Top Banner
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN LINGKUNGAN DAN PENGETAHUAN TENTANG DAUR ULANG SAMPAH MENJADI KOMPOS MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (PTK Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kedunglengkong Tahun 2013/2014) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Minat Utama PKLH Oleh: PIPIT RETNO ARIYATI S821302003 PROGRAM PASCASARJANA KEPENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
101

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Apr 03, 2019

Download

Documents

trandat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN LINGKUNGAN DAN PENGETAHUAN TENTANG DAUR ULANG SAMPAH MENJADI KOMPOS MELALUI MODEL KOOPERATIF

NUMBERED HEADS TOGETHER (PTK Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kedunglengkong Tahun 2013/2014)

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Minat Utama PKLH

Oleh:

PIPIT RETNO ARIYATI

S821302003

PROGRAM PASCASARJANA KEPENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tesis yang berjudul : “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI

MELESTARIKAN LINGKUNGAN DAN PENGETAHUAN

TENTANG DAUR ULANG SAMPAH MENJADI KOMPOS

MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS

TOGETHER (PTK Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kedunglengkong Tahun

2013/2014)”. ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat serta

tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar akademik serta terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara terlulis digunakan

sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta

daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam

karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan (Permendiknas No.17 Tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau seluruh isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain

harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs-UNS

sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu

semester saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan

tesis ini, maka Prodi PKLH PPS-UNS berhak mempublikasikannya pada

jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi PKLH PPs-UNS. Apabila saya

melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini,maka saya bersedia

mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, Juli 2014

Yang membuat pernyataan

Pipit Retno Ariyati

S821302003

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudaha”, (Q.S. Al-Insyirah : 5)

“Lihatlah mereka yang lebih tidak beruntung daripada dirimu sehingga

kau tidak mungkin tidak berpuas diri atas keberuntungan yang diberikan Alloh kepadamu.” (Nabi Muhammad SAW)

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru

yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik” (Evelyn Underhill)

“Tak ada yang bisa mengambil kesuksesan di masa depan kecuali diri kita

sendiri” (Me)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

PERSEMBAHAN

Teriringi syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

“Bapak dan Ibuku yang aku cintai, ( Drs. Sunarno dan Sri Sawarmi )”

Kaulah inspirasiku, karena setiap mengingatmu membuatku meneteskan air

mata.

Terima kasih yang tak henti.

“Adikku Nuning Oktaviana yang selalu menyemangatiku”

~Almamaterku tercinta PKLH PASCASARJANA UNS~

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat

rahmat-Nya, penulis memperoleh kekuatan dan kesabaran sehingga dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul“Upaya Meningkatkan Motivasi Melestarikan

Lingkungan Dan Pengetahuan Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos

Melalui Model Kooperatif Numbered Heads Together (PTK Pada Siswa Kelas V

Sdn 2 Kedunglengkong Tahun 2013/2014)”. Tesis ini merupakan salah satu

persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencapai Derajat Magister Program Studi

Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Pada penulisan tesis ini, penulis banyak mengalami hambatan dan rintangan.

Namun, hambatan dan rintangan itu dapat diatasi berkat bimbingan, semangat,

motivasi,dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menggunakan segala fasilitas yang ada di lingkungan kampus.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menggunakan segala

fasilitas yang ada di lingkungan kampus.

3. Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si selaku Ketua Program Studi PKLH dan

sekaligus pembimbing tesis yang telah memberikan bimbingan, saran, dan

motivasinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

4. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd selaku dosen pembimbing I, yang sudah

memberikan bimbingan, saran,masukan dan motivasi sehingga tesis ini bisa

terselesaikan dengan baik.

5. Tim penguji tesis yang telah memberikan bimbingan, dan memberikan

masukan-masukan sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh dosen Program Studi PKLH Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman

yang sangat berguna bagi peneliti.

7. Ibu Sugiyarti, S.Pd, selaku Kepala SD N 2 Kedunglengkong yang telah

memberikan ijin penelitian kepada penulis untuk mengadakan penelitian di

sekolahnya.

8. Bp. Sukri, S.Pd, selaku guru kelas V SD N 2 Kedunglengkong dan kolaborator

yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini dari awal hingga akhir.

Semoga doa, bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan semua pihak

yang penulis sebutkan di atas kepada penulis mendapat pahala yang setimpal dari

Tuhan Yang Maha Esa.. Penulis berharap semoga tesis ini bisa bermanfaat bagi

para pembaca amin.

Surakarta, Juli 2014

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Pipit Retno Ariyati, S821302003. “Upaya Meningkatkan Motivasi Melestarikan Lingkungan Dan Pengetahuan Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos Melalui Model Kooperatif NHT (PTK Pada Siswa Kelas V Sdn 2 Kedunglengkong Tahun 2013/2014)”. Tesis.Pembimbing I: Dr. Peduk Rintayati, M.Pd, Pembimbing II: Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si, Program Studi Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi melestaikan lingkungan dan meningkatkan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model pembelajaran kooperatif NHT pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1) observasi, 2) wawancara, 3)tes, 4)dokumentasi, dan 5) angket. Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik product Moment.

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa:. (1) terdapat peningkatan motivasi melestarikan lingkungan melalui model pembelajaran NHT pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014 yaitu pada siklus I tingkat motivasi siswa dengan rata-rata sebesar 80,4 dan pada siklus II tingkat motivasi siswa dengan rata-rata sebesar 92,4; (2) terdapat peningkatan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model pembelajaran NHT pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014 yaitu pada siklus pertama rata-rata nilai tes sebesar 69,75, sedangkan pada siklus kedua rata-rata nilai sebesar 77,7.

Kata Kunci: Motivasi, Pengetahuan daur ulang sampah, Penelitian Tindakan

kelas dan Model pembelajaran Kooprratif NHT.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Pipit Retno Ariyati, S821302003. “Effort to Improve Motivation to Preserve Environment and Knowledge of Recycling Garbage into Compost through the Cooperative Learning Model of the NHT Type (A Classroom Action Research to the Students in Grade V of State Primary School 2 of Kedunglengkong in Academic Year 2013/2014”. Thesis. Principal Advisor: Dr. Peduk Rintayati, M.Pd, Co-advisor: Prof. Dr. Chatarina. Muryani, M.Si, The Graduate Program in Population and Environmental Education, Sebelas Maret University Surakarta

ABSTRACT

The objective of this research is to improve motivation to preserve environment and knowledge of recycling garbage into compost through the cooperative learning model of the NHT type of the students in Grade V of State Primary School 2 of in Academic Year 2013/2014.

This research used the classroom action research. The data of the research were gathered through: (1) observation, (2) in-depth interview, (3) test, (4) documentation, and questionnaire. They were validated by using Spearman Product Moment test.

The results of research show that: 1) There is an improvement in the motivation to preserve environment through the cooperative learning model of the NHT type of the students in Grade V of State Primary School 2 of Kedunglengkong in Academic Year 2013/2014. In Cycle I, the students’ average score of motivation is 80.4, and Cycle II it becomes 92.4. 2) There is an improvement in the knowledge of recycling garbage into compost through the cooperative learning model of the NHT type of the students in Grade V of State Primary School 2 of Kedunglengkong in Academic Year 2013/2014. In Cycle I, the students’ average score of test of knowledge of recycling garbage into compost is 69.75, and Cycle II it becomes 77.7.

Keywords: Motivation, knowledge of recycling garbage, classroom action

research, cooperative learning model of the NHT type

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN. .................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................... viii

ABSTRACT.................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masala ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori ............................................................................. 8

1. Motivasi Melestarikan Lingkungan ..................................... 8

a. Pengertian Motivasi ...................................................... 8

b. Fungsi Motivasi ............................................................ 9

c. Jenis Motivasi ............................................................... 11

d. Sifat Motivasi ............................................................... 11

e. Motivasi Melestarikan Lingkungan ............................... 12

2. Pengetahuan Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos 13

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

a. Pengertian Pengetahuan ................................................ 13

b. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ...................... 15

c. Daur Ulang Sampah ...................................................... 16

d. Kompos ........................................................................ 20

3. Model Pembelajaran Kooperatif NHT ................................. 23

a. Pengertian Model .......................................................... 23

b. Pengertian Pembelajaran ............................................... 23

c. Model Pembekajaran Kooperatif ................................... 25

d. Model Pembelajaran Kooperatif NHT ........................... 30

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 32

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 33

D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian...................................................................... 35

B. Subjek Penelitian ...................................................................... 35

C. Data dan Sumber Data .............................................................. 35

D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 36

E. Uji Coba Instrumen .................................................................. 38

1. Uji Validitas Instrumen ....................................................... 38

2. Uji Realibilitas Instrumen ................................................... 39

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 40

G. Indikator Kinerja ...................................................................... 41

H. Prosedur Penelitian ................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 47

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................ 47

2. Deskripsi Sebelum Tindakan .............................................. 47

3. Deskripsi Tindakan Siklus I ................................................ 50

4. Deskripsi Siklus II .............................................................. 60

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

5. Antar Siklus ........................................................................ 71

B. Pembahasan.............................................................................. 73

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 76

B. Implikasi .................................................................................. 77

C. Saran ........................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 81

LAMPIRAN ................................................................................................ 84

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-Kisi Motivasi Melestarikan Lingkungan..................................... 37

3.2 Bobot Skor Angket Motivasi Siswa ................................................... 38

3.3 Kriteria Skor Aktivitas Guru .............................................................. 40

3.4 Kriteria Skor Aktivitas Siswa ............................................................ 41

3.5 Kriteria Skor Penggunaan Model Pembelajaran ................................. 41

3.6 Indikator Ketercapaian Peningkatan Pengetahuan Siswa .................... 42

3.7 Indikator Ketercapaian Peningkatan Motivasi Siswa ......................... 42

4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Siswa Prasiklus .......................... 48

4.2 Distribusi Frekuensi Tes Prasiklus ..................................................... 49

4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Pada Siklus I .................. 50

4.4 Perkembangan Nilai Prasiklus dan Siklus I ........................................ 51

4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus I .............................................. 57

4.6 Perkembangan Nilai Prasiklus dan Siklus I ........................................ 58

4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Pada Siklus II ................ 60

4.8 Perkembangan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ......................... 61

4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus II ............................................. 68

4.10 Perkembangan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ......................... 69

4.11 Nilai Rata-Rata dan Prosentase Ketuntasan Klasikal Pretes, Siklus I

dan Siklus II ........................................................................................ 71

4.12 Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru Dan Aktivitas Siswa

Selama Pembelajaran Tiap Siklus ....................................................... 72

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Alur kerangka berpikir ....................................................................... 34

3.1 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 42

3.2 Model Penelitian Tindakan Kelas ...................................................... 43

4.1 Diagaram Batang Nilai Motivasi Siswa Prasiklus .............................. 48

4.2 Diagaram Batang Hasil Nilai Tes Pada Prasiklus ............................... 49

4.3 Diagram Batang Motivasi Melestarikan lingkungan Siklus 1 ............. 50

4.4 Diagram Batang Antara Pengembangan Prasiklus Dan Siklus I ......... 51

4.5 Diagram Batang Hasil Tes Siklus 1 ................................................... 57

4.6 Perkembangan Nilai Penguasaan Konsep Pretes dan Siklus I ............. 59

4.7 Diagram Batang Motivasi Melestarikan lingkungan Siklus II............. 60

4.8 Diagram Batang Perkembangan Psasiklus, Siklus I Dan Siklus II ...... 61

4.9 Diagram Batang Hasil Tes Siklus II ................................................... 68

4.10 Perkembangan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ......................... 70

4.11 Diagram Batang Peningkatan Nilai Rata-Rata Pengetahuan Tentang Daur

Ulang Sampah Menjadi Kompos Setiap Siklus .................................. 71

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Penelitian ................................................................................. 84

2. Observasi awal..................................................................................... 85

3. Hasil wawancara guru sebelum penelitian ............................................ 87

4. Hasil wawancara siswa sebelum penelitia ............................................ 89

5. Kisi-kisi motivasi melestarikan lingkungan .......................................... 91

6. Angket motivasi melestarikan lingkungan ............................................ 92

7. Nilai motivasi prasiklus ....................................................................... 94

8. Nilai tes prasiklus ................................................................................ 95

9. Silabus ................................................................................................ 96

10. RPP siklus I ......................................................................................... 98

11. Nilai angket motivasi Siklus I .............................................................. 104

12. Nilai tes siklus I ................................................................................... 105

13. RPP Siklus II ...................................................................................... 106

14. Nilai angket motivasi siklus II .............................................................. 112

15. Nilai tes siklus 2 .................................................................................. 113

16. Lembar observasi guru (APKG) ........................................................... 114

17. Pedoman observasi guru ...................................................................... 115

18. Rekapitulasi observasi guru ................................................................ 119

19. Lembar observasi siswa ....................................................................... 120

20. Pedoman observasi siswa ..................................................................... 121

21. Rekapitulasi observasi siswa ................................................................ 125

22. Lembar pengamatan penggunaan model NHT ...................................... 126

23. Pedoman pengamatan penggunaan model NHT ................................... 127

24. Rekapitulasi pengamatan penggunaan model NHT .............................. 129

25. Buku ajar ............................................................................................. 130

26. Uji coba validitas dan reliabilitas insrumen .......................................... 139

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

27. Dokumentasi ........................................................................................ 140

28. Surat Ijin penelitian .............................................................................. 144

29. Surat Keputusan Dekan ........................................................................ 145

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS menyatakan bahwa

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan di sekolah dasar adalah tahapan awal untuk melanjutkan

belajar di jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu pendidikan di sekolah dasar

dilihat belum menunjukkan indikasi ke arah pembelajaran mandiri yang mampu

menyadarkan peserta didik. Pada dasarnya siswa belajar di sekolah dasar sebagai

modal awal dalam pergaulan di masyarakat untuk itu guru sekolah dasar

diharapkan mampu mengunakan berbagai sumber belajar lingkungan sekitar

dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang dilaksanakan

berhasil dengan baik.

Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi

untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak, Sekolah merupakan

tempat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal untuk bertahan

hidup di kemudian hari. Pemahaman dan pengenalan mendetail mengenai

lingkungan dapat diperoleh anak melalui pendidikan di sekolah.

Pendidikan di Indonesia telah berulang kali mengalami perubahan seiring

dengan kemajuan zaman. Meningkatnya kualitas pendidikan dapat dilihat dari

banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas itu sendiri. Pada era globalisasi

ini, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar

suatu bangsa dapat berkompetisi dan bijaksana dalam mengelola sumber daya

alam. Salah satu mata pelajaran yang turut berperan penting dalam pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

wawasan, keterampilan, dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata

pelajaran IPA.

Dalam pembelajaran IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang

disusun secara sistematis oleh manusia yang didasarkan pada hasil percobaan dan

pengamatan yang dilakukan manusia. Hingga saat ini, pembelajaran di Indonesia

masih di dominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber utama

pengetahuan. Guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam

menyampaikan materi dan seringkali mengabaikan kemampuan awal siswa.

Setelah diadakan pengamatan di SDN 2 Kedunglengkong, bahwa

pelaksanaan pembelajaran IPA di SD tersebut masih bersifat konvensional yaitu :

1. Guru menjelaskan secara mendetail dengan ceramah berulang-ulang; 2. Siswa

hanya mencatat dan menghafalkan konsep; 3. Pembelajaran tidak disertai dengan

penggunaan media yang menarik, dan 4. Strategi/model pembelajaran yang

digunakan belum inovatif (cenderung konvensional). Pembelajaran yang demikian

menyebabkan siswa menjadi pasif dan mudah mengalami kejenuhan dalam

belajar. Kejenuhan tersebut menyebabkan rendahnya pengetahuan yang dimiliki

siswa.

Berdasarkan nilai ulangan harian siswa kelas V SD N 2

Kedunglengkong, menunjukkan bahwa nilai ulangan IPA sebesar 31,25% siswa

mencapai KKM ≥ 70, atau sebanyak 5 siswa dari jumlah keseluruhan 16 siswa.

Oleh karena itu, dibutuhkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Beberapa solusi alternatif agar nilai pengetahuan IPA terutama pengetahuan

tentang daur ulang sampah mejadi kompos dengan baik antara menggunakan

media yang menarik bagi siswa dan juga pemilihan strategi/model pembelajaran

yang tepat.

Pengetahuan tentang lingkungan perlu diberikan sejak dini agar dapat

memberikan pemahaman yang mendalam akan pentingnya lingkungan bagi

manusia sehingga dapat menghasilkan warga Negara yang mempunyai perilaku

yang bertanggungjawab terhadap lingkungannya dan menumbuhkan rasa

kesadaran lingkungan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Sekolah sebagai tempat belajar perlu memiliki lingkungan yang bersih dan

sehat agar tercipta suasana belajar yang nyaman. Kita bisa membayangkan apabila

sekolah kita kotor dan tidak sehat, tentu sangat mengganggu kegiatan belajar

mengajar. Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat tidak hanya di dalam kelas

tetapi juga diluar kelas, seperti di halaman. Halaman sekolah selain di tata

keindahannya, juga perlu memperhatikan persyaratan kesehatan. Halaman sekolah

yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit sehingga

menimbulkan rasa tidak nyaman bagi semua warga sekolah.

Sekolah yang berbudaya lingkungan sebagai salah satu wadah peningkatan

pengetahuan dan kemampuan siswa memiliki peran penting dalam menyumbang

perubahan yang terjadi dalam keluarga. Bagaimana menghargai air bersih,

memahami pentingnya penghijauan, memanfaatkan fasilitas sanitasi secara tepat

serta mengelola sampah menjadi pupuk tidak terpisahkan dalam upaya

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai komponen terkecil dalam

masyarakat perubahan yang terjadi dalam keluarga akan memberi pengaruh pada

masyarakatnya.

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud

padat, baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai

maupun tidak terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi, sehingga dibuang ke

lingkungan (Apriadji: 2005). Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu

menghasilkan bahan buangan, karena tidak ada proses konversi yang memiliki

efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan yang dihasilkan oleh organisme

yang ada di alam ini bersifat organik (memiliki ikatan CHO yang merupakan

bagian dari tubuh makhluk hidup). Sampah yang berasal dari aktivitas manusia

yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik adalah:

sisa-sisa bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik

(hasil dari proses pabrik) misalnya: logam dan gelas.

Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat

organik tidak begitu bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

mikrobia menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya

sampah anorganik sukar terombak dan menjadi bahan pencemar.

Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah pada suatu tempat

penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana

anaerob (miskin oksigen) akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi

kandungan protein dalam sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan.

Dampak lain karena timbunan sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan

yang kotor dan pemandangan yang kumuh.

Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat,

nyamuk akan berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah

sampah dapat berupa ban, kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian

yang ideal bagi tikus. Lalat pada umumnya berkembangbiak pada sampah

organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa

makanan. Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk.

Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi mereka.

Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi

penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran.

(Apriadji : 2005) Secara umum sampah dapat dipisahkan menjadi:

1. Sampah organik/mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan

kulit buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan

ranting).

2. Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kain, kaca, logam, dan

tanah.

Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakkan adalah jenis sampah kering

dan hanya sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakkan

berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari

guguran daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan.

Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian

serius. Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak (warga

belajar) tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

juga bisa dipakai sebagai media pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu

parameter sekolah yang baik adalah berwawasan lingkungan.

Sampah basah bisa diolah menjadi kompos, prosesnya mudah dan

sederhana. Anak usia sekolah SD hingga SLTA bisa mengerjakan sendiri.

Pembuatan kompos dengan sampah basah di sekolah bisa menjadi media

pembelajaran untuk anak didik. Setidaknya anak akan belajar tentang Ilmu

Pengetahuan Alam. Anak juga akan belajar menghargai lingkungan. Mereka akan

belajar bagaimana sampah itu bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai

sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan

untuk memupuk tanaman yang ada atau sebagi bahan campuran media tanam

dalam pot.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka akan diadakan penelitian

dengan judul “Meningkatkan Motivasi Melestarikan Lingkungan Dan

Pengetahuan Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos Melalui Model

Kooperatif Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas V (PTK SDN 2

Kedunglengkong Tahun 2014)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT dapat

meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan pada siswa kelas V SD N 2

Kedunglengkong tahun 2013/1014?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT dapat

meningkatkan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos pada

siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/1014?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

C. Tujuan penelitian

1. Meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan melalui model kooperatif

NHT pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014.

2. Meningkatkan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos

melalui model kooperatif NHT pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong

tahun 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu

contoh penerapan model pembelajaran kooperatif NHT untuk meningkatkan

motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah

menjadi kompos pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun

2013/1014. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai acuan untuk

penelitian lebih lanjut mengenai penerapan strategi dan media yang lebih

inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Siswa

1. Meningkatnya pengetahuan siswa tentang daur ulang sampah

2. Meningkatnya motivasi siswa melestarikan lingkungan

b. Bagi Guru

1. Meningkatnya kemampuan guru dalam penerapan penggunaan model

pembelajaran Kooperatif NHT.

2. Berkembangnya model pembelajaran kooperatif NHT dalam

pembelajaran.

3. Memberikan pengalaman, wawasan, dan keterampilan dalam memilih

dan merancang strategi dan atau media pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan pengetahuan siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

4. Meningkatnya kreatifitas guru untuk menciptakan kondisi belajar yang

menarik, menyenangkan, dan berkualitas.

c. Bagi Sekolah

1. Memberikan sumbangan yang positif dalam rangka perbaikan

pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran.

2. Meningkatnya kinerja sekolah dengan optimalnya kinerja guru.

3. Terwujudnya pembelajaran efektif di sekolah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Motivasi Melestarikan Lingkungan

a. Pengertian Motivasi

Motif sering kali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau

tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif

tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk

bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.

Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan

motivasi (niat).

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorongnya

untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

Sedangkan motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang

mendorong seseorang untuk belajar. Menurut teori yang dikemukakan oleh

David Mc Cleland dalam Sondang P Siagian (2004 : 167-168) bahwa

pemahaman motivasi akan semakin mendalam jika didasarkan pada

kebutuhan Need for Achievement (nAch). Seseorang yang ingin dipandang

berhasil dalam belajar akan mempunyai dorongan yang kuat untuk secara

bertanggung jawab sehingga menghasilkan prestasi yang telah ditargetkan.

Motivasi menurut Hamzah (2006:8) merupakan dorongan dan kekuatan

dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin

dicapainya. Sedangkan yang dimaksud tujuan tertentu adalah sesuatu yang

berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena

seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu.

Menurut W.S Winkel (1996:151) motivasi merupakan dorongan yang

terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan

tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Berbeda dengan pendapat W.S Winkel, menurut Sardiman (2007:102)

motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan daya penggerak

yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Slavin dalam Mieke Purba (2009:14)

mengartikan motivasi adalah apa yang diinginkan dari apa yang dilakukan,

apa yang diperoleh dari apa yang dilakukan, dan kapan melakukan hal itu.

Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau

penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan

tertentu. Siswa akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang

tinggi.

Dimyati dan Mudjiono (2002:80) mengutip pendapat Koeswara

mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental,

kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di

dalam diri seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan,

menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu

dalam belajar.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu

dorongan atau kekuatan mental yang berupa keinginan seseorang untuk

berbuat atau melakukan kegiatan sebagai perubahan tingkah laku untuk

mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

b. Fungsi Motivasi

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang

tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan

aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha

belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi

motivasi:

1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai

pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik

ambil dalam rangka belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis

melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan

yang tak terbendung,yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan

psikofisik.

3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai

motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan

mana perbuatan yang diabaikan.

Menurut Hamalik (2003:161) fungsi motivasi adalah :

1) Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya

motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan

ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai

mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat

lambatnya suatu pekerjaan.

Menurut Sardiman (2006:85) ada 3 fungsi motivasi :

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi.

2) Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai

3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan

tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi maka siswa

akan belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal.

c. Jenis Motivasi

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:86) motivasi sebagai kekuatan

mental individu memiliki 2 jenis tingkat kekuatan, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

1) Motivasi Primer

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif

dasar, motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani

manusia. Dimyati mengutip pendapat Mc.Dougal bahwa tingkah laku

terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif dan

dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa ingin tahu

dan sebagainya.

2) Motivasi sekunder

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari,motif ini dikaitkan

dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen

penting seperti afektif, kognitif dan kurasif, sehingga motivasi sekunder

dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha pencapaian

prestasi belajar.

d. Sifat Motivasi

Dalam menumbuhkan motivasi belajar tidak hanya timbul dari dalam

diri siswa tetapi juga berasal dari luar siswa.Yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik (Dimyati dan Mudjiono, 2002:90).

1) Motivasi Intrinsik

Adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri

tanpa adanya pengaruh dari luar individu. Contoh: seorang siswa

mempelajari sebuah buku pelajaran karena ia termotivasi untuk

mengetahi isi atau bahan berupa pengetahuan yang ia dapatkan.

2) Motivasi Ekstrinsik

Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan

yang dilakukannya. Ia mendapat pengaruh atau rangsangan dari luar,

contoh: Ia belajar karena terdorong oleh orang lain, karena takut

mendapatkan hukuman.

Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi siswa

dalam proses belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsik dapat

menimbulkan semangat belajar yang tinggi. Motivasi ekstirnsik dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

berubah menjadi intrinsik tanpa disuruh orang lain.Ia termotivasi belajar dan

belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh oleh orang lain (Monks, dalam

Dimyati dan Mudjiono, 2002:91).

e. Melestarikan

Melestarikan dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata lestari,

yang artinya adalah tetap selama-lamanya tidak berubah. A.W. Widjaja

(1986) mengartikan melestarikan sebagai kegiatan atau yang dilakukan

secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu

yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis,

luwes, dan selektif. (Ranjabar, 2006:115)

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa kegiatan

melestarikan adalah upaya untuk membuat sesuatu tetap selama-lamanya

tidak berubah yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu,

guna mewujudkan tujuan tertentu di aspek stabilisasi manusia, serta

kegiatan pencerminan dinamika seseorang.

f. Lingkungan Lingkungan adalah kawasan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan

yang mempengaruhi perkembangan kehidupan baik langsung maupun

tidak langsung.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang

mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung

maupun tidak langsung. Lingkungan mempunyai arti penting bagi manusia,

dengan lingkungan fisik manusia dapat menggunakannya untuk memenuhi

kebutuhan materilnya, dengan lingkungan biologi manusia dapat memenuhi

kebutuhan jasmaninya, dan dengan lingkungan sosial manusia dapat

memenuhi kebutuhan spiritualnya. Lingkungan dipandang sebagai tempat

beradanya manusia dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya.

Kepedulian dan kesadaran warga sekolah terhadap lingkungan sekolah

merupakan salah satu bentuk implementasi dari kecerdasan rasional dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

spiritual. Kecerdasan rasional diarahkan pada upaya-upaya warga sekolah

menjaga (kebersihan, keseimbangan, dan kelestarian) lingkungan sekolah

sehingga tidak memberi dampak buruk bagi warga sekolah maupun

lingkungan itu sendiri. Manusia memiliki ikatan dengan alam yang sifatnya

religius yang artinya manusia harus mensyukuri segala sesuatu yang

dihasilkan oleh lingkungan untuk menunjang kehidupannya dengan cara

melindungi, melestarikan dan menjaga alam tersebut agar hubungan alam

dan manusia dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya.

g. Motivasi Melestarikan Lingkungan

Melestarikan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kemampuan

lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang

ditimbulkan suatu kegiatan. Serta menjaga kestabilan lingkungan untuk

menjadi tempat hidup Manusia, hewan dan Tumbuhan.

Alam dapat dijadikan sebagai ispirator dan sumber keindahan yang

dapat membuat kehidupan menjadi lebih bermakna. Alam merupakan

syariat bagi manusia dalam bertahan terhadap berbagai bencana. Alam

adalah rumah tempat tinggal makhluk hidup, disana pula manusia

berlindung dari segala ancaman dan bencana, dan apabila alam tidak dijaga

maka makhluk hidup tidak dapat menghindar dari bencana.

Alam menghidupi manusia, artinya alam menyediakan segala sesuatu

yang dibutuhkan manusia agar dapat tetap bertahan hidup berupa sumber

daya alam. Ada saatnya jika eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan

akan menyebabkan sumber daya tersebut habis, maka gunakanlah sumber

daya alam seperlunya.

Alam menjadi sumber material genetik. Keanekaragaman flora maupun

fauna di bumi ini sangat bervariasi jenisnya, maka tugas manusia untuk

menjaga keanekaragaman tersebut dengan cara tidak memburu binatang

yang tingkat regenerasinya rendah, kalau perlu dibuatkan suatu penangkaran

khusus untuk melestarikannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Alam penting bagi IPTEK, pendidikan dan pengajaran. Kemajuan

teknologi saat ini tidak lepas dari alam. Setiap komponen kemajuan

dipengaruhi oleh alam. Apabila alam sudah tidak dapat menyediakan

sumber daya alam, bukan tidak mungkin jika kedepannya manusia akan

mengalami kemunduran kualitas hidup.

Dengan adanya motivasi tersebut, maka sudah saatnya untuk anda agar

mengubah sikap anda untuk mencintai, melestarikan, dan menjaga alam

tempat tinggal kita ini.

2. Pengetahuan Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos

a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003: 20), pengetahuan (knowledge) adalah hasil

tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa,

dan raba. Pengatahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan seseorang

untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti

jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu

reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan

(Notoatmodjo, 2003: 20).

Menurut Arikunto (2006 : 19), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori,

yaitu:

1) Baik : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari

seluruh petanyaan

2) Cukup : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari

seluruh pertanyaan

3) Kurang : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari

seluruh pertanyaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Menurut Notoatmodjo (2003:21) pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengatahuan yang paling rendah

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menyambungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,

dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita

ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo,

2003:23).

b. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara

lain :

1) Pendidikan

Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya

semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula

pengetahuanya (Hendra AW, 2008:25).

2) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

pada masa lalu (Notoadmojo, 2003:25 ).

3) Usia

Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya

bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses

perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun

(Hendra AW, 2008:26). Selain itu Abu Ahmadi (2001: 26) dalam Hendra AW

(2008:27) juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah

satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan

bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan

pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu

pengetahuan akan berkurang.

4) Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio

atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang (Hendra AW, 2008).

c. Daur Ulang Sampah

1) Pengertian Daur Ulang Sampah

Apriadji (2005:7) menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu

yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang

umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan

industri), tetapi bukan yang biologis.

Sampah ini bisa dimanfaatkan secara langsung atau harus mengalami

proses terlebih dahulu untuk menjadi bahan baku baru. Sampah ini banyak

dijumpai sebagai bahan pengemas produk. Di negara industri, pengemas

produk yang mudah didaur ulang menjadi salah satu faktor dalam

meningkatkan nilai saing produk tersebut di pasaran.

Daur ulang mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan

bekas atau sampah menjadi menjadi bahan baru yang dapat digunakan

kembali. Dengan proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang

berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan baku

yang baru. Manfaat lainnya adalah menghemat energi, mengurangi polusi,

mengurangi kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca dari pada pada proses

pembuat barang baru.

Daur ulang yang merupakan bagian ketiga adalam proses hierarki

sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle) dan dapat dilakukan pada sampah

kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, maupun barang elektronik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik

maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Pengomposan

secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk

dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit.

Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu

sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik

memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam

mendegradasi bahan organik.

Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat

dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai

upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga

produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari

pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan

kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali

tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai

pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi

penggunaan pupuk kimia.

Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang

mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan,

sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian.

2) Proses atau Tahapan Daur Ulang.

Berikut ini merupakan tahap-tahap dari kegiatan daur ulang yang dapat

sobat lakukan:

a) Mengumpulkan; yakni mencari barang-barang yang telah di buang

seperti kertas, botol air mineral, dus susu, kaleng dan lain-lainya.

b) Memilah; yakni mengelompokkan sampah yang telah dikumpulkan

berdasarkan jenisnya, seperti kaca, kertas, dan plastik.

c) Menggunakan Kembali; Setelah dipilah, carilah barang yang masih bisa

digunakan kembali secara langsung. Bersihkan terlebih dahulu sebelum

digunakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

d) Mengirim; Kirim sampah yang telah dipilah ke tempat daur ulang

sampah, atau menunggu pengumpul barang bekas keliling yang akan

dengan senang hati membeli barang tersebut.

e) Lakukan Daur Ulang Sendiri; Jika mempunyai waktu dan ketrampilan

kenapa tidak melakukan proses daur ulang sendiri. Dengan kreatifitas

berbagai sampah yang telah terkumpul dan dipilah dapat disulap menjadi

barang-barang baru yang bermanfaat.

3) Manfaat Daur Ulang

Daur ulang adalah proses mengambil kembali material mentah untuk

digunakan kembali. Melakukan daur ulang berarti lebih memilih melakukan

proses pengumpulan dan penggunaan kembali material-material daripada

membuangnya atau membuatnya menjadi sampah. Kegiatan mendaur ulang

limbah ini adalah kegiatan yang sangat baik, mengingat bahwa slam pun

melakukannya secara alamiah. Benda-benda yang terbuat dari berbagai

macam logam sampai kaca, dari kertas koran bekas sampai sendok plastik

dapat didaur ulang. Pada intinya, proses daur ulang mengambil kembali

material asal dan menggunakannya kembali untuk membuat produk-produk

baru.

Secara umum, menggunakan material hasil daur ulang untuk membuat

produk-produk yang baru membutuhkan biaya clan energi yang lebih sedikit

dibandingkan menggunakan material yang baru. Daur ulang juga dapat

mengurangi polusi, yaitu dengan meminimalkan jumlah polusi yang

dihasilkan selama proses manufaktori. Selain itu, daur ulang mengurangi

lugs lahan yang diperlukan untuk tempat buangan sampah dengan

mengurangi volume sampah yang dibuang.

Ada banyak sekali alasan mengapa daur ulang limbah harus dilakukan.

Berikut adalah alasan-alasan mengapa daur ulang dilakukan.

a) Konservasi sumber daya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Daur ulang ikut membantu mengkonservasi sumber daya alam dengan

mengurangi kebutuhan akan material baru. Sebagai contoh, jika kita,

mendaur ulang kertas maka secara otomatis kita akan mengurangi

penebangan potion yang akan dipakai dalam pembuatan kertas. Oleh

karena itu, dengan melakukan daur ulang berarti kita telah ikut

membantu upaya konservasi alam.

b) Konservasi energy

Daur ulang menyelamatkan energi dengan cars mengurangi kebutuhan

akan material baru yang biasanya membutuhkan lebih banyak energi

dibandingkan dengan melakukan proses daur ulang. Misalnya, dalam

mendaur ulang kertas dibutuhkan energi kurang dari 75% dibandingkan

dengan memproduksi produk-produk baru. Penghematan energi secara

signifikan juga dihasilkan dari proses daur ulang pads logam dan kaca.

c) Pengurangan polusi

Daur ulang mengurangi polusi karena daur ulang menghasilkan produk

baru yang lebih sedikit menghasilkan polusi. Banyak ilmuwan yang

memperkirakan bahwa CFC membahayakan lapisan ozon di atmosfer.

Dengan menggunakan plastik daur ulang untuk produk-produk tersebut,

dapat mengurangi bahaya yang disebabkan oleh CFC.

d) Konservasi lahan

Dengan melakukan daur ulang terhadap berbagai macam material, akan

mengurangi sampah yang harus dibuang. Ketika sampah yang harus

dibuang semakin berkurang, semakin sedikit pula lahan yang

diperlukan untuk menumpuk sampah. Dengan demikian, kegiatan daur

ulang dapat berperan juga dalam konsrvasi lahan.

f) Alasan ekonomi

Untuk jangka panjang, daur ulang tidak selalu mendatangkan

keuntungan finansial atau mengurangi biaya operasional. Akan tetapi,

konsekuensi ekonomi dari daur ulang ini sangat positif untuk jangka

panjang. Daur ulang akan menyelamatkan uang yang akan dipakai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

untuk penyediaan lahan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan

produktif lainnya. Selain itu, daur ulang juga mengurangi jumlah

penyakit yang berhubungan dengan polusi.

d. Kompos

1) Pengertian Kompos

Pengertian Kompos dan Proses Pengomposan Kompos adalah hasil

penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang

dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba

dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.

Menurut Mark Risse (706-542-9067) “Composting is the natural process of

decomposition and recycling of organic material into a humus rich soil

amendment known as compost. For any business or institution producing

food waste, this organic material can be easily decomposed into high

quality compost”. Sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana

bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh

mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami

tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi

membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup,

pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.

2) Manfaat Kompos

Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan

meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat.

Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan

bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk

mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang

bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos.

Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari

tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman

menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos

juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk

dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat,

lebih segar, dan lebih enak.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

a) Aspek Ekonomi :

(1) Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

(2) Mengurangi volume/ukuran limbah

(3) Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

b) Aspek Lingkungan :

(1) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah

(2) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

c) Aspek bagi tanah/tanaman :

(1) Meningkatkan kesuburan tanah

(2) Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

(3) Meningkatkan kapasitas serap air tanah

(4) Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

(5) Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah

panen)

(6) Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

(7) Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

(8) Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

3) Cara membuat kompos

Pemanfaatan sampah menjadi kompos akan bisa menghemat banyak

sumber daya. Sumber daya yang selama ini hanya digunakan untuk

membuat lingkungan bersih. Sudah saatnya sumber daya itu dirubah

sehingga menghasilkan nilai tambah. Berikut cara membuat kompos:

Bahan-bahan yang dibutuhkan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

a) Limbah organik/sampah dipotong-potong dengan ukuran 5-10 cm

sebanyak 100 kg

b) Dedak sebanyak 5 kg

c) Sekam/Arang sekam/serbuk gergaji(kalau ada)sebanyak 10-20 kg

d) Gula pasir (± 200 gram dilarutkan dalam 1 liter air) atau (gula merah ±

25- gram dilarutkan dalam 1 liter air) atau (cairan molase ±400 ml

dilarutkan dalam 1 liter air (40%) sebanyak 5 sendok makan)

e) Cairan EM4 (biang), diambil sebanyak 5 sendok makan

f) Air bersih secukupnya (kurang lebih 3 ember)

Cara pembuatan

a) Campurkan dan aduk secara merata bahan-bahan sampah/limbah, dedak

dan arang sekam

b) Larutkan EM 4 dan gula atau tetes tebu ke dalam ember yang telah

disediakan dan aduk secara merata

c) Siramkan larutan EM 4 sambil diaduk-aduk hingga campuran bahan

organik basah secara merata (bila adonan dikepal dengan tangan,air

tidak menetes dan bila kepalan dilepas adonan akan mekar/kadar air ±

30%)

Adonan tadi kita gundukan di atas lantai (kering) kemudian tutup dengan

karung goni atau karung beras selama 3-5 hari

a) Pada hari kedua dan ketiga kompos biasanya mengeluarkan panas yang

cukup tinggi lagi, sehingga setiap harinya harus dibolak balik

dan.dibiarkan sampai 10 menit samapai panasnya berkurang, kemudian

gundukan ditutup kembali seperti semula

b) Pada hari ke-4 kompos telah matang,(fermentasi), sehingga panas tidak

tinggi lagi. Apabila dibuka nampak ditumbuhi jamur berwarna putih dan

bila dipegang terasa hangat. Kompos ini sudah bisa digunakan tetapi

belum hancur sehingga bentuk dan ukuran masih seperti bahan baku.

Untuk menjadikan kompos halus harus menunngu selama 21 hari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Selama Proses penghancuran gundukan kompos diaduk setiap satu

minggu sekali.

c) Bila kompos yang sudah jadi akan kita simpan atau dikemas, sebelum

dimasukan ke dalam kantung pelastik/karung,kompos tadi dikeringkan

dulu atau dikeringkan terlebih dahulu (bukan di jemur)

3. Model Pembelajaran Kooperatif NHT

a. Pengertian Model

Model mempunyai beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli.

Menurut Anitah (2009: 45), “model adalah suatu kerangka berpikir yang

dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

mencapai tujuan tertentu”. Pengertian lain dikemukakan oleh Meyer dalam

Trianto (2012:21) bahwa, “model dimaknakan sebagai suatu objek atau

konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal”. Di sisi lain

Mils dalam Suprijono (2010: 45) berpendapat bahwa, “model adalah bentuk

representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang

atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu”

Dari beberapa pengertian model tersebut dapat disimpulkan bahwa

model adalah suatu konsep untuk merepresentasikan suatu hal dalam

melaksanakan kegiatan yang membuat orang lain mencoba bertindak

berdasarkan model itu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

b. Pengertian Pembelajaran

Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya tentang pengertian model

pembelajaran. Suprijono (2010: 46) berpendapat bahwa, “model

pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial”. Di samping itu,

pendapat lain dikemukakan oleh Aunurrahman (2009: 146) yang

mendefinisikan “model pembelajaran sebagai perangkat rencana atau pola

yang dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau di tempat lain yang

melaksanakan aktivitas pembelajaran”.

Winataputra dalam Sugiyanto (2009: 3). juga berpendapat bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan

aktivitas pembelajaran.

Dengan mengunakan model pembelajaran guru dapat membantu

siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir dan cara

mengekspresikan diri mereka sendiri, selain itu guru mengajarkan

bagaimana mereka belajar. Sebagaimana pendapat Joice dan Weil dalam

Trianto (2010: 51). yang menyatakan, “models of teaching are really models

of learning. as we help student acquire information, ideas, skills, value,

ways of thinking and means of expressing themselves, we are also teaching

them how to learn”.

Dari beberapa pendapat tentang model pembelajaran, dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran merupakan suatu pedoman perencanaan

pembelajaran yang membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan,

nilai, cara berpikir dan cara mengekspresikan diri mereka sendiri untuk

mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran dan juga pengelolaan kelas.

Pembelajaran mempunyai suatu tujuan seperti disebutkan Aunurrahman

(2009: 34) bahwa tujuan pembelajaran yaitu “untuk membantu proses

belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun

sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses

belajar siswa yang bersifat internal”. Demikian juga Isjoni (2010: 14) yang

mengungkapkan bahwa, “tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi

dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik”. Pada proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

pembelajaran, komunikasi yang baik antara guru dan siswa sangat

diharapkan. Dalam berkomunikasi antara siswa dengan guru maupun siswa

dengan siswa yang lain, perlu dilandasi sikap saling menghormati dan

menghargai setiap pendapat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Siswa

harus mampu mengenal dirinya sendiri untuk mengetahui kelebihan dan

kelemahan yang dimiliki. Guru perlu memberikan dorongan dan motivasi

kepada siswa, agar kelebihan yang dimiliki siswa dapat terus berkembang

dan berupaya mencari cara untuk mengatasi kelemahan siswa.

c. Model Pembelajaran Kooperatif

1) Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Salah satu model pembelajaran yang termasuk dalam teori

konstruktivistik adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Isjoni

(2010:14), “pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda”. Sugiyanto (2009: 37) berpendapat, “pembelajaran

kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.

Menurut Slavin (2005: 8), “inti dari pembelajaran kooperatif yaitu para

siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat

orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru”. Selain itu Artst

dan Newman dalam Trianto (2012: 56) menyatakan bahwa “dalam belajar

kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan

tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama”. Dari berbagai

pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran yang mana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

kecil dengan tingkat kemampuan berbeda bekerja sama memecahkan suatu

permasalahan untuk mencapai tujuan belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Isjoni (2010: 15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat

digunakan dalam membuat laporan penelitian pada pelajaran IPA dan IPS.

Pada dasarnya pembelajaran kooperatif cocok digunakan dalam materi

pelajaran yang luas, karena dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat

bekerja sama dengan siswa lain dalam memecahkan masalah, sehingga

pembelajaran menjadi tidak membosankan.

Inti dari pembelajaran ini adalah untuk memotivasi siswa agar belajar

bekerja sama dalam kelompok yaitu berani mengemukakan pendapatnya,

menghargai pendapat orang lain dan berlapang dada apabila pendapatnya

kurang disetujui oleh kelompok. Dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif, akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang

dianggap sulit dan menumbuhkan sikap aktif dalam pembelajaran sehingga

akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Ada beberapa unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut

Lungdren yaitu: a) para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka

“tenggelam atau berenang bersama; b) para siswa harus memiliki tanggung

jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain

tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang

dihadapi; c) para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki

tujuan yang sama; d) para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab

diantara para anggota kelompok; e) para siswa memberikan suatu evaluasi

atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok;

f) para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerja sama selama belajar, dan g) setiap siswa akan diminta

mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam

kelompok kooperatif (Isjoni, 2010: 16-17).

2) Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johnson dalam Lie mengatakan bahwa tidak semua

kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

yang maksimal, lima elemen model pembelajaran gotong royong harus

diterapkan.

a) Saling Ketergantungan Positif

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu

menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus

menyelesaikan tugasnya sendiri. Aronson menyarankan jumlah anggota

kelompok dibatasi sampai dengan empat orang saja dan keempat anggota ini

ditugaskan membaca bagian yang berlainan. Keempat anggota ini lalu

berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi

mereka mengenai seluruh bagian. Setiap siswa mendapat nilainya sendiri

dan nilai kelompok. nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap

anggota.

b) Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Masing-

masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri

agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. Siswa yang tidak

melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas dan mudah. Rekan-

rekan dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas

agar tidak menghambat yang lainnya.

c) Tatap Muka

Setiap anggota kelompok harus bertatap muka dan berdiskusi untuk

menyatukan hasil pemikiran mereka karena hasil pemikiran beberapa kepala

lebih kaya daripada satu kepala saja. Tujuannya untuk menghargai setiap

perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-

masing.

d) Komunikasi Antar Anggota

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk

mengutarakan pendapat mereka. Pengajar perlu memberi tahu cara

menyanggah suatu pendapat dengan kata-kata yang bijaksana dan tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

menyinggung perasaan orang lain. Proses komunikasi ini akan sangat

bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan

pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

e) Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Format evaluasi bisa

bermacam-macam bergantung pada tingkat pendidikan siswa (2005: 23).

3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Ibrahim, et al. dalam Isjoni (2010:24) merangkum tiga tujuan

pembelajaran kooperatif, yaitu:

a) Hasil Belajar Akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan memperbaiki prestasi belajar siswa.

Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa

memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini

menunjukkan melalui model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

nilai siswa, perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar dan

dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tugas.

b) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Pembelajaran kooperatif memberi peluang siswa dari berbagai latar

belakang untuk bekerja sama saling bergantung satu sama lain. Guru

bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan sosial siswa, karena

itu perbedaan-perbedaan yang ada di dalam kelas diusahakan tidak menjadi

penghambat dalam mewujudkan interaksi sosial yang efektif diantara siswa.

c) Pengembangan Keterampilan Sosial

Salah satu cara guru dalam mengembangkan nilai solidaritas yaitu

dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kelas. Pembelajaran

kooperatif mengajarkan siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Keterampilan ini penting untuk dimiliki siswa sebagai warga masyarakat,

bangsa, dan negara, karena masalah-masalah sosial yang dihadapi bangsa ini

semakin kompleks.

4) Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa keunggulan dan kelemahan dalam menggunakan model

pembelajaran kooperatif. Sugiyanto (2009 24) mengungkapkan beberapa

keunggulan menggunakan model pembelajaran kooperatif, yaitu: a)

meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social; b) memungkinkan para

siswa saling belajar mengenali sikap, keterampilan, informasi, perilaku

sosial, dan pandangan-pandangan; c) memudahkan siswa melakukan

penyesuaian social; d) memungkinkan terbentuk dan berkembangan nilai-

nilai sosial dan komitmen; e) menghilangkan sifat mementingkan diri

sendiri atau egois; f) membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga

dewasa, g) berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan; h)

meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia; i) meningkatkan

kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif; j)

meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih

baik, dan k) meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang

perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,

agama, dan orientasi tugas.

Kelemahan pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2010: 25)

bersumber pada dua faktor, yaitu:

a) Faktor dari dalam (intern): (1) guru harus mempersiapkan pembelajaran

secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga,

pemikiran dan waktu; (2) agar proses pembelajaran berjalan dengan

lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup

memadai; (3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada

kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas

sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

dan (4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa yang lain pasif.

b) Faktor dari luar (ekstern): berhubungan dengan kebijakan pemerintah

yaitu semakin pudarnya kurikulum pembelajaran sejarah, selain itu

pelaksanaan tes yang terpusat sehingga proses pembelajaran di kelas

cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan perolehan ujian.

Sebenarnya apabila guru telah berperan baik kelemahan yang

ditemukan dalam pembelajaran kooperatif dapat diatasi.

d. Model Pembelajaran Kooperatif NHT

Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu tipe dari

pembelajaran kooperatif. Metode dalam pembelajaran kooperatif ini

dikembangkan oleh Spencer Kagan. Model pembelajaran kooperatif tipe

NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif tipe NHT melibatkan banyak siswa dalam

mempelajari suatu bahan ajar dan untuk memeriksa tingkat pemahaman siswa

terhadap isi pelajaran. Seperti yang dikemukakan Arends bahwa, “Numbered

heads together is an approach developed by Spencer Kagan to involve more

students in the review of materials covered in a lesson and to check their

understanding of a lesson’s content” (1997: 122-123).

Lie (2005: 60) menyebutkan langkah-langkah pada model pembelajaran

kooperatif tipe NHT yaitu: 1) siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa

dalam setiap kelompok mendapatkan nomor; 2) guru memberikan tugas dan

masing-masing kelompok mengerjakannya; 3) kelompok memutuskan

jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota

kelompok mengetahui jawaban ini, dan 4) guru memanggil salah satu nomor.

Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe

NHT menurut Ibrahim dalam Herdian (2009:34) yaitu: 1) Hasil belajar

akademik stuktural; bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-

tugas akademik; 2) Pengakuan adanya keragaman; bertujuan agar siswa dapat

menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang, dan 3)

Pengembangan keterampilan sosial; bertujuan untuk mengembangkan

keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi

tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide

atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT menuntut siswa untuk

bekerja sama memecahkan suatu masalah dalam kelompok. Semua anggota

kelompok harus mengetahui jawaban yang telah didiskusikan. Ketika guru

memberikan suatu pertanyaan, salah satu siswa yang disebut nomor

kepalanya harus menjawab. Seperti dikemukakan oleh Yahya dan Huie

bahwa:

The Numbered Heads Together is cooperative learning structure that is used for the purposes of intergroup cooperation and individual accountability. Using this structure, when a question is posed for the group to answer, only one member in the group will answer and he/she will not know ahead of time that he/she will be picked by the teacher. Therefore, the group will have to make sure that every member in the group knows the material well (2002:3). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif dari pembelajaran

tradisional, misalnya pada pelajaran IPS dan IPA. Seperti yang disebutkan

oleh Haydon(2010:1) , dkk yang menyatakan bahwa, “Numbered Heads

Together, a cooperative learning strategy, is more effective than traditional

teacher-led instruction in academic areas such as social studies and science”.

Setiap model pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan

masing-masing. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT

diantaranya: 1) setiap siswa siap semua dalam menjawab pertanyaan; 2) tidak

membeda-bedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang; 3)

dalam diskusi siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kurang mampu;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

4) terjadinya interaksi antar siswa dalam berdiskusi memilih jawaban yang

paling tepat; 5) dengan berpikir bersama siswa mudah mengingat pelajaran,

dan 6) siswa dapat mengeluarkan pendapat, bertanya dan mengembangkan

pengetahuan yang dimilikinya.

Sedangkan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

diantaranya: 1) kemungkinan proses diskusi didominasi oleh siswa yang

pandai sehingga siswa yang kurang pandai merasa minder; 2) siswa yang

kurang hanya menyalin pekerjaan siswa yang pandai; 3) guru tidak dapat

mengetahui kemampuan siswa secara individu; 4) membutuhkan waktu yang

relatif lama; 5) kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru,

dan 6) tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Dari beberapa kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT,

sebenarnya dapat diatasi dengan kemampuan guru dalam mengelola kelas,

menyampaikan tujuan, menjelaskan tata cara pembelajaran dan memberi

pengarahan kepada tim. Dengan pengorganisasian yang baik, pembelajaran

kooperatif dengan menggunakan tipe NHT akan berlangsung sesuai tujuan.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-

hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai

dengan subtansi yang diteliti. Menurut peneliti, ada beberapa penelitian yang

dianggap relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

I Made Bayu Dirgantara yang berjudul “Pengetahuan Mendaur Ulang

Sampah Rumah Tangga Dan Niat Mendaur Ulang Sampah”. Dalam penelitian

tersebut menyimpulkan bahwa pengetahuan mendaur ulang sampah rumah

tangga pada partisipan terbentuk dari informasi yang masuk kepada individu

melalui stimulus yang diberikan sehingga individu mendapatkan pemahaman

yang lebih lengkap mengenai manfaat daur ulang sampah rumah tangga

sehingga meningkatkan niat individu untuk mendaur ulang sampah rumah

tangganya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Ade Hima Mastutoh yang berjudul “Meningkatkan Pengetahuan Tentang

Kesehatan Lingkungan Dan Motivasi Hidup Sehat Dengan Perilaku Siswa

Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan Sekolah pada Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya”. Dalam penelitian tersebut dapat

meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan da motivasi hidup

sehat dengan perilaku memelihara lingkungan sekolah.

Siti Chaeriyah yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Depok Pada

Materi Bangun Segiempat”. Dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat

meningkatkan kemampuan memecahkan soal matematika.

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diatas dapat peneliti simpulkan

bahwa dalam penggunaan metode dan media pembelajaran sesuai dapat

meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik. Sehubungan dengan ini ,

peneliti perlu Meningkatkan Motivasi Melestarikan Lingkungan dan

Pengetahuan Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos Melalui Model

Kooperatif Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas V SD N 2

Kedunglengkong.

C. Kerangka Berpikir

Pengetahuan daur ulang sampah menjadi kompos pada siswa kelas V SD

Negeri Kedunglengkong 2 masih tergolong rendah, sehingga perlu adanya solusi

untuk mengatasi masalah tersebut. Melalui model kooperatif NHT mampu

meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur

ulang sampah menjadi kompos.

Secara skematis kerangka berpikir melestarikan lingkungan dapat

digambarkan seperti pada Gambar 2.1 sebagai berikut :

Kondisi Awal

Guru belum menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan masih menggunakan metode ceramah

Siklus I 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi

Pengetahuan daur ulang sampah rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Secara skematis kerangka berpikir pengetahuan tentang daur ulang sampah

menjadi kompos dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1, sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Tindakan

Kondisi Akhir

Guru menggunakan model pembelajran kooperatif NHT

Siklus II 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi

Melalui model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Guru belum menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan masih menggunakan metode ceramah

Guru menggunakan model pembelajran kooperatif NHT

Siklus II 5. Perencanaan 6. Tindakan 7. Observasi 8. Refleksi

Siklus I 5. Perencanaan 6. Tindakan 7. Observasi 8. Refleksi

Pengetahuan daur ulang sampah rendah

Melalui model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan pengetahuan daur ulang sampah mejadi kompos

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam

penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pengaruh

kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar dapat

meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan pada siswa kelas V SD N 2

Kedunglengkong tahun 2013/2014.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pengaruh

kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar dapat

meningkatkan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos

pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 2 Kedunglengkongtahun

2014. Tempat penelitian ini dipilih karena di sekolah tersebut belum pernah

digunakan sebagai objek penelitian yang sama atau sejenis, sehingga penelitian

ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang besar bagi sekolah tersebut.

2. Jadwal penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan

hingga pelaporan hasil penelitian yang dilakukan selama 7 bulan, yakni mulai

bulan Desember 2014 sampai Juli 2014. Adapun rincian jadwal penelitian ada

pada lampiran 1 hal 82.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri 2

Kedunglengkongtahun 2014 yang berjumlah 16 siswa, yang terdiri dari 8 laki-

laki, 8 perempuan.

C. Sumber Data

Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data atau

informasi ini dikumpulkan dari data kualitatif yang diperoleh dari berbagai

sumber. Sumber data tersebut meliputi :

1. Informan atau nara sumber, yaitu siswa.

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran dan situasi

lain yang mendukung.

3. Observasi terhadap peristiwa atau kejadian belajar mengajar di kelas V SD

Negeri 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014.

4. Dokumen atau arsip, yang berupa silabus, RPP, hasil belajar siswa, dan

buku penilaian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga sumber data yang

dapat dimanfaatkan, maka pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Observasi

Metode observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode

observasi partisipan. Hal ini dilakukan karena dalam penelitian ini, peneliti

terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Peneliti berperan

sebagai pelaskana. Observasi ini dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa

pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

2. Tes

Tes diberikan untuk mengukur kemampuan belajar siswa setelah diberikan

tindakan. Tes yang diberikan berupa tes tulis yang berkaitan dengan informasi

yang didengar dan dilihat oleh siswa pada setiap siklus.

3. Kajian Dokumen

Kajian dilakukan terhadap arsip yang ada yaitu, kurikulum, RPP yang

disusun peneliti materi pembelajaran, serta hasil penilaian yang diberikan guru.

Pengkajian meliputi materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, penggunaan

metode pembelajaran serta media yang digunakan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mencatat atau merekam setiap kegiatan

pembelajaran pada setiap siklus. Dokumentasi ini dilakukan dengan memotret

kegiatan pembelajaran yang akan dan sedang berlangsung.

5. Angket

Pengertian angket menurut Suharsimi Arikunto (1998:140) “sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Angket

dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui motivasi siswa. Alas an

digunakannya angket sebagai pengumpulan data adalah sebagi berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

a. Dapat dibuat terstandar, sehingga bagi semua subjek bias diberikan

pertanyaan yang sama.

b. Dapat dibagikan kepada objek yang sedang diteliti secara serentak

c. Waktu yang dibutuhkan sangat efisien dan tidak lama.

Untuk menentukan ruang lingkup dan tekanan aspek yang akan diukur maka

disusun kisi-kisi angket motivasi melestarikan lingkungan dapat dilihat pada

Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Motivasi Melestarikan Lingkungan

Konsep dasar Indikator

Nomor soal

Positif negatif

Motivasi melestarikan

lingkungan adalah suatu

bentuk kekuatan yang

dimiliki siswa yang dapat

mendorong siswa untuk

melakukan kegiatan

melestarikan lingkungan.

Motivasi ini akan muncul

apabila pada diri siswa

terdapat beberapa

keinginan diantaranya

adalah :

1. Keinginan untuk

menjaga lingkungan

1,3,5,7,9 2,4,6,8,10

2. Keinginan untuk

bisa melestarikan

lingkungan

11,13,15,17,

19

12,14,16,18

,20

3. Rasa percaya diri

dan usaha untuk

hidup bersih dan

sehat

21,23,25,27,

29

22,24,26,28

,30

Pernyataan-pernyataan motivasi siswa yang digunakan dalam angket ini

dibedakan menjadi dua yaitu pertanyaan positif dan negative. Pertanyaan

negative dimaksudkan adalah pertanyaan yang melemahkan motivasi siswa

terhadap kegiatan sehari-hari. Sedangkan pertanyaan positif adalah pertanyaan

yang mendukung motivasi siswa dalam kegiatan sehari-hari. Pertanyaan positif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

dan negative diklasifikasikan kedalam empat kelas yaitu sangat tinggi, tinggi,

rendah dan sangat rendah.

Masing-masing jawaban pertanyaan akan diikuti oleh lima kemungkinan

jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah.

Seterusnya jawaban tersebut diberi bobot skor dapat dilihat pada tabel 3.2

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Bobot Skor Angket Motivasi Siswa

No Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor

1 Selalu 5 Selalu 1 2 Sering 4 Sering 2 3 Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 3 4 Jarang 2 Jarang 4 5 Tidak pernah 1 Tidak pernah 5

E. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrument dibagikan kepada siswa, instrument harus diuji coba

dahulu untuk mengetahui apakah instrument valid dan reliable atau tidak.

Penulis melakukan uji coba instrument pada SD N 2 Kedunglengkong.

Instrument motivasi melestarikan lingkungan dapat dilihat pada lampiran 27

halaman 137.

1. Uji Validitas instrument

Untuk menguji validitas instrument penulis menggunakan Teknik Korelasi

Product Moment dari Pearson dengan menggunakan rumus:

N . XY - ( X) ( Y) = (N . X2 - ( X)2)(N . Y2 - ( Y)2)

Keterangan :

RXY : Koefisien Product Moment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

N : Banyaknya Subyek

X : Nilai atau Skor Tiap Butir Item

Y : Nilai atau Skor Keseluruhan Item

Kriteria :

Sangat Tinggi : 0.8 s/d 1

Tinggi : 0.6 s/d 0.8

Cukup : 0.4 s/d 0.6

Rendah : 0.2 s/d 0.4

Sangat Rendah : 0.0 s/d 0.2

Analisis validitas instrumen motivasi melestarikan lingkungan siswa

sebanyak 30 pernyataan setelah diuji cobakan ternyata hasilnya 24 pernyataan

valid dan 6 pernyataan tidak valid yaitu nomor 6,10,18,24,26 dan 29. Hal ini

bisa dilihat pada lampiran 27 halaman 137.

2. Uji Realibilitas Instrumen.

Pengujian realibilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik

KR-21 dengan rumus sebagai berikut :

= (

ଵ) (

ெ (ெ)୬ୗ ୲

)

Keterangan :

Rii : reliabilitas yang dicari

M : Mean atau rerata skor total

n : banyaknya item

S2t : Varian total

Setelah dilakukan uji realibilitas terhadap instrumen motivasi, sebanyak 30

pernyataan hasil realibilitasnya sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat pada lampiran

27 halaman 137.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang telah

dikumpulkan, yaitu metode deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis.

metode deskriptif komparatif berkaitan dengan data kuantitatif yang digunakan

untuk membandingkan hasil antar siklus. Membandingkan hasil sebelum

penelitian dengan akhir setiap siklus, yaitu membandingkan peningkatan

motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah

pada saat sebelum diberikan tindakan, akhir siklus I, akhir siklus II.

Untuk menentukan keberhasilan penerapan model kooperatif NHT

digunakan analisis statistik deskriptif dengan menjumlahkan skor setiap

indikator dan kemudian skor tersebut dikualifikasikan dengan menggunakan

kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria motivasi melestarikan lingkungan

Dalam uji validitas dapat diambil kesimpulan bahwa hanya ada 24

instrumen yang valid untuk dibirikan kepada siswa. Kriteria motivasi

melestarikan lingkungan dibagi menjadi 3 skala yaitu rendah, sedang dan

tinggi. Dari ketiga skala tersebut dapat dilihat penentuan skala menurut skor

sebagai berikut:

Skor maksimal motivasi yaitu 5 x 24 = 120

Skor minimal motivasi yaitu 1 x 24 = 24

Interval antara skor yaitu ଽଷ

= 32

Dari keterangan diatas dapat dibuat table kriteria skala skor motivasi

melestarikan lingkungan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kriteria Skala Skor Motivasi Lingkungan

Skala Skor Motivasi Kategori

24 – 56 Rendah

57 – 89 Sedang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

90 – 120 Tinggi

2. Kriteria Skor Pengetahuan Daur Ulang Sampah

Kriteria skor pengetahuan daur ulang sampah ditentukan dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Kriteria tersebut dibagi menjadi 2

skala yaitu tuntas dan tidak tuntas. Dari kedua skala tersebut dapat dilihat

penentuan skala menurut skor sebagai berikut:

Skor soal benar yaitu 5 x 20 = 100

Skor soal salah yaitu 5 x 5 = 25

Skor soal tidak dijawab yaitu 5 x 0= 0

Interval antar skor yaitu ଵଵ

= 10

Dari keriteria tersebut dapat dibuat skala skor pengetahuan daur ulang

sampah pada Tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4. Kriteria Skor Pengetahuan Daur Ulang Sampah

No Skala Skor Kriteria 1 ≤ 70 Tidak Tuntas 2 ≥ 70 Tuntas

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah upaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan

daur ulang sampah menjadi kompos melalui model pembelajaran kooperatif

NHT pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong. Indikator pencapaian yang

diharapkan yaitu, pada siklus I siswa mencapai KKM (70) dengan nilai minimal

70 sebanyak 70%, sedangkan motivasi melestarikan lingkungan pada siklus I

tingkat motivasi tinggi dengan jumlah siswa sebanyak 11 siswa atau 70%, siklus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

II siswa yang mencapai KKM dengan nilai minimal 70 sebanyak 85% dan

motivasi melestarikan lingkungan pada siklus II tingkat motivasi tinggi dengan

jumlah siswa sebanyak 14 siswa atau 80%, indikator ketercapaian dapat dilihat

pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.5. Indikator Ketercapaian Peningkatan Pengetahuan Daur

Ulang Sampah

Siklus yang dilakukan Target pencapaian setiap siklus

Nilai Prosentase Siklus I 70 70% Siklus II 70 85%

Tabel 3.7. Indikator Ketercapaian Peningkatan Motivasi Melestarikan

Lingkungan

Siklus yang dilakukan Target pencapaian setiap siklus

Tingkat Motivasi Tinggi Jumlah siswa Siklus I 70% 11 Siklus II 85% 14

H. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Banyaknya

siklus yang direncanakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu

planning, action, observing, danreflection. Keempat tahapan tersebut dapat

dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut: Sarwiji Suwandi (2010:28):

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas

Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2 sebagai

berikut:

Gambar 3.2. Model PTK (Suharsimi Arikunto, dkk (2011:16) )

1. Siklus I

a. Perencanaan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menentukan pokok bahasan, yaitu daur ulang sampah menjadi kompos

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Refleksi

Refleksi Pelaksanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Siklus II

Perencanaan

Pengamatan

Siklus I

Perencanaan

?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

3) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

4) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.

b. Tindakan

Adapun langkah-langkah yang dilakukan, yaitu :

1) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang sampah

2) Siswa bertanya jawab dengan guru tentang proses Daur ualng sampah.

3) Guru membantu meningkatkan pengetahuan siswa tentang daur ulang

sampah dengan menggunakan model pembelajaran tipe NHT.

4) Siswa dibentuk menjadi kelompok, sesuai dengan model pembelajaran yang

digunakan yaitu pembelajaran kooperatif tipe NHT, kemudian siswa diberi

penugasan untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) mengenai materi

yang disampaikan dengan bantuan penggunaan media audio visual.

5) Melaksanakan evaluasi untuk mengetahui peningkatan pengetahuan siswa

c. Pengamatan atau Observasi

Melakukan pengamatan/observasi terhadap guru, siswa, melalui model

pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pengamatan aktivitas siswa (meliputi aspek

afektif dan psikomotor). Selain itu, guru juga melakukan pengamatan atau

observasi terhadap hasil tes pengetahuan siswa di setiap akhir pembelajaran.

Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang disiapkan peneliti.

d. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data

kaitannya dengan indikator kinerja. Peneliti menganalisis pemahaman konsep

siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi saat pembelajaran. Berdasarkan hasil

tindakan pada siklus I diketahui bahwa ketuntasan klasikal yang dicapai

sebesar 50% atau 8 siswa mencapai KKM dari jumlah keseluruhan 16 siswa.

Hal ini berarti indikator kinerja belum tercapai, sehingga dapat dikatakan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT belum berhasil meningkatkan

pengetahuan siswa tentang daur ulang sampah menjadi kompos. Oleh karena

itu, penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus II.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

2. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan pembelajaran

dan penyempurnaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang didasarkan

pada hasil refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini

dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah atau perbaikan pada Siklus II.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

3) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

4) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.

b. Tindakan

Pada dasarnya tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini hampir

sama dengan siklus I, yakni pembelajaran dengan menggunakan media audio

visual melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Perbedaannya hanya

pada proses pembelajaran dan soal instrumennya. Pelaksanaan tindakan siklus

II ini terbagi dalam 2 x pertemuan dengan materi yang sama, yakni pertemuan

pertama mempelajari tentang proses Daur ualng sampah dan pertemuan kedua

mempelajari tentang kegunaan kompos dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu :

1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

2) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif NHT yang disempurnakan dan Siswa dibentuk menjadi

kelompok berpasangan, sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT, kemudian siswa diberi penugasan untuk mengerjakan lembar kerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

siswa (LKS) mengenai materi yang disampaikan dengan bantuan

penggunaan media audio visual yang telah diperbaiki.

3) Diskusi kelompok dengan penggunaan pembelajaran NHT.

4) Melaksanakan evaluasi untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep

peserta didik.

c. Pengamatan/Observasi

Melakukan pengamatan/observasi terhadap guru, siswa, dan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pengamatan aktivitas

siswa meliputi aspek afektif dan psikomotor. Selain itu, guru juga melakukan

pengamatan atau observasi terhadap pengetahuan siswa di setiap akhir

pembelajaran. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang

disiapkan peneliti.

d. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap semua hasil

evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus 1. Berdasarkan hasil

analisis tindakan pada siklus II bahwa ketuntasan klasikal yang dicapai sebesar

sebanyak 14 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja telah tercapai

yang sebesar 87,5%, sehingga dapat diketahui bahwa pengetahuan siswa

tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model pembelajaran

kooperatif tipe NHT tersebut telah berhasil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N 2 Kedunglengkong Kecamatan Simo,

kabupaten Boyolali. SD N 2 Kedunglengkong berdiri pada tahun 1982 dan

berstatus Negeri. Saat ini SD N 2 Kedunglengkong dipimpin oleh seorang

Kepala Sekolah yaitu Ibu Sugiyarti, S.Pd. SD. SD N 2 Kedunglengkong

berlokasikan di dukuh Kemel RT 09/RW 03. Luas bangunan ± 437ଶ.

Bangunan yang ada diantaranya adalah 1 ruang kepala sekolah dan ruang

guru, 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, masjid, 1 ruang UKS, gudang,

dapur, tempat parkir, dan kamar mandi guru dan siswa. SD N 2

Kedunglengkong juga memiliki halaman yang luas yang digunakan untuk

sarana kegiatan pembelajaran penjaskes dan kegiatan ekstrakurikuler.

Data personil ketenagaan SD N 2 Kedunglengkong terdiri dari Kepala

Sekolah, 5 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru kelas, 1 guru bahasa Inggris, 3

guru wiyata bakti (WB) dan 1 penjaga sekolah. Pada Tahun Pelajaran

2013/2014 jumlah siswa SD Negeri 2 Talakbroto sebanyak 105 orang, yang

terdiri dari kelas I sebanyak 20 anak, kelas II sebanyak 18 anak, kelas III

sebanyak 17 anak, kelas IV sebanyak 17 anak, kelas V sebayak 16 anak, dan

kelas VI sebanyak 17 anak.

2. Deskripsi Sebelum Tindakan

a. Kondisi awal Motivasi Melestarikan Lingkungan PraSiklus

Kondisi awal pra siklus untuk soal motivasi melestarikan lingkungan

diadakan perlakuan, peneliti ingin mengetahui hasil tes motivasi

melestarikan lingkungan. Sebelum memasuki siklus pertama, peneliti

mengadakan tes pra siklus dengan tujuan mengetahui seberapa tinggi tingkat

motivasi siswa. Tes ini dilakukan dengan cara siswa menjawab instrumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

motivasi melestarikan lingkungan yang terdapat dalam angket motivasi

siswa. Hasil angket motivasi melestarikan lingkungan pada prasiklus

terdapat pada lampiran 7 hal 92.

Berdasarkan hasil angket motivasi siswa tentang melesterikan

lingkungan pada prasiklus dapat dilihat pada Table 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Tinggkat Motivasi Melestarikan

Lingkung Prasiklus

Skala Skor Frekuensi Persentase % Kriteria

24 – 56 6 37,5 Rendah

57 – 89 7 43,75 Sedang

90 – 120 3 18,75 Tinggi

Jumlah 16 100 -

Rata-rata klasikal = 70

Berdasarkan data diatas dapat di buat diagram batang pada Gambar 4.1

sebagai berikut:

Gambar 4.1. Diagram Batang Tingkat Motivasi Melestarikan Lingkungan

Prasiklus

6

7

3

0

1

2

3

4

5

6

7

8

24-56 57-89 90-120

Frek

uens

i

Interval Nilai

Nilai Motivasi Prasiklus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Bedasarkan hasil tes angket motivasi siswa dapat diambil kesimpulan rata-

rata nilai motivasi siswa pada prasiklus adalah interval kriteria tertinggi kisaran 90

– 120 ada 3 siswa dan nilai terendah ada pada interval 24 – 56 ada 6 siswa dan

interval kriteria sedang kisaran 57 – 89 ada 7 siswa. Nilai motivasi diharapkan

mencapai KKM yaitu 70, tetapi dari table diatas rata-rata pada prasiklus adalah

64,8 di bawah KKM yang telah ditetapkan maka akan dilanjutkan pada siklus

pertama.

b. Kondisi awal hasil tes pengetahuan pada Prasiklus

Siklus pertama dilakukan setelah peneliti mengadakan tes prasiklus,

dimana siswa belum pernah diadakan tindakan. Tes ini digunakan untuk

membedakan seberapa besar perbedaan antara sebelum diadakan tindakan

dan sesudah diadakan tindakan. Berdasarkan data sebaran hasil tes

Prasiklus siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong pada pengetahuan

tentang daur ulang sampah menjadi kompos( lampiran 8 hal 93) dapat

dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:

Table 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Daur Ulang Sampah

Menjadi Kompos Pada Prasiklus

Interval Frekuensi Presentase % Keterangan

40 – 49 4 25 Tidak tuntas

50 – 59 4 25 Tidak tuntas

60 – 69 3 18,75 Tidak tuntas

70 – 79 4 25 Tuntas

80 – 89 1 6,25 Tuntas

Jumlah 16 100 -

Ketidak tuntasan = (11:16) x 100%= 68,75%

Ketuntasan klasikal = (5:16) x 100% = 31,25%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Rata –rata kelas = 60,3

Berdasarkan data diatas dapat dibuat diagaram batang pada Gambar 4.2

sebagai berikut :

Gambar 4.2. Diagaram Batang Hasil Nilai Pengetahuan Daur Ulang Sampah

Menjadi Kompos Pada Prasiklus

Berdasarkan data table diatas nilai rata-rata hasil tes prasiklus adalah 60,3

dibawah KKM yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70 dan siswa belum ada yang

tuntas. Karena hasil tes prasiklus belum memenuhi KKM maka akan dilanjutkan

dengan siklus berikutnya.

3. Deskripsi Tindakan Siklus I

a. Hasil angkat Motivasi Siswa

Hasil tes angket motivasi pada siklus pertama (lampiran11 hal 102)

dapat dibuat distribusi frekuensi pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Melestarikan

Lingkungan Pada Siklus I

4 4

3

4

1

00,5

11,5

22,5

33,5

44,5

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89

Frek

uens

i

Interval

Nilai Tes Prasiklus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Interval Frekuensi Presentase % Keterangan

24 – 56 3 18,75 Rendah

57 – 89 5 31,25 Sedang

90 – 120 8 50 Tinggi

Jumlah 16 100 -

Rata –rata klasikal = 80,4

Berdasarkan data table di atas dapat dibuat diagram batang pada mbar 4.3

sbagai berikut:

Gambar 4.3. Diagram Batang Motivasi Melestarikan lingkungan

Siklus 1

Bedasarkan hasil angket tingkat motivasi pada siklus pertama dapat diperoleh

hasil sebagai berikut siswa yang mendapat nilai dengan rentan 24 – 56 ada 3

siswa, nilai dengan rentan 57 – 89 ada 5 siswa dan interval antara 90 – 120 ada 8

siswa. Berdasarkan diagram batang diatas dapat disimpulkan rata-rata klasikal

peningkatan tingkat motivasi antara prasiklus dan siklus pertama sebesar 10,4

dari 70 - 80,4. Dari data diatas dapat dibuat data pengembangan antar siklus pada

Tabel 4.4 sebagai berikut:

3

5

8

0

2

4

6

8

10

24-56 57-89 90-120

Frek

uens

i

Interval

Nilai Angket Motivasi Siklus 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Tabel 4.4. Perkembangan Motivasi Melestarikan Lingkungan Prasiklus

dan Siklus I

Skala Skor Kriteria Prasiklus Siklus I

24 – 56 Rendah 6 3

57 – 89 Sedang 7 5

90 – 120 Tinggi 3 8

Dari Table 4.4 dapat dibuat diagram batang pada Gambar 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.4. Diagram Batang Pengembangan Motivasi Melestarikan

Lingkungan Prasiklus Dan Siklus I

b. Hasil Tindakan siklus 1

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada tanggal 20 Maret

2014 di ruang kantor guru SD N 2 Kedunglengkomg. Peneliti dan guru

kelas V mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada

penelitian ini. Dari hasil diskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan

tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan denga alokasi waktu

tiap pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada tanggal 27 Maret 2014 dan 29

Maret 2014 dapat dilihat dalam lampiran 5 dan lampiran 8. Adapun

deskripsi prencanaan siklus I adalah sebagai berikut:

6

3

7

5

3

8

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Prasiklus Siklus I

Rendah Sedang Tinggi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti dan

guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dan setiap

pertemuannya RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring,

materi pelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah

pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, penilaian .

b) Menyusun Lembar Kerja siswa (LKPD) dan lembar evaluasi yang

dapat dilihat pada RPP.

c) Menyiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran seperti bagan

pemerintahan pusat, dapat dilihat pada lampiran dokumentasi.

d) Membuat lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran

18 dan lampiran 21

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif NHT dengan menggunakan media audio visual.

Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru kelas V SD N 2

Kedunglengkong sebagai observer atau pengamat.

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2014.Materi

yang dipelajari pada pertemuan tersebut, eksekutif, yaitu sumber daya

alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Adapun

langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian dilanjutkan

presensi kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas. Ketika apersepsi

selesai guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut. Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan. Sejak kegiatan pendahuluan media audio

visual sudah digunakan untuk menyampaikan materi yang akan dibahas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru menjelaskan tentang

perbedaan sampah organik/anorganik dan menampilkan video animasi

yang menjelaskan tentang daur ulang sampah.

Kegiatan inti dilakukan sesuai dengan model pembelajaran yang

digunakan, yaitu guru membagi peseta didik menjadi 4 kelompok secara

heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dan memiliki nama

kelompok, dalam kelompok setiap 1 siswa memiliki momor yang ada di

kepala, dimana dalam kelompok semua bekerja aktif, karena guru akan

menunjuk salah satu siswa sesuai nomor yang dimiliki maka dari itu sisw

diharapkan bekerjasama dengan baik dan memahami apa yang

didiskusikan setiap kelompok. Setiap kelompok diberi tugas

mendiskusikan tentang pengetahuan tentang sampah organik dan

anorganik dan contoh daur ulangnya. Setelah selesai guru menunjuk

nomor pada setiap kelompok dan yang yang mendapat nomor maju

kedepan dan menyampaikan hasil diskusi maka diharapkan semua siswa

dapat bekerja sama dengan baik.

Kegiatan akhir Siswa dengan dibimbing guru menyimpulkan

pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa mengerjakan soal tes individu

yang diberikan guru. Siswa menyimak pemaparan materi pembelajaran

yang dilaksanakan pada pertemuan berikutnya, yakni cara mendaur ulang

sampah menjadi kompos dan praktiknya.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2014. Pada

pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi

yang telah lalu, yaitu pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi

kompos. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada

pertemuan kedua dalam pelaksanaan tindakan siklus I sama halnya dengan

pertemuan pertama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir

tetapi perbedaanya dalam kegiatn inti guru melakukan kegiatan diluar

ruangan. Kegiatan awal dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

ucapan salam, dilanjutkan denganguru mengkondisikan kelas dan

memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang

lalu dengan tanya jawab tentang materi yang lalu. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti dilakukan diluar ruangan, sebelum melakukan kegiatan

diluar, guru menjelaskan terlebih dahulu tentang materi yang akan

diajarkan. Guru menjelaskan dengan menampilkan sebuah tayangan yang

berbentuk video yang berisi tentang cara mendaur ulang sampah menjadi

pupuk kompos. Seperti pertemuan sebelumnya siswa dibentuk menjadi 4

kelompok terdiri dari 4 siswa yang masing-masing memiliki nomor kepala.

Dalam penjelasan guru siswa menyimak dan mencatat apa yang

dibutuhkan nanti, setelah selesai menjelaskan guru dan siswa pergi keluar

ruangan untuk langsung mempraktikkan cara mendur ulang sampah

menjadi kompos. Guru mempraktikkan bagaimana membuatnya dari

memperkenalkan bahan sampai mempraktikkya bersama-sama, setiap

kelolpok mencatat semua kegiatan tersebut. Siswa diminta guru

mempraktinya perkelompok sehingga siswa akan lebih tahu dan paham.

Setelah selesai mempraktikkan giri dan siswa kembali kekelas dan

mendiskusikannya dengan guru apa saja yang belum dipahami. Siswa

bersama guru mengevaluasi hasil diskusi dan guru memberi umpan balik

positif kepada siswa.

Kegiatan akhir di siklus I ini dipergunakan untuk mengevaluasi secara

individu apakah siswa sudah paham atau belum tentang materi yang sudah

dipelajari. Guru melakukan evaluasi dengan membagikan soal dan lembar

jawab kepada siswa. Setelah selesai, Guru mengumpulkan hasil pekerjaan

siswa, dan melakukan refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut

dengan mengingatkan siswa supaya rajin belajar dan meningkatkan

aktivitas dalam belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

3) Tahap pengamatan/ observasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Pengamatan tindakan dilakukan oleh observer pada saat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan

menggunakan media kooperatif tipe NHT. Pengamatan ini difokuskan

pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan

guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang

dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi

aktivitas guru, aktivitas siswa dan dokumentasi. Observasi inidilakukan

untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta

untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran yang dilaksanakan

menghasilkan perubahan pada pengetahuan siswa tentang daur ulang

sampah menjadi kompos.

Dalam pengamatan ini, peneliti meminta bantuan guru kelas yang

bertindak sebagai observer dan teman sejawat untuk mengambil gambar

foto. Observer sebagai partisipan pasif berada di bangku paling belakang

untuk mengamati jalannya pembelajaran melalui pedoman observasi yang

telah dibuat. Pengamatan tidak hanya ditujukan pada kegiatan atau

partisipasi dalam prosespembelajaran, namun juga pada aspek tindakan

guru dalam melaksanakanpembelajaran termasuk suasana kelas pada

setiap pertemuan.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran

berlangsung, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam

pembelajaran IPA dengan rincian sebagai berikut: Pada pertemuan

pertama, suasana kelas belum tertib karena ada beberapa siswa yang masih

di luar kelas meskipun jam pelajaran sudah mulai. Pada saat

berlangsungnya pembelajaran belum berjalan begitu maksimal karena

siswa bingung dengan model pembelajaran yang digunakan guru dalam

pembelajaran. Dan dalam guru mengajukan pertanyaan siswa masih

terlihat ragu-ragu.pada saat diskusi siswa masih belum mengerti masih

membutuhkan bimbingan dari guru. Pada pertemuan kedua keadaan kelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

sudah lebih baik dari pertemuan pertama. Siswa sudah mulai disiplin dan

sudah mulai mengerti tentang model pembelajaran NHT yang digunakan.

Dalam penjelasan guru siswa sudah lebih berani menjawab walaupun

masih ada yang malu-malu. Pada proses diskusi siswa sudah bisa mandiri

tanpa bantuan guru dan saat ada kelompok yang maju membacakan hasil

diskusinya juga masih banyak siswa yang tidak memperhatikan, dan juga

baru sedikit sekali siswa yang berani menungkapkan pendapat di depan

kelas untuk mengajukan pertanyaan juga tampak kebanyakan siswa masih

terlihat malu-malu.

Selain mengamati aktivitas siswa, observer juga mengamati aktivitas

guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Pada saat persiapan pembelajaran guru sudah baik mempersiapakan

alat dan dan bahan ajar yang akan disamapaikan

b) Dalam membuka pelajaran sudah sangat baik guru sudah melakukan

absensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran akan tetapi guru

belum memberikan motivasi yang bisa membuat siswa lebih semangat

dalam pembelajaran.

c) Kejelasan dan sistematika dalam menyampikan materi sudah baik,

guru agak terlihat gugup sehingga penguasaan materi yang

disampikan pada siswa belum begitu maksimal.

d) Ketepatan dalam menggunakan strategi pembelajaran sudah baik

e) Ketepatan dan daya tarik model pembelajaran sudah baik,

f) Guru sudah sudah sangat baik dalam menunjukan hubungan antar

pribadi yang kondusif dengan berkata yang baik dan sopan pada

siswa.

g) Guru sudah bisa untuk membuat siswa aktif, banyak siswa yang

bertanya ataupun mengajukan pendapat.

h) Guru sudah memantau siswa dalam belajar dan diskusi kelompok

i) Guru sudah mengadakan penilaian proses dan hasil belajar dengan

cukup baik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

j) Penggunaan bahasa sudah baik akan tetapi karena suasana yang gaduh

jadi suara guru tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa.

k) Guru sudah sangat baik menutup pelajaran dengan cukup baik.

Rata-rata observasi guru dalam pembelajaran mendapatkan nilai

cukup. Selain observasi guru dan siswa diatas dapat dilihat hasil nilai

penegetahuan siswa dari hasil evaluasi siklus I dan hasil diskusi pada

pertemuan 1 dan pertemuan 2, kedua nilai itu dijumlah dan di rata-rata

sehingga jadi nilai siklus I. Dari hasil siklus 1 (lampiran 12 hal 103) dapat

dibuat daftar distribusi frekuensi pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pengetahuan Daur Ulang

Sampah Menjadi Kompos Siklus I

Interval Frekuensi Presentase % Keterangan

50 – 59 3 18,75 Tidak tuntas

60 – 69 5 31,25 Tidak tuntas

70 – 79 5 31,25 Tuntas

80 – 89 3 18,75 Tuntas

Jumlah 16 100 -

Ketidaktuntasan = (8:16) x 100% =50%

Ketuntasan klasikal = (8:16) x 100% = 50%

Rata –rata kelas = 69,75

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, dapat dibuat diagram batang pada

Gambar 4.5 sebagai berikut :

Gambar 4.5. Diagram Batang Hasil Tes Pengetahuan Daur Ulang

Sampah Menjadi Kompos Siklus 1

Bedasarkan hasil angket motivasi pada siklus pertama dapat diperoleh

hasil sebagai berikut siswa yang mendapat nilai dengan rentan 50 – 59

dengan nilai terendah 53 dan nilai dengan rentan 80 – 89 dengan nilai

tertinggi 87, interval antara 60-69 ada 5 siswa dan interval antara 70 – 79

ada 5 siswa. Berdasarkan diagram batang diatas dapat disimpulkan

peningkatan nilai pengetahuan siswa antara prasiklus dan siklus pertama

sebesar 9,25 dari 60,5 - 69,75 tetapi masih dibawah KKM yaitu 70, jadi

masih akan dilanjutkan dengan siklus yang kedua

4) Refleksi

Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan proses

pembelajaran yang dilakukan. Data yang diperoleh melalui observasi

dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi

sebagai berikut:

a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran IPA. Hasil evaluasi rata–rata

siswa pada siklus I yaitu 69,75.

3

5 5

3

0

1

2

3

4

5

6

50-59 60-69 70-79 80-89

Frek

uens

i

Interval Nilai

Nilai Siklus I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

b) Berdasarkan hasil evaluasi IPA pada siklus I siswa yang memperoleh

nilai < 70 (KKM) ada 8 siswa atau 50% dan siswa yang memperoleh

nilai ≥ 70 (KKM) yaitu 8 siswa atau 8%. Data hasil perkembangan

nilai siswa yang diambil dari tabel diatas dapat dibuat tabel

perkembangan nilai siswa dan dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai

berikut:

Tabel 4.6. Perkembangan Nilai Pengetahuan Daur Ulang Sampah

Menjadi Kompos Prasiklus dan Siklus I

Keterangan Prasiklus Siklus I

Nilai Terendah 40 53

Nilai tertinggi 80 86

Rata- rata nilai 60,5 69,75

Ketuntasan Klasikal 31,25% 50%

Dari Tabel 4.6 dapat digambarkan dalam grafik 4.6 sebagai berikut:

40

53

8087

60,569,75

31,25% 50.%0

20

40

60

80

100

Pra Siklus Siklus I

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Grafik 4.6. Perkembangan Nilai Pengetahuan Daur Ulang Sampah

Menjadi Kompos Prasiklus dan Siklus I

c) Meskipun terjadi peningkatan dalam nilai pengetahuan tentang daur

ulang sampah menjadi kompos, akan tetapi terdapat beberapa

kekurangan dalam pembelajaran yang perlu dicari solusinya.

Permasalahan tersebut antara lain:

(1) Dianalisis dari observasi aktivitas siswa masih kurang, siswa masih

ragu dalam mengajukan pendapat, menjawab pertanyaan dan masih

ramai sendiri

(2) Dianalisis dari observasi guru pada saat pembelajaran yaitu dalam

menggunakan model pembelajaran sudah baik akan tetapi siswa

masih kebingungan atau belum pahan dengan model yang

digunakan guru.

(3) Dianalisis dari penggunaan model pembelajaran NHT masih ada

beberapa yang harus diperbaiki, yaitu dalam pembentukan

kelompok, pengaturan tempat duduk dan nomor kepala.

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan refleksi dari

kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran, yaitu perbaikan

mode pembelajaran kooperatif NHT dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan

pada siklus I dikatakan berhasil. Namun, hasil yang diperoleh belum

mencapai hasil yang maksimal dan masih banyak ditemukan kekurangan

pada pelaksanaan tindakan siklus I. Oleh karena itu peneliti melakukan

perbaikan pada siklus selanjutnya, yaitu siklus II.

4. Deskripsi Siklus II

a. Hasil angket motivasi siklus II

Hasil tes angket motivasi pada siklus kedua (lampiran 14 hal 110) dapat

dibuat distribusi frekuensi angket motivasi pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Melestarikan

Lingkungan Pada Siklus II

Interval Frekuensi Presentase % Keterangan

24 – 56 0 0 Rendah

57 – 89 3 18,75 Sedang

90 – 120 13 81,25 Tinggi

Jumlah 16 100

Rata-rata klasikal = 92,4

Berdasarkan data Tabel 4.7 di atas dapat dibuat diagram batang pada

Gambar 4.7 sebagai berikut :

Gambar 4.7. Diagram Batang Motivasi Melestarikan Lingkungan Siklus II

Bedasarkan hasil angket tingkat motivasi pada siklus kedua dapat

diperoleh hasil sebagai berikut rentan 24-56 ada 0 siswa, rentan 57 – 89 ada

3 siswa dan interval antara 90 – 120 ada 13 siswa. Berdasarkan diagram

batang diatas dapat disimpulkan rata-rata kalsikal peningkatan tingkat

0

3

13

02468

101214

24-56 57-89 90-120

Frek

uens

i

Interval

Nilai Angket Motivasi Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

motivasi antara siklus I dan siklus II sebesar 12 dari 80,4 - 92,4. Dapat dibuat

table pengembangan pada Tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8. Perkembangan Motivasi melesterikan Lingkungan

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Skala Skor Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II

24 – 56 Rendah 6 3 0

57 – 89 Sedang 7 8 3

90 – 120 Tinggi 3 5 13

Dari Tabel 4.8 diatas dapat dibuat diagram batang pada Gambar 4.8

sebagai berikut:

Gambar 4.8. Diagram Batang Perkembangan Melestarikan Lingkungan

Psasiklus, Siklus I Dan Siklus II

b. Hasil tindakan siklus II

1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada

siklus I diketahui bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT pada siklus I diketahui sudah menunjukkan adanya

6

3

0

78

33

9

13

0

2

4

6

8

10

12

14

Prasiklus Siklus I Siklus II

Rendah Sedang Tinggi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

peningkatan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos pada

siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun pelajaran 2013/2014 tetapi

belum maksimal. Hal ini ditunjukkan masih ada 8 siswa yang tidak tuntas

dalam pembelajaran IPA mengenai pengetahuan tentang daur ulang sampah

menjadi kompos. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki

guru dalam melaksanakan tinadakan pada siklus II ini sebagai upaya untuk

mengatasi berbagai kekurangan yang ada, yakni sebagai berikut:

a) Perbaikkan strategi pembelajaran dalam penggunaan model

pembelajaran kooperatif NHT, antara lain (1) pembentukan kelompok

lebih diperjelas; (2) aturan main dalam diskusi maupun permainan yang

tegas agar siswa bisa lebih disiplin dab bertanggung jawab, dan (3)

pemberian riward atau penguatan pada siswa yang mampu

berpartisipasi aktif.

Mengingat hasil analisis terhadap unjuk kerja siswa pada siklus I,

sebagian besar siswa masih belum memperhatikan penjelasan guru selama

proses pembelajaran. Meskipun demikian pembelajaran IPA pada siklus I

dikatakan sudah cukup berhasil. Peneliti melakukan langkah-langkah

perencanaan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti dan

guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit dan setiap

pertemuannya RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring,

materi pelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah

pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, penilaian .

b) Menyusun Lembar Kerja siswa (LKPD) dan lembar evaluasi yang

dapat dilihat pada RPP.

c) Menyiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran seperti bagan

pemerintahan pusat, dapat dilihat pada lampiran dokumentasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

d) Membuat lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran

dan lampiran

2) Tahap Pelaksanaan / Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan

guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe. Peneliti disini

masih bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau

pengamat.

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014. Pada

pertemuan itu siswa mempelajari tentang sumber daya alam yang dapat

diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui dan pengolahan sampah.

Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian

dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Sebagai apersepsi dalam

pembelajaran guru bertanya jawab dengan siswa untuk mengingat

kembali tentang sumber daya alam dan bagaimana mengolah sumberdaya

alam dengan baik. Kemudian, guru menjelaskan kepada siswa tentang

tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut.

Sama dengan siklus I, pada siklus II sejak awal kegiatan pendahuluan

sudah dimulai dengan media audio visual untuk menyampaikan materi

yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan metode yang

disesuaikan dengan media dan model pembelajaran NHT yang

diterapkan, yaitu dengan menggunakan metode ceramah bervariasi,

Tanya jawab, diskusi dan penugasan. Dalam kegiatan inti siswa

menyimak materi yang disampaikan guru menggunakan media audio

visual. Setelah selesai menjelaskan, guru memberikan pertanyaan kepada

siswa tentang materi yang baru saja dibahas. Dalam menyampaikan

materi guru juga menampilkan video yang berupa film dokumenter. Guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

menampilkan video secara berulang agar siswa lebih mengerti.

Selanjutnya siswa dibagi menjadi 4 kelompok dngan menggunakan

sistem undian untuk melakukan diskusi kelompok. Siswa diminta

mendiskusikan bagaimana pengolahan sumber daya alam yang baik.

Setelah selesai berdiskusi, guru menunjuk salah satu anak dalam setian

kelompok sesuai nomor kepala yang ditunjuk guru. Siswa yang ditunjuk

guru maju kedepan dan menyampaikan hasil diskusi dengan

kelompoknya. Setelah diskusi selesai guru bersama siswa mengevaluasi

hasil diskusi dari masing-masing kelompok. Kemuadian guru

memberikan umpan balik yang positif kepada siswa.

Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa menyimpulkan

pembelajaran yang telah dilakukan.Siswa mengerjakan sial atau tes

individu. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang materi

pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya, yaitu

perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan Jepang. Guru menutup

pembelajaran dengan mengucap salam penutup.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 April 2014. Pada

pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan

materi yangtelah lalu, yaitu tentang pengolahan sampah menjadi kompos.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan

kedua dalam pelaksanaan tindakan siklus II sama halnya dengan

pertemuan pertama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam,

dilanjutkan dengan guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan

siswa. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang lalu dengan tanya

jawab tentang materi yang lalu. Setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang dilaksanakan dalam pertemuan tersebut.

Kegiatan inti diawali dilakukan dengan menggunakan metode yang

sama dengan pertemuan ke-1 yaitu menggunakan metode ceramah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

bervariasi, Tanya jawab, diskusi diluar kelas. Dalam kegiatan inti siswa

menyimak penjelasan dari guru tentang bagai mana mendaur ulang

sampah yang baik baik sampah organic dan sampah anorganik, dalam

penjelasannya guru menyampaikan dengan menampilkan sebuat video

yang berisi tentang macam-macam daur ulang sampah. Setelah selesai

menjelaskan, guru membentuk kelompok secara heterogen menjadi 4

kelompok yang beranggotakan 4 orang siswa. Dalam pertemuan kali ini

guru mengajak siswa belajar diluar ruangan karena dimana guru dan

siswa akam memperaktekkan bagaimana mendaur ulang sampah menjadi

kompos. Dalam proses pembuatan kompos guru menjelaskan secara urut

dan siswa menyimak, memperhatikan dan mencatatnya. Dalam

pembuatan kompos memberikan kesemptan kepada siswa selalu aktif,

siswa mempraktikkan cara pembuatan kompos sesuai urutan yang telah

dijelaskan oleh guru, guru mengamati setiap kelompok, setelah selesai

siwwa kembali ke kelas. Setelah di dalam ruangan guru bertanya jawab

tentang kesulitan siswa dalam pembuatan kompos. Setelah diskusi selesai

guru bersama siswa mengevaluasi hasil diskusi dari masing-masing

kelompok. Kemuadian guru memberikan umpan balik yang positif

kepada siswa.

Kegiatan akhir di siklus II ini dipergunakan untuk mengevaluasi

secara individu apakah siswa sudah menguasai atau belum tentang materi

yang sudah dipelajari. Guru melakukan evaluasi pembelajaran dengan

membagikan soal dan lembar jawab kepada siswa. Setelah selesai, Guru

mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, dan melakukan refleksi pada siswa

serta memberi tindak lanjut dengan mengingatkan siswa supaya rajin

belajar dan meningkatkan aktivitas dalam belajar. Guru menutup

pelajaran dengan mengucapkan salam.

3) Tahap pengamatan/ observasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Pengamatan atau observasi di siklus II ini dilakukan dengan teknik

dan pedoman yang sama dengan pengamatan atau observasi pada siklus

I, pengamatan tindakan dilakukan oleh observer pada saatberlangsungnya

kegiatan pembelajaran IPA tentang pengetahuan mendaur ulang sampah

menjadi kompos. Pengamatan ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan

pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa, selama

proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan dengan

menggunakan alat bantuberupa lembar observasi aktivitas guru, aktivitas

siswa dan dokumentasi. Observasi ini digunakan sebagai dasar tahap

refleksi siklus II.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran

berlangsung, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam

pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: Pada pertemuan pertama,

suasana kelas sudah cukup tertib siswa antusias dan semangat sebelum

pembelajaran dimulai. Saat pembelajaran berlangsung siswa sudah

menyimak dengan baik, sudah berani mengajukan pendapat dan dalam

menjawab pertanyaan antusias siswa juga sudah menunjukkan aktif,

pada saat siswa sudah bersikap tanggung jawab dn disiplin.

Pada pertemuan kedua keadaan kelas sudah lebih baik dari

pertemuan pertama.Kegiatan pembelajaran hampir sama pada pertemuan

1 siklus II, dari keseluruhan siswa sudah tampak aktif, baik dalam

mengajukan pendapat, menjawab pertanyaan maupun pada saat diskusi

berlangsung.

Selain mengamati aktivitas siswa, observer juga mengamati aktivitas

guru dalam pembelajaran. Dari aktivitas guru dalam pembelajaran dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a) Pada saat persiapan pembelajaran guru sudah baik mempersiapakan

alat dan dan bahan ajar yang akan disamapaikan

b) Dalam membuka pelajaran sudah baik guru sudah melakukan

absensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran akan tetapi guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

belum memberikan motivasi yang bisa membuat siswa lebih

semangat dalam pembelajaran.

c) Kejelasan dan sistematika dalam menyampikan materi sudah baik,

guru sudah tidak terlihat gugup sehingga penguasaan materi yang

disampikan pada siswa sudah baik.

d) Ketepatan dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif

NHT sudah baik.

e) Ketepatan dan daya tarik model pembelajaran cukup baik,

f) Guru sudah baik dalam menunjukan hubungan antar pribadi yang

kondusif dengan berkata yang baik dan sopan pada siswa.

g) Guru cukup bisa untuk membuat siswa aktif karena masih banyak

siswa yang bertanya ataupun mengajukan pendapat.

h) Guru sudah memantau siswa dalam belajar dan diskusi kelompok

i) Guru sudah mengadakan penilaian proses dan hasil belajar dengan

cukup baik

j) Penggunaan bahasa sudah baik akan tetapi karena suasana yang

gaduh jadi suara guru tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa.

k) Guru sudah menutup pelajaran dengan cukup baik.

Rata-rata observasi guru dalam pembelajaran mendapatkan nilai

baik. Selain observasi guru dan siswa diatas dapat dilihat hasil nilai

penguasaan konsep siswa dari hasil evaluasi siklus II dan hasil diskusi

pada pertemuan 1 dan pertemuan 2, ketiga nilai itu dijumlah dan di rata-

rata sehingga jadi nilai siklus II. Hasil tes siswa pada siklus kedua

(lampiran 15 hal 111) dapat dibuat distribusi frekuensi pada Tabel 4.9

sebagai berikut:

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pengetahuan Daur Ulang

Sampah Menjadi Kompos Siklus II

Interval Frekuensi Presentase % Keterangan

60 – 69 2 12,5 Tidak tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

70 – 79 7 43,75 Tuntas

80 – 89 6 37,5 Tuntas

90 – 99 1 6,25 Tuntas

Jumlah 16 100 -

Ketidaktuntasan = (2:16) x 100% =12,5%

Ketuntasan klasikal = (14:16) x 100% = 87,5%

Rata –rata kelas = 77,7

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat dibuat diagram batang pada

Gambar 4.9 sebagai berikut :

Gambar 4.9. Diagram Batang Hasil Tes Pengetahuan Daur Ulang

Sampah Menjadi Kompos Siklus 1I

Bedasarkan hasil angket motivasi pada siklus pertama dapat diperoleh

hasil sebagai berikut siswa yang mendapat nilai dengan rentan 60-69

dengan nilai terendah 64 dan nilai dengan rentan 90-99 dengan nilai

tertinggi 90, interval antara 70-79 ada 7 siswa dan interval 80-89 ada 6

siswa. Berdasarkan diagram batang diatas dapat disimpulkan nilai rata-rata

2

76

1

012345678

60-69 70-79 80-89 90-99

Frek

uens

i

Interval Nilai

Nilai Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

tes siswa pada siklus kedua adalah 77,7. Peningkatan nilai pengetahuan

siswa antara siklus I dan siklus II sebesar 7,95 dari 69,75-77,7. Dengan

perolehan nilai rata-rata sudah diatas KKM yaitu 70 maka peneliti

menindak lanjuti sampai pada siklus II.

4) Refleksi

Analisis hasil tindakan siklus II direfleksi sesuai dengan proses

pembelajaran yang dilakukan. Data yang diperoleh melalui observasi

dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi

sebagai berikut:

a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran IPA. Hasil evaluasi rata–rata

IPA siswa pada siklus II yaitu 77,5.

b) Berdasarkan hasil evaluasi IPA pada siklus II siswa yang memperoleh

nilai <70 (KKM) ada 2 anak atau 12,5 % dan siswa yang memperoleh

nilai ≥70 (KKM) yaitu 14 siswa atau 87,5%. Data hasil perkembangan

nilai siswa yang berisi nilai siswa pada siklus I dan siklus II dapat

dibuat tabel perkembangan siswa dan dapat dilihat pada Tabel 4.10

sebagai berikut:

Tabel 4.10. Perkembangan Pengetahuan Daur Ulang Sampah

Menjadi Kompos Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Keterangan Prasiklus Sikus I Siklus II

Nilai Terendah 40 53 64

Nilai Tertinggi 80 86 90

Rata-Rata Klasikal 60,5 69,75 77,7

Ketuntasan Klasikal 31,25% 50% 87,5%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Dari Tabel 4.10 dapat digambarkan dalam grafik 4.10. sebagai berikut:

Grafik 4.10. Perkembangan Pengetahuan Daur Ulang Sampah

Menjadi Kompos Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

c) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 40 pada siklus

II naik 53 dan pada siswa yang sama yang mendapat nilai terendah itu.

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I sebesar 86 pada

siklus II naik menjadi 90.

d) Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada siklus I

sebesar 69,75 pada siklus II naik menjadi 77,7.

e) Untuk ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 50% dan pada

siklus II 87,5% setelah dilakukan refleksi terdapat 2 siswa yang tidak

tuntas (nilai ulangan dibawah 70), namun secara keseluruhan sudah

meningkat bila dilihat dari prosentase ketuntasan siswa pada siklus II.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan melihat hasil evaluasi yang

diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran IPA tentang

pengetahuan daur ulang sampah menjadi kompos menggunakan model

pembelajarn kooperatif NHT pada siklus II sudah berhasil karena sudah

mencapai target pencapaian sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus

40

53

64

8086 90

60,569,75

77,7

31,25% 50% 87,50%0

102030405060708090

100

prasiklus siklus I siklus II

nilai terendah nilai tertinggi rara-rata nilai ketuntasan klasikal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan

pengetahuan daur ulang sampah menjadi kompos siswa kelas V SD N 2

Kedunglengkong Tahun ajaran 2013/2014.

5. Antar Siklus

Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan rata-

rata nilai motivasi dan evaluasi mata pelajaran IPA tentang pengetahuan

mendaur ulang sampah menjadi kompos siswa kelas V SD N 2

Kedunglengkong, Simo , Boyolali. Peningkatan terlihat dari Pretes dan setelah

tindakan yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing terdiri dari 2

pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11. Nilai Rata-Rata dan Prosentase Ketuntasan Klasikal Pretes,

Siklus I, dan Siklus II

Kriteria

Ketuntasan

Minimal

(KKM)

Nilai Rata-Rata Prosentase (%)

Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

70 60,5 69,75 77,7 31,25 50 87,5

Dari Tabel 4.11 diatas dapat dibuat diagram batang pada Gambar 4.11

sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Gambar 4.11 Diagram Batang Peningkatan Nilai Rata-Rata Pengetahuan

Tentang Daur Ulang Sampah Menjadi Kompos Setiap Siklus

Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata pada tabel 7 dan Grafik 5 di atas,

siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (KKM) menunjukkan adanya peningkatan.

Pretes nilai rata-rata hanya mencapai 60,3 dengan prosentase ketuntasan

klasikal 31,25%, pada siklus I bisa meningkat menjadi 69,75 dengan

prosentase ketuntasan klasikal 50% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi

77,7 dengan prosentase ketuntasan klasikal 87,5%. Hal ini merefleksikan

bahwa pengggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pelajaran

IPA kelas V dinyatakan berhasil, karena secara klasikal menunjukkan adanya

peningkatan.

Selain dari hasil tes, hasil observasi terhadap kinerja guru dan siswa secara

klasikal juga mengalami peningkatan. Secara jelas, berikut adalah hasil nilai

observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II

dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut (lampiran 18 hal 117 dan

lampiran 21 hal 123).

Tabel 4.12. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru Dan Aktivitas

Siswa Selama Pembelajaran Tiap Siklus

Observasi Kinerja Guru Observasi Aktivitas Siswa

60,5

31,25

69,75

50

77,787,5

0

20

40

60

80

100

Nilai rata-rata Prosentase %

Prasiklus Siklus I Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

3,18 ( cukup ) 3,59 ( baik ) 2,9 ( cukup ) 3,5 ( baik )

Dari Tabel 4.12 di atas terlihat bahwa kinerja guru pada siklus I hanya

mendapat nilai 3,18 yang kemudian meningkat pada siklus II menjadi 3,59.

Sedangkan aktivitas siswa yang semula hanya 2,9 meningkat menjadi 3,5. Hal

ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa selama

pembelajaran IPA berlangsung pada siklus I dan siklus II. Dari tabel 8 terlihat

adanya peningkatan pada kinerja guru dan aktivitas siswa. Walaupun

peningkatannya tidak terlalu drastis, peneliti yakin jika penelitian ini

dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup lama secara terus menerus akan

memperlihatkan hasil yang signifikan. Mengingat bahwa dalam penelitian ini,

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan hanya empat kali pertemuan.

B. PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini ditemukan hambatan-hambatan pada masing-masing

siklus yang berbeda-beda, diantaranya: hambatan yang dijumpai pada siklus I

yaitu daya tarik model pembelajaran masih kurang, materi yang masih masih

banyak atau tidak langsung pada poin-poinnya, sehingga membuat siswa cepat

bosan dan kurang maksimal dalam menyerap materi. Siswa sudah bosan

menjadi tidak memperhatikan dan kurang disiplin. Upaya untuk mengatasi

hambatan yang ada pada siklus I yang disempurnakan pada siklus II yaitu

perbaikan model pembelajaran antara lain: (a) ceramah bervariasi diselingi

dengan video, tetapi tetap di sesuaikan dengan materi; (b) ditambah

menggunakan permainan yang menarik siswa, dan (c) tampilan materi yang

lebih ringkas tanpa mengurangi inti dari materi. Selain itu, juga dilakukan

perbaikan strategi pembelajaran dalam penggunaan media yaitu pemberian

reward atau penguatan bagi siswa yang mampu berpartisipasi aktif.

Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

berarti. Dengan dilakukan perbaikan-perbaikan tersebut ternyata bisa

mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I dan dapat meningkatkan nilai

pengetahuan siswa. Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru

kelas (lihat lampiran 3 hal 85) pengetahuan siswa sebelum menggunakan

model pembelajaran NHT sudah cukup baik, tetapi siswa yang tuntas hanya

31,25%. Hal itu dikarenakan guru belum menggunakan model pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa kurang maksimal dalam

pengetahuan materi yang diajarkan. Selain itu ketuntasan belajar meningkat,

motivasi melestarikan lingkungan yang dimiliki siswa semakin meningkat,

contohnya siswa sudah mulai tertib membuang sampah ditempat sampah. Hal

ini dikarenakan penggunaan model pembelajaran NHT yang digunakan dapat

mengingkatkan aktivitas belajar siswa, menarik motivasi belajar siswa dan

memeberikan kemudahan untuk menguasai materi karena penyajiannya yang

menarik dan menyenangkan.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur

ulang sampah menjadi kompos pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong,

Simo, Boyolali yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT. Hal ini terjadi karena penggunaan model pembelajaran NHT dapat

menjadikan pembelajaran IPA tentang pengetahuan daur ulang sampah

menjadi kompos menjadi lebih menyenangkan sehingga dapat memotivasi siwa

dan pengetahuan siswa meningkat. Jadi pembelajaran dengan penggunaan

model pembelajaran NHT dapat meningkatkan motivasi melestarikan

lingkungan dan pengetahuan mendaur ulang sampah menjadi kompos pada

siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong tahun 2013/2014.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

BAB V SIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan

motivasi melestarikan lingkungan melalui model kooperatif Numbered Heads

Together pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedunglengkong tahun

2013/2014. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya

tingkat motivasi tinggi siswa pada setiap siklusnya, yaitu pada tindakan

prasiklus rata-rata tingkat motivasi siswa sebesar 70, pada siklus I tingkat

motivasi siswa sebesar 80,4 dan pada siklus II tingkat motivasi siswa sebesar

92,4. Tingkat motivasi tinggi siswa pada prasiklus sebanyak 3 siswa atau

18,75%. Pada siklus I sebanyak 8 siswa atau 50%. Sedangkan pada siklus II

sebanyak 13 siswa atau 81,25%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari

prasiklus kesiklus I sebesar 10,4%, peningkatan dari siklus I kesiklus II

sebesar 12%, dan peningkatan ketuntasan dari prasiklus sampai siklus II

sebesar 22%. Dengan demikian, secara klasikal pembelajaran telah mencapai

ketuntasan belajar yang ditargetkan.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan

Pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model

kooperatif numbered heads together pada siswa kelas V SD Negeri 2

Kedunglengkong tahun ajaran 2013/2014. Peningkatan tersebut dapat

dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan tentang daur ulang sampah

menjadi kompos pada setiap siklusnya, yaitu pada tindakan prasiklus rata-rata

pengetahuan tentang daur ulang siswa sebesar 60,3, pada siklus I pengetahuan

tentang daur ulang siswa sebesar 69,75 dan pada siklus pengetahuan tentang

daur ulang siswa sebesar 77,7. Pengetahuan tentang daur ulang sampah

menjadi kompos pada prasiklus sebanyak 5 siswa atau 31,25%. Pada siklus I

sebanyak 8 siswa atau 50%. Sedangkan pada siklus II sebanyak 13 siswa atau

81,25%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari prasiklus kesiklus I sebesar

18,75%, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 31,25%, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

peningkatan ketuntasan dari prasiklus sampai siklus II sebesar 50%. Dengan

demikian, secara klasikal pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar

yang ditargetkan.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka implikasi yang didapa tdari

penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif NHT dapat meningkatkan motivasi

melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah

menjadi komopos pada siswa kelas V SD N 2 Kedunglengkong. Hasil

penelitian tersebut dapat ditinjau dari hal-hal berikut:

Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model

pembelajaran yang tepat agar siswa mampu memahami pengetahuan dalam

pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajara koopertif NHT dapat meningkatkan motivasi dan pengetahuan

tentang daur ulang sampah menjadi kompos, karena penggunaan model

pembelajaran koopertif NHT dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya

interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, suasana

pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, dan aktivitas belajar siswa

dapat ditingkatkan.

Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi dan penguatan positif

pada siswa juga sangat penting. Pemberian motivasi dapat merangsang

antusiasme belajar siswa, sehingga pesertadidik mempunyai keinginan untuk

belajar dan aktif dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang proses

pembelajaran. Motivasi dapat ditanamkan pada diri siswa dengan

memberikan latihan-latihan, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi

dalam proses pembelajaran dan memberikan penguatan yang positif terhadap

keberhasilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk memilih model

pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran sehubungan dengan tujuan yang harus dicapai oleh siswa SD N

2 Kedunglengkong.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah sejenis yang pada

umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi

dalam pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran koopertif NHT

sebisa mungkin harus bias di atasi. Oleh karena itu,semua aspek baik dari

guru maupun siswa harus diperhatikan agar mendukung keberhasilan suatu

pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan hasil dari simpulan dan implikasi di atas maka dapat diberikan saran saran sebagai berikut : 1. Saran Bagi Guru

a. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif NHT dalam

pembelajaran IPA. Guru juga harus mampu untuk mencari dan

menerapkan model-model yang lain yang lebih inovatif lagi untuk dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran IPA khususnya pada kompetensi

dasar sejarah terbentuknya bumi.

b. Guru harus bisa memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah dimiliki

dan disediakan oleh sekolah untuk dapat digunakan sebagai media dalam

proses pembelajara IPA, seperti LCD.

c. Guru harus mampu dan selalu untuk memotivasi siswa dengan cara

memberikan penghargaan (reward) berupa pujian, tepuk tangan, atau

hadiah barang kepada siswa yang mampu melaksanakan tugas dengan baik

sehingga menambah semangat belajar siswa. Guru juga harus selalu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

memberikan perhatian, semangat, bimbingan kepada siswa yang masih

tertinggal.

d. Guru disarankan untuk dapat selalu memberitahukan SK, KD, indikator,

tujuan penilaian yang akan dilakukan sehingga siswa mengetahui apa uang

harus mereka kerjakan pada saat proses pembelajaran nantinya.

e. Guru juga disarankan untuk dapat selalu melaksanakan kegiatan refleksi

agar segera diketahui kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat dilakukan perbaikan

pada pertemuan berikutnya.

2. Saran Bagi Siswa

a. Siswa disarankan untuk berlatih membuat NHT untuk kompetensi dasar

yang lain dalam pelajaran IPA, dengan harapan siswa akan lebih banyak

membaca dan mengembangkan pemahaman serta mempermudah dalam

proses pemahaman materi pelajaran IPA.

b. Siswa perlu belajar lebih giat lagi dan lebih banyak untuk mencari

referensi di internet dan media massa terkait dengan informasi informasi

yang terbaru tentang IPA, agar supaya wawasan siswa tentang IPA lebih

luas dan tidak tertinggal informasi informasi yang terbaru.

3. Saran Bagi Peneliti Lain

Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, penelitian ini tentunya masih

banyak terdapat kekurangan kekurangan dan kekeliruan kekeliruan yang

sangat perlu untuk disempurnakan lagi. Oleh karena itu kepada peneliti lain

disarankan untuk dapat menyempurnakan dan melakukan penelitian lanjut

yang sejenis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: UNS Press. Apriadji, Wied Harry.2005. Memproses Sampah. Jakarta: penebar swadaya. Arends, R.I. (1997), Classroom Structure and Management. Newyork: McGraw

Hill Companies, Inc. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. Aunurrahman (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Darsono, Max. dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang

Press. Dimyati.mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Djamarah, Syaiful Bahri .2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara. Hamzah. 2006. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta : PT Bumi Aksara. Haydon, Maheady, & Hunter (2010). Effect Of Nimbered Heads Together on the

Daily Quiz Scores and On-Task Behavior of Students with Disabilities. Diperoleh 10 Mei 2013, dari link.springer.com/content/pdf/ 10.1007%2Fs10864-010-9108-3

Hendra, AW. 2008. Konsep Pengetahuan. Yogyakarta.: Mitra Cendikia Press Huda, M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lie, A. (2005). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Nasution, Noehi.1993.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Depdikbud.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELESTARIKAN … fileupaya meningkatkan motivasi melestarikan lingkungan dan pengetahuan tentang daur ulang sampah menjadi kompos melalui model kooperatif

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman,A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Grafindo. Siagian, P. Sondang.2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta Slavin,R.E (2008). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Terj. Samosir, M.

Jakarta: Indeks Sugiyanto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia

Sertifikasi Guru Rayon 13. Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suwandi S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah.

Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13. Suwarno & Hotimah. (2009). Serba Tahu Tentang SAINS Ilmu Pengetahuan

Alam. Yogyakarta: Tugu Publiser. Tim Penulis PS. 2011. Penanganan Dan Pengelolaan Sampah. Jakarta: Penebar

Swadaya. Trianto (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara W.S Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grafindo. Yahya, N. & Huie K. (2002). Reaching English Language Learner trough

Cooperative Learning. The Internet Tesl Journal Vol.VIII No.3. Diperoleh 30 April 2013 dari http://itesrj.org/

http://nasih.wordpress.com/2011/05/15/pengelolaan-sampah-yang-ramah-

lingkungan-di-sekolah-2/ http://uciataripgsdipab.blogspot.com/2012/12/praktikum-plh-untuk-sd-daur-

ulang.html http://ipakita-sains.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-limbah-dan-daur-ulang.html

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user