UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN LINGKUNGAN DAN PENGETAHUAN TENTANG DAUR ULANG SAMPAH MENJADI KOMPOS MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (PTK Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kedunglengkong Tahun 2013/2014) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Minat Utama PKLH Oleh: PIPIT RETNO ARIYATI S821302003 PROGRAM PASCASARJANA KEPENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
101
Embed
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN LINGKUNGAN DAN PENGETAHUAN TENTANG DAUR ULANG SAMPAH MENJADI KOMPOS MELALUI MODEL KOOPERATIF
NUMBERED HEADS TOGETHER (PTK Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kedunglengkong Tahun 2013/2014)
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Minat Utama PKLH
Oleh:
PIPIT RETNO ARIYATI
S821302003
PROGRAM PASCASARJANA KEPENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
1. Tesis yang berjudul : “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI
MELESTARIKAN LINGKUNGAN DAN PENGETAHUAN
TENTANG DAUR ULANG SAMPAH MENJADI KOMPOS
MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS
TOGETHER (PTK Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kedunglengkong Tahun
2013/2014)”. ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat serta
tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara terlulis digunakan
sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta
daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam
karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan (Permendiknas No.17 Tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau seluruh isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain
harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs-UNS
sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu
semester saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan
tesis ini, maka Prodi PKLH PPS-UNS berhak mempublikasikannya pada
jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi PKLH PPs-UNS. Apabila saya
melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini,maka saya bersedia
mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, Juli 2014
Yang membuat pernyataan
Pipit Retno Ariyati
S821302003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudaha”, (Q.S. Al-Insyirah : 5)
“Lihatlah mereka yang lebih tidak beruntung daripada dirimu sehingga
kau tidak mungkin tidak berpuas diri atas keberuntungan yang diberikan Alloh kepadamu.” (Nabi Muhammad SAW)
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru
yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik” (Evelyn Underhill)
“Tak ada yang bisa mengambil kesuksesan di masa depan kecuali diri kita
sendiri” (Me)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Teriringi syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
“Bapak dan Ibuku yang aku cintai, ( Drs. Sunarno dan Sri Sawarmi )”
Kaulah inspirasiku, karena setiap mengingatmu membuatku meneteskan air
mata.
Terima kasih yang tak henti.
“Adikku Nuning Oktaviana yang selalu menyemangatiku”
~Almamaterku tercinta PKLH PASCASARJANA UNS~
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat-Nya, penulis memperoleh kekuatan dan kesabaran sehingga dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul“Upaya Meningkatkan Motivasi Melestarikan
Lingkungan Dan Pengetahuan Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos
Melalui Model Kooperatif Numbered Heads Together (PTK Pada Siswa Kelas V
Sdn 2 Kedunglengkong Tahun 2013/2014)”. Tesis ini merupakan salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencapai Derajat Magister Program Studi
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Pada penulisan tesis ini, penulis banyak mengalami hambatan dan rintangan.
Namun, hambatan dan rintangan itu dapat diatasi berkat bimbingan, semangat,
motivasi,dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menggunakan segala fasilitas yang ada di lingkungan kampus.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menggunakan segala
fasilitas yang ada di lingkungan kampus.
3. Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si selaku Ketua Program Studi PKLH dan
sekaligus pembimbing tesis yang telah memberikan bimbingan, saran, dan
motivasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd selaku dosen pembimbing I, yang sudah
memberikan bimbingan, saran,masukan dan motivasi sehingga tesis ini bisa
terselesaikan dengan baik.
5. Tim penguji tesis yang telah memberikan bimbingan, dan memberikan
masukan-masukan sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Seluruh dosen Program Studi PKLH Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang sangat berguna bagi peneliti.
7. Ibu Sugiyarti, S.Pd, selaku Kepala SD N 2 Kedunglengkong yang telah
memberikan ijin penelitian kepada penulis untuk mengadakan penelitian di
sekolahnya.
8. Bp. Sukri, S.Pd, selaku guru kelas V SD N 2 Kedunglengkong dan kolaborator
yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini dari awal hingga akhir.
Semoga doa, bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan semua pihak
yang penulis sebutkan di atas kepada penulis mendapat pahala yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.. Penulis berharap semoga tesis ini bisa bermanfaat bagi
para pembaca amin.
Surakarta, Juli 2014
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pipit Retno Ariyati, S821302003. “Upaya Meningkatkan Motivasi Melestarikan Lingkungan Dan Pengetahuan Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos Melalui Model Kooperatif NHT (PTK Pada Siswa Kelas V Sdn 2 Kedunglengkong Tahun 2013/2014)”. Tesis.Pembimbing I: Dr. Peduk Rintayati, M.Pd, Pembimbing II: Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si, Program Studi Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi melestaikan lingkungan dan meningkatkan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model pembelajaran kooperatif NHT pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1) observasi, 2) wawancara, 3)tes, 4)dokumentasi, dan 5) angket. Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik product Moment.
Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa:. (1) terdapat peningkatan motivasi melestarikan lingkungan melalui model pembelajaran NHT pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014 yaitu pada siklus I tingkat motivasi siswa dengan rata-rata sebesar 80,4 dan pada siklus II tingkat motivasi siswa dengan rata-rata sebesar 92,4; (2) terdapat peningkatan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model pembelajaran NHT pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014 yaitu pada siklus pertama rata-rata nilai tes sebesar 69,75, sedangkan pada siklus kedua rata-rata nilai sebesar 77,7.
Kata Kunci: Motivasi, Pengetahuan daur ulang sampah, Penelitian Tindakan
kelas dan Model pembelajaran Kooprratif NHT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pipit Retno Ariyati, S821302003. “Effort to Improve Motivation to Preserve Environment and Knowledge of Recycling Garbage into Compost through the Cooperative Learning Model of the NHT Type (A Classroom Action Research to the Students in Grade V of State Primary School 2 of Kedunglengkong in Academic Year 2013/2014”. Thesis. Principal Advisor: Dr. Peduk Rintayati, M.Pd, Co-advisor: Prof. Dr. Chatarina. Muryani, M.Si, The Graduate Program in Population and Environmental Education, Sebelas Maret University Surakarta
ABSTRACT
The objective of this research is to improve motivation to preserve environment and knowledge of recycling garbage into compost through the cooperative learning model of the NHT type of the students in Grade V of State Primary School 2 of in Academic Year 2013/2014.
This research used the classroom action research. The data of the research were gathered through: (1) observation, (2) in-depth interview, (3) test, (4) documentation, and questionnaire. They were validated by using Spearman Product Moment test.
The results of research show that: 1) There is an improvement in the motivation to preserve environment through the cooperative learning model of the NHT type of the students in Grade V of State Primary School 2 of Kedunglengkong in Academic Year 2013/2014. In Cycle I, the students’ average score of motivation is 80.4, and Cycle II it becomes 92.4. 2) There is an improvement in the knowledge of recycling garbage into compost through the cooperative learning model of the NHT type of the students in Grade V of State Primary School 2 of Kedunglengkong in Academic Year 2013/2014. In Cycle I, the students’ average score of test of knowledge of recycling garbage into compost is 69.75, and Cycle II it becomes 77.7.
Keywords: Motivation, knowledge of recycling garbage, classroom action
research, cooperative learning model of the NHT type
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN. .................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT.................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masala ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................. 8
1. Motivasi Melestarikan Lingkungan ..................................... 8
a. Pengertian Motivasi ...................................................... 8
b. Fungsi Motivasi ............................................................ 9
c. Jenis Motivasi ............................................................... 11
d. Sifat Motivasi ............................................................... 11
e. Motivasi Melestarikan Lingkungan ............................... 12
2. Pengetahuan Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Pengertian Pengetahuan ................................................ 13
b. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ...................... 15
c. Daur Ulang Sampah ...................................................... 16
d. Kompos ........................................................................ 20
3. Model Pembelajaran Kooperatif NHT ................................. 23
a. Pengertian Model .......................................................... 23
b. Pengertian Pembelajaran ............................................... 23
c. Model Pembekajaran Kooperatif ................................... 25
d. Model Pembelajaran Kooperatif NHT ........................... 30
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 32
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 33
D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian...................................................................... 35
B. Subjek Penelitian ...................................................................... 35
C. Data dan Sumber Data .............................................................. 35
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 36
E. Uji Coba Instrumen .................................................................. 38
kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
Menurut Slavin (2005: 8), “inti dari pembelajaran kooperatif yaitu para
siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat
orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru”. Selain itu Artst
dan Newman dalam Trianto (2012: 56) menyatakan bahwa “dalam belajar
kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan
tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama”. Dari berbagai
pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran yang mana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil dengan tingkat kemampuan berbeda bekerja sama memecahkan suatu
permasalahan untuk mencapai tujuan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Isjoni (2010: 15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
digunakan dalam membuat laporan penelitian pada pelajaran IPA dan IPS.
Pada dasarnya pembelajaran kooperatif cocok digunakan dalam materi
pelajaran yang luas, karena dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat
bekerja sama dengan siswa lain dalam memecahkan masalah, sehingga
pembelajaran menjadi tidak membosankan.
Inti dari pembelajaran ini adalah untuk memotivasi siswa agar belajar
bekerja sama dalam kelompok yaitu berani mengemukakan pendapatnya,
menghargai pendapat orang lain dan berlapang dada apabila pendapatnya
kurang disetujui oleh kelompok. Dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif, akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang
dianggap sulit dan menumbuhkan sikap aktif dalam pembelajaran sehingga
akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Ada beberapa unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut
Lungdren yaitu: a) para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka
“tenggelam atau berenang bersama; b) para siswa harus memiliki tanggung
jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain
tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang
dihadapi; c) para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki
tujuan yang sama; d) para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab
diantara para anggota kelompok; e) para siswa memberikan suatu evaluasi
atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok;
f) para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar, dan g) setiap siswa akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif (Isjoni, 2010: 16-17).
2) Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson dalam Lie mengatakan bahwa tidak semua
kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang maksimal, lima elemen model pembelajaran gotong royong harus
diterapkan.
a) Saling Ketergantungan Positif
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu
menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri. Aronson menyarankan jumlah anggota
kelompok dibatasi sampai dengan empat orang saja dan keempat anggota ini
ditugaskan membaca bagian yang berlainan. Keempat anggota ini lalu
berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi
mereka mengenai seluruh bagian. Setiap siswa mendapat nilainya sendiri
dan nilai kelompok. nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap
anggota.
b) Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Masing-
masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri
agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. Siswa yang tidak
melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas dan mudah. Rekan-
rekan dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas
agar tidak menghambat yang lainnya.
c) Tatap Muka
Setiap anggota kelompok harus bertatap muka dan berdiskusi untuk
menyatukan hasil pemikiran mereka karena hasil pemikiran beberapa kepala
lebih kaya daripada satu kepala saja. Tujuannya untuk menghargai setiap
perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-
masing.
d) Komunikasi Antar Anggota
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka. Pengajar perlu memberi tahu cara
menyanggah suatu pendapat dengan kata-kata yang bijaksana dan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menyinggung perasaan orang lain. Proses komunikasi ini akan sangat
bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan
pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
e) Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Format evaluasi bisa
bermacam-macam bergantung pada tingkat pendidikan siswa (2005: 23).
3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Ibrahim, et al. dalam Isjoni (2010:24) merangkum tiga tujuan
pembelajaran kooperatif, yaitu:
a) Hasil Belajar Akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan memperbaiki prestasi belajar siswa.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini
menunjukkan melalui model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
nilai siswa, perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar dan
dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tugas.
b) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Pembelajaran kooperatif memberi peluang siswa dari berbagai latar
belakang untuk bekerja sama saling bergantung satu sama lain. Guru
bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan sosial siswa, karena
itu perbedaan-perbedaan yang ada di dalam kelas diusahakan tidak menjadi
penghambat dalam mewujudkan interaksi sosial yang efektif diantara siswa.
c) Pengembangan Keterampilan Sosial
Salah satu cara guru dalam mengembangkan nilai solidaritas yaitu
dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kelas. Pembelajaran
kooperatif mengajarkan siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterampilan ini penting untuk dimiliki siswa sebagai warga masyarakat,
bangsa, dan negara, karena masalah-masalah sosial yang dihadapi bangsa ini
semakin kompleks.
4) Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa keunggulan dan kelemahan dalam menggunakan model
pembelajaran kooperatif. Sugiyanto (2009 24) mengungkapkan beberapa
keunggulan menggunakan model pembelajaran kooperatif, yaitu: a)
meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social; b) memungkinkan para
siswa saling belajar mengenali sikap, keterampilan, informasi, perilaku
sosial, dan pandangan-pandangan; c) memudahkan siswa melakukan
penyesuaian social; d) memungkinkan terbentuk dan berkembangan nilai-
nilai sosial dan komitmen; e) menghilangkan sifat mementingkan diri
sendiri atau egois; f) membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga
dewasa, g) berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan; h)
meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia; i) meningkatkan
kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif; j)
meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih
baik, dan k) meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang
perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,
agama, dan orientasi tugas.
Kelemahan pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2010: 25)
bersumber pada dua faktor, yaitu:
a) Faktor dari dalam (intern): (1) guru harus mempersiapkan pembelajaran
secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga,
pemikiran dan waktu; (2) agar proses pembelajaran berjalan dengan
lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
memadai; (3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas
sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan (4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain pasif.
b) Faktor dari luar (ekstern): berhubungan dengan kebijakan pemerintah
yaitu semakin pudarnya kurikulum pembelajaran sejarah, selain itu
pelaksanaan tes yang terpusat sehingga proses pembelajaran di kelas
cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan perolehan ujian.
Sebenarnya apabila guru telah berperan baik kelemahan yang
ditemukan dalam pembelajaran kooperatif dapat diatasi.
d. Model Pembelajaran Kooperatif NHT
Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu tipe dari
pembelajaran kooperatif. Metode dalam pembelajaran kooperatif ini
dikembangkan oleh Spencer Kagan. Model pembelajaran kooperatif tipe
NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe NHT melibatkan banyak siswa dalam
mempelajari suatu bahan ajar dan untuk memeriksa tingkat pemahaman siswa
terhadap isi pelajaran. Seperti yang dikemukakan Arends bahwa, “Numbered
heads together is an approach developed by Spencer Kagan to involve more
students in the review of materials covered in a lesson and to check their
understanding of a lesson’s content” (1997: 122-123).
Lie (2005: 60) menyebutkan langkah-langkah pada model pembelajaran
kooperatif tipe NHT yaitu: 1) siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa
dalam setiap kelompok mendapatkan nomor; 2) guru memberikan tugas dan
masing-masing kelompok mengerjakannya; 3) kelompok memutuskan
jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota
kelompok mengetahui jawaban ini, dan 4) guru memanggil salah satu nomor.
Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe
NHT menurut Ibrahim dalam Herdian (2009:34) yaitu: 1) Hasil belajar
akademik stuktural; bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-
tugas akademik; 2) Pengakuan adanya keragaman; bertujuan agar siswa dapat
menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang, dan 3)
Pengembangan keterampilan sosial; bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi
tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide
atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT menuntut siswa untuk
bekerja sama memecahkan suatu masalah dalam kelompok. Semua anggota
kelompok harus mengetahui jawaban yang telah didiskusikan. Ketika guru
memberikan suatu pertanyaan, salah satu siswa yang disebut nomor
kepalanya harus menjawab. Seperti dikemukakan oleh Yahya dan Huie
bahwa:
The Numbered Heads Together is cooperative learning structure that is used for the purposes of intergroup cooperation and individual accountability. Using this structure, when a question is posed for the group to answer, only one member in the group will answer and he/she will not know ahead of time that he/she will be picked by the teacher. Therefore, the group will have to make sure that every member in the group knows the material well (2002:3). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif dari pembelajaran
tradisional, misalnya pada pelajaran IPS dan IPA. Seperti yang disebutkan
oleh Haydon(2010:1) , dkk yang menyatakan bahwa, “Numbered Heads
Together, a cooperative learning strategy, is more effective than traditional
teacher-led instruction in academic areas such as social studies and science”.
Setiap model pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT
diantaranya: 1) setiap siswa siap semua dalam menjawab pertanyaan; 2) tidak
membeda-bedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang; 3)
dalam diskusi siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kurang mampu;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) terjadinya interaksi antar siswa dalam berdiskusi memilih jawaban yang
paling tepat; 5) dengan berpikir bersama siswa mudah mengingat pelajaran,
dan 6) siswa dapat mengeluarkan pendapat, bertanya dan mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya.
Sedangkan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
diantaranya: 1) kemungkinan proses diskusi didominasi oleh siswa yang
pandai sehingga siswa yang kurang pandai merasa minder; 2) siswa yang
kurang hanya menyalin pekerjaan siswa yang pandai; 3) guru tidak dapat
mengetahui kemampuan siswa secara individu; 4) membutuhkan waktu yang
relatif lama; 5) kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru,
dan 6) tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
Dari beberapa kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT,
sebenarnya dapat diatasi dengan kemampuan guru dalam mengelola kelas,
menyampaikan tujuan, menjelaskan tata cara pembelajaran dan memberi
pengarahan kepada tim. Dengan pengorganisasian yang baik, pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan tipe NHT akan berlangsung sesuai tujuan.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai
dengan subtansi yang diteliti. Menurut peneliti, ada beberapa penelitian yang
dianggap relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
I Made Bayu Dirgantara yang berjudul “Pengetahuan Mendaur Ulang
Sampah Rumah Tangga Dan Niat Mendaur Ulang Sampah”. Dalam penelitian
tersebut menyimpulkan bahwa pengetahuan mendaur ulang sampah rumah
tangga pada partisipan terbentuk dari informasi yang masuk kepada individu
melalui stimulus yang diberikan sehingga individu mendapatkan pemahaman
yang lebih lengkap mengenai manfaat daur ulang sampah rumah tangga
sehingga meningkatkan niat individu untuk mendaur ulang sampah rumah
tangganya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ade Hima Mastutoh yang berjudul “Meningkatkan Pengetahuan Tentang
Kesehatan Lingkungan Dan Motivasi Hidup Sehat Dengan Perilaku Siswa
Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan Sekolah pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya”. Dalam penelitian tersebut dapat
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan da motivasi hidup
sehat dengan perilaku memelihara lingkungan sekolah.
Siti Chaeriyah yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Depok Pada
Materi Bangun Segiempat”. Dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
meningkatkan kemampuan memecahkan soal matematika.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diatas dapat peneliti simpulkan
bahwa dalam penggunaan metode dan media pembelajaran sesuai dapat
meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik. Sehubungan dengan ini ,
peneliti perlu Meningkatkan Motivasi Melestarikan Lingkungan dan
Pengetahuan Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos Melalui Model
Kooperatif Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas V SD N 2
Kedunglengkong.
C. Kerangka Berpikir
Pengetahuan daur ulang sampah menjadi kompos pada siswa kelas V SD
Negeri Kedunglengkong 2 masih tergolong rendah, sehingga perlu adanya solusi
untuk mengatasi masalah tersebut. Melalui model kooperatif NHT mampu
meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur
ulang sampah menjadi kompos.
Secara skematis kerangka berpikir melestarikan lingkungan dapat
digambarkan seperti pada Gambar 2.1 sebagai berikut :
Kondisi Awal
Guru belum menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan masih menggunakan metode ceramah
Siklus I 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi
Pengetahuan daur ulang sampah rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Secara skematis kerangka berpikir pengetahuan tentang daur ulang sampah
menjadi kompos dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1, sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru menggunakan model pembelajran kooperatif NHT
Siklus II 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi
Melalui model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru belum menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan masih menggunakan metode ceramah
Guru menggunakan model pembelajran kooperatif NHT
Siklus II 5. Perencanaan 6. Tindakan 7. Observasi 8. Refleksi
Siklus I 5. Perencanaan 6. Tindakan 7. Observasi 8. Refleksi
Pengetahuan daur ulang sampah rendah
Melalui model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan pengetahuan daur ulang sampah mejadi kompos
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam
penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pengaruh
kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar dapat
meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan pada siswa kelas V SD N 2
Kedunglengkong tahun 2013/2014.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pengaruh
kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar dapat
meningkatkan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos
pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 2 Kedunglengkongtahun
2014. Tempat penelitian ini dipilih karena di sekolah tersebut belum pernah
digunakan sebagai objek penelitian yang sama atau sejenis, sehingga penelitian
ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang besar bagi sekolah tersebut.
2. Jadwal penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan
hingga pelaporan hasil penelitian yang dilakukan selama 7 bulan, yakni mulai
bulan Desember 2014 sampai Juli 2014. Adapun rincian jadwal penelitian ada
pada lampiran 1 hal 82.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri 2
Kedunglengkongtahun 2014 yang berjumlah 16 siswa, yang terdiri dari 8 laki-
laki, 8 perempuan.
C. Sumber Data
Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data atau
informasi ini dikumpulkan dari data kualitatif yang diperoleh dari berbagai
sumber. Sumber data tersebut meliputi :
1. Informan atau nara sumber, yaitu siswa.
2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran dan situasi
lain yang mendukung.
3. Observasi terhadap peristiwa atau kejadian belajar mengajar di kelas V SD
Negeri 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014.
4. Dokumen atau arsip, yang berupa silabus, RPP, hasil belajar siswa, dan
buku penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga sumber data yang
dapat dimanfaatkan, maka pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Observasi
Metode observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi partisipan. Hal ini dilakukan karena dalam penelitian ini, peneliti
terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Peneliti berperan
sebagai pelaskana. Observasi ini dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa
pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
2. Tes
Tes diberikan untuk mengukur kemampuan belajar siswa setelah diberikan
tindakan. Tes yang diberikan berupa tes tulis yang berkaitan dengan informasi
yang didengar dan dilihat oleh siswa pada setiap siklus.
3. Kajian Dokumen
Kajian dilakukan terhadap arsip yang ada yaitu, kurikulum, RPP yang
disusun peneliti materi pembelajaran, serta hasil penilaian yang diberikan guru.
Pengkajian meliputi materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, penggunaan
metode pembelajaran serta media yang digunakan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mencatat atau merekam setiap kegiatan
pembelajaran pada setiap siklus. Dokumentasi ini dilakukan dengan memotret
kegiatan pembelajaran yang akan dan sedang berlangsung.
5. Angket
Pengertian angket menurut Suharsimi Arikunto (1998:140) “sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Angket
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui motivasi siswa. Alas an
digunakannya angket sebagai pengumpulan data adalah sebagi berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Dapat dibuat terstandar, sehingga bagi semua subjek bias diberikan
pertanyaan yang sama.
b. Dapat dibagikan kepada objek yang sedang diteliti secara serentak
c. Waktu yang dibutuhkan sangat efisien dan tidak lama.
Untuk menentukan ruang lingkup dan tekanan aspek yang akan diukur maka
disusun kisi-kisi angket motivasi melestarikan lingkungan dapat dilihat pada
Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Motivasi Melestarikan Lingkungan
Konsep dasar Indikator
Nomor soal
Positif negatif
Motivasi melestarikan
lingkungan adalah suatu
bentuk kekuatan yang
dimiliki siswa yang dapat
mendorong siswa untuk
melakukan kegiatan
melestarikan lingkungan.
Motivasi ini akan muncul
apabila pada diri siswa
terdapat beberapa
keinginan diantaranya
adalah :
1. Keinginan untuk
menjaga lingkungan
1,3,5,7,9 2,4,6,8,10
2. Keinginan untuk
bisa melestarikan
lingkungan
11,13,15,17,
19
12,14,16,18
,20
3. Rasa percaya diri
dan usaha untuk
hidup bersih dan
sehat
21,23,25,27,
29
22,24,26,28
,30
Pernyataan-pernyataan motivasi siswa yang digunakan dalam angket ini
dibedakan menjadi dua yaitu pertanyaan positif dan negative. Pertanyaan
negative dimaksudkan adalah pertanyaan yang melemahkan motivasi siswa
terhadap kegiatan sehari-hari. Sedangkan pertanyaan positif adalah pertanyaan
yang mendukung motivasi siswa dalam kegiatan sehari-hari. Pertanyaan positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan negative diklasifikasikan kedalam empat kelas yaitu sangat tinggi, tinggi,
rendah dan sangat rendah.
Masing-masing jawaban pertanyaan akan diikuti oleh lima kemungkinan
jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah.
Seterusnya jawaban tersebut diberi bobot skor dapat dilihat pada tabel 3.2
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Bobot Skor Angket Motivasi Siswa
No Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor
1 Selalu 5 Selalu 1 2 Sering 4 Sering 2 3 Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 3 4 Jarang 2 Jarang 4 5 Tidak pernah 1 Tidak pernah 5
E. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrument dibagikan kepada siswa, instrument harus diuji coba
dahulu untuk mengetahui apakah instrument valid dan reliable atau tidak.
Penulis melakukan uji coba instrument pada SD N 2 Kedunglengkong.
Instrument motivasi melestarikan lingkungan dapat dilihat pada lampiran 27
halaman 137.
1. Uji Validitas instrument
Untuk menguji validitas instrument penulis menggunakan Teknik Korelasi
Product Moment dari Pearson dengan menggunakan rumus:
Berdasarkan data diatas dapat di buat diagram batang pada Gambar 4.1
sebagai berikut:
Gambar 4.1. Diagram Batang Tingkat Motivasi Melestarikan Lingkungan
Prasiklus
6
7
3
0
1
2
3
4
5
6
7
8
24-56 57-89 90-120
Frek
uens
i
Interval Nilai
Nilai Motivasi Prasiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bedasarkan hasil tes angket motivasi siswa dapat diambil kesimpulan rata-
rata nilai motivasi siswa pada prasiklus adalah interval kriteria tertinggi kisaran 90
– 120 ada 3 siswa dan nilai terendah ada pada interval 24 – 56 ada 6 siswa dan
interval kriteria sedang kisaran 57 – 89 ada 7 siswa. Nilai motivasi diharapkan
mencapai KKM yaitu 70, tetapi dari table diatas rata-rata pada prasiklus adalah
64,8 di bawah KKM yang telah ditetapkan maka akan dilanjutkan pada siklus
pertama.
b. Kondisi awal hasil tes pengetahuan pada Prasiklus
Siklus pertama dilakukan setelah peneliti mengadakan tes prasiklus,
dimana siswa belum pernah diadakan tindakan. Tes ini digunakan untuk
membedakan seberapa besar perbedaan antara sebelum diadakan tindakan
dan sesudah diadakan tindakan. Berdasarkan data sebaran hasil tes
Prasiklus siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong pada pengetahuan
tentang daur ulang sampah menjadi kompos( lampiran 8 hal 93) dapat
dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Table 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Daur Ulang Sampah
Menjadi Kompos Pada Prasiklus
Interval Frekuensi Presentase % Keterangan
40 – 49 4 25 Tidak tuntas
50 – 59 4 25 Tidak tuntas
60 – 69 3 18,75 Tidak tuntas
70 – 79 4 25 Tuntas
80 – 89 1 6,25 Tuntas
Jumlah 16 100 -
Ketidak tuntasan = (11:16) x 100%= 68,75%
Ketuntasan klasikal = (5:16) x 100% = 31,25%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rata –rata kelas = 60,3
Berdasarkan data diatas dapat dibuat diagaram batang pada Gambar 4.2
sebagai berikut :
Gambar 4.2. Diagaram Batang Hasil Nilai Pengetahuan Daur Ulang Sampah
Menjadi Kompos Pada Prasiklus
Berdasarkan data table diatas nilai rata-rata hasil tes prasiklus adalah 60,3
dibawah KKM yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70 dan siswa belum ada yang
tuntas. Karena hasil tes prasiklus belum memenuhi KKM maka akan dilanjutkan
dengan siklus berikutnya.
3. Deskripsi Tindakan Siklus I
a. Hasil angkat Motivasi Siswa
Hasil tes angket motivasi pada siklus pertama (lampiran11 hal 102)
dapat dibuat distribusi frekuensi pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Melestarikan
Lingkungan Pada Siklus I
4 4
3
4
1
00,5
11,5
22,5
33,5
44,5
40-49 50-59 60-69 70-79 80-89
Frek
uens
i
Interval
Nilai Tes Prasiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Interval Frekuensi Presentase % Keterangan
24 – 56 3 18,75 Rendah
57 – 89 5 31,25 Sedang
90 – 120 8 50 Tinggi
Jumlah 16 100 -
Rata –rata klasikal = 80,4
Berdasarkan data table di atas dapat dibuat diagram batang pada mbar 4.3
sbagai berikut:
Gambar 4.3. Diagram Batang Motivasi Melestarikan lingkungan
Siklus 1
Bedasarkan hasil angket tingkat motivasi pada siklus pertama dapat diperoleh
hasil sebagai berikut siswa yang mendapat nilai dengan rentan 24 – 56 ada 3
siswa, nilai dengan rentan 57 – 89 ada 5 siswa dan interval antara 90 – 120 ada 8
siswa. Berdasarkan diagram batang diatas dapat disimpulkan rata-rata klasikal
peningkatan tingkat motivasi antara prasiklus dan siklus pertama sebesar 10,4
dari 70 - 80,4. Dari data diatas dapat dibuat data pengembangan antar siklus pada
Tabel 4.4 sebagai berikut:
3
5
8
0
2
4
6
8
10
24-56 57-89 90-120
Frek
uens
i
Interval
Nilai Angket Motivasi Siklus 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.4. Perkembangan Motivasi Melestarikan Lingkungan Prasiklus
dan Siklus I
Skala Skor Kriteria Prasiklus Siklus I
24 – 56 Rendah 6 3
57 – 89 Sedang 7 5
90 – 120 Tinggi 3 8
Dari Table 4.4 dapat dibuat diagram batang pada Gambar 4.4 sebagai berikut:
Gambar 4.4. Diagram Batang Pengembangan Motivasi Melestarikan
Lingkungan Prasiklus Dan Siklus I
b. Hasil Tindakan siklus 1
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada tanggal 20 Maret
2014 di ruang kantor guru SD N 2 Kedunglengkomg. Peneliti dan guru
kelas V mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada
penelitian ini. Dari hasil diskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan
tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan denga alokasi waktu
tiap pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada tanggal 27 Maret 2014 dan 29
Maret 2014 dapat dilihat dalam lampiran 5 dan lampiran 8. Adapun
deskripsi prencanaan siklus I adalah sebagai berikut:
6
3
7
5
3
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Prasiklus Siklus I
Rendah Sedang Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti dan
guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dan setiap
pertemuannya RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring,
materi pelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, penilaian .
b) Menyusun Lembar Kerja siswa (LKPD) dan lembar evaluasi yang
dapat dilihat pada RPP.
c) Menyiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran seperti bagan
pemerintahan pusat, dapat dilihat pada lampiran dokumentasi.
d) Membuat lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran
18 dan lampiran 21
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif NHT dengan menggunakan media audio visual.
Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru kelas V SD N 2
Kedunglengkong sebagai observer atau pengamat.
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2014.Materi
yang dipelajari pada pertemuan tersebut, eksekutif, yaitu sumber daya
alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian dilanjutkan
presensi kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas. Ketika apersepsi
selesai guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut. Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan. Sejak kegiatan pendahuluan media audio
visual sudah digunakan untuk menyampaikan materi yang akan dibahas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru menjelaskan tentang
perbedaan sampah organik/anorganik dan menampilkan video animasi
yang menjelaskan tentang daur ulang sampah.
Kegiatan inti dilakukan sesuai dengan model pembelajaran yang
digunakan, yaitu guru membagi peseta didik menjadi 4 kelompok secara
heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dan memiliki nama
kelompok, dalam kelompok setiap 1 siswa memiliki momor yang ada di
kepala, dimana dalam kelompok semua bekerja aktif, karena guru akan
menunjuk salah satu siswa sesuai nomor yang dimiliki maka dari itu sisw
diharapkan bekerjasama dengan baik dan memahami apa yang
didiskusikan setiap kelompok. Setiap kelompok diberi tugas
mendiskusikan tentang pengetahuan tentang sampah organik dan
anorganik dan contoh daur ulangnya. Setelah selesai guru menunjuk
nomor pada setiap kelompok dan yang yang mendapat nomor maju
kedepan dan menyampaikan hasil diskusi maka diharapkan semua siswa
dapat bekerja sama dengan baik.
Kegiatan akhir Siswa dengan dibimbing guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa mengerjakan soal tes individu
yang diberikan guru. Siswa menyimak pemaparan materi pembelajaran
yang dilaksanakan pada pertemuan berikutnya, yakni cara mendaur ulang
sampah menjadi kompos dan praktiknya.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2014. Pada
pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi
yang telah lalu, yaitu pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi
kompos. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada
pertemuan kedua dalam pelaksanaan tindakan siklus I sama halnya dengan
pertemuan pertama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir
tetapi perbedaanya dalam kegiatn inti guru melakukan kegiatan diluar
ruangan. Kegiatan awal dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ucapan salam, dilanjutkan denganguru mengkondisikan kelas dan
memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang
lalu dengan tanya jawab tentang materi yang lalu. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti dilakukan diluar ruangan, sebelum melakukan kegiatan
diluar, guru menjelaskan terlebih dahulu tentang materi yang akan
diajarkan. Guru menjelaskan dengan menampilkan sebuah tayangan yang
berbentuk video yang berisi tentang cara mendaur ulang sampah menjadi
pupuk kompos. Seperti pertemuan sebelumnya siswa dibentuk menjadi 4
kelompok terdiri dari 4 siswa yang masing-masing memiliki nomor kepala.
Dalam penjelasan guru siswa menyimak dan mencatat apa yang
dibutuhkan nanti, setelah selesai menjelaskan guru dan siswa pergi keluar
ruangan untuk langsung mempraktikkan cara mendur ulang sampah
menjadi kompos. Guru mempraktikkan bagaimana membuatnya dari
memperkenalkan bahan sampai mempraktikkya bersama-sama, setiap
kelolpok mencatat semua kegiatan tersebut. Siswa diminta guru
mempraktinya perkelompok sehingga siswa akan lebih tahu dan paham.
Setelah selesai mempraktikkan giri dan siswa kembali kekelas dan
mendiskusikannya dengan guru apa saja yang belum dipahami. Siswa
bersama guru mengevaluasi hasil diskusi dan guru memberi umpan balik
positif kepada siswa.
Kegiatan akhir di siklus I ini dipergunakan untuk mengevaluasi secara
individu apakah siswa sudah paham atau belum tentang materi yang sudah
dipelajari. Guru melakukan evaluasi dengan membagikan soal dan lembar
jawab kepada siswa. Setelah selesai, Guru mengumpulkan hasil pekerjaan
siswa, dan melakukan refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut
dengan mengingatkan siswa supaya rajin belajar dan meningkatkan
aktivitas dalam belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam.
3) Tahap pengamatan/ observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengamatan tindakan dilakukan oleh observer pada saat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan
menggunakan media kooperatif tipe NHT. Pengamatan ini difokuskan
pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan
guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang
dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi
aktivitas guru, aktivitas siswa dan dokumentasi. Observasi inidilakukan
untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta
untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran yang dilaksanakan
menghasilkan perubahan pada pengetahuan siswa tentang daur ulang
sampah menjadi kompos.
Dalam pengamatan ini, peneliti meminta bantuan guru kelas yang
bertindak sebagai observer dan teman sejawat untuk mengambil gambar
foto. Observer sebagai partisipan pasif berada di bangku paling belakang
untuk mengamati jalannya pembelajaran melalui pedoman observasi yang
telah dibuat. Pengamatan tidak hanya ditujukan pada kegiatan atau
partisipasi dalam prosespembelajaran, namun juga pada aspek tindakan
guru dalam melaksanakanpembelajaran termasuk suasana kelas pada
setiap pertemuan.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran
berlangsung, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA dengan rincian sebagai berikut: Pada pertemuan
pertama, suasana kelas belum tertib karena ada beberapa siswa yang masih
di luar kelas meskipun jam pelajaran sudah mulai. Pada saat
berlangsungnya pembelajaran belum berjalan begitu maksimal karena
siswa bingung dengan model pembelajaran yang digunakan guru dalam
pembelajaran. Dan dalam guru mengajukan pertanyaan siswa masih
terlihat ragu-ragu.pada saat diskusi siswa masih belum mengerti masih
membutuhkan bimbingan dari guru. Pada pertemuan kedua keadaan kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sudah lebih baik dari pertemuan pertama. Siswa sudah mulai disiplin dan
sudah mulai mengerti tentang model pembelajaran NHT yang digunakan.
Dalam penjelasan guru siswa sudah lebih berani menjawab walaupun
masih ada yang malu-malu. Pada proses diskusi siswa sudah bisa mandiri
tanpa bantuan guru dan saat ada kelompok yang maju membacakan hasil
diskusinya juga masih banyak siswa yang tidak memperhatikan, dan juga
baru sedikit sekali siswa yang berani menungkapkan pendapat di depan
kelas untuk mengajukan pertanyaan juga tampak kebanyakan siswa masih
terlihat malu-malu.
Selain mengamati aktivitas siswa, observer juga mengamati aktivitas
guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pada saat persiapan pembelajaran guru sudah baik mempersiapakan
alat dan dan bahan ajar yang akan disamapaikan
b) Dalam membuka pelajaran sudah sangat baik guru sudah melakukan
absensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran akan tetapi guru
belum memberikan motivasi yang bisa membuat siswa lebih semangat
dalam pembelajaran.
c) Kejelasan dan sistematika dalam menyampikan materi sudah baik,
guru agak terlihat gugup sehingga penguasaan materi yang
disampikan pada siswa belum begitu maksimal.
d) Ketepatan dalam menggunakan strategi pembelajaran sudah baik
e) Ketepatan dan daya tarik model pembelajaran sudah baik,
f) Guru sudah sudah sangat baik dalam menunjukan hubungan antar
pribadi yang kondusif dengan berkata yang baik dan sopan pada
siswa.
g) Guru sudah bisa untuk membuat siswa aktif, banyak siswa yang
bertanya ataupun mengajukan pendapat.
h) Guru sudah memantau siswa dalam belajar dan diskusi kelompok
i) Guru sudah mengadakan penilaian proses dan hasil belajar dengan
cukup baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
j) Penggunaan bahasa sudah baik akan tetapi karena suasana yang gaduh
jadi suara guru tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa.
k) Guru sudah sangat baik menutup pelajaran dengan cukup baik.
Rata-rata observasi guru dalam pembelajaran mendapatkan nilai
cukup. Selain observasi guru dan siswa diatas dapat dilihat hasil nilai
penegetahuan siswa dari hasil evaluasi siklus I dan hasil diskusi pada
pertemuan 1 dan pertemuan 2, kedua nilai itu dijumlah dan di rata-rata
sehingga jadi nilai siklus I. Dari hasil siklus 1 (lampiran 12 hal 103) dapat
dibuat daftar distribusi frekuensi pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pengetahuan Daur Ulang
Sampah Menjadi Kompos Siklus I
Interval Frekuensi Presentase % Keterangan
50 – 59 3 18,75 Tidak tuntas
60 – 69 5 31,25 Tidak tuntas
70 – 79 5 31,25 Tuntas
80 – 89 3 18,75 Tuntas
Jumlah 16 100 -
Ketidaktuntasan = (8:16) x 100% =50%
Ketuntasan klasikal = (8:16) x 100% = 50%
Rata –rata kelas = 69,75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, dapat dibuat diagram batang pada
Gambar 4.5 sebagai berikut :
Gambar 4.5. Diagram Batang Hasil Tes Pengetahuan Daur Ulang
Sampah Menjadi Kompos Siklus 1
Bedasarkan hasil angket motivasi pada siklus pertama dapat diperoleh
hasil sebagai berikut siswa yang mendapat nilai dengan rentan 50 – 59
dengan nilai terendah 53 dan nilai dengan rentan 80 – 89 dengan nilai
tertinggi 87, interval antara 60-69 ada 5 siswa dan interval antara 70 – 79
ada 5 siswa. Berdasarkan diagram batang diatas dapat disimpulkan
peningkatan nilai pengetahuan siswa antara prasiklus dan siklus pertama
sebesar 9,25 dari 60,5 - 69,75 tetapi masih dibawah KKM yaitu 70, jadi
masih akan dilanjutkan dengan siklus yang kedua
4) Refleksi
Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan proses
pembelajaran yang dilakukan. Data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi
sebagai berikut:
a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran IPA. Hasil evaluasi rata–rata
siswa pada siklus I yaitu 69,75.
3
5 5
3
0
1
2
3
4
5
6
50-59 60-69 70-79 80-89
Frek
uens
i
Interval Nilai
Nilai Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Berdasarkan hasil evaluasi IPA pada siklus I siswa yang memperoleh
nilai < 70 (KKM) ada 8 siswa atau 50% dan siswa yang memperoleh
nilai ≥ 70 (KKM) yaitu 8 siswa atau 8%. Data hasil perkembangan
nilai siswa yang diambil dari tabel diatas dapat dibuat tabel
perkembangan nilai siswa dan dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai
berikut:
Tabel 4.6. Perkembangan Nilai Pengetahuan Daur Ulang Sampah
Menjadi Kompos Prasiklus dan Siklus I
Keterangan Prasiklus Siklus I
Nilai Terendah 40 53
Nilai tertinggi 80 86
Rata- rata nilai 60,5 69,75
Ketuntasan Klasikal 31,25% 50%
Dari Tabel 4.6 dapat digambarkan dalam grafik 4.6 sebagai berikut:
40
53
8087
60,569,75
31,25% 50.%0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus I
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Grafik 4.6. Perkembangan Nilai Pengetahuan Daur Ulang Sampah
Menjadi Kompos Prasiklus dan Siklus I
c) Meskipun terjadi peningkatan dalam nilai pengetahuan tentang daur
ulang sampah menjadi kompos, akan tetapi terdapat beberapa
kekurangan dalam pembelajaran yang perlu dicari solusinya.
Permasalahan tersebut antara lain:
(1) Dianalisis dari observasi aktivitas siswa masih kurang, siswa masih
ragu dalam mengajukan pendapat, menjawab pertanyaan dan masih
ramai sendiri
(2) Dianalisis dari observasi guru pada saat pembelajaran yaitu dalam
menggunakan model pembelajaran sudah baik akan tetapi siswa
masih kebingungan atau belum pahan dengan model yang
digunakan guru.
(3) Dianalisis dari penggunaan model pembelajaran NHT masih ada
beberapa yang harus diperbaiki, yaitu dalam pembentukan
kelompok, pengaturan tempat duduk dan nomor kepala.
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan refleksi dari
kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran, yaitu perbaikan
mode pembelajaran kooperatif NHT dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan
pada siklus I dikatakan berhasil. Namun, hasil yang diperoleh belum
mencapai hasil yang maksimal dan masih banyak ditemukan kekurangan
pada pelaksanaan tindakan siklus I. Oleh karena itu peneliti melakukan
perbaikan pada siklus selanjutnya, yaitu siklus II.
4. Deskripsi Siklus II
a. Hasil angket motivasi siklus II
Hasil tes angket motivasi pada siklus kedua (lampiran 14 hal 110) dapat
dibuat distribusi frekuensi angket motivasi pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Melestarikan
Lingkungan Pada Siklus II
Interval Frekuensi Presentase % Keterangan
24 – 56 0 0 Rendah
57 – 89 3 18,75 Sedang
90 – 120 13 81,25 Tinggi
Jumlah 16 100
Rata-rata klasikal = 92,4
Berdasarkan data Tabel 4.7 di atas dapat dibuat diagram batang pada
Gambar 4.7 sebagai berikut :
Gambar 4.7. Diagram Batang Motivasi Melestarikan Lingkungan Siklus II
Bedasarkan hasil angket tingkat motivasi pada siklus kedua dapat
diperoleh hasil sebagai berikut rentan 24-56 ada 0 siswa, rentan 57 – 89 ada
3 siswa dan interval antara 90 – 120 ada 13 siswa. Berdasarkan diagram
batang diatas dapat disimpulkan rata-rata kalsikal peningkatan tingkat
0
3
13
02468
101214
24-56 57-89 90-120
Frek
uens
i
Interval
Nilai Angket Motivasi Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
motivasi antara siklus I dan siklus II sebesar 12 dari 80,4 - 92,4. Dapat dibuat
table pengembangan pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8. Perkembangan Motivasi melesterikan Lingkungan
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Skala Skor Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
24 – 56 Rendah 6 3 0
57 – 89 Sedang 7 8 3
90 – 120 Tinggi 3 5 13
Dari Tabel 4.8 diatas dapat dibuat diagram batang pada Gambar 4.8
sebagai berikut:
Gambar 4.8. Diagram Batang Perkembangan Melestarikan Lingkungan
Psasiklus, Siklus I Dan Siklus II
b. Hasil tindakan siklus II
1) Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada
siklus I diketahui bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT pada siklus I diketahui sudah menunjukkan adanya
6
3
0
78
33
9
13
0
2
4
6
8
10
12
14
Prasiklus Siklus I Siklus II
Rendah Sedang Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
peningkatan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos pada
siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun pelajaran 2013/2014 tetapi
belum maksimal. Hal ini ditunjukkan masih ada 8 siswa yang tidak tuntas
dalam pembelajaran IPA mengenai pengetahuan tentang daur ulang sampah
menjadi kompos. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki
guru dalam melaksanakan tinadakan pada siklus II ini sebagai upaya untuk
mengatasi berbagai kekurangan yang ada, yakni sebagai berikut:
a) Perbaikkan strategi pembelajaran dalam penggunaan model
pembelajaran kooperatif NHT, antara lain (1) pembentukan kelompok
lebih diperjelas; (2) aturan main dalam diskusi maupun permainan yang
tegas agar siswa bisa lebih disiplin dab bertanggung jawab, dan (3)
pemberian riward atau penguatan pada siswa yang mampu
berpartisipasi aktif.
Mengingat hasil analisis terhadap unjuk kerja siswa pada siklus I,
sebagian besar siswa masih belum memperhatikan penjelasan guru selama
proses pembelajaran. Meskipun demikian pembelajaran IPA pada siklus I
dikatakan sudah cukup berhasil. Peneliti melakukan langkah-langkah
perencanaan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti dan
guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit dan setiap
pertemuannya RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring,
materi pelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, penilaian .
b) Menyusun Lembar Kerja siswa (LKPD) dan lembar evaluasi yang
dapat dilihat pada RPP.
c) Menyiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran seperti bagan
pemerintahan pusat, dapat dilihat pada lampiran dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d) Membuat lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran
dan lampiran
2) Tahap Pelaksanaan / Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan
guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe. Peneliti disini
masih bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau
pengamat.
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014. Pada
pertemuan itu siswa mempelajari tentang sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui dan pengolahan sampah.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Sebagai apersepsi dalam
pembelajaran guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengingat
kembali tentang sumber daya alam dan bagaimana mengolah sumberdaya
alam dengan baik. Kemudian, guru menjelaskan kepada siswa tentang
tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut.
Sama dengan siklus I, pada siklus II sejak awal kegiatan pendahuluan
sudah dimulai dengan media audio visual untuk menyampaikan materi
yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan metode yang
disesuaikan dengan media dan model pembelajaran NHT yang
diterapkan, yaitu dengan menggunakan metode ceramah bervariasi,
Tanya jawab, diskusi dan penugasan. Dalam kegiatan inti siswa
menyimak materi yang disampaikan guru menggunakan media audio
visual. Setelah selesai menjelaskan, guru memberikan pertanyaan kepada
siswa tentang materi yang baru saja dibahas. Dalam menyampaikan
materi guru juga menampilkan video yang berupa film dokumenter. Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menampilkan video secara berulang agar siswa lebih mengerti.
Selanjutnya siswa dibagi menjadi 4 kelompok dngan menggunakan
sistem undian untuk melakukan diskusi kelompok. Siswa diminta
mendiskusikan bagaimana pengolahan sumber daya alam yang baik.
Setelah selesai berdiskusi, guru menunjuk salah satu anak dalam setian
kelompok sesuai nomor kepala yang ditunjuk guru. Siswa yang ditunjuk
guru maju kedepan dan menyampaikan hasil diskusi dengan
kelompoknya. Setelah diskusi selesai guru bersama siswa mengevaluasi
hasil diskusi dari masing-masing kelompok. Kemuadian guru
memberikan umpan balik yang positif kepada siswa.
Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan.Siswa mengerjakan sial atau tes
individu. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang materi
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya, yaitu
perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan Jepang. Guru menutup
pembelajaran dengan mengucap salam penutup.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 April 2014. Pada
pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan
materi yangtelah lalu, yaitu tentang pengolahan sampah menjadi kompos.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan
kedua dalam pelaksanaan tindakan siklus II sama halnya dengan
pertemuan pertama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam,
dilanjutkan dengan guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan
siswa. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang lalu dengan tanya
jawab tentang materi yang lalu. Setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang dilaksanakan dalam pertemuan tersebut.
Kegiatan inti diawali dilakukan dengan menggunakan metode yang
sama dengan pertemuan ke-1 yaitu menggunakan metode ceramah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bervariasi, Tanya jawab, diskusi diluar kelas. Dalam kegiatan inti siswa
menyimak penjelasan dari guru tentang bagai mana mendaur ulang
sampah yang baik baik sampah organic dan sampah anorganik, dalam
penjelasannya guru menyampaikan dengan menampilkan sebuat video
yang berisi tentang macam-macam daur ulang sampah. Setelah selesai
menjelaskan, guru membentuk kelompok secara heterogen menjadi 4
kelompok yang beranggotakan 4 orang siswa. Dalam pertemuan kali ini
guru mengajak siswa belajar diluar ruangan karena dimana guru dan
siswa akam memperaktekkan bagaimana mendaur ulang sampah menjadi
kompos. Dalam proses pembuatan kompos guru menjelaskan secara urut
dan siswa menyimak, memperhatikan dan mencatatnya. Dalam
pembuatan kompos memberikan kesemptan kepada siswa selalu aktif,
siswa mempraktikkan cara pembuatan kompos sesuai urutan yang telah
dijelaskan oleh guru, guru mengamati setiap kelompok, setelah selesai
siwwa kembali ke kelas. Setelah di dalam ruangan guru bertanya jawab
tentang kesulitan siswa dalam pembuatan kompos. Setelah diskusi selesai
guru bersama siswa mengevaluasi hasil diskusi dari masing-masing
kelompok. Kemuadian guru memberikan umpan balik yang positif
kepada siswa.
Kegiatan akhir di siklus II ini dipergunakan untuk mengevaluasi
secara individu apakah siswa sudah menguasai atau belum tentang materi
yang sudah dipelajari. Guru melakukan evaluasi pembelajaran dengan
membagikan soal dan lembar jawab kepada siswa. Setelah selesai, Guru
mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, dan melakukan refleksi pada siswa
serta memberi tindak lanjut dengan mengingatkan siswa supaya rajin
belajar dan meningkatkan aktivitas dalam belajar. Guru menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Tahap pengamatan/ observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengamatan atau observasi di siklus II ini dilakukan dengan teknik
dan pedoman yang sama dengan pengamatan atau observasi pada siklus
I, pengamatan tindakan dilakukan oleh observer pada saatberlangsungnya
kegiatan pembelajaran IPA tentang pengetahuan mendaur ulang sampah
menjadi kompos. Pengamatan ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa, selama
proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantuberupa lembar observasi aktivitas guru, aktivitas
siswa dan dokumentasi. Observasi ini digunakan sebagai dasar tahap
refleksi siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran
berlangsung, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam
pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: Pada pertemuan pertama,
suasana kelas sudah cukup tertib siswa antusias dan semangat sebelum
pembelajaran dimulai. Saat pembelajaran berlangsung siswa sudah
menyimak dengan baik, sudah berani mengajukan pendapat dan dalam
menjawab pertanyaan antusias siswa juga sudah menunjukkan aktif,
pada saat siswa sudah bersikap tanggung jawab dn disiplin.
Pada pertemuan kedua keadaan kelas sudah lebih baik dari
pertemuan pertama.Kegiatan pembelajaran hampir sama pada pertemuan
1 siklus II, dari keseluruhan siswa sudah tampak aktif, baik dalam
mengajukan pendapat, menjawab pertanyaan maupun pada saat diskusi
berlangsung.
Selain mengamati aktivitas siswa, observer juga mengamati aktivitas
guru dalam pembelajaran. Dari aktivitas guru dalam pembelajaran dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Pada saat persiapan pembelajaran guru sudah baik mempersiapakan
alat dan dan bahan ajar yang akan disamapaikan
b) Dalam membuka pelajaran sudah baik guru sudah melakukan
absensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran akan tetapi guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
belum memberikan motivasi yang bisa membuat siswa lebih
semangat dalam pembelajaran.
c) Kejelasan dan sistematika dalam menyampikan materi sudah baik,
guru sudah tidak terlihat gugup sehingga penguasaan materi yang
disampikan pada siswa sudah baik.
d) Ketepatan dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif
NHT sudah baik.
e) Ketepatan dan daya tarik model pembelajaran cukup baik,
f) Guru sudah baik dalam menunjukan hubungan antar pribadi yang
kondusif dengan berkata yang baik dan sopan pada siswa.
g) Guru cukup bisa untuk membuat siswa aktif karena masih banyak
siswa yang bertanya ataupun mengajukan pendapat.
h) Guru sudah memantau siswa dalam belajar dan diskusi kelompok
i) Guru sudah mengadakan penilaian proses dan hasil belajar dengan
cukup baik
j) Penggunaan bahasa sudah baik akan tetapi karena suasana yang
gaduh jadi suara guru tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa.
k) Guru sudah menutup pelajaran dengan cukup baik.
Rata-rata observasi guru dalam pembelajaran mendapatkan nilai
baik. Selain observasi guru dan siswa diatas dapat dilihat hasil nilai
penguasaan konsep siswa dari hasil evaluasi siklus II dan hasil diskusi
pada pertemuan 1 dan pertemuan 2, ketiga nilai itu dijumlah dan di rata-
rata sehingga jadi nilai siklus II. Hasil tes siswa pada siklus kedua
(lampiran 15 hal 111) dapat dibuat distribusi frekuensi pada Tabel 4.9
sebagai berikut:
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pengetahuan Daur Ulang
Sampah Menjadi Kompos Siklus II
Interval Frekuensi Presentase % Keterangan
60 – 69 2 12,5 Tidak tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70 – 79 7 43,75 Tuntas
80 – 89 6 37,5 Tuntas
90 – 99 1 6,25 Tuntas
Jumlah 16 100 -
Ketidaktuntasan = (2:16) x 100% =12,5%
Ketuntasan klasikal = (14:16) x 100% = 87,5%
Rata –rata kelas = 77,7
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat dibuat diagram batang pada
Gambar 4.9 sebagai berikut :
Gambar 4.9. Diagram Batang Hasil Tes Pengetahuan Daur Ulang
Sampah Menjadi Kompos Siklus 1I
Bedasarkan hasil angket motivasi pada siklus pertama dapat diperoleh
hasil sebagai berikut siswa yang mendapat nilai dengan rentan 60-69
dengan nilai terendah 64 dan nilai dengan rentan 90-99 dengan nilai
tertinggi 90, interval antara 70-79 ada 7 siswa dan interval 80-89 ada 6
siswa. Berdasarkan diagram batang diatas dapat disimpulkan nilai rata-rata
2
76
1
012345678
60-69 70-79 80-89 90-99
Frek
uens
i
Interval Nilai
Nilai Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tes siswa pada siklus kedua adalah 77,7. Peningkatan nilai pengetahuan
siswa antara siklus I dan siklus II sebesar 7,95 dari 69,75-77,7. Dengan
perolehan nilai rata-rata sudah diatas KKM yaitu 70 maka peneliti
menindak lanjuti sampai pada siklus II.
4) Refleksi
Analisis hasil tindakan siklus II direfleksi sesuai dengan proses
pembelajaran yang dilakukan. Data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi
sebagai berikut:
a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran IPA. Hasil evaluasi rata–rata
IPA siswa pada siklus II yaitu 77,5.
b) Berdasarkan hasil evaluasi IPA pada siklus II siswa yang memperoleh
nilai <70 (KKM) ada 2 anak atau 12,5 % dan siswa yang memperoleh
nilai ≥70 (KKM) yaitu 14 siswa atau 87,5%. Data hasil perkembangan
nilai siswa yang berisi nilai siswa pada siklus I dan siklus II dapat
dibuat tabel perkembangan siswa dan dapat dilihat pada Tabel 4.10
sebagai berikut:
Tabel 4.10. Perkembangan Pengetahuan Daur Ulang Sampah
Menjadi Kompos Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Keterangan Prasiklus Sikus I Siklus II
Nilai Terendah 40 53 64
Nilai Tertinggi 80 86 90
Rata-Rata Klasikal 60,5 69,75 77,7
Ketuntasan Klasikal 31,25% 50% 87,5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari Tabel 4.10 dapat digambarkan dalam grafik 4.10. sebagai berikut:
Grafik 4.10. Perkembangan Pengetahuan Daur Ulang Sampah
Menjadi Kompos Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
c) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 40 pada siklus
II naik 53 dan pada siswa yang sama yang mendapat nilai terendah itu.
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I sebesar 86 pada
siklus II naik menjadi 90.
d) Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada siklus I
sebesar 69,75 pada siklus II naik menjadi 77,7.
e) Untuk ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 50% dan pada
siklus II 87,5% setelah dilakukan refleksi terdapat 2 siswa yang tidak
tuntas (nilai ulangan dibawah 70), namun secara keseluruhan sudah
meningkat bila dilihat dari prosentase ketuntasan siswa pada siklus II.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan melihat hasil evaluasi yang
diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran IPA tentang
pengetahuan daur ulang sampah menjadi kompos menggunakan model
pembelajarn kooperatif NHT pada siklus II sudah berhasil karena sudah
mencapai target pencapaian sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus
40
53
64
8086 90
60,569,75
77,7
31,25% 50% 87,50%0
102030405060708090
100
prasiklus siklus I siklus II
nilai terendah nilai tertinggi rara-rata nilai ketuntasan klasikal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
pengetahuan daur ulang sampah menjadi kompos siswa kelas V SD N 2
Kedunglengkong Tahun ajaran 2013/2014.
5. Antar Siklus
Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan rata-
rata nilai motivasi dan evaluasi mata pelajaran IPA tentang pengetahuan
mendaur ulang sampah menjadi kompos siswa kelas V SD N 2
Kedunglengkong, Simo , Boyolali. Peningkatan terlihat dari Pretes dan setelah
tindakan yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing terdiri dari 2
pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11. Nilai Rata-Rata dan Prosentase Ketuntasan Klasikal Pretes,
Siklus I, dan Siklus II
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM)
Nilai Rata-Rata Prosentase (%)
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
70 60,5 69,75 77,7 31,25 50 87,5
Dari Tabel 4.11 diatas dapat dibuat diagram batang pada Gambar 4.11
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.11 Diagram Batang Peningkatan Nilai Rata-Rata Pengetahuan
Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos Setiap Siklus
Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata pada tabel 7 dan Grafik 5 di atas,
siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (KKM) menunjukkan adanya peningkatan.
Pretes nilai rata-rata hanya mencapai 60,3 dengan prosentase ketuntasan
klasikal 31,25%, pada siklus I bisa meningkat menjadi 69,75 dengan
prosentase ketuntasan klasikal 50% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi
77,7 dengan prosentase ketuntasan klasikal 87,5%. Hal ini merefleksikan
bahwa pengggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pelajaran
IPA kelas V dinyatakan berhasil, karena secara klasikal menunjukkan adanya
peningkatan.
Selain dari hasil tes, hasil observasi terhadap kinerja guru dan siswa secara
klasikal juga mengalami peningkatan. Secara jelas, berikut adalah hasil nilai
observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut (lampiran 18 hal 117 dan
lampiran 21 hal 123).
Tabel 4.12. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru Dan Aktivitas
Siswa Selama Pembelajaran Tiap Siklus
Observasi Kinerja Guru Observasi Aktivitas Siswa
60,5
31,25
69,75
50
77,787,5
0
20
40
60
80
100
Nilai rata-rata Prosentase %
Prasiklus Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
3,18 ( cukup ) 3,59 ( baik ) 2,9 ( cukup ) 3,5 ( baik )
Dari Tabel 4.12 di atas terlihat bahwa kinerja guru pada siklus I hanya
mendapat nilai 3,18 yang kemudian meningkat pada siklus II menjadi 3,59.
Sedangkan aktivitas siswa yang semula hanya 2,9 meningkat menjadi 3,5. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa selama
pembelajaran IPA berlangsung pada siklus I dan siklus II. Dari tabel 8 terlihat
adanya peningkatan pada kinerja guru dan aktivitas siswa. Walaupun
peningkatannya tidak terlalu drastis, peneliti yakin jika penelitian ini
dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup lama secara terus menerus akan
memperlihatkan hasil yang signifikan. Mengingat bahwa dalam penelitian ini,
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan hanya empat kali pertemuan.
B. PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini ditemukan hambatan-hambatan pada masing-masing
siklus yang berbeda-beda, diantaranya: hambatan yang dijumpai pada siklus I
yaitu daya tarik model pembelajaran masih kurang, materi yang masih masih
banyak atau tidak langsung pada poin-poinnya, sehingga membuat siswa cepat
bosan dan kurang maksimal dalam menyerap materi. Siswa sudah bosan
menjadi tidak memperhatikan dan kurang disiplin. Upaya untuk mengatasi
hambatan yang ada pada siklus I yang disempurnakan pada siklus II yaitu
perbaikan model pembelajaran antara lain: (a) ceramah bervariasi diselingi
dengan video, tetapi tetap di sesuaikan dengan materi; (b) ditambah
menggunakan permainan yang menarik siswa, dan (c) tampilan materi yang
lebih ringkas tanpa mengurangi inti dari materi. Selain itu, juga dilakukan
perbaikan strategi pembelajaran dalam penggunaan media yaitu pemberian
reward atau penguatan bagi siswa yang mampu berpartisipasi aktif.
Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berarti. Dengan dilakukan perbaikan-perbaikan tersebut ternyata bisa
mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I dan dapat meningkatkan nilai
pengetahuan siswa. Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru
kelas (lihat lampiran 3 hal 85) pengetahuan siswa sebelum menggunakan
model pembelajaran NHT sudah cukup baik, tetapi siswa yang tuntas hanya
31,25%. Hal itu dikarenakan guru belum menggunakan model pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa kurang maksimal dalam
pengetahuan materi yang diajarkan. Selain itu ketuntasan belajar meningkat,
motivasi melestarikan lingkungan yang dimiliki siswa semakin meningkat,
contohnya siswa sudah mulai tertib membuang sampah ditempat sampah. Hal
ini dikarenakan penggunaan model pembelajaran NHT yang digunakan dapat
mengingkatkan aktivitas belajar siswa, menarik motivasi belajar siswa dan
memeberikan kemudahan untuk menguasai materi karena penyajiannya yang
menarik dan menyenangkan.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur
ulang sampah menjadi kompos pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong,
Simo, Boyolali yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT. Hal ini terjadi karena penggunaan model pembelajaran NHT dapat
menjadikan pembelajaran IPA tentang pengetahuan daur ulang sampah
menjadi kompos menjadi lebih menyenangkan sehingga dapat memotivasi siwa
dan pengetahuan siswa meningkat. Jadi pembelajaran dengan penggunaan
model pembelajaran NHT dapat meningkatkan motivasi melestarikan
lingkungan dan pengetahuan mendaur ulang sampah menjadi kompos pada
siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V SIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan
motivasi melestarikan lingkungan melalui model kooperatif Numbered Heads
Together pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedunglengkong tahun
2013/2014. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya
tingkat motivasi tinggi siswa pada setiap siklusnya, yaitu pada tindakan
prasiklus rata-rata tingkat motivasi siswa sebesar 70, pada siklus I tingkat
motivasi siswa sebesar 80,4 dan pada siklus II tingkat motivasi siswa sebesar
92,4. Tingkat motivasi tinggi siswa pada prasiklus sebanyak 3 siswa atau
18,75%. Pada siklus I sebanyak 8 siswa atau 50%. Sedangkan pada siklus II
sebanyak 13 siswa atau 81,25%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari
prasiklus kesiklus I sebesar 10,4%, peningkatan dari siklus I kesiklus II
sebesar 12%, dan peningkatan ketuntasan dari prasiklus sampai siklus II
sebesar 22%. Dengan demikian, secara klasikal pembelajaran telah mencapai
ketuntasan belajar yang ditargetkan.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan
Pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model
kooperatif numbered heads together pada siswa kelas V SD Negeri 2
Kedunglengkong tahun ajaran 2013/2014. Peningkatan tersebut dapat
dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan tentang daur ulang sampah
menjadi kompos pada setiap siklusnya, yaitu pada tindakan prasiklus rata-rata
pengetahuan tentang daur ulang siswa sebesar 60,3, pada siklus I pengetahuan
tentang daur ulang siswa sebesar 69,75 dan pada siklus pengetahuan tentang
daur ulang siswa sebesar 77,7. Pengetahuan tentang daur ulang sampah
menjadi kompos pada prasiklus sebanyak 5 siswa atau 31,25%. Pada siklus I
sebanyak 8 siswa atau 50%. Sedangkan pada siklus II sebanyak 13 siswa atau
81,25%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari prasiklus kesiklus I sebesar
18,75%, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 31,25%, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
peningkatan ketuntasan dari prasiklus sampai siklus II sebesar 50%. Dengan
demikian, secara klasikal pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar
yang ditargetkan.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka implikasi yang didapa tdari
penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif NHT dapat meningkatkan motivasi
melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah
menjadi komopos pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong. Hasil
penelitian tersebut dapat ditinjau dari hal-hal berikut:
Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model
pembelajaran yang tepat agar siswa mampu memahami pengetahuan dalam
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajara koopertif NHT dapat meningkatkan motivasi dan pengetahuan
tentang daur ulang sampah menjadi kompos, karena penggunaan model
pembelajaran koopertif NHT dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya
interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, suasana
pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, dan aktivitas belajar siswa
dapat ditingkatkan.
Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi dan penguatan positif
pada siswa juga sangat penting. Pemberian motivasi dapat merangsang
antusiasme belajar siswa, sehingga pesertadidik mempunyai keinginan untuk
belajar dan aktif dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang proses
pembelajaran. Motivasi dapat ditanamkan pada diri siswa dengan
memberikan latihan-latihan, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi
dalam proses pembelajaran dan memberikan penguatan yang positif terhadap
keberhasilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk memilih model
pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran sehubungan dengan tujuan yang harus dicapai oleh siswa SD N
2 Kedunglengkong.
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah sejenis yang pada
umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi
dalam pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran koopertif NHT
sebisa mungkin harus bias di atasi. Oleh karena itu,semua aspek baik dari
guru maupun siswa harus diperhatikan agar mendukung keberhasilan suatu
pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan hasil dari simpulan dan implikasi di atas maka dapat diberikan saran saran sebagai berikut : 1. Saran Bagi Guru
a. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif NHT dalam
pembelajaran IPA. Guru juga harus mampu untuk mencari dan
menerapkan model-model yang lain yang lebih inovatif lagi untuk dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran IPA khususnya pada kompetensi
dasar sejarah terbentuknya bumi.
b. Guru harus bisa memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah dimiliki
dan disediakan oleh sekolah untuk dapat digunakan sebagai media dalam
proses pembelajara IPA, seperti LCD.
c. Guru harus mampu dan selalu untuk memotivasi siswa dengan cara
memberikan penghargaan (reward) berupa pujian, tepuk tangan, atau
hadiah barang kepada siswa yang mampu melaksanakan tugas dengan baik
sehingga menambah semangat belajar siswa. Guru juga harus selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memberikan perhatian, semangat, bimbingan kepada siswa yang masih
tertinggal.
d. Guru disarankan untuk dapat selalu memberitahukan SK, KD, indikator,
tujuan penilaian yang akan dilakukan sehingga siswa mengetahui apa uang
harus mereka kerjakan pada saat proses pembelajaran nantinya.
e. Guru juga disarankan untuk dapat selalu melaksanakan kegiatan refleksi
agar segera diketahui kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat dilakukan perbaikan
pada pertemuan berikutnya.
2. Saran Bagi Siswa
a. Siswa disarankan untuk berlatih membuat NHT untuk kompetensi dasar
yang lain dalam pelajaran IPA, dengan harapan siswa akan lebih banyak
membaca dan mengembangkan pemahaman serta mempermudah dalam
proses pemahaman materi pelajaran IPA.
b. Siswa perlu belajar lebih giat lagi dan lebih banyak untuk mencari
referensi di internet dan media massa terkait dengan informasi informasi
yang terbaru tentang IPA, agar supaya wawasan siswa tentang IPA lebih
luas dan tidak tertinggal informasi informasi yang terbaru.
3. Saran Bagi Peneliti Lain
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, penelitian ini tentunya masih
banyak terdapat kekurangan kekurangan dan kekeliruan kekeliruan yang
sangat perlu untuk disempurnakan lagi. Oleh karena itu kepada peneliti lain
disarankan untuk dapat menyempurnakan dan melakukan penelitian lanjut
yang sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: UNS Press. Apriadji, Wied Harry.2005. Memproses Sampah. Jakarta: penebar swadaya. Arends, R.I. (1997), Classroom Structure and Management. Newyork: McGraw
Hill Companies, Inc. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Aunurrahman (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Darsono, Max. dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press. Dimyati.mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Djamarah, Syaiful Bahri .2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara. Hamzah. 2006. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta : PT Bumi Aksara. Haydon, Maheady, & Hunter (2010). Effect Of Nimbered Heads Together on the
Daily Quiz Scores and On-Task Behavior of Students with Disabilities. Diperoleh 10 Mei 2013, dari link.springer.com/content/pdf/ 10.1007%2Fs10864-010-9108-3
Hendra, AW. 2008. Konsep Pengetahuan. Yogyakarta.: Mitra Cendikia Press Huda, M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lie, A. (2005). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman,A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Grafindo. Siagian, P. Sondang.2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta Slavin,R.E (2008). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Terj. Samosir, M.
Sertifikasi Guru Rayon 13. Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suwandi S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13. Suwarno & Hotimah. (2009). Serba Tahu Tentang SAINS Ilmu Pengetahuan
Alam. Yogyakarta: Tugu Publiser. Tim Penulis PS. 2011. Penanganan Dan Pengelolaan Sampah. Jakarta: Penebar
Swadaya. Trianto (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara W.S Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grafindo. Yahya, N. & Huie K. (2002). Reaching English Language Learner trough
Cooperative Learning. The Internet Tesl Journal Vol.VIII No.3. Diperoleh 30 April 2013 dari http://itesrj.org/