengamatan/Observasi
Dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi
sebagai berikut :
a. Pengamatan pada Guru
1). Guru kurang optimal dalam memotivasi siswa dan dalam
menyampaikan pembelajaran.
2). Guru belum mampu dalam menghidupkan suasana kelas
sehingga
siswa kurang tertarik dengan metode yang diberikan.
3). Guru belum mampu sepenuhnya menguasai siswa selama
proses
pembelajaran.
-
4). Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu.
5). Guru belum mampu mengelola pembelajaran dengan
menerapkan
metode yang baru.
b. Pengamatan pada Siswa
1). Siswa kurang aktif/antusias selama proses pembelajaran.
2). Siswa masih suka bermain dan berbicara dengan temannya.
3). Siswa kurang dalam memperoleh materi.
4). Siswa kurang dalam memperoleh contoh.
5). Siswa belum benar-benar paham dengan metode pembelajaran
yang baru.
4. Refleksi
Hasil kegiatan belajar pada siklus I dinilai bila mencapai
target
yang direncanakan, hasil pada siklus I dapat dirumuskan sebagai
berikut :
a. Guru belum optimal dalam memotivasi siswa dan dalam
penyampaian
tujuan pembelajaran, maka guru perlu lebih trampil lagi
dalam
memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b. Guru belum optimal dalam mengelola waktu, maka guru perlu
lebih
mendistribusikan waktu secara baik dengan menambah
informasi-
informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
c. Siswa tidak antusias selama pembelajaran dengan metode yang
baru,
karena kurangnya informasi dan motivasi dari guru.
-
d. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, karena siswa
kurang
paham cara menghafal dengan metode yang baru. Guru perlu
untuk
menerangkan dengan bahasa yang mudah dipahami dengan memberi
contoh cara melafalkan sehingga siswa akan mudah untuk
menirukan
ucapan guru.
D. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS II
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyajikan materi yang berkelanjutan
dari
siklus I, yaitu peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri
dari :
a. Rencana pembelajaran.
b. Menentukan pokok bahasan.
c. Menentukan sumber evaluasi.
d. Menyiapkan sumber evaluasi.
e. Mengembangkan format observasi aktivitas guru dan siswa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan
pada tanggal 26 November 2009 di kelas V MI Maarif
Kutowinangun
Salatiga dengan jumlah siswa 9 orang. Dalam hal ini peneliti
bertindak
sebagai pengamat. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
rencana
pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I,
sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak berulang lagi pada
siklus II.
-
Pengamatan/observasi dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar, dalam hal ini peneliti adalah
sebagai
pengamat.
Pembelajaran dilakukan dengan cara siswa dibuat kelompok.
Awal
proses belajar mengajar yang dilakukan adalah sebagai berikut
:
a. Peran Guru
1) Kegiatan Awal
a) Guru mengucap salam pembuka.
b) Guru mengajak siswa untuk berdoa.
c) Guru mengamati keadaan siswa sampai benar-benar siap
untuk
menerima pelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
b) Guru melaksanakan apersepsi dengan memberi contoh cara
baca surat dengan fasih dan benar
c) Guru meminta siswa untuk menirukan bacaan yang sudah
dilafalkan.
d) Guru meminta siswa untuk menghafalkan per-ayat kemudian
seluruh surat secara berkelompok.
e) Guru menyuruh siswa untuk menglafalkan secara bersama-
sama dengan suara lantang secara berulang.
3) Kegiatan Akhir
-
Evaluasi : Setiap siswa diminta menghafalkan surat
Al-Kafirun.
b. Peran Siswa
1) Kegiatan Awal
a) Siswa menjawab salam.
b) Siswa membaca doa.
c) Siswa masih bermain sendiri dan kurang memperhatikan
ketika
pelajaran dimulai.
d) Siswa harus dibimbing secara individu sebelum dimulai
pelajaran.
2) Kegiatan Inti
Siswa mempersiapkan lembar materi, dengan seksama berlatih
menghafalkan materi yang telah dipersiapkan oleh guru dan
peneliti.
3) Kegiatan Akhir
Evaluasi : Setiap siswa menghafal Surat Al Kafirun secara
individu
dan kelompok.
c. Target
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mentargetkan
dengan indikator 70% siswa menunjukkan peningkatan dalam
-
penguasaan materi al-Quran dan Hadits dengan menggunakan
metode
peer lessons.
3. Pengamatan/Observasi
Dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi
dan hasil pengamatan sebagai berikut :
a. Pengamatan pada Guru
1). Guru masih kurang optimal dalam memotivasi siswa.
2). Guru sudah mulai mampu dalam menghidupkan suasana kelas
sehingga siswa lebih tertarik dengan metode yang diberikan.
3). Guru mulai mampu menguasai siswa selama proses
pembelajaran.
4). Guru masih kurang baik dalam pengelolaan waktu.
5). Guru belum maksimal dalam memberi contoh melafalkan
ayat.
b. Pengamatan pada Siswa
1). Siswa mulai aktif/antusias selama proses pembelajaran.
2). Siswa mulai banyak yang tertarik untuk menghafal.
3). Siswa mulai mudah memahami materi.
4). Siswa masih kurang memperoleh contoh (guru terlalu cepat)
dalam
melafalkan ayat.
5). Siswa mulai senang dengan metode pembelajaran yang baru.
4. Refleksi
Hasil kegiatan belajar pada siklus II dinilai bila mencapai
target
yang direncanakan, hasil pada siklus II dapat dirumuskan sebagai
berikut :
-
a. Guru belum optimal dalam memotivasi siswa dan dalam
penyampaian
tujuan pembelajaran, maka guru perlu lebih trampil lagi
dalam
memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran. Agar siswa lebih antusias lagi dalam menghafal
materi
al-Quran dan Hadits.
b. Guru harus jelas dalam memberi contoh melafalkan ayat, agar
siswa
dapat menirukan dengan tepat dan jangan tergesa-gesa.
c. Guru belum optimal dalam mengelola waktu, maka perlu
mendistribusikan waktu secara baik dan lebih sabar dalam
membimbing siswa.
d. Siswa menjadi lebih mudah dalam menghafal dengan cara yang
telah
dicontohkan guru, sebab siswa langsung mempraktekkan apa
yang
dicontohkan guru.
e. Siswa lebih mudah menghafal dengan suara keras dan
berulang-ulang,
sebab siswa tidak merasa terbebani karena dibaca secara
bersama-
sama.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus II ini, dapat
disimpulkan bahwa kondisi siswa sudah terlihat adanya
peningkatan yang
ditandai dengan aktifitas dan kreatifitas dari siswa. Namun
demikian
belum memenuhi target yang ditentukan. Oleh karena itu perlu
dilakukan
penelitian tindakan kelas selanjutnya dengan siklus III.
-
E. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS III
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyajikan materi yang berkelanjutan
dari
siklus II, yaitu peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang
terdiri dari :
a. Rencana pembelajaran.
b. Menentukan pokok bahasan.
c. Menentukan sumber evaluasi.
d. Mengembangkan format evaluasi.
e. Mengembangkan format observasi aktivitas guru dan siswa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2009 di kelas V MI
Maarif
Kutowinangun Salatiga dengan jumlah siswa 9 orang. Dalam hal
ini
peneliti bertindak sebagai pengamat. Adapun proses belajar
mengajar
mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi
pada
siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II
tidak berulang
lagi pada siklus III.
Pengamatan/observasi dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar, dalam hal ini peneliti adalah
sebagai
pengamat. Pembelajaran dilakukan dengan cara siswa dibuat
kelompok
-
yang berbeda. Awal proses belajar mengajar yang dilakukan
adalah
sebagai berikut :
a. Peran Guru
1) Kegiatan Awal
a) Guru mengucap salam pembuka.
b) Guru mengajak siswa untuk berdoa.
c) Guru mengamati keadaan siswa sampai benar-benar siap
untuk
menerima pelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
b) Guru menyuruh siswa menghafalkan suratan yang telah
diajarkan secara individu.
c) Guru menyuruh siswa menghafalkan suratan yang telah
diajarkan secara berkelompok.
d) Guru menyuruh siswa menghafalkan suratan yang telah
diajarkan secara bersama-sama dengan suara keras.
e) Guru menyuruh salah satu siswa menghafalkan suratan dan
ditirukan oleh teman yang lain.
3) Kegiatan Akhir
Evaluasi (Setiap siswa diminta menghafalkan surat
Al-Kafirun)
b. Peran Siswa
1) Kegiatan Awal
-
a) Siswa menjawab salam.
b) Siswa membaca doa.
c) Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Siswa mendengarkan dan memperhatikan keterangan dari
guru.
b) Siswa menghafalkan suratan yang telah diajarkan secara
individu dan ditirukan teman yang lain..
c) Siswa menghafalkan suratan yang telah diajarkan secara
berkelompok.
d) Siswa menghafalkan suratan yang telah diajarkan secara
bersama-sama dengan suara keras dan berulang-ulang.
3) Kegiatan Akhir
Evaluasi (Setiap siswa menghafalkan surat Al-Kafirun).
b. Target
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mentargetkan
dengan indikator 70% siswa menunjukkan peningkatan dalam
penguasaan materi hafalan al-Quran dan Hadits dengan
menggunakan
metode peer lessons.
3. Pengamatan/Observasi
Dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi
dan hasil pengamatan sebagai berikut :
a. Pengamatan pada Guru
1). Guru dapat mengoptimalkan dalam memotivasi siswa.
-
2). Guru sudah mampu dalam menghidupkan suasana kelas
sehingga
siswa lebih tertarik dengan metode yang diberikan.
3). Guru sudah mampu menguasai siswa selama proses
pembelajaran.
4). Guru sudah optimal dalam pengelolaan waktu.
5). Guru sudah maksimal dalam memberi contoh melafalkan
ayat.
6). Ada peningkatan pada setiap siklus.
b. Pengamatan pada Siswa.
1). Siswa antusias selama proses pembelajaran.
2). Siswa banyak yang tertarik untuk menghafal materi
al-Quran
Hadits.
3). Siswa lebih mudah memahami materi al-Quran Hadits.
4). Siswa masih kurang memperoleh contoh (guru terlalu cepat)
dalam
melafalkan ayat.
5). Siswa senang dengan metode pembelajaran yang baru.
4. Refleksi
Hasil kegiatan belajar pada siklus III ini dinilai bila
mencapai
target yang direncanakan, hasil pada siklus III dapat dirumuskan
sebagai
berikut :
a. Guru telah melaksanakan secara optimal proses pembelajaran
dalam
menghafal materi al-Quran dan Hadits.
b. Guru telah berhasil dalam upaya untuk membiasakan siswa
untuk
menghafal al-Quran dan Hadits, yang dulu hanya pada saat
pelajaran
-
berlangsung, sekarang tiap hari dihafalkan setiap hari diawal
pelajaran
selama 10 menit.
c. Siswa menjadi aktif dan kreatif dalam menghafal al-Quran
dan
Hadits.
d. Siswa lebih meningkat hafalan materi al-Quran dan Haditsnya
dengan
metode peer lessons.
e. Siswa lebih mudah menghafal al-Quran dan Hadits dengan
suara
keras dan berulang-ulang.
f. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan mengalami peningkatan, sehingga menjadi lebih
baik.
g. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus III dapat
disimpulkan
bahwa kondisi siswa sudah terlihat adanya peningkatan yang lebih
baik. Hal
ini ditandai dengan aktifitas dan kreatifitas dari siswa yang
meningkat. Ini
terbukti dengan mudahnya siswa menguasai materi hafalan al-Quran
dan
Hadits melalui metode peer lessons.
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI KONDISI AWAL
Kemampuan atau penguasaan materi al-Quran dan Hadits
siswa-siswi
kelas V MI Maarif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga
tergolong rendah, karena dari semua siswa mayoritas dari mereka
belum hafal
surat-surat pendek dan beberapa hadits yang seharusnya sudah
dapat mereka
kuasai sebelum penerapan metode peer lessons, guru menerapkan
metode
ceramah dan menirukan dengan suara keras, namun penerapan dua
metode
tersebut kurang berhasil dalam meningkatkan penguasaan hafalan,
yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata pra siklus sebesar 56,4.
Hal ini sesuai dengan hasil pre test yang dilakukan diawal
penelitian
oleh peneliti di bawah ini :
Tabel 2
Hasil Pre Test Menghafal Surat Al-Kafirun
Siswa-siswi Kelas V MI Maarif Kutowinangun
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Rata-
rata
Keterangan
Keseriusan Keaktifan Kontinyuita
s Kelancara
n T S R
1 Anwar Rohman 50 55 57 54 54.0
2 Himatun Aliyah 60 60 65 61 61.5
3 Wakhid Kurniawan 55 55 60 56 56.5
4 Sri Seniati Poniah 55 55 55 55 55.0
5 Muhd Siswanto 52 50 57 53 53.0
6 Muhd Istamar 53 51 52 52 52.0
7 Setiyo Hermawan 50 50 50 50 50.0
8 Nur Hikromah 60 64 70 65 64.8
9 Rohmad Habib 61 60 62 61 61.0
Jumlah 496 500 528 507 507.8
-
Rata-rata 55.1 55.6 58.7 56.3 56.4
Keterangan :
T : Tinggi (80 s/d 100)
S : Sedang (60 s/d 79)
R : Rendah (40 s/d 59)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kemampuan atau
penguasaan
materi hafalan siswa-siswi kelas V MI Maarif Kutowinangun
Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga tergolong rendah. Terbukti di antara 9
anak yang dites,
yang memiliki kemampuan membaca al-Quran sedang hanya ada 3 anak
dan
selebihnya sebanyak 6 anak masuk dalam kategori rendah. Dengan
kenyataan
ini perlu kiranya dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan
kemampuan atau
penguasaan materi hafalan dengan melakukan penelitian tindakan
kelas.
B. DESKRIPSI PELAKSANAAN PER SIKLUS
1. Siklus I
a. Data Hasil Pengamatan
Pada akhir proses belajar mengajar siswa disuruh menghafal
satu
surat yang telah diajarkan secara baik dan benar. Adapun
data
penelitian pada Siklus I adalah sebagai berikut :
-
Tabel 3
Hasil Belajar Mengajar Menghafal Surat Al-Kafirun
Dalam Siklus I
No
Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Rata-
rata
Keterangan
Keseriusan
Keaktifan
Kontinyuitas
Kelancaran
T S R
1 Anwar Rohman 53 53 58 55 54.8 2 Himatun Aliyah 60 65 70 66
65.3
3 Wakhid Kurniawan 60 62 65 63 62.5
4 Sri Seniati Poniah 58 58 60 59 58.8
5 Muhd Siswanto 53 55 60 57 56.3 6 Muhd Istamar 60 62 63 62 61.8
7 Setiyo Hermawan 52 53 55 54 53.5
8 Nur Hikromah 79 81 84 82 81.5
9 Rohmad Habib 65 65 70 67 66.8
Jumlah 540 554 585 565 561.0
Rata-rata 60.0 61.6 65.0 62.8 62.3
Keterangan :
1). Siswa dengan kategori tinggi dalam menghafal surat
al-Kafirun
berjumlah 1 dari 9 siswa atau 11,11%.
2). Siswa dengan kategori sedang dalam menghafal surat
al-Kafirun
berjumlah 4 dari 9 siswa atau 44,44%.
3). Siswa dengan kategori rendah dalam menghafal surat
al-Kafirun
berjumlah 4 dari 9 siswa atau 44,44%.
Siswa yang masih kurang dalam menghafal surat al-Kafirun
sebanyak 44,44%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang
dalam
penguasaan materi hafalan ataupun kurang dalam memahami
penjelasan dari guru dan siswa kurang antusias dalam
menghafal
karena asing atau belum terbiasa dengan metode yang
diberikan.
-
Meskipun baru tahap awal, perhatian siswa tidak tumbuh
secara
alamiah.
Menurut pengamatan peneliti dalam siklus I ini masih banyak
kekurangan dalam proses pembelajaran siklus I, diantaranya :
a). Guru belum optimal dalam memotivasi siswa.
b). Guru belum optimal dalam mengelola waktu.
c). Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung.
d). Siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
b. Refleksi
Dari data dan proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
yang telah dilakukan maka dapat diketahui jika hasil yang
ditunjukkan
pada siklus I secara umum siswa belum dapat tuntas belajar,
karena
siswa yang kategori tinggi dalam menghafal surat al-Kafirun
dengan
menerapkan model dari metode peer lessons hanya 11,11%
kurang
dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yakni sebesar 70%.
Hal
ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dengan metode
peer
lessons dan belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh guru
dengan
menerapkan model dari metode peer lessons sebagai metode
pembelajaran menghafal al-Quran dan Hadits.
Kegagalan dalam siklus I ini perlu adanya revisi untuk
dilakukan pada siklus berikutnya, yaitu :
1). Guru perlu lebih trampil dalam memotivasi siswa dan lebih
jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa yang
-
belum hafal surat al-Kafirun agar dapat mudah menhafalkan
al-
Quran dan Hadits.
2). Guru perlu mendistribusikan waktu secara optimal dengan
menambahkan informasi yang dirasa perlu.
3). Guru harus lebih jelas dan lebih banyak dalam memberi
contoh
cara menghafal yang benar.
4). Guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah
dimengerti
oleh siswa dan contoh pelafalan bacaan.
5). Siswa harus benar-benar mengucapkan berulang-ulang
dengan
suara keras agar siswa lebih terbiasa atau lebih trampil.
Siklus II
c. Data Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada akhir proses belajar mengajar siklus
II
siswa disuruh menghafalkan surat yang sama yang telah diajarkan
pada
siklus I. Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa
dalam proses belajar mengajar menghafal al-Quran dan Hadits
dengan
metode peer lessons. Instrumen yang digunakan ialah materi
soal-soal
dari kurikulum yang telah ditetapkan dari metode peer lessons,
yang
berupa tes lisan, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan menghafal siswa dalam menghafalkan surat
al-Kafirun
dengan baik dan benar.
-
Adapun data penelitian pada Siklus II adalah sebagai berikut
:
Tabel 4
Hasil Belajar Mengajar Menghafal Surat Al-Kafirun
Dalam Siklus II
No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Rata-
rata
Keterangan
Keseriusan Keaktifan Kontinyuitas Kelancaran T S R
1 Anwar Rohman 65 68 69 67 67.3
2 Himatun Aliyah 85 84 90 86 86.3
3 Wakhid Kurniawan 82 85 83 83 83.3
4 Sri Seniati Poniah 80 81 82 81 81.0
5 Muhd Siswanto 60 60 65 61 61.5
6 Muhd Istamar 55 55 60 56 56.5
7 Setiyo Hermawan 55 57 60 59 57.8
8 Nur Hikromah 87 89 92 89 89.3
9 Rohmad Habib 85 84 90 86 86.3
Jumlah 654 663 691 668 669.0
Rata-rata 72.7 73.7 76.8 74.2 74.3
Keterangan :
1). Siswa dengan kategori tinggi dalam m